Anda di halaman 1dari 6

Garuda Pelamonia Jurnal Keperawatan P-ISSN :2548-4451

Vol 4 No. 2, Agustus 2022 e-ISSN : 2829-1107

Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Status Kenyamanan


Pada Pasien Hipertensi

Sulasri1, Alamsyah2, Fitriani Tull Hijjah3


Institut Ilmu Kesehatan Pelamoni
Lastry.wseet85@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang, Hipertensi atau tekanan darah merupakan kondisi medis serius yang secara
signifikan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko jantung. WHO 2021 saat ini 1,28 milyar
orang dewasa berusia 30-79 tahun iseluruh dunia menderita hipertensi. 46% orang dewasa dengan
hipertensi yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut. Kurang dari setengah dewasa
42% dengan hipertensi diagnosis dan diobati. Sekitar 1 dari 5 orang dewasa 21%dengan hipertensi
dapat mengontrolnya. Prevelensi Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada tahun 2021
saat ini yaitu 343 orang kebanyakan yang mengalami penyakit hipertensi pada perempuan sebanyak 185
dan laki-laki sebanyak 141. Tujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang penerapan terapi
relaksasi otot progresif terhadap status kenyamanan pada pasien hipertensi di Ruang Instalasi Gawar
Darurat (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi
kasus pada penelitian ini 2 pasien yang sama pada pasien dengan gangguan rasa nyaman. Alat
pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei
2022. Hasil dievaluasi setelah 30 menit didapatkan hasil pada Ny.Nh merasa nyaman, rilaks, tekanan
darah 170/105mmHg. Pada Ny.Nl merasa nyaman, rileks, dan tekanan darah 153/92mmHg. Kesimpulan
penggunaan terapi relaksasi otot progresif efektif sehingga dapat dijadikan salah satu intervensi mandiri
perawat dalam mengatasi ketidaknyamanan pada saat tiba di IGD.
Kata kunci: Hipertensi, Gangguan Rasa Nyaman, Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif.

ABSTRACT
Background or blood pressure is a serious medical candition that can significantly increase that risk of
heart disease. WHO 2021 currenctly 1.28 billion adulst aged 30-79 years worldwide suffer from
hypertension. 45% of adulst with hypertension are unaware that they have the candition. Less that half of
adulst 42% with hypertension diagnosis and treated. About 1 in 5 adulst 21% with hypertension can
control it. The prevelence of hypertension at Bhayangkara Hospital Makassar ini 2021 is currenctly 343
people, mostly 185 women with hypertension and 141. Destination to find out how the description of the
the application of progressive muscle relaxation therapy to the comfort ststus of hypertensive patients in
the Emergency Room Installation (IGD) Bhayangkara Hospital Makassar. Method this research is a type
of descrictiptive observasional research with a case study approach. Subjects in the case study in this
study were the same 2 patients in patients with comfort disorders. Data collection tools using observasion
sheet. The time of research nwas carried out in April-May 2022. Result the duration given to Mrs Nh was
48 minutes and Mrs Nl wa 27 minutes. It was done once in 1 day and the evaluated after 30 minutes, the
results were that Mrs.Nh felt comfortable, relax, and her blood pressure was 153/92 mmHg. Conclusion
the use of vprogressive muscle relaxation therapy is neffective so that it can be used as one of the
nurses’ independent intervestion in overcominfg discomfort when arriving at the IGD.

Keyword: hypertension,disturbance of comfort, application of progressive muscle relaxation

75
Garuda Pelamonia Jurnal Keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 2, Agustus 2022 e-ISSN : 2829-1107

Pendahuluan Hipertensi atau tekanan darah


Berdasarkan data World Health tinggi mempunyai dampak yang berisiko
Organization (2021), hipertensi atau apabila tidak seger ditangani akan
tekanan darah merupakan kondisi menimbulkan penyakit seperti strok,
medis serius yang secara signifikan gagal jantung, tumor, gagal ginjal, dan
dapat menyebabkan terjadinya dapat pula menyebabkan kematian
peningkatan risiko jantung, otak, ginjal, (Widyanto and Tiwibowo 2021).
dan penyakit lainnya. Saat ini 1,28 Relaksasi otot progresif
milyar orang dewasa berusia 30-79 merupakan intervensi non farmakologis
tahun diseluruh dunia menderita yang dapat diimplementasikan untuk
hipertensi. 46% orang dewasa dengan mempertahankan kenyamanan dan
hipertensi tidak menyadari bahwa meringankan terjadinya nyeri,
mereka memiliki kondisi tersebut. ketegangan otot, dan kecemasan
Kurang dari setengah orang dewasa sehingga dapat menurunkan tekanan
42% dengan hipertensi diagnosis dan darah, dapat melancarkan frekuensi
diobati. Sekitar 1 dari 5 orang dewasa jantung, sehingga dapat terjadi
21% dengan hipertensi dapat peringanan laju metabolism (Handayani,
mengontrolnya. Hipertensi merupakan Sari, Atika, and Dewi 2021)
penyebab yang utama dalam kematian Hasil penelitian yang dilakukan
dini di seluruh dunia. oleh Zainuddin et al. (2018) relaksasi
Prevelensi Hipertensi Di Rumah otot progresif merupakan keterampilan
Sakit Bhayangkara Makassar pada sehingga dapat dipelajri digunakan
tahun 2021 saat ini yaitu 343 orang untuk mengurangi dan menghilangkan
kebanyakan yang mengalami penyakit ketegangan dan rasa nyaman sehingga
hipertensi pada perempuan sebanyak tidak terganggu terhadap hal subjek
185 dan laki-laki sebanyak 141. Pada diluar dirinya. PMR yaitu suatu teknik
usia yang rentang terkenah penyakit pengelolaan yang didasarkan terhadap
hipertensi dari usia 45-65 tahun. bagaimana cara kerja pada sistem
Tanda dan gejala yang sering simpstis dan parasimpatis. Teknik
muncul yang dapat mengakibatkan relaksasi otot progresif dapat
hipertensi atau biasa disebut dengan menghasilkan respon fisiologis sehingga
tekanan darah tinggi yaitu seperi nyeri terintegrasi dapat mengganggu bagian
kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak dari suatu kesadaran yang dapat
nafas, penglihatan kabur, gelisah, dikenal sebagai respon relaksasi dapat
pusing, kelelahan dan pendarahan di diperkirakan sebagai hambatan sistem
hidung (Alamsyah, Sulasri, Hasbullah, saraf otonom, sistem saraf pusat dan
A.Fahira Nur, Vidyanto and Wandira dapat meningkatkan aktivitas
2019; Alamsyah et al. 2020). Dapat parasimpatis sehingga
terjadi pada penderita hipertensi dikarakteristikkan dengan terjadinya
ataupun seseorang dengan tekanan penurunan otot rangka, tonus otot
darah yang normal. Penderita hipertensi jantung dan mengganggu terhadap
yang berat dapat juga mengalami fungsi neuroendokrin
adanya penurunan kesadaran dan koma
diakibatkan adanya pembengkakan
dibagian otot. Keadaan yang tidak dapat
disebut yaitu esenfalopati hipertensif,
sehingga memerlukan penanganan
segera (Utaminingsih 2015).

76
Garuda Pelamonia Jurnal Keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 2, Agustus 2022 e-ISSN : 2829-1107
METODE PENELITIAN Hasil penelitian setelah diberikan
terapi relaksasi otot progresif pada
Jenis penelitian yang digunakan pasien Ny.Nh mengatakan sakit kepala
dapat merupakan jenis penelitian bekurang, ketegangan di bagian leher
deskriptif observasional Penelitian ini berkurang, pasien merasa nyaman dan
dilaksanakan di rumah sakit tekanan darah 170/105 mmHg. Pada
Bhayangkara Makassar Pengambilan pasien Ny.Nl mengatakan sakit kepala
data penelitian akan ini akan dilakukan berkurang, tegang di bagian leher
pada bulan April 2022 Kriteria inklusi (1) berkurang, pasien mengatakan merasa
Klien dengan hipertensi derajat I dan II nyaman, rileks, dan tekanan darah
TDS: 140-180 TDD: 90-110 (2) Usia 40- 153/92 mmHg
54 tahun (3) Berjenis kelamin
perempuan (4) Pasien hipertensi PEMBAHASAN
dengan gangguan rasa nyaman Klien
dengan gangguan kriteria eksklusi (1) Dalam pembahasan ini, peneliti
sistem indera (1) Pasien yang tidak akan membahas tentang gambaran
kooperatif (3) Klien dengan komplikasi hasil penerapan terapi relaksasi otot
instrumen yang digunakan dalam progresif pada pasien Ny.Nh dan Ny.Nl
penelitian ini yaitu: lembar observasi, dengan diagnose medis hipertensi pada
pengkajian dalam keperawatan gawat tanggal 24 April sampai dengan 10 Mei
darurat dengan menggunakan alat 2022 di Ruang Instalasi Gawat Darurat
seperti: sarung tangan, tetoskop, tensi. (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
Responden pertama Ny.Nh
Hasil berjenis perempuan, umur 51 tahun,
Studi kasusu ini dilakukan di ruangan sudah kawin, agama Islam, pendidikan
Istalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah terakhir SMA, alamat di Tamanroya,
pekerjaan IRT. Pasie masuk di IGD
Sakit Bhayangkara Makassar pada
pada tanggal 10 Mei 2022 pasien di
tanggal 24 April 2022 pada responden antar oleh anaknya yang menyebabkan
Ny.Nh. dan tanggal 10 Mei 2022 pada pasien masuk Rumah Sakit karena sakit
responden Ny.Nl. berdasarkan hasil kepala
pengkajian didapatkan data responden Hasil pengkajian pada responden
pada table berikut. Ny.Nh keluhan utama mengatakan sakit
Table 1. data pengkajian pada kedua kepala. Keluhan menyertai pasien
mengatakan tegang dibagian leher,
responden hipertensi klien mengatakan lemas, pasien tampak
Data Responden 1 Responden 2 gelisah, pasien tampak meringis pasien
Nama Ny.Nh Ny.Nl tampak lemah, pemeriksaan tanda-
Uasia 51 Tahun 52 Tahun tanda vital yaitu tekanan darah 180/110
Agama Islam Islam mmHg, nadi 80x/m, pernapasan 20x/m,
Pendidikan SMA SMA suhu 36,1°C.
Alamat Tamanroya Tamanroya
Diagnosis Hipertensi Hipertensi Responden kedua Ny.Nl berjenis
Medis Sakit Kepala Sakit Kepala kelamin perempuan, umur 52 tahun,
Keluhan TD: 170/105 TD: 153/92 sudah kawin, agama Islam, pendidikan
Utama Mmhg Mmhg terakhir SMP, tinggal di Anditonro,
Tanda-Tanda Nadi: 83 X/M Nadi: 80 X/M pekerjaan IRT. Pasie masuk di IGD
Vital Pernapasan: Pernapasan:
20 X/M 20 X/M pada tanggal 10 Mei 2022 pasien
Suhu: 36,1 ˚c Suhu: 36,7˚c diantar oleh suaminya yang
menyebabkan pasien masuk Rumah

77
Garuda Pelamonia Jurnal Keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 2, Agustus 2022 e-ISSN : 2829-1107
Sakit karena sakit kepala sejak 5 hari Terapi relaksasi otot progresif
yang lalu. merupakan sebuah keterampilan yang
Hasil pengkajian pada responden mudah dipelajari atau digunakan agar
Ny.Nl keluhan utama sakit kepala sejak dapat mengurangi atau menghilangkan
5 hari yang lalu. Keluhan menyertai ketegangan sehingga dapat mengalami
pasien mengatakan lemas, pasien rasa nyaman (Zainuddin et al. 2018)
mengatakan tegang dibagian leher, Dalam penelitian ini dilakukan
pasien tampak meringis, pasien tampak penerapan terapi relaksasi otot progresif
gelisah pemeriksaan tanda-tanda vital yang telah diberikan pada kedua
yaitu tekanan darah 166/100 mmHg, responden dilakukan selama 1 hari,
nadi, 85x/m, pernapasan 20x/m, suhu waktunya pada pasien 1 selama 38
36,7 ˚c. menit dan pasien 2 selama 37 menit.
Hasil pengkajian yang di dapatkan Alat dan bahan yang disiapkan yaitu
bahwa kedua responden mengalami bantal, kursi. Hal ini sejalan dengan
gangguan rasa nyaman. Hal ini sejalan hasil penelitian Listiawati et al. (2020),
dengan penelitian Novi et al., (2021), terapi relaksasi otot progresif dilakukan
gejala yang sering muncul pada selama 5 hari berturut-turut, setiap hari
penyakit hipertensi dengan gangguan dilakukan 1 kali, durasi selama 30
rasa nyaman adalah sakit kepala, menit.
mengeluh tidak nyaman pada otot leher Pada pemberian terapi relaksasi
bagian belakang dan tekanan darah otot progresif terhadap ke 2 responden
sistol 140-200 mmHg, tekanan darah mampu melakukan gerakan dengan
diastole 90-110 mmHg. baik. Adapun perbedaan usia terhadap
Perbedaan pada tekanan darah pasien yaitu usia pasien 1 Ny.Nh
pasien 1 Ny.Nh yaitu sebelum dilakukan berusia 51 tahun dan usia pasien 2
terapi 180/110 mmHg tekanan darah Ny.Nl berusia 52 tahun dan kebanyakan
berada pada hipertensi derajat II dan terkena pada perempuan. Hal ini sejalan
tekanan darah pada pasien 2 Ny.Nl dengan penelitian yang dilakukan
yaitu sebelum dilakukan terapi relaksasi Listiana & Faradisi (2021), mengatakan
otot progresif tekanan darah 166/100 bahwa responden yang berusia 40-54
mmHg tekanan darah berada pada tahun yang rentang beresiko
hipertensi derajat I terapi relaksasi otot mengalami penyaki hipertensi. Dimana
progresif diberikan 1 hari selama semakin bertambah usia tekanan darah
pemberian 1 kali. Hal ini sejalan dengan akan semakin mengalami terjadinya
penelitian Karang (2018), mengatakan peningkatan pada dingding pembuluh
bahwa pererapan relaksasi otot darah dan kaku sehingga tekanan darah
progresif dapan membantu menurunkan menjadi naik. Hal ini sejalan dengan
tekanan darah dan dapat membua penelitian (Djamanmona and Ratih
seseorang menjadi rileks.Hal ini sejalan 2021)mengatakan bahwa jenis kelamin
dengan penelitian Ananda et al., (2021) perempuan yang sering mengalami
bahwa pengukuran tekanan darah sistol penyakit hipertensi.
dari 140 sampai dengan 160 mmHg dan Adapun perbedaan pendidikan
tekanan darah diastol dari 80 sampai kepada kedua responden dimana pada
dengan 100 mmHg masuk dalam pasien Ny.Nh pendidikan terakhirnya
kategori hipertensi derajat I dan tekanan SMA dan pada pasien Ny.Nl pendidikan
darah sistol dari 160 sampai dengan terakhirnya SMP. Hal ini sejalan dengan
200 mmHg. Adapun tekanan darah penelitian yang dilakukan (Widari and
diastol 90 sampai dengan 110 mmHg Erika 2014) mengatakan bahwa
masuk dalam kategori hipertensi derajat pendidikan SMP adalah pendidikan
II. menengah sehingga yang

78
Garuda Pelamonia Jurnal Keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 2, Agustus 2022 e-ISSN : 2829-1107
menyebabkan cara berfikir kepeda hari kemudian evaluasi pada kedua
seseorang belum matang sehingga pasien merasa nyaman, rileks, tekanan
dapat berpengaruh terhadap darah Ny.Nh 170/105 mmHg dan Ny.Nl
penerimaan atau pengelolahan 153/92 mmHg. Kedua pasien
informasi serta kesadaran tentang mengatakan ketidaknyamanan
perilaku kesehatan serta informasi yang berkurang.
mengenai penyebab terjadinya penyakit
hipertensi belum begitu diketahuinya. UCAPAN TERIMA KASIH
Namunpada saat dilakukan tindakan
Penulis mengucapkan banyak terima
peneliti tidak mengalami kendala atau
kasih kepada semua pihak yang telah
kesusahan dalam hal menyampaikan
membantu dan mendukung dalam
tentang penyakit hipertensi yang dialami
penyusunan artikel ini terkhusus
pasien.
Program Studi Dlll Keperawatan, Institut
Setelah 30 menit kemudian
Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar
dievaluasi kembali pada pasien Ny.Nh
yang berikan dukungan dan
mengatakan sakit kepala bekurang,
memfasilitasi jalannya penelitian hingga
ketegangan di bagian leher berkurang,
publikasi
pasien merasa nyaman dan tekanan
darah 170/105 mmHg. Pada pasien
Ny.Nl mengatakan sakit kepala
berkurang, tegang di bagian leher
berkurang, pasien mengatakan merasa
nyaman, rileks, dan tekanan darah
153/92 mmHg.
Setelah diberikan terapi relaksasi
otot progresif selama 1 hari didapatkan
kedua responden mengalami
peningkatan status kenyamanan. Hasil
penelitian setelah diberikan terapi
relaksasi otot progresif pada pasien
Ny.Nh mengatakan sakit kepala
bekurang, ketegangan di bagian leher
berkurang, pasien merasa nyaman dan
tekanan darah 170/105 mmHg. Pada
pasien Ny.Nl mengatakan sakit kepala
berkurang, tegang di bagian leher
berkurang, pasien mengatakan merasa
nyaman, rileks, dan tekanan darah
153/92 mmHg.
Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang
telah dilakukan didapatkan gambaran
terapi relaksasi otot progresif bahwa
setelah dilakukan terapi pasien tampak
lebih rileks. didapatkan hasil Kemudian
diberikan terapi relaksasi otot progresif
pada pasien mampu melakukan 14
gerakan, durasi yang diberikan pada
pasien Ny.Nh 48 menit dan pasien
Ny.Nl 47 menit dilakukan 1 kali dalam 1

79
Garuda Pelamonia Jurnal Keperawatan P-ISSN :2548-4451
Vol 4 No. 2, Agustus 2022 e-ISSN : 2829-1107

DAFTAR PUSTAKA Novi, L., Iin, N., Sukatemin, Ester, Elva,


E., Yogi, P., & Tiara. (2021).
Ananda, D., Purwono, J., & Keperawatan Application of Hypertension Algorithm
Dharma Wacana Metro, A. (2021). , Dash Meal and Progressive Muscle
Implementation of Progressive Training In Nursing Care To Reduce
Muscle Relaxation Techniques To Blood Pressure. 4(2), 54–62.
Reduce Blood Pressure in
Hypertension Patients in the Working Utaminingsih, W. R. (2015). mengenal &
Area of Puskesmas Purwosari Kec. mencegah penyakit diabetes,
North Metro. Jurnal Cendikia Muda, hipertensi,jantung dan stroke untuk
1(1). hidup lebih bekualitas.

Djamanmona, R. F., & Ratih, D. (2021). Widari, N. P., & Erika, U. P. (2014). Teknik
Efektifitas Kombinasi Relaksasi Otot relaksasi autogenik dan relaksasi otot
Progresif dan Rendam Kaki Air Jahe progresif terhadap tekanan darah
Hangat Terhadap Penurunan pada lansia dengan hipertensi. Ilmu
Tekanan Darah pada Pasien Keperawatan Respati, 4(2), 68–79.
Hipertensi. Nursing Arts, 14(2), 118–
126. Widyanto, F. C., & Tiwibowo, C. (2021).
Trend Disease “Treend Penyakit Saat
Handayani, N., Sari, Atika, S., & Dewi, rti Ini.” Cv Trans Info Media.
kusuma. (2021). Penerapan
Pemberian Relaksasi Otot Progresif World Health Organization. (2021).
Terhadap Tekanan Darah pada Hipertension.
Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja https://www.who.int/news-room/fact-
Puskesmas Yosomulyo Kota Metro sheets/detail/hypertension
Tahun 2021. Medika Karya
Kesehatan, 3(1), 502–511. Zainuddin, R., Aliwu, A. F., Rachmawaty,
R., & Syam, Y. (2018). Efektivitas
Listiana, E., & Faradisi, F. (2021). Progressive Muscle Relaxation
Prosiding Seminar Nasional terhadap Tekanan Darah pada
Kesehatan Lembaga Penelitian dan Penyakit Hipertensi. Strada Jurnal
Pengabdian Masyarakat Penerapan Ilmiah Kesehatan, 7(2), 42–46.
Relaksasi Otot Progresif Terhadap https://doi.org/10.30994/sjik.v7i2.169
Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi. Seminar
NasionalKesehatan.

Listiawati, R., Aini, F., Studi, P. S., &


Kesehatan, F. (2020). Pengaruh
Progresive Muscle Relaxation
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi :
Systematic Review.

80

Anda mungkin juga menyukai