Visi
Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa.
Misi
Tujuan
Sasaran
Prinsip :
Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai
dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian
lingkungan hidup.
Nilai-nilai :
Berjiwa pionir
Bertradisi ilmiah
Berorientasi industri
Mengutamakan keselamatan
Komunikatif
Sejarah Perkembangan
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali
dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954.
Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik.
Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No.
10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur
pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).
Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan
1954
Radioaktivitet
Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga
1958
Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)
Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-
1964
ketentuan Pokok Tenaga Atom 1964
Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan
Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW
1965 oleh Presiden RI serta Perubahan nama Lembaga
Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA)
1966
Pasar Jumat, Jakarta 1966
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60
1968
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung
Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada
1971
daya 1 MW
Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN
1972
(KP2-PLTN)
Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan
1979
daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di
1984
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.
1987
Siwabessy dengan daya 30 MW
Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah
1988
Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan
1989 Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental
di PPTA Serpong oleh Presiden RI.
Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi
Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium
1990
Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong -
Tangerang oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri
Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas
1992
dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2
1994
MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil
1995 melaksanakan "Whole Indonesian Core" untuk Reaktor
Serba Guna GA. Siwabessy.
1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi :
Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi
Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa
Nuklir
Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang
1997 Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana
dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir
Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi
1998 Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan Keppres
No.197 Tahun 1998
Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi
2000 Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung
olehWakil Presiden RI
Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir
2001
(PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian
10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional;
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA
2003
di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian Pusat Pelatihan
dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian
Terpadu di Kalsel
Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman
2004
pangan nasional menggunakan teknik nuklir
2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir
Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi
2006
unggul BATAN di seluruh Indonesia
2008 50 tahun BATAN Berkarya
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang telah
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi
nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak dapat
digunakan lagi (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2002).
1. Pastikan jenis dan karakteristik limbah telah didata dengan lengkap dan
benar serta diverifikasi oleh PPR (Petugas Proteksi Radiasi) dan yang
memiliki kewenangan.
Sejarah Perkembangan
lautan Pasifik.
Incubator
Centrifuge
Waterbath
Light Microscope
Epiflourescence Microscope
Applied Imaging
Teknik invitro, adalah teknik dimana cuplikan biologik dari subyek penelitian
direaksikan dengan suatu radioisotop didalam tabung dalam rangka penetapan
kadar zat tertentu didalam cuplikan tersebut untuk keperluan diagnostik fungsi
organ atau sistem. Salah satu teknik invitro yang banyak dipakai adalah teknik
Radio Immuno Assay (RIA) dan Immuno Radio Metric Assay (IRMA). Alat
utamanya adalah Pencacah Gamma (Gamma Counter). Zat-zat yang dapat
ditetapkan kadarnya adalah hormon, protein endogen, obat, penanda tumor,
penanda infeksi dll
Teknik invivo imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik untuk
organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral, parenteral,
inhalasi dll) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma dari radioisotop yang
terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi. Pendeteksian dapat
dilakukan secara planar dinamik (cacahan per-image per satuan waktu secara
serial sejak sesegera setelah radiofarmaka disuntikkan s.d waktu tertentu) atau
planar statik (cacahan per-image per satuan waktu, setelah jeda waktu tertentu
paska penyuntikkan radiofarmaka) atau SPECT (suatu teknik tomografi) atau
pencacahan seluruh tubuh (whole body). Data yang dihasilkan berupa gambar
serial, kurva cacahan VS waktu, hasil analisis kuantitatif oleh perangkat lunak,
gambar statik biasa, gambar statik tomografik atau gambar seluruh tubuh. Alat
utamanya adalah Kamera Gamma (Gamma Camera) Planar atau SPECT.
Pemeriksaan fungsi organ (disebut juga scanning) yang dapat dilakukan adalah
otak, kelenjar air mata, kelenjar ludah, tiroid, paru, jantung, kelenjar mamae,
lambung, usus, ginjal, hati, limpa, empedu, tulang (spot atau seluruh tubuh),
kelenj gatah bening, infeksi dll
Teknik invivo non imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik
untuk organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral atau
parenteral) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma atau betha dari
radioisotop yang terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi dan
data yang dihasilkan berupa cacahan atau kurva cacahan VS waktu. Alat yang
digunakan misalnya adalah Renograf, Thyroid Uptake, Heliprobe, dll.
Pemeriksaan fungsi organ yang dapat dilakukan adalah ginjal, tiroid, infeksi
Helicobacter pylori, dll
Peralatan
Ruang Dekontaminasi Eksterna dilengkapi dengan bahan dan alat: blankar dilapisi
plastik, meja instrumen dilapisi plastik, tabung Oksigen, tensimeter beroda,
stetoskope, botol tempat sabun cair pH netral, radiac wash, pakaian khusus tim
PMKN lengkap dengan pelindung seperti masker, shoe cover, sarung tangan
karet,kacamata pelindung, tutup kepala dan apron plastik. Selain perlengkapan di
ruang dekontaminasi, Laboratorium kedaruratan nuklir telah mempunyai fasilitas
First Aid Kit P3K (Tas P3K beserta perlengkapannya).
2. Laboratorium Klinik
Laboratorium ini digunakan terutama untuk memeriksa jumlah sel limfosi absolut
dengan menggunakan alat "Micros" pada korban kecelakaan nuklir/radiasi.
Pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut ini dapat memperkirakan kisaran dosis
yang diterima korban. Pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut ini sangat murah
dan cepat hasilnya dibandingkan dengan pemeriksaan aberasi kromosom, namun
keduanya ada kelebihan dan kekurangannya. Yang paling cepat dapat diprediksi
akibat pajanan radiasi adalah sel limfosit karena sel darah limfosit ini sangat
sensitif. Selain pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut, juga memeriksa sel darah
lainnya seperti eritrosit, trombosit dan sebagainya. Di laboratorium klinik selain
pemeriksaan Hematologi dilakukan juga pemeriksaan kimia klinik dengan
menggunakan alat Photometer, untuk pemeriksaan Gula darah, Kolesterol, HDL,
LDL,Trigliserida, SGOT/PT, Ureum, Kreatinin, Protein total, Albumin, Globulin,
Asam Urat.
sejak tanggal 19 November 2007, untuk ruang lingkup analisis berbagai unsur dan
logam berat pada cuplikan air limbah, air minum dalam kemasan (AMDK),
makanan, tanah, sludge, rambut, dan partikulat udara.
STRUKTUR ORGANISASI
FASILITAS
Freeze Dryer
Detektor HPGe
Liquid Scintillation
Neraca Sartorius
LEFT BLANK
Microwave Digestion
AAS yang dimiliki lab. TAR dilengkapi dengan Grafite Furnace, Hydride
Generator dan Carbon Rod
LAYANAN
Laboratorium TAR dan SSA memiliki fasilitas lab dan SDM yang kompeten
dalam melaksanakan pelayanan jasa analisis. Salah satu keunggulan metode yang
digunakan di lab TAR adalah metode analisis multielemen yang simultan, cepat,
sensitif dan limit deteksi mencapai orde mikro bahkan submikrogram, serta
mampu menganalisis sampel dalam jumlah kecil 100 mg. Layanan analisis
yang kami sediakan diantaranya meliputi berbagai analisis diantaranya:
Analisis unsur runutan Al, Br, Cl, I, Na, Ca, Mn, Mg, Cu, V, Ti, Cr, Fe, Zn,
Cu, As, Se, Sc, Sb, Co, Ag, La, Sm, K, Pb dan Hg pada berbagai macam
sampel padat dan cair.
Analisis unsur As, Cd, Co, Cu, Cr, Fe, Zn, Ca, Pb, K, Mg, Mn, Hg pada
cuplikan makanan, air limbah, sludge, AMDK, tanah, rambut dan
partikulat udara
Monitoring dan analisis sampel cair industri, tanah, air dan sludge
AKREDITASI LABORATORIUM
Uji profisiensi dan interkomparasi yang pernah diikuti oleh lab TAR dan SSA
adalah sebagai berikut:
1. Uji Profisiensi KAN VIII/2005 Desember 2005, komoditas air minum
dalam kemasan (AMDK) untuk parameter sulfat, Fe, Mn, Cu, Cd, As dan
Hg dengan hasil baik pada semua parameter (Zscore < 2)
5. Uji Profisiensi antar lab AAN BATAN, 2007, untuk sampel coal fly ash
dan sedimen dengan hasil baik. Hasil pengujian akurasi dan presisi pada
sampel coal fly ash dapat diterima untuk semua parameter yang diikuti
(Al, Fe, K, Na, Ti, As, Cr, Mn, Se, V) serta ratio analisis/sertifikat berada
pada rentang 0,94 - 1,07.
Pendahuluan
Kebutuhan peralatan analisis unsur dalam suatu sampel yang dapat memberikan
hasil secara cepat, akurat, analisis multi unsur, tak merusak, dan murah
belakangan ini animonya sangat besar, baik untuk menunjang keperluan penelitian
maupun untuk kontrol mutu suatu produk industri serta untuk monitor polusi
lingkungan. Akselerator generator neutron merupakan salah satu peralatan iptek
nuklir modern yang digunakan untuk analisis unsur dalam suatu sampel dengan
menggunakan teknik analisis aktivasi neutron cepat (AANC). Teknik AANC ini
pada prinsipnya mampu menganalisis unsur ringan sampai unsur berat namun
batas deteksinya hanya dalam orde puluhan ppm untuk unsur berat. Teknik AANC
merupakan teknik analisis unsur yang telah baku dan handal khususnya untuk
analisis unsur ringan dan medium. Keunggulan lain adalah merupakan teknik
analisis multi unsur, akurat dan tak merusak, serta waktu yang diperlukan untuk
analisis dalam orde menit sampai puluhan menit. Dibandingkan dengan teknik
nuklir sejenis yaitu AAN(Analisis aktivasi neutron) yang menggunakan neutron
termal maka teknik AANC lebih unggul dalam menganalisis unsur Pb, Al, Na, Si,
O, N, P, K.
Analisis aktivasi neutron cepat (AANC) merupakan teknik analisis unsur yang
didasarkan pada reaksi inti antara neutron cepat dengan unsur dalam suatu sampel.
Pada AANC sampel yang akan dianalisis diiradiasi dengan neutron cepat yang
dihasilkan oleh Generator neutron. Akibat iradiasi neutron maka inti-inti atom
dalam sampel mengalami reaksi inti dengan neutron dan terbentuk radioisotop.
Radioisotop yang dihasilkan, bersesuaian dengan keberadaan unsur yang
dianalisis, akan memancarkan radiasi gamma karakteristik. Energi radiasi gamma
karakteristik inilah yang digunakan untuk menciri keberadaan suatu unsur
(analisis kuantitatip) sedangkan dari intensitas radiasi gamma yang terbentuk akan
menentukan kadar unsur dalam suatu sampel (analisis kuantitatip). Untuk
melakukan analisis kualitatip dan kuantitatip diperlukan spektrometer gamma.
Pemilihan reaksi inti yang tepat akan meningkatkan sensitivitas analisis unsur-
unsur yamg dikehendaki dan menekan reaksi pengaktifan unsur-unsur lain yang
bisa mengganggu analisis. Reaksi inti yang sering dipergunakan pada AANC
adalah reaksi-reaksi inti (n,p), (n,) dan (n,2n).
Karena batas deteksinya yang rendah dibandingkan dengan AAN maka AANC
maka teknik ini hanya tepat untuk analisis polutan dari sampel sediman. Dalam
bidang lingkungan generator neutron dipergunakan sebagai pelengkap teknik
AAN untuk menentukan kandungan unsur-unsur N,P,K, Na,Al,Si,Cd,Cu, Pb.
BCR
3 ESTUARINE SEDIMENT 2
667
BCR WASTERWATER
4 2
713 (EFFLUENT)
BCR WASTERWATER
5 2
714 (INFLUENT)
BCR WASTEWATER
6 2
715 (INDUSTRIAL EFFLUENT)
RM BUFFALO RIVER
7 2
8704 SEDIMENT
EKMAN DREDGE
E-
1 W/CASE (SEDIMENT 1
05470-00
SAMPLER)
E- WATER SAMPLER,
2 1
05488-10 ACRYLIC.2,2 L
E- MESSENGER.SPLIT-
3 1
05499-10 BARREL,11 OZ
E-
4 POLYSTER LINE,100 2
05499-35
Suatu laboratorium perlu memiliki sertifikat penilaian hasil uji yang dikeluarkan
oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN), yang telah menyusun pedoman tentang
persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh laboratorium terakreditasi dengan
mengacu ISO/IFG Guide 25-1990. Persyaratan ini tertuang dalam pedoman BSN
01-1991 dinyatakan juga telah memenuhi persyaratan ISO-9002. Suatu
laboratorium analisis perlu melakukan penelitian dan pengujian terhadap suatu
bahan untuk memperoleh data-data yang memenuhi persyaratan BSN 01-1991
atau ISO-9002, agar dapat menunjang pengakuan keberadaan laboratorium
analisis dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
memerlukan jasa pengujian menggunakan alat tersebut.
PENDAHULUAN
Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu teknik nuklir yang digunakan
untuk mengkuantifikasi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam suatu materi.
Teknik ini didasarkan pada reaksi penangkapan neutron termal oleh inti atom
yang terkandung dalam materi uji. Reaksi inti ini berlangsung di fasiltas iradiasi
yang menyediakan sumber neutron. Hasil interaksi tersebut menghasilkan spesi
atom baru yang kelebihan satu buah neutron dan dalam keadaan tidak stabil.
Untuk mencapai ke keadaan stabil, spesi tidak stabil tersebut melepaskan partikel
beta yang umumnya diikuti oleh emisi sinar gamma. Sinar gamma yang
diemisikan adalah bersifat khas untuk setiap radionuklida, dan umumnya akan
membentuk suatu spektrum yang disebut sebagai spektrum gamma. Dengan
menggunakan detektor HPGe resolusi tinggi, spektrum yang terbentuk dapat
dipilah dan radionuklida yang terkandung dalam materi dapat diidentifikasi dan
selanjutnya dikuantifikasi.
Teknik ini mempunyai berbagai keunggulan, yaitu pengujian yang bersifat tidak
merusak, sensitivitas pengukuran yang relatif tinggi sampai nanogram (10-12 g),
selektivitas yang tinggi dengan kemampuan identifikasi unsur secara simultan.
Dengan demikian evaluasi unsur-unsur yang terdapat dalam materi dapat
ditentukan secara serempak dalam jumlah cuplikan yang relatif sedikit (50 - 100
mg).
PREPARASI TARGET
FASILITAS IRADIASI
Gambar 3. Fasilitas iradiasi di RSG GA. Siwabessy. (a) Empat buah sistem
hidrolik. (b) Beberapa contoh kapsul iradiasi
SPEKTROMETER GAMMA
ALS sangat baik untuk penutup luka seperti luka bakar, luka terbuka atau luka
lepra terutama untuk luka stadium I dan II. Di samping untuk pembalut luka,
mulai pada tahun 1998, ALS telah dimanfaat pula untuk operasi mata seperti
corneal ulcer, corneal epithelial defects and ulcers dan severe conjuctival tumors
and corneal defect.
Pada tahun 1992, penelitian graf tulang baik yang berasal dari tulang manusia
(alograf) maupun tulang sapi (xenograf) dimulai. Tulang diproses dengan cara
demineralisasi dan deproteinisasi, selanjutnya di liofilisasi serta diiradiasi untuk
sterilisasi. Metode pemrosesan graf tulang dikembangkan berdasarkan pada
Association of American Tissue Banks (AATB), European of Association Tissue
Banks (EATB), dan International Atomic Energy Agency (IAEA), sedangkan
proses produksi dikembangkan berdasarkan pada Cara Produksi Obat yang Baik
(CPOB). Saat ini laboratorium Bank Jaringan telah terakreditasi oleh Komisi
Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), pada 10
Maret 2008.
Penggunaan graf tulang di bidang bedah ortopedi, periodontologi dan bedah mulut
sangat dibutuhkan, baik sebagai sebagai pengisi maupun untuk rekonstruksi.
Dalam bidang ortopedi,graf tulang sangat dibutuhkan pada: Spinal surgery, Hip
surgery, Knee Surgery, Malignant bone lesion, Bening bone lesion, dll.
Graf tulang untuk implantasi telah dikembangkan sejak tahun 1886 oleh Thiersch.
Data tahun 2006 menunjukkan bahwa di Amerika Serikat lebih 750.000 alograf
digunakan untuk implantasi.