Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PROFIL

2. 1. Profil LIPI
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah Lembaga Pemerintah
Non Kementerian (LPNK) yang berada dalam koordinasi Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. LIPI memiliki tugas melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang penelitian ilmu pengetahuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.1.1. Sejarah Berdirinya LIPI


Sejak abad ke-16 hingga tahun 1956, pemerintah Indonesia membentuk
Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) melalui Undang-Undang (UU)
No.6 Tahun 1956. Tugasnya adalah membimbing perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memberi pertimbangan kepada pemerintah
dalam hal kebijaksanaan ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1962, pemerintah membentuk Departemen Urusan Riset
Nasional (DURENAS) dan menempatkan MIPI di dalamnya dengan tugas
tambahan membangun dan mengasuh beberapa lembaga riset nasional. Hingga
pada tahun 1966, status DURENAS menjadi Lembaga Riset Nasional
(LEMRENAS).
Sejak Agustus 1967, pemerintah membubarkan LEMRENAS dan MIPI
dengan SK Presiden RI No. 128 Tahun 1967. Setelah itu, pemerintah
berdasarkan Keputusan MPRS No. 18/B/1967 membentuk LIPI dan
menampung seluruh tugas LEMRENAS dan MIPI ke dalam lembaga tersebut.
Tugas pokoknya adalah
(1) membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berakar di Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya;
(2) mencari kebenaran ilmiah di mana kebebasan ilmiah, kebebasan penelitian
serta kebebasan mimbar diakui dan dijamin, sepanjang tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945;
(3) mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
(sejak 1991, tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh Menteri Negara
Riset dan Teknologi dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 179 tahun
1991).
Seiring perkembangan kemampuan nasional dalam bidang iptek, teradapat
penyesuaian tugas pokok dan fungsi serta susunan organisasi LIPI. Di
antaranya, penetapan Keppres No.128 Tahun 1967 tanggal 23 Agustus 1967
diubah dengan Keppres No.43 Tahun 1985. Terakhir, penyempurnaan
dilakukan dengan penetapan Keppres No. 103 Tahun 2001.

2.1.2. Visi dan Misi LIPI


VISI:
Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan daya
saing bangsa.
MISI:
1. Menciptakan invensi ilmu pengetahuan yang dapat mendorong inovasi
dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi bangsa;
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk konservasi
dan pemanfaatan Sumber Daya berkelanjutan;
3. Meningkatkan pengakuan internasional dalam bidang ilmu pengetahuan;
4. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui aktivitas Ilmiah.

2.1.3. Bidang Penelitian LIPI


LIPI memiliki tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
penelitian ilmu pengetahuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun bidang penelitian unggulan yang ada di LIPI,
antara lain:
1. Keanekaragaman Hayati, Lingkungan dan Maritim
2. Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan
3. Kesehatan dan Farmasi
4. Material Maju
5. Energi dan Transportasi
6. Teknologi, Informasi dan Komunikasi serta Pertahanan dan Keamanan
7. Dinamika Sosial, Kemanusiaan dan Kebudayaan
8. Inovasi Teknologi dan Pendayagunaan Iptek

2.1.4. Struktur Organisasi LIPI

Gambar 2.1. Stuktur Organisasai LIPI


2.1.5. Logo LIPI
Logo terdiri dari tanda yang bekerja dan memiliki aspek kunci yang
dimiliki. Logo pada produk dan jasa untuk memberikan jaminan kepada para
pemakainya tentang kualitas dan spesifikasi untuk produk dan jasa tersebut.
Reputasi bagi konsumen dan kalangan komersial sangat berarti dan merupakan
aset yang berharga.

Logo yang disetujui mendengar nama LIPI harus dijaga dan


penggunannya Diperlukan izin yang jelas dapat memberikan
ketidakseimbangan moril dan materil
2.1.6. Bentuk dan Warna Logo LIPI

Gambar 2.2. Logo LIPI


Logo LIPI membentuk lingkaran yang terdiri dari dua bagian yang
disatukan antara "pohon" dan "wadah", selain itu juga tulisan "LIPI" harus
selalu menyertai karena merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan,
Berwarna Turgoise Biru dengan spesifikasi warna. Warna biru dikenal sebagai
warna yang memiliki sifat atau kesan ilusi tenang. Jadi pengertian yang
dikandung adalah pemikiran di atas merupakan landasan di dalam pengabdian
bagi Ilmu Pengetahuan. Logo Penampilan tidak diperbolehkan, misalnya latar
belakang diembos, warnanya dirubah, dan lain-lain. Harus mengikuti
ketentuan dan logo yang sudah ada.

2.1.7. Arti dan Falsafah Logo LIPI


Sementara bentuk stilasi dari manusia menggambarkan ilmu pengetahuan
Falsafah dari dua bentuk pohon dan wadah yang disatukan adalah sebagai berikut:

 Pohon dalam seni tradisional Indonesia merupakan lambang kchidupan


(gunungan). manifestasi merupakan bentuk yang kegiatan manusia.
 Wadah atau bokor merupakan pusat segala kegiatan, dalam hal ini LIPI. Hal
ini berdasarkan SK Ketua LIPI No. 37 Kep.3 / 1975 (Sumber: Panduan Logo
LIPI Bandung, 2008)
2. 2. Profil Puslit Geoteknologi LIPI
2.2.1. Sejarah Berdirnya Puslit Geoteknologi LIPI
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI sebelumnya bernama Lembaga
Geologi dan Pertambangan Nasional (LGPN) yang didirikan pada 1 Agustus
1963, dan dipimpin oleh Prof. Dr. J.A. Katili sebagai Direktur. LGPN berada
dibawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dikenal sebagai LIPI.
LGPN didirikan dengan maksud untuk melaksanakan dan menyediakan
laboratorium bagi pengembangan ilmu-ilmu dasar dan terapan dalam bidang
Geologi, Pertambangan, dan Teknik Perminyakan. Pada awal
perkembangannya, lembaga ini aktif bekerja sama dengan Institut Teknologi
Bandung (ITB), yang membantu dalam pengembangnannya menuju suatu
pusat pendidikan yang kuat dalam bidang Geologi. Didirikan kampus lapangan
Karangsambung dimaksudkan sebagai tempat pendidikan dasar para calon ahli
geologi.
Fokus awal kegiatan penelitian LGPN pada era tahun 60’an sampai
dengan awal 1980 adalah penelitian tektonis kawasan tumbukan lempeng,
inventarisasi potensi hidrokarbon, penyusunan konsep pertambangan skala
kecil dan konsep pemanfaatan batubara dengan nilai bakar rendah. Pada tahun
1986, LIPI mengubah nama LGPN menjadi Puslitbang Geoteknologi LIPI atau
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi (P3G LIPI). Perubahan
nama dan struktur organisasi melalui re-organisasi kelembagaan dimaksudkan
untuk revitalisasi lembaga menghadapi dinamika perubahan baik perubahan
kondisi eksternal maupun internal. Pada masa itu, P3G LIPI mendirikan
Laboratorium Penginderaan jauh pada 1986 yang kemudian sekarang menjadi
standar dalam kegiatan penelitian.
SK Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) No.
1151/M/2001 tahun 2001 menandai era baru dimana Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geoteknologi (P3G LIPI) berubah nama menjadi Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI atau P2G LIPI dibawah Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan Kebumiaan LIPI. Pada awal pendirian P2G LIPI, kegiatan
penelitian difokuskan dalam bidang ilmu dasar deformasi kerak bumi,
eksplorasi mineral dan energi, hidrokarbon dan panas bumi dan geologi teknik.
Tercatat beberapa kegiatan penelitian geologi dan geofisika laut sejak awal
1990 dan berlanjut sampai sekarang. Beberapa hasil penting pada era tersebut
adalah penemuan sesar bawah laut Mentawai, penemuan double magma
chamber dibawah gunung api Anak Krakatau kemudian penemuan gunungapi
bawah laut dikawasan Sangihe, Sulawesi utara.
Mulai tahun 2000, P2G LIPI terlibat dalam penelitian kebencanaan
bekerjasama dengan Caltech, Texas, USA, diawali dengan penelitian
pemahaman pergerakan sesar Sumatera dan pemasangan GPS di Kepulauan
Mentawai untuk melakukan pengukuran pergerakan atau deformasi kerak
dikawasan tersebut. Sampai saat ini, sudah 52 unit GPS yang terpasang di
kawasan tersebut dan di daratan Sumatera. Melalui penelitian koral, dapat
dipelajari sejarah kegempaan di masa lalu di kawasan barat Sumatera dan
pemahaman perubahan iklim purba.
Hasil signifikan lainnya dari kerjasama riset dengan pihak Perancis
(Institut de Physique du Globe de Paris) sejak tahun 2005 adalah pencitraan
struktur seismik bawah permukaan sampai dengan kedalaman 50 km daerah
subduksi lempeng di kawasan perairan barat bagian utara Sumatera dan
perairan Kepulauan Mentawai guna mengungkapkan sumber
gempa megathrust dan tsunami. Data ini juga merupakan data seismik
penetrasi dalam yang pertama di dunia yang diakusisi sebelum gempa besar
terjadi sehingga sangat berguna untuk mengetahui struktur zona seismogenik
sebelum dan setelah terjadinya gempa besar (apabila nantinya terjadi).
Kerjasama ini juga menjadi bukti sinergitas antara lembaga penelitian dan
dunia industri khususnya industri migas.
Melalui Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014, Pusat Penelitian
Geoteknologi mengalami perampingan struktur organisasi dalam rangka
menghadapi perubahan lingkungan global dan meningkatkan daya guna serta
hasil guna penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan di bidang penelitian
ilmu pengetahuan. Saat ini tugas Pusat Penelitian Geoteknologi adalah
melaksanakan penelitian di bidang geoteknologi, dengan rencana penelitian
fase 3 RPJMN 2015-2019 :
1. Pengurangan risiko bencana geologi dan iklim;
2. Ketersediaan air baku;
3. Optimalisasi fungsi lahan dan lingkungan;
4. Ketahanan mineral dan energi.

2.2.2. Visi dan Misi Puslit Geoteknologi LIPI


VISI:
 Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan bidang geoteknologi
untuk meningkatkan daya saing bangsa
 Menjadi institusi riset terpercaya yang berperan dalam memberikan
solusi permasalahan di bidang Geoteknologi
Visi tersebut dimaknai sebagai berikut:
 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, adalah instansi pemerintah
yang tugas dan fungsinya melakukan tugas pemerintahan di bidang
penelitian ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi;
 Berkelas dunia, dimaksudkan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
mendapat pengakuan Internasional yang mencerminkan kedaulatan
dalam bidang ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi;
 Penelitian, merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis,
dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektf
untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis;
 Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi,
merupakan kegiatan pengembangan hasil penelitian sehingga
diperoleh teori baru dan invensi yang mendukung pemanfaatan IP
oleh stakeholder;
 Pemanfaatan ilmu pengetahuan di bidang geoteknologi,
dimaksudkan bahwa hasil-hasil penelitian LIPI dimanfaatkan oleh
stakeholder untuk kemandirian bangsa;
 Daya saing bangsa, dimaksudkan sebagai kemampuan/kapasitas
bangsa dalam hubungan antar negara berbasis pada hasil penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan di bidang
geoteknologi;
 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI melakukan penelitian bidang
geoteknologi yang menghasilkan informasi ilmiah yang dapat
dipercaya didukung oleh sarana dan prasarana kerja modern;
 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI memfokuskan kegiatan
penelitian pada bidang geoteknologi untuk mendukung pengurangan
risiko bencana geologi, iklim dan lingkungan dan pemanfaatan
sumberdaya kebumian;
 Hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI bermuara kepada
peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana geologi, iklim
dan lingkungan, dengan dukungan sumberdaya kebumian yang
lestari.

Penjelasan terhadap Misi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dapat
dijelaskan seperti di bawah ini.
 Menciptakan invensi ilmu pengetahuan bidang geoteknologi yang
dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi bangsa, dimaksudkan untuk menjawab Nawacita 6 yaitu
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional, serta nawacita 7 yaitu mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik;
 Mengembangkan ilmu pengetahuan bidang geoteknologi yang
bermanfaat untuk konservasi dan pemanfaatan Sumber Daya
berkelanjutan, dimaksudkan untuk turut menjaga kelestarian sumber
daya Indonesia dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat
Indonesia;
 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia melalui
aktivitas Ilmiah di bidang geoteknologi, dimaksudkan untuk
mendukung Nawacita 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.

2.2.3. Fungsi dan Tugas Pokok Puslit Geoteknologi LIPI


Sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, maka ruang lingkup tugas dan fungsi Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI diuraikan sebagai berikut:
Pusat Penelitian Geoteknologi mempunyai tugas melaksanakan
penelitian di bidang geoteknologi.
Pusat Penelitian Geoteknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian di
bidang geoteknologi;
b. penelitian di bidang geoteknologi;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian di bidang
geoteknologi; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha.

2.2.4. Struktur Organisasi Puslit Geoteknologi LIPI

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Geoteknologi LIPI


Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikepalai
oleh Pusat Penelitian Geoteknologi. Pusat Penelitian Geoteknologi dibagi
menjadi dua bagian yaitu Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian
dan Bagian Tata Usaha. Pada bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil
Penelitian terdapat dua subbidang yaitu sub bidang diseminasi dan kerjasama
serta subbidang pengelolaan hasil penelitian. Pada bidang tata usaha terdapat
tiga subbidang yaitu subbagian keuangan, subbagian kepegawaian dan
subbagian sarana dan umum. Selain itu terdapat kelompok jabatan fungsional
yang terdiri dari Poklit G & G, Poklit Getan, Poklit KAL, Poklit GiTR, dan
Poklit MiNer.

2.2.5. Fasilitas Puslit Geoteknologi LIPI


a. Laboratorium Fisika Sumber Daya Geologi
b. Laboratorium Kimia Sumber Daya Geologi
c. Laboratorium Geologi Teknik
d. Laboratorium Sedimentologi
e. Laboratorium Geofisika
f. Laboratorium Geomatika dan Komputasi

2.2.6. Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi LIPI


a. Publikasi Jurnal Nasional
b. Publikasi Jurnal Internasional
c. Makalah Prosiding Nasional
d. Makalah Prosiding Intenasional
e. Penerbitan Buku Majalah Ilmiah
f. Laporan Penelitian
Terdapat beberapa contoh hasil penelitian yang telah dicapai yaitu :
a. GeoArkeologi menguak misteri Situs Gunung Padang
Tim LabEarth mengembangkan metode geologi – geofisika terintegrasi
untuk studi gempa, tsunami dan aplikasi di bidang tinggalan purbakala.
Tim berhasil membuktikan bahwa situs megatilik gunung padang tidak
hanya 3 hektar nempati puncaknya saja tetapi melampar ke bawah
menutupi seluruh badan bukit seluas minimal 15 hektar kemudian
pemindaian geofisika bawah permukaan dengan georadar, geolistrik,
geomagnet dan juga pemboran memperlihatkan keberadaan lapisan batuan
bukan alami, alias buatan / ubahan karya manusia dalam beberapa periode.
b. Geolistrik multichannel
Geolistrik multichannel ini merupakan pengembangan dari geolistrik
konvensional, dimana geolistrik konvensional hanya terdiri dari 4
elektroda. Geolistrik multichannel menggunakan banyak multi elektroda,
dua elektroda sebagai transmitter dan beberapa (8) elektroda lainnya
sebagai receiver, pemindahan elektroda secara otomatis diatur program.
Dalam Geolistrik multichannel ini dapat mengetahui eksplorasi minyak
bumi bawah permukaan dangkal (0-1000 meter)
c. Kajian Geologi Teknik amblasan Tanah (Land Subsidence) di Kota
Semarang
Hasil kajian pusat penelitian geoteknologi menunjukkan bahwa dampak
bencana amblesan tanah dapat dikurangi dengan menerapkan strategi
mitigasi yang sesuai. Upaya ini perlu didukung dengan penegakan
peraturan perundangan dan peraturan turunannya yang berkaitannya
dengan pengembangan wilayah. Peranan institut riset, pemangku
kepentingan dan masyarakat diperlukan untuk menjabarkan hasil hasil
penelitian kedalam pedoman teknik upaya mitigasi. Investigasi geologi
teknik yang digunakan berupa uji CPTu, Pemboran teknik, dan geolistrik.

Anda mungkin juga menyukai