Anda di halaman 1dari 55

BAB II

TINJAUAN UMUM
2.1 Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK)
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik
Puspiptek didirikan pada tahun 1976 atas gagasan Menteri Riset Republik
Indonesia, saat itu, yakni Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo dan pelaksanaanya
direalisasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi RI Prof. Dr.-Ing.
B.J. Habibie. Dengan tujuan untuk mendukung proses industrialisasi di Indonesia
maka Puspiptek dirancang untuk menjadi kawasan yang mensinergikan SDM
terdidik dan terlatih, peralatan penelitian dan pelayanan teknis yang paling
lengkap di Indonesia serta teknologi dan keahlian yanq telah terakumulasikan
selama lebih dari seperempat abad.

Program fokus kementrian Ristek :


1. Pembangunan ketahanan pangan.
2. Penciptaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
3. Pengembangan teknologi transportasi.
4. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Pengembangan teknologi kesehatan dan obat.
6. Pengembangan teknologi pertahanan.
7. Pengembangan material maju.

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) adalah nama


Kawasan Riset Terbesar di Indonesia yang dikenal sebagai Kawasan Puspiptek.
Kawasan Puspiptek terletak di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten menempati
areal seluas sekitar 660 hektar, terdiri dari dua lokasi utama: Laboratorium, Kebun
Propinsi dan Kompleks Perumahan Puspiptek. Institusi-institusi yang berlokasi di
Puspiptek dan lembaga risetnya antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

LIPI
Pusat Penelitian Fisika.
Pusat Penelitian Kimia.
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian.
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi.
Pusat Penelitian Metalurgi.
BATAN
BPPT
Pusarpedal

Keseluruhan 35 Laboratorium telah beroperasi, dan merupakan koordinasi


teknis antara LIPI, BPPT, BATAN dari Kementerian Riset dan Teknologi serta dua
laboratorium dibawah Kementerian Lingkungan Hidup yaitu Sarana Pengendalian
Dampak Lingkungan (Sarpedal), dan Pusdiklat Lingkungan.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (disingkat LIPI) merupakan
Lembaga Pemerintah Non Departemen Republik Indonesia yang dikoordinasikan
oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Kegiatan ilmiah di Indonesia
dimulai pada abad ke-16 oleh Jacob Bontius, yang mempelajari flora Indonesia
dan Rompiusdengan karyanya yang terkenal berjudul Herbarium Amboinese.
Pada akhir abad ke-18 dibentuk Bataviaasch Genotschap van Wetenschappen.
Dalam tahun 1817, C.G.L. Reinwardt mendirikan Kebun Raya di Bogor. Pada
tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Natuurwetenschappelijk Raad
voor Nederlandsch Indie. Kemudian tahun 1948 diubah menjadi Organisatie voor
Natuurwetenschappelijk onderzoek (Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu
Pengetahuan Alam, yang dikenal dengan OPIPA). Badan ini menjalankan
tugasnya hingga tahun 1956. Pada tahun 1956, melalui UU no. 6 tahun 1956
pemerintah Indonesia membentuk Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI)
dengan tugas pokok:
1. Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memberi pertimbangan kepada pemerintah dalam hal kebijaksanaan
ilmu pengetahuan.
Kemudian pada tahun 1962 pemerintah membentuk Departemen Urusan
Riset Nasional (DURENAS) dan menempatkan MIPI didalamnya dengan tugas
tambahan: membangun dan mengasuh beberapa Lembaga Riset Nasional. Dan
tahun 1966 pemerintah merubah status DURENAS menjadi Lembaga Riset
Nasional (LEMRENAS). Pada bulan Agustus 1967 pemerintah membubarkan
LEMRENAS dan MIPI dengan SK Presiden RI no. 128 tahun 1967, kemudian
berdasarkan Keputusan MPRS no. 18/B/1967 pemerintah membentuk Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan menampung seluruh tugas LEMRENAS
dan MIPI, dengan tugas pokok sebagai berikut:

1.

Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


berakar di Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan

2.

rakyat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.


Mencari kebenaran ilmiah di mana kebebasan ilmiah, kebebasan
penelitian serta kebebasan mimbar diakui dan dijamin, sepanjang

3.

tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.


Mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
(sejak 1991 tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh Menteri
Negara Riset dan Teknologi dengan Keppres no. 179 tahun 1991).

Sejalan dengan perkembangan kemampuan nasional dalam bidang ilmu


pengetahuan dan teknologi, organisasi lembaga-lembaga ilmiah di Indonesia telah
pula mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Oleh sebab itu dipandang perlu
untuk mengadakan peninjauan dan penyesuaian tugas pokok dan fungsi serta
susunan organisasi LIPI sesuai dengan tahap dan arah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka Keppres no. 128 tahun 1967, tanggal 23
Agustus 1967 diubah dengan Keppres no. 43 tahun 1985, dan dalam rangka
penyempurnaan lebih lanjut, tanggal 13 Januari 1986 ditetpkan Keppres no. 1
tahun 1986 tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan terakhir dengan
Keppres no. 103 tahun
Pusat Penelitian Fisika adalah nama baru dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Fisika Terapan (P3FT) yang sebelumnya merupakan perubahan
dari Lembaga Fisika Nasional (LFN) berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 1
tanggal 13 Januari 1986. Lembaga ini merupakan salah satu Pusat Penelitian
dibawah naungan Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI). Tujuan dan lingkup Puslit Fisika diarahkan pada usaha untuk
mendukung pembangunan nasional melalui riset pengembangan sumber daya
alam, terutama yang terkait dengan ilmu fisika, menuju Indonesia sebagai negara
industri.
Badan Tenaga Nuklir Nasional, disingkat BATAN, adalah Lembaga
Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga
nuklir. Kepala BATAN sejak 5 Juli 2002 adalah Dr. Soedyartono Soentono, M.Sc.

yang menggantikan Ir. Ijos R Subki, M.Sc. Kepala Batan saat ini sdh dijabat Dr.
Hudi Hastowo.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia
diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan
tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5
Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi
nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan
berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada
tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di
Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa
yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga
Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA,
Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas
penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan
reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu
dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang
ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir
(BAPETEN).
Tahun
1954
1958

Tabel 2.1 Sejarah Puspiptek


Sejarah
Pembentukkan Panitia Negara untuk Penyelidikkan Radioaktivitiet
Pembentukkan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No.
65 Tahun 1958)

1964
1965

1966
1967
1968
1970
1971
1972
1979
1984
1987
1988
1989

1984

Penetapan UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan - ketentuan Pokok


Tenaga Atom 1964
Peresmian Pusar Reaktor Atom Badung dan Pengoperasian Reaktor
Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta Perubahan nama
Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
Pembentukkan Pusat Penelitian Tenaga ATom (PPTA) Pasar Jum;at,
Jakarta 1966
Pembentukkan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI
Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung
Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW
Pembentukkan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN)
Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di
PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 ke V di PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan
daya 30 MW
Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di
PPTA Serpong oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Instalasi Radiosotop dan Radiofarmaka,
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden
RI
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 ke V di PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI

1987

Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan


daya 30 MW

1988

Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di


PPTA Serpong oleh Presiden RI

Sambungan Tabel 2.1 Sejarah Puspiptek


Tahun
1989

Sejarah
Peresmian pengoperasian Instalasi Radiosotop dan Radiofarmaka,
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden
RI

1990

Peresmian Instalasi Radiometarulugi, Instalasi Keselamatan dan


Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

1992

Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi


Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan
Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

1994

Peresmian pengoperasian Mesin Bekas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar


Jumat oleh Presiden RI

1995

Dalam memperingati HUT RI ke 50, Batan berhasil melaksanakan


Whole Indonesian Core untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.

1996

Pembentukkan PT Batan Teknologi (Persero), Divisi : Produksi Elemen


Bakar Reaktor, Produksi Radiosotop, Produksi Instrumentasi dan
Rekayasa Nuklir.

1997

Penetapan UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga nukliran yang


memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga
nuklir.

1998

Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga Nuklir


Nasional dengan Kepres No. 197 Tahun 1998.

2000

Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian


Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung oleh Wakil Presiden RI

2001

Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi


Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.

2003

Penyerahan hasil kepada Presiden RI ; pencapaian 10% jumlah varietas


unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron
350 ke V, 10 mA di PPTN Yogyakarta; Pengoperasian Pusat Pelatihan
dan Diseminisasi Teknologi Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel.

Sambungan Tabel 2.1 Sejarah Puspiptek


Tahun
2004

Sejarah
Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman pangan nasional
menggunakan teknik nuklir.

2005

Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir.

2008

50 tahun BATAN Berkarya

2012

Pencapaian 20 varietas unggul padi, 6 varietas unggul kedelai, 1 varietas


unggul kacang hijau, dan 1 varietas kapas 54 tahun. Pemberian

penghargaan berupa G.A. Siwabessy Award kepada tokoh atau figure


yang dianggap berjasa dalam pengembangan teknologi nuklir di
Indonesia. Penghargaan G.A. Siwabessy Award diberikan kepada Ir.
Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori Nuclear Lifetime Achievement.
2013

Peringatan 55 tahun BATAN Tetap Berkarya dan Penggantian logo


BATAN yang memiliki makna BATAN adalah sebuah lembaga yang
melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif, inovatif,
mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk kesejahteraan bangsa.

2014

Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir (Outstanding


Achievment Award) dunia, atas peran serta mendukung ketahanan
pangan melalui radiasi dengan mengembangkan varietas benih unggul.
Penghargaan disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal International
Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada Duta Besar
Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala BATAN Prof. Dr.
Djarot Sulistio Wisnubroto

2.1.2

Lokasi dan Tata Letak Pabrik


Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berukuran berukuran 5

km x 5 km, dengan posisi lokasi sekitar 6 1930 - 6 2212 LS dan 106 3824 106 4106 BT. Secara topografis daerah penelitian KNS-KPS dan sekitarnya
terletak pada ketinggian antara 44 m hingga 88 m di atas permukaan air laut ratarata. Daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kecamatan Cisauk Kabupaten
Tangerang, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten, dan
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (Gambar 1).

Gambar 2.1 Peta situasi dan topografi daerah Serpong dan sekitarnya
Kawasan PUSPIPTEK Serpong dan sekitarnya, terletak di cekungan Jawa
Barat bagian utara yang merupakan daerah peralihan antara Zona Bogor dengan
dataran rendah Jakarta. Pemetaan Geologi Lingkungan Kawasan Puspiptek
Serpong dan Sekitarnya sebagai Penyangga Tapak Disposal Demo umumnya
berarah jurus barat laut-tenggara (NW-SE).

2.1.3

Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puspiptek


2.1.4

Pemasaran Pabrik Badan Tenaga Nuiklir Nasional (BATAN)


Kerjasama dalam bidang iptek nuklir dengan berbagai instansi lain di

dalam dan luar negeri diselenggarakan dengan tujuan untuk alih pengetahuan dan
teknologi nuklir, peningkatan kemampuan, keterampilan dan kualitas SDM
BATAN dalam mengoptimalkan pendaya gunaan potensi litbangyasa. Progran
kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan hasil litbangyasa
BATAN, mendorong tumbuhnya usaha baru untuk usaha kecil dan menengah serta
meningkatkan inovasi teknologi di kalangan masyarakat.
Tabel 2.2 Pemasaran PT Badan Tenaga Atom Nasional
DALAM NEGERI

Institusi
31 Perguruan Tinggi
22 Pemerintahan Daerah
10 Rumah Sakit
Departemen Kesehatan
BBIK, DEPERINDAG

Bidang / Materi
Pendidikan, penelitian & pengembangan pemanfaatan
tenaga nuklir.
Pemanfaatan iptek nuklir dalam menunjang program
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemanfaatan produk dan peralatan hasil litbang nuklir
di bidang kesehatan.
Pengembangan dan pengawasan penggunaan tenaga
nuklir di bidang kesehatan.
Litbang di bidang industri dan perdagangan.

Badan Pengawas Tenaga Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan


Nuklir
teknologi nuklir.
Kementrian Negara Riset & Pengembangan kajian riset ilmu pengetahuan dan
Teknologi
teknologi.
HKTI
Pendayagunaan iptek nuklir dibidang pertanian dan
perternakan.
PT. Sanghyang Seri (Persero) Pendayagunaan iptek nuklir di bidang pertanian.
LKBN ANTARA

Penyebarluasan informasi iptek nuklir dan hasil


litbangyasa.
Badan Meteorologi dan Penyelidikkan/penelitian untuk memperoleh data
Geofisika
meteorologi dan geofisika.
13 Perusahaan Swasta
Penelitian, pengembangan, fabrikasi dan pemasaran
hasil litbang iptek nuklir saat pengolahan limbah
industri.
3 Pondok Pesantren
Pemanfaatan hasil litbang iptek nuklir di bidang
pertanian dan peternakkan.
LUAR NEGERI
Institusi
Bidang/Materi
22 Institusi Luar Negeri
Payung kerjasama dalam bidang litbang dan aplikasi
iptek nuklir tujuan damai (Argentian, Australia,
Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, Itali,
Jepang dan Korea Selatan).
Penerapan kerja sama/ kesepakatan dalam berbagai
kerja sama dalam bidang keteknikan, kesehatan, TIK,
studi kelayakkan, energi, safeguard, penelitian
gabungan dan pengembangan SDM (Westing house,
General Electric, USNRC, DOE, Nucleonic Medical,
AECB, AECL, KFA Julich, Siemens, Amersham,
UKEEA, UNEEA, JAERI, JAIF, Mitsubishi,
Newjec, TIT, KAKEN Co.Ltd, KEK, KAERI, KHNP,
and KIRAMS).
IAEA
Kerja sama Teknis dan Kesepakatan Kerja sama
kawasan untuk penelitian, pengembangan dan
pelatihan terkait dengan iptek nuklir.

2.1.5Bahan Baku Pabrik PT. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)


Tabel 2.3 Sifat fisik bahan baku Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Uranium
Sifat fisika
Fase
Massa jenis (mendekati suhu kamar)
Massa jenis cairan pada t.l.
Titik lebur
Titik didih
Kalor peleburan
Kalor penguapan
Kapasitas kalor

padat
3

19,1 gcm
17,3 gcm3
1405,3 K,1132,2 C,2070 F
4404 K,4131 C,7468 F
9,14 kJmol1
417,1 kJmol1
27,665 Jmol1K1
Tekanan uap

P (Pa)

10

100

1k

10 k

100 k

at T (K)

2325

2564

2859

3234

3727

4402

Sifat atom

Jari-jari atom
Jari-jari kovalen

6, 5, 4, 3[1]
(Oksida basa lemah)
1,38 (skala Pauling)
pertama: 597,6 kJmol1
ke-2: 1420 kJmol1
156 pm
1967 pm

Jari-jari van der Waals

186 pm

Bilangan oksidasi
Elektronegativitas
Energi ionisasi

Lain-lain
Struktur kristal
Pembenahan magnetik
Keterhambatan elektris
Konduktivitas termal
Ekspansi termal
Kecepatan suara (batang ringan)
Modulus Young
Modulus Shear
Bulk modulus
Rasio Poisson
Nomor CAS

Ortorombik
paramagnetik
(0 C) 0,280 m
27,5 Wm1K1
(25 C) 13,9 mm1K1
(20 C) 3155 ms1
208 GPa
111 GPa
100 GPa
0,23
7440-61-1

2.1.6

Proses Produksi Pabrik PT. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)

A.

Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Nuklir


Bahan bakar utama reaktor nuklir saat ini adalah nuklida U-235 yang bisa

ditambang dari alam. Uranium yang ditambang dari alam serta dikenal sebagai
uranium alam tersusun atas U-238 dan U-234 dengan komposisi 99,284%,
0,711%, dan 0,005% (persen berat).
Pembuatan bahan bakar reaktor dari sejak penambangan memerlukan
beberapa tahapan proses. Bijih uranium hasil penambangan diolah menjadi tepung
U3O8 yang biasa disebut yellow cake karena berwarna kuning yang kemudian
dimurnikan dan dikonversi menjadi gas uranium hexaflorida (UF6) dengan
kandungan U-235 0,7% dari total uranium.

Gambar 2.3 Bijih Uranium


Kebanyakan reaktor nuklir mempergunakan bahan bakar dengan
kandungan U-235 sekitar 3-5% oleh karena itu maka kandungan U-235 dalam
UF6 harus ditingkatkan atau diperkaya (enriched) misalnya melalui proses
sentrifugal gas. Proses ini memanfaatkan masa U-235 yang lebih ringan dari pada
U-238.
Dengan proses ini gas UF6 diputar pada kecepatan supersonik sehingga gas
UF6 dengan kandungan U-235 yang lebih banyak (U-235 enriched) relatif akan
berada ditengah tabung sentrifugal sedangkan gas UF6 dengan kandungan U-235
yang lebih sedikit (U-235 depleted) akan berada disisi tabung sentrifugal.
Gas UF6 dengan kandungan U-235 sekitar 3-5% (UF 6 diperkaya)
kemudian dikonversi menjadi tepung UO2. Pada proses selanjutnya tepung UO2 ini
dipress atau dicetak menjadi bentuk silinder pejal dengan tinggi sekitar 10 mm
dan diameter sekitar 8 mm yang disebut pellet. Pellet - pellet ini kemudian
disusun didalam selonsong (cladding) berupa silinder logam zikronium setinggi

sekitar 4 m, susunan pellet berselonsong ini dinamakan batang bahan bakar (fuel
rod). Fuel rod ini kemudian disusun lagi menjadi elemen bahan bakar (fuel
element atau fuel assembly). Elemen - elemen bakar ini kemudian disusun di
dalam bejana reaktor untuk membentuk inti reaktor (reactor core).
B.

Reaktor Nuklir
Reaktor menurut arti sesungguhnya adalah tempat berlangsungnya reaksi.

Apabila ditinjau berdasarkan pada proses reaksinya maka ada beberapa jenis
reactor, yaitu : reactor kimia, reactor bakar dan reactor nuklir. Reaktor nuklir
adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Reaktor nuklir sudah banyak
digunakan baik di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Reaktor
yang beroperasi di dunia sebagian besar digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN).
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir
paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian
digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian.
Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium
sebagai bahan senjata nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir,
dan sering dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa
kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara
yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan
teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti
lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit
thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya
dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya FarnsworthHirsch fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan
radiasi neutron.
Energi potensial nuklir adalah energi potensial yang terdapat pada partikel
di dalam nukleus atom. Partikel nuklir seperti proton dan neutron tidak terpecah di
dalam proses reaksi fisi dan fusi, tapi kumpulan dari mereka memiliki massa lebih

rendah daripada jika mereka berada dalam posisi terpisah/ sendiri-sendiri. Adanya
perbedaan massa ini dibebaskan dalam bentuk panas dan radiasi di reaksi nuklir
(panas dan radiasinya mempunyai massa yang hilang, tapi terkadang terlepas ke
sistem, dimana tidak terukur). Energi matahari adalah salah satu contoh konversi
energi ini. Di matahari, proses fusi hidrogen mengubah 4 miliar ton materi surya
per detik menjadi energi elektromagnetik, yang kemudian diradiasikan ke angkasa
luar.
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana
dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang
berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih
dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila
partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali
mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom
baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi
nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan
gamma yang sagat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi
fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan
pembangkit listrik tenaga nuklir.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan
Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi
nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).
Berdasarkan fungsinya reactor nuklir dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.

Reactor penelitian / riset yaitu reactor nuklir yang digunakan untuk


tujuan penelitian , pengujian bahan, pendidikan atau pelatihan dan
bias juga untuk memproduksi radioisotope.

2.

Reactor daya , yaitu reactor nuklir yang digunakan untuk


menghasilkan daya listrik / pembangkit tenaga listrik.

Ada perbedaan antara kedua reaktor ini, yaitu pada reaktor penelitian yang
diutamakan adalah pemanfaatan yang dihasilkan dari reaksi nuklir untuk
keperluan berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Sedangkan panas yang
dihasilkan dirancang sekecil mungkin, sehingga dapat dibuang ke lingkungan.
Pada reaktor daya yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan
tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin, sedangkan neutron
yang dihasilkan sebagian diserap dengan elemen kendali, dan sebagian diubah
menjadi neutron untuk berlangsungnya reaksi berantai.
RSG G.A Siwabessy merupakan salah satu reactor riset yang mempunyai
daya nominal 30 Mw dan menggunakan bahan bakar uranium dengan perkayaan
rendah. Raktor ini mulai dibangun tahun 1983 dan diresmikan operasinya padda
tanggal 20 agustus 1987 oleh Presiden Republik Indonesia. Nama G.A siwabessy
diberikan sebagai penghormatan atas jasa Prof. G.A Siwabessy sebagai perintis
kegiatan tenaga nuklir di Indonesia.
RSG G.A Siwabessy merupakan reactor jenis kolam, berbahan bakar jenis
MTR dalam bentuk disperse U3O8Al dengan perkayaan lebih kecil dari 20 % U235 dalam kelongsong Al. reactor ini dengan nominam 30 Mw dapat
menghasilkan netron termal di fasilitasi iradiasi sebesar 2 x 1014n/cm2det.
RSG G.A Siwabessy mempunyai system keselamatan yang sangat baik,
dimana apabila terjadi kegagalan pada system reactor, maka system proteksi
reactor menanggapi kegagalan tersebut dengan tindakan penyelamatan otomatis
berupa pemadaman reactor dan diikuti tindakan lain yang disesuaikan dengan
sebab kegagalan system tersebut.
RSG G.A Siwabessy didesain dan dipasok oleh perusahaan interatom
GmbH yang sekarang bergabung menjadi Siemens AG dari republic Federasi
jerman. RSG G.A Siwabessy dengan seluruh fasilitas pendukungnya akan
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Fasilitas reactor serbaguna digunakan selain untuk kegiatan litbang
bidang teknologi nuklir juga untuk melayani kegiatan iradiasi nuklir.

2. Fasilitas Power ramp Test atau fasilitas uji daya ramp adalah fasilitas
iradiasi dengan loop pendingin yang digunakan untuk menguji pin
elemen bakar reactor daya jenis PWR/BWR pada daya yang berubahubah.
3. Fasilitas Radiografi Neutron adalah fasilitas yang digunakan untuk
melakukkan radiografi material dengan menggunakan berkas neutron.
4. Fasilitas Cyrano dan Chouca Rig adalah fasilitas uji (statis) pin elemen
bakar reactor daya. Fasilitas ini berupa sebuah rig yang dapat dibongkar
pasang di dalam kolam reactor secara vertical dan choucha rig adalah
fasilitas iradiasi untuk uji bahan struktur reactor.
5. Fasilitas iradiasi untuk analisis aktivasi neutron (AAN). AAN adalah
suatu teknis analisis dengan membuat bahan uji menjadi radioaktif
dengan iradiasi neutron.
6. Fasilitas silicon Doping adalah fasilitas yang digunakan untuk
mengiradiasi kristal tunggal silicon menjadi bahan semikonduktor.
7. Fasilitas produksi radioisotope adalah fasilitas proses fisi maupun
aktivasi je uik
8. A nis radioisotope untuk keperluan medis ( Tc-99m, I-125, I-131,dll)
9. Fasilitas system rabbit, ini digunakan untuk melakukan aktivasi neutron
dan produksi radioisotope dengan waktu radiasi pendek. Ada 2 sistem
rabbit, yaitu hydraulic dan pneumatic.
Berdasarkan bahan pendingin yang digunakan :
1. Reaktor berpendingin air, meliputi reaktor jenis PWR (Pressurized
Water Reactor = reaktor air tekan), BWR (Boiling Water Reactor =
reaktor air didih), GMBWR (Graphite Moderated Boiling Water
Reactor = reaktor air didih moderasi grafit), PHWR (Pressurized Heavy
Water Reactor = reaktor air berat tekan).
2. Reaktor berpendingin gas, gas yang biasa digunakan adalah CO2 dan
N2. Reaktor yang termasuk dalam jenis ini adalah MR (Magnox
Reactor = reaktor magnox) dan AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor =
reaktor maju berpendingin gas).
Berdasarkan bahan moderator (pemerlambat) yang digunakan :

1. Reaktor air ringan : bahan moderasi yang digunakan adalah air ringan.
Reaktor dalam kelompok ini adalah : PWR, BWR, BMBWR.
2. Reaktor air berat : bahan moderasi yang digunakan adalah air berat (air
yang mempunyai kandungan Deuterium lebih besar daripada air
ringan). Reaktor dalam kelompok ini adalah : PHWR dan Reaktor
Candu (Canadium-Deuterium-Uranium).
3. Reaktor grafit : bahan moderasi yang digunakan adalah grafit. Reaktor
dalam kelompok ini adalah : MR, AGR, dan RBMR (reaktor yang
digunakan oleh Rusia).
C.

Prinsip Kerja Reaktor Nuklir


Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk

keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali
di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,
dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami
fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U.
Elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam
kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi
nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat
memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron
yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai
moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan
kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir
dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai
yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk
memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-

neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering
digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.

Gambar 2.4 Skema reaktor nuklir


Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat
keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi
jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam
teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang
kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi
kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang
diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi
nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah
pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam
reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh
perisai beton yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif
menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan
perisai.
2.1.7

BAPETEN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir di Indonesia

Pengawasan tenaga nuklir di Indonesia tidak bisa dihindari dan sangat


diperlukan. Dengan makin berkembangnya teknologi nuklir dan penggunaannya
di masyarakat makin meluas, pengawasan ditujukan untuk memastikan
keselamatan

masyarakat

dan

lingkungan.

Berdasarkan

Undang-Undang,

BAPETEN melaksanakan kewajiban pemerintah dalam mengawasi penggunaan


tenaga nuklir. UU Tenaga Nuklir tahun 1997 memberikan mandat pada
BAPETEN untuk membuat peraturan, menerbitkan izin, melakukan inspeksi dan
mengambil langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan pengguna
tenaga nuklir terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan.
A.

Tugas Pokok
Melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga

nuklir dengan menyelenggarakan peraturan, perizinan dan inspeksi.


B.

Fungsi
Perumusan kebijaksanaan nasional di bidang pengawasan pemanfaatan

tenaga nuklir; penyusunan rencana dan program nasional di bidang pengawasan


pemanfaatan tenaga nuklir; pembinaan dan penyusunan peraturan serta
pelaksanaan pengkajian keselamatan nuklir, keselamatan radiasi, dan pengamanan
bahan nuklir; pelaksanaan perizinan dan inspeksi terhadap pembangunan dan
pengoperasian reaktor nuklir, instalasi nuklir, fasilitas bahan nuklir, dan sumber
radiasi serta pengembangan kesiapsiagaan nuklir; pelaksanaan kerjasama dibidang
pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir dengan instansi Pemerintah atau
organisasi lainnya baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia; pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian bahan nuklir; pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan terhadap upaya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan pekerja,
anggota masyarakat dan perlindungan terhadap lingkungan hidup; pelaksanaan
pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BAPETEN; pelaksanaan
pembinaan

administrasi,

pengendalian

dan

pengawasan

BAPETEN; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Presiden.


C.

Tujuan

di

lingkungan

1. Terjaminnya kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakat;


2. Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat
serta perlindungan terhadap lingkungan hidup;
3. Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga
nuklir;
4. Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir untuk
menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir;
5. Mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir;
6. dan Menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin petugas
dalam pelaksanaan pemanfaatan nuklir.
2.1.8.2 Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui materi atau ruang dalam bentuk
partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi tertentu memiliki
energi yang cukup untuk membuat electron keluar dari orbit atom materi yang
dilaluinya. Proses ini disebut ionisasi dan radiasi yang bias menimbulkan ionisasi
disebut radiasi pengion. Karena proses interaksi dengan materi seperti ini maka
radiasi pengion akan mengalami penurunan intensitas ketika melewati materi.
a. Radioaktifitas
Radioaktifitas adalah proses spontan dan alami ketika atom yang tidak stabil dari
isotope sebuah unsur radioaktif mengalami transformasi atau meluruh menuju
kondisi stabil dengan cara memancarkan atau meradiasikan kelebihan energi
dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Jumlah inti atom suatu
material radioaktif yang meluruh dalam jangka waktu tertentu dinamakan aktifitas
dari material tersebut. Umur paruh suatu unsur atau material radioaktif adalah
waktu yang diperlukan oleh unsur tersebut agar aktifitasnya berkurang menjadi
setengah dari aktifitas awalnya.
b.

Radiasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hhari akan menerima paparan radiasi


pengion secara alami yang disebut natural background radiation. Radiasi ini
berasal dari luar angkasa yang diseebut radiasi kosmik, radiasi terrestrial dari
material radioaktif dalam kerak bumi, gas radioaktif di atmosfir dan radiasi dari

dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam
tubuh.
2.1.7.2 Efek Radiasi
Radiasi dapat berinteraksi langsung dengan molekul tubuh dan
merusaknya. Pada prinsipnya DNA tubuh memiliki kemampuan mengagumkan
untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat radiasi. Jika DNA mengalami
kerusakan, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu kerusakan akan diperbaiki
sebelum siklus tumbuh sel tubuh selesai. Jika tidak, maka sel akan mati. Terdapat
pula kemungkinan lainnya yaitu sel akan selamat tapi berperilaku menyimpang
akibat kerusakan DNA yang dikkenal dengan istilah mutasi. Sel dengan DNA
mutsi ini bias terus tumbuh sehingga bisa menimbulkan kanker.
a. Efek langsung
Pengaruh langsung akibat menerima dosis radiasi yang sangat besar dalam waktu
singkat bisa berupa terbakar, terjadi perubahan komponen darah, kelelahan, diare,
pusing, dan kematian. Pengaruh ini akan berkembang dalam satuan jam, hari, atau
minggu yang bergantung pada dosis radiasi yang diterima.
b. Efek tertunda
Katarak akan timbul dalam waktu berbulan-bulan atau beertahun-tahun setelah
lensa mata menerima dosis radiasi 200-300rem demikian juga kanker mungkin
timbul 10-15 tahun setelah tubuh menerima dosis radiasi.
2.1.7.3 Pemanfaatan Radiasi
a.

Bidang Medis
Radiasi pengion bisa dimanfaatkan dengan banyak cara di biidang

pengobatan medis (radiotherapy). Yang paling dikenal adalah untuk mendiagnosa


pencitraan misalkan CT (computer tomography) Scan dan pengobatan kanker.

b.

Bidang industry

Penggunaan terbesar radiasi pengion di bidang industry adalah dalam


modifikasi karakteristik suatu materi. Radiasi dapat dipergunakan untuk
menginisiasi terjadinya polimerisasi, memperkeras polimer atau menaikkan titik
leleh. Penggunaan utama lainnya adalah untuk mensterilkan peralatan kedokteran
c.

Peralatan Rumah Tangga


Salah satu peralatan yang sering dijumpai di rumah maupun gedung adalah

detector asap untuk peringatan kebakaran.


2.1.7.4 Reaktor Daya (PLTN)
a.
Reaktor air mendidih
Reaktor jenis ini memanfaatkan air sebagai pendingin reactor dan
moderator. Panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi dalam elemen bakar akan
diserap oleh air, sehingga air akan mendidih dan berubah menjadi uap. Uap yang
dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan turbin generator sehingga
dihasilkan listrik. Berikut ini merupakan Gambar konsep sistem PLTN tipe reaktor
air didih.

Gambar 2.5 Konsep sistem PLTN tipe reaktor air didih

Moderator adalah medium untuk memperlambat kecepatan partikel


neutron cepat. Air pendingin digunakan untuk mengambil panas yang dihasilkan
dalam teras reactor (reactor core) sehingga temperatur air akan naik. Temperatur
air dibiarkan meningkat hingga mencapai titik didih. Uap yang dihasilkan pada
proses pendidihan air kemudian disalurkan untuk memutar turbin yang terhubung
dengan generator listrik. Dalam reaktor tipe ini, uap yang terbentuk akan
menyebabkan reaktivitas reaktor menjadi negatif. Reaktivitas negative dapat
menahan kenaikan daya reaktor, sehingga penambahan reaktivitas (penaikan daya
reaktor) dapat dikendalikan secara stabil dengan batang pengendalian.
b.

Reaktor air bertekanan


Reaktor ini menggunakan air sebagai pendingin. Reactor ini memiliki dua

system sirkulasi pendingin, yaitu primer dan sekunder. Sirkulasi pendingin primer
berhubungan langsung dengan sumber panas. Sirkulasi pendingin sekunder dibuat
bertekanan tinggi sehingga tidak akan mendidih walaupun berada dalam

temperature yang sangat tinggi. Panas dari system pendingin primer dialirkan ke
system sekunder. Air dalam system sekunder ini akan berubah menjadi uap dan
kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin generator dan menghasilkan
listrik.
Dalam PWR, kalor yang dihasilkan dalam batang-batang bahan bakar
diangkut keluar dari teras reaktor oleh air yang terdapat di sekitarnya (sistem
pendingin primer). Air ini secara terus-menerus dipompakan oleh pompa primer
ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor (sistem pendingin primer).

Gambar 2.6 Diagram PLTN Jenis PWR


Untuk mengangkut kalor sebesar mungkin, suhu air dikondisikan
mencapai 3000C. Untuk menjaga air tidak mendidih (yang dapat terjadi pada suhu
1000C pada tekanan 1 atm), air diberi tekanan 160 atm. Air panas diangkut
melalui suatu alat penukar panas (heat exchanger), dan kalor dari air panas
dipindahkan ke air yang mengalir di sekitar alat penukar panas (sistem pendingin
sekunder). Kalor yang dipindahkan ke sistem pendingin sekunder memproduksi
uap yang memutar turbin. Turbin dikopel dengan suatu generator listrik, tempat
daya keluaran listrik menuju konsumen melalui kawat transmisi tegangan tinggi.
Setelah keluar dari turbin, uap didinginkan kembali menjadi air oleh pengembun

(condenser) dan kemudian dikembalikan lagi ke alat penukar panas oleh pompa
sekuder.
2.1.8 Produk Pabrik PT. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
2.1.8.1 RADIOISOTOP & RADIOFARMAKA
A.

Radioisotop
Bidang Kesehatan
Radioisotop dapat digunakan untuk radioterapi, seperti larutan iodium-131

(Na1311) untuk terapi kelainan tiroid dan fosfor-32 (Na2H32PO4) yang merupakan
radioisotop andalan dalam terapi polisitemia vera dan leukimia. Selain itu,
radioisotop juga dapat digunakan untuk radiodiagnosis seperti teknesium-99m
(Na99mTcO4) untuk diagnosis fungsinya dan anatomis organ tubuh, sedangkan
studi sirkulasi dan kehilangan darah dapat dilakukan dengan radioisotopkrom-51
(Na251CrO4).
Bidang Pertanian
Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi
pemupukkan tanaman adalah fosfor-32(32P). Teknik perunut dengan radioisotop
akan memberikan cara pemupukkan yang tepat dan hemat.
Bidang Hidrologi
Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk
mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air dalam tanah, dan rembesan.
Kebocoran dan serta pipa penyalur yang terbenam dalam tanah dapat dideteksi
menggunakan radioisotop iodium-131 dalam bentuk senyawa CH3 131l, sedangkan
lokasi dumping, asal/pola aliran sedimen dan laju pengendapan dapat diukur
menggunakan krom-51 dan brom-82 masing-masing dalam bentuk senyawa
K251Cr2P7 dan K82Br.
Bidang Industri
Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada
tahap-tahap kontruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan
dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta
instalasi kilang minyak. Selain bagian-bagian kontruksi besi yang dianggap kritis,

teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta
uji terhadap kekerasan dan keretakkan pada kontruksi beton. Radioisotop yang
sering digunakan adalah kobal-60(60Co). Dalam bidang industri, radioisotop
digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gas
dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan
radioisotop iodium-131 dalam bentuk senyawa CH3131l.
Radioisotop seng-65 (65Zn) dan Fosfor-32
Merupakan perunut yang sering digunakan dalam penetuan efisiensi proses
industri, yang meliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time
distribution (RTD). Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter,
menetukan volume bejana tak beraturan serta pengukuran tebal material, rapat
jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241
(241Am) dan cesium-137 (137Cs).
B.

Radiofarmaka
Radiofarmaka yang diproduksi oleh BATAN dan telah dipasarkan serta

digunakan di berbagai Rumah Sakit yaitu :


- Pengkajian dan penyusunan kebijakkan nasional di

bidang

penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.


- Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.
- Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di
bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.
- Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan
administrasi
umum
dibidang perencanaan umum,

ketatausahan, organisasi dan tata

laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,

persandian,

perlengkapan dan rumah tangga.


Keseluruhan produk tersebut telah dipakai di berbagai Rumah Sakit
diantaranya : RS. Harapan Kita, RSCM,RSPAD,RSPP, RSMMC, RS. Sardjito,
RS. Kariadi, RSHH Bandung, RS. Saiful Anwar Malang, RSK. Dharmais, RS.
Fatmawati. BATAN telah memproduksi beberapa jenis radioisotop antara lain :
- TI-201
- Sm-153
- Sr-89

- Rb-86
- Au-198
a.

RENOGRAPH
Renograph berfungsi untuk pemeriksaan fungsi ginjal dengan menggunakan

sediaan radiofarmasi sebagai perunut. Pasien disuntik dengan 0,2 - 0,3 m Ci


hipuran Radio Iodium I-131 perkilogram berat badan, yang kemudian disekresi
melalui urine. Dua detektor sintilasi dipakai untuk mendeteksi kedua ginjal.
Perubahan radioaktivitas yang diukur dengan spektometer ditampilkan pada
rekorder pengamat selama 20 - 30 menit. Bentuk kyrva yang dihasilkan
merupakan karakteristik fungsi ginjal. Isotop yang dapat digunakan I-125, Tc-99,
In-113.
b.

THYROID UP-TAKE
Thyroid Up-take atau uji tangkap gondok digunakan untuk pemeriksaan

prosentasi penangkapan yodium oleh kelenjar gondok dengan menggunakan


perunut sediaan radiofarmasi I-131.
Isotop I-131 dalam bentuk Iodida diberikan kepada pasien kemudian
ditelusuri dalam kelenjar gondok. Kecepatan dan perluasan penangkapan I-131
dan laju pelepasan Yodium dari kelenjar gondok menunjukkan perubahan
konsentrasi iodium dan tingkat produksi hormon kelenjar gondok. Isotop yang
diapaki adalah I-125, Tc-99, I-113 In-113 dan I-131.
c.

DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM


Kontrol proses dengan menggunakan DCS (Distributed Control System) dan

NCS (Nucleonic Control System) di industri kertas yang lazim disebut Basis
Weight, moisture and Ash Control System. Sistem ini terpasang secara on-line
tanpa mengganggu proses produksi, dari tampilan layar monitor tergambar grafik
dan profil aktual pengukuran. Bila penyimpangan terjadi, maka DCS/NCS secara
otomatis mengadakan pengendalian ke persediaan bahan baku dengan membuka
dan menutup valve secara proporsional.
d.

APPRON TIMBAL
Prinsip proyeksi radiasi bahwa dosis radiasi sekecil apapun harus dihindari.

Karena efek stokastik (genetik) mempunyai peluang timbul akibat perubahan sel

normal walaupun pada dosis rendah dan tidak mengenal dosis ambang. Maka
operator, pembantu operator, lingkungan dan bagian vital pasien harus dilindungi
dari radiasi yang tidak perlu. Untuk menghidari resiko tersebut maka instalasi
medik/rumah sakit yang memakai pesawat Sinar-X/sumber radiasi harus
menyediakan peralatan pelindung.
Aplikasi
Monitoring dan Kontrol pada Sistem Active Wastee Water Storage Reaktor

e.

Riset 30 Mega Watt.


Pengendalian Coal Conveyor Baterai.
Industri Soda.
Proses Pengujian Produksi Baterai.
Monitoring dan Pengendalian Pada Bangunan Bertingkat
Sistem Pengendalian dan Monitoring pada Industri Pupuk.
Pengelolahan Air Minum
Dll
ASA HIDROLOGI
Bidang hidrologi teknik nuklir (teknik perunut radioisotop) saat ini sudah

dapat memecahkan berbagai masalah :


Penetuan gerakkan sedimen dipelabuhan dan daerah pantai, yaitu untuk
studi efisiensi pengerukkan dan untuk perencanaan pembangunan
pelabuhan baru.
Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkunagn, teknik perunut dapat
melacak zat pencemar.
Penetuan gerakan sedimen di pelabuhan dan daerah pantai, yaitu untuk
studi efisiensi pengerukkan dan untuk perencanaan pembangunan
pelabuhan baru.
Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, tekni perunut dapat
melacak zat pencemar.
Menetukan kebocoran dam atau bendungan.
Menetukan arah gerakkan air tanah
Studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakteristik
aliran cairan disekitar sumur minyak.
Menentukan debit air sungai
Studi geothermal
Teknik gauging

f.

JASA NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING)


Jasa pengujian tak merusak adalah salah satu jasa untuk melakukan pengujian

material pada pengujian sambungan pengelasan, pengujian beton maupun


homogenitas suatu material tanpa merusak objek yang diuji.
Jasa pengujian tak merusak (NDT) pada umumnya dilakukan dilapangan
dengan peralatan uji yang portebel, kecuali untuk pengujian suatu komponen atau
benda uji yang bisa dibawa ke laboratorium.
g.

PERANGKAT MEJA RADIOLOGI


Perangkat Meja Radiologi Diagnostik digunakan untuk menghandling tabung

radiografi Sinar-X dan spot film device untuk keperluan diagnosis kelainan pada
tubuh manusia dengan pengaturan posisi kemiringan tertentu sesuai kebutuhan
radiolog atau operator radiografi
Perangkat Meja Radiologi Diagnostik tumpuan tunggal tersebut memiliki
daya sebesar 1500 watt, berat total 500 kg dan dimensi P x L x T: 2000 x 800 x
880 mm, dengan kemampuan tilting - 150 pada posisi horizontal dan 900 pada
posisi vertikal. Kegiatan inovasi ini dilakukan dalam rangka kerjasama antara
PMBI-BATAN dengan Trophy rajawali Indonesia.
h. X-RAY INDUSTRI
Peralatan dari sistem radiografi ini terdiri dari pembangkit sinar-X, unit
perisai radiasi, sistem kendali dan unit pencitra yang berbasis image intensifier
sinar-X, sedang pada unit tegangan tinggi dilengkapi dengan sistem pendingin
kapasitas 5,1 lt/menit dengan suhu 250C pada suhu lingkungan 35 - 450C. Juga
pada isntalasi sistem radiografi real time tersebut dilengkapi dengan sejumlah
sensor dan inter-lock untuk keamanan dan keselamtan baik orang maupun
peralatan.
Sistem radiografi real-time untuk inspeksi produk industri manufaktur
diperlukan dengan inspeksi roda (velg) secara tidak merusak (nondestructive
evaluation). Generator Sinar-X beroperasi secara kontinyu padategangan tinggi 74
KV, 3 mA dan mampu menembus ketebalan hingga 18 mm.
Sistem radiografi tersebut menunjang proses inspeksi produk secara tak
merusak untuk mendukung gugus kendali mutu manufaktur. Unjuk kerja sistem

resolusinya dari 100 - 800 lines/inchi dan secara visual mampu membedakan
sejumlah cacat internal pada produk roda alluminium (Velg-Al). Sistem radiografi
tersebut sudah dipergunakan oleh PT. Pakoakunia.
i.

X-RAY KEDOKTERAN
Pesawat sinar-X tipe XR-2302 dirancang khusus untuk keperluan radiografi

diagnostik dengan keutamaan jaminan keselamatan bagi pasien maupun operator.


Sistem proteksi radiasi dirancang sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh
ILO, IAEA, WHO, BATAN dan DEPKES RI, meliputi pengoperasian,
pembatasan berkas radiasi, alat pengaman, pengaturan dan pembatasan waktu
penyiaran.
Uji jamainan kualitas dilakukan baik secara kuantitatif yaitu dengan metoda
stepwedge untuk menguji keseragaman kerapatan optik, pengujian kolimator
untuk menjamin kesesuaian berkas cahaya kolimator dengan radiasi. Sedangkan
uji kuantitatif yaitu dengan melakukan akurasi tegangan.
Pada saat ini Rumah Sakityang telah menggunakan pesawat Sinar-X ini
diantaranya adalah :

2.1.9

RS. Kusta Tuguredjo, Semaarang - Jawa Tengah


RsS. Islam Wonosobo, Jawa Tengah
RSJ. Cimahi, Bandung - Jawa Barat
RSJ. Jambi
RS. Daerah TK. II Batang, Jawa Tengah

Utilitas Pabrik PT. Badan Teknologi Nuklir (BATAN)


Setiap industri kimia memiliki unit utilitas untuk kelangsungan proses

produksinya. Unit U]utilitas pada pabrik PT.BATAN terdiri dari dua utilitas yaitu
air dan listrik. Air yang dibutuhkan mempunyai kapasitas pendinginan per unit
mesin adalah

377 TR dengan kapasitas air dingin yang dihasilkan 3162

liter/menit. Sedangkan kapasitas air dingin yang dibutuhkan koil pendingin untuk
sistem tata udara adalah sebesar 7368 liter/menit dan CWS sebanyak 1264
liter/menit. Listrik yang dibutuhkan yaitu dari 4500 kVA menjadi 3000 kVA
terhadap komposisi pasokan daya untuk panel distribusi darurat. Pembahasan

mencakup kapasitas daya pada masing-masing busbar darurat dari ke tiga jalur
distribusi Train A, Train B, dan Train C kapasitas daya tersedia dari PLN dan
Genset, kapasitas pembatasan daya MCB, beban terpasang dan daya maksimum.
2.1.10 Pengolahan Lingkungan Pabrik PT. Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
Dengan Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR) dan fasilitas
pendukung lainnya, PLTR mampu melayani pengolahan limbah radioaktif padat
dan cair yang berasal dari Pengusaha Instalasi Nuklir atau pengguna zat radioaktif
baik di BATAN maupun dari luar BATAN seperti industry, rumah sakit, lembaga
penelitian dan lain-lain.
2.1 Fasilitas
Evaporator
Fasilitas ini mengelolah limbah cair anorganik aktivitas rendah, dan sedang
dengan cara pengupan pada temperatur 1000C. Fasilitas ini memiliki
penampungan limbah radioaktif cair anorganik pra olah dengan kapasitas 200 m 3
dan mampu mengevaporasi limbah sebanyak 0,75 m3/jam. Hasil olahan berupa
konsentrat limbah radioaktif yang selanjutnya diimmobilisasi dengan matriks
semen dan destilat yang dapat dibuang ke lingkungan.
Kompaktor
Fasilitas ini mengkompaksi limbah padat dapat mampat aktivitas rendah dan
sedang dengan gaya 600 kN dan kemudian hasil kompaksi diimmobilisasi di
dalam matriks semen. Kapasitas proses unit kompaksi optimum adalah 14 drum
100 liter terkompaksi di dalam 2 drum 200 liter perminggu.
Chemenical Treatment
Instalasi ini mengolah limbah cair korosif aktivitas rendah sampai dengan
cara kimia (presipitasi, koagulasi dan flokulasi). Kapasitas optimum dari unit
chemenical treatment adalah 0,5 m3/hari dengan reactor batch berpengaduk.
Lumpur aktif atau sludge yang dihasilkan diimmobilisasi dengan matriks semen di
dalam wadah shell beton 950 liter.
Insenerator

Membakar sempurna limbah organic dan limbah padat terbakar dengan


temperature sampai dengan 11000C dengan kapasitas pembakaran adalah 50
kg/jam abu hasil pembakaran diimobilisasi dengan matriks semen didalam wadah
drum 100 liter.
Kondisioning
Sumber bekas dari rumah sakit, industri maupun lembaga penelitian dikelola
dengan seksama untuk menjamin keselamatan manusia dan lingkungannya.
Sumber bekas tersebut ditangani dengan cara kondisioning tertentu dengan sifat
radionuklidanya.
Unit Sementasi
Fasilitas ini mengimmobilisasi konsentrat evaporasi dan limbah semi cair
(resin bekas) dengan matriks semen didalam wadah limbah shell beton 950 liter.
Kemampuan optimal unit sementasi adalah 2 shell beton perminggu.
2.2
PT Bayer Indonesia-Bayer Crop Sceince
2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Awal berdirinya perusahaan ini bernama PT. Agrocarb Indonesia pada
tahun 1976 dengan akta pendirian No. 199. Pada tanggal 11 Agustus

1989

berubah nama menjadi PT. Rhone Poulene Agrocarb dengan akta pendirian No.
29. Kemudian pada tahun 2000 perusahaan ini merger dengan perusahaan
perancis yang cukup besar sehingga berubah nama menjadi PT. Aventis
CropScience Indonesia dengan akta pendirian No. 0-23505 HT.01.04 tahun 2000.
dengan semakin ketatnya persaingan formulasi maka perusahaan ini pada tanggal
1 Mei 2003 bergabung dengan perusahaan Jerman, PT Bayer Indonesia dengan
akta pendirian No.9. PT. Bayer Indonesia Surabaya plant-Bayer Crop Science
memiliki surat izin usaha tetap dengan No.42/M/K/1/1998 dan NPWP
01.000.128.7-609.001.

Gambar 2.7 Lambang Bayer


(Sumber : PT Bayer Indonesia-Bayer Crop Sceince, 2015).
Perusahaan ini bergerak dalam produksi dan pemasaran produk-produk
perlindungan dan pengatur tumbuh tanaman yang meliputi insektisda fungisida,
herbisida, dan pestisida perlindungan tanaman (CropProtection).
2.2.2

Visi, Misi Dan Kebijakan Perusahaan

a.

Visi Perusahaan
Mewujudkan organisasi yang nihil kecelakaan melalui budaya berperilaku

aman dalam kehidupan sehari-hari.


b.

Prinsip Perusahaan
1. Kami menjalankan bisnis dengan menghormati dan peduli terhadap
lingkungan

dengan

sepenuhnya

memperhatikan

kesehatan

dan

keselamatan siapapun, apakah itu karyawan, pelanggan atau masyarakat


dari segala penjuru.
2. Kami senantiasa meningkatkan proese-proses didalam bisnis kami
dengan memenuhi atau bahkan melampaui persyaratan-persyaratan,
ketentuan-ketentuan dan standar-standar internasional yang berlaku.
3. Kami menyediakan produk-produk dan layanan-layanan berkualitas
tinggi untuk memfasilitasi kesuksesan para pelanggan kami dan
menciptakan nilai tambah bagi bisnis kami. Kami ciptakan suasana
komunikasi yang terbuka dan transparan berkaitan dengan kualitas.
Kesehatan, keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup.

4. Kami menyadari pentingnya keterampilan dan keterlibatan karyawan


agar bisa memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan
dan para pelanggan kami.
5. Kami menyediakan sumber-sumber daya yang kami perlukan demi
mencapai visi perusahaan.
c.

Kebijakan Perusahaan

Agar bisa menerapkan prinsip-prinsip Bayer Crop Science :


1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip Kualitas, Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lingkungan Hidup ke dalam strategi-strategi dan prosesproses bisnis.
2. Secara efektif mengelola Kualitas, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan Hidup dengan mengembangkan, mengimplementasikan
dan mempertahanakan sistim manajemen yang terintegrasi dan
berorentasi pada proses-proses dan praktek-praktek terbaik.
3. Mengevaluasi dan mengelola resiko-resiko bisnis dan sepanjang
perputaran siklus produk dan dampak-dampak lingkungannya yang
ditimbulkan oleh praktek-praktek dimasa lalu.
4. Mengatur kinerja dibidang Kualiatas, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Hidup dan menetapkan tujuan-tujuan tahunan dan jangka panjang
dibidang tersebut agar bisa mencapai peningkatan-peningkatan yang
kontinyu dan berkesinambung.
5. Memastikan kesesuaian dengan ketentuan-ketentuan internal maupun
eksternal

melalui

program-program

audit

dan

standar-standar

internasional yang diakui seperti ISO 9001, ISO 14001 atau OHSAS
18001.
6. Memperhatikan masalah-masalah Kualitas, Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lungkungan Hidup dan dampak-dampaknya terhadap
praktek-praktek,

prosesproses

dan

produk-produk

agar

bisa

menyelaraskan bisnis kami dengan harapanharapan masyarakat dan


pelanggan.

7. Mengembangkan kesadaran akan pentingnya Kualitas, Kesehatan,


Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup dan kepercayaan para
pemangku kepentingan internal maupun eksternal dari bisnis kami
dengan menyediakan beragam informasi, konsultasi, pelatihan dan
saran.
8. Meminta tangung jawab setiap karyawan untuk berkomitmen
menerapkan prinsip-prinsip perusahaan.
2.2.3 Lokasi Perusahaan
Lahan yang digunakan PT Bayer Indonesia-Surabaya Plant ini berada di
Kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Perusahaan ini berada di Jl.
Rungkut Industri 1 No 12 Surabaya, dan diperuntukkan keperluan industri. Lahan
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience tersaji pada tabel .

Tabel 2.4 Lahan PT. Bayer Indonesia-Bayer Crop Science


Luas Areal
Jenis Penggunaan Lahan

Keterangan
(m)

1)Lahan Tertutup Bangunan/Material Kedap Air


a) Bangunan I Pabrik/ Kantor
b) Bangunan II Gudang/Kantor
c) Tempat Menyimpan bahan
baku/produksi
d) Bangunan Locker
e) Bangunan Kamar Mandi
f) Mousholla
g) Workshop
h) Bangunan Pagar
i) Jalan/Saluran
2)Lahan Terbuka
Taman dan Tanah Terbuka
3)Lahan Cadangan

4.024
2.029
-

26,90
13,56
-

Tertutup
Tertutup
-

2.947
-

19,70
-

Paving/Beton
-

544

3,64

Rumput

5.416

36,20
100

Luas Total Lahan


14.960
Sumber Data : PT Bayer Indonesia-Surabaya Plant, 2015

Gambar 2.8. Denah Lokasi


(Sumber : PT Bayer Indonesia-Bayer Crop Sceince, 2015).
2.2.4 Struktur Organisasi dan Manejemen Perusahaan
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara
umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta

tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula.
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience, ini menggunakan struktur
organisasi berdasarkan produk yang diproduksi dan di masing-masing produk
tersebut memiliki strukturnya masing-masing.

Gambar 2.9 Stuktur Organisasi


(Sumber Data : PT Bayer Indonesia-Surabaya Plant, 2015).
Fungsi setiap jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Country head

: Bertugas memimpin perusahaan.

Plant Manager

: Bertugas memimpin Bayer CropSceince.

Plant HR dan Accounting

: Sebagai Akuntan perusahaan.

Plant secretary

: Bertugas sebagai sekretaris perusahaan

Production Manager

: Bertugas memimpin departemen produksi

Production Supervisor

: Bertugas melakukan pengawasan terhadap kinerja


produksi

QC In Line

: Bertugas menganalisa produk atau bahan

Group Leader

: Mengontrol kulitas produk.

Operator

: Bertugas mengoperasikan alat.

QHSE Manager

: Bertugas memimpin departemen QHSE.

QHSE Officer

: Bertugas melakukan pengawasan terhadap system


manajemen perusahaan sesuai asas QHSE (QHSE
Key Requirement)

QC Supervisor

: Bertugas melakukan pengawasan di area QC yang


berkaitan dengan kualitas produk.

QC Analis

: Bertugas melakukan analisa bahan kimia yang


terdapat di PT. Bayer Indonesia-Bayer Crop
Science.

Engineering Supervisor

: Bertugas melakukan pengawasan di area


engineering.

Mechanic, electric,Civil
2.2.5

: Bertugas merawat, memperbaiki peralatan mesin.

Ketenaga kerjaan
Kegiatan produksi PT Bayer Indonesia-Bayer Crop Sceince menggunakan

3 shift mulai pukul 07.00 sampai 07.00. Total tenaga kerja berjumlah 75 orang
mayoritas berpendidikan D3/S1 karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan
kualitas dan akurasi komposisi produk yang baik, disamping itu tingkat kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan karyawan cukup tinggi.

Tabel 2.5 Karyawan PT. Bayer CropScience


Jenis
Kelamin
Klasifikasi
Kerja

Daerah Tempat Tinggal


WNI

L
JM
K W L Lokal

Komputer Lokal
Harian

P
PPendidikan

WNA
Komputer
Harian

S
D

S
L
T
P

S
M D3/S1
A

1.Manager
ke atas

2.Staff
3.Karyawan
Total

- 4

9 2 11
60 - 60

11
60

26

19

11
15

73 2 75

75

26

19

30

Sumber Data: PT Bayer Indonesia-Surabaya Plant, 2015.


2.2.6

Fasilitas Perusahaan
PT. Bayer Indonesia Bayer CropScience merupakan salah satu pabrik

yang memiliki tingkat pengamanan tinggi dari segala bentuk kecelakaan dan
pencemaran lingkungan. Kecelakaan sekecil apapun diarea pabrik akan dilaporkan
ke pihak manager yang kemudian akan diteruskan kepada pimpinan perusahaan
baik yang berada di Indonesia maupun yang di Jerman. Untuk menunjang
keamanan pabrik, terdapat fasilitas pendukung, antara lain :
a.

Pos Security
Pos

Security

adalah

gerbang

terdepan

di

lingkungan

PT

Bayer

IndonesiaBayer CropScience dan merupakan tempat dimana petugas keamanan


melakukan penjagaan. Serta petugas keamanan ini juga memberikan ijin masuk
bagi setiap tamu dengan memberi SLIB BERTAMU. Dan ditempat ini juga
seluruh karyawan mengisi daftar hadir. Pos ini juga memiliki fasilitas, antara lain :
1) Kamera CCTV yang ditempatkan pada 12 lokasi yang penting dan rawan.
2) Hubungan antara petugas yang berada di lapangan dengan di pos
keamanan (HT). 3)Sepatu safety disediakan bagi transporter yang tidak
menggunakan sepatu (jika kondisi hujan dan banjir)
3) Untuk antisipasi keamanan diberbagai tempat terdapat Call point dan
APAR, dan juga.
4) Disediakan tempat untuk kawasan merokok.
Untuk tindakan security PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience bekerja
sama dengan PT. Sentinen Cakra Buana guna menyediakan tenaga-tenaga ahli
dalam hal security.
b.

Evacuation Point

Evacuation Point adalah tempat dimana berkumpulnya seluruh orang didalam


pabrik kecuali tim pemadam dan rescue bila terjadi kondisi emergency. Letak dari
evacuation point berada didepan taman, di halaman depan pabrik setelah seluruh
karyawan berkumpul maka akan dilakukan pendataan agar dapat diketahui siapa
saja yang belum hadir di tempat tersebut sehingga rescue dapat melakukan
tindakan pencarian.
c.

Poliklinik
Poliklinik ini dibuka selama 24 jam setiap hari untuk mengantisipasi segala

kejadian dilapangan. Poliklinik ini berlokasi tepat disebelah masjid Al-Bayan


milik PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience. Poliklinik ini menyediakan dokter
pada hari
Senin, Rabu dan Jumat, sedang perawat setiap hari secara periodik akan
berkeliling area produksi dengan tujuan melihat produk apa yang sedang
diproduksi pada saat itu serta menyiapkan obat-obat yang diperlukan jika terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan terhadap karyawan.
d.

Ambulan
Perusahaan ini dulu menggunakan sebuah mobil yang khusus dimodifikasi

untuk digunakan sebagai ambulans, tapi pada tahun 2009 perusahaan


menyediakan satu mobil ambulans baru. Tempat parkir didepan ambulans dilarang
ditempati siapapun, hal ini bertujuan agar ambulans tidak terhalang saat
dibutuhkan.
e.

Pompa hydrant
Pompa ini digunakan bila terjadi kebakaran dilingkungan pabrik. Pada bagian

belakang terdapat tangki yang berisi air hydrant cadangan berukuran 300m,
terdapat pula 3 kolam penampung sebagai tempat aliran air bekas memadamkan
kebakaran yang memungkinkan telah terkontaminasi pestisida.
f.

Smoke Detector
Smoke detector dipasang pada tiap ruangan yang berpotensi tinggi terjadi

kebakaran, alat ini akan berbunyi ketika menangkap adanya partikel asap.
g.

Eye Wash dan Emergency Shower

Eye Wash dan Emergency Shower adalah tempat untuk membersihkan mata
dan tubuh bila terkena zat berbahaya secara langsung, misalnya bahan aktif
pestisida. Alat ini diletakkan pada banyak tempat yang bertujuan jika terjadi
paparan, korban dapat dengan cepat memperoleh pertolongan awal dengan cara
dibersihkan
h.

Tempat pengolahan limbah pabrik


Bahan berbahaya dan beracun termasuk dalam department QHSE yang

berlokasi di bagian belakang perusahaan dengan tugas mengatasi dan memilah


limbah yang terkontaminasi dengan yang tidak terkontaminasi. Untuk sampah
yang terkontaminasi oleh pestisida dikirim ke PT Teknotama Lingkungan
Internusa yang berlokasi di Jawa Barat, untuk dilakukan pengolahan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sedangkan drum bekas tempat
pestisida di pres dan dijual pengecoran logam. Sampah yang tidak terkontaminasi
pestisida seperti kardus kemasan juga dijual perusahaan daur ulang.
i.

Ruang Ganti Karyawan


Dalam ruang ganti ini disediakan wear pack (seragam kerja) bagi karyawan.

Wear pack tersebut tidak boleh dibawa pulang, namun dicuci di laundry dalam
ruang ganti itu. Jadi, setiap hari para karyawan memakai wear pack yang bersih.
Dalam ruangan ini juga disediakan ruang mandi untuk karyawan.
j.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Alat pemadam api ini selalu disediakan di berbagai sudut tempat yang berada

di seluruh area dari PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience. Alat ini berfungsi
untuk memadamkan kebakaran ringan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Alat ini
selalu ditaruh pada tempat yang terbuka, diberi tanda warna merah, dan mudah
dijangkau agar dengan mudah terlihat dan mudah untuk proses pengoperasian saat
terjadi kebakaran kecil
2.2.7 Uraian Proses
Secara umum, proses produksi di PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience
ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian powder (WP Plant), bagian liquid
(EC/SL Plant) dan pengatur tumbuh (PGR Plant)

a.

Bagian Powder (WP Plant)


Pada

bagian

powder

ini

PT. Bayer

Indonesia-Bayer

CropScience

menghasilkan produk powder antara lain Antracol, Trivia, Melodi Dua, Confidor
WP, Sevin, larvin. Masing-masing produk juga mempunyai spesifikasi dan
kegunaanya masing-masing.
Proses produksi powder ini dapat dimulai dari penyiapan mesin produksi,
mesin packing, hingga proses penyiapan bahan baku. Misalnya kita ambil contoh
pemrosesan Antracol 70 WP. Bahan baku Antracol adalah Antracol Teknis dan
juga kaolin. Bahan aktif dari antracol adalah propineb, sedangkan fungsi dari
kaolin adalah sebagai zat pengisi dari produk tersebut.
Rawmaterial tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam feeding funnel.
Fungsi dari feeding funnel ini adalah sebagai tempat penampungan sementara
untuk menunggu proses pencampuran. Di dalam feeding funnel ini raw material
sudah bercampur namun tidak merata. Selain itu karena bahannya yang berupa
powder seringkali rentan menimbulkan debu. Untuk menjaga debu ini agar tidak
berhamburan keluar sehingga nantinya dapat meracuni para pekerja, dibutuhkan
dust catridge dan filter sebagai penyaring. Ukuran debu yang sangat kecil tentu
tidak mudah untuk melakukan proses penyaringan, sehingga dibutuhkan exhaust
untuk menyaring debunya. Debu yang dihisap ini akan dimasukkan ke dalam
police dust filter. Fungsi dari police dust filter ini adalah sebagai pemisah antara
debu dengan udara. Udara hasil penyaringan ini selanjutnya akan dibuang ke
udara terbuka melalui cerobong asap yang tinggi. Yang sebelumnya juga
dilewatkan ke carbon filter terlebih dahulu hasil saringan yang berupa debu akan
dilepaskan ke catridge clean untuk mengalami proses pembersihan debunya. Di
dalam catridgeclean ini debu akan mengalami proses mirip flushing yaitu
membutuhkan pelarut untuk membersihkan sisa debunya. Kembali lagi ke
pemrosesan material dalam feeding funnel. Material dalam feeding funnel ini akan
dikeluarkan menuju mixer, fungsi dari mixer ini adalah untuk meratakan proses
pencampuran. Material dalam mixer ini akan diratakan campurannya selama
beberapa waktu. Proses pencampuran ini akan menimbulkan debu akibat bahan
yang berbentuk powder. Debu yang terbentuk ini tentu saja juga mengandung

active ingredients yang apabila terhirup akan bersifat toksik. Debu ini juga akan
dihisap oleh exhaust dan akan dialirkan menuju feeding funnel untuk kemuduan
akan diproses ulang apabila memungkinkan.
Setelah mengalami proses mixing kemudian material akan dialirkan menuju
ribbon blender. Tempat di ribbon blender ini juga akan mengalami proses
pengadukan. Akan tetapi prosesnya juga membutuhkan material yang banyak
yaitu kurang lebih sebanyak tiga ton. Proses dalam ribbon blender ini juga akan
menghasilkan debu yang juga akan dihisap dan dialirkan menuju feeding funnel
untuk diproses ulang apabila masih memungkinkan.
Selanjutnya dari feeding funnel ini akan masuk ke proses pengisian. Alat proses
pengisian ini juga tetap mengalami pengadukan agar menjaga bahwa material
tetap tercampur dengan sempurna (menyempurnakan hasil produk finish good)
yang juga menghasilkan debu yang tentu saja akan dialirkan menuju feeding
funnel. Proses filling ini tidak memakai sistem pengaturan mesin secara manual,
akan tetapi mesin akan melakukannya secara otomatis.
Untuk filling produk yang berbentuk powder, digunakan alumunium bag.
Setelah proses filling selesai dan produk sudah menjadi finish good, sebelum
dipacking dalam kardus akan dicek terlebih dahulu berat nettonya. Misalkan
melakukan proses formulasi dengan netto 1 kilogram, maka untuk berat standar
dari perusahaan PT. Bayer Indonesia-Bayer CropSciense haruslah lebih dari 1
kilogram. Kelebihan ini berkisar antara 1-2 gram. Fungsi melebihkan ini adalah
untuk mengurangi resiko kurangnya berat netto akibat proses pengisian dengan
meggunakan mesin. Selain itu untuk perlindungan konsumen bahwa produk yang
dibeli sudah pasti 1 kilogram. Setelah dipacking dalam kardus akan disimpan
sementara dalam gudang logistik untuk menunggu proses pengiriman ke
customer.
b. Bagian Liquid (EC/SL Plant)
Proses awal mula pemrosesan produksi liquid adalah proses penimbangan
raw material dan solvent. Semua bahan baku tersebut sebelumnya tentu ada
wadah/packingnya. Wadah tempat raw material tersebut tidak dapat dipakai untuk
kegunaan lain selain sebagai tempat pestisida. Oleh karena itu kita tidak dapat

membuangnya secara sembarangan karena akan dapat menyebabkan keracunan.


Karena itu akan dilakukan proses flushing. Air buangan tersebut akan dibuang ke
tempat B3 untuk diolah bahan aktifnya. Setelah menimbang semua raw material
sesuai MO pada alat penimbang, semua material tersebut akan ditaruh dalam
mixing tank. Tempat mixing tank ini adalah tempat untuk proses formulasi untuk
memproduksi pestisida tersebut.
Produk pestisida berupa liquid yang dihasilkan ada yang memakai pelarut
yang berupa air dan ada pula sebagai pelarut yang berupa solvesso. Solvesso ini
merupakan pelarut organik yang mudah terbakar (flammable). Sehingga dalam
proses formulasi ini membutuhkan tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi. Adapun
hal-hal yang dilarang saat melakukan proses formulasi adalah seperti dilarang
merokok, menyalakan api, dan juga membawa alat komunikasi berupa
handphone. Hal ini dikarenakan handphone yang aktif dapat menimbulkan panas
dan bila terjadi percikan api akibat konsleting maka akan menyambar dari
solvesso dan dapat menyebabkan kebakaran.
Solvesso juga mudah sekali untuk menguap dan uapnya pun juga mudah
terbakar. Sehingga untuk mencegah terbakarnya uap tersebut, dalam mesin uapnya
perlu untuk dihisap menggunakan exhaust. Selain itu bahan yang berupa powder
juga akan menghasilkan debu yang dapat beterbangan dan dapat menyebabkan
keracunan bagi para pekerjanya. Debu beserta uap solvesso akan dihisap melalui
exhaust dan dialirkan menuju filter Donaldson. Fungsi dari filter Donaldson
adalah untuk memisahkan partisi yang agak besar. Sedangkan untuk partikel yang
agak kecil akan diteruskan menuju pulsejet filter. Sehingga uap yang dikeluarkan
ke udara terbuka akn menjadi lebih bersih.
Raw material yang berada di mixing tank ini akan mengalami proses
formulasi yang membutuhkan waktu cukup lama. Selain untuk melarutkan raw
material yang berupa powder sehingga dapat larut benar juga mengalami proses
pengadukan agar dapat menjadi larutan yang benar-benar homogen.
Setelah melalui proses tahapan formulasi dari mixing tank ini, kemudian akan
dialirkan menuju ke holding tank. Holding Tank tank ini merupkan penerima juga
berfungsi

sebagai

tempat

penampungan

sementara

(karantina).

Tempat

penampungan ini ada dua tempat, yaitu BA 01 dan juga BA 02. produk yang
masih dikarantina yang memakai solvesso ini tentunya mudah menguap. Sehingga
untuk mengatasinya uap ini akan dihisap memakai exhaust dan akan dialirkan
menuju filterkarbonaktif. Filter ini berfungsi untuk menyerap uap dan menyaring
gas dari holding tank. Sama seperti fungsi dari karbon aktif yaitu sebagai filter
dari toksikan-toksikan yang dihasilkan dari active ingredients (A.I) tersebut.
Sehingga gas yang dilepaskan ke udara bebas menjadi lebih bersih dan tidak
mencemari lingkungan sekitar. Kemudian setelah ditampung di holding tank dan
siap untuk dilakukan proses filling. Untuk melakukan proses filling ke dalam
tincan maka produk tersebut akan dialirkan menuju alat pengisi Mesin filler ada 3
yaitu MEWES 1, MEWES 2 dan MEWES 3. Untuk mengatur proses filling sudah
digunakan sistem komputerisasi sehingga nantinya produk yang akan dituang ke
dalam tincan akan sesuai dengan tincan tersebut. Proses penimbangan ini akan
menimbulkan uap karena memang sifat bahan yang mudah menguap. Uap ini pun
akan dihisap di exhaust dan akan diproses menuju carbon aktif filter pula. Setelah
pemasangan tutup kap juga telah selesai. Produk yang berupa finish good akan
dipacking ke dalam karton box dan akan disimpan sementara dalam gudang
logistik sambil menunggu waktu pengiriman.
2.2.8 Ruang Lingkup Usaha
PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience, bergerak di bidang produksi
pestisida dan membagi produk menjadi dua divisi yaitu :
a. Liquid
1) Baycarb 500 EC
2) Bayfidan 250 EC
3) Bayleton 250 EC
4) Baylucid 250 EC
5) Buldok 25 EC
6) Confidor 200SL
7) Decis 25 EC
8) Folicur 25 EC

9) Hopcin 460 EC
10) Hosthation E-xtra 212 EC
11) Hosthation 460 EC
12) Kiltop 50 EC
13) Lebaycid 50 EC
14) Patriot 50 EC
15)

Sherpa 50 EC

b. Powder
1) Antracol 70 WP
2) Trivia 73 WP
2.3
PT. Industri Gelas ( Iglas ) Persero
2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Gambar 2.10 Logo PT Iglas ( Persero )


Upaya pertama pendirian perusahaan sejak 2 Nopember 1955 atas
kerjasama antara Bank Industri Negara dengan Societe Mecanique Le Havre
Perancis dengan nama PT Industri Gelas atau disingkat PT IGLAS.
Perusahaan Negara Industri Gelas (PN. IGLAS) didirikan pada tahun 1956
sebagai hasil kerja-sama antara Bank Industri Negara dengan Siciete Mecanique
Verrieres Le Havre Perancis yang dinyatakan dalam Akte Notaris Mr. R. Pranowo
Soewandi Nomor : 88 tanggal 29 Oktober 1956 dan selanjutnya disahkan dengan
Keputusan Menteri Kehakiman Nomor : JA.5/94/19 tanggal : 30 Desember
1956.
Pendirian pabrik ini bertujuan untuk memproduksi botol gelas dan gelas
minum serta sekaligus untuk mendidik putera-puteri negeri ini untuk menyerap

Transfer of Knowledge untuk pembuatan gelas dengan komposisi sesuai


ketentuan International Glass Standard dengan melalui tahapan teknologi
Batching Mixing Forming Printing.
Pembangunan pabrik dimulai tahun 1956 dan selesai seluruhnya tahun
1959 untuk Furnace I (SB-1) dan Furnace II (SB-2) diselesaikan pada tahun 1960.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 38 tahun
1978, maka sejak tahun 1979 bentuk usaha yang semula Perusahaan Negara (PN.
Iglas ) dialihkan menjadi PT. Iglas (Persero) hingga sekarang.
Pada tahun 1994 PT. Iglas S (Persero) mempersiapkan lahan seluas 15
(lima belas) hektare untuk merelokasi pabrik Surabaya ke kawasan Gresik, dan
pada tahun 1997 telah selesai pembangunan pabrik Gresik beroperasi dengan 2
(dua) Furnace G-1 & G-2 serta 6 (enam) mesin cetak botol gelas hingga sekarang.
Berdasarkan Master Plan Kota Surabaya pada tahun 2000 semua pabrik
yang lokasinya terletak di dalam kota diperintahkan harus pindah, namun dengan
adanya kebijakan Otonomi Daerah, PT. Iglas (Persero) yang pabriknya berada di
Jl. Ngagel 153 Surabaya oleh Pemerintah Kota Surabaya disarankan untuk
dibatalkan rencana relokasinya ke Gresik dengan alasan untuk menambah PAD
Kota Surabaya.
Dan akhirnya PT. Iglas (Persero) mengopeasikan pabriknya di 2 (dua)
kota, Surabaya dan Gresik hingga sekarang.
Sejarah singkat dari PT Iglas :
Produksi komersial pertama tahun 1959 dengan kapasitas produksi 50
ton/hari
Tahun 1961, status berubah menjadi Perusahaan Negara IGLAS (PN
Iglas)
Tahun 1979, status berubah menjadi PT Iglas (Persero)
Kapasitas menjadi 465 ton /hari pabrik Surabaya dan Gresik
Tahun 2009, pindah ke Gresik dengan kapasitas 340 ton/hari (2 dapur
peleburan)
Iglas bergerak di bidang industri kemasan gelas, yang terdiri dari 3 jenis warna
produk :
Flint

Hijau (emerald green)


Coklat (amber)
Dan juga PT IGLAS bertujuan utnuk memenuhi kebutuhan botol minuman,
makanan dan farmasi.
Visi dan Misi PT Iglas Persero
VISI PT Iglas Persero:
Menjadi Market Leader Industri Kemasan di Indonesia
MISI PT Iglas Persero :
- Menghasilkan produk kemasan gelas yang terintegrasi dan
berkualitas.
- Memberikan pelayanan yang terbaik dan kepuasan kepada
pelanggan.
- Meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan teknologi.
- Meningkatkan keterampilan SDM.
- Memberikan kontribusi sosial dan ekonomi pada lingkungan sekitar

2.3.2 Lokasi Perusahaan


PT

Iglas

Persero

Kantor

atau

Pabrik

terletak

di Jl.

Kapten

Darmosugondho, Segoromadu - Gresik 61153 Tel. +6231-3974484 (hunting) Fax.


+6231-3974483.

(a)

(b)

Gambar 2.11 (a) Pabrik Surabaya 1,2 ha (b) Pabrik Gresik 14,5 ha

Gambar 2.12 Denah Pabrik Gresik


2.3.3

Struktur Organisasi dan Manejemen Perusahaan


Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,

semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara


umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. PT. Iglas ( Persero ) Gresik, Surabaya secara struktural puncak
pimpinannya dipegang oleh seorang direktur yang dibantu oleh komisaris
perusahaan dan bagian bagian kepala departemen perusahaan. Berikut ini
merupakan Gambar struktur organisasi PT. Iglas ( Persero).

semula.

Gambar 11.
Gambar 2.13 Bagan Struktur Organisasi PT. Iglas ( Persero ) Gresik, Surabaya
2.3.4 Sistem Pemasaran
Dalam mewujudkan ketersediaan produk Botol sesuai keinginan pelanggan,
atas peran serta pemerintah, karnah perusahaan ini adalah perusahaan Negara
yang segala kepelanggan dibawa oleh Negara.
2.3.5 Uraian Proses
2.3.5.1 Bahan Baku Produksi
Bahan Baku Utama :
1. Cullet / Beling

Cullet / Beling adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang


barang rusak, pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat dipakai
10 % atau bahkan samapi 80 % dari muatan bahan baku.
2. Pasir Silika: (SiO2)
Merupakan bahan pokok pembuatan gelas dan diperoleh dari kwarsa . bila
dipanasi pada suhu tinggi akan melebur , dan membentuk cairan yang bening
dengan penggunaan silika ini, pengembangan gelas akibat perubahan suhu sangat
kecil.
3. Soda Ash: (Na2CO3)
Terutama terdapat dari soda abu padat ( Na 2CO3 ). Sumber lainnya adalah
bikarbonat, kerak garam dan natrium nitrat. Yang tersebut terakhir ini sangat
berguna untuk mengoksidasi besi dan untuk mempercepat pencairan. Sumber
gamping ( CaO ) yang terpenting adalah batu gamping dan gamping bakar dari
dolmit (CaCO3.MgCO3) yang tersebut terakhir ini memberikan MgO pada
campuran.
4. Limestone: (MgCO3, CaCO3)
5. Dolomite: (MgCO3, CaCO3)
Bahan Baku Tambahan :
Aluminium Hidroksida: (Al(OH)3 ; Al2O3)
1.
Didapat dari felspar atau nephelin syenit . dengan dicampurkannya oksida
ini, akan menaikkan suhu lebur dan viskositas ini dari massa gelas , serta
memperbaiki sifat tahan lama
2.
3.
4.
5.

Sodium Sulfat: (Na2SO4)


Sodium Bichromat: (Na2Cr2O7)
Selenium: (Se)
Arang : (C)

2.3.5.2 Uraian Produksi PT Indutri Gelas


Untuk menghasilkan mutu produksi yang baik, perusahaan beroperasi
selama 24 jam nonstop dengan dibagi atas 3 shift. Alat alat utama yang
dipergunakan dalam proses produksi adalah:
1. Silo

Alat ini sebagai alat penampung dan pencampur bahan baku sebelum
dilebur ke dapur peleburan.
2. Tanur/Dapur (Furnace)
Berfungsi sebagai tempat untuk melebur bahan baku dan dilelehkan
menjadi cairan gelas (melting glass). PT. IGLAS (Persero) memiliki 3 dapur
(furnace):
Dapur G-1, terletak di Gresik dengan kapasitas 200 ton per day.

Dalam dapur ini terdapat 3 forming machine. Sejak tahun 2006, dapur

ini sudah tidak dapat beroperasi lagi.


Dapur G-2, juga terletak di Gresik dengan kapasitas 140 ton per day.

Di dalam dapur ini terdapat 3 forming machine.


Dapur SB-1, terletak di Surabaya dengan kapasitas 12 5 ton per day.
Dalam dapur ini hanya terdapat 2 forming machine.

Hingga saat ini, kapasitas produksi PT. IGLAS (Persero) hanya 265 ton per day.

Gambar 2.14 Proses Peleburan bahan di dalam tanur


3.

Mesin Pencetak (Forming)


Terdiri dari 5 buah mesin IS-Emhart Bahan gelas yang telah cair kemudian

dialirkan dan dibentuk menjadi potongan botol sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki melalui mesin pembentuk dengan cetakan (moulds).

Gambar 2.15 Proses forming Pada pembuatan botol


4. Proses Anneling
Anealing adalah suatu proses dimana benda gelas setelah dibentuk, perlu
dipanasi pada suhu kurang lebih 500 atau 6000C dan suhu ini diturunkan secara
perlahan lahan. Sebab bila massa gelas dimana waktu dibentuk, segera
mendingin di udara biasa, umumnya akan mudah pecah akibat perubahan kejutan
suhu.
Dengan dilakukan proses anealing ini, kebutuhan tadi dapat dihindari.
Main penurunan suhu dari kurang 6000C sampai suhu udara biasa maka ketahanan
gelas terhadap perubahan suhu semakin baik. Dalam proses pembuatan kaca
lembaran, ruang pembentukan dengan ruang anealing, biasanya bersatu sebab
pembentukannya dilakukan dengan mesin. Dalam pabrik pabrik botol alat
makan minum, dan lain lain ruang anealing terpisah dengan ruang peleburan. Di
bawah ini merupakan Gambar proses anneling.

Gambar 2.16 Proses anneling

5. Proses Sortir (Select)


Setelah terbentuk menjadi botol seperti yang dikehendaki, botol botol
yang telah jadi melewati tempat pendinginan (annealing lehr) dan selanjutnya
botol keluar diperiksa mutunya. Proses sortir bertujuan memindahkan botol yang
memenuhi kualitas dengan yang cacat (reject). Botol yang tidak memenuhi
standar mutu akan didaur ulang sebagai bahan baku beling (cullet). Botol - botol
polos yang tidak memerlukan proses ACL langsung dikemas dan dikirim.
6. Mesin Dekorasi (ACL)
Untuk botol botol yang memerlukan label dilakukan dekorasi sesuai
pesanan kemudian masuk ke mesin pendingin untuk diperiksa hasil sortir atau
labeling.

Gambar 2.17 Alur Produksi PT Industri Gelas

Anda mungkin juga menyukai