Anda di halaman 1dari 2

Jenderal Pol Hoegeng Imam Santoso

(14 Oktober 1921-14 Juli 2004)


republika.co.id, Oleh: Ahmad Syafii Maarif

B
agi mereka yang sudah pernah membaca Lahir di Pekalongan dari keluarga priayi, seorang
kisah inspiratif Jenderal Hoegeng dari amtenaar (pegawai) di era penjajahan, Hoegeng
berbagai sumber, Resonansi ini hanyalah sejak kecil tidak mengasingkan dirinya dari
sekadar penyegaran ingatan tentang pergaulan dengan orang kebanyakan.
tokoh yang fenomenal itu. Tetapi, di saat Pendidikannya yang berjalan linear: dari HIS,
kepolisian sedang mendapat sorotan tajam dari MULO, AMS, dan akhirnya pada Recht Hoge
masyarakat, Resonansi ini harus saya tulis. School di Batavia tidak membuat Hoegeng
bersifat kebelanda-belandaan. Sikapnya serupa
Memang rahim Ibu Pertiwi masih sulit dibujuk dengan kaum nasionalis lain yang antipenjajahan.
untuk sering melahirkan tipe polisi seperti Hoegeng merupakan patriot dan nasionalis sejati
Hoegeng, tetapi potensi di kalangan kepolisian yang nanti terlihat dari sikap tegasnya sebagai
masih cukup tersedia untuk mengikuti jejak sang pejabat yang haram berkompromi dengan segala
legendaris ini. Syaratnya agar rekrutmen kepolisian bentuk kejahatan.
harus bebas dari segala bentuk permainan
patgulipat yang sudah menjamur sejak lama. Puncak kariernya dalam kepolisian yakni sebagai
kapolri kelima (1968-1971) di masa awal
Pergaulan saya dengan kalangan terbatas pemerintahan presiden Soeharto. Di era presiden
kepolisian memberikan harapan bahwa kita tidak Soekarno sebelumnya, Hoegeng pernah pula
perlu terlalu pesimistis tentang kemungkinan menjabat sebagai kepala jawatan imigrasi, menteri
proses reformasi menyeluruh di institusi yang iuran negara, dan menteri sekterataris negara. Pada
punya semboyan sebagai pelayan dan pengayom 1950-an pernah bertugas di Surabaya dan Medan.
masyarakat itu. Masih banyak bibit baik dan Pada 1956 kompol Hoegeng diangkat jadi kepala
unggul di dalamnya, sekalipun kultur koruptif yang Direktorat Reskrim Kantor Polisi Sumatra Utara.
lagi berkembang sejak lama dalam kepolisian Karena belum dapat rumah dinas, Hoegeng buat
seperti sudah mengeras seperti batu. Namun, kita sementara tinggal di Hotel De Boer di Kota
harus percaya kepada hukum perubahan ke arah Medan.
perbaikan dan pencerahan.
Apa yang terjadi saat sampai di Pelabuhan
Akademi Kepolisian (Akpol) dan Sekolah Tinggi Belawan? Hoegeng langsung berhadapan dengan
Ilmu Kepolisian (STIK) merupakan laboratorium kelompok manusia hitam: pengusaha yang
paling strategis untuk mencari bibit pimpinan merangkap bandar judi telah menyambutnya
kepolisian penaka Hoegeng, khususnya dari sisi dengan hangat di pelabuhan. Langsung ditawari
moral, keberanian, dan integritas pribadi. Mereka rumah, mobil, dan segala perlengkapannya.
ini setelah menjabat tidaklah perlu miskin seperti
Hoegeng, tetapi harta kekayaan yang dimiliki Hoegeng menolak semua tawaran itu. Tetapi,
haruslah dari sumber yang halal. manusia hitam ini tidak putus asa. Sekitar dua
bulan kemudian, saat rumah dinas itu siap untuk
Hoegeng memang seorang asketis paripurna yang ditempati, ternyata telah penuh dengan barang-
sukar ditemukan di muka bumi. Jika di panggung barang mewah. Hoegeng kaget dan marah.
kepemimpinan nasional, kita mengenal Bung Akibatnya, semua barang mewah itu dikeluarkan
Hatta yang juga asketis, di kalangan kepolisian ada dan diletakkan begitu saja di halaman.
Hoegeng yang pasti mengilhami putra-putri
bangsa yang datang kemudian. Kepada mereka Hoegeng amat prihatin mengapa sebagian jaksa,
inilah pesan tulisan ini dialamatkan, pada saat polisi, dan tentara mudah disuap dan kemudian
sebagian yang tua sudah bergelimang dosa tanpa menjadi kacung bandar judi. Tuan dan puan perlu
merasa bersalah. ingat bahwa drama itu terjadi pada 1950-an dan
buntutnya masih berlangsung sampai hari ini.
“Kacung bandar judi” merupakan ungkapan
Hoegeng untuk tipe aparat yang suka menghamba
dan tunamartabat ini.

Selama para penghamba berseragam ini masih


bergentayangan maka hampir mustahil bandar
judi, penyelundup, pencuri ikan, pembalak hutan,
dan yang sejenis itu akan hilang dari negeri cantik
yang gampang dimainkan oleh penjahat ini.
Bagaimana hukum akan tegak, bagaimana keadilan
akan terwujud, manakala mereka yang diberi
mandat untuk itu punya mental yang rapuh, dan
matanya menjadi hijau dengan sogokan yang
jumlahnya bisa mencapai ratusan miliar.

Hoegeng merupakan sebuah oase di tengah-


tengah dunia hitam yang telah merusak sendi-
sendi moral bangsa dan negara ini selama sekian
puluh tahun. Indonesia merdeka telah tersandera
oleh perbuatan gelap para penjahat ini, sebagian
bahkan tidak jarang menyandang titel haji.
Hoegeng telah berjuang melawan itu semua, tetapi
tersandung oleh gergaji kekuasaan puncak yang
tunamoral, sebagaimana yang akan dijelaskan oleh
Resonansi ini.

Anda mungkin juga menyukai