Fakultas Kedokteran
Universitas Alkhairaat Palu
RSD Madani Palu
LAPORAN KASUS
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
DISUSUN OLEH:
Nini Inriani
(12 777 031)
PEMBIMBING:
dr. Patmawati, M.Kes., Sp. KJ
1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Tada
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Tanggal Pemeriksaan : 20 September 2017
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Anggur Rumah Sakit Daerah Madani Palu
Tanggal Masuk RS : 19 September 2017 (Pertama kalinya)
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis dan Heteroanamnesis (Ibu dan Kakak pasien)
1. Ke luhan utama
Mengamuk
3
kenapa, pasien baru terlihat sadar kembali dan menjawab tidak
kenapa.
Menurut kakak pasien, pasien mulai mengurung diri di rumahnya
sejak 1 minggu yang lalu, kalau dijenguk oleh keluarganya termasuk
kakak pasien, pasien marah- marah, membentak dan meyuruh pulang.
Pasien nampak hanya mondar-mandir di dalam rumah, tidak mau
keluar rumah, dan gampang sekali emosi. Pasien pernah terlihat
seperti orang menyetir mobil, padahal sedang berada di atas tempat
tidur. Ketika ditegur sedang apa, pasien nampak bengong dengan
tatapan kosong, baru pada saat pundaknya ditepuk kemudian ditaya
kenapa, pasien baru terlihat sadar kembali dan menjawab tidak
kenapa.
Kakak pasien juga membenarkan kalau sejak satu minggu yang
lalu pasien tidak bisa tidur dan sempat dibawa ke Bidan terdekat dari
rumah pasien untuk berobat, setelah konsumsi obat dari Bidan tersebut
pasien baru bisa tidur. Pasien juga pernah mengeluhkan nyeri dada
hebat, sampai pasien nampak kesakitan sekali, keringat dingin, muka
pucat, pada saat merasakan nyeri dada itu pasien meminta kakaknya
agar menyuruh mamanya pergi ke makam Almarhum Ayahnya,
kemudian Ibunyapun pergi. Tidak tahu kenapa dia tiba- tiba saja ikut
di belakang Ibuany untuk ke makam Ayahnya, dan sesampainya
disana pasien nampak menagis- nangis dan mengusap-usap pusara
Ayahnya.
Kakak pasien mengatakan bahwa pasien pernah mendaftar masuk
Tentara tapi tidak lolos, kemudian Ayah pasien meninggal sejak 2
tahun yang lalu, beberapa bulan setelah Ayahnya meninggal, Ibunya
menikah lagi dengan orang lain, kemudian Ibunya tinggal bersama
suami barunya, sudah tidak tinggal dengan pasien dan adik-adiknya.
Kakaknya sudah menikah jadi tidak tinggal serumah, tidak lama
4
kemudian, pasien minta untuk dinikahkan dengan pacarnya, tapi ada
pihak keluarga yang tidak setuju jadi pasien tidak jadi menikah.
Kakak pasien mengatakan mendengar dari orang-orang dan teman
pasien kalau keluarga pacarnya terutama kakak dari pacarnya marah
besar pada pasien, sudah tidak respek lagi dengan pasien, sampai mau
dipukul karena tidak jadi menikahi adiknya. Tapi pasien tidak
bercerita atau tidak mengatakan apa-apa pada keluarganya. Sejak saat
itu pasien mulai terlihat tertekan, suka marah- marah, emosian,
gampang sekali marah, suka memukul adiknya, sehingga adiknya
sudah tidak mau tinggal serumah dengan pasien dan memilih tinggal
bersama kakaknya yang sudah menikah. Sejak saat itu pasien juga
mulai sering minum- minuman keras dan frekuensi merokoknya sudah
lebih sering dari yang sebelumnya.
Kemudian pasien punya pacar baru lagi, rencananya pasien ingin
menikah dengan pacarnya tersebut. Tetapi pasien dengan pacarnya
putus lagi dan mantan pacarnya baru-baru ini sudah menikah.
Menurut Kakak pasien, pasien dulu adalah orang yang pendiam,
baik, tidak suka marah-marah, pemalu, apalagi sama perempuan.
Kalau ada perempuan pasien akan langsung menghindar karena malu,
pasien juga pribadi yang tertutup. Tetapi pasien mulai berubah
menjadi pemarah, emosian, suka memukul terutama adik-adiknya
sejak 2 tahun terakhir. Oleh karena itu adik-adiknya tidak ada yang
ingin serumah dengan pasien. Hal tersebut yang menyebabkan pasien
tinggal sendiri selama 2 tahun terakhir.
3. Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (-)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
5
4. Faktor Stressor Psikososial
- Pasien tidak lulus Tentara
- Ayah pasien meninggal 2 tahun yang lalu
- Ibu pasien menikah lagi sehingga pasien kekurangan perhatian
dan kasi sayang.
- Pasien tidak jadi menikah dengan pacarnya
- Pasien baru- baru ini putus dengan pacar yang rencananya
Ingin dia nikahi, dan mantan pacarnya itu sudah menikah.
6
tanpa penyulit apapun dalam persalinan, tidak ada gangguan-
gangguan ataupun penyakit yang diderita Ibunya saat mengandung
hingga melahirkan. Pasien lahir tanpa penyakit apapun.
7
Pasien belum pernah menikah.
3. Agama
Pasien beragama islam.
4. Aktivitas Sosial
Berinteraksi sebagaimana mestinya
5. Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenisnya.
9. Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit serupa
8
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Seorang laki-laki wajah tampak sesuai usia menggunakan kaos
berwarna hitam lengan pendek dan celana pendek warna hitam.
Pasien tampak cukup rapi, ekspresi datar, perawatan diri cukup
baik, warna kulit sawo matang, dan bertubuh agak kurus.
2. Kesadaran: Komposmentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Pasien tampak tenang
4. Pembicaraan: Terbatas, intonasi sedang, perbendaharaan kata
baik.
5. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Labil
2. Afek : Sempit
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
9
Daya ingat
o Jangka Pendek : Baik
o Segera (immediate memory) : Baik
o Jangka Panjang : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : Menyanyi, main gitar.
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Visual, berupa melihat bayangan- bayangan
tengkorak dan rambut panjang.
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran :
1. Produktivitas : Miskin Ide
2. Kontinuitas pikiran : Relevan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
1. Preokupasi : Tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian impuls
Cukup
10
G. Daya nilai
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 4: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyebab sakitnya.
o Status neurologis:
GCS: E4M6V5
𝑁/𝑁
Pemeriksaan Motorik dan Sensorik: 𝑁/𝑁
12
Pasien pernah mengeluhkan nyeri dada hebat, pada saat merasakan nyeri
dada itu pasien meminta kakaknya agar menyuruh mamanya pergi ke
makam Almarhum Ayahnya, kemudian Ibunyapun pergi. sesampainya
disana pasien nampak menagis- nangis dan mengusap-usap pusara
Ayahnya.
Pasien pernah mendaftar masuk Tentara tapi tidak lolos, kemudian Ayah
pasien meninggal sejak 2 tahun yang lalu, beberapa bulan setelah Ayahnya
meninggal, Ibunya menikah lagi dengan orang lain, pasien meminta untuk
dinikahkan dengan pacarnya, tapi ada pihak keluarga yang tidak setuju
jadi pasien tidak jadi menikah. Pasien mendapat tekanan dari keluarga
pacarnya karena batal nikah. Sejak saat itu pasien mulai terlihat tertekan,
suka marah- marah, emosian, gampang sekali marah, suka memukul
adiknya.
Pasien sering minum- minuman keras dan frekuensi merokoknya sudah
lebih sering dari yang sebelumnya.
Pasien punya pacar baru lagi, rencananya pasien ingin menikah dengan
pacarnya tersebut. Tetapi pasien dengan pacarnya putus lagi dan mantan
pacarnya baru-baru ini sudah menikah.
13
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
dimana pasien dibawa oleh keluarganya dengan keluhan
mengamuk, marah- marah. Keadaan ini akan
menimbulkan distress dan disabilitas dalam penggunaan waktu
senggang, yaitu pasien menderita sulit tidur sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Pada pasien belum ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita, tapi sudah ada gejala psikotik, berupa halusinasi visual
tetapi gejalanya baru timbul seminggu yang lalu sehingga
didiagnosa sebagai Gangguan Psikotik Akut.
Pada riwayat penyakit sebelumnya tidak diperoleh riwayat
gangguan yang sama. Pemeriksaan status interna diperoleh
Hepatitis B positif, demam tifoid positif dan pemeriksaan LAB
ditemukan kadar leukosit yang meningkat. Tetapi faktor tersebut
belum atau tidak menimbulkan gangguan fungsi otak yang dapat
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga
dapat dicurigai adanya gangguan mental non organik sehingga
daapt ditarik kesimpulan bahwa pasien mnegalami Gangguan
Psikotik Non Organik.
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, berdasarkan PPDGJ III dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan psikotik akut
karena telah memenuhi kriteria diagnosa untuk Gangguan
Psikotik Akut dan Sementara (F23)
14
Aksis II
Pasien bisa bergaul dengan baik tetapi jika ada masalah pasien tidak
menceritakan masalahnya dan lebih suka untuk memendamnya
sendiri, hal tersebut merupakan ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
E00- G90 : Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
Aksis IV
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
Masalah pekerjaan
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial.
Masalah dengan psikososial dan lingkungan lain.
Aksis V
GAF scale 60-51 (Gejala sedang [moderate], disabilitas sedang).
VII. PROGNOSIS
Faktor Pendukung
Genetik tidak ada
15
Faktor Penghambat
Penyakit organik
Usia muda
Pasien tertutup
Belum menikah
Farmakoterapi:
o Haloperidol 5 mg, 2 x1/ hari
atau
o Clorpromazin 100 mg ( 1 x 1 /hari)
Psikoterapi suportif
o Sosioterapi
a) Edukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, dan efek samping pengobatan.
- Memotivasi agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol
setelah pulang dari perawatan.
- Membantu agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap
- menggali kemampuan yang bisa dikembangkan.
16
- Menyarankan agar lebih telaten dalam pengobatan pasien dengan
membawa kontrol secara teratur, memperhatikan agar minum obat
secara teratur, dan memberi dukungan agar mempunyai aktivitas
yang positif.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.
X. PEMBAHASAN
Berdasarkan PPDGJ III pasien telah memenuhi kriteria diagnostik :
F23 Gangguan Psikotik Akut
Pedoman Diagnostik :
18
dapat minum dan jika tidak dapat di injeksi dengan Diphenhydramine dianjurkan
untuk memperbaiki gejala-gejala ekstrapiramidal pasien.
Diagnosis Diferensial
F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik
Pedoman Diagnostik
Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak atau penyakit fisik
sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental
yang tercantum.
Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara
perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom
mental.
Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya
penyebab yang mendasarinya.
Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom
mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh
stres sebagai pencetus).
F06.0 Halusinosis Organik
Pedoman Diagnostik
Kriteria umum tersebut diatas (F06)
Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya dalam bentuk visual
atau auditorik), yang menetap atau berulang.
Kesadaran yang jernih (tidak berkabut)
Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna
Tidak ada gangguan afektif yan gmenonjol
Tidak jelas adanya waham (seringkali “insight” masih utuh)
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21