Anda di halaman 1dari 27

Asma Bronkhial Derajat Sedang Episode Sering

Mohammad Awit, S.Ked

Pembimbing klinik :
dr. Kartin Akune, Sp.A
Pendahuluan
Asma bronkial adalah suatu penyakit saluran
pernapasan bawah sebagai akibat meningkatnya
kepekaan trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dan ditandai dengan penyempitan
yang luas pada saluran napas, bersifat reversible
baik secara spontan maupun dengan pengobatan.
• Menurut data World Health Organization
(WHO) tahun 2000, lebih dari 100 juta orang di
dunia menderita asma, dan sekitar 180 ribu jiwa
pertahun menemui kematian karena penyakit
yang sama.

• Prevalensi asma terbesar adalah pada usia pra


sekolah, yaitu 6-14 tahun.
Kasus
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. E
• Tanggal Masuk : 29 April 2014
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 3 tahun 11 bulan
• Keluhan utama : sesak napas

• Riwayat penyakit sekarang :


Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, dimana saat sesak napas posisi tubuh duduk
untuk membuat sesak napas agak berkurang. Saat
sesak napas masih bisa bicara dengan penggalan
kalimat dan agak rewel. Keluhan sesak napas ini
timbul setiap selesai berkaktivitas seperti bermain
terutama ditempat berdebu. Keluhan sesak napas
timbul sejak usia 2 tahun dimana dalam 1 bulan
dapat terjadi kekambuhan (sesak napas) ± 2 kali.
Selain itu, terdapat keluhan batuk berlendir yang
muncul bersamaan dengan keluhan sesak napas.
• Riwayat penyakit sebelumnya :
Riwayat penyakit asma sejak usia 2 tahun. Tidak
ada riwayat alergi makanan, pajanan hewan
berbulu, perubahan suhu lingkungan atau cuaca

• Riwayat penyakit keluarga :


Ibu memiliki riwayat penyakit asma
• Riwayat anamnesis makanan :
Mendapatkan ASI sampai usia 6 bulan

• Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap

• Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Status Gizi : gizi baik
(BB : 15 kg ; TB : 98 cm )
Tanda Vital :
Denyut Nadi : 126 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Pernapasan : 54 x/menit
TD : 90/60 mmHg
• Kulit : warna kuning langsat, lapisan lemak
cukup tebal, sianosi (-), ikterik (-), turgor
kembali cepat, edema (-)

• Kepala : Normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-palpebra ikterik
(-/-), gerakan bola mata normal, refleks cahaya
(+/+)
Hidung : rhinorrhea (+) , pernapasan cuping
hidung (-/-)
Telinga : Otorrhea (-)
Mulut : bibir tidak tampak sianosis, bibir
kering (-), lidah kotor (-) tidak hiperemis, gusi
normal, tonsil T1/T1 tidak hiperemis.
• Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening dan kelenjar limfe.

• Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada tampak
simetris bilateral, retraksi (+) suprasternal dan
interkostal
Palpasi : Vokal Fremitus meningkat, Ictus
cordis teraba di SIC V midclavicula sinistra
Perkusi : hipersonor kanan dan kiri
Auskultasi : bunyi paru vesikular, wheezing
(+/+) ekspirasi, rhonki (-/-)
Bunyi jantung I/II regular
• Abdomen
Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)

• Anggota gerak
Ekstremitas Atas : akral hangat, edema (-)
Ekstremitas Bawah : akral hangat, edema (-)

• Tulang belakang : tidak ada kelainan

• Otot-otot : tidak ada atrofi dan kekuatan otot normal

• Refleks : reflex fisiologis normal, reflex patologis tidak


ada
Pemeriksaan Laboratorium
• Hemoglobin : 13,2 gr/dl
• Leukosit : 22,56 x 103
• Eritrosit : 5.24 x 109
• Hematokrit : 38,4 %
• Trombosit : 464 x 109
Diagnosis
Asma Bronkial Derajat Sedang Epidode Sering

Pengobatan
• Oksigen 2 - 4 liter/menit
• Ambroxol 7,5 mg
• Salbutamol 2 mg 1 pulv ( 3 x 1)
• Methylprednisolon 4 mg
• Nebulisasi (ventolin® / salbutamol 2,5 mg) 2 kali
• IVFD Dekstrosa 5 % 16 tpm
Follow up tanggal 30 April 2014
• Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg, Nadi : 86 x/menit, Pernapasan : 34x/menit

• S : Sesak napas (-), batuk berlendir (+)

• O : PEMERIKSAAN FISIK
Kepala-leher : dalam batas normal
Thoraks : wheezing (+) ekspirasi, retraksi dinding dada (-)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal

• A : Asma bronkhial derajat sedang episode sering

• P :
Ambroxol 7,5 mg
Salbutamol 2 mg 1 pulv ( 3 x 1)
Methylprednisolon 4 mg
IVFD Dekstrosa 5 % 16 tpm
Follow up tanggal 1 Mei 2014
• Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg, Nadi : 96 x/menit, Pernapasan : 34x/menit

• S : Sesak napas (-), batuk berlendir mulai berkurang

• O : PEMERIKSAAN FISIK
Kepala-leher : dalam batas normal
Thoraks : wheezing (-) ekspirasi, retraksi dinding dada (-)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal

• A : Asma bronkhial derajat sedang episode sering

• P :
Ambroxol 7,5 mg
Salbutamol 2 mg 1 pulv ( 3 x 1)
Methylprednisolon 4 mg
IVFD Dekstrosa 5 % 16 tpm
Parameter Klinis, Ringan Sedang Berat
Fungsi Paru, Tanpa Ancaman
Laboratorium ancaman henti henti napas
napas
Sesak Berjalan Berbicara Istirahat
Posisi Bisa Lebih suka Duduk
berbaring duduk bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin Biasanya irritable Biasanya Kebingungan
irrtable irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Mengi Sedang, Nyaring, Sangat nyaring, Sulit/tidak
sering sepanjang terdengar tanpa terdengar
hanya ekspiras ± stetoskop
pada akhir inspirasi sepanjang
ekspirasi ekspirasi dan
inspirasi
Penggunaan otot Biasanya Biasanya ya Ya Gerakan
bantu respiratorik tidak paradoks
torakoabdomin
al
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, Dangkal/hilan
retraksi ditambah retraksi ditambah napas g
interkostal suprasternal cuping hidung
Frekuensi napas Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
• Allergens
•Dust
•Animals
•Pollen
•Food

• Irritants
•Secondhand smoke
•Chemicals/cleaning com

• Exercise

• Changes in weather
•cold air
Nnilai derajat serangan
(sesuai tabel)

Tatalaksana awal :
Nebulisasi β-agonis (short acting) 1-3 x, selang 20 menit
Nebulisasi ketiga + antikolinergik
Jika serangan berat, nebulisasi 1 x (β-agonis + antikolinergik)
serangan ringan
(nebulisasi 1 x : respon baik)

Pasien diobservasi 1-2 jam, jika respon bertahan maka pasien dapat dipulangkan
Pasien dibekali obat β-agonis (hirupan/oral)
Pasien dianjurkan kontrol ke klinik rawat jalan dalam waktu 24 – 48 jam untuk evaluasi
tatalaksana
serangan sedang
(nebulisasi 1-2 x : respon parsial)

Berikan oksigen 2-4 L/menit


Pasien perlu diobservasi dan ditangani diruang rawat inap
Nebulisasi tiap 2 jam
Berikan steroid oral selama 3-5 hari
Bila dalam waktu 8-12 jam ada perbaikan klinis, maka pasien dapat dipulangkan
serangan berat
(nebulisasi > 2 x : tidak berespon)
tanda serangan masih ada

Berikan oksigen 2-4 L/menit


Pasien perlu diobservasi dan ditangani diruang rawat inap
Nebulisasi β-agonis + antikolinergik tiap 2 jam, jika dengan 4-6 kali nebulisasi mulai
terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian nebulisasi menjadi tiap 4 – 6 jam
Pemasangan IVFD
Berikan steroid IV (bolus) setiap 6-8 jam
Berikan aminofilin IV inisial diikuti dosis rumatan
Jika dalam 24 jam pasien sudah stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat
β-agonis (hirupan/oral) diberikan tiap 4-6 jam dalam 24 jam + steroid oral
Pasien dianjurkan kontrol ke klinik rawat jalan dalam waktu 24 – 48 jam untuk evaluasi
tatalaksana
obat β-agonis :
- salbutamol oral 0,1 – 0,15 mg/kgBB/kali (4x)
- Nebulisasi : ventolin® / salbutamol nebul 2,5 mg
(dosis 0,05 – 0,1 mg/kgBB/kali) dilarutkan dalam NaCl 0,9 %
10 ml (lama nebulisasi 10 – 15 menit : memakai alat
nebulisasi ultrasonik)
Obat antikolinergik :
Ipratropium bromide / atrovent® (solution 0,025 %)
Usia > 6 tahun : 8-20 tetes
Usia < 6 tahun : 4-10 tetes
Obat steroid :
- Metilprednisolon oral (0,5 – 1 mg/kgBB/hari
selama 3 – 5 hari
- Metilprednisolon IV (30 mg/kgBB/6 jam)

Aminofilin :
dosis awal (inisial) : 6-8 mg/kgBB dilarutkan
dalam dekstrosa 5 % / NaCl 0,9 % 20 ml
diberikan selama 20-30 menit
dosis rumatan : 0,5 – 1 mg/kgBB/jam

Ambroxol : 1,5 mg/kgBB/hari (3x)


Obat steroid :
- Metilprednisolon oral (0,5 – 1 mg/kgBB/hari
selama 3 – 5 hari
- Metilprednisolon IV (30 mg/kgBB/6 jam)

Aminofilin :
dosis awal (inisial) : 6-8 mg/kgBB dilarutkan
dalam dekstrosa 5 % / NaCl 0,9 % 20 ml
diberikan selama 20-30 menit
dosis rumatan : 0,5 – 1 mg/kgBB/jam

Ambroxol : 1,5 mg/kgBB/hari (3x)

Anda mungkin juga menyukai