Anda di halaman 1dari 33

PROFIL BATAN

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Tenaga Nuklir Nasional merupakan Badan Pelaksana sebagaimana


dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran, yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2013
disebut dengan BATAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang
membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. BATAN dipimpin
oleh Kepala.

BATAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian,


pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas , BATAN menyelenggarakan fungsi :

a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian,


pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
nuklir;

b. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;

c. pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu


pengetahuan dan teknologi nuklir;

d. fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan


lembaga lain di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

e. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada


seluruh unit organisasi di lingkungan BATAN;

f. pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir;

g. pembinaan pendidikan dan pelatihan;

h. pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan

i. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian,


pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
nuklir.

Visi
Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa.

Misi

1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,


isotop dan radiasi dalam mendukung program pembangunan nasional

2. Melaksanakan manajemen kelembagaan untuk mendukung kegiatan


penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

Tujuan

Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam


pembangunan nasional dengan peran :

1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan


pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung
program pembangunan nasional

2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem


inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan
penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

Sasaran

Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :

1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan,


tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman
masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi
isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan

2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem


inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan
jejaring iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian,
pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di
masyarakat

Prinsip :
Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai
dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian
lingkungan hidup.

Nilai-nilai :

Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai :

Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable

Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab, Kreatif dan


Kesetiakawanan

Serta Berpedoman pada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu :

Berjiwa pionir

Bertradisi ilmiah

Berorientasi industri

Mengutamakan keselamatan

Komunikatif

Sejarah Perkembangan
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali
dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954.
Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik.

Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga


atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65
tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan
Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember
yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di
Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang


iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama
(Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa
fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat
Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga
Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987)
disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji
keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya.

Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No.
10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur
pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).
Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan
1954
Radioaktivitet
Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga
1958
Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)
Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-
1964
ketentuan Pokok Tenaga Atom 1964
Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan
Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW
1965 oleh Presiden RI serta Perubahan nama Lembaga
Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA)
1966
Pasar Jumat, Jakarta 1966
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60
1968
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung
Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada
1971
daya 1 MW
Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN
1972
(KP2-PLTN)
Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan
1979
daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di
1984
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.
1987
Siwabessy dengan daya 30 MW
Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah
1988
Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan
1989 Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental
di PPTA Serpong oleh Presiden RI.
Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi
Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium
1990
Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong -
Tangerang oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri
Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas
1992
dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2
1994
MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil
1995 melaksanakan "Whole Indonesian Core" untuk Reaktor
Serba Guna GA. Siwabessy.
1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi :
Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi
Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa
Nuklir
Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang
1997 Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana
dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir
Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi
1998 Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan Keppres
No.197 Tahun 1998
Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi
2000 Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung
olehWakil Presiden RI
Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir
2001
(PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian
10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional;
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA
2003
di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian Pusat Pelatihan
dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian
Terpadu di Kalsel
Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman
2004
pangan nasional menggunakan teknik nuklir
2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir
Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi
2006
unggul BATAN di seluruh Indonesia
2008 50 tahun BATAN Berkarya

Layanan Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) - Badan Tenaga Nuklir Nasional


Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) adalah satuan kerja dibawah BATAN
yang mengemban tugas dan fungsi melaksanakan pengelolaan limbah radioaktif
untuk mencegah timbulnya bahaya radiasi terhadap manusia dan lingkungan, serta
melaksanakan pengendalian keselamatan lingkungan untuk mendukung kegiatan
pemanfaatan iptek nuklir.

Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang telah
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi
nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak dapat
digunakan lagi (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2002).

Limbah radioaktif umumnya ditimbulkan dari kegiatan penelitian pengembangan


(litbang), rumah sakit dan industri. Limbah radioaktif yang ditimbulkan kegiatan
litbang umumnya berbentuk kertas, shoe cover, sarung tangan, peralatan gelas
terkontaminasi dan lain-lain. Dari rumah sakit ditimbulkan limbah radioaktif
dalam bentuk sumber bekas radioterapi dan jarum radium. Sedangkan dari
industri umumnya ditimbulkan sumber bekas yang berasal dari sistem pengukuran
ketebalan bahan, ketinggian media di dalam tanki, dan lain-lain.

Proses Pelayanan Limbah Radioaktif :

1. Pastikan jenis dan karakteristik limbah telah didata dengan lengkap dan
benar serta diverifikasi oleh PPR (Petugas Proteksi Radiasi) dan yang
memiliki kewenangan.

2. Pastikan pelimbahan dan ijin pengangkutan telah mendapatkan


persetujuan dari BAPETEN.

3. Unduh (download) formulir isian pelimbahan yang sesuai pada menu


DOWNLOAD .

4. Isi formulir tersebut dengan benar.

5. Kirimkan formulir yang telah diisi ke adminplr@batan.go.id atau melalui


faksimili di nomor 021-7560927.

6. Tunggu verifikasi permohonan yang akan dikirimkan melalui email atau


faksimili. (verifikasi berisikan pembiayaan, username dan password untuk
login melihat status proses pelimbahan di web).

7. Lakukan pembayaran biaya pelimbahan dengan tunai atau dengan transfer


ke rekening Bank Mandiri No Rek: 101-000216685 atas nama Bendahara
Penerimaan BATAN Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Pastikan pada
transfer telah tercantum berita Pembayaran pelimbahan limbah xxxx,
sebanyak xxxx, atas nama xxxx, order ID xxxx.
8. Kirimkan bukti transfer ke adminplr@batan.go.id atau Faksimili

9. Konfirmasi jadwal pengiriman limbah melalui email, telp atau faksimili.

10. Jika diperlukan, lakukan monitoring status pelimbahan dengan login di


web ini.

Sejarah Perkembangan

Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi


nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara
untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara
tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata
nuklir di

lautan Pasifik.

Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan


dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat,
maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada
tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan
Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan
menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU
No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga
Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan
tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di
Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih


meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun
1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga
Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula
beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat
penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat,
Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta
(1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas
penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji
keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas
nuklir lainnya.

Sementara itu dengan perubahan paradigma pada


tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang
diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).

BATAN saat ini sudah berkembang menjadi lembaga


penelitian yang besar, memiliki fasilitas yang canggih dan
lengkap, serta didukung dengan sumberdaya manusia yang
cukup besar. Fasilitas penelitian BATAN tersebar di berbagai
daerah, yaitu di Pasar Jumat, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan
Serpong. Fasilitas penelitian nuklir yang paling lengkap berada di
kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Teknologi
(PUSPIPTEK) Serpong. Di kawasan ini terdapat beberapa fasilitas
penelitian utama yang dimanfaatkan untuk meningkatkan
penguasaan teknologi tinggi dalam mengantisipasi terhadap
pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik, diantaranya
adalah reaktor nuklir, instalasi fabrikasi elemen bakar reaktor,
instalasi keselamatan dan pengolahan limbah radioaktif.

Fasilitas penelitian lain sebagai pendukung kegiatan litbang nuklir


adalah di Yogyakarta. Di kawasan penelitian ini terdapat reaktor penelitian dengan
daya kecil yang digunakan untuk pelatihan bagi calon-calon operator reaktor.
Fasilitas ini sangat penting untuk menyiapkan para operator yang akan ditugaskan
untuk mengoperasikan reaktor yang sekarang sudah ada dan untuk mengantisipasi
rencana pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mendatang.
Sedangkan fasilitas nuklir di Bandung lebih banyak dimanfaatkan untuk
pembuatan radioisotop yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Selain digunakan untuk mendukung industrialisasi di bidang kelistrikan,


teknologi nuklir dapat digunakan untuk bidang-bidang yang bersifat tepat guna,
misalnya untuk kesehatan, industri, pertanian dll. Kawasan penelitian nuklir
BATAN di Pasar Jumat lebih diarahkan untuk tujuan tersebut. Di fasilitas ini
teknologi nuklir lebih dikembangkan untuk mendukung pembangunan sektor
pertanian, yaitu untuk menghasilkan tanaman unggul, pengawetan produk
makanan olahan, dan pengembangan suplemen pakan ternak. Di kawasan ini juga
dikembangkan fasilitas pelayanan kesehatan dan kalibrasi peralatan nuklir dll.

Dari kegiatan pengembangan teknologi nuklir yang dilakukan, BATAN


sudah menghasilkan produk-produk teknologi yang sangat bermanfaat bagi
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, hasil dari
pengembangan varietas unggul tanaman padi sudah bisa meningkatkan
produktivitas pertanian di berbagai daerah. Petani di daerah tidak hanya tertarik
untuk melakukan budidaya tanaman pangan tetapi juga di bidang peternakan. Hal
ini karena dukungan produk teknologi nuklir berupa suplemen pakan ternak yang
bisa meningkatkan produktivitas ternak yang sangat menguntungkan peternak.
Dari penelitian di bidang kesehatan telah dihasilkan radioisotop dan radiofarmaka
yang sangat dibutuhkan untuk keperluan diagnosis dan terapi untuk beberapa
penyakit.

Fasilitas Laboratorium batan

Laboratorium Sitogenetik adalah salah satu laboratorium di Pusat Teknologi


Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN. Laboratorium Sitogenetik
digunakan untuk kegiatan penelitian dan layanan pemeriksaan aberasi kromosom
pekerja radiasi. Keberadaan aberasi kromosom atau perubahan struktur kromosom
pada sel limfosit darah tepi dapat digunakan sebagai dosimeter biologi tubuh yang
terpajan radiasi. Perubahan struktur kromosom akibat pajanan radiasi ialah
terbentuknya kromosom asentrik (fragmen kromosom yang tidak mengandung
sentromer), kromosom cincin, kromosom disentrik (kromosom dengan dua
sentromer), dan translokasi (perpindahan fragmen antara satu atau lebih
kromosom). Perubahan struktur kromosom yang spesifik terinduksi pajanan
radiasi ialah kromosom disentrik.

Layanan Laboratorium Sitogenetik

Laboratorium sitogenetik melakukan pelayanan berupa pemeriksaan


aberasi kromosom pada pekerja radiasi, baik sebagai pemeriksaan rutin maupun
pemeriksaan khusus apabila pekerja terpapar radiasi berlebih. Untuk pemeriksaan
aberasi kromosom diperlukan 5 ml sampel darah tepi. Beberapa tahapan dalam
pemeriksaan aberasi kromosom adalah sebagai berikut..
1. Sel limfosit darah tepi pasien dibiakkan dalam medium pertumbuhan
standar yang diperkaya dengan vitamin, mineral, dan suplemen untuk
kemudian disimpan dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 48 jam.

2. Proses pemanenan dilakukan dengan memindahkan biakan ke dalam


tabung sentrifus, dan 3 jam sebelum pemanenan ditambahkan colchisin
pada biakan. Biakan kemudian disentrifugasi hingga 1500 rpm dan
disuspensikan dalam larutan carnoy hingga bersih.

3. Dilakukan preparasi preparat dan pewarnaan dengan giemsa untuk


memudahkan pengamatan struktur kromosom di bawah mikroskop dengan
perbesaran hingga 1000x. Preparat kemudian ditutup dengan coverglass
untuk diamati.

4. Pengamatan terhadap jumlah aberasi kromosom disentrik dilakukan pada


minimal 500 sel tahap metafase.

Apakah Aberasi kromosom?

Ketika tubuh terkena pajanan radiasi, sebagian besar


sel tubuh mengalami kerusakan pada materi genetik khususnya kromosom.
Kerusakan struktur kromosom atau aberasi kromosom merupakan efek segera
akibat pajanan radiasi sehingga dapat digunakan untuk keperluan proteksi radiasi
pekerja. Frekuensi terbentuknya aberasi kromosom yang spesifik akibat radiasi
ialah disentrik dan cincin. Kisaran dosis yang dapat menginduksi pembentukan
aberasi kromosom antara 25 cGy sampai 800 cGy (sinar gamma dan X).
Kebolehjadian terbentuknya disentrik sekitar 0,00022/cGy dan frekuensi cincin <
10% dari disentrik.

Fasilitas Laboratorium Sitogenetik

Laboratorium Sitogenetik dilengkapi dengan berbagai peralatan dan fasilitas


untuk melakukan pemeriksaan, antara lain ialah sebagai
berikut :

Biological Safety Cabinet

Incubator

Centrifuge

Waterbath

Light Microscope

Epiflourescence Microscope

Microscope Imaging System

Applied Imaging

Laboratorium Kedokteran Nuklir (KN) adalah salah satu laboratorium di Pusat


Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN. Laboratorium KN
digunakan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) aplikasi teknik
nuklir di bidang kedokteran. Dari berbagai aplikasi teknik nuklir di bidang
kedokteran yang telah diakomodir disini adalah teknik KN. Teknik KN
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu KN diagnostik invitro dan KN
diagnostik invivo.

KN adalah cabang dari ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiofarmaka


(senyawa kompleks dari radioisotop sumber terbuka berumur paro relatif pendek
dengan suatu sediaan farmasi yang spesifik untuk organ tertentu) dan peralatan
deteksi nuklir (deteksi sinar gamma atau betha) yang dilengkapi perangkat lunak
khusus untuk mengetahui fungsi dan atau anatomi organ tertentu dalam rangka
diagnostik suatu kelainan / penyakit dan atau terapi penyakit.

Teknik invitro, adalah teknik dimana cuplikan biologik dari subyek penelitian
direaksikan dengan suatu radioisotop didalam tabung dalam rangka penetapan
kadar zat tertentu didalam cuplikan tersebut untuk keperluan diagnostik fungsi
organ atau sistem. Salah satu teknik invitro yang banyak dipakai adalah teknik
Radio Immuno Assay (RIA) dan Immuno Radio Metric Assay (IRMA). Alat
utamanya adalah Pencacah Gamma (Gamma Counter). Zat-zat yang dapat
ditetapkan kadarnya adalah hormon, protein endogen, obat, penanda tumor,
penanda infeksi dll

Teknik invivo imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik untuk
organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral, parenteral,
inhalasi dll) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma dari radioisotop yang
terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi. Pendeteksian dapat
dilakukan secara planar dinamik (cacahan per-image per satuan waktu secara
serial sejak sesegera setelah radiofarmaka disuntikkan s.d waktu tertentu) atau
planar statik (cacahan per-image per satuan waktu, setelah jeda waktu tertentu
paska penyuntikkan radiofarmaka) atau SPECT (suatu teknik tomografi) atau
pencacahan seluruh tubuh (whole body). Data yang dihasilkan berupa gambar
serial, kurva cacahan VS waktu, hasil analisis kuantitatif oleh perangkat lunak,
gambar statik biasa, gambar statik tomografik atau gambar seluruh tubuh. Alat
utamanya adalah Kamera Gamma (Gamma Camera) Planar atau SPECT.
Pemeriksaan fungsi organ (disebut juga scanning) yang dapat dilakukan adalah
otak, kelenjar air mata, kelenjar ludah, tiroid, paru, jantung, kelenjar mamae,
lambung, usus, ginjal, hati, limpa, empedu, tulang (spot atau seluruh tubuh),
kelenj gatah bening, infeksi dll

Teknik invivo non imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik
untuk organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral atau
parenteral) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma atau betha dari
radioisotop yang terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi dan
data yang dihasilkan berupa cacahan atau kurva cacahan VS waktu. Alat yang
digunakan misalnya adalah Renograf, Thyroid Uptake, Heliprobe, dll.
Pemeriksaan fungsi organ yang dapat dilakukan adalah ginjal, tiroid, infeksi
Helicobacter pylori, dll

Peralatan

Laboratorium KN memiliki peralatan utama yaitu Pencacah gamma manual satu


lubang, Kamera gamma Toshiba GCA 602A, Renograf, Heliprobe dan peralatan
pendukung lainnya. <br.

Kamera Gamma Toshiba GCA 602A

Scanning tulang seluruh tubuh

Laboratorium Kedaruratan Nuklir merupakan salah satu laboratorium di Pusat


Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi. Laboratorium Kedaruratan Nuklir
digunakan untuk penanggulangan korban kecelakaan nuklir/radiasi, terutama
korban terkontaminasi eksterna pada kedaruratan Nuklir. Kedaruratan Nuklir
adalah keadaan bahaya sedemikian yang dapat mengancam keselamatan manusia,
kerugian harta benda atau kerusakan lingkungan hidup, yang timbul sebagai
akibat dari adanya kecelakaan radiasi atau kejadian khusus yang terjadi di wilayah
atau di luar wilayah negara Indonesia. Penanggulangan Kedaruratan Nuklir adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat terjadi kedaruratan
nuklir untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan terhadap keselamatan
manusia, kerugian harta benda atau kerusakan lingkungan hidup, yang dapat
dijadikan sebagai dasar bagi tindakan pemulihan kegiatan sosial dan ekonomi.
Laboratorium ini selalu dipakai untuk kegiatan latihan Tim Medis
Penanggulangan Medik Kedaruratan Nuklir "Dekontaminasi Eksterna", juga pada
waktu yang belum lama ini tepatnya tanggal 13 November 2008 laboratorium ini
telah dipakai untuk demonstrasi pada acara Workshop PMKN yang pesertanya
terdiri dari berbagai instansi termasuk para dokter UGD/IGD baik dari RS yang
berada di DKI maupun dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adapun
penunjang laboratorium Kedaruratan Nuklir adalah

1. Ruang Dekontaminasi Eksterna

Ruang Dekontaminasi Eksterna dilengkapi dengan bahan dan alat: blankar dilapisi
plastik, meja instrumen dilapisi plastik, tabung Oksigen, tensimeter beroda,
stetoskope, botol tempat sabun cair pH netral, radiac wash, pakaian khusus tim
PMKN lengkap dengan pelindung seperti masker, shoe cover, sarung tangan
karet,kacamata pelindung, tutup kepala dan apron plastik. Selain perlengkapan di
ruang dekontaminasi, Laboratorium kedaruratan nuklir telah mempunyai fasilitas
First Aid Kit P3K (Tas P3K beserta perlengkapannya).

2. Laboratorium Klinik

Laboratorium ini digunakan terutama untuk memeriksa jumlah sel limfosi absolut
dengan menggunakan alat "Micros" pada korban kecelakaan nuklir/radiasi.
Pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut ini dapat memperkirakan kisaran dosis
yang diterima korban. Pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut ini sangat murah
dan cepat hasilnya dibandingkan dengan pemeriksaan aberasi kromosom, namun
keduanya ada kelebihan dan kekurangannya. Yang paling cepat dapat diprediksi
akibat pajanan radiasi adalah sel limfosit karena sel darah limfosit ini sangat
sensitif. Selain pemeriksaan jumlah sel limfosit absolut, juga memeriksa sel darah
lainnya seperti eritrosit, trombosit dan sebagainya. Di laboratorium klinik selain
pemeriksaan Hematologi dilakukan juga pemeriksaan kimia klinik dengan
menggunakan alat Photometer, untuk pemeriksaan Gula darah, Kolesterol, HDL,
LDL,Trigliserida, SGOT/PT, Ureum, Kreatinin, Protein total, Albumin, Globulin,
Asam Urat.

3.Laboratorium Whole Body Counter

Laboratorium Whole Body Counter berfungsi untuk memeriksa korban yang


diduga terkontaminasi interna oleh zat radioaktif.
Laboratorium Teknik Analisis Radiometri
Dan Spektrometri Serapan Atom
Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) merupakan salah satu


laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional yang mempunyai tugas pokok
melakukan penelitian dan pengembangan di bidang analisis aktivasi neutron
(AAN).

Laboratorium TAR telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)


sebagai laboratorium Pengujian dengan nomor akreditasi LP-311-IDN sejak
tanggal 2 Mei 2006. Lab TAR telah menerapkan sistem mutu berdasarkan
ISO/IEC 17025:2005 untuk menjamin kualitas hasil pengujian bagi customer
pengguna jasa untuk ruang lingkup pengukuran black carbon, PM2.5, PM10 dan
analisis unsur dalam sampel partikulat udara menggunakan teknik AAN. Di
samping lab TAR, BATAN Bandung juga memiliki laboratorium Spektrometri
Serapan Atom (SSA) yang telah tersertifikasi oleh BATAN dalam implementasi
sistem mutu Standar BATAN SB 77-0003-80:2007/ISO/IEC 17025:2005

sejak tanggal 19 November 2007, untuk ruang lingkup analisis berbagai unsur dan
logam berat pada cuplikan air limbah, air minum dalam kemasan (AMDK),
makanan, tanah, sludge, rambut, dan partikulat udara.

STRUKTUR ORGANISASI
FASILITAS

Laboratorium memiliki fasilitas diantaranya adalah:

1. Ruang bersih (clean room)

Ruangan yang dilengkapi dengan humidifier, air conditioner dan blower


pengatur udara agar ruangan selalu berada pada kondisi yang
dipersyaratkan. Ruang bersih ini berfungsi untuk penyimpanan sampel
sekaligus preparasi sampel yang memerlukan kondisi khusus seperti
sampel filter partikulat udara.
Neraca Mikro Mettler Toledo

Neraca Semi Mikro Mettler


Toledo

EEL Smoke Stain


Reflectometer. Alat ini
digunakan untuk mengukur
reflektansi black carbon

Freeze Dryer

2. Lab. Cacah (counting room)

Ruangan ini dilengkapi dengan humidifier, AC dan berbagai peralatan


pencacahan.
Spektrometer Gamma dan Multi
Channel Analyzer (MCA)

Detektor HPGe

Spektrometer Gamma SCA

Liquid Scintillation

3. Lab. Pneumatik (Pneumatic Lab)

Ruangan ini merupakan laboratorium aktif yang terhubung dengan


fasilitas iradiasi reaktor TRIGA 2000 Bandung. Sampel diiradiasi
menggunakan fasilitas Pneumatik Transfer Tube. Lab. ini juga digunakan
untuk preparasi sampel pra-iradiasi.
Pneumatik Transfer Tube

Neraca Sartorius

LEFT BLANK

Microwave Digestion

4. Alat Sampling Cuplikan partikulat udara

Gent sampler merupakan alat pencuplik partikulat udara yang bersifat


dichotomous. Stacked Filter Unit berisi dua filter masing-masing untuk
partikulat halus dan partikulat kasar
Pompa vakum gent sampler

Kontainer hitam Stacked Filter


Unit yang berisi filter

5. Atomic Absorption Spectrometer (AAS)

AAS yang dimiliki lab. TAR dilengkapi dengan Grafite Furnace, Hydride
Generator dan Carbon Rod

LAYANAN

Laboratorium TAR dan SSA memiliki fasilitas lab dan SDM yang kompeten
dalam melaksanakan pelayanan jasa analisis. Salah satu keunggulan metode yang
digunakan di lab TAR adalah metode analisis multielemen yang simultan, cepat,
sensitif dan limit deteksi mencapai orde mikro bahkan submikrogram, serta
mampu menganalisis sampel dalam jumlah kecil 100 mg. Layanan analisis
yang kami sediakan diantaranya meliputi berbagai analisis diantaranya:

Analisis unsur runutan Al, Br, Cl, I, Na, Ca, Mn, Mg, Cu, V, Ti, Cr, Fe, Zn,
Cu, As, Se, Sc, Sb, Co, Ag, La, Sm, K, Pb dan Hg pada berbagai macam
sampel padat dan cair.
Analisis unsur As, Cd, Co, Cu, Cr, Fe, Zn, Ca, Pb, K, Mg, Mn, Hg pada
cuplikan makanan, air limbah, sludge, AMDK, tanah, rambut dan
partikulat udara

Analisis unsur black carbon pada filter

Monitoring dan analisis sampel udara ambient

Monitoring dan analisis sampel cair industri, tanah, air dan sludge

Penentuan PM2.5, PM10, sumber pencemar dan back trajectory

AKREDITASI LABORATORIUM

UJI PROFISIENSI DAN INTERKOMPARASI

Uji profisiensi dan interkomparasi yang pernah diikuti oleh lab TAR dan SSA
adalah sebagai berikut:
1. Uji Profisiensi KAN VIII/2005 Desember 2005, komoditas air minum
dalam kemasan (AMDK) untuk parameter sulfat, Fe, Mn, Cu, Cd, As dan
Hg dengan hasil baik pada semua parameter (Zscore < 2)

2. Uji Profisiensi KAN IX/2006 September 2006, komiditas air limbah


untuk unsur Cr, Fe, Mn dan Pb dengan hasil baik pada semua parameter
(Zscore < 2), kecuali untuk unsur Mn dengan nilai antar Lab zscore 0,
intra lab 2.45.

3. Uji Profisiensi KAN XI/2008 September 2008, komoditas kecap untuk


unsur Cu, Fe, Zn, Cd, dan Pb dengan masing-masing Zscore < 2

4. Uji Profisiensi antar laboratorium BATAN untuk komiditi Bahan Bakar


Uranium (UO2 dan U3O8), Agustus 2007 dengan nilai sangat baik untuk
pengujian kadar Uranium menggunakan AAN dan nilai baik untuk
pengujian menggunakan metode UV-Vis.

5. Uji Profisiensi antar lab AAN BATAN, 2007, untuk sampel coal fly ash
dan sedimen dengan hasil baik. Hasil pengujian akurasi dan presisi pada
sampel coal fly ash dapat diterima untuk semua parameter yang diikuti
(Al, Fe, K, Na, Ti, As, Cr, Mn, Se, V) serta ratio analisis/sertifikat berada
pada rentang 0,94 - 1,07.

LAB TEKNIK AANC (ANALISIS AKTIVASI


NEUTRON CEPAT)

Pendahuluan

Kebutuhan peralatan analisis unsur dalam suatu sampel yang dapat memberikan
hasil secara cepat, akurat, analisis multi unsur, tak merusak, dan murah
belakangan ini animonya sangat besar, baik untuk menunjang keperluan penelitian
maupun untuk kontrol mutu suatu produk industri serta untuk monitor polusi
lingkungan. Akselerator generator neutron merupakan salah satu peralatan iptek
nuklir modern yang digunakan untuk analisis unsur dalam suatu sampel dengan
menggunakan teknik analisis aktivasi neutron cepat (AANC). Teknik AANC ini
pada prinsipnya mampu menganalisis unsur ringan sampai unsur berat namun
batas deteksinya hanya dalam orde puluhan ppm untuk unsur berat. Teknik AANC
merupakan teknik analisis unsur yang telah baku dan handal khususnya untuk
analisis unsur ringan dan medium. Keunggulan lain adalah merupakan teknik
analisis multi unsur, akurat dan tak merusak, serta waktu yang diperlukan untuk
analisis dalam orde menit sampai puluhan menit. Dibandingkan dengan teknik
nuklir sejenis yaitu AAN(Analisis aktivasi neutron) yang menggunakan neutron
termal maka teknik AANC lebih unggul dalam menganalisis unsur Pb, Al, Na, Si,
O, N, P, K.

PTAPBBATAN mempunyai akselerator Generator neutron yang merupakan satu-


satunya alat di Indonesia yang telah banyak digunakan untuk analisis unsur
dengan teknik AANC dan aplikasi lainnya. Akselerator Generator neutron ini
mampu memproduksi sumber neutron cepat 14,5 MeV berdasarkan reaksi fusi
D+T atau reaksi 2H + 3H 4He + n. Besarnya fluks neutron maksimum yang
dihasilkan dalam orde 109 n/cm2.s.

Analisis aktivasi neutron cepat (AANC) merupakan teknik analisis unsur yang
didasarkan pada reaksi inti antara neutron cepat dengan unsur dalam suatu sampel.
Pada AANC sampel yang akan dianalisis diiradiasi dengan neutron cepat yang
dihasilkan oleh Generator neutron. Akibat iradiasi neutron maka inti-inti atom
dalam sampel mengalami reaksi inti dengan neutron dan terbentuk radioisotop.
Radioisotop yang dihasilkan, bersesuaian dengan keberadaan unsur yang
dianalisis, akan memancarkan radiasi gamma karakteristik. Energi radiasi gamma
karakteristik inilah yang digunakan untuk menciri keberadaan suatu unsur
(analisis kuantitatip) sedangkan dari intensitas radiasi gamma yang terbentuk akan
menentukan kadar unsur dalam suatu sampel (analisis kuantitatip). Untuk
melakukan analisis kualitatip dan kuantitatip diperlukan spektrometer gamma.
Pemilihan reaksi inti yang tepat akan meningkatkan sensitivitas analisis unsur-
unsur yamg dikehendaki dan menekan reaksi pengaktifan unsur-unsur lain yang
bisa mengganggu analisis. Reaksi inti yang sering dipergunakan pada AANC
adalah reaksi-reaksi inti (n,p), (n,) dan (n,2n).

Karena batas deteksinya yang rendah dibandingkan dengan AAN maka AANC
maka teknik ini hanya tepat untuk analisis polutan dari sampel sediman. Dalam
bidang lingkungan generator neutron dipergunakan sebagai pelengkap teknik
AAN untuk menentukan kandungan unsur-unsur N,P,K, Na,Al,Si,Cd,Cu, Pb.

Fasilitas teknik AANC

PTAPB-BATAN mempunyai fasilitas teknik AANC yang teridiri satu mesin


Generator neutron, dua unit spektrometer gamma menggunakan detektor HPGe
dan NaTl(I). Spektrometer gamma ini dilengkapi dengan software PC-MCA
Accuspec dan Maestro. Pada Gambar 1a dan 1b diperlihatkan foto Generator
neutron dan pada Gambar 2a dan 2b diperlihatkan spektrometer
gamma.menggunakan PC-MCA Accuspec. Laboratorium teknik AANC
dilengkapi berbagai standar reference material (SRM) dan alat sampling yang
merupakan bantuan IAEA untuk keperluan analisis lingkungan seperti
ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2.

Gambar 1a. Akselerator Generator neutron


Gambar 1b. Panel kontrol akselerator Generator neutron

Gambar 2. Spektrometer gamma

Gambar 3. PC-MCA Accuspec Spektrometer gamma


Tabel 1. Unsur standar SRM/CRM
N Nomo Ju
Nama Barang
o r CRM mlah

BCR TRACE ELEMENTS IN


1 2
No62 OLIVE LEAVES

CRM TRACE ELEMENTS IN


2 2
609 OLIVE GROUNDWATER

BCR
3 ESTUARINE SEDIMENT 2
667

BCR WASTERWATER
4 2
713 (EFFLUENT)

BCR WASTERWATER
5 2
714 (INFLUENT)

BCR WASTEWATER
6 2
715 (INDUSTRIAL EFFLUENT)

RM BUFFALO RIVER
7 2
8704 SEDIMENT

Tabel 2. Peralatan Sampling


N Nomo Ju
Nama Barang
o r Seri mlah

EKMAN DREDGE
E-
1 W/CASE (SEDIMENT 1
05470-00
SAMPLER)

E- WATER SAMPLER,
2 1
05488-10 ACRYLIC.2,2 L

E- MESSENGER.SPLIT-
3 1
05499-10 BARREL,11 OZ

E-
4 POLYSTER LINE,100 2
05499-35

Akreditasi Lab Teknik AANC


Hasil uji AANC dapat diakui kebenarannya jika teknik AANC tersebut telah
memiliki sertifikat penilaian hasil uji atau telah terakreditasi. Ketelitian hasil uji
pada dasarnya didukung oleh sarana dan prasarana laboratorium yang terkalibrasi
dan metode penelitian yang digunakan. Sertifikat sistem mutu laboratorium
mempunyai tujuan untuk memberikan jaminan kepada pemakai jasa laboratorium
bahwa hasil uji yang dihasilkan mempunyai nilai ketepatan dan ketelitian yang
baik.

Suatu laboratorium perlu memiliki sertifikat penilaian hasil uji yang dikeluarkan
oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN), yang telah menyusun pedoman tentang
persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh laboratorium terakreditasi dengan
mengacu ISO/IFG Guide 25-1990. Persyaratan ini tertuang dalam pedoman BSN
01-1991 dinyatakan juga telah memenuhi persyaratan ISO-9002. Suatu
laboratorium analisis perlu melakukan penelitian dan pengujian terhadap suatu
bahan untuk memperoleh data-data yang memenuhi persyaratan BSN 01-1991
atau ISO-9002, agar dapat menunjang pengakuan keberadaan laboratorium
analisis dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
memerlukan jasa pengujian menggunakan alat tersebut.

Untuk merealisasi akreditasi laboratorium generator neutron, maka telah


dilakukan uji validasi metode AANC terhadap beberapa unsur menggunakan
metode komparasi dengan sampel standar Standart Reference Materials (SRM)
telah dilakukan di laboratorium Akselerator generator neutron. Hasil analisis
standar pembanding dengan BRS (Buffalo river sediment) dapat dilihat pada
Tabel 3. Dari tabel terlihat bahwa kadar unsur hasil analisis dengan metode
AANC tidak berbeda jauh dengan yang ada dalam standar sertifikat BRS. Hal ini
memberikan informasi bahwa metode AANC yang digunakan dalam penelitian ini
cukup baik dan akurat

LABORATORIUM AAN PTBIN SERPONG

PENDAHULUAN

Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu teknik nuklir yang digunakan
untuk mengkuantifikasi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam suatu materi.
Teknik ini didasarkan pada reaksi penangkapan neutron termal oleh inti atom
yang terkandung dalam materi uji. Reaksi inti ini berlangsung di fasiltas iradiasi
yang menyediakan sumber neutron. Hasil interaksi tersebut menghasilkan spesi
atom baru yang kelebihan satu buah neutron dan dalam keadaan tidak stabil.
Untuk mencapai ke keadaan stabil, spesi tidak stabil tersebut melepaskan partikel
beta yang umumnya diikuti oleh emisi sinar gamma. Sinar gamma yang
diemisikan adalah bersifat khas untuk setiap radionuklida, dan umumnya akan
membentuk suatu spektrum yang disebut sebagai spektrum gamma. Dengan
menggunakan detektor HPGe resolusi tinggi, spektrum yang terbentuk dapat
dipilah dan radionuklida yang terkandung dalam materi dapat diidentifikasi dan
selanjutnya dikuantifikasi.

Teknik ini mempunyai berbagai keunggulan, yaitu pengujian yang bersifat tidak
merusak, sensitivitas pengukuran yang relatif tinggi sampai nanogram (10-12 g),
selektivitas yang tinggi dengan kemampuan identifikasi unsur secara simultan.
Dengan demikian evaluasi unsur-unsur yang terdapat dalam materi dapat
ditentukan secara serempak dalam jumlah cuplikan yang relatif sedikit (50 - 100
mg).

Laboratorium AAN Pusat Teknologi Bahan Industri (PTBIN) dalam menjalankan


fungsinya ditunjang oleh sumber daya manusia yang kompeten dan dilengkapi
oleh berbagai fasilitas dan peralatan yang memadai.

PREPARASI TARGET

Dalam menunjang kegiatannya, laboratorium AAN Serpong telah dilengkapi


dengan sejumlah peralatan preparasi cuplikan, seperti peralatan pengering dingin
(freeze dryer) dan oven. Peralatan pengering dingin digunakan untuk
mengeringkan berbagai jenis cuplikan pada temperatur -90 oC dan tekanan vakum
0,03 mBar. Pada keadaan ini, beberapa jenis unsur yang sensitif terhadap
perlakuan panas, dapat diatasi sehingga kemungkinan hilangnya unsur-unsur
tersebut bisa dikurangi, misalnya : untuk cuplikan biologi, tanaman dan spesimen
makhluk hidup. Sementara itu oven digunakan untuk proses pengeringan cuplikan
untuk analisis unsur-unsur yang tidak mudah menguap karena adanya pemasanan,
misalnya tanah dan sedimen.

Gambar 1. Ruang khusus untuk preparasi target


Laboratorium juga dilengkapi dengan ruang khusus preparasi, untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dari partikulat udara. Didalam ruangan ini
disediakan alat timbang mikro.
Gambar 2. Timbangan enam digits yang terkalibrasi.

FASILITAS IRADIASI

Untuk pelaksanaan iradiasi, laboratorium didukung oleh fasilitas iradiasi di


reaktor GA. Siwabessy, Serpong. Fasilitas ini dilengkapi dengan empat buah
sistem hidrolik dengan fluks neutron termal rerata sekitar 2,7.1017 n.m-2.det-1
(dengan nilai f = 40 dan parameter sekitar 0,030). Kempat sistem hidrolik dapat
dioperasikan secara simultan. Fasilitas menyediakan dua jenis kapsul iradiasi,
masing-masing terbuat dari polietilena dan aluminum. Kapsul polietilena mampu
memuat target sebanyak 32 sekaligus untuk ukuran vial mikro (dia 6,4 mm, tinggi
12,7 mm, volume 0,3 mL), dengan waktu iradiasi maksimal 30 menit. Sementara
kapsul aluminium dapat memuat 30 target vial mikro, dengan waktu iradiasi bisa
mencapai 4 jam.

Gambar 3. Fasilitas iradiasi di RSG GA. Siwabessy. (a) Empat buah sistem
hidrolik. (b) Beberapa contoh kapsul iradiasi

SPEKTROMETER GAMMA

Laboratorium AAN dilengkapi sistem Spektrometri- dengan tiga detektor


Germanium resolusi tinggi (HPGe, tipe koaxial, P/C=40, resolusi = 1,9 keV pada
E= 1173,5 keV dari 60Co), yang dirangkai dengan penganalisis puncak multi
saluran. Sistem ini memungkinkan mendeteksi puncak energi- secara simultan
untuk sejumlah unsur secara bersamaan. Sejumlah perangkat lunak baik untuk
akuisisi data maupun untuk analisis spektrum, telah digunakan secara intensif.
Perangkat lunak yang digunakan meliputi GENIE2000, Hyperlab, Wspedac dan
Pspedac.
Gambar 4. Sistem spektrometer gamma yang dirangkai dengan detektor HPGe

LABORATORIUM BANK JARINGAN

Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN Jakarta

Bank Jaringan Riset Batan


Bank Jaringan Riset Batan (BJRB) adalah Bank Jaringan pertama di Indonesia
yang menggunakan radiasi sinar Gamma untuk mensterilkan jaringan
muskulaskeletal dengan kualitas tinggi untuk implantasi/trasplantasi. BJRB
berada di bawah Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga
Nuklir Nasional (PATIR-BATAN) bertugas untuk meneliti dan mengembangkan
teknologi Bank Jaringan, khususnya dalam bidang pengawetan jaringan biologi
baik alograf maupun xenograf dengan radiasi sinar g dan partikel elektron.

Penelitian pengawetan jaringan biologi dengan cara radiasi di Indonesia telah


dimulai sejak tahun 1986, yaitu dengan melaksanakan penelitian pengawetan
amnion segar yang diproses secara liofilisasi kemudian disterilkan dengan radiasi
sinar g. Produk tersebut selanjutnya disebut dengan Amnion Liofilisasi Steril-
Radiasi (ALS). Amnion segar yang mengandung kolagen dan beberapa hormon
dan enzim, didapat dari plasenta bayi yang dilahirkan oleh ibu sehat, bebas dari
penyakit menular seperti HIV dan Hepatitis B/C, baik dari kelahiran normal
maupun melalui pembedahan.

ALS sangat baik untuk penutup luka seperti luka bakar, luka terbuka atau luka
lepra terutama untuk luka stadium I dan II. Di samping untuk pembalut luka,
mulai pada tahun 1998, ALS telah dimanfaat pula untuk operasi mata seperti
corneal ulcer, corneal epithelial defects and ulcers dan severe conjuctival tumors
and corneal defect.

Pada tahun 1992, penelitian graf tulang baik yang berasal dari tulang manusia
(alograf) maupun tulang sapi (xenograf) dimulai. Tulang diproses dengan cara
demineralisasi dan deproteinisasi, selanjutnya di liofilisasi serta diiradiasi untuk
sterilisasi. Metode pemrosesan graf tulang dikembangkan berdasarkan pada
Association of American Tissue Banks (AATB), European of Association Tissue
Banks (EATB), dan International Atomic Energy Agency (IAEA), sedangkan
proses produksi dikembangkan berdasarkan pada Cara Produksi Obat yang Baik
(CPOB). Saat ini laboratorium Bank Jaringan telah terakreditasi oleh Komisi
Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), pada 10
Maret 2008.

Penggunaan graf tulang di bidang bedah ortopedi, periodontologi dan bedah mulut
sangat dibutuhkan, baik sebagai sebagai pengisi maupun untuk rekonstruksi.
Dalam bidang ortopedi,graf tulang sangat dibutuhkan pada: Spinal surgery, Hip
surgery, Knee Surgery, Malignant bone lesion, Bening bone lesion, dll.

Graf tulang untuk implantasi telah dikembangkan sejak tahun 1886 oleh Thiersch.
Data tahun 2006 menunjukkan bahwa di Amerika Serikat lebih 750.000 alograf
digunakan untuk implantasi.

Pengertian Bank Jaringan


Bank Jaringan adalah suatu system kemudahan yang berupaya untuk
mengumpulkan, memproses, menyediakan, menyimpan, dan mendistribusikan
jaringan biologi untuk kebutuhan klinik. Jaringan biologi tersebut berasal dari
jaringan yang didermakan oleh donor sehat, bebas dari berbagai penyakit menular
seperti, kuman dan virus seperti HIV, Hepatitis B/C, Syphylis, dll, dan diproses
sebagai bahan biomaterial alami yang dapat digunakan dengan aman.

Untuk mendapatkan produk yang aman, Bank Jaringan berupaya untuk


mengendalikan pemilihan bahan baku yang sesuai dan pemrosesan jaringan
berdasarkan pada prinsip-prinsip cara berproduksi yang baik (CPOB).
Berdasarkan penanganan tersebut, jaringan yang telah diproses di Bank Jaringan
dapat digunakan dengan aman, karena telah terbebas dari penyakit.

Manfaat Bank Jaringan


Bank Jaringan diperlukan untuk:

Meningkatkan mutu kesehatan dan kualitas masyarakat

Menyediakan jaringan pengganti yang selalu tersedia untuk digunakan


oleh pasien yang membutuhkan saat diperlukan oleh pakar bedah ortopedi,
bedah mulut/gigi, bedah mata, bedah plastic dan bedah rekonstruksi.

Mengurangi morbiditas dari pasien akibat pengambilan jaringan pengganti


dari bagian lain dari pasien itu sendiri (autograf).

Menghindarkan pasien dari ketidaknormalan struktur tubuhnya akibat


pengambilan jaringan pada bagian tubuh lainnya.

Menurunkan biaya Rumah Sakit dan pasien

Anda mungkin juga menyukai