LP Pertambangan Ke Kapolda Jatim
LP Pertambangan Ke Kapolda Jatim
Nomor : 017/LP-INV-GTR/JTM-ll/XII//2019
perihal : Laporan Pertambangan Tanpa Izin (PETI)
Sifat : Penting
Lampiran : 1 berkas
Kepada :
Yth, Kapolda Jawa Timur
Di -
Jl. Ahmad Yani 116 Surabaya
Dengan hormat,
mengingat KUHP pasal 108 ayat 1 yang berbunyi setiap orang yang mengalami, menyaksikan dan
atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak mengajukan laporan atau
pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis.
DASAR HUKUM :
1. UU RI Nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
2. UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
3. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.
4. UU RI Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup.
5. UU RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
diubah oleh UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999.
6. UU RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
7. PP RI Nomor 71 Tahun 2000 Tentang Peran Serta Masyarakat dan Penghargaan Kepada
Masyarakat Terhadap Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
8. PERGUB Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pemberian Izin Bidang
Energi dan Sumber Daya Mineral di Jawa Timur.
KRONOLOGI :
A. Bahwa mineral dan batubara yang terkandung di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia
merupakan kekayaan alam yang tak terbaharukan, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak, karena itu
pengelolaannya harus dikuasai oleh negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi
perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara
berkeadilan.
B. Bahwa usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta
kegiatan pasca tambang.
C. Bahwa usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca
tambang, wajib memiliki izin usaha pertambangan yang selanjutnya disebut ( IUP).
D. Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 H UUD 1945, sedangkan diketahui
kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku
kepentingan.
E. Bahwa lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung
pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memelihara kesejahteraan
umum dengan memanfaatkan lalu lintas dan prasarana lalu lintas berupa jalan yang
meliputi seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas umum serta tanggung jawab negara dalam pembinaan nya
yang dilaksanakan oleh pemerintah.
- Bahwa terlapor melakukannya dengan cara menggali lahan milik warga setempat yang
dilakukan sejak bulan Januari 2019 sampai dengan pada saat laporan ini dibuat tanggal 22
November 2019, terlapor melakukan usaha pertambangan dengan sarana alat berat
eksavator merk CAT PC 200 warna kuning tahun pembuatan 2005 sejumlah 2 ( dua ) Unit
dengan cara sebagai berikut :
a. Menggali dengan eksavator untuk mengambil sediaan bahan tambang berupa mineral
pasir, batu dan tanah uruk, dengan membuat perubahan pada rona bentang alam wajah
bumi berbentuk gumuk yang sebelumnya ditumbuhi oleh tegakan tanaman kayu keras
yang tumbuh subur.
b. Hasil menggali berupa pasir dipisahkan dengan cara screen ayakan berbentuk rangkaian
besi yang dibuat tertata dan terukur secara teratur sesuai ukuran kebutuhan agar dapat
memisahkan bahan tambang berupa pasir, batu, dan tanah yang kemudian dinaikkan dan
ditampung pada sarana angkut berupa dam truk dengan volume rata-rata 6 meter kubik
yang merupakan sarana angkut dari pembeli bahan tambang berasal dari masyarakat
umum dan proyek pemerintah yang berada di sekitar areal kegiatan usaha pertambangan
dengan satuan harga penjualan :
2. Nama: Sugeng, umur: 35 Tahun, Laki-laki, Islam, Wiraswasta alamat Dusun ...., RT....
RW ... desa ....Kecamatan muncar Kabupaten Banyuwangi, Nomor Ponsel 082340709404,
yang bertugas
sebagai Pencatat dan penerima pembayaran dengan gaji Rp.150.000 ( Seratus lima
puluh ribu rupiah) per hari kerja 8 jam. Alat berat merupakan hasil menyewa dengan
biaya Rp. 170.000 ( Seratus tujuh puluh ribu rupiah ) Per jam dengan menggunakan
bahan bakar BBM solar sejumlah 150 liter per hari 8 jam kerja, yang diperoleh dengan
cara membeli pada SPBU terdekat diketahui merupakan bahan bakar yang di subsidi
oleh pemerintah.
ANALISA KASUS :
Dari hasil kajian Investigasi, keterangan saksi dan keterangan terlapor dan barang bukti
diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:
1. Terlapor Junaidi alias Pak Sofi ,Nomor Ponsel 082337021790, melakukan kegiatan
penambangan di lokasi Jalan raya Bondowoso - Jember, Dusun :............. RT:..... RW Desa
Suger Lor Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso
sejak bulan Januari 2019 sampai dengan laporan dibuat pada tanggal 22 November 2019.
2. Dalam kegiatan penambangan yang dilakukan oleh terlapor Junaidi alias Pak Sofi hanya ada
5 orang pekerja yaitu: Nama: Sugeng sebagai tenaga administrasi pencatatan penjualan
dan pembayaran dan Nama: Pak ran sebagai operator alat berat, serta dibantu 3 tenaga
pengatur lalu lintas keluar masuk Dum truk pengangkut bahan tambang
3. Lokasi kegiatan penambangan adalah lahan milik masyarakat setempat yang dibeli oleh
terlapor dengan bentuk lahan berupa bukit.
4. Terlapor melakukan kegiatan penambangan tanpa dilengkapi izin IUP- Operasi Produksi dan
Izin Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Dokumen resmi lainnya dari Pemerintah.
5. Dari kegiatan penambangan menghasilkan bahan mineral berupa pasir, batu dan tanah yang
kemudian dijual ke masyarakat umum dan proyek Pemerintah dengan harga satuan seperti
tersebut di atas.
6. Dalam kegiatan penambangan yang dilakukan oleh terlapor menggunakan sarana berupa 2
(dua) Unit alat berat eksavator merek CAT warna kuning PC 200 tahun pembuatan 2005
yang digunakan untuk menggali lahan dan memasukkan hasil bahan tambang berupa pasir
batu dan tanah ke atas sarana angkut berupa dum truk.
ANALISA YURIDIS :
Pasal 158 UU RI Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara berbunyi
sebagai berikut:
Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa memiliki IUP, IPR, atau IUPK
sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, pasal 40 ayat (3), pasal 48, pasal 67 ayat (1), pasal
74 ayat (1) atau ayat (5) di pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan denda paling banyak 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
- Pemenuhan alat bukti terhadap unsur-unsur pasal yang disangkakan ( pasal 158 ) adalah
sebagai berikut :
ALAT BUKTI :
1. Foto lokasi
2. Foto alat berat
3. Foto dam truk sebagai sarana Alat angkut
4. Foto nota penjualan bahan
5. Foto dan shooting video kegiatan pertambangan
6. Peta lokasi TKP.
7. Daftar Hadir tertanggal 13 Nopember 2019 dalam rangka Acara Konfirmasi Ijin
Tambang di Pendopo Kecamatan Maesan
KESIMPULAN :
- Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut di atas maka kami berpendapat bahwa
1. Bahwa benar telah terjadi tindak pidana setiap orang yang melakukan usaha
penambangan tanpa IUP, IPR, atau IUPK yang terjadi sejak bulan Januari Tahun
2019 sampai dengan laporan dibuat pada tanggal 22 November 2019 di lokasi
penambangan Jalan raya Bondowoso - Jember, Dusun :............. RT:..... RW
Desa Suger Lor Kecamatan
Maesan Kabupaten Bondowoso.
2. Kegiatan penambangan yang melanggar hukum tersebut dilakukan oleh terlapor
atas nama Junaidi alias Pak Sofi, Laki-laki,Islam, Wiraswasta alamat Dusun
Gedangan RT 30 , RW 03, Desa Suger Lor Kecamatan Maesan, Kabupaten
Bondowoso.
- Bahwa berdasarkan kesimpulan dan fakta-fakta tersebut di atas serta barang bukti
yang ada maka terhadap terlapor Junaidi alias Pak Sofi dapat diduga telah melanggar
pasal 158 UU RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
yang berbunyi :
Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa IUP, IPR, atau IUPK
sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, pasal 40 ayat (3), pasal 48 pasal 67 ayat (1)
pasal 74 ayat (1) atau ayat (5) di pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda Paling banyak 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Untuk itu guna mempertanggung jawabkan perbuatannya maka terlapor wajib di tindak secara
hukum.