Anda di halaman 1dari 23

Efek Doppler

 Monday Sep 6,2010 03:22 PM


 By san
 In Gelombang Bunyi

Pengantar

Pernah nonton balap sepeda motor GP ? belum ? sama dunk… diriku  juga belum pernah nonton

secara langsung. Kalau nonton GP di TV sich pernah pernah nonton GP di TV ? wah,


kalau dirimu suka kebut2an di jalan, pasti sering nonton… asyik ya kalau nonton balap motor.
Balap di tikungan tajam kelihatan santai sekali… padahal motornya sedang ngebut… caranya
bagaimana ya… dirimu bisa balap seperti itu ?

Btw, selain tontonan balap yang asyik dan mendebarkan, sebenarnya ada juga yang menarik…
sempat dengar bunyi sepeda motor ketika sedang kebut-kebutan ? yupz.. ketika sepeda motor
mendekati orang yang shooting balap (sepeda motor mendekati alat shooting –  ingat ya, kita
nonton hasil shooting melalui TV), bunyi motor melengking tinggi… ketika sepeda motor
menjahui alat shooting, bunyinya menurun… mirip seperti bunyi efek gitar… jadi nada gitar
meninggi lalu menurun. Kalau dirimu gitaris pasti nyambung dengan maksud gurumuda…

Bingun karena belum pernah mendengar bunyi balap sepeda motor ? nonton video di bawah
terlebih dahulu biar nyambung…
Volume video dinaikkan terlebih dahulu biar bunyi terdengar jelas. Dengarkan bunyi motor
ketika motor mendekati dan menjahui orang yang shooting (kita nonton video hasil shooting)… 
bunyi yang meninggi lalu menurun… sudah mendengar ? belum tuch… speakernya gak ada kali

Jika dirimu pernah nonton gp pasti sering mendengar bunyi seperti itu… nada bunyi motor
meninggi ketika mendekati orang yang shooting lalu nada bunyi motor menurun ketika menjahui
orang yang shooting…  Nadanya meninggi dan menurun dengan cepat karena motornya ngebut.
Kok bisa ? akan dijelaskan kemudian… Nah, bunyi yang nadanya meninggi lalu menurun seperti
yang dibahas sebelumnya, dalam fisika dikenal dengan julukan efek Doppler (efek Doppler pada
gelombang bunyi)… Istilah nada biasa digunakan dalam dunia musik; nada menyatakan

ketinggian suatu bunyi…  Sebaliknya dunia fisika menggunakan istilah frekuensi…


istilahnya beda tapi maksudnya sama… Jadi jika dijelaskan dalam bahasa fisika, frekuensi bunyi
motor meninggi ketika mendekati orang yang shooting lalu frekuensi bunyi motor menurun
ketika menjahui orang yang shooting…  ouww, gitu ya… yupz…

Masih banyak contoh efek Doppler gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari… Bisa bantu
gurumuda menyebutkan contoh efek Doppler gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari ?
masukkan lewat kolom komentar ya…

Btw mengapa nada bunyi motor balap atau frekuensi bunyi motor balap bisa berubah-ubah ?
mengapa ketika motor mendekati orang yang shooting, frekuensi bunyi motor tersebut meninggi,
sebaliknya ketika motor menjahui orang yang shooting, frekuensi bunyi motor menurun ? aneh

ya… motor waktu balapan kok bisa berubah menjadi seperti senar gitar “normalnya”
hanya frekuensi bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, baik alat musik petik seperti gitar atau
alat musik tiup seperti suling yang bisa berubah-ubah… oya, termasuk rongga suara kita. Ini
dikarenakan rongga suara atau alat musik tersebut bisa menghasilkan gelombang berdiri.
Gelombang berdiri bisa mempunyai banyak frekuensi… Kita bisa memainkan nada do re mi fa
sol la si do pada alat musik. Kita manusia juga bisa menyanyikan do re mi fa sol la si do… do re
mi fa sol dkk itu mempunyai nada alias frekuensi yang berbeda. Nah, sebaliknya frekuensi bunyi
motor itu “normalnya” selalu tetap… yang berubah cuma keras lemahnya saja alias intensitasnya
saja yang berubah…  demikian juga sumber bunyi lainnya… Lalu mengapa orang yang
menonton balapan bisa mendengar nada atau frekuensi bunyi  motor berubah-ubah ? bagaimana
menjelaskan keanehan ini ?

Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita bahas hubungan antara frekuensi (f), panjang
gelombang (lambda) dan laju gelombang (v)…

Hubungan antara frekuensi (f), panjang gelombang (lambda) dan

laju gelombang (v) bunyi

Dalam pembahasan pembahasan sebelumnya kita sering berhubungan dengan tiga besaran ini,
yakni frekuensi (f), panjang gelombang (lambda) dan laju gelombang (v). Frekuensi menyatakan
banyaknya getaran yang terjadi selama selang waktu tertentu. Satuan sistem internasional dari
frekuensi adalah hertz (hz) = 1/sekon. Dari satuan ini bisa dikatakan bahwa frekuensi
menyatakan banyaknya getaran yang terjadi selama 1 sekon atau 1 detik.

Sebaliknya panjang gelombang (lambda) menyatakan jarak dari satu puncak gelombang ke
puncak gelombang berikutnya atau jarak dari satu lembah gelombang ke lembah gelombang
berikutnya atau jarak dari satu titik ke titik yang bersangkutan pada pengulangan berikutnya.
Untuk memperjelas, silahkan amati gambar di bawah (lebih cocok untuk gelombang pada tali
atau dawai).

Gelombang bunyi merupakan gelombang tiga dimensi. Gelombang dua dimensi atau tiga
dimensi biasa digambarkan dalam bentuk muka gelombang. Untuk kasus ini, panjang gelombang
menyatakan jarak dari satu muka gelombang ke muka gelombang berikutnya… Untuk
memperjelas, silahkan amati gambar di bawah.
Diandaikan titik hitam pada pusat lingkaran merupakan sumber bunyi. Lingkaran lingkaran
berwarna hitam merupakan muka gelombang. Untuk gelombang air, muka gelombang mewakili

gundukan atau onggokan atau bukit gelombang atau satu lebar penuh puncak. Untuk
gelombang bunyi, muka gelombang mewakili rapatan (sebut saja puncak). Garis yang tegak
lurus dengan muka gelombang adalah sinar. Sinar menyatakan arah perambatan gelombang.

Dalam pembahasan mengenai laju gelombang, sudah dijelaskan bahwa laju gelombang mekanik
bergantung pada medium yang dilaluinya. Gelombang mekanik tuh gelombang yang
membutuhkan medium untuk merambat. Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik
karenanya laju gelombang bunyi juga tergantung pada medium yang dilaluinya. Apabila medium
yang dilaluinya selalu sama maka laju gelombang bunyi juga selalu tetap. Lajunya berubah
hanya jika gelombang bunyi memasuki medium yang lain, misalnya dari udara ke tembok. Jika
medium yang dilalui oleh gelombang bunyi adalah udara maka laju gelombang bunyi biasanya
berkurang terhadap ketinggian. Ini dikarenakan semakin tinggi udara dari permukaan bumi,
maka kerapatan dan tekanan udara semakin kecil. Jika perubahan ketinggian udara tidak terlalu
besar maka kita bisa menganggap laju gelombang bunyi selalu tetap.

Hubungan antara frekuensi (f), panjang gelombang (lambda) dan laju gelombang (v) dinyatakan
melalui persamaan di bawah :
Keterangan :

Karena laju gelombang selalu tetap maka dari persamaan ini bisa disimpulkan bahwa jika
frekuensi bertambah, maka panjang gelombang harus berkurang sehingga hasil kali antara
panjang gelombang dan frekuensi selalu tetap. Demikian juga sebaliknya, jika panjang
gelombang bertambah maka frekuensi harus berkurang sehingga hasil kali antara panjang
gelombang dan frekuensi selalu tetap.

Gerak relatif

Pernah berdiri di tepi jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang hilir mudik ke sana

kemari ?  kurang kerjaan kali Ketika berdiri di tepi jalan dan melihat kendaraan yang
lalu lalang, menurutmu kendaraan tersebut sedang bergerak ya ? Bagaimana dengan om sopir
yang mengendarai kendaraan tersebut. Apakah om sopir tersebut bergerak atau tidak ? yupz..
menurutmu yang sedang berdiri di tepi jalan, kendaraan dan semua penumpang di dalamnya,
termasuk om sopir sedang bergerak.

Sekarang kita andaikan dirimu berada dalam sebuah mobil yang sedang bergerak di jalan
tersebut… menurut dirimu yang sekarang berada di dalam mobil, om sopir yang mengendarai
kendaraan tersebut sedang bergerak atau tidak ? bingun… biar semakin jelas, kita andaikan
semua bagian mobil tersebut tertutup rapat sehingga dirimu tidak bisa melihat ke luar… mobil
juga dilengkapi dengan peredam suara sehingga tidak ada bunyi yang terdengar dalam mobil
tersebut… andaikan saja sebelumnya dirimu pingsan sehingga ketika sadar, dirimu sudah berada

di dalam mobil tersebut Mobil itu tertutup rapat dan tidak ada bunyi yang di dengar…
sekarang menurutmu yang baru sadar dari pingsan, om sopir atau penumpang lainnya dalam
mobil tersebut sedang diam atau bergerak ? yupz… menurutmu, om sopir dan semua penumpang
lainnya sedang diam alias tidak bergerak…

Ingat ya, menurut orang yang berdiri di tepi jalan, mobil yang dirimu tumpangi dan semua
penumpang di dalamnya, termasuk dirimu dan om sopir sedang bergerak… tetapi menurutmu,
semua orang dalam mobil tersebut, termasuk om sopir, tidak bergerak alias diam. Nah, sekarang
siapa yang benar… dirimu atau orang yang berada di tepi jalan ?

Contoh di atas menunjukkan bahwa gerak itu bersifat relatif… sesuatu dikatakan bergerak atau
tidak sangat bergantung pada di mana kita mengamatinya. Istilah kerennya, bergantung pada
kerangka acuan pengamatan… Untuk itu kita perlu menentukan kerangka acuan pengamatan…
ketika orang yang berdiri di tepi jalan melihat kendaraan bergerak, ia melihatnya dari permukaan
jalan. Dalam hal ini dia menggunakan permukaan jalan atau permukaan bumi sebagai kerangka
acuan. Ketika berada di dalam mobil, dirimu melihat  semua penumpang termasuk om sopir
sedang diam alias tidak bergerak. Dalam hal ini, dirimu menggunakan mobil sebagai kerangka
acuan. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita mengatakan suatu benda bergerak, kita jarang
menyertakan kerangka acuan. Tapi sebenarnya maksud kita adalah benda tersebut bergerak
relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan. Kita mengamatinya dari permukaan
bumi sehingga kerangka acuan pengamatannya adalah permukaan bumi.

Sebelumnya kita sudah berkenalan dengan gerak relatif… sekarang mari kita bahas beberapa
contoh gerak relatif satu dimensi (lintasan lurus). Kita andaikan terdapat dua sepeda motor, sebut
saja sepeda motor A dan sepeda motor B, sedang bergerak pada lintasan yang lurus… sama

pengemudinya juga… masa sepeda motor bisa bergerak sendiri

Kasus pertama, sepeda motor A bergerak dengan laju 100 km/jam, sepeda motor B juga
bergerak dengan laju 100 km/jam. Ini artinya sepeda motor A bergerak sejauh 100 km selama 1
jam. Demikian juga sepeda motor B bergerak sejauh 100 km selama 1 jam. Laju kedua sepeda
motor sama dan kedua sepeda motor ini bergerak searah…. Menurut orang yang berdiri di tepi
jalan, kedua sepeda motor tersebut bergerak ya ? yupz… menurut orang yang berdiri di tepi
jalan, kedua sepeda motor tersebut bergerak dengan laju 100 km/jam relatif terhadap permukaan
bumi sebagai kerangka acuan pengamatan…

Sekarang bagaimana dengan orang yang sedang mengendarai sepeda motor A. Menurutnya,
sepeda motor B bergerak atau tidak ?  Orang yang mengendarai sepeda motor A melihat sepeda
motor B sedang diam relatif terhadapnya… nah, bagaimana dengan orang yang mengendarai
sepeda motor B. Menurutnya sepeda motor A bergerak atau tidak ? Orang yang mengendarai
sepeda motor B juga melihat sepeda motor A sedang diam relatif terhadapnya… Ini karena
kedua sepeda motor tersebut bergerak dengan kecepatan konstan (lajunya sama, yakni 100
km/jam dan arah geraknya juga sama).

Kasus kedua, bagaimana jika situasinya kita ubah… arah gerak kedua sepeda motor berlawanan.

Andaikan saja lintasannya lurus atau jalan raya nya lurus… sepeda motor A bergerak
dari garis start menuju garis finish, sebaliknya sepeda motor B bergerak dari garis finish menuju
garis start. Laju kedua sepeda motor tidak sama. Misalnya sepeda motor A bergerak dengan laju
100 km/jam sedangkan sepeda motor B bergerak dengan laju 20 km/jam.

Orang yang berdiri di tepi jalan tetap melihat kedua sepeda motor bergerak, relatif terhadap
permukaan bumi sebagai kerangka acuan pengamatan.. bedanya, ia melihat sepeda motor A
bergerak dengan laju 100 km/jam relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan
pengamatan. Sebaliknya ia melihat sepeda motor B bergerak dengan laju 20 km/jam relatif
terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan pengamatan. Jadi menurutnya sepeda motor
A lebih kencang dibandingkan dengan sepeda motor B…

Bagaimana dengan orang yang mengendarai sepeda motor A, menurutnya sepeda motor B
bergerak atau tidak ? jika bergerak, bergerak dengan laju berapa ? Menurut orang yang
mengendarai sepeda motor A, sepeda motor B bergerak mendekatinya dengan laju 100 km/jam +
20 km/jam = 120 km/jam  relatif terhadap sepeda motor A sebagai kerangka acuan pengamatan.
Bagaimana dengan orang yang mengendarai sepeda motor B ? orang yang mengendarai sepeda
motor B juga melihat sepeda motor A bergerak mendekatinya dengan laju 120 km/jam relatif
terhadap sepeda motor B sebagai kerangka acuan pengamatan. Ingat ya, keduanya bergerak
saling mendekati, sastunya dari garis start menuju garis finish, satunya dari garis finish menuju
garis start… Pahami perlahan-lahan ya…

Kasus ketiga, situasinya kita ubah… Andaikan saja lintasannya lurus atau jalan raya nya

lurus… arah gerak kedua sepeda motor sama. Laju kedua sepeda motor tidak sama.
Misalnya sepeda motor A bergerak dengan laju 100 km/jam sedangkan sepeda motor B bergerak
dengan laju 20 km/jam. Bedanya, sepeda motor A mulai bergerak dari garis start, sedangkan
sepeda motor B mulai bergerak dari ratusan meter dari garis start… arah gerak kedua sepeda
motor sama, yakni menuju garis finish.

Bagaimana dengan orang yang mengendarai sepeda motor A, menurutnya sepeda motor B
bergerak atau tidak ? jika bergerak, bergerak dengan laju berapa ? Menurut orang yang
mengendarai sepeda motor A, sepeda motor B bergerak mendekatinya (seolah-olah sepeda motor
B bergerak mundur) dengan laju 100 km/jam – 20 km/jam = 80 km/jam  relatif terhadap sepeda
motor A sebagai kerangka acuan pengamatan. Bagaimana dengan orang yang mengendarai
sepeda motor B ? orang yang mengendarai sepeda motor B melihat sepeda motor A bergerak
maju mendekatinya dengan laju 100 km/jam – 20 km/jam = 80 km/jam relatif terhadap sepeda
motor B sebagai kerangka acuan pengamatan. Pahami perlahan-lahan…

Sudah punya gambaran mengenai gerak relatif ya ? sebelumnya hanya dibahas gerak relatif satu
dimensi… maksudnya gerak relatif yang terjadi pada lintasan lurus. Sekarang mari kita lanjutkan

perjalanan ….

Efek Doppler pada gelombang bunyi

Pada bagian pengantar, gurumuda menjelaskan efek doppler menggunakan contoh balap sepeda
motor. Ketika sepeda motor (sumber bunyi) mendekati orang yang shooting (pendengar),
frekuensi bunyi sepeda motor meninggi. Sebaliknya ketika sepeda motor (sumber bunyi)
menjahui orang yang shooting (pendengar), frekuensi bunyi sepeda motor menurun. Perubahan
frekuensi bunyi yang terjadi pada saat balap sepeda motor hanya merupakan salah satu contoh
saja… masih banyak contoh lain.
Pada contoh balap sepeda motor di atas, perubahan frekuensi bunyi terjadi ketika sumber bunyi
bergerak mendekati pendengar atau sumber bunyi bergerak menjahui pendengar…  Perlu
diketahui bahwa perubahan frekuensi bunyi juga terjadi jika pendengar bergerak mendekati
sumber bunyi atau pendengar bergerak menjahui sumber bunyi. Misalnya peristiwa balap motor
kita balik… Dalam hal ini sepeda motor diam, sedangkan orang yang shooting bergerak… Nah,
ketika orang yang shooting bergerak mendekati sepeda motor, orang tersebut mendengar nada
atau frekuensi bunyi motor meninggi.. sebaliknya ketika orang yang shooting bergerak menjahui
sepeda motor, orang tersebut mendengar nada atau frekuensi bunyi motor menurun.

Efek Doppler berlaku untuk semua gelombang, baik gelombang mekanik maupun gelombang
elektromagnetik; baik gelombang satu dimensi maupun gelombang tiga dimensi. Jika pada
gelombang bunyi kita menggunakan kata “pendengar” dan “sumber bunyi” maka untuk Efek
doppler pada gelombang lain, kita bisa menggunakan kata “pengamat” dan “sumber
gelombang”. Bisa dikatakan bahwa efek Doppler merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan frekuensi gelombang akibat adanya gerak relatif antara sumber
gelombang dan pengamat. Walaupun akhirnya berlaku pada semua gelombang, fenomena efek
Doppler pertama kali dideteksi pada gelombang bunyi oleh almahrum Christian Andreas
Doppler (1803 – 1853), mantan fisikawan Austria. Beliau mengumumkan karyanya mengenai
efek Doppler pada tahun 1842. ??? tempoe doeloe ???  ;)

Sekian ulasan ngalor ngidulnya… Sekarang mari kita menyelam lebih dalam.. emang

laut ? Kita bahas satu per satu kasusnya.. kayak di pengadilan saja.. huft.. Terlebih
dahulu kita tinjau kasus di mana sumber bunyi dan pendengar diam.

Pendengar dan sumber bunyi diam (relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka
acuan)

Titik berwarna biru mewakili sumber bunyi yang sedang diam. Andaikan saja sumber bunyi
adalah sebuah sepeda motor balap.. mesin motor sudah dinyalakan tapi motor tidak bergerak.
Anggap saja A dan B adalah pendengar bunyi. Garis garis lengkung berwarna hitam pada
gambar di atas merupakan muka gelombang. Perhatikan bahwa sumber bunyi dan kedua
pendengar diam relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan. Yang bergerak
hanya gelombang bunyi saja… Sumber bunyi memang diam tetapi sumber bunyi memancarkan
gelombang bunyi yang bergerak ke segala arah melalui udara. Sebagian gelombang bunyi ini
bergerak menuju pendengar…

Hubungan antara frekuensi (f), panjang gelombang (lambda) dan laju gelombang (v) dinyatakan
melalui persamaan :

Untuk menentukan frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar yang diam, persamaan ini
diobok2 menjadi :

Keterangan :

Persamaan ini hanya berlaku jika sumber bunyi, medium yang dilalui gelombang bunyi
(misalnya udara) dan pendengar (si B), diam relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka
acuan. Yang bergerak hanya gelombang bunyi saja… Btw, kalau udara diam tuh maksudnya

bagaimanakah ? maksudnya tidak ada angin

Bagaimana jika ada angin ? tergantung arah angin… jika arah angin sama dengan arah rambat
gelombang bunyi, yakni menuju pendengar maka laju gelombang bunyi = laju gelombang bunyi
ketika tidak ada angin + laju angin. Jika arah angin berlawanan dengan arah rambat gelombang
bunyi, maka laju gelombang bunyi = laju gelombang bunyi ketika tidak ada angin – laju angin.
Bagaimana jika arah angin tegak lurus dengan arah rambat gelombang ? tinggal dicari saja
komponen laju angin yang searah dengan arah rambat gelombang. Laju gelombang bunyi di
udara = laju gelombang bunyi ketika tidak ada angin + komponen laju angin yang searah dengan
perambatan gelombang… Bagaimana jika laju angin berlawanan dengan arah rambat gelombang
bunyi dan laju angin juga lebih besar dari laju gelombang bunyi ketika tidak ada angin ?
Kemungkinan orang tersebut tidak mendengar bunyi…

Bagaimana jika salah satu pendengar, andaikan saja si B, bergerak menuju sumber bunyi yang
diam ?
Next level…

Pendengar bergerak mendekati sumber bunyi (pendengar bergerak, sumber bunyi diam
relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan)

Laju gerak gelombang bunyi kita beri lambang vb, sebaliknya laju gerak pendengar kita beri
lambang vp.  Apabila pendengar diam maka laju gelombang bunyi relatif terhadap pendengar
adalah vb. Ini adalah laju gelombang bunyi pada medium udara (udara dianggap diam).
Sebaliknya jika pendengar juga bergerak menuju gelombang bunyi, maka laju gelombang bunyi
relatif terhadap pendengar bukan lagi vb tetapi berubah menjadi vb + vp. Pahami perlahan-lahan…
bandingkan dengan contoh gerak relatif, kasus kedua.

Dengan demikian, frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar yang sedang bergerak menuju
sumber bunyi yang diam adalah :

Keterangan :
Persamaan 2a dan 2b hanya berlaku jika sumber bunyi dan medium yang dilalui gelombang
bunyi (misalnya udara) diam relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan. Yang
bergerak hanya gelombang bunyi dan pendengar (si B) saja… Dalam hal ini, pendengar bergerak
mendekati sumber bunyi.

Perhatikan persamaan 2b di atas…  Jika vp = 0 maka vp/vb = 0. Dengan demikian, 1 + vp/vb = 1 +


0 = 1. Persamaan 2b akan berubah menjadi :

Ini artinya…. Jika laju pendengar (vp) = 0 maka persoalannya kembali seperti level sebelumnya

Bagaimana jika laju pendengar (vp) = laju gelombang bunyi (vb) ?

Ini artinya… pahami sendiri ya

Bagaimana jika pendengar, andaikan saja si B, bergerak menjahui sumber bunyi yang diam ?

Pendengar bergerak menjahui sumber bunyi (pendengar bergerak, sumber bunyi diam relatif
terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan)
Laju gerak gelombang bunyi kita beri lambang vb, sebaliknya laju gerak pendengar kita beri
lambang vp.  Apabila pendengar diam maka laju gelombang bunyi relatif terhadap pendengar
adalah vb. Ini adalah laju gelombang bunyi pada medium udara (udara dianggap diam).
Sebaliknya jika pendengar juga bergerak menjahui gelombang bunyi, maka laju gelombang
bunyi relatif terhadap pendengar bukan lagi vb tetapi berubah menjadi vb - vp. Pahami perlahan-
lahan… bandingkan dengan contoh gerak relatif, kasus ketiga.

Dengan demikian, frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar yang sedang bergerak menuju
sumber bunyi yang diam adalah :

Keterangan :
Persamaan 3a dan 3b hanya berlaku jika sumber bunyi dan medium yang dilalui gelombang
bunyi (misalnya udara) diam relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan. Yang
bergerak hanya gelombang bunyi dan pendengar (si B) saja… Dalam hal ini, pendengar bergerak
menjahui sumber bunyi.

Bagaimana jika sumber bunyi yang bergerak mendekati pendengar ?

Next level….

Sumber bunyi bergerak mendekati pendengar (sumber bunyi bergerak, pendengar diam,
relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan)

Ketika sumber bunyi bergerak mendekati pendengar B, sumber bunyi memancarkan gelombang
bunyi dengan frekuensi yang sama seperti ketika sumber bunyi tersebut diam. Gelombang bunyi
yang dipancarkan oleh sumber bunyi ini bergerak ke segala arah, sebagiannya bergerak menuju
pendengar B. Karena sumber bunyi juga bergerak mendekati pendengar B maka sumber bunyi
ini menyusul gelombang yang bergerak menuju pendengar B tadi. Bayangkan saja seperti anda
melempari batu ke arah depan ketika sedang mengendarai sepeda motor… Dalam hal ini, arah
gerak motor anda sama dengan arah lemparan batu. Jadi anda menyusul batu yang dilempar
tadi…

Karena sambil memancarkan gelombang bunyi, sumber bunyi juga menyusul gelombang yang
dipancarkannya tadi maka panjang gelombang bunyi memendek, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di atas… Laju gelombang bunyi selalu tetap sehingga jika panjang gelombang
memendek maka frekuensi meninggi. Si B akan mendengar nada atau frekuensi bunyi
meninggi… Dengan kata lain, muka gelombang yang melewati si B selama selang waktu tertentu
menjadi bertambah, dibandingkan ketika sumber bunyi diam. Perhatikan bahwa frekuensi bunyi
yang dipancarkan oleh sumber bunyi selalu tetap alias tidak meninggi. Hanya frekuensi bunyi
yang didengar oleh pendengar B saja yang meninggi…

Sekarang kita obok-obok persamaan yang digunakan untuk menentukan frekuensi bunyi yang
didengar oleh pendengar B.

Tataplah gambar kusam di atas dengan penuh kelembutan… mula-mula sumber bunyi diam di
titik 1. Ketika sedang diam di titik 1, sumber bunyi memancarkan muka gelombang C. Setelah
satu periode (T), sumber bunyi mulai bergerak… ketika mulai bergerak, sumber bunyi
memancarkan muka gelombang A. Setelah bergerak selama satu periode (T) atau sejauh s 2,
sumber bunyi tiba di titik 2. Pada saat yang sama, sumber bunyi memancarkan muka gelombang
B. Ketika sumber bunyi memancarkan muka gelombang B, muka gelombang A sudah tiba di
titik 3, demikian juga muka gelombang C sudah tiba di titik 4.

Jarak antara muka gelombang B dan A lebih pendek dibandingkan dengan jarak antara muka
gelombang A dan C. Jarak antara muka gelombang A dan C itu jarak “normal” jika sumber
bunyi diam. Sebaliknya, jarak antara muka gelombang B dan A lebih pendek karena setelah
sumber bunyi memancarkan muka gelombang A, sumber bunyi mulai bergerak menyusul muka
gelombang A. Perlu diketahui bahwa gambar di atas lebih tepat jika laju sumber bunyi lebih
kecil dari laju gelombang bunyi. Pada umumnya  efek Doppler terdengar ketika laju sumber
bunyi lebih kecil dari laju gelombang bunyi. Jika laju sumber bunyi sama atau lebih besar dari
laju gelombang bunyi maka yang terdengar pertama kali adalah ledakan sonik, setelah itu baru

efek Doppler. Ini akan dibahas kemudian…  Ok, kembali ke Doppler


Persamaan 3a dan 3b bisa digunakan untuk menentukan perubahan panjang gelombang.

Frekuensi bunyi yang baru atau frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar ketika didekati
sumber bunyi :
Keterangan :

Persamaan 4 digunakan untuk menentukan frekuensi bunyi yang baru atau frekuensi bunyi yang
didengar oleh pendengar ketika didekati sumber bunyi.

Perhatikan persamaan 4 di atas. Jika laju sumber bunyi (vs) = laju gelombang bunyi (v) maka
vs/v = 1. Jika demikian maka penyebut akan bernilai nol (1 – 1 = 0). Karena penyebut bernilai
nol maka f bagi nol = tak berhingga… Dengan kata lain, jika laju sumber bunyi = laju
gelombang bunyi maka frekuensi bunyi yang baru bernilai tak berhingga. Frekuensi tak
berhingga maksudnya bagaimanakah ?  frekuensi bunyi yang bisa didengar manusia sekitar 20
hz – 20.000 hz…  nilai frekuensi di bawah 20 hz atau di atas 20.000 hz tidak bisa didengar oleh
manusia… Jadi apakah ketika frekuensi bunyi yang baru bernilai tak berhingga maka bunyi
tersebut tidak bisa didengar oleh manusia ? Jika kita hanya melihat dari sisi matematisnya saja

maka kita akan mengatakan Iya. Btw, ini fisika bro , bukan matematika… Karenanya
alangkah tidak baiknya jika terlebih dahulu kita lihat kondisi di mana laju sumber bunyi = laju
gelombang bunyi.

Jika laju sumber bunyi sama dengan laju gelombang bunyi maka akan ada penumpukan puncak
gelombang bunyi atau penumpukan muka gelombang bunyi (panjang gelombang bunyi = nol –
frekuensi tak berhingga), sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah… titik berwarna
merah mewakili sumber bunyi.

Ini berarti puncak atau rapatan gelombang bunyi tersebut saling tumpang tindih alias
bersuperposisi… Akibatnya dihasilkan gelombang bunyi resultan yang mempunya amplitudo
besar dan posisi molekul molekul udara sangat rapat (kerapatan bertambah, tekanan udara juga
bertambah)… karena amplitudo dan kerapatan semakin besar (tekanan udara juga semakin besar)
maka intensitas juga semakin besar. Intensitas bunyi berkaitan dengan keras lemahnya bunyi…
semakin besar intensitas maka bunyi terdengar semakin keras. Bisa disimpulkan bahwa
penumpukan puncak puncak gelombang bunyi tersebut akan menghasilkan bunyi yang amat
sangat keras sekali… orang yang mendengar bisa meninggal dunia. Telinga amat sangat sakit

dan super pekak Dalam fisika dikenal dengan julukan ledakan sonik (sonic boom).
Bagaimana jika laju sumber bunyi lebih besar dari laju gelombang bunyi ? akan dihasilkan
gelombang kejut dan ledakan sonik.. Kondisinya seperti gambar di bawah…
Selengkapnya dibahas pada episode berikutnya… ok, kembali ke Doppler

Sumber bunyi bergerak menjahui pendengar (sumber bunyi bergerak, pendengar diam,
relatif terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan)

Sebelumnya sudah dibahas kondisi di mana sumber bunyi bergerak mendekati pendengar B.
Sekarang kita bahas kondisi di mana sumber bunyi bergerak menjahui pendengar A.

Ketika sumber bunyi bergerak menjahui pendengar A, sumber bunyi memancarkan gelombang
bunyi dengan frekuensi yang sama seperti ketika sumber bunyi tersebut diam. Gelombang bunyi
yang dipancarkan oleh sumber bunyi ini bergerak ke segala arah, sebagiannya bergerak menuju
pendengar A. Karena sumber bunyi bergerak menjahui pendengar A maka sumber bunyi juga
menjahui gelombang yang bergerak menuju pendengar A tadi. Bayangkan saja seperti anda
melempari batu ke arah belakang ketika sedang mengendarai sepeda motor… Dalam hal ini, arah
gerak motor anda berlawanan dengan arah lemparan batu.

Karena sambil memancarkan gelombang bunyi, sumber bunyi juga menjahui gelombang yang
dipancarkannya tadi maka panjang gelombang bunyi memanjang, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di atas…

Laju gelombang bunyi selalu tetap sehingga jika panjang gelombang memanjang maka frekuensi
menurun. Si A akan mendengar nada atau frekuensi bunyi menurun… Dengan kata lain, muka
gelombang yang melewati si A selama selang waktu tertentu menjadi berkurang, dibandingkan
ketika sumber bunyi diam. Perhatikan bahwa frekuensi bunyi yang dipancarkan oleh sumber
bunyi selalu tetap alias tidak menurun. Hanya frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar A
saja yang menurun…

Sekarang kita obok-obok persamaan yang digunakan untuk menentukan frekuensi bunyi yang
didengar oleh pendengar A.
Mula-mula sumber bunyi diam di titik 1. Ketika sedang diam di titik 1, sumber bunyi
memancarkan muka gelombang C. Setelah satu periode (T), sumber bunyi mulai bergerak…
ketika mulai bergerak, sumber bunyi memancarkan muka gelombang A. Setelah bergerak selama
satu periode (T) atau sejauh s2, sumber bunyi tiba di titik 2. Pada saat yang sama, sumber bunyi
memancarkan muka gelombang B. Ketika sumber bunyi memancarkan muka gelombang B,
muka gelombang A sudah tiba di titik 3, demikian juga muka gelombang C sudah tiba di titik 4.

Jarak antara muka gelombang B dan A lebih panjang dibandingkan dengan jarak antara muka
gelombang A dan C. Jarak antara muka gelombang A dan C itu jarak “normal” jika sumber
bunyi diam. Sebaliknya, jarak antara muka gelombang B dan A lebih panjang karena setelah
sumber bunyi memancarkan muka gelombang A, sumber bunyi mulai bergerak menjahui muka
gelombang A.
Perubahan panjang gelombang :
Persamaan a dan b bisa digunakan untuk menentukan perubahan panjang gelombang.

Frekuensi bunyi yang baru atau frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar ketika dijahui

sumber bunyi :

Keterangan :

Persamaan 3 digunakan untuk menentukan frekuensi bunyi yang baru atau frekuensi bunyi yang
didengar oleh pendengar ketika dijahui sumber bunyi.

Keempat persamaan frekuensi bunyi yang baru di atas ditulis lagi di bawah :
Penerapan efek doppler pada gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari dibahas pada
postingan khusus mengenai penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan. Lebih banyak
penerapan efek Doppler pada gelombang elektromagnetik. Akan dibahas secara khusus… Sekian
ya  ;)

Anda mungkin juga menyukai