Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zidane Rafif Ramzaki

Kelas : XII MIA 7


Bahasa Lampung
Asal Mulou Kota Bumi

Di wilayah Lappung Utakha, ghajou begelagh Tutut Jimat sai kuwaso adil bijaksana. Tutur Jimat yolah
ketughunan Ratu Darah Putih. Ulah omoghno sai ghaduw tuho, yu beghmaksud menseghahkan kuwaso
hadop sanak teghtuhono begelagh Paniakan Dalem. Seghadou jadei ghajo, Paniakan Dalem kuwaso adil
bijaksana. Khakyatno ughik aman, damai, sejaghteha. Lalu, Paniakan Dalem nikah dan memiliki
meghanai begelagh Muhammad. Seghadou beni, keghajoan beghkumbang. Ketughunan Ratu Darah
Putih munih lamon. Paniakan Dalem memikeghkan carow supayou ketughunan keghajoan dapek
mengenang umpu tiyan.

Suatu ghani, Muhammad ngulih ayahno. "Ayah, sapa Kuto Bumi ino?". Ghajo Paniakan Dalem nimbal.
"Kuto Bumi yolah Umpu gham. Yu yolah ghatu sai peghnah memippin dairah ji. Gham yolah
ketughunannya. Jak dipa nikeu dengei gelagh ijo?". “Penajou, Ayah sikam sedong berburu dan sappai jak
kappung. Hulun dudo cawou tiyan yolah ketughunan Kuto Bumi. Ghappa lamun gham gelaghkan dairah
ini jamo Kuto Bumi, Ayah? Jamo demikian, unyin sai anjak dijou dapek bimbing umpu tiyan.” Bacak
Muhammad.

Paniakan Dalem hanjak dan setuju meghubah gelagh dairah jadei Kuto Bumi. Lapah watteu, gelagh Kuto
Bumi jadei Kotabumi dan tano jadei ibukota Lappung Utagha.

Asal Mula Kota Bumi

Di wilayah Lampung Utara, seorang raja bernama Tutur Jimat berkuasa dengan adil dan bijaksana. Tutur
Jimat adalah keturunan Ratu Darah Putih. Karena usianya yang sudah tua, ia bermaksud menyerahkan
kekuasaannya kepada anak tertuanya bernama Paniakan Dalem. Setelah menerima mandat untuk
menggantikan ayahnya, Paniakan Dalem memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana. Rakyatnya hidup
tenteram, damai, dan sejahtera. Kemudian, Paniakan Dalem menikah dan dikarunai seorang putra yang
diberi nama Muhammad. Semakin lama, kerajaan semakin berkembang. Keturunan Ratu Darah Putih
juga semakin banyak dan tersebar di mana-mana. Paniakan Dalem mulai memikirkan cara agar
keturunan kerajaan ini dapat selalu mengenang leluhur mereka.

Suatu hari, Putra Mahkota datang menghadap ayahnya. "Ayahanda, saya ingin bertanya, siapakah Kuto
Bumi itu?". Raja Paniakan Dalem menjawab, "Kuto Bumi adalah nenek moyang kita. Beliau adalah ratu
yang pernah memimpin daerah ini. Kita semua adalah keturunan beliau. Dari mana kau dengar nama
tersebut?". "Begini, Ayahanda, aku sedang berburu dan sampailah di sebuah kampung. Orang di sana
memperkenalkan diri mereka dan mereka bilang bahwa mereka adalah keturunan Kuto Bumi. Bagaimana
kalau kita namakan saja daerah ini dengan Kuto Bumi, Ayah? Dengan demikian, semua orang yang
berasal dari sini dapat selalu mengenang leluhur mereka" kata Muhammad.

Paniakan Dalem gembira mendengar kata-kata putranya. Ia setuju untuk mengubah nama daerah
tersebut menjadi Kuto Bumi. Seiring dengan waktu nama Kuto Bumi menjadi Kotabumi dan kini menjadi
ibu kota Lampung Utara.
Nama : Alif Rahman F
Kelas : XII MIA 7

Tugas Bahasa Lampung

Asal Mula Kota Bumi

Di wilayah Lappung Utakha, ghajou begelagh Tutut Jimat sai kuwaso adil bijaksana. Tutur Jimat
yolah ketughunan Ratu Darah Putih. Ulah omoghno sai ghaduw tuho, yu beghmaksud menseghahkan
kuwaso hadop sanak teghtuhono begelagh Paniakan Dalem. Seghadou jadei ghajo, Paniakan Dalem
kuwaso adil bijaksana. Khakyatno ughik aman, damai, sejaghteha. Lalu, Paniakan Dalem nikah dan
memiliki meghanai begelagh Muhammad. Seghadou beni, keghajoan beghkumbang. Ketughunan Ratu
Darah Putih munih lamon. Paniakan Dalem memikeghkan carow supayou ketughunan keghajoan dapek
mengenang umpu tiyan.

Suatu ghani, Muhammad ngulih ayahno. "Ayah, sapa Kuto Bumi ino?". Ghajo Paniakan Dalem
nimbal. "Kuto Bumi yolah Umpu gham. Yu yolah ghatu sai peghnah memippin dairah ji. Gham yolah
ketughunannya. Jak dipa nikeu dengei gelagh ijo?". “Penajou, Ayah sikam sedong berburu dan sappai jak
kappung. Hulun dudo cawou tiyan yolah ketughunan Kuto Bumi. Ghappa lamun gham gelaghkan dairah
ini jamo Kuto Bumi, Ayah? Jamo demikian, unyin sai anjak dijou dapek bimbing umpu tiyan.” Bacak
Muhammad.

Paniakan Dalem hanjak dan setuju meghubah gelagh dairah jadei Kuto Bumi. Lapah watteu,
gelagh Kuto Bumi jadei Kotabumi dan tano jadei ibukota Lappung Utagha.

Asal Mula Kota Bumi

Di wilayah Lampung Utara, seorang raja bernama Tutur Jimat berkuasa dengan adil dan
bijaksana. Tutur Jimat adalah keturunan Ratu Darah Putih. Karena usianya yang sudah tua, ia bermaksud
menyerahkan kekuasaannya kepada anak tertuanya bernama Paniakan Dalem. Setelah menerima mandat
untuk menggantikan ayahnya, Paniakan Dalem memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana. Rakyatnya
hidup tenteram, damai, dan sejahtera. Kemudian, Paniakan Dalem menikah dan dikarunai seorang putra
yang diberi nama Muhammad. Semakin lama, kerajaan semakin berkembang. Keturunan Ratu Darah
Putih juga semakin banyak dan tersebar di mana-mana. Paniakan Dalem mulai memikirkan cara agar
keturunan kerajaan ini dapat selalu mengenang leluhur mereka.

Suatu hari, Putra Mahkota datang menghadap ayahnya. "Ayahanda, saya ingin bertanya, siapakah
Kuto Bumi itu?". Raja Paniakan Dalem menjawab, "Kuto Bumi adalah nenek moyang kita. Beliau adalah
ratu yang pernah memimpin daerah ini. Kita semua adalah keturunan beliau. Dari mana kau dengar nama
tersebut?". "Begini, Ayahanda, aku sedang berburu dan sampailah di sebuah kampung. Orang di sana
memperkenalkan diri mereka dan mereka bilang bahwa mereka adalah keturunan Kuto Bumi. Bagaimana
kalau kita namakan saja daerah ini dengan Kuto Bumi, Ayah? Dengan demikian, semua orang yang
berasal dari sini dapat selalu mengenang leluhur mereka" kata Muhammad.

Paniakan Dalem gembira mendengar kata-kata putranya. Ia setuju untuk mengubah nama daerah
tersebut menjadi Kuto Bumi. Seiring dengan waktu nama Kuto Bumi menjadi Kotabumi dan kini menjadi
ibu kota Lampung Utara.

Anda mungkin juga menyukai