Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rafi Rizal Sambega

NIM : P1725033031

JURNAL 1

Judul : Pola Karakteristik Ragam Bahasa Istilah


Pada Masa Pandemi COVID 19 (CORONAVIRUS DISEASE
2019)

Penulis : 1. Wahyu Oktavia


2. Nur Hayati

Lembaga Penulis : Tadris Bahasa Indonesia, IAIN Surakarta

Email : 1. oktaviawahyu17@gmail.com,
2. nurh5898@gmail.com

Nomor :1

Volume :1

Tahun Terbit : 2020

Resume

Pada jurnal ini, penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan pola karakteristik ragam bahasa
istilah pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dengan teknik observasi dan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan
adanya 38 pola karakteristik ragam bahasa istilah Covid-19 yang dianalisis dan
diklasifikasikan menjadi 14 data dalam bentuk bahasa Inggris, 9 data dalam bentuk sinonim,
10 data dalam bentuk singkatan, dan 5 data dalam bentuk akronim. Selain itu, jurnal ini juga
membahas tentang fungsi bahasa, ragam bahasa, dan istilah dalam bahasa. Bahasa memiliki
peran penting dalam komunikasi dan ekspresi diri manusia, dan perkembangan bahasa selama
pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. Ragam bahasa merupakan variasi dalam penggunaan bahasa berdasarkan
pemakainya, yang dapat dilihat dari topik, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, dan medium pembicaraan. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang
digunakan untuk mengungkapkan suatu konsep atau sifat dalam bidang tertentu.Dalam
penelitian ini, ditemukan bahwa penggunaan istilah bahasa Inggris lebih dominan dalam
ragam bahasa istilah pada masa pandemi Covid-19. Istilah-istilah bahasa Inggris tersebut
digunakan untuk menunjukkan kesan yang modern dan praktis. Beberapa contoh istilah
bahasa Inggris yang ditemukan adalah "new normal" (normal baru), "social distancing" (jaga
jarak), "lockdown" (penutupan), dan lain-lain. Selain itu, juga ditemukan beberapa sinonim
dari istilah-istilah tersebut, seperti "isolasi mandiri" (self-isolation), "
Kesimpulan

Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa selama pandemi Covid-19, terdapat pola
karakteristik ragam bahasa istilah yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan
istilah bahasa Inggris lebih dominan, yang menunjukkan kesan yang modern dan praktis.
Istilah-istilah ini mencakup sinonim, singkatan, dan akronim yang digunakan untuk
menyederhanakan komunikasi terkait pandemi. Bahasa memiliki peran penting dalam
komunikasi dan ekspresi diri manusia, dan perkembangan bahasa selama pandemi dapat
mempengaruhi keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ragam bahasa juga
dapat bervariasi berdasarkan pemakainya, topik, hubungan pembicara, dan medium
pembicaraan.

Jurnal 2

Judul : Ragam Bahasa Indonesia Dalam Komunimasi Politik

Penulis : Sitti Rabiah

Lembaga Penulis : Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Universitas Muslim Indonesia

Email : sittirabiah64@yahoo.co.id / sittirabiah25@gmail.com

Nomor :1

Volume :2

Tahun Terbit : 2016

Resume

Artikel ini membahas tentang pentingnya penggunaan bahasa yang tepat dalam komunikasi
politik, khususnya dalam kampanye politik di Indonesia. Bahasa Indonesia telah memainkan
peran penting dalam perkembangan aktivitas sosial, budaya, dan politik di negara ini. Setelah
era reformasi, bahasa Indonesia terus berkembang, terutama dalam penggunaannya dalam
komunikasi politik. Komunikasi politik adalah penghubungan pikiran politik di dalam
masyarakat. Ada beberapa definisi komunikasi politik, termasuk pengaruh politik, politik
yang berbicara, dan politik yang berbicara atau berbicara politik. Komunikasi politik
melibatkan penggunaan simbol-simbol yang berarti untuk membentuk sikap dan perilaku
politik. Ada lima bentuk komunikasi politik, yaitu retorika politik, agitasi politik, propaganda
politik, lobi politik, dan tindakan politik. Penggunaan bahasa yang tepat dalam kampanye
politik sangat penting agar masyarakat dapat tergugah dan memilih calon pemimpin yang
dapat menyalurkan aspirasi mereka. Penggunaan bahasa yang tepat juga membantu
menyampaikan pesan dengan efektif dan didukung dengan retorika yang tepat. Tema
kampanye juga dipengaruhi oleh penggunaan bahasa yang bersifat ajakan. Penggunaan ragam
bahasa yang tepat, baik informal maupun formal, juga penting dalam kampanye politik.
Penggunaan kata yang tepat juga mempengaruhi pilihan masyarakat. Studi ini
merekomendasikan kolaborasi antara pelaku politik dan ahli bahasa untuk menciptakan
komunikasi politik yang berintegritas. Kolaborasi ini akan membantu menciptakan pesan
yang lebih efektif dan autentik dalam kampanye politik. Selain itu, pesan yang disampaikan
dalam kampanye politik juga penting dalam pewarisan nilai-nilai kepada generasi berikutnya.

Kesimpulan

Kesimpulannya, penggunaan bahasa yang tepat dalam komunikasi politik, khususnya dalam
kampanye politik, sangat penting untuk mempengaruhi masyarakat dalam memilih calon
pemimpin. Penggunaan bahasa yang tepat membantu menyampaikan pesan dengan efektif
dan mendukung retorika yang tepat. Kolaborasi antara pelaku politik dan ahli bahasa
diperlukan untuk menciptakan komunikasi politik yang berintegritas. Penggunaan ragam
bahasa yang sesuai, baik informal maupun formal, juga penting dalam kampanye politik.

Jurnal 3

Judul : Ragam Bahasa Dalam Media Sosial Twitter : Kajian Sosialongustik

Penulis : 1. Satria Prayudi


2. Wahidah Nasution

Lembaga Penulis : Metamorfosa

Email : wahidahnasution@gmail.com

Volume :8

Nomor :2

Tahun Terbit : 2020

Resume

Isi artikel ini membahas penggunaan variasi bahasa dalam platform media sosial Twitter,
dengan fokus khusus pada akun Andi Hiyat. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif,
menganalisis data teks tertulis dengan pendekatan sosiolinguistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variasi bahasa yang digunakan dalam tweet Andi Hiyat termasuk dalam
kategori bahasa sosial, dengan karakteristik seperti zeroisasi, diftongisasi, penambahan graf,
perubahan grafis, perubahan leksikal, elipsis, onomatope, dan campuran kode. Artikel ini
menyoroti pengaruh media sosial terhadap penggunaan bahasa dan pentingnya
mempertimbangkan faktor sosiolinguistik dalam menganalisis variasi bahasa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan mengamati perubahan bahasa
dalam teks yang ditulis di Twitter. Data penelitian terdiri dari 44 tuturan dari penulis Andi
Hiyat. Temuan penelitian meliputi delapan aspek perubahan bahasa gaul, seperti zeroisasi,
diftongisasi, perubahan graf, perubahan leksikal, elipsis, onomatope, dan campuran kode.
Analisis ini berfokus pada variasi bahasa yang digunakan oleh Andi Hiyat dalam postingan
Twitter-nya. Ini mengidentifikasi aspek-aspek zeroisasi, seperti apheresis, sincope, dan
apokope, serta diftongisasi, perubahan leksikal, elipsis, onomatope, dan campuran kode.
Studi ini menyimpulkan bahwa Andi Hiyat menggunakan variasi bahasa sosial, khususnya
yang santai. Temuan ini menunjukkan pentingnya menggunakan bahasa yang sesuai dan
menyerukan penelitian lebih lanjut tentang variasi bahasa tertulis dalam komunitas perkotaan.
Ini adalah disertasi doktoral yang membahas kohesi gramatikal penggantian dan elipsis dalam
novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata. Penelitian ini dilakukan di Universitas
Muhammadiyah Malang.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Andi Hiyat menggunakan variasi
bahasa sosial dalam tweet-nya di platform media sosial Twitter. Variasi bahasa yang
digunakan termasuk dalam kategori zeroisasi, diftongisasi, perubahan grafis, perubahan
leksikal, elipsis, onomatope, dan campuran kode. Penggunaan variasi bahasa ini dipengaruhi
oleh pengaruh media sosial dan faktor sosiolinguistik. Penting untuk mempertimbangkan
faktor ini dalam menganalisis variasi bahasa dalam konteks media sosial.

Jurnal 4

Judul : Analisis Penggunaan Ragam Bahasa Indonesia Siswa dalam


Komunikasi Verbal

Penulis : 1. Kd Dana Handika


2. Km Sudarma
3. Nym Murda

Lembaga Penulis : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja, Indonesia

Email : danahandika22@yahoo.com

Volume :2

Nomor :3

Tahun Terbit : 2019

Resume
Artikel ini dibuat bertujuan untuk menganalisis penggunaan ragam bahasa Indonesia siswa
dalam komunikasi verbal, pola interaksi siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan
ragam bahasa, dan dampak pola interaksi siswa dalam penggunaan ragam bahasa terhadap
hasil belajar siswa SD Negeri 4 Pedawa. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui observasi,
rekaman, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menggunakan ragam
bahasa formal, santai, dan akrab dalam komunikasi verbal. Pola interaksi siswa terdiri dari
komunikasi satu arah, dua arah, dan multi arah. Hasil belajar siswa beragam, namun sebagian
besar siswa telah mencapai KKM. Data tersebut menjelaskan pola interaksi siswa dengan
guru dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan ragam bahasa.
Terdapat pola interaksi satu arah, dua arah, dan multi arah. Ragam bahasa yang digunakan
antara lain ragam resmi, santai, dan akrab. Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan
ragam bahasa dan pola interaksi dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Para peneliti
menyarankan agar guru menggunakan ragam bahasa yang sesuai dan mendorong partisipasi
aktif dari siswa untuk meningkatkan hasil belajar

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa siswa menggunakan ragam bahasa
formal, santai, dan akrab dalam komunikasi verbal di SD Negeri 4 Pedawa. Pola interaksi
siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan ragam bahasa terdiri dari komunikasi satu
arah, dua arah, dan multi arah. Hasil belajar siswa beragam, namun sebagian besar siswa
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penggunaan ragam bahasa dan pola
interaksi siswa dalam pembelajaran memiliki dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

Dalam konteks pembelajaran, penting bagi guru untuk menggunakan ragam bahasa yang
sesuai dengan situasi dan mendorong partisipasi aktif dari siswa. Dengan demikian, siswa
dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi mereka dan meningkatkan hasil belajar
mereka.

Jurnal 5

Judul : Ragam Bahasa Anak Tunarungu dalam Interaksi Sosial di SLB


Negri Ungaran

Penulis : 1. Vivi Kurniawari


2. M. Badrus Siroj

Lembaga Penulis : Universitas Negri Semarang, Indonesia

Email : vivikurniawati04@gmail.com

Volume :8

Nomor :3

Tahun Terbit : 2019


Resume

Artikel ini dibuat untuk membahas tentang ragam bahasa yang digunakan oleh anak
tunarungu dalam interaksi sosial di SLB Negeri Ungaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan ragam bahasa yang digunakan oleh anak tunarungu dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi ragam bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak tunarungu menggunakan ragam formal, ragam konsultatif, dan ragam santai
dalam interaksi sosial mereka. Pilihan ragam bahasa ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
topik pembicaraan, situasi, partisipan, dan tujuan. Dalam situasi formal, anak tunarungu
cenderung menggunakan ragam resmi, sedangkan dalam situasi nonformal, mereka
menggunakan ragam santai. Faktor-faktor seperti topik pembicaraan yang bersifat akademis
mempengaruhi penggunaan ragam resmi dan ragam konsultatif, sedangkan topik
pembicaraan yang nonakademis mempengaruhi penggunaan ragam santai. Selain itu, situasi
formal juga mempengaruhi penggunaan ragam resmi, sementara situasi nonformal
mempengaruhi penggunaan ragam santai. Ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua,
anak tunarungu menggunakan ragam resmi untuk menunjukkan kesopanan. Faktor tujuan
juga mempengaruhi penggunaan ragam santai oleh anak tunarungu.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu menggunakan ragam
bahasa yang beragam dalam interaksi sosial mereka di SLB Negeri Ungaran. Ragam bahasa
yang digunakan meliputi ragam formal, ragam konsultatif, dan ragam santai. Pilihan ragam
bahasa ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti topik pembicaraan, situasi, partisipan, dan
tujuan. Dalam situasi formal, anak tunarungu cenderung menggunakan ragam resmi,
sedangkan dalam situasi nonformal, mereka menggunakan ragam santai. Faktor-faktor seperti
topik pembicaraan yang bersifat akademis mempengaruhi penggunaan ragam resmi dan
ragam konsultatif, sedangkan topik pembicaraan yang nonakademis mempengaruhi
penggunaan ragam santai. Selain itu, situasi formal juga mempengaruhi penggunaan ragam
resmi, sementara situasi nonformal mempengaruhi penggunaan ragam santai. Ketika
berinteraksi dengan orang yang lebih tua, anak tunarungu menggunakan ragam resmi untuk
menunjukkan kesopanan. Faktor tujuan juga mempengaruhi penggunaan ragam santai oleh
anak tunarungu.

Anda mungkin juga menyukai