Anda di halaman 1dari 100

SATUAN KERJA KHUSUS

PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI


(SKK MIGAS)

PEDOMAN TATA KERJA

Nomor: PTK-049/SKKMA0000/2018/S0
Revisi ke-01

TENTANG
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU
MINYAK DAN GAS BUMI

JAKARTA
PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman i
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I : UMUM
1. Maksud dan Tujuan 1
2. Ruang Lingkup 1
3. Dasar Hukum 1
4. Referensi Hukum 2
5. Pengertian Istilah 4

BAB II : PRINSIP DAN STANDAR PENGAMANAN KEGIATAN USAHA


7
HULU MINYAK DAN GAS BUMI
1. Prinsip-Prinsip Pengamanan 7
2. Objek Pengamanan 7
3. Potensi Kerawanan 8
4. Pengorganisasian Pengamanan 8
5. Standar Pengamanan 14

BAB III : PERENCANAAN PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU


22
MIGAS
1. Perencanaan Pengamanan 22
2. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) Pengadaan
Jasa Pengamanan 24

BAB IV : PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGAMANAN


26
KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
1. Pola Pengamanan 26
2. Pelaksanaan Pengamanan 27
3. Pelaksanaan Jasa Pengamanan 36

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman ii
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB V : PEMBAYARAN KEGIATAN PENGAMANAN 56


1. Pembayaran Kegiatan Pengamanan POLRI dan/atau TNI 56
2. Pembayaran Liaison Officer (LO) Terkait Kegiatan LO di
58
Wilayah Keja KKKS untuk Biaya Perjalanan Dinas
3. Pembayaran Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar dan LO
Berdasarkan Alokasi Pembebanan Dana Panjar Kerja KKKS
62
Pengguna Liaison Officer
4. Tata Cara Pembayaran 62
5. Pembayaran ATK Sekretariat Susmar Berdasarkan Alokasi
Pembebanan Dana Panjar Kerja KKKS Pengguna Liaison
Officer (Persentase Penggunaan LO selama 3 Bulan) 64
6. Tata Cara Pelaksanaan

BAB VI : PELAPORAN, EVALUASI DAN PENILAIAN 68


1. Laporan Pengamanan 68
2. Evaluasi 72

BAB VII : PENUTUP 73

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman iii
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Permintaan Bantuan Penanganan Gangguan Keamanan 33


Obvitnas Onshore
Gambar 2 Alur Permintaan Penanganan Gangguan Keamanan Obvitnas 34
Lepas Pantai
Gambar 3 Alur Permohonan Jasa Liaison Officer (LO) 38
Gambar 4 Alur Permohonan Jasa Technical Officer (TO) 39
Gambar 5 Alur Permohonan Marine Clearance (MC) 41
Gambar 6 Alur Permohonan Security Clearance (SC) 42
Gambar 7 Alur Perizinan P1 untuk Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri 44
Gambar 8 Alur Perizinan P3 untuk Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri 44
Gambar 9 Perizinan Re-Eksport/Hibah/Pengembalian Sisa Bahan Peledak 45
dari SKK MIGAS ke Polri
Gambar 10 Alur Perizinan P2 Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri 45
Gambar 11 Alur Perizinan Pengangkutan Bahan Peledak dalam Satu Wilayah 46
Polda Dari SKK Migas ke Polri
Gambar 12 Alur Perizinan Pengangkutan Bahan Peledak Antar Wilayah Polda 46
Dari SKK Migas ke Polri
Gambar 13 Alur Perizinan Gudang Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri 47
Gambar 14 Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Aset) Antar Wilayah 47
Polda dari SKK Migas ke Polri
Gambar 15 Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Aset) Satu Wilayah Polda 48
dari SKK Migas ke Polri
Gambar 16 Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Konsinyasi) Antar 48
Wilayah Polda dari SKK Migas ke Polri
Gambar 17 Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Konsinyasi) Satu 49
Wilayah polda dari SKK Migas ke Polri
Gambar 18 Alur Perizinan Penghapusan & Pemusnahan Bahan Peledak dari 49
SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman iv
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 19 Alur Tata Cara Pengajuan Pembuatan/Amandemen/Adendum


PKS Kegiatan Pengamanan Pembersihan Ranjau dan Kegiatan
Lain yang Membutuhkan Bantuan Aparat Keamanan 53
Gambar 20 Alur Permohonan Informasi Daerah Ranjau 54
Gambar 21 Alur Pembayaran Liaison Officer Terkait Kegiatan LO di Wilayah
Kerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk Biaya Perjalanan Dinas 62
Gambar 22 Alur Pembayaran Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar dan LO 63
Gambar 23 Alur Pembayaran ATK dan Alokasi Pembebanan Dana Panjar
Kerja KKKS Pengguna Liaison Officer (untuk Biaya Rutin Bulanan
Pembina Susmar, LO, dan ATK) 67
Gambar 24 Alur Pelaporan Keamanan dan Kegiatan Pengamanan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama 70
Gambar 25 Alur Pelaporan Kegiatan Liaison Officer (LO) dan Susmar 71

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman v
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Laporan Lengkap Selama Satu Bulan 74


Lampiran 2 Format Contoh Laporan Kejadian Khusus 76
Lampiran 3 Format Laporan Bulanan Bahan Peledak 77
Lampiran 4 Format Uraian Penugasan Liaison Officer 78
Lampiran 5 Format Laporan Penugasan Liaison Officer 79
Lampiran 6 Format Deklarasi Liaison Officer 80
Lampiran 7 Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Liaison Officer
(LO) 81
Lampiran 8 Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Technical
Officer (LO) 83
Lampiran 9 Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Marine 85
Clearence
Lampiran 10 Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Sequrity
Clearences 86
Lampiran 11 Dokumen Persyaratan Pengurusan Perizinan Bahan Peledak 87

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 1 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB I
PENDAHULUAN

1. Maksud dan Tujuan


1.1. Pedoman Tata Kerja (“PTK”) ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
tentang penyelenggaraan Pengamanan pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi secara efisien dan efektif di seluruh Wilayah Kerja (“WK”) Indonesia.
1.2. Pedoman ini bertujuan untuk menjadi rujukan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(“KKKS”) dalam penerapan pengelolaan Pengamanan dalam Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi.

2. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup PTK ini meliputi pengaturan tentang Prinsip dan Standar Pengamanan,
Perencanaan Pengamanan, Penanganan Gangguan Keamanan dan Kondisi Kontijensi,
permintaan Jasa Pengamanan Tentara Nasional Indonesia (“TNI”)/Kepolisian Negara
Republik Indonesia (“Polri”) serta administrasi Dukungan Biaya Pengamanan TNI/Polri.

3. Dasar Hukum
3.1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi “UU Nomor
22 Tahun 2001”).
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (“PP
Nomor 35 Tahun 2004”).
3.3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 Tentang
Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
3.4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Perpres Nomor 9 Tahun 2013).
3.5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 17 Tahun
2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 2 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 53 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17
Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
3.6. Kontrak Kerja Sama.

4. Referensi Hukum
4.1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi Konvensi
Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.
4.2. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.
4.3. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
4.4. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
4.5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan
Pertolongan.
4.6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.
4.7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Taris atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
4.9. Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital
Nasional.
4.10. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006
tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei Umum,
Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi.
4.11. Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2008 tentang Jenis-Jenis Biaya
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang Tidak Dapat Dikembalikan
Kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
4.12. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1762K/07/MEM/2007 Tahun 2007 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional di
Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
4.13. Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 26 Tahun 2013 tentang Pengamanan
Survei dan Pemetaan Wilayah Nasional.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 3 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.14. Surat Keputusan Bersama TNI AL dan Dirjen Migas Nomor 5401.40 dan Nomor
371/DD/MIGAS/1967 tentang Susmar Ditjen Migas dan Liaison Officer dan
perubahannya.
4.15. Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah
dan perubahannya.
4.16. Peraturan Kapolri Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pemberian Bantuan
Pengamanan Pada Objek Vital Nasional dan Objek Tertentu.
4.17. Peraturan Kapolri Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pengawasan, Pengendalian,
dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial.
4.18. PTK Nomor 017/PTK/III/2005 tentang Pedoman Pemberian Keterangan
Keadaan Darurat, Pedoman Program Pengembangan Masyarakat, dan
Pedoman Kehumasan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Lingkungan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan perubahannya.
4.19. PTK Nomor 032/PTK/VII/2009 tentang Operasional Perwakilan SKK Migas dan
perubahannya.
4.20. PTK Nomor 034/PTK/XI/2009 tentang Dana Panjar Kerja dan perubahannya
(“PTK 034”).
4.21. PTK Nomor 048/BP00000/2012/S0 tentang Manajemen Krisis Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi dan perubahannya (“PTK 048).
4.22. PTK Nomor 007/SKKMA0000/2017/S0 Revisi 04 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa dan perubahannya (“PTK 007”).
4.23. Kode Internasional tentang Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
(International Ship and Port Facility Security Code) Tahun 2004.
4.24. Piagam Kesepakatan Bersama antara SKK MIGAS dan Kepolisian Negara RI
tentang Penyelenggaraan Pengamanan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi yang berlaku.
4.25. Piagam Kesepakatan Bersama antara SKK MIGAS dan TNI AL tentang
Penyelenggaraan Pengamanan dan Pengawasan Fasilitas Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi di Lepas Pantai Perairan Yurisdiksi Nasional Indonesia yang
berlaku.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 4 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.26. Piagam Kesepakatan Bersama antara SKK Migas dan TNI AD tentang
Penguatan Pembinaan Teritorial di WK Hulu Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
yang berlaku.
4.27. Surat Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan Operasional
Pengawasan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kepada Liaison Officer
yang berlaku.
4.28. Surat Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan Operasional
Pengamanan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kepada Satuan
Pelaksana Pengamanan yang dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri) yang berlaku.
4.29. Surat Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan Operasional Penguatan
Pembinaan Teritorial pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kepada
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang berlaku.

5. Pengertian Istilah
5.1. Aset adalah sebagaimana yang diatur dalam PTK 007.
5.2. Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) adalah perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas yang bergerak di bidang penyediaan tenaga Pengamanan,
pelatihan keamanan, kawal angkut uang/barang berharga, konsultasi keamanan,
penerapan peralatan keamanan, dan penyediaan satwa untuk Pengamanan.
5.3. Bahan Peledak (handak) adalah bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas
atau campurannya yang apabila dikenai atau terkena suatu aksi berupa panas,
benturan atau gesekan akan berubah sebagian atau seluruhnya berbentuk gas
dan perubahan berlangsung dalam waktu yang amat singkat disertai dengan efek
panas dan tekanan yang sangat tinggi.
5.4. Eksplorasi, Eksploitasi, Kegiatan Usaha Hulu, Kontrak Kerja Sama (KKS),
Minyak dan Gas Bumi, Wilayah Kerja adalah sebagaimana dimaksud dalam
UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.5. Imbal Jasa Liaison Officer (LO) adalah pemberian sejumlah dana kepada LO
atas jasa yang diberikan dalam rangka tugas mengawasi dan mengamankan
jalannya operasi pengeboran di fasilitas lepas pantai dan kegiatan survei
menggunakan kapal atau sarana atas air.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 5 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.6. Keadaan Aman/Normal adalah suatu situasi dan kondisi dimana seluruh
kegiatan/aktivitas KKKS berjalan sesuai dengan yang direncanakan/ditentukan
sesuai prosedur.
5.7. Keadaan Darurat dan Keadaan Krisis adalah sebagaimana dimaksud dalam
PTK 005.
5.8. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah sebagaimana dimaksud dalam
PP Nomor 35 Tahun 2004.
5.9. Laporan Bulanan atas Penggunaan Handak adalah Laporan Bulanan yang
disusun oleh KKKS dan dilaporkan kepada SKK Migas.
5.10. Liaison Officer (LO) adalah perwira TNI Angkatan Laut yang ditugaskan oleh
Staf Khusus Urusan Maritim (“Susmar”) Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi (“Ditjen Migas”), berdasarkan persetujuan Kepala Staf TNI Angkatan Laut
(“KASAL”) dan Dirjen Migas untuk mengawasi dan mengamankan jalannya
operasi pengeboran di fasilitas lepas pantai dan kegiatan survei menggunakan
kapal atau sarana atas air.
5.11. Marine Clearance (MC) adalah bentuk perizinan yang dikeluarkan oleh Susmar
Ditjen Migas dalam rangka pengawasan dan Pengamanan kegiatan pengeboran
di wilayah perairan nasional.
5.12. Obyek Vital Nasional (Obvitnas) adalah kawasan/Lokasi, bangunan/instalasi
dan/atau usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan negara
dan/atau sumber pendapatan negara yang bersifat strategis.
5.13. Obyek Tertentu adalah kawasan/lokasi, bangunan/ instalasi dan/atau usaha
yang dikelola oleh negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,
objek vital swasta nasional dan asing.
5.14. Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan dalam rangka
pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan serta penegakan hukum
terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan.
5.15. Perjalanan Dinas LO adalah kegiatan Para LO sepengetahuan KKKS
melakukan perjalanan dinas dimulai dari LO yang ditempatkan di KKKS,
melakukan/mengunjungi pihak stakeholder setempat (Aparat Keamanan
setempat dan aparat Pemerintah Daerah setempat) sampai dengan selesainya
kegiatan dimaksud untuk kepentingan operasional Minyak dan Gas Bumi KKKS.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 6 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.16. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas) adalah pelaksana penyelenggaraan pengelolaan kegiatan
usaha hulu minyak dan gas bumi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi.
5.17. Satuan Pengamanan adalah satuan atau kelompok petugas yang ditugaskan
oleh KKKS yang bersangkutan untuk melaksanakan Pengamanan fisik dalam
rangka penyelenggaraan keamanan di lingkungan WK/area kerja KKKS.
5.1. Security Clearance (SC) adalah bentuk perizinan yang dikeluarkan oleh Menteri
Pertahanan RI dalam rangka Pengamanan survei dan pemetaan wilayah
nasional.
5.18. Security Officer (SO) adalah perwira TNI yang ditugaskan untuk mengamankan
kegiatan survei dan memeriksa kesesuaian antara data-data dan kegiatan
dengan Security Clearance (SC) yang diterbitkan.
5.19. Sistem Pengamanan Terbuka adalah kegiatan pengamanan yang secara fisik
dilakukan oleh personel terhadap obyek atau sasaran pengamanan.
5.20. Sistem Pengamanan Tertutup adalah kegiatan pengamanan yang
dilaksanakan dengan melakukan pengecekan, pengawasan dan pemeriksaan
guna mendukung sasaran pengamanan.
5.21. Susmar (Staf Khusus Urusan Maritim) Ditjen Migas adalah Perwira TNI AL
yang dibentuk/disusun berdasarkan Surat Keputusan Bersama antara Panglima
TNI Angkatan Laut dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi untuk membantu
penyelesaian tugas-tugas yang menjadi wewenang Ditjen Migas di Kegiatan
Usaha Hulu lepas pantai.
5.22. Stakeholder adalah Pemangku Kepentingan yang berdasarkan PTK ini yaitu:
TNI/Polri, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat sekitar
Kegiatan Usaha Hulu.
5.23. Technical Officer (TO) adalah perwira TNI yang ditugaskan untuk melakukan
kontrol kualitas kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan di
Kegiatan Usaha Hulu.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 7 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB II
PRINSIP DAN STANDAR PENGAMANAN KEGIATAN USAHA
HULU MINYAK DAN GAS BUMI

1. Prinsip-Prinsip Pengamanan
1.1 Mengutamakan kegiatan pencegahan terhadap ancaman dan/atau gangguan.
1.2 Pelaksanaan Pengamanan dilakukan secara terpadu dan simultan bersama
TNI/Polri.
1.3 Pelaksanaan Pengamanan dilakukan oleh KKKS.
1.4 Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan Pengamanan dilakukan oleh
SKK Migas.

2. Obyek Pengamanan
2.1. Personel yaitu pimpinan KKKS, pekerja KKKS, dan pekerja kontraktornya.
2.2. Para stakeholder, tamu, dan masyarakat di sekitar WK/area kerja KKKS.
2.3. Lokasi yaitu lapangan dan area kerja dalam WK KKKS.
2.4. Daerah Pengamanan WK Minyak dan Gas Bumi baik di darat maupun lepas
pantai/perairan dalam:
2.4.1. Wilayah Pengamanan Ring I (inner area).
Merupakan daerah terlarang, berlaku hanya bagi pekerja di lokasi
tersebut dan orang-orang tertentu yang mendapat izin sesuai
kepentingannya.
2.4.2. Wilayah Pengamanan Ring II (outer area)
Merupakan daerah terbatas, berlaku bagi para pekerja dan orang-orang
yang berkepentingan masuk melalui pemeriksaan penjagaan.
2.4.3. Wilayah Pengamanan Ring III (environmental community area)
Meliputi lingkungan di sekitar kegiatan operasi hulu Minyak dan Gas
Bumi di luar wilayah Pengamanan Ring II.
2.5. Fasilitas dan instalasi termasuk di dalamnya peralatan, perlengkapan, stok
barang, benda yang bergerak, dan tidak bergerak yang dipergunakan oleh
KKKS.
2.6. Aktivitas meliputi kegiatan Eksplorasi, Eksploitasi, dan kegiatan lain di WK KKKS.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 8 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.7. Data dan dokumen termasuk informasi terkait dengan Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.

3. Potensi Kerawanan
Potensi kerawanan terhadap obyek Pengamanan dapat berupa ancaman dan/atau
gangguan dari dan di lingkungan internal maupun eksternal, antara lain:
3.1. Ditariknya investasi oleh investor;
3.2. Pengurangan tenaga kerja;
3.3. Hilangnya Aset yang dipergunakan;
3.4. Pencemaran dan kerusakan di lingkungan obyek Pengamanan;
3.5. Tindak pidana di lingkungan obyek Pengamanan;
3.6. Unjuk rasa;
3.7. Blokade area;
3.8. Aksi terorisme;
3.9. Pencurian alat-alat produksi;
3.10. Pencurian minyak mentah, kondensat, atau bahan bakar lainnya; dan
3.11. Hal – hal yang berdampak Keadaan Darurat dan atau Keadaan Krisis dan
berpotensi mengakibatkan kehilangan produksi.

4. Pengorganisasian Pengamanan
4.1. Organisasi Pengamanan di KKKS
4.1.1 Pimpinan tertinggi KKKS merupakan penanggung jawab tertinggi atas
terlaksananya manajemen Pengamanan, antara lain:
4.1.1.1 Memastikan penyediaan dan pengembangan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, informasi, teknologi, dan
finansial, termasuk mempertimbangkan otorisasi pengelolaan
biaya operasional Pengamanan pada pimpinan fungsi sekuriti.
4.1.1.2 Menetapkan wewenang, tanggung jawab, akuntabilitas
organisasi Pengamanan, dan pendelegasiannya.
4.1.1.3 Memastikan pejabat dalam organisasi Pengamanan
mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya, termasuk kemampuan perencanaan
kegiatan dan anggaran terkait Pengamanan, kerja sama

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 9 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Pengamanan dengan pihak TNI/Polri, memiliki kemampuan


manajerial yang baik dan memahami proses bisnis Kegiatan
Hulu Minyak dan Gas Bumi serta dampak/risiko keamanan
terhadap Pengamanan orang dan aset.
4.1.1.4 Dapat berkomunikasi dengan baik dengan pihak SKK Migas
dan pemangku kepentingan lainnya seperti TNI/Polri atau
stakeholder lainnya yang terkait.
4.1.2 Pimpinan organisasi Pengamanan di KKKS bertanggung jawab secara
langsung kepada pimpinan tertinggi KKKS, atau posisi lainnya yang ada
kaitannya dengan aspek manajemen risiko atau safety dengan tugas dan
tanggung jawab antara lain:
4.1.2.1 Memastikan bahwa sistem manajemen Pengamanan
ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan PTK ini; dan
4.1.2.2 Memberikan laporan kinerja manajemen Pengamanan kepada
pimpinan tertinggi KKKS.
4.1.3 Pimpinan organisasi Pengamanan KKKS tahap Eksplorasi dapat
dirangkap oleh manajer lapangan (field manager).
4.1.4 Pimpinan organisasi Pengamanan KKKS tahap Eksploitasi minimal
dijabat oleh personel setingkat manajer.
4.1.5 Pengangkatan personel menjadi Pimpinan organisasi Pengamanan
KKKS harus melalui dan lolos uji kelayakan/kompetensi yang
dilaksanakan oleh KKKS dan fungsi yang melaksanakan pengelolaan
SDM KKKS SKK Migas.
4.1.6 Pembentukan organisasi dan personel organisasi Pengamanan KKKS
mengacu kepada PTK Pengelolaan SDM KKKS.

4.2. Fungsi Organisasi Pengamanan


Fungsi organisasi Pengamanan di KKKS adalah mengelola kegiatan
Pengamanan operasi KKKS sebagai bagian dari kegiatan KKKS secara
keseluruhan dalam bentuk:
4.2.1 Memberikan masukan kepada pimpinan KKKS mengenai risiko
keamanan terkait kegiatan KKKS berikut dengan langkah-langkah
penanganannya.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 10 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.2.2 Mengelola organisasi Pengamanan dan melapor langsung kepada


pimpinan KKKS.
4.2.3 Memberikan dukungan, baik secara fungsional maupun teknis, terkait
dengan proses kegiatan Pengamanan kepada pimpinan KKKS.

4.3. Tugas Dan Tanggung Jawab Organisasi Pengamanan


4.3.1. Tugas Organisasi Pengamanan antara lain:
4.3.1.1. Merumuskan dan mengkoordinasikan pembuatan peta risiko
keamanan untuk mendapatkan gambaran sebaran risiko
keamanan, langkah pencegahan dan mitigasi.
4.3.1.2. Merumuskan kebijakan, strategi dan program kerja pengamanan
sehingga diperoleh rencana dan prosedur kerja pengamanan.
4.3.1.3. Merencanakan dan mengendalikan manajemen pengamanan
kegiatan operasi KKKS, baik yang bersifat terbuka (pengaturan,
penjagaan, pengawalan dan patroli) maupun tertutup (intelijen,
penyidikan, penyelidikan, koordinasi dan penggalangan)
sehingga implementasi dan pemantauan kegiatan pengamanan
dapat berjalan efektif, terarah dan berkesinambungan.
4.3.1.4. Mengelola sumber daya manusia dalam melaksanakan kegiatan
pengamanan yang mencakup perencanaan, pengembangan
kompetensi dan penilaian kinerja.
4.3.1.5. Mengelola sumber daya keuangan secara efektif dan efisien
dalam rangka melaksanakan kegiatan pengamanan.
4.3.1.6. Mengelola komando pengamanan pada saat situasi darurat
maupun situasi keamanan lainnya yang tidak mampu ditangani
oleh tingkatan area sehingga mampu memulihkan keamanan
secara cepat, efektif dan efisien.
4.3.1.7. Menganalisa seluruh dokumentasi pelaksanaan pengamanan
dan kasus ganggungan kemanan yang terjadi di KKKS sehingga
diperoleh laporan yang baik dalam rangka pencegahan dan
mitigasi aktivitas pengamanan selanjutnya.
4.3.1.8. Melakukan evaluasi dan peningkatan kinerja sistim manajemen
pengamanan KKKS secara berkesinambungan.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 11 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.3.2. Tanggung Jawab Organisasi Pengamanan antara lain:


4.3.2.1. Melakukan pengelolaan kegiatan pengamanan melalui
pelaksanaan identifikasi risiko keamanan dan langkah langkah
pencegahan dan mitigasi, sesuai tingkatan jabatan.
4.3.2.2. Memberikan masukan dan dukungan terkait kegiatan
pengamanan personil, aset, informasi dan reputasi kepada
pimpinan KKKS.

4.4. Despripsi Pekerjaan


4.4.1. Penetapan Kebijakan Implementasi Pengamanan
Penetapan kebijakan implementasi Pengamanan wajib mengacu pada
peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga
Pemerintah, dan peraturan lain yang berlaku.
4.4.1.1 Kebijakan Pengamanan oleh KKKS
4.4.1.1.1 KKKS harus menjamin bahwa semua pekerja memiliki
kesadaran, tanggung jawab, dan komitmen terhadap
aspek Pengamanan, termasuk ketaatan terhadap
peraturan dan persyaratan Pengamanan.
4.4.1.1.2 KKKS bertanggung jawab atas tersedianya prosedur
yang berisi antara lain mengenai tanggung jawab,
kewenangan, dan ketersediaan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, informasi dan
teknologi serta finansial.
4.4.1.1.3 KKKS Merumuskan dan mengusulkan kebijakan
pengamanan kepada pimpinan KKKS.
4.4.1.1.4 KKKS Mengkomunikasikan dan memastikan
kebijakan pengamanan KKKS kepada seluruh pekerja
KKKS dan mitra kerjanya.
4.4.1.2 Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang - undangan
Keamanan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 12 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

KKKS bertanggung jawab untuk memastikan bahwa


pelaksanaan kebijakan KKKS di bidang Pengamanan telah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4.4.2. Kajian Risiko Keamanan KKKS
4.4.2.1. KKKS menetapkan dan menerapkan manajemen risiko
Pengamanan secara menyeluruh sesuai ketentuan dalam
Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 mengenai Sistem
Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah atau peraturan perundangan yang
terkait.
4.4.2.2. KKKS melakukan pengumpulan informasi, data, baik primer
maupun sekunder, melalui kegiatan survei, intelijen dan
pemetaan pemangku kepentingan (stakeholder mapping).
4.4.2.3. KKKS Melakukan analisa risiko sesuai dengan standard industri.
4.4.2.4. KKKS Menyusun daftar dan gambaran risiko keamanan.
4.4.2.5. KKKS Menyusun rencana pengelolaan risiko keamanan.
4.4.3. Strategi dan Program Pengamanan KKKS
4.4.3.1. Menyusun strategi pengamanan berdasarkan analisis risiko.
4.4.3.2. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan dalam bidang
pengamanan.
4.4.3.3. Menyusun program dan kegiatan kerja pengamanan jangka
pendek dan jangka panjang
4.4.3.4. Rencana Program Pengamanan KKKS memuat antara lain:
4.4.3.4.1 Sasaran Pengamanan;
4.4.3.4.2 Pengumpulan dan analisa data;
4.4.3.4.3 Penunjukkan penanggung jawab otoritas;
4.4.3.4.4 Penanganan Keadaan Darurat;
4.4.3.4.5 Pengendalian kegiatan operasional;
4.4.3.4.6 Pemantauan dan pengukuran kinerja Pengamanan;
4.4.3.4.7 Pelaporan;
4.4.3.4.8 Intensifikasi pelaksanaan manajemen Pengamanan.
4.4.4. Pengelolaan Sumber Daya KKKS

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 13 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.4.4.1 Melakukan pengelolaan SDM meliputi peningkatan kesadaran


keamanan, pendidikan dan pelatihan, dalam rangka mendukung
kegiatan pengamanan sesuai dengan kebutuhan.
4.4.4.2 Melakukan pengelolan sumber daya keuangan fungsi dan
organisasi yang ada dibawahnya.
4.4.5. Operasi Pengamanan
4.4.5.1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengamanan
terbuka dan pengamanan fisik dalam sebuah sistem manajemen
yang terstruktur dan terstandardisasi.
4.4.5.2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengamanan
tertutup serta berkoordinasi dengan pemangku kepentingan.
4.4.6. Pengelolaan Keadaan Darurat
4.4.6.1 Menyiapkan program tanggap darurat dari aspek pengamanan.
4.4.6.2 Melakukan kegiatan latih nyata (drill) dan evaluasi tanggap
darurat.
4.4.7. Pelaporan, pemantauan dan analisis ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan (ATHG) keamanan
4.4.7.1. Melakukan pencatatan dan pelaporan ATHG keamanan.
4.4.7.2. Melakukan pemantauan dan pengolahan data dan informasi
4.4.7.3. Melakukan analisis data dan informasi.
4.4.8. Pelaksanaan audit sistem manajemen pengamanan
4.4.8.1. Melakukan audit secara terjadwal untuk mengidentifikasi
kesenjangan antara persyaratan di dalam sistem manajemen
pengamanan dengan penerapannya.
4.4.8.2. Mengintegrasikan hasil analisis ATHG keamanan dan audit
sistem manajemen pengamanan ke dalam perbaikan program
pengamanan.
4.4.9. Administrasi
KKKS melaksanakan fungsi administrasi Pengamanan antara lain sumber
daya manusia, lingkungan, Aset, fasilitas, dan prosedur serta melaporkan
hasilnya secara periodik kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas dalam Laporan Bulanan.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 14 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.4.10. Anggaran
KKKS mengalokasikan secara khusus anggaran untuk Pengamanan
dalam Work Program & Budgeting (WP&B). Dalam menyusun anggaran
tersebut, KKKS harus berkoordinasi dengan fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas dan fungsi terkait di SKK
Migas melalui mekanisme persetujuan sesuai dengan ketentuan dalam
pedoman mengenai Plant Of Development, WP&B, dan/atau Authority
For Expenditures (AFE).

4.5. Pengembangan Sistem dan Metode Pengamanan


KKKS mengembangkan sistem dan metode Pengamanan yang telah ditetapkan
oleh Pimpinan KKKS sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007
dan PTK ini.

4.6. Pusat Manajemen Krisis


KKKS wajib memiliki pusat manajemen krisis dan Emergency Management
Team (EMT). Ketentuan mengenai Manajemen Krisis merujuk kepada PTK
005.

5. Standar Pengamanan
5.1. Standar Kemampuan Profesional Pengamanan
Pengembangan kompotensi profesional Pengamanan Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi ditujukan kepada seluruh pekerja profesional bidang
Pengamanan di KKKS, termasuk mitra kerjanya, disesuaikan dengan
karakteristik kerawanan dan standar Pengamanan masing – masing
Lokasi/daerah yang diamankan.
5.1.1. Kompetensi Utama
Kompetensi Profesional Pengamanan yang harus dimiliki terkait dengan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang teknis keamanan adalah
sebagai berikut:
5.1.1.1. Security Management System;
5.1.1.2. Intelligence;
5.1.1.3. Investigation;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 15 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.1.1.4. Security Risk Management;


5.1.1.5. Emergency and Crisis Management;
5.1.1.6. Physical Security (including system integration);
5.1.1.7. Information Security;
5.1.1.8. Explosive handling;
5.1.1.9. Security audit;
5.1.1.10. Fraud management;
5.1.1.11. Guard force management;
5.1.1.12. Personal security;
5.1.1.13. Bomb threat handling;
5.1.1.14. Terrorism;
5.1.1.15. Principles on Human Rights related security;
5.1.1.16. Event security; dan
5.1.1.17. VIP handling.
5.1.2. Kompetensi Pendukung
Kompetensi Profesional Pengamanan yang harus dimiliki terkait dengan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang nonteknis keamanan
adalah sebagai berikut:
5.1.2.1. PTK 007;
5.1.2.2. Stakeholder management;
5.1.2.3. Basic Oil & Gas;
5.1.2.4. Interpersonal skill;
5.1.2.5. Financial and budgeting;
5.1.2.6. HSE for security;
5.1.2.7. Regulation;
5.1.2.8. Ethic;
5.1.2.9. Conflict Management;
5.1.2.10. Handling difficult people;
5.1.2.11. Cross Cultural Management;
5.1.2.12. Management skill (Planning, Directing, delegating, controlling,
staffing);
5.1.2.13. Kemampuan bahasa Inggris;
5.1.2.14. Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta lingkungan (K3L) dan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 16 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.1.2.15. Sistim Pengelolaan Keselamatan Kerja Kontraktor (CSMS)


5.1.3. Tingkatan Kompetensi Profesi Sekuriti Industri Hulu Migas
5.1.3.1. Tingkatan Dasar (Basic)
5.1.3.1.1. memahami dan menggunakan secara tepat
pengetahuan terkait masalah keamanan khususnya
pada industri hulu Migas.
5.1.3.1.2. melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat
rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses
yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan,
pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.
5.1.3.1.3. melaksanakan satu tugas spesifik, dengan
menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan
langsung atasannya.
5.1.3.1.4. melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat,
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta
mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan
kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak
langsung.
5.1.3.1.5. bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
5.1.3.2. Tingkatan Menengah (Intermediate)
5.1.3.2.1. menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus
spesifik dengan menganalisis informasi secara
terbatas, memilih metode yang sesuai dari beberapa
pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
5.1.3.2.2. bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun
laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki
inisiatif.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 17 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.1.3.2.3. menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih


metode yang sesuai dari beragam pilihan yang
sudah maupun belum baku dengan menganalisis
data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan
mutu dan kuantitas yang terukur.
5.1.3.2.4. mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan
tertulis secara komprehensif.
5.1.3.2.5. mengaplikasikan bidang keahliannya dan
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian
masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi
yang dihadapi.
5.1.3.2.6. mengambil keputusan yang tepat berdasarkan
analisis informasi dan data, dan mampu memberikan
petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi
secara mandiri dan kelompok.
5.1.3.3. Tingkatan Ahli (Advance)
5.1.3.3.1 memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni di dalam bidang
keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner.
5.1.3.3.2 melakukan riset dan mengambil keputusan strategis
dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh
atas semua aspek yang berada di bawah tanggung
jawab bidang keahliannya.
5.1.3.3.3 mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek
profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan
karya inovatif dan teruji.
5.1.3.3.4 memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni di dalam bidang
keilmuannya melalui pendekatan inter atau
multidisipliner.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 18 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.1.3.3.5 mengelola riset dan pengembangan yang


bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta
mampu mendapat pengakuan nasional dan
internasional.
5.1.3.3.6 mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek
profesionalnya melalui riset hingga menghasilkan
karya kreatif, original, dan teruji.
5.1.3.3.7 memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/ atau seni di dalam bidang
keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, dan
transdisipliner.
5.1.3.3.8 mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset
dan pengembangan yang bermanfaat bagi
kemaslahatan umat manusia, serta mampu
mendapat pengakuan nasional dan internasional.
5.1.4. Pengembangan Kompetensi
Berdasarkan tingkatan Kompetensi Profesi Sekuriti Industri Hulu Migas,
disusun matriks pengembangan baik berupa pelatihan maupun
penugasan dalam sebuah struktur jadwal kegiatan yang terencana.
Beberapa bentuk kegiatan pengembangan yang dapat ditentukan
tingkatan capaian kompetensinya, untuk memenuhi model dan unit
kompetensi yang ditentukan antara lain (pelatihan dan sertifikasi):
Subject Basic Intermediate Advance
(staff, officer, (Supervisor, (Manager,
analyst) lead, superintendent,
coordinator) head)
1. Security Management X X
System
2. Intelligence X X

3. Investigation X X
4. Security Risk Management X X X
5. Emergency and Crisis X X X
Management

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 19 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

6. Physical Security (including X X X


system integration)
7. Information Security X X X
8. Explosive handling X X
9. Security audit X X
10. Fraud management X X
11. Guard force management X X
12. Personal security X X
13. Bomb threat handling X X X
14. Terrorism X X
15. Principles on Human Rights X X X
related security
16. Event security X X
17. VIP handling X X X

5.2. Standar Kemampuan BUJP dan Satuan Pengamanan


5.2.1. KKKS wajib membuat standar kemampuan BUJP yang diantaranya
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
5.2.1.1. Struktur pengorganisasian BUJP.
5.2.1.2. Tata kelola keuangan dan administrasi umum.
5.2.1.3. Standar kinerja (termasuk indikator kinerja) dan program K3LL.
5.2.1.4. Sistem teknologi informasi dan komunikasi bidang Pengamanan
5.2.1.5. Sertifikasi dan Pelatihan.
5.2.1.6. Tata kelola dalam menghadapi situasi kedaruratan dan
prencanaan berbasis risiko.
5.2.2. KKKS wajib membuat standar kemampuan/kompetensi personel Satuan
Pengamanan minimal sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku;
5.2.3. Standar kemampuan/kompetensi Satuan Pengamanan harus mendapat
persetujuan dari SKK Migas;
5.2.4. Standar kemampuan/kompetensi untuk personel pengamanan meliputi:
5.2.4.1. Keterampilan kepolisian terbatas yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan dari Polri/badan lain yang sah yang ditunjuk
oleh Polri;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 20 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.2.4.2. Pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan lingkungan


kerja;
5.2.4.3. Kemampuan spesialisasi di bidang sekuriti industri; dan
5.2.4.4. Pengetahuan tentang metode dan teknologi di bidang
Pengamanan.
5.2.5. Standar kemampuan/kompetensi untuk unsur pimpinan BUJP
(Project/Site Manager, Operation Manager, dan Supervisor) yang
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan di KKKS harus memiliki
kemampuan di bidang lain, yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
dan/atau sertifikat profesi antara lain:
5.2.5.1. Keterampilan kepolisian terbatas yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan dari Polri/badan lain yang sah yang ditunjuk
oleh Polri;
5.2.5.2. Pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan lingkungan
kerja;
5.2.5.3. Kemampuan spesialisasi di bidang sekuriti industri; dan
5.2.5.4. Pengetahuan tentang metode dan teknologi di bidang
Pengamanan.
5.2.5.5. Keahlian komunikasi publik;
5.2.5.6. Pengetahuan tentang kegiatan usaha hulu Minyak dan Gas
Bumi;
5.2.5.7. Manajemen sumber daya manusia;
5.2.5.8. Pengetahuan dasar – dasar hak asasi manusia;
5.2.5.9. Manajemen Pengamanan infrastruktur (terlatih dan
bersertifikat);
5.2.5.10. Asset protection training;
5.2.5.11. Guard Force Management;
5.2.5.12. Crisis Management dan business continuity; dan
5.2.5.13. Investigasi dan intelligence.
5.2.6. Jumlah personel Satuan Pengamanan ditentukan sesuai dengan
kebutuhan operasi KKKS.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 21 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.3. Konfigurasi Standar Pengamanan Aset


Konfigurasi standar Pengamanan wajib mengacu pada Peraturan Kapolri Nomor
24 Tahun 2007 dan Peraturan Kapolri Nomor 13 Tahun 2017 serta Buku Manual
Pengamanan Aset Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi serta peraturan yang
berlaku yang disesuaikan dengan karakteristik kerawanan dan standar
Pengamanan masing – masing Lokasi/daerah yang diamankan.

5.4. Standar Sarana dan Prasarana Pengamanan


Sarana dan prasarana Pengamanan KKKS disesuaikan dengan kebutuhan di
KKKS, antara lain:
5.4.1. Perlengkapan perorangan dan satuan tugas;
5.4.2. Perlengkapan pos komando dan penjagaan;
5.4.2. Perlengkapan patroli dan pengawalan;
5.4.3. Peralatan Pengamanan lingkungan perkantoran dan perumahan serta
obyek – obyek kegiatan;
5.4.4. Peralatan Pengamanan terminal khusus Minyak dan Gas Bumi (darat,
udara, dan laut);
5.4.5. Peralatan Pengamanan platform dan jalur pipa Minyak dan Gas Bumi;
dan
5.4.6. Peralatan Pengamanan gudang handak dan penggunaannya.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 22 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB III
PERENCANAAN PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU MIGAS

1. Perencanaan Pengamanan
KKKS wajib membuat suatu perencanaan Pengamanan yang meliputi sebagai
berikut.
1.1. Perencanaan Umum
Menentukan, menetapkan kekuatan, dan kemampuan yang akan digunakan
sesuai dengan kebutuhan Pengamanan dengan melaksanakan manajemen
risiko Pengamanan antara lain:
1.1.1. Penjelasan mengenai potensi ancaman yang akan dihadapi dan
sistem Pengamanan yang akan dipergunakan;
1.1.2. Penjelasan secara terperinci tentang rencana Pengamanan yang
akan dilakukan berkaitan dengan sasaran Pengamanan yang telah
ditetapkan;
1.1.3. Penjelasan tentang strategi dan langkah penanggulangan yang akan
diambil sesuai dengan sistem Pengamanan yang telah ditetapkan;
1.1.4. Penjelasan tentang jangka waktu berlakunya sistem Pengamanan
yang telah ditetapkan.
1.1.5. Penjelasan mengenai anggaran kegiatan Pengamanan.

1.2. Rencana Kontijensi dan Penanganan Keadaan Darurat


1.2.1 KKKS harus mempunyai rencana manajemen krisis dan Rencana
Manajemen Darurat/ Krisis dalam bidang sekuriti mengacu kepada
PTK 005.
1.2.2 Rencana manajemen krisis dan darurat harus selalu dievaluasi,
minimal satu kali dalam satu tahun oleh KKKS dengan melibatkan
SKK Migas.
1.2.3 Dalam hal terjadinya Keadaan Krisis, maka pimpinan KKKS
menyampaikan laporan dan permohonan bantuan kepada Kepala
SKK Migas dan selanjutnya secara operasional dilaksanakan oleh
Deputi yang membidangi operasi untuk menetapkan Keadaan Krisis.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 23 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

1.2.4 Dalam menjalankan kegiatan penanggulangan keadaan


darurat/gangguan keamanan, seluruh bagian yang terlibat baik
internal ataupun eksternal, harus tunduk kepada aturan keselamatan
di lingkungan Migas.
1.2.5 Instansi eksternal terkait dalam proses bantuan Pengamanan akan
menjadi bagian dari EMT SKK Migas di lapangan, dimana on scene
commander akan bertindak sebagai pimpinan dan komandan satuan
bantuan akan bertindak sebagai wakilnya.
1.2.6 Jika terjadi di wilayah, maka SKK Migas Perwakilan harus dilibatkan
guna membantu kelancaran pelaksanaan tugas.
1.2.7 Laporan awal kejadian, perkembangan dan pengakhiran mengikuti
formulir yang telah ada dalam Standard Of Procedure (SOP)
Manajemen Krisis.
1.2.8 Hal-hal yang belum tercantum dalam SOP Manajemen Krisis, akan
ditambahkan sebagai bentuk revisi mengikuti prosedur yang berlaku.
1.2.9 Dalam Keadaan Krisis, hal – hal penting yang harus menjadi
perhatian adalah sebagai berikut:
1.2.9.1. Keselamatan jiwa personil/karyawan/pekerja/keluarga.
1.2.9.2. Reputasi perusahaan/negara.
1.2.9.3. Kejadian dapat terjadi di darat/laut sehingga rencana
evakuasi pekerja/ keluarga/korban melalui darat, laut dan
udara harus dibuat dengan baik.
1.2.9.4. Jika terjadi di laut, maka harus diperhatikan/dipersiapkan
kapal rumah sakit dan kapal markas komando yang
standby pada titik terdekat dari lokasi kejadian.
1.2.10. Semua rencana harus dibuat ganda (rencana utama dan cadangan).

1.3. Perencanaan Pengamanan Khusus Menghadapi Ancaman Teror


1.3.1. KKKS wajib membuat SOP Pengamanan tentang Penanganan Teror.
1.3.2. KKKS wajib melakukan koordinasi dengan fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas dan TNI/ Polri dalam
pelaksanaan Pengamanan khusus menghadapi ancaman teror.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 24 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

1.4. Kesadaran Pentingnya Keamanan


KKKS wajib melaksanakan kewaspadaan keamanan (security awareness)
kepada manajemen dan semua pekerja di lingkungan KKKS.

1.5. KKKS wajib melakukan rencana Pengamanan sejak tahap awal eksplorasi
atau proyek – proyek besar lainnya (major capital project) dalam bentuk
analisa risiko keamanan dan rencana mitigasinya. Hasil analisis risiko tersebut
dikonsultasikan ke fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan
KKKS SKK Migas untuk disepakati rencana Pengamanannya.

2. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) dan Pengadaan Jasa


Pengamanan
2.1. KKKS menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) Pengamanan dengan
mengacu kepada PTK WP&B dan kebijakan terkait lainnya yang berlaku.
2.2. KKKS menyusun Rencana Pengadaan Jasa terkait Pengamanan dengan
mengacu kepada PTK Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kedua tentang
Pengadaan Barang dan Jasa.
2.3. KKKS mengajukan dan mempresentasikan rencana sistem manajemen
Pengamanan 9 (sembilan) bulan dan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum pelaksanaan proses pengadaan jasa Pengamanan.
2.4. Dalam hal pengadaan BUJP, KKKS harus menyiapkan ITB yang sekurang-
kurangnya mensyaratkan BUJP untuk menyediakan dokumen-dokumen
sebagai berikut::
2.4.1. surat izin operasional dari Kapolri yang masih berlaku dan izin lain
yang disyaratkan oleh Kepolisian Daerah (Polda) setempat;
2.4.2. hasil audit dari Polri dengan tingkat pencapaian 85 – 100 %
(pencapaian untuk mendapatkan izin operasional penuh);
2.4.3. keterangan tidak dalam daftar hitam pelanggaran (black list) maksimal
1 (satu) tahun pada salah satu KKKS, dalam hal ini KKKS harus
meminta konfirmasi kepada SKK Migas;
2.4.4. prosedur dan struktur organisasi penanggulangan keadaan dan
kejadian darurat; dan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 25 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.4.5. Khusus untuk BUJP yang melakukan Pengamanan di lepas pantai


yang menggunakan dan/atau mengoperasikan kapal, harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan terkait yang
berlaku.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 26 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGAMANAN
KEGIATAN USAHA HULU MIGAS

1. Pola Pengamanan
Berdasarkan identifikasi potensi kerawanan obyek Pengamanan, pola Pengamanan
meliputi:
1.1. Bentuk Pengamanan yang digunakan:
1.1.1. Pengamanan Langsung yaitu pemberian bantuan Pengamanan,
pengarahan, dan penggelaran kekuatan secara fisik sesuai permintaan
di lapangan.
1.1.2. Pengamanan Tak Langsung yaitu pemberian bantuan Pengamanan
melalui kegiatan pemantauan, pengawasan, dan laporan
perkembangan situasi.

1.2. Metode Pengamanan


1.2.1. Pengamanan oleh manusia (security by human);
1.2.2. Pengamanan menggunakan konstruksi (security by construction);
1.2.3. Pengamanan menggunakan peralatan elektronik/mekanik (security by
electronics/mechanics);
1.2.4. Pengamanan dengan memanfaatkan kondisi alam sesuai aslinya atau
alam yang direkayasa oleh manusia (security by nature);
1.2.5. Pengamanan menggunakan satwa (security by animals);
1.2.6. Pengamanan menggunakan tanda-tanda khusus (security by
identifications); dan
1.2.7. Pengamanan dengan memberdayakan peran serta masyarakat
(security by community).

1.3. Sifat Pengamanan yang diterapkan:


1.3.1. Pengamanan Terbuka yaitu Pengamanan dengan mengutamakan
upaya-upaya pencegahan, penanggulangan, dan penegakan hukum.
1.3.2. Pengamanan Tertutup yaitu Pengamanan dengan hanya
mengutamakan upaya-upaya pencegahan.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 27 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2. Pelaksanaan Pengamanan
Dalam melaksanakan Pengamanan, KKKS harus melakukan:
2.1. Penyusunan SOP Pengamanan
SOP Pengamanan mencakup:
2.1.1. Pengamanan Fasilitas terhadap:
2.1.1.1. Lokasi penyimpanan Aset; dan
2.1.1.2. Keluar/masuknya orang dan Aset.
2.1.2. Pengamanan Personel terhadap:
2.1.2.1. Setiap orang atau pejabat yang termasuk dalam kategori
penting (very important person);
2.1.2.2. Setiap orang yang berkunjung/memasuki area obyek
Pengamanan; dan
2.1.2.3. Personel yang secara berkesinambungan berada pada area
operasi KKKS.
2.1.3. Pengamanan Data dan Informasi serta Surat Berharga
KKKS diwajibkan untuk menjaga, memelihara data dan informasi agar
tidak hilang, dicuri, rusak atau direproduksi oleh pihak lain dengan tetap
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
2.1.4. Pengamanan area Daratan dan Lepas Pantai dengan ketentuan antara
lain:
2.1.4.1. Manajemen dan supervisi Pengamanan dilakukan oleh internal
KKKS.
2.1.4.2. Dalam kondisi KKKS memperkirakan tidak dapat mengatasi
situasi keamanan yang berkembang, KKKS dapat meminta
bantuan Pengamanan dari aparat keamanan melalui SKK
Migas.
2.1.4.3. Dalam kegiatan survei di daratan dan survei dan pengeboran
di perairan lepas pantai, KKKS harus mengajukan Security
Clearance (SC) dan/atau Marine Clearance (MC) kepada SKK
Migas untuk mendapatkan Liaison Officer (LO) dari TNI AL
dan/atau Security Officer (SO) dari TNI AL, TNI AD dan TNI AU.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 28 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.1.4.4. Khusus untuk pembersihan ranjau yang berada di WK KKKS,


KKKS dan SKK Migas berkoordinasi dengan TNI AL sesuai
dengan aturan dan prosedur yang berlaku.
2.1.4.5. Dalam melaksanakan Pengamanan WK baik di daratan
maupun di lepas pantai, KKKS harus melakukan manajemen
risiko keamanan (risk management) dan penilaian sendiri (self
assesstment).
2.1.4.6. Dalam melaksanakan Pengamanan WK lepas pantai, KKKS
harus melakukan pemetaan WK, pemetaan fasilitas Minyak
dan Gas Bumi lepas pantai, pemetaan pipa bawah laut maupun
pemetaan daerah terbatas/terlarang didampingi oleh Technical
Officer (TO) dari TNI AL. Hasil pemetaan tersebut harus
tercantum dalam BPI (Berita Pelaut Indonesia) atau NTM
(Notice to Marine) dan Maklumat Pelayaran (MAPEL) yang
dikeluarkan oleh instansi berwenang.
2.1.4.7. Seluruh kapal yang digunakan dalam kegiatan Pengamanan
operasi Minyak dan Gas Bumi lepas pantai harus mengacu
kepada Peraturan tentang Angkutan di Perairan dan/atau
ketentuan yang terkait.
2.1.5. Pengamanan Terminal Khusus Minyak dan Gas Bumi.
Setiap KKKS yang mengoperasikan Terminal Khusus Laut/Udara
Minyak dan Gas Bumi wajib mematuhi aturan yang berlaku.
2.1.6. Pengamanan Bahan Peledak.
2.1.6.1. Pengamanan bahan peledak mencakup: pengangkutan
(termasuk tetapi tidak terbatas pada sarana angkutan dan
bongkar muat), penyimpanan, penggunaan, dan pemanfaatan
serta pemusnahan bahan peledak mengacu kepada Peraturan
Kapolri tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan
Bahan Peledak Komersial yang berlaku.
2.1.6.2. KKKS mengirimkan laporan bulanan atas penggunaan bahan
peledak kepada SKK Migas setiap bulan selambat – lambatnya
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya, meliputi laporan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 29 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

perizinan dan laporan bulanan atas penggunaan bahan


peledak.
2.1.6.3. Apabila WK KKKS berada di:
2.1.6.3.1. Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi
Jawa Barat, laporan bulanan atas penggunaan
bahan peledak dikirimkan kepada pejabat setingkat
Kepala Divisi yang membawahi fungsi pengelolaan
keamanan KKKS.
2.1.6.3.2. Wilayah di luar yang disebutkan di atas, laporan
bulanan atas penggunaan bahan peledak dikirimkan
kepada Kepala Perwakilan SKK Migas di WK masing
– masing KKKS dan pejabat setingkat Kepala Divisi
yang membawahi fungsi pengelolaan keamanan
KKKS.

2.2. Pengawasan Sistem Manajemen Pengamanan


2.2.1 Pengawasan sistem manajemen Pengamanan KKKS dilaksanakan oleh
fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK
Migas.
2.2.2 KKKS dapat meminta bantuan Polri untuk membantu pelaksanaan
pengawasan tersebut.
2.2.3 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK
Migas berhak melaksanakan pengawasan sistem manajemen
Pengamanan atau kunjungan terkait kepada KKKS sewaktu – waktu
tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada KKKS yang
bersangkutan.
2.2.4 Hasil pelaksanaan pengawasan atau audit dilaporkan kepada fungsi
yang melaksanakan pengelolaan pengamanan KKKS dan disampaikan
juga ke pimpinan tertinggi KKKS.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 30 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.3. Penyelenggaraan Pengamanan


2.3.1. KKKS harus melaksanakan Pengamanan Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi sesuai dengan peraturan Kapolri tentang Sistem
Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah yang berlaku dan SOP Pengamanan
yang telah dibuat KKKS.
2.3.2. KKKS wajib membina hubungan baik dan melakukan komunikasi
dengan stakeholder terkait seperti Polri, TNI, Pemerintah Daerah, dan
Tokoh Masyarakat informal lainnya tentang situasi dan dukungan
keamanan. Realisasi kegiatan ini wajib dilaporkan kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas dalam
laporan bulanan.
2.3.3. KKKS wajib mengoptimalkan potensi kapasitas lokal dalam melakukan
Pengamanan Aset.
2.3.4. KKKS dapat meminta bantuan Pengamanan dari aparat keamanan
dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada SKK Migas.
Dalam Keadaan Darurat/kontijensi, KKKS dapat meminta bantuan
Pengamanan langsung kepada TNI/Polri dengan diikuti pemberitahuan
kepada SKK Migas/ Perwakilan SKK Migas.
2.3.5. Anggaran bantuan keamanan berasal dari KKKS dengan mekanisme
pembayaran sesuai dengan PTK 034 dan/ atau melakukan pembayaran
langsung kepada rekening yang ditunjuk oleh TNI/Polri dengan diikuti
pemberitahuan kepada SKK Migas.
2.3.6. Nominal biaya kegiatan bantuan keamanan dari aparat keamanan yang
bersifat pencegahan maupun penindakan insidentil serta pemenuhan
persyaratan dalam mengajukan pembayaran harus sesuai dengan
perjanjian kerja sama dan/atau kesepakatan yang telah dibuat.
2.3.7. KKKS wajib memastikan pembayaran kegiatan Pengamanan tidak
mengalami keterlambatan dan terdistribusi secara merata kepada
seluruh personel aparat keamanan yang bertugas sesuai dengan
perjanjian kerja sama dan/atau kesepakatan yang telah dibuat.
2.3.8. KKKS wajib mengirimkan laporan secara tertulis kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas selambat –

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 31 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

lambatnya 20 (dua puluh) hari kerja setelah pelaksanaan pembayaran


tersebut.
2.3.9. Semua penyelenggaraan Pengamanan yang dilaksanakan secara
internal maupun melalui mekanisme bantuan Pengamanan oleh Polri
dan/atau TNI harus memiliki konsep rencana Pengamanan yang
komprehensif yang berisikan rencana penggelaran kekuatan personel,
penggunaan fasilitas/alat peralatan, SOP tiap obyek, Rencana
Anggaran Biaya (“RAB”) sesuai indeks yang telah ditentukan dan
rencana menghadapi Keadaan Darurat dan/atau Keadaan Krisis.

2.4. Prosedur Bantuan Pengamanan Aparat Keamanan


2.4.1. Bantuan Pengamanan Aparat Keamanan Polri pada Lokasi Darat
(Onshore)
2.4.1.1. Dalam Pengamanan yang memerlukan bantuan aparat
keamanan, KKKS dapat meminta bantuan Polri untuk
melakukan Pengamanan dengan mengutamakan kegiatan
pencegahan, penanggulangan secara terpadu, dan simultan
bersama KKKS. Kebutuhan anggaran (RAB) terkait
Pengamanan tersebut dipenuhi oleh masing-masing KKKS.
2.4.1.2. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas atau Perwakilan SKK Migas bertindak sebagai
fasilitator permintaan bantuan kepada Polri untuk KKKS.
2.4.1.3. Mekanisme kerja sama pemberian bantuan dengan Polri
diatur sesuai dengan Nota Kesepahaman dan Pedoman
Kerja antara SKK Migas dan Polri tentang Penyelenggaraan
Pengamanan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Mekanisme tersebut dituangkan dalam Petunjuk Lapangan
(Juklap) yang dibuat oleh Perwakilan SKK Migas dan Polri.
Untuk penerapan Juklap, Perwakilan SKK Migas dan KKKS
bekerja sama dengan Polda dan Polres di WK masing –
masing dengan membuat rencana Pengamanan dan SOP
lengkap pada tiap – tiap obyek.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 32 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.4.1.4. Bantuan Pengamanan dari aparat keamanan dapat


dibedakan menjadi 2 sifat antara lain:
2.4.1.4.1. Pencegahan, hal ini sesuai dengan kebutuhan
KKKS untuk Pengamanan kegiatan – kegiatan
tertentu seperti Pengamanan kegiatan konstruksi,
pengawalan alat berat, penyapuan ranjau dan
kegiatan Eksplorasi. Pengamanan dilakukan
dalam jangka waktu tertentu dan diajukan tertulis
oleh KKKS kepada fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
untuk dilegitimasi dalam bentuk kerjasama
Pengamanan, di mana di dalamnya diatur secara
detail mengenai ruang lingkup, kewenangan,
jangka waktu, dan anggaran kerjasama
Pengamanan tersebut.
2.4.1.4.2. Penindakan yang insidentil, hal ini tergantung
pada kondisi lapangan dan sosial masyarakat
dalam jangka waktu tertentu, dan dapat diajukan
langsung oleh KKKS kepada Polri dengan diikuti
pemberitahuan kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas/Perwakilan SKK Migas.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 33 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Bagan Alur Prosedur Bantuan Penanganan Gangguan Keamanan Obvitnas di Daratan


dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini.

Gambar 1. Alur Permintaan Bantuan Penanganan Gangguan Keamanan Obvitnas Onshore

2.4.2. Bantuan Pengamanan Aparat Keamanan Laut/TNI AL di perairan


kedalaman (Offshore).
2.4.2.1. Apabila dalam kondisi Polri tidak mempunyai kemampuan dan
fasilitas untuk melakukan Pengamanan di perairan, dalam hal-
hal khusus yang bersifat teknis atau Pengamanan di daerah
tertentu yang menjadi kewajiban dan kewenangan TNI AL,
maka bantuan Pengamanan dilakukan oleh aparat keamanan
laut (TNI AL).
2.4.2.2. Mekanisme bantuan kerja sama dengan TNI AL diatur sesuai
dengan MoU antara SKK Migas dan TNI AL tentang
Penyelenggaraan Pengamanan Dan Pengawasan Fasilitas
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Di Lepas Pantai Perairan
Yurisdiksi Nasional Indonesia.
2.4.2.3. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas bertindak sebagai fasilitator dari KKKS dalam hal
hubungan kerja sama dengan TNI AL.
2.4.2.4. Bantuan Pengamanan TNI AL yang bersifat pencegahan
dilaksanakan atas permintaan KKKS untuk Pengamanan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 34 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

kegiatan – kegiatan tertentu seperti Pengamanan kegiatan


konstruksi, pengawalan alat berat, penyapuan ranjau dan
kegiatan Eksplorasi, KKKS mengajukan permohonan secara
tertulis kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas untuk dilegitimasi dalam
bentuk kerjasama Pengamanan antara TNI-AL dengan SKK
Migas, yang di dalamnya diatur secara detil mengenai ruang
lingkup, kewenangan, jangka waktu, dan anggaran kerjasama
Pengamanan tersebut.
2.4.2.5. Untuk bantuan Pengamanan bersifat penindakan yang
insidentil, hal ini tergantung pada kondisi lapangan dan sosial
masyarakat, dalam jangka waktu tertentu, dan dapat diajukan
langsung oleh KKKS kepada Pangkalan TNI AL (Lanal)
setempat dengan diikuti pemberitahuan kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK
Migas/Perwakilan SKK Migas.
Bagan Alur Permintaan Penanganan Gangguan Keamanan Obvitnas Lepas Pantai dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Alur Permintaan Penanganan Gangguan Keamanan Obvitnas Lepas Pantai

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 35 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.5. Tingkatan Status Keamanan

Indikator Deskripsi

1. Kegiatan Operasi KKKS/Joint Operating Body (JOB) berlangsung


Normal dan tidak ada gangguan dan ancaman keamanan.
2. KKKS/JOB melakukan kegiatan pengamanan internal rutin
sesuai dengan prosedur dan kebijakan pengamanan masing-
masing KKKS/JOB.
3. KKKS/JOB melakukan kegiatan rutin dalam bentuk koordinasi
HIJAU dengan satuan keamanan terdekat (Polisi & TNI).
GREEN 4. KKKS/JOB melakukan tinjau ulang dan efektifitas dari prosedur
(Normal) dan kebijakan pengamanan internal.
5. KKKS/JOB dapat melaksanakan simulasi dalam menghadapi
gangguan dan ancaman keamanan dengan satuan keamanan
terdekat (Polisi/TNI)
6. Berkoordinasi dengan SKK Migas/Perwakilan SKK Migas perihal
situasi dan kondisi yang terjadi di Wilayah Kerja Operasi
KKKS/JOB.

1. Adanya gangguan dan ancaman keamanan terhadap kegiatan


operasi KKKS/JOB.
2. KKKS/JOB menginformasikan kepada personil KKKS/JOB terkait
dengan adanya ancaman gangguan keamanan untuk
meningkatkan kesadaran keamanan bagi personil di lingkungan
KUNING KKKS/JOB.
YELLOW 3. Meningkatkan pengamanan dan membatasi kegiatan di fasilitas
(Waspada) Wilayah kerja KKKS/JOB dengan memperketat pemeriksaan
terhadap arus lalu lintas keluar/masuk orang, barang dan
kendaraan dari/ ke kantor/ gedung/wilayah kerja KKKS/JOB.
4. Berkoordinasi dengan SKK Migas/SKK Migas Perwakilan perihal
perkembangan informasi gangguan dan ancaman keamanan
terhadap kegiatan operasi KKKS/JOB.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 36 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5. KKKS/JOB dapat melakukan koordinasi langsung dengan satuan


keamanan terdekat dalam rangka mendapatkan informasi,
melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan secara
dini serta mendapatkan bantuan pengamanan bila sewaktu-
waktu diperlukan.
6. Mempersiapkan Emergency Management Team KKKS/JOB
terkait masalah rencana pengamanan, rencana
cadangan/contigency plan termasuk rencana evakuasi sesuai
dengan prosedur dan kebijakan pengamanan masing-masing
KKKS/JOB.

1. Manajemen KKKS/JOB menyatakan bahwa Pengamanan


gabungan (Sekuriti dan aparat keamanan) di KKKS/JOB tidak
sanggup untuk mengatasi gangguan dan ancaman keamanan
yang terjadi.
2. Mengaktifkan Emergency Management Team KKKS/JOB untuk
mengantisipasi meningkatnya gangguan dan ancaman
keamanan terhadap kegiatan operasi KKKS/JOB.
3. Sementara menunggu bantuan pengamanan yang lebih besar
MERAH
datang ke lokasi, satuan pengamanan gabungan yang sudah
RED
berada di lokasi kejadian tetap melakukan kegiatan pengamanan
(KRISIS)
sebagai upaya mencegah meluasnya gangguan.
4. KKKS/JOB wajib berkoordinasi dan melaporkan langsung kondisi
dan situasi terkini kepada SKK Migas/SKK Migas perwakilan
untuk meminta saran dan arahan dalam mengatasi gangguan
dan ancaman terhadap kegiatan operasi KKKS/JOB.
5. Jika dianggap perlu, KKKS/JOB dapat melakukan evakuasi
personil dan menghentikan kegiatan operasi di Wilayah Kerja
KKKS/JOB untuk mengurangi dampak yang meluas.

3. Pelaksanaan Jasa Pengamanan


3.1. KKKS dalam melaksanakan kegiatannya harus sesuai dengan ketentuan dalam
PTK ini, kebijakan yang berlaku di KKKS, dan Peraturan Kapolri tentang Sistem

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 37 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga


Pemerintah yang berlaku.
3.2. KKKS wajib menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan berdasarkan
Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah
dan memasukkannya dalam klausul kontrak pengadaan jasa Pengamanan yang
akan digunakan sebagai dasar audit sekuriti.
3.3. Sumber Daya Manusia
3.3.1. Permohonan Jasa Liaison Officer (LO)
Tata cara permohonan jasa LO yang dilakukan oleh KKKS:
3.3.1.1. KKKS mengajukan permohonan jasa LO berupa Assistance
Requisition Sheet (ARS) yang ditandatangani oleh Kepala
Teknik Tambang KKKS dengan lampiran dokumen –
dokumen yang dipersyaratkan dalam Lampiran 7 pedoman ini
kepada Pejabat Setingkat Kepala Divisi yang membawahi
fungsi pengelolaan pengamanan KKKS SKK Migas.
3.3.1.2. Pengajuan harus dilakukan paling lambat 15 hari kerja
sebelum kegiatan.
3.3.1.3. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
mengeluarkan Surat Permohonan LO yang ditujukan kepada
Staf Khusus Urusan Maritim (Susmar) setelah mengevaluasi
usulan permohonan jasa LO.
3.3.1.4. Susmar menerbitkan Surat Perintah Penugasan LO.
3.3.1.5. Khusus terkait poin F dan G Lampiran 7 untuk permintaan
dokumen data personel berupa curriculum vitae, pas foto dan
Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim)/Izin
Menggunakan Tenaga Asing (IMTA)/Kartu Ijin Tinggal
Terbatas (KITAS) untuk Tenaga Kerja Asing, pihak kontraktor
pemenang tender langsung menyerahkan kepada Susmar
Ditjen Migas/Liaison Officer.
3.3.1.6. Waktu pelaksanaan tugas sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dalam Surat Perintah Penugasan.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 38 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Bagan Alur Permohonan Jasa Liaison Officer (LO) dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah
ini.

Gambar 3. Alur Permohonan Jasa Liaison Officer (LO)

3.3.2. Permohonan Jasa Technical Officer (TO)


Tata cara permohonan jasa TO yang dilakukan oleh KKKS:
3.3.2.1. KKKS mengajukan permohonan jasa TO berupa Assistance
Requisition Sheet (ARS) yang ditandatangani oleh Kepala
Teknik Tambang KKKS dengan lampiran dokumen –
dokumen yang dipersyaratkan dalam Lampiran 8 pedoman ini
kepada Kepala Divisi yang membawahi fungsi pengelolaan
keamanan KKKS SKK Migas.
3.3.2.2. Pengajuan harus dilakukan paling lambat 15 hari kerja
sebelum kegiatan.
3.3.2.3. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas meneliti ARS dan kelengkapan data pendukung
yang disyaratkan, serta menindaklanjuti ARS sesuai disposisi
Kepala Divisi yang membawahi fungsi pengelolaan
keamanan KKKS.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 39 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.3.2.4. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS


mengeluarkan Surat Permohonan TO yang ditujukan kepada
Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) Mabes TNI AL setelah
mengevaluasi usulan permohonan jasa LO.
3.3.2.5. Dishidros menerbitkan Surat Perintah Penugasan TO.
3.3.2.6. Khusus terkait poin F dan G Lampiran 8 untuk permintaan
dokumen data personel berupa cv, pas foto dan
Dahsuskim/IMTA/KITAS untuk TKA, pihak kontraktor
pemenang tender langsung menyerahkan kepada
Dishidros/TO.
3.3.2.7. Waktu pelaksanaan tugas sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dalam Surat Perintah Penugasan.
Bagan Alur Permohonan Jasa Technical Officer (TO) dapat dilihat pada Gambar 4 di
bawah ini.

Gambar 4. Alur Permohonan Jasa Technical Officer (TO)

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 40 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.4. Fasilitas
3.4.1. Permohonan Marine Clearance (MC)
Tata cara rekomendasi usulan
3.4.1.1. KKKS mengajukan permohonan Marine Clearance (MC)
kepada Pejabat Setingkat Kepala Divisi yang membawahi
fungsi pengelolaan keamanan KKKS SKK Migas
menggunakan Assistance Requisition Sheet (ARS) beserta
lampiran dokumen pendukungnya yang dipersyaratkan di
Lampiran 9 pedoman ini.
3.4.1.2. Pengajuan harus dilakukan paling lambat 15 hari kerja
sebelum kegiatan.
3.4.1.3. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan
KKKS mengeluarkan Surat Permohonan Marine Clearance
(MC) yang ditujukan kepada Staf Khusus Urusan Maritim
(Susmar) setelah mengevaluasi usulan permohonan jasa
LO beserta dokumen pendukungnya.
3.4.1.4. Susmar memprosesnya dengan menerbitkan surat
persetujuan Marine Clearance (MC) atas kegiatan
pengeboran Minyak dan Gas Bumi dimaksud.
3.4.1.5. Susmar mengirimkan surat persetujuan Marine Clearance
(MC) yang asli kepada fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas dan untuk
salinannya dikirimkan ke Asops KASAL, Direktur C/BAIS
TNI, Dirjen Hubla, Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen
Migas, Kepala Dishidros Oceanografi TNI AL,
Lantamal/Lanal setempat dan KKKS.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 41 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Bagan Alur Permohonan Marine Clearance (MC) dapat dilihat pada Gambar 5
di bawah ini.

Gambar 5. Alur Permohonan Marine Clearance (MC)

3.4.2. Permohonan Security Clearance (SC)


Tata cara rekomendasi usulan
3.4.2.1. KKKS mengajukan permohonan Security Clearance (SC)
kepada Pejabat Setingkat Kepala Divisi yang membawahi
fungsi pengelolaan keamanan KKKS SKK Migas
menggunakan Assistance Requisition Sheet (ARS) beserta
lampiran dokumen pendukungnya yang dipersyaratkan di
Lampiran 10 pedoman ini.
3.4.2.2. Pengajuan harus dilakukan paling lambat 15 hari kerja
sebelum kegiatan.
3.4.2.3. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan pengamanan KKKS
mengeluarkan Surat Permohonan Security Clearance (SC)
kepada Direktur Wilayah Pertahanan – Direktorat Jenderal
Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan R.I. (Dirwilhan
Ditjen Strahan – Kemhan R.I.).

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 42 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.4.2.4. Dirwilhan Ditjen Strahan Kemhan R.I. menerbitkan surat izin


resmi kegiatan Security Clearance (SC) atas kegiatan
survei/pemetaan Minyak dan Gas Bumi dimaksud.
3.4.2.5. Khusus untuk permintaan/permohonan Security Clearance
dari KKKS, pengajuan ARS harus disertai juga dengan
permintaan Petugas Liaison Officer.

Bagan Alur Permohonan Security Clearance (SC) dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah
ini.

Gambar 6. Alur Permohonan Security Clearance (SC)

3.5. Bahan Peledak


Bahan Peledak merupakan salah satu kebutuhan dan sarana serta memiliki
peran yang sangat penting untuk kegiatan pengusahaan Migas. Dalam proses
pengadaan, pengelolaan, penyimpanan sampai dengan pemusnahannya perlu
mendapatkan perizinan dari Kepolisian Republik Indonesia atau pejabat yang
berwenang dalam hal ini untuk kepentingan Pengamanan dan pengawasan
terhadap bahan peledak.
3.5.1. Adapun Jenis-Jenis perizinan bahan peledak meliputi:

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 43 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.5.1.1. Perizinan P1 (Penggunaan sisa) bahan peledak;


3.5.1.2. Perizinan P2 (Pembelian dan Penggunaan) bahan peledak;
3.5.1.3. Perizinan P3 (Pemilikan, Penguasaan, dan Penyimpanan)
bahan peledak;
3.5.1.4. Perizinan pengangkutan bahan peledak, baik dalam satu
wilayah Polda maupun antar wilayah Polda;
3.5.1.5. Perizinan Gudang bahan peledak;
3.5.1.6. Perizinan Alih Guna bahan peledak, baik dalam satu wilayah
Polda maupun antar wilayah Polda;
3.5.1.7. Perizinan pengembalian sisa bahan peledak (Re-
Eksport)/Hibah dan; dan
3.5.1.8. Perizinan Penghapusan dan Pemusnahan bahan peledak.
3.5.2. Pengajuan perizinan dilakukan menggunakan Assistance Requisition
Sheet (ARS) yang ditandatangani oleh Kepala Teknik Tambang atau
pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan dokumen pendukungnya.
3.5.3. Pengajuan Perizinan, apabila WK KKKS di:
3.5.3.1. Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat
diajukan kepada Kepala Divisi yang membawahi fungsi
pengelolaan keamanan KKKS SKK Migas c.q. Kepala fungsi
yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS.
3.5.3.2. Wilayah di luar yang disebutkan di atas, diajukan kepada Para
Kepala Perwakilan SKK Migas.
3.5.4. Masa Berlaku Izin Bahan Peledak

3.5.5. Alur Jenis-jenis Perizinan Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 44 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 7. Alur Perizinan P1 untuk Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri

Gambar 8. Alur Perizinan P3 untuk Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 45 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 9. Perizinan Re-Eksport/Hibah/Pengembalian Sisa Bahan Peledak Dari


SKK Migas ke Polri

Gambar 10. Alur Perizinan P2 Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 46 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 11. Alur Perizinan Pengangkutan Bahan Peledak dalam Satu Wilayah
Polda Dari SKK Migas ke Polri

Gambar 12. Alur Perizinan Pengangkutan Bahan Peledak Antar Wilayah Polda Dari
SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 47 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 13. Alur Perizinan Gudang Bahan Peledak dari SKK Migas ke Polri

Gambar 14. Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Aset) Antar Wilayah Polda
dari SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 48 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 15. Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Aset) Satu Wilayah Polda dari
SKK Migas ke Polri

Gambar 16. Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Konsinyasi) Antar Wilayah
Polda dari SKK Migas ke Polri

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 49 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 17. Alur Perizinan Alih Guna Bahan Peledak (Konsinyasi) Satu Wilayah
polda dari SKK Migas ke Polri

Gambar 18. Alur Perizinan Penghapusan & Pemusnahan Bahan Peledak dari
SKK Migas ke Polri

3.5.6. Penggunaan Gudang Bersama

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 50 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.5.6.1. Menyewa jasa pengelola gudang bahan peledak swasta yang


memiliki izin dari BKPM dan kepolisian.
3.5.6.1.1 Fotocopy izin gudang pemilik
3.5.6.1.2 Fotocopy izin menyewa gudang
3.5.6.1.3 Surat Penawaran.
3.5.6.2. Penggunaan Gudang Bersama yang dikelola oleh KKKS
lainnya.
3.5.6.2.1 Memiliki FSA (Facility Sharing Agreement)
bersama KKKS pengelola gudang.
3.5.6.2.2 Memiliki Izin atas gudang dimaksud.
3.5.6.2.3 KKKS yang ikut menggunakan gudang, harus
memiliki izin penggunaan gudang.
3.5.7. Berakhirnya Masa Kerja KKKS
3.5.7.1. Dalam hal Production Sharing Contract berakhir, KKKS wajib
menghabiskan sisa bahan peledak dan menutup semua
perizinan yang terkait dengan bahan peledak.
3.5.7.2. Dalam hal berakhirnya kontrak Kerja Sama Operasi/ Technical
Assistance Contract (KSO/TAC) bersama Kemitraan
PT. Pertamina EP, PT. Pertamina EP wajib memerintahkan
kemitraan untuk menghabiskan sisa bahan peledak dan
menutup semaua perizinan yang terkait dengan bahan
peledak.
3.5.7.3. KKKS wajib memprioritaskan untuk melakukan alih guna
terhadap Bahan Peledak yang digunakan.
3.5.7.4. Menghabiskan sisa Bahan Peledak dimaksud adalah
menggunakan dengan sebaik-baiknya, penghapusan asset,
alih guna dan re-eksport/hibah.

3.6. Tata Cara Pengajuan Pembuatan/Amandemen Perjanjian Kerja Sama


(PKS) Kegiatan Pengamanan, Pembersihan Ranjau, dan Kegiatan Lain
yang Membutuhkan Bantuan Aparat Keamanan
3.6.1. Persyaratan yang dibutuhkan:

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 51 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.6.1.1. Surat Pernyataan KKKS mengenai kesediaan pembayaran


biaya operasional Pengamanan baik melakukan pembayaran
langsung dengan persetujuan SKK Migas maupun melalui
persetujuan pemotongan dana panjar kerja KKKS dan
mekanisme bank transfer (pernyataan tersebut dapat juga
dimasukkan ke dalam Assistance Requisition Sheet (ARS)
Permintaan Bantuan Pengamanan) yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang di KKKS;
3.6.1.2. Kondisi atau keadaan yang belum diatur atau memerlukan
pengaturan lebih lanjut atau perbaikan terhadap ketentuan
yang ada;
3.6.1.3. Data yang diperlukan untuk dalam pembutan/amandemen
Perjanjian Kerja Sama yaitu berupa laporan mengenai kegiatan
operasional minyak dan gas bumi yang membutuhkan
Pengamanan Polri/TNI;
3.6.1.4. Khusus untuk pembersihan ranjau, dibutuhkan laporan
mengenai area kegiatan di Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi yang membutuhkan kegiatan
pembersihan/penyapuan ranjau yang disusun oleh KKKS dan
informasi keberadaan ranjau di WK KKKS yang diterbitkan oleh
Mabes TNI-AL/TNI-AD.
3.6.2. Tata cara permohonan:
3.6.2.1. KKKS mengajukan permohonan Assistance Requisition Sheet
(ARS) bantuan Pengamanan dalam bentuk Perjanjian Kerja
Sama (PKS) atau permohonan amandemen PKS secara
tertulis kepada Pejabat Setingkat Divisi yang membawahi
fungsi pengelolaan Keamanan KKKS SKK Migas c.q. fungsi
yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS. Surat
permohonan dilengkapi juga dengan persyaratan yang
dibutuhkan sesuai yang tertera dalam Buku Kedua Bab III butir
C.1. pedoman ini.
3.6.2.2. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas memproses ARS untuk kemudian melaksanakan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 52 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

koordinasi dengan KKKS dan Polda/Mabes TNI-AL/Mabes


TNI-AD untuk membahas kondisi atau keadaan yang belum
diatur atau memerlukan pengaturan lebih lanjut atau perbaikan
terhadap ketentuan yang ada. Pembahasan dilakukan dengan
difasilitasi oleh fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas.
3.6.2.3. Koordinasi meliputi pembahasan ruang lingkup Pengamanan,
kewenangan para pihak, jangka waktu, dan anggaran kerja
sama Pengamanan.
Apabila berdasarkan hasil pembahasan belum ada PKS yang
mengatur atau ada yang belum diatur dalam PKS, maka akan
dituangkan dalam bentuk rancangan PKS atau amandemen.
3.6.2.4. Rancangan PKS atau amandemen yang telah disusun dikirim
kepada Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan
KKKS SKK Migas.
3.6.2.5. PKS ditandatangani oleh SKK Migas up. Pejabat Setingkat
Deputi yang membidangi Pengelolaan Keamanan KKKS SKK
Migas dan Polda up. Kapolda/ TNI-AL up. Wakil Asisten
Operasi Kasal/TNI-AD up. Panglima Daerah TNI-AD.
Bagan Alur Tata Cara Pengajuan Pembuatan/Amandemen/Addendum PKS
Kegiatan Pengamanan Pembersihan Ranjau dan Kegiatan Lain yang
Membutuhkan Bantuan Aparat Keamanan dapat dilihat pada Gambar 19 di
bawah ini.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 53 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 19. Alur Tata Cara Pengajuan Pembuatan/Amandemen/Adendum PKS


Kegiatan Pengamanan Pembersihan Ranjau dan Kegiatan Lain yang Membutuhkan
Bantuan Aparat Keamanan

3.7. Permohonan Informasi Daerah Ranjau di WK KKKS


3.7.1. Persyaratan yang dibutuhkan:
Data yang diperlukan untuk permohonan informasi daerah ranjau
berupa peta dan titik Lokasi WK KKKS yang akan diperiksa terkait
keberadaan ranjau.
3.7.1.1. Tata cara permohonan:
3.7.1.1.1. KKKS mengajukan permohonan informasi daerah
ranjau atas WK-nya kepada Pejabat Setingkat
Divisi yang membawahi fungsi pengelolaan
keamanan KKKS SKK Migas c.q. fungsi yang
melaksanakan pengelolaan pengamanan KKKS
dengan tembusan kepada Deputi yang
membidangi Operasi SKK Migas. Surat
permohonan dilengkapi juga dengan persyaratan
yang dibutuhkan sesuai PTK ini.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 54 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.7.1.1.2. Berdasarkan surat permohonan tersebut, Pejabat


Setingkat Divisi yang membawahi fungsi
pengelolaan keamanan KKKS SKK Migas c.q.
fungsi yang melaksanakan pengelolaan
pengamanan KKKS mengajukan permohonan
konfirmasi dan informasi daerah ranjau di WK
KKKS kepada Mabes TNI-AD/TNI-AL.
3.7.1.1.3. SKK Migas segera melakukan koordinasi dengan
KKKS dan Mabes TNI-AD/TNI-AL untuk
menyusun PKS kegiatan pembersihan ranjau
sesuai prosedur yang berlaku.
3.7.1.1.4. Apabila tidak terdapat ranjau, Mabes TNI-AD/TNI-
AL menerbitkan pemberitahuan tidak terdapat
ranjau di WK KKKS kepada SKK Migas.
3.7.1.1.5. SKK Migas meneruskan informasi tidak terdapat
ranjau kepada KKKS untuk ditindaklanjuti.
Bagan Alur Permohonan Informasi Daerah Ranjau dapat dilihat pada Gambar
20 di bawah ini.

Gambar 20. Alur Permohonan Informasi Daerah Ranjau

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 55 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

3.8. Pelaksanaan Audit Sistem Pengamanan di WK KKKS


3.8.1. Untuk melaksanakan audit sistem Pengamanan KKKS, SKK Migas akan
membentuk tim audit dan disahkan dalam bentuk Surat Keputusan
Kepala SKK Migas.
3.8.1.1. Organisasi tim audit terdiri dari fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas, Perwakilan SKK
Migas, Polri/Polda setempat dan KKKS non auditee.
3.8.1.2. Tim audit memiliki tugas antara lain untuk menyiapkan rencana
audit, jadwal pelaksanaan, dan anggaran.
3.8.1.3. Ruang lingkup audit antara lain pemeriksaan/peninjauan fisik
dan dokumen administrasi.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 56 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB V
PEMBAYARAN KEGIATAN PENGAMANAN

1. Pembayaran Kegiatan Pengamanan Polri dan/atau TNI


1.1 Dokumen pendukung yang dibutuhkan:
1.1.1 Surat Pernyataan KKKS mengenai kesediaan pembayaran biaya
operasional Pengamanan melalui persetujuan pemotongan dana panjar
kerja KKKS yang ada di SKK Migas dengan mekanisme transfer melalui
bank yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di KKKS;
1.1.2 Surat tagihan pembayaran dari Polri dan/atau TNI, yang di dalamnya
mencantumkan nominal dan/atau rincian tagihan, periode tagihan,
nama dan nomor rekening tujuan pembayaran;
1.1.3 Kuitansi pembayaran;
1.1.4 Khusus untuk pembayaran kegiatan Pengamanan yang bersifat
insidentil, ditambah dokumen Surat Perintah Dinas dari Polri dan/atau
TNI;
1.1.5 Khusus untuk pembayaran kegiatan Pengamanan dalam bentuk PKS,
ditambah dokumen:
1.1.5.1 Surat Pernyataan KKKS tentang penerimaan hasil kegiatan
Pengamanan dari Polri dan/atau TNI yang ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang di KKKS;
1.1.5.2 Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan atas
penerimaan hasil kegiatan Pengamanan dari Polri dan/atau
TNI yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pejabat yang
berwenang di SKK Migas dan Polri dan/atau TNI, didasarkan
dari hasil Surat Pernyataan Kontraktor KKKS sebagaimana
tercantum pada poin e.i). yang telah diverifikasi oleh KKKS
sesuai dengan hasil pekerjaan kegiatan Pengamanan di
lapangan oleh Polri dan/atau TNI dan setuju untuk
menyerahkan biaya operasional Pengamanan atas jasa
Pengamanan dari Polri dan/atau TNI.
1.1.5.3 Laporan Kegiatan Pengamanan dari Polri dan/atau TNI;
1.1.5.4 Salinan Perjanjian Kerja Sama (PKS).

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 57 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

1.1.6 Semua dokumen tersebut di atas, diverifikasi oleh fungsi yang


melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas, dengan
dibuatkan lembaran verifikasi terkait dengan kelengkapan dokumen
pendukung dimaksud.

1.2 Tata cara pembayaran:


1.2.1 Polri dan/atau TNI mengirimkan surat permohonan pembayaran
kegiatan Pengamanan lengkap dengan dokumen pendukungnya
kepada SKK Migas up. Pejabat Setingkat Deputi yang membidangi
Pengelolaan Keamanan KKKS SKK Migas atau Pejabat Setingkat Divisi
yang membawahi fungsi pengelolaan Keamanan KKKS SKK Migas.
1.2.2 Pejabat Setingkat Deputi yang membidangi Pengelolaan Keamanan
KKKS SKK Migas mendisposisikan dokumen tersebut kepada Fungsi
yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas.
Setelah menerima disposisi surat permohonan pembayaran kegiatan
Pengamanan dimaksud , Fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas meneliti keabsahan dan kelengkapan
dokumen, kemudian mengirimkan semua dokumen pendukung terkait
dengan pembayaran kegiatan Pengamanan (soft copy file) melalui
email kepada Pejabat Setingkat Divisi yang membawahi fungsi
pengelolaan keamanan KKKS SKK Migas untuk permintaan
persetujuan pembayaran kegiatan Pengamanan tersebut.
1.2.3 Apabila disetujui, melalui email Pejabat Setingkat Divisi yang
membawahi fungsi pengelolaan keamanan KKKS meneruskan kepada
Divisi yang melaksanakan pengelolaan Strategis Bisnis dan investasi,
manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS
disertai dengan pengiriman dokumen asli (hard copy) untuk dapat
diproses pembayarannya disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
1.2.4 Apabila tidak disetujui terkait dengan tidak sah dan tidak lengkap, fungsi
yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas akan
menyampaikan kepada Polri dan/atau TNI dokumen yang harus
dilengkapi atau diperbaiki.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 58 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

1.2.5 Divisi yang melaksanakan pengelolaan strategis bisnis dan investasi,


manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS
menerima email dari Pejabat Setingkat Divisi yang membawahi fungsi
pengelolaan keamanan KKKS, kemudian melakukan proses
administrasi sesuai dengan PTK 034.
1.2.6 Apabila dokumen dinyatakan tidak sah dan tidak lengkap, Divisi yang
melaksanakan pengelolaan strategis bisnis dan investasi, manajemen
risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS mengirim
kembali semua dokumen kepada fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas untuk diperbaiki atau
dilengkapi.
1.2.7 fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
menerima dokumen yang dikembalikan, kemudian menyampaikan
kepada Polri dan/atau TNI dokumen yang harus dilengkapi atau
diperbaiki.
1.2.8 Polri dan/atau TNI melengkapi/memperbaiki dokumen, kemudian
mengirimkan kembali kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas untuk diproses kembali.

2. Pembayaran Liaison Officer (LO) Terkait Kegiatan LO di Wilayah Keja KKKS


untuk Biaya Perjalanan Dinas
2.1 Dokumen pendukung:
2.1.1 Surat Permintaan Jasa LO dalam bentuk Assistance Requisition Sheet
(ARS) yang ditandatangani oleh Kepala Teknik Tambang KKKS;
2.1.2 Surat Pernyataan KKKS mengenai kesediaan pembayaran uang
harian/per diem LO melalui persetujuan pemotongan dana panjar kerja
KKKS dan mekanisme bank transfer (pernyataan tersebut dapat juga
dimasukkan ke dalam ARS Permintaan LO) yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang di KKKS;
2.1.3 Surat Perintah LO yang diterbitkan oleh Susmar;
2.1.4 Surat Perjalanan Dinas LO yang diterbitkan oleh fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 59 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.1.5 Laporan Kegiatan Penugasan LO yang diterbitkan oleh Susmar


merupakan kegiatan para Petugas LO yang melakukan perjalanan dinas
dari penempatan petugas LO di lapangan offshore KKKS ke stakeholder
SKK Migas (Instansi Aparat Keamanan / Aparat Pemda / Tatap Muka
dengan Para Nelayan/Tokoh Masyarakat setempat) dengan
persetujuan dari KKKS dan telah ditandatangani dan distempel oleh
Field Supervisor atau Pengawas Lapangan KKKS dan Susmar;
2.1.6 Uraian Penugasan (Deklarasi) LO yang telah ditandatangani dan
distempel oleh Kepala Susmar dan Petugas LO. Di dalam deklarasi
tercantum perhitungan biaya koordinasi dari Perjalanan Dinas,
transportasi lokal dan lamanya hari perjalanan dinas serta jumlah biaya
untuk perjalanan dinas untuk Petugas LO.
2.1.7 Tata cara pembayaran:
2.1.7.1 Pembiayaan Perjalanan Dinas LO mengacu pada Surat
Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan
Operasional Pengawasan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi kepada Liaison Officer (LO) dan revisinya.
2.1.7.2 Pembayaran kepada LO dilaksanakan setelah periode
penugasan berakhir. Setelah masa tugas LO berakhir,
Susmar mengirimkan surat permintaan pembayaran biaya
Perjalanan Dinas LO beserta dokumen pendukung kepada
Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas.
2.1.8 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK
Migas meneliti keabsahan dan kelengkapan dokumen yang diajukan.
2.1.9 Apabila dokumen dinyatakan sah dan sesuai ketentuan tarif yang
berlaku yaitu Surat Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan
Operasional Pengawasan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
kepada Liaison Officer serta disetujui oleh Kepala fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas, Uraian
Penugasan dan Deklarasi LO ditandatangani Kepala fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas. Dalam
waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerimaan dokumen yang

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 60 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

dipersyaratkan lengkap dan benar, fungsi yang melaksanakan


pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas mengirimkan semua
dokumen pendukung (soft copy file) terkait dengan Permintaan
Pembayaran Biaya Perjalanan Dinas LO termasuk deklarasi LO melalui
email kepada Pejabat Setingkat Divisi yang membawahi fungsi
pengelolaan keamanan KKKS untuk permintaan persetujuan.
2.1.10 Apabila tidak disetujui, melalui email Pejabat Setingkat Divisi yang
membawahi fungsi pengelolaan keamanan KKKS meneruskan
kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas untuk menyampaikan kepada Susmar Ditjen Migas,
dokumen yang harus dilengkapi atau diperbaiki
2.1.11 Divisi yang melaksanakan pengelolaan Strategis Bisnis dan investasi,
manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS,
kemudian melakukan proses administrasi sesuai dengan PTK 034.
2.1.12 Apabila dokumen dinyatakan tidak sah dan tidak lengkap, Divisi yang
melaksanakan pengelolaan Strategis Bisnis dan investasi, manajemen
risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS mengirim
kembali semua dokumen kepada fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas untuk diperbaiki atau
dilengkapi.
2.1.13 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK
Migas menerima dokumen yang dikembalikan, kemudian
menyampaikan kepada Susmar Ditjen Migas untuk diperbaiki dan/atau
dilengkapi
2.1.14 Susmar harus melengkapi/memperbaiki dokumen, kemudian
mengembalikan kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas untuk diproses kembali

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 61 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.2 Tabel Biaya Penempatan LO di Kapal/Barge/Rig dalam rangka kegiatan


Drilling (Marine Clearance)

2.3 Tabel Biaya Penempatan LO di Kapal/Barge/Rig dalam rangka kegiatan


survei (Survey Clearance)

Beban Biaya
No Uraian Kegiatan Frekuensi Direct Keterangan
Working Fund Status Biaya
KKKS/Kontraktor

1. Dari Rumah ke Bandara Udara/Stasiun KA/Pelabuhan/Terminal Bus.


1 Transportasi Lokal (PP) - √ Reimburse
2. Dari Bandara Udara/Stasiun KA/Pelabuhan/Terminal Bus ke Rumah.

2 Tiket (PP) 2X √ Provided KKKS Tiket ( Pesawat Terbang / Kereta Api / Kapal Laut / Bus )

1. Dari Bandara Udara/Stasiun KA/Pelabuhan/Terminal Bus ke Hotel.


3 Penjemputan LO di Darat (PP) 2X √ Provided KKKS
2. Dari Hotel ke Bandara Udara/Stasiun KA/Pelabuhan/Terminal Bus.
4 Penginapan di Hotel 2X √ Provided KKKS Saat LO Datang dan Saat LO pulang
1. Dari Hotel ke Lokasi Rig/Kapal/Barge.
5 Penjemputan LO di Laut (PP) 2X √ Provided KKKS
2. Dari Rig/Kapal/Barge ke Hotel.
Jika LO melakukan perjalanan dinas, bila LO posisinya ada di
Lumpsum Perjalanan Dinas LO Tergantung
6 √ Reimburse Rig/Kapal/Barge ke lokasi tertentu dalam rangka
/Hari Kebutuhan
pertemuan/koordinasi dengan Stakeholder yang terkait.
Transportasi untuk Perjalanan Tergantung
7 √ Provided KKKS Transportasi terkait poin 6
Dinas LO (PP) Kebutuhan

Bagan Alur Pembayaran Liaison Officer (LO) Terkait Kegiatan LO di WK KKKS


untuk Biaya Perjalanan Dinas, dapat dilihat pada Gambar 21 di bawah ini.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 62 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Gambar 21. Alur Pembayaran Liaison Officer Terkait Kegiatan LO di WK KKKS


untuk Biaya Perjalanan Dinas

3. Pembayaran Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar dan LO Berdasarkan


Alokasi Pembebanan Dana Panjar Kerja KKKS Pengguna Liaison Officer
(Persentase Penggunaan LO selama 1 Bulan)
3.1 Dokumen pendukung:
3.1.1 Daftar Dislokasi Penggunaan LO untuk KKKS SKK Migas Periode per
bulan, disertai dengan dokumen terkait Surat Perintah LO per bulan.
3.1.2 Surat Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan Operasional
Pengawasan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi kepada
Liaison Officer (LO) yang berlaku.
3.1.3 Surat Pernyataan dari KKKS tentang Persetujuan Pemotongan Dana
Panjar Kerja untuk Pembayaran Imbal Jasa LO Susmar Ditjen Migas.

4. Tata cara pembayaran:


4.1 Pembiayaan rutin bulanan Pembina Susmar dan LO mengacu pada Surat
Keputusan Kepala SKK Migas tentang Dukungan Operasional Pengawasan

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 63 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi kepada Liaison Officer (LO) dan
revisinya.
4.2 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
membuat dan menandatangani Tabel Alokasi Pembebanan Biaya LO & Susmar
untuk periode per bulan yang diperoleh berdasarkan banyaknya jumlah Liaison
Officer (LO) yang digunakan oleh KKKS dan kemudian dibagi secara
proporsional untuk masing-masing KKKS yang menggunakan Jasa LO dalam
bulan yang sama dan hasil persentase tersebut dikalikan dengan biaya Imbal
Jasa LO & Susmar per bulan. Tabel Alokasi tersebut kemudian dikirmkan
melalui email beserta dokumen pendukung (soft copy file) terkait Pembayaran
Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar dan LO kepada Pejabat Setingkat Divisi
yang membawahi fungsi pengelolaan keamanan KKKS untuk permintaan
persetujuan.
4.3 Apabila dokumen dinyatakan sah dan lengkapi, melalui email Pejabat Setingkat
Divisi yang membawahi fungsi Pengelolaan Keamanan KKKS meneruskan
kepada Divisi yang melaksanakan pengelolaan Strategis Bisnis dan investasi,
manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS, disertai
dengan pengiriman dokumen asli (hard copy) untuk dapat diproses
pembayarannya disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
4.4 Apabila tidak disetujui, melalui email Pejabat Setingkat Divisi yang membawahi
fungsi pengelolaan keamanan KKKS meneruskan kepada fungsi yang
melaksanakan Pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas untuk
menyampaikan kepada Susmar Ditjen Migas, dokumen yang harus dilengkapi
atau diperbaiki.
4.5 Kepala Divisi yang melaksanakan pengelolaan Strategis Bisnis dan investasi,
manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS, kemudian
melakukan proses administrasi sesuai dengan PTK 034.
4.6 Apabila dokumen dinyatakan tidak sah dan tidak lengkap, Divisi yang
melaksanakan pengelolaan Strategis Bisnis dan investasi, manajemen risiko
finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS mengirim kembali semua
dokumen kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas untuk diperbaiki atau dilengkapi.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 64 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

4.7 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas


menerima dokumen yang dikembalikan, kemudian menyampaikan kepada
Susmar Ditjen Migas untuk diperbaiki dan/atau dilengkapi
4.8 Susmar harus melengkapi/memperbaiki dokumen, kemudian mengembalikan
kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
untuk diproses kembali.

Bagan Alur Pembayaran Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar dan LO dapat dilihat
pada Gambar 22 di bawah ini.

Gambar 22. Alur Pembayaran Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar dan LO

5. Pembayaran ATK Sekretariat Susmar Berdasarkan Alokasi Pembebanan Dana


Panjar Kerja KKKS Pengguna Liaison Officer (Persentase Penggunaan LO
selama 3 Bulan)
5.1 Dokumen pendukung:
5.1.1 Dokumen pendukung pembayaran Alat Tulis Kantor (ATK) Sekretariat
Susmar berupa laporan penggunaan dana sekretariat selama 3 (tiga)
bulan yang dibuat Susmar dilengkapi invoice asli pembelian ATK yang
dibubuhi materai;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 65 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5.1.2 Dokumen pendukung pembebanan dana panjar kerja berupa surat


persentase penggunaan LO di masing – masing KKKS selama 3 (tiga)
bulan terakhir yang dikeluarkan oleh Susmar.

6. Tata cara pelaksanaan:


6.1 Setiap akhir triwulan tahun kalender, Susmar mengirimkan surat kepada fungsi
yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas antara lain:
6.1.1 Surat permintaan pembayaran ATK Susmar yang mencantumkan nomor
rekening Susmar; dan
6.1.2 Surat persentase penggunaan LO di masing – masing KKKS selama 3
(tiga) bulan terakhir yang ditandatangani oleh Kepala Susmar. Susmar
mengirimkan dokumen tersebut di atas kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas beserta
lampiran dokumen pendukung selambat – lambatnya tanggal 5 pada
bulan Januari, April, Juli dan Oktober.
6.2 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
memverifikasi dokumen yang dikirim.
6.3 Apabila dokumen sesuai, selambat – lambatnya 4 (empat) hari kerja setelah
tanggal penerimaan dokumen, fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas menerbitkan surat yang berisi:
6.3.1 Persentase penggunaan LO di masing – masing KKKS selama 3 (tiga)
bulan terakhir; dan
6.3.2 Permintaan persetujuan pemotongan dana panjar kerja KKKS untuk
pembayaran biaya rutin bulanan pembina Susmar, LO, dan ATK. Surat
tersebut ditandatangani oleh SKK Migas dan dikirim kepada KKKS
pengguna LO selama 3 (tiga) bulan terakhir beserta dokumen
pendukung surat persentase penggunaan LO yang dikeluarkan oleh
Susmar.
6.4 Apabila dokumen tidak sesuai, dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal
penerimaan dokumen, fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan
KKKS SKK Migas mengirim kembali semua dokumen kepada Susmar untuk
diperbaiki atau dilengkapi.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 66 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

6.5 KKKS pengguna LO menerima dan meneliti Surat seperti tersebut pada butir c
di atas. Selambat – lambatnya 4 (empat) hari kerja setelah penerimaan
dokumen. KKKS mengeluarkan Surat Pernyataan mengenai kesediaan
pembayaran biaya rutin bulanan pembina Susmar, LO, dan ATK melalui
pemotongan dana panjar kerja KKKS.
6.6 Surat Pernyataan tersebut ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di
KKKS dan dikirim kepada Divisi yang membawahi Fungsi Pengelolaan
Keamanan KKKS cq. fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan
KKKS SKK Migas.
6.7 Dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah semua Surat Pernyataan KKKS diterima,
fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
mengeluarkan memo yang berisi:
6.7.1 Permintaan Pembayaran Biaya ATK Sekretariat Susmar;
6.7.2 Persentase Pembebanan Dana Panjar Kerja untuk pembayaran biaya
rutin bulanan Pembina Susmar, LO, dan ATK.
Selanjutnya fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
membuat email kepada kepada fungsi yang melakukan pengelolaan
pengamanan serta keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan SKK Migas
untuk permintaan persetujuan dan Pejabat Setingkat Divisi yang membawahi
fungsi pengelolaan Keamanan KKKS meneruskan email dikirim kepada Kepala
Divisi yang melaksanakan pengelolaan strategis bisnis dan investasi,
manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS beserta
lampiran dokumen pendukung dan Surat Pernyataan Kesediaan Pemotongan
Dana Panjar Kerja dari KKKS untuk dapat diproses pembayarannya
disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
6.8 Divisi yang melaksanakan pengelolaan strategis bisnis dan investasi,
manajemen risiko finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS menerima
email seperti tersebut pada butir di atas, kemudian melakukan proses
administrasi sesuai dengan PTK 034 untuk pembayaran biaya rutin bulanan
pembina Susmar, LO, dan ATK.
6.9 Apabila dokumen dinyatakan tidak sah dan tidak lengkap, Divisi yang
melaksanakan pengelolaan strategis bisnis dan investasi, manajemen risiko
finansial, perpajakan dan perbendaharaan KKKS mengirim kembali semua

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 67 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

dokumen kepada Divisi yang membawahi fungsi pengelolaan keamanan KKKS


SKK Migas c.q. fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
untuk diperbaiki atau dilengkapi.
6.10 Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
menerima dokumen yang dikembalikan, kemudian menyampaikan kepada
Susmar untuk diperbaiki dan/atau dilengkapi.
6.11 Susmar harus melengkapi/memperbaiki dokumen, kemudian mengirimkannya
kembali kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas untuk diproses kembali.

Bagan Alur Pembayaran ATK Sekretariat Susmar dan Alokasi Pembebanan Dana Panjar
Kerja KKKS Pengguna Liaison Officer (untuk Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar, LO,
dan ATK) dapat dilihat pada Gambar 23 di bawah ini.

Gambar 23. Alur Pembayaran ATK dan Alokasi Pembebanan Dana Panjar Kerja KKKS
Pengguna Liaison Officer (untuk Biaya Rutin Bulanan Pembina Susmar, LO, dan ATK)

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 68 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB VI
PELAPORAN, EVALUASI DAN PENILAIAN
1. Laporan Pengamanan
1.1. Dalam melaksanakan kegiatan Pengamanan, KKKS wajib menyampaikan
laporan kepada SKK Migas antara lain:
1.1.1. Laporan Bulanan Sekuriti, yaitu laporan mengenai kejadian menonjol
berupa ancaman dan gangguan keamanan, struktur organisasi, jumlah
personel, sarana prasarana Pengamanan, dan hal-hal lain terkait
kegiatan Pengamanan KKKS selama 1 (satu) bulan.
1.1.2. Laporan Bulanan Bahan Peledak, yaitu laporan mengenai penggunaan
bahan peledak. (sesuai dengan format dalam Lampiran C).
1.1.3. Laporan Khusus, yaitu laporan mengenai kejadian-kejadian yang bersifat
khusus atau insidentil (sesuai dengan format Lampiran B) atau laporan
lain sebagaimana diminta oleh SKK Migas.

1.2. Pelaporan Keamanan dan Kegiatan Pengamanan di WK KKKS


1.2.1. Tata cara pelaporan yaitu:
1.2.1.1. KKKS wajib untuk mengirimkan laporan kegiatan Pengamanan
dan gangguan keamanan yang terjadi selama periode 1 (satu)
bulan dalam bentuk laporan bulanan (format No. 01 terlampir)
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja pada bulan berikutnya
kepada fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan
KKKS.
Pada setiap saat paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
terjadinya gangguan keamanan yang bersifat insidentil, fungsi
yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
mengirimkan laporan kejadian khusus (format No. 02 terlampir)
terkait kejadian gangguan keamanan kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS.
Laporan dikirimkan kepada fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas dengan
tembusan kepada Perwakilan SKK Migas setempat;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 69 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

1.2.1.2. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS


SKK Migas menerima Laporan dari KKKS, kemudian
melakukan analisa dan evaluasi terhadap keamanan dan
kegiatan Pengamanan yang dilaksanakan di WK KKKS;
1.2.1.3. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi, apabila tidak
membutuhkan tindak lanjut, laporan disimpan oleh fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
sebagai arsip;
1.2.1.4. Apabila membutuhkan tindak lanjut, fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas segera
melaksanakan koordinasi dengan KKKS dan Perwakilan SKK
Migas setempat untuk membahas perbaikan sistem
Pengamanan dan penanganan gangguan keamanan yang
diperlukan. Pembahasan dilakukan dengan difasilitasi oleh
fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
SKK Migas;
1.2.1.5. Berdasarkan hasil pembahasan, apabila membutuhkan
bantuan Aparat Keamanan, fungsi yang melaksanakan
pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas segera
menghubungi Polri /TNI-AL sesuai dengan prosedur yang
berlaku; dan
1.2.1.6. Namun apabila tidak membutuhkan bantuan Aparat
Keamanan, KKKS melakukan sendiri perbaikan sistem
Pengamanan dan/atau penanganan gangguan keamanan
dengan pengawasan fungsi yang melaksanakan pengelolaan
Pengamanan KKKS SKK Migas dan Perwakilan SKK Migas
setempat.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 70 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Bagan Alur Pelaporan Keamanan dan Kegiatan Pengamanan KKKS dapat dilihat
pada Gambar 24 di bawah ini.

Gambar 24. Alur Pelaporan Keamanan dan Kegiatan Pengamanan KKKS

1.3. Pelaporan Kegiatan Liaison Officer dan Susmar


1.3.1. Tata cara pelaporan yaitu:
1.3.1.1. Petugas LO yang telah menyelesaikan masa tugas sesuai
dengan yang diperintahkan, membuat Laporan Kegiatan dan
mengirimkan laporan kegiatan kepada Susmar.
1.3.1.2. Susmar membuat laporan kegiatan terhadap aktifitasnya setiap
periode 3 (tiga) bulan, termasuk persentase penggunaan jasa
LO di masing-masing KKKS.
1.3.1.3. Susmar merekapitulasi data dari laporan kegiatan LO dan
laporan kegiatan Susmar sendiri. Hasil rekapitulasi data dibuat
menjadi laporan kegiatan Susmar.
1.3.1.4. Susmar mengirimkan laporan kegiatan kepada fungsi yang
melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
pada setiap akhir periode 3 (tiga) bulan untuk dievaluasi.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 71 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Bagan Alur Pelaporan Kegiatan Liaison Officer (LO) dan Susmar dapat dilihat
pada Gambar 25 di bawah ini.

Gambar 25. Alur Pelaporan Kegiatan Liaison Officer (LO) dan Susmar

1.4. Laporan Bahan Peledak


KKKS wajib memberikan laporan bulanan atas penggunaan bahan Peledak
kepada :
1.4.1. Ditjen Migas c/q. Direktur Teknik dan Lingkungan Migas
1.4.2. Kepolisian Republik Indonesia :
1.4.2.1. Mabes Polri c/q. Kabaintelkam
1.4.2.2. Polda c/q. Direktur Intelkam
1.4.2.3. Polres c/q. Kasat Intelkam
1.4.3. SKK Migas
1.4.3.1. Fungsi yang menangani pengelolaan aset
1.4.3.2. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS
1.4.3.3. Kepala Perwakilan
1.4.4. Pemeriksaan Gudang dan Inventori Stok Bahan Peledak
Secara berkala SKK Migas akan melakukan pemeriksaan gudang dan
inventori stok bahan Peledak.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 72 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2. Evaluasi
2.1. Fungsi yang melaksanakan pengelolaan Pengamanan KKKS SKK Migas
melakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja KKKS dalam melaksanakan
Pengamanan.
2.2. Evaluasi dilakukan setahun sekali atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
2.3. Parameter dan kriteria evaluasi dibuat berdasarkan.
2.3.1. Kepatuhan terhadap PTK ini dan pedoman terkait lainnya serta
ketentuan, peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.3.2. Efisiensi biaya.
2.3.3. Efisiensi dan optimalisasi metode Pengamanan.
2.3.4. Kesesuaian antara lingkup kerja kontrak dengan implementasi
operasional untuk area yang keamanannya dikerjakan oleh Badan
Usaha Jasa Pengamanan.
2.3.5. Kesesuaian antara SOP yang dibuat oleh KKKS untuk Pengamanan
Aset dan implementasinya.
2.3.6. Target pencapaian Key Perfromance Indicator yang manjadi dasar
penilaian kerja Pengamanan Aset.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 73 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

BAB VII
PENUTUP

1. PTK ini dibuat untuk dijadikan pedoman bagi KKKS dalam melaksanakan kegiatan
operasional sehari – hari baik untuk kegiatan rutin maupun tidak rutin/insidentil seperti
kegiatan – kegiatan proyek yang memerlukan perhatian di bidang Pengamanan.
2. KKKS diwajibkan untuk menindaklanjuti PTK ini dengan menerjemahkan dalam bentuk
pembuatan rencana Pengamanan yang komprehensif, terpadu meliputi rencana
penggelaran kekuatan, penggunaan peralatan/fasilitas, standar operasional prosedur,
dan RAB serta kebijakan internal sesuai dengan situasi dan kondisi masing – masing
KKKS.
3. Apabila KKKS terbukti melakukan pelanggaran terhadap PTK ini dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam proses Pengamanan, maka
KKKS bertanggung jawab atas segala akibat hukum yang timbul dan melepaskan,
membebaskan, dan memberla SKK Migas dari dan terhadap setiap kerugian, tuntutan,
dan gugatan hukum pihak ketiga yang diakibatkan dari kelalaian, kesalahan,
pelanggaran kewajiban hukum KKKS terhadap pelanggaran ketentuan PTK ini dan
peraturan perundang-undangan dimaksud.
4. Setiap kerugian finansial yang ditimbulkan sebagai akibat dari ketidakpatuhan KKKS
terhadap PTK ini, maka kerugian tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya
operasi berdasarkan Kontrak Kerja Sama.
5. Ketentuan lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam PTK ini akan
ditetapkan kemudian dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PTK ini.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 74 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 1
Format Laporan Lengkap Selama Satu Bulan
LAPORAN BULANAN KKKS

KKKS :
Bulan :
Tahun :

1. Lokasi dan Luas Area Pengamanan…...........................................................................


2. Jumlah dan Peta Penempatan Pos Pengamanan..........................................................
3. Jumlah Karyawan
a. WNI : …………….
b. WNA (Kewarganegaraan)
- Diperkerjakan di Sekuriti : ..................
- Dipekerjakan di luar Sekuriti : ..................
4. Jumlah Personel Satuan Pengamanan
Organik/Permanen : .....................
Outsourcing/BUJP : .....................
No. Lokasi Pos Jumlah Personel Keterangan
Pengamanan Sekuriti On Site
1.
2.

5. Struktur Organisasi Sekuriti............................................................................................


6. Pembinaan Personel Satuan Pengamanan...................................................................
7. Pihak III/Vendor yang bekerja di lingkungan KKKS – JOB...........................................
8. Jumlah Aparat Keamanan yang membantu secara tetap
a. TNI : ……………..
b. POLRI : ....................
9. Pos Polri/TNI terdekat yang dapat dimintai bantuan……..............…………..
........................................................................................................................................
10. Jenis dan Jumlah Sarana/Peralatan Pengamanan.........................................................

11. Kegiatan…

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 75 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

11. Kegiatan Pengamanan


Jenis Kekuatan Personel Hasil yang Uraian
No. Lokasi
Kegiatan Polri/TNI Satpam Dicapai Kegiatan
1.
2.

12. Gangguan Keamanan dan Kejadian yang Terjadi


No. Jenis Kasus Jumlah Lokasi Uraian Estimasi Nilai
Kasus Kejadian Kerugian
1. Pencurian ............ a. ............. a. ............... a. US $ ..........
b. ............. b. ............... b. US $ ..........
2. Unjuk Rasa ........... .................. .................... ......................
3.

13. Penyelesaian Kasus


No. Jenis Kasus Jumlah % Uraian Tindak Biaya Tambahan
Kasus Penyelesaian Lanjut (Menggunakan
Penyelesaian Pihak Luar/Apkam)
1.
2.

14. Pengawasan Pengelolaan bahan peledak dan gudang


handak...........................................................................................................................
15. Realisasi produksi Minyak dan Gas Bumi......................................................................
16. Kendala yang dihadapi………….....................................................................................
17. Tindakan yang dilaksanakan ..........................................................................................
.....................................................................................................................................
18. Analisa dan Evaluasi Keamanan...............................................................................
....................................................................................................................................
19. Kesimpulan/Saran ..........................................................................................................
.....................................................................................................................................

Demikian laporan bulanan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.
Kota ….…
Tgl…….…..Bln…..….Thn…
Penanggung Jawab Sekuriti
KKKS,

(...........................................)

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 76 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 2
Format Contoh Laporan Kejadian Khusus

LAPORAN KEJADIAN KHUSUS KKKS


NOMOR : / /

KKKS : .........................................................
Waktu (tgl/bln/thn) : .........................................................

POKOK URAIAN SINGKAT TINDAKAN


No. BIDANG KET.
MASALAH MASALAH YANG DIAMBIL
1. Sistim Pencurian Asset Pada tanggal/ bulan/ Koordinasi
Operasional tahun telah terjadi dengan
pencurian matabor Polres/Polsek,
berjumlah 10 buah di untuk
gudang. Hasil penyelidikan
penyelidikan awal, lebih lanjut.
ditemukan bukti awal
bahwa pelakunya
adalah ”X” pegawai
honorer Eksplorasi.

2. Manajemen .......................... ................................... ..........................


Bidang .......................... ................................... ..........................
Sekuriti .......................... ................................... ..........................
...............

3. ..................... .......................... ................................... ..........................

Kota, tgl / bulan / 201..


Kepala Sekuriti KKKS,

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 77 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 3
Format Laporan Bulanan Bahan Peledak

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 78 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 4
Format Uraian Penugasan Liaison Officer
URAIAN PENUGASAN LIAISON OFFICER
No........................................….....

NAMA : ..............................
PANGKAT - NRP : ..............................
DINAS DI KAPAL / RIG : ..............................
KKKS : ..............................
PERSIAPAN BERANGKAT (DIISI OLEH SUSMAR)
TIBA DI JAKARTA TGL.................
BERANGKAT KE ........................ TGL................. ................................................
(TANDA TANGAN, NAMA,
PANGKAT, NRP KA.SUSMAR +
STEMPEL)

DI DAERAH OPERASI (DIISI OLEH KKKS YANG BERSANGKUTAN)


CATATAN : FASILITAS YANG DIBERIKAN KEPADA LO AGAR DITERANGKAN DENGAN
LENGKAP DAN JELAS
URAIAN WAKTU PENUGASAN KETERANGAN
PERJALANAN KE KAPAL/RIG
TIBA DI ...................................... TGL.................
BERANGKAT KE KAPAL/RIG TGL..................
PENUGASAN DI KAPAL/RIG
DINAS DI KAPAL/RIG TGL...................
SELESAI DINAS DI KAPAL/RIG TGL...................
APABILA DI TENGAH PENUGASAN HARUS OFF
MENINGGALKAN KAPAL/RIG TGL...................
KEMBALI KE KAPAL/RIG TGL...................
AKHIR PENUGASAN
TIBA DI ...................................... TGL...................
BERANGKAT KE JAKARTA TGL................... ................................................
(TANDA TANGAN, NAMA,
JABATAN PEJABAT SETEMPAT +
CAP)
PERSIAPAN KEMBALI (DIISI OLEH SUSMAR)
TIBA DI JAKARTA TGL.................
KEMBALI KE ........................ TGL................. ................................................
(TANDA TANGAN, NAMA,
PANGKAT, NRP
KA.SUSMAR + CAP)

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 79 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 5
Format Laporan Penugasan Liaison Officer

LAPORAN PENUGASAN LIAISON OFFICER


No. ……............................................(Dikeluarkan oleh SUSMAR)

KEGIATAN YANG MENONJOL/ TINDAKAN


NO. TANGGAL KET.
PERMASALAHAN PENYELESAIAN

Jakarta,
Mengetahui, Mengetahui,

Posisi letak cap

Kepala Fungsi yang Melaksanakan Kepala SUSMAR Liaison Officer


Pengelolaan Pengamanan KKKS SKK
MIGAS

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 80 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 6
Format Deklarasi Liaison Officer

DEKLARASI LIAISON OFFICER


No. ..............................................(Dikeluarkan oleh Susmar)

Nama : ........................................................
Pangkat – NRP : ........................................................
Bank dan Nomor Rekening : ........................................................
Dinas di Kapal/Rig : ........................................................
KKKS : ........................................................
Nomor SPD/SP : ........................................................

PERIODE
RINCIAN PENJABARAN NOMINAL KET.
TANGGAL
……. – ……..
……. – ……..

Uang yang diterima : Rp. ...............................................


Terbilang : ................................................................................................

Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Fungsi yang Penerima, Kepala SUSMAR
Melaksanakan Pengelolaan
Cap
Pengamanan KKKS,

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 81 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 7
Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Liaison Officer (LO)

1. Surat Pernyataan KKKS mengenai kesediaan membayar dukungan operasional


kegiatan pengawasan oleh Perwira Pengawas/Liaison Officer (LO), biaya transportasi
dan biaya perjalanan dinas melalui pemotongan dana panjar kerja KKKS dan
mekanisme bank transfer (pernyataan tersebut dapat juga dimasukkan ke dalam
Assistance Requisition Sheet (ARS) Permintaan LO) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang di KKKS;
2. Rencana kegiatan dari KKKS;
3. Peta Lokasi kegiatan dari KKKS;
4. Salinan persetujuan AFE;
5. Apabila menggunakan kapal/barge, harus menyertakan Sertifikat Kapal/Barge (gambar
dan spesifikasinya), dan dilengkapi dengan:
5.1. Surat Izin Trayek Kapal dalam negeri (Pengoperasian Kapal Tramper) dari
Direktorat Jenderal Hubungan Laut (Ditjen Hubla), jika menggunakan kapal/barge
dalam negeri, atau;
5.2. Izin Penggunaan Pengoperasian Kapal Asing (PPKA) dari Kementerian
Perhubungan, jika menggunakan kapal/barge berbendera asing;
5.3. Apabila menggunakan Rig, menyertakan Sertifikat Rig (gambar dan
spesifikasinya) dan Surat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI) yang
ditandatangani oleh Direktur Teknik dan Lingkungan (Dir. Tek dan Lingk.)
Direktorat Jenderal Migas (Ditjen Migas).
6. Data personel di lapangan berupa cv dan pas foto dari:
6.1. Pekerja KKKS;
6.2. Awak kapal/barge dan pekerja kontraktor pemenang tender survei (tenaga ahli)
apabila menggunakan kapal/barge, atau;
6.3. Pekerja kontraktor pemenang tender pengeboran (operator rig) apabila
menggunakan rig.
7. Khusus untuk Tenaga Kerja Asing (TKA) harus menyertakan salinan paspor dan
dilengkapi dengan:
7.1. KITAS/IMTA untuk TKA KKKS;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 82 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

7.2. Izin Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim) untuk TKA awak kapal/barge
dan pekerja kontraktor pemenang tender survei (tenaga ahli) apabila
menggunakan kapal/barge, atau;
7.3. KITAS/IMTA TKA kontraktor pemenang tender pengeboran apabila menggunakan
rig.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 83 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 8
Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Technical Officer (LO)

1. Surat Pernyataan KKKS mengenai kesediaan pembayaran uang harian/per diem TO


melalui pemotongan dana panjar kerja KKKS dan mekanisme bank transfer (pernyataan
tersebut dapat juga dimasukkan ke dalam Assistance Requisition Sheet (ARS)
Permintaan TO) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di KKKS;
2. Rencana kegiatan dari KKKS;
3. Peta Lokasi kegiatan dari KKKS;
4. Salinan persetujuan AFE;
5. Apabila menggunakan kapal/barge, menyertakan Sertifikat Kapal/Barge (gambar dan
spesifikasinya), dan harus dilengkapi dengan:
5.1. Surat Izin Trayek Kapal dalam negeri (Pengoperasian Kapal Tramper) dari
Direktorat Jenderal Hubungan Laut (Ditjen Hubla), jika menggunakan kapal/barge
dalam negeri, atau;
5.2. Izin Penggunaan Pengoperasian Kapal Asing (PPKA) dari Kementerian
Perhubungan, jika menggunakan kapal/barge berbendera asing;
5.3. Apabila menggunakan Rig, menyertakan Sertifikat Rig (gambar dan
spesifikasinya) dan Surat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI) yang
ditandatangani oleh Direktur Teknik dan Lingkungan (Dir. Tek dan Lingk.)
Direktorat Jenderal Migas (Ditjen Migas);
6. Data personel di lapangan berupa cv dan pas foto dari:
6.1. Pekerja KKKS;
6.2. Awak kapal/barge dan pekerja kontraktor pemenang tender survei (tenaga ahli)
apabila menggunakan kapal/barge, atau;
6.3. Pekerja kontraktor pemenang tender pengeboran (operator rig) apabila
menggunakan rig;
7. Khusus untuk Tenaga Kerja Asing (TKA) harus menyertakan salinan paspor dan
dilengkapi dengan:
7.1. KITAS/IMTA untuk TKA KKKS;
7.2. Izin Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim) untuk TKA awak kapal/barge
dan pekerja kontraktor pemenang tender survei (tenaga ahli) apabila
menggunakan kapal/barge, atau;

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 84 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

7.3. KITAS/IMTA TKA kontraktor pemenang tender pengeboran apabila menggunakan


rig.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 85 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 9
Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Marine Clearence

1. Marine Clearance
1.1. Surat permohonan Marine clearance (MC) dalam bentuk Assistance Requisition
Sheet (ARS) dari KKKS;
1.2. Surat Pemberitahuan Pengeboran Lepas Pantai (SPPLP) dari KKKS;
1.3. Rencana Kegiatan dari KKKS;
1.4. Peta Lokasi dan Titik Koordinat Kegiatan/Lokasi dari KKKS;
1.5. Salinan persetujuan Authorization For Expenditure (AFE);
1.6. Sertifikat Rig (gambar & spesifikasinya) dan Surat Kelayakan Penggunaan
Instalasi (SKPI) untuk Rig dari Direktorat Teknik & Lingkungan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas).

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 86 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 10
Dokumen Persyaratan Pengajuan Permohonan Security Clearence

1. Surat permohonan Security Clearance (SC) dalam bentuk Assistance Requisition Sheet
(ARS) dari KKKS;
2. Formulir A Security Clearance (SC) yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan;
3. Rencana Kegiatan dari KKKS;
4. Peta Lokasi dan Titik Koordinat Kegiatan/Lokasi dari KKKS;
5. Salinan Persetujuan AFE dan/atau Memorandum of Agreement (MoA)/Letters of
Agreement (LoA) antara KKKS dengan Kontraktor Pemenang Tender
6. Company Profile Kontraktor Pemenang Tender untuk survei;
7. Daftar peralatan dan perlengkapan (gambar & spesifikasi);
8. Apabila menggunakan kapal/barge, harus menyertakan Sertifikat Kapal/Barge (gambar
dan spesifikasinya) dan dilengkapi dengan:
8.1. Surat Izin Trayek Kapal Dalam Negeri (Pengoperasian Kapal Tramper) dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) jika menggunakan
kapal/barge dalam negeri, atau;
8.2. Izin Penggunaan Pengoperasian Kapal Asing (PPKA) dari Kementerian
Perhubungan jika menggunakan kapal/barge berbendera asing.
8.3. Data personel lapangan berupa cv dan pas foto dari KKKS, kontraktor pemenang
tender survei (tenaga ahli), dan/atau awak kapal/barge;
9. Khusus untuk Tenaga Kerja Asing (TKA) harus menyertakan salinan paspor dan
dilengkapi dengan:
9.1. KITAS/IMTA untuk TKA KKKS;
9.2. Dahsuskim untuk TKA kontraktor pemenang tender survei (tenaga ahli) dan/atau
TKA awak kapal/barge.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 87 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

Lampiran 11
Dokumen Persyaratan Pengurusan Perizinan Bahan Peledak

1. Perizinan P1
1.1. Laporan persediaan atau stock akhir bahan peledak yang dimiliki.
1.2. Rincian jenis, jumlah bahan peledak yang tersisa dan akan digunakan.
1.3. Fotocopy surat izin gudang
1.4. Fotocopy surat izin pemilikan, penguasaan dan penyimpanan (P3)
1.5. Fotocopy surat pengangkatan Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang dan atau Wakil
Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang dari Ditjen Migas.
1.6. Fotocopy kartu izin juru tembak bahan peledak atau kartu izin meledakkan (KIM).
1.7. Surat pernyataan pengguna akhir (SPPA) yang ditandatangani oleh Kepala
Teknik/ Penyelidik Tambang KKKS diatas materai.
1.8. Fotocopy Kontrak Konsinyasi untuk handak Konsinyasi atau PO untuk handak
asset.

2. Perizinan P2
2.1. Surat pernyataan dari pimpinan tertinggi KKKS bahwa terkait importasi barang
operasi tidak menggunakan fasilitas impor, maka sanksi sebagaimana diatur
didalam Peraturan Menteri ESDM No. 037 Tahun 2006 tetap berlaku.
2.2. Kepala/Wakil Kepala Teknik Tambang/Kepala/Wakil Kepala Penyelidik KKKS
menyatakan secara tertulis akan bertanggungjawab penuh atas liability-nya.
2.3. Sudah selesainya semua perizinan terkait kegiatan dari pemerintah daerah/pusat.
2.4. Sudah selesainya semua Permit permission dari pemilik lahan/ pengelola lahan.
2.5. Program kerja dan waktu pelaksanaan penggunaan bahan peledak yang telah
disetujui oleh Divisi Survei Pengeboran.
2.6. Surat pernyataan telah mengajukan penawaran permintaan alih guna bahan
peledak kepada bahan peledak eksisting KKKS lain.
2.7. Rincian jenis, asal dan jumlah kebutuhan bahan peledak yang akan dibeli.
2.8. Fotocopy surat izin gudang.
2.9. Fotocopy surat izin pemilikan, penguasaan dan penyimpanan (P3).
2.10. Fotocopy surat pengangkatan Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang dan atau Wakil
Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang dari Ditjen Migas.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 88 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

2.11. Fotocopy kartu izin juru tembak bahan peledak atau kartu izin meledakkan (KIM)
2.12. Data personil Satuan Pengamanan (SATPAM) yang telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan tata cara penanganan bahan peledak.
2.13. Surat pernyataan pengguna akhir (SPPA) yang ditandatangani oleh Kepala
Teknik/ Penyelidik Tambang KKKS diatas materai.
2.14. Jika mekanisme konsinyasi, melampirkan kontrak konsinyasi dan harus ada
klausul didalam kontrak yang mengatakan jika pekerjaan selesai dan handak
bersisa, maka dikembalikan/ menjadi tanggungjawab pihak kontraktor penyediaan
barang/ jasa bahan peledak.

3. Perizinan P3
3.1. Fotocopy Kontrak Kerjasama pada halaman yang mencantumkan para pihak
terkait, masa kerjasama dan halaman tanda tangan.
3.2. Fotocopy surat izin gudang.
3.3. Fotocopy surat pengangkatan Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang atau Wakil
Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang dari Ditjen Migas.
3.4. Fotocopy kartu izin juru tembak bahan peledak atau kartu izin meledakkan (KIM).
3.5. Data personil Satuan Pengamanan (SATPAM) yang telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan tata cara penanganan bahan Peledak.
3.6. Surat pernyataan pengguna akhir (SPPA) yang ditandatangani oleh Kepala
Teknik/ Penyelidik Tambang KKKS diatas materai.

4. Perizinan Pengangkutan Bahan Peledak, Baik Dalam Satu Wilayah Polda Maupun
Antar Wilayah Polda
4.1. Penjelasan tentang maksud dan tujuan pengangkutan bahan peledak, dengan
dilengkapi program kerja dan tata waktu penggunaan bahan peledak yang
disetujui oleh Divisi Survei Pengeboran.
4.2. Laporan sisa persediaan atau stock bahan peledak yang akan diangkut.
4.3. Rincian jenis dan jumlah kebutuhan bahan peledak yang akan diangkut.
4.4. Fotocopy surat-surat izin Gudang, P3, P2 atau P1 atau alih guna (yang masih
berlaku).

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 89 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

5. Perizinan Gudang Bahan Peledak


5.1. Fotocopy Kontrak Kerjasama (KKS) atau Kemitraan PEP pada halaman yang
mencantumkan para pihak terkait, masa kerjasama dan halaman tanda tangan.
5.2. Gudang bahan peledak harus memenuhi jarak aman terhadap lingkungan (ref
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum).
5.3. Fotocopy surat pengangkatan Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang atau Wakil
Kepala Teknik/ Penyelidik Tambang dari Ditjen Migas.
5.4. Hasil pengecekan lapangan yang dilakukan oleh Ditjen Migas dan Kepolisian (jika
diperlukan SKK Migas mendampingi).
5.5. Alasan dan tujuan pendirian gudang, dilengkapi dengan AFE dan WP&B.
5.6. Data jumlah dan macam gudang.
5.7. Perincian jumlah dan kapasitas masing-masing gudang.
5.8. Denah atau peta lokasi gudang dengan menyebut secara rinci lokasi (status lahan,
kepemilikan gudang, nama Desa, Kabupaten dan Provinsi).
5.9. Gambar konstruksi yang ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang di KKKS.
5.10. Peta yang menggambarkan suasana/ kondisi dilingkungan sekitar lokasi gudang.
5.11. Dalam hal akan menyewa gudang dari jasa penyedia gudang, pemohon wajib
melampirkan bukti surat penawaran untuk menggunakan gudang KKKS sekitar
dan bukti tidak tersedia kapasitas penyimpanan.
5.12. Fotocopy kartu izin juru tembak bahan peledak atau kartu izin meledakkan (KIM).

6. Perizinan Alih Guna bahan peledak, baik dalam satu wilayah Polda maupun antar
wilayah Polda
ALIH GUNA ASET (1 WILAYAH POLDA ALIH GUNA KONTRAK KONSINYASI (1
DAN ANTAR POLDA) WILAYAH POLDA DAN ANTAR POLDA)
a. Persetujuan pemindahan/ transfer a. Tidak perlu persetujuan pemindahan/
asset dari Kepala Dinas Manajemen transfer dari Kepala Dinas Manajemen
Aset SKK Migas Pusat, ditembuskan Aset SKK Migas Pusat.
kepada SKK Migas Perwakilan dan b. Melampirkan kontrak bersama antara
Subbag Sekuriti SKK Migas. KKKS pemilik bahan peledak dan
b. Laporan bulanan bahan peledak yang KKKS pemohon alih guna dengan
akan dialihgunakan. pihak Kontraktor Penyedia Barang dan
c. Rincian jenis dan jumlah bahan Jasa Bahan Peledak.
peledak yang akan dialihgunakan.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 90 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

d. Penjelasan tentang alasan alih guna. c. Laporan bulanan bahan peledak yang
e. Surat perjanjian persetujuan tentang akan dialihgunakan dari KKKS
pengalihgunaan bahan peledak pengguna handak saat ini.
antara pemilik bahan peledak dan d. Rincian jenis dan jumlah bahan
penerima alih guna (MoA). peledak yang akan dialihgunakan
f. Fotocopy surat-surat izin : KKKS pemohon.
1) Pemberi : Gudang, P3, P2/P1. e. Penjelasan tentang alasan alih guna
2) Pemohon : Gudang dan P3. dari KKKS pemohon.
g. Surat pernyataan pengguna akhir f. Surat perjanjian persetujuan tentang
(SPPA) yang ditandatangani oleh pengalihgunaan bahan peledak antara
Kepala Teknik/ Peyelidik Tambang pemilik bahan peledak dan penerima
KKKS diatas materai dari pemohon alih guna (MoA).
alih guna. g. Fotocopy surat-surat izin :
h. Program kerja dan waktu h. Pemberi : Gudang, P3, P2/P1.
pelaksanaan penggunaan bahan i. Pemohon : Gudang dan P3.
peledak yang telah disetujui oleh j. Program kerja dan waktu pelaksanaan
Divisi Survei Pengeboran. penggunaan bahan peledak yang telah
disetujui oleh Divisi Survei
Pengeboran.

7. Perizinan pengembalian sisa bahan peledak (Re-Eksport)/Hibah


7.1. Rincian jenis dan jumlah bahan peledak yang akan dihibahkan/ re-ekspor.
7.2. Penjelasan tentang alasan penghibahan/ re-ekspor bahan Peledak.
7.3. Surat perjanjian atau persetujuan kedua belah pihak tentang adanya
penghibahan/ re-ekspor bahan peledak atau melampirkan copy kontrak
konsinyasi.
7.4. Fotocopy izin bahan peledak yang akan dihibahkan/ re-ekspor (Gudang, P3,
P2/P1).
7.5. Laporan persediaan atau stock bahan peledak yang akan dihibahkan/ re-ekspor.

8. Perizinan Penghapusan dan Pemusnahan bahan peledak.


8.1. Permintaan izin ini harus didahului dengan proses penghapusan ditujukan kepada
SKK Migas (Divisi Pengelolaan Rantai Suplai) dan disetujui oleh instansi terkait
dengan tata cara sesuai aturan yang berlaku.
8.2. Mencantumkan alasan pemusnahan bahan Peledak.
8.3. Melampirkan rincian jenis dan jumlah bahan peledak yang akan dimusnahkan.
8.4. Penjelasan tentang lokasi tempat pemusnahan bahan Peledak.

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya


PEDOMAN TATA KERJA
PENGAMANAN KEGIATAN USAHA HULU Halaman 91 dari 91
MINYAK DAN GAS BUMI

Ditetapkan tanggal : 05 Juli 2018 Revisi ke: 01

8.5. Melampirkan laporan persediaan atau stock bahan peledak yang akan
dimusnahkan.
8.6. Melampirkan fotocopy surat pengangkatan Kepala/ Wakil Teknik Tambang atau
Kepala/ Wakil Penyelidik.
8.7. Melampirkan fotocopy Kartu Izin Juru Tembak Bahan Peledak atau Kartu Izin
Meledakkan (KIM) Pelaksana Pemusnahan.
8.8. Fotocopy izin bahan peledak

Salinan dokumen elektronik ini sesuai dengan versi aslinya

Anda mungkin juga menyukai