Anda di halaman 1dari 21

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran
Universitas Alkhairaat Palu
RSD Madani Palu

LAPORAN KASUS
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)

DISUSUN OLEH:

Nini Inriani
(12 777 031)

PEMBIMBING:
dr. Patmawati, M.Kes., Sp. KJ

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIANILMU KEDOKTERAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2017

1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Tada
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Tanggal Pemeriksaan : 20 September 2017
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Anggur Rumah Sakit Daerah Madani Palu
Tanggal Masuk RS : 19 September 2017 (Pertama kalinya)

LAPORAN PSIKIATRIK

I. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis dan Heteroanamnesis (Ibu dan Kakak pasien)

1. Ke luhan utama
Mengamuk

2. Riwayat Gangguan Sekarang


Seorang laki-laki umur 23 tahun tamatan SMA belum menikah
dibawa ke RSD Madani oleh keluarga yaitu Ibu dan Kakaknya dengan
keluhan mengamuk, sering marah- marah, gampang tersinggung dan
mengurung diri di rumahnya. Keluhan ini dirasakan sejak seminggu
yang lalu. Pasien mengatakan susah tidur dan merasa gelisah. Pasien
suka mengatakan memang suka begadang tetapi baru seminggu yang
2
lalu susah sekali tidur, jadi pasien mengaku tidak tidur dari malam
sampai pagi. Pada saat ditanya pasien gelisah karena apa, pasien
mengatakan gelisah karena kecapean bawa motor. Pasien mengatakan
sering melihat bayangan- bayangan seperti tengkorak, dan rambut
panjang, bayangan tersebut baru mucul sejak seminggu yang lalu.
Bayangan- bayang yang dilihat itu tidak selalu muncul, hanya sesekali
saja. Pasien juga mengatakan sering merasakan nyeri pada bagian
dadanya, jantung berdebar- debar, nyeri ulu hati, dan nyeri kepala.
Pasien juga mengaku mengkonsumsi rokok dan alkohol sejak SMP,
pasien mengatakan biasa menghabiskan 1 bungkus rokok perhari.
Pemakaian obat-obatan disangkal oleh pasien.
Pada saat ditanya pasien terkadang diam dan bengong sendiri,
kadang terlihat menatap kosong. Kadang pasien juga nampak senyum
menyeringai sambil melihat kearah lain. Ketika ditanya apakah pasien
mempunyai masalah dengan keluarganya pasien menjawab tidak
punya masalah, tetapi saat ditanya apakah pasien punya masalah
dengan temannya, pasien menjawab iya ada. Tapi ketika ditanya lebih
lanjut apa masalahnya, pasien langsung diam, tersenyum menyeringai,
menutup mata lalu menggeleng- geleng kepala dan tidak mau
berbicara lagi. Pasien kebanyakan diam, terkadang terlihat bengong.
Menurut kakak pasien, pasien mulai mengurung diri di rumahnya
sejak 1 minggu yang lalu, kalau dijenguk oleh keluarganya termasuk
kakak pasien, pasien marah- marah, membentak dan meyuruh pulang.
Pasien nampak hanya mondar-mandir di dalam rumah, tidak mau
keluar rumah, dan gampang sekali emosi. Pasien pernah terlihat
seperti orang menyetir mobil, padahal sedang berada di atas tempat
tidur. Ketika ditegur sedang apa, pasien nampak bengong dengan
tatapan kosong, baru pada saat pundaknya ditepuk kemudian ditaya

3
kenapa, pasien baru terlihat sadar kembali dan menjawab tidak
kenapa.
Menurut kakak pasien, pasien mulai mengurung diri di rumahnya
sejak 1 minggu yang lalu, kalau dijenguk oleh keluarganya termasuk
kakak pasien, pasien marah- marah, membentak dan meyuruh pulang.
Pasien nampak hanya mondar-mandir di dalam rumah, tidak mau
keluar rumah, dan gampang sekali emosi. Pasien pernah terlihat
seperti orang menyetir mobil, padahal sedang berada di atas tempat
tidur. Ketika ditegur sedang apa, pasien nampak bengong dengan
tatapan kosong, baru pada saat pundaknya ditepuk kemudian ditaya
kenapa, pasien baru terlihat sadar kembali dan menjawab tidak
kenapa.
Kakak pasien juga membenarkan kalau sejak satu minggu yang
lalu pasien tidak bisa tidur dan sempat dibawa ke Bidan terdekat dari
rumah pasien untuk berobat, setelah konsumsi obat dari Bidan tersebut
pasien baru bisa tidur. Pasien juga pernah mengeluhkan nyeri dada
hebat, sampai pasien nampak kesakitan sekali, keringat dingin, muka
pucat, pada saat merasakan nyeri dada itu pasien meminta kakaknya
agar menyuruh mamanya pergi ke makam Almarhum Ayahnya,
kemudian Ibunyapun pergi. Tidak tahu kenapa dia tiba- tiba saja ikut
di belakang Ibuany untuk ke makam Ayahnya, dan sesampainya
disana pasien nampak menagis- nangis dan mengusap-usap pusara
Ayahnya.
Kakak pasien mengatakan bahwa pasien pernah mendaftar masuk
Tentara tapi tidak lolos, kemudian Ayah pasien meninggal sejak 2
tahun yang lalu, beberapa bulan setelah Ayahnya meninggal, Ibunya
menikah lagi dengan orang lain, kemudian Ibunya tinggal bersama
suami barunya, sudah tidak tinggal dengan pasien dan adik-adiknya.
Kakaknya sudah menikah jadi tidak tinggal serumah, tidak lama

4
kemudian, pasien minta untuk dinikahkan dengan pacarnya, tapi ada
pihak keluarga yang tidak setuju jadi pasien tidak jadi menikah.
Kakak pasien mengatakan mendengar dari orang-orang dan teman
pasien kalau keluarga pacarnya terutama kakak dari pacarnya marah
besar pada pasien, sudah tidak respek lagi dengan pasien, sampai mau
dipukul karena tidak jadi menikahi adiknya. Tapi pasien tidak
bercerita atau tidak mengatakan apa-apa pada keluarganya. Sejak saat
itu pasien mulai terlihat tertekan, suka marah- marah, emosian,
gampang sekali marah, suka memukul adiknya, sehingga adiknya
sudah tidak mau tinggal serumah dengan pasien dan memilih tinggal
bersama kakaknya yang sudah menikah. Sejak saat itu pasien juga
mulai sering minum- minuman keras dan frekuensi merokoknya sudah
lebih sering dari yang sebelumnya.
Kemudian pasien punya pacar baru lagi, rencananya pasien ingin
menikah dengan pacarnya tersebut. Tetapi pasien dengan pacarnya
putus lagi dan mantan pacarnya baru-baru ini sudah menikah.
Menurut Kakak pasien, pasien dulu adalah orang yang pendiam,
baik, tidak suka marah-marah, pemalu, apalagi sama perempuan.
Kalau ada perempuan pasien akan langsung menghindar karena malu,
pasien juga pribadi yang tertutup. Tetapi pasien mulai berubah
menjadi pemarah, emosian, suka memukul terutama adik-adiknya
sejak 2 tahun terakhir. Oleh karena itu adik-adiknya tidak ada yang
ingin serumah dengan pasien. Hal tersebut yang menyebabkan pasien
tinggal sendiri selama 2 tahun terakhir.

3. Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (-)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)

5
4. Faktor Stressor Psikososial
- Pasien tidak lulus Tentara
- Ayah pasien meninggal 2 tahun yang lalu
- Ibu pasien menikah lagi sehingga pasien kekurangan perhatian
dan kasi sayang.
- Pasien tidak jadi menikah dengan pacarnya
- Pasien baru- baru ini putus dengan pacar yang rencananya
Ingin dia nikahi, dan mantan pacarnya itu sudah menikah.

5. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit/gangguan


sebelumnya.
Pasien baru pertama kali mengalami gejala yang dialami sekarang.

6. Riwayat Gangguan Sebelumnya


 Riwayat gangguan psikiatri
Tidak ada
 Riwayat gangguan medis
Riwayat kejang : Tidak ada
Riwayat cedera kepala : Tidak ada
Riwayat asma : Tidak ada
Riwayat hipertensi : Tidak ada
Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
Hepatitis B : Positif
Demam Tifoid : Positif

7. Riwayat Kehidupan Pribadi (Past Personal History)


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal pada tanggal 11 Mei 1994 di rumahnya dibantu
oleh dukunbersalin dalam keadaan normal dan cukup bulan, lahir

6
tanpa penyulit apapun dalam persalinan, tidak ada gangguan-
gangguan ataupun penyakit yang diderita Ibunya saat mengandung
hingga melahirkan. Pasien lahir tanpa penyakit apapun.

Riwayat Masa Kanak-Kanak Awal (1-3 tahun)


Tidak terdapat persoalan-persoalan diusia ini. Pertumbuhan
dan perkembangan sesuai umur dan tidak terdapat gejala-gejala
problem perilaku. Tidak ada riwayat kejang, trauma atau infeksi pada
masa ini. Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat, dan lingkungan
tempat tinggal baik dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan
saudara-saudaranya.

Riwayat Masa Kanak-Kanak Pertengahan (4-11 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai dengan anak
seusianya. Pasien tumbuh sebagai anak yang periang. Hubungan
pasien dengan keluarga, saudara, kerabat, dan teman bermain pasien
cukup baik.

Riwayat Masa Kanak-Kanak Akhir/Pubertas/Remaja (12-18 tahun)


Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat, dan lingkungan
tempat tinggal cukup baik. Selama periode di sekolah tidak ada
permasalahan yang dialami pasien dan pasien memiliki cukup
banyak teman. Kecuali pasien suka ketahuan merokok sembunyi-
sembunyi, dan minum alkohol sembunyi- sembunyi. Pasien
menyelesaikan sekolah SMPnya dengan baik.

Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)


1. Riwayat Pekerjaan
Tidak Bekerja
2. Riwayat Perkawinan

7
Pasien belum pernah menikah.
3. Agama
Pasien beragama islam.
4. Aktivitas Sosial
Berinteraksi sebagaimana mestinya
5. Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenisnya.

8. Riwayat Kehidupan Keluarga


Hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya baik tidak
terjalin baik dalam dua tahun terakhir.

9. Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit serupa

10. Situasi Sekarang


Pasien tinggal sendiri di rumahnya

11. Persepsi (Tanggapan) Pasien Tentang Diri dan Kehidupan.


Pasien merasa kalau dirinya sakit, dan ada perubahan yang
menonjol pada dirinya.

8
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Seorang laki-laki wajah tampak sesuai usia menggunakan kaos
berwarna hitam lengan pendek dan celana pendek warna hitam.
Pasien tampak cukup rapi, ekspresi datar, perawatan diri cukup
baik, warna kulit sawo matang, dan bertubuh agak kurus.
2. Kesadaran: Komposmentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Pasien tampak tenang
4. Pembicaraan: Terbatas, intonasi sedang, perbendaharaan kata
baik.
5. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif

B. Keadaan Afektif
1. Mood : Labil
2. Afek : Sempit
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


 Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan:
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
 Daya konsentrasi: Baik
 Orientasi:
o Waktu : Baik
o Tempat : Baik
o Perorangan : Baik

9
 Daya ingat
o Jangka Pendek : Baik
o Segera (immediate memory) : Baik
o Jangka Panjang : Baik
 Pikiran abstrak : Baik
 Bakat kreatif : Menyanyi, main gitar.
 Kemampuan menolong diri sendiri: Baik

D. Gangguan Persepsi
 Halusinasi : Visual, berupa melihat bayangan- bayangan
tengkorak dan rambut panjang.
 Ilusi : Tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada

E. Proses berpikir
 Arus pikiran :
1. Produktivitas : Miskin Ide
2. Kontinuitas pikiran : Relevan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
 Isi Pikiran
1. Preokupasi : Tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : Tidak ada

F. Pengendalian impuls
Cukup

10
G. Daya nilai
 Norma sosial : Baik
 Uji daya nilai : Baik
 Penilaian Realitas : Baik

H. Tilikan (insight)
Derajat 4: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyebab sakitnya.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan fisik
o Status internus:
Keadaan umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD = 120/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,6ºC
Konjungtiva : Anemis (-)/(-)
Sklera : Ikterus (-)/(-)
Pemeriksaan jantung-paru : Tidak dilakukan pemeriksaan

o Status neurologis:
GCS: E4M6V5
𝑁/𝑁
Pemeriksaan Motorik dan Sensorik: 𝑁/𝑁

Fungsi kortikal luhur dalam batas normal


Pupil bundar isokor 2,5 mm / 2,5 mm
11
Reflex cahaya : (+)/(+)
Pemeriksaan kaku kuduk & meningeal’s sign: (-)
Refleks fisiologis: (+)
Refleks patologis: (-)
Pemeriksaan N. Cranialis & Perifer : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan Intrakranial : Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


 Seorang laki-laki umur 23 tahun tamatan SMA belum menikah dibawa ke
RSUD Madani oleh keluarga yaitu Ibu dan Kakaknya dengan keluhan
mengamuk, sering marah- marah dan mengurung diri di rumahnya.
Keluhan ini dirasakan sejak seminggu yang lalu dan semakin parah sejak 2
hari terakhir. Pasien mengatakan susah tidur dan merasa gelisah. Pasien
mengatakan sering melihat bayangan- bayangan seperti tengkorak, dan
rambut panjang. Pasien sering merasakan nyeri pada bagian dadanya,
nyeri ulu hati, dan nyeri kepala.
 Pasien terkadang diam dan bengong sendiri, kadang terlihat menatap
kosong. Pasien mengatakan punya masalah dengan temannya, tapi saat
ditanya lebih lanjut apa masalahnya, pasien langsung diam, tersenyum
menyeringai, menutup mata lalu menggeleng- geleng kepala dan tidak
mau berbicara lagi. Kemudian emosinya terlihat terpancing saat ditanya
lebih dalam tentang masalah yang dialami dengan temannya. Pasien
kebanyakan diam. Terkadang tidak nyambung.
 Menurut kakak pasien, pasien mulai mengurung diri di rumahnya sejak 1
minggu yang lalu, kalau dijenguk oleh keluarganya termasuk kakak
pasien, pasien marah- marah, membentak dan meyuruh pulang. Pasien
nampak hanya mondar-mandir di dalam rumah, tidak mau keluar rumah,
dan gampang sekali emosi. Pasien pernah terlihat seperti orang menyetir
mobil, padahal sedang berada di atas tempat tidur.

12
 Pasien pernah mengeluhkan nyeri dada hebat, pada saat merasakan nyeri
dada itu pasien meminta kakaknya agar menyuruh mamanya pergi ke
makam Almarhum Ayahnya, kemudian Ibunyapun pergi. sesampainya
disana pasien nampak menagis- nangis dan mengusap-usap pusara
Ayahnya.
 Pasien pernah mendaftar masuk Tentara tapi tidak lolos, kemudian Ayah
pasien meninggal sejak 2 tahun yang lalu, beberapa bulan setelah Ayahnya
meninggal, Ibunya menikah lagi dengan orang lain, pasien meminta untuk
dinikahkan dengan pacarnya, tapi ada pihak keluarga yang tidak setuju
jadi pasien tidak jadi menikah. Pasien mendapat tekanan dari keluarga
pacarnya karena batal nikah. Sejak saat itu pasien mulai terlihat tertekan,
suka marah- marah, emosian, gampang sekali marah, suka memukul
adiknya.
 Pasien sering minum- minuman keras dan frekuensi merokoknya sudah
lebih sering dari yang sebelumnya.
 Pasien punya pacar baru lagi, rencananya pasien ingin menikah dengan
pacarnya tersebut. Tetapi pasien dengan pacarnya putus lagi dan mantan
pacarnya baru-baru ini sudah menikah.

13
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
 Aksis I
 Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
dimana pasien dibawa oleh keluarganya dengan keluhan
mengamuk, marah- marah. Keadaan ini akan
menimbulkan distress dan disabilitas dalam penggunaan waktu
senggang, yaitu pasien menderita sulit tidur sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
 Pada pasien belum ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita, tapi sudah ada gejala psikotik, berupa halusinasi visual
tetapi gejalanya baru timbul seminggu yang lalu sehingga
didiagnosa sebagai Gangguan Psikotik Akut.
 Pada riwayat penyakit sebelumnya tidak diperoleh riwayat
gangguan yang sama. Pemeriksaan status interna diperoleh
Hepatitis B positif, demam tifoid positif dan pemeriksaan LAB
ditemukan kadar leukosit yang meningkat. Tetapi faktor tersebut
belum atau tidak menimbulkan gangguan fungsi otak yang dapat
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga
dapat dicurigai adanya gangguan mental non organik sehingga
daapt ditarik kesimpulan bahwa pasien mnegalami Gangguan
Psikotik Non Organik.
 Berdasarkan deskripsi kasus diatas, berdasarkan PPDGJ III dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan psikotik akut
karena telah memenuhi kriteria diagnosa untuk Gangguan
Psikotik Akut dan Sementara (F23)

14
 Aksis II
Pasien bisa bergaul dengan baik tetapi jika ada masalah pasien tidak
menceritakan masalahnya dan lebih suka untuk memendamnya
sendiri, hal tersebut merupakan ciri kepribadian tidak khas.

 Aksis III
E00- G90 : Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik

 Aksis IV
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
Masalah pekerjaan
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial.
Masalah dengan psikososial dan lingkungan lain.

 Aksis V
GAF scale 60-51 (Gejala sedang [moderate], disabilitas sedang).

VI. DAFTAR MASALAH


1. Psikologik/Perilaku
Ditemukan adanya halusinasi visual sehingga memerlukan
farmakoterapi.
2. Keluarga/lingkungan/sosial budaya
Ditemukan adanya masalah/stressor psikososial sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.

VII. PROGNOSIS

Faktor Pendukung
Genetik tidak ada

15
Faktor Penghambat
Penyakit organik
Usia muda
Pasien tertutup
Belum menikah

Prognosis: dubia ad bonam

VIII. RENCANA TERAPI

 Farmakoterapi:
o Haloperidol 5 mg, 2 x1/ hari
atau
o Clorpromazin 100 mg ( 1 x 1 /hari)

 Psikoterapi suportif
o Sosioterapi
a) Edukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, dan efek samping pengobatan.
- Memotivasi agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol
setelah pulang dari perawatan.
- Membantu agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap
- menggali kemampuan yang bisa dikembangkan.

b) Edukasi terhadap keluarga:


- Memberikan penjelasan mengenai gangguan yang dialami pasien
agar keluarga lebih memaklumi kondisi pasien.

16
- Menyarankan agar lebih telaten dalam pengobatan pasien dengan
membawa kontrol secara teratur, memperhatikan agar minum obat
secara teratur, dan memberi dukungan agar mempunyai aktivitas
yang positif.

IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.

X. PEMBAHASAN
Berdasarkan PPDGJ III pasien telah memenuhi kriteria diagnostik :
F23 Gangguan Psikotik Akut

Pedoman Diagnostik :

 Harus ada gejala utama, yang diurutkan sebagai berikut:


a. Onset akut 9dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu
gejala- gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari- hari, tidak termasuk
periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas sebagai ciri khas
untuk menentukan suatu kelompok.
b. Adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik = beraneka ragam dan
berubah cepat, atau “schizofrenia nia-like = gejala skizofrenia tidak
khas.
c. Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga
dispesifikasi dengankarakter ke 5,x0= tanpa penyerta stres akut.
Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan
sebagai sumber stres dalam konteks ini.
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
17
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik (F30). Atau episode depresif (F32). Walaupun perubahan
emosional dan geja-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu
kewaktu.
 Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, dimensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat pengguanan alkohol atau obat-
obatan.

Pada pasien ini dapat ditemukan adanya perubahan kepribadian, mengamuk,


marah-marah, penurunan aktifitas berupa mengurung diri di rumah, gelisah,
gangguan tidur, keadaan tersebut dapat menimbulkan distress dan
disabilitas dalam penggunaan waktu senggang dimana pasien tidak dapat
berisirahat dengan baik sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa. Pasien juga mengalami halusinasi visual dimana pasien
mengatakan melihat bayangan- bayangan berupa tengkorak dan rambut panjang,
gejala – gejala tersebut telah dirasakan seminggu sebelum masuk Rumah Sakit.
Dalam hal ini pasien telah memenuhi gejala gangguan Psikotik Akut (F23)
Adapun farmakoterapi untuk menangani gejala psikotik adalah dengan
pemberian obat Haloperidol, Haloperidol merupakan antipsikotik tipikal yang
poten untuk mengatasi gejala positif pada pasien. Dosis maksimum Haloperidol
antara 5-15 mg/hari. Pemberian haloperidol dimulai dengan dosis awal yaitu
1,5mg 3 kali sehari, jika dalam pemantauan dua sampai tiga hari terapi dianggap
kurang dapat memperbaiki keadaan pasien maka dosis dapat dinaikkan secara
bertahap hingga mencapai dosis efektif.
Pemberian haloperidol harus diawasi dengan baik karena salah satu efek
samping pemberian obat antipsikotik khususnya golongan tipikal seperti
haloperidol adalah menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal. Jika pada pasien
terdapat gejala tersebut maka pemberian obat Trihexyphenidyl tablet jika pasien

18
dapat minum dan jika tidak dapat di injeksi dengan Diphenhydramine dianjurkan
untuk memperbaiki gejala-gejala ekstrapiramidal pasien.

Diagnosis Diferensial

 F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik
Pedoman Diagnostik
 Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak atau penyakit fisik
sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental
yang tercantum.
 Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara
perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom
mental.
 Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya
penyebab yang mendasarinya.
 Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom
mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh
stres sebagai pencetus).
F06.0 Halusinosis Organik
Pedoman Diagnostik
 Kriteria umum tersebut diatas (F06)
 Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya dalam bentuk visual
atau auditorik), yang menetap atau berulang.
 Kesadaran yang jernih (tidak berkabut)
 Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna
 Tidak ada gangguan afektif yan gmenonjol
 Tidak jelas adanya waham (seringkali “insight” masih utuh)

19
20
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik. Ed.3.


Jakarta: Bagian Ilmu Kedoteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2007.
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya; 2013.
3. Kaplan & Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. Jakarta: EGC; 2010.

21

Anda mungkin juga menyukai