Panduan Penolakan Resusitasi DNR
Panduan Penolakan Resusitasi DNR
A. PENGERTIAN
Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang dilakukan
terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah
kematian.
Perintah ini ditulis atas permintaan pasien atau keluarga tetapi harus
ditandatangani oleh dokter yang berlaku. DNR merupakan salah satu keputusan
yang paling sulit, adalah masalah etika yang menyangkut perawat ataupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini akan berhadapan dengan
masalah
moral atau pun etik, apakah akan mengikuti sebuah perintah 'jangan
dilakukan
resusitasi' ataupun tidak. Bagaimana tidak jika tiba-tiba pasien henti
jantung
sebagai perawat yang sudah handal dalam melakukan RJP membiarkan pasien
mati dengan begitu saja tapi masalahnya jika kita memiliki hati dan melakukan
RJP pada pasien tersebut, kita bisa dituntut oleh pasien dan keluarga
pasien
tersebut. Ini adalah sebuah dilema. Jika terjadi kedaruratan jantung
pasien atau
pernapasan berhenti.
Menjadi DNR tidak berarti obat berhenti untuk diberikan. Ketika dokter
dan perawat berhenti berfokus pada pengobatan dan mulai fokus pada
tindakan
penghiburan adalah sesuatu yang disebut Perawatan Paliatif
B. TUJUAN
Untuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih prosedur yang
nyaman dalam hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus
henti jantung henti nafas.
Perintah Do Not Resuscitate (DNR) harus dengan dasar yang kuat. Bila keluarga
pasien memberikan surat perintah DNR dari dokter pribadinya, yaitu dengan
mengikuti prosedur berikut :
1. Hubungi kontrol medik.
2. Berikan keterangan yang jelas mengenai situasi yang ada.
3. Pastikan agar diagnosis yang mengakibatkan DNR sudah dijelaskan (misal
: kanker).
4. Buat laporan status pasien secara jelas (tanda-tanda vital, pemayaran
EKG).
5. Pastikan mengisi form DNR tertulis. Pastikan mencatat nama dokternya.
6. Dokter kontrol medik menentukan apakah menyetujui atau menolak
perintah DNR.
7. Bila pasien dalam henti jantung saat tiba di UGD, mulai BHD sambil
menghubungi
kontrol medik.
8. Pikirkan potensi untuk donasi organ. Pasien dengan cedera mematikan
mungkin tetap membutuhkan tindakan gadar hingga ditentukan apakah
pasien mungkin potensial sebagai donor organ atau jaringan.
9. Bila mungkin, letakkan telapak tampak segera atau leads EKG untuk
memastikan irama asistol atau agonal dan lampirkan strip kopi pada
laporan.