DISUSUN OLEH :
ADIARTHA PRIHANANTO
8913102ZY
2020
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
I. ABSTRAK
PT PLN (Persero) UPP Kitring Sumbawa merupakan salah satu unit PLN UIP Nusra yang memiliki
wilayah kerja yang cukup luas, dimana saat ini mengawasi 2 Proyek Pembangkit, 8 Proyek Gardu
Induk dan 4 proyek Transmisi, dengan total 16 mitra kerja / kontraktor. Banyaknya mitra kerja dan
proyek yang diawasi, tentunya melakukan suatu proses monitoring menjadi cara yang cukup
efektif dalam melakukan pengawasan pekerjaan dan pengawasan terdapat pelaksanaan K3.
Banyaknya aktivitas kontruksi bisa menimbulkan keadaan yang berbahaya dan tindakan-tindakan
tidak aman yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang berdampak langsung pada terlambatnya
selesai suatu pekerjaan. Pengawasan terhadap mitra kerja sangatlah penting dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja yang mengakibatkan buruknya citra perusahaan.
instalasi ketenagalistrikan di Pulau Sumbawa, Pembuatan SOP menjadi suatu pedoman yang
efektif dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan supervisi konstruksi sesuai tahapan dan standar
yang berlaku di bidang ketenaga listrikan sehingga dapat mendukung pencapaian target waktu
dan kualitas penyelesaian project di lingkungan UPP Kitring Sumbawa. Semua tahapan dan
prosedur pekerjaan Supervisi Pembangkit, Transmisi dan GI telah di atur dalam SOP Supervisi
Konstruksi Pembangkit sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja (zero accident).
Kata kunci : PT PLN (Persero) UPP Kitring Sumbawa, Proyek Ketenagalistikan, SOP Supervisi
Konstruksi, SOP Supervisi Konstruksi Pembangkit, SOP Supervisi Konstruksi Transmisi, SOP
2
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
35 ribu Megawatt (MW) dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019). Dari target yang ditetapkan PT
PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara merupakan salah satu unit PLN yang mempunyai tugas besar
PT PLN (Persero) UPP Kitring Sumbawa merupakan salah satu unit PLN UIP Nusra yang memiliki
wilayah kerja yang cukup luas yaitu satu pulau Sumbawa yang terdiri dari 4 (empat) Proyek
Pembangkit, 16 (enam belas) Proyek Gardu Induk dan 7 (tujuh) Proyek Saluran Udara Tegangan
pengawasan lebih untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan mutu pekerjaan.
Disadari bersama bahwa untuk mewujudkan selesainya proyek tersebut dibutuhkan pengawasan
yang lebih, baik pengawasan terhadap penyelesaian pekerjaan maupun pengawasan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki peranan yang
sangat penting dalam penyelesaian suatu proyek, Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimana tujuan dan
sasarannya adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga
dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat
Luasnya wilayah kerja PT. PLN UPP Kitring Sumbawa menjadi tantangan tersendiri dalam
menimbulkan keadaan yang berbahaya dan tindakan-tindakan tidak aman yang mengakibatkan
kecelakaan kerja yang berdampak langsung pada terlambatnya selesainya suatu pekerjaan.
Pengawasan ini menjadi suatu yang sangat penting dilakukan untuk mengawasi dan mengontrol
3
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
mitra kerja dalam pelaksanaan K3 sehingga nantinya bisa mencegah terjadinya potensi
kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian secara materi, kerugian non materi dan menjadi
buruknya citra perusahaan, serta dengan pengawasan tersebut dapat meningkatkan produktivitas
kerja sehingga pekerjaan selesai tepat waktu dan tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident).
PT PLN (Persero) UPP Kitring Sumbawa saat ini mengawasi 4 Proyek Pembangkit, 8 Proyek
Gardu Induk dan 4 proyek Transmisi, dengan total 16 mitra kerja / kontraktor, dengan banyaknya
mitra kerja dan proyek yang diawasi tentunya melakukan perencanaan kerja menjadi cara yang
Proses implementasi SMK3 meliputi beberapa tahap. Secara garis besar yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan
antara lain : penyediaan SDM sesuai kualifikasi pekerjaan, pembuatan SOP dan IK, melakukan
inspeksi dan edukasi tenaga kerja. Setelah proses perencanaan dilakukan nantinya Tim P2K3
akan melakukan Inspeksi di lapangan, salah satu point penting yang harus dicek adalah
pemeriksaan tahapan dan prosedur pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan SOP.
1. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai tenaga kerja
pekerjaan.
3. Mempermudah evaluasi tahapan pekerjaan yang kurang efektif.
4
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
4. Melindungi tenaga kerja dari kemungkinan tuntutan hukum atas tuduhan melakukan
penyimpangan.
5. Sebagai bahan edukasi kepada pegawai yang ditempatkan di tempat baru atau pegawai
baru.
Edukesalahan kasi dan inspeksi ke masing-masing proyek untuk melihat secara langsung
penerapan K3 yang dilaksanakan oleh mitra kerja. Tahap pelaksanaan dilaksanakan maka
nantinya ada hasil-hasil inspeksi yang menjadi dasar untuk melakukan evaluasi pelaksanaan dan
mengirimkan teguran apabila mitra kerja tidak memenuhi dan melaksanakan aspek-aspek K3.
Semua proses dari tahap perencanaan selanjutnya pelaksanaan sudah dilakukan maka akan
dilakukan proses monitoring. Proses monitoring ini nantinya akan meminta mitra kerja untuk
mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan K3 selama satu bulan, dimana laporan tersebut bisa
dijadikan referensi dan menjadi gambaran pelaksanaan K3 yang dilakukan satu bulan terakhir.
Laporan Bulanan K3 menjadi suatu alat sistem monitoring yang efektif dan efisien untuk
mengetahui bagaimana kinerja pelaksanaan K3 mitra kerja di lokasi proyek. Laporan K3 ini
berisikan data-data tenaga kerja, data pengawas K3, data peralatan kerja dan APD, data
kecelakaan kerja, data kontrak-kontrak kepada sub pekerjaan, kebijakan K3 serta foto-foto
pelaksanaan K3 di lokasi proyek. Dengan melakukan monitoring ini bisa menjadi alat bantu untuk
menentukan prioritas pelaksaaan inspeksi, edukasi K3 dan teguran tertulis sehingga semua
pelaksanaan K3 bisa termonitor dengan baik dan semua aspek K3 bisa dilaksanakan.
Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang atau mempunyai tingkat potensi
bahaya tinggi wajib menerapkan SMK3. Ketentuan tersebut diatur dalam pasal 5 PP No 50 Tahun
2012 .
dalam tahap pelaksanaan pengawasan K3. Banyaknya tahapan pekerjaan yang memiliki potensi
bahaya tinggi mengakibatkan terjadi nya kecelakaan kerja, oleh sebab itu diperlukan instrumen
5
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
untuk mengendalikan potensi bahaya yang ada sehingga dapat mengurangi tingkat resiko tinggi
1. Pembuatan working permit, JSA (Job Safety Analisis), SOP (Standar Operasional Prosedur)
dan IBPR ( Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko) sebelum pekerjaan dimulai
2. Penyediaan SDM sesuai kualifikasi pekerjaan / Sertifikasi keahlian tenaga kerja.
3. Melakukan Edukasi kepada pekerja berupa pelaksanaan briefing, safety talk dan safety
meeting
4. Menyediakan dan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dalam melaksanakan pekerjaan.
Pembuatan WP, JSA dan SOP menjadi prioritas pertama karena merupakan instrument
pengendalian resiko yang paling efektif untuk menurunkan tingkat resiko potensi bahaya tinggi.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Pembuatan SOP adalah kontrol yang efektif dan mudah di
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Referensi
4. Istilah dan Definisi
5. Uraian Kegiatan
6. Dokumen terkait
7. Rekaman Mutu
8. Bagan Alir
6
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
Gambar IV.1 Contoh SOP Supervisi Konstruksi Proyek Pembangkit UPP Sumbawa
Gambar di atas merupakan salah satu contoh SOP Supervisi Konstruksi Proyek Pembangkit di
UPP Sumbawa. Sebelum nya belum ada SOP sebagai pedoman pengawasan pekerjaan. SOP
dapat meminimalisir kesalahan yang menyebabkan kecelakaan kerja dalam melakukan pekerjaan
7
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
Gambar IV.3 Laporan Bulanan K3 Mitra Kerja (Data Koordinator K3 dan Kecelakaan Kerja)
Gambar diatas merupakan data pengawas/koordinator K3 dari Mitra kerja dengan sertifikat AK3
dan pada laporan ini disampaikan data kecelakaan kerja pada bulan November tahun 2018.
Gambar IV.4 Laporan Bulanan K3 Mitra Kerja (Data Sistem Manajemen K3, Kebijakan K3 dan
Jumlah APD )
Gambar diatas menunjukan bahwa laporan bulanan K3 disini, mitra kerja dapat menunjukkan
Sertifikat SMK3 dan Kebijakan K3 yang sertifikatnya nanti dilampirkan pada laporan, serta ada
8
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
data APD yang disediakan dan digunakan pekerja pada pelaksanaan pekerjaan PLTMG Sumbawa
50MW.
Gambar diatas menunjukan bahwa mitra kerja wajib menerapkan pelaksanaan K3 pada lokasi
pekerjaan, Mitra kerja wajib melaporkan kegiatan penerapan berupa dokumentasi pelaksanaan
kegiatan K3. Dokumentasi yang ditampilkan akan menjadi bukti atau gambaran pelaksanaan
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari implementasi laporan bulanan K3 mitra kerja pada
adalah
1. Laporan bulanan K3 mitra kerja menjadi suatu monitoring yang efektif dan efisien untuk
9
PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA
UPP KITRING SUMBAWA
3. Laporan bulanan K3 mitra kerja bisa menjadi salah satu dasar dalam pengambilan
keputusan mengenai pelaksaan K3 dan menjadi tolak ukur dalam penilaian terhadap
pelaksaaan K3.
4. Laporan bulanan K3 mitra kerja nantinya menjadi masukan untuk pengembangan dan
setiap bulannya sehingga proses pengawasan, monitoring dan evaluasi dapat berjalan
dengan baik
2. Mitra kerja wajib menugaskan staf khusus / pengawas K3 pada setiap pekerjaan,
sehingga ada pengawasan secara langsung serta dapat melaporkan semua kegiatan
(WP), Job Safety Analisis (JSA) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada setiap
laporan bulanan K3
10