Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG

TIDAK BAKU SERTA MENDATA KATA YANG TIDAK SESUAI DENGAN


PUEBI PADA MEDIA BERITA SINDONEWS

Tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia


Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia

Oleh:
Adhika Nurizki Iskandar
NIM: 231121033
Cherry Aulia Diangel
NIM: 231121039

JURUSAN TEKNIK SIPIL


D3-TEKNIK K POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2023
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
segala rahmatnya sehingga penulisan laporan ilmiah ini bisa diselesaikan dengan baik.
Penyusunan penulisan laporan ilmiah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa
bantuan dari banyak pihak.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Nur Yuliyawati yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis. Ada banyak hal yang bisa penulis pelajari melalui
penugasan ini.

Penulisan laporan ilmiah ini yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan


Bahasa Indonesia Yang Tidak Baku serta Mendata Kata Yang Tidak Sesuai Dengan
PUEBI pada Media Berita SindoNews” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
umum Bahasa Indonesia. Selain itu, penulisan laporan ilmiah ini juga diharapkan bisa
memberikan pemahaman baru tentang penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar sesuai kaidah kebahasaan.

Setelah berhasil menyelesaikan penulisan laporan ilmiah ini, penulis berharap apa
yang sudah penulis tulis bisa bermanfaat untuk banyak khalayak. Demikian kata
pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini.

Bandung, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
1.4. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan.....................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................
2.1. Bahasa Indonesia...............................................................................................................
2.2. Fungsi Bahasa Indonesia..................................................................................................
2.3. Bahasa Indonesia Baku.....................................................................................................
2.4. Kaidah Kebahasaan..........................................................................................................
2.5. Media massa.......................................................................................................................
2.5.1. Pengertian Berita.......................................................................................................
2.5.2. Jenis Berita.................................................................................................................
2.5.3. Manfaat Berita...........................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................
3.1. Analisis Data......................................................................................................................
BAB IV..............................................................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................................................
4.1. Kesimpulan........................................................................................................................
4.2. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

ii
iii
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat untuk memudahkan dalam menyampaikan suatu pikiran, sikap,
dan perasaan seseorang. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan utama untuk
menciptakan alur pemikiran yang jelas dan tepat. Selain itu, Bahasa Indonesia memegang
peranan yang sangat penting yaitu sebagai bahasa persatuan, meninjau banyaknya bahasa daerah
yang dimiliki oleh negara kita.

Media massa merupakan salah satu sumber informasi utama kita sehari-hari. Media
massa memiliki banyak fungsi yaitu sebagai pusat informasi, yang berperan sebagai penyedia
dan penyampai informasi mengenai berbagai macam peristiwa, kejadian, realitas dan banyak hal
lain yang terjadi di tengah masyarakat, sebagai alat yang mengawasi kejadian yang terjadi sekitar
masyarakat agar mereka dapat mengetahui dengan cepat dan dapat melakukan kontrol terhadap
kejadian tersebut secara mudah, menyebarkan informasi dan mengkampanyekan berbagai hal
dalam bidang ekonomi, politik, negara, agama, dan lain sebagainya yang penting di masyarakat.

Seiring dengan maraknya globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada khalayak
umum mulai diabaikan. Hal ini dapat mempengaruhi keberadaan bahasa Indonesia di kalangan
masyarakat mulai memudar dan tidak dipedulikan lagi aturan dalam penggunaanya, karena
masyarakat tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar khususnya
penggunaan bahasa di dalam media massa.

Bahasa Indonesia yang digunakan dalam media massa juga sangat mempengaruhi
kebiasaan berbahasa para pengonsumsi media massa. Ditinjau dari persoalan tersebut, banyak
masyarakat yang akan salah dalam memahami berbagai informasi yang didapat. Salah satu upaya
peningkatan pembinaan Bahasa Indonesia tersebut adalah dibuatnya Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 yaitu dalam mengatur penggunaan bahasa di media massa baik bahasa nasional
bahasa daerah, maupun bahasa asing. Dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut, penulis
menyusun sebuah makalahyang membahas tentang implementasi dari Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2009 pasal 39 yang membahas tentang bahasa.
1
1.2. Rumusan Masalah
Terdapat tiga permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut.

1. Bagaimanakah keberlakuan penerapan pasal 32 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009


pada media berita “SindoNews”?
2. Apakah terdapat penggunaan Bahasa yang tidak sesuai kaidah kebahasaan dalam media
berita “SindoNews”

1.3. Tujuan Penulisan


Terdapat tiga tujuan dari penulisan laporan ilmiah ini yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui bagaimana keberlakuan penerapan pasal 32 Undang-undang Nomor 24


Tahun 2009 pada media berita “SindoNews”
3. Mengetahui apakah terdapat penggunaan Bahasa yang tidak sesuai kaidah kebahasaan
dalam media berita “SindoNews”

1.4. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Studi Pustaka. Menurut M.
Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengemukakan bahwa studi
kepustakaan atau studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Studi pustaka penting untuk
mendukung landasan teori dalam penelitian. Tanpa landasan teori, penelitian dan metode
yang digunakan peneliti tidak berjalan lancar. Hal ini karena pengukuran berdasarkan
acuan dasar teori.

Studi kepustakaan memuat uraian sistematis tentang kajian literatur dan hasil
penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan
diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut.

Penulis di sini akan melakukan studi kasus terhadap media berita SindoNews,
kemudian didokumentasikan dalam bentuk gambar. Penulis kemudian menganalisis data
yang sudah diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif yakni menjelaskan hasil
temuan penelitian dengan cara memberikan penjelasan dalam bentuk kata-kata. 2
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun karya tulis imiah ini, supaya dalam pembahasan terfokus pada pokok
permasalahan dan tidak melebar ke masalah yang lain, maka penulis membuat sistematika
penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Teknik Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSAKA
Dalam bab ini penulis mencantumkan tinjauan pustaka yang sesuai dengan rumusan
masalah yang tertera.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis mencantumkan data dari hasil penelitian dan memberikan sebuah
penjelasan terhadap data tersebut.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis mencantumkan kesimpulan beserta saran dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisikan daftar referensi yang digunakan saat penelitian

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa
seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan
pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antar manusia dalam masyarakat
memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat.
Bahasa bukan individual yang hanya dapat dipakai dan dipahami oleh penutur saja akan tetapi,
pemakaian bahasa akan lebih tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami
makna tutur.
Menurut Gorys Keraf, secara umum bahasa memiliki empat fungsi, yaitu:

1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri, yaitu untuk mengungkapkan apa yang tersirat dalam
hati, misalnya untuk menunjukkan keberadaan kita di tengah orang lain.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi, yaitu untuk menyampaikan semua yang kita rasakan
dan pikirkan kepada orang lain.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, yaitu melalui bahasa kita mengenal
semua adat istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakat serta mencoba menyesuaikan diri
dengan lingkungan tersebut.
4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial, yaitu melalui bahasa seseorang memengaruhi
pandangan dan sikapnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
sarana komunikasi dan bahasa persatuan bagi masyarakatnya. Bahasa Indonesia juga memiliki
aturan dan standar dalam penggunaannya. Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang
sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia di antaranya berfungsi mempererat hubungan
antarsuku di Indonesia. Fungsi ini, sebelumnya, sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar
Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”. Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti
‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan ‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebagainya.). Ikrar ketiga
dalam Sumpah

Pemuda tersebut menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa
satu”, tetapi merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Halim dalam Arifin
dan Tasai, 1995:5). Ini berarti pula bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional
yang kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari setelah kemerdekaan
RI dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945. Bab
XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
4
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa dalam penyelenggaraan
administrasi negara, seperti bahasa dalam penyelenggaraan pendidikan dan sebagainya.
2.2. Fungsi Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1)
Lambang kebanggaan kebangsaan, 2) Lambang identitas nasional, 3) Alat penghubung
antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, 4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia
kita pelihara dan kita kembangkan, serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina.
Pada fungsi ini, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang negara kita.
Di dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya
sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia
dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga tidak bergantung padai unsur-unsur bahasa
lain.
Lebih jelas Umar (2017) mengemukakan bahwa berkat adanya bahasa nasional, kita dapat
berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dipikirkan. Kita dapat
melakukan perjalanan dari penjuru yang satu ke penjuru yang lain di tanah air dengan hanya
menggunakan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.

Seiring dengan pendapat di atas, Umar (2017:5) menuliskan

Selain fungsi-fungsi di atas, bahasa Indonesia juga harus berfungsi sebagai alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam fungsi ini,
bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu, kita dapat meletakkan kepentingan
nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
Pada bagian terdahulu, secara sepintas, sudah dikatakan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) Bahasa resmi kenegaraan, 2) Bahasa
pengantar di dalam dunia pendidikan, 3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan 4) Alat pengembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Termasuk ke
dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan. Pada fungsi
kedua ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Meskipun lembaga-lembaga pendidikan
tersebut tersebar di daerah- daerah, mereka harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar. Memang ada pengecualian untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas-kelas
5
rendah sekolah dasar di daerah- daerah. Mereka diizinkan menggunakan bahasa daerah
sebagai pengantar.
Di dalam hubungannya dengan fungsi ketiga di atas, yakni alat perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, Umar (2017)
mengemukakan, “Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik
antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah
dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar
belakang sosial budaya dan bahasanya.”
Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia
adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan
nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang

membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita
pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita (Arifin dan
Tasai, 1995: 11-12).
2.3. Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku adalah bahasa yang sudah memenuhi aturan atau kaidah yang berlaku.
Pada umumnya bahasa baku digunakan dalam hal resmi baik melalui tulisan ataupun
perkataan. Bahasa baku bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan sudah
memenuhi kaidah dan ejaan yang berlaku.
Menurut Wibowo (2004) mengungkapkan bahwa “bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.” Pengertian bahasa juga diungkapkan oleh Pengabean (2004)
menuliskan “bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi
pada sistem saraf.”
Selain pengertian bahasa yang diutarakan oleh Wibowo dan Pangabean, Soejono (2004:30)
juga turut mengutarakan pengertian bahasa, menurutnya bahasa adalah suatu sarana
perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama. Dari semua pendapat yang
diutarakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa, bahasa adalah sarana komunikasi antara
orang satu dengan orang yang lain untuk melakukan pertukaran informasi.
Menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah kata yang cara pengucapan
ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus. Berdasarkan
sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku adalah bahasa yang baik tata tulis, kosakata,
maupun tata bahasanya sesuai dengan hasil pembakuan bahasa. Dari sudut pandang informasi,
bahasa baku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu
pengetahuan. Lalu berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa baku dapat
dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling berpengaruh,
seperti ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis atau wartawan. Bahasa
merekalah yang dianggap ragam bahasa baku (Mulyono dalam Chaer,2011:5). Kata serapan
dari bahasa asing disebut baku kalau ejaannya telah dibuat menurut pedoman penyesuaian
ejaan bahasa asing seperti yang disebutkan

dalam EYD maupun dalam buku Pedoman Pembentukan Istilah (Depdikbud dalam
6
Chaer,2011:134).
2.4 Kaidah Kebahasaan
Setiap teks atau naskah memiliki kaidah kebahasaan masing-masing yang disesuaikan dengan
jenis dan tujuan dari suatu teks. Kaidah kebahasaan dari setiap teks perlu dipahami agar dapat
membuat jenis teks dengan baik dan tentunya sesuai dengan tujuannya.Kaidah kebahasaan
secara sederhana adalah sejumlah aturan yang dijadikan sebagai pedoman dalam suatu bahasa,
termasuk dalam pembuatan suatu teks.Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum atau
aturan yang sudah pasti atau patokan, sedangkan kebahasaan adalah suatu hal yang berkaitan
dengan bahasa (perihal bahasa).Kaidah kebahasaan juga digunakan untuk memahami
bagaimana ketentuan mengatur tata cara berbahasa baik secara lisan maupun tulisan.
2.5 Media Massa
Media massa merupakan sarana komunikasi dalam penyampaian pesan-pesan, sebagai alat komunikasi
untuk menyebarkan berita ke masyarakat luas. Dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti radio,
surat kabar, TV dan film
Media massa ialah sarana atau alat yang dipakai dalam cara kerja komunikasi massa, yaitu komunikasi
yang ditunjukkan terhadap orang banyak. Media massa memberikan info perihal perubahan, bagaimana
hal itu berjalan dan hasil yang dicapai.
2.5.1 pengertian berita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita mempunyai arti cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwan yang hangat. Jadi, bisa disimpulkan, berita merupakan teks berisi
informasi yang baru atau sedang terjadi.Berdasarkan cara penyampaiannya, berita dibagi menjadi dua
jenis, yakni berita disampaikan secara lisan dan secara tertulis (tulisan).
Penyampaian berita secara lisan sering kita dengar dan lihat di televisi. Sementara, berita yang
disampaikan secara tulisan banyak dijumpai di media cetak atau online.
Dalam menyusun teks berita diperlukan keterampilan serta penguasaan dasar penulisan agar pesan yang
ingin disampaikan dapat dimengerti serta tersampaikan dengan baik pada masyarakat.
2.5.2 jenis berita
Jenis-Jenis Teks Berita
1. Berita Langsung (Straight News)
Straight news atau berita langsung adalah jenis berita yang biasanya ditulis secara to the point, lugas,
dan ringkas. Berita langsung berisi informasi terkini atau faktual (terbaru), terhangat, dan menarik. Jenis
berita langsung biasanya dapat kamu temui di halaman depan koran atau surat kabar.

Straight news dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu:

– Hard news: berita yang penting, paling terkini, terbaru, dan harus segera disampaikan kepada
masyarakat.
– Soft news: berita ringan yang biasanya memberikan informasi tentang kisah kemanusiaan.
2. Berita Opini (Opinion News)
Opinion news atau berita pendapat/opini adalah berita yang berisi laporan pandangan seseorang
mengenai suatu hal, ide kreatif, pemikiran ataupun komentar terhadap sesuatu yang penting. Berita opini 7
biasanya bersumber dari para ahli, cendekiawan, profesor, atau pejabat mengenai suatu masalah atau
peristiwa.
3. Berita Interpretatif (Interpretative News)
Berita interpretatif adalah berita yang dikembangkan melalui pendapat atau penilaian wartawan
berdasarkan fakta yang ada. Penambahan ini biasa berupa informasi latar belakang, wawancara dari
berbagai sumber, serta menambah data-data terkait. Hal ini bertujuan agar berita menjadi lebih utuh,
detail, dan lengkap.

4. Berita Mendalam (Depth News)


Depth news atau berita mendalam adalah berita yang dikembangkan berdasarkan pendalaman dari suatu
peristiwa. Unsur berita yang ditekankan pada jenis ini adalah “Mengapa atau Why”, “Bagaimana atau
How”, dan “So What”.

5. Berita Investigasi (Investigation News)


Berita investigasi atau investigation news adalah berita yang dikembangkan berdasarkan penyelidikan
atau penelitian dari berbagai sumber yang ada. Dalam proses menyusun berita ini, penulis atau
wartawan menjadi watchdog dan melakukan “penyelidikan” untuk mencari kebenaran atau fakta yang
tersembunyi..
2.5.3 manfaat berita
manfaat membaca berita, di antaranya adalah menambah wawasan dan pengetahuan, memperbarui
informasi aktual yang terjadi di daerah dan negara lain, dan mengetahui berbagai peristiwa yang sedang
atau telah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai