Anda di halaman 1dari 3

Cerita ini mengisahkan tentang seorang yang berani melawan kejahatan.

Hikayat ini juga


mengandung pesan moral yaitu hendaknya sebagai manusia janganlah suka iri dengan keberhasilan
orang lain. Oleh karena sifat tersebut tidak hanya akan merugikan diri sendiri namun juga orang lain.
Untuk selengkapnya, simak hikayat Hang Tuah berikut ini

Dikisahkan ada sepasang suami istri. Sang suami bernama Hang Mahmud, dan si istri berjuluk Dang
Merdu. Keduanya dikaruniai seorang putra bernama Hang Tuah. Pasangan tersebut tinggal bersama
anak mereka di sebuah desa bernama Sungai Duyung.

Sungai Duyung dipimpin oleh seorang raja Bintan yang terkenal bijak dan sangat disegani. Pada
suatu malam, sang suami berkeluh pada si istri ingin merubah nasib ke Bintan. Malamnya, saat
semua tertidur, Sang Suami Hang Mahmud bermimpi. Dalam mimpinya tersebut dirinya melihat
bulan turun dari langit.

Bulan tersebut bersinar tepat di atas kepala anaknya Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun, dan
langsung menemui anaknya yang ternyata berbau wangi. Esok paginya, dirinya membuat pesta
selamatan sebagai bentuk doa atas mimpinya malam kemarin.

Suatu hari Hang Tuah pergi bersama ayahnya untuk pergi membelah kayu sebagai bahan bakar.
Namun tiba-tiba datanglah kawanan pemberontak. Semua orang sudah kabur, selain Hang Tuah.
Para pemberontak mencoba membunuhnya namun, malah mereka yang mati terkena kapak Hang
Tuah. Sejak saat itu Raja Bintan percaya padanya.

Namun, Para Tumenggung justru iri dan mencoba memfitnah Hang Tuah. Para Tumenggung
menuduh Hang Tuah adalah pemberontak yang sebenarnya. Mereka menghasut raja Bintan untuk
segera membunuh Hang Tuah. Tetapi Hang Tuah selalu dilindungi Allah SWT dan gagal terbunuh.
Hang Tuah pun akhirnya lebih memilih mengasingkan diri.

1. Siapkan tujuan anda.


2. Berpikir untuk jangka panjang.
3. Pahami tujuan orang lain.
4. Persiapan yang matang.
5. Jangan bernegosiasi melalui e-mail.
6. Dengarkan lebih, sedikit bicara.
7. Perhatikan bahasa tubuh anda.
8. Siapkan mental untuk meninggalkan kesepakatan.
9. Ada pula cerita hikayat tentang Si Miskin. Pada hikayat ini ada
pesan moral yang bisa menjadi tauladan bagi masyarakat.
Salah satunya yaitu janganlah terlalu percaya tentang ramalan
yang belum tau kebenaran sebenarnya. Berikut hikayat
tentang si miskin selengkapnya :
10. Diceritakan dulu ada sepasang suami dan istri.
Pasangan tersebut disebut-sebut telah dikutuk menjadi miskin
seumur hidup. Seiring berjalannya waktu, keduanya dikaruniai
anak lelaki dan diberi nama Marakarma. Anehnya, setelah
Marakarma lahir pasangan suami istri tersebut malah hidup
makin berkecukupan.
11. Mereka pun cukup bahagia dan menikmati keseharian
bersama. Sampai pada suatu hari datangnya seorang ahli
nujum atau peramal. Ahli Nujum itu bilang jika anaknya, yaitu
Marakarma pada saat nanti akan membawa sial pada seluruh
keluarga tersebut. Sang kepala keluarga pun cukup ketakutan
dan kepikiran dengan pendapat ahli nujum itu.
12. Akhirnya sang ayah dengan tega membuang Marakarma
ke suatu tempat. Namun anehnya, kehidupan keluarga
tersebut malah berbanding terbalik dengan pendapat sang
Nujum. Sepasang suami istri tersebut malah semakin miskin
dan menderita sejak membuang anaknya Marakarma.
13. Sementara itu, di tempat Marakarma dibuang ia malah
belajar banyak hal. Namun, masih buruk kembali
menimpanya. Ia justru dituduh melakukan pencurian sehingga
harus dibuang lagi ke lautan oleh penduduk sekitar. Sampai
pada akhirnya ia malah terdampar di pantai dan diselamatkan
oleh Putri bernama putri Cahaya.
14. Sejak saat itu, Malakarma ingin sekali pulang ke rumah
orang tuanya. Selama perjalanan pulang, ia terus ditempa
cobaan. Namun juga kadang menemukan banyak
keberuntungan.
15. Baca juga: Kumpulan Kata Kata Semangat bahasa
Indonesia dan maknanya
Tari Saman

Tari Saman tercatat di UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia
sejak 24 November 2011. Pada awalnya, Tari Saman merupakan salah satu media untuk
menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari ini mengandung pendidikan
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur bahasa
Arab saat menari. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara
teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari ini
disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).

Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi menjadi tiga bagian. Pada bagian kepala dipakai
bulang teleng dan sunting kepies. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Pada
tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan.

Penggunaan nyanyian, gerakan, hingga kostum penari pada Tari Saman sangat penting karena
mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas budaya, kekompakan, kebijakan, keperkasaan,
keberanian, dan keharmonisan dari para pemakainya.

Anda mungkin juga menyukai