Anda di halaman 1dari 7

Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.

php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

PENGARUH RELAKSASI AUTOGENIC TERHADAP INSOMNIA PADA


PENDERITA HIPERTENSI DI RSD BAGAS WARAS KLATEN
Istianna Nurhidayati*), Agustina Nur Wulan, & Halimah Halimah
*)
Prodi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten

Abstrak
Pasien hipertensi yang dirawat di rumah sakit sebagian besar mengalami gangguan tidur insomnia.
Perawat dapat memberikan intervensi untuk mengatasi gangguan insomnia tersebut. Salah satunya
dengan relaksasi autogenic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi autogenic
terhadap insomnia pada penderita hipertensi di RSD Bagas Waras Klaten. Penelitian ini
menggunakan metode quasy eksperimen dengan desain pre and post test without control. Populasi
penelitian adalah pasien hipertensi yang dirawat di RSD Bagas Waras sebanyak 42 orang.
Responden penelitian sebanyak 21 responden yang diperoleh dengan teknik purposive sampling yang
sesuai dengan kriteria inklusi dalam penelitian.Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner
insomnia. Relaksasi autogenic diberikan 3 hari setiap pertemuan 15 menit. Analisis data
menggunakan uji wilcoxon Signed Ranks. Hasil penelitian rata-rata umur responden adalah
52,67±5,651. Responden terbanyak berjenis kelamin perempuan sebesar 57,1% dan sebagian besar
responden menderita hipertensi >2 tahun sebesar 52,4% dan responden paling banyak menggunakan
terapi ACE Inhibitor sebanyak 33,3%. Rerata-rata skor insomnia sebelum diberikan relaksasi
autogenik adalah 9,86 dan setelah diberikan relaksasi autogenik 6,00. Hasil uji Wilcoxon Signed
Ranks menunjukkan p value = 0,000. Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh antara relaksasi
autogenic terhadap insomnia pada pasien hipertensi di RSD Bagas Waras Klaten.

Kata Kunci: Relaksasi Autogenic; Insomnia; Hipertensi.

Abstract
[The Influence of Autogenic Relaxation on Insomnia in Patients with Hypertention at RSD Bagas
Waras Klaten]. Most hospitalized hypertension patients had insomnia sleep disturbance. Nurses can
provide the intervention to overcome these insomnia disturbance. One of them by use autogenic
relaxation. The aims this study was determined the effect of autogenic relaxation on insomnia on the
hypertension patients in RSD Bagas Waras Klaten.This research used quasy experimental method
with pre and post test without control design. Population of the research were 42 hospitalized
hypertension patients in RSD Bagas Waras Klaten. The respondents of the research were 21
respondents obtained by consecutive sampling technique based on the inclusion criterion in the
research. The instrument of collecting data use insomnia questionnaires. Autogenic relaxation was
given 3 days every 15 minutes meeting. The data analysis use Wilcoxon Signed Ranks Test.The results
of the study that the average age of the respondents is 52.67 ± 5.651. The most respondent were
female 57.1% and had hypertension> 2 years 52.4% and the most respondents used ACE inhibitor
therapy 33,3%. The mean of insomnia score autogenic relaxation was given was 9.86 and after given
the autogenic relaxation was 6.00. Wilcoxon Signed Ranks test results show that p value = 0,000. This
research conclude that there was an effect between autogenic relaxation toward the insomnia in
patients with hypertention at RSD Bagas Waras Klaten.

Keywords: Autogenic Relaxatio; Insomnia; Hypertension.

Article info :Sending on July 7, 2018; Revision on August 25, 2018; Accepted on September 23, 2018

-------------------------------------------------------------
*) Corresponding author:
Email: istiannanurhidayati@gmail.com

444
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

1. Pendahuluan
Salah satu tujuan Sustainable Development pengganggu yang mempengaruhi kualitas tidur pada
Goals (SDGs) adalah untuk menurunkan penyakit penelitian ini. Priyo, Margono dan Hidayah (2017),
tidak menular dan meningkatkan kesehatan mental. menyimpulkan ada pengaruh terapi relaksasi
Kematian prematur (sebelum 70 tahun) karena autogenic terhadap penurunan tekanan darah dan
penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernafasan nyeri kepala. Penelitian sebelumnya hanya dilakukan
kronis atau diabetes berjumlah sekitar 13 juta pada pada lansia di daerah rawan bencana merapi. Peneliti
tahun 2015, terhitung 43 persen dari semua kematian pada penelitian ini memberikan relaksasi autogenic
prematur global. Hipertensi termasuk dalam salah kepada penderita hipertensi di usia dewasa.
satu penyakit kardiovaskuler dengan kasus yang World Health Organization (WHO, 2013) dan
tinggi. Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten American Heart Association (AHA, 2011),
menjelaskan terdapat 5.270 kasus hipertensi di RSD menjelaskan hipertensi merupakan suatu kondisi
Bagas Waras dan terdapat 1.372 kasus hipertensi di tekanan darah yang melebihi normal, yaitu sistolik
RSI Klaten pada tahun 2017. ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Batasan
Penelitian-penelitian mengungkapkan hipertensi menggunakan ketetapan WHO (World
beberapa faktor resiko hipertensi seperti faktor Health Organization). Seseorang yang menderita
genetik, usia, jenis kelamin, diet dan gaya hidup. hipertensi dapat mengalami kecemasan tentang
Susilo, Wulandari, (2011, h19) menjelaskan pada masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu
sebagian besar penderita, hipertensi tidak psikologis penderita. Moniung, Rondowunu, dan
menimbulkan gejala yang khusus. Gejala yang biasa Bataha (2014) dalam penelitiannya meyimpulkan
timbul adalah sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, bahwa ada hubungan bermakna antara tekanan darah
sesak nafas, gelisah.Hipertensi yang tidak dikelola sistolik dengan kualitas tidur pasien hipertensi.
dengan baik maka akan menimbulkan penyakit tidak Javaheri, Isser, dan Redline, (2008) menuliskan
menular lanjutan seperti stroke (untuk otak), penyakit kualitas tidur yang burukberhubungan dengan
jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung), dan meningkatnya resiko hipertensi, dan dengan demikian
hipertrofi ventrikel kiri (untuk otot jantung). Tekanan akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular.
darah tinggi yang dibiarkan begitu saja, dan terus Hal ini disebabkan siklus tidur dipengaruhi oleh
meningkat akan menimbulkan berbagai komplikasi beberapa hormon seperti Adrenal
seperti, infark miokardium, gagal ginjal, ensefalopati, CorticotropinHormone (ACTH), Growth Hormon
dan kerusakan pada kornea mata (Dinkes Jateng, (GH), Tyroid Stimulating Hormon (TSH), Lituenizing
2015, h40). Hormon (LH). Hormon-hormon ini masing-masing
Kementrian kesehatan RI memiliki program disekresi secara teratur oleh kelenjar hipofisis
pengendalian penyakit tidak menular diantaranya anterior melalui jalur hipotalamus. Sistem ini secara
pengendalian konsumsi rokok, kawasan tanpa rokok, teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmitter
posbindu penyakit tidak menular, pelayanan penyakit norepinefirn, dopamine, serotonin yang bertugas
tidak menular di fasilitas kesehatan dasar, deteksi dini mengatur mekanisme tidur dan bangun.
kanker, jejaring penyakit tidak menular, program Potter dan Perry (2009, h178), menjelaskan
pengendalian penyakit stroke, pemeriksaan kesehatan begitu juga sebaliknya, orang yang menderita
pengemusi di situasi khusus, periksa lupus sendiri, hipertensi akan memiliki resiko mendapatkan kualitas
dan program pengendalian hipertensi. Adapun tidur yang buruk. Hal ini akan memperburuk keadaan
program pengendalian hipertensi yaitu prevensi dan penderita. Penelitian Edell-Gustafsson (2006),
penurunan faktor resiko, deteksi dini dan pengobatan menjelaskan bahwa ada hubungan antara penyakit
kontinyu, dan yang terakhir surveilans dan jantung, tidur, dan gangguan tidur. Suwartika dan
monitoring. Cahyati (2015), menuliskan dalam penelitiannya
Pada penelitian sebelumnya Yulianto, Sari M, bahwa sebagian besar responden yang menderita
dan Lestari (2016), menyimpulkan ada pengaruh penyakit jantung mengalami kualitas tidur yang
terapi relaksasi autogenic terhadap perubahan buruk. Penderita hipertensi juga mengalami gejala-
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. gejala sepertipusing, rasa tidak nyaman, sulit
Kekurangan dalam penelitian sebelumnya yaitu bernafas, sukar tidur danmudah lelah yang dapat
jumlah sampel yang sedikit yaitu 12 responden setiap membangunkan penderita dari tidurnya sehingga
grup dan variabel terikat hanya pada tekanan biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk
darah.Peneliti dalam penelitian ini mengembangkan mulai tertidur dan tidak mendapatkan tidur yang
variabel yang diteleti dengan memberikan relaksasi cukup yang natinya akan berdampak pada aktivitas di
autogenic untuk kualitas tidur. keesokan harinya (Potter& Perry, 2009 h178).
Juliana (2015), menyimpulkan perbedaan Potter dan Perry (2009, h174),
bermakna pada kecemasan pasien kemoterapi mengungkapkan tidur merupakan suatu keadaan yang
sebelum dan sesudah diberikan teknik autogenic. berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang
Kelemahan pada penelitian tersebut adalah peneliti terjadi selama periode tertentu. Beberapa faktor yang
tidak mengendalikan variabel yang mengganggu mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yaitu,
kecemasan. Peneliti akan mengendalikan variabel faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan

445
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

gayahidup. Limbong (2014), mengungkapkan diagnosa keperawatan. Relaksasi autogenic diberikan


kualitas tidur dapat dinilai dengan melihatmasa laten selama 3 hari setiap pertemuan 15 menit.Relaksasi
tidur, lama waktu tidur, efisiensi kebiasaan tidur, diberikan kepada responden yang mengalami
gangguan tidur,penggunaan obat tidur, gangguan di insomnia sebelum tidur. Analisis data menggunakan
siang hari, dan kualitas tidur umum. Seseorang dapat uji wilcoxon Signed Ranks.
mengalami gangguan tidur seperti insomnia,
hipersomnia, dan parasomnia. 3. Hasil Dan Pembahasan
Insomnia adalah gejala yang dialami klien Karakteristik responden pada penelitian ini
ketika mereka mengalami kesulitan tidur kronis, terdiri umur, jenis kelamin, lama menderita, dan
sering terbangun dari tidur, dan/atau tidur pendek terapi hipertensi.Umur responden dalam penelitian ini
atau tidur non-restoratif. Terjadinya insomnia dapat minimal 38 tahun dan usia maksimalnya 59 tahun,
dikaji dengan tanda dan gejala yang terdapat pada sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata umur
seorang individu seperti: bangun terlalu dini, responden adalah 52,67±5,651.
gangguan pola tidur, gangguan status kesehatan,
gangguan tidur yang berdampak pada keesokan hari, Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan jenis
kesulitan memulai tisur, kesulitan tidur nyenyak, kelamin, lama menderita, dan terapi hipertensi di
kurang bergairah, peningkatan terjadi kecelakaan, Bangsal Ranap kelas 3 RSD Bagas Waras Klaten
penurunan kualitas hidup, perubahan afek, perubahan tahun 2018 (n=21)
konsentrasi, perubahan mood, pola tidur yang tidak Karasteristik Frekuensi %
menyehatkan, sering membolos, dan tidur tidak Jenis Kelamin
memuaskan (Herdman, 2015, h209). Laki-laki 9 42,9
Virvogli dan Darviri (2011), menyebutkan Perempuan 12 57,1
relaksasi autogenic adalah relaksasi yang bersumber Lama Menderita
dari diri sendiri berupa kata-kata/kalimat pendek ≤ 2 tahun 10 47,6
ataupun pikiran yang bisa membuat pikiran tentram. > 2 tahun 11 52,4
Relaksasi merupakan suatu keadaan dimana Terapi Hipertensi
seseorang merasakan bebas mental dan fisik dari Angiotensin receptor
ketegangan dan stres. Teknik relaksasi bertujuan agar 2 9,5
blockers (ARB)
individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa Calcium Channel
ketegangan dan stres yang membuat individu merasa 6 28,6
Blocker (CCB)
dalam kondisi yang tidak nyaman.Relaksasi ACE inhibitor dan ARB 1 4,8
autogenic dapat mengatasi berbagai gangguan tubuh ACE inhibitor dan CCB 4 19,0
seperti migrain, hipertensi ringan hingga sedang, CCB dan ARB 1 4,8
penyakit jantung koroner, asma bronkial, respon stres
hingga depresi, gangguan somatisasi serta untuk Hasil penelitian pada table 1 menunjukkan
gangguan tidur fungsional. perempuan lebih banyak menderita hipertensi yaitu
Berdasarkan latar belakang dan fenomena sebanyak 12 responden (57,1%) sedangkan laki-laki
tersebut penelitian ini untuk mengetahui pengaruh hanya 9 responden (42,9%). Hasil tersebut sejalan
dari relaksasi autogenic terhadap insomnia pada dengan penelitian Wahyunidan Eksanoto (2013);
penderita hipertensi.Tujuan penelitian ini Prasetya, (2016); Novitaningtyas, (2014); Rianjani,
mengidentifikasi karakteristik responden, skor Nugroho, Astuti (2011) menjelaskan bahwa
insomnia sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi perempuan cenderung menderita hipertensi daripada
autogenic. laki-laki.
Hasil penelitian ini didukung teori
2. Metode Penelitian Ardiansyah, (2012) yang menjelaskan wanita
Penelitian ini menggunakan metode quasy memiliki risikoyang lebih besar untuk mendapatkan
eksperimen dengan desain pre and post test without penyakit hipertensi dibanding laki-laki, terutama pada
control. Populasi penelitian adalah pasien hipertensi wanitayang telah menopause. Hasil observasi peneliti
yang dirawat di RSD Bagas Waras sebanyak 42 gangguan tidur pada responden penelitian disebabkan
orang. Penelitian ini menggunakan tingkat berbagai faktor proses patologis terkait penyakit
kepercayaan 0,05 didapat besar sample 21 responden hipertensi yang diderita yang dapat menyebabkan
yang diperoleh dengan teknik consecutive sampling perubahan pola tidur dan beban pikiran yaitu adanya
yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian yaitu kekhawatiran yang dirasakan oleh responden
perempuan dan laki-laki berusia 25-59 tahun, terhadap keluarganya, memikirkan keluarga yang
penderita hipertensi stage 2, responden yang ditinggalkan karena keadaan ekonomi keluarga yang
mengalami insomnis dengan skor >5, dapat masih kurang mencukupi, selain itu menderita sakit
berkomunikasi secara verbal dan kooperatif. fisik seperti kondisi psikiatrik seperti kecemasan.
Instrumen pengumpulan data menggunakan Kecemasan itu berlanjut maka akan mengakibatkan
kuesioner insomnia dengan skor 0-14 yang dibuat seorang wanita lebih sering mengalami kejadian
oleh peneliti berdasarkan batasan karakteristik insomnia diabandingkan dengan laki-laki
446
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

Hasil penelitian pada table 1 menunjukkan di gunakan di RSD Bagas Waras karena termasuk
responden terbanyak dalam penelitian ini menderita obat hipertensi dalam BPJS, karena kebanyakan
hipertensi >2 tahun sebanyak 52,4%. Responden responden dalam penelitian ini menggunakan BPJS.
yang menderita hipertensi ≤ 2 tahun sebanyak 10
orang yaitu 47,6%. Hasil penelitian ini sejalan Tabel 2 Analisis Wilcoxon Signed Ranks tentang
dengan penelitian Laksita, (2016) dan Wulandari, Pengaruh Relaksasi Autogenic Terhadap Insomnia
(2014) menjelaskan lama menderita hipertensi pada pada Penderita Hipertensi di Bangsal Ranap kelas 3
seseorang menjadi faktor yang menyebabkan RSD Bagas Waras Klaten tahun 2018 (n=21)
kecemasan dan depresi pasien. Semakin lama p
Interven
responden mengalami hipertensi, semakin tinggi N Mean±SD valu
si
tingkat kecemasan yang dirasakan responden. e
Hasil penelitian ini didukung teori hipertensi 2 9,86±1,59
dapat menyebabkan masalah-masalah komplikasi jika Pre test
1 0 0,00 0,0
tidak diobati dengan baik.Seseorang yang mengalami 2 0 5
hipertensi yang lama dapat menimbulkan Post test 6±1,924
1
permasalahan-permasalahan yang kompleks pada
penderita hipertensi tersebut, seperti masalah pada Hasil penelitian pada table 3 menunjukkan
organ tubuh penderita misalnya pada jantung, hasil analisis Wilcoxon Signed Ranks tentang
pembuluh darah, otak, dan ginjal. Selain itu juga akan pengaruh relaksasi autogenic terhadap insomnia
timbul masalah-masalah yang terkait dengan mental pasien hipertensi pretest dan posttest diperoleh p
penderita misalnya sulit tidur, mudah marah, dan value 0,000 sehingga dapat dilakukan penarikan
gangguan mood. Masalah-masalah tersebut akan kesimpulan peneliti Ho ditolak (p value < 0,05) yang
membuat penderita hipertensi rentan menderita berarti terdapat pengaruh relaksasi autogenic
depresi. Peneliti berpendapat bahwa responden yang terhadap insomnia pada penderita hipertensi.
menderita hipertensi >2 tahun dapat menyebabkan Supriyanto, Istiningtyas, dan Kismanto,(2016);
komplikasi seperti stress psikologis atau kecemasan. Juliana, (2015); Yulianto, Sari M, dan Lestari,
Kecemasan dan stress psikologis dapat menjadi salah (2016); Priyo, Margono, dan Hidayah (2017); Fitriani
satu faktor seseorang mengalami insomnia. dan Alsa (2015) menjelaskan relaksasi autogenic
Hasil penelitian pada table 1 menunjukkan efektif untuk menurunkan kecemasan, menurunkan
jenis terapi hipertensi yang digunakan di RSD Bagas tekanana darah, menurunkan nyeri, menurunkan sakit
Waras Klaten adalah ACE Inhibitor sebanyak 33,3%, kepala, meningkatkan tidur, menenangkan suasana
Angiotensin Receptor Blockers (ARB) sebanyak hati, dan meningkatkan kekuatan otot kebugaran
9,5%, Calcium Channel Blockers (CCB) sebanyak jantung.
28,6%, kombinasi ACE inhibitor dan ARB sebanyak Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
4,8%, kombinasi ACE inhibitor dan CCB sebanyak penelitian yang dilakukan oleh Juliana, (2015)
19%, dan kombinasi CCB dan ARB sebanyak 4,8%. menyimpulkan terdapat perbedaan bermakna pada
Dari data tersebut menunjukkan bahwa pemakaian kecemasan pasien kemoterapi sebelum dan sesudah
terbanyak menggunakan ACE Inhibitor sebanyak diberikan teknik autogenic. Yulianto, Sari M, dan
33,3%. Hasil ini didukung dengan penelitian Lestari, (2016) menyimpulkan ada pengaruh terapi
Rumagit, Pojoh, Manampiring (2012); Nafrialdy relaksasi autogenic terhadap perubahan tekanan
(2008); Tjay dan Rahardja, (2007) yang menjelaskan darah pada lansia dengan hipertensi. Hasil penelitian
obat hipertensi yangdigunakan yaitu kebanyakan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Kaptopril dari golongan ACE-Inhibitor.Hasil Supriyanto, Istiningtyas, dan Kismanto, (2016)
penelitian ini didukung teori captopril banyak menyimpulkan ada pengaruh antara tehnik relaksasi
diberikankan pada semua jenis hipertensi. autogenic terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD DR
Kaptopril efektiv untuk hipertensi ringan, sedang, Soehadi Prijonegoro Sragen. Hasil dari penelitian
maupun berat. Kaptopril termasuk pada golongan tersebut kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum
obatACE-Inhibitor, dengan mekanisme kerja dari dilakukan teknik relaksasi autogenic, sebagian besar
golongan ini yaitu sebagai penghambat angiotensi II tidak terpenuhi yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).
yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan Sesudah dilakukan teknik relaksasi autogenic
berakibat tekanan darah akan meningkat. kebutuhan tidur pasien post operasi terpenuhi yaitu
Pembentukan angiotensin II ini memerlukan suatu sebanyak 21 responden (65,6%). Berdasarkan
enzim yang disebut agiotensin converting enzyme, penelitian yang dilakukan oleh Kristiarini,
yang merubah angiotensin I menjadi angiotensin II. (2013)relaksasi autogenic yang dilakukan sebanyak 3
Jadi dengan menghambat produksi angiotensin II kali memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
maka dinding pembuluh darah akan melebar, penurunan tekanan darah dan kadar gula darah pada
berakibat turunnya tekanan darah. Berdasarkan klien diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi.
penyataan di atas peneliti berpendapat obat tersebut Hal ini sesuai teori yang mengatakan relaksasi
ada dalam daftar ASKES dan obat tersebut mayoritas autogenic efektif dilakukan selama 20 menit dan
447
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

relaksasi autogenic dapat dijadikan sebagai sumber Observasi peneliti selama melakukan
ketenangan selama sehari. Hasil penelitian ini sesuai penelitian relaksasi autogenic yang diberikan kepada
teori yang mengatakan relaksasi autogenic dikatakan responden dapat mengatasi gejala cemas yang
efektif apabila setiap individu dapat merasakan dialami responden sehingga responden yang sulit
perubahan pada respon fisiologis tubuh seperti atau lama untuk memulai tidur dapat memulai tidur
penurunan tekanan darah, penurunan ketegangan dengan mudah dan dapat tidur mempertahankan
otot, denyut nadi menurun, perubahan kadar lemak tidurnya pada malam hari. Selama responden
dalam tubuh, serta penurunan proses inflamasi. mengalami kecemasan maka responden sulit untuk
Relaksasi autogenic memiliki manfaat bagi pikiran memulai tidur dan mempertahankan tidurnya. Setelah
kita, salah satunya untuk meningkatkan gelombang cemasnya diatasi dengan relaksasi autogenic maka
alfa di otak sehingga tercapailah keadaan rileks, pasien dapat memulai tidur dengan mudah dan
peningkatan konsentrasi serta peningkatan rasa bugar tertidur lelap.
dalam tubuh (Potter & Potter, 2010). Peneliti berpendapat bahwa seseorang untuk
Teknik relaksasi selain menyebabkan efek dapat relaks bergantung pada kemampuan individu
menenangkan fisik juga dapat menenangkan pikiran. sendiri.Seseorang dapat menerima sugestif dari
Teknik relaksasi dapat membuat tidur menjadi lebih peneliti selama perlakuan relaksasi autogenic
baik. Relaksasi autogenic membantu individu dalam tergantung dari tingkat kepercayaan responden
mengalihkan secara sadar perintah dari diri individu kepada peneliti dan relaksasi autogenic itu sendiri.
tersebut. Hal ini dapat membantu melawan efek Hal tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi saat
akibat stress yang berbahaya bagi tubuh. Teknik proses relaksasi autogenic. Relaksasi autogenic dapat
relaksasi autogenic memiliki ide dasar yakni membantu mencegah atau meminimalkan gejala fisik
mempelajari cara mengalihkan pikiran berdasarkan akibat stress ketika tubuh bekerja terlalu berlebihan,
anjuran sehingga individu dapat menyingkirkan sehingga mengganggu kebutuhan tidur. Relaksasi
respon stress yang mengganggu pikiran (Fitriani & autogenic dapat mengembalikan tubuh ke kondisi
Alsa 2015). Tubuh merasakan kehangatan, yang tenang.
merupakan akibat dari arteri perifer yang mengalami Berdasarkan uraian berbagai teori di atas dan
vasodilatasi, sedangkan ketegangan otot tubuh yang dikaitkan dengan hasil penelitian bahwa relaksasi
menurun mengakibatkan munculnya sensasi ringan. autogenic terbukti efektif dalam menurunkan
Perubahan–perubahan yang terjadi selama maupun insomnia pada pasien hipertensi. Hasil pengukuran
setelah relaksasi mempengaruhi kerja saraf otonom. skor insomnia sebelum dan sesudah diberikan
Respon emosi dan efek menenangkan yang relaksasi autogenic mengalami perubahan yang
ditimbulkan oleh relaksasi ini mengubah fisiologis bermakna. Peneliti berpendapat relaksasi autogenic
dominan simpatis menjadi dominan sisten dapat dijadikan sebagai salah satu alternative
parasimpatis. tindakan keperawatan mandiri bagi pasien yang
Pengukuran skor insomnia yang digunakan mengalami insomnia khususnya pasien hipertensi
peneliti menggunakan kusioner insomnia yang dibuat sehingga dapat terpenuhi kebutuhan tidur secara
oleh peneliti berdasarkan batasan karakteristik yang kualitas dan kuantitasnya.
ada di Diagnosa keperawatan. Kuesioner insomnia ini
mengkaji masalah atau tanda gelaja dari insomnia 5. Simpulan
yang meliputi: kesulitan memulai tidur, bangun Hasil penelitian dan pembahas mendasari
terlalu dini, kesulitan tidur nyenyak, gangguan pola penarikan kesimpulan penelitian, yang dijabarkan
tidur, kurang bergairah, gangguan status kesehatan, sebagai berikut: 1) Karakteristik responden pada
perubahan afek, perubahan mood, cemas yang penelitian ini umur responden minimal 38 tahun dan
menyebabkan insomnia, perubahan konsentrasi, pola usia maksimalnya 59 tahun, sehingga dapat diketahui
tidur yang tidak menyehatkan, tidur tidak bahwa rata-rata umur responden adalah 52,67±5,651;
memuaskan, dampak gangguan tidur insomnia. 2) Jenis kelamin responden yaitu perempuan
Hasil penelitain menunjukkan penurunan sebanyak 12 responden (57,1%) sedangkan laki-laki
tanda gejala yang dialami oleh responden rata-rata hanya 9 responden (42,9%); 3) Responden dalam
mengalami perubahan.Namun, paling banyak gejala penelitian ini, responden terbanyak dalam penelitian
yang hilang atau teratasi adalah kesulitan memulai ini menderita hipertensi >2 tahun sebanyak 52,4%.
tidur, tidak dapat tidur nyenyak, dan cemas yang Responden yang menderita hipertensi ≤ 2 tahun
dialami responden. Setelah diberikan relaksasi sebanyak 10 orang yaitu 47,6%.; 4) Responden dalam
autogenic dan dilakukan pengukuran skor insomnia penelitian ini menggunakan jenis terapi hipertensi
menggunakan kuesioner insomnia, dari kebanyakan ACE Inhibitor sebanyak 33,3%, Angiotensin
perubahan tanda gejala insomnia paling banyak Receptor Blockers (ARB) sebanyak 9,5%, Calcium
relaksasi autogenic dapat mengatasi masalah Channel Blockers (CCB) sebanyak 28,6%,
insomnia dengan perubahan memulai tidur, kombinasi ACE inhibitor dan ARB sebanyak 4,8%,
responden dapat tidur dengan nyenyak, dan dapat kombinasi ACE inhibitor dan CCB sebanyak 19%,
mengatasi cemas yang dialami oleh responden. dan kombinasi CCB dan ARB sebanyak 4,8%. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa pemakaian

448
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

terbanyak menggunakan ACE Inhibitor sebanyak Kemoterapi di Rsup Dr M. Djamil


33,3%; 5) Rerata skor insomnia sebelum diberi Padan. Diploma Thesis, Universitas Andalas.
perlakuan autogenic minimal skor 8 dan maksimal Tidak Dipublikasikan.
skor 12 dengan mean 9,86 dan dengan setandar Kementrian Kesehatan. (2012). Profil Kesehatan
deviasi 1,590. Rerata skor insomnia sesudah diberi Indonesia 2012. Indonesia: Kementrian
perlakuan autogenic minimal 3 dan maksimal 10 Kesehatan.
dengan mean 6,00 dan dengan standar deviasi 1,924, Laksita, Indra D. 2016. Hubungan Lama Menderita
dan 6) Terdapat pengaruh relaksasi autogenic Hipertensi dengan Tingkat Kecemasan pada
terhadap insomnia dengan hasil uji Wilcoxon p value Lansia di Desa Praon Nusukan
0,000 sehingga dapat dilakukan penarikan Surakarta.Skripsi.Program Studi Ilmu
kesimpulan penelitian Ho ditolak (p value < 0,05). Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. Referensi Surakarta: UMS. Tersedia dalam:
American Heart Association. (2011). Tersedia dalam http://eprints.ums.ac.id/44958/1/11.%
:http://www.heart.org/HEARTORG/ [Diakses 20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf [Diakses
pada 27 Februari 2018]. pada 3 Juli 2018]
Apriyandi, Fajar. (2010). Hubungan Antara Limbong, Martalina. (2014). Pengaruh Relaksasi
Peningkatan Usia dengan Kejadian Hipertensi Autogenik Terhadap Penurunan Kadar Gula
pada Pasien yang Berobat Jalan di RS Darah Pada Klien DM Tipe 2.Tesis.
Bhineka Bakti Husada.Skripsi.Universitas Universitas Sumatera Utara. Tersedia dalam:
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://www.suryanusantara.ac.id/images/ptasn/
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Tersedia papers/Akper-Vol-2-No.-5-tahun-2015-
dalam: LimbongMartalina.et.al.pdf [Diakses pada 5
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/ Februari 2018]
123456789/25968/1/Fajar%20Apriyandifkik.p Moniung, S.R., Rondonuwu, Rolly dan Bataha,
f [Diakses pada 2 Juli 2018] Yolanda B. (2014). Hubungan Tekanan Darah
Ardiansyah, Muhamad. (2012). Medikal Bedah untuk Sistolik dengan Kualitas Tidur Pasien
Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press. Hipertensi di Puskesmas Bahu Manado.
Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. (2015). Profil Tersedia dalam:
Kesehatan Provinsi Jateng 2015. Jateng: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/articl
Dinkes e/view /5266/4779 [Diakses 23 Maret 2018]
Edell, Gustafsson. (2006). Effects of Sleep Loss in Nafrialdi. (2008). Antihipertensi Farmakologi dan
Men and Woman with Insufficient Sleep Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit
Suffering from Chronic Disease: A model for Fakultas Kedokteran UI.
Supportive Nursing Care. International Novitaningtyas, Tri. (2014). Hubungan Karakteristik
Journal of Nursing Practice Volume 9 No. (Umur, Jenis Kelamin, TingkatPendidikan)
1.doi: 10.1046/j.1440-172X.2003.00402.X dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah
Fitriani, Yulia., dan Alsa, Asmadi. (2015). Relaksasi pada Lansia di Kelurahan Makamhaji
Autogenik untuk Meningkatkan Regulasi pada KecamatanKartasura Kabupaten
Siswa SMP. Gadjah Mada Journal of Sukoharjo.Skripsi.Program Studi Gizi
Professional Psychology Volume 1, No. 3, Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta
149-162. ISSN: 2407-7801 :Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Harahap, Heryudarini., Hardinsyah., Setiawan, Tersedia Dalam:
Budi., Effendi, Imam. (2008). Hubungan Http://Eprints.Ums.Ac.Id/29084/9/02._Naskah
Indeks Massa Tubuh, Jenls Kelamin, Usia, _Publikasi.Pdf [Diakses 2 Juli 2018]
Golongan Darah Dan Riwayat Keturunan Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. (2009).
Dengan Tekanan Darah Pada Pegawai Negeri Fundamental Keperawatan.Edisi 7 Buku
Slpll Dl Pekan Baru Pgm 2008, 31(2): 51-58. 3.Jakarta : Salemba Medika.
Tersedia Dalam: Prasetya, Zulfiana. (2016). Pengaruh Terapi
Https://Media.Neliti.Com/Media/ Publications Relaksasi Otot Progressif Terhadap Perubahan
/157941-Id-Hubungan-Indeks-Massa-Tubuh- Tingkat Insomnia Pada Lansia. Skripsi.
Jenis-Kelami.Pdf [Diakses Pada 3 Juli 2018] Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan.
Javaheri S, Storfer-Isser A, Rosen CL, Redline S. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
(2008). Sleep Quality and Elevated Blood Makassar. Tersedia Dalam :repositori.uin-
Pressure in Adolescents.US National Library alauddin.ac.id/2157/1/Ahmad%20Lutfi%20Ka
of MedicineNational Institutes of Healthdoi: rim.PDF [Diakses Pada 2 Juli 2018]
10.1161/CIRCULATIONAHA.108.766410. Prasetyo, Donny A., Wijayanti, Anisa C., Werdani,
Juliana, Putri Sulung. (2015). Pengaruh Terapi Estu K. (2015). Faktor-Faktor Yang
Relaksasi Autogenik Terhadap Tingkat Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Kecemasan Pasien Kanker dengan PadaUsia Muda Di Wilayah Puskesmas

449
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(3), September 2018, 444-450

Sibela Surakarta. Program Studi Kesehatan Pasien Gagal Jantung di RSUD Kota
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Tasikmalaya.Jurnal Skolastik Keperwatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol. 1 No. 1, 7-14. ISSN: 2443-0935. E-
Surakarta: UMS Tersedia Dalam: ISSN:2443 – 1699.
Eprints.Ums.Ac.Id/37940/1/Naskah%20publik Tjay, T. H., dan Rahardja, K. (2007). Obat- obat
asi.Pdf [Diakses Pada 2 Juli 2018] Penting Kasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Priyo, Margono, dan Hidayah, Nurul. (2017). Terapi Sampingnya. Jakarta: Elex Media Rahardja.
Relaksasi Autogenik Untuk Menurunkan Virvogli, Liza dan Darviri, Christina. (2011). Stress
Tekanan Darah dan Sakit Kepala pada Lansia Management Techniques: Evidence-Based
Hipertensi di Daerah Rawan Bencana Procedures that Reduce Stress and Promote
Merapi.The 6th University Research Health.Health Science Journal Volume 5,
Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Issue 2. Tersedia dalam:
Magelang: 83-92. ISSN 2407-9189 www.hsj.gr/medicine/stress-management-
Rianjani, Evi.,Nugroho, Heryanto Adi., Astuti, techniques-evidencebased-procedures-that-
Rahayu. (2011). Kejadian Insomnia Berdasar reduce-stress-and-promote-health.php
Karakteristik Dan Tingkat Kecemasan Pada ?aid=3429 [Diakses 12 Maret 2018]
Lansia Di Panti Wredha Pucang Gading Wahyuni., Eksanoto, David. (2013). Hubungan
Semarang.Jurnal Keperawaatan Vol. 4 No. 2 Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin
Oktober 2011 : 194 - 209. Tersedia dalam: Dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/ Jagalan Di Wilayah Kerja Puskesmas
article/view/1854 [Diakses pada 2 Juli 2018] Pucangsawit Surakarta.Jurnal Ilmu
Rumagit, Benedicta I., Pojoh,Jody A., Manampiring, Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1.
Vanessa N. (2012). Studi Deskriptif Tersedia Dalam:
Pemberian Obat Pada Pasien Hipertensi Di Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Ph
Puskesmas Sario. Jurnal Jurusan Farmasi p?Article=380318&Val=5789&Title=Hubung
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado hal an%20tingkat%20pendidikan%20dan%20jeni
64-69. Tersedia s%20kelamin%20dengan%20kejadian%20hip
dalam:https://media.neliti.com/media/publicati erte
ons/96414-ID-studi-deskriptifpemberian-obat- nsi%20di%20kelurahan%20jagaln%20di%20
pada-pas.pdf[Diakses pada 3 Juli 2018] wilayah%20kerja%20puskesmas%20
Supriyanto, A., Istiningtyas, Anita., dan Kismanto, pucangsawit%20surakarta [Diakses Pada 1
Joko. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Juli 2018]
Autogenik Terhadap Pemenuhan Kebutuhan World Health Organization. (2013). Tersedia dalam
Tidur Pada Pasien Post Operasi di Ruang :http://www.who.int/gho/ncd/en/ [Diakses 23
Teratai RSUD DR Soehadi Prijonegoro Februari 2018]
Sragen.Skripsi.Stikes Kusuma Husada Wulandari, Dhevy. (2014). Hubungan Lamanya
Surakarta. Tersedia dalam: Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Depresi
www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/... Pada Pasien Poli Penyakit Dalam Rsd Dr.
/01-gdl-agussupriy-1431-1-artikel-h.pdf Soebandi Jember. Skripsi. Fakultas
[Diakses pada 2 Februari 2018] Kedokteran Universitas Jember. Jember:
Susanti, Lydia. (2015). Faktor-Faktor Yang universitas jember. Tersedia
Mempengaruhi Kejadian Insomnia Di dalam:http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Poliklinik Saraf RS DR. M. Djamil ndle/123456789/56323/Dhevy%20Wulandari
Padang.Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3) %20-%20102010101092_1.pdf?sequence=1
951 – 956. Tersedia Dalam: [Diakses pada 3 Juli 2018].
Http://Download.Portalgaruda.Org/Article. Yulianto, Sari, Surya Mustika, dan Lestari, Yufi Aris.
Php?Article=359512 (2016). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik
&Val=7288&Title=FaktorFaktor%20Yang%2 Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
0Mempengaruhi%20Kejadian%20Insomnia% Lansia dengan Hipertensi di UPT Panti
20di%20Poliklinik%20Saraf%20RS%20DR. Werdha Mojopahit Mojokerto.Jurnal
%20M.%20Djamil%20Padang [Diakses Pada Keperawatan dan Kebidanan. Tersedia
2 Juli 2018] Dalam
Susilo, Yekti dan Wulandari, Ari. (2011). Cara Jitu :jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/
Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: C.V Andi. jkk/article/view/98/73 [Diakses 23 Februari
Suwartika, Ira dan Cahyati.2015. Analisis Faktor 2018]
yang Berpengaruh terhadap Kualitas Tidur

450
Copyright ©2018, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728

Anda mungkin juga menyukai