A. Pendahuluan
Kesehatan jiwa merupakan sifat yang harmonis (serasi), memperhatikan
semua segi kehidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Oleh
karena itu, kesehatan jiwa mempunyai kedudukan yang penting di dalam
pemahaman kesehatan. Sehingga tidak mungkin kita berbicara tentang kesehatan
tanpa melibatkan kesehatan jiwa. Seseorang yang sehat jasmani dan rohaninya,
sedikit banyak akan menyebabkan bertambahnya usia harapan hidup orang tersebut.
Kesehatan jiwa penting dilihat dan dampak yang ditimbulkannya, antara lain
terdapatnya angka yang besar dari penderita gangguan kejiwaan yang diikuti pula
dengan beban sosial ekonomi yang luas. Dalam upaya menangani masalah
kesehatan jiwa, hamper seluruh Provinsi di Indonesia telah dibangun Rumah Sakit
Jiwa, namun kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa ternyata terus
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tuntasnya penanganan kesehatan jiwa tidak
hanya ditandai dengan banyaknya Rumah Sakit tetapi masih ada factor lainnya yang
ikut mempengaruhi.
Pelaksanaan kegiatan TPKJM ini sesuai dengan visi Puskesmas Sememi
yaitu Puskesmas Sememi MITRA masyarakat mewujudkan Kecamatan Benowo
Sehat, mandiri dan berdaya saing global 2021 dan misi Puskesmas Sememi yaitu
memberikan pelayanan sepenuh hati dan bermutu dengan sumber daya yang
dimiliki, menjadikan Puskesmas Sememi sebagai pusat informasi kesehatan dan
pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menggalang kemitraan
dengan berbagai kalangan masyarakat, meningkatkan kesehatan individu keluarga
dan lingkungan dengan tata nilai bekerja dengan prinsip 5S (senyum, salam, sapa,
santun, sopan), disiplin dalam bekerja, profesionalisme dalam bekerja, melayani
pasien dengan sepenuh hati, bertanggung jawab dalam bekerja.
B. Latar Belakang
Urbanisasi, industrialisasi dan modernisasi sebagai hasil pembangunan dapat
menimbulkan pengaruh sampingan berupa berbagai stres kehidupan yang intensif,
baik bagi individu maupun kelompok. Stress kehidupan tersebut dapat menimbulkan
berbagai proses yaitu proses pertumbuhan kota yang cepat mengandung factor-faktor
yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan bagi individu /
kelompok, factor-faktor ini berdampak pada seorang individu dan individu
diharuskan mengolah semua factor tersebut.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya factor kepribadian yang dimiliki oleh
individu itu apakah berhasil menyelesaikan hal tersebut dengan memadai, factor-
faktor itu juga dapat menimpa keluarga dan masyarakat, akibatnya adalah terjadinya
pengelompokan baru dalam masyarakat yang sifatnya sangat majemuk.
Stress kehidupan yang dimaksud yaitu stressor kehidupan pribadi, stress sosio-
ekonomik, kepadatan penduduk yang makin meninggi, perubahan social, urbanisasi,
pola kehidupan keluarga, nasib dan keamanan dari orang yang berusia lanjut, situasi
dari berbagai lembaga social dalam masyarakat dan perbedaan social budaya.
Meningkatnya permasalahan kesehatan jiwa yang semakin kompleks, maka
diperlukan pendekatan dan pemecahan masalah dengan persiapan dan langkah-
langkah yang tepat. Pendekatan yang bersifat multidisipliner dengan pelaksanaan
yang bersifat lintas sector, melalui perkembangan upaya kesehatan jiwa di Indonesia
maka terbentuklah TP-KJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat).
Capaian Program Kesehatan Jiwa terdiri Pemberdayaan kelompok masyarakat
terkait program kesehatan jiwa mencapai 100%, penanganan kasus jiwa yang datang
berobat ke Puskesmas tercapai 100%, Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui
rujukan ke Rumah Sakit atau Spesialis tercapai 100%, Kunjungan rumah pasien jiwa
tercapai 100%.
Data masalah kesehatan jiwa tahun 2017 terdiri dari 42 ODGJ dan 94 ODMK.
Jumlah Posyandu Kesehatan Jiwa sebanyak satu Posyandu, dengan total peserta 15
ODGJ dan 15 pendamping ODGJ. Capaian kinerja program kesehatan jiwa sudah
baik, namun kunjungan Posyandu Kesehatan Jiwa tahun 2017 tercapai 60% sehingga
diperlukan peran lintas sector untuk membantu meningkatkan kunjungan Posyandu
Kesehatan Jiwa.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dibuatlah KAK TP-KJM (Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat) Puskesmas Sememi tahun 2018 yang disusun
berdasarkan RKA/RPK Puskesmas Sememi tahun 2018.
C. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan kerjasama lintas sektor terkait, termasuk peran serta masyarakat
dan kemitraan swasta, LSM, kelompok profesi dan organisasi masyarakat secara
terpadu dan berkesinambungan dalam pelaksanaan kesehatan jiwa Kecamatan
Benowo
2. Khusus
a. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi masalah kesehatan jiwa
b. Mencari temuan kasus dan memberikan penanganan gangguan Kesehatan
Jiwa di masyarakat (Outreach) dengan berkoordinasi Lintas Sektoral
c. Memberikan pengetahuan pada masyarakat melalui Kader Kesehatan baik
tentang Kesehatan Jiwa pada Lansia (Psikogeriatri) maupun pada anak
(Psikopediatri)
d. Memberikan pengetahuan pada masyarakat melalui Kader Kesehatan tentang
deteksi dini gangguan jiwa disekitarnya
c. Menyiapkan paparan
3 Monev rakor TPKJM Melakukan monitoring dan evaluasi rakor TPKM
f. Registrasi peserta
j. Mendokumentasikan kegiatan
F. Sasaran
Jumlah 25 orang yang terdiri dari Camat, Ka Polsek, Dan Ramil, Ka UPTD –
BPS Wil. Surabaya IV, Kasi Kesejahteraan Sosial, Lurah se-Kecamatan,
Babinkamtimas, Babinsa, Kasi Ketertiban dan Keamanan, Tenaga Kesejahteraan
Sosial Kecamatan, Kader Kesehatan Jiwa se-Kecamatan.
2. Lintas Program
a. UKP : Mengatur jadwal Dokter apabila ada penemuan kasus
ODGJ yang membutuhkan penanganan medis
b. KIA : Mengatur jadwal Bidan KIA apabila ada penemuan
kasus ODGJ yang hamil
c. UKS : Melakukan pemeriksaan kepada remaja yang diduga
mengalami permasalahan kejiwaan bersama Petugas
lain dalam Tim UKS
d. Klinik Reproduksi : Melakukan pendekatan kepada ODGJ apabila suspect
ke arah Resiko Tinggi
e. Promkes : Penyuluhan kepada masyarakat mengenai kasus
kesehatan jiwa
f. Perkesmas : 1) Pengecekan status individu, Pengkajian status
keluarga,
2) Asuhan keperawatan individu dan keluarga
bersama perawat lainnya
H. Jadwal Kegiatan
BULAN
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembuatan rencana
kerja
2 Rakor TPKJM
3 Monev Rakor TPKJM
I.
Biaya Kegiatan
1. Rakor TPKJM didapat dari dana BOK tahun 2018
Nasi = 25 peserta x 2 kali kegiatan x Rp 26.290 = Rp 1.314.500
Surabaya, 2018