Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Ilmu Jurnalistik

Volume 1, Nomor 4, 2018, 23-40


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/jurnalistik

Penggunaan Kata Tidak Baku Pada Judul Berita dalam


Rubrik Metro Bandung
Annisa Nurul Hasna*, Ujang Saefullah, Lida Imelda Chalidah
Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung
Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung
Email : annisahasna1098@gmail.com

ABSTRAK
Judul berita merupakan gerbang awal bagi calon pembaca untuk membaca
keseluruhan isi berita, judul berita juga dikenal dengan identitas dari sebuah
berita. Penulisan judul berita perlu memerhatikan pemilihan kata, penguasaan
pemilihan kata harus dimiliki oleh setiap jurnalis. Penelitian ini bertujuan
mengetahui penerapan, pemilihan pola kata tidak baku, hingga upaya
penghindaran penggunaan dalam penulisan judul berita. Pendekatan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif dan paradigma
kontruktivisme. Konsep yang digunakan adalah Bahasa Jurnalistik, di mana
terdapat rambu-rambu yang perlu diperhatikan oleh penggiat jurnalistik.
Penelitian menunjukan bahwa kata tidak baku digunakan dengan sengaja
sebagai kata kunci agar menarik perhatian pembaca, tetapi dalam pemilihan
kata tidak baku tidak ada pola khusus hanya saja kata tidak baku lazim
digunakan di masyarakat, meski begitu penggiat jurnalistik tetap berupaya
meminimalisir penggunaan kata tidak baku dengan memverifikasi dan
menanyakan kepada redaktur bahasa sebelum berita diunggah di
TribunJabar.id.
Kata Kunci : Judul Berita; Kata Tidak Baku; TribunJabar.id

ABSTRACT

The news title is the initial gateway for potential readers to read the entire
content of the news, the news title is also known as the identity of a news.
Writing news headlines needs to pay attention to word choice, mastery of
word choice must be owned by every journalist. This study aims to determine

Diterima: Oktober 2018. Disetujui: November 2018. Dipublikasikan: Desember 2018 23


A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

the application, selection of non-standard word patterns, to efforts to avoid


use in writing news headlines. The approach in this research is qualitative
with descriptive method and constructivism paradigm. The concept used is
Journalistic Language, where there are signs that journalistic activists need
to pay attention to. Research shows that non-standard words are used
intentionally as keywords to attract the attention of readers, but in the
selection of non-standard words there is no special pattern, it's just that non-
standard words are commonly used in society, even so journalistic activists
still try to minimize the use of non-standard words by verifying and ask the
language editor before the news is uploaded to TribunJabar.id.

Keywords : News Title; Non-Standard Word; TribunJabar.id

PENDAHULUAN (Style Jurnal_2.1 Heading (PENDAHULUAN dll.)


Berita merupakan laporan tercepat dari suatu peristiwa yang terjadi dan dapat
menarik perhatian massa. Pengertian berita menurut Wirasutisna merupakan
hal-hal yang luar biasa atau istimewa (Fajar, 3: 2010). Umumnya pengguna
media online membaca secara cepat, utamanya lantaran faktor “daya tahan
mata” atau “ketahanan membaca” di depan layar. Selain itu juga “terburu-
buru” juga menjadi faktor lain, misalnya karena mahalnya biaya koneksi.
Perilaku user media internet, salah satunya yakni user pertama kali tertarik
pada judul, kemduain ringkasan, dan caption (Romli, 2018:59). Judul berita
merupakan nama yang dipakai yang dapat mengisyaratkan secara pendek
maksud dari isi bacaan berita. Nilai judul berita memiliki nilai yang tinggi
dan memengaruhi isi dari keseluruhan bacaan.
Dalam media online tribunjabar.id terdapat rubrik Metro Bandung, di
mana peristiwa sekitar wilayah bandung raya dimuat. Pengemasan judul
berita dalam rubrik Metro Bandung Tribunjabar.id nampak lebih panjang dan
menggunakan bahasa yang bersifat informal cenderung tidak patuh dalam
kebakuan bahasa. Contoh judul menggunakan bahasa tidak baku yakni ““Dua
Orang Ditangkap Ngutil Celana Jins 8 Buah Di Yogya Kepatihan Bandung,
Nilainya Rp 4 Juta”. Selain terdapatnya penggunaan kata tidak baku pada
judul berita dalam rubrik metro bandung, penulisan judul berita kerap
menggunakan tanda tanya sehingga menimbulkan kalimat tanya dalam judul.
Bahasa tumbuh dan berkembang dengan pesat di masyarakat, salah
satu faktornya adalah idiolek yakni bahasa yang digunakan masyrakat
24 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

disebabkan seorang figure menggunakan suatu kata baru (Haryono,A, 2012).


Meski begitu penciptaan dan penggunaan bahasa baru tidak boleh semena-
mena digunakan dalam produk jurnaistik. Kata tidak baku atau kata tutur
sendiri dimaknai dengan kata yang digunakan dalam percakapan di lingkup
kehidupan masyarakat. Kata tutur menekankan pada makna atau pengertian
dari suatu kata, dan tidak memerhatikan struktur kebakuan tata bahasa yang
telah ditetapkan. Pembendaharaan dan penguasaan pemilihan kata harus
dimiliki oleh setiap jurnalis. Pemilahan kata-kata yang tepat digunakan sesuai
dengan konteks dan situasi dan yang tidak boleh digunakan. Penggunaan kata
yang standar di masyarakat penting untuk digunakan. Hal tersebut karena
pembaca yang bersifat heterogen sehingga makna dari istilah asing tersebut
tidak bisa dimengerti atau membingungkan pembaca. Bahasa jurnalisik harus
mudah dipahami dalam ukuran pengetahuan minimal.
Sebab judul berita menjadi gerbang awal bagi pembaca online, maka
terdapat syarat-syarat yang harus terpenuhi dengan baik. Diantara syarat-
syaratnya ialah pemilihan diksi yang tepat, cakupan isi judul, struktur
gramatikal agar khalayak mudah memahami maknanya. Judul yang baik pun
harus memiliki pertalian dengan tema, menimbulkan keingintahuan pembaca,
serta singkat.
Penelitian ini dilakukan merujuk pada penelitian sebelumnya. Ruci
pada tahun 2012 meneliti mengenai judul berita yang menggunakan kata
tidak baku dalam media lampu hijau dengan teknik analisis. Hasil dari
penelitian ini adalah, judul berita yang dimuat media lampu hijau tidak
memenuhi syarat judul yang baik hingga makna dari suatu judul
menimbulkan makna kabur. Hal tersebut disebabkan adanya proses
morfologis yang didominiasi afiksasi hingga memunculkan ragam nonbaku
(Ruci, D.L.K, 2012). Selain itu penelitian Dewi di tahun 2014
membandingkan dua media online yang memuat judul berita menggunakan
kata tidak baku. Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten dengan
pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa
tingginya tingkat penggunaan kata tidak baku pada judul berita yang dimuat
di kedua media online yang telah ditetapkan (Dewi, M., 2014).

Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 25
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

Banyak penelitian sebelumnya yang membahas penggunaan kata


tidak baku pada judul berita dengan teknik analisis, namun belum ada yang
membahas mengenai bagaimana penggiat jurnalistik dalam mengemas suatu
judul berita menggunakan kata tidak baku di suatu media online. Era
jurnalisme online seperti sekarang menimbulkan perubahan antara kaidah
penulisan dengan praktek di lapangan, sehingga hal tersebut menarik untuk
dibahas lebih dalam lagi. Dalam penelitian ini terdapat empat informan yang
memiliki kedudukan yang berbeda di TribunJabar.id, mulai dari manajer
online, redaktur online, dan dua orang wartawan. Keempat informan dipilih
guna mendapatkan informasi yang beragam dalam penelitian sesuai dengan
pandangan dan pengalamannya. Informasi yang berasal dari keempat
informan diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur, di mana terdapat
pedoman wawancara yang dirancang yang berisikan pertanyaan turunan dari
pertanyaan penelitian.
Berdasarkan pemparan latar belakang, dan penelitian terdahulu
peneliti tertarik mengkaji seputar pengemasan judul berita menggunakan kata
tidak baku yang dilakukan penggiat jurnalitik. Adapun masalah yang dapat
diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana penerapan kata tidak
baku pada judul berita dalam rubrik metro bandung tribunjabar.id? (2)
bagaimana pola pemilihan kata tidak baku pada judul berita dalam rubrik
metro bandung tribunjabar.id? (3) bagaiamana upaya penerapan
penghindaran penulisan kata tidak baku pada judul berita dalam rubrik metro
bandung tribunjabar.id?
Untuk mendukung penelitian ini digunakan konsep bahasa jurnalistik,
di mana terdapat 17 karakteristik kaidah penulisan salah satunya
penghindaran kata tutur. Selain itu terdapat kaidah diksi jurnalistik yang
harus ditunduki oleh setiap jurnalis. Kaidah tersebut diantaranya mengenai
ketepatan pemilihan kata, kecocokan kata yang dipilih, hingga syarat
terjadinya ketepatan diksi. Pendekatan dalam penelitian ini yakni kualitatif,
dengan metode deskriptif guna mengatahui keadaan suatu hal dengan
mendeskripsikannya sedetail mungkin, selain itu paradigma kontruktivisme
juga digunakan. Paradigma kontruktivisme memerhatikan bagaiamana
realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kuat, dinamis, penuh makna, dan
hubungan gejala bersifat interaktif (Rustanto,B, 2015: 8). Paradigma

26 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

kontruktivisme dirasa cocok dengan penelitian ini karena pengambilan data


yang dilakukan melalui wawancara.

LANDASAN TEORITIS
Media di era digital mengalami banyak perubahan, adanya transformasi dari
media cetak ke media online. Media online dikutip dari laman dewan pers
yakni “Segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan
melakasnakan kegiatan jurnalistik serta memenuhi persyaratan Undang-
Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan dewan Pers’’.
Penyebaran suatu informasi di media online bersifat massif, pemuatannya
pun tidak terbatas ruang dan waktu.
Sehubungan dengan media online yang hadir sebagai media baru,
maka perubahan kegiatan jurnalistik pun berubah menjadi jurnalistik online.
Adapun prinsip jurnalisme online menurut Paul Bradshaw dalam “Basic
Principal Of Online Journalism”(Romli. 2018:17) prinsip tersebut
diantaranya, berita yang dimuat bersifat ringkas, berita mampu beradaptasi
dengan mobilitas kehidupan masyarakat, berita yang ditulis dapat dipindai
oleh pembaca, dan bersifat interaktif denan pembaca yang bisa meninggalkan
komentar di kolom komentar.
Setiap berita yang dimuat baik dalam media cetak maupun online
umumnya dikategorikan dalam suatu tempat. Menurut Effendy (2003: 316),
rubrik adalah suatu tempat dalam halaman surat kabar, majalah, ataupun
media cetak lainnya mengenai sesuatu aspek maupun kegiatan dalam
kehidupan masyarakat. Sebab media online tidak terbatas ruang, maka rubrik
di media online lebih beragam dibandingkan dengan media cetak. Dalam
kasus penelitian ini TribunJabar.id setidaknya berisikan 14 rubrik, salah
satunya yakni Metro Bandung yang berisikan berita mengenai bandung raya.
Selain rubrik di media online, penulisan judul berita pun dalam media
online tidak terbatas ruang. Jika media cetak memiliki ketentuan penulisan
judul 8-10 kata, di media online judul dapat ditulis melebihi batas maksimal
tersebut. karena sifat pembaca berita online yang memindai, maka judul
berita online juga harus mewakili isi keseluruhan berita. Meski tidak terbatas
ruang, penulisan judul harus memenuhi syarat agar judul dapat dikatakan

Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 27
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

baik. Menurut Haris Sumadiria (2006) judul harus relevan dengan isi berita,
judul juga bisa menggugah perasaan pembaca, ditulis dengan padat, dan judul
bersifat khusus agar maknanya tidak kabur.
Agar terpenuhinya syarat judul yang baik, maka pemilihan kata harus
dipikirkan oleh penggiat jurnalistik. Adapun kata baku dan tidak baku
digunakan dalam penulisan judul berita di media online. Kata baku sendiri
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kata yang
penggunaannya sesuai aturan ejaan pedoman bahasa indoensia yang baik dan
benar. Sebaliknya kata tidak baku diartikan sebagai kata yang digunakan
dalam percakapan kehidupan sehari-hari. Kata tidak baku biasa dipenagruhi
oleh beberapa hal diantaranya dialek, perkembangan zaman, bentuk dan
makna berubah. Ragam bahasa yang digunakan dalam judul berita harus
memuat ragam bahasa tinggi, mengingat pers berfungsi sebagai pendidik bagi
masyarakat heterogen.
Konsep utama yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah
Bahasa Jurnalistik. Bahasa jurnalistik tidak berbeda dengan bahasa indonesia,
hal tersebut keduanya tunduk pada kaidah etika tata bahasa seperti kebakuan
bahasa, dan gramatika dalam penggunaannya. Bahasa sendiri dikenal sebagai
sesuatu yang terstruktur dan mewakili realitas sosial. Dalam dunia
kebahasaan kajian mengenai bahasa dikenal dengan sintakis, di mana hal
tersebut menentukan pola dengan makna dari suatu kata.
Adapun pengertian bahasa jurnalistik lainnya yang dikemukakan oleh
Gove, mengungkapkan bahwa bahasa jurnalistik bertalian dengan atau
memiliki sifat-sifat jurnalistik (Poniman. 2105:26). Maka dari itu sepatutnya
unsur-unsur pokok yang melekat dalam definisi jurnalistik, dan kaidah harus
ditunduki oleh bahasa junalistik. Bahasa jurnalistik juga dimaknai hal serupa
oleh Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul “Bahasa Jurnalistik
Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis.
“Bahasa jurnalistik didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh
para wartawan, redaktur, dan pengelola media massa dalam
menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan
berita serta laporan peristiwa atau pertanyaan yang benar aktual,

28 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya
dan cepat ditangkap maknanya.” (Sumadiria. 2017:7)
Bahasa jurnalistik memiliki keunikan tersendiri di mana bahasa yang
digunakan bersifat komunikatif, tidak basa-basi, dan tidak bertele-tele.
Bahasa Indonesia ragam jurnalistik sedapat mungkin dipahami oleh khalayak
di berbagai wilayah Indonesia. Bahasa dalam kegiatan pers bukan hanya
sebagai penghantar pesan saja, tetapi berubah menjadi daya dorong lain
dalam perkembangannya memengaruhi kegiatan pers sampai ke tingkat
pengepingan realitas peristiwa berita.
Adapun pendapat dari Saefullah mengenai bahasa dalam kegiatan
jurnalistik. “Tata nilai dan norma bahasa jurnalistik menjadi sebuah
kelembagaan bahasa yang unik, dan bila dilaporkan, tersusun pada kajian
semiotika yang menginduksi bahasa sebagai wacana berpikir masyrakat
ketika menggambarkan realitas.”(Saefullah, 2013 : 38).
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di setiap penulisan
karya jurnalistik yaitu sifat dari tulisan jurnalistik sebagai media komunikasi.
Keterangan tersebut memberikan alasan akan pentingnya sifat-sifat
sederhana, jelas, dan langsung dalam suatu berita. Hal ini dijelaskan dalam
buku” Jurnalistik Teori dan Praktik” bahwa yang disebut dengan bahasa
jurnalitik memiliki perbedaan-perbedaan tertentu dengan karya tulis lainnya
(kusumaningrat dkk.2012:164). Karya jurnalistik bertolak dari sebuah
kenyataan, sedangkan karya kesustraan berakar dari pikiran, perasaan, juga
berupa hasil daya bayang ataupun fiksi.
Dalam penulisan berita terdapat kaidah-kaidah penulisan dan
karakteristik bahasa yang harus ditunduki oleh setiap jurnalis ketika menulis
berita, termasuk penulisan judul. Kaidah tersebut diantaranya megenai
akurasi, keseimbangan, dan kejelasan. Lebih jauh secara spesifik terdapat 17
karakteristik bahasa jurnalistik menurut Sumadiria (2017:14) empat
diantaranya, (1) gramatikal, (2) pilihan diksi yang tepat, (3) menghindari kata
tutur, (4) tunduk pada kaidah etika. Keempat point tersebut sebisa mungkin
dilakukan dalam penulisan berita di media online, terlebih dalam pemilihan
diksi yang tepat karena pembaca online bersifat memindai dan heterogen.
Sehingga kata yang digunakan harus familiar di telinga masyarakat.
Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 29
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

Ketepatan memilih kata bisa dicapai oleh wartawan, ketika wartawan tersebut
memahami etimologi, semantic, tata bahasa, EYD, dan lainnya yang bersifat
kebahasaan.
Penulisan di media online lebih bersifat lansung tembak dan singkat
daripada media cetak. Gaya tulisan media online yang bersifat menghibur
disarankan untuk digunakan, namun tetap mengikuti etika dan aturan tata
bahasa. Kata informal yang digunakan harus bisa dipertanggungjawabkan.
Adanya perubahan antara kaidah penulisan dengan praktek penulisan berita
di era jurnalisme online. Seperti temuan mengenai perkembangan media
online berdampak pada cara berkomunikasi antar manusia yang mengalami
perubahan (Lestari, M.T & Sasmita, L.A : 2020).
Kata-kata ciptaan sendiri perlu dihindari dalam penulisan berita
jurnalistik. Sejatinya bahasa kerap kali tumbuh dan berkembang di
masyarakat dengan cepat seiring berkembanya zaman. Kata baru tidak bisa
seenakanya atau dengan mudah diciptakan oleh seseorang. Dalam realitanya
kata baru tercipta dari seseorang terkenal dan memiliki pengaruh cukup
dalam lingkup masyarakat. pengguanaan kata baru ataupun penggunaan kata
lama yang memiliki makna sekaligus fungsi yang baru disebut dengan
neologisme (Sumadiria, 2017:36).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Media tribun merupakan media penyedia berita dibawah naungan Kompas
Media. Tribun sendiri hadir diberbagai daerah salah satunya yakni Tribun
Jawa Barat pada tahun 2005. Pada momen yang sama Tribunnews.com
diluncurkan sebagai media portal berita baru yang melengkapi situs-situs
koran daerah yang berada dibawah naungan Tribun Network. Senada dengan
media cetak Tribun Jabar, TribunJabar.id diluncurkan guna melengkapi
informasi dari media cetak. TribunJabar.id sendiri memiliki 14 rubrik yang
salah satunya Metro Bandung.
Penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur sebagai
upaya pengambilan data di lapangan, di mana pedoman wawancara disiapkan
untuk selanjutnya ditanyakan kepada informan. Pertanyaan wawancara dapat
dikembangkan di lapangan sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh
narasumber. Wawancara dilakukan melalui berbagai media yakni E-mail,
Whatsapp Chat, dan secara langsung di kantor Tribun Jabar Jl.Sekalimus
Utara, Kota Bandung. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang
30 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

dengan kedudukan jabatan yang berbeda di media Tribun Jabar yakni,


manajer online, redaktur online, dua orang wartawan.
Pada tahap ini peneliti menguaraikan hasil temuan di lapangan
berdasarkan konsep yang ada maupun sumber rujukan mengenai penulisan
berita sesuai kaidah bahasa jurnalistik. Tahap ini menggunakan konsep
Bahasa Jurnalistik yang dikemukakan oleh Haris Sumadiria dan merujuk
pada buku “Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis”, dan
juga sumber rujukan lainnya yang membahas bahasa jurnalistik. Bahasa
Jurnalistik menjadi acuan utama ketika menulis sebuah berita guna
menghasilkan berita yang bernilai tinggi. Berita yang mengacu pada aturan
bahasa jurnalistik akan memiliki struktur yang baik, ejaan yang baik sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan mengandung kata yang
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Penelitian ini berfokus pada digunakannya kata tidak baku pada judul
berita dalam rubric metro bandung, sehingga pra-observarsi dilakukan guna
melihat judul berita yang menggunakan kata tidak baku. Hasil dari penelitian
ini menunjukan berbagai pandangan, pendapat, pernyataan ataupun ungkapan
dari setiap informan. Hasil wawancara tersebut dibagi kedalam tiga kategori
yakni penerapan kata tidak baku pada judul berita, pola pemilihan kata tidak
baku pada judul berita, dan upaya penghindaran penggunaan kata tidak baku
pada judul berita.

Penerapan Kata Tidak Baku Pada Judul Berita Dalam Rubrik Metro
Bandung TribunJabar.id
Setiap media memiliki aturan sendiri dalam penulisan berita, tak
terkecuali Tribun Jabar yang bergerak dalam media massa cetak dan online.
Tribunjabar.id adalah portal berita online yang diterbitkan pada tahun 2005
yang membahas fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar wilayah jawa
barat. Penulisan berita di TribunJabar.id dan juga Tribun Jabar memiliki
standar penulisan berita yang telah ditentukan. Dalam TribunJabar.id
penulisan berita sesuai dengan gaya penulisan di media online yakni ringkas
dan langsung. Dalam penulisan judulnya tidak terlalu mengacu pada kaidah
penulisan kalimat pendek, karena tidak adanya batas ruang penulisan, dan
sifat pembaca yang tidak memiliki banyak waktu untuk membaca isi berita
panjang sehingga intisari berita dimasukan kedalam judul.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan yang
langsung terjun dalam penulisan, penyuntingan, dan pemuatan berita di portal
Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 31
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

online rubrik Metro Bandung Tribunjabar.id setiap individunya memiliki


pendapat yang beragam mengenai penerapan kata tidak baku pada judul
berita yang ditulis. Dalam penerapan kata tidak baku pada judul berita, dua
informan yang terdaftar sebagai jajaran redaksi Tribun Jabar mengatakakan
tidak adanya ketentuan khusus yang perlu dilakukan ketika membuat judul
berita, yang paling penting adalah judul dibuat menarik bisa mewakili
keseluruhan isi berita, serta mengandung kata kunci untuk nantinya bisa
dicari oleh calon pembaca. Hal ini sama apa yang dikatakan Sumadiria
bahwa syarat judul berita yang baik adalah judul harus relevan, di mana judul
memiliki kaitan dengan hal penting atau tema dari berita yang telah ditulis.
Selain itu judul yang baik adalah judul yang representative, di mana judul
bisa mewakili isi berita, serta sebagai identitas berita (Sumadiria:2006). Jika
disambungkan dengan pernyataan sebelumnya, maka didapati fakta lapangan
mengenai pengemasan judul berita berdasar hasil wawancara dengan
informan yang berprofesi sebagai wartawan. Pengemasan judul berita
diambil dari substansi keseluruhan isi berita, atau sisi paling menonjol dalam
peristiwa tersebut.
Peneliti menemukan bahwa penggunaan kata tidak baku pada judul
berita digunakan untuk menarik perhatian khalayak. Adanya unsur
kesengajaan penulisan kata tidak baku pada judul berita yang dilakukan oleh
wartawan sekaligus informan pada penelitian ini. Penggunaan kata tidak baku
pada judul berita dilakukan sebagai alternatif pilihan lain. Hal tersebut
biasanya dilakukan ketika kata tidak baku kurang populer atau elitis di
telinga masyarakat. Sehingga pengemasan judul berita menggunakan kata
tidak baku masih memerhatikan etika, yakni kepopuleran kata di lingkup
masyarakat. Kata tidak baku bentuknya dapat berubah selaras dengan
perkembangan zaman. Perubahan tersebut awalnya bisa terjadi pada perilaku
para penutur dalam kehidupannya sehari-hari untuk saling menyesuaikan diri,
dan disusul oleh kecenderungan berinovasi pada kelompok masyarakat yang
sudah akrab. Perubahan-perubahan secara perlahan diikuti dengan
perubahan-perubahan lain secara berantai, yang akhirnya menjadikan bahasa-
bahasa itu berbeda-beda satu sama lain (Haryanto,A : 2012). Lanjutan soal
nilai menarik judul berita yang ditulis menggunakan kata tidak baku,
informan juga mengatakan pengemasan judul berita yang paling penting
dibuat tidak rendah rasa. Pernyataan tersebut selaras dengan Sumadiria yang
menjelaskan bahwa bahasa jurnalistik tampil dihadapan pembaca secara
menarik, variatif, segar,berkarakter, bahkan setiap kata harus memiliki arti
dan bercita rasa (Sumadiria, 2017 : 31).

32 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Dalam penelitian ini ditemukan alasan selain diterapkannya kata tidak


baku pada judul berita guna menarik perhatian, tetapi sebagai kata kunci
untuk di mesin pencarian. Menurut penuturan informan penggunaan kata
tidak baku di era jurnalisme online dapat memudahkan calon pembaca
membaca berita dengan mengetik kata tidak baku yang sering dipakai di
kehidupan sehari-hari di mesin pencarian. Sesuai dengan karakteristik
jurnalistik online yang dikemukakan James C Foust menyebutkan Audience
Control, di mana pengunjung situs berita online atau pembaca bisa dengan
leluasa memilih berita yang diinginkan dengan mengetik suatu kata di mesin
pencarian, maka mesin pencarian akan menunjukan portal berita mana yang
memuat informasi sesuai kata yang diketik. Hal ini sesuai dengan prinsip
jurnalistik online yang mampu dipindai dan menavigasi link berita.
Penggunaan kata tidak baku apakah dipakai pada jenis tema tertentu
atau tidak, para informan sepakat menjawab bahwa tidak adanya ketentuan
tema tertentu dalam pengemasan judul berita. Penggunaan kata tidak baku
digunakan bukan disebabkan tema berita yang telah diliput wartawan tetapi
momen tertentu. Penuturan salah satu informan mengatakan penulisan judul
dengan memakai kata tidak baku biasanya karena kutipan langsung dari
narasumber wawancara diikut sertakan.
Penelitian ini juga meneliti bagaimana penerapan implementasi
informan yang berprofesi sebagai wartawan terhadap karakteristik bahasa
jurnalistik dalam penulisan judul berita yang dilakukan. Para informan
mengungkapkan bahwa penulisan judul diusahakan mengacu pada substansi
berita, dibuat bercita rasa, menggunakan kalimat aktif, lugas, dan yang paling
penting memilih diksi yang tepat pada era jurnalisme online. Pengoptimalan
penulisan berita dalam jurnalisme online yaitu dituntut untuk lebih terampil
dalam penyedian konten, selain itu jurnalis harus cepat dan berkreatif dalam
berinovasi di bidang penampilan berita dan informasi (Muliawanti,L :2018).
Sebelum berita dimuat di portal berita TribunJabar.id rubrik Metro
Bandung, naskah berita yang telah ditulis wartawan dikirimkan kepada
redaktur untuk selanjutnya disunting. Penyuntingan naskah berita dilakukan
guna menghindari adanya kesalahan penulisan informasi. Dalam hal ini
redaktur memiliki hak penuh selama penyuntingan. Pada proses
penyuntingan naskah berita oleh redaktur biasanya dilakukan penggantian
redaksi judul ataupun isi sesuai seleranya, menambahkan atau mengurangi
karakter sesuai dengan space yang tersedia. Meski begitu judul yang telah
ditulis oleh wartawan tak jarang tetap dipakai.

Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 33
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

Manajer Online memiliki peran juga terhadap judul berita dan berita
yang ditulis para wartawan dalam rubrik Metro Bandung Tribunjabar.id.
Perannya meliputi beberapa aspek. Manajer online senantiasa mengecek
produktivitas berita yang diunggah dalam rubrik Metro Bandung atau
wilayah Bandung Raya, memperbaharui isu yang tengah berkem bang dan
selanjutnya akan diinturksikan kepada para wartawan untuk diliput.
Kemudian pengecekan berita yang telah ditulis sudah diolah ataupun
terunggah. Jikalau ada judul berita yang tidak bagus, maka manajer online
bisa mengganti judul tersebut atau memberi tahu kepada pihak editor.
Pola Pemilihan Kata Tidak Baku Pada Judul Berita Dalam Rubrik
Metro Bandung TribunJabar.id
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara didapati proses
selanjutnya dari penerapan penggunaan kata tidak baku pada judul berita
rubrik Metro Bandung TribunJabar.id yaitu pola pemilihan kata tidak baku
untuk pengemasn judul berita. Menurut KBBI pemilihan kata yang tepat
dalam penggunaannya berfungsi mengungkapan suatu gagasan seperti yang
diharapkan disebut dengan diksi. Sedangkan pegertian kata yakni unsur
bahasa yang ditulis ataupun diucapkan sebagai wujud kesatuan perasaan dan
pikiran dalam berbahasa
Penulisan judul berita di media cetak dan online Tribun Jabar
memiliki gaya bahasa yang berbeda. Informan mengatakan adanya
keterbatasan ruang dalam media cetak yang berbanding terbalik dengan
media online yang bisa menuliskan lebih dari 7-8 kata, sehingga judul bisa
ditulis menggunakan kata kunci. Maka dari itu peluang dibacanya suatu
berita yang mengadung kata kunci sangatlah besar. Kemudahan internet
dalam pemuatan berita ataupun pengaksesan berita baik oleh pengelola media
dan pembaca terdapat kekurangan dan kelebihan dari perangkat digital.
Romli (2014) menyimpulkan adanya kelebihan maupun kekurangan
diantaranya, (1)ketergantungan perangkat elektronik dan koneksi internet
ataupun energi listrik, tidak adanya komponen tersebut kegiatan daring tidak
dapat dilakukan, (2)dimiliki dan diakses seluruh kalangan masyarakat,
(3)ketergantungan menyebabkan fisik atau mata menjadi lelah,
(4)diabaikannya akurasi berita disebabkan mengutamakan kecepatan dalam
menyebarluaskan informasi sehingga kerap terjadi kesalahan baik data
maupun penulisan.
Perihal ketentuan pemiliha pola kata tidak baku yang digunakan,
sebagian besar informan mengungkapkan bahwa tidak ada pola khusus. Kata
tidak baku atau kata tutur apa yang sering digunakan dalam redaksi judul

34 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

juga tidak ada. Tetapi kata tidak baku yang digunakan dalam judul terdengar
lumrah di telinga masyarakat, jikalau kata tidak baku yang akan digunakan
tidak familiar maka kata baku tetap menjadi pilihan utama. Sebab adanya
sejumlah kata tidak baku yang hanya dimengerti segilintir orang saja.
Kata baku memiliki fungsi sebagai pemersatu, pemberi kekhasan,
pembawa kewibawaan, serta sebagai acuan, selain itu bahasa Indonesia
menjadi kuat kedudukannya karena kata baku tidak mengubah struktur
bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi masyrakat (Via,S.N : 2019).
Redaktur berperan besar dalam pemilihan kata yang dipakai untuk judul, jika
kata tidak baku lebih menarik dibandingkan kata baku maka hal tersebut bisa
menjadi pilihan. Di luar daripada itu, memungkinkan adanya keteledoran
penulisan dari redaktur. Jebakan atau kesalahan penulisan seperti ungkapan
informan tersebut, dapat disebabkan tekanan waktu tenggat yang tinggi
hingga menimbulkan kecerobahan dalam penulisan(Marliana & Puryanto :
2009).
Pendapat lain diungkapkan oleh salah satu informan berprofesi
wartawan adakalanya pola pemilihan kata meski tidak spesifik, di mana
semua bergantung pada konteks isi berita. Setiap harinya wartawan menulis
beberapa berita dalam setiap hari, salah satu judul berita yang ditulis biasanya
menggunakan kata tidak baku. Ia menambahkan penggantian suatu kata
dengan kata baru yang popular di masyarakat kerap dilakukan. Hal ini senada
dengan praktik jurnalistik di era jurnalisme online, di mana wartawan kerap
menggunakan kata serapan daerah untuk judul berita, sehingga melahirkan
akar baru bahasa jurnalistik dari istilah daerah (Mony.H, 2020:18). Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata dalam percakapan terbagi menjadi dua
yakni jargon yang biasa digunakan dalam lingkungan tertetu, dan slang kata
tidak baku baru yang popular di kalangan remaja.
Pertimbangan pemilihan kata atau diksi akan dilakukan sebelum
berita tersebut dimuat di portal berita online TribunJabar.id. Pembendaharaan
kata yang dimiliki baik oleh wartawan maupun jajaran redaksi lainnya harus
kaya. Hal lain yang berpengaruh yakni kata yang disarankan oleh Google
sebagai mesin pencari utama yang digunakan oleh masyarakat memberikan
efek besar bagi dunia jurnalistik online.
Kesalahan pemilihan diksi baik dalam judul berita maupun isi berita
kerap terjadi, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal yaitu pusat bahasa yang dinilai tidak konsisten dalam menalankan
kebijakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Faktor internal
disebabkan oleh praktisi media itu sendiri, biasanya diakibatkan oleh target
Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 35
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

pasar pembaca, kemampuan berbahasa wartawan, dan arogansi kalangan pers


(Marliana & Puryanto : 2009).
Akibat dari kesalahan pemilihan diksi, maka pemilihan kata atau
penempatan diksi perlu dipehatikan, adanya pengaruh teknis tata bahasa,
psikologis narasumber dan jurnalis, konteks siatuasi dan maksud pesan yang
akan disampaikan, serta aspek etnis dan sosiologis kahalayak (Sumadiria,
2017 : 35). Adapun langkah yang dapat dilakukan ketika memilih kata agar
tepat dan sesuai diantaranya, (a) kata tersebut diketahui secara nasional atau
tidak, (b) kata tersebut frekuensi pemakaian di linkup masyarakat sering
digunakan atau tidak, (c) kata tersebut sedang menjadi sorotan atau tengah
digunakan oleh masyarak atau tidak (Handi, Y: 2014).
Kebijakan redaksional media meliputi beberapa aspek penting yakni
filosofi media, visi misi media, dan kebijakan redkasional. Penggunaan
bahasa jurnalistik dalam berbagai media tidak hadir begitu saja, tetapi
ditetapkan setelah melalui proses perencanaan dan kajian. Meski hasil
penelitian mengungkapkan tidak adanya kebijakan khusus dalam pola
pemilihan kata, tetapi secara umum ada kebijakan penulisan berita dalam
Rubrik Metro Bandung TribunJabar.id yang perlu dipatuhi oleh wartawan.
Kebijakan tersebut meliputi jumlah kata dalam isi berita dan juga judul, tidak
diperbolehkannya pengulangan kata yang sama dalam kalimat atau judul
berita, hingga mengikuti arahan dari redaktur.
Penggunaan kata tidak baku tidak menjadi ciri khas dari portal media
online Tribunjabar.id. Sebab tidak ditemukannya adanya pola khusus dalam
pemilihan kata tidak baku yang sering digunakan untuk judul. Pematenan
kata tidak baku tertentu untuk sebuah judul pun tidak ada.
Upaya Penerapan Penghindaran Penulisan Kata Tidak Baku Pada
Judul Berita Dalam Rubrik Metro Bandung Tribunjabar.Id
Hendaknya wartawan maupun pengelola media memerhatikan etika
bahasa jurnalistik dan menjadikannya sebagai pedoman dalam penulisan
berita. Selain daripada konsep Bahasa Jurnalistik dalam buku Haris
Sumadiria, Persatuan Wartawan Indonesia juga mengeluarkan pedoman
pemakaian bahasa dalam pers. Beberapa pedoman tersebut meliputi
keharusan wartawan dalam melaksanakan EYD, menghindari istilah asing,
serta menaati tata bahasa.
Perkembangan bahasa di masyarakat selalu mengalami perubahan,
mulai dari masuknya kata serapan dari bahasa inggris, hingga campuran
bahasa yang melahirkan bahasa baru di masyarakat. Begitupula dengan

36 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

media online yang sifatnya dinamis dan cepat. Adanya perubahan antara
kaidah penulisan dengan praktek penulisan berita di era jurnalisme online.
Seperti temuan mengenai perkembangan media online berdampak pada cara
berkomunikasi antar manusia yang mengalami perubahan (Lestari, M.T &
Sasmita, L.A : 2020). Penggunaan kata tidak baku dalam kaidah penulisan
berita yang tidak diperbolehkan, kini menjadi salah satu strategi media dalam
menggaet pembaca. Meski begitu pemilihan kata untuk judul berita harus
dilakukan setepat mungkin dan dapat dimengerti oleh pembaca heterogen.
Sebab adanya sifat perubahan tersebut, maka bahasa jurnalistik mendapatkan
acuan baru dalam mempresentasikan peristiwa yang aktual.
Hasil penelitian mengungkapkan adanya pendapat dari kedua
wartawan selaku informan mengenai karaktersitik bahasa jurnalistik dalam
penghindaran kata tutur atau kata tidak baku dalam penulisan judul berita
untuk Rubrik Metro Bandung TribunJabar.id. Kaidah Bahasa Jurnalistik
perlu diperhatikan sebagai kaidah baku. Namun media online dalam
penggunaan bahasa jurnalistik yang ideal dikatakan sudah mulai berkurang.
Hal tersebut disebabkan banyak kata yang berkembang di lingkungan
masyarakat, kata tersebut meliputi kata serapan yang popular tetapi belum
diadaptasi oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sehingga dalam praktik
jurnalistik online perlu menyesuaikan diri dengan bahasa dan kata yang
bersikulasi di dunia internet ataupun masyrakat itu sendiri.
Nilai kepatutan akan penggunaan kata tidak baku juga perlu
diperhatikan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Penuturan infroman belanjut
mengenai sebab judul berita yang bernilai baik, adalah judul yang tidak
menyesatkan pembaca, sehingga penulisan judul dimaksimalkan sebaik
mungkin. Hal ini menjadi suatu komitmen yang dipegang penggiat jurnalistik
bahwa dalam mencegah judul berita yang menyesatkan melakukan
pemberitaan berdasarkan kode etik jurnalistik dan melakukan verifikasi
berdasarkan pedoman pemberitaan media siber (Nadia, D.M : 2018).
Peneliti meneliti bagaimana upaya dari pihak pengelola media dalam
upaya menghindari penulisan kata tidak baku pada judul berita dalam rubrik
Metro Bandung TribunJabar.id. Berdasarkan pemaparan kedua narasumber
dikatakan bahwa memang ada rambu-rambu yang sepatutnya dilaksanakan
dalam penulisan berita. Fenomena jurnalistik online termasuk bersifat
dinamis sehingga banyak dan cepatnya perubahan yang terjadi. Pada
prinsipnya penulisan berita ataupun judul berita harus menggunakan kata
baku, tetapi kata tidak baku digunakan manakala kata tersebut popular di
masyarakat, sehingga calon pembaca dapat mudah mengakses berita melalui

Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 37
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

kata kunci di mesin pencari. Dengan begitu ada beberapa pertimbangan


penting yakni memakai kata tidak baku yang sudah lumrah di telinga
masyarakat, atau tetap bertahan dengan kebakuan kata yang mungkin sulit
untuk ditemukan oleh pembaca.
Kedua wartawan juga mengungkapakan dalam upayanya menghindari
kata tidak baku atau kata tutur dalam penulisan judul untuk rubrik Metro
Bandung TribunJabar.id. Adanya ketidakmungkinan menggunakan kata
sehari-hari pada judul berita maka akan dipilih dari inti substansi berita
dengan cara langsung. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan upayanya
dengan memverifikasi terlebih dahulu kata yang dianggapnya ragu dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara online, ataupun menanyakan langsung
kepada redaktur bahasa. Dengan begitu penggunaan kata tidak baku dapat
diminimalisir.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan kaidah bahasa jurnalistik point
penghindaran kata tutur atau kata tidak baku para informan serempak
menjawab dengan jawaban yang sama. Penggunaan kata tidak baku dalam
praktik jurnalistik online penggunaan kata tidak baku dalam judul di rubric
Metro Bandung Tribunjabar.id bukan merupakan suatu kesalahan besar. Di
mana hal tersebut memiliki tujuan agar berita mudah dicari dan diminati oleh
pembaca yang heterogen. Selaras dengan pendapat Saefullah (2013:39),
bahwa media pers dalam mengolah kata untuk sebuah berita telah mengalami
sebuah kerentanan penggunaan bahasa jurnalistik ketika berhubungan dengan
ruang-waktu sosial masyarakat yang terus bergerak dalam mendefinisikan
informasi berdasarkan kepentingan dan kebutuhan manusia dalam kegiatan
sosial mereka.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan maka didapati
hasil data yang terbagi 3 mengenai penerapan, pemilihan pola kata, dan
penghindaran yang dilakukan penggiat jurnalistik di media online
TribunJabar.id.

Judul berita yang dikemas menggunakan kata tidak baku karena


adanya unsur kesengajaan yang dilakukan agar menarik perhatian calon
pembaca, serta dijadikannya kata tersebut sebagai kata kunci untuk dicari
oleh calon pembaca di mesin pencarian online. Kata tidak baku digunakan
sebagai alternatif pilihan ketika kata baku kurang populer di masyarakat.

38 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Mengenai pola pemilihan kata tidak baku pada judul dalam rubrik
metro bandung TribunJabar.id melalui wawancara dengan para informan
didapati beberapa fakta. Tidak adanya pola khusus pemilihan kata tidak baku
yang perlu dilakukan dalam menulis judul. Kata tidak baku yang digunakan
harus lazim digunakan di lingkungan masyarakat, meski begitu
memungkinkan penggunaan kata slang pada judul. Sebelum berita dimuat di
portal online TribunJabar, adanya pertimbangan pemilihan kata yang akan
ditulis.

Para informan berpendapat mengenai karakteristik bahasa jurnalistik


dalam dunia jurnalistik online perlu menyesuaikan diri dengan bahasa yang
tengah berkembang di masyarakat,tetapi tetap memerhatikan nilai kepatutan.
Selain itu pihak pengelola media menyebutkan sifat dinamis sehingga ada
beberapa pertimbangan apakah akan tetap menggunakan bahasa baku atau
menyesuaikan dengan bahasa di masyarakat. Adapun upaya yang dilakukan
oleh wartawan guna menghindari kata tidak baku yakni mengambil intisari isi
berita, memverifikasi dalam KBBI secara online atau menanyakannya kepada
redaktur guna meminimalisir penggunaan kata tidak baku. Para informan
serempak menjawab bahwa penggunaan kata tidak baku dalam media online
kini bukanlah sebuah kesalahan besar.

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan terkait hasil penelitian


yang telah ditemukan. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan
menambah wawasan pengetahuan terkait berita baik dari dari segi isi,
maupun judul berita. Sehingga masyarakat selaku pembaca heterogen dapat
memilah berita yang seperti apa yang sepatutnya dibaca.

Secara akademis, banyak hal menarik yang dapat diteliti lebih lanjut
berkaitan dengan judul berita yang dimuat di portal online maupun cetak. Hal
tersebut dapat berupa analisis teks, maupun hal lainnya yang dapat
dikembangkan dalam metode yang berbeda. Sehingga penelitian ini dapat
menjadi acuan penelitian berikutnya. Peneliti menyadari masih banyak
kekurangan dari penelitian yang dilakukan, dan diperlukan penyempurnaan
pada penelitian ini.

Bagi penggiat media, penulisan judul berita di media online harus


tetap memerhatikan kode etik penulisan seperti pilihan kata yang dipakai
sesuai dengan nilai kepatutan, maka dari itu pembendaharaan kata perlu
diperkaya lebih dalam agar menghasilkan judul berita yang bercita rasa.
Selain itu perbaikan kualitas isi dari konten media perlu diperhatikan, guna
Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 39
A.N.Hasna, U.Saefullah, L.I. Chalidah

pers befungsi sebagai media pendidik bagi masyarakat.

Dalam upaya penertiban berbagai perusahaan media informasi agar


tidak keluar dari batas koridor, hendaknya pemerintah memberikan masukan
ataupun rekomendasi mengenai kebijakan yang sesuai dengan peraturan yang
telah dirancang dan disahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Fajar, M.N. (2010). Mahir Menulis Berita. Jakarta: PT Multi Kreasi
Satudelapan
Handiyohaness E. (2014). Pemilihan dan Penggunaan Kata Dalam Penulisan.
Retrieved Mei 21, 2021, from Blog Yohanessehandi:
http://yohanessehandi.blogspot.com/2014/09/pemilihandanpenggunaa
nkatadalam.html#:~:text=Untuk%20dapat%20memilih%20kata
%2Dkata,tengah%20digunakan%20masyarakat%20atau%20tidak.
Haryono, A. (2012). Perubahan dan Perkembangan Bahasa: Tinajauan
Historis dan Sosiolinguistik. Linguistika: Buletin Ilmiah Program
Magister Linguistik, 5(2) 1-9.
Kusumaningrat, H & Kusumaningrat, P. (2012). Jurnalistik Teori dan
Praktik. Bandung : PT Remaja Rosda karya cetakan kelima.
Lestari, M.T & Sasmita, L.A. (2020). Analisis Pemanfaatan Vlog “Yossie-
Dani” dalam Penyampaian Informasi Publik Pemerintah Kota
Semarang. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4, Nomor
2, 147-164.
Manika, N.D., Rosyidi, I., & Muhaemin, E. (2018). Strategi Wartawan
Online dalam Mencegah Berita Hoax. Jurnal Ilmu Komunikasi
Volume 3, Nomor 4, 39-45.
Mariana, Dewi. (2014). Gaya Bahasa Berita Media Online di Indonesia :
Judul Menarik Tidak Harus Tidak Baku [Skripsi]. Jakarta
(ID):Jurusan Komunikasi Marketing, Fakultas Ekonomi dan
Komunikasi, Universitas Bina Nusantara.
Muliawanti, L. (2018). Jurnalsime Era Digital: Digitalisasi Jurnalisme dan
Profesionalitas Jurnalisme Online. Lentera Jurnal Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, 79-98.DOI:
https://doi.org/10.21093/lentera.
40 Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Mony, H. (2020). Bahasa Jurnalistik: Aplikasinya dalam Karya Jurnalistik di


Media Cetak, Televisi, dan Media Online. Sleman : Deepublish.
Ningrum, V.S. (2019). Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Jurnal Skripta: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia Universitasi Pgri Yogyakarta Volume 5, Nomor 2, 22-27.
N Lia Marliana & edi Puryanto. (2009). Problematika Penggunaan Ragam
Bahasa Jurnalistik Pada Media Massa Dan Implikasinya Terhadap
Pembinaan Bahasa Indonesia Di Masyarakat. Jurnal Diksi Volume 16,
Nomor 2, 43-52.
Romli, A.S.M. (2012). Jurnalistik Online. Bandung : Nuansa Cendekia
Ruci, D.L.K. (2013). Diksi Dalam Judul-Judul Berita Harian Lampu Hijau.
eJurnal Universitas Diponegoro Volume 2, Nomor 2, 161-176.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/sulukindo/article/view/2374
Rustanto, B. (2015). Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial.Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.
Saefullah, U. (2013). Kapita Selekta Komunikasi Pendekatan Budaya dan
Agama. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Sumadiria, H. (2017). Bahasa Jurnalistik : Panduan Praktis Menulis dan
Jurnalis. Bandung.: PT Remaja Rosda Karya. Cetaka Ketujuh.
Sumadiria, H. (2006). Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Feature :
Panduan Praktis Jurnalis Profesional / Penulis. Bandung : Simbiosa
Rekata Media.

Annaba: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 4 (2018) 23-40 41

Anda mungkin juga menyukai