PENDAHULUAN
Gambar 1.1 RMOL.CO. media paling populer kedua jelang pilpres versi LIMPA
1
2
kalimat yang tidak singkat dan kalimat yang kurang jelas atau sulit
dipahami maknanya, ini terlihat pada berita yang ditulis di paragraf
pertama. Dari kalimat tersebut berdasarkan karakteristik Bahasa Indonesia
jurnalistik banyak kata-kata yang tidak singkron dibuktikan dengan pada
lead berita, reporter menulis keterangan tempat di polsek kemudian di
baris ke-4 reporter menuliskan polres untuk keterangan tempat hal ini jelas
bahwa dalam penulisan berita tersebut reporter tidak memperhatikan
kalimat yang ditulis sehingga membuat pembaca menjadi sulit untuk
memahami.”
7
8
saja berita kriminal yang penelitian terdahulu lakukan masih belum memfokuskan
di rubrik mana, berbeda dengan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan
penelitian berita kriminal fokus kepada rubrik hukum yang terdapat pada media
online, sedangkan yang dilakukan penelitian terdahulu objek penelitian fokus
kepada surat kabar harian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahma ini berbeda
dengan peneliti lakukan, peneliti melakukan penelitian kulitatif dengan
menggunakan analisi isi (content analysis) sedangkan pada penelitian Rahma
menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan deskriptif analisis. Dari
penelitian Terdahulu yang dialkukan oleh Rahma tersebut meghasilakn beberpa
temuan penelitian pada Tribun Timur ditemukan beberapa kesalahan yakni
terdapat ketidaksesuaian ciri Bahasa jurnalistik pada suatu berita baik itu judul
maupun paragrap dan penggunaan kata-kata yang akrab ditelinga pembaca dan
kata yang tidak populis selain itu juga bahwa dalam suatu surat kabar masih
banyak kesalahan-kesalahan atau ketidak sesuaian dalam penulisan berita dengan
karakteristik bahasa jurnalistik Terutama dalam surat kabar Tribun Timur yang
hanya berstandar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dan tidak memiliki Standar Operasional Prosedural (SOP)
tanpa memperhatikan lebih dalam lagi tentang ciri bahasa jurnalistik dan teori pers
tanggung jawab sosial dalam penulisan beritanya. Akan tetapi, penerapan bahasa
jurnalistik dalam surat kabar Tribun Timur cukup baik. Meskipun masih ada
beberapa kesalahan-kesahan atau ketidaksesuaian penulisan beritanya dengan
karakteristik bahasa jurnalistik. Terutama masih banyaknya penggunaan kalimat
atau kata yang tidak populis dan bertele-tele.
Penelitian terdahulu lainnya juga pernah dilakukan oleh peneliti Aris
Takomala tahun 2009 mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. dengan judul “Analisis bahasa jurnalistik
berita utama surat kabar republika edisi desember 2008”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penggunaan bahasa surat kabar Republika. Peneliti mengambil
sampel pada berita utama Republika. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Sedangkan jenis penelitiannya ialah analisis deskriptif. Hasil penelitian
9
menunjukan, ciri tidak mubazir dan tidak klise yang sering dilanggar. Buktinya
ialah 124 kalimat yang diteliti dari berita utama tangga 1, 9, 17 dan 26 Desember
2008, terdapat 22 kalimat yang melanggar ciri bahasa jurnalistik tidak mubazir
dan tidak klise. Empat kalimat melanggar ciri bahasa jurnalistik spesifik. Delapan
kalimat melanggar hemat kata dan satu kalimat melanggar jelas makna.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Enneng, Rahma dan
Aris peneliti menegaskan bahwa penelitian yang peneliti lakukan pada judul
“Analisis Penggunaan Etika Bahasa Indonesia Jurnalistik Pada Berita Kriminal Di
Rubrik Hukum Media Online Rakyat Merdeka Bengkulu (RMOLBengkulu)”,
memiliki kesamaan dan perbedaan, hanya saja terdapat beberapa perbedaan
dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Peneliti sama-sama menggunakan
bahasa Indonesia jurnalistik sebagai subjek dari penlitian, peneliti juga sama
menggunakan berita lokal daerah masing-masing sebagai objek dari penelitian.
Namun peneliti melakukan penelitian baru dengan judul dan objek yang berbeda
dan jenis penelitian yang berbeda, sehingga tidak melanjutkan penelitian yang
dilakukan tiga orang peneliti sebelumnya. Kontribusi dari penelitian terdahulu
untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu, memudahkan peneliti
untuk membedakan kaidah, karakteristik serta pedoman bahasa Indonesia
jurnalistik yang baik dan benar dengan cepat, serta peneliti mampu membedakan
bahasa baku dan non baku yang sesuia dengan Kamus Besar Bahasa Indoneia
(KBBI) dan mampu dengan cepat mengetahui kalimat yang sesuai dengan Ejaaan
Yang Disempurnakan (EYD), tanpa harus lebih jauh untuk membaca KBBI lagi,
selain itu kontribusi dari penelitian terdahulu untuk penelitian sekarang juga
menjadi salah satu penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya dengan
menggunakan subjek penelitian yang berbeda dengan sama-sama memilh
menggunakan subjek penelitian pada media lokal daerah masing-masing, dengan
demikian penelitian terdahulu ini juga berkontribusi untuk peneliti dalam
melakukan penelitian selanjutnya untuk menemukan dan menganalsis
penggunaan bahasa Indonesia jurnalistik yang di lakukan oleh wartawan lokal di
dalam media lokal yang peneliti lakukan.
10
dan bersifat heterogen. Media massa adalah alat yang sangat efektif dalam
melakukan komunikasi massa karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku komunikannya. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan
media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan yaitu
suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang berjumlah relatif banyak.
Effendy (2003:65)
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
digunakan oleh wartawan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak dan
memiliki ciri khusus yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik.
14
11. Gramatikal, berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang
terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus mengikuti kaidah
tata bahasa baku.
12. Menghindari kata tutur. Kata tutur adalah kata yang biasa
digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal.
Contoh : Bilang, dibilangin, bikin, kayaknya, makanya, kelar
dan lain-lain.
13. Menghindari kata dan istilah asing. Berita atau laporan yang
banyak terselip kata - kata asing, selain tidak informatif dan
komunikatif, juga sangat membingungkan.
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat. Bahasa jurnalistik sangat
menekankan efektifitas. Setiap kalimat yang disusun tidak hanya
harus produktif, tetapi juga tidak boleh keluar dari asas
efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih memang tepat dan
akurat, sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin
disampaikan kepada khalayak.
15. Mengutamakan kalimat aktif. Kalimat aktif lebih mudah
dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada
kalimat pasif.
16. Menghindari kata atau istilah teknis. Karena ditujukan untuk
umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, dan ringan dibaca.
17. Tunduk kepada kaidah etika. Salah satu fungsi utama pers
adalah mendidik.sebagai pendidik, pers wajib menggunakan
serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku.
2.4 Berita
Kegiatan utama seorang jurnalis adalah mencari, menulis, dan menyiarkan
berita sampai diketahui dan diterima oleh orang banyak akan berita itu. Semua
orang tentu pernah mendengar kata berita dan tahu apa itu berita; tetapi bila
disuruh menjelaskan apakah berita itu, tentulah agak sukar. Menurut (Djuraid
2007:9) pengertian berita menurut Djuaraid adalah sebuah laporan atau
pemeberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat
umum dan baru saja terjadi dan disampaikan oleh wartawan di media massa.
Pernyatan ini menyiarkan adanya suatu peristiwa atau kejadian di dalam
masyarakat, lalu kejadian atau pristiwa itu diulangi dalam bentuk kata - kata yang
disiarkan secara tertulis dalam media tulis (surat kabar, majalah, dan lain-lain),
atau dalam media suara (radio,dsb), atau juga dalam media suara dan gambar
(televisi).
16
2.5 Rubrik
Rubrik adalah ruang dalam surat kabar atau majalah maupun media online
yang berisi berita atau juga didefinisikan ruangan khusus yang dimuat
dengan periode yang tetap dengan harian tertentu atau beberapa minggu
sekali yang membuat setiap masalah yang ditulis di rubrik tersebut.
Pengertian lain dari rubrik yakni, kepala ruangan (ruangan tetap) pada
media cetak surat kabar ataupun majalah. Rubrik juga diartikan suatu
halaman yang mempunyai kop yang berada didalam media cetak koran,
tabloid, majalah, buletin, dan lain-lainnya.(Efendi 2003:316)
18
Hal yang dimuat di rubrik adalah berbagai informasi berita, opini, ataupun
iklan. Pengertian rubrik menurut beberapa ahli antara lain: pengertian rubrik
menurut Onong Uchjana Effendy berasal dari bahasa Belanda yakni rubiek
yang berarti ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak
lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat,
misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik politik, dan lain-lain.
Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sebuah
karangan yang bertopik tertentu dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Seperti rubrik puisi, cerita pendek, rubrik kesehatan, rubrik zodiak, rubrik
iptek, dan rubrik musik.
RMOLBengkulu
Analisis isi
Karakteristik
1. Sederhana
2. Singkat
3. Padat
4. Jelas
5. Menarik
6. Lugas
7. Gramatikal
8. Populasi
9. Menghindari kata tutur
10. Menghindari Istilah Asing
Penggunaan Bahasa
Indonesia Jurnalistik yang
benar
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
20
Dalam penelitian ini penulis meneliti berita kriminal yang terdapat pada
rubrik hukum di media online RMOLBengkulu, yang meneliti tentang penggunaan
bahasa Indonesia Jurnalistik dengan melakukan penelitian berdasarkan
karakteristik bahasa Indonesia Jurnalistik. Pada karakteristik bahasa Indonesia
jurnalistik peneliti hanya menggunakan beberapa karakteristik yang meliputi
sebagai berikut: kalimat padat, singkat, sederhana, jelas,lugas, menarik, grmatikal,
populis, menghindari kata tutur, menghindari kata istilah asing. Agar peneilitian
yang peneliti lakukan tidak terlalu meluas.Pada penelitian diatas peneliti
menganalisi penggunaan bahasa Indonesia jurnalistik pada berita kriminal di
rubrik hukum di media online RMOLBengkulu, sebagai objek utama penelitian
dengan menggunakan analisis berdasarkan karkteristik peneliti hanya mengambil
10 karakteristik dari 17 karakteristik bahasa Indonesia jurnalistik, yang di lihat
dari kalimat padat, singkat, sederhana, jelas,lugas, menarik, grmatikal, populis,
menghindari kata tutur, menghindari kata istilah asing. Berdasarkan kerangka
pemikiran diatas terdapat dasar rancangan penelitian unutuk menganlisis
penggunaan bahasa jurnalistik Indonesia yang akan menyimpulkan bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia jurnalistik yang diterpakan di media online
RMOLBengkulu apakah dalam penulisan berita kriminal sudah memenuhi 10
karakteristik bahasa Indonesia jurnalistik yang di tentukan.
BAB III
METODE PENELITIAN
21
22
dibuat, serta telah dimuat di media online RMOLBengkulu terhitung dari tanggal
18 Maret-16 April 2019.
2. Singkat
Bahasa yang digunakan tidak betele-tele dan tidak mubazir dan
langsung kepada pokok masalah.
3. Padat
Bahasa jurnalistik yang singkat yang mampu menyampaikan
informasi yang lengakap. Semua yang diperlukan pembaca sudah
terampung di dalamnya, menerapkan prinsip 5W+1H, dan
menerapkan ekonomi kata.
4. Lugas
Bahasa yang digunkan tidak ambigu, sesuai dengan makna yang
dituju.
5. Jelas
Bahasa dalam menyampaikan informasi yang disampaikan jurnalis
menggunakan kalimat yang mudah di pahami oleh khalyak umum.
6. Menarik
Pemilihan bahasa dalam menyampaikna informasi harus
menggunakan kalimat atau kata yang masih hidup, tumbuh dan
berkembang.
7. Populasi
Pemilihan kata dari setiap berita yang di tulis dalam informasi yang
disampaikan kepada khalayak harus menggunakan kata atau
kalimat yang harus akrab di telinga, dimata, dan dibenak pikiran
khlayak pembaca.
8. Gramatikal
Penggunaan bahasa yang digunakan dalam karya jurnalistik
tersebut harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.
9. Menghindari Kata Tutur
Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita harus menghindari
kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara
informal. Seperti contoh kata : dibilangin, bikin, kayaknya,
makanya, kelar dan lain-lain.
25
3.5 Koder
Disini peneliti menggunakan inter-coder reliability atas pengamatan unsur
jurnalistik pada berita kriminal di media RMOLBengkulu. Semakin tinggi derajat
kesamaan antar coder (pencatat), maka kriteria yang digunakan akan semakin
reliable. Dalam hal ini, peneliti memilih dua orang koder yang mampu
mengoperasionalisasikan konsep dan ikut melakukan pengamatan pada waktu dan
tempat yang berbeda. Karakteristik dalam pemilihan koder pada penelitian ini
adalah seorang koder yang memahami bahasa Indonesia jurnalistik dan
berkompeten dibidangnya. Dengan demikian peneliti memilih pengkoder atau
koding sebanyak 2 pengkoder yaitu, yang pertama ketua Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Bengkulu Sahyarudin, S.Sos sebagai informan pokok, dan yang
kedua dari ahli Bahasa yang dalam hal ini memilih dosen Bahasa dari Fakultas
Ilmu kegeuruan dan Pendidikan (FKIP) Bapak Drs. Amril Chanrhas, M.S .
Dalam hal ini syarat menjadi koder adalah :
1. Pernah membaca berita RMOLBengkulu
2. Memahami unsur-unsur jurnalistik.
3. Memahami kategorisasi dan indikator yang telah dibuat oleh
peneliti.
4. Bersedia menjadi koder.
3.6 Teknik Analisis Data
Tahapan-tahapan analisis data yakni mengkategorisasikan unsur bahasa
jurnalisitik pada berita kriminal di media RMOLBengkulu data yang sudah
dikategorisasikan dikelompokkan dalam bentuk lembar coding sheet dan
ditunjukkan dalam distribusi frekuensi, kemudian mendeskripsikan dan
menganalisa data dari tabel frekuensi sesuai dengan kategori yang disusun untuk
memperoleh tujuan penelitian.
26
2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2
Keterangan :
CR = Coefisien Reliability.
M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkode.
28
f
𝑃 = x 100%
n
Keterangan :
P= persentase
f = frekuensi
n = jumlah item atau jumlah data
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
29
30
Misi :
- Menjadi portal berita yang tercepat, akurat, faktual dan terpercaya
- Menyajikan informasi publik yang cerdas dan bermanfaat
Menjadikan media massa berbasis internet yang menciptakan ruang
demokrasi dalam menyikapi perpolitikan di Provinsi Bengkulu
- Menjadi partner elit politik dan masyarakat untukmewujudkan
politik yang sehat dan bermartabat.
4. Rubrik Politik
Pada rubrik ini menampilkan semua pemberitaan atau informasi yang
berkaitan pada poltik seperti pemberitaan Pemilihan Umum (Pemilu),
Pemilihan Persiden (Pilpres), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
5. Rubrik Hukum
Pada Rubrik ini menampilkan semua pemberitaan atau informasi yang
berkaitan dengan informasi yang melanggar hukum, seperti pencurian,
pembunuhan, narkoba, korupsi, kekerasan seksual, dan kegiatan
semua yang merugikan orang lain.
6. Rubrik Pendidikan
Pada Rubrik ini menampilkan semua pemberitaan yang berkaitan
tentang pendidikan seperti pemberitaan tentang ujian nasional,
pencapaian presatasi dari siswa maupun mahasiswa,dan semua
pemberitaaan tentang siswa dan mahasiswa.
7. Rubrik Ekbis
Pada Rubrik ini memuat semua pemberitaan yang berkaitan tentang
ekonomi dan bisnis, misalnya pemberitaan tentang kenaikan harga
sembako, dan promosi usaha mikro dan usaha makro.
8. Rubrik Advetorial
Pada Rubrik ini memuat semua pemberitaan yang berkaitan tentang
berita yang berbayar, biasanya berita Advetorial atau berbayar ini
banyak dimuat oleh berita pada pemerintahan yang bersifat kerjasama.
9. Rubrik foto
Pada Rubrik ini memuat pemberitaaan yang bersifat foto saja,
biasanya rubrik foto ini hanya digunakan untuk pemberitaan yang
bersifat cepat seperti berita kebakaran dan lain-lain dan biasanya
berita foto ini akan di running lagi untuk melanjutkan informasi
berdasarkan data yang sudah di dapatkan.
34
35
36
Tabel 5.1 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum 18
Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Pelaku pembacokan di Desa Paragraf pertama melanggar ciri
Gunung Selan, Kecamatan tidak populasi. Sehingga ada
Argamakmur, Kabupaten beberapa kata yang di garis
Bengkulu utara berinisial RY bawahi yang harus di ganti
(25) akhirnya digelandang ke dengan kata yang lebih populasi.
mapolres Bengkulu Utara, Dengan mengganti kata
Senin (18/3) sore. “diamankan” sehingga menjadi :
Pelaku pembacokan di Desa
Gunung Selan, Kecamatan
Argamakmur, Kabupaten
Bengkulu utara berinisial RY
(25) akhirnya diamankan ke
mapolres Bengkulu Utara, Senin
(18/3) sore.
2 Dia diamankan tidak lama Paragraf kedua tidak memiliki
setelah melakukan kesalahan. Terbukti kalimat yang
pembacokan terhadap disampaikan singkat, padat dan
sepupunya RZ (18) . jelas.
Beruntung RZ selamat dari
maut hanya mengalami luka di
lengan dan kaki kirinya
3 Kondisi RZ terpantau tidak Paragraf ketiga tidak memiliki
dalam keadaan pingsan, namun kesalahan. Terbukti kalimat yang
dia mendapat penanganan disampaikan lugas dan singkat.
medis hingga rawat inap di RS
Charitas, Argamakmur.
4 Kapolres Bengkulu Utara, Paragraf keempat tidak memiliki
40
5 Menarik 1 50%
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis 1 50%
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 2 100%
Pada berita kriminal tanggal 18 Maret 2019. Ciri tidak menarik dan populis
yang masih muncul. Buktinnya dari 6 paragraf yang diteliti terdapat 50% yang
kalimat yang tidak menarik dan 50% tidak populis .
42
Tabel 5.3 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum tanggal 19
Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Tim Opsnal Satreskrim Polres Paragraf pertama tidak memiliki
Bengkulu Selatan berhasil kesalahan. Terbukti kalimat
menangkap spesialis rampok yang digunakan singkat, padan
uang nasabah di Bank Rakyat dan jelas sehingga mudah
Indonesia (BRI) cabang Manna, dipahami.
Bengkulu selatan pada Selasa
(19/3) sekitar pukul 13.05 WIB.
2 Empat orang tersangka berinisial, Paragraf kedua tidak memiliki
AE, AN, AT, dan TY ikut kesalahan. Terbukti kalimat
diamankan oleh pihak yang digunakan padat dan jelas,
kepolisisan Polres Bengkulu yang sudah menerapkan prinsip
Selatan. Keempat pelaku 5W+1H.
merupakan warga Provinsi
Sumatera Selatan yang diduga
sudah dua kali beraksi di
Bengkulu Selatan, dan sejumlah
TKP lainnya termasuk kota
Bengkulu .
3 Kronologis penangkapan diawali Paragraf ketiga memiliki
dengan adanya laporan kesalahan. Terbukti kalimat
masyarakat yang resah akan yang digunakan tidak
kasus perampok nasabah bank menghindari kata istilah dan
mulai beraksi di Bengkulu tidak jelas, seharunya kata
Selatan. Mendapat infotmasi “Opsnal” tersebut ditulis dari
tersebut, unit Opsnal Polres singkatan Operasional Ditlantas,
Bengkulu Selatan langsung agar informasi yang
melakukan penyergapan dengan disampaikan dapat dipahami
44
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah 1 25%
Total 4 100%
Pada berita krimnal di rubrik hukum tanggal 19 Maret 2019. Ciri tidak
jelas merupakan ciri yang sering muncul, dan ciri lugas dan menghindari kata
istilah. Buktinya dari 6 paragraf yang diteliti terdapat sebesar 50% yang kalimat
yang tidak jelas, 25 % kalimat yangi tidak lugas, dan 25% ciri tidak menghindari
kata istilah.
46
Tabel 5.5 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal rubrik hukum tanggal 22
Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Setelah sempat di rawat di Paragraf pertama tidak memliki
Rumah Sakit Hasanuddin kesalahan. Terbukti berita yang
Damrah (RSHD) Manna selama dituliskan sudah ditulis secara
3 hari 2 malam, Ahmad Rifai singkat padat dan jelas.
(22) warga Desa Masuji Kayu
Agung. Provinsi Sumatera
Selatan, salah satu dari empat
pelaku perampok nasabah Bank
BRI Manna di Bengkulu Selatan
beberpa waktu lalu, meninggal
dunia, Kamis (22/3) sore.
2 Kapolres Bengkulu Selatan Paragraf kedua melanggar ciri
AKBP Rudy Purnomo di tidak jelas. Pembuktiannya pada
dampingi Kasat Reskrim AKP penulisan “Kasat Rekrim”
Enggarsah Alimbaldi seharusnya harus di tuliskan
mengatakan, turut berdukacita kepanjangan dari kasat reskrim
atas berpulangya Ahmad Rifai seperti (Kepala Satuan Reserse
ini. dan Kriminal) agar informasi
yang disampaikan dapat mudah
dipahami untuk khlayak umum.
3 Meninggalnya tersangka Paragraf ketiga tidak memiliki
dikarenakan terkena benturan kesalahan. Terbukti paragraf
benda tumpul di kepala, saat yang ditulis sudah singat padat
penangkapan. Tersangka sempat dan jelas.
dikeroyok masa, sehingga harus
dilarikan ke rumah sakit untuk
dirawat intensif.
48
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 22 Maret 2019. Ciri
tidak jelas merupakan yang sering muncul. Buktinya dari 7 paragraf yang diteliti
terdapat 75% paragraf kalimat yang tidak jelas dan 25% ciri tidak lugas.
50
Tabel 5.7 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum 24 Maret
2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Dunia pendidikan kembali Paragraf pertama tidak
tercoreng. Pasalnya seorang melanggar ciri bahasa
mahasiswi dilecehkan seorang jurnalistik dan ditulis secara
dosen yang tak lain merupakan singkat padat dan jelas.
dosen pembimbing skripsinya.
2 Akibat perbuatannya, dosen UIN Paragraf kedua tidak melangar
Raden Intan Lampung berinisial SH ciri bahasa Indonesia
ditetapkan sebagai tersangka usai jurnalistik yang singkat padat,
dilaporkan mahasiswinya ke aparat jelas, lugas dan sederhana.
kepolisian.
disampaikan di paragarf
sebelumnya sehingga kata
yang disampaikan mubazir.
6 Atas perbuatannya, SH dijerat Pasal Paragraf keenam tidak
290 ayat 1 jo pasal 64 ayat 1 melanggar ciri bahasa
KUHPidana dan pasal 281 ke-2 jo jurnalistik. Karena sudah
pasal 64 ayat 1 KUH Pidana atas memenuhi kriteria bahasa
laporkan perkara dengan nomor jurnalistik.
LP/B-1973/XII/2018/LPG/SPKT.
Tabel 5.8 ketidaksesuaian berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 24 Maret
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat 2 40%
3 Padat
4 Jelas 3 60%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 5 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 24 maret 2019. Ciri
tidak jelas merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 6 paragraf yang
ditelti terdapat 60% kalimat yang tidak jelas, dan 40% ciri tidak singkat.
53
Tabel 5.9 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal
25 Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Dua tersangka kasus pencurian Paragraf pertama tidak melanggar
dengan pemberatan (Curat) ciri bahasa jurnalistik
yang diringkus Satuan Reserse yangbsingkat padat, jelas, lugas,
Kriminal (Reskrim) Polres dan sedrhana.
Rejang Lebong dikenakan 3
laporan Polisi sekaligus karena
aksinya
2 Dua tersangka yang diringkus Paragaraf kedua melanggar ciri
pada Sabtu (23/3) kemarin itu tidak singkat. Pembuktiannya,
yakni, DH (28) dan RS (27), seharusnya kata “itu” tidak perlu
keduanya warga Kelurahan ditulis
Tempel Rejo Kecamatan Curup
Selatan, mereka diduga
melakukan curat dengan
korbannya tak lain tetangganya
sendiri.
3 "Sebelumnya kita menerima Paragraf ketiga tidak melangagar
laporan pada tanggal 21 Maret ciri bahasa jurnalistik karena,
tentang adanya tindak penulinnya sudah memenuhi
pencurian dengan pemberatan, kriteria bahasa jurnalistik yang
yang hilang itu sepeda motor singkat, padat dan jelas.
dan televisi," kata Kapolres
Rejang Lebong, AKBP Jeki
Rahmat Mustika melalui Kasat
Reskrim AKP. Jery Antonius
Nainggolan saat konferensi
pers, Senin (25/3).
55
pungkasnya.
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 25 Maret 2019. Ciri
tidak singkat merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 7 paragraf yang
diteliti terdapat 50% paragraf kalimat yang tidak singkat dan 50% tidak sederhana
57
Tabel 5.11 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 28 Maret 2109
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Beberapa pelajar di SMP Paragaraf pertama tidak memiliki
Negeri 5 Rejang Lebong kesalahan atau tidak salah, dalam
diduga menjadi korban sodomi paragraf ini tidak melanggar ciri
oleh waria yang merupakan bahasa jurnalistik.
oknum pekerja salon tak jauh
dari sekolah tersebut.
2 Kepala SMP Negeri 5 Rejang Paragraf kedua melanggar ciri
Lebong, Amir Budiman tidak singkat. Pembuktiannya
didampingi selaku guru pada kata “selaku” yang tidak
Bimbingan Konseling (BK) perlu ditulis karean tidak akan
Laila Asmani mengatakan, mengurangi arti dari tulisan
terdapat dua siswanya yang tersebut.
sudah mengaku menjadi korban
sodomi.
3 "Ada dua siswa yang sudah Paragaraf ketiga tidak memiliki
mengakui menjadi korban, kesalahan atau tidak salah, dalam
kemudian ada juga satu siswa paragraf ini tidak melanggar ciri
yang diduga menjadi korban bahasa jurnalistikmdan sudah
namun tidak mengakui, selain sesuai dengan karakteristik bahasa
itu ada pula satu anak lagi yang jurnalistik.
sudah ke Kabupaten Lebong,"
kata Amir Budiman kepada
sejumlah awak media, Kamis
(28/3).
4 Diketahuinya siswa tersebut Paragraf keempat tidak memiliki
menjadi korban sodomi, setelah kesalahan. Terbukti dengan
dimintai keterangan, dimana kalimat yang ditulis singkat,
59
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 28 Maret 2019. Ciri
tidak singkat dan tidak jelas merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 8
paragaraf yang diteliti masing-masing 34 % kalimat yang tidak singkat dan tidak
jelas, dan masing-masing 16% ciri tidak menarik dan populasi.
61
Tabel 5.13 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 28 Maret 2109
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Salah satu oknum pelajar sekolah Paragraf pertama memiliki ciri
tingkat atas di Kabupaten Rejang tidak lugas. Terbukti dari
Lebong diduga terlibat peredaran penulisan kata “sekolah tingkat
narkoba diwilayah itu. atas” yang tidak sesuai dengan
makan yang dituju. Agar
menjadi kalimat yang sesuai
dengan makan yang dituju
ditulis “sekolah menengah
keatas”.
2 Yakni Al (18) warga Kelurahan Paragraf kedua memiliki ciri
Sukaraja Kecamatan Curup bahasa jurnalistik yang singkat
Timur, remaja yang saat ini padat dan jelas, yang sesuai
duduk dibangku kelas XII SMK dengan karakteristik bahasa
tersebut diduga menjadi kurir jurnalistik.
peredaran narkoba.
3 Kapolres Rejang Lebong, AKBP Paragraf ke tiga melanggar ciri
Jeki Rahmat Mustika melalui tidak mengindari kata istilah,
Kasat Narkoba Iptu Sampson terbukti dengan penulisan kata
Sosa Hutapea didampingi Kanit istilah dari kepolisian yang
Idik Narkoba, Aiptu Junaidi ditulis tanpa diserati makna.
mengatakan, Al diringkus pada Seperti penulisan pada kata
Senin (18/3) kemarin di jalan “Kanit Idik”. sehingga
gang di wilayah Kelurahan membuat khalayak bingung
Sukaraja. akan makna kata tersebut.
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 28 Maret 2019. Ciri
tidak menarik merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 12 paragraf yang
diteliti terdapat 34% kalimat yang tidak menarik, tidak menghindari kata istilah
dan ciri tidak jelas masing-masing 22%, dan paragraf yang tidak singkat dan tidak
lugas masing-masing 11%.
66
Tabel 5.15 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 28 Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Aparat kepolisian dari Polsek Paragraf pertama melanggar ciri
Talang Empat, meringkus AY bahasa jurnalistik yang tidak
(66) asal Kecamatan Pondok padat. Terbukti masih
Kubang, Kabupaten Bengkulu menggunakan pengulakan kata
Tengah atas dugaan pencabulan dan tidak menerapkan ekonomi
sebut saja namanya "bunga" kata.
usia 22 tahun tetangga pelaku
yang ternyata gadis
berkebutuhan khusus.
2 Dihimpun, kejadian itu pada Paragraf kedua melanggar ciri
sepekan yang lalu dan baru-baru bahasa yang tidak singkat, dilihat
ini dilaporkan ke aparat dari kalimat yang digunakan
kepolisian. Walau pun demikian masih terlalu bertele-tele.
pelaku berhasil diringkus dan
sekarang telah diamankan di
Mapolres Bengkulu Utara.
3 "Pelaku sudah kita amankan, Paragraf ketiga tidak memiliki
untuk dimintai keterangan lebih kesalahan karena sudah
lanjut," ujar Kapolres Bengkulu memberikan informasi yang
Utara, AKBP Ariefaldi mudah dan dapat dipahami oleh
Warganegara, melalui Kasat khalayak umum.
Reskrim AKP Jufri, Kamis
(28/3).
4 Pada saat kejadian lanjut kasat, Paragraf Keempat melanggar ciri
pelaku bersama korban bahasa jurnalistik yang masih
dipergoki oleh ibu korban di menggunakan kata tutur atau
kamar pelaku. Kakek yang juga menggunakan kata yang biasa
68
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 28 Maret 2019. Ciri
tidak singkat merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya darai 5 paragraf yang
diteliti terdapat 50% paragraf yang tidak singkat, dan 25% masih menggunkan
kata tutur dan 25% lagi tidak padat.
Tabel 5.17 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum
tanggal 28 Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Pelaku ilegal logging berinisial Paragraf pertama melanggar ciri
UJ di kawasan hutan lindung bahasa yang tidak populasi dan
Desa Naga Rantai, Kecamatan tidak jelas , terbukti dengan
Padang Guci Hulu, Kabupaten terdapat kata yang tidak akrab
Kaur berhasil diamankan oleh ditelinga mata, benak pikiran
Unit II Tipidter Satreskrim khlayak pembaca yaitu pada kata
Polres Kaur, Rabu (27/3). “Tipidter” yang seharusnya
cukup dituliskan “tim
penyedik”
2 Kapolres Kaur AKBP Arief Paragraf kedua tidak memiliki
Hidayat melalui Kasat Reskrim kesalahan, karena kalimat yang
Iptu Welliwanto Malau, disampaikan sudah jelas.
menjelaskan, ketika
penangkapan pelaku sempat
mengancam aparat dengan cara
mengacungkan sebilah parang.
3 "Karena mengancam aparat, Paragraf ketiga tidak memiliki
kita keluarkan tembakan kesalahan, karena kalimat yang
peringatan. Dengan demikian disampaikan sudah lugas.
pelaku menyerah dan berhasil
diamankan," jelasnya.
4 Diketahui, turut diamankan Paragraf keempat tidak memiliki
barang bukti 4 jerigen berisi kesalahan, karena kalimat yang
solar dan oli, 2 unit mesin disampaikan sudah populasi dan
potong kayu, sebuah tas, dan menarik
sebatang sampel kayu
71
Tabel 5.18 ketidaksesuaian berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 28 Maret
2019 dengan karakteristi bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat
4 Jelas 1 50%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populasi 1 50%
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 2 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 28 Maret 2019. Ciri
tidak jelas dan populasi merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 4
paragraf yang diteliti masing-masing ciri tidak jelas dan populasi sebesar 50%.
72
Tabel 5.19 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum
tanggal 29 Maret 2019.
Paragaraf Data Kalimat Analisis
1 Dunia pendidikan kembali Paragraf pertama melanggar ciri
tercoreng usai satu diantara tidak singkat, karena tidak
73
Bengkulu.
4 Kasubdit Penmas Humas Polda Paragraf keempat melanggar ciri
Bengkulu, Kompol Mulyadi bahasa yang tidak populasi,
mengatakan, penangkapan karena masih menggunakan kata
dilakukan secara terpisah. yang tidak akarab di telinga,
Dimana terlebih dahulu Tim mata dan benak khlayak
Opsnal Ditresnarkoba Polda pembaca yaitu pada kat “cokok”
Bengkulu cokok dua orang yang dalam kamus besar bahasa
perempuan, yaitu BN dan PF Indonesia ini digunkan pada
lantaran kedapatan hewan seharusnya jurnalis cukup
mengantongi satu paket sabu di menuliskan “menangkap”.
kediamannya. Ironisnya, barang
haram itu didapatkan dengan
cara patungan seharga Rp 600
ribu.
5 ”Saat ditangkap di rumahnya 25 Paragraf kelima tidak memiliki
Maret kemarin, tim berhasil kesalahan, karaena informasi
menemukan satu paket diduga yang disampaikan sudah lugas
sabu. Di TKP tim juga menyita dan jelas.
1 unit handphone yang
didalamnya berisi riwayat
transaksi narkoba. Dari sana,
tim langsung melakukan
pengembangan kepada siapa
mereka ini mendapatkan
narkotika tersebut,” kata
Mulyadi, dalam jumpa pers
yang berlangsung di Mapolda
Bengkulu, Jum'at (29/3) siang
6 Tak sampai disitu saja, dalam Paragraf keenam melanggar ciri
75
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 29 Maret 2019. Ciri
tidak singkat merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 9 paragraf yang
diteliti terdapat sebesar 40%kalimat yang tidak singkat, dan masing-masing 20%
kalimat yang tidak populasi, menggunkan kata tutur, dan tidak menarik.
77
Tabel 5.21 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 30 Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Jajaran Satreskrim Polres Paragraf pertama melanggar ciri
Rejang Lebong meringkus yang tidak gramatikal, karena
terduga pelaku sodomi sejumlah tidak menggunkan kaidah bahasa
siswa di SMP Negeri 5 Rejang baku pada kata “sodomi” yang
Lebong pasca diberitakan seharusnya menggunakan kata
sejumlah awak media “kekerasan seksual”.
sebelumnya.
2 Kapolres Rejang Lebong, AKBP Paragraf kedua melanggar ciri
Jeki Rahmat Mustika melalui yang tidak gramatikal, karena
Kasat Reskrim, AKP Jery tidak menggunkan kaidah bahasa
Antonius Nainggolan baku pada kata “cabul” yang
mengatakan, dalam kasus cabul seharusnya menggunakan kata
tersebut pihaknya meringkus dua “tindak asusila”, juga pada kata
terduga pelaku yang berprofesi “kecantukan” membuktikan
sebagai perias salon kecantukan kesalahan terdapat pada
diwilayah Kelurahan Air pelanggaran ciri tidak jelas yang
Rambai Kecamatan Curup. seharusnya “kecantikan”
3 "Setelah mendapat informasi Paragraf ketiga melanggar ciri
dari media, kami bertindak tidak jelas, karena informasi
cepat, saya delegasikan dengan yang disampaikan masih terdapat
unit PPA dan Opsnal untuk kesalahan redaksional pada kata
melakukan pengembangan “kemduian” yang seharusnnya
mencari informasi tersebut, yang “kemudian”
kemduian diamankan dua
tersangka," kata Kasat Reskrim
didampingi Kanit PPA. Aipda
Desi Oktavianti saat menggelar
79
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 30 Maret 2019. Ciri
tidak jelas dan tidak menghindari kata tutur merupakan ciri yang sering muncul.
Buktinnya dari 12 paragraf yang diteliti terdapat 30% kalimat yang tidak jelas dan
tidak menghindari penggunaan kata tutur, 20% kalimat yang tidak gramatikal,
serta 10% kalimat yang tidak lugas dan masih menggunakan kata istilah.
82
Tabel 5.23 Analisis bahasa jjurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 31 Maret 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Kasus yang menjerat oknum dosen Paragraf pertama melanggar
di Universitas Bengkulu (UNIB) ciri tidak menghindari kata
berinisial BI dalam kasus dugaan tutur, kata “kaget’ yang
penyalahgunaan narkotika, spontan digunkan masih merupakan
membuat sejumlah kalangan kaget. kata sehari-hari, yang
seharusnya menggunkan kata
“terkejut” karena pilihan kata
yang hidup.
2 Sebab, seorang tenaga pendidik Paragraf kedua melanggar ciri
yang seyogianya menjadi panutan tidak menghindari kata tutur,
kalangan mahasiswa di kampus, karena kata “itu” diakhir
justru malah tersandung kasus paragraf diganti dengan kata
barang haram itu. ‘tersebut”.
3 Wakil presiden Badan Eksekutif Paragraf ketiga tidak memiliki
Mahasiswa (BEM) UNIB, Ahmad kesalahan, karena kalimat yang
Handoyo menegaskan, tidak ingin digunkan sudah jelas.
terlibat terlalu jauh terkait kasus
penangkapan salah satu dosen
penjaskes berinisial BI belum lama
ini.
4 Ia juga mengancam perbuatan Paragraf keempat terdapat
oknum dosen tersebut lantaran kesalahan pada ciri tidak lugas
dinilai telah mencoreng nama baik karena kata “mengancam”
kampus. yang seharusnya diganti
dengan “menegaskan” untuk
menghindari kata yang
ambigu.
84
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 31 Maret 2019. Ciri
tidak menghindari kata tutur merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 9
paragraf yang diteliti terdapat sebesar 60% kalimat yang tiddak menghindari kata
tutur kata tutur, dan masing-masing 20% kalimat yang tidak lugas dan tidak
gramatikal.
86
Tabel 5.25 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 31 Maret 2019.
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Tertangkapnya salah satu dosen Paragraf pertama melanggar
program studi Penjaskes Fakultas ciri tidak lugas karena masih
Keguruan dan Ilmu Pendidikan menggunakan kata yang
(FKIP) Universitas Bengkulu ambigu yaitu trdapat pada kata
(UNIB), berinisial BI membuat “menyoroti” yang seharusnya
pihak kampus mulai serius mengawasi, dan melanggar ciri
menyoroti lingkungan kampus tidak menghindari kata tutur
biru itu. karena masih menggunkan
bahasa sehari-hari yaitu kata
“itu” diakhir kalimat
seharusnya diganti dengan
“tersebut”.
2 Kepada RMOLBengkulu, Rektor Paragraf kedua tidak memiliki
UNIB, Ridwan Nurazi kesalahan, karena kalimat yang
mengungkapkan, memang selama digunakan sudah jelas.
ini tes urine bagi seluruh tenaga
pendidik jarang dilakukan
meskipun pemberantasan
peredaran narkoba di lingkungan
kampus sangat penting.
3 "Sejauh ini belum ada tes urine Paragraf ketiga tidak memiliki
kepada seluruh dosen dan akan kesalahan, karena kalimat yang
diberlakukannya tes urine bagi digunakan sudah jelas.
dosen baru yang nantinya akan
mengajar di UNIB," kata Ridwan,
Minggu (31/3) siang.
88
tentang Narkotika.
Tabel 5.26 ketidaksesuain berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 31 Maret
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat 1 20%
3 Padat
4 Jelas 1 20%
5 Menarik
6 Lugas 2 40%
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur 1 20%
10 Menghindari Kata Istilah
Total 5 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 31 Maret 2019. Ciri
tidak lugas merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 8 paragraf yang
diteliti terdapat 40% ykalimat yang tidak lugas , dan masing-masing sebesar 20%
kalimat yang tidak jelas, tidak singkat, dan tidak menghindari kata tutur.
90
Tabel 5.27 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 2 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Dunia pendidikan di wilayah Paragraf pertama melanggar ciri
Provinsi Bengkulu kembali tidak singkat, karena masih
tercoreng usai salah satu dosen menggunakan kata yang tidak
berinisial BI terjerat kasus dugaan pada pokok permasalahan,
penyalahgunaan narkotika jenis bertele-tele, dan mubazir,
sabu di wilayah Kota Bengkulu. terbukri pada kalimat “di
wilayah kota Bengkulu”,
seharusnya kata “wilayah” tidak
ditulis karena tidak mengurangi
makna kalimat tersebut
2 Dosen senior yang sekaligus Paragraf kedua melanggar ciri
dosen terbaik asal UNIB itu kini tidak padat karena tidak
mendekam balik jeruji besi oleh menerpakan ekonomi kata,
tim Personil Direktorat terbukti pada penulisan kata
Resnarkoba ( Ditresnarkoba ) “asal” yang seharusnya tidak
Polda Bengkulu Subdit 1 dan perlu ditulis karean tidak
Subdit 2. mengurangi makna dan tujuan
dari kaliamat tersebut.
3 Rektor UNIB, Ridwan Nurazi Paragraf ketiga melanggar ciri
menyatakan, prihatin atas tidak menghindari kata tutur
peristiwa tersebut. Apalagi BI karena masih menggunakan kata
merupakan tenaga pendidik yang yang biasa digunakan dalam
sudah menyelesaikan pendidikan percakapan sehari-hari secara
gelar Doktor alias jenjang S3. informal, terbukti pada penulisan
kata “alias”.
4 "Iya ini musibah, karna dosen ini Paragraf keempat melanggar ciri
sudah S3 dan salah satu kader tidak jelas, Karena informasi
92
Tabel 5.28 ketidaksesuain berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 2 April
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat 3 38%
3 Padat 2 25%
94
4 Jelas 2 25%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur 1 12%
10 Menghindari Kata Istilah
Total 8 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 2 April 2019. Ciri tidak
singkat merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 10 paragraf yang
diteliti terdapat 38% kalimat yang tidak singkat, kalimat yang tidak padat dan
tidak jelas masing-masing 25% dan kalimat yang tidak menghindari kata tutur
sebesar 12%.
95
Tabel 5.29 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum 4
April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Ada-ada saja akal bulus pria 44 Paragraf pertama melanggar
tahun ini, modus memberi ciri bahasa yang tidak
bimbingan belajar (bimbel) secara sederhana, karena
gratis malah mencabuli 8 orang menggunakan kalimat yang
anak dibawah umur yang tidak lain tidak efektif, terbukti pada
merupakan peserta didiknya penulisan kata “ada-ada saja”.
sendiri.
2 Dengan demikian, pelaku berinisial Paragraf kedua tidak
SW tersebut ditangkap polisi melanggar ciri bahasa
Polsek Batik Nau, Kabupaten jurnalistik, karena informasi
Bengkulu Utara untuk yang disampaikan sudah
mempertanggungjawabkan singkat, padat, dan jelas.
perbuatannya.
3 Setelah 5 orang korban diantaranya Paragraf ketiga melanggar ciri
bercerita kepada orang tua mereka, tidak jelas, karena informasi
bahwa pernah dibuat tak senonoh yang disampaikan sulit
pada akhir tahun lalu. dipahami oleh khlayak umum.
4 "Modusnya bimbingan belajar anak Paragraf keempat tidak
secara sukarela, kalo pengakuan melanggar ciri bahasa
tersangka sudah ada 8 orang jurnalistik, karena informasi
korban," kata Kapolres Bengkulu yang disampaikan sudah
Utara, Ariefaldi Warganegara, singkat, padat, dan jelas.
melalui Kasat Reskrim AKP Jufri,
Kamis (4/4).
5 Jufri menambahkan pihaknya Paragaraf kelima tidak
masih mendalami pemeriksaan melanggar ciri bahasa
terhadap SW yang berfrofesi jurnalistik, karena informasi
97
Tabel 5.30 ketidaksesuain berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 4 April
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat 1 50%
3 Padat
4 Jelas 1 50%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 2 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 4 April 2019. Ciri tidak
singkat dan jelas merupakan ciri yang sering muncul. Terbukti dari 6 paragraf
yang diteliti terdapat 50% kalimat yang tidak singkat dan 50% kalimat yang tidak
jelas.
98
Tabel 5.31 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 5 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Tersangka pencabulan 8 orang Paragraf pertama tidak
anak dibawah umur dengan melanggar ciri bahasa jurnalistik,
modus memberi bimbingan karena informasi yang
belajar (bimbel) secara sukarela disampaikan sudah singkat,
di Kecamatan Batik Nau, padat, dan jelas.
Kabupaten Bengkulu Utara
dijerat Pasal 76E Jo Pasal 82 ayat
1 UU RI Nomor 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak
subsider Pasal 292 KUHP.
2 Dalam pasal itu disebutkan Paragraf kedua melanggar ciri
paling singkat 5 (lima) tahun dan tidak jelas, karena informasi
paling lama 15 (lima belas) tahun yang disampaikan sulit dipahami
kurungan prnjara dan denda oleh khalayak umum, terbukti
paling banyak Rp 5 miliar. pada penulisan kata “prnjara”
yang seharusnya di tulis
“penjara”.
3 Begitu disampaikan Kapolres Paragraf ketiga tidak melanggar
Bengkulu Utara, AKBP Ariefaldi ciri bahasa jurnalistik, karena
Warganegara, melalui Kasat informasi yang disampaikan
Reskrim AKP Jufri, Jumat (5/4). sudah singkat, padat, dan jelas.
4 "Tersangka dikenakan UU Paragraf keempat tidak
tentang perlindungan anak pasal melanggar ciri bahasa jurnalistik,
76E," kata Jufri. karena informasi yang
disampaikan sudah singkat,
padat, dan jelas.
5 Dari pengakuan tersangka, Paragraf kelima tidak melanggar
100
Tabel 5.32 ketidaksesuain berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 5 April
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat
4 Jelas 1 50%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur 1 50%
10 Menghindari Kata Istilah
Total 2 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 5 April 2019. Ciri tidak
jelas dan tidak menghindari kata tutur merupakan ciri yang sering muncul.
Buktinya dari 6 paragaraf yang diteliti terdapat masing-masing 50% kalimat yang
tidak jelas dan kalimat yang tidak menghindari kata tutur.
101
Tabel 5.33 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 5 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analsis
1 Kabar nelayan tradisional Paragraf pertama melanggar ciri
bakutembak dengan nelayan tidak populasi, karena
kapal trawl di Air Napal, menggunakan pilihan kata yang
Kabupaten Bengkulu Utara, tidak akrab ditelinga, di pikiran
meruncing dikalangan awak dan dibenak khalayak pembaca.
media. Seharusnya kata “meruncing”
diganti dengan kata “menyebar”.
2 Dikonfirmasi Kapolres Bengkulu Paragraf kedua tidak melanggar
Utara, AKBP Ariefaldi ciri bahasa jurnalistik, karena
Warganegara melalui Kasat informasi yang disampaikan
Reskrim AKP Jufri, sudah singkat, padat, dan jelas.
membenarkan informasi tersebut.
Saat ini aparat kepolisian sedang
menghimpun data dan melakukan
tindakan terhadap hal itu.
3 "Benar ada bakutembak antar Paragraf ketiga tidak melanggar
nelayan," katanya, Jumat (5/4). ciri bahasa jurnalistik, karena
informasi yang disampaikan
sudah singkat, padat, dan jelas.
4 Ditanya soal korban atas kejadian Paragraf keempat tidak
tersebut, Jufri belum bisa melanggar ciri bahasa
memastikan berapa jumlah jurnalistik, karena informasi
korban. yang disampaikan sudah singkat,
padat, dan lugas.
5 "Masih dilaut," singkatnya Paragraf kelima tidak melanggar
ciri bahasa jurnalistik, karena
informasi yang disampaikan
103
Tabel 5.34 ketidaksesuain berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 5 April
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat
4 Jelas
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populasi 1 100%
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 1 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 5 April 2019. Ciri tidak
populasi merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 5 paragraf yang
diteliti terdapat 100% kalimat yang tidak populasi.
104
Tabel 5.35 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 8 Apil 2019
Paragraf Data Kalimat Analsis
1 AS (30) warga Desa Pelalo Paragraf pertama tidak
Kecamatan Sindang Kelingi melanggar ciri bahasa jurnalistik,
kembali harus berurusan dengan karena informasi yang
hukum pasca diringkus oleh disampaikan sudah singkat,
jajaran Polres Rejang Lebong padat, dan jelas.
atas kasus narkoba
2 Diketahui, AS baru tiga bulan Paragraf kedua tidak melanggar
keluar dari penjara karena kasus ciri bahasa jurnalistik, karena
pencurian kendaraan bermotor informasi yang disampaikan
(Curanmor) diwilayah hukum sudah singkat, padat, dan jelas.
Polres Rejang Lebong.
3 Kapolres Rejang Lebong, AKBP Paragraf ketiga tidak melanggar
Jeki Rahmat Mustika melalui ciri bahasa jurnalistik, karena
Kasat Narkoba, Iptu Sampson informasi yang disampaikan
Sosa Hutapea mengatakan, AS sudah singkat, padat, dan jelas.
diringkus saat akan melakukan
transaksi nakoba jenis sabu.
4 "Tersangka AS ini kita amankan Paragraf keempat tidak
pada Jumat (5/4) sore sekitar melanggar ciri bahasa jurnalistik,
pukul 15.30 WIB saat akan karena informasi yang
melakukan transaksi narkoba," disampaikan sudah singkat,
kata Kasat Narkoba saat padat, dan lugas.
menggelar konferensi pers, Senin
(8/4).
5 Kronologis penangkapan AS Paragraf kelima melanggar ciri
sendiri diceritakan Kasat, tidak jelas, karena informasi
berawal saat AS sedang yang disampaikan sulit dipahami
106
Tabel 5.36 ketidaksesuain berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 8 April
2019 dengan karakteristik bahasa jurnalistik.
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat 2 50%
3 Padat
4 Jelas 1 25%
5 Menarik 1 25%
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 4 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 8 April 2019. Ciri tidak
singkat merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 8 paragaraf yang
diteliti terdapat 50% kalimat yang tidak singkat, dan masing-masing 25 kalimat
yang tidak jelas ciri tidak menarik.
108
Tabel 5.37 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 10 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Dua anak dibawah umur putus Paragraf petama tidak melanggar
sekolah diringkus Satuan ciri bahasa jurnalistik, karena
Reskrim Polres Rejang Lebong informasi yang disampaikan
karena terlibat kasus pencurian sudah singkat, padat, dan jelas.
kendaraan bermotor.
2 Yakni Ha (17) warga Kelurahan Paragraf kedua melanggar ciri
Kepala Siring dan RM (16) tidak jelas, karena informasi pada
warga Kelurahan Banyu Mas kalimat yang di tuliskan sulit
Kecamatan Curup Tengah, dipahami oleh khlayak pembaca,
keduanya diringkus karena terbukti pada penulisan kat
diduga melakukan curanmor “Spada” yang seharusnya ditulis
Spada Senin (8/4) milik Kopli dengan kata “pada”.
(50) warga Kelurahan Pelabuhan
Baru Kecamatan Curup Tengah
3 "Sebelumnya kami menerima Paragraf ketiga tidak melanggar
laporan dari korban bahwa ciri bahasa jurnalistik, karena
motornya hilang, dari hasil informasi yang disampaikan
pengembangan dan pengamatan sudah singkat, padat, dan lugas.
maka kita mengamankan dua
pelaku yang usianya anak-anak,"
kata Kapolres Rejang Lebong,
AKBP Jeki Rahmat Mustika
melalui Kasat Reskrim AKP
Jerry Antonius Nainggolan saat
menggelar konferensi pers, Rabu
(10/4).
4 Dalam menjalankan aksinya, Paragraf keempat tidak
110
Tabel 5.38 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
berita kriminal tanggal 10 April 2019
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat
4 Jelas 1 100%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
111
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 10 April 2019. Ciri
tidak jelas merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari enam paragraf yang
ditelti terdapat 100% kalimat yang tidak jelas.
Tabel 5.39 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 10 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Aparat kepolisian Polres Paragraf pertama melanggar ciri
Bengkulu Utara menahan MR tidak garamatikal, karena
warga Kabupaten Bengkulu kalimat yang digunkan tidak
Utara. Perempuan berusia 17 sesuai dengan kaidah tata bahasa
tahun ini mesti mempertanggung baku, seperti pada penulisan kata
jawabkan perbuatannya, diduga “mesti”, seharusnya dituliskan
melakukan tindakan aborsi pada dengan kata “harus”.
Oktober 2018 lalu.
2 Begitu disampaikan Kapolres Paragraf kedua tidak melanggar
Bengkulu Utara, AKBP Ariefaldi ciri bahasa jurnalistik, karena
Warganegara melalui Kasat informasi yang disampaikan
Reskrim AKP Jufri, Rabu (10/4). sudah singkat, padat, dan jelas.
3 "Pelaku aborsi yang Paragraf ketiga tidak melanggar
menyebabkan anaknya meninggal ciri bahasa jurnalistik, karena
dunia sudah kita tahan," kata informasi yang disampaikan
Jufri. sudah singkat, padat, dan lugas.
4 Tindakan nekat itu lanjut Jufri, Paragraf keempat melanggar ciri
dilakukan MR dengan cara tidak padat, Karena informasi
meminum obat racikannya yang dismapaikan tidak singakat
sendiri, yang mengakibatkan dan tidak menggunakan ekonomi
janin berumur 5 bulan jadi korban kata.
aborsi. MR juga beralasan, sang
pacar yang mendekam di Lapas
Argamakmur tersandung kasus
penganiayaan, tidak mau
bertanggung jawab.
5 Pelaku melakukan aborsi sendiri Paragraf kelima tidak melanggar
113
Tabel 5.40 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 10 April 2019
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat 1 50%
4 Jelas
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal 1 50%
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 2 100%
114
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 10 April 2019. Ciri
tidak padat dan garmatikal merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 7
paragraf yang diteliti terdapat 50% kalimat yang tidak padat dan 50% kalimat
yang tidak gramatikal.
Tabel 5.41 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 10 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Satuan Narkoba Polres Rejang Paragraf pertama tidak melanggar
Lebong kembali meringkus satu ciri bahasa jurnalistik, karena
terduga pengedar narkoba informasi yang disampaikan
diwilayah itu yang kemungkinan sudah singkat, padat, dan jelas.
besar masuk dalam daftar
pencarian orang (DPO) atas
pengungkapan kasus sebelumnya
2 Kapolres Rejang Lebong, AKBP Paragraf kedua tidak melanggar
Jeki Rahmat Mustika melalui ciri bahasa jurnalistik, karena
Kasat Narkoba, Iptu Sampson informasi yang disampaikan
Sosa Hutapea mengatakan, sudah singkat, padat, dan lugas.
tersangka yang diamankan
tersebut berinisial DA (28)
warga Dusun Gardu Desa
Kepala Curup Kecamatan
Binduriang.
3 "DA ini kita kita amankan pada Paragraf ketiga tidak melanggar
Minggu (7/4) kemarin saat ciri bahasa jurnalistik, karena
sedang menunggu pembelinya di informasi yang disampaikan
Jalan Lintas Curup- sudah singkat, padat, dan
Lubuklinggau, tepatnya di menarik.
kawasan Desa Blitar Muka
Kecamatan Sindang Kelingi,"
kata Kasat Narkoba saat
menggelar konferensi pers, Rabu
(10/4).
4 Dari tangan DA, petugas Paragraf keempat melanggar ciri
116
Tabel 5.42 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 10 April 2019
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat
4 Jelas 3 100%
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 3 100%
Dalam berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 10 April 2019. Ciri
tidak jelas merupakan ciri yang seringmuncul. Buktinya dari 7 paragraf yang
ditelti terdapat sebesar 100% kalimat yang tidak jelas.
118
Tabel 5.43 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 11 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Tim Sat Narkoba, Polres Paragraf pertama tidak melanggar
Bengkulu Utara mengamankan 5 ciri bahasa jurnalistik, karena
orang terduga pengguna narkoba informasi yang disampaikan
jenis shabu. sudah singkat, padat, dan jelas.
2 Data dihimpun, hal itu berawal Paragraf kedua melanggar ciri
dari informasi dari masyarakat, tidak padat dan tidak sederhana,
Jumat (22/3) ketika itu pukul karena, tidak menggunakan
31.30 WIB dan diringkus 2 orang ekonomi kata dan mubazir kata,
berinisial WH (23) dan RI (32). seperti penulisan kata “itu” yang
tidak perlu ditulis karena tidak
akan mengurangi makna dari
kalimat tersebut.
Berlanjut pengembangan perkara, Paragraf ketiga tidak melanggar
3 polisi kembali mengamankan OG, ciri bahasa jurnalistik, karena
NV dan SD yang berasal dari informasi yang disampaikan
Kabupaten Bengkulu Tengah. sudah singkat, padat, dan jelas.
Turut diamankan pula barang
bukti berupa 5 paket kecil shabu.
4 Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Paragraf keempat tidak
Ariefaldi Warganegara melalui melanggar ciri bahasa jurnalistik,
Waka Polres, Kompol Erwin, karena informasi yang
mengatakan 5 tersangka tersebut disampaikan sudah singkat,
dijerat dengan pasal 114 ayat (1) padat, lugas, dan menarik.
pasal 112 (1) pasal 132 UU RI
nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika.
5 ”Ancaman kurungan penjara Paragraf kelima tidak melanggar
120
Tabel 5.44 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 11 April 2019
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat 1 100%
4 Jelas
5 Menarik
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 1 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 11 April 2019. Ciri
tidak padat merupakan ciri yang sering muncul. Buktinya dari 5 paragaraf yang
ditelti terdapat 100% paragraf kalimat yang tidak padat.
121
Tabel 5.45 Analisis Bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 11 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Ru (30) warga Desa Kampung Paragraf pertama melanggar ciri
Baru Kecamatan Selupu tidak jelas dan tidak lugas, Karena
diringkus jajaran Polsek Curup, informasi yang disampaikan sulit
Polres Rejang Lebong karena dipahami oleh khalyak pembaca,
mencuri kendaraan bermotor seperti penulisan kalimat “ jajaran
milik tetangganya kebunnya polsek curup, polres Rejang
sendiri. Lebong” yang menimbulkan
kalimat yang ambigu.
2 Pria yang sudah beristri dan Paragraf kedua tidak melanggar
memiliki satu orang anak ini ciri bahasa jurnalistik, karena
berpofesi sebagai petani kopi, informasi yang disampaikan
dia nekat mencuri sepeda motor sudah singkat, padat, dan jelas.
milik Azwar Efendi (41) warga
Desa Duku Ulu Kecamatan
Curup Timur yang tak lain
tetangga kebunnya di Desa
Cawang Lama Kecamatan
Selupu Rejang pada Selasa (9/4)
kemarin.
3 "Sebelumnya kami menerima Paragaraf ketiga melanggar ciri
laporan adanya tindak pencurian tidak jelas, karena informasi yang
dengan pemberatan, setelah disampaikan sulit dipahami,
dilakukan penyelidikan kita terbukti pada penulisan kata
amankan pelaku dikedimannya “dikedimannya berikut barang
berikut barang bukti," ujar bukti”
Kapolres Rejang Lebong, Jeki
Rahmat Mustika melalui
123
Tabel 5.46 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 11 April 2019
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat 1 25%
3 Padat
4 Jelas 2 50%
5 Menarik
125
6 Lugas
7 Gramatikal
8 Populasi 1 25%
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 4 100%
Pada berita kriminal di rubrik hukum pada tanggal 11 April 2019. Ciri
tidak jelas yang sering muncul. Buktinya dari 9 paragraf yang diteliti terdapat
50% kalimat yang tidak jelas, dan 25% kalimat yang tidak singkat serta 25%
kalimat yang tidak populasi.
126
Tabel 5.47 Analisis bahasa jurnalistik berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 11 April 2019
Paragraf Data Kalimat Analisis
1 Sepanjang Januari hingga April Paragraf pertama melanggar ciri
2019 ini, kasus narkoba yang tidak lugas, karena tidak langsung
berhasil diungkap diwilayah menuliskan makna yang dituju,
itu sudah mencapai 21 kasus. seperti pada penulisan kata
“diwilayah itu”.
2 Kapolres Rejang Lebong, AKBP Paragraf kedua tidak melanggar
Jeki Rahmat Mustika melalui ciri bahasa jurnalistik, karena
Kasat Narkoba, Iptu Sampson informasi yang disampaikan
Sosa Hutapea mengatakan, dari sudah singkat, padat, dan jelas.
21 kasus narkoba tersebut 15
diantaranya diungkap dan
ditangani oleh jajarannya
sedangkan 6 kasus lainnya
berhasil diungkap oleh jajaran
Polsek.
3 "Dari Januari hingga April ini Paragraf ketiga tidak melanggar
total kasus narkoba yang sudah ciri bahasa jurnalistik, karena
ditangai sebanyak 21 kasus, informasi yang disampaikan
semua kasus yang terjadi sudah singkat, padat, dan
didominasi oleh kasus narkotika menarik.
jenis sabu," kata Kasat Narkoba
kepada awak media, Kamis
(11/4).
4 Dari 21 kasus narkoba tersebut, Paragraf keempat tidak
terdapat 23 tersangka yang melanggar ciri bahasa jurnalistik,
diamankan, dimana beberapa karena informasi yang d
diantaranya sudah dilimpahkan isampaikan sudah singkat, padat,
128
Kasat
Tabel 5.48 Analisis bahasa jurnalistik pada berita kriminal di rubrik hukum pada
tanggal 11 April 2019
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana
2 Singkat
3 Padat
4 Jelas 1 50%
5 Menarik
6 Lugas 1 50%
7 Gramatikal
8 Populis
9 Menghindari Kata Tutur
10 Menghindari Kata Istilah
Total 2 100%
2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2
Keterangan :
CR = Coefisien Reliability.
M = Jumlah Coding yang sama
N1 = Jumlah coding yang dibuat koder 1
N2 = Jumlah coding yang dibuat koder 2
(Eriyanto 2011:290).
131
Tabel 5.49
Tabel Uji Reliabilitas
Berita 1 Berita 2
Setuju Tidak Setuju Setuju Tidak Setuju
Coder 1 10 2 12 0
Coder 2 10 2 9 3
Tabel 5.50
Uji Relibilitas Berita 1
Setuju (S) atau
Berita Pargraf Coder 1 Coder 2 Tidak Setuju (TS)
1 1 1 0 TS
2 1 0 TS
3 1 1 S
4 1 1 S
5 1 1 S
6 1 1 S
7 1 1 S
8 1 1 S
9 1 1 S
10 1 1 S
11 1 1 S
12 1 1 S
2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2
2 (10)
𝐶𝑅 =
12 + 12
20 𝐶𝑅 = 0.8
𝐶𝑅 =
24
133
Berdasarkan data yang diperoleh, sampel yang dijadikan coding sheet diambil
secara acak dalam penelitian ini maka akan dijelaskan mengenai berita 2 yang
berjudul “Oknum Pelajar Jadi Kurir Narkoba” dengan 12 paragraf, berdasarkan
hasil koding sebagai berikut.
Tabel 5.51
Uji Relibilitas Berita 2
Setuju (S) atau
Berita Pargraf Coder 1 Coder 2 Tidak Setuju
(TS)
1 1 1 0 TS
2 1 0 TS
3 1 0 TS
4 1 1 S
5 1 1 S
6 1 1 S
7 1 1 S
8 1 1 S
9 1 1 S
10 1 1 S
11 1 1 S
12 1 1 S
134
2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2
2 (9)
𝐶𝑅 =
12 + 12
18
𝐶𝑅 = 𝐶𝑅 = 0,75
24
Tabel 5.52
Tabel Hasil Keseluruhan
No Karakteristik Bahasa Jurnalistik Frekuensi Persentase
1 Sederhana 18 20
2 Singkat 6 6%
3 Padat 1 1%
4 Jelas 8 9%
5 Menarik 6 6%
6 Lugas 29 50%
7 Gramatikal 6 6%
8 Populis 4 4%
9 Menghindari Kata Tutur 11 12%
135
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis isi terhadap penggunaan bahasa
Indonesia jurnalistik pada 24 berita kriminal di rubrik hukum RMOLBengkuulu 1
bulan menjelang PEMILU dari tanggal 18 Maret-16 April 2019 masih ditemukan
kesalahan dalam penerapan ciri karakteristik Bahasa Indonesia jurnalistik yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 18 paragraf atau sebesar 20% yang tidak
menggunakan kalimat singkat. yang mana singkat berarti tidak bertele-tele tidak
mubazir dan langsung pada pokok masalah, terdapat 6 paragraf atau sebesar 6%
yang tidak menggunakan kalimatt padat, yang mana padat berarti informasi yang
disampaikan lengkap dan memnuhi 5W+1H dan menerapkan ekonimi kata, 8
paragraf atau sebesar 8% yang tidak menggunakan kalimat sederhana, sederhana
berarti bahasa yang digunakan padat, kalimat yang tunngal, efektif , praktis, dan
tidak berlebihan dalam pengungkapannya, 1 paragraf atau sebesar 1% yang tidak
menggunakan kalimat lugas, lugas berarti bahasa yang digunakan tidak ambigu,
sesuai dengan makna yang dituju, 6 paragraf atau sebesar 6% yang tidak
menggunkan kalimat menarik. menarik berarti menggunakan kalimat yang masih
hidup, tumbuh dan berkembang, 29 paragaraf atau sebesar 32% yang tidak
menggunakan kalimat jelas. , yang mana jelas berarti bahasa atau kalimat yang
digunkan mudah dipahami oleh khalayak umum, 6 paragraf atau sebesar 6% yang
tidak menggunakan kalimat populasi. yang mana populasi berarti pemilihan kata
atau kalimat yang akrab ditelinga,dimata, dan dibenak pikiran khalayk pembaca, 4
paragraf atau sebesar 4% yang tidak menggunakan kalimat tidak gramatikal,
gramatikal berarti kata yang digunakan sesuai dengan kaidah tata bahasa baku, 11
paragraf atau sebesar 12% yang tidak menggunakan kalimat menghindari kata
tutur, kata tutur berarti penulisan kata harus menghindari kata yang biasa
digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal, dan 4 paragraf atau
sebesar 4% yang tidak menggunakan kalimat menghindari kata istilah, kata istilah
35
36
berarti tidak boleh menggunakan bahasa asing yang tidak informatif serta
komunikatif dan membingungkan.
6.2 Saran
Peneliti menyampaikan beberapa saran terhadap penelitian penggunaan
bahasa jurnalistik bagi redaksi atau para wartawan media online RMOLBengkulu
yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Redaktur media RMOLBengkulu diharpakan lebih teliti lagi dalam
mengeditt atau menerbitkan berita yang ditulis oelh wartawawan atau
jurnalisnya sebelum berita tersebut dinaikan atau diterbitkan.
2. Dan untuk Jurnalis atau wartawannya diharpakan mampu dan dapat
menguasai serta memahami penggunaaan bahasa jurnalistik lebih dalam
terhadap penulisan informasi yang akan diterbitkan di media online.