Anda di halaman 1dari 55

STRUKTUR BAJA 1 2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Baja


Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal
dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan
dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa.
Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan
mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.

1.2 Baja Sebagai Bahan Struktur


Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur
adalah sebagai berikut :
1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan
mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen
struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Jika pemeliharaan struktur baja dilakukan dengan baik, struktur dari baja dapat
bertahan cukup lama.

1.3 Bentuk Profil Baja


Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil baja
yang sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet
piles, pipa, rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa
dengan profil I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut profil sayap lebar (wide
flange). Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:

1. Kekuatan lenturnya cukup besar


2. Mudah dilakukan penyambungan

1 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan sebagai


kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan
bangunan struktur lainnya. Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar
sayap dan tinggi profil (b/h) sama dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H
ini sangat cocok digunakan untuk struktur pondasi tiang pancang.

1.4 Sifat Metalurgi Baja


Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-
unsur atau komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk
struktur rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik
sebesar 400 MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa
sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi (high strength steel).

Sifat –sifat Baja

sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :

 Cara peleburannya
 Jenis dan banyaknya logam campuran
 Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

Dalil I

Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan


sebagai bahan penanggung konstruksi.

Dalil II

Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan
senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja
dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.

2 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat
konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :

1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak


pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan.
2. Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan
dilakukanya pengujian pada waktu penyerahan bahan.
3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak
bernilai tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.
4. Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu
sudah dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa,
dibengkokan , dan lain-lain.
5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan
dengan cara-cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya
harus di terapkan.
1.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan
1. Profil baja tunggal
 Baja siku-siku sama kaki
 Baja siku tidak sama kaki (baja T)
 Baja siku tidak sama kaki (baja L)
 Baja I
 Baja Canal
 Baja
2. Profil Gabungan

 Dua baja L sama kaki


 Dua baja L tidak sama kaki
 Dua baja I
3. Profil susun

 Dua baja I atau lebih

3 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

1.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja


a. Pratt Truss

b. Hows Truss
c. Pink Truss
d. Modified Pink Truss
e. Mansarde Truss
f. Modified Pratt Truss
g. Crescent Truss

1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja


Keuntungan:

1. Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.


2. Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan
lebih mudah untuk dipindahkan.
3. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi
sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
4. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga
pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
5. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.

 Kerugian:
1. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada
batas yang besar juga dapat merubah konstruksi.
2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
3. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan
pengangkutan memerlukan biaya yang besar.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan
berpengalaman dalam hal konstruksi baja.

4 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja


a. Baut
b. Paku keling
c. Las lumer

1.8.1 Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:

1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling


2. Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut)
3. Dipergunakan untuk pegangan sementara
4. Konstruksi yang dapat dibongkar pasang
1.8.2 Paku keling

Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti


tidak dapt dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak
boleh>6d ( diameter paku keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:

Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:

1. Las tumpul
2. Las sudut

1.9 Dasar-dasar Perhitungan


1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang )
3. Perhitungan dimensi ikatan angin
4. Perhitungan dimensi kuda-kuda
5. Perhitungan kontruksi perletakan
6. Penggambaran

5 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

1.9.1 Macam-Macam Pembebanan


Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan
pada kuda-kuda), terdiri dari :

a. Beban Mati
 Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin )
 Beban berguna P = 100 kg
 Berat sendiri kuda-kuda

b. Beban Angin
 Beban angin kanan
 Beban angin kiri
c. Beban Plafond

1.9.2 Perhitungan dimensi gording


Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan
beban atap dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada
kuda-kuda.

Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap

Dimana: a = jarak gording

L = jarak kuda-kuda

G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m²


gording

= ax berat penutup atap per m²

catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap

Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu dimensi


gording, biasanya gording menggunakan profil I, C, dan [setelah ditaksir dimensi
gording dari tabel profil di dapat berat per m, gording

6 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Berat sendiri gording = g2 kg/m

Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording

= (g1 + g2) kg/m

Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g)
bekerja vertikal.

gx = g cos 

gy = g sin 

Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik


penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous beam ). Untuk memudahkan
perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu
dengan mereduksi momen lentur.

Mmax = 1/8 gl2

Ambil M = 20 % (1/8 gl2)

Mmax = 80 % (1/8 gl2)

Mmax = 0,80 (1/8 gl2)

Dmax = 1/2 gl

akibat gx  Mgl = 0,80 (1/8 gx l2)

= 0,80 (1/8 sin  l2)

akibat gy  Myl = 0,8 (1/8 gy l2)

= 0,80 (1/8 g cos  l2)

1.9.3 Beban berguna ( P = 100 kg )


Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording

Mmax = 80 % ( ¼ PL)

7 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Akibat Px Mx2 = 0,80 ( ¼ PxL )

= 0,80 ( ¼ P sin  L )

Akibat Py My2 = 0,80 ( ¼ Py L )

= 0,80 ( ¼ P cos  L )

1.9.4 Beban angin W


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal/aksial tarik saja.
Cara bekerjanya kalau yang satu bekerja sebagai batang tarik maka yang
lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah angin berubah, maka
secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.Beban angin
dianggap bekerja tegak lurus bidang atap

Beban angin yang di tahan gording

W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2

Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 )

= 0,80 ( 1/8 WL2 )

Akibat Wx  Mx3 =0

Akibat Wy  My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 )

= 0,80 ( 1/8 WL2 )

1.9..5 Kombinasi pembebanan


I Mx total = Mx1 + Mx2

My total = My1 + My2

II Beban mati + Beban berguna + Beban angin

Mx total = Mx1 + Mx2

8 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

My total = My1 + My2 + My3

1.9.6 Kontrol tegangan


*kombinasi I

Mxtotal Mytotal
    :   1600kg / cm2
Wy Wx

catatan: jika  :  , maka dimensi gording diperbesar

*kombinasi II

Mxtotal Mytotal
     : 1,25
Wy Wx

catatan :jika   1,25 , maka di mensi gording di perbasar

1.9.7 Kontol lendutan


 Akibat beban mati:

5q x L4 5q y L4
Fxl  cm F cm
384 EI y 384EI x

 Akibat beban berguna

Px L3 5W y L3
Fx 2  cm Fy 2  cm
48EI x 48 EI y

 Akibat beban angin


5W y L4
Fx3  0cm Fy 3  cm
384 EI x

Fx total = (Fx1+Fx2),  F

Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3),  F

F1  f x2  f y2  f

9 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar

1.9.8 Perhitungan Dimensi Tracstang (Batang Tarik)


Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah
sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada
arah sumbu x

Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :

Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x

Px = beban berguna arah sumbu x

Pbs =Gx + Px

Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :

Gx  Px
Pts 
2

F
    ambil
Fn

Gx  Px Gx  Px
=    Fn 
2 2
Fn 

Fbr =125 % Fn

Fbr = ¼ п d2

Dimana : Fn = luas netto

Fbr = luas brutto

A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )

1.9.9 Batang Tarik


p
Fn =

10 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Dimana: Fn = Luas penampang netto

P = Gaya batang

 = Tegangan yang diijinkan

Fbr = Fn + ∆ F  Fbr = 125%

1.9.10 Batang Tekan


Imin = 1,69 P.Lk²

Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4

P = gaya batang tekan, Kg

Lk = panjang tekuk, cm

Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran


propil.

Kontrol:

1. terhadap sumbu bahan


2. terhadap sumbu bebas bahan
Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling

Catatan:

a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai


prfil C
b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap
perlu dipasang kopel plat satu buah ditengah-tengah
bentang
c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai
dari ujung batang tengah ke tengah bentang dengan
jumlah ganjil

11 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

1.9.11 Perhitungan Gaya-gaya Batang


Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari
dengan cara cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat
diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif)

Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.

Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :

1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman


2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan
titik kumpul.
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai
dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan
cara cremona ddan cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di
ulang.

Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka


batang, terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :

1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)


2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
a. Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul
batang tepi atas
b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada
tiap-tiap simpul batang tepi atas
c. Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik
simpul batang tepi bawah
4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang
tarik arahnya menjauhi titik simpul

12 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

1.9.12 Cara Cremona ( Cara Grafis )


Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa
patokan sebagai berikut:

1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya
terdapat maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik
,dimana dimulai penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:

1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap


dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja.
2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.
5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing
gaya batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum
jam.
6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan
yang berlaku.
7. Ukuran panjang gaya batang, tarik (+),atau tekan (-).
8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala
gaya.

1.9.13 Cara Ritter ( Analisis )


Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu
diperhatikan ketentuan berikut:

13 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

a. Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan


dicari.
b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya
menjauhi titik simpul.
Catatan : Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih
sedikit, hal ini untuk mempercepat perhitungan

Urutan cara penggambaran:

1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya


batang lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
2. Cari besar reaksi perletakan
3. buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya
batangnya.
4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat
gaya-gaya yang lebih sedikit.
5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat
gaya yang lebih sedikit.
6. Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.

1.9.14 Perhitungan Sambungan


Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan.
Pada perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan baut.
Karena pada baut terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya
diperhitungkan bagian galinya (kran), untuk mempermudah perhitungan dapat
diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan geser dan tumpuan yang
diijinkan.

Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa


gaya geser dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada
baut, sedangkan gaya geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk

14 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

perhitungan sambungan dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut
terhadap geser dan tumpu.

Fgs = ¼ .  . d2

Ftp = d. Smin

Dimana :

Fgs = Luas bidang geser

Ftp = Luas bidang tumpu

Smin = Tebal plat minimum

d = diameter baut

Catatan:

 Untuk sambungan tunggal (single skear)


Ngs = ¼ .  . d2

 Untuk sambungan ganda (double skear)


Ngs = ¼ .  . d2. C

Ntp = d. Smin . σtp

15 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

BAB II
RANCANGAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA

Ketentuan :

Type kontruksi Atap :C

Bahan penutup atap : Seng

Jarak gading-gading kap : 3.9 m

Sudut  (Kemiringan Atap) : 40O

Bentang kap (L) : 12,5 m

Beban Angin Kiri : 40 kg/m2

Beban Angin Kanan : 38 kg/m2

Beban Plafond : GRC = 18 kg/m2

Beban Berguna (orang) : 100 kg

Sambungan : Las

Baja BJ 37 :   1600 kg/cm2

16 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

BAB III

PERHITUNGAN RANCANGAN KUDA – KUDA

3.1 Perhitungan Panjang Batang


3.1.1 Panjang Batang Tipe Atas (A)
Diketahui :

1
𝐿 1
2
AB = cos 40° BC = 2 𝐿 𝑥 tan 40°

1
(12,5) 1
= 2cos 40° = 2 (12,5)𝑥 tan 40°

= 8,158 m = 5,24 m

17 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.1.2 Menghitung Panjang Batang Tepi Atas (A)


AB = A1 + A2 + A3 + A4 + A5

1
AB = 2 𝐴2 + A2 + A3 +A4 +A5

A2 = A3 = A4 =A5 = 8,158 : 4,5

= 1,813 m

1
A1 = 2 𝐴2

1
= 2 (1,813)

= 0,906 m

3.1.3 Menghitung Batang Bawah (H)


L 12,5
H1 = = 9 = 1,389 m
9

Maka, H1=H2=H3=H4=H5=H6=H7=H8=H9

3.1.4 Menghitung Batang Diagonal (D)


Menghitung batang diagonal dengan bantuan garis bantu vertikal
V1=V6 = tanα (1,5 H) = tan 40° (1,5 x 1,389) = 1,748 m
V2=V5 = tanα (2,5 H) = tan 40° (2,5 x 1,389) = 2,913 m
V3=V4 = tanα (3,5 H) = tan 40° (3,5 x 1,389) = 4,079 m

𝟏
D1 = D16 = 𝟐 𝑨
𝟏
= 𝟐 (𝟏, 𝟖𝟏𝟑)

= 0,906 m

𝑯
D2=D3=D14=D15= √𝑽𝟏𝟐 + ( 𝟐 )𝟐

𝟏,𝟑𝟖𝟗 𝟐
= √𝟏, 𝟕𝟒𝟖𝟐 + ( ) = 1,88 m
𝟐

18 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

𝑯
D4=D5=D12=D13= √𝑽𝟐𝟐 + ( 𝟐 )𝟐

𝟏,𝟑𝟖𝟗 𝟐
= √𝟐, 𝟗𝟏𝟑𝟐 + ( ) = 2,99 m
𝟐

𝑯
D6=D7=D10=D11= √𝑽𝟑𝟐 + ( 𝟐 )𝟐

𝟏,𝟑𝟖𝟗 𝟐
= √𝟒, 𝟎𝟕𝟗𝟐 + ( ) = 4,138 m
𝟐

𝑯
D8=D9= √𝑩𝑪𝟐 + ( 𝟐 )𝟐

𝟏,𝟑𝟖𝟗 𝟐
= √𝟓, 𝟐𝟒𝟐 + ( ) = 5,286 m
𝟐

3.1.5 Daftar Panjang Batang (m)

No Batang Panjang Batang


1 A1=A10 0,906 m
2 A2=A3=A4=A5=A6=A7=A8=A9 1,813 m
3 H1=H2=H3=H4=H5=H6=H7=H8=H9 1,389 m
4 D1=D16 0,906 m
5 D2=D3=D14=D15 1,88 m
6 D4=D5=D12=D13 2,99 m
7 D6=D7=D10=D11 4,138 m
8 D8=D9 5,286 m

3.2 Perhitungan Dimensi Gording


3.2.1 Gording Dipengaruhi Oleh :
Mutu Baja 37 =  lt = 1600 kg/cm
 Muatan mati : berat sendiri gording ( kg / m )
berat sendiri penutup atap ( kg / m 2 )

 Muatan hidup, yaitu berat orang dengan berat P = 100 Kg


 Muatan angin ( kg / m 2 )

19 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Ketentuan :

 Jarak gading-gading kap = 3,9 m


 Kemiringan atap = 40o
 Berat sediri penutup atap (Seng) = 10 kg/m2
 Jarak gording = 1,813 m
Hal-hal yang harus dihitung adalah sebagai berikut :

3.2.2 Mengetahui berat sendiri balok gording


Untuk dimensi balok gording dicoba profil baja Canal 6,5 dengan berat
sendiri gording (q2) = 7,09 kg/m.

3.2.3 Menghitung beban mati (q)


q1 = berat sendiri penutup atap (Seng) x A (jarak gording)

= 10 kg/m² x 1,813 m

= 18,13 kg/m

Jadi, q = q1 + q2 = 18,13 kg/m + 7,09 kg/m = 25,22 kg/m

Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan


beban mati q bekerja vertikal, q diuraikan pada sumbu x dan
sumbu y, sehingga diperoleh :

qx = q sin  qy = q cos 

= 25,22 x sin 40o = 25,22 x cos 40o

= 16,21 kg/m = 19,32 kg/m

Karena dianggap sebagai balok menerus diatas dua tumpuan


(Continous beam) maka untuk memepermudah perhitungan dapat
diasumsikan sebagai berat bertumpuan ujung. Sehingga momen yang
timbul akibat berat sendiri atap dan gording adalah :

20 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Menggunakan trackstang 2 buah

Mx1= 1/8.qx.(l/3)².80%

= 1/8 x 16,21 x (3,9/3)² x 0,8 = 2,74 kg.m

My1= 1/8.qy.(l)².80%

= 1/8 x 19,32 x (3,9)² x 0,8 = 29,39 kg.m

3.2.4 Menghitung beban berguna


Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang
bekerja di tengah-tengah bentang gording.Beban ini diperhitungkan kalau
ada orang yang bekerja di atas gording.

Diketahui :

Beban berguna (P) = 100 kg

Kemiringan atap ( ) = 400

Maka :

Px = P sin  Py = P cos 

= 100 sin 40 = 100 cos 40

= 64,28 kg = 76,6 kg

Momen yang timbul akibat beban terpusat (hidup) dianggap


continous beam (PBI 1971)

Mx2 = ¼.Px.(l/3).80% My2 = ¼.Py.(l).80%

= ¼. 64,28.(3,9/3)².0,8 = ¼. 76,6.(3,9)².0,8

= 16,71 kg.m = 59,75 kg.m

21 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.2.5 Menghitung Beban Angin


Beban angin di anggap tegak lurus bidang atap.

Ketentuan :

Beban angin kiri (q1) = 40 kg/m2

Beban angin kanan (q2) = 38 kg/m2

Koefisien Angin tekan (wt) = (0,02  - 0.4)

= (0,02 x 40 – 0,4 )

= 0,4

Koefisien Angin hisap (Wh) = -0.4

 Beban angin kiri (q1) = 40 kg/m2

Angin tekan (W) :

W = C. q1 .a

= 0,4 x 40 x 1,813

= 29,008 kg/m

Angin hisap (W) :

W = C. q1 .a

= -0,4 x 40 x 1,813

= -29,008 kg/m

22 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

 Beban angin kanan (q2) = 38 kg/m2

Angin tekan (W) :

W = C. q2 .a

= 0,4 x 38 x 1,813

= 27,56 kg/m

Angin hisap (W) :

W = C. q2 .a

= -0,4 x 38 x 1,813

= -27,56 kg/m

Dalam perhitungan diambil harga W (tekan terbesar) :


Wx =0

Wmax = 29,008 kg/m (Wy)

 Momen Akibar Beban Angin


2
l
Mx = 1
8  Wx     80% My = 18  Wy  l 2  80%
 3
1
= 1
8
x0 x(3,9 / 3) 2 x0.8 = 𝑥 29,008 x (3,9)2 x 0,8
8

= 0 kg.m = 44,12 kg.m

23 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.2.6 Menghitung Beban air Hujan


Beban air hujan yang diperhitungkan pada gording:
Qair = (40-0,8α)
= (40-0,8(40))
= 8 Kg/m
qx = q sin  qy = q cos 

= 8 x sin 40o = 8 x cos 40o

= 5,14 kg/m = 6,13 kg/m

 Momen Akibar Beban Hujan


2
l
Mx = 1
8  q x     80% My = 18  qy  l 2  80%
3

1
= 1
8 x5,14 x(3,9 / 3) 2 x0.8 = 8 𝑥 6,13 x (3,9)2 x 0,8

= 0,87 kg.m = 9,32 kg.m

3.2.7 Daftar Beban dan Momen

Pembebanan Berat Beban Momen


qx = 16,21 kg/m Mx = 2,74 kg m
Atap + Gording (Beban Mati) q = 25,22 kg/m
qy = 19,32 kg/m My = 29,39 kg m
px = 64,28 kg Mx = 16,71 kg m
Beban Orang (Beban Hidup) p = 100 kg
py = 76,6 kg My = 59,75 kg m
wx = 0 Mx = 0
Beban Angin W = 29,008 kg/m
wy = 29,008 kg/m My = 44,12 kg m
qx = 5,14 kg/m Mx = 0,87 kg m
Beban Air Hujan qh = 8 kg/m
qy = 6,13 kg/m My = 9,32 kg m

24 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.2.7 Kontrol Gording


Kontrol Gording Terhadap Tegangan

 Dari tabel profil baja ( C-6,5 ) dapat diketahui bahwa :


Wx = 17,7 cm3 Ix = 57,5 cm4

Wy = 5,07 cm3 Iy = 14,1 cm4

 Kombinasi pembebanan 1
Mx total = beban mati + beban hidup

= 2,74 + 16,71

= 19,45 kg.m

= 1945 kg.cm

My total = beban mati + beban hidup

= 29,39 + 59,75

= 89,14 kg.m

= 8914 kg.cm

M x total M y total
 = 
Wy Wx

= 1945
5,07
8914
+ 17,7 kg/cm2

 = 887,245 kg/cm2   lt = 1600 kg/cm2 ............... OK !!!

25 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

 Kombinasi pembebanan 2
Mx total = beban mati + beban hidup + beban angin

= 1945 + 0

= 1945 kg.cm

My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin

= 8914 + 4412

= 13326 kg.cm

M x total M y total
 = 
Wy Wx

1945 13326
= + kg/cm2
5,07 17,7

 = 1136,51 kg/cm2   lt = 1600 kg/cm2 ... OK !!!

 Kombinasi pembebanan 3
Mx total = beban mati + beban hidup + beban angin + beban hujan

= 1945 + 87

= 2032 kg.cm

My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin+ beban hujan

= 13326 + 932

= 14258 kg.cm

M x total M y total
 = 
Wy Wx

26 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

2032 14258
= + kg/cm2
5,07 17,7

 = 1206,32 kg/cm2   lt = 1600 kg/cm2 ... OK !!!

3.2.8 Kontrol Terhadap Lendutan


 Ketentuan :
 E = 2.1 x 10 6 kg/cm2
 l = 3,9m = 390 cm
 Ix = 57,5 cm4
 Iy = 14,1 cm4
Syarat lendutan yang diizinkan untuk balok pada konstruksi kuda-
kuda terlindung adalah :

f max  250
1
l  f  250
1
 390  1.56cm

 Akibat beban sendiri


5  q x  (l / 3) 4 5.0,1621.(390 / 3) 4
f x1    0.02036 cm
384  E  I y 384  2,1.10 6.14,1

5  qy  l 4 5  0,1932  (390) 4
f y1    0.48197 cm
384  E  I x 384  2.1.10 6.57,5

 Akibat beban berguna


Pox  (l / 3) 3 0,6428  (390 / 3) 3
f x2    0.000994 cm
48  E  I y 48  2.1.10 6.14,1

Py  l 3 0,766  (390) 3
f y2    0.00784 cm
48  E  I y 48  2.1.10 6.57,5

 Akibat beban angin


f x 3  0 cm

27 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

5  Wy  l 4 5.0,29008.(390)
4
f y3    0.7236 cm
384  E  I x 384.2.1.10 6.57,5

 Akibat beban hujan


5  q x  (l / 3) 4 5.0,0514.(390 / 3) 4
fx4    0.00645 cm
384  E  I y 384  2,1.10 6.14,1

5  qy  l 4 5  0,0613  (390) 4
fy4    0.1529 cm
384  E  I x 384  2.1.10 6.57,5

Jadi pelenturan adalah sebagai berikut :

f x total = ( f x1  f x 2  f x 3  f x 4 )

= (0.02036 + 0.000994 + 0 + 0.00645) = 0,027804 < 1.56cm

f y total = ( f y1  f y 2  f y 3  f y 4 )

= (0.48197 + 0.00784 + 0.7236 + 0.1529) = 1,36631 < 1.56cm

f total  ( f x2  f y2 ) ≤ 1.56

f total  (0,027804 ) 2  (1,36631 ) 2 ≤ 1.56

= 1,3666 cm ≤ 1.56 cm ……………… OK!!!

28 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.3 Mendimensi Batang Tarik (TRACKSTANG)


Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada
arah sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan
lentur pada arah sumbu x

Batangtarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :

- Akibat penutup atap = 16,21 x 3,9 = 63,219 kg


- Akibat beban orang = 64,28 kg +

Pts = 127,499 kg

Karena batang tarik di pasang dua buah trackstang, per batang tarik :

Pts 127,499
Pts   Pts   63,7495 kg
2 2

P 
    1600kg / cm 2
Fn

P 63,7495
Fn    0,039843 cm2
 1600

Fbr =125 % x Fn

= 125 x 0,039843

= 0,0498 cm2

Fbr = ¼ п d2

29 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Fbr 0,0498
d2 =   √0,06344
1 / 4 1 / 4 x3.14

d = 2,5 mm

jadi diameter minimal trackstang adalah 2,5 mm, maka diambil diameter
trackstang sebesar 6 mm

Dimana : Fn = luas netto

Fbr = luas brutto

A = diameter batang tarik (diperoleh dari tabel baja)

3.4 Perhitungan Dimensi Ikatan Angin


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial
tarik saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik,
maka yang lainnya tidak menahan apa-apa.Sebaliknya kalau arah anginya
berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai
batang tarik.

Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau
belakang kuda-kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin
terbesar yang disini adalah angin sebelah kanan yaitu: 40 Kg/ m2

Keterangan :

P = gaya/ tetapan angin

30 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

N = dicari dengan syarat keseimbangan

ΣH=0

Nx = P

P
Ncos . β = P N
cos 

Rumus umum :

P
  dimana P angin = 40 kg/m2
Fn

Luas kuda-kuda = (1/2 x alas x tinggi )

= (1/2 x 12,5 x 5,24 )

= 32,75 m

8,158 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑘𝑖 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎


tgβ = ( )
3,9 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎

β = 64,45°

P  luas.kuda  kuda 2 40x32,75


Pts   Pts   131 kg
n 1 11  1

𝑃𝑡𝑠 131
N= cos 𝛽 = cos 64,45 = 303,7 𝑘𝑔

Karena batang tarik di pasang dua buah , per batang tarik :

P 
    1600kg / cm 2
Fn

P 303,7
Fn =    0.19 cm2
 1600

Fbr =125 % x Fn

31 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

= 1.25 x 0.19

= 0,24 cm

Fbr = ¼ п d2

Fbr 0,24
d2 = 
1 / 4 1 / 4 x3.14

= √0.3057

d = 0,55 cm = 5,5 mm

Berdasarkan table diprofil baja maka dipakai d = 6 mm.

32 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.5 Perhitungan Konstruksi Rangka Batang

3.5.1 Perhitungan Beban


a. Akibat Berat Sendiri

Ketentuan :

 Penutup atap Seng = 10 kg/m2


 Bentang kap (L) = 12,5 m
 Jarak gording (A) = 1,813 m
 Jarak gading-gading kap (l) = 3,9 m
a.1. Berat Penutup Atap

Pa = A x Berat atap x l

= 1,813 x 10 x 3,9

= 70,707 kg.m

a.2. Berat Sendiri Gording ( Canal – 6,5 )

Pg = l  berat sendiri gording

= 3,9 x 7,09

= 27,651 kg.m

33 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

a.3. Berat Sendiri Kuda-kuda

Untuk menentukan berat sendiri kuda-kuda dilakukan dengan cara taksir

Dik : L = 12,5 m

l = 3,9 m

n = 11 ( jumlah simpul pada batang tepi atas )

(𝐿−2)𝑙
gk =
(𝐿+4)𝑙

gk1 = (L-2).l = (12,5 - 2). 3,9 = 40,95 kg/m

gk2 = (L+4).l = (12,5 + 4). 3,9 = 64,35 kg/m

40,95+64,35
ambil gk antara = 52,65 kg/m
2

𝑔𝑘.𝐿 52,65 𝑥 12,5


Jd Gk = = = 65,8125 𝑘𝑔
𝑛−1 11−1

 Untuk Ikatan angin (Brancing) Diperhitungkan sbb:


Brancing = 20% x berat sendiri kuda-kuda
= 20% x 65,8125 = 13,1625 kg

 Total berat pada tiap titik simpul adalah :

Ptot = Pa + Pk + Pq + Brancing

= 70,707 + 27,651 + 65,8125 + 13,1625

= 177,333 kg

b. Beban Hidup

Beban hidup = 100 kg

34 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

c. Beban Plafond

Ketentuan :

 Jarak gading-gading kap (l) = 3,9 m


 Panjang batang bawah (B) = 1,389 m
 Berat plafond = 18 kg/m2 GRC dengan
ketebalan 8 mm

Pf untuk = λ.l .Gf

= 1,389 x 3,9 x 18

= 97,5078 kg

d. Beban Angin

Ketentuan :

 Koefisien angin tekan (c) = (0.02   ) – 0.4


= (0.02 x 40) – 0.4

= 0.4

 Koefisien angin hisap (c’) = -0.4


 Angin kiri (q1) = 40 kg/m2
 Angin Kanan (q2) = 38 kg/m2
 Angin tekan =W
 Angin hisap = W’
 Jarak gading-gading kap (l) = 3,9 m
 Jarak gording (A) = 1,813 m

35 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Angin Kiri :

W = c  A  l  q1

= 0,4 x 1,813 x 3,9 x 40

= 113,1312 kg

W’ = c' A  l  q1

= -0,4 x 1,813 x 3,9 x 40

= -113,1312 kg

Angin Kanan :

W = c  A  l  q2

= 0,4 x 1,813 x 3,9 x 38

= 107,475 kg

W’ = c' A  l  q1

= -0,4 x 1,813 x 3,9 x 38

= -107,475 kg

e. Beban Air Hujan


Q air = (40 – 0.8α) Q air hujan = Q x A x Jarak Kuda2
= (40 – 0.8(40)) = 8 x 1,813 x 3,9
= 8 kg/m = 56,5656 kg

36 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.5.2 Daftar Pembebanan Kuda-kuda

Jenis Beban Besar


Beban Mati 177,333 kg
Beban Hidup 156,5656 kg
Beban Angin Kiri (Tekan) 113,1312 kg
Beban Angin Kiri (Hisap) -113,1312 kg
Beban Angin Kanan (Tekan) 107,475 kg
Beban Angin Kiri (Hisap) -107,475 kg
Beban Plafond 97,5078 kg

37 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.6 Perhitungan Gaya Batang


Beban
Batang Beban Beban Beban Beban Beban
Hidup Mati Plafond Angin Kiri Angin Kanan
A1 -1035.69 -1173.07 -607.08 -56.27 53.45
A2 -944.31 -1069.56 -607.08 -41.27 39.2
A3 -837.69 -948.81 -531.19 -35.63 33.85
A4 -720.92 -816.55 -455.31 -20.42 19.4
A5 -601.61 -681.42 -379.42 -2.82 2.68
A6 -601.61 -681.42 -379.42 2.82 -2.68
A7 -720.92 -816.55 -455.31 20.42 -19.4
A8 -837.69 -948.81 -531.19 35.63 -33.85
A9 -944.31 -1069.56 -607.08 41.27 -39.2
A10 -1035.69 -1173.07 -607.08 56.27 -53.45
D1 -91.38 -103.51 0 -86.17 81.86
D2 63.18 71.56 104.93 59.58 -56.6
D3 -157.96 -178.91 -52.47 -148.94 141.5
D4 150.9 170.91 150.37 142.29 -135.17
D5 -234.73 -265.87 -100.24 -221.34 210.27
D6 231.62 262.34 197.83 218.4 -207.48
D7 -312.68 -354.16 -148.37 -294.84 280.1
D8 310.93 352.18 245.9 293.19 -278.53
D9 310.93 352.18 245.9 -293.19 278.53
D10 -312.68 -354.16 -148.37 294.84 -280.1
D11 231.62 262.34 197.83 -218.4 207.48
D12 -234.73 -265.87 -100.24 221.34 -210.27
D13 150.9 170.91 150.37 -142.29 135.17
D14 -157.96 -178.91 -52.47 148.94 -141.5
D15 63.18 71.56 104.93 -59.58 56.6
D16 -91.38 -103.51 0 86.17 -81.86
H1 793.66 898.93 465.21 24.94 -23.69
H2 700.29 793.18 426.44 -63.11 59.95
H3 606.92 687.42 372.17 -151.15 143.59
H4 513.54 581.66 315.68 -239.19 227.23
H5 420.17 475.91 258.45 -327.24 310.88
H6 513.54 581.66 315.68 -415.28 394.52
H7 606.92 687.42 372.17 -503.32 478.16
H8 700.29 793.18 426.44 -591.37 561.8
H9 793.66 898.93 465.21 -679.41 645.44

38 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Kombinasi
Batang Tekan (-) Tarik (+)
A1 -2872.11 53.45
A2 -2662.22 39.2
A3 -2353.32 33.85
A4 -2013.2 19.4
A5 -1665.27 2.68
A6 -1665.13 2.82
A7 -2012.18 20.42
A8 -2351.54 35.63
A9 -2660.15 41.27
A10 -2869.29 56.27
D1 -281.06 81.86
D2 -56.6 299.25
D3 -538.28 141.5
D4 -135.17 614.47
D5 -822.18 210.27
D6 -207.48 910.19
D7 -1110.05 280.1
D8 -278.53 1202.2
D9 -293.19 1187.54
D10 -1095.31 294.84
D11 -218.4 899.27
D12 -811.11 221.34
D13 -142.29 607.35
D14 -530.84 148.94
D15 -59.58 296.27
D16 -276.75 86.17
H1 -23.69 2182.74
H2 -63.11 1553.42
H3 -151.15 1810.1
H4 -239.19 1638.11
H5 -327.24 1465.41
H6 -415.28 1805.4
H7 -503.32 2144.67
H8 -591.37 2481.71
H9 -679.41 2803.24

39 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3.7 Dimensionering Batang Kuda-kuda


Daftar Gaya Batang Maksimum Untuk Tiap Batang

a. Batang – batang Atas (A) Tekan = 2872,11 Kg (Tekan)


b. Batang – Batang Bawah (H) Tarik = 2803,24 Kg (Tarik)
c. Batang – Batang Diagonal (D) Tarik = 1202,2 Kg (Tarik)

A. Dimensi batang atas (Tekan)


a. Batang adalah batang tekan
b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 2872,11 Kg = 2,87211ton
(Tekan)
Panjang batang (Lk) = 1,813m = 181,3 cm
Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
c. Perhitungan
Imin = 1,69.P.Lk2

= 1,69 .2,87211(1,813)2

= 15,9545 cm4

Batang A merupakan batang tekan

15,9545
Dipakai profil rangkap profil = = 7,97725 𝑐𝑚4
2

Dari table profil diambil ∟45.45.5

Iη = 3,25 cm4

Ix = Iy = 7,83 cm4

ix = iy = 1,35 cm

F = 3,79cm2

40 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

E = 1,16cm

Kontrol :
1. Terhadap sumbu bahan (x)
Lk 181,3
λx = =  151,08  Tabel   x = 4,401
ix 1,20

 x.p 4,401 x 2872,11


   1667,5668 kg/cm2
Ftot 2 x3,79

  1389,4495kg / cm 2    1600 kg/cm2 …….(OK)

2. Terhadap sumbu bebas bahan (Y)


Dipasang 4 plat kopling

Lk 181,3
L= =  60,43 cm
( n  1) 4  1

Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm =1 cm

Etot = e + ½. t

= 1,16 cm + ½ .1

= 1,66 cm

Iy tot = 2 (Iy + F .etot2 )

= 2 {5,43 + 3,79.(1,66)2}

= 31,747448 cm4

41 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Iy 31,747448
iy =   2,046 cm
Ftot 2.3,79

LK 181,3
   88,6119  Tabel  y  1,616
iy 2,046

Syarat pemasangan kopling:

  y .P 
l  1 x  4  3 
2
 F . 

1,616 x 2847,7
54,93  1 137,33(4  3 )
2 2 x3,79 x1600

54,93 ≤196,49 cm . . . (OK)  memenuhi syarat

Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan


adalah ∟ 45.45.5 Jadi dimensi Profil yang digunakan ∟
45.45.5

B. Dimensi batang bawah


a. Batang terdiri dari batang B1 sampai dengan batang B9
b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 2796,145 kg = 2,796145 ton
(Tarik)
Panjang batang maks = 3,375m = 337,5 cm
Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
c. Perhitungan
P P
 =   = 1600 kg/cm2  Fn =
Fn 

42 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

2796,145 kg
Fn = 2
 1,747cm 2
1600kg / cm

Fbr = Fn + F  F = 20 %

= (1,747 + 20 % x 1,747) cm2

= 2,0965 cm2

Batang B merupakan batang tarik

digunakan profil rangkap

P 2,0965 2
Fn =  1 Profil  Fbr = cm = 1,048 cm2
 2

Tabel Profil  ∟25.25.3.  F = 1,42 cm2

Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan


adalah ∟ 45.45.5

Jadi dimensi Profil yang digunakan ∟ 45.45.5

Iη = 3.25 cm4

Ix = Iy = 7.83 cm4

ix= iy = 1.35 cm4

F = 4.3 cm2

e = 1.28 cm

Kontrol:

P 2796,145
 =  = 325,133 kg/cm2 ≤ 1600 kg/cm2 ……
Ftot 2.4.3
OK!

43 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

C. Dimensi batang ( Diagonal ) Tarik


a. Batang terdiri dari batang C1-C16
b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 1381,35 kg = 1,38135 ton (Tarik)
Panjang batang maks = 3,01 m = 301 cm
Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
c. Perhitungan
P P
 =   = 1600 kg/cm2  Fn =
Fn 

1381,35 kg
Fn = 2
 0,863cm 2
1600kg / cm

Fbr = Fn + F  F = 20 %

= 0,863+( 20 % x 0,863)cm2

= 1,035 cm2

Batang B merupakan batang tarik

digunakan profil rangkap

P 1,035 2
Fn =  1 Profil  Fbr = cm = 0,517 cm2
 2

Tabel Profil  ∟15.15.3  F = 0,82 cm2

Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan


adalah ∟ 45.45.5

Jadi dimensi Profil yang digunakan ∟ 45.45.5

Iη = 3.25 cm4

Ix = Iy = 7.83 cm4

44 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

ix = iy = 1.35 cm4

F = 4.3 cm2

e = 1.28 cm

Kontrol:

P 1381,35
 =  = 160,622 kg/cm2 ≤ 1600 kg/cm2 ……
Ftot 2.4.3
OK!

DAFTAR DIMENSI BATANG

NO NAMA BATANG DIMENSI BATANG KETERANGAN

1. A1-A8 ∟ 45.45.5 Tekan

2. B1- B9 ∟ 45.45.5 Tarik

3. C1-C16 ∟ 45.45.5 Tarik

3.8 Perhitungan Sambungan Las


1 . Batang-batang Atas (A)
a. Batang profil rangkap yang digunakan ∟ 45.45.5
b. Tebal pelat simpul : 10 mm
c. tebal las sudut = 0,707
d. Tegangan ijin   : 1600 kg/cm2
e. b = 45 mm =4,5 cm
f. d = 5 mm = 0,5 cm

45 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

g. e = 1,28 cm
h. Perhitungan
P 2847,71
e 1,28 
Pa = 2  2  364,5kg
b 5

P 2847,71
Pb =  Pa   364,5  1059,355kg
2 2

Pa
a   a  0,6 x  0,6 x1600  960 kg 2
Fgsa cm

Pa 364,5
Fgsa    0,38cm 2
a 960

Fgsa  l an  a  l an  0,707
0,707  l an  0,38cm 2  l an  0,537cm

l a  br  l an  3a  0,537  (3  0,707)  2,658cm  diambil 3cm

Panjang las tepi atas= 3 cm

Pb
b 
Fgs  b

Pb 1059,355
Fgs  b    1,1034cm 2
b 960

Fgs  b  lbn  a  0,707  lbn


0,707  lbn  1,1034cm 2  lbn  1.56cm

lb  br  l an  3a  1,56  (3  0,707)  3.681cm  lb  br  4cm

Panjang las tepi bawah = 4 cm

2 . Batang-batang Bawah (B)

a. Batang profil rangkap yang digunakan ∟ 45.45.5

46 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

b. Tebal pelat simpul : 10 mm


c. tebal las sudut = 0,707
d. Tegangan ijin   : 1600 kg/cm2
e. b = 45 mm =4,5 cm
f. d = 5 mm = 0,5 cm
g. e = 1,28 cm
h. Perhitungan
P 2796,145
e 1,28 
Pa = 2  2  357,906kg
b 5

P 2796,145
Pb =  Pa   357,906  1040,1665kg
2 2

Pa
a   a  0,6 x  0,6 x1600  960 kg 2
Fgsa cm

Pa 357,906
Fgsa    0,37cm 2
a 960

Fgsa  l an  a  l an  0,707
0,707  l an  0,37cm 2  l an  0,523cm

l a  br  l an  3a  0,523  (3  0,707)  2,644cm  diambil 3cm

Panjang las tepi atas= 3 cm

Pb
b 
Fgs  b

Pb 1040,1665
Fgs  b    1,0835cm 2
b 960

Fgs  b  lbn  a  0,707  lbn


0,707  lbn  1,0835cm 2  lbn  1.53cm

47 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

lb  br  l an  3a  1,53  (3  0,707)  3.65cm  lb  br  4cm

Panjang las tepi bawah = 4 cm

2 . Batang-Batang Diagonal (D)

a. Batang profil rangkap yang digunakan ∟ 45.45.5


b. Tebal pelat simpul : 10 mm
c. tebal las sudut = 0,707
d. Tegangan ijin   : 1600 kg/cm2
e. b = 45 mm =4,5 cm
f. d = 5 mm = 0,5 cm
g. e = 1,28 cm
h. Perhitungan
P 1381,35
e 1,28 
Pa = 2  2  176,8128kg
b 5

P 1381,35
Pb =  Pa   357,906  513,8622kg
2 2

Pa
a   a  0,6 x  0,6 x1600  960 kg 2
Fgsa cm

Pa 176,8128
Fgsa    0,18cm 2
a 960

Fgsa  l an  a  l an  0,707
0,707  l an  0,18cm 2  l an  0,25cm

l a  br  l an  3a  0,25  (3  0,707)  2,3755cm  diambil 3cm

Panjang las tepi atas= 3 cm

Pb
b 
Fgs  b

48 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Pb 513,8622
Fgs  b    0,535cm 2
b 960

Fgs  b  lbn  a  0,707  lbn


0,707  lbn  0,535cm 2  lbn  0,75cm

lb  br  l an  3a  0,75  (3  0,707)  2,878cm  lb  br  3cm

Panjang las tepi bawah = 3cm

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat
penulis ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda
rangka baja. Kesimpulan itu antara lain :

DAFTAR PANJANG BATANG

No Batang Panjang Batang

1 A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 1,648 m

2 B1=B2=B3=B5=B6=B7 1,6875m

49 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

3 B4 3,375 m

4 B8=B9 2,02 m

5 C1=C16 1,0037 m

6 C2=C15 2,14 m

7 C3=C14 2,07 m

8 C4=C13 2,91m

9 C5=C6=C11=C12 3,01 m

10 C7=C10 1,16 m

11 C8=C9 2,007 m

DAFTAR BEBAN DAN MOMEN


Atap + Gording Beban Orang
P dan M Angin
Beban Mati Beban Hidup

P 28,728 kg/m 100 kg 24,72 kg/m

Qx & Px 16,47 kg/m 57,35 kg 0

Qy & Py 23,53 kg/m 81,91 kg 24,72 kg/m

Mx 2,76 kg.m 14,911 kg.m 0

My 36,090 kg.m 63,89 kg.m 37,59 kg/m

50 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

DAFTAR GAYA BATANG

Beban
Batang Sap Sap Sap Sap Sap
Mati Hidup Plafond Angin Kiri Angin Kanan
A1 -1599,1806 -785,26514 -438,5967 -16,2697 229,2018
A2 -1528,1059 -750,3644 -438,5967 -36,34767 264,4263
A3 -1314,8818 -645,6624 -375,4352 5,9812 190,1651
A4 -1243,8071 -610,7617 -312,2737 -14,09667 225,3896
A5 -1125,3493 -552,5939 -312,2737 -13,3723 224,1188
A6 -1125,3493 -552,5939 -312,2737 169,489 -15,7659
A7 -1243,8071 -610,7617 -312,2737 170,4547 -16,3554
A8 -1314,8818 -645,6624 -375,4352 143,685 10,2811
A9 -1528,1059 -750,3644 -438,5967 200,1216 -44,7603
A10 -1599,1806 -785,26514 -438,5967 173,3519 -18,1237
B1 1310,5557 643,5381 359,4375 482,6133 -796,1058
B2 1164,9384 572,0338 320,616 418,684 -683,9491
B3 1019,3211 500,5296 281,7946 354,7547 -571,7923
B4 728,0865 357,5211 191,93524 226,8961 -347,4787
B5 1019,3211 500,5296 281,7946 56,4238 -180,1373
B6 1164,9384 572,0338 320,616 -28,8123 -96,4666
B7 1310,5557 643,5381 359,4375 -114,0485 -12,7959
B8 145,6173 71,5042 0 63,9292 -112,1567
B9 145,6173 71,5042 0 -85,2361 83,6706
C1 -173,081 -84,9591 0 -75,9988 133,2612
C2 184,8678 90,7779 82,1426 81,1611 -142,3881
C3 -259,527 -127,4387 -38,4387 -113,9382 199,8919
C4 251,2238 123,3614 111,6267 110,2929 -193,4966
C5 -432,545 -212,3978 -76,8774 -189,897 333,1531
C6 432,545 212,3978 190,0429 189,897 -333,1531
C7 -166,9026 -81,9562 0 -73,774 128,511
C8 576,7267 283,1971 190,0429 253,1961 -444,2042

51 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

C9 576,7267 283,1971 190,0429 -337,5834 331,3832


C10 -166,9026 -81,9562 0 97,6994 -99,9011
C11 432,545 212,3978 190,0429 -253,1875 248,5374
C12 -432,545 -212,3978 -76,8774 253,1875 -248,5741
C13 251,2238 123,3614 111,6267 -147,0523 144,3514
C14 -259,527 -127,4387 -38,4387 151,9125 -149,1224
C15 184,8678 90,7779 82,1426 -108,2112 106,2237
C16 -173,081 -84,9591 0 101,275 -99,4149

DAFTAR DIMENSI BATANG

NO NAMA BATANG DIMENSI BATANG KETERANGAN

1. A1-A8 ∟ 45.45.5 Tekan

2. B1- B9 ∟ 45.45.5 Tarik

3. C1-C16 ∟ 45.45.5 Tarik

 Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan


kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
 Pada perhitungan balok gording, besarnya dimensi balok selain
dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada penampang juga dipengaruhi
oleh jarak antar kuda-kuda pada konstruksi atap.
 Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar
kecilnya kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya
angin yang diterima. Dengan kata lain semakin besar sudut kemiringan
atap semakin besar pula gaya yang diterima oleh atap yang disebabkan
oleh angin.

52 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

 Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan


gaya batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis)
ataupun dengan bantuan program. Kedua cara tersebut terdapat kelemahan
sehingga perlu dikontrol antara satu cara dengan cara yang lainnya.
 Penentuan dimensi batang tekan harus diperhitungkan terhadap panjang
batang yang diperhitungkan. Sedangkan untuk batang tarik hanya
diperhitungkan terhadap gaya dan jumlah perlemahan yang disebabkan
oleh jenis dan banyaknya alat sambung.
 Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitungan sambungan
tidak boleh sembarangan, karena perletakkan yang salah akan
mempengaruhi kekuatan sambungan.
4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada
bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan
masukan itu antara lain :

 Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa


percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-
betul sesuai dengan kebutuhan.
 Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan
bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif
kecil.

DAFTAR PUSTAKA

53 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

Z. Lambri (1999). Daftar-Daftar untuk Konstruksi Baja.Jakarta : Pradnya


Paramita

KH, Sunggono (1995). Buku Teknik Sipil. Bandung : Nova

Salmon, Charles G. (1990). Struktur Baja. Jakarta : Erlangga

54 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1


STRUKTUR BAJA 1 2013

LAMPIRA
N

55 Ulfah Fauziyyah (1200223) – Teknik Sipil S1

Anda mungkin juga menyukai