Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui pelayanan
penunjang medic, salah satunya dalam upaya pengelolaan linen di rumah sakit. Linen di
rumah sakit dibutuhkan disetiap ruangan .kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat
bervariasi baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup panjang,
membutuhkan banyak keterlibatan tenaga kesehatan dengan bermacam- macam klasifikasi.
Untuk mendapatkan kualitas linen yang baok, nyaman dan siap pakai diperlukan perhatian
khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek penggunaan bahan
kimia.

1.2. Dasar Pelayanan Linen Di Rumah Sakit


1. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkingan hidup.
3. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
4. PP No. 85/1999 tentang perubahan PP No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah
berbahaya dan beracun.
5. PP No. 20 tahun 1990 tentang pencemaran air.
6. PP No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL.
7. Permenkes RI No. 472/ Menkes/ peraturan / V / 1996 tentang penggunaan bahan
berbahaya bagi kesehatan.
8. Permenkes No. 416/Menkes/Per/XI/1992 tentang penyediaan air bersih dan air minum.
9. Permenkes No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang penyehatan lingkungan rumah sakit.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman
organisasi rumah sakit
11. Kepmen LH No. 58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan
rumah sakit.
12. Pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia tahun 1992 tentang pengelolaan linen.
13. Buku pedoman infeksi nosokomial tahun 2001.
14. Standart pelayanan rumah sakit tahun 1999.

1.3. Tujuan.
1.3.1. Umum:
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit.

1
1.3.2. Khusus:
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit.
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh dan siap pakai.
3. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi silang.
4. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung dan lingkungan dari bahaya potensial.
5. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.

1.4. Definisi.
1. Antiseptic;
Adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan membrane mukosa untuk
menurunkan jumlah mikroorganisme.
2. Dekontaminasi:
Adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah pencemaran mikroorganisme atau substansi
lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut.
3. Desinfeksi:
Adalah proses inaktivasi mikroorganismemelalui system.
4. Infeksi;
Adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen pathogen atau infeksius yang
tumbuh, berkembang biak dan dan menyebabkan penyakit.

5. Infeksi nosokomial: Adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat masuk
rumah sakit tidak ada tanda/ gejala atau tidak dalam masa inkubasi.

6. Steril: Adalah kondisi bebas dari semua mikroorganismetermasuk spora.

7. Linen: Adalah bahan atau alat yang terbuat dari kain atau tenun.

8. Kewaspadaan universal:
Adalah suatu prinsip dimana darah, semua jenis cairan tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh,
dan selaput lendir pasien dianggap sebagai sumber potensial untuk penularan infeksi HIV
maupun infeksi lainnya. Prinsip ini berlaku bagi semua pasien, tanpa membedakan resiko,
diagnose ataupun status.

9. Linen kotor terinfeksi: Adalah linen yang terkontaminasi dengan cairan, darah dan feses
terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan shigella ( sekresi dan
ekskresi), HBV dan HIV ( jika terdapat noda darah) dan infeksi lainnya yang spesifik (SARS)
dimasukkan kedalam kantong dengan segel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup
dengan kantong luar berwarna kuning bertuliskan terinfeksi.

2
10. Linen kotor tidak terinfeksi: Adalah linen yang tidak teerkontaminasi oleh darah, cairan tubuh
dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskipun mungkin linen yang
diklasifikasikan dari seluruh pasien berasl dari sumber ruang isolasi yang terinfeksi.

11. Bahan berbahaya: Adalah zat, bahan kimia dan biologi baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau
tidak langsung yang mempunyai sifat beracun, karsiogenik, teratogenik, mutagenic, korosif
dan iritasi.

12. Limbah bahan berbahaya: Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

13. Keselamatan kerja: Adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja, dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.

14.Kecelakaan kerja: Adalah kejadian tidak terduga dan tak diharapkan, dapat menyebabkan
kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai dengan berat.

15. Bahaya ( hazard ):


Adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan dampak merugikan atau menimbulkan
kerusakan

3
BAB II
MANAJEMEN LINEN DI RUMAH SAKIT

2.1. Jenis Linen.


Ada bermacam- macam jenis linen yang digunakan di rumah sakit. Jenis linen yang
dimaksud antara lain:
1. Speri atau laken.
2. Steek laken.
3. Perlak.
4. Sarung bantal.
5. Sarung guling.
6. Selimut.
7. Alas kasur.
8. Bed cover.
9. Tirai atau korden.
10. Kain penyekat.
11. Kelambu.
12. Taplak .
13. Schort.
14. Celemek, topi dan lap.
15. Baju pasien.
16. Baju operasi.
17. Kain penutup untuk tabung gas, troli.
18. Macam- macam doek.
19. Popok bayi, baju bayi, kain bedong, gurita bayi.
20. Steek laken bayi.
21. Kelambu bayi.
22. Laken bayi.
23. Selimut bayi.
24. Masker.
25. Washalp.
26. Handuk.
27. Linen untuk operasi.

2.2. Bahan Linen.


Bahan linen yang digunakan biasanya terbuat dari:

1. Katun 100%

4
2. Wool.
3. Kombinasi seperti 65% aconilic dan 35% wool.
4. Silk
5. Blacu.
6. Flannel.
7. Tetra.
8. CVC 50% – 50%.
9. Polyester 100%.
10. Twill atau drill.

Pemilihan bahan linen sebaiknya disesuaikan dengan fungsi dan cara perawatan serta penampilan
yang diharapkan.

2.3. Peran Dan Fungsi.


Peran pengelolaan linen di rumah sakit cukup penting. Diawali dengan perencanaan, salah satu
subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian. Alur aktifitas fungsional dimulai dari
penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan, proses pencucian, pemerasan, pengeringan,
sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan mengepak atau mengemas,
menyimpan dan mendistribusikan ke unit yang membutuhkan sedangkan linen yang rusak
dikirim ke kamar jahit.
Untuk melakukan aktifitas tersebut dengan lancar dan baik, maka diperlukan alur yang terencana
dengan baik. Peran sentral lainnya adalah perencanaan, pengadaan, pengelolaan, pemusnahan,
control, dan pemeliharaan fasilitas sehingga linen dapat tersedia di unit yang membutuhkan

2.4. Prinsip Pengelolaan Linen Di Rumah Sakit


Kemungkinan menimbulkan infeksi :
– Rendah : – Desinfeksi tingkat rendah
– Tinggi : – Desinfeksi tingkat tinggi & Sterilisasi

2.5. Pengelolaan Linen.


Tata laksana pengelolaan pencucian linen terdiri dari:
1. Perencanaan.
2. Penerimaan linen kotor.
3. Penimbangan.
4. Pensortiran atau pemilahan.
5. Proses pencucian.
6. Pemerasan.
7. Pengeringan.

5
8. Sortir noda.
9. Penyetrikaan.
10. Sortir linen rusak.
11. Pelipatan. Merapikan, pengepakan atau pengemasan.
12. Penyimpanan.
13. Distribusi.
14. Perawatan kualitas linen.
15. Pencatatan dan pelaporan.

Skema pengelolaan linen di rumah sakit:


1. Perencanaan
2. Proses pengadaan
3. Pengadaan
4. PenerimaanPemberian identitas
5. Distribusi ke unit yang membutuhkan
6. Pemanfaatan linen oleh unit terkait
7. Hilang; Rusak; Perbaikan; Musnahkan
8. Pencatatan dan pelaporan

6
BAB III
SARANA FISIK, PRASARANA DAN PERALATAN

3.1. Sarana Fisik.

Sarana fisik untuk instalasi laundry mempunyai persyaratan tersendiri.Terutama untuk


pemasangan peralatan pencucian yang baru.Sebelum pemasangan data lengkap sangat diperlukan
untuk memudahkan koordinasi dan jejaring selama pengoperasiannya.Tata letak dan hubungan
antar ruangan memerlukan perencanaan yang baik, untuk memudahkan penginstalasian termasuk
instalasi listrik, air, uap, dan lainnya. Saran fisik instalasi laundry terdiri dari beberap ruang
antara lain:
1. Ruang penerimaan linen kotor.
o Ruangan ini memuat:Meja penerima, yaitu untuk linen yang terinfeksi dan tidak
terinfeksi. Linen yang diterima harus sudah terpisah, kantong warna kuning untuk
yang terinfeksi dan kantong warna hitam untuk yang tidak terinfeksi.
o Timbangan
o Ruang yang cukup untuk troli pembawa linen kotor untuk dilakukan desinfeksi
sesuai standart.
2. Ruang pemisahan atau pemilahan linen.
Ruang ini memuat meja panjan untuk mensortir jenis linen yang tidak terinfeksi.

3. Ruang pencucian dan pengeringan.


Ruang ini memuat:
a. Mesin cuci.
b. Mesin pengering.

4. Ruang penyetrikaan linen.


Ruang ini memuat:
a. Penyetrikaan linen menggunakan flatwork ironers atau pressing ironers.
b. Alat setrika biasa atau manual.

5. Ruang penyimpanan linen.


Ruang ini memuat:
a. Lemari dan rak untuk menyimpan linen.
b. Meja administrasi.

7
6. Ruang distribusi linen.
Ruang ini memuat:
Meja panjang untuk penyerahan linen bersih kepada pengguna.

3.2. Prasarana.
1. Prasarana listrik.
Sebagian besar peraltan laundry menggunakan daya listrik. Adapun tenaga listrik yang digunakan
di instalasi laundry terbagi dua bagian antara lain:
 Instalasi penerangan.
 Instalasi tenaga.
 Prasarana air.

2. Prasarana air
Prasarana air untuk instalasi laundry memerlukan sedikitnya 40% dari kebutuhan air di rumah
sakit atau diperkirakan 200 liter per tempat tidur per hari. Kebutuhan air untuk proses pencucian
dengan kualitas air bersih sesuai standart air. Standart air yang digunaka untuk mencuci
mempunyai standart air bersih berdasarkan Permenkes No. 416 tahun 1992 dan standart khusus
bahan kimia dengan penekanan tidak adanya:

a. Hardness – garam ( calcium, carbonate, dan chloride 0.


Standart baku mutu: 0 – 90 ppm.
 Tingginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja bahan kimia pencuci sehingga
proses pencucian tidak berjalan sebagaimana mestinya.
 Efek pada linen dan mesin.
 Garam akan mengubah warna linen putih menjadi keabu- abuan dan linen warna akan
cepat pudar.
 Mesin cuci akan berkerak ( scale forming), sehingga dapat menyumbat saluran- saluran
air dan mesin.
b. Iron – Fe ( besi )
Standart baku mutu: 0 – 0,1 ppm.
 Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsentrasi bahan kimia, dan proses
pencucian.
 Linen putih akan menjadi kekuning-kuningan ( yellowing ) dan linen warna akan cepat
pudar.
 Mesin cuci akan berkarat.
 Bersifat alkali.

8
3. Prasarana uap.
Prasarana uap pada instalasi laundry dipergunakan pada proses pencucian, pengeringan dan
setrika.

3.3. Peralatan Dan Bahan Pencuci


Peralatan pada instalasi laundry menggunakan bahan pencuci kimiawi dengan komposisi dan
kadar tertentu, agar tidak merusak bahan yang dicuci atau linen, mesin cuci, kulit petugas yang
melaksanakannya dan limbah buangannya tidak merusak lingkungan.
Peralatan yang ada di instalasi laundry antara lain:
1. Mesin cuci / washing machine.
2. Mesin peras / washing extractor.
3. Mesin pengering / drying tumbler.
4. Mesin penyetrika / flatwork ironer.
5. Mesin penyetrika pres / presser ironer.

3.4. Produk Dan Bahan Kimia


Menggunakan bahan kimia berlebihan tidak akan membuat hasil lebih baik, begitu juga apabila
kekurangan.cBahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari:
1. Alkali.
Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergent dan emulsifier serta
membuka pori dari linen.
2. Detergent.
Sabun pencuci.
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global.
3. Emulsifier.
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak.
4. Bleach atau pemutih.
Mengangkat kotoran atau noda, mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai
desinfektan, baik pada linen yang berwarna ( ozone ) dan yang putih ( chlorine ).
5. Sour atau penetral.
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga PH nya menjadi 7 atau netral.
6. Softener.
Berfungsi melembutkan linen. Dipergunakan pada proses akhir pencucian.

7. Starch atau kanji.


Digunakan pada proses akhir pencucian untuk membuat linen menjadi kaku. Juga sebagai
pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak sampai ke serat.

9
3.5. Pemeliharaan Peralatan
Alat cuci pada instalasi laundry dijalankan oleh para operator alat, dengan demikian para operator
alat harus memelihara peralatannya.Berbagai kelainan pada saat pengoperasian, misalnya
kelainan bunyi pada alat dapat segera dikenali oleh para operator. Pemeliharaan peralatan
pencucian terdiri dari:
1. Pembersihan peralatan sebelum dan sesudah pemakaian, dilakukan setiap hari dengan
menggunakan lap basah dicampur dengan bahan kimia multi purpose cleaner dan
dikeringkan dengan lap kering. Untuk bagian tombol atau control digunakan lap kering
dan jangan terlalu ditekan,dikarenakan pada bagian ini biasanya tertilis prosedur dengan
semacam stiker yang mudah dihapus. Setelah pemakaian kosongkan air untuk
mengurangi kandungan air dalam mesin cuci sekecil mungkin. Jika terbentuk noda putih
didalam mesin cuci, cucilah bagian dalam drum dengan air bersih.
2. Pemeriksaan bagian yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu pada bearing,
engsel pintu alat atau roda yang berputar. Berilah minyak pelumas atau fat. Penggantian
gemuk atau fat secara total disarankan dua tahun sekali. Jenis dan produk minyak pelumas
mesin yang digunakan dapat diketahui dari buku operating manual dari setiap mesin.
3. Pemeriksaan V- belt dilakukan setiap satu bulan sekali. Yakni secara visual dengan
melihat keretakan lempeng V- belt dan ketegangannya ( kelenturan).
Toleransi pengukuran 0,2 – 0,5 mm. jika melebihi atau sudah tidak memennuhi syarat V –
belt tersebut harus segera diganti.
4. Pemeriksaan pipa uap panas ( steam ) dilakukan setiap akan dimulai menjalankan mesin
cuci. Setiap saluran diperiksa terlebih dahulu terutama pipa yang terbungkus Styrofoam (
isolasi ) dengan cara dilihat apakah masih terbungkus dengan baik dan tidak ada
semburan air atau uap. Pada prinsipnya pada sambungan antara pipa dengan peralatan
pencucian harus dalam keadaan utuh dan tidak bocor. Jika terjadi kebocoran harus segera
dilaporkan pada tehnisi rumah sakit untuk perbaikan.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat
dari pencatatan sumber – sumber informasi khusus dari karangan tulisan, wasiat, buku,
perundang-undangan, dan sebaginya. Dokumentasi pengelolaan Rumah Sakit kasih ibu , sebagai
berikut :

1. SOP
2. Alur penhelolaan linen
3. Form serah terima linen

11
12
c. Pakai penutup kepala (topi)
d. Pakai masker
e. Pakai kacamata pelindung (bila diperlukan).
f. Pakai sarung tangan.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

13
KEBERSIHAN LAUNDRY

No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :

NOMOR 006/ SPO / PPI A 1/2


DIR/ RSUKI / I / 2022
RSU kasih ibu

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU kasih ibu
SPO

13 Januari 2022 dr. zulfitriadi

PENGERTIAN Kebersihan laundry adalah tindakan untuk membersihkan lantai


yang digunakan untuk meletakkan maupun mencuci linen infeksius
maupun non infeksius.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah


terjadinya Infeksi Nosokomial, akibat dari virus atau bakteri yang
dibawa oleh linen kotor bekas pakai dan membasmi virus atau
bakteri yang ada pada pasca kegiatan pencucian

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI
/ RSKI/ I / 2022 Tentang Pengelolaan Linen Rumah Sakit Umum
Kasih ibu

PROSEDUR Persiapan :
1. Petugas laundry melengkapi diri dengan alat pelindung diri.
2. Persiapan alat seperti : sapu, wiper lantai, sikat, ember, karbol,
dll.

Cara kerja :
1. Pelaksanaan kebersihan 2x sehari, yaitu pagi dan sore.

14
2. Cuci tangan sesuai prosedur dan gunakan APD.
3. Bersihkan lantai dari sampah dengan menggunakan sapu.
4. Basahi dengan merata seluruh permukaan lantai dengan cairan
karbol dan biarkan selama ± 15 menit.
5. Gunakan sikat lantai untuk membersihkan kotoran yang melekat
di lantai.
6. Gunakan wiper lantai untuk mengeringkan lantai dari cairan
karbol.
7. Pel lantai
8. Mengelap lemari dengan lap yang dibasahi dengan cairan
desinfektan dan dikeringkan

15
KEBERSIHAN LAUNDRY

No. Dokumen :

No.Revisi : Halaman :
NOMOR 006/ SPO /
PPI / DIR/RSUKI / I /
A 2/2
2022
RSU kasih ibu

PROSEDUR 9. Pelaksanaan selesai, dilanjutkan dengan melepaskan APD dan


( Lanjutan) mencuci tangan sesuai prosedur.

UNIT TERKAIT Unit Laundry

16
PENATALAKSANAAN LINEN KOTOR
DI RUANGAN

No. Dokumen :
No.Revisi : Halaman :
NOMOR 007/ SPO / PPI
RSU kasih ibu /DIR/RSUKI / I / 2022 A 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSU kasih ibu
SPO
13 Januari 2022
dr. Zulfitriadi

PENGERTIAN Suatu tindakan memilah linen kotor antara yang infeksius dan non
infeksius.

TUJUAN Sebagaiacuanpenerapanlangkah-
langkahuntukmencegahterjadinyainfeksinosokomial.

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI
/ RSKI / I / 2022 Kebijakan Manajemen Linen di Rumah Sakit
Umum KASIH IBU.

PROSEDUR 1. Linen yang sudahdigunakan oleh pasien :


- Linen yang terkena cairan tubuh pasien maka perawat akan
langsung memasukkan linen ketempat linen kotor infeksius
(ember warna abu - abu yang di lapisi plastic warna kuning).
- Linen yang tidak terkena cairan tubuh pasien maka perawat
akan langsung memasukkan linen ketempat linen kotor non
infeksius (ember warna biru yang di lapisi plastic warna
hitam).
2. Bila tempat linen kotor sudah ¾ bagian perawat menghubungi
petugas laundry untuk mengambil linen kotor

17
UNIT TERKAIT 1. Unit Laundry.
2. Unit ICU / NICU
3. Unit VK
4. Unit UGD
5. Unit Rawat Inap

PENATALAKSANAAN LINEN KOTOR


DI UNIT LAUNDRY

No. Dokumen :
No.Revisi : Halaman :
NOMOR 008/ SPO / PPI
/DIR/RSUKI/ I / 2022 A 1/1

RSU KASIH IBU


Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu
SPO

13 Januari 2022 dr. zulfitriadi


Mencuci linen yang kotor dan yang terkontaminasi dengan
PENGERTIAN menggunakan detergen dan larutan desinfektan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah :


TUJUAN - Agar linen tetapbersih dan tidakbau.
- Pasienmerasanyamanmemakainya.

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Rahmad kasih ibu NOMOR 009/ SPO
/ PPI/ RSKI / I / 2022 tentang Kebijakan Manajemen Linen di Rumah
Sakit Umum kasih ibu.

a. Persiapanalat

18
PROSEDUR 1. APD
2. Ember :
- Warnahitamuntuk linen non infeksius
- Warnaabu-abuuntuk linen infeksius
3. Deterjen
4. Sikatkain
5. Sabuntelepon
6. Kaporit / Pemutih

b. Pelaksanaan :
3. Petugas Laundry mencuci tangan sesuai prosedur.
4. Petugas Laundry memakai APD.
5. Linen infeksius dan non infeksius dipisahkan.
6. Linen yang terkontaminasi / linen infeksius terlebih dahulu
dibersihkan dengan air kemudian direndam dengan deterjen +
desinfektan  30 menit.
7. Linen non infeksius langsung direndam dengan deterjen.
8. Linen non infeksius dan infeksius dicuci(secara manual) sampai
bersih kemudian dibilas dan dikeringkan dengan menjemur
ditempat yang sudah disediakan.

UNIT TERKAIT Unit Laundry.

19
PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIAN LINEN

No. Dokumen :
No.Revisi : Halaman :
NOMOR 009/ SPO / PPI
/DIR/ RSUKI/ I / 2022 A 1/1
RSU kasih ibu
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu
SPO

13 Januari 2022 dr. zulfitriadi


Penerimaan dan pendistribusian linen adalah suatu kegiatan yang
PENGERTIAN dilakukan untuk memberikan pelayanan penerimaan dan pendistribusian
linen yang siap dipakai seluruh ruangan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempermudah dalam


TUJUAN pelaksanaan penerimaan dan pendistribusian linen siap pakai di
ruangan.

SK Direktur Rumah Sakit Umum Rahmad kasih ibu NOMOR 009/ SK


KEBIJAKAN / PPI / RSKI / I / 2022 Tentang Pengelolaan Linen Rumah Sakit Umum
kasih ibu

PROSEDUR 1. Di ruang pengumpulan linen infeksius dan non infeksius, linen


dipisahkan.
2. Menerima linen kotor dari ruangan: Senin - Minggu
a. Pagi, pukul07.00 wib s/d 07.30wib.
b. Siang, pukul12.00 wib s/d 12.30wib.
3. Pendistribusian linen bersih :
Senin – Minggu : Pukul 12.00 wib s/d 12.30 wib.
4. Penerimaan linen kotor dan pendistribusian linen bersih di catat di
buku ekspedisi masing-masing serta ditandatangani oleh petugas
unit laundry dan perawat ruangan.

20
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. Unit UGD
3. Unit ICU / NICU
4. Unit VK
5. Unit OK
6. Unit Laundry

21
PENGANGKUTAN LINEN KOTOR
DARI RUANGAN

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
NOMOR 010/ SPO / PPI
/DIR/ RSUKI / I / 2022 A 1/1

RSU KASIH IBU


Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu
SPO

13 Januari 2022 dr. zulfitriadi

PENGERTIAN Pengangkutan linen kotor dalah suatu tindakan untuk mengangkut


linen yang kotor dari ruangan ke Unit Laundry.

TUJUAN Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah bagi petugas di Unit


Laundry dalam pengangkutan linen kotor agar tidak terjadi infeksi
nosokomial.

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI /
RSKI / I / 2022 Tentang Pengelolaan Linen Rumah Sakit Umum kasih
ibu

PROSEDUR 1. Petugas laundry mencuci tangan sesuai prosedur.


2. Petugaslaundry menggunakan APD.
3. Pengangkutanwadah linen kotor dibedakan :
- Ember warnabiru yang dilapisi plastic warna hitam (linen
kotor non infeksius).
- Ember warna abu-abu yang dilapisi plastic warna kuning
(linen infeksius).
4. Linen kotor langsung diangkut ke Unit Laundry untuk diproses
selanjutnya.

22
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap.
2. Unit UGD
3. Unit ICU / NICU .
4. Unit VK.
5. Unit laundry.
6. Unit Radiologi.

23
PENGANGKUTAN LINEN KOTOR DAN LINEN BERSIH
DI UNIT KAMAR OPERASI

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
NOMOR 011/ SPO / PPI /
DIR/RSUKI / I / 2022 A 1/1

RSU kasih ibu


Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu
SPO
13 Januari 2022
dr. zulfitriadi
Pengangkutan linen kotor adalahdari Unit Kamar Operasi ke Unit
PENGERTIAN Laundry. Pengangkutan linen bersih adalah dari Unit Laundry ke
Unit Kamar Operasi.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas di Unit


TUJUAN Kamar Operasi dalam mengangkut linen kotor dan linen bersih agar
menghindari infeksi nosokomial.

SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI /


KEBIJAKAN RSKI / I / 2022 Tentang Pengelolaan Linen Rumah Sakit Umum
kasih ibu

PROSEDUR A. Pengangkutan Linen Kotor :


5. Petugas sanitasi kamar operasi mencuci tangan sesuai
prosedur.
6. Petugas sanitasi kamar operasi menggunakan APD.
7. Pengangkutan wadah linen kotor dibedakan :
- Ember warna biru yang dilapisi plastic warna hitam
(linen kotor non infeksius).
- Ember warna abu-abu yang dilapisi plastic warna kuning
(linen infeksius).
8. Linen kotor diangkut ke Unit Laundry untuk diproses
selanjutnya.

24
B. Pengangkutan Linen Bersih :
1. Petugas sanitasi kamar operasi mencuci tangan (sesuai
prosedur.
2. Petugas sanitasi kamar operasi menggunakan APD.
3. Pengangkutan wadah linen bersih menggunakan keranjang
warna biru.
4. Linen bersih diangku tdari Unit Laundry ke Unit Kamar
Operasi.

UNIT TERKAIT 1.Unit OK.


2.Unit Laundry.

25
SIRKULASI LINEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
NOMOR 012/ SPO / PPI /
DIR/RSUKI / I / 2022 A 1/1

RSU kasih ibu


Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu
SPO

13 Januari 2022 dr. zulfitriadi

PENGERTIAN suatu kegiatan yang mencakup dari pencucian, penyimpanan,


pendistribusian linen.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan terhadap
penyediaan linen siap pakai ke seluruh ruangan.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI /
RSKI / I / 2022 Kebijakan Manajemen Linen di Rumah Sakit Umum
kasih ibu.

PROSEDUR 1. Menerima linen kotor yang sudah dipisahkan dari ruangan dengan
mengunakan kantong plastik sesuai yang telah ditentukan, lalu
dilakukan pencatatan.
2. Kemudian Unit Laundry melakukan perendaman sampai dengan
pencucian dan pengeringan serta penyetrikaan.
3. Linen bersih disimpan sesuai jenisnya dengan suhu 220 C - 300 C.
4. Linen siap untuk didistribusikan, pada saat pendistribusian linen
dari Unit Laundry sama jumlahnya dengan linen yang keluar dari

26
ruangan.

UNIT TERKAIT 1. Unit UGD


2. Unit Rawat Inap
3. Unit OK
4. Unit VK
5. Unit ICU / NICU

27
TATA CARA
PENCATATAN DAN PERMINTAAN LINEN

No.Dokumen :
No.Revisi : Halaman :
NOMOR 013/ SPO /
PPI/DIR/ RSUKI / I / 2022 A 1/1

RSU kasih ibu


Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu
SPO
13 Januari 2022
dr. zulfitriadi
Pencatatan dan permintaan linen adalah kegiatan pendataan linen kotor
PENGERTIAN dari ruangan dan linen bersih yang ada di Unit Laundry.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


TUJUAN 1. Mencatat keluar - masuk linen.
2. Mengetahui jumlah linen yang dibutuhkan.
SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI /
KEBIJAKAN RSKI / I / 2022 Kebijakan Manajemen Linen di Rumah Sakit Umum
Kasih ibu.

PROSEDUR 1. Pencatatan
Keluar – masuk linen supaya dilakukan pencatatan secara continue
untuk mengetahui jumlah linen.

2. Permintaan linen dilakukan dengan 2 cara :


a. Dari ruangan keUnit Laundry.
1) Penanggung jawab linen di ruangan tiap shift kerja
melaporkan apabila dijumpai adanya linen yang rusak (tidak
layak pakai) kepada Ka. Ruangan.
2) Ka. Ruangan meminta linen yang rusak (tidak layak pakai)
kepada Ka. Laundry.
3) Ka. Laundry mengusulkan kebagian logistik.
4) Bagian logistic mendistribusikan linen baru ke Ka. Linen dan
laundry.
5) Ka. Laundry mendistribusikan linen baru ke ka. Ruangan.

28
6) Ka. Ruangan memberitahu kepada setiap penanggung jawab
linen di ruangan tiap shift adanya linen baru.

b. Dari Unit Laundry ke Sub. Bagian Logistik.

UNIT TERKAIT 1. Unit Laundry


2. Unit Rawat Inap
3. Sub. Bagian Logistik

29
TATA CARA PENYIMPANAN LINEN

No.Dokumen :
No.Revisi : Halaman :
NOMOR 014/ SPO / PPI/
DIR/RSUKI / I / 2022 A 1/1
RSU kasih ibu
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RSU kasih ibu

SPO
13 Januari 2022

dr. zulfitriadi

PENGERTIAN Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka


penyimpanan linen yang telah di setrika.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memper mudah


dalam pelaksanaan penerimaan dan pendistribusian linen siap pakai.

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum kasih ibu NOMOR 009/ SK / PPI /
RSKI / I / 2022 Kebijakan Manajemen Linen di Rumah Sakit Umum
kasih ibu.

PROSEDUR 1. Linen disimpan dan dikemas di lemari linen bersih dan ruang
penyimpanan linen bersih sebelum didistribusikan petugas l laundry
atau diambil oleh perawat ruangan.
2. Suhu penyimpanan 220 C - 300 C RH
3. Pendistribusian linen menerapkan cara FIFO (First In First Out).

UNIT TERKAIT Unit Laundry

30
31

Anda mungkin juga menyukai