D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
NAMA : NUR HAMINAH HASIBUAN
NPM : 201601005
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMESTER : VI (ENAM)
A. Latar Belakang
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau
memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan
logis, dan menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apa pun
pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, walaupun dalam
beberapa hal sering terjadi pelaksanaannya yang dimodifikasi oleh peneliti yang
bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian dapat
dipilah menjadi tiga fase, yaitu fase perencanaan, pelaksanaan, dan laporan.
Adapun studi kasus termasuk ke dalam fase perencanaan penelitian yang diawali
dengan kegiatan memilih masalah secara operasional dan membuat pembatasan-
pembatasan, yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah
memilih masalah penelitian, baru dilakukan studi kasus.
Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan sebagaimana
mestinya. Terdapat kecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidiki sesuai
dengan pergi ke lapangan guna mengumpulkan data tanpa perencanaan yang
matang. Pada waktu hendak mengolah datanya barulah dirasakan adanya
kekurangan-kekurangan dalam penelitian itu secara keseluruhan, sehingga hasil
yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri, maupun bagi pihak
yang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu, tidak dapat
disangsikan lagi bahwa studi kasus ini sangat penting artinya untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
D. Jenis Studi Kasus
Jika melihat dari bentuknya, maka studi kasus dapat dibedakan kedalam
berbagai macam jenis. Berikut ini adalah beberapa macam jenis studi kasus :
Ilustratif
Jenis metode penelitian sosial dengan ilustratif ini akan lebih mendekatkan
pada kajian deskriptif terhadap berbagai bentuk kejadian-kejadian yang ada
didalam masyarakat. Misalnya seperti masalah sisuak di Indonesia yang saat
ini sedang terjadi.
Seperti misalnya kemiskinan, kriminalitas maupun kenakalan remaja atau
pelajar.
Penyelidikan
Jenis lain dari studi kasus adalah dengan penyelidikan atau lebih dikenal
dengan istilah investigasi dalam penelitian. Metode ini sangat efektif
diterapkan dalam masyarkat, terutama mengenai konflik sosial yang sering
terjadi.
Kumulatif
Dalam penentuan studi kasusu bisa juga menggunakan jenis penelitian
kumlatif yang secara singkat akan menjelasakan perbandingan kumpulan
informasi yang ada dalam sumber literasi seperti misal pada buku-buku, jurnal,
maupun yang ada didalam internet.
Kemudian selanjutnya dari bahasan tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk
selanjutnya dilakukan penelaahan yang lebih dalam.
Kritis
Jenis terakir dari studi kasus adalah kritis, kritis ini bisa kita lakukan dengan
menguji persoalan masyarakat dengan hasil dari sebab dan akibat. Proses kritis
yang dilakukan dalam studi kasus ini haruslah dilakukan dengan wawasan dan
pengetahuan yang luas, olehk karena itu terkhusus untuk jenis studi kasus yang
terakhir ini bisa dikatakan sulit dilakukan unutk orang awam.
3
E. Contoh studi kasus
Dari penjelasan mengenai pengertian serta jenis studi kasus di atas rasanya
kurnag cukup bila tanpa ada contoh studi kasus dalam penelitian. Oleh karena itu
kami akan memberikan contoh penjabaran dari sebuah penelitian yang membahasa
tentang “Pemanfaatan Biji Karet Sebagai Pengawet Makanan”.
4
Catatan insidental
Catatan insidental (anecdotal record)
Adalah catatan singkat tentang peristiwa yang dialami peserta didik secara
perorangan (tingkah laku).
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Menetapkan peserta didik yang perlu diselidiki
2. Setiap pencatatan diambil kesimpulan sementara. Kesimpulan final
diambil setelah beberap pencatatan
3. Difokuskan pada tingkah laku peserta didik
Inventori Kepribadian
Merupakan tes-tes yang terutama menggunakan paper and pencil. Tes
inventori merupakan self report Questionnare, untuk menentukan
karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude),
dan nilai-nilai (value).
Jawaban peserta didik tidak memakai kriteria benar dan salah.
Semua b untuk kuantifikasi jawaban sehingga dapat dibandingkan dengan
kelompoknya
Aspek kepribnadian yang dapa diketahui melalui inventori ini : Sikap, minat
sifat sifat kepeminpinan dan dominasi.
F. SOSIOMETRI
Sosiometri merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial siswa. Dengan teknik ini dapat
diperoleh data tentang suasana hubungan antar individu, struktur dan arah
hubungan sosial. Gambaran suasana hubungan sosial yang diperoleh dengan
sosiometri disebut sosiogram. Dari data sosiometri individu dapat diketahui
keluasan dan kedalaman pergaulan (keintiman pergaulan), status pemilihan atau
penolakan sesama teman, dan popularitas dalam pergaulan.
1. Fungsi dari sosiometri
a. Sebagai alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu
dengan dasar terhadap relasi sosial dan status dari masing-masing anggota
kelompok yang bersangkutan.
5
b.Sebagai alat untuk memperbaiki hubungan insani (human relation) diantara
anggota-anggota kelompok tertentu.
c. Dapat digunakan untuk menentukan kelompok kerja.
d.Dapat digunakan untuk meneliti kemampuan memimpin seorang individu
dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
Cara Pengerjaan Sosiometri
a) Siswa diberi daftar isian/angket sosiometri dan diminta untuk menuliskan
identitas dirinya.
b) Konselor memberikan penjelasan maksud dan tujuan dari angket sosiometri,
dan menjelaskan petunjuk pengisiannya.
c) Konselor mempersilahkan kepada siswa untuk mengisi angket sosiometri,
yaitu dengan cara menuliskan teman yang paling disukai dan yang paling
tidak ia sukai disertai alasan-alasannya.
d) Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan dengan jujur, dengan
memberikan jaminan kerahasiaan terhadap semua jawabannya
e) Menginformasikan bahwa hasil angket sosiometri ini akan dijadikan acuan
dalam membrikan layanan (bantuan) pada siswa.
2. Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil Instrumen sosiometeri mengacu pada langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Siapkan tabel sosiometri yang berisikan nama pemilih / penolak dan nama yang
dipilih / ditolak dalam satu kelas.
b. Masukkan data yang diperoleh dari angket sosiometri ke dalam tabel tersebut
dengan ketentuan angka 1 untuk pilihan pertama ( 1 ) angka 2 untuk pilihan
kedus ( 2 ), angka 3 untuk penolakan pertama ( 3 ) dan angka 4 untuk penolakan
kedua ( 4 ), sehingga akan tampak skor pilihan dengan rumus jumlah angka 1
ditambah jumlah angka 2 serta skor penolakan dengan rumus jumlah angka 3
ditambah jumlah angka 4..
c. Dari tabulasi yang ada dituangkan dalam tebel varian pilihan ( Cs ) untuk
mengetahui indeks pilihan dengan rumus :
SKOR (Nxp)
6
Keterangan
N : Jumlah Responden
P : Jumlah Pilihan
d. Selanjutnya dituangkan dalam tebel varian penolakan ( Rs ) untuk mengetahui
indeks penolakan dengan rumus :
SKOR
X–1
(Nxp)
Keterangan
N : Jumlah Responden
P : Jumlah Penolakan
e. Selanjutnya dituangkan lagi dalam tebel varian pemilihan dan penolakan (CRs)
untuk mengetahui indeks pemilihan dan penolakan dengan rumus:
SKOR Pemilihan + SKOR Penolakan (Nxq)
Keteragan
N : Jumlah Responden
q : Jumlah Pemilihan dan Penolakan
f. Dari tabulasi yang ada dituangkan dalam bentuk sosiogram untuk melihat
hubungan antar individu dalam kelompok tersebut.
3. Penyampaian Hasil
Hasil dari pengolahan Instrumentasi perlu disampaikan kepada fihak-
fihak yang terkait secara langsung dengan responden. Dalam penyampaian hasil
instrumentasi ini tetap harus menjaga kerahasiaan, tidak boleh disampaikan/
diumumkan secara terbuka dan dijadikan pembicataan umum.
Dalam forum khusus, hasil instrumentasi dapat dijadikan topik
bahasan/diskusi, namun tetap harus menjaga kerahasiaan responden (tidak
menyebut nama responden).
Dari keseluruhan penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini hasil yang
diperoleh disampaikan kepada masing-masing responden, dalam bentuk Profil
Individual, sedangkan kepada Guru bimbingan dan konseling/Kepala Sekolah
diberikan Data rekap dan data pendukung lainnya, sebagai bahan untuk
pemberian layanan lebih lanjut.
7
Penyampaian hasil instrumentasi kepada masing-masing responden akan
lebih baik apabila disampiakan secara individual, sehingga konselor dapat
berkomunikasi dan menjelaskan isi dari laporan hasil instrumentasi yang akan
diberikan dalam bentuk format individual, dan sekaligus bagi siswa yang
memiliki permasalahan dapat diberikan penjelasan untuk langkah-langkah tindak
lanjut berikutnya
G. INVENTORI KEPRIBADIAN
Tes inventori adalah tes-tes yang terutama menggunakan paper dan
pencil. Tes inventori merupakan self report questionnare, untuk menentukan
karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude), dan
nilai-nilai (value). Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik
kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka. Namun
perlu di ingat bahwa alat-alat tes yang digunakan umumnya tidak ada yang
sempurna dan masing-masing tes hanya menjelaskan satu atau beberapa aspek
kepribadian.
Beberapa masalah dalam tes inventori kepribadian adalah:
Definisi kepribadian sedemikian banyak, sehingga seleksi yang tepat dari
macam-macam definisi kepribadian perlu mendasari pemakaian tes
inventory.
Tes inventori kepribadian tidak dapat bersifat culture free. Oleh karena itu
aspek kultural harus di pertimbangkan, padahal nilai-nilai kultur selalu
berubah. Sedangkan di sisi lain tes inventori diharapkan dapat memberikan
profil kepribadian yang stabil.
Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitif terhadap perubahan, maka sulit
memperoleh reliabilitas yang tinggi.
8
5. Faking atau tidak jujur.
6. Acquiscence; bila item yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban
tertentu. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan ini, tester perlu
memahami tes yang hendak digunakan dengan baik sehingga menyajikan
tes dengan baik.
Macam-Macam Tes Inventori :
1. Tes Inventori Kepribadian
MMPI (Minnesota Personality Inventory)
CPI (California Psychological Inventory)
PIC (Personality Inventory for Children)
MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory)
16 PF (Sixteen Personality Factor Questionnaire)
EPPS (Edward Perssonal Preference Schedule)
PRF (Personality Research Form)
Jackson Personality Inventory
2. Tes Inventori Minat
SCII (Strong-Campbell Interest Inventory)
JVIS (Jackson Vocational Interest Survey)
KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational)
CAI (Career Assessment Inventory)
RM (The Rothwell-Miller Interest Blank)
3. Tes Iinventori Nilai
Study OF Value
WVI (Work Value Inventory)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan studi kasus yang dilaksanakan untuk mengetahui
penyebab siswa melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi
dapat dilakukan dengan metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang
tingkah laku konseli. Adapun prosedur pemberian bantuan yang diberikan kepada
konseli yaitu:
1. Memberikan bimbingan belajar
2. Melaksanakan Konseling Realitas
3. Latihan Assertif
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada guru pembimbing dan
orang tua konseli yaitu:
1. Kepada guru pembimbing yang ada di sekolah sebaiknya memperhatikan
perkembangan siswa baik dari segi pergaulan dan tingkah laku sisawa saat
berada dilingkungan sekolah.
2. Kepada orang tua siswa seharusnya memperhatiakn pergaulan anaknya
dirumah dan menasehati anaknya serta menjalin hubungan komunikasi yang
baik dengan anaknya.
10