PROPOSAL SKRIPSI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................
iii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
iv
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
v
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan media sosial online menjadi popular berbagai kalangan di
dunia, khususnya remaja. Hal ini tak lepas dari peran internet untuk dapat
mengakses berbagai media sosial tersebut. Zaman yang serba canggih ini,
tak mungkin orang tidak mengetahui manfaat dari penggunaan internet.
Individu bisa berkomunikasi dengan individu lainnya antar pulau bahkan
antar negara pun karena ada internet. Menurut Anderson (2010), remaja di
Amerika rentang usia 12 – 17 tahun sebesar 93% adalah pengguna internet.
Sedangkan di Indonesia, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Kementrian Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan UNICEF
menyatakan bahwa setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja merupakan
pengguna internet dan media digital yang saat ini menjadi pilihan utama
saluran komunikasi yang mereka gunakan (Kominfo, 2014).
1
Lenhart (2010), cyberbullying adalah istilah yang dapat digunakan pada saat
seorang anak atau remaja mendapat perlakuan tidak menyenangkan, seperti
dihina, diancam, dipermalukan, disiksa, atau menjadi target bulan-bulanan
oleh anak atau remaja yang lain menggunakan teknologi internet, teknologi
digital interaktif maupun teknologi mobile. Dapat disimpulkan,
cyberbullying merupakan bentuk kejahatan secara verbal yang terjadi di
dunia maya dan terjadi pada kalangan remaja.
Menurut The National Crime Prevention Council (NCPC), remaja usia 13-
15 tahun sebanyak 59% memiliki handphone, sedangkan pada usia 16-17
tahun sebesar 74%. Penelitian yang dilakukan oleh Wong-Lo dan Bullock
(2011) dari 137 peserta yang terdiri dari 62 orang remaja dan 75 orang
orangtua mendapatkan hasil bahwa 90% remaja pernah mengalami
pengalaman cyberbullying baik sebagai pelaku maupun korban. Dari
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa ada keterkaitan antara remaja yang
memiliki handphone yang selalu aktif mengakses media sosial dengan
korban dari cyberbullying.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori terkait remaja dan
cyberbullying. Teori remaja dilihat dari segi karakteristik, masalah yang
sering dialami dan perkembangan yang terjadi pada remaja seperti aspek
biologis, psikososial, kognitif, serta sosial. Selain itu, teori mengenai
cyberbullying akan dijelaskan secara detail tentang perilaku cyberbullying
dan pengetahuan remaja terkait cyberbullying.
9
10
a. Perkembangan biologis
Gambaran paling menonjol dari masa kanak-kanak dan remaja adalah
terjadinya pertumbuhan pada fisik. Perubahan fisik terjadi dengan
cepat pada masa remaja. Anak perempuan umumnya lebih dahulu
mengalami perubahan fisik dibandingkan dengan anak laki-laki, yaitu
sekitar dua tahun lebih awal (Santrock, 2007 dalam Potter & Perry,
2009). Kematangan seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik
seksual primer dan sekunder. Menurut Wong, Hockenberry, Wilson,
Winkelstein dan Schwartz (2008), awal terjadi pubertas pada remaja
perempuan ditandai dengan adanya tonjolan payudara atau telarke
pada usia antara 9 dan 13,5 tahun diikuti dengan tumbuh rambut pubis
pada mons pubis.
2.2 Cyberbullying
2.2.1 Definisi Cyberbullying
Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan
sadar oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau
sekelompok orang lain dengan tujuan menyakiti (Sullivan, 2000). Bullying
dapat terjadi dimana saja bahkan di dunia maya pun dapat terjadi.
Cyberbullying merupakan istilah kekerasan yang dilakukan dalam dunia
maya. Cyberbullying didefinisikan berbeda-beda menurut para ahli.
the use of computers, cell phones, and other electronic devices”. Dalam
definisi ini, Hinduja dan Patchin mendefinisikan cyberbullying sebagai
sebuah tindakan yang merugikan atau mengganggu dilakukan secara
sengaja dan berulang dengan menggunakan computer, handphone, dan
barang elektronik lainnya.
Depresi berhubungan erat dengan keinginan untuk bunuh diri. Bunuh diri
dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimulai dari individu, keluarga, dan
sosial atau lingkungan. Menurut Hockenberry dan Wilson (2007), faktor
individu yang mempengaruhi seseorang untuk mengakhiri hidupnya, yaitu
adanya keputusasaan, depresi berat yang berkelanjutan, bersikap impulsif,
minum-minuman keras, memakai obat-obatan, merasa direndahkan oleh
orang lain, berhubungan dengan citra tubuh (pubertas terlambat, penyakit
kronik yang diderita, kecacatan), berhubungan dengan masalah identitas
seksual (homoseksual, seperti lesbian dan gay, biseksual, transgender yang
lingkungan tidak mendukung), memandang diri sendiri sebagai korban
nasib, dan keinginan untuk selalu melakukan berbagai hal secara
sempurna.
Kasus bunuh diri yang dialami oleh remaja perempuan berusia 14 tahun
asal Canada, Dawn Marie Wesley bunuh diri karena mengalami bullying
di sekolahnya. Selanjutnya, Carl Joseph Walker Hoover, remaja pria
berusia 11 tahun berasal dari Springfield, gantung diri akibat dibully
karena diejek oleh teman-temannya bahwa dia seorang gay.
2.3 Pengetahuan Remaja Terkait Cyberbullying
Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan adalah hasil dari tahu yang
didapat melalui sistem pengindraan manusia yang sebagian besar diperoleh
dari mata dan telinga. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif
terdapat enam tingkatan. Pertama, tahu merupakan tingkat pengetahuan
paling rendah karena proses mengingat kembali sesuatu yang telah dipelajari.
Dalam mengukur bahwa orang tahu mengenai apa yang sudah dipelajari
dengan dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan
kembali.
Kelima, sintesis adalah mampu untuk membuat sebuah formulasi baru dari
formulasi yang telah ada sebelumnya, seperti dapat menyusun,
merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan terhadap teori yang sudah ada.
Keenam, evaluasi merupakan mampu untuk menilai suatu materi berdasarkan
kriteria yang telah ada atau ditentukan sendiri. Pengetahuan dapat diukur
melalui wawancara atau angket yang berisikan materi yang ingin diukur.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajrin (2013) dengan meyebarkan
angket untuk mengetahui tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada
remaja di SMK PGRI Semarang.
18
19
Choucalas (2013) pun melakukan penelitian pada 100 sampel yang terdiri
dari siswa, guru, orangtua, dan administrasi sekolah. Penelitian ini dilakukan
di lokasi yang berbeda, yaitu Indiana, Ohio, dan Pennsylvania. Tujuan
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
pada siswa, orangtua, guru, dan administrasi sekolah terkait fenomena
cyberbullying. Namun, disini peneliti hanya akan fokus pada hasil yang
diperoleh dari siswa saja. Tingkat pengetahuan siswa mengenai cyberbullying
dilihat dari dampak cyberbullying membuat mereka merasa tidak nyaman.
Siswa pun merasa takut dan sedih apabila temannya mengirimkan sesuatu
bersifat negatif tentang dirinya di facebook.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajrin (2013) dan Choucalas (2013)
membuktikan bahwa tingkat pengetahuan remaja terbatas tentang
cyberbullying. Perilaku bully tersebut dilakukan hanya untuk kesenangan
semata tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan pada korban. Kasus
cyberbullying ini menjadi masalah bersama bukan hanya masalah pada
remaja karena dapat menyebar ke segala kalangan usia. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk melihat gambaran
tingkat pengetahuan dan perilaku remaja terkait cyberbullying.
Indikator pada tingkat sedang, yaitu perilaku mengunggah foto tanpa izin,
membuat video mengenai kejadian bully, menyebarkan gosip, dan pencurian
identitas. Pencurian identitas merupakan sebuah tindakan kriminal dan remaja
menganggapnya sepele. Sementara pada tingkat serius atau berat, yaitu
adanya ancaman fisik, perilaku menguntit, mengintimidasi, dan ancaman
kematian. Menurut Willard (2007 dalam Brush & Helley, 2014) ada tujuh
kategori tindakan cyberbullying, yaitu flaming, online harassment,
cyberstalking, denigration, impersonation, outing dan trickery, serta
exclusion.
e. Ask fm sebagai aplikasi yang sedang naik daun ini pasti dimiliki oleh
semua remaja di seluruh dunia. Semakin banyak orang yang bertanya pada
ask fm miliki seseorang, maka remaja tersebut bisa dikatakan terkenal.
Pengguna bisa menanyakan apapun yang diinginkannya. Hal ini yang
menyebabkan cyberbullying sangat mudah untuk dilakukan karena
aplikasi nya pun menyediakan fasilitas untuk melakukan tindakan tersebut.
Namun, tidak semua remaja melakukan itu hanya beberapa remaja tertentu
yang akan melakukannya.
f. Path sesuai dengan namanya, aplikasi ini dilengkapi dengan fitur lokasi.
Dimana saja pengguna aplikasi ini berada, dapat diketahui oleh siapapun
apabila mengepost sesuatu tentang lokasi keberadaannya. Hal ini dapat
menjadi bahan bully bagi pelaku cyberbullying karena merasa iri dengan
korban yang berwisata atau jalan-jalan ke suatu daerah maupun negara.
g. Instagram merupakan aplikasi yang memudahkan penggunanya untuk
mengirimkan berbagai foto dan video yang dimilikinya. Insiden
cyberbullying pun sering terjadi melalui aplikasi ini ketika pengguna
mengirimkan foto selfie atau foto liburannya dan pelaku mengomentari
dengan bahasa yang kasar bahkan kejam.
24
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka konsep dan definisi operasional
terkait penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut.
Karakteristik Remaja:
Usia
Jenis kelamin
Kebiasaan penggunaan
gadget Perilaku remaja
terkait cyberbullying:
Media sosial yang sering
digunakan Baik
Kurang
Tingkat Pengetahuan:
Baik
Kurang
25
3.2. Definisi Operasional
Konsep di dalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah yang
operasional agar tidak terjadi ambiguitas pada istilah yang digunakan dalam
penelitian tersebut (Sastroasmoro, 2011). Definisi operasional ini mengacu
pada pustaka yang ada, namun diperbolehkan untuk membuat definisi sendiri
asalkan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, definisi
operasional dari variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
30
e. Mempunyai alat komunikasi dan akses internet
𝑁 ∗ 𝑍 21−𝛼 ∗ 𝑝(1 − 𝑝)
2
𝑛=
(𝑑 2 ∗ (𝑁 − 1)) + (𝑍 21−𝛼 ∗ (𝑝(1 − 𝑝)))
2
153.1646
𝑛=
1.105 + 0.345744
𝑛 = 107.5 ≈ 108
Jadi, total sampel minimal untuk penelitian ini adalah 108. Untuk
mengantisipasi angka drop out, maka peneliti menambahkan
kemungkinan 10% drop out menjadi:
n’ = n + 10%n
=108 + 10.8
=118.8 ≈ 120
Sampel pada penelitian ini akan ditemukan sesuai dengan kriteria inklusi
penelitian sebesar 120 remaja yang tersebar secara perhitungan stratified
sampling. Kemudian, responden dipilih secara random yang ditentukan
dengan pelemparan dadu sekali oleh peneliti pada tanggal 15 Maret 2016
yang mengasilkan angka 2. Angka 2 ini akan digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan sampel dengan penggunaan interval responden
penelitian berdasarkan absen siswa yang terdapat di masing-masing kelas
X dan XI SMAN 61 Jakarta Timur.
Kedua, prinsip menghargai hak asasi manusia yang terdiri dari beberapa poin,
yaitu hak untuk ikut atau tidak menjadi responden sehingga subjek penelitian
memiliki kewenangan untuk memutuskan apakah bersedia menjadi subjek
atau tidak tanpa adanya sangsi apapun. Selain itu, terdapat hak untuk
mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan sehingga peneliti harus
menjelaskan secara terperinci kepada subjek serta bertanggung jawab apabila
terjadi sesuatu. Selanjutnya, informed consent, yaitu subjek harus
mendapatkan informasi yang lengkap mengenai tujuan penelitian yang akan
dilakukan. Pada informed consent perlu dicantumkan bahwa data yang
diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
Ketiga, prinsip keadilan terdiri dari hak untuk mendapatkan pengobatan yang
adil, yaitu subjek penelitian harus mendapatkan perlakuan yang adil baik
sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa
adanya diskriminasi apabila mereka ada yang tidak bersedia atau keluar
menjadi responden. Selain itu, hak dijaga kerahasiannya sehingga subjek
mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan sehingga perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan
confidentiality (rahasia).
mengunggah 20
𝑁(∑ 𝑋𝑌)−( ∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
R=
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 2 }√{𝑛 ∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦) 2}
Keterangan :
R = nilai validitas yang akan dicari
N = jumlah responden
X = skor yang diperoleh dari responden penelitian pada masing-
masing pertanyaan
Y = skor total dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden penelitian
4.5.2.2.Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan kemantapan atau
konsistensi hasil pengukuran. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan metode perhitungan koefisien Alpha Cronbach.
Instrumen penelitian akan reliabel jika hasil pengukuran Alpha
Cronbach > 0,6 (Hidayat, 2008). Berikut rumus Alpha Cronbach :
𝑘 ∑ 𝑆𝑖 2
R = 𝑘−1{1- 𝑆𝑡 2 }
Keterangan :
R = nilai reliabel yang dicari
K = banyaknya butir pertanyaan atau soal
Si2 = varians butir-butir pertanyaan (soal)
St2 = varians skor total
4.6. Prosedur Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah
sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan penyusunan proposal dimulai dari bulan November
2015 hingga bulan Februari 2016 terdiri dari 4 BAB.
2. Peneliti melakukan seminar proposal untuk diuji dan mendapatkan revisi
sebagai tambahan dari penguji dan pembimbing
3. Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian ke Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Setelah mendapat surat tersebut
kemudian meminta izin kepada pihak sekolah SMA Negeri 48 Jakarta
untuk melakukan uji validitas kuesioner dan 61 Jakarta sebagai tempat
penelitian dengan membawa surat permohonan penelitian dari fakultas.
4. Setelah mendapatkan izin, peneliti mengunjungi kelas-kelas di SMAN 61
Jakarta untuk melakukan penelitian. Terdapat 12 kelas terdiri dari 6 kelas
X serta 6 kelas XI dan mendapatkan sampel sesuai dengan perhitungan
stratified sampling yang sudah dihitung sebelumnya. Dilanjutkan dengan
pengambilan data
5. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan
diri, menjelaskan tujuan, manfaat penelitian, petunjuk pengisian kuesioner
dan sekaligus meminta persetujuan responden untuk terlibat dalam
penelitian ini dengan mengisi lembar persetujuan (inform concent).
6. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara
mengisi kuesioner kepada responden
7. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk mengajukan
pertanyaan apabila terdapat pertanyaan kuesioner yang tidak dipahami.
8. Kuesioner yang telah diisi diperiksa kembali kelengkapannya oleh peneliti
dengan melihat setiap jawaban.
9. Setelah data terkumpul peneliti melakukan pengolahan dan analisis data
Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan Kategorik Jumlah, persentase (%)
remaja
Perilaku Cyberbullying Kategorik Jumlah, persentase (%)
Nove
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan mber
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan proposal
penelitian
Seminar proposal penelitian
Sidang skripsi
Anderson Butcher, D., Ball, A., Brzozowski, M., Lasseigne, A., Lehnert, M., &
McCornick, B.L. (2010). Risky or Protective? Child Adolescent Social Work
Journal, 27, 63-77
44
45
Calvete, E., Orue, I., Estévez, A., Villardon, L., & Padilla, P. (2010).
Cyberbullying in adolescents: modalities and aggressors’ profile.
Computers in human berhavior, 26 (5), 1128-1135
Denies, Y., James, S. D., & Netter, S. (2010). Mean Girls: cyberbullying blamed
for teen suicides. Retrieved from
http://abcnews.go.com/GMA/Parenting/girls-teen-suicide-calls-
attentioncyberbullying/story?id=9685026
Efendi, Ferry. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Glazier, L. (2003). It’s a girl’s world. Montreal, Quebec, National Film Board of
Canada
Gottfried, K. (2012). One in Ten (12%) Parents Online, around the world say
their child has been cyberbullied, 24% say they know of a child who has
experienced same in their community,ipsos. Retrieved from
46
http://www.ipsoshk.com/wp-content/uploads/2012/04/Cyberbullying-
factum-AP.pdf
Hockenberry M. J., & Wilson D. (2007). Wong’s nursing care of infants and
children 8th ed. St. Louis: Mosby
Kaman, C. (2007). What country has the most bullies? Latitude news
Retreived from http://www.latitudenews.com/story/what-country-
has-the-most-bullies/
Kowalski, R.M., Limber, S.P., & Agatston, P.W. (2008). Cyberbullying. Malden,
MA: Blackwell Publishing
Kowalski, Robin M. (2012). Cyberbullying: Bullying in the digital age 2nd ed.
USA: Wiley Blackwell
Klomek, A. B., P.H.D., Marrocco, F., P.H.D., Kleinman, M., M.S., Schonfeld,
Irvin Sam,P.H.D., M.P.H., & Gould, Madelyn S,P.H.D., M.P.H. (2008).
Peer victimization, depression, and suicidiality in adolescents. Suicide &
Life - Threatening Behavior, 38(2), 166-80. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/224870194?accountid=17242
Pranjic, N., & Bajraktarevic, A. (2010). Depression and suicide ideation among
secondary school adolescents involved in school bullying. Primary Health
Care Research & Development, 11(4), 349-362.
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1463423610000307
Polit, D. F & Beck C.T (2010). Essentials of nursing research. Seventh edition.
Philadelphia :Lippincott Williams & Wilkins
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. (7th
ed., Vol. I). (D. Sjabana, Penyunt., & A. Ferderika, Penerj.) Jakarta:
Salemba Medika
Smith, P.K., Mahdavi, J., Carvalho, M., Fisher, S., Russel, S., & Tippet, N.
(2008). Cyberbullying: Its Nature and impact in secondary school pupils.
The Journal of Child Psychology and Psychiatry, 494. 376-385
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein., & Schwartz. (2008).
Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (Vol 2 edisi ke-6). (Alih bahasa:
Andry Hartono, Sari Kurnianingsih, Setiawan). Jakarta: EGC
KUESIONER PENELITIAN
Peneliti :
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh:
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan dari penelitian ini.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Saya
mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi dan sebagai imbalan dalam
pengisian kuesioner, saya mendapat cinderamata dari peneliti.
Apabila ada pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat
negatif pada diri saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan
peneliti memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini
tanpa risiko apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.
Jakarta,................................. 2016
( )
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Hormat saya,
1206248413
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU REMAJA DI
SMA NEGERI 61 JAKARTA TIMUR TERKAIT CYBERBULLYING
Tanggal : .............................
Kelas : …………………….
PETUNJUK UMUM:
A. DATA DEMOGRAFI
1. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Media sosial yang kamu punya adalah (jawaban boleh lebih dari satu)
Line
Whatsapp
Email
Blog
Snapchat
Ask fm
Path
Instagram
4. Pada saat menggunakan sosial media (line,whatsapp,email dll), kegiatan
apa yang kamu lakukan? (jawaban boleh lebih dari satu)
Update status atau tweet
Membalas komentar atau tweet dari orang lain
Chatting dengan orang lain
Menggunakan aplikasi video call
Main games online
Mencari tahu tentang kabar orang lain lewat status atau tweetnya
Mengirim pesan
Menggunggah foto atau video
Lainnya (sebutkan)…..
Ya Tidak
Jika Ya, media sosial yang digunakan adalah (jawaban boleh dari satu)
Line
Whatsapp
Email
Blog
Snapchat
Ask fm
Path
Instagram
6. Fitur komunikasi apa yang kamu sering pakai saat menggunakan telepon
seluler? (jawaban boleh lebih dari satu)
Menelepon
Mengirim Pesan Singkat (SMS & MMS)
Instant Messaging (cth: Line, Whatsapp, BBM, dll)
1. SET PERNYATAAN 1
Petunjuk Pengisian : berilah tanda checklist pada jawaban yang
menurut Anda paling tepat, pernyataan S jika setuju, dan TS jika tidak
setuju
2. SET PERNYATAAN 2
Pada bagian II ini, Anda akan menemui pernyataan-pernyataan yang berisi
tindakan yang mungkin dilakukan dalam dunia maya. Untuk setiap
pernyataan, Anda diminta untuk menentukan SEBERAPA SERING
Anda melakukan kegiatan tersebut selama 6 bulan belakangan ini.
Pernyataan di bawah ini terjadi adalah interaksi yang terjadi dalam fitur-
fitur yang ada di telepon seluler dan internet secara online seperti instant
messaging (What’ s Up, SMS, LINE, dsb), sosial media (facebook, twitter,
dsb) dan email.