Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI EX PABRIK PLYWOOD

ANTARA
PT. KAWEDAR WOOD INDUSTRY (KWI)
DENGAN
….………………………………………….
NO : / SPJB / KWI - ……. /XII/2011

Surat perjanjian jual beli (SPJB) ini dibuat pada hari ………. Tanggal ……….. tahun
dua ribu sebelas, dalam keadaan sadar dan dengan tidak adanya unsur paksaan dari
pihak manapun juga oleh dan antara yang bertanda tangan dibawah ini :

1. PT. KAWEDAR WOOD INDUSTRY, sebuah perusahaan yang dibentuk


dengan akte notaris, yang dalam perbuatan hukum ini diawali secara sah oleh
………….. jabatan direktur utama selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama
(pemilik ex pabrik plywood) yang terletak di daerah kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat.
2. …………………………………….., sebuah perusahaan yang dibentuk dengan
akte notaris, yang dalam perbuatan hukum ini diwakili secara sah oleh
…………….. jabatan direktur utama yang selanjutnya disebut sebagai Pihak
Kedua (pembeli ex pabrik plywood) PT. KWI didaerah kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat.

(PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut PIHAK


sedangkan secara bersama-sama disebut para pihak.

Menerangkan :
1. Bahwa Pihak Pertama memang benar akan menjual asset ex pabrik plywood
berupa besi atau logam yang terdapat baik didalam gudang, pabrik maupun diluar
gudang pabrik, kecuali lahan dimana pabrik tersebut berdiri (sesuai dengan
gambar sket yang terlampir)
2. Bahwa Pihak Kedua memang benar berminat untuk membeli ex pabrik plywood
milik Pihak Pertama. Dengan penawaran harga sebesar Rp. 29.000.000.000,00
(dua puluh sembilan miliar rupiah) secara borongan atau jual putus.
3. Didasarkan pada keinginan dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan,
berdasarkan hal-hal tersebut diatas para pihak sepakat untuk saling mengikatkan
diri satu dengan lainnya dalam suatu perjanjian jual beli dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1
Jenis dan volume barang

1. Keberadaan gudang pabrik terlihat sebagaimana hasil survey Pihak Kedua, kabel
berikut keberadaan mesin 90 % masih utuh dari perkiraan saat pabrik
beroperasional.
2. Bobot konstruksi bangunan berikut pabrik tanpa pemilahan jenis logam tidak
melebihi dari saat pembelian pertama pabrik beroperasional

Pasal 2
Mekanisme Jual Beli

1. Pihak Pertama menjual ex pabrik berupa besi atau logam baik berupa mesin atau
bentuk lainnya yang terdapat didalam maupun diluar lingkungan pabrik.
2. Penjualan ex pabrik atau besi scrap secara global tanpa membedakan jenis besi
dengan logam lainnya.
3. Penentuan estimasi dapat dilakukan dengan melihat gambar yang telah
disampaikan atau dapat dilakukan secara langsung melalui survey pengecekan ex
pabrik tersebut sebelum penandatanganan dilakukan.

Pasal 3
Legalitas Pabrik

Dalam penjualan ex pabrik plywood milik PT. KAWEDAR WOOD INDUSTRY ini
Pihak Pertama bertanggung jawab terhadap keberadaan dokumen-dokumen pabrik
ataupun alat berat lain berupa mesin-mesin diantaranya :
1. Surat-menyurat kendaraan dan mesin-mesin
2. Surat pernyataan tidak sedang dalam jaminan pada pihak bank ataupun pihak lain
3. Surat pernyataan tidak dalam sengketa dengan pihak lain
4. Surat pernyataan tidak tersangkut dengan hak-hak karyawan
5. Surat keputusan menkumham RI No. AHU – 33495. A11.01.02 Tahun 2009
tentang persetujuan akta perubahan anggaran dasar perseroan.
6. Surat lampiran keputusan ketua BKPM No. 41/T/Industri tanggal 3 Februari 1990
7. SK Menteri Kehakiman RI No. C-1779 HT 03.01-tahun 2002

Pasal 4

Legalitas pabrik sebagaimana dimaksud pada pasal 3 perjanjian jual beli ini akan
diserahkan kepada pihak kedua setelah penandatanganan MOU.

Pasal 5
Transaksi dan Pembayaran

Transaksi jual beli yang telah disepakati adalah transaksi berstandar konfensi yang
berlaku secara umum.
1. Pihak Pertama sebelum penandatanganan perjanjian jual beli berkewajiban
menunjukkan dokumen legalitas formal keberadaan pabrik kepada pihak kedua
pada saat cek fisik barang sebelum kedua pihak mengikatkan diri dalam perjanjian
jual beli / MOU dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan barang-barang
yang dijual akan dipegang oleh Notaris yang telah disepakati.
2. Selanjutnya pihak kedua melakukan pembayaran secara cash/tunai sebesar Rp.
29.000.000.000,00 (dua puluh sembilan miliar rupiah) pada saat penandatanganan
kontrak / MOU.
3. Setelah pembayaran pelunasan dilaksanakan maka dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan yang dijualbelikan diserahkan oleh pihak pertama kepada pihak
kedua, dan berakhirlah kewajiban dan hak masing-masing pihak.
4. Seluruh biaya yang timbul akibat dari dibuatnya surat perjanjian jual beli ini,
termasuk registrasi Notaris dibebankan kepada pihak pertama.
Pasal 6
Sanksi-sanksi

1. Apabila pihak kedua selaku pembeli membatalkan kontrak ini secara sepihak,
setelah menandatangani perjanjian jual beli dan telah menyerahkan uang tanda
jadi maka pihak pertama tidak berkewajiban mengembalikan seluruh biaya yang
telah dikeluarkan oleh pihak kedua.
2. Apabila dalam masa pekerjaan / pembongkaran terjadi penghentian dari pihak lain
karena terjadinya sengketa antara pihak pertama dengan pihak lainnya yang
mengakibatkan kerugian dari pihak kedua, maka pihak pertama berkewajiban
mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan ditambah dengan biaya
pekerjaan yang dihitung secara kumulatif yang ditetapkan oleh lembaga yang
berkompeten untuk menetapkan pembiayaan tersebut ditambah dengan denda
sebesar 10 % dari besarnya dana pendahuluan yang telah dikeluarkan oleh pihak
kedua.
3. Apabila pihak kedua tidak atau belum menyelesaikan pelunasan sebagaimana
maksud pasal 5 maka pihak pertama berhak untuk membatalkan perjanjian ini dan
pihak kedua tidak dapat melakukan gugatan kepada pihak pertama dan pihak
kedua akan dikenakan denda sebesar 10 % dari nilai harga jual.

Pasal 7
System dan Batas Waktu Pembongkaran

Pembongkaran baik mesin maupun konstruksi gudang dilakukan dengan ketentuan


sebagai berikut :
1. Pihak kedua dibenarkan untuk melakukan pembongkaran ex pabrik setelah pihak
pertama menerima pembayaran secara cash/tunai sebesar Rp. 29.000.000.000,00
(dua puluh sembilan miliar rupiah) dan atau setelah pihak pertama menerbitkan
Surat Perintah Pembongkaran / kuasa pembongkaran.
2. Segala biaya dan resiko yang timbul akibat dari pembongkaran menjadi tanggung
jawab pihak kedua terkecuali biaya yang berkenaan dengan gangguan keamanan
yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan pihak pertama.
Pasal 8

Sehubungan lahan dimana tempat berdirinya pabrik yang akan diperjualbelikan akan
segera dibangun dengan kegiatan lainnya, maka pihak kedua atau pembeli diberikan
batas aktu pembongkaran sebagai berikut :
1. Masa waktu pembongkaran selama 5 bulan terhitung sejak setelah pihak pertama
menerima pembayaran secara cash/tunai sebesar Rp. 29.000.000.000,00 (dua
puluh sembilan miliar rupiah) dan atau setelah pihak pertama menerbitkan Surat
Perintah Pembongkaran / kuasa pembongkaran.
2. Jika dalam batas waktu yang disepakati tidak mencukupi akibat gangguan alam
atau huru hara sehingga proses pembongkaran terkendala, maka pihak kedua dapat
mengajukan perpanjangan waktu.
3. Perpanjangan waktu sebagaimana maksud pada pasal 8 ayat (2) diatas, pihak
kedua mengajukan perpanjangan waktu dengan terlebih dahulu menyampaikan
surat perpanjangan kepada pihak pertama satu (1) bulan sebelum berakhirnya
batas waktu yang telah disepakati.

Pasal 9
Ketenagakerjaan

Dengan terealisasinya jual beli ex pabrik plywood adalah juga merupakan peluang
terbukanya lapangan pekerjaan meskipun hanya bersifat musiman dan untuk merekrut
tenaga kerja pembongkaran, pihak pertama mengharapkan kepada pihak kedua untuk
dapat juga merekrut tenaga kerja lokal setempat.

Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan
1. Jika terjadi perselisihan pertentangan akibat dari penafsiran yang berbeda terhadap
perjanjian ini, pada prinsipnya para pihak akan menyelesaikan secara musyawarah
mufakat yang saling menguntungkan
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat dilaksanakan, maka para
pihak sepakat penyelesaian dengan menempuh jalur hukum yang berlaku pada
institusi lembaga hukum dimana perjanjian ini dibuat dan ditandatangani.

Pasal 10
Coruum / Keabsahan

1. Surat perjanjian jual beli ini berlaku sejak ditandatangani para pihak berikut saksi-
saksi diatas materai cukup yang berlaku secara umum
2. Surat perjanjian jual beli ini wajib mendapatkan legalitas dari lembaga yang
berkompeten (Notaris) yang ditunjuk.
3. Surat perjanjian jual beli ini dibuat dalam dua (2) rangkap, satu (1) rangkap
diserahkan kepada pihak pertama dan satu (1) rangkap diserahkan kepada pihak
kedua dengan redaksi dan isi sama serta mempunyai kekuatan hukum yang sama

Pasal 11
Penutup

1. Surat perjanjian ini bersifat lex spesialias, yang berlaku berbatas pada perjanjian
jual beli antara pihak pertama dengan pihak kedua
2. Surat perjanjian ini merupkan landasan hukum yang dapat dijadikan pedoman
oleh para pihak
3. Para pihak wajib menghormati dan tunduk terhadap surat perjanjian yang telah
disepakati para pihak
4. Hal-hal yang belum diatur dalam surat perjanjian ini akan diatur lebih lanjut oleh
para pihak melalui musyawarah untuk mufakat
Demikian surat perjanjian ini kami buat atas dasar kesepakatan para pihak dalam
keadaan sadar dan dengan tidak adanya unsur paksaan dari pihak manapun juga dan
akan dilaksanakan untuk ditaati oleh semua pihak yang terkait.

Ditetapkan di : Pontianak
Pada tanggal : ………………. 2011

KAMI YANG MEMBUAT PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


( Penjual) ( Pembeli)

Dirut PT. KWI Dirut …………………..

SAKSI PIHAK PERTAMA

1. ( ……………………….. )

2. ( ……………………….. )

SAKSI PIHAK KEDUA

1. ( ……………………….. )

2. ( ……………………….. )
LEGALISASI
_____________________
Nomor : ……………………………………….

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : ……………… Sarjana Hukum Notaris di
……………. Menerangkan bahwa isi surat ini setelah saya bacakan dan terangkan
kepada Tuan ………….. dan Tuan …………. Tersebut, dan sesudah itu yang
bersangkutan tersebut membubuhkan tanda tangannya diatas surat ini dihadapan saya
Notaris pada hari …………… tanggal ……………. Bulan ……………… tahun
2011.

NOTARIS

(……………………………)
Nama terang

Anda mungkin juga menyukai