Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EVALUASI PENAWARAN

DI SUSUN OLEH :

ENDRI GUNAWAN
03120160196
C8

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa kami buat.

Demikian makalah ini kami buat agar kiranya dapat menambah


pengetahuan atau wawasan mahasiswa dalam melakukan Evaluasi
Penawaran dalam suatu proyek pada saat sudah terjun di lapangan
kerja baik besar/kecilnya proyek tersebut.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metode Evaluasi penawaran ...................................................... 4

2.2 Langkah-Langkah Evaluasi Penawaran ....................................... 13

2.3 Tata Cara Penggunan Metode Eveluasi Penawaran ..................... 23

2.3.1 Evaluasi Administrasi ........................................................ 23

2.3.2 Evaluasi Teknis ................................................................ 24

2.3.3 Evaluasi Biaya .................................................................. 28

2.4 Bentuk Kontrak Dan Perjanjian Tertulis Dalam pengadaan Barang


/jasa ........................................................................................................ 29

2.4.1 Kontrak Lumpsun ............................................................. 30

2.4.2 Kontrak Harga Satuan ...................................................... 31

2.4.3 Kontrak Gabungan Lumpsun Dan Satuan ........................... 32


2.4.4 Kontrak Persentase .......................................................... 33

2.4.5 Kontrak Terima Jadi ......................................................... 34

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 44

3.2 Saran ....................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hal yang paling berpengaruh dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa pemerintah adalah evaluasi penawaran. Proses evaluasi
penawaran dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP atau Panitia Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa Pemerintah dengan cara meneliti dan menilai dokumen
penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang. Kekeliruan tersebut selain
dapat menyebabkan buruknya kinerja/kualitas barang yang diperoleh
dan/atau tingginya harga yang harus dibayarkan, juga dapat menimbulkan
kerugian negara. Objek penilaian meliputi persyaratan administrasi,
persyaratan teknis, dan penawaran biaya, serta persyaratan kualifikasi
penyedia.Untuk mengetahui bagaimana cara menilai setiap objek penilaian
tersebut serta dokumen apa saja yang dipersyaratkan akan diuraikan dalam
tulisan berikut ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apa sajakah langkah-langkah evaluasi penawaran?
2. Apa sajakah tata cara yang digunakan dalam masing-masing metode
evaluasi penawaran?
3. Apa sajakah bentuk kontrak atau perjanjian tertulis dalam pengadaan
barang/jasa?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam evaluasi penawaran
2. Untuk mengetahui tata cara yang digunakan dalam masing-masing
evaluasi penawaran
3. Untuk mengetahui bentuk- bentuk perjanjian tertulis dalam pengadaan
barang/jasa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Evaluasi Penawaran


Pentingnya metode evaluasi penawaran merupakan rangkaian proses
lelang karena hasil evaluasi penawaran tersebut dijadikan dasar untuk
menetapkan pemenang lelang. Kesalahan dalam melaksanakan penilaian
terhadap dokumen penawaran akan berakibat kekeliruan dalam menetapkan
pemenang lelang. Kekeliruan tersebut selain dapat menyebabkan buruknya
kinerja/kualitas barang yang diperoleh dan/atau tingginya harga yang harus
dibayarkan, juga dapat menimbulkan kerugian negara.
2.2 Langkah-langkah evaluasi penawaran
a. Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
1) Sistem Gugur
Sistem gugur adalah metode evaluasi dimana dalam setiap tahap evaluasi
tersebut (tahap evaluasi administrasi, tahap evaluasi teknis, tahap evaluasi
harga) peserta yang tidak memenuhi syarat harus dinyatakan gugur dan tidak
diikutsertakan dalam tahap evaluasi berikutnya. Terhadap penawaran yang
gugur dalam evaluasi administrasi tidak dilakukan evaluasi teknis. Terhadap
penawaran yang gugur dalam evaluasi teknis tidakdilakukan evaluasi harga.
Metode evaluasi sistem gugur dapat digunakan untuk seluruh pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
2) Sistem Nilai
Sistem nilai adalahmetode evaluasi yang memperhitungkan keunggulan teknis
sepadan dengan harganya. Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap
penawaran yang telah memenuhi syarat administrasi dengan memberikan
penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan harga penawaran sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa menetapkan bobot harga antara
70% sampai 90%, bobot teknis antara 10% sampai 30%, total bobot teknis
dan harga 100%. Evaluasi sistem nilai digunakan untuk menghindari
mendapatkan barang dengan kualitas teknis yang rendah meskipun harga
barang tersebut lebih murah. Metode ini dipilih jika keunggulan teknis suatu
barang lebih besar dari perbedaan harganya dengan harga barang lain.

3) Sistem Penilaian Biaya selama Umur Ekonomis


Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah metode evaluasi
dengan memperhitungkan umur ekonomis, biaya operasi dan pemeliharaan
dalam jangka waktu tertentu. Metode evaluasi Biaya Selama Umur Ekonomis
digunakan untuk pengadaan barang yang kompleks dengan memperhitungkan
perkiraan biaya operasi serta nilai sisa selama umur ekonomis barang
tersebut. Dalam metode ini bisa jadi barang dengan harga lebih tinggi
ditetapkan sebagai pemenang jika biaya operasional, dan biaya pemeliharaan
lebih rendah dan/atau nilai sisa barang lebih tinggi dari barang lainnya.
b. Untuk pengadan jasa konsultasi
1. Metode evaluasi bardasarkan kualitas adalah metode evaluasi yang
menetapkan pemenang berdasarkan kualitas penawaran teknis. Metode ini
digunakan dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi yang kompleks dan
menggunakan teknologi tinggi dimana kualitas usulan teknis merupakan faktor
yang menentukan terhadap hasil kerja secara keseluruhan, dan lingkup
pekerjaan sulit ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Penyedia yang
mengajukan penawaran dengan kualitas teknis terbaik menduduki prioritas
pertama untuk ditetapkan sebagai pemenang meskipun harga yang
ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan penawaran peserta lainnya.
Penetapan pemenang dilakukan setelah tercapai negosiasi harga antara
Kelompok Kerja ULP dengan Calon pemenang.
2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah metode evaluasi
yang menetapkan pemenang berdasarkan kualitas teknis dan biaya. Metode
ini digunakan dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi yang lingkup,
keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan
dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja serta besaran biaya dapat
ditentukan dengan tepat. Dalam evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya,
Kelompok Kerja ULP atau Panitia lelang menetapkan bobot penawaran teknis
dan bobot penawaran biaya. Bobot kualitas penawaran teknis antara 60%
sampai 80%, bobot penawaran biaya antara 20% sampai 40%, jumlah bobot
penawaran teknis dan biaya adalah 100%. Penawaran teknis dan penawaran
biaya dinilai dalam angka untuk selanjutnya dikalikan dengan bobot yang telah
ditetapkan. Hasil penilaian akhir adalah penjumlahan nilai penawaran teknis
dikali bobot nilai teknis, ditambah dengan nilai penawaran biaya dikali bobot
nilai biaya. Peserta yang mendapat nilai akhir tertinggi ditetapkan sebagai
pemenang. Sebelum dilakukan penunjukan sebagai penyedia, terhadap
pemenang dilakukan negosiasi teknis dan harga.
3. Metode evaluasi bardasakan pagu anggaran adalah metode evaluasi yang
menetapkan pemenang berdasarkan kualitas teknis terbaik yang tidak
melebihi pagu anggaran yang tersedia. Metode ini digunakan dalam pemilihan
penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang sederhana, dapat
didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi waktu penugasan kebutuhan
tenaga ahli dan input lainnya. Peserta dengan nilai kualitas teknis terbaik
ditetapkan sebagai pemenang sepanjang penawaran biaya yang diajukan
tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia. Sebelum dilakukan penunjukan
sebagai penyedia, terhadap pemenang dilakukan negosiasi teknis dan harga.
4. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah adalah metode evaluasi yang
menetapkan pemenang berdasarkan penawaran biaya. Metode ini digunakan
dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang sederhana,
dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi waktu penugasan
kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya. Peserta dengan nilai penawaran
biaya paling rendah ditetapkan sebagai pemenang. Sebelum dilakukan
penunjukan sebagai penyedia, terhadap pemenang dilakukan negosiasi teknis
dan harga.
2.3 Tata Cara Penggunaan Metode Evaluasi Penawaran
2.3.1 Evaluasi Administrasi.
Merupakan langkah pertama dalam evaluasi penawaran. Terhadap
penyedia yang tidak memenuhi persyaratan administrasi harus dinyatakan
gugur administrasi sehingga tidak perlu diikutsertakan dalam tahap evaluasi
berikutnya. Dokumen yang dievaluasi dalam evaluasi administrasi meliputi:
· Surat penawaran
· Surat jaminan penawaran
· Surat kuasa (jika ada)
· Surat perjanjian kemitraan
1. Penilaian terhadap Surat penawaran meliputi;
a. Tanggal dan nomor surat
Surat penawaran harus bertanggal yang menunjukkan tanggal pembuatan
surat penawaran. Peraturan tentang pengadaan barang dan jasa menetapkan
bahwa waktu pemasukan penawaran dimulai setelah tanggal penjelasan
dokumen.
b. Nilai penawaran
Surat penawaran harus mencantumkan nilai nominal penawaran dalam angka
dan huruf. Jika nilai penawaran dengan angka tidak jelas tetapi nilai
penawaran dengan huruf jelas, maka berlaku nilai penawaran dengan huruf.
Jika penawaran dengan huruf tidak jelas tetapi nilai penawaran dengan angka
jelas, maka berlaku penawaran dengan angka. Jika nilai penawaran dengan
angka dan dengan huruf tidak jelas maka surat penawaran dinyatakan tidak
dimengerti.
c. Masa berlaku penawaran
Masa berlaku penawaran ditetapkan dalam dokumen lelang oleh Kelompok
Kerja ULP/Panitia lelang.
d. Pendatangan surat penawaran
Surat penawaran harus ditandatangani oleh orang yang berwenang.
Peraturan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah menetapkan bahwa
yang berhak menandatangan surat penawaran adalah:
Ø Direktur Utama/Pimpinan perusahaan;

Ø Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama


penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian perusahaan atau
perubahannya;

Ø Kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat.

Ø Pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili perusahaan yang


berkerja sama.

Ø Khusus untuk peserta perorangan (tidak boleh diwakilkan).

2. Penilaian terhadap surat jaminan penawaran meliputi:


a. Penjamin/penerbit surat jaminan
Surat jaminan penawaran diterima apabila diterbitkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Penjamin atau perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
b. Nama peserta
Nama peserta harus sama dengan nama yang tercantum dalam surat
jaminan penawaran
c. Nama kelompok kerja ULP yang menerima jaminan.
Surat jaminan penawaran ditujukan kepada Kelompok Kerja ULP. Nama
Kelompok Kerja ULP yang tercantum dalam surat jaminan penawaran harus
sama dengan Kelompok Kerja ULP yang melaksanakan pelelangan.
d. Paket pekerjaan yang dijamin.
Surat jaminan penawaran harus dibuat khusus untuk menjamin keikutsertaan
dalam lelang paket tertentu. Nama paket pekerjaan harus sama dengan paket
yang dilelangkan.
e. Besaran nilai jaminan.
Nilai jaminan penawaran paling kurang sama dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang dan harus ditulis dengan angka dan dengan huruf.
f. Masa berlaku jaminan.
Masa berlaku jaminan penawaran tidak kurang dari yang ditetapkan oleh
Kelompok Kerja ULP dalam dokumen lelang.
3. Penilaian terhadap surat kuasa meliputi:
Pemberi kuasa harus orang yang berhak menjalankan badan usaha yaitu
Direktur utama/pimpinan perusahaan. Penerima kuasa harus orang yang
namanya tercantum dalam akte pendirian perusahaan atau perubahannya.
Surat kuasa harus dibuat khusus di terbitkan oleh notaris.
4. Surat perjanjian kemitraan.
Dalam hal peserta lelang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan
yang membentuk suatu kerjasama/kemitraan, maka kerjasama tersebut harus
dituangkan dalam suatu Surat Perjanjian. Surat perjanjian kerja sama tersebut
paling kurang harus memuat:
a. persentase tanggung jawab masing-masing perusahaan,
b. perusahaan yang ditunjuk sebagai pimpinan (lead firm) dari gabungan
perusahaan tersebut.
2.3.2 Evaluasi Teknis
Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa evaluasi teknis dilakukan
untuk menilai hasil pekerjaan. Karena hasil pekerjaan sangat ditentukan oleh
tata cara melaksanakan pekerjaan, maka dalam penilaian teknis cara
pelaksanaan pekerjaan juga merupakan hal yang harus dinilai oleh Kelompok
Kerja ULP. Kriteria persyaratan teknis yang dinilai dalam evaluasi teknis
meliputi:
1. Jumlah barang/jasa yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan
oleh Kelompok Kerja ULP dalam dokumen lelang;
2. Spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen lelang terpenuhi;
3. Waktu penyelesaian pekerjaan tidak melebihi waktu yang ditetapkan
dalam dokumen lelang, sehingga penyerahan hasil pekerjaan tidak akan
terlambat.
4. Cara mengerjakan pekerjaan diyakini benar dan dapat menghasilkan
barang/jasa dengan kinerja cukup baik.
2.3.3 Evaluasi Biaya
Evaluasi biaya adalah evaluasi terhadap nilai penawaran. Dalam hal ini
dokumen yang dievaluasi adalah surat penawaran dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB)/Daftar Kuantitas dan Harga. Pada uraian tentang evaluasi
adminitrasi telah diuraikan bahwa surat penawaran merupakan salah satu
objek evaluasi administrasi. Akan tetapi pada tahap evaluasi administrasi
pemeriksaan terhadap surat penawaran tidak memusatkan perhatian pada
nilai nominal penawaran melainkan hanya memastikan keabsahan surat
penawaran dimana salah satu syarat sahnya surat penawaran adalah nilai
penawaran ditulis dengan angka dan huruf. Penilaian terhadap surat
penawaran pada tahap evaluasi biaya lebih menitik beratkan pada besaran
nilai penawaran biaya. Karena itu evaluasi tidak cukup hanya meneliti surat
penawaran saja melainkan harus melakukan koreksi aritmatik terhadap
Rencana Anggaran Biaya (RAB)/Daftar Kuantitas dan Harga. Evaluasi biaya
dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan nilai penawaran terhadap nilai total HPS
2. Klarifikasi terhadap harga satuan timpang.
3. Klarifikasi terhadap harga yang tidak ditulis atau diisi nol dalam RAB/Daftar
kuantitas dan harga.
4. Untuk kontrak lump sum memastikan nilai penawaran yang tertulis dengan
angka dan dengan huruf.
2.4 Bentuk kontrak atau perjanjian tertulis dalam pengadaan
barang/jasa.

2.4.1 Kontrak Lumpsum


Merupakan kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
kontrak.contohnya: kendaraan bermotor,pengadaan patung, konstruksi
bangunan sederhana seperti ruang kelas,dan pembuatan aplikasi komputer.

2.4.2 Kontrak Harga Satuan


Merupakan kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan.
2.4.3 Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lumpsum dan Harga Satuan adalah Kontrak
yangmerupakan gabungan Lumpsum danHarga Satuan dalam 1 (satu)
pekerjaan yangdiperjanjikan. Dalam hal ini untuk pekerjaan yang sebagian
pekerjaanbisamempergunakan Lumpsum kemudian bagian pekerjaan yang
lain harus menggunakan HargaSatuan.Contoh :Pengadaan bangunan yang
menggunakan pondasi pancang. Bangunan atasmenggunakan Lumpsumdan
pondasi mempergunakan Harga Satuan.

2.4.4 Kontrak Presentase


Kontrak Persentase merupakan Kontrak yang digunakan untuk penyedia
Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan
b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi Kontrak.
Syarat bisa digunakannya kontrak jenis ini adalah adanya obyek
pekerjaan yang dikerjakan oleh penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya yang
akan digunakan sebagai acuan prosentase.Contoh:
· Perencanaan dan pengawasan bangunan gedung pemerintah. Maka nilai
bangunan dapat digunakan sebagai acuan prosentase sehingga “fee” terhadap
konsultan perencana dan pengawas bisa disepakati sebesar sekian persen dari
nilai bangunan.
· Pekerjaan Advokat, maka nilai obyek yang advokasi dapat digunakan
sebagai acuan prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi
advokasi yang diberikan.
· Konsultan Penilai (appraisal), maka nilai obyek yang dinilai dapat
digunakan sebagai acuan
· prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi penilai yang
diberikan.

2.4.5 Kontrak Terima Jadi


Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
b. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria
kinerja yang telah ditetapkan.
Kontrak Terima Jadi digunakan untuk membeli suatu barang atau
instalasi jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan
kepentingan untuk alih (transfer) teknologi selanjutnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Evaluasi Penawaranbertujuan untuk menentukan penyedia yang akan
menjadi pemenang, pemenang cadangan I, dan pemenang cadangan II.
Evaluasi dilaksanakan dengan cara yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Presiden nomor 54 tahun 2010 yang telah direvisi dengan Peraturan Presiden
nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
(LKPP) nomor 14 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden
nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

3.2 SARAN
Pemilihan metode evaluasi penawaran harus dilakukan dengan
langkah-langkah dan tata cara yang sudah diteapkan sehingga prosesnya
dapat berjalan dengan baik tepat.dalam metode evaluasi penawaran tersebut
disediakan babarapa metode sehingga kita dapat memilih metode mana yang
paling cocok dengan jenis pengadaan barang dan jasa yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

2. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 20121 tentang Perubahan Kedua atas


Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;

4. Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis


Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 20121 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai