BAB III
aksi individu atau kelompok ditempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan
seni pertunjukan yang ada di Indonesia, baik yang meliputi uraian tentang ciri-ciri
dan karakteristik bentuk seni pertunjukan yang ada (meliputi musik,teater, dan
yang dilakukan seseorang didepan orang lain dan mempunai pengaruh terhadap
sebagai berikut:
2. Pementasan
3. Apa dampaknya setelah pertunjukan selesai dan apa yang perlu di evaluasi
3. Kelompok pemain
4. Kelompok penonton
5. Tempat pertunjukan
3.2 Ketoprak
Ketoprak merupakan salah satu dari jenis teater tradisional yang tumbuh
tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di
daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang
bentuk teater yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan
pria harus dilakukan oleh pemain wanita, tetapi sebaliknya pada masa lalu para
cerita asing yang berasal dari Arab (seribu satu malam) dan Cina (sampek eng
tay). Dialog antar pemain yang tidak tertulis dalam skrip dibawakan dalam bahasa
sesungguhnya berasal dari Jawa Tengah tepatnya dari Klaten. Pencipta kesenian
ini belum dapat diketahui oleh para peneliti. Namun, menurut Lisbijanto (2013:1)
dunia tari dan wayang orang. Pada suatu ketika dia mempunyai ide untuk
Ketoprak baru terbentuk sebagai pertunjukan pada awal abad ke-20. Para
besar yakni Ketoprak Lesung (1887 M-1925 M), Ketoprak Peralihan (1925 M –
Bentuk kesenian Ketoprak ini awal mulanya tidak diiring dengan gamelan,
tetapi dengan permainan lesung (batang kayu besar yang dibuat berongga di
Lesung.
Pada permainan kotekan lesung ini kemudian masuk tambahan alat musik
seperti rebana atau hadrah). Para wanita dan remaja yang tidak kebagian alu
tembang desa seperti Ijo-ijo dan lir-ilir. Ketika cerita-cerita pedesaan yang
(ngoko). Pada 1908, R.M.T. Wreksadiningrat, seorang seniman pahat dan gambar
khalayak ramai.
ini pentas digedung pertunjukan pasar malam Klaten, untuk kemudian berpindah
sering disebut Ketoprak Mataram (Mataram adalah nama kerajaan pada masa lalu
di Yogyakarta).
berupa saron, kempul, dan gong tanpa menghilangkan kendang, suling, dan
terbang (rebana) yang telah ada sebelumnya. Kemudian bahkan dicoba untuk
memasukkan unsur instrumentasi musik barat, seperti biola, mandolin, dan gitar.
tari yang dilakukan ketika para pemain pria akan masuk dan keluar pentas
dikembangkan dandisesuaikan dengan watak peran; ada yang halus dan ada yang
utama dalam Ketoprak. Tema cerita pun berkembang: kisah Panji, babad, dan
cerita-cerita dari luar negeri mulai dimainkan. Selain itu pada bagian awal
lesung dan instrumentalisasi musik Barat untuk musik pengiring. Dari situ
mulailah muncul Ketoprak dengan iringan gamelan berlaras pelog sampai saat ini.
Pada masa ini pulalah lahir tari Gambyong, menyertai dagelan atau lawakan khas
Mataram.
ciri cerita yang biasanya sudah dikenal dalam masyarakat (legenda, dongeng,
sejarah, babad, fiktif) baik dari dalam maupun luar negeri. Penyutradaraan pada
Ketoprak mempunyai ciri-ciri : (1) Naskah Singkat, (2) Naskah sederhana, (3)
maupun spontanitas.
mengendalikan
Pada pertunjukan Ketoprak, set panggung terdiri atas layar (drop) dan
Ketoprak menggunakan alat penerangan berupa oncor (sejenis obor bambu), serta
lampu petromag (lampu kecil yang berbahan minyak lampu atau petromag).
kampung atau ditempat lain. Sedangkan non komersial misalnya untuk keperluan
Jenis Pakaian atau Tata Busana pada kesenian Ketoprak dapat dibedakan
menjadi :
- Celana panji
- Baju Surjan
- Kebaya
- Blangkon
- Kemben
b. Kemeja panjang
c. Rompi
d. Jubah
Mesiran. Misalnya : dongeng dari cerita 1001 Malam, cerita Turki, dll
bentuk kesenian yang dibawa oleh para buruh kontrak diperkebunan. Lazimnya
perpindahan penduduk akan membawa tradisi asal ke tempat yang baru, seperti
sistem sosial, sistem budaya dan lain-lain. Kesenian juga terbawa karena secara
psikologis dan emosional pengaruh daerah asal masih sangat kuat di samping
memberi rasa betah para buruh Jawa di Tanah Deli. Selain itu, kesenian ini juga
masyarakat Jawa, sehingga pihak kolonial akan terbantu karena para buruh
Ketoprak Dor ini adalah karena eksistensi dan identitas komunitas yang
didasarkan pada ikatan emosional sebagai satu etnis yang harus tetap hidup di
kemudian juga didorong akan perlunya suatu jenis hiburan yang dapat memberi
24
Bapak Suriat adalah salah seorang tokoh Ketoprak Dor yang saat ini masih
melakukan pertunjukan Ketoprak Dor. Bapak Suriat merupakan keturunan ketiga dari
jawa kuli kontrak. Saat ini Bapak Suriat bertempat tinggal di Helvetia. Wawancara
dilakukan bersama dengan Panji Suroso (antropolog) pada tanggal 10 Oktober 2016.
a. Pertama, sebagai alasan eksistensi dan identitas diri serta kelompok yang
didasarkan pada ikatan emosional sebagai satu suku yang harus tetap
awal dan pertengahan bulan tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup
sehari-hari pada bulan itu. Tahun 1920-1921 gaji buruh hanya 55 sen
sehari, dan pada tahun 1935-1937 turun menjadi 30 sen dan setelah
dipotong berbagai jenis pajak, menjadi sekitar 5 sen per hari. Padahal gaji
bahkan mengharapkannya supaya para buruh tetap betah ditempat ini, lalu
dilakukan pada saat sebelum maupun sesudah gajian dengan dihadiri oleh
ramainya suasana hari gajian. Perjudian turut serta mengambil bagian pada
ini semua menjadi jebakan bagi para buruh untuk menghabiskan sisa
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Panji Suroso (10 Mei 2017), beliau
menjelaskan bahwa pada masa silam hampir disetiap perkebunan memiliki grup
kesenian Ketoprak Dor. Setiap grup Ketoprak Dor tersebut diketuai oleh seorang
Kebon secara langsung. Bahkan pertunjukan Ketoprak Dor dalam hal ini
terindikasi disertakan sebagai suatu bagian dalam upaya menarik kembali minat
Ketoprak Dor adalah salah satu bentuk teater tradisional yang tumbuh dan
ialah sebuah pementasan teater tradisional komedi yang berasal dari Tanah
Gambar 3.1
Salah Satu Bagian pada Lakon Teater Bangsawan
(sumber: Tan Sooi Beng)
(2008:24), yaitu:
5. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan
10. Bahasa yang digunakan ialah bahasa daerah setempat yang tentu lebih
bersifat Jawa ngoko. Cerita atau lakon yang ditampilkan juga tidak berdasarkan
naskah yang tertulis serta lebih mengutamakan tema dan hiburan. Pada setiap
Tabel 3.1
Perbedaan Pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli dengan Ketoprak di Jawa25
25
Diolah dan disimpulkan dari buku Ketoprak Dor di Helvetia oleh Panji Suroso
tertentu.
2 Bahasa dan Teks a. Menggunakan percampuran a. Menggunakan
bahasa lokal dan Jawa. bahasa Jawa
Penggunaan bahasa yang Kromo,
ditampilkan tergantung lakon Kromo Inggil
atau cerita yang dibawakan. dan Ngoko.
Misalnya cerita tentang b. Menggunakan
legenda Melayu, bahasa yang Teks tertulis
diucapkan oleh para pemain yang biasanya
menggunakan logat Melayu disiapkan oleh
b. Tidak menggunakan teks sutradara atau
tertulis atau transkrip dialog pengarah
di dalam pertunjukannya cerita
3 Busana Menggunakan unsur Menggunakan
percampuran busana Jawa, busana Jawa dan
Melayu, Eropa. Terkadang juga sudah mempunyai
menggunakan baju adat tata cara
tradisional suku setempat. Hal ini pemakaian dan
tergantung lakon atau cerita yang penggunaan
dibawakan busana tersebut
4 Tempat pertujukan - halaman perkarangan rumah Diatas Panggung
- Panggung baik di dalam dan menggunakan
gedung maupun di luar dekorasi yang
gedung mewah
- Menggunakan dekorasi yang
seadanya. Biasanya dekorasi
berbentuk hutan,
persimpangan jalan dan latar
kerajaan.
5 Cerita Cerita yang dibawakan Cerita yang
tergantung dari permintaan tuan dibawakan
rumah yang memanggil Ketoprak bersumber dari
Dor. Biasanya membawakan legenda babad
cerita dari babad tanah Jawa, tanah Jawa
cerita legenda atau mite, maupun
cerita dari daerah tanah Deli.
dengan adat-istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara
sebagai berikut:
yang sama. Motif yang sama tersebut merupakan pengikat sehingga setiap
Rasa tersebut berpengaruh besar terhadap individu dalam kelompok itu karena
memberikan tenaga moral yang tidak akan diperolehnya apabila seseorang hidup
sendiri. Selain itu, seseorang yang bergabung dalam kelompok sosial maka
yang khusus. Apabila orang lain di luar kelompok itu bertingkah laku seperti
mereka, mereka akan menyingkirkan diri. Sikap menolak yang ditunjukkan oleh
kelompok itu disebut sikap out-group atau sikap terhadap “orang luar”. Kelompok
Selanjutnya mereka menerima orang itu dalam segala kegiatan kelompok. Sikap
Sikap solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaan setiap
anggota dan keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik.
Keberadaan dari kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli tersebar diantara kabupaten
Deli Serdang. Secara strategis wilayah keberadaan Ketoprak Dor bisa dijumpai
pada wilayah perkebunan seperti Sei Mencirim, Helvetia, Tanjung Mulia, Langkat
dan Teluk Mengkudu. Beberapa dari kelompok Ketoprak Dor sudah tidak aktif
lagi atau tidak lagi menampilkan pertunjukannya. Hal ini disebabkan oleh
pemusik, dan alasan sepinya peminat dari pertunjukan Ketoprak Dor tersebut.
Sedangkan Ketoprak Dor yang hingga kini masih terus aktif dan bertahan
utama para seniman Ketoprak Dor tersebut karena Ketoprak Dor adalah warisan
Gambar 3.2
Kelompok Ketoprak DorSumatera Utara
(sumber didapat dari wawancara dengan seniman dan diolah oleh Peneliti)
harfiah langen atau lelangen berarti kelompok hiburan atau seni pertunjukan.
Adapun nama kelompok Ketoprak Dor yang masih melakukan pertunjukan adalah
Kecamatan Helvetia Timur aktif 1960 namun saat ini jarang menampilkan
Tabel 3.2
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak Dor Langen Sri Wulandari
Dorini berdiri pada tahun 1965 oleh pendirinya pak S bandi yakni seorang
LMARS yakni :
Tabel 3.3
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak DorLangen Mardi Agawe Rukun Santosa(LMARS)
Sanggar Langen Setio Budi Lestari sudah ada pada tahun 1968an Desa Sei
Tabel 3.4
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak DorLangen Setio Lestari
Wakijan
Tabel 3.5
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak Dor Langen Pujakesuma
Langen Buluh Cina sejak 1973. Sejak tahun 1985 kelompok ini sudah
tidak ada lagi karena kebanyakan para pemain dan pemusiknya sudah
Langen Madyo Tresno Tanah Seribu Kota Binjai sejak 1987 pimpinan
Bapak Tamino
Tabel 3.6
Komposisi Pemain dan Pemusik
Pada Ketoprak Dor Langen Madyo Tresno
Langen Madyo Utama Tanah Merah sejak 1960. Sejak tahun 2015
kelompok ini sudah tidak ada lagi karena kebanyakan para pemain dan
termuda pada ketoprak tersebut serta pemain yang masih hidup hingga
sekarang)
Ketoprak Langen Setio Budi Lestari berdiri sekitar tahun 1968. Ketoprak
Dor ini dahulu disebut ketoprak blankon karena pada saat melakukan pertunjukan
para pemainnya menggunakan blankon atau topi khas jawa. Awalnya ketoprak
Langen Setio Budi Lestari hanya diperankan oleh para pemain pria. Bahkan lakon
atau peran wanita diperankan oleh kaum pria. Alasan utama tidak adanya pemain
wanita yaitu faktor keseganan dan menjaga martabat wanita. Kemudian pada
Ketoprak Dor. Menurut Bapak Jumadi, dahulu para penonton yang melihat dan
karena pertunjukannya selalu menggunakan bahasa Jawa halus yang tidak bisa
dimengerti artinya oleh para penonton. Hal ini berdampak para penonton semakin
berkurang dan dianggap ketoprak blankon kurang seru dan tidak menarik lagi.
Lalu pendiri dari ketoprak Langen Setio Budi Lestari yaitu almarhum bapak rijan
yang berprofesi sebagai petani serta almarhum bapak ponen yang berprofesi
sebagai seorang guru merubah konsep dengan menggunakan bahasa Jawa kasar
yang dicampur dengan unsur lawakan-lawakan serta bunyi musik yang menarik
sebagai sosok yang mampu melanjutkan eksistensi dari kelompok Langen Setio
Budi Lestari karena faktor kepemimpinan dan dianggap mampu memahami setiap
rasional yang terikaat pada sistem kepemimpinan untuk mencapai tujuan dan
pertunjukan melibatkan aktivitas seniman (musik, tari, teater, dan kru) serta
kesenian itu. Kelompok kesenian ini juga sebagai sebuah institusi tempat
bekerjasamanya antara seniman. Tanpa kerjasama tentu tak akan lancar perjalanan
koperatif dan masuk akal atau rasional. Tanpa ini sebuah grup kesenian akan
terjadi di dalam masyarakat itu. Tradisi ini erat kaitannya dengan budaya sebuah
ciri-ciri yakni :
begitu juga dengan kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli, para pemain dan
pemusik Ketoprak Dor hanya sekedar meneruskan tradisi yang telah ada
Jumadi yang bekerja sebagai seniman Ketoprak Dor Jawa Deli yang
dan pegawai.
Seperti pada kelompok Ketoprak Dor LMARS pimpinan Bapak Suriat dan
Ketoprak Dor Langen Setio Budi Lestari pimpinan Bapak Jumadi serta
pada generasi selanjutnya, maka akan mati pula kelompok kesenian yang
dipimpinnya ini. Atau pun kalau ada yang meneruskan dengan mengikuti
pola yang sama, tetapi dengan kapasistas yang kurang, maka terjadi
pekerja seni yang dipimpinnya. Atau ada juga yang dengan ikhlas
sebagai kerja sampingan, seperti uang pupur (uang bedak), uang lelah,
uang rokok, uang terima kasih, uang jalan, dan sejenisnya.Rata-rata harga
Ketoprak Dor.
seni tradisional adalah tugas tumpang tindih setiap orang dalam organisasi
tersebut. Jarang seorang pemain hanya memainkan satu jenis tari atau
mengangkat alat musik, sound sytem, tata lampu, properti tari, sebelum
yang tidak spesifik ini biasanya akan pula mengurangi tanggung Jawab
royong, dan seterusnya. Dengan cara kerja seperti ini, biasanya para
seniman muda dan yang berjenis kelamin laki-laki yang diutamakan untuk
bekerja ekstra keras, dengan alasan tenaganya masih kuat, masih muda,
Gambar 3.3
Para Pemain, Kru, dan Pemusik Bergotong rotong Menyiapkan Panggung
spanduk pertunjukan.
Gambar 3.4
Papan Kelompok Ketoprak Dor tanpa nota pendirian
adalah seniman dari kelompok lain atau seniman yang tak terikat oleh
satu atau beberapa kali pertunjukan. Alasan melakukan ini adalah, banyak
pertunjukan. Ia tak mau terikat hanya dalam satu organisasi kesenian saja.
Karena jarang sekali ada sebuah organisasi kesenian yang membayar gaji
kerja. Dari pengamatan Peneliti seluruh pemain Ketoprak Dor Jawa Deli
saling mengenal karena berlatar belakang yag sama yaitu Jawa kontrak.
maka sering terjadilah pemain “cabutan”. Oleh sebab itu pada saat ini
ada di Percut Sei Tuan, Binjai, Langkat, Helvetia, Tanjung Mulia hingga
handal di luar keluarga, agak sulit untuk masuk ke dalam organisasi seni
organisasi seperti ini hanya menjadi nomor sekian saja. Selain itu, karena
mewarisi kesenian Ketoprak Dor Jawa Deli, maka sampai sekarang pun
memproduksi seni rakyat atau etnik lain agak kurang, karena pembatasan
8) Sangat erat dengan ritual masyarakat. Setiap seniman Ketoprak Dor Jawa
biasanya tidak akan keberatan jika hanya diberi amplop yang berisi uang
Rp 50.000 setiap orangnya. Sekali lagi uang atau honor berkesenian bukan
Sedangkan menurut Suroso (2012: 118-126) fungsi seni pertunjukan terdiri atas 8
emosional, fungsi ekonomi, dan fungsi hiburan. Namun pada dasarnya peran dan
fungsi kesenian Ketoprak Dor sebenarnya sangat banyak, karena kesenian ini
mempunyai bagian awal, tengah dan akhir. Struktur dasar pertunjukan meliputi
menampilkan cita rasa kehidupan manusia yang paling sederhana melalui dialog
sakral dan suci. Hal ini dapat terlihat dari antusias para penonton yang
kesusahannya sehari hari pada waktu sejenak. Kekuatan utama hiburan Ketoprak
Dor ini terletak pada kemampuan para pemainnya berimprovisasi dan kesigapan
reaksi dalam berdialo dan berakting sesama aktor dan aktris. Penonton juga dapat
bebas melibatkan diri dalam setiap pertunjukan tanpa ada batas dan hambatan usia
dan status sosial. Pada masyarakat Jawa sendiri umumnya pertunjukan Ketoprak
Dor dilakukan pada berbagai acara yang bersifat hajatan, misalnya dalam upacara
tetap teguh pada janjinya dan barang siapa yang melanggar akan mendapat
kesulitan dalam hidupnya, dan banyak lagi pesan-pesan moral lainnya yang berisi
tinggi nilai-nilai kejujuran, disiplin, kerja keras, bersifat ksatria, dan lain
sebagainya. Selain itu setiap dialog dan percakapan yang disampaikan oleh para
keluarga dan masyarakat melalui norma norma yang terkandung dalam sistem
kebudayaan Jawa tersebut. Oleh karena itu seorang seniman betul-betul dituntut
atau ekspresi diri ini merupakan perwujudan dari semboyan seni untuk seni. Tidak
ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi seni dalam penampilannya.
Ketoprak Dor Jawa Deli menunjukan sebuah pertunjukan yang lahir dari
masyarakat kecil yang tidak terikat dengan teks atau naskah. Pemain bebas
berimprovisasi baik dari tata bahasa dan permainan musiknya. Dengan kata lain,
Dalam hal kritik sosial seni pertunjukan pun memiliki peran terutama pada
masa pembangunan seperti sekarang ini, seni pertunjukan juga cukup efektif
pedesaan atau masyarakat pada umumnya. Pesan yang ingin disampaikan dapat
seperti pada seni pertunjukan tradisional dilakukan melalui tokoh Joko Bodo pada
seni pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli. Joko Bodo inilah yang
kebersamaan, kesetiaan, kepatuhan, bahkan dapat pula berupa kritikan sosial yang
cenderung banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa kini. Permasalahan yang
timbul sekarang adalah bagaimana agar seni pertunjukan disukai oleh masyarakat,
apabila kalau orang yang dikritik itu adalah pemimpinnya, atasannya, ataupun
saudaranya, atau juga kondisi negara pada saat ini. Media yang sangat tepat untuk
tertentu.
Keberadaan Ketoprak Dor Jawa Deli sebagai media hiburan yang sangat
diminati oleh rakyat dimanfaatkan keberadaannya oleh para buruh untuk alat
perjuangan berlangsung.
menumbuhkan persatuan bangsa. Pada masa orde lama cerita yang dibawakan
politik mereka. Cerita yang disajikan banyak sekali diputar balikkan fakta dan
Setelah masa orde lama tumbang bergantilah masa orde baru. Cerita yang
dibawakan oleh kelompok Ketoprak Dor berganti menjadi cerita yang bertemakan
pembangunan dari pemerintah. Menurut Bapak Suriat26 pada era Orde Baru
pemerintah. Alasan utamanya yaitu pada saat itu pemerintah sedang membangun.
melapor terlebih dahulu kepada pihak berwajib apakah cerita atau lakon boleh
dibawakan atau tidak. Jika cerita yang dibawakan berisi tentang pembangunan
cerita yang dibawakan oleh kelompok Ketoprak Dor biasanya berisi selingan
tentang kritik sosial yang terjadi dimasyarakat meskipun dibawakan dengan lakon
26
Dalam wawancara dengan Metro TV pada program Melawan Lupa “Jejak Jawa
Sumatera”.
BAB IV
Ketoprak Dor pada cerita Joko Bodo berdasarkan hasil penelitian lapangan yang
laku yang sering diturunkan menjadi mlaku atau lumaku yang berarti ‘jalan’ atau
‘berjalan’. Kata lakon mengacu pada ‘sesuatu yang sedang berjalan’ atau ‘suatu
peristiwa atau kehidupan manusia sehari-hari’. Menurut Tarigan (1985: 73) ada
empat perbedaan pokok antara teater sebagai teks drama tertulis atau lakon,
1. Drama sebagai teks tertulis adalah hasil sastra milik pribadi (perorangan),
yaitu milik peneliti drama tersebut; sedang drama sebagai seni pertunjukan
seni pertunjukan
4. Teks lakon adalah bacaan sedang drama sebagai seni pertunjukan adalah
tontonan.
hubungannya dengan peneliti maupun bagi pembaca atau penonton. Oleh karena
dengan makna drama sebagai teater atau seni pertunjukan, walaupun sumber
drama tersebut.
2. Disesuaikan dengan visi dan misi sutradara atau kelompok drama yang
bersangkutan.
pemerintahan penguasa.
Oleh karena itu sering terjadi perubahan dari naskah lakon yang berisi
cerita klasik dipentaskan dalam bentuk modern, dari naskah lakon yang serius
bahwa, sekali lagi, teks lakon harus dibedakan dengan teks pementasan (teater),
Sejak masuknya kesenian Ketoprak Dor ke tanah Deli, cerita atau lakon
meliputi tema cerita, isi cerita, tata bahasa, fungsi maupun tempat pertunjukan.
pada beberapa lakon atau cerita yang dibawakan seperti cerita Anak Durhaka,
Hangtuah, Legenda Putri Hijau serta lagu lagu bernuansa Melayu seperti lagu
Indung Indung, Injit-Injit Semut dan Lancang Kuning. Menurut bapak Jumadi
yang terjadi di dalam cerita kerajaan Jawa, juga merupakan teater rakyat yang
Jawa sehari-hari. Beberapa cerita dari Jawa yang sering dibawakan antara lain
Joko Bodo, Arya Panangsang, Lutung Kasarung, Damar Wulan, Menak Jinggo,
Tiga Putra Kembar, Raden Panji, Bunga Kecubung Putih, Taman berdosa. Tema
yang terkandung dalam lakon atau cerita pertunjukan terdiri atas tema pendidikan,
pertanian, nilai sejarah serta kepahlawanan. Cerita yag ditampikan oleh kelompok
Ketoprak Dor Jawa Deli sering disebut dengan istilah stambul jawi27.
Lakon atau cerita yang disampaikan tidak terikat pada pola yang ada pada
bahasa Jawa. Para pemain lebih mudah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu
atau bahasa etnik setempat. Cerita yang dibawakan pun kebanyakan sudah
dirubah atau dimodifikasi, tidak lagi sama persis dengan cerita sebenarnya.
Beberapa faktor penyebabnya ialah pada zaman dahulu sulitnya didapat literasi
atau buku dari cerita tersebut. Dugaan lain yaitu tidak sempurnanya penyampaian
Lakon atau cerita Joko Bodo berasal dari tanah Jawa Tengah serta
dibawakan versi kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli memiliki 6 (enam) struktur
adegan.
dilaksanakan pada malam hari sehabis solat Isya atau setelah hiburan keyboard
berakhir yaitu berlangsung selama 6 (enam) jam yang berkisar antara pukul
20.00WIB s/d 02.30 WIB. Bahkan pertunjukan Ketoprak Dor bisa diperpanjang
tersebut.
27
Lihat tulisan Tutiek Sugiarti halaman 44 tahun 1988
pertunjukan dan para pemain Ketoprak Dor yang banyak melakukan aktifitas
bekerja. Malam hari merupakan waktu yang tepat karena para pemain lebih dapat
merasakan atau lebih menghayati peran tokoh yang dibawakannya melalui sinar
lampu atau efek dari pakaian yang dipakai bisa lebih kelihatan pada malam hari.
Selain itu, pada malam harilah waktu luang bagi pemain Ketoprak Dor dan
Panggung atau pentas yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi
dekorasi dan penonton dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering disebut
penggung portable yaitu jenis panggung yang dibuat di dalam maupun di luar
dalam ruangan atau gedung yang memungkinkan untuk dibuat panggung dan
Gambar 4.1
Panggung dari Sisi Samping
pertunjukan, seperti layar (kelir) yang menjadi background atau latar belakang
suasana yang terdiri dari tiga motif. Adapun tiga motif background layar
pembatas (geber) bagian depan dan belakang panggung Ketoprak, yaitu warna
hijau, hutan dan simpang empat, serta kerajaan. Warna hijau adalah simbol
kegelapan atau ketidak jelasan. Hutan dan simpang empat adalah simbol keragu-
raguan yang didukung oleh kegelapan, sedangkan kerajaan adalah tujuan yang
akan dicapai. Setiap background ini akan dimunculkan sesuai pembabakan dalam
cerita. Babak awal dengan warna hijau, babak pertengahan dengan hutan dan
simpang empat, serta babak akhir dengan background kerajaan. Sebagai pembatas
penutup depan panggung, spanduk nama sanggar, tenda penutup panggung, dan
Gambar 4.2
Bagian belakang panggung pertunjukan
Berfungsi untuk menggantungkan pakaian
Gambar 4.3
Pemain menyiapkan backround di panggung
Hal ini berbeda dengan Ketoprak Mataram yang ada di Jawa. Panggung
sengaja dibuat oleh sutradara dengan gaya serta hiasan yang sangat mewah dan
Gambar 4.4
Panggung Ketoprak di Jawa
komposisi instrumen musik yang sangat jauh berbeda dengan Ketoprak di Jawa.
Slendro dengan berbagai komposisi gendhing dan pathet yang dimainkan. Secara
umum instrument musik pengiring pada Ketoprak Dor terdiri atas alat musik
utama pembawa melodi oleh accordion, harmonium atau keyboard serta alat
musik ritmik oleh kendang Jawa, Kendang Jidor dan drum set. Pada instrumen
sangat mendominasi seperti Kendang Jidor, Drum Set, Kendang Jawa, Keyboard,
seperti gitar bass, gitar elektrik, keyboard, harmonium, gendang Melayu, dan
accordion.
Jawa Deli tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh sangat langka dan mahalnya
harga sebuah alat musik seperti harmonium yang harus didatangkan langsung dari
kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli mengganti dengan instrument keyboard yang
relatif lebih terjangkau dari harga dan mudah di dalam penggunaan serta memiliki
terbentuknya Ketoprak Dor Jawa Deli, bunyi suara yang dihasilkan oleh kendang
Namun, kemudian suara tersebut menghasilkan suara dor dan prak yang menjadi
sulitnya ditemukan alat musik gamelan di daerah perkebunan baik dari bahan
baku maupun pembuat gamelan tersebut. Selain itu alasan perubahan alat musik
lainnya ialah karena mahalnya harga seperangkat alat musik gamelan dikarenakan
transportasi yang sulit terkangkau. Sehingga para seniman Ketoprak Dor mencari
Dor disusun di sebelah kiri atau kanan dari panggung pertunjukan dan pemain
supaya para pemusik senantiasa selaras memainkan musik dengan setiap gerakan
Gambar 4.5
Posisi Instrumen Musik di Sebelah Kanan Panggung
(Dokumentasi Peneliti, 2016)
Kendhang Jidor adalah jenis alat musik membranophone two head barrel
drum menyerupai bedug yaitu gendang berbentuk tong memiliki panjang (satu)
meter dan berdiameter lingkaran tiga puluh centimeter dengan kedua ujungnya
stick berukuran besar dengan bunyi yang dihasilkan yaitu “Dor”. Bunyi “Dor”
Jumadi kendhang Jidor pada zaman dulu adalah alat musik yang sangat familiar
ditemui di kalangan Jawa Deli karena alat musik ini sangat mudah diciptakan
serta tidak mengeluarkan biaya besar dan bahan baku pembuatannya mudah
ditemukan.
Gambar 4.6
Posisi instrumen musik di sebelah kanan panggung
(dokumentasi Peneliti)
4.2.3.2 Keprak/kentrung
Instrument musik Kentrung atau Keprak adalah alat musik perkusi yang
terbuat dari bambu yang diberi lubang pada salah satu bagian. Di Jawa tengah alat
ini dikenal dengan nama Tiprak. Alat ini berada diatas Jidor yang ditempelkan
stick berukuran besar (ujungnya memiliki benjolan terbuat dari pohon nangka
yang mempunyai karakter ringan tetapi padat). Kentrung atau keprak jika dipukul
menghasilkan bunyi “prak”. Apabila Jidor dan kentrung dimainkan maka suara
yang dihasilkan ialah “prak-Dor”. Bunyi Prak dan Dortersebut menjadi cikal
bakal penamaan Ketoprak Dor dan menjadi instrument utama (premier) di dalam
Keprak tidak bisa digantikan dengan alat musik apapun karena bahan baku
Gambar 4.7
Kentrung atau Keprak dan alat pemukulnya
bilah papannada (berwarna hitam dan putih) yang menghasilkan suara dengan
tahun 2000-an alat musik harmonium mulai diganti dengan keyboard. Penggunaan
keyboard.
Deli berbeda merk dan tipe. Menurut Bapak Jumadi harga dan jenis tipe keyboard
Ketoprak Dor Jawa Deli antara lain Casio CTK-6200, Yamaha PSR-S670 dan
Techno T-6600.
fungsi keyboard juga untuk mengiringi lagu-lagu pop, daerah Karo, Melayu ,
Jawa dan terkadang lagu perjuangan. Biasanya lagu-lagu ini dimainkan pada
adegan lawakan atau ice breaking dengan pola ritme yang dihasilkan yaitu birama
28
Tidak ada pola melodi baku yang dimainkan oleh pemusik. Biasanya pemusik
mengganti instrumen musik berdasarkan keinginannya. Tujuan akhirnya yaitu penonton
menikmati pertunjukan
Gambar 4.8
Beberapa jenis tipe keyboard elektrik yang digunakan pada Ketoprak Dor
Deli ialah Kendang Jawa29. Kendang Jawa merupakan alat musik ritmik yang
(2010:17) suara pokok dalam kendang ada 5 (lima) macam yaitu dhang, ket, tak,
tong, thung30. Kendang Jawa yang dimainkan sama dengan kendang Jawa dalam
pertunjukan Ketoprak di Jawa yaitu terbuat dari kulit binatang serta mempunyai
ukuran lingkaran (tebokan) yang berbeda dari kedua sisi kiri dan
untuk merenggangkan atau mengetatkan bagian sisi kanan kulit agar suara yang
dihasilkan lebih nyaring dan kuat. Jika kualitas bunyi dari kendhang Jawa
menurun, pemain menggeser bambu dengan cara memukulnya dengan alat seperti
martil yang terbuat dari kayu nangka. Kendang Jawa diletakkan diatas sebuah
rangkaian besi yang sudah dimodifikasi dan diwarnai agar pemain lebih merasa
29
Beberapa jenis kendang yaitu kendang ageng. Sering disebut kandang gendhing atau
kendang siji dan Kendang ketipung, wujudnya lebih kecil dari kendang ageng.
30
Letak suara Dhang, terdapat pada bagian tebokan besar, bagian tepi. Dikebuk dengan
telapak tangan terus dilepas, supaya getarannya tidak mati. Suara tak, pada tebokan kecil dikebuk
dengan telapak tangan dan tidak dilepas supaya getarannya mati. Suara tong pada tebokan kecil
mendekati lingkaran dikebuk dengan hari tengah terus dilepas. Suara thung pada tebokan besar
bagian tengah. Dikebuk dengan keepat ujung jari dan terus dilepas.
31
Kendang Jawa termasuk ke dalam klarifikasi barrel yaitu intrument musik yang
memiliki drum double head yang berbentuk cembung. Lihat Kamus Musik oleh Pono Bonoe hal
124.
Gambar 4.9
Sebelah kiri : Kendang Jawa serta rangkaian besi penyanggah
Sebelah Kanan : Alat pemukul kendhang Jawa / Panakol
memiliki peran dan fungsi sebagai penjaga tempo serta pengatur tekanan
(aksentuasi) pada setiap gerakan atau mimik pemeran tokoh yang ditampilkan.
Jika adegan yang ditampilkan adalah peperangan biasanya pemain kendang Jawa
Menurut Bonoe (2003:124) pengertian dari drum set ialah perangkat alat
musik drum dalam suatu pementasan yang terdiri dari sebuah snare drum,
sepasang tom tom kecil, sebuah tom tom besar (floor tom tom), satu buah bas
(beat) drum, satu pasang cymbal hi-hat (simbal kaki), satu buah cymbal ride, satu
Fungsinya dari drum set ini untuk memberi suasana yang riuh dan ramai
terutama untuk mendorong dinamika pertunjukan agar tetap dalam suasana ramai.
akan mengalami masa jenuh akibat lelah, ngantuk, lapar, jumlah penonton yang
semakin berkurang, dan sebagainya, untuk itulah drum dan kendhang mengambil
(premier) dalam pertunjukan Ketoprak Dor. Jika jumlah pemainnya lengkap maka
alat musik ini dapat digunakan, tetapi jika pemainnya tidak mencukupi maka
pemakaian alat musik ini boleh diabaikan. Pemain drum set ini bisa berganti
orang dan tidak perlu menguasai teknik khusus asalkan mampu memahami tempo
Gambar 4.10
Pemain drum set
4.2.3.6 Harmonium
berjenis reed organ portable yang mekanisme tiupnya dengan cara dipompa, ada
yang dipompa dengan pedal kaki dan ada pula yanh dipompa dengan prinsip kerja
akordion. Harmonium berbentuk kotak seperti balok kayu. Alat musik ini mirip
dengan piano yakni memili papan tuts berwarna hitam dan putih.
alat musik berasal dari India yang dibawa oleh para pedagang India ketanah
merupakan bagian utama dari pertunjukan musik Melayu seperti Ghazal, orkes
Gambar 4.11
Pak Jumadi sedang memainkan harmonium
Tidak semua kelompok Ketoprak Dor saat ini memiliki alat musik
harmonium. Alasan utamanya ialah karena susah didapat dan harganya yang
sangat mahal. Oleh sebab itu peran harmoniun saat ini digantikan oleh instrument
keyboard elektrik. Melalui alat musik harmonium ini terlihat jelas pengaruh dari
4.3 Pemusik
laki laki yaitu: satu orang pemain kendhang, satu orang pemain Jidor dan
kentrung, satu orang pemain keyboard atau harmonium, satu orang pemain drum.
Seluruh personel laki laki dari kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli memiliki
terdapat pemusik atau pemain yang kelelahan, maka terdapat pergantian peran
oleh pemusik dan pemain tersebut. Serta apabila salah seorang pemusik tidak
datang karena sakit atau halangan lain, biasanya pemain yang menggantikan peran
pemusik tersebut.
Peran pemusik keyboard elektrik dan kendang Jidor tidak bisa dimainkan
oleh setiap pemain Ketoprak Dor. Melodi yang dimainkan oleh pemain keyboard
elektrik harus sesuai dengan adegan yang sedang diperankan. Termasuk juga
pemain kendang Jidor yang memiliki peran penting dalam pertunjukan Ketoprak
Dor. Menurut pengamatan lapangan Peneliti, kedua pemusik tersebut posisi dan
perannya tidak pernah digantikan oleh pemusik atau pemain lain hingga
pertunjukan selesai.
Gambar 4.12
Pemain kendhang yang berganti peran menjadi pelawak
Gambar 4.13
Penarik layar/tirai (Keterem) yang berganti posisi menjadi pemain Kendhang
Pemeran cerita atau disebut juga dengan pemain, actor/aktris dalam sebuah
pementasan Ketoprak Dor dibutuhkan sebanyak 10-15 orang atau lebih sesuai
dengan cerita yang dibawakan. Terdiri dari pemain pria (aktor) dan pemain wanita
tokoh tertentu maka salah seorang pemain dapat memerankan dua atau lebih
Menurut Selamet (2015:61) tidak jarang pemain Ketoprak Dor juga bisa
tergabung dalam beberapa sanggar yang berbeda. Artinya, seseorang bisa saja
tertentu, atau diundang sebagai bintang tamu yang sengaja didatangkan untuk
Syarat utama yang harus dipenuhi oleh pemain Ketoprak Dor harus bisa
mampu melakukan dialog dengan baik dan menghayati setiap peran yang
kemampuannya untuk memerankan beberapa lakon dan tokoh yang berbeda. Hal
ini dikarenakan pertunjukan Ketoprak Dor tidak memiliki naskah cerita yang
baku. Untuk memahami cerita yang dimainkan, biasanya para pemain banyak
lawak atau guyonan yang dibawakan diluar dari cerita utama pertunjukan. Pemain
Penonton dan pemain bisa saling berkomunikasi dan meminta lagu yang ingin
dimainkan.
Gambar 4.14
Pemain lawak (Batur)
untuk memerankan segala tokoh yang diberikan kepadanya. Rata rata usia pemain
Ketoprak Dor Jawa Deli berumur 40 tahun keatas. Menurut Bapak Jumadi banyak
sekali anak muda yang gengsi atau malu untuk bermain Ketoprak Dor. Alasan
Ketoprak Dor biasanya dilakukan oleh para keturunannya sendiri. Seperti Bapak
Dor oleh orang tuanya. Saat ini anak kandung Bapak Jumadi yaitu Bapak Hartono
yang berusia 38 tahun melanjutkan eksistensi Ketoprak Dor sebagai pemain atau
pemeran cerita.
Gambar 4.15
Para Pemain atau Pemeran Cerita
terdapat beberapa kelompok Ketoprak Dor yang memiliki pemain diluar suku
Jawa Deli seperti suku Batak, Melayu dan Mandailing. Ibu Waris Siregar (65
tahun) atau dikenal ibu Waris merupakan salah satu pemain Ketoprak Dor senior
sewaktu kecil. Terdapat juga bang Pandapotan Silaban/Aseng (55 tahun) seorang
pemusik Ketopra Dor berasal dari suku Batak Toba yang sudah menjadi pemusik
4.5 Penonton
menangis, dan untuk digetarkan hatinya,karena terharu akibat dari hasrat ingin
menonton.
Dor tidak memiliki aturan yang pasti untuk penontonnya. Penonton merupakan
Gambar 4.16
Penonton Ketoprak Dor dari berbagai kalangan usia
menyukai adegan lucu atau lawak bahkan terdapat anak anak yang duduk di
dewasa lebih menyukai adegan percintaan atau hubungan asmara yang secara
umum selalu hadir dalam setiap pertunjukan. Para orang tua, terutama lanjut usia
Gambar 4.17
Penonton anak anak yang naik kepanggung
Demikian juga para orang tua, banyak juga yang kurang bisa mengikuti
jalannya ceritera yang dibawakan dalam bahasa Jawa, karena kurang faham
membuka dan menutup layar pertunjukan pada setiap pergantian babak dalam
lakon cerita. Seorang tukang keterem harus mengikuti jalannya cerita sehingga
pada saat pergantian babak petugas ini dapat menutup dan membuka layar sesuai
waktu dan kebutuhannya. Penarik layar bisa berasal dari anggota grup Ketoprak
Gambar 4.18
Penarik Layar atau Tukang Keterem dari anggota Ketoprak Dor
Gambar 4.19
Penarik Layar atau Tukang Keterem dari penonton Ketoprak Dor
Tata busana meliputi semua hal yang dipakai dibadan pemain mulai dari
ujung kaki hingga kepala. Tata busana merupakan suatu hal yang sangat penting
pertunjukan dan pembeda katika latihan yang menggunakan tata busana biasa.
Terdapat banyak unsur yang masuk dari bangsa Arab, Eropa, China, dan Melayu
dalam tata busana Ketoprak Dor. Menurut Bapak Jumadi tata busana yang
4.7.1 Pakaian
Pakaian yang digunakan tidak harus sesuai dengan cerita yang akan
warna pink, kuning, hijau, orange, biru dan merah. Untuk peran peran tertentu
yang terdiri atas pernak pernik manik-manik berwarna kuning emas, ungu, pink
biasa, pakaian yang digunakan sangat sederhana yakni menggunakan baju singlet,
menggunakan selendang kain yang diikat dipinggang mereka yang berguna untuk
merah, hijau, putih, kuning, orang, pink dan ungu. Warna kain selendang yang
Gambar 4.20
Model pakaian
Dorsaat ini mengalami pengaruh dari budaya Melayu yang sejatinya itu juga
pengaruh dari budaya luar yaitu dari Timur Tengah dengan istilah stambulan.
Istilah kostum stambulan (pengaruh budaya kota Istambul Turki) atau mesiran
(pengaruh budaya Mesir) masih digunakan sebagai pelengkap kostum sampai saat
ini. Pakaian yang digunakan ada tiga model yakni model basahan, model mesiran
Celana yang digunakan oleh para pemain laki laki pada kerajaan seperti
adipatih, raja ataupun keluarga raja juga sangat unik bentuknya. Sangat berbeda
dengan Ketoprak Jawa yang menggunakan jarik (kain khas Jawa). Pemain
menggunakan celana panjang yang menguncup ke mata kaki serta ditutupi oleh
celana pendek berwarna putih atau hitam diluarnya. Menurut Bapak Gito 32 celana
Gambar 4.21
Pemain laki laki menggunakan celana pendek
pakaian yang digunakan oleh para penari tradisional portugis. Menurut Takari dan
etnik Melayu tidak bisa dipisahkan. Hal ini tampak pada kesenian ronggeng dan
serampang dua belas bahwa memiliki joget yang diturunkan dari tarian Portugis
yaitu tarian branyo atau branle. Branyo atau branle merupakan tarian istana pada
abad ke-15 (lima belas) yang sangat populer di eropa. Karena masyarakat Jawa
32
Bapak Gito adalah pemain yang selalu berperan sebagai patih atau keluarga
kerajaan
kontrak tinggal di daerah etnik Melayu, maka tidak bisa dipungkiri bahwa
pada kelompok Ketoprak Dor lebih terkesan sederhana dan sudah dimofikasi
Gambar 4.22
Pakaian tradisional tarian Branle Portugis
(malaysiatravel.net)
Selain itu pengaruh etnik Melayu lainnya terdapat pada penggunaan kain
samping atau kain ikat pada pemain. Penggunaan elow (hiasan seperti kalung
yang menutup bagian dada). Pada budaya busana Jawa memang terdapat juga
penggunakan properti seperti elow yang namanya kalung gulu yaitu kalung yang
terbuat dari bahan kain baldu dihiasi dengan hiasan manik-manik yang berkilauan
sebagai hiasan.
Tatarias wajah adalah corat coret wajah atau riasan wajah yang dipakai
tersebut. Rias wajah dengan penekanan efek-efek tertentu seperti pada mata,
hidung, bibir, dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah. Rias
wajah ini untuk dilihat dari jarak jauh dibawah sinar lampu yang terang (spot
light), maka kosmetik yang diaplikasikan cukup tebal dan mengkilat, dengan
garis-garis wajah yang nyata, dan menimbulkan kontras yang menarik perhatian.
efek cahaya yang sangat kuat untuk penerangan panggung, menuntut tata rias
Gambar 4.23
Tata rias yang digunakan
pementasan. Para pemain Ketoprak Dor merias wajah tanpa bantuan dari orang
lain atau dilakukan secara sendiri sendiri. Beberapa barang kosmetik yang dipakai
mempunyai harga yang sangat terjangkau. Seperti bedak yang dipakai bermerk
fanbo dan berharga berkisar Rp. 10.000 – Rp. 15.000, minyak rambut bermerk
tancho berharga berkisar Rp. 7.500 – Rp. 10.000, pensil alis bermerk pixy
Gambar 4.24
Pemain pria dan wanita sedang melakukan tata rias
4.8 Aksesoris
Salah satu ciri khas dari pertunjukan Ketoprak Dor ialah setiap pemain
menggunakan kaos kaki. Menurut para pemain, kaos kaki digunakan untuk
penahan dingin atau penghangat dari angin malam dan menjadi ciri khas
pertunjukan Ketoprak Dor. Kaos kaki yang digunakan merupakan pengaruh dari
tarian Portugis yaitu tarian Branle. Biasanya pemain menggunakan kaos kaki
Gambar 4.25
Pemain menggunakan kaos kaki
4.8.2 Gelang
karakter saja. Seperti pada lakon atau cerita joko bodo, sang pemain
menggunakan gelang yang terbuat dari besi ringan untuk memberikan kesan
sebagai anak lusuh dan kotor serta miskin. Tidak semua kelompok Ketoprak Dor
bentuk dan jenis gelangnya berbeda-beda dan sesuai dengan karakter yang
dibawakan.
Gambar 4.26
Pemain menggunakan gelang sebagai tokoh Joko Bodo
watak masing masing tokoh. Seperti peran raja muda, adipati (bopopatih) ataupun
rakyat biasa. Hampir setiap kelompok Ketoprak Dor dalam memainkan lakon
menggunakan ikat kepala. Yang menarik bentuk dan jenis ikat kepala setiap
kelompok Ketoprak Dor berbeda beda. Ada yang terbuat dari kain berwarna
warni, blankon (topi khas Jawa), suket/udheng (kain yang diikat khas Jawa) serta
yang jahat. Warna kuning untuk watak raja serta warna merah untuk wakil raja
Gambar 4.27
Beberapa model ikat kepala
Ciri khas lain dari pertunjukan Ketoprak Dor yaitu ikat pinggang yang
digunakan oleh para pemain. Ikat pinggang ini berfungsi sebagai pengikat antara
baju dan celana dan mempertegas karakter. Jenis ikat pinggang yang digunakan
bervariasi yaitu ikat pinggang model konvensional seperti yang digunakan oleh
anak sekolah, sabuk satpam dan ikat pinggang betawi serta ikat pinggang yang
terbuat dari kain yang dipasang manik manik. Para pemain baik laki-laki dan
komponen utama dalam pertunjukan Ketoprak Dor serta tampak terlihat. Dalam
pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli terdapat beberapa perangkat tambahan yang
berlangsung.
4.9.1 Soundsystem
Ketoprak Dor. Dahulu para pemain dan pemusik menggunakan suara yang
dengan adanya soundsystem. Soundsystem ini berguna untuk pengeras suara yang
terdiri atas mixer control, kabel jek, monitor serta microphone. Pemain merasa
Dor sudah memiliki petugas ahli khusus seperti yang dimiliki oleh kelompok
Gambar 4.28
Petugas yang mengawasi soundsystem
4.9.2 Kursi
Kursi merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam
sebuah pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli. Di beberapa cerita, kursi berfungsi
sebagai singgasana raja. Berbeda dengan Ketoprak Jawa yang memiliki kursi
singgasa raja yang sangat mewah dan sengaja dibuat untuk pertunjukan tersebut.
Pada pertunjukan Ketoprak Dor Jawa Deli kursi yang digunakan pada setiap
babak ialah kursi dari penonton. Menurut penuturan para pemain, kursi
singgasana harganya sangat mahal dan sangat susah dibawa kemana kemana.
Oleh sebab itu, dipergunakanlah kursi penonton sebagai bagian dari perangkat
Gambar 4.29
Penggunaan kursi pada dua adegan yang berbeda
pertunjukan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat latar
dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton, 4) Praktis yaitu rancangan sederhana,
elemen visual yaitu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan termasuk
latar belakang ialah untuk mempertegas lakon dan tujuan dari cerita yang
Dor yaitu kelir. Pada pertunjukan Ketoprak Dor digunakan background atau latar
belakang yang terdiri dari suasana kerajaan, pemandangan alam pedesaan dan
persimpangan jalan. Menurut Bapak Jumadi maksud dari suasana kerajaan ialah
penggambaran cerita berasal dari tanah Jawa. Jika cerita yang dibawakan cerita
mempertegas suasana pedesaan yang terdiri dari gubuk, taman bunga, dan
ketika lakon atau cerita yang dibawakan menceritakan tentang masyarakat yang
hidup sederhana.
empat jalan bermakna bahwa tujuan lakon atau cerita yang dibawakan mau
lawakan atau guyonan, perkelahian atau adegan perang pada Ketoprak Dor
menggunakan kain dan diwarnai dengan media cat dan sablondan dibuat secara
manual serta dibuat dengan menggunakan pencil warna yang disebut kelir. Pada
saat ini background atau latar belakang panggung dicetak menggunakan print
Gambar 4.30
Background atau latar belakang kerajaan
Gambar 4.31
Background atau latar belakang Pedesaan
Gambar 4.32
Background atau Latar Belakang Simpang Empat
terasa hangat, terus berstamina dan supaya kepala tidak sakit. Adapun suplemen
minuman yang dimaksud ialah obat sakit kepala puyer bintang tujuh, anggur
Gambar 4.33
Pemain sedang mengkonsumsi minuman suplemen
bahkan lebih, biasanya para pemain diberikan (disuguhi) makanan dan minuman
ringan oleh pemilik atau yang mengundang kelompok Ketoprak Dor tersebut.
Sebelum acara dimulai biasanya diberikan teh manis hangat, kopi hitam, air
mineral, kerupuk, wajik (jenang), keripik peyek, pisang serta makanan ringan
lainnya. Hal ini sebagai ucapan terima kasih dan selamat datang dari pemilik
hajatan kepada rombongan Ketoprak Dor karena telah datang jauh jauh ke tempat
pertunjukan.
Gambar 4.34
Makanan dan Minuman
pemilik hajatan memberikan hidangan nasi, lauk pauk dan minuman kopi atau teh
untuk para pemain dan pemusik. Pemberian makanan dan minuman ini
dimaksudkan agar para pemain tidak kelaparan, tidak mengantuk dan bersemangat
teater tradisional selalu diiringi dengan tarian. Tarian pada Ketoprak Dor dapat
dilihat dalam bentuk gerak yang disajikan oleh para pemain. Menurut Supardjan
dan Supartha dalam Laila (2015:7) gerak terbagi menjadi gerak murni dan gerak
maknawi. Gerak murni ialah gerak tari hasildari pengolahan gerak wantah yang
tersebut. Di sini yang dipentingkan adalah faktor nilai keindahan gerak tarinya
saja. Sedangkan yang dimaksud dengan gerak maknawi adalah wantah yang telah
tarian pembauran antara ronggeng Melayu dan ronggeng Jawa. Ronggeng Melayu
ialah bentuk tarian sosial yang terdapat pada etnis Melayu. Menurut Takari dan
diwilayah nusantara diihat dari kesejarahan, fungsi dan gerak. Dalam kebudayaan
etnik Melayu terdapat beberapa istilah Ronggeng yaitu Joget, pakpung, gamat dan
dondang sayang. Sedangan dalam kebudayaan Jawa dan Sunda istilah Ronggeng
mengunakan unsur ragam gerak tarian Melayu. Dalam hal ini ronggeng Ketoprak
4). gerak sauk dan 5). Melayah. kelima gerak ini adalah ragam gerak yang
dimiliki oleh tarian Melayu. Sedang pada gerakan penari pria selain terlihat
adanya gerak sebetan ludruk (gerak tari dari Jawa Timur). Di dalam adegan
percintaan akan ada tari berpasangan antara tokoh wanita dan tokoh pria,dan di
dalam hal ini ditemukan penggunaan juga gerak gerak tari Melayu seperti yang
1. Gerak sembah/matur
tapak tangan baik dalam posisi tinggi meupun rendah. Gerak sembah
2. Gerak gemulai
tgerak ditempat, gerak berayun, gerak memutar kanan dan kiri serta
3. Gerak gemulai
Melayu yang berpusat pada tangan. Gerak tangan dapat berupa gerak
4. Gerak Sauk
Gerak Sauk adalah gerak tarian tangan mengangkat dari bawah hingga
kanan. Gerak sauk bersumber dari gerak tangan dalam silat Melayu
5. Gerak sampur
Ketoprak Dor.
6. Gerak Melayah
7. Gerak Sabetan
Gerak sabetan adalah gerakan yang beranjak dari satu tempat ketempat
tangan dan kaki secara silih berganti. Gerak Sabetan adalah gerakan
tari yang berasal dari daerah Jawa serta dimodifikasi oleh pelaku
8. Gerak Perang
semangat.
9. Gerak Ronggeng
Gambar 4.35
Bentuk Tarian oleh pemain pria
Gambar 4.36
Bentuk Tarian Oleh pemain wanita
Menurut wawancara dengan ibu Kasni33 bentuk dan jenis tarian pada
Dor. Bentuk tarian pada Ketoprak Dor banyak dipengaruhi oleh tarian Ronggeng
Melayu, Portugis dan Jawa. Secara umum bentuk tarian yang umum pada
Ketoprak Dor yaitu tarian ojo siro lengak-lenguk (sejenis tarian melenggang),
tarian tapi pinjung (sejenis tarian ronggeng), tarian sopo manis (sejenis tarian
penutup.
33
Ibu Kasni (usia 65 tahun) adalah salah satu pemain wanita senior pada Ketoprak Dor
Langen Setio Budi Lestari. Kini Ibu Kasni tidak lagi aktif karena faktor usia
Tarian ini berjenis tarian melenggang pada Ketoprak Dor. Tarian ini
dipertunjukan sebelum cerita atau lakon dimulai. Tarian ini biasanya diiringi
Tabel 4.1
Lirik Lagu Ojo Siro Lengak-Lenguk
LIRIK ARTI
Tarian ini berjenis tarian halus yang berasal dari daerah Jawa. Tarian ini
biasanya untuk cerita atau lakon tentang jatuh cinta antara dua sejoli dan cerita
kasmaran. Tarian ini biasanya diiringi oleh lagu yang berjudul tapi pinjung.
Tabel 4.2
Lirik Lagu Tapi Pinjung
LIRIK ARTI
Tarian ini sama seperti tarian tapi pinjung. Tarian ini biasanya untuk cerita
atau lakon merayu seorang putri. Tarian ini biasanya diiringi oleh lagu yang
Tabel 4.3
Lirik Lagu Sopo Manis
LIRIK ARTI
d. Tarian Lawak
e. Tarian Perang
Tarian ini berjenis tarian silat yang digunakan untuk adegan perang ataupun
perkelahian. Tarian ini biasanya diiringi musik yang bertempo cepat sejenis
f. Tarian Penutup
Tarian ini digunakan untuk adegan penutup dan biasanya dipimpin oleh ketua
rombongan serta diiringi dengan musik gelang si patu gelang. Para pemain
kadang para pemain menggunakan bahasa Jawa Ngoko, Jawa Kromo Inggil,
34
Menurut Ibu Kasni lagu Halo-Halo Bandung digunakan hanya untuk adegan perang
disaat pertunjukan Ketoprak Dor pada acara 17 belasan Agustus saja
Jawa Madyo35, bahasa Tegal (ngapak), bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa
menggunakan bahasa Jawa kasar (ngoko), Jawa halus (kromo), bahasa Jawa
contoh sering muncul kata atau ungkapan kalimat seperti “ala mak jang, iya
pemain dengan lawan bicaranya. Percampuran bahasa lain yang ditemui dalam
bicaranya. Kalimat diatas merupakan bahasa Jawa Halus (Kromo). Para pemain
tanah Sumatera, mereka tidak lupa dengan bahasa asli leluhur mereka.
penggunaan bahasa Jawa Madyo untuk adegan di dalam kerajaan. Dialog antara
35
Ngoko (kasar) berbicara dengan rekan-rekan (gerakan) pada usia yang sama,
yang tertua dari yang lebih muda, orang yang statusnya lebih tinggi untuk bawahannya.
Madyo (menengah): transisi antara Ngoko dan Kromo. Kromo (halus): Digunakan untuk
orang-orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati. Varian unggul Kromo Inggil,
Bagongan dan Kedaton Bahasa (Kraton).
menggunakan bahasaa Jawa Kromo Inggil yakni bahasa Jawa yang sopan. Hal ini
merupakan ciri dari pertunjukan Ketoprak yang ada di Jawa yang masih diadopsi
terjadi diluar lingkungan kerajaan. Para pemain tidak lagi menggunakan bahawa
Jawa Kromo Inggil maupun Madyo, tetapi para pemain bebas menggunakan
bahasa Jawa yang dicampur dengan mahasa Melayu, Batak dan bahasa daerah
setempat.
Ketoprak Dor ini berdasarkan bahasa yang digunakan, perkembangan ruang dan
Tabel 4.4
Contoh Bahasa yang digunakan dalam pertunjukan Joko Bodo
Pada bagian ini peneliti mengkaji struktur dan makna teks dialog yang
digunakan oleh para pelakon dalam cerita Joko Bodo. Cerita ini dibagi ke dalam
lima bahagian berdasarkan kelompok penyajian cerita. Setiap ujran teks dikaji
4.12.1 Sinopsis
Lakon Joko Bodo berarti anak laki-laki lajang (belum menikah) yang
bodoh adalah lakon yang berasal dari tanah Jawa. Cerita lakon ini merupakan
modifikasi yang dibawakan oleh kelompok Langen Setio Budi Lestari. Pada lakon
Joko Bodo ini terdapat 5 (lima) adegan utama yang saling berkaitan dengan cerita
yang dibawakan dan 1 (satu) adegan lawakan yang berfungsi untuk memecahkan
konsentrasi penonton.
kekurangan pada dirinya yakni wajahnya hitam dan jelek serta sulit untuk
berbicara. Joko Bodo memiliki seorang kakak yang bernama Wira Klana yang
mempunyai wajah sangat ganteng serta kedua orang tua yang tinggal di tengah
hutan.
Joko Bodo memiliki obsesi untuk memiliki pekerjaan yang lebih baik
Suatu hari terjadi perselisihan di dalam kerajaan Pandan Harum akibat dari
kedatangan Joko Bodo sebagai pelayan baru di dalam lingkungan istana. Para
patih kerajaan tidak terima dengan kedatangan Joko Bodo dan para patih
menantang Joko Bodo untuk melakukan duel perkelahian dengan syarat apabila
patih kalah pada perkelahian tersebut, kerajaan Pandan Harum jadi milik Joko
Bodo.
Setelah Joko Bodo menjadi pemilik kerajaan yang baru, terjadi konflik
antara Joko Bodo dengan kakaknya yakni Wira Klana untuk mendapatkan
permaisuri yang sama sama mereka inginkan. Karena ketulusan hati Joko Bodo,
permaisuri diberikan kepada kakaknya dan mereka pun hidup tenteram di dalam
memiliki 2 (dua) orang anak laki-laki. Anak pertama bernama Joko Bodo yang
tanda lahir yaitu sebuah taik lalat besar dibelakang bahunya. Sedangkan anak
kedua bernama Wira Klana yang memiliki paras ganteng, gagah serta menawan.
Joko Bodo mempunyai pekerjaan sehari hari yaitu sebagai pencari kayu di hutan.
Suatu hari di saat mencari kayu di tengah hutan, Joko Bodo merasakan
kebosanan serta kejenuhan karena siklus kehidupannya selalu dari rumah menuju
hutan dan seterusnya. Joko Bodo berpikir untuk merantau mencari pekerjaan ke
dalam kerajaan besar yang bernama kerajaan Pandan Harum. Lalu Joko Bodo
Namun kedua orang tuanya menolak keinginan Joko Bodo tersebut dikarenakan
fisik Joko Bodo yang tidak sempurna takut diperolok-olokan oleh orang lain jika
merantau.
Joko Bodo yang memiliki keinginan kuat dan berjiwa berani memilih
kabur dari rumah. Sebelum meninggalkan rumah, Joko Bodo meminta agar kedua
orang tuanya mendengarkan Joko Bodo bernyanyi. Permintaan Joko Bodo dituruti
oleh kedua orang tuanya, setelah mendengarkan Joko Bodo bernyanyi kedua
orang tuanya lalu ketiduran. Pada saat tidur tersebutlah Joko Bodo melarikan diri
dari rumah.
keberadaan Joko Bodo. Beranjak dewasa, adik Joko Bodo yakni Wira Klana
yakni Joko Bodo. Namun dia bertemu dengan seorang wanita cantik putri dari
kerajaan Pandan Harum tersebut. Lalu kemudian Wira Klana jatuh cinta kepada
wanita tersebut.
wanita dari kerajaan tersebut berjalan jalan menuju Taman Sari. Taman Sari
adalah sebuah taman bunga yang indah, asri dan sejuk diluar kerajaan Pandan
Harum. Kabar pertemuan Wira Klana dan wanita tersebut terdengar ketelinga
mengusir Wira Klana agar jangan lagi menjumpai wanita dari kerajaan tersebut
Setelah Wira Klana diusir dari kerajaan dan putus komunikasi dengan
wanita dari kerajaan Pandan Harum tersebut. Pulanglah Wira Klana kerumah
untuk melaporkan kepada kedua orang tuanya. Namun tanpa disaka datanglah
Joko Bodo untuk melamar menjadi pekerja di kerajaan Pandan Harum. Selama
Meskipun Joko Bodo memiliki cacat dalam kekurangan namun Joko Bodo
seorang wanita cantik, seorang panglima atau patih, seorang ratu raja atau kanjeng
karena rajin bekerja dan jujur. Suatu hari bopopatih kerajaan merasa tersaingi dan
cemburu dengan Joko Bodo. Segala upaya dilakukan oleh Bopopatih agar Joko
Bodo diusir dari kerajaan Pandan Harum. Namun segala usahanya gagal.
Bopopatih menganggap dengan cara perkelahian tersebut dia bisa mengusir Joko
Bodo keluar dari kerajaan Pandan Harum tersebut. Bopopatih menganggap tidak
mungkin Joko Bodo yang memiliki tubuh cacat bisa menang berkelahi dengan
Ada syarat yang diberikan oleh Bopopatih kepada Joko Bodo pada saat
dalam perkelahian tersebut, separuh dari kerajaan Pandan Harum diberikan oleh
Joko Bodo. Syarat kedua, jika Bopopatih menang, Joko Bodo diusir dari kerajaan
kerajaan.
sengit antara Joko Bodo dan Bopopatih. Bopopatih tidak menyangka bahwa Joko
Bodo yang memiliki tubuh cacat juga mempunyai ilmu yang sangat sakti.
perjanjian, separuh kerajaan Pandan Harum kini diberikan oleh Joko Bodo. Status
kepelosok desa. Wira Klana yang mendapatkan kabar bahwa Joko Bodo saat ini
menjadi patih kerajaan Pandan Harum datang menjumpai Joko Bodo dengan
maksud agar menyuruh Joko Bodo untuk pulang kerumah didesa karena kedua
dalam kerajaan tidak membuat Joko Bodo mempercayai bahwa Wira Klana
adalah adik kandungnya. Kakak beradik ini sudah tidak bertemu selama berpuluh-
puluh tahun. Joko Bodo meninggalkan adiknya disaat adiknya masih bayi. Karena
Wira Klana terus memaksa dan meyakini Joko Bodo bahwa dia adalah adik
kandungnya. Joko Bodo meminta agar Wira Klana mengajak kedua orang tuanya
kedalam kerajaan Pandan Harum untuk membuktikan apakah benar dia adalah
adik kandungnya.
Permintaan Joko Bodo dipenuhi oleh Wira Klana. Tidak lama kemudian,
Wira Klana pun datang kembali ke kerajaan Pandan Harum bersama kedua orang
tua mereka. Joko bodo saat itu masih belum mempercayai bahwa mereka adalah
adik dan orang tuanya. Joko Bodo meminta kepada mereka agar menyebutkan
tanda lahir dari Joko Bodo. Kedua orang tua Joko Bodo menyuruh Joko Bodo
untuk membuka baju karena dibelakang bahu Joko Bodo terdapat taik lalat besar.
Joko Bodo menuruti permintaan kedua orang tuanya. Kemudian Joko Bodo
mempercayai bahwa memang benar mereka adalah keluarga Joko Bodo yang
sudah lama berpisah dan dipersatukan kembali di dalam kerajaan Pandan Harum.
Setelah Joko Bodo mempercayai merka sebagai adik dan kedua orang
tuanya, Joko Bodo membujuk mereka untuk tetap tinggal di dalam kerajaan
Pandan Harum. Hiduplah keluarga yang miskin menjadi keluarga kerajaan Pandan
Babak adalah istilah yang sering digunakan dalam teater. Secara sederhana
pengertian dari babak ialah bagian dari lakon dalam suatu teater yang di dalam
pertunjukan pada Ketoprak Dor tidak bisa ditentukan karena babak pertunjukan
ini disesuaikan dengan cerita dan pesanan penyelenggara. Secara umum babak
perunjukan pada Ketoprak Dor terdiri dari pembuka, inti cerita (goro-goro) dan
penutup. Biasanya setiap pertunjukan Ketoprak Dor memiliki tidak lebih dari 5
Suriat dan Bapak Jumadi, bagian perkenalan atau panembromo ini seluruh pemain
memberikan salam dan ucapan terima kasih terlebih dahulu kepada pihak yang
yang bertempo sedang serta menyanyikan syair atau teks yang ditembangkan.
yaitu keluar semua ke depan panggung dengan diawali musik atau gending
sampak. Sampak ialah gending yang dimainkan pada awal pertunjukan teater
ketoprak di Jawa dengan memainkan laras pelog. Setelah itu menyanyikan atau
seperti lagu putri solo yang mengartikan bahwa memperkenalkan diri para
selesai maka pemain menyanyikan lagu lalen mundur, yaitu lagu mengajak
Gambar 4.39
Bagian Pembuka atau Panembromo
Setiap kelompok Ketoprak Dor Jawa Deli mempunyai syair yang berbeda
beda. Menurut Bapak Jumadi perbedaan syair ini bermula ajaran dari guru atau
orang tua mereka dan menjadi ciri khas dari kelompok Ketoprak Dor tersebut.
Berikut adalah contoh syair perkenalan atau teks Panembromo yang biasa
Tabel 4.5
Lirik Lagu Panembromo
Teks Arti
dalam kebudayaan Jawa, yakni bahasa kromo madyo. Teks tersebut terdiri dari
tiga eksplanasi. Yang pertama adalah ucapan selamat datang kepada semua
penonton, dari semua kalangan (golongan) dan usia. Yang kedua adalah selamat
menonton Ketoprak Dor yakni grup Langen Setio Budi Lestari. Yang ketiga
adalah ucapan terima kasih kepada semua penonton yang telah sudi menghadiri
pertunjukan ini. Kelompok kata pertama terdiri dari 13 kata, yang terdiri dari kata
dasar penunjuk diri atau kata ganti nama seniman penyaji (kulo), kata kerja (atur,
dumateng), juga kata-kata ganti nama orang lain (piyantun, sepah, mewah,
anomkakung, anom kakung, mewah putri). Penyebutan kata ganti ini mengandung
aspek-aspek binari dalam kebudayaan Jawa, yakni ada tua pasti ada muda, ada
lelaki juga ada perempuan, ada abang ada pula adik. Dalam filsafat Jawa dua
aspek yang saling menjalin kerjasama selalau ada di dunia ini, dan itu sudah
menjadi kodrat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam cerita-cerita Jawa seperti
Ramayana dan Mahabarata, Seribu Satu Malam, dan Panji, tetap ditampilkan dua
Bahagian teks kedua terdiri dari dua puluh lima kata yang keseluruhannya
adalah kosa kata bahasa Jawa (boso Jawi). Terdiri dari kata harapan keadaan
selamat (samiwo sugeng), kata ganti nama (sedoyo), kata kerja (mreksani), nama
grup seni (Langen Setio Budi Lestari), kata penjelasan (nami, ingkang sami,
stambul Jawi). Tema teks bahagian kedua ini adalah meneruskan tema bagian
pertama ucapan selamat menikmati tontonan Ketoprak Dor, yang disajikan oleh
kelompok seni yang bernama Langen Setio Budi Lestari. Bahagian kedua ini
Dor ini, maka para penonton sudah ikut serta melestarikan kebudayaan Jawa di
Tanah Deli, dan memiliki cita-cita yang sama dengan para seniman dan
budayawan kelompok Ketoprak Dor Langen Setio Budi Lestari. Demikian makn
Bahagian ketiga hanya terdiri dari satu kalimat dalam bahasa Indonesia
(Melayu), yakni, sekian dan terima kasih.Kalaimat ini menjadi penutup rangkaian
komunikasi pada bagian ini, khususnya kelompok teks pertama dan kedua. Teks
penghormatan kepada orang lain, dalam hal ini para seniman menghormati tetamu
(penonton) yang mau menonton pertunjukan mereka. Kalimat ini menjaadi ciri
berbagai konsep kebudayaan Jawa tersirat dalam teks-teks tersebut. Begitu juga
pembuka, yang diucapkan secara verbal oleh pimpinan rombongan Ketoprak Dor,
Tabel 4.6
Teks Adegan Pembuka oleh Pimpinan Rombongan
Secara struktural teks di atas terdiri dari kata-kata ucapan salam, dalam hal
ini adalah indeks kepada orang Jawa, yang umumnya beragama Islam.
Dilanjutkan dengan ucapan terima kasih kepada pihak tuan rumah yang telah
Ketoprak Dor ini yang berada di Pasar V Sei Mencirim, Kecamatan Medan
Sunggal. Kelompok ini pernah mengisi acara TVRI Medan. Para pemainnya
bukan keturunan “asli” Jawa, maksudnya orang yang benar-benar lahir, tumbuh,
dan besar di Jawa, tetapi mereka mewakili orang-orang Sumatera. Ini adalah
sebagai makna konotatif bahwa mereka adalah lebih bersifat Sumatera daripada
Jawa. Sesudah itu pimpinan rombongan ini memohon maaf jika ada kejanggalan,
artinya jika tak sesuai dengan rasa estetika pertunjukan penonton. Disudahi
dengan salam.
ditambah bahasa Arab. Ada satu kosa kata Melayu yang khas didapati di dalam
teks ini, yakni kata nun. Dalam bahasa Melayu artinya adalah itu yang sangat jauh
di sana. Kata ini juga adalah indeks dari bahasa Melayu Medan (Sumatera Utara).
Secara struktural wacana teks di atas adalah berupa penjelasan atau eksplanasi
makna sebenar tentang pengalaman kelompok seni Ketoprak Dor ini. Juga
Makna konotasi lebih jauh adalah adanya dimensi keagamaan, dalam hal
Demikian tafsiran semiotik terhadap teks ini, berdasarkan pikiran Roland Barthes.
pertunjukan. Pada bagian ini terdapat beberapa adegan yang dapat disajikan.
Adegan awal yaitu penggambaran suasana di dalam sebuah kerajaan pada suatu
tempat pada cerita yang dibawakan. Pada adegan ini diawali dengan
Raja : Telung taun setengah anggenku noto sak rancang kencono dimas yo
men permaisuri iku seng dhadi kekuranganku diman.
Patih : ojo khuatir kang mas, dimas siap sedia kang mas
Dialog diatas menggambarkan pembuka dari arah cerita yang intinya ialah
berjenis alih kode karena menggunakan bahasa Jawa Kromo. Penyebab alih kode
ini ialah kedua pemain sama-sama orang Jawa. Pada adegan ini kata-kata yang
diucapkan oleh Patih kepada raja lebih menggunakan bahasa Jawa halus seperti
pada kata ampun restu yang bermakna minta maaf, kemudian pada kata perintah
Berikut ini adalah teks adegan pertama, seperti yang diuraikan di atas.
Tabel 4.7
Teks Adegan Pertama (di Dalam Istana)
muda
Patih Kangmas, namun sehap Abangda,
raimatur kangmas
Raja Iyo dimas, aturmu tak trimo Iya adikku, permintaanmu aku terima
muda tangan loro dimas,,ayo dengan tangan dua, ayo adikku mari
dimas,maju tak seontoro kita maju
dimas
Patih Sekonggo kangmas Mari abangda
Raja Ojo suwi-suwi dimas Jangan lama-lama adikku
muda
Patih lo nggek penak kang mas yo Yang enak abangda ya
Raja Capek, teko capek jobo, Letih nya dari luar dan dari dalam
muda capek njero
Patih Yo salahe kangmas nggolek Itu kesalahan abangda, makanya cari
serep kang mas pengganti abangda
Raja Jadi rojo meneh dimas Jadi bertambah sakit adikku
muda
Patih Yo men dadi opo kangmas, Akan jadi apapun,yang terpenting
sing penting kangmas seneng abangda senang
Raja Tekon nyanyi campur sari, Disuruh menyanyi, masang layar
muda masang kelir
Patih Ra mau ora diserepi masang Tadi tidak mau cari pengganti
kelir
Raja Sing teko mau bengi Yang datang terlambat tadi memang
muda memang kurang ajar dimas kurang ajar
Patih Yo kan bapakkmu juga Itu kan bapakmu juga
Raja Dimas adipun kakang dimas Adikku
muda
Patih Sedoro pertimbangan Iya abangda
kangmas
Raja Menurut dimas, kangmas Menurut adinda, abangda kamu ini
muda jagong kursi kanjeng rojo sudah lama menjadi raja kencono
kencono sudah berapa tahun sudah berapa tahun adikku
dimas
Patih Kangmas, selama adikmu
mengabdi dikerajaan sudah
mencapai tiga setengah tahun
kangmas
Raja Hahahahahah,,, tiga tahun Hahahah..tiga tahun setengah
muda setengah kangmas duduki kangmas menduduki kursi raja
kursi rojo kencono dimas, kencana adikku, apakah ada
opo ora eneng kekuranganku kekurangku
dimas
Patih Kangmas, selama aku
ndampingi kangmas, tidak
kerajaan. Teks dialog adalah komunikasi antara dua orang petinggi kerajaan,
yakni Raja Muda dan Patih. Bahasa yang digunakan dalam konteks budaya Jawa
adalah bahasa Jawa ngoko dan sedikit kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata
ngoko antara lain adalah: kowe, jagong, masang, kelir, suwe-suwe, dan lainnya.
Demikian pula bahasa Indonesia seperti: tiga tahun setengah, kekuranganku, dan
lain-lain. Ada juga penggunaan kata-kata gaul anak muda zaman sekarang, yakni
Hampir keseluruhan teks ini adalah teks yang bermana sebenarnya atau
makna denotatif. Ada juga makna konotatif seperti kosa kata tembang ratu, yang
artinya adalah istri pendamping yang setia menemani suami sehidup dan semati.
Secara umum teks di atas menceritakan tentang merebut Arumsari, putri raja.
Notasi 4.1
Bentuk Melodi Adegan Permulaan
Rising action adalah situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai
berkonflik. Tahap peningkatan konflik atau rising action merupakan konflik yang
ketegangan antartokoh. Biasanya terdapat adegan sedih dalam babak ini. Misalnya
pemain yang meninggalkan orang tua, pemain yang meninggal dan lain sebainya.
Joko Bodo : awak ngomong karo romo, romo marah nggak mo?
Joko Bodo : Mo, aq wis elek mbelek, mamakku cantik bapakku ganteng. Mo,
nek aku nggolek kerjaan oleh mo?
Romo : sira wis elek mbelek ngono, sopo sing arep naggappi koe?
Joko : sak iki ngene lah mo, seandainya romo gak oleh ngasih aku
kerjaan, aku ngantuk mo, tak nyanyiin boleh mo?
Ibu : yo wong urung ngantuk kok koe suruhin turu sih ngger?
Bodo kepada kedua orang tuanya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik tetapi
kedua orang tuanya tidak menyetujuinya dengan alasan wajah joko bodo yang
jelek dan nantinya pasti tidak akan diterima kerja dimanapun. Joko Bodo
kemudian meminta orang tua untuk tidur dengan mendengarkan lagu dari Joko
Bodo. Setelah orang tuanya tidur dengan pulas, Joko Bodo kemudian
peringkat bahasa dalam kebudayaan Jawa, yakni bahasa kromo madyo. Teks
kata benar merupakan serapan daeri bahasa Jawa bener. Kata Mamakku cantik
Jawa berarti simbokku sing ayu. Kata aku seharusnya di dalam bahasa Jawa adalah
kulo. Kata koe merupakan pengucapan Jawa kasar yang seharusnya sampean atau
laki-laki yang belum menikah yang mempunyai persamaan arti dengan kata
Percampuran bahasa lokal Melayu terdapat pada teks awak, nggak, benar,
seandainya, ngasih, dan istirahat. Kata-kata ini adalah pembuktian bahwa benar di
dalam sebuah pertunjukan Ketoprak Dor terdapat asimilasi budaya dan dapat
dibuktikan pada contoh teks kalimat yang diucapkan oleh pemain seperti dialog
percakapan diatas.
Notasi 4.2
Bentuk Melodi untuk Iringan Adegan Sedih
Transkripsi oleh Suharyanto
dengan menggunakan software Sibelius 2010
Penyaji: Langen Setio BudiLestari
Kota Medan, 21 Juli 2016
Tabel 4.8
Teks Adegan Kedua
Ibu kok kangge turu karo Kenapa ibu dan ayahmu disuruh tidur sih
ibumu sih ngger anakku
Joko ya istirahatlah bu..tak Biar istirahat bu...aku nyanyikanlah bu...aku
Bodo nyanyiin lha bu..aku letih sekali bu....kerjaanku mencari
capek tenan bu..kerjaane kayu..saja bu
nggolek kayu ae bu.
Ibu sajakane ibu urung Sebenarnya ibu belum mengantuk
ngantuk ngger...tapi anakku...tapi kalau kamu suruh ibu
kalau kowe suruh tidur...ibu akan tidur anakku...suamiku kok
turu..tak turu ae aneh ya anak kita ini
ngger...kangmas yo aneh
yo kangmas
Joko bobok sayang...kanjeng Tidurlah
Bodo romo...ro..mo...kanjeng sayang...ayah....o...ayah.....ibu.....ibu....Cuma
romo...kanjeng ibu... dihatiku......ayah......sudah tidur rupanya
kanjeng romo sayang ayahku ini....nyamuknya besar sekali
dewe..kanjeng romo..wis ayah.......ayah,,,kenapa wajahku kok jelek
turu kanjeng begini...apakh ini sudah menjadi
romo...nyamuke nasibku....aku akan membungkus
mo...kanjeng romo pakaianku...aku mau pergi dari rumah
wajahku elek koyo ini....ayah....aku pingin pergi dari rumah tapi
mbelek mo..aku olek aku tidak tega meninggalkan ayah dan
kerjaan ora oleh mo..wis ibu..aku anak satu-satunya yang jelek dan
nasibku mo...aku arep kumuh...yang ganteng sudah pergi....nasibku
bungkusin pakaian..aku ayah..ayah...aku pergi dari rumahlah ayah...
arep minggat
mo..mo..aku arep lungo
mo..tapi,aku ora sampe
ati arep ninggalke kowe
mo..anak siji-sijine sing
elek kayak mbelek..sing
ngganteng wis
lungo..nasipe
mo..mo..mo..aku arep
minggat mo..
penduduk. Teks dialog adalah komunikasi antara suami, istri serta anak di dalam
keluarga sederhana. Bahasa yang digunakan dalam konteks budaya Jawa adalah
bahasa Jawa ngoko dan sedikit kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata ngoko
antara lain adalah: kowe, jagong, lungo, romo, kanjeng ibu, dan lainnya.
Demikian pula bahasa Indonesia seperti: nasib, kayak, cantik, bapak, istirahat, dan
lain-lain.
Hampir keseluruhan teks ini adalah teks yang bermana sebenarnya atau
makna denotatif. Ada juga makna konotatif seperti kosa kata kanjeng romo dan
kanjeng ibu, yang artinya adalah sebutan untuk ayah dan sebutan untuk ibu.
Secara umum teks di atas menceritakan tentang konflik si anak yang akan pergi
Lawakan diisi denga adegan penuh lelucon atau guyonan yang dilakukan
oleh pembantu tokoh (batur). Fungsi dari lawakan ini ialah agar penonton terus
Babak lawakan ini berlangsung antara pukul 23.00 WIB s.d 24.00 WIB. Pada
babak lawakan ini pemain batur menyampaikan cerita diluar dari tema utama
Penonton dan pemain bebas berkomunikasi bahkan meminta lagu atau tembang
Batur laki-laki : Selamat malam..ini malam, malam ini bapak kita pak
sukar mengawini anaknya.
Batur perempuan : eh.. jangan ribut, ada orang sakit
Batur laki-laki : sakit apa
Batur perempuan : sakit panu
Batur laki-laki : mampus situ
Batur perempuan : ribut kali pun
batur perempuan. Tidak ada teks percakapan yang harus dihafal oleh para pemain.
Pada kalimat selamat malam..ini malam, malam ini bapak kita pak sukar
kebahasaan kalimat diatas tidaklah tepat. Jika diartikan secara umum bapak sukar
yang kawin dengan anaknya seharusnya kalimat yang benar ialah Bapak Sukar
mengawinkan anaknya.
batur laki-laki dengan membuat kalimat pemancing yaitu dengan kata eh...ribut
kali. Kata eh...ribut kali adalah bahasa Melayu yang sama artinya dengan bising
sekali. Kemudian terdapat kata slang yang terdengar sangat kasar yaitu kata
mampus, bodo kali dan nyemak. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang
Pada bagian percakapan lain terdapat dialog berbahasa Karo yaitu ula
gejek-gejek, gejek silala sehenduhe?, untek kali dan gejek silala kahindu?. Bahasa
karo ini hanya diucapkan oleh para pemain pada adegan lawakan ini saja. Secara
harfiah makna dari teks bahasa Karo yang diucapkan oleh pemain berarti jangan
ribut-ribut, ribut ajapun suaramu?, kuhajar kau, ribut aja selalu kerjamu. Teks
Karo diatas diucapkan oleh pemain hanya untuk membangun komunikasi dengan
penonton.
Notasi 4.3
Bentuk Melodi Memulai Adegan Lawakan
Transkripsi oleh Suharyanto
dengan menggunakan software Sibelius 2010
Penyaji: Langen Setio BudiLestari
Kota Medan, 21 Juli 2016
Gambar 4.2
Bagian Lawakan/Batur
Klimaks adalah situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang
paling tinggi hingga para pelaku pertunjukan. tahap klimaks merupakan konflik
dan atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang diakui dan atau ditimpakan
kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Biasanya diisi dengan
adegan musnahnya kesombongan. Musik dan motif yang dimainkan sama dengan
Tabel 4.9
Teks Adegan Klimaks
Teks dialog adalah komunikasi raja, patih atau pengawal kerajaan dengan
masyarakat biasa, istri serta anak di dalam keluarga sederhana. Bahasa yang
digunakan dalam konteks budaya Jawa adalah bahasa Jawa ngoko dan didominasi
kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata ngoko antara lain adalah: minggat, lungo,
lungo, melu, dan lainnya. Demikian pula bahasa Indonesia seperti: janjimu, mana,
Hampir keseluruhan teks ini adalah teks yang bermana sebenarnya atau
makna denotatif. Ada juga makna konotatif yang bersifat emosional seperti kosa
kata kangmas dan dimas, yang artinya adalah sebutan untuk abang dan sebutan
untuk adik. Secara umum teks di atas menceritakan konflik kesombongan yang
emosi dan jalan keluar dari konflik tersebut sudah menemukan jalan keluarnya.
Dor tersebut. Di akhir penutup acara para pemain keluar kembali dan
kepada penyelenggara, dan para penonton sambil mengucapkan maaf apabila ada
berbentuk pantun. Teks tersebut terdiri dari dua eksplanasi. Yang pertama adalah
ucapan permintaan maaf kepada semua penonton, dari semua kalangan (golongan)
dan usia yang sudah menonton pertunjukan. Yang kedua adalah ucapan
pertama terdiri dari 5 kata, kata ketua terdiri atas 4 kata, kata ketiga 6 kata, kata
keempat terdiri dari 4 kata dan kata kelima terdiri atas 4 kata. Kedua kelompok
Melayu tersirat dalam teks-teks tersebut. Begitu juga dengan kearifan lokalnya
bentuk pantun.
BAB V
bunyi yang didengar menjadi simbol-simbol musik yang dapat dibaca. Nettl
media rekam. Adapun spesifikasi kamera digital yang digunakan adalah merk
melodi dari musik Ketoprak Dor. Selanjutnya adalah menentukan mana saja yang
melodi dan ritem yang dimainkan pada musik Ketoprak Dor tersebut.
mendapatkan nada apa saja yang ada dalam nyanyian dan melodi serta ritme,
atau notasi balok dengan menggunakan software Sibelius 2012 dan Finale 2006.
notasi.
lebih mudah dimengerti, karena dalam notasi Barat tinggi dan rendahnya
ada beberapa simbol yang digunakan Peneliti agar mudah untuk dipahami, yaitu:
Tabel 5.1
Simbol Musik
No Simbol Keterangan
G.
ketukan
10
11
Dung Dhang
12
Dung Tak
Bentuk musik pengiring Ketoprak Dor Jawa Deli tidak sama dengan
bentuk musik pengiring Ketoprak yang ada di Jawa. Dari mulai penggunaan
instrumen musik sampai pada penggunaan nada yang tidak terbatas pada tonalitas
tangga nada pentatonik Jawa saja. Pada ansambel musik iringan Ketoprak Dor
pengolahan iringannya. Terdapat juga lagu lagu etnik lokal yang dibawakan oleh
pemain dan pemusik Ketoprak Dor seperti lagu piso surit, lasam (etnik karo),
lancang kuning, tanjung katung (etnik Melayu) serta lagu populer yang sedang
hits.
Ketoprak yang ada di Jawa. Melodi musik yang bernuansa melodi minor
suka) dan kasar. Berbeda dengan bentuk melodi gamelan iringan Ketoprak Jawa
dengan menggunakan laras pelog dan pakem serta bentuk melodi yang jelas.
beberapa suara yang dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang
membawakan lagu berjenis sama namun dengan variasi-variasi dalam melodi dan
irama. Suara-suara ini dapat dibawakan atau dalam waktu yang sama (semacam
unisono) atau pada waktu yang berbeda-beda (dengan gaya imitasi). Lagu-lagu
berpedoman kepada teori weighted scale yang ditawarkan oleh Malm (1993:13)
dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu (1)
tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4)
jumlah nada (frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence
tangga nada merupakan urutan nada melalui satu oktaf yang mengikuti pola
pentatonis (5 nada). Selain tagga nada heptatonis dan pentatonis terdapat pula
Secara umum tangga nada terbagi menjadi 2 (dua) yaitu tangga nada
mayor dan minor. Tangga nada mayor ialah urutan nada satu oktaf yang memiliki
struktur jarak tertentu yang diawali dengan ters berjarak mayor. Contoh susunan
minor ialah apabila diawali dengan ters berjarak minor. Contoh susunan tangga
yang terdapat dalam melodi musik Ketoprak Dor tersebut yang dimulai dari nada
terendah sampai nada yang tertinggi. Nada-nada musik Ketoprak Dor tersebut
sebanyak 5nada ditambah 3 nada oktaf dan dimulai dari nada Re (D) sampai
Notasi
D F G A B C Db D1
RE FA SOL LA SI DO RI RE
oleh Netl (1984:164). Menurutnya ada tujuh kriteria yang ditawarkannya untuk
1) Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang paling sering
dipakai, dan mana yang paling jarang dipakai dalam sebuah komposisi
musik.
tersebut.
3) Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bahagian
4) Nada yang berada pada posisi paling rendah atau posisi tengah dianggap
penting.
sebagai patokan. Umpamanya kalau ada satu nada dalam tangga nada pada
6) Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga dapat dipakai sebagai
patokan tonalitas.
cara terbaik adalah berdasar kepada pengalaman akrab dengan gaya musik
tersebut.
3) Nada awal lagu ini adalah nada D dan paling sering digunakan adalah nada
G, B dan D
Nada D
Contoh pola nada pusat
pada motif sampak
Nada D oktaf
Nada D
batas suara yang mungkin dapat dicapai oleh vokal maupun bagi permainan alat
musik tertentu. Dengan berpedoman pada nada terendah dan nada tertinggi
frekuensinya dan jarak atau interval yang dihasilkan antara keduanya. Dengan
demikian maka wilayah nada lagu panembromo dan sampak ini dapat dilihat
sebagai berikut yaitu dimulai dari nada D dan paling tinggi D oktaf.
Untuk menentukan jumlah nada-nada ada dua cara yang perlu dilakukan.
Yang pertama adalah melihat banyaknya kemunculan setiap nada tanpa melihat
Diagram 5.1
Diagram Lingkaran
Jumlah Nada Tembang Pada Lagu Panembromo
Dari gambaran diatas terlihat bahwa jumlah nada D dengan jumlah 3 buah
nada (3%), nada F berjumlah 8 buah nada (8%), nada G berjumlah 14 buah nada
(14%), nada A berjumlah 19 buah nada (18%), nada B berjumlah 19 buah nada
(19%), nada C berjumlah 16 buah nada (16%), nada Db berjumlah 3 buah nada
(3%), nada D1 berjumlah 19 nada (19%). Nada yang paling sering digunakan
adalah nada A, B, dan D1 dengan jumlah 19 buah nada (19%) dan nada yang
paling sedikit digunakan adalah nada D dan Db dengan jumlah 3 buah nada (3%).
Jumlah Nada
Pada Motif Sampak
Diagram 5.2
Diagram Lingkaran
Jumlah Nada Pada Motif Sampak
buah nada (12%), nada F berjumlah 30 buah nada (17%), nada G berjumlah 30
buah nada (17%), nada A berjumlah 8 buah nada (5%), nada B berjumlah 40 buah
nada (23%), nada C berjumlah 19 buah nada (11%), nada Db berjumlah 0 (nol)
buah nada (0%), nada D1 berjumlah 25 nada (12%). Nada yang paling banyak atau
sering digunakan adalah nada F dan G dengan jumlah 30 buah nada (17%)
5.3.5 Interval
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri
dari interval naik maupun turun. Terdapat interval yang harmonis atau selaras
sempurna (prim, kwart, kwint, oktaf) dan tidak sempurna (sekt dan terts),
Berikut adalah total interval dari musik Ketoprak Dor pada lagu
Tabel 5.2
Interval musik lagu Panembromo dan Sampak
36
Tangga nada barat yang kita kenal sekarang ini termasuk golongan yang disebut equal
tempered tone-scale. Artinya jarak satu nada ke nada terdekat berikutnya selalu sama untuk setiap
nada. Rangkuman praktisnya sebagai berikut : (1) Jarak antara nada yang sama (baik ke atas atau
ke bawah ) disebut satu oktaf (octave, gembayangan), (2) Jarak antar-nada (antar pitch) disebut
satu interval (semitone), (3) Terdapat 12 interval dalam 1 oktaf, (4) Interval mempunyai satuan sen
(cent, bukan centimeter ), (5) Lebar interval selalu sebesar 100 sen, (6) Total lebar satu oktaf selalu
sebesar 1200 sen.
atau melodi sebagai penutup pada akhir melodi atau ditengah kalimat, sehingga
melodi tersebut. Berikut ini adalah pola kadensa yang terdapat pada musik
Pola Kadensa
Lagu Panembromo
Pola kadensa pada lagu Panembromo ini berjumlah 5 (lima) buah kadensa.
Pola kadensa pertama terdapat pada bar ke 5 (lima) sampai ke 7 (tujuh). Pola
kadensa kedua terdapat pada bar ke 15 (lima belas) dan 16 (enam belas). Pola
kadensa ketiga terdapat pada bar ke 24 (dua pluh empat) sampai 26 (dua puluh
enam). Pola kadensa keempat terdapat pada bar ke 35 (tiga puluh lima).
Sedangkan pola kadensa kelima terdapat pada bar ke 38 (tiga puluh delapan)
hingga 39 (tiga puluh sembilan) dari jumlah total 39 (tiga puluh sembilan) bar.
Pola Kadensa
Motif Sampak
Pola kadensa pada lagu Sampak ini berjumlah 3 (tiga) buah kadensa. Pola
kadensa pertama terdapat pada bar ke 3 (tiga), pola kadensa kedua terdapat pada
bar ke 10 (sepuluh). Sedangkan pola kadensa ketiga terdapat pada bar ke 17 (tujuh
belas) sampai 18 (delapan belas) dari jumlah total 25 (dua puluh lima) bar.
Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa dan
motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola
melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi dalam bentuk, frase dan motif
menganalisis bentuk,yaitu:
4. Iteratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil
nyanyian.
maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa melodi stropic pada melodi yang
dimainkan pada keyboard electric yang digunakan sebagai alat musik pengganti
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari
nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada
yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada
yang lainnya, dan biasanya intervalnya diatas sekonde baik mayor maupun
minor.
7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai
batas-batasan.
Garis kontur yang terdapat pada melodi harmonium pada umumnya adalah
ascending, descending, conjuct dan juga static. Mengacu pada jenis-jenis kontur
yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti berpendapat bahwa kontur lagu yang
naik maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat
[[
Garis konturStatis
Panembromo biasa digunakan untuk menyambut tamu atau kata sambutan yang
sebuah biji atau benih yang lahir ke dunia. Mijil menjadi gambaran dari
dimulainya perjalanan seorang anak manusia yang masih suci dan masih
memerlukan perlindungan.
37
Ibu Sumiati adalah seorang penyinden Jawa
Notasi 5.1
Musik Lagu Panembromo
Transkprisi oleh Peneliti
Dengan menggunakan software sibelius 2010
PANEMBROMO
5.5 Sampak
balungan gending sebanyak satu gong disusun atas gatra yang jumlahnya tidak
menetu, dalam setiap gatra kempul dibunyikan empat kali, kenong delapan kali
Notasi 5.2
Motif Sampak
Transkripsi oleh Peneliti
Dengan menggunakan software sibelius 2010
SAMPAK
dari melodi yang dimainkan oleh pemain harmonium atau keyboard elektrik. Inti
dari permainan motif ini ialah penonton dapat merasakan adegan peperangan
berimprovisasi. Keunikan dari musik asal-asalan ini ialah masuknya lagu Pucuk
Notasi 5.3
Motif “Suka-Suka”
Transkripsi oleh Peneliti
Dengan menggunakan software sibelius 2010
karena selain berpengaruh terhadap aktor dan aktris, juga berpengaruh terhadap
emosi penonton dalam menuntun atau mengapresiasi sebuah karya teater atau tari.
Tari dan musik adalah dua bidang seni yang saling terkait dan saling
waktu dan ruang. Dalam dimensi waktu ini, kedua bidang seni tersebut disusun
oleh satuan-satuan yang lebih kecil lagi seperti tempo, aksentuasi, siklus hitungan,
ketukan dasar (pulsa atau beat), ritme dan unsur-unsur sejenis. Dalam konteks
pertunjukan musik dan tari, dimensi ruang dalam musik adakalanya berjalan
bebas tanpa terikat oleh dimensi ruang dalam tari, artinya berjalan sendiri-sendiri
dalam waktu yang bersamaan. Adakalanya dimensi ruang antara tari dan musik
ini, terjalin sangat erat, artinya saling menguatkan pertunjukan, seperti yang
Ketoprak Dor terbagi menjadi 5 (lima) yaitu: 1) Memberi ilustrasi dan membantu
perhatian penonton.
selain berfungsi juga sebagai persiapan pada aktor dan aktris untuk
babak selanjutnya.
dalam penokohan yang ada dalam cerita pada babak atau adegan
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
Kebudayaan leluhur mulai bergeser makna dan fungsinya disebabkan oleh faktor
segi bentuk maupun dari segi isi pertunjukannya. Ketoprak Dor salah satu
suara alat musik utama bernama kendang Jidor yang menghasilkan suara “Dor”
jika alat musik tersebut dipukul. Keberadaan Ketoprak Dor sudah ada di Sumatera
keterkejutan budaya (culture shock) Jika dilihat dari keseluruhan aspek yang
menyangkut pertunjukan Ketoprak Dor seperti busana, gaya bahasa, tarian, musik
pengiring, dan cerita yang dibawakan. Ketoprak Dor tidak menggunakan alat
musik gamelan seperti ketoprak yang ada di daerah Jawa. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa pembauran antara bahasa Jawa, Melayu, Karo, dan etnis setempat.
Kostum yang dipakai oleh pemain juga merupakan bentuk asimilasi budaya timur
tengah (turki) dan Portugis. Tarian yang dibawakan adalah modifikasi antara
tarian Melayu dan Jawa, serta melodi yang dibawakan bernuansa Jawa, Melayu
Sebagai salah satu bentuk produk asimilasi budaya yang ada di tanah Deli,
dengan harga yang sangat mahal serta transportai yang dsusah menjadi kendala
utama. Diperparah lagi dengan upah yang mereka terima tidak sebanding dengan
kerja yang mereka lakukan diperkebunan. Para pekerja perkebunan dipaksa untuk
membeli semua bahan kebutuhan dari Belanda. Dengan kata lain gaji yang
mereka terima harus kembali ke tangan Belanda dengan cara membuat pusat
serta hiburan lainnya. Dampak dari ekonomi pekerja perkebunan tersebut terasa
hingga aspek kesenian yang mereka bawa. Ketoprak Dor dibawakan dengan alat
musik yang sederhana dan mudah dibuat yaitu gendang Jidor, kendang
merupakan alat musik khas Jawa, serta harmonium adalah alat musik dari India
yang diduga adalah pemberian dari pedagang India pada waktu itu, serta
Cerita yang dibawakan meskipun masih terdapat cerita dari daerah Jawa
namun versi yang dipertunjukan saat melakoni Ketoprak Dor sudah banyak
pengetahuan dari para pemain dengan cerita sebenarnya serta tuntutan dari
keinginan pemilik hajat dan penonton. Artinya setiap kelompok Ketoprak Dor
mempunyai versi yang berbeda meskipun judul yang dibawakan adalah sama.
Disatu sisi Ketoprak Dor memiliki unsur Jawa dan disisi lain Ketoprak Dor
kesenian rakyat ini. Meskipun dalam sebulan mereka tampil hanya 1 (satu) atau 2
(dua) kali. Biasanya penampilan dari Kelompok Dor ini masih dapat disaksikan
pada acara perkawinan, sunatan serta acara kesenian yang diselenggarakan oleh
6.2 SARAN
Ketoprak Dor saat ini sudah masuk kedalam zaman teknologi serta
modernisasi. Banyak sekali kebudayaan dan kesenian yang gugur akibat dampak
dari perubahan zaman tersebut. Alasan utamanya ialah kurangnya minat dari
penonton, panjangnya durasi sebuah pertunjukan serta bahasa yang tidak mereka
langka.
Pada saat ini seniman, pelaku, pemilik kelompok Ketoprak Dor harus
saling bekerja sama untuk memajukan serta terus melestarikan kesenian tersebut.
dipublikasian serta memberikan gagasan yang baru agar Ketoprak Dor ini selalu
ada.
Ketoprak Dor adalah salah satu kesenian khas yang hanya ada ditanah
Deli tepatnya daerah Sumatera Utara. Sebagai salah satu kesenian langka
kelompok Ketoprak Dor ini hadir mengisi setiap acara hajatan yang dilakukan
juga harus selalu mengadakan kaderisasi atau pembinaan kepada anak muda,
penggemar. Saat ini para pemain dan pemusik setiap kelompok Ketoprak Dor
bantuan dari pemerintah, tugas lain dari pemerintah adalah melakukan promosi
untuk pelestarian kelompok Ketoprak Dor secara terus menerus dan berjangka
agar kelompok Ketoprak Dor ini bisa mengembangkan kesenian ini. Relawan
media online serta melakukan seminar atau riset. Saat ini riset atau hasil penelitian
mengenai Ketoprak Dor masih terbatas daerah Deli Serdang dan Medan saja.
Ketoprak Dor sebagai sebuah pertunjukan dan tontonan yang bisa disaksikan oleh
anak cucu kita selanjutnya. Karena di dalam setiap pertunjukannya selalu ada
nilai-nilai pendidikan, cerita dan sejarah, serta ekonomis yang bisa dilihat oleh
masyarakat. Ketoprak Dor akan punah atau gugur apabila tidak ada lagi yang
perduli dan tidak ada lagi sambutan hangat dari masyakat penggemarnya.