Anda di halaman 1dari 55

BADAN KEBIJAKAN FISKAL

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Dana Pensiun di Indonesia


Kuliah Umum Kebendaharaan Negara
Rabu, 15 Januari 2020
PKN STAN

PUSAT KEBIJAKAN SEKTOR KEUANGAN


PENDAHULUAN

BADAN KEBIJAKAN FISKAL 2


KEMENTERIAN KEUANGAN RI
TUJUAN PROGRAM PENSIUN

PRIMARY SECONDARY
Pasar Keuangan: menambah kedalaman dan stabilitas (financial deepening
dan financial stability)

Memberikan Pasar Ketenagakerjaan: meningkatkan produktivitas, mendukung iklim


investasi yang kondusif
perlindungan
penghasilan (income) Bagi pemerintah: pengentasan kemiskinan, redistribusi kesejahteraan,
salah satu sumber pembiayaan keuangan publik (proyek jangka panjang)
di hari tua untuk
hidup layak Bagi perekonomian: mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
dan berkesinambungan
SKEMA PENSIUN DAN PEMBIAYAANNYA
PEMBIAYAAN
Pemahaman keliru yang sering ditemui:
Defined Benefit (Manfaat Pasti) diartikan secara sempit sebagai Funded
Pay as You Go Pay As You Go
Fully Funded Partially Funded
DEFINED BENEFIT besaran manfaat pensiun ditentukan oleh suatu formula
(DB)
yang sudah di define (umumnya berdasarkan penghasilan, √ √ √
accrual rate, dan masa kerja).
DEFINED besaran manfaat pensiunnya ditentukan oleh akumulasi
CONTRIBUTION (DC)
iuran beserta hasil pengembangannya. Hasil √
DESAIN

pengembangannya tergantung performa investasi.


NONFINANCIAL besaran manfaat pensiunnya ditentukan oleh akumulasi
DEFINED
iuran beserta hasil pengembangannya. Hasil
CONTRIBUTION
(NDC) pengembangannya merupakan tingkat yang sudah √ √ √
ditentukan terlebih dahulu (predetermined rate) dan
bersifat notional.

Pay as you go : manfaat pensiun pada periode tertentu dibiayai dari dana yang disediakan untuk pembiayaan
program. Tidak memerlukan reserves

Fully funded: manfaat pensiun pada periode tertentu dibiayai dari akumulasi dana (reserves). PVA = PVL.
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia 4
Sumber: Kajian Desain Program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua untuk Pegawai Negeri Sipil, PKSK, 2016
Risiko pada Dana Pensiun

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan Source: Milliman, 2015


Republik Indonesia 5
PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TOTAL ASET
DANA KELOLAAN WAJIB
Wajib
621,40 T

TOTAL ASET
DANA PENSIUN WAJIB

580,01 T*

*Total Aset Dana Pensiun pada


Asabri termasuk program JKK & JKm

Jaminan Jaminan Jaminan Jaminan Jaminan Tabungan Jaminan Jaminan Jaminan Tabungan Jaminan Jaminan
Pensiun Hari Tua Kecelakaan Kerja Kematian Pensiun Hari Tua Kecelakaan Kerja Kematian Pensiun Hari Tua Kecelakaan Kerja Kematian
40,42 T 278,91 T 29,56 T 10,62 T 127,77 T 102,29 T 1,09 T 0,12 T 20,26 T 10,36 T
Total Aset 359,52 T Total Aset 231,27 T Total Aset 30,62 T
Total Peserta 30,4 Juta Total Peserta 4 Juta Total Peserta 0,94 Juta

Sukarela TOTAL ASET


DANA PENSIUN
SUKARELA

DANA PENSIUN PEMBERI KERJA DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN 270,77 T


Total Aset 188,04 T Total Aset 82,73 T

Total Peserta 1,4 Juta Total Peserta 3 Juta


TOTAL ASET DANA PENSIUN
PROGRAM WAJIB DAN SUKARELA

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan 850,78 T


Republik Indonesia
KARAKTER PROGRAM KETENAGAKERJAAN
(Contoh: Program pada BPJS Ketenagakerjaan)
• Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian berkarakter seperti Asuransi dengan durasi pendek
(kewajiban jatuh tempo dalam waktu pendek, paling lama 1 tahun)
• Program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua berkarakter seperti program Dana Pensiun, dengan durasi panjang
• Karakter program sangat menentukan dalam strategi pengelolaan alokasi aset yang optimal

Durasi pendek
Durasi pendek
Program asuransi Program asuransi
Risiko ditanggung Pemerintah Risiko ditanggung Pemerintah
Ruang intervensi Pemerintah lebar Ruang intervensi Pemerintah lebar

Durasi panjang Durasi seharusnya panjang


Program dana pensiun Program dana pensiun
Risiko ditanggung Pemerintah Risiko ditanggung Peserta
Ruang intervensi Pemerintah lebar Ruang intervensi Pemerintah
seharusnya sempit.
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia 7
PENGELOLAAN
DANA PENSIUN

BADAN KEBIJAKAN FISKAL 8


KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Managing Pension Fund Portfolios – DB Plan
❑ Pension assets fund the payment of pension benefits (liabilities)
❑ Understanding pension liabilities is important for knowledgeably setting investment
policy
❑ Estimation of liabilities involves:
• projecting future workforce changes,
• determining wage growth levels,
• estimating probabilities of early retirement elections,
• applying mortality tables, and
• other factors
❑ An actuary will determine the liability’s size and how its present value relates to the
portfolio’s existing asset size
❑ Funded status: the relationship between the value of a plan’s asset and the PV of
liabilities.
❑ Fully funded, pension surplus, underfunded plan
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia 9
Sumber: CFA Institute
Managing Pension Fund Portfolios – IPS for DB Plan
❑ Risk
objectives

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 10
Sumber: CFA Institute
Managing Pension Fund Portfolios – IPS for DB Plan
❑Return objectives
• To achieve returns that adequately fund its pension liabilities on an inflation-
adjusted basis
• The return requirement depends on a number factors, including the current
funded status of the plan
• For a fully funded plan, RR should begin with the discount rate used to calculate
the PV of plan liabilities
• Increase in Risk Tolerance may increase the stated return desire. If the plan has a
young and growing workforce, the sponsor may set a more aggressive return
objective.

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan Sumber: CFA Institute


Republik Indonesia 11
Managing Pension Fund Portfolios – IPS for DB Plan
❑Liquidity requirement
• The greater the number of retired lives, the greater the liquidity
requirement, all else equal
• Plan features such as the option to take early retirement and/or the
option of retirees to take lump-sum payments create potentially higher
liquidity needs
• When a pension fund has a substantial liquidity requirements, it may hold
a buffer of cash money market instruments to meet such needs
❑Time horizon
• When the workforce is young and active lives predominate, and when
the DB plan is open to new entrants, the plan’s time horizon is longer

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 12
Sumber: CFA Institute
ASSET LIABILITY MISMATCH
Mismatch durasi aset dan liabilitas terjadi pada semua tenor dan semua program

BPJS TK -Jaminan Hari Tua (JHT)


TENOR Aset/Liabilitas Aset TASPEN

PROGRAM SUKARELA
<1 113% 35,1 T TENOR Aset/Liabilitas Aset
PROGRAM WAJIB

1-5 37% 34,4 T <1 688% 71,7 T


5-10 47% 33,1 T 1-5 238% 56,6 T
10-20 215% 157,1 T 5-10 74% 19,9 T DPPK dan DPLK

>20 90% 19,1 T >10 282% 82,8 T TENOR Aset/Liabilitas Aset


<1 238% 120,7 T
1-5 140% 52,7 T
5-10 68% 28,7 T
BPJS TK - Jaminan Pensiun (JP) >10 68% 68, 6 T
ASABRI
TENOR Aset/Liabilitas Aset
TENOR Aset/Liabilitas Aset
<1 3946% 6,8 T
<1 244% 11,5 T
1-5 159% 2,2 T
1-5 155% 3,5 T
5-10 234% 4,1 T
5-10 139% 3,3 T
10-20 552% 24,9 T
>10 85% 4,3 T
>20 6% 2,9 T

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen, PT Asabri, dan OJK, data per Desember 2018, diolah

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI


13
PERBANDINGAN DURASI ASET DAN LIABILITAS
JHT
261.68 268.59 271.01
Liabilities Asset 247.63
220.58
Rp triliun 253.54 255.69 Rasio asset to
175.57 235.83 liability
225.83 terendah

106.61 Rasio asset to


152.49 liability
tertinggi
97.44
27.56
13.30 51.44
<1 th ≤5 th ≤10 th ≤15 th ≤20 th ≤25 th ≤30 th >30 th

JP
54.68

Rp triliun
Rasio asset to liability
31.32 31.32 tertinggi
27.63 27.72
Liabilities Asset
15.49
8.95
2.77 4.31 6.45 9.42
1.99 2.98 4.44
0.13 Rasio asset to liability

<1 th
0.95 >30 th
terendah
≤5 th ≤10 th ≤15 th ≤20 th ≤25 th ≤30 th
BADAN KEBIJAKAN FISKAL 14
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2018
PENYEBAB ASSET LIABILITY MISMATCH
1 PENGELOLAAN ASET YANG TERLALU KONSERVATIF
• Performa Manajemen hanya diukur berdasarkan kinerja 1 tahun terakhir.
• Pengakuan Pendapatan hanya mengakui realized gain, belum menggunakan prinsip mark to market valuation.

2 PENGAMBILAN DANA PENSIUN SEBELUM USIA PENSIUN (EARLY WITHDRAWAL)


• Regulasi saat ini memperkenankan peserta untuk mengambil dana JHT kapan saja dan dapat mengambil seluruhnya, setelah resign. Hal tersebut
bertentangan dengan UU SJSN yang mensyaratkan dana JHT dapat diambil sebagian setelah minimum masa iur 10 tahun, sisanya setelah mencapai
usia pensiun.
• Situasi ini merupakan salah satu alasan BPJS masih relatif cukup banyak menempatkan aset pada instrumen jangka pendek.

3 POJK TERKAIT MINIMAL KEPEMILIKAN SBN (POJK 1/2016)


• IKNB diwajibkan mengalokasikan aset investasi ke SBN dalam jumlah minimal tertentu (Aset DJS Ketenagakerjaan minimal 50% dari aset investasi).
• Aturan ini tidak mengatur tenor dari SBN dimaksud. Dalam prakteknya, SBN yang dibeli mayoritas adalah SBN dengan tenor yang relatif pendek.

4 LITERASI – MASYARAKAT, PENGELOLA, DAN REGULATOR


• Kurangnya pengetahuan tentang asset liability management.
• Kurangnya pengetahuan terkait jenis-jenis instrumen investasi (hanya familiar dengan instrumen konvensional seperti tabungan, deposito, dan SBN).
• Lebih fokus pada target jangka pendek.

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI


15
JHT IS FACING ADEQUACY ISSUE DUE TO LIBERAL WITHDRAWAL POLICIE S
Increasing withdrawals since 2015 owing to unemployment affect adequacy. Need to address root cause of withdrawal through Social
Insurance/Unemployment Benefit reform

Old-Age Savings Claims 2014-2018


350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-

November
March

November

March

November

March

March

November

March

November
July
May

May

May

May

May
January

July

January

January

July

January

July

January

July
September

September

September

September

September
2014 2015 2016 2017 2018
Reaching retirement age Total permanent disability Death
Work termination Work resignation Leaving Indonesia permanently
Becoming Civil Servant/Military Officers 10 years of participation (partial withdrawal)

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 16
Source: World Bank, 2019 (Presentasi tanggal 26 Sept 2019)
OPSI PERBAIKAN ASSET-LIABILITY MISSMATCH REGULASI TERKAIT
1. MENDORONG PENGELOLAAN ASET YANG LEBIH AGRESIF 1. PMK 39/2017 (PT Taspen)
Mengubah Pengukuran Performa Tahunan Manajemen dari hanya 1 tahun terakhir saja menjadi rolling lebih 2. PMK 74/2017 (PT Asabri)
panjang. International best practices: rata-rata kinerja 3-5 tahun terakhir (Future Fund dan Superannuation 3. PP 99/2013 Jo PP 55/2015
(Australia), EPF (Malaysia), serta CPP dan QPP (Canada)). (BPJS TK)
4. POJK 5/2018 (DPPK dan DPLK)
Mendorong mark to market valuation.

2. MEMINIMALISIR PENGAMBILAN DANA PENSIUN 1. PP 46/2015


JHT: mengembalikan ke aturan UU SJSN (minimum masa iur 10 tahun untuk dapat diambil sebagian) 2. PP 60/2015
Opsi Alternatif dengan menerapkan 2 account terpisah, contoh: 30% - 70% seperti Malaysia 3. Permenaker 19/2015
Di Malaysia, account 1 (30%) boleh diakses kapan saja hanya untuk tujuan tertentu dan account 2 (70%) tidak boleh 4. Permenkeu 16/2010
diakses sampai usia pensiun
Program Sukarela: menaikkan batas usia minimum pengambilan dana dan penyesuaian insentif pajak (agar dana
tidak segera diambil)

3. PENYESUAIAN POJK terkait minimal kepemilikan SBN 1. POJK 1/2016


Kepemilikan minimal SBN harusnya disesuaikan dengan karakter program serta durasi liabilitas program

4. EDUKASI terkait dengan investasi sejak dini dan berkelanjutan

5. PENYEDIAAN INSTRUMEN JANGKA PANJANG untuk menyerap kebutuhan investasi jangka panjang.
Penyediaan instrumen tersebut sebaiknya tidak hanya fokus pada SBN, namun juga dilakukan dengan mendorong
pertumbuhan Corporate Bond.

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI


17
HASIL PERBAIKAN: (1) MENAMBAH SUMBER DANA JANGKA PANJANG
DALAM MILIAR RUPIAH

HASIL DARI PENYESUAIAN ASET DAN HASIL DARI MINIMALISIR


SAAT INI HASIL REKOMENDASI
TENOR LIABILITAS EARLY WITHDRAWAL JHT (30% - 70%)
(tahun)
Aset Liabilitas Aset Liabilitas Surplus/Minus Aset Liabilitas Surplus/Minus Aset Liabilitas

(1) (2) (3) (4) (5) = (1) - (3) (6) (7) (8) = (7) - (4)

<1 (pendek) 245.876 97.280 97.280 97.280 148.976 75.482 75.482 21.798 75.482 75.482

1-5 (menengah) 149.427 158.143 158.143 158.143 -8.716 92.945 92.945 65.199 92.945 92.945

>5 (panjang) 448.527 421.500 675.404 508.497

843.830 676.923 139.880 86.997 843.830 676.923

Apabila opsi perbaikan dilakukan, potensi tambahan dana jangka panjang paling sedikit sebesar Rp226,9 T yang didapatkan dari:
a) Menyesuaikan durasi aset dan durasi liabilitas pada setiap tenor (potensi tambahan Rp139,9 T).
b) Minimalisir early withdrawal JHT 70% - 30% (potensi tambahan Rp86,9 T).
• Dapat dilakukan dengan merevisi PP (bagi JHT) dan Permenkeu (bagi Taspen dan Asabri)

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 18
HASIL PERBAIKAN: (2) MENINGKATKAN IMBAL HASIL BAGI PESERTA

• Me-matching-kan durasi aset dan liabilitas dapat meningkatkan imbal bagi peserta
• Hasil kajian literatur menunjukkan, risiko dan imbal hasil (risk-return) instrument investasi dapat
memiliki profil yang berbeda seiring dengan lamanya waktu berinvestasi (time horizon) (Bodie et al;
Viceira)

• Pada jangka pendek, umumnya 1 s.d 5 tahun:


• instrumen jangka pendek memiliki profil: imbal hasil rendah dengan risiko rendah
• instrumen jangka panjang memiliki profil: imbal hasil tinggi dengan risiko tinggi
• Pada jangka panjang, umumnya lebih dari 10 tahun:
• Instrumen jangka Panjang: imbal hasil tinggi dengan risiko rendah (bahkan paling rendah)
• Instrumen jangka pendek: imbal hasil rendah dengan risiko relatif tinggi

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 19
PROFIL RISK-RETURN TAHUNAN

Pasar keuangan Amerika


• Instrumen jangka pendek (T-bills) dengan tenor pendek memberikan
imbal hasil paling rendah (Arithmatic Mean: 3,71%) dengan risiko
paling rendah (Standard Deviation: 3,09%) (lowest return with lowest
risk).
• Instrumen Saham yang diinvestasikan dengan tenor pendek (1 tahun)
memberikan imbal hasil tertinggi, tapi memiliki risiko paling tinggi juga
(highest return with highest risk).

Source: Investment 9th Ed. Bodie et. Al.

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia BACK 20
PROFIL RISK-RETURN JANGKA PANJANG

Annualized mean returns on US stocks, bonds, and T-bills (1926-2005) - Source: Viceira, L.M. 2008 (Life Cycle Fund)
Annualized percent standard deviation on U.S. stocks, 1959.01-2004.12

Pada pasar keuangan Amerika, untuk jangka


panjang (10 tahun atau lebih), instrument Saham
memberikan imbal hasil (real return, setelah
inflasi) terbesar dengan risiko terkecil.
• Jangka waktu 5 tahun, rerata annualized real
return Saham = 7,1%, lowest return = -10,3%,
highest return = 26,2%
• Jangka waktu 10 tahun, rerata annualized real
return Saham = 7,5%, lowest return = -4,6%,
highest return = 18,1%
• Jangka waktu 20 tahun, rerata annualized real
return Saham = 7,2%, lowest return = 0,5%,
highest return = 13,7%

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia BACK 21
PROFIL RISK-RETURN JANGKA PANJANG (INDONESIA)
Imbal hasil riil (real return) IHSG (1992 s.d Apr 2019)*

50.0% SAHAM 50.0% SAHAM – dengan tidak memasukkan data inflasi pada Krisis 1998

40.3% 40.3%
35.0%
30.0%

22.5%
22.5%
20.0%
16.1%
12.8% 16.1%
10.0% 8.6% 12.8%
8.1% 8.0%
5.0% 8.8% 9.3% 8.9%
5.0% 6.8%
-1.8%
5 10 15 20 0.2%
-6.9% 5 10 15 -4.3% 20
-10.0% -10.9% -7.2%
-10.0%

-26.4% -20.0%
-30.0% -25.0%

1. Hasil yang sama berlaku untuk pasar saham di Indonesia


2. Untuk tenor panjang, instrumen saham memberikan imbal hasil riil (real return, setelah inflasi) yang paling optimal dengan risiko yang terkecil (highest
return, lowest risk)
3. Rerata real return tahunan (annualized) dengan jangka waktu 15 s.d 20 tahun:
a. Saham: 5-8% (minimum -1,8% s.d 0,2%)
b. Obligasi (SBN): 2-4%, Deposito 1-2%** (minimum dapat sebesar negatif inflasi, bahkan lebih untuk obligasi)
*Sumber: Bloomberg, (di akses tanggal 10 Mei 2019, data di olah)
**Hasil FGD tanggal 21 Februari 2019 (perlu dikaji lebih lanjut)

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia BACK 22
Investment management style: Passive strategy (1)

Aktif Pasif
• Meyakini pasar tidak efisien • Meyakini pasar relatif efisien
• Meyakini mampu mendapatkan • Meyakini tidak ada manager yang
hasil di atas rata-rata (beat the mampu secara konsisten dalam
market) jangka panjang mengalahkan
• dengan ilmu investasi yang baik antara lain performa pasar
securities selection dan timing skill
• Meyakini bahwa cara terbaik untuk
• Memerlukan banyak kegiatan
mendapatkan return optimal adalah
seperti analisis dan riset
dengan menggunakan biaya serendah
• Secara singkat: mampu meng-
mungkin
generate alpha
• Tidak memerlukan banyak kegiatan

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 23
Investment management style: Passive strategy (2)

Value
◼ Average Manager Return = Market Return
Added
i.e., Market Return = Passive + Active

Beat the
Market
before costs, the return on the average actively
managed dollar will equal the return on the
0
average passively managed dollar and Assets Under Management

after costs, the return on the average actively Lose to


managed dollar will be less than the return on the
Market
the average passively managed dollar

William F. Sharpe (1991)

Source: Asset Growth and Its Impact on Expected Alpha, by R.Kahn, in Global Perspectives on Investment Management, CFA
Institute, 2006, pages 197 – 212

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia 24
Investment management style: Passive strategy (3)
Penerapan strategi pasif pada Thrift Savings Plan, program pensiun pada pegawai federal Amerika Serikat
Biaya yang diperlukan sangat rendah (BPJS Ketenagakerjaan sekitar 1,2% - 1,5% dari AUM)
Paket Dana
Deskripsi
F C S I L
Fixed income yang Saham perusahaan
terdiri dari Surat Saham perusahaan Amerika dengan
Saham perusahaan
Utang Negara, Surat Amerika dengan skala kecil dan Kombinasi F, C, S,
Jenis Investasi luar negeri di lebih
Utang Korporasi, skala menengah dan menengah (yang dan I
dari 20 negara maju
dan mortgage- besar tidak termasuk
backed bond dalam paket dana C)
Memberikan
Menyamai diversifikasi
Menyamai performa Menyamai performa
performai Dow portofolio yang
Bloomberg Barclay Menyamai performa MSCI EAFE (Europe,
Tujuan dana Jones US profesional dengan
US Agregate Bond S&P 500 index Australasia, Far
Completion TSM didasari horizon
Index East) Index
Index waktu investasi
yang berbeda
Biaya (persentase atas dana kelolaan)
Administrasi
Gross 0,052% 0,052% 0,052% 0,052% 0,052%
Net 0,041% 0,041% 0,040% 0,041% 0,040%
Lainnya 0,016% 0,001% 0,021% 0,010% 0,005%
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia 25
Sumber: Thrift Savings Plan, 2019 (diolah)
Life-cycle funds (1)
Alokasi Aset Vanguard Target Retirement Fund

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia Sumber: investor.vanguard.com, 2019 26
Life-cycle funds (2)

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan Sumber: fidelity.com, 2019


Republik Indonesia 27
Simulasi dana operasional dan hasil investasi
Biaya yang sedikit lebih rendah dan imbal hasil yang sedikit lebih tinggi tiap
20% tahunnya memberikan potensi peningkatan manfaat yang signifikan
18%

16%

14%

12%

10%

08%

06%

04%

02%

00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Daops <50bps Return >100bps


Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan Sumber: Simulasi PKSK BKF, 2019
Republik Indonesia 28
Isu Pengelolaan Dana Pensiun Lainnya:
Tata Kelola, khususnya tata kelola Investasi
Good Governance = Better Performance

Business Model: Adopting Trustee Model Control, Monitoring and Evaluation


Provide opinions on
Government DJSN proposal
(financer of the last
principle + yield resort) principle + yield PRESIDENT
Ministries Proposes policies,
including on FSA and
investment Supreme Audit
MoF
Investment Social
Operating Investment
Security BPJS Fund Oversight
Fee and audit
Fund

DJSN BPJS BPJS


Benefits
Health Employment
and Expenses
Expenses
1. Participants Contributions 1. Operating expenses
2. Employer 2. Goods and services Work Death Old Age
Health Pension
3. Government procured accident benefit savings
3. Enhancement in
delivering services Monitors
• Services provider; Health Work Death Old-age Pension
capacity & Fund accident benefit savings
and/or Fund
• Participants Evaluates fund fund fund

• BPJS Ketenagakerjaan is in charge of collecting of contribution, benefit payment, and investment management.
• BoD of BPJS are appointed by President Custodian Bank
• Performance assessment based on yearly on investment performance.

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan Many stakeholders with some unclear responsibilities 29
Republik Indonesia
Such as contribution setting, target return setting, strategic purchaser
Isu Pengelolaan Dana Pensiun Lainnya:
Transparansi (1)
menghasilkan akuntabilitas yang baik dan mendukung kinerja yang optimal

Japan
Government
Pension
Investment Fund

www.gpif.go.jp

Norges Bank
Investment
Management

www.nbim.no
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia 30
Isu Pengelolaan Dana Pensiun Lainnya:
Transparansi (2): Future Fund (Australia)
menghasilkan akuntabilitas yang baik, meningkatkan trust, dan mendukung kinerja yang optimal

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia Sumber: 2017-2018 Future Fund Remuneration Report 31
www.futurefund.gov.au
Isu Pengelolaan Dana Pensiun Lainnya:
Transparansi (3): CPPIB (Canada)
menghasilkan akuntabilitas yang baik, meningkatkan trust, dan mendukung kinerja yang optimal

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia Sumber: CPPIB 2019 Annual Report 32
www.cppib.com
Isu Pengelolaan Dana Pensiun Lainnya:
Mekanisme distribusi imbal hasil: Total Return vs Realized dan Mark to Market Valuation

Akhir tahun
Keterangan Awal 2001 Awal 2010
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Harga properti 20.000 23.000 26.450 30.418 34.980 40.227 46.261 53.200 61.180 70.358 70.358
Pendapatan sewa 1.000 1.150 1.323 1.521 1.749 2.011 2.313 2.660 3.059 3.518

Realized profit
Saldo Account 20.000 21.000 22.150 23.473 24.993 26.742 28.754 31.067 33.727 36.786 36.786
Return dari harga sekarang 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
Return dari saldo account 5,0% 5,5% 6,0% 6,5% 7,0% 7,5% 8,0% 8,6% 9,1%
Imbal hasil 10 tahun (realized return) 83,9%

Total return
Saldo Account 20.000 24.000 28.600 33.890 39.974 46.970 55.015 64.267 74.907 87.143 87.143
Harga properti 23.000 26.450 30.418 34.980 40.227 46.261 53.200 61.180 70.358
Pendapatan sewa 1.000 2.150 3.473 4.993 6.742 8.754 11.067 13.727 16.786
Return tahunan 20,0% 19,2% 18,5% 18,0% 17,5% 17,1% 16,8% 16,6% 16,3%
Imbal hasil 10 tahun (total return) 335,7%

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia Sumber: CPPIB 2019 Annual Report 33
www.cppib.com
ISU DAN TANTANGAN
SISTEM PENSIUN DI
INDONESIA

34
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SISTEM PENSIUN DI INDONESIA DAN BEBERAPA NEGARA
PENSION PILLARS
INDONESIA AND OTHER COUNTRIES

PILLAR 0 PILLAR 1 PILLAR 2 PILLAR 3


Type Social Assistance Mandatory Non-Contributory Mandatory Contributory Voluntary
Objective Poverty Eradication Basic Income Income Replacement Extra Income
Financing Tax Revenue Tax Revenue Funded (Contributions) Financial Assets

Public sector (DB), EPF (DC), LTAT (DC), SOCSO


Malaysia Zakat, Bantuan Orang Tua X (DB)
PRS, Insurance (Annuity)

SJSN (DB & DC) Dana Pensun Lembaga Keuangan (DB & DC)
Indonesia PKH X
PNS, TNI, dan POLRI (DB & DC) Dana Pensiun Pemberi Kerja (DC)
Voluntary savings:
Government funded Age Pension Superannuation Guarantee 1. Voluntary super contributions
Australia X
(eligible age: 65) - Since 1901 (increasing from 9.5% to 12%) 2. Other (House/home, Other property,
Financial assets, & Business assets)
Including Employment Pension Plans (DB and DC
Canada X OAS, GIS. SPA, WSPA CPP/QPP Pension Plans) and Individual Retirement
Savings (RRSP’s – Group, Spousal, and Pooled)

Thailand OAA SSF GPF, NPF PVD, NSF, SSF, RMF

• Sistem pensiun akan menentukan banyak hal dalam seluruh program pensiun yang ada dalam suatu negara (desain manfaat, besaran iuran, target peserta, dll).
• Sistem pensiun di Indonesia belum terintegrasi secara harmonis.
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia 35
TRANSISI DEMOGRAFI

1995 2020 2045 2070

For 2045 and 2070 data: Medium-variant data is shown as coloured bars, and uncertainty is shown in gray for 95 per cent prediction intervals.

› ISSA Report1): Proporsi populasi penduduk berusia 65+ di negara berkembang diprediksi akan
meningkat hampir 3 kali lipat dari 5.8% di tahun 2009 menjadi 15% di tahun 2050.
› UN DESA2):
› Di Indonesia, proporsi populasi penduduk berusia 65+ pada tahun 2020 adalah sekitar
10%. Proporsi ini diproyeksikan akan terus meningkat mencapai 20% di tahun 2045 dan
26% di tahun 2070.
› Old-age dependency ratio juga diprediksi akan mengalami peningkatan dari 9,2% di tahun
2020 menjadi 21,8% di tahun 2045.
› WHO: Population aging terjadi sebagai akibat penurunan tingkat kelahiran (↓fertility rates)
bersamaan dengan peningkatan angka harapan hidup (↑life expectancy) masyarakat.
› Bonus demografi Indonesia akan berakhir pada 2030 dan selanjutnya Indonesia akan mulai
menghadapi population aging.

1) Adriana Scardino, 2009.


36
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI 2) United Nations, Department of Economic and Social Affairs, 2019.
SEMUA PILAR - POPULATION AGING

Life Expectancy at Certain Age - Male Life Expectancy at Certain Age - Female
23.4
25.0 19.8 25.0
18.1 19.2
20.0 15.4 20.0
16.0
15.0 12.2 15.0 14.4
10.0
10.0
5.0
5.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

At Age 60 At Age 65 At Age 60 At Age 65

Sumber: UN Data 2015, diolah menggunakan PROST15

› Tidak hanya harapan hidup yang diukur pada saat kelahiran, angka harapan hidup penduduk setelah mencapai
usia pensiun juga menjadi indikator yang krusial.
› Semakin meningkatnya angka harapan hidup pasca pensiun berakibat pada semakin panjangnya periode
pembayaran manfaat pensiun.
› Pada tahun 2020, secara rata-rata setelah mencapai usia 60 tahun, harapan hidup penduduk mencapai 15 tahun untuk
laki-laki dan 18 tahun untuk perempuan. Namun, pada tahun 2080, secara rata-rata angka harapan penduduk yang
telah mencapai 60 tahun mencapai 20 tahun untuk laki-laki dan 23 tahun untuk perempuan.

37
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PILAR SATU – BASIC PENSION

Kelompok Pendapatan Masyarakat di Indonesia Sudah tersentuh perlindungan


sosial (pensiun wajib & sukarela)
Pilar 1 & 2
DPLK, DPPK, JHT & JP BPJS
Ketenagakerjaan bagi swasta dan
wiraswasta, JHT & JP bagi ASN

Belum tersentuh
perlindungan sosial Belum ada pilar 1 untuk
masyarakat yang masuk dalam perlindungan sosial di Indonesia
kelompok menengah ini merupakan
populasi terbesar dari keseluruhan yang memberikan manfaat dasar
jumlah penduduk di Indonesia saat bagi seluruh warga negara
ini dan juga berperan besar dalam
memberikan kontribusi bagi negara khususnya jaminan pensiun

Sudah tersentuh
perlindungan sosial
Rastra & BPNT, PKH, PIP

Sumber: TNP2K, 2018

Sistem perlindungan sosial seharusnya mencakup seluruh kelompok masyarakat


untuk menjamin kesejahteraan masyarakat dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN BAGI PENYELENGGARA NEGARA
› Penyelenggaraan program
TASPEN ASABRI pensiun dan program sejenis
DASAR PENUGASAN
DASAR PENUGASAN PEMBAYARAN PENSIUN: bagi Penyelenggara Negara
PEMBAYARAN PENSIUN:
KMK Nomor 22 Tahun 1986 jo. KMK Nomor 702 Tahun 1987 jo. KMK Nomor 812 Tahun 1988 jo. melibatkan beberapa
KMK Nomor 13 Tahun
KMK Nomor 79 Tahun 1990
1989 Kementerian.

› Program Pensiun bagi


PNS Pusat dan PNS Presiden dan TNI/POLRI (pensiun PNS Kemenhan dan Penyelenggara Negara
Daerah Wakil Presiden sebelum April 1989) Kepolisian diinisiasi pada Tahun 1966.
Namun, sebelumnya telah ada
program sejenis berupa
Anggota MPR, DPR, tunjangan dan uang
Menteri Negara Veteran Anggota POLRI
DPD, BPK, MA & KY kehormatan bagi Perintis
Kemerdekaan/ Pejuang
Kebangsaan.
Jaksa Agung, Panglima
Kepala dan Perintis Kemerdekaan/
TNI & Pejabat Lain Prajurit TNI › Penyelenggaraan program
setara Menteri Negara Wakil Kepala Daerah Pejuang Kebangsaan
pensiun mengacu pada
aturan perundang-undangan
yang berbeda-beda.
BKN dan
KEMENHAN › Sehingga, terdapat variasi
KEMENPAN RB
kebijakan untuk masing-
masing program, seperti
ketentuan terkait batas usia
pensiun, syarat memperoleh
hak pensiun, accrual rate, dan
masa kerja yang 39
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
diperhitungkan.
PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN BAGI PENYELENGGARA NEGARA

(1) INADEQUATE BENEFITS Uraian Gol IIa Gol IIIc Gol IIIc (Es 4)
Gol IVa (Es
Gol IVe (Es 1)
3)
› Besaran manfaat pensiun sebesar 2,5% per tahun dari gaji pokok atau maksimal 75% Gaji Pokok (masa kerja 30 tahun) 3,213,000 4,383,300 4,383,300 4,762,000 5,620,300
dari gaji pokok dengan masa kerja 30 tahun. Tunjangan (Tukin 100%) 4,815,335 5,786,296 9,193,296 10,910,550 43,492,591
› Semakin besarnya porsi tunjangan, membuat besaran manfaat pensiun (Replacement Penghasilan 8,028,335 10,169,596 13,576,596 15,672,550 49,112,891
Ratio) semakin rendah. Manfaat Pensiun PNS (75% Gapok) 2,409,750 3,287,475 3,287,475 3,571,500 4,215,225

› ILO merekomendasikan besaran penghasilan pensiun minimal sebesar 40% dari total Replacement Ratio
penghasilan terakhir. PNS K/L 30% 32% 24% 23% 9%
PNS Daerah 33% 35% 29% 29% 13%
› Komparasi besaran manfaat pensiun di beberapa negara Non OECD:
Replacement Ratio Per Tahun
Malaysia : 2,0% dari total penghasilan/tahun
PNS K/L 1.0% 1.1% 0.8% 0.8% 0.3%
Filipina : 2,18% dari total penghasilan/tahun
India : 1,52% dari total penghasilan/tahun PNS Daerah 1.1% 1.2% 1.0% 1.0% 0.4%
* Maksimum masa kerja yang diperhitungkan adalah 30 tahun dan Formula manfaat pensiun = 2,5% x tahun masa kerja x gaji pokok

PNS Gol IV (Es


(2) INEQUALITY BENEFITS Uraian Menteri Negara* Anggota DPR* PNS Gol IIa**
1)**
› Terdapat gap yang cukup signifikan pada setiap golongan PNS pada saat pensiun Gaji Pokok 5,040,000 4,200,000 3,213,000 5,620,300
Total Penghasilan (Gaji Pokok &
› Semakin tinggi golongan seorang PNS pada saat pensiun, penghasilan pada saat Tunjangan) 18,824,000 43,630,813 8,028,335 49,112,891
pensiun yang diterima (replacement ratio) semakin kecil Manfaat Pensiun (75% x Gapok) 3,780,000 3,150,000 2,409,750 4,215,225
Replacement Ratio Per Tahun 3,2% 1,2% 1,0% 0,3%
› Gap penghasilan pensiun yang cukup signifikan terjadi juga pada penerima pensiun * masa kerja maksimal yang diperhitungkan adalah 75 bulan (6,25 tahun) dan Formula manfaat pensiun = 1% x tahun masa kerja x gaji pokok
antar program (pensiunan PNS dan pejabat negara) ** masa kerja maksimal yang diperhitungkan adalah 30 tahun dan ** Formula manfaat pensiun = 2,5% x tahun masa kerja x gaji pokok

(3) COST OF LIVING ADJUSTMENT


› Cost of living adjustment (CoLA) adalah pedoman penyesuaian manfaat pensiun bertujuan untuk mempertahankan daya beli setelah pensiun
› Belum diatur pedoman yang tepat mengenai kebijakan penentuan CoLA bagi program pensiun yang diselenggarakan oleh Pemerintah
› Kebijakan CoLA sering dikaitkan dengan kebijakan kenaikan gaji/inflasi, namun hal ini tidak berlaku dalam beberapa tahun terakhir
Sumber: Simulasi PKSK, 2018 40
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN BAGI PENYELENGGARA NEGARA

Perkembangan Belanja Pensiun Tax Ratio


120.0 6.00% 16.00 14.5
13.5
100.0 5.00% 14.00 12.4 12.8
11.4 11.3 10.9 11.6
80.0 4.00% 12.00 10.8 10.4 10.8
Triliun Rupiah

9.9 10.3
60.0 3.00% 10.00 11.4 11.3 10.9
10.8 10.4
40.0 2.00% 8.00 9.9 10.3 10.0 9.8 10.0 10.2
20.0 1.00%
- 0.00%
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Baseline Scenario
Belanja Pensiun Pension/GDP Pension/APBN Policy and Admin Reform (*excise fuel oil and Bonded Zone)

Sumber: Data oleh Pusat Kebijakan APBN, Badan Kebijakan Fiskal

› Semenjak tahun 2009 hingga tahun 2018, rasio beban pensiun terhadap APBN selalu berkisar di angka 5%, sedangkan rasio beban pensiun
terhadap PDB berkisar di angka 1%.
› Namun, tax ratio Indonesia juga tetap berada di sekitar angka 10-11%.
› Dengan adanya fenomena population aging, durasi liabilitas pembayaran pensiun akan semakin panjang dan jumlah pensiunan di masa
depan akan semakin besar.
› Apabila tidak ada peningkatan tax ratio atau penyesuaian kebijakan terkait pendapatan pajak, dalam jangka panjang dikhawatirkan
pendapatan pajak akan tergerus untuk membayar beban pensiun. Tetapi apabila tidak ada reformasi skema pensiun, berdasarkan
perhitungan, maka tidak ada peningkatan beban pensiun yang signifikan sehingga risiko tersebut masih dapat dihindari.
41
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN PEKERJA SWASTA

Tumpang tindih regulasi berakibat pada implementasi program yang kurang tepat
UU UU
3/1992 40/2004
Mengamanatkan Mengamanatkan adanya
adanya
PROGRAM JHT DISHARMONISASI
PROGRAM manfaat dapat diambil
JHT setelah mempunyai
masa kepesertaan
Permenaker
PP 1/2009 MINIMAL 10 TAHUN 19/2015
Manfaat dapat diambil

PP 36/1995
setelah mempunyai masa
UU 24/2011 PP 46/2015 Manfaat dapat diambil
kepesertaan MINIMAL KAPAN SAJA ketika pekerja
Manfaat dapat diambil
5 TAHUN 1 BULAN 1 Januari 2014 PT Jamsostek berhenti bekerja
Penyelenggara bertransformasi menjadi BPJS
setelah mempunyai masa
JHT adalah kepesertaan
Ketenagakerjaan
PT Jamsostek MINIMAL 10 TAHUN

Praktik saat ini menjadi lebih buruk


Praktik sebelumnya membuat saldo pada saat
karena saldo JHT dapat diambil kapan saja
menjelang pensiun menjadi minim. sehingga tujuan awal untuk memberikan manfaat di
hari tua menjadi tidak optimal.

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI


PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN PEKERJA SWASTA

Old-Age Savings Claims 2014-2018


350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
May

May

May

May

May
July

July

July
January

November

November

November

July

November

July

November
September

January

September

January

September

January

September

January

September
March

March

March

March

March
2014 2015 2016 2017 2018

Reaching retirement age Total permanent disability


Death Work termination
Work resignation Leaving Indonesia permanently
Becoming Civil Servant/Military Officers 10 years of participation (partial withdrawal)

› Berdasarkan data BPJSTK, sejak tahun 2014 hingga 2018, sebagian besar penarikan dana JHT disebabkan karena pemutusan hubungan kerja maupun pekerja yang berhenti.
› Peningkatkan early withdrawal karena berhenti bekerja berdampak pada adequacy manfaat JHT.
› Jumlah manfaat JHT yang nantinya diterima secara riil saat pekerja memasuki usia pensiun menjadi kecil karena adanya penarikan sebelum memasuki usia pensiun.

Sumber: Data oleh BPJSTK dalam Paparan World Bank


BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN PEKERJA SWASTA

KETAHANAN DANA - MILESTONE PENDANAAN JAMINAN PENSIUN


8,000

7,000
Sustainability

6,000
› Program JP didesain dengan skema DB. Berdasarkan PP
45/2015, besaran iuran untuk program JP adalah 3%.
5,000 › Dengan tingkat kontribusi saat ini, diperkirakan program JP
Triliun Rupiah

akan sustain sampai dengan 2050. Untuk memastikan tetap


sustain perlu dilakukan evaluasi atas asumsi program
4,000
(antara lain: asumsi aktuaria, accrual rate, tingkat
kontribusi)
3,000
› Asumsi terhadap coverage program juga menjadi hal yang
sangat krusial dalam menentukan sustainability dari program JP.
2,000

1,000

0
2018 2023 2028 2033 2038 2043 2048 2053 2058 2063 2068 2073 2078 2083 2088 2093

Surplus Iuran Surplus Iuran dan Investasi Aset Akhir Tahun

Sumber: Proyeksi Aktuaria BPJS Ketenagakerjaan

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI


PILAR DUA - PROGRAM PENSIUN PEKERJA SWASTA

PERKEMBANGAN PEKERJA INFORMAL


TOTAL
PEKERJA 130 60%
[124 JUTA] 120

110
55%
PEKERJA
FORMAL [53,5 100

Juta Pekerja
JUTA; 43%] 90
50%
80

70
JUMLAH 45%
60
PESERTA
PROGRAM 50
WAJIB
[20,2 JUTA; 40 40%
2015 2016 2017 2018
16%]
Pekerja Informal 66,312,469 68,204,186 69,020,726 70,483,259
Total 114,819,199 118,411,973 121,022,423 124,004,950
Perlindungan Sosial Ketenagakerjaan - 2018 Persentase Pekerja Informal 58% 58% 57% 57%

1. Program jaminan pensiun wajib di Indonesia saat ini hanya mencakup pekerja formal saja. Namun belum semua pekerja formal tercakup dalam program tersebut.
2. Saat ini pekerja di Indonesia sangat didominasi oleh pekerja pada sektor informal. Namun hampir seluruh pekerja informal belum terproteksi oleh jaminan pensiun.
3. Di tahun 2018:
Tenaga Kerja Informal = 70,5 JUTA
Tenaga Kerja Informal yang menjadi Peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan = 205 RIBU

Sumber: BPS, BPJSTK, PT Taspen, dan PT Asabri, diolah 45


BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PILAR TIGA - PROGRAM PENSIUN SUKARELA

Perkembangan Aset Dana Pensiun › Selama empat tahun terakhir DPPK dan DPLK tidak berkembang dengan
baik dari jumlah perusahaan maupun jumlah aset.
Sukarela
› Aset kelolaan DPPK pada tahun 2015 berjumlah sekitar Rp160 Triliun,
200
sedangkan di tahun 2018 berjumlah sekitar Rp180 Triliun. Aset kelolaan DPLK
pada tahun 2015 berjumlah sekitar Rp48 Triliun, sedangkan di tahun 2018
berjumlah sekitar Rp80 Triliun.
160
› Di banyak negara, pemberian insentif pajak
menjadi kunci utama besarnya akumulasi dana
120 kelolaan pada program pensiun sukarela.
› Penyebab belum baiknya perkembangan DPPK
dan DPLK:
80
› Persepsi masyarakat, baik pekerja maupun
pengusaha, yang menganggap bahwa dana
40 pensiun cukup diperoleh dari program wajib
saja.
› Kurangnya sosialisasi terkait adanya
0 This insentif
Text is(yaitu iuran dapat menjadi tax
Editable
2015 2016 2017 2018 deductible) bagi masyarakat untuk menabung
di dana pensiun. Selain itu pengakuan tax
DPPK DPLK
deductible berupa setoran kepada dana
Sumber: OJK, diolah pensiun dapat menyebabkan SPT Lebih Bayar.

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI


PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAIN

PESANGON - Beban pemberi kerja cukup tinggi menyebabkan tingkat kepatuhan yang rendah

Saat Ini
No Program Pemberi Kerja Total
Pekerja
Min Max Min Max
1 JHT 3,70 3,70 2,00 5,70 5,70

2 JP 2,00 2,00 1,00 3,00 3,00


3 JKK 0,24 1,74 - 0,24 1,74
4 JKm 0,30 0,30 - 0,30 0,30
5 JKN 4,00 4,00 1,00 5,00 5,00
Total 10,24 11,74 4,00 14,24 15,74

6 Pesangon 8,00 12,00 - 8,00 12,00


Total 18,24 23,74 4,00 22,24 27,74

› World Bank, ILO: Indonesia memiliki aturan perlindungan tenaga kerja paling restrictive di Asia secara de jure. Secara de facto, hanya sedikit pekerja yang benar-
benar memiliki perlindungan. Hal ini sebagai dampak atas rendahnya tingkat enforcement dan kepatuhan.
› ISSA Report1): Beban Pemberi Kerja di Indonesia termasuk tinggi dibanding peer countries. Menurut perhitungan internal PKSK, beban pemberi kerja mencapai
18.24% - 23.74%.
1) Social Security Programs Throughout the World: Asia and the Pacific, 2016. Social Security Administration. SSA Publication No. 13-11802. Released: March 2017

47
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAIN

PESANGON - Tumpang tindih program sejenis juga terjadi

PESANGON Apabila pengusaha telah mengikutkan


pekerja/buruh pada program pensiun
UU 13/2003 yang iurannya dibayar penuh oleh
pengusaha, maka pekerja/buruh tidak
(Ketenagakerjaan) berhak mendapatkan uang pesangon.
PROGRAM PENSIUN
UNTUK KOMPENSASI
PESANGON (PPUKP)

TUJUAN YANG SAMA


UU 40/2004 (SJSN) JAMINAN
UU 24/2011 (BPJS) PENSIUN

48
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
INTEGRASI PROGRAM

JKK

UU SJSN, UU BPJS, UU ASN

› Merujuk pada UU SJSN, UU BPJS, dan UU ASN:


› SJSN diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan bertujuan untuk
memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
› Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.
› PT ASABRI dan PT TASPEN menyelesaikan pengalihan program ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029.
› PT ASABRI dan PT TASPEN menyelesaikan penyusunan roadmap transformasi paling lambat tahun 2014 yang antara lain memuat pengalihan
program ke BPJS Ketenagakerjaan.
› Sinkronisasi desain program pensiun PNS dengan program pensiun SJSN akan mendukung pengelolaan SDM (portabilitas)
49
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
TERIMA KASIH

50
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
LAMPIRAN

BADAN KEBIJAKAN FISKAL 51


KEMENTERIAN KEUANGAN RI
USULAN REALOKASI
Dalam % upah, JP dan JKN mengenakan capped
Saat Ini Usulan
No Program Pemberi Kerja Total Pemberi Kerja Total
Pekerja Pekerja
Min Max Min Max Min Max Min Max
1 JHT 3,70 3,70 2,00 5,70 5,70 4,00 4,00 2,00 6,00 6,00
2 JP 2,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 5,00 5,00
3 JKK 0,24 1,74 - 0,24 1,74 0,12 1,00 - 0,12 1,00
4 JKm 0,30 0,30 - 0,30 0,30 0,15 0,15 - 0,15 0,15
5 JKN 4,00 4,00 1,00 5,00 5,00 4,00 4,00 1,00 5,00 5,00
Total 10,24 11,74 4,00 14,24 15,74 11,27 12,15 5,00 16,27 17,15
6 Pesangon* 8,00 12,00 - 8,00 12,00 - - - - -
7 Unemployment - - - - - 0,50 0,50 0,50 1,00 1,00
8 Tapera** - - - - - 2,00 2,00 1,00 3,00 3,00
9 DPLK Wajib** - - - - - 3,00 3,00 2,00 6,00 6,00
Total 18,24 23,74 4,00 22,24 27,74 16,77 17,65 8,50 25,27 26,15
1. Tingginya beban pesangon membuat tingkat kepatuhan oleh pemberi kerja rendah, hanya tercatat di pembukuan tapi tidak ada underlying asset (tidak memberi
perlindungan ke pekerja).
2. Sebagian manfaat pesangon dianggap redundant dengan manfaat SJSN (Jaminan Pensiun).
3. Beban pesangon sebaiknya dialokasikan ke program lain (baik yang sudah ada maupun belum) dengan catatan pengusaha dan pekerja secara reguler mengakumulasi
aset (bukan hanya pembukuan saja).
4. Alokasi pesangon memberikan perlindungan yang lebih pasti, mempercepat akumulasi dana jangka panjang, meningkatkan efisiensi penyelenggaraan program
(economies of scale).

* Estimasi aktuaria, semakin lama masa kerja, iuran yang dibutuhkan relatif semakin kecil.
Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan
**Usulan terkait program Tapera dan DPLK Wajib akan dikecualikan untuk UMKM (Pemberi Kerja=11,77% – 12,65%; Pekerja 5,50%)
Republik Indonesia 52
PERLAKUAN PERPAJAKAN

Pembayaran Manfaat Pensiun: Hasil Investasi:


▪ Bagi Peserta Objek PPh (PP 68/2009) ▪ Bagi Perush DaPen: Bukan Objek (Ps. 4 ayt. 3 hrf. h UU
PPh)

Bank-Deposito
Peserta Dana Pensiun Perusahaan Dana Pensiun Investor-Saham/Obligasi
Emiten-Obligasi

Iuran Dana Pensiun: Iuran Dana Pensiun: Investasi


▪ Bagi peserta Dapat Dibiayakan (Ps. 6 hrf. c UU ▪ Bagi Perush DaPen: Bukan Objek (Ps. 4 ayt. 3
PPh) (Exempt 1) hrf g UU PPh)

1. Regime PPh Dana Pensiun Indonesia: Exempt - Exempt Tax


2. Perlakuan khusus pajak penghasilan dalam proses bisnis Dana Pensiun:
• Iuran yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan bukan merupakan objek
pajak
• Penghasilan dari investasi Dana Pensiun dalam bidang tertentu dikecualikan dari objek pajak
BADAN KEBIJAKAN FISKAL
KEMENTERIAN KEUANGAN RI BACK
ASPEK PAJAK PEMBAYARAN MANFAAT PESANGON DAN PENSIUN
Ketentuan lainnya:
0 – 50.000.000 0% • Pengalihan Uang Pesangon secara
bertahap atau berkala kepada
50.000.000 – 100.000.000 5% Pengelola Dana Pesangon Tenaga
Uang pesangon, yang Kerja → Pegawai dianggap belum
dibayarkan sekaligus menerima hak atas Uang Pesangon →
100.000.000 – 500.000.000 15%
tidak terutang PPh Ps 21 final. PPh 21
final terutang saat Dana Pesangon
Sekaligus → final > 500.000.000 25% membayarkan uang pesangon kepada
pegawai.
uang manfaat pensiun, THT, 0 – 50.000.000 0%
dan JHT yang dibayarkan
Pembayaran

• Pengalihan Uang Manfaat Pensiun


sekaligus > 50.000.000 5% kepada perusahaan asuransi jiwa
dengan cara Dana Pensiun membeli
0 – 50.000.000 5% anuitas seumur hidup → pegawai
sebagai peserta dianggap telah
menerima hak atas Uang Manfaat
50.000.000 – 250.000.000 15%
Pensiun → terutang PPh pasal 21 yang
Tidak sekaligus → tidak final Berupa pesangon maupun JHT bersifat final. Pada saat pembayaran
250.000.000 – 500.000.000 25% uang manfaat pensiun kepada
pegawai → tidak terutang PPh 21 final
> 500.000.000 30%

UANG PESANGON : penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai,
dengan nama dan dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan hubungan kerja, termasuk uang
PMK penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
16/2010 UANG MANFAAT PENSIUN : penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan di bidang dana pensiun oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga
Keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI BACK
IURAN DI NEGARA LAIN
No Negara Pemberi kerja Pekerja Total

1 Brunei 8,5 8,5 17


2 Burma 7 6 13
3 Tiongkok 22,75 8,5 31,25
4 Hongkong 5 5 10
5 India 19,5 13 32,5
6 Jepang 10,1 9,3 19,36
7 Laos 5,25 4,75 10
8 Malaysia 14,8 8,5 23,3
9 Filipina 7,37 3,63 11
10 Singapura 17 20 37
11 Taiwan 13,27 6,8 20,07
12 Thailand 5,2 5 10,2
13 Vietnam 20 9 29

Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan


Republik Indonesia BACK 55

Anda mungkin juga menyukai