Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang
dicampur dengan Bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari oleh kalangan mahasiswa
yang digunakan dalam penyampaian makna, khususnya mahasiswa Politeknik Negeri
Jakarta. Kosa kata apa saja yang biasa digunakan, kapan atau dalam waktu yang bagaimana
mereka menggunakan dan mengapa mereka menggunakannya, padahal kosa kata juga
tersedia dalam bahasa Indonesia serta seberapa sering mereka menggunakan bahasa
campuran tersebut. Hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa mereka lebih percaya
diri, keren, ‘gaul’ dan kosa kata bahasa Inggris tersebut sudah tidak asing bagi mereka dan
makna yang disampaikan juga merasa lebih terwakili oleh kata asing yang digunakan, dan
dalam situasi informal dengan teman, yang biasanya teman sejawat atau seusia penutur.
Kosa kata yang digunakan oleh kalangan remaja, khususnya mahasiswa Politeknik Negeri
Jakarta sebagian besar adalah sama atau hampir sama.
Kata kunci: Pencampuran Bahasa, Kosa kata, percaya diri, ‘gaul’, makna, informal.
Abstract
This research is aimed to find the reasons why Bahasa Indonesia combined with
English in the daily communication among students, especially students of State
Polytechnic of Jakarta. What vocabularies used, when or in what situation, and why
They use the combination of both languages at the same time while the vocabularies Are
also available in Bahasa Indonesia. The result concludes that when they use both
Languages at the same time they have selt confidence in their community, but it is
Usually used in informal situation with their freinds.
Keywords:
Pendahuluan
Gambar 1: Hubungan Sistem dan
Bahasa adalah sebuah sistem Pemakaian Bahasa
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
masyarakat untuk tujuan komunikasi, Bahasa
demikian dikatakan oleh Yayat Sudaryat Sistem Pragmatik Pemakaian
dalam bukunya Makna Dalam Wacana
(2008; 2). Sebagai sebuah sistem, bahasa Lisan Tulis
bersifat sistemis dan sistematis, karena Sejak adanya Bahasa Indonesia (tgl 28
bahasa memiliki kaidah dan aturan Oktober 1928), bahasa lain, baik yang
tertentu. Dikatakan sistemis, karena berasal dari daerah Indonesia maupun dari
bahasa memiliki subsistem seperti luar Indonesia secara terus menerus
subsistem fonologis, subsistem digunakan untuk mengekspresikan
gramatikal, dan sub sistem leksikal. konsep yang tidak ada dalam bahasa
Gambar berikut mendeskripsikan sistem Indonesia itu sendiri dan hal ini
Bahasa dan pemakaian bahasa. menambahkan atau memperkaya kosa
kata bahasa Indonesia. Bahasa mengalami penggunaan kata tersebut. Demikian juga
perubahan dan perkembangan. dikatakan oleh Osgood & Sebeok, 1984;
Dalam penggunaan bahasa, aspek 296) bahwa proses menyusun dan
sosiokultural juga sangat berperan dalam memahami pesan lewat kode kebahasaan,
menentukan bentuk bahasa, unsur kejiwaan seperti: kesadaran batin,
perkembangan bahasa, perkembangan pikiran, asosiasi, dan pengalaman tidak
penggunaan kosa kata bahasa, maupun dapat diabaikan. Dalam hal ini kata-kata
perubahan makna. Halliday menyatakan dapat diartikan sebagai penanda bentuk
bahwa ada tiga faktor yang terkait yaitu : gagasan tertentu karena bahasa juga
1). Ideasional, yaitu isi pesan yang ingin menjadi alat berpikir yang mengacu pada
disampaikan; 2). Interpersonal, yaitu suasana pada realitas tertentu. Demikian
makna yang hadir dalam peristiwa tuturan ditambahkan oleh Alston, 1964; 22 yang
oleh pemakai; 3). Tekstual, yaitu bentuk dikutip oleh Yayat Sudaryat (2008;7).
kebahasaan serta konteks tuturan yang Dari semua pendapat diatas maka
merepresentasikan makna tuturan. dapat kita ambil sebuah pengertian bahwa
Meskipun penelitian bidang perkembangan bahasa dalam pemakaian
sosiolinguistik sudah cukup lama dalam komunikasi sangat dipengaruhi
dilakukan dan masih berlangsung terus oleh realitas pemakai bahasa tersebut,
sampai sekarang namun belum ada sebuah pengalaman pemakai bahasa tersebut,
konsensus tentang teori yang dapat asosiasi dan pikiran serta adanya suasana
digunakan untuk semua keadaan. yang juga merupakan unsur yang tidak
Alasannya cukup jelas, bahwa bahasa- dapat diabaikan. Demikian juga dengan
bahasa di dunia berasal dari beberapa pemilihan kata dalam pemakaian suatu
keluarga bahasa yang tidak dapat dengan bahasa, kata mewakili konsep, idea, dan
mudah disatukan. Sehingga ketika kita realitas yang diwakilinya. Seperti
mencoba menemukan hukum kosa kata dikatakan oleh Yayat Sudaryat dalam
istimewa ketika ada campuran bahasa bukunya Makna Dalam Wacana (2008;
tentulah timbul suatu masalah. Kalaupun 21) bahwa makna yang disampaikan
ada hukum yang jelas dalam suatu dalam komunikasi dalam bahasa
kelompok bahasa, misalnya antara bahasa Indonesia bisa beraneka ragam karena
Inggris dan Bahasa Perancis, hal ini tidak berhubungan dengan pengalaman, sejarah,
mudah untuk diterapkan dalam kelompok tujuan, suasana(kondisi/situasi), pikiran,
bahasa lain. Sehingga dalam penelitian ini dan perasaan pemakai bahasa itu sendiri.
tidak pada pencarian untuk menemukan Ditambahkan bahwa meskipun makna itu
hukum kosa kata dalam penggunaan sangat beragam, namun tetap memiliki
bahasa yang dicampur dalam makna dasar atau pusat. Dalam ragam
penggunaannya sehari-hari dalam makna, ada yang disebut makna Afektif
komunikasi tetapi peneliti mencoba yang masih dibagi lagi ke dalam tiga
menganalisis fenomena yang ada. macam makna afektif, yaitu : 1). Makna
Dalam penelitian ini difokuskan pada Afektif Tinggi, 2) Makna Afektif Ramah,
bahasa dalam pemakaian lisan dalam 3) Makna Afektif Kasar. Masing-masing
komunikasi. Selanjutnya dikatakan oleh tidak akan dibahas lebih lanjut disini
Sapir (1921) yang disadur oleh Yayat kecuali yang berkaitan dengan masalah
Sudaryat (2008; 5) bahwa kata mewakili penelitian yaitu Makna Afektif Ramah.
suatu konsep maupun yang saling Makna Afektif Ramah ini biasanya
berhubungan membentuk kesatuan digunakan dalam pergaulan sehari-hari
psikologis. Sehingga kata yang dipakai antara sesama anggota masyarakat atau
oleh pemakai suatu bahasa mewakili sesama dalam kelompok yang sama.
konsep yang disampaikan dengan Dengan demikian, terjadilah bahasa