Anda di halaman 1dari 164

96

BAB III

GAMBARAN UMUM KETOPRAK MATARAM JAWA

DANKETOPRAK DOR JAWA DELI SEBAGAI SENI TEATER RAKYAT

3.1 Seni Pertunjukan Rakyat

Seni pertunjukan (performance art) adalah karya seni yang melibatkan

aksi individu atau kelompok ditempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan

(performance art)biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si

seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Seni pertunjukan Indonesia

merupakan suatu cabang ilmu Etnomusikologi yang mempelajari berbagai bentuk

seni pertunjukan yang ada di Indonesia, baik yang meliputi uraian tentang ciri-ciri

dan karakteristik bentuk seni pertunjukan yang ada (meliputi musik,teater, dan

lain-lain) baik dalam bentuk representasi tradisi maupun modern.

Menurut Mardianto (1996:67), pertunjukan adalah semua tingkah laku

yang dilakukan seseorang didepan orang lain dan mempunai pengaruh terhadap

orang tersebut. Struktur dasar sebuah kesenian pertunjukan meliputi tahapan

sebagai berikut:

1. Persiapan pemain atau penonton.

2. Pementasan

3. Apa dampaknya setelah pertunjukan selesai dan apa yang perlu di evaluasi

Hal-hal yang harus ada dalam suatu seni pertunjukan adalah:

1. Waktu pertunjukan yaitu, awal hingga akhir

2. Acara kegitan yang terorganisasi.

Universitas Sumatera Utara


97

3. Kelompok pemain

4. Kelompok penonton

5. Tempat pertunjukan

6. Kesempatan untuk mempertunjukkan

3.2 Ketoprak

3.2.1 Pengertian ketoprak

Ketoprak merupakan salah satu dari jenis teater tradisional yang tumbuh

dan berkembang di Indonesia. Seni pertunjukan tradisional adalah unsur kesenian

yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa

tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di

daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang

mirip antara dua daerah yang berdekatan.

Menurut Murgianto dan Bandem (1996:140-142), Ketoprak adalah sebuah

bentuk teater yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan

dagelan. Pelaku-pelakunya terdiri dari pria dan wanita, sedang pertunjukannya

diiring dengan gamelan. Gerak laku pemain cenderung realistik walaupunpada

awal perkembangannya ada sedikit unsur tari di dalamnya. Adakalanya peranan

pria harus dilakukan oleh pemain wanita, tetapi sebaliknya pada masa lalu para

pemain pria memerankan peran wanita.

Cerita yang dibawakan biasanyaberupa cerita babad, sejarah, dan cerita-

cerita asing yang berasal dari Arab (seribu satu malam) dan Cina (sampek eng

Universitas Sumatera Utara


98

tay). Dialog antar pemain yang tidak tertulis dalam skrip dibawakan dalam bahasa

Jawa dan bahasa etnik setempat.

3.2.2 Sejarah ketoprak

Ada 2 (dua) pendapat mengenai sejarah dari terbentuknya kesenian

Ketoprak. Menurut Kayam (2000:342) menjelaskan bahwa Ketoprak

sesungguhnya berasal dari Jawa Tengah tepatnya dari Klaten. Pencipta kesenian

ini belum dapat diketahui oleh para peneliti. Namun, menurut Lisbijanto (2013:1)

Ketoprak diciptakan oleh RM Wreksoniningrat dari Surakarta pada tahun 1914 M.

RM Wreksodiningrat merupakan seniman yang banyak berkecimpung dalam

dunia tari dan wayang orang. Pada suatu ketika dia mempunyai ide untuk

membuat suatu pertunjukan yang dapat dengan mudah menceritakan suasana

kehidupan di dalam lingkungan kerajaan.

Ketoprak baru terbentuk sebagai pertunjukan pada awal abad ke-20. Para

ahli menguraikan proses terbentuknya Ketoprak menjadi beberapa periodisasi

besar yakni Ketoprak Lesung (1887 M-1925 M), Ketoprak Peralihan (1925 M –

1927 M), Ketoprak Gamelan (1927 M- sekarang).

a. Ketoprak Lesung atau Gejog

Bentuk kesenian Ketoprak ini awal mulanya tidak diiring dengan gamelan,

tetapi dengan permainan lesung (batang kayu besar yang dibuat berongga di

bagian tengahnya sebagai alas penumbuk padi) kemudian disebut Ketoprak

Lesung.

Universitas Sumatera Utara


99

Menurut Murgiyanto dan Bandem (1996:141):

Sudah menjadi kebiasaan didesa-desa di Surakarta, pada masa


panen di kala bulan pumama, para wanita desa mengadakan
permainan kotekan lesung atau gejogan. Sebuah lesung yang
biasa untuk alas penumbuk padi diletakkan di halaman rumah,
lalu sejumlah wanita menimbulmyadengan alu (kayu panjang
penumbuk padi), bukan untuk menumbuk padi, melainkan
bersama-sama memainkara lagu-lagu gejogan. Perbedaan
bagian yang diketok, perbedaan besar kecilnya alu, kekuatan
yang diberikan, serta pengolahan irama permainan membuahkan
lagu-lagu khas pedesaan, seperti kuputarung, Randangangsu,
dan sebagainya.

Pada permainan kotekan lesung ini kemudian masuk tambahan alat musik

daerah, seperti kendang, suling, dan terbang (sejenis membranphone berwujud

seperti rebana atau hadrah). Para wanita dan remaja yang tidak kebagian alu

kemudian menari-nari sambil menyanyi macapat: pucung, mijil, atau tembang-

tembang desa seperti Ijo-ijo dan lir-ilir. Ketika cerita-cerita pedesaan yang

sederhana ditambahkan sebagai tema, mulailah mewujud apa yang disebut

Ketoprak Lesung, yang dialognya masih dilakukan denganbahasa Jawa rendah

(ngoko). Pada 1908, R.M.T. Wreksadiningrat, seorang seniman pahat dan gambar

serta bangunan, memboyong kegiatan tersebut kekediamannya dan

mengembangkannya. Dalam tempo singkat permainan itu mendapat perhatian

khalayak ramai.

Ketika R.M.T. Wreksadiningrat wafat, kegiatan diteruskan olehKi

Wisangkara yang mendirikan Ketoprak Wreksatama (1924).Selanjutnya Ki

Jagatrunarsa mendirikan Ketoprak Krida Madya Utama pada 1925. Rombongan

ini pentas digedung pertunjukan pasar malam Klaten, untuk kemudian berpindah

ke Prambanan dan masuk Yogyakarta, didesa Demangan. Rombongan inilah yang

Universitas Sumatera Utara


100

kemudian memberi inspirasi tumbuh dan berkembang Ketoprak Yogyakarta, yang

sering disebut Ketoprak Mataram (Mataram adalah nama kerajaan pada masa lalu

di Yogyakarta).

b. Ketoprak Peralihan (1925 M – 1927 M)

Diantara tahun 1925-1927 muncullah bentuk-bentuk Ketoprak peralihan,

yang menggunakan pengiring lesung dengan tambahan instrumentasi gamelan

berupa saron, kempul, dan gong tanpa menghilangkan kendang, suling, dan

terbang (rebana) yang telah ada sebelumnya. Kemudian bahkan dicoba untuk

memasukkan unsur instrumentasi musik barat, seperti biola, mandolin, dan gitar.

Menurut Murgiyanto dan Bandem (1996:142-143) pada masa inilah unsur

tari yang dilakukan ketika para pemain pria akan masuk dan keluar pentas

dikembangkan dandisesuaikan dengan watak peran; ada yang halus dan ada yang

kasar. Tembang pun dipertahankan, bersama-sama dengan tari menjadi unsur

utama dalam Ketoprak. Tema cerita pun berkembang: kisah Panji, babad, dan

cerita-cerita dari luar negeri mulai dimainkan. Selain itu pada bagian awal

pertunjunkan menggunakan tembang yang digunakan untuk mendukung adegan

sedih dan adegan percintaan.

c. Ketoprak Gamelan (1927 M- sekarang)

Sejak tahun1927, kelompok Ketoprak di Yogyakarta tidak lagi memakai

lesung dan instrumentalisasi musik Barat untuk musik pengiring. Dari situ

mulailah muncul Ketoprak dengan iringan gamelan berlaras pelog sampai saat ini.

Universitas Sumatera Utara


101

Pada masa ini pulalah lahir tari Gambyong, menyertai dagelan atau lawakan khas

Mataram.

3.2.3 Ciri-ciri ketoprak

Soemardjono (1992:2-3) menjelaskan bahwa Ketoprak mempunyai ciri

ciri cerita yang biasanya sudah dikenal dalam masyarakat (legenda, dongeng,

sejarah, babad, fiktif) baik dari dalam maupun luar negeri. Penyutradaraan pada

Ketoprak mempunyai ciri-ciri : (1) Naskah Singkat, (2) Naskah sederhana, (3)

Naskah lengkap tanpa dialog.

Secara umum struktur penyutrdaraan susunan pertunjukan Ketoprak

menurut Trias (2015:5) terdiri dari:

1. Dapukan (tokoh yang akan diperankan)/baik terancang maupun

spontanitas. Dapukan disini bahasa lainnya adalah casting

2. Penuangan cerita, dapat bersama-sama atau perorangan

3. pengaturan bagian-bagian yang lain dilaksanakan secara terancang,

maupun spontanitas.

4. Pementasan dapat berjalan, meskipun dalang (sutradara) tidak

mengendalikan

5. Konsep penyutradaraan tidak meninggalkan unsur: sereng (kereng/serius),

sengsem (terhanyut, terlena), lucu dan bobot (isi).

6. Penyutradaraan dilakukan secara luwes

Universitas Sumatera Utara


102

Pada pertunjukan Ketoprak, set panggung terdiri atas layar (drop) dan

sebeng-sebeng (wings). Umumnya menggunakan panggung berukuran 7m x 2,5 m

(meskipun terkadang kurang luas) serta menggunakan penerangan berupa lampu-

lampu dekoratif berwarna sebagai pemberi efek suasana. Dahulu pertunjukan

Ketoprak menggunakan alat penerangan berupa oncor (sejenis obor bambu), serta

lampu petromag (lampu kecil yang berbahan minyak lampu atau petromag).

Pertunjukan biasanya malam hari, berlangsung antara 3 sampai 4 jam. Pada

umumnya pementasan Ketoprak mempunyai dua sasaran yaitu sasaran komersial

dan sasaran non komersial. Pementasan komersial misalnya pementasan yang

dimaksudkan untuk mencari uang dengan cara melakukan pertunjukan keliling

kampung atau ditempat lain. Sedangkan non komersial misalnya untuk keperluan

orang yang punya hajat, hari-hari besar dan lain-lain.

Jenis Pakaian atau Tata Busana pada kesenian Ketoprak dapat dibedakan

menjadi :

1. Jenis Pakaian Kejawen

Jenis – jenis pakaian kejawen antara lain:

- Celana panji

- Baju Surjan

- Kebaya

- Blangkon

- Iket lembaran / Udheng

- Kemben

- Kuluk/ mahkota (untuk upacara raja dan mentri-mentrinya)

Universitas Sumatera Utara


103

2. Jenis Pakaian Mesiran

a. Celana panjang gombyor

b. Kemeja panjang

c. Rompi

d. Jubah

e. Simbar, dibuat dari kain bludru yang dibordir (Ketoprak gaya

Surakarta/Solo). Jenis pakaian ini digunakan untuk cerita-cerita dari luar/

Mesiran. Misalnya : dongeng dari cerita 1001 Malam, cerita Turki, dll

3.3 Ketoprak Dor

3.3.1 Eksistensi Ketoprak Dor

Sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya, Ketoprak Dor merupakan

bentuk kesenian yang dibawa oleh para buruh kontrak diperkebunan. Lazimnya

perpindahan penduduk akan membawa tradisi asal ke tempat yang baru, seperti

sistem sosial, sistem budaya dan lain-lain. Kesenian juga terbawa karena secara

psikologis dan emosional pengaruh daerah asal masih sangat kuat di samping

untuk menunjukkan eksistensi kelompok maupun hanya sebagai hiburan semata.

Tutiek (1988:7) menjelaskan bahwa :

Kesenian ini bagi buruh Jawa di Sumatera Timur mempunyai


fungsi yang sangat besar. Lewat pasar malam yang selalu diadakan
oleh pihak perkebunan pada hari pembagian gaji diadakan berbagai
jenis hiburan antara lain Ketoprak Dor. Dengan tujuan
memperpanjang kontrak kerja oleh pihak perkebunan sering pula
diadakan berbagai jenis perjudian dan hiburan yang pada gilirannya
akan merugikan kaum buruh.

Universitas Sumatera Utara


104

Menurut Naiborhu (2016:46) Ketoprak Dor lahir karena secara psikologis

dan emosional masih terdapat pengaruh sentral kebudayaan di samping untuk

menunjukkan eksistensi kelompok maupun hanya sebagai hiburan semata. Pihak

perkebunan juga mendukung keberadaan kesenian tersebut, terutama untuk

memberi rasa betah para buruh Jawa di Tanah Deli. Selain itu, kesenian ini juga

diharapkan dapat menunjang dan mendorong rasa kebersamaan antar anggota

masyarakat Jawa, sehingga pihak kolonial akan terbantu karena para buruh

menjadikan daerah ini sebagai kampung halaman ke dua bagi mereka.

Kemunculan group-group Ketoprak Dor diperkebunan Sumatera Timur

diperkirakan sekitar tahun 1920-an merupakan sebuah fenomena biasa dan

sengaja diwariskan kepada generasi selanjutnya dengan beberapa perubahan

sesuai perkembangan budaya. Faktor yang mempengaruhi munculnya grup-grup

Ketoprak Dor ini adalah karena eksistensi dan identitas komunitas yang

didasarkan pada ikatan emosional sebagai satu etnis yang harus tetap hidup di

tengah semaraknya budaya-budaya dengan masing-masing pendukungnya,

kemudian juga didorong akan perlunya suatu jenis hiburan yang dapat memberi

kepuasan bagi pendukungya.

Bapak Suriat24 menjelaskan bahwa:

Ndalu kuwi, Ketoprak Dor niki sangking perkebunan ting


Pematang Siantar, masane kuli kontrak zaman Londo. Tiang Jawi
meniko dadi kuli kontrak, mboten enten kesenianne. Seni wayang
kulit lan wayang wong kata biayane meniko dipagelaraken. Alasan
yotro sing sekedik, alat musik Ketoprak Dor harmonium ning

24
Bapak Suriat adalah salah seorang tokoh Ketoprak Dor yang saat ini masih
melakukan pertunjukan Ketoprak Dor. Bapak Suriat merupakan keturunan ketiga dari
jawa kuli kontrak. Saat ini Bapak Suriat bertempat tinggal di Helvetia. Wawancara
dilakukan bersama dengan Panji Suroso (antropolog) pada tanggal 10 Oktober 2016.

Universitas Sumatera Utara


105

disileh sangking tiang Melayu, didamelaken jidor lan kendang.


Nikilah awale susunan alat musik Ketoprak Dor. Nanging ngoten
ning perkembangane ngedamel alat musik modern semisaleken
keyboard.
[Dahulu, Ketoprak Dor berasal dari perkebunan di Pematang
Siantar ketika zaman kuli kontrak Belanda. Orang Jawa yang
menjadi kuli kontrak tidak memiliki kesenian. Kesenian wayang
kulit dan wayang orang banyak biaya dalam pertunjukannya.
Karena keterbatasan keuangan, alat musik Ketoprak Dor
harmonium dipinjam dari orang Melayu lalu dibikinlah Jidor dan
kendang. Itulah awal mulanya susunan alat musik Ketoprak Dor.
Namun berkembanganya waktu masuklah alat alat musik modern
seperti keyboard.]

Menurut Torang (2016:37) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor

penyebab munculnya Ketoprak Dor pada perkebunan-perkebunan di Sumatera

Utara, khususnya Deli.

a. Pertama, sebagai alasan eksistensi dan identitas diri serta kelompok yang

didasarkan pada ikatan emosional sebagai satu suku yang harus tetap

survive ditengah semaraknya budaya dengan masing-masing

pendukungnya di Sumatera Timur.

b. Kedua, didorongakan perlunya hiburan yang dapat memberi kepuasan bagi

para pendukungnya. Hiburan ini diperlukan juga sebagai kompensasi dari

segala derita hidup sebagai kuli/buruh kontrak diperkebunan, karena

minimnya fasilitas hiburan yang tersedia dan tingginya penderitaan yang

dialami. Penderitaan karena kesewenang-wenangan ‘toean keboen’

sebagai penguasa tunggal didaerahnya. Perkebunan dapat dikatakan

sebagai ‘negara dalam negara’. Oleh karena perkebunan memiliki

peraturan-peraturan sendiri. Tingkat kehidupan sosial sangat rendah

dengan segala fasilitas yang memprihatinkan. Gaji yang diperoleh pada

Universitas Sumatera Utara


106

awal dan pertengahan bulan tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup

sehari-hari pada bulan itu. Tahun 1920-1921 gaji buruh hanya 55 sen

sehari, dan pada tahun 1935-1937 turun menjadi 30 sen dan setelah

dipotong berbagai jenis pajak, menjadi sekitar 5 sen per hari. Padahal gaji

di Jawa pada masa tersebut telah mencapai 80 sen/hari.

c. Ketiga, Kolonial memang mengijinkan munculnya berbagai jenis hiburan

bahkan mengharapkannya supaya para buruh tetap betah ditempat ini, lalu

dengan demikian dapat dimanfaatkan secara terus menerus. Pertunjukan

dilakukan pada saat sebelum maupun sesudah gajian dengan dihadiri oleh

pihak perkebunan walaupun hanya sekejab. Saat-saat seperti ini kemudian

dimanfaatkan oleh penduduk untuk beraktifitas sehingga menambah

ramainya suasana hari gajian. Perjudian turut serta mengambil bagian pada

keramaian ini, penjualan candu, pelacuran juga marak. Akhirnya, aktivitas

ini semua menjadi jebakan bagi para buruh untuk menghabiskan sisa

gajinya yang mengakibatkan tetap menghamba pada perkebunan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Panji Suroso (10 Mei 2017), beliau

menjelaskan bahwa pada masa silam hampir disetiap perkebunan memiliki grup

kesenian Ketoprak Dor. Setiap grup Ketoprak Dor tersebut diketuai oleh seorang

mandor kebon ataupun mendapat pengayoman atau dibimbing oleh Asisten

Kebon secara langsung. Bahkan pertunjukan Ketoprak Dor dalam hal ini

terindikasi disertakan sebagai suatu bagian dalam upaya menarik kembali minat

buruh untuk kembali mengekpresikan diri diperkebunan.

Universitas Sumatera Utara


107

3.3.2 Ciri-ciri Ketoprak Dor

Ketoprak Dor adalah salah satu bentuk teater tradisional yang tumbuh dan

berkembang didaerah perantauan. Ketoprak Dor memiliki kemiripina dengan

pertunjukan teater bangsawan Melayu. Menurut Tan (1997:45) teater bangsawan

ialah sebuah pementasan teater tradisional komedi yang berasal dari Tanah

Melayu sejak tahun 1870an. Teater bangsawan dikenal sebagai komidi

bangsawan, dardanella dan opera/komedi stambul. Lakon yang dibawakan berasal

dari Timur Tengah dan India.

Gambar 3.1
Salah Satu Bagian pada Lakon Teater Bangsawan
(sumber: Tan Sooi Beng)

Universitas Sumatera Utara


108

Ketoprak Dor mempunyai ciri-ciri yang sama dengan teater tradisional

lainnya di Indonesia. Adapun ciri-ciri umum teater tradisional menurut Santosa

(2008:24), yaitu:

1. Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng,

mitologi, atau kehidupan sehari-hari.

2. Pementasan dipanggung terbuka, lapangan maupun halaman rumah.

Pementasannya sederhana dan apa adanya.

3. Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian ceritanya berdasarkan

dongeng dan sudah turun temurun

4. Unsur lawakan selalu muncul

5. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan

terdapat dua unsur emosi sekaligus yaitu tertawa dan menangis.

6. Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional .

7. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat

dalam pertunjukan dan berdialog langsung dengan pemain.

8. Mempergunakan bahasa daerah.

9. Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton).

10. Bahasa yang digunakan ialah bahasa daerah setempat yang tentu lebih

akrab di telinga masyarakat sekitar.

11. Seringkali terdapat unsur nyanyian serta tari-tarian di dalamnya.

12. Dilakonkan dengan banyak improvisasi di dalamnya.

13. Terjadi banyak interaksi antara pemain dengan penonton.

Universitas Sumatera Utara


109

Dalam penampilannya Ketoprak Dor lebih menekankan kebebasan

ekspresi dari individual pemain. Pada pertunjukan Ketoprak Dor tidak

menggunakan teks tertulis serta menggunakan bahasa Jawa campuran yang

bersifat Jawa ngoko. Cerita atau lakon yang ditampilkan juga tidak berdasarkan

naskah yang tertulis serta lebih mengutamakan tema dan hiburan. Pada setiap

pertunjukan Ketoprak Dor diusahakan oleh seniman pendukungnya agar selalu

menarik perhatian dari para penontonnya. Misalnya dengan menampilkan

pertunjukkan yang mempunyai unsur kepahlawanan, serta kejujuran. Busana yang

digunakan oleh para pemain Ketoprak Dor menggunakan busana percampuran

kebudayaan Melayu, Jawa, dan Eropa.

Tabel 3.1
Perbedaan Pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli dengan Ketoprak di Jawa25

No Unsur yang dilihat Ketoprak Dor Jawa Deli Ketoprak


Mataram
1 Musik Pengiring a. Menggunakan instrumen a. Menggunakan
musik campuran yakni seperangkat
kendang Jawa, instrumen
harmonium/keyboard/accordi Gamelan yang
on, drumset, kendang Jidor terdiri dari
yang terdiri dari keprak yang Gong,
terbuat dari bambu serta Kempul,
kadang kadang menggunakan Saron,
gendang Melayu, gitar bass Demung,
serta gitar elektrik Kendang, dan
b. Menggunakan tembang Jawa terkadang
yang terkadang juga menggunakan
menggunakan pantun serta rebab
diiringi meldoi musik b. Menggunakan
bermotif Melayu tembang Jawa
yang memiliki
pakem atau
pola-pola

25
Diolah dan disimpulkan dari buku Ketoprak Dor di Helvetia oleh Panji Suroso

Universitas Sumatera Utara


110

tertentu.
2 Bahasa dan Teks a. Menggunakan percampuran a. Menggunakan
bahasa lokal dan Jawa. bahasa Jawa
Penggunaan bahasa yang Kromo,
ditampilkan tergantung lakon Kromo Inggil
atau cerita yang dibawakan. dan Ngoko.
Misalnya cerita tentang b. Menggunakan
legenda Melayu, bahasa yang Teks tertulis
diucapkan oleh para pemain yang biasanya
menggunakan logat Melayu disiapkan oleh
b. Tidak menggunakan teks sutradara atau
tertulis atau transkrip dialog pengarah
di dalam pertunjukannya cerita
3 Busana Menggunakan unsur Menggunakan
percampuran busana Jawa, busana Jawa dan
Melayu, Eropa. Terkadang juga sudah mempunyai
menggunakan baju adat tata cara
tradisional suku setempat. Hal ini pemakaian dan
tergantung lakon atau cerita yang penggunaan
dibawakan busana tersebut
4 Tempat pertujukan - halaman perkarangan rumah Diatas Panggung
- Panggung baik di dalam dan menggunakan
gedung maupun di luar dekorasi yang
gedung mewah
- Menggunakan dekorasi yang
seadanya. Biasanya dekorasi
berbentuk hutan,
persimpangan jalan dan latar
kerajaan.
5 Cerita Cerita yang dibawakan Cerita yang
tergantung dari permintaan tuan dibawakan
rumah yang memanggil Ketoprak bersumber dari
Dor. Biasanya membawakan legenda babad
cerita dari babad tanah Jawa, tanah Jawa
cerita legenda atau mite, maupun
cerita dari daerah tanah Deli.

3.3.3 Kelompok-kelompok Ketoprak Dor

Pengertian kelompoki alah kumpulan (tentang orang, binatang, dan

sebagainya); yang terdiri atas golongan, aliran, lapisan masyarakat, dan

sebagainya) serta kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas

Universitas Sumatera Utara


111

dengan adat-istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara

manusia itu sendiri.

Menurut Soetarno (1994:31-34) bahwa kelompok mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

(a) Adanya motif yang sama

Kelompok sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif

yang sama. Motif yang sama tersebut merupakan pengikat sehingga setiap

anggota kelompok tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi bekerja bersama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Sesudah kelompok sosial terbentuk biasanya

muncul motif baru yang memperkokoh kehidupan kelompok sehingga timbul

sense of belonging (rasa menyatu di dalam kelompok pada tiap-tiap anggota).

Rasa tersebut berpengaruh besar terhadap individu dalam kelompok itu karena

memberikan tenaga moral yang tidak akan diperolehnya apabila seseorang hidup

sendiri. Selain itu, seseorang yang bergabung dalam kelompok sosial maka

kebutuhannya sebagai makhluk sosial dan makhluk individu akan terpenuhi.

(b) Adanya sikap in-group dan out-group

Sekelompok manusia yang mempunyai tugas yang sama sulitnya atau

mengalami kepahitan hidup bersama pada umumnya menunjukkan tingkah laku

yang khusus. Apabila orang lain di luar kelompok itu bertingkah laku seperti

mereka, mereka akan menyingkirkan diri. Sikap menolak yang ditunjukkan oleh

kelompok itu disebut sikap out-group atau sikap terhadap “orang luar”. Kelompok

manusia yang dianggap sebagai Community Development tersebut menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


112

pada orang luar tentang kesediaannya berkorban bersama dan kesetiakawanannya,

Selanjutnya mereka menerima orang itu dalam segala kegiatan kelompok. Sikap

menerima itu disebut sikap in-group atau terhadap “orang dalam”.

(c) Adanya solidaritas

Solidaritas adalah sikap kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial.

Sikap solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaan setiap

anggota terhadap kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan

baik. Pembagian tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing-masing

anggota dan keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik.

(d) Adanya struktur kelompok

Struktur kelompok merupakan suatu sistem relasi antar anggota-anggota

kelompok berdasarkan peranan status mereka serta sumbangan masing-masing

dalam interaksi terhadap kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Keberadaan dari kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli tersebar diantara kabupaten

Deli Serdang. Secara strategis wilayah keberadaan Ketoprak Dor bisa dijumpai

pada wilayah perkebunan seperti Sei Mencirim, Helvetia, Tanjung Mulia, Langkat

dan Teluk Mengkudu. Beberapa dari kelompok Ketoprak Dor sudah tidak aktif

lagi atau tidak lagi menampilkan pertunjukannya. Hal ini disebabkan oleh

putusnya kaderisasi antar pemain, berpindah lokasi kediaman pemain dan

pemusik, dan alasan sepinya peminat dari pertunjukan Ketoprak Dor tersebut.

Universitas Sumatera Utara


113

Sedangkan Ketoprak Dor yang hingga kini masih terus aktif dan bertahan

selalu menampilkan pertunjukan minimal 2 atau 3 kali dalam setahun. Alasan

utama para seniman Ketoprak Dor tersebut karena Ketoprak Dor adalah warisan

budaya yang berasal dari orang tua dan harus dilestarikan.

Gambar 3.2
Kelompok Ketoprak DorSumatera Utara
(sumber didapat dari wawancara dengan seniman dan diolah oleh Peneliti)

Kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli menggunakan istilah Langen. Secara

harfiah langen atau lelangen berarti kelompok hiburan atau seni pertunjukan.

Adapun nama kelompok Ketoprak Dor yang masih melakukan pertunjukan adalah

 Ketoprak Dor Langen Sri Wulandari pimpinan Bapak Samigun di

Kecamatan Helvetia Timur aktif 1960 namun saat ini jarang menampilkan

pertunjukan dikarenakan faktor usia pemain yang sudah tua.

Universitas Sumatera Utara


114

Tabel 3.2
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak Dor Langen Sri Wulandari

NO. NAMA JENIS KELAMIN PERAN


1 M. Harianto Laki-Laki Penasehat dan Pemain
2 Samingun Laki-Laki Ketua
3 Dokter Edy Laki-Laki Sekretaris dan Sutradara
4 Beni S Laki-Laki Bendahara
5 Parman Laki-Laki Pemain
6 Kirana Laki-Laki Pemain
7 Ndukur Laki-Laki Pemain
8 Poniem Perempuan Pemain
9 Yuli Perempuan Pemain
10 Arso Laki-Laki Pemain
11 Sapardi Laki-Laki Pemain
12 Guntoro Laki-Laki Pemain dan perlengkapan
13 Ucok Laki-Laki Pemain
14 Sudar Laki-Laki Pemain
15 Nining Perempuan Pemain
17 Heri Laki-Laki Pemusik
18 Saimin Laki-Laki Pemusik
19 Guing Laki-Laki Pemusik
20 Agus Laki-Laki Pemusik
Sumber. Wawancara Pak Samingun (25 Januari 2017)

 Ketoprak Dor Langen Mardi Agawe Rukun Santosa (LMARS) kecamatan

Tanjung Mulia Medan pimpinan Bapak Suriat. Kelompok Ketoprak

Dorini berdiri pada tahun 1965 oleh pendirinya pak S bandi yakni seorang

pelawak Ketoprak. Kelompok LMARS ini adalah turunan dari Ketoprak

sei mencirim yang dipimpin oleh pak Gondo. Adapunanggota Ketoprak

LMARS yakni :

Universitas Sumatera Utara


115

Tabel 3.3
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak DorLangen Mardi Agawe Rukun Santosa(LMARS)

NO NAMA JENIS KELAMIN PERAN


1 Suriat Laki-Laki Ketua, Sutradara dan Pemain
2 Samsuri Laki-Laki Pemain
3 Poningsih Perempuan Pemain
4 Salami Perempuan Pemain
5 Sudiman Laki-Laki Pemain
6 Sumiadi Laki-Laki Pemain
7 Asman Laki-Laki Pemain
8 Sunar Laki-Laki Pemain
9 Tati Perempuan Pemain
10 Mbaris Laki-Laki Pemain
11 Misno Laki-Laki Pemain
12 Nuri Perempuan Pemain
13 Dipa Perempuan Pemain
14 Andi Laki-Laki Pemain
15 Sukir (almarhum) Laki-Laki Pemain
16 Santuri Laki-Laki Pemain
17 Andra Pratama Laki-Laki Pemain
18 Saliman Laki-Laki Pemain
19 Juliandi Laki-Laki Anggota Pemusik
Sumber. Wawancara Pak Suriat (07 Mei 2017)

 Sanggar Langen Setio Budi Lestari sudah ada pada tahun 1968an Desa Sei

Mencirim Kecamatan Sunggal dipimimpin oleh Bapak Jumadi serta dibina

oleh Bapak Suparman.

Universitas Sumatera Utara


116

Tabel 3.4
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak DorLangen Setio Lestari

NO NAMA JENIS KELAMIN USIA PERAN


1 Jumadi Laki-Laki 60 tahun Pemain
2 Tamino Laki-Laki 60 tahun Pemain
3 Misti Perempuan 50 tahun Pemain
4 Kasim Laki-Laki 60 tahun Pemain dan Pemusik
5 Sri Perempuan 60 tahun Pemain
Handayani
6 Waris Perempuan 65 tahun Pemain
7 Iyen Laki-Laki 60 tahun Pemain
8 Hartono Laki-Laki 43 tahun Pemain dan Pemusik
9 Sunar Laki-Laki 60 tahun Pemain
10 Atik Perempuan 63 tahun Pemain
11 Sukirno Laki-Laki 65 tahun Pemain
12 Tina Perempuan 25 tahun Pemain
13 Suparman Laki-Laki 60 tahun Pemain
14 Selamet Laki-Laki 60 tahun Pemusik
15 Minok Laki-Laki 60 tahun Pemusik
16 Ambiyono Laki-Laki 32 tahun Pemusik
17 Endro Laki-Laki 60 tahun Pemusik
18 Gito Laki-Laki 55 tahun Pemain
Sumber. Wawancara Pak Jumadi dan Pak Hartono (08 Mei 2017)

 Ketoprak Dor Langen Mudo Siswo Budoyo Langkat pimpinan Bapak

Wakijan

 Ketoprak Dor Langen Wahyu Tri Budoyo pimpinan Bapak Akhmad

Ompay didesa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan-Tembung

aktif sejak 2010

 Langen Pujakesuma kampung manggis Km 10,5 Kota Binjai sejak 1971

pimpinan bapak Sunardi

Universitas Sumatera Utara


117

Tabel 3.5
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak Dor Langen Pujakesuma

NO NAMA JENIS KELAMIN USIA PERAN


1 Sunardi Laki-Laki 63 Pemain dan Pemusik
2 Budi (Tunut) Laki-Laki 40 Pemain
3 Sunar Laki-Laki 63 Pemain
4 Ajar Laki-Laki 50 Pemusik
5 Pak Ramingan Laki-Laki 70 Pemusik
6 Riswati Perempuan 63 Pemain
7 Nani Perempuan 30 Pemain
8 Arjuna (Junak) Laki-Laki 50 Pemusik
9 Wagiman Laki-Laki 40 Pemain
Sumber. Wawancara Pak Sunardi (01 Juli 2017)

 Langen Buluh Cina sejak 1973. Sejak tahun 1985 kelompok ini sudah

tidak ada lagi karena kebanyakan para pemain dan pemusiknya sudah

banyak yang meninggal dan tidak dilanjutkan oleh generasi penerusnya.

(wawancara Ibu Waris berusia 55 Tahun. Pemain termuda pada ketoprak

tersebut serta pemain yang masih hidup hingga sekarang)

 Langen Madyo Tresno Tanah Seribu Kota Binjai sejak 1987 pimpinan

Bapak Tamino

Universitas Sumatera Utara


118

Tabel 3.6
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak Dor Langen Madyo Tresno

NO NAMA JENISKELAMIN USIA PERAN


1 Tamino Laki-Laki 53 Pemain
2 Waris Perempuan 55 Pemain dan Ketua
3 Ramijan Laki-Laki 50 Pemain
4 Surip Laki-Laki 60 Pemusik
5 Manut Perempuan 60 Pemain
6 Jeni (Jen) Perempuan 60 Pemain
7 Sukar Laki-Laki 50 Pemusik
8 Semedi Laki-Laki 50 Pemusik
9 Seman Laki-Laki 60 Pemain
Sumber. Wawancara Ibu Waris (07 Mei 2017)

 Langen Madyo Utama Tanah Merah sejak 1960. Sejak tahun 2015

kelompok ini sudah tidak ada lagi karena kebanyakan para pemain dan

pemusiknya sudah banyak yang sakit, meninggal dan tidak dilanjutkan

oleh generasi penerusnya. (wawancara ibu Waris 55 tahun. Pemain

termuda pada ketoprak tersebut serta pemain yang masih hidup hingga

sekarang)

3.3.4 Sejarah Ketoprak Dor Langen Setio Budi Lestari

Ketoprak Langen Setio Budi Lestari berdiri sekitar tahun 1968. Ketoprak

Dor ini dahulu disebut ketoprak blankon karena pada saat melakukan pertunjukan

para pemainnya menggunakan blankon atau topi khas jawa. Awalnya ketoprak

Langen Setio Budi Lestari hanya diperankan oleh para pemain pria. Bahkan lakon

atau peran wanita diperankan oleh kaum pria. Alasan utama tidak adanya pemain

wanita yaitu faktor keseganan dan menjaga martabat wanita. Kemudian pada

tahun 1968 ketoprak blangkon ini berubah konsep pertunjukannya menjadi

Universitas Sumatera Utara


119

Ketoprak Dor. Menurut Bapak Jumadi, dahulu para penonton yang melihat dan

menikmati petunjukan ketoprak blankon mengalami kejenuhan dan kebosanan

karena pertunjukannya selalu menggunakan bahasa Jawa halus yang tidak bisa

dimengerti artinya oleh para penonton. Hal ini berdampak para penonton semakin

berkurang dan dianggap ketoprak blankon kurang seru dan tidak menarik lagi.

Lalu pendiri dari ketoprak Langen Setio Budi Lestari yaitu almarhum bapak rijan

yang berprofesi sebagai petani serta almarhum bapak ponen yang berprofesi

sebagai seorang guru merubah konsep dengan menggunakan bahasa Jawa kasar

yang dicampur dengan unsur lawakan-lawakan serta bunyi musik yang menarik

agar penonton tetap bersemangat penikmati pertunjukan. Oleh sebab itu

pertunjukan ketoprak blankon berganti menjadi Ketoprak Dor.

Setelah kedua pendiri tersebut meninggal, kelompok Langen Setio Budi

Lestari kemudian dilanjutkan oleh bapak Jumadi. Bapak Jumadi diaenggap

sebagai sosok yang mampu melanjutkan eksistensi dari kelompok Langen Setio

Budi Lestari karena faktor kepemimpinan dan dianggap mampu memahami setiap

cerita yang ditampilkan.

3.4 Manajemen Pertunjukan Ketoprak Dor

Pengertian dari manajemen ialah sistem kerjasama yang kooperatif dan

rasional yang terikaat pada sistem kepemimpinan untuk mencapai tujuan dan

pelaksanaan dalam melakukan pekerjaan. Dalam konteks manajemen seni, sebuah

organisasi kesenian mestilah memiliki tujuan serta aktivitasnya. Kalau seni

pertunjukan melibatkan aktivitas seniman (musik, tari, teater, dan kru) serta

Universitas Sumatera Utara


120

penonton penikmat. Secara budaya didukung pula oleh masyarakatpemilik

kesenian itu. Kelompok kesenian ini juga sebagai sebuah institusi tempat

bekerjasamanya antara seniman. Tanpa kerjasama tentu tak akan lancar perjalanan

sebuah organisasi kesenian. Kerjasama ini dibangun dengan prinsip-prinsip

koperatif dan masuk akal atau rasional. Tanpa ini sebuah grup kesenian akan

mengalami berbagai permasalahan.Kemudian agar kelompok kesenian itu, dapat

hidup dan berkembang, terutama untuk sinerjinya antara pendapatan dan

pengeluaran, maka harus ada efisiensi manajemen.

Kelompok Ketoprak Dor memiliki sistem manajemen yang masih bersifat

tradisionalyaitugagasan, kegiatan, atau benda-benda yang diturunkan dari satu

generasi ke generasi berikutnya secara teratur mengikuti norma-norma yang

terjadi di dalam masyarakat itu. Tradisi ini erat kaitannya dengan budaya sebuah

masyarakat atau sebuah kelompok etnik tertentu.

Menurut Takari (2008:64-73) manajemen tradisional memiliki 8 (delapan)

ciri-ciri yakni :

1) Berkesenian bukan profesi utama tetapi kerja sampingan atau sambilan.

Hal yang paling mendasar, biasanya organisasi kesenian tradisi di

Nusantara, menetukan tujuan utamanya bukan sebagai organisasi bisnis

begitu juga dengan kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli, para pemain dan

pemusik Ketoprak Dor hanya sekedar meneruskan tradisi yang telah ada

dengan istilah melestarikan atau mengembangkannya. Jarang ditemukan

sebuah organisasi seni sebagai organisasi bisnis dan keutamaan pada

profesionalisme, layaknya sebuah perusahaan waralaba. Dengan tujuan

Universitas Sumatera Utara


121

sebagai kelompok yang mengusung kesenian sebagai kerja sambilan,

maka manajemennya pun ditangani secara “sambilan” pula. Tujuan tidak

akan diraih atau diusahakan untuk berhasil dengan sebaik-baiknya. Waktu

yang diluangkan untuk kegiatan berkesenian juga adalah waktu sambilan,

diluar kerja utama profesi seseorang seniman. Sebagai contoh Bapak

Jumadi yang bekerja sebagai seniman Ketoprak Dor Jawa Deli yang

memiliki pekerjaan sebagai tukang bengkel motor dan penjual bensin

eceran. Masih banyak lagi tokoh-tokoh seniman Ketoprak Dor yang

pekerjaan utamanya adalah dibidang petani, satpam, kuli bangunan, guru

dan pegawai.

2) Menonjolkan pimpinan yang biasanya juga sebagai seniman utama dan

pendukung dana utama organisasinya. Hal ini bisa dibuktikan pada

kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli, pada umumnya pimpinan kelompok

merangkap posisi ganda sebagai seniman dan pendukung dana organisani.

Seperti pada kelompok Ketoprak Dor LMARS pimpinan Bapak Suriat dan

Ketoprak Dor Langen Setio Budi Lestari pimpinan Bapak Jumadi serta

kelompok Ketoprak Dor lainnya. Jika seorang pimpinan organisasi

kesenian yang punya kekuatan manajerial kuat, dan ia tidak mewariskan

pada generasi selanjutnya, maka akan mati pula kelompok kesenian yang

dipimpinnya ini. Atau pun kalau ada yang meneruskan dengan mengikuti

pola yang sama, tetapi dengan kapasistas yang kurang, maka terjadi

degradasi sosial dalam kelompok kesenian ini.

Universitas Sumatera Utara


122

3) Pembagian honorarium yang agak bersifat rahasia, dan biasanya

dicarikan kata-kata yang “manis” seperti “uang pupur”, “uang lelah,”

dan sejenisnya. Ciri manajemen seni secara tradisional di Nusantara ini,

adalah pembagian hasil jerih payah bersama, kurang menghargai peran

integral keseluruhan pelaku seni (seniman, kru, dan pihak pimpinan).

Biasanya honorarium sangat ditentukan oleh seorang pimpinan saja. Ada

juga pimpinan yang mengambil homor 50 persen lebih untuk dirinya

pribadi, dan selebihnya untuk pekerja seni.

Akibatnya biasanya adalah munculnya perasaan tidak senang diantara para

pekerja seni yang dipimpinnya. Atau ada juga yang dengan ikhlas

menerimanya, terutama seniman-seniman yang baru direkrut. Agar uang

hasil kerja bersama ini dapat diambil sebesar-besamya oleh pimpinan

kesenian, maka istilah yang digunakan pun bukan dengan istilah

profesionalisme, seperti gaji atau honor kerja, dan sejenisnya tetapi

cenderung menggunakan kata-kata yang bemosi kerja yang dilakukan

sebagai kerja sampingan, seperti uang pupur (uang bedak), uang lelah,

uang rokok, uang terima kasih, uang jalan, dan sejenisnya.Rata-rata harga

sekali pertunjukan (satu cerita) berkisar antara Rp.1.500.000 s.d.

5.000.000. Berdasarkan harga sekali pertunjukan tersebut, biasanya para

pemain, pemusik dan kru mendapatkan sekitar Rp.50.000 s.d Rp.200.000.

Sisa uang pembagian biasanya dimasukkan kas untuk pembelian kostum

serta perawatan peralatan yang disimpan oleh pimpinan kelompok

Ketoprak Dor.

Universitas Sumatera Utara


123

4) Pembagian tugas tidak begitu spesifik. Ciri lainnya manajemen kelompok

seni tradisional adalah tugas tumpang tindih setiap orang dalam organisasi

tersebut. Jarang seorang pemain hanya memainkan satu jenis tari atau

musik atau peran teater. Kadang sebagai seniman, ia juga harus

mengangkat alat musik, sound sytem, tata lampu, properti tari, sebelum

dan setelah pertunjukan. Ini biasa terjadi dalam kelompok kesenian

tradisional termasuk kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli. Pembagian kerja

yang tidak spesifik ini biasanya akan pula mengurangi tanggung Jawab

dan tugas khususnya. Biasanya pendekatan semacam ini, berdasar kepada

asumsi mereka adalah keluarga besar, tanggung Jawab dipikul bersama-

sama. Kerja pun harus dikerjakan bersama-sama dalam sistem gotong

royong, dan seterusnya. Dengan cara kerja seperti ini, biasanya para

seniman muda dan yang berjenis kelamin laki-laki yang diutamakan untuk

bekerja ekstra keras, dengan alasan tenaganya masih kuat, masih muda,

dan masih jauh masanya berkarir di bidang seni.

Gambar 3.3
Para Pemain, Kru, dan Pemusik Bergotong rotong Menyiapkan Panggung

Universitas Sumatera Utara


124

5) Organisasi kesenian tradisional jarang yang dibentuk dengan

mendasarkan pada aspek yuridis. Artinya sebuah organisasi kesenian

biasanya dibentuk hanya berdasarkan musyawarah mufakat untuk

kelestarian budaya semata. Sebagian besar kelompok Ketoprak Dor Jawa

Deli tidak memiliki kekuatan hukum pendirian sebangsa nota ataupun

sejenisnya. Biasanya pimpinan kelompok Ketoprak Dor hanya

mencantumkan alamat, nomor telepon atau handphone di papan maupun

spanduk pertunjukan.

Gambar 3.4
Papan Kelompok Ketoprak Dor tanpa nota pendirian

6) Perekrutan seniman sifatnya “cabutan.” Maksud seniman “cabutan”

adalah seniman dari kelompok lain atau seniman yang tak terikat oleh

kelompok disatu-satukan untuk memenuhi permintaan kesenian dalam

satu atau beberapa kali pertunjukan. Alasan melakukan ini adalah, banyak

seniman ingin menambah penghasilan keuangannya melalui banyaknya

Universitas Sumatera Utara


125

pertunjukan. Ia tak mau terikat hanya dalam satu organisasi kesenian saja.

Karena jarang sekali ada sebuah organisasi kesenian yang membayar gaji

seniman setiap bulan dengan jumlah tertentu sebagaimana layaknya tenaga

kerja. Dari pengamatan Peneliti seluruh pemain Ketoprak Dor Jawa Deli

saling mengenal karena berlatar belakang yag sama yaitu Jawa kontrak.

Namun karena tempat domisilipara pemain yang sudah berpisah pisah

maka sering terjadilah pemain “cabutan”. Oleh sebab itu pada saat ini

mulai timbulnya kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli yang persebarannya

ada di Percut Sei Tuan, Binjai, Langkat, Helvetia, Tanjung Mulia hingga

ke Bandar Khalifa serta Tembung. Para pemain dari kelompok kelompok

tersebut adalah orang sama meskipun kadang kadang pada setiap

pertunjukannya mendapatkan peran yang berbeda.

7) Asas keluarga dan kekeluargaan. Sistem manajemen ini banyak

diterapkan oleh organisasi-organisasi kesenian di Nusantara. Sistem

manajemen ini memang ada kelebihannya di satu pihak, yaitu para

anggotanya merasa sebagai satu keluarga besar, yang terikat hubungan

kekerabatan dan darah, sehingga masalah yang timbul dengan mudah

dapat dipecahkan dengan landasan mereka satu keluarga yang

sesungguhnya baik di bidang kesenian maupun kekerabatan. Di sisi lain,

sistem ini agak kurang demokratis. Artinya bakat-bakat seniman yang

handal di luar keluarga, agak sulit untuk masuk ke dalam organisasi seni

tersebut. Kualitas sumber daya manusia dan produksi seni dalam

organisasi seperti ini hanya menjadi nomor sekian saja. Selain itu, karena

Universitas Sumatera Utara


126

berdasar kepada keluarga dan kekeluargaan, maka pengembangan yang

ekstensif kurang diperhatikan. Misalkan saja sejak zaman dahulu, mereka

mewarisi kesenian Ketoprak Dor Jawa Deli, maka sampai sekarang pun

mereka akan memproduksi kesenian yang sama. Untuk membuka diri

memproduksi seni rakyat atau etnik lain agak kurang, karena pembatasan

sumber daya manusia seni tadi.

8) Sangat erat dengan ritual masyarakat. Setiap seniman Ketoprak Dor Jawa

Deli tidak mengharapkan uang lelah atau uang honorarium. Mereka

biasanya tidak akan keberatan jika hanya diberi amplop yang berisi uang

Rp 50.000 setiap orangnya. Sekali lagi uang atau honor berkesenian bukan

yang utama di sini. Yang berperan adalah konsep-konsep dan aktivitas

religius, yang memotivasi setiap orang dan seniman untuk melakukan

menurut fungsi individunya dalam konteks masyarakat luas, yang

memiliki cita-cita dan tujuan bersama.

3.5 Fungsi Pertunjukan Ketoprak Dor

Menurut Rosmawaty (2011:36-38) fungsi seni pertunjukan teater

berdasarkan realita terbagi menjadi 4 (empat), yaitu sebagai hiburan, sebagai

media dakwah, sebagai media pendidikan/penerangan dan sebagai media ekspresi.

Sedangkan menurut Suroso (2012: 118-126) fungsi seni pertunjukan terdiri atas 8

(delapan) yang meliputi sebagai sumbangan integritas masyarakat, sebagai

sumbangan untuk kesinambungan dan stabilitas kebudayaan, sebagai

Universitas Sumatera Utara


127

berhubungan dengan kritik sosial, sebagai media pendidikan, media hiburan,

media ritual dan sebagai nilai ekonomi.

Menurut pengamatan Peneliti, Ketoprak Dormemiliki beberapa fungsi,

yaitu fungsi sebagai hiburan, Fungsi pendidikan, fungsi sebagai pengungkapan

emosional, fungsi ekonomi, dan fungsi hiburan. Namun pada dasarnya peran dan

fungsi kesenian Ketoprak Dor sebenarnya sangat banyak, karena kesenian ini

merupakan bentuk kesenian yang hidup di dalam kehidupan masyarakat.

3.5.1 Sebagai seni pertunjukan

Menurut Murgianto (1997:160) menjelaskan bahwa pertunjukan ialah

sebuah proses yang memerlukan waktu dan ruang. Sebuah pertunjuakn

mempunyai bagian awal, tengah dan akhir. Struktur dasar pertunjukan meliputi

tahapan-tahapan antara lain: persiapan bagi pemain maupun penonton,

pementasan serta apa-apa yang terjadi setelah pertunjukan selesai.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa Ketoprak Dor

adalah sebuah seni pertunjukan karena ditampilkan dihadapan penonton dan

mempunyai tahapan dan waktu tertentu serta mengandung unsur-unsur seni.

3.5.2 Sebagai media hiburan

Dalam fungsinya sebagai hiburan teater tradisional, Ketoprak Dor

menampilkan cita rasa kehidupan manusia yang paling sederhana melalui dialog

dan cerita yang dibawakan melalui dongeng-dongen (mite), nanyian (tembang)

dan berbagai rangsangan lainnya. Secara keseluruhan pertunjukan Ketoprak

Universitas Sumatera Utara


128

Dormampu menghidupkan suasana lebih meriah, dari suasana yang benar-benar

sakral dan suci. Hal ini dapat terlihat dari antusias para penonton yang

menyaksikan pertunjukan Ketoprak Dor, mereka merasa terhibur melalui cerita

maupun lawakan yang dibawakan oleh para pemain Ketoprak Dor.

Pertunjukan Ketoprak Dor tidak membuat penonton merenungkan lebih

mendalam masalah hidup yang dirasakan dan dihadapinya tetapi memberikan

kepuasan sesaat. Membuat penonton merasa terlepas dari kesulitan dan

kesusahannya sehari hari pada waktu sejenak. Kekuatan utama hiburan Ketoprak

Dor ini terletak pada kemampuan para pemainnya berimprovisasi dan kesigapan

reaksi dalam berdialo dan berakting sesama aktor dan aktris. Penonton juga dapat

bebas melibatkan diri dalam setiap pertunjukan tanpa ada batas dan hambatan usia

dan status sosial. Pada masyarakat Jawa sendiri umumnya pertunjukan Ketoprak

Dor dilakukan pada berbagai acara yang bersifat hajatan, misalnya dalam upacara

perkawinan ataupun khitanan.

3.5.3 Sebagai media pendidikan/penerangan

Cerita-cerita Ketoprak Dorjuga bersisi nilai-nilai pendidikan agar manusia

tetap teguh pada janjinya dan barang siapa yang melanggar akan mendapat

kesulitan dalam hidupnya, dan banyak lagi pesan-pesan moral lainnya yang berisi

pendidikan manusia agar selalu berbuat kebajikan, tidak sombong, menjunjung

tinggi nilai-nilai kejujuran, disiplin, kerja keras, bersifat ksatria, dan lain

sebagainya. Selain itu setiap dialog dan percakapan yang disampaikan oleh para

pemain memiliki kandungan nilai nilai kebaikan yang bisan diterapkan di

Universitas Sumatera Utara


129

keluarga dan masyarakat melalui norma norma yang terkandung dalam sistem

kebudayaan Jawa tersebut. Oleh karena itu seorang seniman betul-betul dituntut

untuk dapat berperan semaksimal mungkin atas peran yang dibawakannya.

3.5.4 Sebagai pengungkapan emosional atau ekspresi diri

Kecenderungan fungsi seni pertunjukan untuk pengungkapan emosional

atau ekspresi diri ini merupakan perwujudan dari semboyan seni untuk seni. Tidak

ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi seni dalam penampilannya.

Kebebasan di sini lebih menekankan pada pencapaian tujuan tertentu yang

diperjuangkan. Contoh seni instalasi, happening art, dan sejenisnya.

Ketoprak Dor Jawa Deli menunjukan sebuah pertunjukan yang lahir dari

masyarakat kecil yang tidak terikat dengan teks atau naskah. Pemain bebas

berimprovisasi baik dari tata bahasa dan permainan musiknya. Dengan kata lain,

si pemain dapat mengungkapkan perasaan atau emosinya di saat adegan-adegan

yang menggunakan iringan musik sebagai penekanan emosi.

3.5.5 Sebagai kritik sosial dan politik

Dalam hal kritik sosial seni pertunjukan pun memiliki peran terutama pada

masa pembangunan seperti sekarang ini, seni pertunjukan juga cukup efektif

untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, khususnya bagi masyarakat

pedesaan atau masyarakat pada umumnya. Pesan yang ingin disampaikan dapat

seperti pada seni pertunjukan tradisional dilakukan melalui tokoh Joko Bodo pada

seni pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli. Joko Bodo inilah yang

Universitas Sumatera Utara


130

mengggambarkan figur-figur rakyat, sehingga kritik-kritik sosial ataupun media

penerangnan disampaikan melalui mereka diharapkan para penonton akan lebih

mudah menangkap dan mencernanya.

Pesan-pesan pembangunan yang ingin disampaikannya bisa berbagai

macam topik sesuai dengan keinginannya. Bila topik-topik sekitar kepahlawanan,

kebersamaan, kesetiaan, kepatuhan, bahkan dapat pula berupa kritikan sosial yang

cenderung banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa kini. Permasalahan yang

timbul sekarang adalah bagaimana agar seni pertunjukan disukai oleh masyarakat,

sehingga fungsinya sebagai media penerangan serta sebagai media untuk

mengungkapkan kritik sosial dapat terwujud.

Sebagai media untuk penyampaian kritik sosial, memang dengan bentuk

kesenian tradisional sungguh tepat. Masyarakat Indonesia yang menganut paham

paternalistik tentu tabu apabila akan mengkritik seseorang secara langsung,

apabila kalau orang yang dikritik itu adalah pemimpinnya, atasannya, ataupun

saudaranya, atau juga kondisi negara pada saat ini. Media yang sangat tepat untuk

menyindir melalui tokoh-tokoh yang diperankan ataupun melalui dialog-dialog

tertentu.

Keberadaan Ketoprak Dor Jawa Deli sebagai media hiburan yang sangat

diminati oleh rakyat dimanfaatkan keberadaannya oleh para buruh untuk alat

propaganda. Cerita yang bertemakan jiwa nasionalisme, patriotisme, dan cinta

tanah air selalu ditampilkan pada setiap pertunjukannya terutama dijaman

perjuangan berlangsung.

Universitas Sumatera Utara


131

Setelah masa perjuangan berlalu, cerita yang dibawakan oleh kelompok

Ketoprak Dor Jawa Deli kebanyakan mengenai pembangunan dan sikap

menumbuhkan persatuan bangsa. Pada masa orde lama cerita yang dibawakan

kebanyakan dimanipulasi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) untuk kepentingan

politik mereka. Cerita yang disajikan banyak sekali diputar balikkan fakta dan

kejadiannya. Para pemain dan pemusik Ketoprak Dor selalu mendapatkan

kawalan dan selalu diawasi oleh kaum PKI tersebut.

Setelah masa orde lama tumbang bergantilah masa orde baru. Cerita yang

dibawakan oleh kelompok Ketoprak Dor berganti menjadi cerita yang bertemakan

pembangunan dari pemerintah. Menurut Bapak Suriat26 pada era Orde Baru

pembangunan yang dicetuskan oleh presiden Suharto, cerita yang dibawakan

dalam pertunjukan Ketoprak Dor tidak boleh menyinggung ataupun mengkritik

pemerintah. Alasan utamanya yaitu pada saat itu pemerintah sedang membangun.

Setiap pertunjukan Ketoprak Dor akan ditampilkan pimpinan kelompok wajib

melapor terlebih dahulu kepada pihak berwajib apakah cerita atau lakon boleh

dibawakan atau tidak. Jika cerita yang dibawakan berisi tentang pembangunan

maka pertunjukan tersebut boleh dipertontonkan. Setelah berganti era reformasi

cerita yang dibawakan oleh kelompok Ketoprak Dor biasanya berisi selingan

tentang kritik sosial yang terjadi dimasyarakat meskipun dibawakan dengan lakon

atau cerita dari Jawa atau daerah setempat.

26
Dalam wawancara dengan Metro TV pada program Melawan Lupa “Jejak Jawa
Sumatera”.

Universitas Sumatera Utara


132

BAB IV

ANALISIS STRUKTUR DAN MAKNA PERTUNJUKAN SERTA

TEKSTUAL KETOPRAK DOR PADA CERITA JOKO BODO

Pada bab ini peneliti hanya fokus mendeskripsikan struktur pertunjukan

Ketoprak Dor pada cerita Joko Bodo berdasarkan hasil penelitian lapangan yang

peneliti lakukan, dengan cara mengamati pertunjukan secara langsung maupun

pengamatan dengan melakukan wawancara dengan pelaku Ketoprak Dor.

4.1 Lakon atau Cerita Pertunjukan

Menurut Sastroamidjojo (1964:98), kata lakon berasal dari bahasa Jawa

laku yang sering diturunkan menjadi mlaku atau lumaku yang berarti ‘jalan’ atau

‘berjalan’. Kata lakon mengacu pada ‘sesuatu yang sedang berjalan’ atau ‘suatu

peristiwa atau kehidupan manusia sehari-hari’. Menurut Tarigan (1985: 73) ada

empat perbedaan pokok antara teater sebagai teks drama tertulis atau lakon,

dengan drama sebagai seni pertunjukan, yakni:

1. Drama sebagai teks tertulis adalah hasil sastra milik pribadi (perorangan),

yaitu milik peneliti drama tersebut; sedang drama sebagai seni pertunjukan

adalah seni kolektif.

2. Teks lakon memerlukan pembaca soliter; sedang drama sebagai seni

pertunjukan memerlukan penonton kolektif. Penonton menjadi faktor yang

sangat penting dalam drama sebagai seni pertunjukan.

3. Teks lakon masih memerlukan penggarapan sebelum dipentaskan menjadi

seni pertunjukan

Universitas Sumatera Utara


133

4. Teks lakon adalah bacaan sedang drama sebagai seni pertunjukan adalah

tontonan.

Perbedaan tersebut membawa berbagai konsekwensi, baik dalam

hubungannya dengan peneliti maupun bagi pembaca atau penonton. Oleh karena

itu Oemarjati (1971:60) menyatakan bahwa seorang peneliti lakon dalam

menyusun lakon-lakonnya harus senantiasa ingat pada kondisi-kondisi teatrikal

(pementasan). Menurutnya, karya sastra yang berbentuk lakon belum bisa

dikatakan telah mencapai kesempurnaan bentuk bila belum sampai dipentaskan

sebagai seni pertunjukan.

Namun pada kenyataannya makna lakon sering menjadi sangat berbeda

dengan makna drama sebagai teater atau seni pertunjukan, walaupun sumber

awalnya (teks lakonnya) sama. Hal ini dikarenakan:

1. Terjadinya jurang pemisah antara pemaknaan oleh pembaca soliter dengan

pemaknaan oleh sejumlah pemain pertunjukan (pembaca kolektif),

2. Terjadinya improvisasi di panggung oleh pemain tertentu,

3. Penggarapan teater menyimpang dari teks lakonnya, yang sengaja

dilakukan oleh sutradara dan para pemain pertunjukan drama.

Teks lakon sering dipentaskan dengan penggarapan yang menyimpang.

Hal ini antara lain dikarenakan:

1. Disesuaikan dengan latar belakang sosial budaya ditempat pementasan

drama tersebut.

2. Disesuaikan dengan visi dan misi sutradara atau kelompok drama yang

bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara


134

3. Karena permintaan dari pihak-pihak tertentu, misalnya kepolisian atau

pemerintahan penguasa.

4. Karena pertimbangan nilai jual (mengacu pada penonton).

Oleh karena itu sering terjadi perubahan dari naskah lakon yang berisi

cerita klasik dipentaskan dalam bentuk modern, dari naskah lakon yang serius

dipentaskan menjadi komedi. Berdasarkan uraian diatas, kiranya menjadi jelas

bahwa, sekali lagi, teks lakon harus dibedakan dengan teks pementasan (teater),

karena sistem dan tingkat pemaknaannya yang memang berbeda.

Sejak masuknya kesenian Ketoprak Dor ke tanah Deli, cerita atau lakon

Ketoprak Dor telah mengalami perubahan-perubahan sampai sekarang. Perubahan

meliputi tema cerita, isi cerita, tata bahasa, fungsi maupun tempat pertunjukan.

Penyebab perubahan itu dikarenakan pengaruh lingkungan budaya di tanah Deli

yang terdiri dari beragam suku.

Pengaruh budaya setempat seperti Melayu pada Ketoprak Dor terlihat

pada beberapa lakon atau cerita yang dibawakan seperti cerita Anak Durhaka,

Hangtuah, Legenda Putri Hijau serta lagu lagu bernuansa Melayu seperti lagu

Indung Indung, Injit-Injit Semut dan Lancang Kuning. Menurut bapak Jumadi

pertunjukan Ketoprak Dor umumnya menceritakan tentang kisah-kisah kehidupan

yang terjadi di dalam cerita kerajaan Jawa, juga merupakan teater rakyat yang

mengangkat kisah kepahlawanan dan kisah-kisah kehidupan sosial masyarakat

Jawa sehari-hari. Beberapa cerita dari Jawa yang sering dibawakan antara lain

Joko Bodo, Arya Panangsang, Lutung Kasarung, Damar Wulan, Menak Jinggo,

Tiga Putra Kembar, Raden Panji, Bunga Kecubung Putih, Taman berdosa. Tema

Universitas Sumatera Utara


135

yang terkandung dalam lakon atau cerita pertunjukan terdiri atas tema pendidikan,

pertanian, nilai sejarah serta kepahlawanan. Cerita yag ditampikan oleh kelompok

Ketoprak Dor Jawa Deli sering disebut dengan istilah stambul jawi27.

Lakon atau cerita yang disampaikan tidak terikat pada pola yang ada pada

bahasa Jawa. Para pemain lebih mudah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu

atau bahasa etnik setempat. Cerita yang dibawakan pun kebanyakan sudah

dirubah atau dimodifikasi, tidak lagi sama persis dengan cerita sebenarnya.

Beberapa faktor penyebabnya ialah pada zaman dahulu sulitnya didapat literasi

atau buku dari cerita tersebut. Dugaan lain yaitu tidak sempurnanya penyampaian

cerita yang didengar dari orang tua atau pelaku sebelumnya.

Lakon atau cerita Joko Bodo berasal dari tanah Jawa Tengah serta

dibawakan versi kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli memiliki 6 (enam) struktur

adegan.

4.2 Pendukung Pertunjukan

4.2.1 Waktu pertunjukan

Menurut Bapak Jumadi biasanya sebuah pertunjukan Ketoprak Dorselalu

dilaksanakan pada malam hari sehabis solat Isya atau setelah hiburan keyboard

berakhir yaitu berlangsung selama 6 (enam) jam yang berkisar antara pukul

20.00WIB s/d 02.30 WIB. Bahkan pertunjukan Ketoprak Dor bisa diperpanjang

ataupun diperpendek durasinya jika para penonton masih mengikuti pertunjukan

tersebut.

27
Lihat tulisan Tutiek Sugiarti halaman 44 tahun 1988

Universitas Sumatera Utara


136

Namun di beberapa kegiatan seminar, pertunjukan Ketoprak Dor

dilakukan dalam waktu 30 menit sampai 45 menit. Menurut Bapak Hartono

biasanya pemain tidak leluasa mengeluarkan karakter yang ingin disampaikan

dikarenakan singkatnya waktu dan lakon pertunjukan.

Pertunjukan jarang dilakukan pada siang hari, karena mengurangi suasana

pertunjukan dan para pemain Ketoprak Dor yang banyak melakukan aktifitas

bekerja. Malam hari merupakan waktu yang tepat karena para pemain lebih dapat

merasakan atau lebih menghayati peran tokoh yang dibawakannya melalui sinar

lampu atau efek dari pakaian yang dipakai bisa lebih kelihatan pada malam hari.

Selain itu, pada malam harilah waktu luang bagi pemain Ketoprak Dor dan

masyarakat untuk menyaksikannya.

4.2.2 Tempat dan panggung pertunjukan

Panggung atau pentas yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi

dekorasi dan penonton dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering disebut

dengan panggung pertunjukan, dan apabila suatu seni pertunjukan dipergelarkan

tanpa menggunakan panggung maka disebut arena pertunjukan. Sehingga

pementasan dapat diadakan diarena atau lapangan.

Jenis panggung yang digunakan untuk pertunjukan Ketoprak Dor ialah

penggung portable yaitu jenis panggung yang dibuat di dalam maupun di luar

gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang

dengan kokoh diatas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya

Universitas Sumatera Utara


137

mempergunakan kursi. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu

panggung yang dibuat secara tidak permanen.

Ketoprak Dor selalu ditampilkan diatas panggung pada tempat-tempat

terbuka di pekarangan pemilik pesta,di tanah lapang berukuran 6m x 4m serta di

dalam ruangan atau gedung yang memungkinkan untuk dibuat panggung dan

tenda dengan tampilan yang sangat sederhana.

Gambar 4.1
Panggung dari Sisi Samping

Panggung dibutuhkan untuk segala perlengkapan dan properti pendukung

pertunjukan, seperti layar (kelir) yang menjadi background atau latar belakang

suasana yang terdiri dari tiga motif. Adapun tiga motif background layar

pembatas (geber) bagian depan dan belakang panggung Ketoprak, yaitu warna

hijau, hutan dan simpang empat, serta kerajaan. Warna hijau adalah simbol

kegelapan atau ketidak jelasan. Hutan dan simpang empat adalah simbol keragu-

raguan yang didukung oleh kegelapan, sedangkan kerajaan adalah tujuan yang

Universitas Sumatera Utara


138

akan dicapai. Setiap background ini akan dimunculkan sesuai pembabakan dalam

cerita. Babak awal dengan warna hijau, babak pertengahan dengan hutan dan

simpang empat, serta babak akhir dengan background kerajaan. Sebagai pembatas

antara panggung depan dan belakang yang di pasang di tengah-tengah, layar

penutup depan panggung, spanduk nama sanggar, tenda penutup panggung, dan

segala kelengkapan pemain seperti tata-busana, tata-rias dan tempat menunggu

seluruh pemain mendapatkan giliran bergantian di belakang panggung serta

tempat gantungan baju pemain.

Gambar 4.2
Bagian belakang panggung pertunjukan
Berfungsi untuk menggantungkan pakaian

Sebelum melakukan pertunjukan biasanya para pemain bersama sama

menyusun panggung pertunjukan mulai memasang, tali tirai, soundsystem, katrol

instrumen musik dan atribut pertunjukan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


139

Gambar 4.3
Pemain menyiapkan backround di panggung

Hal ini berbeda dengan Ketoprak Mataram yang ada di Jawa. Panggung

sengaja dibuat oleh sutradara dengan gaya serta hiasan yang sangat mewah dan

elegan. Panggung mewakili dari kerajaan-kerajaan di Jawa yang mempunyai

ornamen yang sangat rumit.

Gambar 4.4
Panggung Ketoprak di Jawa

Universitas Sumatera Utara


140

Biasanya pertunjukan Ketoprak Dor dilakukan pada hari-hari libur atau

hari libur nasional.Pertunjukan Ketoprak Dor ditampilkan pada hajatan

perkawinan ataupun undangan seminar oleh kampus maupun instansi pemerintah.

4.2.3 Instrumen musik

Instrumen musik adalah bagian yang sangat penting di dalam sebuah

pertunjunkan teater rakyat. Ketoprak Dor Jawa Deli mempunyai struktur

komposisi instrumen musik yang sangat jauh berbeda dengan Ketoprak di Jawa.

Biasanya pertunjukan Ketoprak diiringi dengan seperangkat Gamelan Pelog dan

Slendro dengan berbagai komposisi gendhing dan pathet yang dimainkan. Secara

umum instrument musik pengiring pada Ketoprak Dor terdiri atas alat musik

utama pembawa melodi oleh accordion, harmonium atau keyboard serta alat

musik ritmik oleh kendang Jawa, Kendang Jidor dan drum set. Pada instrumen

musik Ketoprak Dor terdapat beberapa instrumen perkusi (membranphone) yang

sangat mendominasi seperti Kendang Jidor, Drum Set, Kendang Jawa, Keyboard,

kadang kadang dicampur dengan instrumen musik elektronik (electrophone)

seperti gitar bass, gitar elektrik, keyboard, harmonium, gendang Melayu, dan

accordion.

Instrumen musik yang dimiliki oleh kelompok kelompok Ketoprak Dor

Jawa Deli tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh sangat langka dan mahalnya

harga sebuah alat musik seperti harmonium yang harus didatangkan langsung dari

Malaka di Malaysia. Untuk menggantikan peran harmonium tersebut, biasanya

kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli mengganti dengan instrument keyboard yang

Universitas Sumatera Utara


141

relatif lebih terjangkau dari harga dan mudah di dalam penggunaan serta memiliki

variasi bunyi sample suara musik yang banyak.

Menurut Bapak Suriat, Instrumen Harmonium dan accordion pada

pertunjukan Ketoprak Dor diperoleh dari masyarakat Melayu. Pada awal

terbentuknya Ketoprak Dor Jawa Deli, bunyi suara yang dihasilkan oleh kendang

Jidor mengeluarkan suara dangdut yang dikombinasikan dengan pukulan keprak.

Namun, kemudian suara tersebut menghasilkan suara dor dan prak yang menjadi

ciri khas dari kesenian Ketoprak Dor tersebut.

Perubahan alat musik pada pertunjukan Ketoprak Dor disebabkan oleh

sulitnya ditemukan alat musik gamelan di daerah perkebunan baik dari bahan

baku maupun pembuat gamelan tersebut. Selain itu alasan perubahan alat musik

lainnya ialah karena mahalnya harga seperangkat alat musik gamelan dikarenakan

transportasi yang sulit terkangkau. Sehingga para seniman Ketoprak Dor mencari

alternatif lain yaitu menggunakan menggabungkan alat musik etnik setempat

dengan alat musik yang tersedia.

Adapun posisi pemain dan ansambel instrumen musik pengiring Ketoprak

Dor disusun di sebelah kiri atau kanan dari panggung pertunjukan dan pemain

musik menghadap ke pemain atau pelakon pertunjukan. Hal ini dikarenakan

supaya para pemusik senantiasa selaras memainkan musik dengan setiap gerakan

adegan yang diperankan oleh pemain.

Universitas Sumatera Utara


142

Gambar 4.5
Posisi Instrumen Musik di Sebelah Kanan Panggung
(Dokumentasi Peneliti, 2016)

4.2.3.1 Jidor / kendhang jidor

Kendhang Jidor adalah jenis alat musik membranophone two head barrel

drum menyerupai bedug yaitu gendang berbentuk tong memiliki panjang (satu)

meter dan berdiameter lingkaran tiga puluh centimeter dengan kedua ujungnya

ditutupi membran (kulit). Dimainkan dengan cara dipukul menggunakan sepasang

stick berukuran besar dengan bunyi yang dihasilkan yaitu “Dor”. Bunyi “Dor”

yang dihasilkan mempunyai karakter bunyi rendah (lowersound). Menurut Bapak

Jumadi kendhang Jidor pada zaman dulu adalah alat musik yang sangat familiar

ditemui di kalangan Jawa Deli karena alat musik ini sangat mudah diciptakan

serta tidak mengeluarkan biaya besar dan bahan baku pembuatannya mudah

ditemukan.

Universitas Sumatera Utara


143

Gambar 4.6
Posisi instrumen musik di sebelah kanan panggung
(dokumentasi Peneliti)

4.2.3.2 Keprak/kentrung

Instrument musik Kentrung atau Keprak adalah alat musik perkusi yang

terbuat dari bambu yang diberi lubang pada salah satu bagian. Di Jawa tengah alat

ini dikenal dengan nama Tiprak. Alat ini berada diatas Jidor yang ditempelkan

agar lebih memudahkan dalam memainkannya.Alat ini dipukul menggunakan

stick berukuran besar (ujungnya memiliki benjolan terbuat dari pohon nangka

yang mempunyai karakter ringan tetapi padat). Kentrung atau keprak jika dipukul

menghasilkan bunyi “prak”. Apabila Jidor dan kentrung dimainkan maka suara

yang dihasilkan ialah “prak-Dor”. Bunyi Prak dan Dortersebut menjadi cikal

bakal penamaan Ketoprak Dor dan menjadi instrument utama (premier) di dalam

pertunjukannya. Jika harmonium bisa digantikan dengan keyboard, Kentrung atau

Universitas Sumatera Utara


144

Keprak tidak bisa digantikan dengan alat musik apapun karena bahan baku

pembuatannya sangat mudah dijumpai.

Gambar 4.7
Kentrung atau Keprak dan alat pemukulnya

4.2.3.3 Keyboard elektrik

Menurut Bonoe (2003:220) defenisi dari keyboard elektrik ialah bilah

bilah papannada (berwarna hitam dan putih) yang menghasilkan suara dengan

bersumber dari elektrik (electrophone). Menurut Bapak Triwahyujono, sejak

tahun 2000-an alat musik harmonium mulai diganti dengan keyboard. Penggunaan

keyboard dalam pertunjukan Ketoprak dikarenakan kepraktisan penggunaan dan

pemakaiannya, mengingat bahwa harmonium pada saat sekarang sudah jarang

dijumpai dan penggunaannya yang juga relative lebih sulit dibandingkan

keyboard.

Universitas Sumatera Utara


145

Keyboard yang digunakan dalam setiap kelompok Ketoprak Dor Jawa

Deli berbeda merk dan tipe. Menurut Bapak Jumadi harga dan jenis tipe keyboard

elektrik tidak dipermasalahkan asalkan terdapat bunyi accordion dan harmonium.

Memang keyboard elektrik merupakan instrument alternatif pengganti

harmonium. Beberapa tipe dan keyboard yang digunakan oleh kelompok

Ketoprak Dor Jawa Deli antara lain Casio CTK-6200, Yamaha PSR-S670 dan

Techno T-6600.

Selain digunakan sebagai instrument pengganti harmonium dan accordion,

fungsi keyboard juga untuk mengiringi lagu-lagu pop, daerah Karo, Melayu ,

Jawa dan terkadang lagu perjuangan. Biasanya lagu-lagu ini dimainkan pada

adegan lawakan atau ice breaking dengan pola ritme yang dihasilkan yaitu birama

4/4. Sedangkan untuk suara instrumen pengganti yang digunakan yaitu

sythenhizer, piano, biola, accordion.28

28
Tidak ada pola melodi baku yang dimainkan oleh pemusik. Biasanya pemusik
mengganti instrumen musik berdasarkan keinginannya. Tujuan akhirnya yaitu penonton
menikmati pertunjukan

Universitas Sumatera Utara


146

Gambar 4.8
Beberapa jenis tipe keyboard elektrik yang digunakan pada Ketoprak Dor

Universitas Sumatera Utara


147

4.2.3.4 Kendang jawa

Instrument musik yang digunakan dalam pertunnjukan Ketoprak Dor Jawa

Deli ialah Kendang Jawa29. Kendang Jawa merupakan alat musik ritmik yang

memiliki panjang 1 m hingga 1,5 m. Menurut Dewantoro dalam Siswanto

(2010:17) suara pokok dalam kendang ada 5 (lima) macam yaitu dhang, ket, tak,

tong, thung30. Kendang Jawa yang dimainkan sama dengan kendang Jawa dalam

pertunjukan Ketoprak di Jawa yaitu terbuat dari kulit binatang serta mempunyai

ukuran lingkaran (tebokan) yang berbeda dari kedua sisi kiri dan

kanannya31.Kendang Jawa diikat dengan kawat serta di batasi dengan bambu

untuk merenggangkan atau mengetatkan bagian sisi kanan kulit agar suara yang

dihasilkan lebih nyaring dan kuat. Jika kualitas bunyi dari kendhang Jawa

menurun, pemain menggeser bambu dengan cara memukulnya dengan alat seperti

martil yang terbuat dari kayu nangka. Kendang Jawa diletakkan diatas sebuah

rangkaian besi yang sudah dimodifikasi dan diwarnai agar pemain lebih merasa

nyaman di dalam memainkan kendang Jawa tersebut.

29
Beberapa jenis kendang yaitu kendang ageng. Sering disebut kandang gendhing atau
kendang siji dan Kendang ketipung, wujudnya lebih kecil dari kendang ageng.
30
Letak suara Dhang, terdapat pada bagian tebokan besar, bagian tepi. Dikebuk dengan
telapak tangan terus dilepas, supaya getarannya tidak mati. Suara tak, pada tebokan kecil dikebuk
dengan telapak tangan dan tidak dilepas supaya getarannya mati. Suara tong pada tebokan kecil
mendekati lingkaran dikebuk dengan hari tengah terus dilepas. Suara thung pada tebokan besar
bagian tengah. Dikebuk dengan keepat ujung jari dan terus dilepas.
31
Kendang Jawa termasuk ke dalam klarifikasi barrel yaitu intrument musik yang
memiliki drum double head yang berbentuk cembung. Lihat Kamus Musik oleh Pono Bonoe hal
124.

Universitas Sumatera Utara


148

Gambar 4.9
Sebelah kiri : Kendang Jawa serta rangkaian besi penyanggah
Sebelah Kanan : Alat pemukul kendhang Jawa / Panakol

Instrument Kendang Jawa dalam pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli

memiliki peran dan fungsi sebagai penjaga tempo serta pengatur tekanan

(aksentuasi) pada setiap gerakan atau mimik pemeran tokoh yang ditampilkan.

Jika adegan yang ditampilkan adalah peperangan biasanya pemain kendang Jawa

memainkannya dengan pukulan yang keras dan cepat.

4.2.3.5 Drum set

Menurut Bonoe (2003:124) pengertian dari drum set ialah perangkat alat

musik drum dalam suatu pementasan yang terdiri dari sebuah snare drum,

sepasang tom tom kecil, sebuah tom tom besar (floor tom tom), satu buah bas

(beat) drum, satu pasang cymbal hi-hat (simbal kaki), satu buah cymbal ride, satu

buah cymbal crash .

Universitas Sumatera Utara


149

Fungsinya dari drum set ini untuk memberi suasana yang riuh dan ramai

terutama untuk mendorong dinamika pertunjukan agar tetap dalam suasana ramai.

Seringkali pertunjukan Ketoprak Dor yang sudah berlangsung sepanjang malam

akan mengalami masa jenuh akibat lelah, ngantuk, lapar, jumlah penonton yang

semakin berkurang, dan sebagainya, untuk itulah drum dan kendhang mengambil

peran sebagai penyemangat pada para pemain dan penonton.

Menurut Bapak Jumadi, drumset bukan merupakan instrument utama

(premier) dalam pertunjukan Ketoprak Dor. Jika jumlah pemainnya lengkap maka

alat musik ini dapat digunakan, tetapi jika pemainnya tidak mencukupi maka

pemakaian alat musik ini boleh diabaikan. Pemain drum set ini bisa berganti

orang dan tidak perlu menguasai teknik khusus asalkan mampu memahami tempo

dan ketukan beat irama musik.

Gambar 4.10
Pemain drum set

Universitas Sumatera Utara


150

4.2.3.6 Harmonium

Menurut Bonoe (2003:181) pengertian harmonium ialah alat musik

berjenis reed organ portable yang mekanisme tiupnya dengan cara dipompa, ada

yang dipompa dengan pedal kaki dan ada pula yanh dipompa dengan prinsip kerja

akordion. Harmonium berbentuk kotak seperti balok kayu. Alat musik ini mirip

dengan piano yakni memili papan tuts berwarna hitam dan putih.

Harmonium tergolong alat musik harmonis yang berarti bisa berfungsi

memainkan melodi utama atau berfungsi sebagai pengiring. Harmonium adalah

alat musik berasal dari India yang dibawa oleh para pedagang India ketanah

Melayu pada abad ke 5 Masehi. Dari hubungan perdagangan tersebut kemudian

menimbulkan kontak budaya antara musik India dan Melayu. Harmonium

merupakan bagian utama dari pertunjukan musik Melayu seperti Ghazal, orkes

gambus dan drama Melayu.

Gambar 4.11
Pak Jumadi sedang memainkan harmonium

Universitas Sumatera Utara


151

Tidak semua kelompok Ketoprak Dor saat ini memiliki alat musik

harmonium. Alasan utamanya ialah karena susah didapat dan harganya yang

sangat mahal. Oleh sebab itu peran harmoniun saat ini digantikan oleh instrument

keyboard elektrik. Melalui alat musik harmonium ini terlihat jelas pengaruh dari

musik Melayu terhadap pertunjukan Ketoprak Dor.

4.3 Pemusik

Pemusik pengiring pertunjukan Ketoprak Dor terdiri dari 4 (empat) orang

laki laki yaitu: satu orang pemain kendhang, satu orang pemain Jidor dan

kentrung, satu orang pemain keyboard atau harmonium, satu orang pemain drum.

Seluruh personel laki laki dari kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli memiliki

kemampuan ganda sebagai pemain dan pemusik. Apabila selama pertunjukan

terdapat pemusik atau pemain yang kelelahan, maka terdapat pergantian peran

oleh pemusik dan pemain tersebut. Serta apabila salah seorang pemusik tidak

datang karena sakit atau halangan lain, biasanya pemain yang menggantikan peran

pemusik tersebut.

Peran pemusik keyboard elektrik dan kendang Jidor tidak bisa dimainkan

oleh setiap pemain Ketoprak Dor. Melodi yang dimainkan oleh pemain keyboard

elektrik harus sesuai dengan adegan yang sedang diperankan. Termasuk juga

pemain kendang Jidor yang memiliki peran penting dalam pertunjukan Ketoprak

Dor. Menurut pengamatan lapangan Peneliti, kedua pemusik tersebut posisi dan

Universitas Sumatera Utara


152

perannya tidak pernah digantikan oleh pemusik atau pemain lain hingga

pertunjukan selesai.

Gambar 4.12
Pemain kendhang yang berganti peran menjadi pelawak

Gambar 4.13
Penarik layar/tirai (Keterem) yang berganti posisi menjadi pemain Kendhang

Universitas Sumatera Utara


153

4.4 Pemain atau pemeran cerita

Pemeran cerita atau disebut juga dengan pemain, actor/aktris dalam sebuah

pementasan Ketoprak Dor dibutuhkan sebanyak 10-15 orang atau lebih sesuai

dengan cerita yang dibawakan. Terdiri dari pemain pria (aktor) dan pemain wanita

(aktris). Setiap pemain memerankan tokoh-tokoh berdasarkan arahan sutradara.

Apabila dalam satu pertunjukan kekurangan pemain untuk memerankan seorang

tokoh tertentu maka salah seorang pemain dapat memerankan dua atau lebih

tokoh dalam waktu yang berbeda (peran ganda).

Menurut Selamet (2015:61) tidak jarang pemain Ketoprak Dor juga bisa

tergabung dalam beberapa sanggar yang berbeda. Artinya, seseorang bisa saja

sebagai pemain panggilan pada satu pertunjukan untuk memerankan tokoh

tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh sanggar bersangkutan disebabkan

ketidaktersediaan pemain pada kelompok atau sanggar tersebut karena halangan

tertentu, atau diundang sebagai bintang tamu yang sengaja didatangkan untuk

penyegaran bagi anggota lainnya karena kepiawaiannya.

Syarat utama yang harus dipenuhi oleh pemain Ketoprak Dor harus bisa

menari, menyanyi atau menembangkan lagu-lagu Jawa ataupun lagu-lagu lainnya,

mampu melakukan dialog dengan baik dan menghayati setiap peran yang

dimainkannya. Oleh karena itu, seorang pemain Ketoprak Dor dituntut

kemampuannya untuk memerankan beberapa lakon dan tokoh yang berbeda. Hal

ini dikarenakan pertunjukan Ketoprak Dor tidak memiliki naskah cerita yang

baku. Untuk memahami cerita yang dimainkan, biasanya para pemain banyak

melakukan improvisasi kalimat diatas panggung pertunjukan. Di dalam

Universitas Sumatera Utara


154

pertunjukannya terdapat beberapa pemain yang berperan sebagai pelawak (batur)

yang berfungsi sebagai pemecah konsentrasi penonton (ice breaking). Cerita

lawak atau guyonan yang dibawakan diluar dari cerita utama pertunjukan. Pemain

memanfaatkan bagian ini untuk menyemangatkan kembali animo dan suasana

penonton. Adegan lawak ini berlangsung selama 30 menit bahkan lebih

tergantung dari suasana dan banyaknya penonton yang masih menyaksikan.

Penonton dan pemain bisa saling berkomunikasi dan meminta lagu yang ingin

dimainkan.

Gambar 4.14
Pemain lawak (Batur)

Pemain Ketoprak Dor adalah anggota suatu perkumpulan Ketoprak yang

sudah cukup lama jadi pemain, sehingga mempunyai keterampilan mumpuni

untuk memerankan segala tokoh yang diberikan kepadanya. Rata rata usia pemain

Ketoprak Dor Jawa Deli berumur 40 tahun keatas. Menurut Bapak Jumadi banyak

sekali anak muda yang gengsi atau malu untuk bermain Ketoprak Dor. Alasan

Universitas Sumatera Utara


155

utamanya ialah kesenian Ketoprak Dor dianggap kesenian masyarakat

terpinggirkan (marginal culture). Kaderisasi yang dilakukan oleh kelompok

Ketoprak Dor biasanya dilakukan oleh para keturunannya sendiri. Seperti Bapak

Jumadi yang kini berusia 60 tahun mendapatkan pemahaman tentang Ketoprak

Dor oleh orang tuanya. Saat ini anak kandung Bapak Jumadi yaitu Bapak Hartono

yang berusia 38 tahun melanjutkan eksistensi Ketoprak Dor sebagai pemain atau

pemeran cerita.

Gambar 4.15
Para Pemain atau Pemeran Cerita

Meskipun secara mayoritas pemainnya ialah orang Jawa Deli, namun

terdapat beberapa kelompok Ketoprak Dor yang memiliki pemain diluar suku

Jawa Deli seperti suku Batak, Melayu dan Mandailing. Ibu Waris Siregar (65

tahun) atau dikenal ibu Waris merupakan salah satu pemain Ketoprak Dor senior

yang berasal dari suku Mandailing. Ketertarikan terhadap Ketoprak Dor

dimulainya pada saat dirinya melihat pertunjukan Ketoprak Dor dikampungnya

Universitas Sumatera Utara


156

sewaktu kecil. Terdapat juga bang Pandapotan Silaban/Aseng (55 tahun) seorang

pemusik Ketopra Dor berasal dari suku Batak Toba yang sudah menjadi pemusik

Ketoprak Dor sejak remaja.

4.5 Penonton

Tujuan terakhir suatu pementasan lakon adalah penonton. Kelompok

penonton pada sebuah pementasan adalah suatu komposisi organisme

kemanusiaan yang peka. Mereka pergi menonton karena ingin memperoleh

kepuasan, kebutuhan, dan cita-cita. Alasan lainnya untuk tertawa, untuk

menangis, dan untuk digetarkan hatinya,karena terharu akibat dari hasrat ingin

menonton.

Ketoprak Dor adalah sebuah pertunjukan yang berlangsung diatas

panggung terbuka, penonton memiliki kebebasan untuk menyaksikan pertunjukan

sesuai keinginan masing-masing, bahkan penonton dapat melakukan komunikasi

dengan pemain ketika pertunjukan berlangsung seperti saling melakukan tanya

Jawab. Penonton juga berpindah-pindah tempat duduk sepanjang pertunjukan

berlangsung. Kadang-kadang ada yang pergi ke belakang panggung menyapa dan

berbincang-bincang dengan pemain, berjalan-jalan dan berlalu lalang didepan

panggung, duduk merapat ke atas panggung ataupun bercengkerama sesama

penonton tanpa sepenuhnya mengikuti jalannya pertunjukan.

Universitas Sumatera Utara


157

Jika pertunjukan dilakukan dipinggir jalan, para pengendara bebas berlalu

lalang didepan panggung pertunjukan. Dengan kata lain, pertunjukan Ketoprak

Dor tidak memiliki aturan yang pasti untuk penontonnya. Penonton merupakan

bagian utama dalam sebuah pertunjukan teater rakyat.

Gambar 4.16
Penonton Ketoprak Dor dari berbagai kalangan usia

Pertunjukan Ketoprak Dor sangat diminati oleh berbagai kalangan baik

anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Penonton anak-anak lebih

menyukai adegan lucu atau lawak bahkan terdapat anak anak yang duduk di

panggung ketika pertunjukan sedang berlangsung, sedangkan para remaja dan

dewasa lebih menyukai adegan percintaan atau hubungan asmara yang secara

umum selalu hadir dalam setiap pertunjukan. Para orang tua, terutama lanjut usia

adalah penonton yang mampu bertahan menyaksikan pertunjukan hingga selesai.

Universitas Sumatera Utara


158

Gambar 4.17
Penonton anak anak yang naik kepanggung

Demikian juga para orang tua, banyak juga yang kurang bisa mengikuti

jalannya ceritera yang dibawakan dalam bahasa Jawa, karena kurang faham

dengan dialog-dialognya. Namun, jika dialog dicampur dengan bahasa Indonesia

maka pada umumnya banyak juga yang bisa memahaminya.

4.6 Penarik Layar

Penarik layar/tirai atau tukang keterem ialah orang yang bertugas

membuka dan menutup layar pertunjukan pada setiap pergantian babak dalam

lakon cerita. Seorang tukang keterem harus mengikuti jalannya cerita sehingga

pada saat pergantian babak petugas ini dapat menutup dan membuka layar sesuai

waktu dan kebutuhannya. Penarik layar bisa berasal dari anggota grup Ketoprak

Dor atau penonton.

Universitas Sumatera Utara


159

Gambar 4.18
Penarik Layar atau Tukang Keterem dari anggota Ketoprak Dor

Gambar 4.19
Penarik Layar atau Tukang Keterem dari penonton Ketoprak Dor

Universitas Sumatera Utara


160

4.7 Tata Busana

Tata busana meliputi semua hal yang dipakai dibadan pemain mulai dari

ujung kaki hingga kepala. Tata busana merupakan suatu hal yang sangat penting

di dalam sebuah pertunjukan teater. Karena berfungsi sebagai penegas cerita

pertunjukan dan pembeda katika latihan yang menggunakan tata busana biasa.

Terdapat banyak unsur yang masuk dari bangsa Arab, Eropa, China, dan Melayu

dalam tata busana Ketoprak Dor. Menurut Bapak Jumadi tata busana yang

digunakan harus sesuai dengan cerita yang dibawakan.

4.7.1 Pakaian

Pakaian yang digunakan tidak harus sesuai dengan cerita yang akan

dibawakan, lebih sering menggunakan ornamen warna-warni yang cerah seerti

warna pink, kuning, hijau, orange, biru dan merah. Untuk peran peran tertentu

seperti pangeran, adipati dan keluarga kerajaan biasanya menggunakan pakaian

yang terdiri atas pernak pernik manik-manik berwarna kuning emas, ungu, pink

yang memberikan efek silau kepada penonton.

Sementara untuk pemain yang mendapatkan peran sebagai masyarakat

biasa, pakaian yang digunakan sangat sederhana yakni menggunakan baju singlet,

sarung, tidak menggunakan pernak pernik manik-manik. Seluruh pemain

menggunakan selendang kain yang diikat dipinggang mereka yang berguna untuk

pendukung tarian. Selendang yang digunakan berwarna sangat cerah seperti

merah, hijau, putih, kuning, orang, pink dan ungu. Warna kain selendang yang

Universitas Sumatera Utara


161

digunakan pemain tidak membedakan status. Kain selendang ini merupakan

pakaian wajib pemain saat pertunjukan.

Gambar 4.20
Model pakaian

Di dalam tulisan Sugiarti dikatakan bahwa kostum pemain Ketoprak

Dorsaat ini mengalami pengaruh dari budaya Melayu yang sejatinya itu juga

pengaruh dari budaya luar yaitu dari Timur Tengah dengan istilah stambulan.

Istilah kostum stambulan (pengaruh budaya kota Istambul Turki) atau mesiran

(pengaruh budaya Mesir) masih digunakan sebagai pelengkap kostum sampai saat

ini. Pakaian yang digunakan ada tiga model yakni model basahan, model mesiran

dan pakaian kraton atau kerajaan.

Celana yang digunakan oleh para pemain laki laki pada kerajaan seperti

adipatih, raja ataupun keluarga raja juga sangat unik bentuknya. Sangat berbeda

dengan Ketoprak Jawa yang menggunakan jarik (kain khas Jawa). Pemain

Universitas Sumatera Utara


162

menggunakan celana panjang yang menguncup ke mata kaki serta ditutupi oleh

celana pendek berwarna putih atau hitam diluarnya. Menurut Bapak Gito 32 celana

pendek digunakan sebagai pembedan peran. Sulitnya mendapatkan kain jarik

merupakan alasan utama untuk menggatinya dengan celana pendek tersebut.

Gambar 4.21
Pemain laki laki menggunakan celana pendek

Pakaian yang digunakan oleh pemain Ketoprak Dor diduga menyerupai

pakaian yang digunakan oleh para penari tradisional portugis. Menurut Takari dan

Heristina (2008:176-180) peran Portugis di dalam peradaban kehidupan kesenian

etnik Melayu tidak bisa dipisahkan. Hal ini tampak pada kesenian ronggeng dan

serampang dua belas bahwa memiliki joget yang diturunkan dari tarian Portugis

yaitu tarian branyo atau branle. Branyo atau branle merupakan tarian istana pada

abad ke-15 (lima belas) yang sangat populer di eropa. Karena masyarakat Jawa

32
Bapak Gito adalah pemain yang selalu berperan sebagai patih atau keluarga
kerajaan

Universitas Sumatera Utara


163

kontrak tinggal di daerah etnik Melayu, maka tidak bisa dipungkiri bahwa

kebudayaan Melayu dan Portugis sangat mempengaruhi. Namun bentuk pakaian

pada kelompok Ketoprak Dor lebih terkesan sederhana dan sudah dimofikasi

menurut versi sutradara.

Gambar 4.22
Pakaian tradisional tarian Branle Portugis
(malaysiatravel.net)

Selain itu pengaruh etnik Melayu lainnya terdapat pada penggunaan kain

samping atau kain ikat pada pemain. Penggunaan elow (hiasan seperti kalung

yang menutup bagian dada). Pada budaya busana Jawa memang terdapat juga

penggunakan properti seperti elow yang namanya kalung gulu yaitu kalung yang

terbuat dari bahan kain baldu dihiasi dengan hiasan manik-manik yang berkilauan

sebagai hiasan.

Universitas Sumatera Utara


164

4.7.2 Tata rias

Tatarias wajah adalah corat coret wajah atau riasan wajah yang dipakai

untuk pementasan atau pertunjukan diatas panggung sesuai tujuan pertunjukan

tersebut. Rias wajah dengan penekanan efek-efek tertentu seperti pada mata,

hidung, bibir, dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah. Rias

wajah ini untuk dilihat dari jarak jauh dibawah sinar lampu yang terang (spot

light), maka kosmetik yang diaplikasikan cukup tebal dan mengkilat, dengan

garis-garis wajah yang nyata, dan menimbulkan kontras yang menarik perhatian.

Perkembangan teknologi yang pesat terutama pada penggunaan lampu dengan

efek cahaya yang sangat kuat untuk penerangan panggung, menuntut tata rias

wajah yang lebih ekstrim.

Gambar 4.23
Tata rias yang digunakan

Tujuan merias wajah adalah untuk memenuhikebutuhan serta ketentuan

watak tokoh, karakter, peran dan tematertentu berdasarkan konsep tujuan

pementasan. Para pemain Ketoprak Dor merias wajah tanpa bantuan dari orang

lain atau dilakukan secara sendiri sendiri. Beberapa barang kosmetik yang dipakai

mempunyai harga yang sangat terjangkau. Seperti bedak yang dipakai bermerk

Universitas Sumatera Utara


165

fanbo dan berharga berkisar Rp. 10.000 – Rp. 15.000, minyak rambut bermerk

tancho berharga berkisar Rp. 7.500 – Rp. 10.000, pensil alis bermerk pixy

berharga berkisar Rp.20.000 – Rp. 25.000.

Gambar 4.24
Pemain pria dan wanita sedang melakukan tata rias

4.8 Aksesoris

4.8.1 Kaos kaki

Salah satu ciri khas dari pertunjukan Ketoprak Dor ialah setiap pemain

menggunakan kaos kaki. Menurut para pemain, kaos kaki digunakan untuk

penahan dingin atau penghangat dari angin malam dan menjadi ciri khas

pertunjukan Ketoprak Dor. Kaos kaki yang digunakan merupakan pengaruh dari

tarian Portugis yaitu tarian Branle. Biasanya pemain menggunakan kaos kaki

berwarna hitam dan putih.

Universitas Sumatera Utara


166

Gambar 4.25
Pemain menggunakan kaos kaki

4.8.2 Gelang

Sebagai aksesoris tambahan peran gelang berfungsi sebagai penegas

karakter saja. Seperti pada lakon atau cerita joko bodo, sang pemain

menggunakan gelang yang terbuat dari besi ringan untuk memberikan kesan

sebagai anak lusuh dan kotor serta miskin. Tidak semua kelompok Ketoprak Dor

mewajibkan pemainnya menggunakan gelang sebagai aksesorisnya. Jikapun ada

bentuk dan jenis gelangnya berbeda-beda dan sesuai dengan karakter yang

dibawakan.

Universitas Sumatera Utara


167

Gambar 4.26
Pemain menggunakan gelang sebagai tokoh Joko Bodo

4.8.3 Ikat kepala

Ikat kepala pemain Ketoprak berfungsi untuk membedakan peran serta

watak masing masing tokoh. Seperti peran raja muda, adipati (bopopatih) ataupun

rakyat biasa. Hampir setiap kelompok Ketoprak Dor dalam memainkan lakon

menggunakan ikat kepala. Yang menarik bentuk dan jenis ikat kepala setiap

kelompok Ketoprak Dor berbeda beda. Ada yang terbuat dari kain berwarna

warni, blankon (topi khas Jawa), suket/udheng (kain yang diikat khas Jawa) serta

mahkota-mahkotaan. Ikat kepala berwarna hitam digunakan untuk watak pemain

yang jahat. Warna kuning untuk watak raja serta warna merah untuk wakil raja

atau adipati (bopopatih).

Universitas Sumatera Utara


168

Gambar 4.27
Beberapa model ikat kepala

4.8.4 Ikat pinggang

Ciri khas lain dari pertunjukan Ketoprak Dor yaitu ikat pinggang yang

digunakan oleh para pemain. Ikat pinggang ini berfungsi sebagai pengikat antara

baju dan celana dan mempertegas karakter. Jenis ikat pinggang yang digunakan

bervariasi yaitu ikat pinggang model konvensional seperti yang digunakan oleh

anak sekolah, sabuk satpam dan ikat pinggang betawi serta ikat pinggang yang

terbuat dari kain yang dipasang manik manik. Para pemain baik laki-laki dan

perempuan menggunakan ikat pinggang meskipun tidak diwajibkan.

Universitas Sumatera Utara


169

4.9 Perangkat Tambahan

Perangkat tambahan yang dimaksud adalah semua komponen diluar

komponen utama dalam pertunjukan Ketoprak Dor serta tampak terlihat. Dalam

pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli terdapat beberapa perangkat tambahan yang

dianggap penting untuk mendukung pertunjukkannya. Seperti soundsytem, kursi,

background, microphone yang digunakan serta minuman penambah stamina dan

makanan yang disajikan untuk rombongan Ketoprak Dor selama pertunjukan

berlangsung.

4.9.1 Soundsystem

Majunya perkembangan teknologi sangat berdampak terhadap pertunjukan

Ketoprak Dor. Dahulu para pemain dan pemusik menggunakan suara yang

nyaring dalam melakukan pertunjukannya. Namun saat ini mereka terbantu

dengan adanya soundsystem. Soundsystem ini berguna untuk pengeras suara yang

terdiri atas mixer control, kabel jek, monitor serta microphone. Pemain merasa

terbantu dengan keberadaan soundsystem ini karena penonton lebih jelas

memahami cerita yang didengar dan disaksikan.

Untuk menyusun perangkat soundsystem ini, beberapa kelompok Ketoprak

Dor sudah memiliki petugas ahli khusus seperti yang dimiliki oleh kelompok

Langgen Setio Lestari milik Bapak Jumadi.

Universitas Sumatera Utara


170

Gambar 4.28
Petugas yang mengawasi soundsystem

4.9.2 Kursi

Kursi merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam

sebuah pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli. Di beberapa cerita, kursi berfungsi

sebagai singgasana raja. Berbeda dengan Ketoprak Jawa yang memiliki kursi

singgasa raja yang sangat mewah dan sengaja dibuat untuk pertunjukan tersebut.

Pada pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli kursi yang digunakan pada setiap

babak ialah kursi dari penonton. Menurut penuturan para pemain, kursi

singgasana harganya sangat mahal dan sangat susah dibawa kemana kemana.

Oleh sebab itu, dipergunakanlah kursi penonton sebagai bagian dari perangkat

tambahan pertunjukan. Kursi digunakan hanya pada saat adegan berlangsung di

dalam ruangan seperti di dalam istana, atau di dalam rumah warga.

Universitas Sumatera Utara


171

Gambar 4.29
Penggunaan kursi pada dua adegan yang berbeda

4.9.3 Background atau latar belakang panggung

Background ialah pemandangan latar belakang tempat memainkan lakon

pertunjukan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat latar

belakang panggung (background) yaitu: a) lokatif yaitumemahami ruang gerak

laku, 2) Ekspresif yaitu mewakili pernyataan suasana lakon, 3) Komunikatif yaitu

dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton, 4) Praktis yaitu rancangan sederhana,

5) bermanfaat yaitu dapat dimanfaatkan terus menerus bagi pemeran, 6) Organis

elemen visual yaitu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan termasuk

di dalamnya property atau benda-benda yang digunakan untuk mendukung

suasana dan kepentingan akting pemeran.

Background atau latar belakang panggung merupakan bagian penting

dalam pertunjukan Ketoprak Dor. Tujuan utama pemasangan background atau

latar belakang ialah untuk mempertegas lakon dan tujuan dari cerita yang

Universitas Sumatera Utara


172

dipertontonkan. Sebutan untuk latar belakang atau background dalam Ketoprak

Dor yaitu kelir. Pada pertunjukan Ketoprak Dor digunakan background atau latar

belakang yang terdiri dari suasana kerajaan, pemandangan alam pedesaan dan

persimpangan jalan. Menurut Bapak Jumadi maksud dari suasana kerajaan ialah

penggambaran cerita berasal dari tanah Jawa. Jika cerita yang dibawakan cerita

masyarakat setempat seperti Melayu atau Karo, background yang digunakan

disesuaikan dengan suasana kerajaan Melayu. Background atau latar belakang

kerajaan ini biasnya terdapat singgasana raja yang terlihat mewah.

Sedangkan background pemandangan alam bermaksud untuk

mempertegas suasana pedesaan yang terdiri dari gubuk, taman bunga, dan

pemandangan sawah atau gunung. Background pemandangan alam ditampilkan

ketika lakon atau cerita yang dibawakan menceritakan tentang masyarakat yang

hidup sederhana.

Untuk background atau latar belakang perampatan jalan atau simpang

empat jalan bermakna bahwa tujuan lakon atau cerita yang dibawakan mau

diarahkan ke singgasana kerajaan atau ke suasana pedesaan. Untuk adegan

lawakan atau guyonan, perkelahian atau adegan perang pada Ketoprak Dor

digunakan background persimpangan jalan ini.

Dahulu background atau latar belakang panggung dibuat dengan

menggunakan kain dan diwarnai dengan media cat dan sablondan dibuat secara

manual serta dibuat dengan menggunakan pencil warna yang disebut kelir. Pada

saat ini background atau latar belakang panggung dicetak menggunakan print

digital berbahan plastik MMT (Printer Metromedia Technologies).

Universitas Sumatera Utara


173

Gambar 4.30
Background atau latar belakang kerajaan

Gambar 4.31
Background atau latar belakang Pedesaan

Gambar 4.32
Background atau Latar Belakang Simpang Empat

Universitas Sumatera Utara


174

4.9.4 Suplemen minuman

Suplemen minuman yang dimaksud disini ialah minuman tambahan yang

diminum oleh para pemain Ketoprak Dor. Beberapa alasan mereka

mengkonsumsi minuman ini ialah agar ketika pertunjukan berlangsung badan

terasa hangat, terus berstamina dan supaya kepala tidak sakit. Adapun suplemen

minuman yang dimaksud ialah obat sakit kepala puyer bintang tujuh, anggur

merah, kratingdaeng dan ciu (sebangsa tuak beralkohol).

Gambar 4.33
Pemain sedang mengkonsumsi minuman suplemen

4.9.5 Makanan dan minuman selama pertunjukan

Sebagai pertunjukan yang memiliki durasi sangat panjang yakni 6 jam

bahkan lebih, biasanya para pemain diberikan (disuguhi) makanan dan minuman

ringan oleh pemilik atau yang mengundang kelompok Ketoprak Dor tersebut.

Universitas Sumatera Utara


175

Sebelum acara dimulai biasanya diberikan teh manis hangat, kopi hitam, air

mineral, kerupuk, wajik (jenang), keripik peyek, pisang serta makanan ringan

lainnya. Hal ini sebagai ucapan terima kasih dan selamat datang dari pemilik

hajatan kepada rombongan Ketoprak Dor karena telah datang jauh jauh ke tempat

pertunjukan.

Gambar 4.34
Makanan dan Minuman

Ketika pertunjukan memasuki pukul 24.00 WIB atau pertengahan babak,

pemilik hajatan memberikan hidangan nasi, lauk pauk dan minuman kopi atau teh

untuk para pemain dan pemusik. Pemberian makanan dan minuman ini

dimaksudkan agar para pemain tidak kelaparan, tidak mengantuk dan bersemangat

dalam memberikan penampilannya.

4.10 Bentuk Tarian

Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya, pertunjukan

teater tradisional selalu diiringi dengan tarian. Tarian pada Ketoprak Dor dapat

dilihat dalam bentuk gerak yang disajikan oleh para pemain. Menurut Supardjan

dan Supartha dalam Laila (2015:7) gerak terbagi menjadi gerak murni dan gerak

Universitas Sumatera Utara


176

maknawi. Gerak murni ialah gerak tari hasildari pengolahan gerak wantah yang

dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak

tersebut. Di sini yang dipentingkan adalah faktor nilai keindahan gerak tarinya

saja. Sedangkan yang dimaksud dengan gerak maknawi adalah wantah yang telah

diolah menjadi suatu gerak tari dalam pengungkapannya mengandung suatu

pengertian atau maksud di samping keindahannya.

Gerakan tarian pada pertunjukan Ketoprak Dor dimulai pada saat

pembukaan pertunjukan dan setiap pergantian adegan.Tarian Ketoprak Dor adalah

tarian pembauran antara ronggeng Melayu dan ronggeng Jawa. Ronggeng Melayu

ialah bentuk tarian sosial yang terdapat pada etnis Melayu. Menurut Takari dan

Fadlin (2014:53), terdapat kesamaan dan keterkaitan ronggeng atau joget

diwilayah nusantara diihat dari kesejarahan, fungsi dan gerak. Dalam kebudayaan

etnik Melayu terdapat beberapa istilah Ronggeng yaitu Joget, pakpung, gamat dan

dondang sayang. Sedangan dalam kebudayaan Jawa dan Sunda istilah Ronggeng

mempunyai kesamaan yaitu Lengger, Tayub, Pajoge, Gandot dan Ibing.

Menurut Suroso (2012:48) ketika melakukan gerakan tarian banyak

mengunakan unsur ragam gerak tarian Melayu. Dalam hal ini ronggeng Ketoprak

Dor teridentipikasi menggunakan gerakan 1) melenggang, 2) gerakan 3). gemulai,

4). gerak sauk dan 5). Melayah. kelima gerak ini adalah ragam gerak yang

dimiliki oleh tarian Melayu. Sedang pada gerakan penari pria selain terlihat

adanya gerak sebetan ludruk (gerak tari dari Jawa Timur). Di dalam adegan

percintaan akan ada tari berpasangan antara tokoh wanita dan tokoh pria,dan di

Universitas Sumatera Utara


177

dalam hal ini ditemukan penggunaan juga gerak gerak tari Melayu seperti yang

telah disebutkan diatas yang digunakan oleh tokoh pria.

Menurut Laila (2015:30-32) deskripsi gerak tari dalam pertunjukan

Ketoprak Dor terdiri dari:

1. Gerak sembah/matur

Gerak sembah atau matur untuk tarian pembuka adalah gerakan

mengkatupkan kedua belah tangan sehingga mempertemukan kedua

tapak tangan baik dalam posisi tinggi meupun rendah. Gerak sembah

diartikan sebagai permohonan kepada Tuan yang mulia untuk memulai

penyajian Ketoprak Dor.

2. Gerak gemulai

Gerak gemulai adalah gerak berjalan dengan posisi tangan yang

diayunkan seperti memberikan keseimbangan pada gerak kaki. Gerak

melenggang sebagaimana orang berjalan yang ditarikan dalam bentuk

tgerak ditempat, gerak berayun, gerak memutar kanan dan kiri serta

gerak maju dan mundur

3. Gerak gemulai

Gerak gemulai pada Ketoprak Dor diadopsi dari gerak Ronggeng

Melayu yang berpusat pada tangan. Gerak tangan dapat berupa gerak

tangan satu atau gerakan kedua tangan. Gerak gemulai lebih

diperuntukkan untuk tarian bertempo lambat. Gerak gemulai

menyatakan untuk kehalusan dan kelembutan.

Universitas Sumatera Utara


178

4. Gerak Sauk

Gerak Sauk adalah gerak tarian tangan mengangkat dari bawah hingga

setinggi punggung atau dada. Biasanya dilakukan dengan tangan

kanan. Gerak sauk bersumber dari gerak tangan dalam silat Melayu

yang menggunakan posisi kuda-kuda.

5. Gerak sampur

Gerak sampur adalah gerakan menggunakan selendang baik dengan

menggunakan satu atau kedua tangan. Penggunaan selendang

dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebiasaan para pelaku

Ketoprak Dor.

6. Gerak Melayah

Gerak melayah ialah kemampuan gerak kaki untuk mengitari orang-

orang, benda dan lain sebaianya. Umumnya gerak melayah

menggunakan langkah kedua kaki baik dengan teknik langkah ganda

maupun teknik langkah melenggang.

7. Gerak Sabetan

Gerak sabetan adalah gerakan yang beranjak dari satu tempat ketempat

yang lain dengan pola-pola tertentu dengan menggunakan gerakan

tangan dan kaki secara silih berganti. Gerak Sabetan adalah gerakan

tari yang berasal dari daerah Jawa serta dimodifikasi oleh pelaku

Ketoprak Dor dengan gerakan yang lebih sederhana.

Universitas Sumatera Utara


179

8. Gerak Perang

Gerak perang biasanya ditarikan dengan improvisasi oleh para

pemainnya. Tidak ada patokan yang jelas dari gerakan yang

ditampilkan. Biasanya gerakan ini diiringi oleh tempo cepat dan

semangat.

9. Gerak Ronggeng

Gerak ronggeng adalah gerakan menari bersama-sama sembari

berpantun atau bernyanyi saling bersahutan. Gerak ronggeng biasanya

diiringi tempo cepat. Selain itu gerak ronggeng juga merupakan

ungkapan kegembiraan dan suka cita. Gerak ronggeng pada Ketoprak

Dor diadopsi dari tarian Melayu.

Gambar 4.35
Bentuk Tarian oleh pemain pria

Universitas Sumatera Utara


180

Gambar 4.36
Bentuk Tarian Oleh pemain wanita

Menurut wawancara dengan ibu Kasni33 bentuk dan jenis tarian pada

Ketoprak Dor berbeda-beda namanya pada masing masing kelompok Ketoprak

Dor. Bentuk tarian pada Ketoprak Dor banyak dipengaruhi oleh tarian Ronggeng

Melayu, Portugis dan Jawa. Secara umum bentuk tarian yang umum pada

Ketoprak Dor yaitu tarian ojo siro lengak-lenguk (sejenis tarian melenggang),

tarian tapi pinjung (sejenis tarian ronggeng), tarian sopo manis (sejenis tarian

gemulai), tarian lawak (sejenis tarian berimprovisasi), tarian perang, tarian

penutup.

33
Ibu Kasni (usia 65 tahun) adalah salah satu pemain wanita senior pada Ketoprak Dor
Langen Setio Budi Lestari. Kini Ibu Kasni tidak lagi aktif karena faktor usia

Universitas Sumatera Utara


181

a. Tarian Ojo Siro Lengak-Lenguk

Tarian ini berjenis tarian melenggang pada Ketoprak Dor. Tarian ini

digunakan untuk menarik perhatian para penonton. Tarian ini biasanya

dipertunjukan sebelum cerita atau lakon dimulai. Tarian ini biasanya diiringi

oleh lagu yang berjudul ojo siro lengak-lenguk.

Tabel 4.1
Lirik Lagu Ojo Siro Lengak-Lenguk

LIRIK ARTI

Ojo siro lengak lenguk Jangan melamun


Ngundak aku melu sedih Supaya aku tidak sedih
Yen wong sedih Kalau orang sedih
Lambange loro Nanti bisa sakit

Tamban ono adas Pulosari Diobati oleh Pulosari (sejenis rempah-rempah)


Yen wis mari Kalau sudah sembuh
Sopo sing duwe Siapa yang punya

Sing duweni Yang punya


Sing duweni Yang punya
Awak mami Diri sendiri

b. Tarian Tapi Pinjung

Tarian ini berjenis tarian halus yang berasal dari daerah Jawa. Tarian ini

biasanya untuk cerita atau lakon tentang jatuh cinta antara dua sejoli dan cerita

kasmaran. Tarian ini biasanya diiringi oleh lagu yang berjudul tapi pinjung.

Universitas Sumatera Utara


182

Tabel 4.2
Lirik Lagu Tapi Pinjung

LIRIK ARTI

Tapi Pinjung Turman Anak gadis pinjungan


Tapi Pinjung Turmantesi Anak gadis pinjungan
Sarenggane perawan sunting Anak gadis perawan
Durung pasa Belum layak
Durung pasa wis doyan nginang Belum layak sudah mau dipinang

c. Tarian sopo manis/pangkur

Tarian ini sama seperti tarian tapi pinjung. Tarian ini biasanya untuk cerita

atau lakon merayu seorang putri. Tarian ini biasanya diiringi oleh lagu yang

berjudul sopo manis.

Tabel 4.3
Lirik Lagu Sopo Manis

LIRIK ARTI

Sopo manis koyo siro Orang cantik seperti kamu


Irung bangir alise nyono Hidung mancung alis tebal
Naggal sepisen Bulan purnama
Janggut goleng Belah dagumu
Untune niro Gigimu cantik
Biji timun Seperti biji timun
Pipi nyawu Pipinya halus
Rambute juring sejuring Rambutnya panjang

d. Tarian Lawak

Tarian ini adalah tarian ekstra/hiburan. Gerakannnya bebas dan mengikuti

musik pengiring. Biasanya lagu-lagu yang dimainkan bernuansa pop, daerah,

pop daerah dan improvisasi dari pemain

Universitas Sumatera Utara


183

e. Tarian Perang

Tarian ini berjenis tarian silat yang digunakan untuk adegan perang ataupun

perkelahian. Tarian ini biasanya diiringi musik yang bertempo cepat sejenis

patam-patam. Lagu-lagu yang digunakan pun bertempo cepat seperti lagu

pucuk pisang, mbiring manggis dan halo-halo Bandung34.

f. Tarian Penutup

Tarian ini digunakan untuk adegan penutup dan biasanya dipimpin oleh ketua

rombongan serta diiringi dengan musik gelang si patu gelang. Para pemain

melakukan gerakan tarian ditempat. Ketua rombongan menyampaikan pantun

terima kasih kepada penonton dan tuan rumah.

Kalau ada jarum yang patah

jangan disimpan di dalam hati

Kalau ada pemain kami yang salah

Jangan disimpan di dalam hati

Lain kali kita berjumpa lagi

4.11 Analisis Struktur dan Makna Tekstual


4.11.1 Tata Bahasa

Penggunaan bahasa yang diucapkan oleh pemain Ketoprak Dor sangatlah

khas. Percampuran bahasa sangat mendominasi dalam setiap dialog kadang-

kadang para pemain menggunakan bahasa Jawa Ngoko, Jawa Kromo Inggil,

34
Menurut Ibu Kasni lagu Halo-Halo Bandung digunakan hanya untuk adegan perang
disaat pertunjukan Ketoprak Dor pada acara 17 belasan Agustus saja

Universitas Sumatera Utara


184

Jawa Madyo35, bahasa Tegal (ngapak), bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa

Inggris, dan bahasa penduduk setempat.

Namun demikian Ketoprak Dor dalam pertunjukannya lebih banyak

menggunakan bahasa Jawa kasar (ngoko), Jawa halus (kromo), bahasa Jawa

campuran (Jawa Tengah, Jawa Timur) dan bahasa indonesia dalam

berkomunikasi.Pemain juga sering menggunakan logat bahasa Melayu, sebagai

contoh sering muncul kata atau ungkapan kalimat seperti “ala mak jang, iya

pula” digunakan dalam berkomunikasi yang dilakukan oleh beberapa orang

pemain dengan lawan bicaranya. Percampuran bahasa lain yang ditemui dalam

dialog atau percakapan mereka di dalam beberapa pertunjukan adanya penyebutan

kata “dimas” (memanggil adik) singkatan “kangmas” (memanggil abang),

“Panjenengan” (kamu), mathuraken (ucapan permisi) dalam menyapa teman

bicaranya. Kalimat diatas merupakan bahasa Jawa Halus (Kromo). Para pemain

menyadari bahwa meskipun kesenian Ketoprak Dor Jawa Deli berkembang di

tanah Sumatera, mereka tidak lupa dengan bahasa asli leluhur mereka.

Selama pertunjukan Ketoprak Dor berlangsung terdapat beberapa

pengklasifikasian bahasa yang diucapkan oleh pemain. Klasifikasi tersebut berupa

penggunaan bahasa Jawa Madyo untuk adegan di dalam kerajaan. Dialog antara

patih ataupun pengawal terhadap raja sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut

berupa ucapan yang disampaikan patih ataupun pengawal kerajaan haruslah

35
Ngoko (kasar) berbicara dengan rekan-rekan (gerakan) pada usia yang sama,
yang tertua dari yang lebih muda, orang yang statusnya lebih tinggi untuk bawahannya.
Madyo (menengah): transisi antara Ngoko dan Kromo. Kromo (halus): Digunakan untuk
orang-orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati. Varian unggul Kromo Inggil,
Bagongan dan Kedaton Bahasa (Kraton).

Universitas Sumatera Utara


185

menggunakan bahasaa Jawa Kromo Inggil yakni bahasa Jawa yang sopan. Hal ini

merupakan ciri dari pertunjukan Ketoprak yang ada di Jawa yang masih diadopsi

oleh kelompok Ketoprak Dor.

Sedangkan klasifikasi selanjutnya ialah penggunaan dialog bahasa yang

terjadi diluar lingkungan kerajaan. Para pemain tidak lagi menggunakan bahawa

Jawa Kromo Inggil maupun Madyo, tetapi para pemain bebas menggunakan

bahasa Jawa yang dicampur dengan mahasa Melayu, Batak dan bahasa daerah

setempat.

Menurut bapak Suriat dan bapak Jumadi, tentang keberadaan kesenian

Ketoprak Dor ini berdasarkan bahasa yang digunakan, perkembangan ruang dan

waktu yang dilaluinya, bahwa:

Biyèné Ketoprak Dor punika pagelaran paling diminati lan di


senengi dening masyarakat Jawa ing Sumatra Utara. Mengalahke
pertunjukan Jawi lione kaya jaran kepang, Ludruk, wayang kulit
lan reog Poronogo. Neng awal pertunjukanne Ketoprak Dor
rampung, pemain nggunakake dialog kanthi nggunakake basa
Jawa Kromo utawa Madyo. pirsawan sante gambar amarga
Ketoprak Dor mangertos tegesipun maksud te. Nanging wektu
liwat, luwih pirsawan ora ngerti makna saka basa Jawa Kromo
utawa Madyo. Alesan utama basa sing akeh dipengaruhi dening
basa lokal. Dadi pirsawan basa liyane kanggo komunikasi ing
basa lokal. pirsawan saya Dor Ketoprak nuduhake akeh suda.
Jadine punika pagelaran Ketoprak Dor bakal ngurangi. pimpinan
Ketoprak Dor bebarengan karo inisiatif e poro pemain
nggabungke basa sing padha nggunakake basa Jawa kanggo
basa karo basa lokal. Tujuanne punika pamirso ngerti lan seneng
pertunjukan Ketoprak Dor saka diwiwiti kanggo mungkasi
nuduhake.

[Dahulu Ketoprak Dor merupakan pertunjukan paling dinanti dan


difavoritkan oleh masyarakat Jawa di Sumatera Utara.
Mengalahkan pertunjukan Jawa lainnya seperti Kuda Kepang,
Ludruk, wayang kulit maupun Reog Poronogo. Pada awal

Universitas Sumatera Utara


186

pertunjukan Ketoprak Dor dilakukan, para pemain menggunakan


dialog dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo ataupun Madyo.
Penonton sangat menikmati pertunjukan Ketoprak Dor tersebut
karena mengerti maksud dari pertunjukan tersebut. Tetapi, seiring
berjalannya waktu, para penonton semakin banyak tidak
memahami arti dari bahasa Jawa Kromo ataupun Madyo. Alasan
utamanya ialah bahasa mereka banyak sekali dipengaruhi oleh
bahasa daerah setempat. Sehingga bahasa para penonton lebih
banyak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah
setempat. Semakin hari para penonton pertunjukan Ketoprak Dor
banyak berkurang. Dampaknya ialah pertunjukan Ketoprak Dor
pun menurun. Pemimpin Ketoprak Dor bersama dengan para
pemain berinisiatif menggabungkan bahasa yang biasa mereka
gunakan yakni bahasa Jawa dengan dicampur dengan bahasa
daerah setempat. Tujuannya supaya para penonton mengerti dan
menikmati pertunjuka Ketoprak Dor dari awal hingga akhir
pertunjukan]

Tabel 4.4
Contoh Bahasa yang digunakan dalam pertunjukan Joko Bodo

Pelakon Dialog dalam Bahasa (Jawa Arti dalam Bahasa Indonesia


atau lainnya)
Raja muda: Kerajaan pasir Putih, Indro
Joyo
Patih: Indro sertirai dalem pasar pasir Kerajaan Indro Joyo di dalam
putih jalanan Pasir Putih
Raja muda: dimas adipun kakang dimas Adik ku
Patih: deng petimbalan kangmas Ya abangda
Raja muda: kangmasmu pareng-pareng Abangmu ini ingin berbicara
sliramu dimas sama kamu adikku
Patih: semonggo karo alon-alon kang Iya abangda bicaralah dengan
mas pelan-pelan abangda
Raja muda: dimas, runoke dimas Adikku, dengarkanlah
Patih: tak runokke kangmas Aku dengarkan abangda
Raja muda: dimas,,,,endrosakti Adikku,,,endrosakti
Patih: kadaspundi kangmas Iya abangda
Raja muda: boro mature karsane kangsa Dengarkan cerita abangda mu
dimas ini
Patih: werengakke kangmas Dengarkan abangda
Raja muda: singalon-alon dimas yo Yang pelan-pelan adik ya
Patih: kangmas, namun sehap Abangda,
raimatur kangmas
Raja muda: iyo dimas, aturmu tak trimo Iya adikku, permintaanmu aku
tangan loro dimas,,ayo terima dengan tangan dua, ayo

Universitas Sumatera Utara


187

dimas,maju tak seontoro dimas adikku mari kita maju


Patih: sekonggo kangmas Mari abangda
Raja muda: ojo suwi-suwi dimas Jangan lama-lama adikku
Patih: lo nggek penak kang mas yo Yang enak abangda ya
Raja muda : capek, teko capek jobo, capek Letih nya dari luar dan dari
njero dalam

Patih: yo salahe kangmas nggolek Itu kesalahan abangda,


serep kang mas makanya cari pengganti
abangda
Raja muda jadi rojo meneh dimas Jadi bertambah sakit adikku
Patih yo men dadi opo kangmas, sing Akan jadi apapun,yang
penting kangmas seneng terpenting abangda senang
Raja muda tekon nyanyi campur sari, Disuruh menyanyi, masang
masang kelir layar
Patih ra mau ora diserepi masang Tadi tidak mau cari pengganti
kelir
Raja muda sing teko mau bengi memang Yang datang terlambat tadi
kurang ajar dimas memang kurang ajar
Patih yo kan bapakkmu juga Itu kan bapakmu juga
Raja muda dimas adipun kakang dimas Adikku
Patih sedoro pertimbangan kangmas Iya abangda
Raja muda menurut dimas, kangmas Menurut adinda, abangda kamu
jagong kursi kanjeng rojo inisudah lama menjadi raja
kencono sudah berapa tahun kencono sudah berapa tahun
dimas adikku
Patih kangmas, selama adikmu
mengabdi dikerajaan sudah
mencapai tiga setengah tahun
kangmas
Raja muda hahahahahah,,,tiga tahun Hahahah..tiga tahun setengah
setengah kangmas duduki kursi kangmas menduduki kursi raja
rojo kencono dimas, opo ora kencana adikku, apakah ada
eneng kekuranganku dimas kekurangku
Patih kangmas, selama aku
ndampingi kangmas, tidak ada
kekurangan satu apapun
kangmas
Raja muda dimas sebagai wakili kangmas Adikku, sebagai wakil ku,
dimas, selama tiga tahun selama tiga tahun setengah
setengah jagong kursi kanjeng menduduki kursi raja rojo
rojo kencono, nggak mungkin kencono, nggak mungkin nggak
nggak ada kekurangan dimas ada kekurangan adikku
Patih seingat adikmu selama aku
mendampingi kangmas

Universitas Sumatera Utara


188

memang tidak ada kekurangan


satu apapun kangmas
Raja muda dimas, selama berpuluh tahun Adikku, selama berpuluh-puluh
dimas, tiga tahun setengah tahun abangmu ini menduduki
kangmas jagong kursi rojo kuri sebagai raja tetapi masih
kencono dimas jablay dimas jablay adikku

Patih oo itu kangmas,,adikmu sudah


ingat kangmas...memang iya
kangmas,, seorang raja tanpa
permaisuri tidak ada artinya ya
kangmas ya...
Raja muda seorang raja tanpa permaisuri
hampa dimas
Patih Itu memang benar
kangmas..kangmas,tinggal
bilang sama adikmu kangmas
,,gadis mana yang akan
kangmas pilih kangmas...
Raja muda tanah seribu eneng?? di Tanah Seribu ada?
Patih gak ada kangmas, payah kalau
jumpa kangmas
Raja muda tapi kampungmu
Patih Kangmas... tinggal pilih gadis
mana kangmas..tinggal kta
bawa kekerajaan kangmas..
Raja muda hahaha...dimas sekarang begini Hahahah...sekarang begini
dimas.. kangmas kerungu adikku..abangmu mendengar
tembang ratu dikerajaan ada seorang ratu dikerajaan
pedang kemuliaan dimas Pedang Kemuliaan
Patih pedang kemuliaan kangmas?
Raja muda siapa-siapa yang bisa Siapa yang bisa mengalahkan
mengalahke umbul-umbul prajurit pedang kemuliaan akan
kerajaan pedang kemuliaan dikawinkan dengan putrinya
arep dikawinke karo putrine raja pedang kemuliaan
pedang kemuliaan..
Patih nggak usah gae umbul-umbul Tidak usah menggunakan
kangmas,,ngancurke kerajaan prajurit kerajaan demi cita-cita
demi cita-cita kangmas,,bakal abangda,,aku selalu membela
tak bela kangmas abangda
Raja muda aku gemeter iki dimas Aku menggigil ini adikku
Patih kenopo kangmas Kenapa abangda
Raja muda capek dimas, iki wis olahraga Lelah adikku,, ini aja sudah
dimas olahraga
Patih wis badanmu gedi kangmas Sudah badanmu besar abangda

Universitas Sumatera Utara


189

Raja muda dimas sanggup?


Patih sanggup kangmas
Raja muda mbelo patih Membela patih?
Patih ramo dadi pitu demi cita-citane Badan ku siap dibagi menjadi
kangmas tak mbelo kangmas tujuh demi membela cita-cita
abangda

Raja muda ayo dimas,,,ojo suwe-suwe Mari adikku...jangan lama-lama


dimas,,sak iki kito obrak-abrik adikku..mari sekarang kita
kerajaan pedang kemuliaan obrak-abbrik kerajaan pedang
dimas kemuliaan adikku
Patih ayo kangmas,,,,arumsari tunggu Ayo abangda....arumsari tunggu
kami arumsari...bakal tak rebut kamu arumsari....pasti kami
kowe arumsari.. rebut kamu arumsari...
Raja muda hahahahahah
Patih ayo kangmas...

4.12 Analisis Semiotik (Struktur dan Makna) Teks Dialog

Pada bagian ini peneliti mengkaji struktur dan makna teks dialog yang

digunakan oleh para pelakon dalam cerita Joko Bodo. Cerita ini dibagi ke dalam

lima bahagian berdasarkan kelompok penyajian cerita. Setiap ujran teks dikaji

baik struktur maupun maknanya berdasarkan teori semiotika.

4.12.1 Sinopsis

Lakon Joko Bodo berarti anak laki-laki lajang (belum menikah) yang

bodoh adalah lakon yang berasal dari tanah Jawa. Cerita lakon ini merupakan

modifikasi yang dibawakan oleh kelompok Langen Setio Budi Lestari. Pada lakon

Joko Bodo ini terdapat 5 (lima) adegan utama yang saling berkaitan dengan cerita

yang dibawakan dan 1 (satu) adegan lawakan yang berfungsi untuk memecahkan

konsentrasi penonton.

Universitas Sumatera Utara


190

Lakon Joko Bodo menceritakan seorang pemuda miskin yang memiliki

watak kejujuran, kerajinan serta kesaktian tetapi memiliki banyak sekali

kekurangan pada dirinya yakni wajahnya hitam dan jelek serta sulit untuk

berbicara. Joko Bodo memiliki seorang kakak yang bernama Wira Klana yang

mempunyai wajah sangat ganteng serta kedua orang tua yang tinggal di tengah

hutan.

Joko Bodo memiliki obsesi untuk memiliki pekerjaan yang lebih baik

yakni dengan meninggalkan hutan menuju ke lingkungan istana Pandan Harum.

Suatu hari terjadi perselisihan di dalam kerajaan Pandan Harum akibat dari

kedatangan Joko Bodo sebagai pelayan baru di dalam lingkungan istana. Para

patih kerajaan tidak terima dengan kedatangan Joko Bodo dan para patih

menantang Joko Bodo untuk melakukan duel perkelahian dengan syarat apabila

patih kalah pada perkelahian tersebut, kerajaan Pandan Harum jadi milik Joko

Bodo.

Setelah Joko Bodo menjadi pemilik kerajaan yang baru, terjadi konflik

antara Joko Bodo dengan kakaknya yakni Wira Klana untuk mendapatkan

permaisuri yang sama sama mereka inginkan. Karena ketulusan hati Joko Bodo,

permaisuri diberikan kepada kakaknya dan mereka pun hidup tenteram di dalam

kerajaan Pandan Harum.

Universitas Sumatera Utara


191

4.12.2 Adegan pertama

Di suatu desa terdapat sebuah keluarga miskin dan sederhana yang

memiliki 2 (dua) orang anak laki-laki. Anak pertama bernama Joko Bodo yang

memiliki cacat atau ketidaksempurnaan pada dirinya. Joko bodo mempunyai

tanda lahir yaitu sebuah taik lalat besar dibelakang bahunya. Sedangkan anak

kedua bernama Wira Klana yang memiliki paras ganteng, gagah serta menawan.

Joko Bodo mempunyai pekerjaan sehari hari yaitu sebagai pencari kayu di hutan.

Suatu hari di saat mencari kayu di tengah hutan, Joko Bodo merasakan

kebosanan serta kejenuhan karena siklus kehidupannya selalu dari rumah menuju

hutan dan seterusnya. Joko Bodo berpikir untuk merantau mencari pekerjaan ke

dalam kerajaan besar yang bernama kerajaan Pandan Harum. Lalu Joko Bodo

menjumpai kedua orang tuanya untuk menyampaikan keinginannya tersebut.

Namun kedua orang tuanya menolak keinginan Joko Bodo tersebut dikarenakan

fisik Joko Bodo yang tidak sempurna takut diperolok-olokan oleh orang lain jika

merantau.

Joko Bodo yang memiliki keinginan kuat dan berjiwa berani memilih

kabur dari rumah. Sebelum meninggalkan rumah, Joko Bodo meminta agar kedua

orang tuanya mendengarkan Joko Bodo bernyanyi. Permintaan Joko Bodo dituruti

oleh kedua orang tuanya, setelah mendengarkan Joko Bodo bernyanyi kedua

orang tuanya lalu ketiduran. Pada saat tidur tersebutlah Joko Bodo melarikan diri

dari rumah.

Universitas Sumatera Utara


192

4.12.3 Adegan kedua

Setelah berkelana dan meninggalkan adik, serta kedua orang tuanya

selama berpuluh-puluh tahun, keluarga Joko Bodo memilih untuk mencari

keberadaan Joko Bodo. Beranjak dewasa, adik Joko Bodo yakni Wira Klana

mendapatkan kabar bahwa Joko Bodo berada di Kerajaan Pandan Harum.

Kemudian Wira Klana memberanikan diri untuk menjumpai kakaknya tersebut.

Setibanya di kerajaan Pandan Harum, Wira Klana tidak menjumpai kakaknya

yakni Joko Bodo. Namun dia bertemu dengan seorang wanita cantik putri dari

kerajaan Pandan Harum tersebut. Lalu kemudian Wira Klana jatuh cinta kepada

wanita tersebut.

Setelah melakukan komunikasi dan berkenalan, Wira Klana mengajak

wanita dari kerajaan tersebut berjalan jalan menuju Taman Sari. Taman Sari

adalah sebuah taman bunga yang indah, asri dan sejuk diluar kerajaan Pandan

Harum. Kabar pertemuan Wira Klana dan wanita tersebut terdengar ketelinga

Bopopatih atau panglima kerajaan. Kemudian Wira Klana dijumpai oleh

Bopopatih atau panglima kerajaan Pandan Harum tersebut dengan maksud

mengusir Wira Klana agar jangan lagi menjumpai wanita dari kerajaan tersebut

dikarenakan perbedaan status dan kasta.

4.12.4 Adegan ketiga

Setelah Wira Klana diusir dari kerajaan dan putus komunikasi dengan

wanita dari kerajaan Pandan Harum tersebut. Pulanglah Wira Klana kerumah

untuk melaporkan kepada kedua orang tuanya. Namun tanpa disaka datanglah

Joko Bodo untuk melamar menjadi pekerja di kerajaan Pandan Harum. Selama

Universitas Sumatera Utara


193

perantauan Joko Bodo berada ditengah hutan selama berpuluh-puluh tahun.

Meskipun Joko Bodo memiliki cacat dalam kekurangan namun Joko Bodo

mempunyai watak yang jujur dan pekerja keras.

Karena rajin bekerja, diterimalah Joko Bodo bekerja di kerajaan Pandan

Harum sebagai pelayan kerajaan. Di dalam kerajaan Pandan Harum terdapat

seorang wanita cantik, seorang panglima atau patih, seorang ratu raja atau kanjeng

ratu. Setiap harinya Joko Bodo melayani keluarga kerajaan tersebut.

4.12.5 Adegan keempat

Joko Bodo mendapatkan tempat istimewa di kerajaan Pandan Harum

karena rajin bekerja dan jujur. Suatu hari bopopatih kerajaan merasa tersaingi dan

cemburu dengan Joko Bodo. Segala upaya dilakukan oleh Bopopatih agar Joko

Bodo diusir dari kerajaan Pandan Harum. Namun segala usahanya gagal.

Kemudian Bopopatih menantang Joko Bodo agar melakukan perkelahian.

Bopopatih menganggap dengan cara perkelahian tersebut dia bisa mengusir Joko

Bodo keluar dari kerajaan Pandan Harum tersebut. Bopopatih menganggap tidak

mungkin Joko Bodo yang memiliki tubuh cacat bisa menang berkelahi dengan

Bopopatih yang memiliki tubuh yang gagah.

Ada syarat yang diberikan oleh Bopopatih kepada Joko Bodo pada saat

perkelahian tersebut berlangsung. Syarat yang pertama jika Bopopatih kalah

dalam perkelahian tersebut, separuh dari kerajaan Pandan Harum diberikan oleh

Joko Bodo. Syarat kedua, jika Bopopatih menang, Joko Bodo diusir dari kerajaan

Universitas Sumatera Utara


194

Pandan Harum dan tidak diperbolehkan lagi menginjakkan kakinya ke dalam

kerajaan.

Joko Bodo setuju dengan persyaratan tersebut. Lalu terjadilah perkelahian

sengit antara Joko Bodo dan Bopopatih. Bopopatih tidak menyangka bahwa Joko

Bodo yang memiliki tubuh cacat juga mempunyai ilmu yang sangat sakti.

Bopopatih pun mengalami kekalahan dalam perkelahian tersebut. Sesuai

perjanjian, separuh kerajaan Pandan Harum kini diberikan oleh Joko Bodo. Status

Joko bodo berubah menjadi pelayan menjadi pemiliki kerajaan.

4.12.6 Adegan kelima

Ketenaran kerajaan Pandan Harum dibawah Joko Bodo terdengar hingga

kepelosok desa. Wira Klana yang mendapatkan kabar bahwa Joko Bodo saat ini

menjadi patih kerajaan Pandan Harum datang menjumpai Joko Bodo dengan

maksud agar menyuruh Joko Bodo untuk pulang kerumah didesa karena kedua

orang tuanya rindu.

Meskipun Wira Klana sudah menjumpai Joko Bodo secara langsung di

dalam kerajaan tidak membuat Joko Bodo mempercayai bahwa Wira Klana

adalah adik kandungnya. Kakak beradik ini sudah tidak bertemu selama berpuluh-

puluh tahun. Joko Bodo meninggalkan adiknya disaat adiknya masih bayi. Karena

Wira Klana terus memaksa dan meyakini Joko Bodo bahwa dia adalah adik

kandungnya. Joko Bodo meminta agar Wira Klana mengajak kedua orang tuanya

kedalam kerajaan Pandan Harum untuk membuktikan apakah benar dia adalah

adik kandungnya.

Universitas Sumatera Utara


195

Permintaan Joko Bodo dipenuhi oleh Wira Klana. Tidak lama kemudian,

Wira Klana pun datang kembali ke kerajaan Pandan Harum bersama kedua orang

tua mereka. Joko bodo saat itu masih belum mempercayai bahwa mereka adalah

adik dan orang tuanya. Joko Bodo meminta kepada mereka agar menyebutkan

tanda lahir dari Joko Bodo. Kedua orang tua Joko Bodo menyuruh Joko Bodo

untuk membuka baju karena dibelakang bahu Joko Bodo terdapat taik lalat besar.

Joko Bodo menuruti permintaan kedua orang tuanya. Kemudian Joko Bodo

mempercayai bahwa memang benar mereka adalah keluarga Joko Bodo yang

sudah lama berpisah dan dipersatukan kembali di dalam kerajaan Pandan Harum.

4.12.7 Adegan keenam

Setelah Joko Bodo mempercayai merka sebagai adik dan kedua orang

tuanya, Joko Bodo membujuk mereka untuk tetap tinggal di dalam kerajaan

Pandan Harum. Hiduplah keluarga yang miskin menjadi keluarga kerajaan Pandan

Harum yang dipimpin oleh Joko Bodo.

4.13 Babak Pertunjukan

Babak adalah istilah yang sering digunakan dalam teater. Secara sederhana

pengertian dari babak ialah bagian dari lakon dalam suatu teater yang di dalam

babak tersebut terdapat beberapa adegan. Menurut Hudson dalam rosmawaty

(2012:42-43) struktur babak pertunjukan pada teater tradisional terbagi menjadi 6

(enam) bagian yakni 1) Eksposisi (perkenalan), 2) Insiden permulaan

(komplikasi), 3) Konflik (rising action), 4) Klimaks/krisis (turning point), 5)

Universitas Sumatera Utara


196

Penyelesaian (falling action), 6) Keputusan. Sebenarnya jumlah babak

pertunjukan pada Ketoprak Dor tidak bisa ditentukan karena babak pertunjukan

ini disesuaikan dengan cerita dan pesanan penyelenggara. Secara umum babak

perunjukan pada Ketoprak Dor terdiri dari pembuka, inti cerita (goro-goro) dan

penutup. Biasanya setiap pertunjukan Ketoprak Dor memiliki tidak lebih dari 5

babak pertunjukan setiap penampilannya.

4.13.1 Babak pertama perkenalan (eksposisi)

Maksud dari perkenalan atau eksposisi ialah untuk mengantarkan penonton

memperoleh keterangan pertunjukan yang disampaikan oleh pemimpin

rombongan dari kelompok Ketoprak Dor. Istilah perkenalan atau pengantar

dalam kesenian Ketoprak Dor disebut dengan Panembromo. Menurut Bapak

Suriat dan Bapak Jumadi, bagian perkenalan atau panembromo ini seluruh pemain

dikeluarkan atau diperkenalkan kepada penonton serta menjelaskan cerita yang

akan disampaikan kepada penonton. Biasanya para pemimpin Ketoprak Dor

memberikan salam dan ucapan terima kasih terlebih dahulu kepada pihak yang

telah mengundang mereka.

Ketika bagian perkenalan atau Panebromo ini berlangsung diiringi musik

yang bertempo sedang serta menyanyikan syair atau teks yang ditembangkan.

yaitu keluar semua ke depan panggung dengan diawali musik atau gending

sampak. Sampak ialah gending yang dimainkan pada awal pertunjukan teater

ketoprak di Jawa dengan memainkan laras pelog. Setelah itu menyanyikan atau

menembangkan lagu sambil menari secara improvisasi, lagu yang dinyanyikan

Universitas Sumatera Utara


197

seperti lagu putri solo yang mengartikan bahwa memperkenalkan diri para

pemain, dan memperkenalkan sanggar. kemudian setelah semua perkenalan

selesai maka pemain menyanyikan lagu lalen mundur, yaitu lagu mengajak

kembali kebelakang panggung.

Gambar 4.39
Bagian Pembuka atau Panembromo

Setiap kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli mempunyai syair yang berbeda

beda. Menurut Bapak Jumadi perbedaan syair ini bermula ajaran dari guru atau

orang tua mereka dan menjadi ciri khas dari kelompok Ketoprak Dor tersebut.

Berikut adalah contoh syair perkenalan atau teks Panembromo yang biasa

dilagukan oleh kelompok Ketoprak Dor Langen Budi Setio Lestari:

Universitas Sumatera Utara


198

Tabel 4.5
Lirik Lagu Panembromo

Teks Arti

Atur kulo dumateng poro piyantun Selamat datang para penonton


Sepah mewah, anom kakung Tua muda, abang adik
Anem kakung mewah putri Laki-laki perempuan

Samiwo sugeng Semua selamat


Sedoyo rawuh ipun Para hadirin sekalian
Ingkang sami mreksani Sama-sama melihat
Mreksani stambul Jawi Ketoprak stambul khas Jawa
Ingkang sami mreksani Sama-sama melihat
Mreksani stambul Jawi Ketoprak stambul khas Jawa
Ingkang nami Dengan ketoprak
Nami ipun Langen Setio Budi Lestari Bernama Langen Setio Budi Lestari

Sekian dan terima kasih Sekian dan terima kasih

Secara semiosis, teks diatas menggunakan salah satu peringkat bahasa

dalam kebudayaan Jawa, yakni bahasa kromo madyo. Teks tersebut terdiri dari

tiga eksplanasi. Yang pertama adalah ucapan selamat datang kepada semua

penonton, dari semua kalangan (golongan) dan usia. Yang kedua adalah selamat

menonton Ketoprak Dor yakni grup Langen Setio Budi Lestari. Yang ketiga

adalah ucapan terima kasih kepada semua penonton yang telah sudi menghadiri

pertunjukan ini. Kelompok kata pertama terdiri dari 13 kata, yang terdiri dari kata

dasar penunjuk diri atau kata ganti nama seniman penyaji (kulo), kata kerja (atur,

dumateng), juga kata-kata ganti nama orang lain (piyantun, sepah, mewah,

anomkakung, anom kakung, mewah putri). Penyebutan kata ganti ini mengandung

aspek-aspek binari dalam kebudayaan Jawa, yakni ada tua pasti ada muda, ada

lelaki juga ada perempuan, ada abang ada pula adik. Dalam filsafat Jawa dua

aspek yang saling menjalin kerjasama selalau ada di dunia ini, dan itu sudah

Universitas Sumatera Utara


199

menjadi kodrat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam cerita-cerita Jawa seperti

Ramayana dan Mahabarata, Seribu Satu Malam, dan Panji, tetap ditampilkan dua

aspek baik dan jahat di dunia ini.

Bahagian teks kedua terdiri dari dua puluh lima kata yang keseluruhannya

adalah kosa kata bahasa Jawa (boso Jawi). Terdiri dari kata harapan keadaan

selamat (samiwo sugeng), kata ganti nama (sedoyo), kata kerja (mreksani), nama

grup seni (Langen Setio Budi Lestari), kata penjelasan (nami, ingkang sami,

stambul Jawi). Tema teks bahagian kedua ini adalah meneruskan tema bagian

pertama ucapan selamat menikmati tontonan Ketoprak Dor, yang disajikan oleh

kelompok seni yang bernama Langen Setio Budi Lestari. Bahagian kedua ini

adalah penjelasan secara eksplisit tentang kelompok kesenian. Secara semiotik,

khususnya semiotik budaya, bahwa dengan menonton grup kesenian Ketoprak

Dor ini, maka para penonton sudah ikut serta melestarikan kebudayaan Jawa di

Tanah Deli, dan memiliki cita-cita yang sama dengan para seniman dan

budayawan kelompok Ketoprak Dor Langen Setio Budi Lestari. Demikian makn

semiotik budaya yang disampaikan kelompok kata kedua ini.

Bahagian ketiga hanya terdiri dari satu kalimat dalam bahasa Indonesia

(Melayu), yakni, sekian dan terima kasih.Kalaimat ini menjadi penutup rangkaian

komunikasi pada bagian ini, khususnya kelompok teks pertama dan kedua. Teks

ini menggambarkan tata susila Jawa yang penuh dengan penghormatan-

penghormatan kepada orang lain, dalam hal ini para seniman menghormati tetamu

(penonton) yang mau menonton pertunjukan mereka. Kalimat ini menjaadi ciri

khas strategi adaptasi orang Jawa Deli dengan kebudayaan setempat.

Universitas Sumatera Utara


200

Ketiga kelompok teks ini keseluruhannya merupakan makna-maka yang

cenderung mengandung makna yang sebenarnya (denotatif). Walau denikian

berbagai konsep kebudayaan Jawa tersirat dalam teks-teks tersebut. Begitu juga

dengan kearifan Jawaa muncul di dalam teksnya, seperti: kearifan berkomunikasi,

kearifan melestarikan kesenian, kearifan penghormatan kepada tetamu (penonton),

kearifaan tutur persaudaraaan (sederek) dan kekerabatan.

Berikut ini adalah kalimat-kalimat yang digunakan dalam adegan

pembuka, yang diucapkan secara verbal oleh pimpinan rombongan Ketoprak Dor,

dalam adegan cerita Joko Bodo.

Tabel 4.6
Teks Adegan Pembuka oleh Pimpinan Rombongan

Pemain Kalimat Arti


Pimpinan Assalamualaikum
Rombongan warahmatullahiwabakatuh
Terima kasih kami ucapkan
Kepada bapak kita sekar
keluarga yang mana telah
sudi kiranya mengundang
rombogan kami yang jauh-
jauh nun di sana Pasar V
Sei Mencirim Kecamatan
Medan Sunggal dan
Ketoprak yang telah masuk
tivi yaitu TVRI dan
bergabung dan disini juga
kami bukan keturunan asli
Jawa tapi bumi putera anak
Sumatera dan disini juga
kami serombongan akan
membawakan sebuah cerita
yang berjudul topeng itam
ataupun Joko Bodo
andai kata nanti
kejanggalan-kejanggalan,
kami serombongan kami
minta maaf beribu maaf

Universitas Sumatera Utara


201

para cinta seni budiman,


para penonton sekalian
dan disini kami sudahi
assalamualaikum warah
matullahiwabarakatuh.

Secara struktural teks di atas terdiri dari kata-kata ucapan salam, dalam hal

ini adalah indeks kepada orang Jawa, yang umumnya beragama Islam.

Dilanjutkan dengan ucapan terima kasih kepada pihak tuan rumah yang telah

mengundang mereka. Selepas itu dijelaskan dengan keberadaan kelompok

Ketoprak Dor ini yang berada di Pasar V Sei Mencirim, Kecamatan Medan

Sunggal. Kelompok ini pernah mengisi acara TVRI Medan. Para pemainnya

bukan keturunan “asli” Jawa, maksudnya orang yang benar-benar lahir, tumbuh,

dan besar di Jawa, tetapi mereka mewakili orang-orang Sumatera. Ini adalah

sebagai makna konotatif bahwa mereka adalah lebih bersifat Sumatera daripada

Jawa. Sesudah itu pimpinan rombongan ini memohon maaf jika ada kejanggalan,

artinya jika tak sesuai dengan rasa estetika pertunjukan penonton. Disudahi

dengan salam.

Kosa kata yang digunakan seluruhnya adalah bahasa Indonesia (Melayu)

ditambah bahasa Arab. Ada satu kosa kata Melayu yang khas didapati di dalam

teks ini, yakni kata nun. Dalam bahasa Melayu artinya adalah itu yang sangat jauh

di sana. Kata ini juga adalah indeks dari bahasa Melayu Medan (Sumatera Utara).

Secara struktural wacana teks di atas adalah berupa penjelasan atau eksplanasi

mengenai kelompok ini. Di dalamnya ada dimensi-dimensi makna denotatif,

makna sebenar tentang pengalaman kelompok seni Ketoprak Dor ini. Juga

penjelasan mereka lebih mewakili anak Sumatera dari pada Jawa.

Universitas Sumatera Utara


202

Makna konotasi lebih jauh adalah adanya dimensi keagamaan, dalam hal

ini Islam, yang diwakili kata-kata asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dedmikian juga dengan makna kesantunan, mohon maaf, merendak diri,

sebelumnya jika ada kejanggalan dalam pertunjukan mereka minta maaf.

Demikian tafsiran semiotik terhadap teks ini, berdasarkan pikiran Roland Barthes.

4.13.2 Insiden permulaan (komplikasi)

Insiden permulaan atau komplikasi adalah permulaan cerita yang

sebenarnya berdasarkan cerita yang dibawakan. Para pemain Ketoprak Dor

menggunakan istilah start yaitu awal terjadinya permulaan krisis persoalan.

Bagian start adalah adegan yang mengawali terjadinya segala persoalan

atau awal krisis terjadinya sebuah persoalandalam cerita yang akan di

pertunjukan. Pada bagian ini terdapat beberapa adegan yang dapat disajikan.

Adegan awal yaitu penggambaran suasana di dalam sebuah kerajaan pada suatu

tempat pada cerita yang dibawakan. Pada adegan ini diawali dengan

memunculkan raja muda atau pemimpin kerajaan.Kemudian dikenalkan tempat

cerita dengan menarik layar yang disesuaikan dengan cerita.

Contoh dialog percakapan

Raja : Telung taun setengah anggenku noto sak rancang kencono dimas yo
men permaisuri iku seng dhadi kekuranganku diman.

Patih : kekurangan ampun restu kangmas?

Raja : opo yo siap sediani

Patih : ojo khuatir kang mas, dimas siap sedia kang mas

Raja : Dadi dimas ojo kesuwen dimas

Universitas Sumatera Utara


203

Patih : enggeh kang mas

Dialog diatas menggambarkan pembuka dari arah cerita yang intinya ialah

memperebutkan permaisuri kerajaan. Kata-kata yang diucapkan oleh pemain

merupakan bahawa Jawa kromo. Dialog percakapan diatas juga merupakan

berjenis alih kode karena menggunakan bahasa Jawa Kromo. Penyebab alih kode

ini ialah kedua pemain sama-sama orang Jawa. Pada adegan ini kata-kata yang

diucapkan oleh Patih kepada raja lebih menggunakan bahasa Jawa halus seperti

pada kata ampun restu yang bermakna minta maaf, kemudian pada kata perintah

enggeh yang berarti menyanggupi permintaan.

Berikut ini adalah teks adegan pertama, seperti yang diuraikan di atas.

Tabel 4.7
Teks Adegan Pertama (di Dalam Istana)

Pemain Kalimat Arti


Raja Kerajaan pasir Putih, Indro
muda Joyo
Patih Indro sertirai dalem pasar Kerajaan Indro Joyo di dalam jalanan
pasir putih Pasir Putih
Raja Dimas adipun kakang dimas Adik ku
muda
Patih Deng petimbalan kangmas Ya abangda
Raja Kangmasmu pareng-pareng Abangmu ini ingin berbicara sama
muda sliramu dimas kamu adikku
Patih Semonggo karo alon-alon Iya abangda bicaralah dengan pelan-
kang mas pelan abangda
Raja Dimas, runoke dimas Adikku, dengarkanlah
muda
Patih Tak runokke kangmas Aku dengarkan abangda
Raja Dimas... Endrosakti Adikku,,,Endrosakti
muda
Patih Kadas pundi kangmas Iya abangda
Raja Boro mature karsane kangsa Dengarkan abangda mu ini bercerita
muda dimas
Patih Werengakke kangmas Aku dengarkan abangda
Raja Singalon-alon dimas yo Yang pelan-pelan adik ya

Universitas Sumatera Utara


204

muda
Patih Kangmas, namun sehap Abangda,
raimatur kangmas
Raja Iyo dimas, aturmu tak trimo Iya adikku, permintaanmu aku terima
muda tangan loro dimas,,ayo dengan tangan dua, ayo adikku mari
dimas,maju tak seontoro kita maju
dimas
Patih Sekonggo kangmas Mari abangda
Raja Ojo suwi-suwi dimas Jangan lama-lama adikku
muda
Patih lo nggek penak kang mas yo Yang enak abangda ya
Raja Capek, teko capek jobo, Letih nya dari luar dan dari dalam
muda capek njero
Patih Yo salahe kangmas nggolek Itu kesalahan abangda, makanya cari
serep kang mas pengganti abangda
Raja Jadi rojo meneh dimas Jadi bertambah sakit adikku
muda
Patih Yo men dadi opo kangmas, Akan jadi apapun,yang terpenting
sing penting kangmas seneng abangda senang
Raja Tekon nyanyi campur sari, Disuruh menyanyi, masang layar
muda masang kelir
Patih Ra mau ora diserepi masang Tadi tidak mau cari pengganti
kelir
Raja Sing teko mau bengi Yang datang terlambat tadi memang
muda memang kurang ajar dimas kurang ajar
Patih Yo kan bapakkmu juga Itu kan bapakmu juga
Raja Dimas adipun kakang dimas Adikku
muda
Patih Sedoro pertimbangan Iya abangda
kangmas
Raja Menurut dimas, kangmas Menurut adinda, abangda kamu ini
muda jagong kursi kanjeng rojo sudah lama menjadi raja kencono
kencono sudah berapa tahun sudah berapa tahun adikku
dimas
Patih Kangmas, selama adikmu
mengabdi dikerajaan sudah
mencapai tiga setengah tahun
kangmas
Raja Hahahahahah,,, tiga tahun Hahahah..tiga tahun setengah
muda setengah kangmas duduki kangmas menduduki kursi raja
kursi rojo kencono dimas, kencana adikku, apakah ada
opo ora eneng kekuranganku kekurangku
dimas
Patih Kangmas, selama aku
ndampingi kangmas, tidak

Universitas Sumatera Utara


205

ada kekurangan satu apapun


kangmas
Raja Dimas sebagai wakili Adikku, sebagai wakil ku, selama tiga
muda kangmas dimas, selama tiga tahun setengah menduduki kursi raja
tahun setengah jagong kursi rojo kencono, nggak mungkin nggak
kanjeng rojo kencono, nggak ada kekurangan adikku
mungkin nggak ada
kekurangan dimas
Patih Seingat adikmu selama aku
mendampingi kangmas
memang tidak ada
kekurangan satu apapun
kangmas
Raja Dimas, selama berpuluh Adikku, selama berpuluh-puluh tahun
muda tahun dimas, tiga tahun abangmu ini menduduki kuri sebagai
setengah kangmas jagong raja tetapi masih jablay adikku
kursi rojo kencono dimas
jablay dimas
Patih Oo itu kangmas,,adikmu
sudah ingat kangmas...
memang iya kangmas,,
seorang raja tanpa permaisuri
tidak ada artinya ya kangmas
ya...
Raja Seorang raja tanpa permaisuri
muda hampa dimas
Patih Itu memang benar
kangmas..kangmas,tinggal
bilang sama adikmu
kangmas, gadis mana yang
akan kangmas pilih
kangmas...
Raja Tanah Seribu eneng? di Tanah Seribu ada?
muda
Patih Gak ada kangmas, payah
kalau jumpa kangmas
Raja Tapi kampungmu
muda
Patih Kangmas.. tinggal pilih gadis
mana kangmas..tinggal kta
bawa kekerajaan kangmas..
Raja Hahaha...dimas sekarang Hahahah...sekarang begini
muda begini dimas..kangmas adikku..abangmu mendengar ada
kerungu tembang ratu seorang ratu dikerajaan Pedang
dikerajaan pedang Kemuliaan
kemuliaan dimas

Universitas Sumatera Utara


206

Patih Pedang kemuliaan kangmas?


Raja Siapa-siapa yang bisa Siapa yang bisa mengalahkan prajurit
muda mengalahke umbul-umbul pedang kemuliaan akan dikawinkan
kerajaan pedang kemuliaan dengan putrinya raja pedang
arep dikawinke karo putrine kemuliaan
pedang kemuliaan..
Patih Nggak usah gae umbul-umbul Tidak usah menggunakan prajurit
kangmas,,ngancurke kerajaan kerajaan demi cita-cita abangda,,aku
demi cita-cita kangmas,,bakal selalu membela abangda
tak bela kangmas
Raja Aku gemeter iki dimas Aku menggigil ini adikku
muda
Patih Kenopo kangmas Kenapa abangda
Raja Capek dimas, iki wis olahraga Lelah adikku,, ini aja sudah olahraga
muda dimas
Patih Wis badanmu gedi kangmas Sudah badanmu besar abangda
Raja dimas sanggup?
muda
Patih Sanggup kangmas
Raja Mbelo patih Membela patih?
muda
Patih Ramo dadi pitu demi cita- Badan ku siap dibagi menjadi tujuh
citane kangmas tak mbelo demi membela cita-cita abangda
kangmas
Raja Ayo dimas.. ojo suwe-suwe Mari adikku...jangan lama-lama
muda dimas,,sak iki kito obrak- adikku..mari sekarang kita obrak-
abrik kerajaan pedang abbrik kerajaan pedang kemuliaan
kemuliaan dimas adikku
Patih Ayo kangmas.. arumsari Ayo abangda....arumsari tunggu kamu
tunggu kami arumsari...bakal arumsari....pasti kami rebut kamu
tak rebut kowe arumsari.. arumsari...
Raja Hahahahahah
muda
Patih ayo kangmas...

Teks dalam adegan di atas adalah mencerminkan suasana di dalam istana

kerajaan. Teks dialog adalah komunikasi antara dua orang petinggi kerajaan,

yakni Raja Muda dan Patih. Bahasa yang digunakan dalam konteks budaya Jawa

adalah bahasa Jawa ngoko dan sedikit kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata

ngoko antara lain adalah: kowe, jagong, masang, kelir, suwe-suwe, dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


207

Demikian pula bahasa Indonesia seperti: tiga tahun setengah, kekuranganku, dan

lain-lain. Ada juga penggunaan kata-kata gaul anak muda zaman sekarang, yakni

jablay (akronim dari jarang dibelai).

Hampir keseluruhan teks ini adalah teks yang bermana sebenarnya atau

makna denotatif. Ada juga makna konotatif seperti kosa kata tembang ratu, yang

artinya adalah istri pendamping yang setia menemani suami sehidup dan semati.

Secara umum teks di atas menceritakan tentang merebut Arumsari, putri raja.

Universitas Sumatera Utara


208

Notasi 4.1
Bentuk Melodi Adegan Permulaan

Transkripsi oleh Suharyanto


dengan menggunakan software Sibelius 2010
Penyaji: Langen Setio BudiLestari
Kota Medan, 21 Juli 2016

Universitas Sumatera Utara


209

4.13.3 Babak Konflik (rising action)

Rising action adalah situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai

berkonflik. Tahap peningkatan konflik atau rising action merupakan konflik yang

telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan

dikembangkan kadar intensitasnya. Konflik digambarkan dengan perkelahian.

Tahap dimunculkannya permasalahan yang menimbulkan pertentangan dan

ketegangan antartokoh. Biasanya terdapat adegan sedih dalam babak ini. Misalnya

pemain yang meninggalkan orang tua, pemain yang meninggal dan lain sebainya.

contoh dialog pemain

Joko Bodo : awak ngomong karo romo, romo marah nggak mo?

Romo : Nek benar yo ora marah yo joko klono

Joko Bodo : Mo, aq wis elek mbelek, mamakku cantik bapakku ganteng. Mo,
nek aku nggolek kerjaan oleh mo?

Romo : sira wis elek mbelek ngono, sopo sing arep naggappi koe?

Universitas Sumatera Utara


210

Joko : sak iki ngene lah mo, seandainya romo gak oleh ngasih aku
kerjaan, aku ngantuk mo, tak nyanyiin boleh mo?

Ibu : yo wong urung ngantuk kok koe suruhin turu sih ngger?

Joko Bodo : Yo Istirahatlah bu..

Dialog percakapan pemain diatas merupakan adegan permintaan Joko

Bodo kepada kedua orang tuanya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik tetapi

kedua orang tuanya tidak menyetujuinya dengan alasan wajah joko bodo yang

jelek dan nantinya pasti tidak akan diterima kerja dimanapun. Joko Bodo

kemudian meminta orang tua untuk tidur dengan mendengarkan lagu dari Joko

Bodo. Setelah orang tuanya tidur dengan pulas, Joko Bodo kemudian

meninggalkan kedua orang tuanya.

Secara semiosis, dialog antara pemain diatas menggunakan salah satu

peringkat bahasa dalam kebudayaan Jawa, yakni bahasa kromo madyo. Teks

tersebut diucapakan oleh pemain dengan pencampuran bahas Melayu. Misalnya

kata benar merupakan serapan daeri bahasa Jawa bener. Kata Mamakku cantik

adalah bahasa Indonesia yang seharusnya di dalam pengucapan dalam bahasa

Jawa berarti simbokku sing ayu. Kata aku seharusnya di dalam bahasa Jawa adalah

kulo. Kata koe merupakan pengucapan Jawa kasar yang seharusnya sampean atau

panjenengan nipun. Istilah ngger mempunyai pengertian tengger berarti anak

laki-laki yang belum menikah yang mempunyai persamaan arti dengan kata

lanang atau joko.

Percampuran bahasa lokal Melayu terdapat pada teks awak, nggak, benar,

seandainya, ngasih, dan istirahat. Kata-kata ini adalah pembuktian bahwa benar di

Universitas Sumatera Utara


211

dalam sebuah pertunjukan Ketoprak Dor terdapat asimilasi budaya dan dapat

dibuktikan pada contoh teks kalimat yang diucapkan oleh pemain seperti dialog

percakapan diatas.

Notasi 4.2
Bentuk Melodi untuk Iringan Adegan Sedih
Transkripsi oleh Suharyanto
dengan menggunakan software Sibelius 2010
Penyaji: Langen Setio BudiLestari
Kota Medan, 21 Juli 2016

Universitas Sumatera Utara


212

Tabel 4.8
Teks Adegan Kedua

Pemain Teks Arti


Bapak ayo dimas,,engkang Mari adikku,,,dengarkan cerita dari ku
matur karo kangmas,
dimas
Ibu opo gilirane matur Apa ceritanya suamiku
kangmas
Bapak taklilane sing ati-ati
dimas..opo iku ora penak
diajeng
Ibu kangmas yo podo-podo Suamiku sama-sama enak..tapi,,kali ini lebih
penak kangmas..agak enak suamiku
penakan iki kangmas
Bapak lain yo dimas Lain ya istriku
Ibu rungokke yo kangmas Dengarkan ya suamiku
Bapak sak iki ngene..kita yo Sekarang begini saja,,kita akan
sapuneke iki putrane kita mendengarkan kemauan anak laki-laki kita
iki...yo sopo iki ini...
Ibu joko bodo kangmas Joko bodo suamiku
Bapak oalah lali aku wes tuo Oalah...sudah lupa aku, maklum sudah tua
Ibu ojo lali-lali kangmas Jangan sering lupa-lupa suamiku
Bapak iyo..dimas...sak iki ngene Iya..istriku...sekarang begini joko bodo..apa
joko bodo..opo sing yang menjadi keinginanmu joko bodo
diingingan ke joko bodo
Joko mo..mamakku Ayahku...mamakku cantik...bapakku
bodo cantik,,bapakku ganteng...kenapa aku kok jelek begini
ngganteng..aku kok elek ayahku
ngene to mo.
Bapak sak iki ngene..elek iku Sekarang begini...jelek itu,,tuhan yang
sang kuoso sing nggawe membuat anakku
ngger
Joko mamakku mbiyen Mamakku dulu mengidam apa sih ayahku?
Bodo ngidam opo sih mo?
Bapak wong mbiyen mamakmu Dulu mamakku mengidam kereta api
ngidam kereta api
Joko wis saiki elek mbutek Sekarang ini aku jadi jelek dan kumuh
Bodo kayak iki
Bapak yo sing sabar joko klono Yang sabar joko klono
Joko mo,,awak ngomong karo Ayahku,,aku pingin ngomong sama
Bodo romo..romo marah gak ayah...ayah tidak marahkan
mo
Bapak yek benar yo ora marah Kalau ceritanya bagis ayah tidak marah joko
joko klono klono

Universitas Sumatera Utara


213

Joko ngadek sih lah mo Silahkan berdiri ayah


Bodo
Bapak kita neng kene susah kali Kita didesa ini hidup susah anakku
neng pedesaan ngger
Joko mo,,aku elek wis mbelek Ayah,,,aku sudah jelek...mamakku
Bodo ngene,,mamakku cantik...bapakku ganteng....ayah...bolehkah
cantik,,bapakku aku mencari kerjaan ayah?
ganteng..mo,,,aq nggolek
kerjaan oleh mo?
Bapak ngger, kowe ora pantes Anakku,,kamu tidak pantas mencari
nggolek kerjaan ngger pekerjaan
Joko Lho,,ngopo kok ora oleh Lho,,,kenapa tidak boleh ayah
Bodo
Bapak wong siramu elek koyo Karena wajahmu jelek dan kumuh anakku
mbelek ngono ngger
Joko mana tau oleh tukang Mana tau bisa menjadi tukang sapu ayah
Bodo sapu mo
Bapak tukang sapu sirane ora Meskipun jadi tukang sapu tapi wajahnya
elek ngger tidak jelek anakku
Joko mo,,dadi ora oleh mo? Jadi,,,tidak boleh sama ayah?
Bodo
Bapak ora ngono ngger Bukan begitu anakku
Joko sak iki ngene lah Sekarang begini saja ayahku...seandainya
Bodo mo..seumpamane romo ayah dan ibu tidak memberikan aku izin..aku
kanjeng ibu ora sudah bosan mencari kayu terus ayah..
mengizinke aku nggolek
kerjaan mo..aku nggolek
kayu ae capek mo..
Bapak sak iki ngene lah Sekrang begini anakku...kamu joko klono
ngger..kowe joko klono tidak sekolah
ora sekolah ngger
Joko mo,,seharuse romo Ayah....seharusnya ayah mendukung aku
Bodo ndukung aku nggolek mencari kerjaan
kerjaan
Bapak memang ngger, tapi sopo Memang betul anakku,, tetapi siapa yang
sing nanggapi kowe neng mau sama kamu di kota sana...wajahmu
kota kono...awakmu jelek dan kusam anakku
mbelek ngger
Joko mana tau nasib uwong Kita tidak tau nasib orang ayah...sekarang
Bodo mo..yo wes lha kalau begini saja ayah....aku mengantuk ayah...aku
romo nggak oleh..sak iki nyanykan boleh ayah??
ngene lah mo...aku
ngantuk mo..tak nyanyiin
oleh mo??
Bapak iyo..iyo...nanyi sing apik- Iya..iya....nyanyi yang bagus ya anakku
apik ngger

Universitas Sumatera Utara


214

Ibu kok kangge turu karo Kenapa ibu dan ayahmu disuruh tidur sih
ibumu sih ngger anakku
Joko ya istirahatlah bu..tak Biar istirahat bu...aku nyanyikanlah bu...aku
Bodo nyanyiin lha bu..aku letih sekali bu....kerjaanku mencari
capek tenan bu..kerjaane kayu..saja bu
nggolek kayu ae bu.
Ibu sajakane ibu urung Sebenarnya ibu belum mengantuk
ngantuk ngger...tapi anakku...tapi kalau kamu suruh ibu
kalau kowe suruh tidur...ibu akan tidur anakku...suamiku kok
turu..tak turu ae aneh ya anak kita ini
ngger...kangmas yo aneh
yo kangmas
Joko bobok sayang...kanjeng Tidurlah
Bodo romo...ro..mo...kanjeng sayang...ayah....o...ayah.....ibu.....ibu....Cuma
romo...kanjeng ibu... dihatiku......ayah......sudah tidur rupanya
kanjeng romo sayang ayahku ini....nyamuknya besar sekali
dewe..kanjeng romo..wis ayah.......ayah,,,kenapa wajahku kok jelek
turu kanjeng begini...apakh ini sudah menjadi
romo...nyamuke nasibku....aku akan membungkus
mo...kanjeng romo pakaianku...aku mau pergi dari rumah
wajahku elek koyo ini....ayah....aku pingin pergi dari rumah tapi
mbelek mo..aku olek aku tidak tega meninggalkan ayah dan
kerjaan ora oleh mo..wis ibu..aku anak satu-satunya yang jelek dan
nasibku mo...aku arep kumuh...yang ganteng sudah pergi....nasibku
bungkusin pakaian..aku ayah..ayah...aku pergi dari rumahlah ayah...
arep minggat
mo..mo..aku arep lungo
mo..tapi,aku ora sampe
ati arep ninggalke kowe
mo..anak siji-sijine sing
elek kayak mbelek..sing
ngganteng wis
lungo..nasipe
mo..mo..mo..aku arep
minggat mo..

Teks dalam adegan di atas adalah mencerminkan suasana di dalam rumah

penduduk. Teks dialog adalah komunikasi antara suami, istri serta anak di dalam

keluarga sederhana. Bahasa yang digunakan dalam konteks budaya Jawa adalah

bahasa Jawa ngoko dan sedikit kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata ngoko

antara lain adalah: kowe, jagong, lungo, romo, kanjeng ibu, dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


215

Demikian pula bahasa Indonesia seperti: nasib, kayak, cantik, bapak, istirahat, dan

lain-lain.

Hampir keseluruhan teks ini adalah teks yang bermana sebenarnya atau

makna denotatif. Ada juga makna konotatif seperti kosa kata kanjeng romo dan

kanjeng ibu, yang artinya adalah sebutan untuk ayah dan sebutan untuk ibu.

Secara umum teks di atas menceritakan tentang konflik si anak yang akan pergi

meninggalkan kedua orang tuanya.

4.13.4 Lawakan (ice breaking)

Lawakan diisi denga adegan penuh lelucon atau guyonan yang dilakukan

oleh pembantu tokoh (batur). Fungsi dari lawakan ini ialah agar penonton terus

bersemangat menyaksikan pertunjukan Ketoprak Dor hingga pertunjukan selesai.

Babak lawakan ini berlangsung antara pukul 23.00 WIB s.d 24.00 WIB. Pada

babak lawakan ini pemain batur menyampaikan cerita diluar dari tema utama

(goro-goro). Adegan ini biasa terjadi pada pertunjukan teater tradisional.

Penonton dan pemain bebas berkomunikasi bahkan meminta lagu atau tembang

yang harus dinyanyikan oleh para pemain.

Contoh dialog percakapan

Batur laki-laki : Selamat malam..ini malam, malam ini bapak kita pak
sukar mengawini anaknya.
Batur perempuan : eh.. jangan ribut, ada orang sakit
Batur laki-laki : sakit apa
Batur perempuan : sakit panu
Batur laki-laki : mampus situ
Batur perempuan : ribut kali pun

Universitas Sumatera Utara


216

Batur laki-laki : bodo kali kau


Batur perempuan : eh..ula gejek-gejek
Batur laki-laki : ula gejek?
Batur perempuan : gejek silala sehenduhe?
Batur laki-laki : untek kali
Batur perempuan : gejek silala kahindu??
Batur laki-laki : kau nyemak kali kau?
Batur perempuan : ngapai aku nyemak

Dialog percakapan diatas diucapkan oleh pelawak (batur) laki-laki dan

batur perempuan. Tidak ada teks percakapan yang harus dihafal oleh para pemain.

Pada bagian ini pemain bebas mengeluarkan ucapan-ucapan dengaan

menggunakan bahasa daerah lokal atau dengan bahasa slang.

Pada kalimat selamat malam..ini malam, malam ini bapak kita pak sukar

mengawini anaknya. Kalimat diatas merupakan kalimat pembuka untuk

berkomunikasi dengan penonton yaitu dengan candaan. Secara struktur

kebahasaan kalimat diatas tidaklah tepat. Jika diartikan secara umum bapak sukar

yang kawin dengan anaknya seharusnya kalimat yang benar ialah Bapak Sukar

mengawinkan anaknya.

Kemudian masuklah batur perempuan untuk membantu komunkasi dengan

batur laki-laki dengan membuat kalimat pemancing yaitu dengan kata eh...ribut

kali. Kata eh...ribut kali adalah bahasa Melayu yang sama artinya dengan bising

sekali. Kemudian terdapat kata slang yang terdengar sangat kasar yaitu kata

mampus, bodo kali dan nyemak. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang

terdapat di dalam lingkungan masyarakat Melayu.

Universitas Sumatera Utara


217

Pada bagian percakapan lain terdapat dialog berbahasa Karo yaitu ula

gejek-gejek, gejek silala sehenduhe?, untek kali dan gejek silala kahindu?. Bahasa

karo ini hanya diucapkan oleh para pemain pada adegan lawakan ini saja. Secara

harfiah makna dari teks bahasa Karo yang diucapkan oleh pemain berarti jangan

ribut-ribut, ribut ajapun suaramu?, kuhajar kau, ribut aja selalu kerjamu. Teks

Karo diatas diucapkan oleh pemain hanya untuk membangun komunikasi dengan

penonton.

Notasi 4.3
Bentuk Melodi Memulai Adegan Lawakan
Transkripsi oleh Suharyanto
dengan menggunakan software Sibelius 2010
Penyaji: Langen Setio BudiLestari
Kota Medan, 21 Juli 2016

Universitas Sumatera Utara


218

Gambar 4.2
Bagian Lawakan/Batur

4.13.5 Klimaks / krisis (turning point)

Klimaks adalah situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang

paling tinggi hingga para pelaku pertunjukan. tahap klimaks merupakan konflik

dan atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang diakui dan atau ditimpakan

kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Biasanya diisi dengan

adegan musnahnya kesombongan. Musik dan motif yang dimainkan sama dengan

motif pada babak kedua.

Tabel 4.9
Teks Adegan Klimaks

Raja dimas,,kita jalan kok petok patok Adikku,,,kita jalan-jalan kok


muda kuburan dimas bisa berjumpa dengan kuburan
Patih endi kangmas Dimana abangda
Raja lha iku... Itu...
muda
Patih sopo jenengmu koe lek Siapa nama kamu jelek
Raja cobak kowe ngomong bisu,,mana Coba kamu ngomong sama

Universitas Sumatera Utara


219

muda tau de’e bisu..basa bisu orang bisu...mana tau dia


bisu..pakai bahasa orang bisu
Patih koyo kambing malahan kangmas Persis seperti kambing abangda
Raja kong ngadek ngerti ndak Coba kamu perintahkan dia
muda berdiri..dia mengerti tidak
Patih ngadek kowe,,,ngadek..basa opo Berdiri kamu..berdiri..bahasa
sing siro...basa bisu ora iso basa apa yang kamu tau.bahasa orang
apik-apik ora iso bisu kamu tidak bisa. bahasa
bagus-bagus juga kamu tidak
bisa
Raja basa Indonesia Bahasa Indonesia?
muda
Patih siapa namamu?
Raja suruh berdiri
muda
Patih berdiri...ayo..berdiri..berarti wong Berdiri...ayo...berdiri...berarti
wis paten kangmas....wong orang ini sudah mengerti
elek...sopo jenengmu... abangda...orang jelek...siapakah
nama kamu
Joko bodo to ono To ono
Raja sogok no Coblos kan
muda
Patih kangmas ae sing takon kangmas Coba abangda yang bertanya
Raja kene,,,maju...maju..kamu namanya Mari sini,,,maju...maju..kamu
muda siapa? namanya siapa?
Patih Ono Ono
Raja oalah..gadek-gadek namanya teko Oalah...bagus-bagus kok
muda kono namanya dari sana
Patih lha iku aku pun heran kang mas Makanya itu aku menjadi heran
abangda
Raja yang betul namamu siapa?
muda
Joko bodo Kono Sana
Raja kamu kok namanya tukang Kenapa nama kamu tukang
muda nyolong celono sih mencuri celana sih
Joko bodo budek kowe Tuli kamu
Raja jadi namamu siapa?
muda
Joko bodo Kono
Raja ooooo...teko kono nyolong clono.. Ooo...dari sana mencuri celana
muda
Patih iyo...teko kono nyolong clono iya...dari sana mencuri celana
Joko bodo Kono
Raja oo...ketok no oo...nampak kan
muda

Universitas Sumatera Utara


220

Joko bodo ke eke...no..ono...keno...


Patih sogok no....kang mas Cobloskan,..abangda
Raja oooo....joko klono
muda
Patih opo kangmas??joko klono Apa abangda??Joko Klono
kangmas..wonge elek koyo ngene abangda...orangnya kok jelek
begini
Raja wis orange elek taek mbelek Sudahlah orangnya jelek seperti
muda upil mata begini
Patih gak setimpal jenenge Gak sesuai dengan namanya
kangmas...mosok joko klono abangda..apakah mungkin joko
kangmas kayak ngene klono seperti ini wajahnya
kangmas..kayak beruk ngono abangda..seperti monyet begini
kangmas wajahnya abangda
Raja omonge iku bapakku..bapakku Katanya itu ayahku..ayahku
muda mana elek.. tidak jelek
Patih bapakmu garangkan Ayahmu gagahkan
Raja bapakku garang Ayahku gagah
muda
Patih berarti iku udu bapakmu Berarti itu bukan ayah kamu
Raja oo..udu Ooo.. bukan
muda
Patih tak pidak-pidak ae yuk... Mari kita pijak-pijak...
Raja hahaha..heiii...joko klono...cah hahaha..heiii...joko klono...anak
muda ganteng..kamu mau yang ganteng.....kamu mau
kemana??tamatanmu opo kemana??tamatanmu opo
Joko bodo cekolah ku cemea Sekolah ku SMEA
Patih hahahahahah..mana enek cekolah Hahahahah..mana ada sekolah
cemea..sekolah opo? SMEA...sekolah apa itu??
Joko bodo wong aku cekolah cemea neng Aku ini sekolah SMEA di
benje kok... Binjai
Patih mana eneng cekolah Tidak ada sekolah
cemea..pantese joko siro neng SMEA...cocoknya kamu ini
lampu merah... berada disimpang lampu empat
Raja sekolahmu ngandi biyen.. Sekolah kamu dulu dimana
muda kemaren
Joko bodo Cemea SMEA
Raja cemeane ngendi? SMEA nya dimana
muda
Joko bodo Paba PABA
Patih mana enek cekolah paba...neng Tidak ada sekolah apel...disini
kene eneng kenal wong elek iki tidak ada yang kenal sama
neng sekolah paba??mana eneng orang jelek ini di sekolah
sekolah paba kayak ngene....iki PABA??tidak ada siswa sekolah
dolanane neng kuburan ae iki PABA orang jelek seperti

Universitas Sumatera Utara


221

pasti ki,..ngene ae...kowe arep ini...ini jalan-jalannya di


nggolek kerjaan...tamatanmu kuburan saja wajar saja
cemea.. opo ora iso pande wajahnya seperti ini...begini
nyanyi...pande joget,...iso bahasa saja...kamu memang mau
inggris mengko tak nggoleke mencari kerjaan...tamatan kamu
kerjo.. Ngene ae,,seumpamane SMEA...apakah kamu isa
kowe iso ngalah ke aku,,aku akan bernyanyi..atau bisa
ajak kowe melu neng menari...atau bisa berbahasa
kerajaan..tapi,,seumpamane kowe Inggris..kalau bisa nanti aku
kalah..kowe iso minggat lungo carikan pekerjaan...begini
soko kene....hahahahahaha saja....andaikan kamu bisa
mengalahkan aku,,aku akan
mengajak kamu ikut kedalam
kerajaan...tetapi...seandainya
kamu kalah...kamu bisa pergi
meninggalkan tempat
ini....hahahaha
Joko Ayoooo
Bodo
Patih Joko Klono...aku ngakui Joko Klono...aku mengakui
kehebatanmu..aku ngakui aku kehebatanmu..aku mengakui
kalah aku kalah
Joko sak iki mana janjimu Sekarang mana janjimu
Bodo
Raja Yo wes...sak iki melu aku lungo Ya sudah...sekarang ikut aku
muda nang kerajaan..Ayoooo pergi ke kerajaan..ayooo

Teks dalam adegan di atas adalah mencerminkan suasana di luar istana.

Teks dialog adalah komunikasi raja, patih atau pengawal kerajaan dengan

masyarakat biasa, istri serta anak di dalam keluarga sederhana. Bahasa yang

digunakan dalam konteks budaya Jawa adalah bahasa Jawa ngoko dan didominasi

kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata ngoko antara lain adalah: minggat, lungo,

lungo, melu, dan lainnya. Demikian pula bahasa Indonesia seperti: janjimu, mana,

cantik, berarti, pandai dan lain-lain.

Hampir keseluruhan teks ini adalah teks yang bermana sebenarnya atau

makna denotatif. Ada juga makna konotatif yang bersifat emosional seperti kosa

Universitas Sumatera Utara


222

kata kangmas dan dimas, yang artinya adalah sebutan untuk abang dan sebutan

untuk adik. Secara umum teks di atas menceritakan konflik kesombongan yang

berakhir dengan kekalahan.

4.13.6 Penyelesaian (falling action)

Penyelesaian adalah bagian lakon yang merupakan tingkat penurunan

emosi dan jalan keluar dari konflik tersebut sudah menemukan jalan keluarnya.

Kemudian pertunjukan Ketoprak Dor ditutup oleh pemimpin kelompok Ketoprak

Dor tersebut. Di akhir penutup acara para pemain keluar kembali dan

menyanyikan lagu gelang sepatu gelang dengan mengucapkan terima kasih

kepada penyelenggara, dan para penonton sambil mengucapkan maaf apabila ada

tutur kata yang salah.

Kalau ada jarum yang patah

jangan disimpan di dalam hati

Kalau ada pemain kami yang salah

Jangan disimpan di dalam hati

Lain kali kita berjumpa lagi

Secara semiosis, teks diatas menggunakan bahasa Melayu dengan

berbentuk pantun. Teks tersebut terdiri dari dua eksplanasi. Yang pertama adalah

ucapan permintaan maaf kepada semua penonton, dari semua kalangan (golongan)

dan usia yang sudah menonton pertunjukan. Yang kedua adalah ucapan

Universitas Sumatera Utara


223

pengharapan kepada penonton agar bersedia mengundang kelompok Ketoprak

Dor agar tampil kembali.

Kelompok pantun diatas berkaliamt A-B-A-B-A yang memiliki kata

pertama terdiri dari 5 kata, kata ketua terdiri atas 4 kata, kata ketiga 6 kata, kata

keempat terdiri dari 4 kata dan kata kelima terdiri atas 4 kata. Kedua kelompok

teks ini keseluruhannya merupakan makna-maka yang cenderung mengandung

makna yang sebenarnya (denotatif). Walau demikian berbagai konsep kebudayaan

Melayu tersirat dalam teks-teks tersebut. Begitu juga dengan kearifan lokalnya

yang muncul di dalam teksnya, seperti: kearifan berkomunikasi, kearifan

melestarikan kesenian, kearifan penghormatan kepada tetamu (penonton),

kearifaan tutur persaudaraaan dan kekerabatan yang diucapkan pemain dalam

bentuk pantun.

Universitas Sumatera Utara


224

BAB V

TRANSKRIPSI DAN ANALISIS STRUKTUR MUSIK

KETOPRAK DOR JAWA DELI

5.1 Proses Transkripsi

Untuk menganalisa bagaimana bentuk dari musik, tentu yang harus

dilakukan adalah melakukan transkripsi. Transkripsi dilakukan untuk mengubah

bunyi yang didengar menjadi simbol-simbol musik yang dapat dibaca. Nettl

(1966:231) mengatakan bahwa transkripsi adalah proses menotasikan bunyi,

mengalihkan bunyi menjadi simbol visual, atau kegiatan memvisualisasikan bunyi

musik ke dalam bentuk notasi dengan cara menuliskannya ke atas kertas.

Sebagai tahapawal dalam dalam transkripsi ini adalah perekaman langsung

musik Ketoprak Dor dengan menggunakan kamera digital, handphone sebagai

media rekam. Adapun spesifikasi kamera digital yang digunakan adalah merk

Sony AX233. Setelah hasil rekaman didapat, selanjutnya peneliti mendengarkan

melodi dari musik Ketoprak Dor. Selanjutnya adalah menentukan mana saja yang

akan ditranskripsikan. Untuk transkripsi musik Ketoprak Dor, Peneliti mengambil

melodi dan ritem yang dimainkan pada musik Ketoprak Dor tersebut.

Setelah menentukan apa saja yang akan ditranskripsikan, tahap selanjutnya

adalah mendengarkan musik Ketoprak Dor yang akan ditranskripsikan. Setelah

mendapatkan nada apa saja yang ada dalam nyanyian dan melodi serta ritme,

Peneliti menuliskannya kedalam garis paranada yang menggunakan notasi barat

atau notasi balok dengan menggunakan software Sibelius 2012 dan Finale 2006.

Universitas Sumatera Utara


225

Untuk mendapatkan transkripsi lagu-lagu Ketoprak Dor, ada beberapa

langkah yang peneliti lakukan, sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan rekaman lagu-lagu Ketoprak Dor, peneliti merekam

langsung lagu-lagu yang peneliti nyanyikan dalam konteks pertunjukan

Ketoprak Dor, di berbagai pertunjukan.

2. Rekaman tersebut didengarkan secara berulang-ulang agar mendapatkan

hasil yang maksimal, dan kemudian ditranskripsikan kedalam bentuk

notasi.

3. Pendekatan transkripsi yang dilakukan adalah pendekatan preskriptif, yaitu

menuliskan perjalanan melodi secara makro dan garis besar saja.

Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagaimana struktural umum

lagu-lagu Ketoprak Dor.

4. Melodi lagu-lagu Ketoprak Dorditulis dengan notasi Barat agar dapat

lebih mudah dimengerti, karena dalam notasi Barat tinggi dan rendahnya

nada, pola ritme, dan simbol-simbol, terlihat lebih jelas ditransmisikan

kepada para pembaca, melalui tanda-tanda dalam garis paranada.

Dalam transkripsi musik Ketoprak Dor yang menggunakan notasi barat,

ada beberapa simbol yang digunakan Peneliti agar mudah untuk dipahami, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


226

Tabel 5.1
Simbol Musik
No Simbol Keterangan

Merupakan garis paranada yang memiliki lima buah

1 garis paranada dan empat buah spasi dengan tanda kunci

G.

2 Merupakan birama 4/4 dalam kunci G.

Merupakan dua buah not 1/8 yang digabung menjadi


3
satu ketuk.

Merupakan empat buah not 1/16 yang di gabung


4
menjadi satu ketuk.

Merupakan sebuah not 1/8 dan tanda diam 1/8 digabung


5
menjadi satu ketuk.

Merupakan dua buah not 1/16 dan sebuah not 1/8


6
digabung menjadi satu ketuk.
Merupakan tanda mol (flat) yang berarti nada yang
7
diturunkan ½ dari nada sebelumnya.
Merupakan tanda kres (sharp) yang berarti nada yang

8 dinaikkan ½ dari nada sebelumnya

Merupakan tanda modulasi untuk nada dasar G Mayor


9

Merupakan tanda triol yakni ternada 3 nada dalam satu

ketukan
10

Universitas Sumatera Utara


227

Merupakan simbol untuk motif kendang yang berbunyi

11

Dung Dhang

Merupakan simbol untuk motif Jidor yang berbunyi

12

Dung Tak

5.2 Bentuk Musik

Bentuk musik pengiring Ketoprak Dor Jawa Deli tidak sama dengan

bentuk musik pengiring Ketoprak yang ada di Jawa. Dari mulai penggunaan

instrumen musik sampai pada penggunaan nada yang tidak terbatas pada tonalitas

tangga nada pentatonik Jawa saja. Pada ansambel musik iringan Ketoprak Dor

lebih menggunakan tonalitas nada-nada diatonis dan kromatis barat sebagai

pengolahan iringannya. Terdapat juga lagu lagu etnik lokal yang dibawakan oleh

pemain dan pemusik Ketoprak Dor seperti lagu piso surit, lasam (etnik karo),

lancang kuning, tanjung katung (etnik Melayu) serta lagu populer yang sedang

hits.

Sementara bentuk tembang yang dinyanyikan tidak sama dengan tembang

Ketoprak yang ada di Jawa. Melodi musik yang bernuansa melodi minor

terkadang dicampur dengan melodi mayor bahkan terkesan asal-asalan (suka-

suka) dan kasar. Berbeda dengan bentuk melodi gamelan iringan Ketoprak Jawa

dengan menggunakan laras pelog dan pakem serta bentuk melodi yang jelas.

Bentuk musik dalam Ketoprak Dor lebih bersifat heterofoni.

Universitas Sumatera Utara


228

Menurut Prier (2009:63) heterofoni ialah sebuah komposisi dengan

beberapa suara yang dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang

membawakan lagu berjenis sama namun dengan variasi-variasi dalam melodi dan

irama. Suara-suara ini dapat dibawakan atau dalam waktu yang sama (semacam

unisono) atau pada waktu yang berbeda-beda (dengan gaya imitasi). Lagu-lagu

tersebut biasanya berorientasi kepada lagu pokok, menghiasi, menirukannya atau

stidak tidaknya melengkapinya tanpa membentuk harmoninya.

Secara umum bentuk musik pada pertunjukan Ketoprak Dor terbagi

menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu musik pembuka/panembromo, musik sampak

dan musik asal-asalan (digunakan untuk adegan perkelahian).

5.3 Struktur Musik

Dalam menganalisis struktur pada musik pengiring Ketoprak Dor, Peneliti

berpedoman kepada teori weighted scale yang ditawarkan oleh Malm (1993:13)

dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu (1)

tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4)

jumlah nada (frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence

patterns), (7) formula melodik (melody formula),dan (8) kontur (contour).

5.3.1 Tangga nada (scale)

Menurut Banoe (2003:406) pengertian tangga nada (scale) ialah urutan

nada yang disusun secara berjenjang. Sedangkan Prier (2008:212) menjelaskan

tangga nada merupakan urutan nada melalui satu oktaf yang mengikuti pola

tertentu (tonysystem). Terdapat tangganada heptatonis (7 nada) dan tangga nada

Universitas Sumatera Utara


229

pentatonis (5 nada). Selain tagga nada heptatonis dan pentatonis terdapat pula

tangga nada kromatis (12 nada).

Secara umum tangga nada terbagi menjadi 2 (dua) yaitu tangga nada

mayor dan minor. Tangga nada mayor ialah urutan nada satu oktaf yang memiliki

struktur jarak tertentu yang diawali dengan ters berjarak mayor. Contoh susunan

tangga nada mayor ialah C-D-E-F-G-A-B-C1. Sedangkan pengertian tangga nada

minor ialah apabila diawali dengan ters berjarak minor. Contoh susunan tangga

nada minor yaitu C-D-Es-F-G-As-B-C1 (minor harmonik), C-D-Es-F-G-As-Bes-

C1 (minor asli), C-D-Es-F-G-A-B-C1 (minor melodi), C-D-Es-Fis-G-As-B-C1

(minor zigana) dan Pentatonis (C-E-F-G-B).

Dalam mendeskripsikan tangganada, Peneliti akan mengurutkan nada-nada

yang terdapat dalam melodi musik Ketoprak Dor tersebut yang dimulai dari nada

terendah sampai nada yang tertinggi. Nada-nada musik Ketoprak Dor tersebut

sebanyak 5nada ditambah 3 nada oktaf dan dimulai dari nada Re (D) sampai

nada Re oktaf (D1).

Notasi

D F G A B C Db D1
RE FA SOL LA SI DO RI RE

5.3.2 Nada pusat atau nada dasar (pitch centre)

Dalam menentukan nada dasar, peneliti menggunakan metode generalisasi

oleh Netl (1984:164). Menurutnya ada tujuh kriteria yang ditawarkannya untuk

menetukan nada dasar dalam sebuah lagu, yakni :

Universitas Sumatera Utara


230

1) Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang paling sering

dipakai, dan mana yang paling jarang dipakai dalam sebuah komposisi

musik.

2) Kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dianggap sebagai nada

dasar, walaupun jarang dipakai dalam keseluruhan komposisi musik

tersebut.

3) Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bahagian

tengah komposisi musik dianggap mempunyai fungsi penting dalam

menentukan tonalitas komposisi musik tersebut.

4) Nada yang berada pada posisi paling rendah atau posisi tengah dianggap

penting.

5) Interval-interval yang terdapat diantara nada, kadang-kadang dapatdipakai

sebagai patokan. Umpamanya kalau ada satu nada dalam tangga nada pada

sebuah komposisi musik yangdigunakan bersama oktafnya.

6) Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga dapat dipakai sebagai

patokan tonalitas.

7) Harus diingat bahwa barangkali terdapat gaya-gaya musik yang

mempunyai sistem tonalitas yang tidak dapat dideskripsikan dengan

keenam patokan diatas. Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu,

cara terbaik adalah berdasar kepada pengalaman akrab dengan gaya musik

tersebut.

Universitas Sumatera Utara


231

Dengan mempergunakan ketujuh kriteria diatas, maka nada dasarlagu

panembromo dan sampak tersebut dapatdiuraikan sebagai berikut ini.

1) Nada yang paling sering dipakai adalah nada B dan D

2) Nada yang memiliki nilai ritmik paling besar dalam keseluruhan

komposisi musik ini adalah nada G, B dan D

3) Nada awal lagu ini adalah nada D dan paling sering digunakan adalah nada

G, B dan D

4) Nada yang memiliki posisi paling rendah adalah nada D

5) Nada yang dipakai sebagai duplikasi oktaf

6) Tekanan ritmik pada umumnya terjadi pada setiap nada

7) Menurut pengalaman musikal Peneliti, kemungkinan paling besar sebagai

nada dasar lagu panembromo dan sampak adalah nada G, B dan D.

Contoh pola nada pusat


pada motif Panembromo
Nada D oktaf

Nada D
Contoh pola nada pusat
pada motif sampak
Nada D oktaf

Nada D

Universitas Sumatera Utara


232

5.3.3 Wilayah nada (range)

Menurut Banoe (2003:437) wilayah nada (range) ialah jangkauan atau

batas suara yang mungkin dapat dicapai oleh vokal maupun bagi permainan alat

musik tertentu. Dengan berpedoman pada nada terendah dan nada tertinggi

frekuensinya dan jarak atau interval yang dihasilkan antara keduanya. Dengan

demikian maka wilayah nada lagu panembromo dan sampak ini dapat dilihat

sebagai berikut yaitu dimulai dari nada D dan paling tinggi D oktaf.

contoh wilayah nada


pada motif Panembromo dan sampak

5.3.4 Jumlah nada (frequency of note)

Untuk menentukan jumlah nada-nada ada dua cara yang perlu dilakukan.

Yang pertama adalah melihat banyaknya kemunculan setiap nada tanpa melihat

jumlah durasinya secara kumulatif. Yang kedua adalah melihat kemunculannya

dan sekaligus menghitung durasi kumulatif. Karena durasi juga menentukan

komposisi jumlah nada dalam melodi.

Jumlah nada tembang


Pada lagu Panembromo

Jumlah nadanya mana = D F G A B C D b D1


3 8 14 19 19 16 3 19

Universitas Sumatera Utara


233

Diagram 5.1
Diagram Lingkaran
Jumlah Nada Tembang Pada Lagu Panembromo

Dari gambaran diatas terlihat bahwa jumlah nada D dengan jumlah 3 buah

nada (3%), nada F berjumlah 8 buah nada (8%), nada G berjumlah 14 buah nada

(14%), nada A berjumlah 19 buah nada (18%), nada B berjumlah 19 buah nada

(19%), nada C berjumlah 16 buah nada (16%), nada Db berjumlah 3 buah nada

(3%), nada D1 berjumlah 19 nada (19%). Nada yang paling sering digunakan

adalah nada A, B, dan D1 dengan jumlah 19 buah nada (19%) dan nada yang

paling sedikit digunakan adalah nada D dan Db dengan jumlah 3 buah nada (3%).

Jumlah Nada
Pada Motif Sampak

Jumlah nadanya mana = D F G A B C D1


20 30 30 8 40 19 25

Universitas Sumatera Utara


234

Diagram 5.2
Diagram Lingkaran
Jumlah Nada Pada Motif Sampak

Dari gambaran diatas terlihat bahwa jumlah nada D dengan jumlah 20

buah nada (12%), nada F berjumlah 30 buah nada (17%), nada G berjumlah 30

buah nada (17%), nada A berjumlah 8 buah nada (5%), nada B berjumlah 40 buah

nada (23%), nada C berjumlah 19 buah nada (11%), nada Db berjumlah 0 (nol)

buah nada (0%), nada D1 berjumlah 25 nada (12%). Nada yang paling banyak atau

sering digunakan adalah nada F dan G dengan jumlah 30 buah nada (17%)

5.3.5 Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri

dari interval naik maupun turun. Terdapat interval yang harmonis atau selaras

sempurna (prim, kwart, kwint, oktaf) dan tidak sempurna (sekt dan terts),

serta interval disharmonis (sekund, septime). Ukuran interval dapat

Universitas Sumatera Utara


235

menggunakan laras atau langkah dan sent (cents)36

Berikut adalah total interval dari musik Ketoprak Dor pada lagu

Panembromo dan sampak

Tabel 5.2
Interval musik lagu Panembromo dan Sampak

Interval Posisi Jumlah Total


1P - 112 112
↑ 12
2M 57
↓ 45
↑ 6
2m 23
↓ 17
↑ 15
3M 24
↓ 9
↑ 5
3m 9
↓ 4
4P ↑ 3
11
↓ 8
5P ↑ 2
4
↓ 2
6M ↑ 8
16
↓ 8

36
Tangga nada barat yang kita kenal sekarang ini termasuk golongan yang disebut equal
tempered tone-scale. Artinya jarak satu nada ke nada terdekat berikutnya selalu sama untuk setiap
nada. Rangkuman praktisnya sebagai berikut : (1) Jarak antara nada yang sama (baik ke atas atau
ke bawah ) disebut satu oktaf (octave, gembayangan), (2) Jarak antar-nada (antar pitch) disebut
satu interval (semitone), (3) Terdapat 12 interval dalam 1 oktaf, (4) Interval mempunyai satuan sen
(cent, bukan centimeter ), (5) Lebar interval selalu sebesar 100 sen, (6) Total lebar satu oktaf selalu
sebesar 1200 sen.

Universitas Sumatera Utara


236

5.3.6 Pola kadensa (cadence patterns)

Menurut Prier (2011:22) Kadensa/cadence adalah suatu rangkaian harmoni

atau melodi sebagai penutup pada akhir melodi atau ditengah kalimat, sehingga

bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara)

melodi tersebut. Berikut ini adalah pola kadensa yang terdapat pada musik

Ketoprak Dor lagu Panembromo dan sampak.

Pola Kadensa
Lagu Panembromo

Universitas Sumatera Utara


237

Universitas Sumatera Utara


238

Universitas Sumatera Utara


239

Pola kadensa pada lagu Panembromo ini berjumlah 5 (lima) buah kadensa.

Pola kadensa pertama terdapat pada bar ke 5 (lima) sampai ke 7 (tujuh). Pola

kadensa kedua terdapat pada bar ke 15 (lima belas) dan 16 (enam belas). Pola

kadensa ketiga terdapat pada bar ke 24 (dua pluh empat) sampai 26 (dua puluh

enam). Pola kadensa keempat terdapat pada bar ke 35 (tiga puluh lima).

Sedangkan pola kadensa kelima terdapat pada bar ke 38 (tiga puluh delapan)

hingga 39 (tiga puluh sembilan) dari jumlah total 39 (tiga puluh sembilan) bar.

Pola Kadensa
Motif Sampak

Universitas Sumatera Utara


240

Pola kadensa pada lagu Sampak ini berjumlah 3 (tiga) buah kadensa. Pola

kadensa pertama terdapat pada bar ke 3 (tiga), pola kadensa kedua terdapat pada

bar ke 10 (sepuluh). Sedangkan pola kadensa ketiga terdapat pada bar ke 17 (tujuh

belas) sampai 18 (delapan belas) dari jumlah total 25 (dua puluh lima) bar.

Universitas Sumatera Utara


241

5.3.7 Formula melodi (melody formula)

Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa dan

motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola

melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi dalam bentuk, frase dan motif

melodi. Malm (1993:45) mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam

menganalisis bentuk,yaitu:

1. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan

pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi.

2. Progresive yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

3. Repetitive yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang.

4. Iteratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil

dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan

nyanyian.

5. Stropic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks

nyanyian yang baru atau berbeda.

Melihat kepada apa yang dikemukakan Malm mengenai bentuk nyanyian,

maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa melodi stropic pada melodi yang

dimainkan pada keyboard electric yang digunakan sebagai alat musik pengganti

harmonium pada lagu Panembromo dan sampak Ketoprak Dor.

Universitas Sumatera Utara


242

5.3.8 Kontur (Contour)

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm (1993:85)

membedakan beberapa jenis kontur,yaitu:

1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada

yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi

2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari

nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.

3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari

nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi

ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.

4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu

nada ke nada yang lain baik naik maupun turun.

5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada

yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang

lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.

6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada

yang lainnya, dan biasanya intervalnya diatas sekonde baik mayor maupun

minor.

7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai

batas-batasan.

Garis kontur yang terdapat pada melodi harmonium pada umumnya adalah

ascending, descending, conjuct dan juga static. Mengacu pada jenis-jenis kontur

yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti berpendapat bahwa kontur lagu yang

Universitas Sumatera Utara


243

digunakan dalam lagu Panembromo dan Sampak adalah Pendoulus, Ascending,

descending, conjunct dan static. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik

naik maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat

dilihat dari gambar dibawah ini:

Garis kontur Ascending

[[

Garis kontur Pendolulus

Garis kontur Conjunt

Garis konturStatis

5.4 Musik Pembuka atau Panembromo

Panembromo adalah ‘tembang’ atau nyanyian selamat datang atau

welcome song yang dilakukan oleh pemimpin rombongan Ketoprak Dor.

Panembromo biasa digunakan untuk menyambut tamu atau kata sambutan yang

Universitas Sumatera Utara


244

ditembangkan. Bentuk komposi musik panembrama adalah berbentuk tembang

macapat mijil dan giar giar.

Terdapat 11 jenis lagu dalam tembang macapat yang masing-masingnya

memiliki kharakteristik dan watak yang berbeda. Kesebelas tembang macapat

tersebut adalah Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmarandana, Gambuh,

Dandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, Pocung. Menurut Ibu Sumiati37 mijil

merupakan sebuah bagian kisah kehidupan manusia yang menggambarkan tentang

sebuah biji atau benih yang lahir ke dunia. Mijil menjadi gambaran dari

dimulainya perjalanan seorang anak manusia yang masih suci dan masih

memerlukan perlindungan.

37
Ibu Sumiati adalah seorang penyinden Jawa

Universitas Sumatera Utara


245

Notasi 5.1
Musik Lagu Panembromo
Transkprisi oleh Peneliti
Dengan menggunakan software sibelius 2010

PANEMBROMO

Universitas Sumatera Utara


246

Universitas Sumatera Utara


247

Universitas Sumatera Utara


248

Universitas Sumatera Utara


249

5.5 Sampak

Sampak merupakan gending dengan struktur dalam satu rangkaian notasi

balungan gending sebanyak satu gong disusun atas gatra yang jumlahnya tidak

menetu, dalam setiap gatra kempul dibunyikan empat kali, kenong delapan kali

(Palgunadi, 2002:522). Sampak Digunakan untuk adegan sedih, tegang dan

perpindahan antar adegan.

Pada pertunjukan Ketoprak Dor, musik sampak dimainkan hanya untuk

pengiring adegan tanpa diiringi tembang atau vokal.

Notasi 5.2
Motif Sampak
Transkripsi oleh Peneliti
Dengan menggunakan software sibelius 2010

SAMPAK

Universitas Sumatera Utara


250

Universitas Sumatera Utara


251

5.6 Musik “Asal-Asalan” Atau “Suka-Suka”

Menurut bapak Jumadi musik asal-asalan atau musik suka-suka

dipergunakan untuk adegan perkelahian. Istilah asal-asalan atau suka-suka berasal

dari melodi yang dimainkan oleh pemain harmonium atau keyboard elektrik. Inti

dari permainan motif ini ialah penonton dapat merasakan adegan peperangan

dengan penuh ketegangan dan dilakukan berulang-ulang hingga pemain selesai

berimprovisasi. Keunikan dari musik asal-asalan ini ialah masuknya lagu Pucuk

Pisang sebagai melodi pokok dalam adegan perkelahian.

Notasi 5.3
Motif “Suka-Suka”
Transkripsi oleh Peneliti
Dengan menggunakan software sibelius 2010

Universitas Sumatera Utara


252

5.7 Fungsi Musik

Keberadaan musik pada pertunjukan Ketoprak Dor sangatlah penting,

karena selain berpengaruh terhadap aktor dan aktris, juga berpengaruh terhadap

emosi penonton dalam menuntun atau mengapresiasi sebuah karya teater atau tari.

Tari dan musik adalah dua bidang seni yang saling terkait dan saling

mendukung.Keduanya memiliki hubungan dalam dua dimensi yang sama yaitu

waktu dan ruang. Dalam dimensi waktu ini, kedua bidang seni tersebut disusun

oleh satuan-satuan yang lebih kecil lagi seperti tempo, aksentuasi, siklus hitungan,

ketukan dasar (pulsa atau beat), ritme dan unsur-unsur sejenis. Dalam konteks

pertunjukan musik dan tari, dimensi ruang dalam musik adakalanya berjalan

Universitas Sumatera Utara


253

bebas tanpa terikat oleh dimensi ruang dalam tari, artinya berjalan sendiri-sendiri

dalam waktu yang bersamaan. Adakalanya dimensi ruang antara tari dan musik

ini, terjalin sangat erat, artinya saling menguatkan pertunjukan, seperti yang

terjadi di dalam pertunjukan tari dan musik pada Ketoprak Dor.

Menurut Suroso (2012:46) fungsi musik dalam mengiringi pertunjukan

Ketoprak Dor terbagi menjadi 5 (lima) yaitu: 1) Memberi ilustrasi dan membantu

memberi penguatan penjiwaan karakter. 2) Penyekat Adegan. 3) Membantu

mempertegas irama gerak tari. 4) Merangsang seniman pelakon untuk

bersemangat dalam menari. 5) Mengiringi tembang.

Menurut pengamatan lapangan Peneliti, fungsi musik pada pertunjukan

Ketoprak Dor terbagi menjadi:

1) Sebagai musik pembuka (overture)

Berfungsi untuk memusatkan perhatian penonton pada pertunjukan

yangakandisajikan, sekaligus memberitahukan bahwa pertunjukan

akan dimulai. Oleh karena fungsinya untuk memusatkan perhatian

penonton, maka komposisi musik pembuka harus dapat menarik

perhatian penonton.

2) Sebagai musik pergantian babak

Setiap pergantian babak pada pertunjukan Ketoprak Dor memiliki

komposisi musik yang relatif pendek berfungsi sebagai pengalihan

suasana. Komposisi musik ini berfungsi untuk menjaga stabilitas

emosi penonton dalam menghantarkan suasana ke babak selanjutnya,

Universitas Sumatera Utara


254

selain berfungsi juga sebagai persiapan pada aktor dan aktris untuk

babak selanjutnya.

3) Sebagai musik ilustrasi

Musik yang berfungsi membantu mengungkapkan suasana batin aktor

dalam penokohan yang ada dalam cerita pada babak atau adegan

tertentu. Jika adegan perkelahian biasanya bertempo cepat ataupun

sebaliknya jika adegan percintaan biasanya bertempo sedang.

4) Sebagai musik aksentuasi

Berfungsi untuk memperjelas maksud dari gerakan actor dan aktris.

Meskipun pada kenyataanya suatu gerakan manusia tidak berbunyi

secara jelas, misalnya ketika dalam sebuah cerita seseorang dikisahkan

memukul lawannya, untuk memperjelas gerakan tersebut maka

dipertebal dan diperjelas melalui musik aksentuasi.

5) Sebagai musik Penutup

Musik yang berfungsi untuk memberitahukan penonton bahwa

pertunjukan telah selesai. Musik penutup ini memungkinkan sekali

terjadi kesamaan bentuk komposisinya dengan musik pembuka atau

dengan musik lainnya. Lagu atau tembang yang biasa dinyanyikan

berjudul gelang sipatu gelang.

Universitas Sumatera Utara


255

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Masyarakat yang menetap dalam kurun waktu lama di Sumatera Utara

telah mengalami fase perubahan pola sosial termasuk di bidang kebudayaan.

Kebudayaan leluhur mulai bergeser makna dan fungsinya disebabkan oleh faktor

lingkungan dan faktor sosial sekitar. Disamping itu, dalam perkembangannya

berbagai bentuk kebudayaan ini juga mengalami perubahan-perubahan baik dari

segi bentuk maupun dari segi isi pertunjukannya. Ketoprak Dor salah satu

kebudayaan dari seni pertunjukan masyarakat Jawa yang banyak sekali

mengalami perubahan. Ketoprak Dor merupakan onomatope (tiruan bunyi) dari

suara alat musik utama bernama kendang Jidor yang menghasilkan suara “Dor”

jika alat musik tersebut dipukul. Keberadaan Ketoprak Dor sudah ada di Sumatera

Utara sejak tahun 1940-an yaitu di daerah Pematang Siantar.

Masyarakat Jawa yang melihat pertunjukan Ketoprak Dor akan mengalami

keterkejutan budaya (culture shock) Jika dilihat dari keseluruhan aspek yang

menyangkut pertunjukan Ketoprak Dor seperti busana, gaya bahasa, tarian, musik

pengiring, dan cerita yang dibawakan. Ketoprak Dor tidak menggunakan alat

musik gamelan seperti ketoprak yang ada di daerah Jawa. Bahasa yang digunakan

adalah bahasa pembauran antara bahasa Jawa, Melayu, Karo, dan etnis setempat.

Kostum yang dipakai oleh pemain juga merupakan bentuk asimilasi budaya timur

tengah (turki) dan Portugis. Tarian yang dibawakan adalah modifikasi antara

Universitas Sumatera Utara


256

tarian Melayu dan Jawa, serta melodi yang dibawakan bernuansa Jawa, Melayu

bahkan terkadang melodi yang dibawakan mempunyai makna improvisasi yang

tidak menyerupai skala melodi apapun dan terkesan asal-asalan.

Sebagai salah satu bentuk produk asimilasi budaya yang ada di tanah Deli,

Ketoprak Dor yang lahir dari perbudakan Belanda di ordenim (perkebunan)

adalah penggambaran dari masyarakat Jawa pada masa tersebut. Sebenarnya

masyarakat Jawa diperkebunan ingin sekali menampilkan dan mempertunjukan

kesenian Ketoprak seperti di daerah Jawa. Namun, sulitnya mendapatkan gamelan

dengan harga yang sangat mahal serta transportai yang dsusah menjadi kendala

utama. Diperparah lagi dengan upah yang mereka terima tidak sebanding dengan

kerja yang mereka lakukan diperkebunan. Para pekerja perkebunan dipaksa untuk

membeli semua bahan kebutuhan dari Belanda. Dengan kata lain gaji yang

mereka terima harus kembali ke tangan Belanda dengan cara membuat pusat

hiburan, menjual perhiasan dengan harga mahal, mengadakan bandar perjudian

serta hiburan lainnya. Dampak dari ekonomi pekerja perkebunan tersebut terasa

hingga aspek kesenian yang mereka bawa. Ketoprak Dor dibawakan dengan alat

musik yang sederhana dan mudah dibuat yaitu gendang Jidor, kendang

merupakan alat musik khas Jawa, serta harmonium adalah alat musik dari India

yang diduga adalah pemberian dari pedagang India pada waktu itu, serta

accordion adalah alat musik dari Melayu.

Cerita yang dibawakan meskipun masih terdapat cerita dari daerah Jawa

namun versi yang dipertunjukan saat melakoni Ketoprak Dor sudah banyak

berubah dan dimodifikasi. Alasan utama berubahnya ialah kurangnya

Universitas Sumatera Utara


257

pengetahuan dari para pemain dengan cerita sebenarnya serta tuntutan dari

keinginan pemilik hajat dan penonton. Artinya setiap kelompok Ketoprak Dor

mempunyai versi yang berbeda meskipun judul yang dibawakan adalah sama.

Disatu sisi Ketoprak Dor memiliki unsur Jawa dan disisi lain Ketoprak Dor

memiliki pengaruh Melayu dan etnis setempat yang kuat.

Kini beberapa kelompok Ketoprak Dor masih tetap mempertunjukan

kesenian rakyat ini. Meskipun dalam sebulan mereka tampil hanya 1 (satu) atau 2

(dua) kali. Biasanya penampilan dari Kelompok Dor ini masih dapat disaksikan

pada acara perkawinan, sunatan serta acara kesenian yang diselenggarakan oleh

institusi pemerintahan dan akademisi.

6.2 SARAN

Ketoprak Dor saat ini sudah masuk kedalam zaman teknologi serta

modernisasi. Banyak sekali kebudayaan dan kesenian yang gugur akibat dampak

dari perubahan zaman tersebut. Alasan utamanya ialah kurangnya minat dari

penonton, panjangnya durasi sebuah pertunjukan serta bahasa yang tidak mereka

mengerti menjadi penyebab klasik sebuah pertunjukan kesenian menjadi sangat

langka.

Pada saat ini seniman, pelaku, pemilik kelompok Ketoprak Dor harus

saling bekerja sama untuk memajukan serta terus melestarikan kesenian tersebut.

Peran pemerintah, akademisi serta relawan kebudayaan juga harus mendominasi

dalam mempromosikan Ketoprak Dor ini dengan cara selalu mengundang,

mengajak diskusi ilmiah, memberikan bantuan dana, membuat riset yang

Universitas Sumatera Utara


258

dipublikasian serta memberikan gagasan yang baru agar Ketoprak Dor ini selalu

ada.

Ketoprak Dor adalah salah satu kesenian khas yang hanya ada ditanah

Deli tepatnya daerah Sumatera Utara. Sebagai salah satu kesenian langka

seharusnya peran masyarakat juga diperlukan dengan cara selalu mengundang

kelompok Ketoprak Dor ini hadir mengisi setiap acara hajatan yang dilakukan

oleh masyarakat tersebut. Kelompok Ketoprak Dor sebagai pelaku kebudayaan

juga harus selalu mengadakan kaderisasi atau pembinaan kepada anak muda,

pengembangan serta penyesuaian diri terhadap selera masyarakat sebagai

penggemar. Saat ini para pemain dan pemusik setiap kelompok Ketoprak Dor

sudah berusia rata-rata 50 tahunan keatas.

Meskipun saat ini beberapa kelompok Ketoprak Dor sudah mendapatkan

bantuan dari pemerintah, tugas lain dari pemerintah adalah melakukan promosi

untuk pelestarian kelompok Ketoprak Dor secara terus menerus dan berjangka

agar kelompok Ketoprak Dor ini bisa mengembangkan kesenian ini. Relawan

kebudayaan dan masyarakat akademisi juga harus melakukan promosi melalui

media online serta melakukan seminar atau riset. Saat ini riset atau hasil penelitian

mengenai Ketoprak Dor masih terbatas daerah Deli Serdang dan Medan saja.

Mungkin masih ada keberadaan kelompok-kelompok Ketoprak Dor di daerah lain

di Sumatera Utara ini.

Semua pihak harus bersama-sama terus melestarikan dan merawat

Ketoprak Dor sebagai sebuah pertunjukan dan tontonan yang bisa disaksikan oleh

anak cucu kita selanjutnya. Karena di dalam setiap pertunjukannya selalu ada

Universitas Sumatera Utara


259

nilai-nilai pendidikan, cerita dan sejarah, serta ekonomis yang bisa dilihat oleh

masyarakat. Ketoprak Dor akan punah atau gugur apabila tidak ada lagi yang

perduli dan tidak ada lagi sambutan hangat dari masyakat penggemarnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai