TINJAUAN UMUM
2.1 Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK)
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik
Puspiptek didirikan pada tahun 1976 atas gagasan Menteri Riset Republik
Indonesia, saat itu, yakni Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo dan pelaksanaanya
direalisasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi RI Prof. Dr.-Ing.
B.J. Habibie. Dengan tujuan untuk mendukung proses industrialisasi di Indonesia
maka Puspiptek dirancang untuk menjadi kawasan yang mensinergikan SDM
terdidik dan terlatih, peralatan penelitian dan pelayanan teknis yang paling
lengkap di Indonesia serta teknologi dan keahlian yanq telah terakumulasikan
selama lebih dari seperempat abad.
LIPI
Pusat Penelitian Fisika.
Pusat Penelitian Kimia.
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian.
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi.
Pusat Penelitian Metalurgi.
BATAN
BPPT
Pusarpedal
1.
2.
3.
yang menggantikan Ir. Ijos R Subki, M.Sc. Kepala Batan saat ini sdh dijabat Dr.
Hudi Hastowo.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia
diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan
tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5
Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi
nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan
berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada
tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di
Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa
yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga
Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA,
Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas
penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan
reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu
dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang
ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir
(BAPETEN).
Tahun
1954
1958
1964
1965
1966
1967
1968
1970
1971
1972
1979
1984
1987
1988
1989
1984
1987
1988
Sejarah
Peresmian pengoperasian Instalasi Radiosotop dan Radiofarmaka,
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden
RI
1990
1992
1994
1995
1996
1997
1998
2000
2001
2003
Sejarah
Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman pangan nasional
menggunakan teknik nuklir.
2005
2008
2012
2014
2.1.2
km x 5 km, dengan posisi lokasi sekitar 6 1930 - 6 2212 LS dan 106 3824 106 4106 BT. Secara topografis daerah penelitian KNS-KPS dan sekitarnya
terletak pada ketinggian antara 44 m hingga 88 m di atas permukaan air laut ratarata. Daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten, dan
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (Gambar 1).
Gambar 2.1 Peta situasi dan topografi daerah Serpong dan sekitarnya
Kawasan PUSPIPTEK Serpong dan sekitarnya, terletak di cekungan Jawa
Barat bagian utara yang merupakan daerah peralihan antara Zona Bogor dengan
dataran rendah Jakarta. Pemetaan Geologi Lingkungan Kawasan Puspiptek
Serpong dan Sekitarnya sebagai Penyangga Tapak Disposal Demo umumnya
berarah jurus barat laut-tenggara (NW-SE).
2.1.3
dalam dan luar negeri diselenggarakan dengan tujuan untuk alih pengetahuan dan
teknologi nuklir, peningkatan kemampuan, keterampilan dan kualitas SDM
BATAN dalam mengoptimalkan pendaya gunaan potensi litbangyasa. Progran
kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan hasil litbangyasa
BATAN, mendorong tumbuhnya usaha baru untuk usaha kecil dan menengah serta
meningkatkan inovasi teknologi di kalangan masyarakat.
Tabel 2.2 Pemasaran PT Badan Tenaga Atom Nasional
DALAM NEGERI
Institusi
31 Perguruan Tinggi
22 Pemerintahan Daerah
10 Rumah Sakit
Departemen Kesehatan
BBIK, DEPERINDAG
Bidang / Materi
Pendidikan, penelitian & pengembangan pemanfaatan
tenaga nuklir.
Pemanfaatan iptek nuklir dalam menunjang program
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemanfaatan produk dan peralatan hasil litbang nuklir
di bidang kesehatan.
Pengembangan dan pengawasan penggunaan tenaga
nuklir di bidang kesehatan.
Litbang di bidang industri dan perdagangan.
padat
3
19,1 gcm
17,3 gcm3
1405,3 K,1132,2 C,2070 F
4404 K,4131 C,7468 F
9,14 kJmol1
417,1 kJmol1
27,665 Jmol1K1
Tekanan uap
P (Pa)
10
100
1k
10 k
100 k
at T (K)
2325
2564
2859
3234
3727
4402
Sifat atom
Jari-jari atom
Jari-jari kovalen
6, 5, 4, 3[1]
(Oksida basa lemah)
1,38 (skala Pauling)
pertama: 597,6 kJmol1
ke-2: 1420 kJmol1
156 pm
1967 pm
186 pm
Bilangan oksidasi
Elektronegativitas
Energi ionisasi
Lain-lain
Struktur kristal
Pembenahan magnetik
Keterhambatan elektris
Konduktivitas termal
Ekspansi termal
Kecepatan suara (batang ringan)
Modulus Young
Modulus Shear
Bulk modulus
Rasio Poisson
Nomor CAS
Ortorombik
paramagnetik
(0 C) 0,280 m
27,5 Wm1K1
(25 C) 13,9 mm1K1
(20 C) 3155 ms1
208 GPa
111 GPa
100 GPa
0,23
7440-61-1
2.1.6
A.
ditambang dari alam. Uranium yang ditambang dari alam serta dikenal sebagai
uranium alam tersusun atas U-238 dan U-234 dengan komposisi 99,284%,
0,711%, dan 0,005% (persen berat).
Pembuatan bahan bakar reaktor dari sejak penambangan memerlukan
beberapa tahapan proses. Bijih uranium hasil penambangan diolah menjadi tepung
U3O8 yang biasa disebut yellow cake karena berwarna kuning yang kemudian
dimurnikan dan dikonversi menjadi gas uranium hexaflorida (UF6) dengan
kandungan U-235 0,7% dari total uranium.
sekitar 4 m, susunan pellet berselonsong ini dinamakan batang bahan bakar (fuel
rod). Fuel rod ini kemudian disusun lagi menjadi elemen bahan bakar (fuel
element atau fuel assembly). Elemen - elemen bakar ini kemudian disusun di
dalam bejana reaktor untuk membentuk inti reaktor (reactor core).
B.
Reaktor Nuklir
Reaktor menurut arti sesungguhnya adalah tempat berlangsungnya reaksi.
Apabila ditinjau berdasarkan pada proses reaksinya maka ada beberapa jenis
reactor, yaitu : reactor kimia, reactor bakar dan reactor nuklir. Reaktor nuklir
adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Reaktor nuklir sudah banyak
digunakan baik di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Reaktor
yang beroperasi di dunia sebagian besar digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN).
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir
paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian
digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian.
Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium
sebagai bahan senjata nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir,
dan sering dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa
kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara
yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan
teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti
lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit
thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya
dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya FarnsworthHirsch fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan
radiasi neutron.
Energi potensial nuklir adalah energi potensial yang terdapat pada partikel
di dalam nukleus atom. Partikel nuklir seperti proton dan neutron tidak terpecah di
dalam proses reaksi fisi dan fusi, tapi kumpulan dari mereka memiliki massa lebih
rendah daripada jika mereka berada dalam posisi terpisah/ sendiri-sendiri. Adanya
perbedaan massa ini dibebaskan dalam bentuk panas dan radiasi di reaksi nuklir
(panas dan radiasinya mempunyai massa yang hilang, tapi terkadang terlepas ke
sistem, dimana tidak terukur). Energi matahari adalah salah satu contoh konversi
energi ini. Di matahari, proses fusi hidrogen mengubah 4 miliar ton materi surya
per detik menjadi energi elektromagnetik, yang kemudian diradiasikan ke angkasa
luar.
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana
dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang
berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih
dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila
partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali
mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom
baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi
nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan
gamma yang sagat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi
fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan
pembangkit listrik tenaga nuklir.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan
Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi
nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).
Berdasarkan fungsinya reactor nuklir dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
2.
Ada perbedaan antara kedua reaktor ini, yaitu pada reaktor penelitian yang
diutamakan adalah pemanfaatan yang dihasilkan dari reaksi nuklir untuk
keperluan berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Sedangkan panas yang
dihasilkan dirancang sekecil mungkin, sehingga dapat dibuang ke lingkungan.
Pada reaktor daya yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan
tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin, sedangkan neutron
yang dihasilkan sebagian diserap dengan elemen kendali, dan sebagian diubah
menjadi neutron untuk berlangsungnya reaksi berantai.
RSG G.A Siwabessy merupakan salah satu reactor riset yang mempunyai
daya nominal 30 Mw dan menggunakan bahan bakar uranium dengan perkayaan
rendah. Raktor ini mulai dibangun tahun 1983 dan diresmikan operasinya padda
tanggal 20 agustus 1987 oleh Presiden Republik Indonesia. Nama G.A siwabessy
diberikan sebagai penghormatan atas jasa Prof. G.A Siwabessy sebagai perintis
kegiatan tenaga nuklir di Indonesia.
RSG G.A Siwabessy merupakan reactor jenis kolam, berbahan bakar jenis
MTR dalam bentuk disperse U3O8Al dengan perkayaan lebih kecil dari 20 % U235 dalam kelongsong Al. reactor ini dengan nominam 30 Mw dapat
menghasilkan netron termal di fasilitasi iradiasi sebesar 2 x 1014n/cm2det.
RSG G.A Siwabessy mempunyai system keselamatan yang sangat baik,
dimana apabila terjadi kegagalan pada system reactor, maka system proteksi
reactor menanggapi kegagalan tersebut dengan tindakan penyelamatan otomatis
berupa pemadaman reactor dan diikuti tindakan lain yang disesuaikan dengan
sebab kegagalan system tersebut.
RSG G.A Siwabessy didesain dan dipasok oleh perusahaan interatom
GmbH yang sekarang bergabung menjadi Siemens AG dari republic Federasi
jerman. RSG G.A Siwabessy dengan seluruh fasilitas pendukungnya akan
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Fasilitas reactor serbaguna digunakan selain untuk kegiatan litbang
bidang teknologi nuklir juga untuk melayani kegiatan iradiasi nuklir.
2. Fasilitas Power ramp Test atau fasilitas uji daya ramp adalah fasilitas
iradiasi dengan loop pendingin yang digunakan untuk menguji pin
elemen bakar reactor daya jenis PWR/BWR pada daya yang berubahubah.
3. Fasilitas Radiografi Neutron adalah fasilitas yang digunakan untuk
melakukkan radiografi material dengan menggunakan berkas neutron.
4. Fasilitas Cyrano dan Chouca Rig adalah fasilitas uji (statis) pin elemen
bakar reactor daya. Fasilitas ini berupa sebuah rig yang dapat dibongkar
pasang di dalam kolam reactor secara vertical dan choucha rig adalah
fasilitas iradiasi untuk uji bahan struktur reactor.
5. Fasilitas iradiasi untuk analisis aktivasi neutron (AAN). AAN adalah
suatu teknis analisis dengan membuat bahan uji menjadi radioaktif
dengan iradiasi neutron.
6. Fasilitas silicon Doping adalah fasilitas yang digunakan untuk
mengiradiasi kristal tunggal silicon menjadi bahan semikonduktor.
7. Fasilitas produksi radioisotope adalah fasilitas proses fisi maupun
aktivasi je uik
8. A nis radioisotope untuk keperluan medis ( Tc-99m, I-125, I-131,dll)
9. Fasilitas system rabbit, ini digunakan untuk melakukan aktivasi neutron
dan produksi radioisotope dengan waktu radiasi pendek. Ada 2 sistem
rabbit, yaitu hydraulic dan pneumatic.
Berdasarkan bahan pendingin yang digunakan :
1. Reaktor berpendingin air, meliputi reaktor jenis PWR (Pressurized
Water Reactor = reaktor air tekan), BWR (Boiling Water Reactor =
reaktor air didih), GMBWR (Graphite Moderated Boiling Water
Reactor = reaktor air didih moderasi grafit), PHWR (Pressurized Heavy
Water Reactor = reaktor air berat tekan).
2. Reaktor berpendingin gas, gas yang biasa digunakan adalah CO2 dan
N2. Reaktor yang termasuk dalam jenis ini adalah MR (Magnox
Reactor = reaktor magnox) dan AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor =
reaktor maju berpendingin gas).
Berdasarkan bahan moderator (pemerlambat) yang digunakan :
1. Reaktor air ringan : bahan moderasi yang digunakan adalah air ringan.
Reaktor dalam kelompok ini adalah : PWR, BWR, BMBWR.
2. Reaktor air berat : bahan moderasi yang digunakan adalah air berat (air
yang mempunyai kandungan Deuterium lebih besar daripada air
ringan). Reaktor dalam kelompok ini adalah : PHWR dan Reaktor
Candu (Canadium-Deuterium-Uranium).
3. Reaktor grafit : bahan moderasi yang digunakan adalah grafit. Reaktor
dalam kelompok ini adalah : MR, AGR, dan RBMR (reaktor yang
digunakan oleh Rusia).
C.
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali
di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,
dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami
fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U.
Elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam
kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi
nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat
memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron
yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai
moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan
kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir
dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai
yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk
memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-
neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering
digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
masyarakat
dan
lingkungan.
Berdasarkan
Undang-Undang,
Tugas Pokok
Melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga
Fungsi
Perumusan kebijaksanaan nasional di bidang pengawasan pemanfaatan
administrasi,
pengendalian
dan
pengawasan
Tujuan
di
lingkungan
dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam
tubuh.
2.1.7.2 Efek Radiasi
Radiasi dapat berinteraksi langsung dengan molekul tubuh dan
merusaknya. Pada prinsipnya DNA tubuh memiliki kemampuan mengagumkan
untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat radiasi. Jika DNA mengalami
kerusakan, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu kerusakan akan diperbaiki
sebelum siklus tumbuh sel tubuh selesai. Jika tidak, maka sel akan mati. Terdapat
pula kemungkinan lainnya yaitu sel akan selamat tapi berperilaku menyimpang
akibat kerusakan DNA yang dikkenal dengan istilah mutasi. Sel dengan DNA
mutsi ini bias terus tumbuh sehingga bisa menimbulkan kanker.
a. Efek langsung
Pengaruh langsung akibat menerima dosis radiasi yang sangat besar dalam waktu
singkat bisa berupa terbakar, terjadi perubahan komponen darah, kelelahan, diare,
pusing, dan kematian. Pengaruh ini akan berkembang dalam satuan jam, hari, atau
minggu yang bergantung pada dosis radiasi yang diterima.
b. Efek tertunda
Katarak akan timbul dalam waktu berbulan-bulan atau beertahun-tahun setelah
lensa mata menerima dosis radiasi 200-300rem demikian juga kanker mungkin
timbul 10-15 tahun setelah tubuh menerima dosis radiasi.
2.1.7.3 Pemanfaatan Radiasi
a.
Bidang Medis
Radiasi pengion bisa dimanfaatkan dengan banyak cara di biidang
b.
Bidang industry
system sirkulasi pendingin, yaitu primer dan sekunder. Sirkulasi pendingin primer
berhubungan langsung dengan sumber panas. Sirkulasi pendingin sekunder dibuat
bertekanan tinggi sehingga tidak akan mendidih walaupun berada dalam
temperature yang sangat tinggi. Panas dari system pendingin primer dialirkan ke
system sekunder. Air dalam system sekunder ini akan berubah menjadi uap dan
kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin generator dan menghasilkan
listrik.
Dalam PWR, kalor yang dihasilkan dalam batang-batang bahan bakar
diangkut keluar dari teras reaktor oleh air yang terdapat di sekitarnya (sistem
pendingin primer). Air ini secara terus-menerus dipompakan oleh pompa primer
ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor (sistem pendingin primer).
(condenser) dan kemudian dikembalikan lagi ke alat penukar panas oleh pompa
sekuder.
2.1.8 Produk Pabrik PT. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
2.1.8.1 RADIOISOTOP & RADIOFARMAKA
A.
Radioisotop
Bidang Kesehatan
Radioisotop dapat digunakan untuk radioterapi, seperti larutan iodium-131
(Na1311) untuk terapi kelainan tiroid dan fosfor-32 (Na2H32PO4) yang merupakan
radioisotop andalan dalam terapi polisitemia vera dan leukimia. Selain itu,
radioisotop juga dapat digunakan untuk radiodiagnosis seperti teknesium-99m
(Na99mTcO4) untuk diagnosis fungsinya dan anatomis organ tubuh, sedangkan
studi sirkulasi dan kehilangan darah dapat dilakukan dengan radioisotopkrom-51
(Na251CrO4).
Bidang Pertanian
Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi
pemupukkan tanaman adalah fosfor-32(32P). Teknik perunut dengan radioisotop
akan memberikan cara pemupukkan yang tepat dan hemat.
Bidang Hidrologi
Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk
mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air dalam tanah, dan rembesan.
Kebocoran dan serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah dapat dideteksi
menggunakan radioisotop iodium-131 dalam bentuk senyawa CH3 131l, sedangkan
lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan laju pengendapan dapat diukur
menggunakan krom-51 dan brom-82 masing-masing dalam bentuk senyawa
K251Cr2P7 dan K82Br.
Bidang Industri
Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada
tahap-tahap kontruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan
dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta
instalasi kilang minyak. Selain bagian-bagian kontruksi besi yang dianggap kritis,
teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta
uji terhadap kekerasan dan keretakkan pada kontruksi beton. Radioisotop yang
sering digunakan adalah kobal-60(60Co). Dalam bidang industri, radioisotop
digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas
dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan
radioisotop iodium-131 dalam bentuk senyawa CH3131l.
Radioisotop seng-65 (65Zn) dan Fosfor-32
Merupakan perunut yang sering digunakan dalam penetuan efisiensi proses
industri, yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time
distribution (RTD). Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter,
menetukan volume bejana tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat
jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241
(241Am) dan cesium-137 (137Cs).
B.
Radiofarmaka
Radiofarmaka yang diproduksi oleh BATAN dan telah dipasarkan serta
bidang
persandian,
- Rb-86
- Au-198
a.
RENOGRAPH
Renograph berfungsi untuk pemeriksaan fungsi ginjal dengan menggunakan
THYROID UP-TAKE
Thyroid Up-take atau uji tangkap gondok digunakan untuk pemeriksaan
NCS (Nucleonic Control System) di industri kertas yang lazim disebut Basis
Weight, moisture and Ash Control System. Sistem ini terpasang secara on-line
tanpa mengganggu proses produksi, dari tampilan layar monitor tergambar grafik
dan profil aktual pengukuran. Bila penyimpangan terjadi, maka DCS/NCS secara
otomatis mengadakan pengendalian ke persediaan bahan baku dengan membuka
dan menutup valve secara proporsional.
d.
APPRON TIMBAL
Prinsip proyeksi radiasi bahwa dosis radiasi sekecil apapun harus dihindari.
Karena efek stokastik (genetik) mempunyai peluang timbul akibat perubahan sel
normal walaupun pada dosis rendah dan tidak mengenal dosis ambang. Maka
operator, pembantu operator, lingkungan dan bagian vital pasien harus dilindungi
dari radiasi yang tidak perlu. Untuk menghidari resiko tersebut maka instalasi
medik/rumah sakit yang memakai pesawat Sinar-X/sumber radiasi harus
menyediakan peralatan pelindung.
Aplikasi
Monitoring dan Kontrol pada Sistem Active Wastee Water Storage Reaktor
e.
f.
radiografi Sinar-X dan spot film device untuk keperluan diagnosis kelainan pada
tubuh manusia dengan pengaturan posisi kemiringan tertentu sesuai kebutuhan
radiolog atau operator radiografi
Perangkat Meja Radiologi Diagnostik tumpuan tunggal tersebut memiliki
daya sebesar 1500 watt, berat total 500 kg dan dimensi P x L x T: 2000 x 800 x
880 mm, dengan kemampuan tilting - 150 pada posisi horizontal dan 900 pada
posisi vertikal. Kegiatan inovasi ini dilakukan dalam rangka kerjasama antara
PMBI-BATAN dengan Trophy rajawali Indonesia.
h. X-RAY INDUSTRI
Peralatan dari sistem radiografi ini terdiri dari pembangkit sinar-X, unit
perisai radiasi, sistem kendali dan unit pencitra yang berbasis image intensifier
sinar-X, sedang pada unit tegangan tinggi dilengkapi dengan sistem pendingin
kapasitas 5,1 lt/menit dengan suhu 250C pada suhu lingkungan 35 - 450C. Juga
pada isntalasi sistem radiografi real time tersebut dilengkapi dengan sejumlah
sensor dan inter-lock untuk keamanan dan keselamtan baik orang maupun
peralatan.
Sistem radiografi real-time untuk inspeksi produk industri manufaktur
diperlukan dengan inspeksi roda (velg) secara tidak merusak (nondestructive
evaluation). Generator Sinar-X beroperasi secara kontinyu padategangan tinggi 74
KV, 3 mA dan mampu menembus ketebalan hingga 18 mm.
Sistem radiografi tersebut menunjang proses inspeksi produk secara tak
merusak untuk mendukung gugus kendali mutu manufaktur. Unjuk kerja sistem
resolusinya dari 100 - 800 lines/inchi dan secara visual mampu membedakan
sejumlah cacat internal pada produk roda alluminium (Velg-Al). Sistem radiografi
tersebut sudah dipergunakan oleh PT. Pakoakunia.
i.
X-RAY KEDOKTERAN
Pesawat sinar-X tipe XR-2302 dirancang khusus untuk keperluan radiografi
2.1.9
produksinya. Unit U]utilitas pada pabrik PT.BATAN terdiri dari dua utilitas yaitu
air dan listrik. Air yang dibutuhkan mempunyai kapasitas pendinginan per unit
mesin adalah
liter/menit. Sedangkan kapasitas air dingin yang dibutuhkan koil pendingin untuk
sistem tata udara adalah sebesar 7368 liter/menit dan CWS sebanyak 1264
liter/menit. Listrik yang dibutuhkan yaitu dari 4500 kVA menjadi 3000 kVA
terhadap komposisi pasokan daya untuk panel distribusi darurat. Pembahasan
mencakup kapasitas daya pada masing-masing busbar darurat dari ke tiga jalur
distribusi Train A, Train B, dan Train C kapasitas daya tersedia dari PLN dan
Genset, kapasitas pembatasan daya MCB, beban terpasang dan daya maksimum.
2.1.10 Pengolahan Lingkungan Pabrik PT. Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
Dengan Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR) dan fasilitas
pendukung lainnya, PLTR mampu melayani pengolahan limbah radioaktif padat
dan cair yang berasal dari Pengusaha Instalasi Nuklir atau pengguna zat radioaktif
baik di BATAN maupun dari luar BATAN seperti industry, rumah sakit, lembaga
penelitian dan lain-lain.
2.1 Fasilitas
Evaporator
Fasilitas ini mengelolah limbah cair anorganik aktivitas rendah, dan sedang
dengan cara pengupan pada temperatur 1000C. Fasilitas ini memiliki
penampungan limbah radioaktif cair anorganik pra olah dengan kapasitas 200 m 3
dan mampu mengevaporasi limbah sebanyak 0,75 m3/jam. Hasil olahan berupa
konsentrat limbah radioaktif yang selanjutnya diimmobilisasi dengan matriks
semen dan destilat yang dapat dibuang ke lingkungan.
Kompaktor
Fasilitas ini mengkompaksi limbah padat dapat mampat aktivitas rendah dan
sedang dengan gaya 600 kN dan kemudian hasil kompaksi diimmobilisasi di
dalam matriks semen. Kapasitas proses unit kompaksi optimum adalah 14 drum
100 liter terkompaksi di dalam 2 drum 200 liter perminggu.
Chemenical Treatment
Instalasi ini mengolah limbah cair korosif aktivitas rendah sampai dengan
cara kimia (presipitasi, koagulasi dan flokulasi). Kapasitas optimum dari unit
chemenical treatment adalah 0,5 m3/hari dengan reactor batch berpengaduk.
Lumpur aktif atau sludge yang dihasilkan diimmobilisasi dengan matriks semen di
dalam wadah shell beton 950 liter.
Insenerator
1989
berubah nama menjadi PT. Rhone Poulene Agrocarb dengan akta pendirian No.
29. Kemudian pada tahun 2000 perusahaan ini merger dengan perusahaan
perancis yang cukup besar sehingga berubah nama menjadi PT. Aventis
CropScience Indonesia dengan akta pendirian No. 0-23505 HT.01.04 tahun 2000.
dengan semakin ketatnya persaingan formulasi maka perusahaan ini pada tanggal
1 Mei 2003 bergabung dengan perusahaan Jerman, PT Bayer Indonesia dengan
akta pendirian No.9. PT. Bayer Indonesia Surabaya plant-Bayer Crop Science
memiliki surat izin usaha tetap dengan No.42/M/K/1/1998 dan NPWP
01.000.128.7-609.001.
a.
Visi Perusahaan
Mewujudkan organisasi yang nihil kecelakaan melalui budaya berperilaku
Prinsip Perusahaan
1. Kami menjalankan bisnis dengan menghormati dan peduli terhadap
lingkungan
dengan
sepenuhnya
memperhatikan
kesehatan
dan
Kebijakan Perusahaan
melalui
program-program
audit
dan
standar-standar
internasional yang diakui seperti ISO 9001, ISO 14001 atau OHSAS
18001.
6. Memperhatikan masalah-masalah Kualitas, Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lungkungan Hidup dan dampak-dampaknya terhadap
praktek-praktek,
prosesproses
dan
produk-produk
agar
bisa
Keterangan
(m)
4.024
2.029
-
26,90
13,56
-
Tertutup
Tertutup
-
2.947
-
19,70
-
Paving/Beton
-
544
3,64
Rumput
5.416
36,20
100
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula.
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience, ini menggunakan struktur
organisasi berdasarkan produk yang diproduksi dan di masing-masing produk
tersebut memiliki strukturnya masing-masing.
Plant Manager
Plant secretary
Production Manager
Production Supervisor
QC In Line
Group Leader
Operator
QHSE Manager
QHSE Officer
QC Supervisor
QC Analis
Engineering Supervisor
Mechanic, electric,Civil
2.2.5
Ketenaga kerjaan
Kegiatan produksi PT Bayer Indonesia-Bayer Crop Sceince menggunakan
3 shift mulai pukul 07.00 sampai 07.00. Total tenaga kerja berjumlah 75 orang
mayoritas berpendidikan D3/S1 karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan
kualitas dan akurasi komposisi produk yang baik, disamping itu tingkat kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan karyawan cukup tinggi.
L
JM
K W L Lokal
Komputer Lokal
Harian
P
PPendidikan
WNA
Komputer
Harian
S
D
S
L
T
P
S
M D3/S1
A
1.Manager
ke atas
2.Staff
3.Karyawan
Total
- 4
9 2 11
60 - 60
11
60
26
19
11
15
73 2 75
75
26
19
30
Fasilitas Perusahaan
PT. Bayer Indonesia Bayer CropScience merupakan salah satu pabrik
yang memiliki tingkat pengamanan tinggi dari segala bentuk kecelakaan dan
pencemaran lingkungan. Kecelakaan sekecil apapun diarea pabrik akan dilaporkan
ke pihak manager yang kemudian akan diteruskan kepada pimpinan perusahaan
baik yang berada di Indonesia maupun yang di Jerman. Untuk menunjang
keamanan pabrik, terdapat fasilitas pendukung, antara lain :
a.
Pos Security
Pos
Security
adalah
gerbang
terdepan
di
lingkungan
PT
Bayer
Evacuation Point
Poliklinik
Poliklinik ini dibuka selama 24 jam setiap hari untuk mengantisipasi segala
Ambulan
Perusahaan ini dulu menggunakan sebuah mobil yang khusus dimodifikasi
Pompa hydrant
Pompa ini digunakan bila terjadi kebakaran dilingkungan pabrik. Pada bagian
belakang terdapat tangki yang berisi air hydrant cadangan berukuran 300m,
terdapat pula 3 kolam penampung sebagai tempat aliran air bekas memadamkan
kebakaran yang memungkinkan telah terkontaminasi pestisida.
f.
Smoke Detector
Smoke detector dipasang pada tiap ruangan yang berpotensi tinggi terjadi
kebakaran, alat ini akan berbunyi ketika menangkap adanya partikel asap.
g.
Eye Wash dan Emergency Shower adalah tempat untuk membersihkan mata
dan tubuh bila terkena zat berbahaya secara langsung, misalnya bahan aktif
pestisida. Alat ini diletakkan pada banyak tempat yang bertujuan jika terjadi
paparan, korban dapat dengan cepat memperoleh pertolongan awal dengan cara
dibersihkan
h.
Wear pack tersebut tidak boleh dibawa pulang, namun dicuci di laundry dalam
ruang ganti itu. Jadi, setiap hari para karyawan memakai wear pack yang bersih.
Dalam ruangan ini juga disediakan ruang mandi untuk karyawan.
j.
di seluruh area dari PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience. Alat ini berfungsi
untuk memadamkan kebakaran ringan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Alat ini
selalu ditaruh pada tempat yang terbuka, diberi tanda warna merah, dan mudah
dijangkau agar dengan mudah terlihat dan mudah untuk proses pengoperasian saat
terjadi kebakaran kecil
2.2.7 Uraian Proses
Secara umum, proses produksi di PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience
ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian powder (WP Plant), bagian liquid
(EC/SL Plant) dan pengatur tumbuh (PGR Plant)
a.
bagian
powder
ini
PT. Bayer
Indonesia-Bayer
CropScience
menghasilkan produk powder antara lain Antracol, Trivia, Melodi Dua, Confidor
WP, Sevin, larvin. Masing-masing produk juga mempunyai spesifikasi dan
kegunaanya masing-masing.
Proses produksi powder ini dapat dimulai dari penyiapan mesin produksi,
mesin packing, hingga proses penyiapan bahan baku. Misalnya kita ambil contoh
pemrosesan Antracol 70 WP. Bahan baku Antracol adalah Antracol Teknis dan
juga kaolin. Bahan aktif dari antracol adalah propineb, sedangkan fungsi dari
kaolin adalah sebagai zat pengisi dari produk tersebut.
Rawmaterial tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam feeding funnel.
Fungsi dari feeding funnel ini adalah sebagai tempat penampungan sementara
untuk menunggu proses pencampuran. Di dalam feeding funnel ini raw material
sudah bercampur namun tidak merata. Selain itu karena bahannya yang berupa
powder seringkali rentan menimbulkan debu. Untuk menjaga debu ini agar tidak
berhamburan keluar sehingga nantinya dapat meracuni para pekerja, dibutuhkan
dust catridge dan filter sebagai penyaring. Ukuran debu yang sangat kecil tentu
tidak mudah untuk melakukan proses penyaringan, sehingga dibutuhkan exhaust
untuk menyaring debunya. Debu yang dihisap ini akan dimasukkan ke dalam
police dust filter. Fungsi dari police dust filter ini adalah sebagai pemisah antara
debu dengan udara. Udara hasil penyaringan ini selanjutnya akan dibuang ke
udara terbuka melalui cerobong asap yang tinggi. Yang sebelumnya juga
dilewatkan ke carbon filter terlebih dahulu hasil saringan yang berupa debu akan
dilepaskan ke catridge clean untuk mengalami proses pembersihan debunya. Di
dalam catridgeclean ini debu akan mengalami proses mirip flushing yaitu
membutuhkan pelarut untuk membersihkan sisa debunya. Kembali lagi ke
pemrosesan material dalam feeding funnel. Material dalam feeding funnel ini akan
dikeluarkan menuju mixer, fungsi dari mixer ini adalah untuk meratakan proses
pencampuran. Material dalam mixer ini akan diratakan campurannya selama
beberapa waktu. Proses pencampuran ini akan menimbulkan debu akibat bahan
yang berbentuk powder. Debu yang terbentuk ini tentu saja juga mengandung
active ingredients yang apabila terhirup akan bersifat toksik. Debu ini juga akan
dihisap oleh exhaust dan akan dialirkan menuju feeding funnel untuk kemuduan
akan diproses ulang apabila memungkinkan.
Setelah mengalami proses mixing kemudian material akan dialirkan menuju
ribbon blender. Tempat di ribbon blender ini juga akan mengalami proses
pengadukan. Akan tetapi prosesnya juga membutuhkan material yang banyak
yaitu kurang lebih sebanyak tiga ton. Proses dalam ribbon blender ini juga akan
menghasilkan debu yang juga akan dihisap dan dialirkan menuju feeding funnel
untuk diproses ulang apabila masih memungkinkan.
Selanjutnya dari feeding funnel ini akan masuk ke proses pengisian. Alat proses
pengisian ini juga tetap mengalami pengadukan agar menjaga bahwa material
tetap tercampur dengan sempurna (menyempurnakan hasil produk finish good)
yang juga menghasilkan debu yang tentu saja akan dialirkan menuju feeding
funnel. Proses filling ini tidak memakai sistem pengaturan mesin secara manual,
akan tetapi mesin akan melakukannya secara otomatis.
Untuk filling produk yang berbentuk powder, digunakan alumunium bag.
Setelah proses filling selesai dan produk sudah menjadi finish good, sebelum
dipacking dalam kardus akan dicek terlebih dahulu berat nettonya. Misalkan
melakukan proses formulasi dengan netto 1 kilogram, maka untuk berat standar
dari perusahaan PT. Bayer Indonesia-Bayer CropSciense haruslah lebih dari 1
kilogram. Kelebihan ini berkisar antara 1-2 gram. Fungsi melebihkan ini adalah
untuk mengurangi resiko kurangnya berat netto akibat proses pengisian dengan
meggunakan mesin. Selain itu untuk perlindungan konsumen bahwa produk yang
dibeli sudah pasti 1 kilogram. Setelah dipacking dalam kardus akan disimpan
sementara dalam gudang logistik untuk menunggu proses pengiriman ke
customer.
b. Bagian Liquid (EC/SL Plant)
Proses awal mula pemrosesan produksi liquid adalah proses penimbangan
raw material dan solvent. Semua bahan baku tersebut sebelumnya tentu ada
wadah/packingnya. Wadah tempat raw material tersebut tidak dapat dipakai untuk
kegunaan lain selain sebagai tempat pestisida. Oleh karena itu kita tidak dapat
sebagai
tempat
penampungan
sementara
(karantina).
Tempat
penampungan ini ada dua tempat, yaitu BA 01 dan juga BA 02. produk yang
masih dikarantina yang memakai solvesso ini tentunya mudah menguap. Sehingga
untuk mengatasinya uap ini akan dihisap memakai exhaust dan akan dialirkan
menuju filterkarbonaktif. Filter ini berfungsi untuk menyerap uap dan menyaring
gas dari holding tank. Sama seperti fungsi dari karbon aktif yaitu sebagai filter
dari toksikan-toksikan yang dihasilkan dari active ingredients (A.I) tersebut.
Sehingga gas yang dilepaskan ke udara bebas menjadi lebih bersih dan tidak
mencemari lingkungan sekitar. Kemudian setelah ditampung di holding tank dan
siap untuk dilakukan proses filling. Untuk melakukan proses filling ke dalam
tincan maka produk tersebut akan dialirkan menuju alat pengisi Mesin filler ada 3
yaitu MEWES 1, MEWES 2 dan MEWES 3. Untuk mengatur proses filling sudah
digunakan sistem komputerisasi sehingga nantinya produk yang akan dituang ke
dalam tincan akan sesuai dengan tincan tersebut. Proses penimbangan ini akan
menimbulkan uap karena memang sifat bahan yang mudah menguap. Uap ini pun
akan dihisap di exhaust dan akan diproses menuju carbon aktif filter pula. Setelah
pemasangan tutup kap juga telah selesai. Produk yang berupa finish good akan
dipacking ke dalam karton box dan akan disimpan sementara dalam gudang
logistik sambil menunggu waktu pengiriman.
2.2.8 Ruang Lingkup Usaha
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience, bergerak di bidang produksi
pestisida dan membagi produk menjadi dua divisi yaitu :
a. Liquid
1) Baycarb 500 EC
2) Bayfidan 250 EC
3) Bayleton 250 EC
4) Baylucid 250 EC
5) Buldok 25 EC
6) Confidor 200SL
7) Decis 25 EC
8) Folicur 25 EC
9) Hopcin 460 EC
10) Hosthation E-xtra 212 EC
11) Hosthation 460 EC
12) Kiltop 50 EC
13) Lebaycid 50 EC
14) Patriot 50 EC
15)
Sherpa 50 EC
b. Powder
1) Antracol 70 WP
2) Trivia 73 WP
2.3
PT. Industri Gelas ( Iglas ) Persero
2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Iglas
Persero
Kantor
atau
Pabrik
terletak
di Jl.
Kapten
(a)
(b)
Gambar 2.11 (a) Pabrik Surabaya 1,2 ha (b) Pabrik Gresik 14,5 ha
semula.
Gambar 11.
Gambar 2.13 Bagan Struktur Organisasi PT. Iglas ( Persero ) Gresik, Surabaya
2.3.4 Sistem Pemasaran
Dalam mewujudkan ketersediaan produk Botol sesuai keinginan pelanggan,
atas peran serta pemerintah, karnah perusahaan ini adalah perusahaan Negara
yang segala kepelanggan dibawa oleh Negara.
2.3.5 Uraian Proses
2.3.5.1 Bahan Baku Produksi
Bahan Baku Utama :
1. Cullet / Beling
Alat ini sebagai alat penampung dan pencampur bahan baku sebelum
dilebur ke dapur peleburan.
2. Tanur/Dapur (Furnace)
Berfungsi sebagai tempat untuk melebur bahan baku dan dilelehkan
menjadi cairan gelas (melting glass). PT. IGLAS (Persero) memiliki 3 dapur
(furnace):
Dapur G-1, terletak di Gresik dengan kapasitas 200 ton per day.
Dalam dapur ini terdapat 3 forming machine. Sejak tahun 2006, dapur
Hingga saat ini, kapasitas produksi PT. IGLAS (Persero) hanya 265 ton per day.
dialirkan dan dibentuk menjadi potongan botol sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki melalui mesin pembentuk dengan cetakan (moulds).