Bab 6.susunan Saraf PDF
Bab 6.susunan Saraf PDF
Divisi Aferen;
lndera Khusus
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FISIOLOGI RESEPTOR Susunan saraf tepi terdiri dari serar-serat saraf yang
I Jenis reseptor membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh
I Potensial reseptor; adaptasi reseptor lain. Divisi aferen susunan saraf tepi mengirim infor-
I Saluran khusus untuk masukan aferen masi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke
I Ketajaman; medan reseptif; inhibisi lateral SSP
NYERI
I Reseptor dan mekanisme nyeri
I Sistem analgesik inheren IAferen viseral membawa masukan
MATA: PENGLIHATAN bawah sadar sementara aferen sensorik
I Cahaya membawa masukan sadar.
I Struktur refraktif; akomodasi
Informasi aferen mengenai lingkungan inrernal, misal-
I Fototransduksi
nya tekanan darah dan konsentrasi CO, dalam cairan
I Perbandingan penglihatan sel batang dan kerucut
tubuh, tidak pernah mencapai tingkat kesadaran,
I Jalur penglihatan; pemrosesan penglihatan
tetapi masukan ini penting untuk menentukan respons
TELINGA: PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN eferen yang sesuai untuk mempertahankan homeosta-
I Gelombang suara sis. Jalur masuk bagi informasi yang berasal dari uisera
I Peran telinga luar dan telinga tengah (organ di dalam rongga tubuh, misalnya rongga abdo-
I Transduksi suara oleh organ Corti men) disebut aferen viseral. Meskipun sebagian besar
I Jalur pendengaran informasi bawah sadar dikirim melalui aferen viseral,
I Perangkatvestibularis orang dapat menyadari adanya sinyal nyeri yang ber-
INDERA KIMIAWI: PENGECAPAN DAN PENCIUMAN asal dari visera. Masukan aferen yang berasal dari re-
septor di permukaan tubuh atau oror atau sendi biasa-
nya mencapai ambang kesadaran. Masukan ini dikenal
sebagai informasi sensorih, dan jalur masuknya diang-
gap sebagai aferen sensorik. Informasi sensorik di-
kategorisasikan sebagai (1) sensasi somatik (sensasi
tubuh) yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk
sensasi somestetih dari kulit dan prEriosepsi dari otot,
sendi, kulit, dan telinga dalam (lihat h.157-158); atas
(2) sensasi khusus (indera khusus), termasuk
penglihatan, pendzngaran, pengecapan, dan penciuman.
(Lihat fitur dalam boks dih.202 kbih Dekat dengan
Fisiologi Olahraga, untuk penjelasan renrang manfaat
propriosepsi dalam prestasi atletik). Pemrosesan akhir
masukan sensorik oleh SSP tidak hanya pendng untuk
interalsi dengan lingkungan bagi kelangsungan hidup
dasar (misalnya, mencari makan dan bertahan dari
bahaya) tetapi juga sangat memperkaya kehidupan itu
sendiri.
201
lingkaran merah. Ilusi optis memberi gambaran bagaimana otak I Fotoreseptor peka terhadap gelombang cahaya tam-
menginterpretasikan realitas sesuai aturan-arurannya sendiri. pak.
Apakah anda melihat dua proffl wajah atau sebuah gelas anggur I Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis. Con-
di Gambar 6-2?. Anda dapat melihat satu atau yang lain secara tohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap pere-
bergantian dari satu masukan penglihatan yang sama. Karena gangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus
itu, persepsi kita tidak mereplikasikan realitas. Spesies lain, yang yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor
dilengkapi dengan tipe dan sensitivitas reseptor yang berbeda yang memantau tekanan darah.
dan dengan pemrosesan saraf yang juga berbeda, mempersepsi- I Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin.
kan dunia yang sangat berbeda dari yang kita persepsikan. I Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsenrrasi zar
terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas
osmotik (lihat h. 70).
FISIOLOGI RESEPTOR I Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia spesifik.
Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penciuman dan
Rangsangan (stimulus) adalah perubahan yang terdeteksi pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh
oleh tubuh. Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk yang mendeteksi konsentrasi O, dan CO, dalam darah atau
energi, atau modalitas, misalnya panas, cahaya, suara, kandungan kimiawi saluran cerna.
tekanan, dan perubahan kimiawi. Neuron-neuron aferen me- I Nosiseptor atau reseptor nyeri, peka terhadap keru-
miliki reseptor di ujung perifer yang berespons terhadap sakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar atau distorsi
rangsangan baik dari dunia luar maupun dalam. Karena satu- jaringan. Stimulasi intens terhadap seriap reseptor juga di-
satunya jalan bagi neuron aferen untuk menyalurkan infor- rasakan sebagai nyeri.
masi ke SSP tentang rangsangan ini adalah melalui peram-
Sebagian sensasi adalah sensasi gabungan yaitu bahwa
batan potensial aksi, maka reseptor harus mengubah
persepsi yang terbentuk berasal dari integrasi sentral beberapa
bentuk-bentuk energi lain menjadi sinyal listrik (potensial
input sensorrk primer yang diaktifkan secara bersamaan.
aksi). Proses perubahan energi ini dikenal sebagai trans-
Sebagai contoh, persepsi basah berasal dari masukan resepror
duksi.
sentuh, tekan, dan suhu; tidak ada yang namanya "reseptor
basah".
Rangsangan
Saluran berpintu voltase
:,1
-t
Serat neuron
Reseptor aferen
(sel tersendiri) Reseptor (ujung
neuron aferen yang
mengalami modifikasi)
(a) (b)
Gambar 6-3
Perubahan potensial reseptordan potensial Eenerator menjadi potensial aksi. (a) Potensial reseptor. Pembawa pesan kimiawi
yang dibebaskan dari reseptorterpisah memicu potensial aksi di serat dengan membuka saluran Na. berpintu kimiawi. (b)
Potensial generator. Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi dan serat aferen memicu potensial aksi di serat
dengan membuka saluran Na. berpintu voltase.
204 Bab 5
frekuensi potensial alsi yang terbentuk di neuron aferen. (Gambar 5-5a). Reseptor ini penting dalam situasi di mana
Potensial reseptor yang lebih besar tidak dapat menghasilkan informasi tentang suatu rangsangan perlu dipertahankan.
potensial aksi yang lebih besar (karena hukum tuntas-atau- Contoh reseptor tonik adalah reseptor regang otor, yang
gagal), tetapi dapat memicu peningkatan frekuensi pemben- memantau panjang otot, dan proprioseptor sendi, yang
tukan potensial alsi (lihat h. 1 09) . Kekuatan rangsangan j uga mengukur derajat fleksi sendi. Untuk mempertahankan
tercermin oleh luas daerah yang terangsang. Rangsangan postur dan keseimbangan, SSP harus secara terus-menerus
yang lebih kuat biasanya mengenai daerah yang lebih luas, mendapat informasi mengenai derajat panjang otot dan posisi
sehingga lebih banyak reseptor yang berespons. Sebagai con- sendi. Karena itu, reseptor-reseptor ini penting untuk tidak
toh, sentuhan ringan tidak mengaktifkan reseptor tekanan di beradaptasi terhadap rangsangan dan terus menghasilkan
kulit sebanyak sentuhan kuat ke daerah yang sama. Karena potensial aksi untuk menyampaikan informasi ini ke SSP
itu intensitas rangsangan dibedakan baik oleh frekuensi Reseptor fasik, sebaliknya, adalah resepror yang cepar
potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen maupun oleh beradaptasi. Reseptor cepat beradaptasi dengan tidak lagi
jumlah reseptor yang diaktifkan di daerah tersebut. berespons terhadap rangsangan yang terus-menerus, tetapi
ketika rangsangan dihentikan, reseptor biasanya berespons
dengan mengalami depolarisasi ringan yang dinamai respons
I Reseptor dapat beradaptasidengan lambat atau menurun (Gambar 6-5b). Reseptor fasik bermanfaat dalam
cepat terhadap rangsangan yang menetap. situasi di mana yang lebih penting untuk disampaikan adalah
perubahan intensitas rangsangan daripada informxi status
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu meng- quo. keseptor yang cepat beradaptasi mencakup reseptor tahtil
hasilkan kekuatan potensial reseptor yang sama di reseptor (sentuh) di kulit yang memberi tahu tentang perubahan
yang sama. Sebagian reseptor dapat mengalami penurunan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini
tingkat depolarisasi meskipun kekuatan rangsangan yang cepat beradaptasi, maka anda tidak secara terus-menerus
diberikan tetap, suatu fenomena yang dinamai adaptasi. sadar bahwa anda sedang mengenakan jam tangan, cincin,
Selanjutnya, frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di dan baju. Ketika anda memakai sesuatu, anda segera terbiasa
neuron aferen menurun. Demikianlah, reseptor "beradaptasi" dengannya, karena adaptasi cepat reseptor ini. Ketika anda
terhadap rarigsangan dengan tidak lagi berespons dengan menanggalkannya, anda menyadari hal tersebut karena ada-
kekuatan yang sama terhadap rangsangan tersebut. nya fespons menurun.
Tempat inisiasi
potensial aksi
Neuron aferen I
Temoat inisiasi
Arah potensial aksi
perambatan
Antarneuron
potensial
aksi
Tempat inisiasi
potensial aksi
I
Neuron eferen
{
Potensial Potensial
reseptor reseptor
(mv) (mv)
Kekuatan Kekuatan
rangsangan rangsangan
I
-Rangsangan Waktu
dimulai dihentikan dimulai dihentikan
(a) (b)
Gambar 6-5
Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik. Jenis reseptor ini tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat
terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Resepior fasik. Jenis
reseptor ini cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons menurun ketika rangsang-
an dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang intensitas rangsangan dan tidak menyalurkan informasi status q-uo.
mendeteksi tekanan dan getaran. Adaptasi di badan Pacini untuk pemrosesan lebih lanjut dan mungkin kemudian di-
melibatkan baik komponen mekanis maupun elektrokimia. sadari. Jalur yang menyalurkan sensasi somatik sadaa jalur
Komponen mekanis bergantung pada sifat fisik reseptor. somatosensorik, terdiri dari rantai-rantai diskret neuron,
Badan Pacini adalah ujung resepror khusus yang terdiri dari atau jalur berlabel, yang secara sinaptis saling berhubungan
lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip lapisan kulit dalam urutan tefientu untuk melaksanakan pemrosesan
bawang yang mengelilingi ujung perifer suatu neuron aferen. informasi sensorik yang lebih canggih.
Ketika tekanan perrama kali dikenakan pada badan Pacini,
ujung sarafdi bawahnya berespons dengan potensial resepror JALUR BERLABET
yang besarnya mencerminkan intensitas rangsangan. Seiring
Neuron-neuron aferen dengan reseptor perifernya yang per-
dengan berlanjutnya rangsangan, energi tekanan menyebar
tama kali mendeteksi rangsangan dikenal sebagai neuron
karena energi tersebut menyebabkan lapisanJapisan resepror
sensorik ordo pertama. Neuron ini bersinaps dengan neu-
selip (seperti tekanan tetap pada bawang yang dikupas me-
ron sensorik ordo kedua, baik di medula spinalis maupun
nyebabkan lapisanJapisan kulitnya selip). Karena efek fisik
medula, bergantung pada jalur sensorik mana yang terlibat.
ini menyaring komponen tetap dari tekanan tersebut maka
Neuron ini kemudian bersinaps dengan neuron sensorik
ujung sarafdi bawahnya tidak lagi berespons dengan poten-
ordo ketiga di talamus, demikian seterusnya. Pada setiap
sial reseptor; yaitu, terjadi adaptasi. Yang juga ikut berperan
tahap, masukan diproses lebih lanjut. Modalitas sensorik
dalam adaptasi ini adalah komponen elektrokimia, yang
rerrentu yang dideteksi oleh tipe reseptor khusus dikirim
melibatkan perubahan perpindahan ion melintasi membran
melalui jalur aferen dan asendens spesifik (jalur saraf yang
reseptor. Oleh sebab yang belum diketahui, di badan Pacini
berkomitmen untuk modalitas tersebut) untuk mengeksitasi
saluran Na- yang terbuka sebagai respons terhadap rang-
daerah tertentu korteks somatosensorik. Demikianlah,
sangan secara perlahan mengalami inaktivasi, mengurangi
masukan sensorik terrentu diproyeksikan ke regio spesifik di
aliran masuk Na. yang berperan besar dalam mendepolarisasi
kortela (lihat Gambar 5-28a, h. 190 sebagai contoh). Karena
potensial reseptor.
itu, berbagai jenis informasi masuk dijaga terpisah di dalam
Adaptasi jangan dikacaukan dengan habituasi (pem-
berbagai jalur berlabel spesiffk antara perifer dan korteks.
biasaan, lihat h. 176). Meskipun kedua fenomena ini melibat-
Dengan cara ini, meskipun semua informasi disalurkan ke
kan penurunan respons saraf terhadap rangsangan berulang
SSP melalui jenis sinyal yang sama (potensial aksi) namun
namun keduanya bekerja di titik-titik yang berbeda dalam
otak dapat menguraikan jenis dan lokasi rangsangan. Thbel
jalur saraf. Adaptasi adalah penyesuaian reseptor di SST
sementara habituasi melibatkan modifikasi efektivitas sinaps
6-l meringkaskan bagaimana SSP diberi tahu tentang jenis
(apa?), lokasi (di mana?), dan intensitas (seberapa kuat?) suatu
di SSP
Iangsangan.
206 Bab 6
selutut. Iritasi ujung-ujung jalur aferen yang telah terputus medan reseptif tidak dapat dideteksi (Gambar 6-6). Repre-
di puntung kaki dapat memicu potensial aksi yang, ketika sentasi berbagai bagian tubuh di korteks yang tampak ter-
mencapai regio kaki korteks somatosensorik, diinterpretasi- distorsi (homunkulus sensorik, lihat h. 160) sesuai dengan
kan sebagai nyeri yang berasal dari kaki yang telah tidak ada. kepadatan persarafan; lebih banyak permukaan korteks yang
Bukti baru mengisyaratkan bahwa selain itu, sensasi nyeri diperuntukkan bagi persepsi sensorik yang berasal dari
bayangan dapat berasal dari remodeling ekstensifbagian otak daerah-daerah dengan medan res€ptif sempit sehingga, ke-
yang semula menangani sensasi dari tungkai yang telah di- mampuan diskriminatif taktilnya lebih besar.
amputasi. "Remappin!' daerah otak yang telah "kosong di- Selain kerapatan resepro! faktor kedua yang mem-
tinggalkan' ini dispekulasikan entah bagaimana sinyal dari pengaruhi ketajaman adalah inhibisi lateral. Anda dapat
tempat lain diinterpretasikan sebagai nyeri yang berasal dari mengetahui pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan
ekstremitas yang telah diangkat tersebut. permukaan kulit anda dengan ujung pensil (Gambar 6-7a).
Medan reseptif tepat di bawah bagian tengah ujung pensil
tempat rangsangan paling intens mengalami elsitasi, tetapi
I Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan medan reseptif sekitar juga terangsang, namun dengan derajat
reseptif dan inhibisi lateral. yang lebih ringan karena distorsinya lebih ringan. Jika infor-
masi dari serat-serat aferen marginil yang ikut terangsang ini
Setiap neuron somatosensorik berespons terhadap informasi mencapai kortela maka lokalisasi ujung pensil akan samar.
rangsangan hanya dalam regio tertentu permukaan kulit Untuk mempermudah lokalisasi dan mempertajam kontras, di
sekitar; regio ini disebut medan reseptif. Ukuran medan re- dalam SSP terjadi inhibisi lateral (Gambar 6-7b). Jalur sinyal
septif berbanding terbalik dengan densitas reseptor di bagian yang paling terangsang yang berasal dari bagian tengah daerah
tersebut; semakin rapat reseptor jenis tertentu tersusun, se' stimulus menghambat jalur-jalur yang kurang tereksitasi yang
makin kecil luas kulit yang dipantau oleh masing-masing berasal dari daerah sekitar. Hal ini terjadi melalui antarneuron
reseptor. Semakin sempit medan reseptif dalam suatu daerah, inhibitorik yang berjalan ke lateral anrara serat-serar asendens
semakin tinggi ketajaman atau kemampuan diskriminasi. yang melayani medan-medan resepdf sekitar. Penghambatan
Bandingkan diskriminasi sentuh di ujung jari tangan anda transmisi iebih lanjut terhadap masukan yang lebih lemah
dengan siku anda dalam "merasakan' benda yang sama meningkatkan kontras antara informasi yang diinginkan dan
dengan keduanya. Anda dapat merasakan informasi yang tidak diinginkan sehingga lokasi ujung pensil dapat diketahui
lebih tepat tentang benda tersebut dengan ujung jari rangan dengan pasti. Derajat koneksi inhibisi lateral dalam jalur-jalur
yang kaya saraf karena medan reseptifnya kecil; sehingga, sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memiliki
setiap neuron memberi informasi tentang permukaan benda inhibisi lateral paling besar-sentuhan dan penglihatan*
d{m bagian yang kecil. Di ujung jari dan telapak rangan menghasilkan lokalisasi yang paling akurat.
maslrg:-masing tangan diperkirakan terdapat 1 7. 000 meka- Setelah pembahasan umum tentang ffsiologi resepror
noreseptoi takril.Sebaliknya, kulit di siku hanya disarafi oleh selesai, kita akan mengulas renrang satu sensasi somatik pen-
ujung sensorik yang relatif sedikit dengan medan reseptif ting secara lebih detil-nyeri.
yang lebih luas. Perbedaan ringan di dalam masing-masing
NYERI
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk menim-
bulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan
terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, simpanan pengalaman
SIFAT yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita
RANGSANGAN MEKANISME PENYANDIAN menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi membahaya-
kan di masa mendatang.
Jenis Rangsangan Dibedakan oleh jenis reseptor yang
(modalitas diaktifkan dan jalur spesifik yang
rangsangan) digunakan untuk menyampaikan
informasi ini ke daerah tertentu di I Perangsangan terhadap nosiseptor memicu
korteks serebri. persepsi nyeri plus respons motivasional dan
Lokasi Rangsangan Dibedakan oleh lokasi medan
reseptif yang diaktifkan dan jalur
emosional.
yang kemudian teraktifkan untuk
menyampaikan informasi ini ke Tidak seperti modalitas somatosensorik lain, sensasi nyeri
daerah korteks somatosensorik disertai oleh respons perilaku rermorivasi (misalnya menarik
yang merepresentasikan lokasi diri atau bertahan) serta reaksi emosional (misalnya menangis
tertentu tersebut. atau takut). Juga, tidak seperti sensasi lain, persepsi subyektif
lntensitas Dibedakan oleh frekuensi potensial nyeri dapat dipengaruhi oleh pengalaman lalu arau sekarang
Rangsangan aksi yang timbul di neuron aferen
(misalnya, meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa
(kekuatan dan jumlah reseptor (dan neuron
rangsangan) aferen) yang menjadi aktif. takut akan dokter gigi atau berkurangnya persepsi nyeri pada
s€orang atlet yang cedera ketika sedang bertanding).
Gambar 5-6
Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan Lokasi di kulit
medan reseptif kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif
(a)
suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang
diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka
ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan
reseptif yang berbeda, maka akan dirasakan adanya dua titik
terpisah. Jika kedua ujung menyentuh medan reseptif yang
sama, maka keduanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan
menyesuaikan jarak antara kedua ujung jangka, kita dapat
menetukan jarak minimal di mana dua titik tetap dapat
dibedakan sebagai dua titik dan bukan satu, yang Transrnigl
mencerminkan ukuran medan reseptif di bagian tersebut. terhefit|i::r,,
Dengan teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan
diskriminatif permukaan tubuh. Ambang dua titik berkisar
dari 2 mm di ujung jari tangan (memungkinkan seseorang
membaca huruf Braille, di mana titik-titik menonjol terpisah
f,5 mm satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang
diskriminasinya paling rendah. (a) Regio dengan medan
reseptif sempit. (b) Regio dengan medan reseptif luas.
208 Bab 6
yang berasal dari lapis ganda lemak membran plasma dan
t.k.r|" lokal setelah dibebask"n (lihat h. gz.7). Crdta Tabel 5-2
jaringan, antara lain, dapat menyebabkan pelepasan lokal Karakteristik Nyeri
prostaglandin. Bahan-bahan kimia ini bekerja pada ujung
perifer nosiseptor untuk menurunkan ambang pengaktifan NYERI CEPAT NYERI LAMBAT
reseptor. Obat-obatan sejenis aspirin menghambat pemben- Terjadi pada stimulasi Terjadi pada stimulasi
tukan prostaglandin, yang minimal ikut berperan dalam nosiseptor mekanis dan nosiseptor polimodal
menentukan sifat analgesik (penghilang nyeri) obat-obat ini. suhu
Disalurkan oleh serat Disalurkan oleh serat C halus
SERAT NYERI AFEREN CEPAT DAN TAMBAT A-delta halus bermielin tak bermielin
Menimbulkan sensasi Menimbulkan sensasi tumpul,
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP tajam menusuk panas, pegal
melalui salah satu dari dua jenis serat aferen (Tabel 6-2). Mudah diketahui Lokalisasinya tidak jelas
Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan suhu disalur- lokalisasinya
kan melalui serat A-delta halus bermielin dengan kecepatan Muncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap
hingga 30 m/dtk (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor lebih lama; lebih tidak
polimodal disalurkan oleh serat C halus tak bermielin dengan menyenangkan
kecepatan jauh lebih rendah (12 mldtk;jalur nyeri lambat).
Ingatlah ketika jari tangan anda terakhir kali terpotong atau
tersundut. Anda akan merasakan sentakan tajam nyeri pada
nyeri asendens memiliki tujuan yang berbeda-beda g.Entehs,
a.'
awal yang segera diikuti oleh nyeri yang lebih difus. Nyeri
talamus, dan formasio retihuhris. Daerah pemgodes somaro-
biasanya pertama kali dirasakan sebagai sensasi tertusuk tajam
sensorik di korteks menentukan lokasi r){eri, semenrara
yang singkat yang mudah diketahui lokasinya; ini adalah
daerah-daerah korteks lain ikut serta dalar/komponen sadar
jalur nyeri cepat yang berasal dari nosiseptor mekanis atau
pengalaman nyeri lainnya, misalnya refle(si renrang kejadian
panas spesifik. Perasaan ini diikuti oleh sensasi pegal tumpul
penyebab. Nyeri tetap dapat dirasakan tahpa adanya korteks,
yang lokalisasinya tidak jelas dan menetap lebih lama disertai
mungkin di tingkat talamus. Formasio retikularis meningkat-
rasa tidak nyaman; ini adalah jalur nyeri lambat, yang
kan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan
diaktifkan oleh bahan-bahan kimia, terutama bradikinin,
yang mengganggu. Interkoneksi dari talamus dan formasio
suatu bahan yang normalnya inaktif dan menjadi aktif oleh
retikularis ke hipotakmus dan sistem limbik memicu respons
enzim-enzim yang dikeluarkan ke dalam CES dari jaringan
perilaku dan emosi yang menyertai pengalaman yang menim-
yang rusak. Bradikinin dan senyawa-senyawa terkait tidak
bulkan nyeri. Sistem limbik tampaknya sangat periting dalam
saja memicu nyeri, mungkin dengan merangsang nosiseptor
mempersepsikan aspek yang tidak menyenangkan dari nyeri.
polimodal, tetapi juga berperan dalam respons peradangan
Glutamat, neurotransmirer lain yang dikeluarkan dari
terhadap cedera jaringan (Bab 12). Menetapnya bahan-bahan
terminal nyeri aferen primer, adalah neurotransmiter eksita-
kimia ini dapat menjelaskan mengapa nyeri pegal terus ber-
torik utama (lihat h. 116). Glutamat bekerja pada dua re-
langsung setelah terhentinya rangsangan mekanis atau suhu
septor membran plasma berbeda di neuron-neuron tanduk
penyebab kerusakan jaringan.
dorsal, dengan dua efek berbeda (lihat h. 178). Pertama,
Yang menarik, reseptor perGr serat C aferen diaktifkan
pengikatan glutamat dengan reseptor AMPA-nya menyebab-
oleh kapsaisin, bahan dalam cabai yang menimbulkan rasa
kan perubahan permeabilitas yang akhirnya menyebabkan
pedas. (Selain mengikat reseptor nyeri, kapsaisin berikatan
pembentukan potensial aksi di sel tanduk dorsal. Potensial
dengan reseptor suhu yang normalnya diakdfkan oleh panas-
aksi ini menyalurkan pesan nyeri ke pusat-pusat yang lebih
karena itu timbul rasa panas ketika kita makan cabai pedas).
tinggi. Kedua, pengikatan glutamat dengan rese?tor NMDA-
Yang ironis, aplikasi lokal kapsaisin malah dapat mengurangi
nya menyebabkan masuknya Ca2. ke dalam sel tanduk dorsal.
nyeri klinis, kemungkinan besar dengan merangsang secara
Jalur ini tidak terlibat dalam transmisi pesan nyeri. Ca2. ma-
berlebihan dan merr.rsak nosiseptor yang berikatan dengannya.
lah memicu sistem pembawa pesan kedua yang membuat
neuron tanduk dorsal lebih peka daripada biasanya (lihat h.
PEMROSESAN MASUKAN NYERI DI TINGKAT YANG 124-125). Hipereksitabilitas ini ikut berperan meningkatkan
LEBIH TINGGI sensitivitas daerah yang cedera terhadap pajanan berikutnya
Banyak struktur berperan dalam pemrosesan sensasi nyeri. rangsangan nyeri atau bahkan rangsangan normal yang tak
Serat-serat nyeri aferen primer bersinaps dengan antarneuron nyeri, misalnya senruhan ringan. Bayangkanlah betapa peka-
ordo kedua spesifik di tanduk dorsal medula spinalis. Sebagai nya kulit andayang mengalami luka bakar, bahkan terhadap
respons terhadap potensial alsi yang dipicu oleh rangsangan, pakaian. Mekanisme lain di luar hipereksitabilitas neuron
serat-serat nyeri aferen mengeluarkan neurotransmirer yang tanduk dorsal yang ditimbulkan oleh glutamat juga berperan
mempengaruhi neuron-neuron berikutnya. Dua neurotrans- menyebabkan supersensitiviras suaru daerah yang cedera. Se-
miter yang paling banyak diketahui adalah substansi P dan bagai contoh, responsivitas reseptor perifer pendeteksi nyeri
glutamat. Substansi P mengaktikan jalur-jalur asendens yang dapat ditingkatkan sehingga resepror tersebut bereaksi lebih
menyalurkan sinyal nosiseptif ke tingkat yang lebih tinggi kuat terhadap rangsangan berikutnya. Kepekaan yang ber-
untuk pemrosesan lebih lanjut (Gambar 6-8a). Jalur-jalur lebihan ini mungkin bertujuan untuk mengurangi aktivitas
(E Kesiagaan)
Medula
spinalis
Substansi P
Nosiseptor
(a)
Reseptor
opiat
Substansi P
Nosiseptor
(b)
Gambar 6-8
Jalur nyeri substansi P dan jalur analgesik. (a) Jalur nyeri substansi P. Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang mengganggu,
sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P. yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens ylng-memberi mlsulln
kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek dari pengalaman nyeri tersebut. (b) Jajur analgesik. Opiat
endogen yang dibebaskan dari jalur-jalur analgesik (pereda nyeri) desendens berikatan dengan reseptor opiat di synaptic knob
serat nyeri aferen. Pengikatan ini menghambat pelepasan substansi P sehingga transmisi impuls nyeri sepanjang jjlur'nyeri
asendens terhambat.
yang dapat semakin merusak atau mengganggu penyembuh- perifer, yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal
an daerah yang cedera. Hipersensitivitas ini biasanya mereda untuk memberi tahu tubuh akan kerusakan yang terjadi atau
setelah cedera sembuh. akan terjadi, keadaan nyeri kronik abnormal terjadi akibat
CATAIAN KLINIS. Nyeri kronik, yang kadang-kadang kerusakan jalur-jalur nyeri di saraf perifer atau SSp Nyeri
sangat mengganggu, kadang terjadi tanpa disertai kerusakan dirasakan karena terbentuknya sinyal abnormal di dalam jalur-
jaringan. Berbeda dari nyeri yang menyenai cedera jaringan jalur nyeri tanpa adanya cedera di jaringan perifer atau
210 Bab 5
rangsangan nyeri khas. Sebagai contoh, snoke yang merusak umum. Di lain pihak, masing-masing dari indera khusus
jalur-jalur asendens dapat menyebabkan sensasi nyeri yang memiliki reseptor yang sangat spesialistik dan terlokalisasi
menetap dan abnormal. Nyeri kronik abnormal kadang- yang berespons terhadap rangsangan lingkungan terrentu.
kadang digolongkan sebagai nyeri neuropatih. Indera khusus mencakup penglihatan, pendengaran, penge-
capan, dan penciuman, yang berikut ini akan kita bicarakan,
dimulai dari pengliharan.
I Otak memiliki sistem analgesik inheren.
Selain rangkaian neuron yang menghubungkan nosiseptor
perifer dengan struktur-struktur SSP yang lebih tinggi untuk
persepsi nyeri, SSP juga mengandung sistem analgesik pene-
kan nyeri inheren yang menekan penyaluran impuls di jalur
nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medula spinalis. Dua MATA: PENGLIHATAN
regio diketahui menjadi bagian dari jalur analgesik desendens
ini. Rangsangan listrik
pada substansia grisea periakuaduhtus Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan
(substansia grisea yang mengelilingi akuaduktus serebral, suatu di lingkungan sebagai "gambarlbayangan opris" di suatu
saluran sempit yang menghubungkan rongga ventrikel ketiga lapisan sel peka sinar, retina, seperti kamera nondigital
dan keempat) menghasilkan analgesia kuat, demikian juga menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat
stimulasi formasio retihularis di dalam batang otak. Sistem diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra ter-
analgesik ini menekan nyeri dengan menghambat pelepasan sandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemro-
substansi P dari ujung serat nyeri aferen (Gambar 6-8b). sesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar
Secara spesifik, sistem analgesik bergantung pada keber- dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli.
adaan reseptor opiat. Orang telah lama mengetahui bahwa Sebelum membahas tahap-tahap yang berperan dalam pemro-
morffn, suatu komponen dalam tanarnan opium, adalah sesan penglihatan, kita mula-mula akan meneliti bagaimana
suatu analgesik kuat. Para peneliti beranggapan bahwa kecil mata dilindungi dari cedera.
kemungkinannya bahwa tubuh dianugerahi reseptor opiat
hanya untuk berinteralsi dengan bahan kimia yang berasal
dari sejenis bunga! Karenanya mereka mulai melakukan pene-
I Mekanisme protektif membantu mencegah
litian untuk mencari bahan yang secara normal berikatan cedera mata.
dengan reseptor opiat ini. Hasilnya adalah penemuan opiat
Terdapat beberapa mekanisme yang membantu -melindungi
endogen (bahan mirip morfin)-endarfin, enhefalin, dan
mata dari cedera. Kecuali di bagian anteriornya (depan), bola
dinorfn-yang penting dalam sistem analgesik alami tubuh.
mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada.
Opiat-opiat endogen ini berfungsi sebagai neurotransmiter
Kelopak mata bekerja sebagai penurup untuk melindungi
analgesik; mereka dibebaskan dari jalur analgesik desendens
bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Kelopak mata
dan berikatan dengan reseptor opiat di ujung serat nyeri
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan-
aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan substansi P melalui
keadaan yang mengancam, misalnya benda yang datang cepat,
inhibisi prasinaps, sehingga transmisi lebih lanjut sinyal nyeri
sinar yang menyilaukan, dan situasi di mana bagian mata
dihambat (lihat h. 119). Morfin berikatan dengan reseptor
terpajan atau bulu mata tersentuh. Kedipan mata yang berulang
opiat yang sama, yang menjelaskan sifat analgesiknya.
membantu menyebarkan air mata yang berfungsi sebagai
Belum jelas bagaimana mekanisme penekan nyeri alami
pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal ('mematikan
ini diaktifkan dalam keadaan normal. Faktor-faktor yang kuman'). Air mata diprodulai secara terus-menerus oleh
diketahui memodulasi nyeri adalah olahraga, stres, dan aku-
kelenjar lalaimal di sudut lateral atas di bawah kelopak mata.
punktur. Para peneliti percay^ bahwa endorfin dibebaskan
Cairan pencuci mata ini mengalir di atas permukaan anterior
selama olahraga berkepanjangan dan mungkin menimbulkan
mata dan keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata
"runner's high" ("rxa nikmat" yang dialami pelari jarak jauh).
(Gambar 6-9a) untuk akhirnya sampai ke bagian belakang
Beberapa jenis stres juga menyebabkan analgesia. Dalam
saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat mengatasi
keadaan tertentu, mengemukakan reaksi normal terhadap
produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga
nyeri oleh organisme yang sedang mengalami stres akan
air mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu
merugikan. Sebagai contoh, ketika dua singa jantan sedang
m^t^ yang bersifat protektif, menangkap kotoran halus di
berkelahi untuk mendominasi kelompoknya, menarik diri,
udara misalnya debu sebelum masuk ke mata.
lari, atau beristirahat ketika mengalami cedera jelas mengisya-
ratkan kekalahan. (Lihat fttur penyerta dalam boks, Konsep,
Thntangan, dan Kontroversi, untuk mengerahui bagaimana I Mata adalah suatu bola berisi cairan yang
akupunktur meredakan nyeri). terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus.
Kita kini telah menyelesaikan pembahasan renrang sen-
sasi somatik. Seperti yang kini anda ketahui, sensasi somatik Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh
didetelai oleh reseptor yang tersebar luas yang memberi tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam,
informasi tentang interaksi tubuh dengan lingkungan secara lapisanJapisan tersebut adalah (l) shlera/hornea; (2) boroid/
badan siliaris/iris; dan (3) retina (Gambar 6-9b). Sebagian be- (rods) dan sel kerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah
sar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam
sklera, yang membentuk bagian putih mata (Gambar 6-9a). sebuah studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap
Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea trans- sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan
paran, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk atau pembuyaran sinar di dalam mata.
ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan
khoroid, yang berpigmen banyak dan mengandung banyak yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang semuanya uans-
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan paran agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga
koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk ke retina. Rongga posterior (belakang) yang lebih besar antara
badan siliaris dan iris, yang akan segera kita bahas. Lapisan lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel,
paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk memper-
lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf tahankan bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior
di sebelah dalam. Yang terakhir, mengandung sel batang antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer,
212 Bab 6
Ligamentum
suspensorium ,5#+irqsll- Otot mata
ekstrinsik
Badan siliaris Khoroid
Retina
Sklera
drainase
air mata
Pupil
(a)
Humor aquosus
+
Saraf optik
Diskus optik
Pembuluh darah
(b)
Garnban 6-9
Struktur mata. (a) Pandangan depan eksternal. (b) Pandangan sagital internal.
humor aquosus. Humor aguosus membawa nutrien untuk terjamin (sedikit kesalahannya) dibandingkan sidik jari atau
kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran bahkan uji DNA.
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. cahaya ke interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini
Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 dapat disesuaikan oleh kontraksi otor-oror iris untuk mene-
ml/hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam badan siliar, rima sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti diafragma
suatu turunan klusus lapisan koroid anterior. Cairan ini yang mengontrol jumlah cahayayang masuk ke kamera. Iris
mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirhular (serat-
ke darah (Gambar 6-10). serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan saturadial
CATAIAN KLINIS. Jika humor aquosLrs tidak di- (serat mengarah ke luar dari tepi pupil seperti jari-jari roda
keluarkan secepat pembentukannya (sebagai contoh, akibat sepeda) (Gambar 6-11). Karena serat otor memendek ketika
sumbatan di saluran drainasenya) maka kelebihan cairan ini berkontraksi maka pupil menjadi lebih kecil ketika otot sir-
akan menumpuk di rongga anterior, menimbulkan pening- kular (atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cin,
katan tekanan di dalam mata. Keadaan ini dikenal sebagai cin yang lebih kecil. Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada
glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang
ke belakang ke dalam uineous humor, yang selanjutnya akan masuk ke mata. Jika otot radial (atau dilator) berkontraksi
menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menye- maka ukuran pupil bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada
babkan kerusakan retina dan nervus optikus yang dapat me- cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata lebih banyak.
nyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi. Otot-otot iris dikendalikan oleh sistem saraf oronom. Serar
saraf parasimpatis menyarafi otot sirkular (menyebabkan
konstriksi pupil) sementara serar simparis menyarafi otot
I Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol radial (menyebabkan dilatasi pupil).
oleh iris.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai foto- I Mata membiaskan sinar yang masuk untuk
reseptor peka cahaya, karena adanya iris, suatu otot polos memfokuskan bayangan di retina.
tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di
dalam aqueous ltumor (Gambar 6-9adan b). Pigmen di iris Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang
memberi warna mata. Berbagai bercak, garis, atau nuansa terdiri dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton
lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak antara dua pun-
menjadi dasar bagi teknologi identifikasi terkini. Pengenalan cak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang (Gambar
pola iris oleh kamera video yang menangkap bayangan iris 5-12). Paryane gelombang dalam spektrum elektromagnetik
dan menerjemahkannya ke dalam kode komputer lebih berkisar dari 10-14 m (seperkuadriliun meter, misainya pada
Ligamentum
suspensorium
Rongga posterior
yang mengandung
humor vitreus
Otot siliaris
Kanalis Schlemm di badan siliaris
Gambar 6-10
Pembentukan dan drainase humor aquosus. Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian mengalir
ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.
+l
berkas sinar kosmik yang sangat pendek) hingga 10a m (10 km, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum elek-
misalnya gelombang radio yang panjang) (Gambar 6-13). Foto- tromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
reseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
400 dan 700 nanometer (nm; sepermilyar meter). Karena itu, berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat
2"14 Bab 6
suatu cahaya merah yang terang tidak mengubah warnanya,
FpanJang +l hanya menyebabkannya kurang terang atau kurang intens.
I gelombang I Gelombang cahaya mengalami diuergensi (memancar
keluar) ke semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerak-
an maju suatu gelombang cahaya dalam arah rerrentu dikenal
I sebagai berkas cahaya. Berkas cahaya divergen yang men-
o
E capai mata harirs dibelokkan ke dalam agar dapat difokuskan
o
cq)
kembali ke suatu titik (titik fokus) di retina peka cahaya agar
c
diperoleh bayangan akurat sumber cahaya (Gambar 6-14).
Gambar 6-13
Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentikterentang dari kurang dari 10-1a m hingga 10a
m. Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 sampai 700 nanometer (nm).
Gambar 6-14
Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas
sinar yang divergen harus dibelokkan ke
dalam agar dapat terfokus.
=
Jalur refraksi
sebenarnya
:
o
o
o
i5
216 Bab 6
-Otot siliaris adalah bagian dari badan siliar, suatu CATAIAN KLINIS. Lensa dibentuk oleh sekitar
struktur khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan siliaris 1000 lapisan sel yang menghancurkan nukleus dan orga-
memiliki dua komponen utama: otot siliaris dan anyaman nelnya sewaktu dalam pembentukan sehingga sel-sel ter-
kapiler yang menghasilkan humor aquosus (lihat Gambar sebut benar-benar transparan. Karena tidak memiliki
6-10). Otot siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos DNA dan perangkat pembentuk protein maka sel-sel lensa
yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium matur tidak dapat memperbaiki diri atau menghasilkan sel
(Gambar 6-19a dan b). baru. Sel-sel di bagian tengah lensa mengalami kesialan
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium ganda. Tidak saja berusia paling tua, sel-sel ini juga terletak
menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi ben- paling jauh dari humor aquosus, sumber nutrisi lensa.
tuk gepeng dan kurang refraktif (Gambar. 6-l9c). Sewaktu Dengan bertambahnya usia, sel-sel di bagian tengah yang
otot ini berkontraftsi, kelilingnya berkurang sehingga te- tidak dapat diperbarui ini mati dan menjadi kaku. Dengan
gangan pada ligamentum suspensorium berkurang (Gambar berkurangnya elastisitas, lensa tidak lagi dapat mengambil
6-l9d). Ketika tarikan ligamentum suspensorium pada lensa bentuk sferis yang dibutuhkan untuk mengakomodasi
berkurang, lensa menjadi lebih bulat karena elastisitas inhe- bayangan benda dekat. Pengurangan kemampuan akomo-
rennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi dasi terkait usia ini, presbiopia, mengenai sebagian besar
lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih orang pada usia pertengahan (45 sampai 50), sehingga
membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris mereka perlu mengenakan lensa korektif untuk melihat
melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi dekat (membaca).
otot ini berkontralai agar lensa menjadi lebih konveks dan Dalam keadaan normal, serat-serat elastik di lensa bersifat
lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh uansparan. Serat-serat ini kadang menjadi keruh (opak) sehingga
sistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebab-
kan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berko n rraksi.
Sumber
cahaya
jauh
Sumber
cahaya
dekat
Sumber
cahaya
dekat
(c)
Gambar 6-17
Pemfokusan bayangan dari sumber sinarjauh dan dekat. (a)
Berkas dari sumber sinar jauh (lebih dari 20 kaki atau 6 meter
dari mata) telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b)
(b) Berkas dari sumber sinar dekat (kurang dari 20 kaki atau 6
meter dari mata) masih mengalami divergensi ketika menca-
Gambar 6-16 pai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas divergen dari suatu sumber sinar dekat ke titik fokus
sinar (mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain). dibandingkan dengan berkas sejajar dari sumber sinar jauh.
(b) Lensa dengan permukaan konkaf, yang menyebabkan (c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat pada
divergensi berkas sinar{memisahkan berkas-berkas tersebut jarak yang sama (arak antara lensa dan retina), harus
semakin jauh satu sama lain). digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat.
218 Bab 6
Otot siliaris Ligamentum
suspensonum
Lensa
Lubang ts
o
pupil 3
di depan
q
lensa ,l:l
a:z
t:i.g
l.:
Ligamentum (a) .. =o
I
suspensorium
Lensa
lemah
menggepeng
Gambar 6-'19
Mekanisme akomodasi. (a) Gambaran skematik ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b)
Gambar pemindaian mikroskop elektron yang memperlihatkan ligamentum suspensorium melekat ke lensa. (c) Ketika otot
siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, memberi tegangan/tarikan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan
lemah. (d) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium menjadi kendur dan tegangan/tarikan pada lensa
berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.
2. Segmen dakm, yang terletak di bagian tengah foto- milyar molekul fotopigmen mungkin terkemas di dalam
reseptor. Bagian ini mengandung perangkat metabolik segmen luar setiap fotoreseptor.
sel.
Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika di-
3. Tbrminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan ba- aktifkan oleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang
gian interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini dipicu oleh cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang
menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena kemudian terjadi menyebabkan terbentuknya potensial resep-
stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur peng- tor yang akhirnya menghasilkan potensial a[si. Potensial aksi
lihatan. menyalurkan informasi ini ke otak unruk pemrosesan visr,'al.
Segmen luar, yang berbentuk batang pada sel batang dan Fotopigmen terdiri dari dua komponen: opsin, suatu protein
kerucut pada sel kerucut (Gambar 6-24a), terdiri dari tum- yang merupakan bagian integral dari membran diskus; dan
pukan lempengJempeng membranosa gepeng yang mengan- retinen, suatu rurunan vitamin A yang terikat di bagian dalam
dung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Setiap retina molekul opsin (Gambar 6-24b). Retinen addah bagian foto-
mengandung sekitar 1 50 juta fotoreseptor, dan lebih dari satu pigmen yang menyerap cahaya. Terdapat empat foropigmen
(c)
Berpenglihatan jauh (Hiperopia)-
Bola mala terlalu pendek atau lensa
Bayangan terlalu lemah
tidak 1; Tidak dikoreksi
fokus /
Sumber jauh terfokus pada retina
dengan akomodasi
Sumber dekat terfokus di belakang
retina bahkan dengan akomodasi
Garn[:ar 6.1$
Emetropia, miopia, dan hiperopia. Gambar ini membandingkan penglihatan jauh dan penglihatan dekat. (a) pada mata normal
dengan (b) mata berpenglihatan dekat dan (c) mata berpenglihatan jauh baik dalam keadaan (1) tidak dikoreksi maupun (2)
terkoreksi. Garis terputus-putus vertikal mencerminkan jarak normal retina dari kornea; yaitu, tempat bayangan dibawa ke
fokus oleh struktur-struktur refraktif pada mata normal.
berbeda, satu di sei batang dan masing-masing satu di ketiga tidak dapat membedakan antara berbagai panjang gelombang
jenis sel kerucut. Keempat fotopigmen ini menyerap panjang dalam spektrum sinar tampak. Karena itu, sel batang hanya
gelombang sinar yang berbeda-beda. Rodopsin, fotopigmen sel memberi bayangan abu-abu dengan mendetelai perbedaan
batang, menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. intensitas, bukan perbedaan warna. Fotopigmen di ketiga jenis
Dengan menggunakan masukan visual dari sel batang, otak sel kerucut-sel kerucut merah, hijau, dan biru-berespons
220 Bab 5
Bagian
depan
retina
i I
Retina
Gambar 6-21
Lapisan retina. Jalur penglihatan retina berjalan dari sel fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung peka-
cahayanya menghadap ke koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel blpolar dan ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin
bekerja lokal untuk mengolah masukan penglihatan di retina.
secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang cahaya, reseptor, tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara
menyebabkan kita dapat melihat warna. biasa reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnya. Re-
Fototransdr lrsi, proses pengubahan rangsangan cahaya septor biasanya mengalami depokrisni jlka dirangsang, tetapi
menjadi sinyal listrik, pada dasarnya sama untuk semua foto- fotoreseptor mengalami hiperpolarisasiketika menyerap caha-
ya. Marilah kita mula-mula memeriksa keadaan fotoreseptor
dalam keadaan gelap, kemudian melihat apay^ngterjadi ke-
tika fotoreseptor terpajan ke cahaya.
Selfipisan
i%i
Sel batang
l
r&
Segmen _l--
luar I #
(T:9?::::9
diskus yang L
berisi
fotopigmen Mitokondria
penyerap
cahaya)
Segmen
dalam
(mengandung
perangkat Nukleus
metabolik sel)
Dendrit
sel
Ujung f- bipolar Ujung
srnaps L_ L, sinaps
(menyimpan
dan melepaskan
Bagian
neurotransmiter)
depan retina
Rodopsin dalam terang:
retinen berubah bentuk
menjad i allfrans (aKif)
bentuk
retinen a//-trans
(b)
Gambar 6-24
Fotoreseptor. (a) Gambaran skematik tiga bagian sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel
batang dan sel kerucut adanya lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak molekul
fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya rodopsin yang terdapat di sel batang, yang terdiri dari protein
membran opsin dan turunan vitamin A retinen. Dalam keadaan gelap, retinen terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam
keadaan inaktif. Jika terdapat cahaya, retinen berubah bentuk dan mengaktifkan fotopigmen.
222 Bab 6
Cahaya
I lpenyerapan
ffi i cahaya)
r-l
Pengaktifan transdusin
| (Melalui
I jenlang
Ber- i reaksi)
langsung
di segmen Penurunan GMP siklik
Iuar
+
Ber-
langsung Penutupan saluran Na*
di segmen di segmen luar
luar
+
Hiperpolarisasi membran
(potensial reseptor)
| (Menyenar (Menyebar
I ke ujung sinaps) ke ujung sinaps)
Ber-
Berlangsung
Menutup saluran Ca2* langsung
di retina
Ber- Ber- | di ujung sinaps di retina
langsung tangsung
.l
di uiuno 1
ffi
di ujung +
sinaps sinaps"
I
intriuitorit
t I i
Perubahan potensial
berjenjang di sel bipolar
i
Perambatan potensial aksi ke korteks
penglihatan di lobus oksipitalis otak
untuk persepsi
(b)
Gambar 5-25
Fototransduksi dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di fotoreseptor sebagai
respons terhadap keadaan gelap yang mencegah potensial aksi terbentuk di jalur penglihatan. (b) Kejadian-kejadian yang
berlangsung di fotoreseptor sebagai respons terhadap rangsangan cahaya yang memicu potensial aksi di jalur penglihatan
(fototra nsd u ksi).
224 Bab 6
terhadap sinar terik. Dengan sedikit kontras antara bagian
terang dan gelap, keseiuruhan bayangan tampak keputihan"
Setelah sebagian fotopigmen cepar diuraikan oleh sinar in-
tens, sensitivitas mata menurun dan kontras normal dapat
sEL BATANG SEL KERUCUT kembali rerdeteksi, suaru proses yang dinamai adaptasi te-
100 juta per retina 3 juta per retina rang. Sel batang sedemikian peka terhadap cahaya sehingga
Penglihatan dalam bayangan Penglihatan warna cukup banvak rodopsin yang diuraikan dalam keadaan terang
abu-abu dan hal ini pada hakikamya "menghanguskan" sel batang;
Sensitivitas tinggi 5ensitivitas rendah yaitu, setelah diuraikan oleh sinar rerang, fotopigmen sel ba-
Ketajaman rendah Ketajaman tinggi tang tidak lagi dapat berespons terhadap sinar. Selain itu,
Penglihatan malam Penglihatan siang mekanisme adaptif sentrai mengubah mata dari sistem ba-
Banyak konvergensi di jalur Sedikit konvergensi di tang ke sistem kerucut ketika terpajan ke sinar terang. Dengan
retina jalur retina demikian, hanya sel-sel kerucut yang kurang peka yang di-
Lebih banyak di tepi Terkonsentrasi di fovea gunakan untuk pengliharan rerang (siang hari).
Para peneliti memperkirakan bahwa sensirivitas mara
kita dapat berubah hingga 1 juta kali sewaktu beradaptasi ter-
hadap berbagai tingkat pencahayaan melalui adaptasi gelap
sel batang yang berkonvergensi ke saru sel ganglion akan me- dan terang. Mekanisme adaptif ini juga ditingkatkan oleh
miliki efek aditif untuk membawa sel ganglion tersebut ke refleks pupil yang menyesuaikan fumlah sinar yang diizinkan
ambang. Karena sel batang dapat menimbulkan potensial aksi masuk ke dalam mata.
sebagai respons terhadap sedikit sinar maka sel batang jauh CATAIAN KLINIS. Karena retinen, salah satu kom-
lebih sensitif daripada sel kerucut. Namun, karena sel kerucut ponen fotopigmen, adalah rurunan vitamin A, maka agar
memiliki jalur pribadi ke saraf oprikus, maka masing-masing fotopigmen dapat terus diresintesis diperlukan nutrien ini
sel kerucut dapat mengirim informasi sebuah medan reseptif dalam jumlah memadai. Rabun senja ter.jadi akibat defisiensi
sangat kecil di permukaan retina. Karena itu sel kerucut mam- vitamin A dalam makanan. Meskipun konsentrasi fotopig-
pu memberi penglihatan terinci dengan mengorbankan sensi- men di sel batang dan sel kerucut berkurang pada kondisi ini
tivitas. Pada penglihatan sel batang, ketajaman dikorbankan namun masih terdapat cukup fotopigmen sel kerucut untuk
untul sensitivitas. Karena banyak sel batang berbagi satu sel berespons terhadap stimulasi intens sinar rerang, kecuali pada
ganglion yang sama maka jika satu potensial alsi telah ter- kasus yang sangat parah. Bahkan reduksi ringan kandungan
bentuk, sulit dibedakan mana dari sekian banyak masukan sel rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sei batang sedemikian
batang yang teraktifkan yang menyebabkan sel ganglion men- besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespons terhadap sinar
capai ambang. Benda tampak kabur jika penglihatan batang temaram. Orang dapat melihat pada siang hari dengan meng-
yang digunakan, karena penglihatan ini kurang dapat mem- gunakan sel kerucut tetapi tidak dapat melihat pada malam
bedakan dua titik yang berdekatan. hari karena sel batang tidak lagi fungsional. Karena itu, wortel
"baik bagi mata anda' karena kaya akan vitamin A.
I Sensitivitas
mata dapat sangat bervariasi
melalui adaptasi gelap dan terang. t Penglihatan warna bergantung pada
perbandingan stimulasi ketiga jenis sel kerucut.
Sensitivitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah
fotopigmen pekacahayayang ada di sel batang dan sel kerucut. Penglihatan berganrung pada stimulasi fotoreseptor retina
Ketika anda pergi dari tempar terang-benderang ke rempat oleh cahaya. Benda-benda tertenru di lingkungan misalnya
yang gelap-gulita, anda mula-muia tidak dapat melihat apa- matahari, api, dan lampu pijar, mengeluarkan cahaya. Tetapi
apa, tetapi secara perlahan anda mulai dapat membedakan bagaimana anda melihat benda misalnya kursi, pohon, dan
benda-benda berkat proses adaptasi gelap. Penguraian foto- orang, yang tidak mengeluarkan cahaya? Pigmen-pigmen di
pigmen selama pajanan ke sinar matahari sangat menurunkan berbagai benda secara selektif menyerap panjang gelombang
sensitivitas fotoreseptor. Sebagai contoh, penurunan kan- rertenru sinar yang sampai kepada mereka dari sumber
dungan rodopsin inaktif hanya sebesar 0,60/o dari nilai malsi- cahaya, dan panjang gelombang yang tidak diserap dipan-
malnya menurunkan sensitivitas sel batang sekitar 3000 kali. tulkan dari permukaan benda. Berkas cahayayangdipantul-
Dalam keadaan gelap, fotopigmen yang terurai sewaktu pajan- kan inilah yang memungkinkan anda melihat benda yang
an sinar marahari secara bertahap dibentuk kembali. Akibat- bersangkutan. Suatu benda yang terlihat biru menyerap pan-
nya, sensitivitas mata anda perlahan meningkat sehingga anda
lang gelombang merah dan hijau dan memanrulkan panjang
mulai dapat melihat dalam lingkungan sekitar yang gelap. gelombang biru yang lebih pendek, yang dapat diserap oleh
Namun, hanya sel batang yang sangat sensitif dan telah di, Fotopigmen di sel kerucut biru dan mengaktifkan sel ter-
remajakan yang "dihidupkan" oleh cahaya temaram. .sebur.
Sebaliknya, ketika anda berpindah dari rempat gelap ke Setiap sel kerucut diaktifkan paling efektifoleh panjang
rempat terang (misalnya, keluar dari gedung bioskop ke gelombang rertenru dalam kisaran warna yang ditunjukkan
halaman pada iiang hari), mula-mula mata anda sangat peka oleh namanya-biru, hijau, atau merah. Namun, sel kerucut
225 Bab 6
iiiltl{d
Sistem Saraf
(Susunan Saraf Pusat)
Sistem tubuh
mempedahankan homeostasis
l"i*rfleostasis
esensial bagi
kelangsungan
hidup s*l
i
i
I
1
J
Sel membentuk
sistern tubr*h
Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik masukan ini, kemudian memulai pengaktifan neuron-neuron
utama tubuh; yang lainnya adalah sistem endokrin. 5el-sel eferen, yang membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk
peka rangsang pada sistem saraf dibentuk oleh anyaman melaksanakan respons yang di inginkan-berupa sekresi atau
interaktif kompleks tiga tipe fungsional dasar sel saraf- gerakan. Banyak dari aktivitas yang dikontrol oleh saraf ini
neuron aferen, neuron eferen. dan antarneuron. Susunan ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Secara umum,
saraf pusat (55P) terdiri dari otak dan medula spinalis, yang sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) untuk
menerima masukan mengenai lingkungan eksternal dan mengontrol respons cepat tubuh.
internal dari neuron aferen. SSP menyortir dan memproses
144
yang terbalik tersebut diinterpretasikan sebagai berada yang telah diproses ini diintegrasikan oleh regio-regio
dalam orientasinya yang benar. penglihatan yang lebih tinggi barulah gambaran
2. Informasi yang disalurkan dari rerina ke otak bukan ^payang
dilihat dapat dipersepsikan. Hal ini serupa dengan bercak
sekedar rekaman titik ke titik pengaktifan fotoreseptor. cat pada palet pelukis versus lukisan yang telah jadi; zat-
Sebelum informasi mencapai otak, lapisan-lapisan neu- zatwarnayans terpisah tidak mencerminkan potret suatu
ron retina di belakang sel kerucut dan sel batang mem- wajah sampai zar-zar rersebut diintegrasikan di kanvas.
perkuat informasi tertentu dan menekan informasi lain CATAIAN KLINIS. Pasien dengan lesi di regio
untuk meningkatkan kontras. Salah satu mekanisme pemrosesan penglihatan spesifik di otak mungkin tidak
pemrosesan di retina adalah inhibisi lateral, di mana mampu menyatukan secara sempurna komponen-
jalur-.ialur sel kerucut yang mengalami eksitasi kuat me- komponen suatu kesan visual. Sebagai contoh, seseorang
nekan aktivitas jalur-jalur sel kerucut di sekitarnya yang mungkin tidak mampu melihat gerakan suatu benda
mengalami eksitasi lemah. Hal ini meningkatkan kon- tetapi dapat melihat bentuk, pola, dan warna dengan
tras terang gelap untuk mempertajam batas bayangan. baik. Kadang-kadang kelainan bersifat sangat spesifik,
Mekanisme lain dalam pemrosesan di retina adalah misalnya tidak mampu mengenal wajah-wajah familiar
pengaktifan diferensial dua jenis sel ganglion, sel ganglion namun dapat mengenal benda-benda mari.
menyala di tengah dan padam di tengah. Medan resepdf 4. Karena pengaruh pola 'perkabelan" antara mata dan kor-
sebuah sel ganglion sel kerucut ditentukan oleh medan teks penglihatan, separuh kiri konela menerima informasi
deteksi cahaya oleh sel kerucut yang terhubung ke sel hanya dari separuh kanan lapang pandang yang didereksi
ganglion tersebut. Sel ganglion menyala di tengah dan pa- oleh kedua mata, dan separuh kanan menerima masukan
dam di tengah berespons dengan carayang berlawanan, hanya dari separuh kiri lapang pandang kedua mata.
bergantung pada perbandingan relatif pencahayaan antara
bagian tengah dan perifer medan reseptif masing-masing.
Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari se-
Bayangkanlah medan reseptifsebagai sebuah kue donat. Sel
paruh kiri lapang pandang jatuh di separuh kanan retina
kedua mata (separuh medial atau dalam rerina kiri dan se-
ganglion menyala di tengah meningkatkan lepas muatan-
nya ketika cahaya paling intens di bagian tengah medan paruh lateral atau luar retina kanan) (Gambar 6-29a). Demi-
reseptif (yaitu ketika lubang donat menyala). Sebaliknya,
kian juga, berkas sinar dari separuh kanan lapang pandang
mencapai separuh kiri kedua retina (separuh lateral retina kiri
sel padam di tengah meningkatkan lepas muatannya kedka
dan separuh medial retina kanan). Setiap saraf optikus yang
bagian perifer medan reseptif mengalami pencahayaan pa-
ling terang (yaitu ketika donat itu sendiri yang menyala). keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh
Hal ini bermanfaat unnrk meningkatkan perbedaan dalam retina yang disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua
saraf optikus bertemu di kiasma optikum yang terletak di
tingkat ca\aya antata satu daerah kecil di bagian tengah
medan reseptif dan pencahayaan daerah di sekitarnya. bawah hipotalamus (kiasma artinya 'persilangan") (lihat
Gambar 5-7b,h. 157).Di dalam kiasma opdkum, serat-serar
Dengan meningkatkan perbedaan keterangan (bnghnes)
relati{, mekanisme ini membantu mendefinisikan kontur
dari separuh medial masing-masing retina menyeberang ke
sisi kontralateral, tetapi yangdari separuh lateral tetap di sisi
bayangan, tetapi dalam proses ini informasi tentang ke-
semula. Reorganisasi berkas-berkas serar yang meninggalkan
terangan mutlak dikorbankan (Gambar 6-28).
Berbagai aspek informasi penglihatan, misalnya bentuk,
kiasma optikum dikenal sebagai traktus optikus. Masing-
3.
warna, kedalaman, dan gerakan, dipisah-pisahkan dan masing traktus optikus membawa informasi dari separuh
lateral satu retina dan separuh medial retina yang lain. Karena
diproyeksikan dalam jalur-jalur sejajar ke berbagai bagian
kortels. Hanya ketika potongan-potongan informasi itu, persilangan parsial ini menyatukan serat-serat dari kedua
mata yang membawa informasi dari separuh lapang pandang
yang sama. Masing-masing traktus oprikus, selanjutnya,
menyalurkan informasi ke separuh otak di sisi yang sama
tentang separuh lapang pandang kontralateral.
CATAIAN KLINIS. Pengetahuan renrang jalur-jalur
ini dapat mempermudah diagnosis kelainan penglihatan yang
terjadi akibat interupsi jalur penglihatan di berbagai titik
(Gambar 6-29b).
Sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang bagai-
Gambar 6-28 mana otak memproses informasi penglihatan, lihadah Tabel
Contoh hasil akhir pemrosesan retina oleh sel-sel ganglion 5-4, yang meringkaskan fungsi berbagai komponen mata.
menyala di tengah dan padam di tengah. Perhatikan bahwa
lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh warna hitam tampak
lebih terang daripada yang dikelilingi oleh warna putih, ! Talamus dan korteks penglihatan menguraikan
meskipun kedua lingkaran tersebut identik (ukuran dan
warna sama). Pemrosesan di retina oleh sel ganglion menyala
pesan visual.
di tengah dan padam di tengah berperan besar dalam
men i n g katka n perbedaa n da lam ketera n gan (b ri g htn ess) Perhentian pertama di otak untuk informasi di jalur pengli-
relatif, yang membantu memperjelas kontur. hatan adalah nukleus genihulatum lateral di talamus (Gambar
228 Bao o
Tahgl6-4,' , ; ,, :,,,rt.. ,,,,,,,,,:,,,
,r ,, :::. ,::":. . . rl,.
daerah-daerah visual yang lebih tinggi untuk pemrosesan kompleks. Sel sederhana dan kompleks saling bertumpuk
yang lebih rumit dan abstraksi. Korteks mengandung suatu di dalam kolom-kolom korteks penglihatan primer, se-
hierarki sel-sel visual yang berespons terhadap rangsangan dangkan sel hiperkompleks ditemukan di daerah-daerah
yang semakin kompleks. Berdasarkan kompleksitas rang, pemrosesan visual yang lebih tinggi. Tidak seperti sel retina,
sangan yang diburuhkan untuk menimbuikan respons, di- yang berespons terhadap jumlah sinar, sel korteks hanya
ketahui terdapat tiga jenis neuron korteks penglihatan. melepaskan muatan jika menerima pola iluminasi tertentu
Ketiganya dinamai sel sederhana, kompleks, dan hiper- yang telah terprogram di sei tersebut. Pola-pola ini dibentuk
230 Bab 6
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
"Melihat" dengan Lidah
Meskipun masing-masing jenis
masukan sensorik terutama diterima
oleh bagian otak tertentu yang
bertanggung jawab untuk persepsi
modalitas tersebut namun regio-regio
otak yang berperan dalam pemrosesan
perseptual menerima sinyal sensorik
o
dari berbagai sumber. Karena itu, o
f
korteks penglihatan menerima
masukan sensorik tidak hanya dari :6
bergetar. Sewaktu bilah garpu tala bergerak ke satu arah "terganggu" akan mengganggu molekul-molekul di dekat-
(Gambar 6-31b), molekul-molekul udara di depannya ter- nya, membentuk daerah-daerah baru pemadatan dan pe-
dorong saling merapat, atau memadat (terkompresi), dan regangan, demikian sererusnya (Gambar 6-3lc). Energi
meningkatkan tekanan di daerah ini. Secara bersamaan, suara secara bertahap melemah sewaktu gelombang suara
sewaktu bilah maju ke depan molekul-molekul udara di berjalan jauh dari sumbernya. Intensitas gelombang suara
belakangnya menyebar, atau lebih jarang, dan menurunkan berkurang sampai hilang ketika gelombang suara terakhir
tekanan di daerah tersebut. Sewaktu bilah bergerak ke arah terlalu lemah untuk mengganggu molekul-molekul udara di
berlawanan, tercipta gelombang pemadatan dan peregangan sekitarnya.
yang berlawanan. Meksipun masing-masing molekul hanya Gelombang suara juga dapat merambat melalui media
bergerak dalam jarak dekat ketika bilah bergetar namun selain udara, misalnya air. Namun, perambatan ini kurang
gelombang pemadatan dan peregangan menyebar ke jarak efisien; diperlukan tekanan lebih besar unruk menimbulkan
yang jauh seperti riak air. Molekul-molekul udara yang pergerakan cairan dibandingkan dengan pergerakan udara
Nervus vestibulokoklearis
-
Kokhlea
Jendela bundar
=":.,. Tuba
eustaklius
Meatus
auditorius eksternus
{sa}uran telinga) Ke faring
,Telinga
'dalatn'
Gambar 6-30
Anatomi telinga.
karena inersia (kelembaman, resistensi terhadap perubahan) kuadriliun (sejuta milyar) kali, bukan 150 kali, lebih kuat
cairan yang iebih besar. daripada bunyi terlemah yang masih terdengar. Suara yang
Suara ditandai oleh nadanya (tone), intensitasnya (ke- lebih besar daripada 100 dB dapat merusak secara permanen
kuatan, keras-lembutnya), dan timbre (warna suara, kuaiitas) perangkat sensorik sensitif di koklea.
(Gambar 6-32).
I W'arna suara, atau kualitas, suaru suara bergantung
I Nada suatu suara (misalnya nada C atau G) ditentukan pada ouertone,yaitu frekuensi tambahan yang mengenai nada
oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran, se- dasar. Garpu tala memiliki nada murni, tetapi sebagian besar
makin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelom, suara ridaklah murni. Sebagai contoh, campuran kompleks
bang suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus per nada tambahan menimbulkan suara yang berbeda pada ber-
detik tetapi paling peka untuk frekuensi antara 1000 dan bagai alat musik yang memainkan nada yang sama (nada C
4000 siklus per detik. dalam bunyi rerompet terdengar berbeda dari nada C di
I Intensitas, atau kekuatan, suara bergantung pada am- piano). Nada tambahan juga berperan menyebabkan per-
plitudo geiombang suarar atau perbedaan tekanan antara bedaan karakteristik suara orang. 'Warna suara memungkin-
daerah pemadatan bertekanan tinggi dan daerah peregangan kan pendengar membedakan sumber gelombang suara, ka,
bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin rena setiap sumber suara menghasilkan pola nada tambahan
besar amplitudo, semakin keras suara. Telinga manusia dapat yang berbeda-beda. Berkat warna suara, anda dapat menge-
mendengar intensitas suara dengan kisaran yang lebar, dari tahui apakah yang berbicara di telepon ibu anda arau pacar
bisikan paling lemah hingga bunyi pesawat lepas landas yang anda sebelum anda mengatakan sesuatu yang salahl
memekakkan telinga. Kekuatan suara diukur dalam desibel
(dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan
dengan suara paling lemah yang masih terdengar*ambang I Tellnga luar berperan dalam
pendengaran. Karena hubungannya yang logaritmik, maka lokalisasi suara.
setiap 10 dB menunjukkan peningkatan 10 kali lipat kekuat-
an suara. Beberapa contoh suara umum menggambarkan be- Reseptor-reseptor khusus unruk suara terletak di telinga da-
sar peningkatan ini (Thbel 6-5). Perhatikan bahwa bunyi lam yang berisi cairan. Karena itu, gelombang suara di udara
gesekan daun pada 10 dB 10 kali lebih kuat daripada ambang harus dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga
pendengaran, tetapi suara pesawat jet lepaslandas adalah satu dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi suara
7-32 Bab 6
Daerah Daerah
pemadatan peregangan
I
c(6
c
$
i<
P
I
-waktu-
(c)
Gambar 6-3'l
Pembentukan gelombang suara. (a) Gelombang suara adalah daerah-daerah pemadatan dan peregangan molekul udara yang
berselang-seling. (b) Garpu tala yang bergetar memicu gelombang suara sewaktu molekul-molekul udara di depan bilah garpu
yang sedang bergerak maju mengalami pemadatan sementara molekul-molekul di belakangnya mengalami penjarangan/
peregangan. (c) Molekul-molekul udara yang terganggu tersebut menumbuk molekul-molekul di depannya, membentuk
daerah-daerah baru pemadatan dan peregangan yang lebih jauh dari tempat asal suara. Dengan cara ini, gelombang suara
bergerak progresif semakin jauh dari sumber, meskipun masing-masing molekul udara hanya berpindah dalam jarak dekat
ketika terganggu. Gelombang suara akhirnya lenyap ketika daerah terakhir yang mengalami gangguan terlalu lemah untuk
"mengganggu" daerah di depannya.
Nada bergantung
pada frekuensi n* f/\t/v\ Kekuaian
sama
lntensitas (kekuatan)
bergantung pada
amplitudo
-\- --l^At/V\ Nada
sama
/nAnnon/ (*
nn
Kekuatan
Timbre {kualitas)
bergantung pada
ovenanes
!4,'"d\ )\"A- sama,
nada
Nada murni Oveftone yang berbeda sama
Gambar 6-32
Sifat gelombang suara.
234 Bab 6
respons terhadap gelombang suara, rangkaian tulang-tulang pani mengandung cairan yang sedikit berbeda, perilimfe.
tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama, memin- Daerah di luar ujung duktus koklearis tempar cairan di
dahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jen- kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut heli-
dela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditim- kotrema. Skala vestibuli dipisahkan dari rongga telinga
bulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan cairan tengah oleh jendela oval, tempat melekatnya stapes. Lubang
telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang sama kecil lain yang ditutupi oleh membran, jendela bundar,
seperti gelombang suara asal. Namun, seperti telah disebut- menutup skala timpani dari telinga tengah. Membran
kan, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggetar- vestibularis yang tipis membentuk atap duktus koklearis
kan cairan. Sistem osikulus memperkuat tekanan yang di- dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basila-
timbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua ris membentuk lantai duktus kokhlearis, memisahkannya
mekanisme agar cairan di koklea bergetar. Pertama, karena dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting ka-
luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada rena mengandung organ Corti, organ indera untuk pen-
luas jendela oval maka terjadi peningkatan tekanan ketika dengaran.
gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan oleh
osikulus ke jendela oval (tekanan = gayalluas). Kedua, efek
tuas osikulus juga menimbulkan penguatan. Bersama-sama, I Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan
kedua mekanisme ini meningkatkan gaya y^ng bekerja pada cairan menjadi sinyal listrik.
jendela oval sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika gelom-
bang suara langsung mengenai jendela oval. Penambahan Organ Corti, yang terletak di atas membran basilaris di
tekanan ini sudah cukup untuk menggetarkan cairan di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang me-
koklea. rupakan reseptor suara. Sebanyak 16.000 sel rambut di da-
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi se-
lam masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris
cara refleks sebagai respons terhadap suara keras (lebih dari di seluruh panjang membran basilaris: satu baris sel
sejajar
70 dB), menyebabkan membran timpani mengencang dan rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar (Gambar
membatasi gerakan rangkaian osikulus. Berkurangnya getar- 6-33c). Dari permukaan masing-masing sel rambut me-
an di struktur-struktur telinga tengah ini menurunkan trans-
nonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia,
misi gelombang suara yang keras ke telinga dalam untuk yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin (lihat
melindungi perangkat sensorik yang peka dari kerusakan. h. 50). Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut
Namun, respons refleks ini reladf lambat, terjadi paling permukaannya mengalami perubahan bentuk secara meka-
kurang 40 mdet setelah pajanan ke suara keras. Karena itu nis akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini
refleks ini hanya memberi perlindungan terhadap suara keras berkontak dengan membran tektorium, suatu tonjolan
yang berkepanjangan, bukan dari suara mendadak misalnya mirip tenda yang menutupi organ Corti di seluruh panjang-
ledakan. Dengan memanfaatkan refleks ini, senjata anti pe- nya (Gambar 5-33b dan c).
sawat udara masa Perang Dunia II dirancang untuk meng- Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela
hasilkan suara keras praledakan untuk melindungi telinga oval memicu gelombang tekanan di kompartemen aras.
tentara mereka dari suara berdentam keras yang ditimbulkan Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka
oleh penembakan sebenarnya. tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menye-
babkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris (Gambar
I Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera 6-34a). Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang
pendengaran. tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen aras,
kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk ke dalam
Kokhlea yang seukuran kacang polong dan berbentuk kompartemen bawah, tempar gelombang tersebut menye-
mirip siput ini adalah bagian telinga dalam yang "men- babkan jendela bundar menonjol keluar mengarah ke
dengar" dan merupakan sistem tubulus bergelung yang ter- rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan
letak jauh di dalam tulang temporal (Gambar 6-30). Kom- tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik
ponen fungsional kokhlea akan lebih mudah dipahami jika jendela oval ke arah luar ke telinga tengah, perilimfe meng-
gulungan organ ini diuraikan seperti diperlihatkan di alir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar me-
Gambar 6-33a. Di sebagian besar panjangnya koklea dibagi nonjol ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan
menjadi tiga kompartemen longitudinal berisi cairan. Duk- suara tetapi hanya menghilangkan tekanan.
tus kokhlearis yang buntu, yangjuga dikenal sebagai skala Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkait-
media, membentuk kompartemen tengah. Bagian ini mem- an dengan penerimaan suara mengambil "jalan pintas".
bentuk terowongan di seluruh panjang bagian tengah Gelombang tekanan di kompartemen aras disalurkan me-
kokhlea, hampir mencapai ujung. Kompartemen atas, skala lalui membran vestibularis yang tipis, menuju duktus
vestibuli, mengikuti kontur dalam spiral, dan skala tim- kokhlearis, dan kemudian melalui membran basilaris di
pani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar (Gam- kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan
bar 6-33a dan b). Cairan di dalam duktus koklearis disebut jendela bundar menonjol keluar masuk bergantian. Per-
endolimfe (Gambar 6-34a). Skala vestibuli dan skala tim- bedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi ge-
Membran tektorium
Skala media
(duktus kokhlearis)
Membran vestibularis
Membran tektorium
Skala vestibuli
Jendela bundar
Rongga Skala
telinga tengah media
Organ Corti (duktus
Membran timpani kokhlearis)
(a)
Saraf auditorius Membran
basilaris
Skala timpani
Gambar 6-33
Telinga tengah dan koklea. (a) Anatomi makroskopik telinga
tengah dan koklea, dengan gulungan koklea "diuraikan". (b) Membran
Potongan melintang koklea. (c) Organ Corti diperbesar.
Sel rambut
236 Bab 6
Duktus kokhlearis
Membran
tektorium
Kokhlea
Helikotrema
Rambut
Organ
Corti
Membran basilaris
Skala
timpani
Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:
Q: Melalui skala vestibuli, mengelilingi helikotrema, dan Jalur @: "Jalan pintas" dari skala vestibuli melalui membran
melalui skala timpani, menyebabkan jendela bundar basilaris ke skala timpani. Jalur ini memicu pengaktifan
bergetar. Jalur rni hanya mengurangi energi suara. reseptor suara dengan menekuk rambut-rambut di sel
rambut sewaktu organ Corti yang terletak di atas
membran basilaris bergeser relatif terhadap membran
(a) tektorium di atasnYa.
I
Ujung membran basilaris
yang lebar dan lentur
dekat helikotrema
Frekuensi sedang
t
I
20,000
(b) (c)
Angka-angka menunjukkan frekuensi (dalam siklus per detik)
qetaran maksimal berbaqai baqian membran basilaris.
Gambar 6-34
Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu
meredam energi suara dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada
frekuensi yang berbeda. (c) Ujung sempit kaku membran basilaris yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar
maksimal pada nada berfrekuensi tinggi. Ujung lebar lentur membran basilaris dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada
berfrekuensi rendah.
Getaran tulang
telinga tengah
I
Getaran
Pergerakan cairan di jendela oval
kokhlea menyebabkan
Gambar 6-35
Menekuknya stereosilia akibat defleksi membran basilaris.
t=*""""**--l
roxrrtea
E;;__l
oi oatam
I l- ljendeta
bunoarl
Getaran
membran basilaris
sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut
luar secara aktifdan cepat berubah panjang sebagai respons *
Menekuknya rambut di
terhadap perubahan potensial membran, suatu perilaku
reseptor sel rambut dalam
yang dikenal sebagai elektomotilita.r. Sel rambut luar me- organ Corti sewaktu getaran
mendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolari- membran basilaris menggeser
sasi. Perubahan panjang ini memperkuat arau menegaskan rambut-rambut ini secara
relatif terhadap membran
gerakan membran basilaris. Analoginya adalah seseorang
tektorium di atasnya yang
dengan sengaja mendorong pendulum jam antik sesuai berkontak dengan rambut
ayunannya untuk memperkuat gerakan pendulum tersebut. tersebut
Modifikasi pergerakan membran basilaris seperri ini me- +
ningkatkan respons sel rambut dalam, reseptor sensorik
Perubahan potensial
pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan mereka sangat
berjenjang {potensial r'
peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan reseptor) di sel reseptor
berbagai nada suara.
Perubahan frekueflsi
I Diskriminasi
nada bergantung pada bagian potensial aksi yang
,
238 Bab 6
Sel-sel rambut di daerah membran basilaris dengan tengah sebuah atom hidrogen, atom yang paling kecil. Tidak-
getaran maksimal mengalami deformasi mekanis paling kuat lah mengherankan suara yang sangat keras, yang tidak cukup
dan karenanya paling tereksitasi. Informasi ini dikirim ke dapat dilemahkan oleh reflefts telinga tengah (misalnya, suara
SSP, yang menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut se- konser musik rock), dapat menimbulkan getaran sedemikian
bagai suara dengan frekuensi tertentu. Teknik-teknik modern kuat di membran basilaris sehingga sel rambut, yang tidak
telah memastikan bahwa membran basilaris mempunyai dapat diganti, rusak atau terdistorsi secara permanen, menim,
batas nada yang sedemikian jelas sehingga respons membran bulkan gangguan pendengaran parsial (Gambar 5-37).
puncak terhadap satu nada mungkin tidak meluas melewati
lebar beberapa sel rambut.
Nada tambahan dengan beragam frekuensi menyebab- I Korteks pendengaran terpetakan
kan banyak titik di sepanjang membran basilaris bergetar sesuai nada.
bersamaan tetapi kurang intensif dibandingkan dengan nada
dasar sehingga SSP mampu membedakan warna suara (dis- Seperti halnya bagian-bagian membran basilaris yang ber-
kriminasi warna suara). kaitan dengan nada tertentu, kortelis pendengaran primer
di lobus temporalis juga tertata secara tonoto?is. Setiap bagian
membran basilaris berhubungan dengan regio spesifik kor-
I Diskriminasikekuatan suara bergantung pada teks pendengaran primer. Karenanya, neuron-neuron korteks
c
d
.9)
c
.9
o
c
f,
ui
=;
G
I
d
-
o6
c
o
L
I
a
t
(a) (b)
Gambar 6-37
Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Cedera dan hilangnya sel rambut akibat bising yang intens. Bagian-bagian dari organ
Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam (a) mencit normal dan (b) mencit
setelah terpajan 24 jam ke bising sebesar 120 dB SPL (sound pressure /eve/), suatu tingkat yang dicapai oleh musik rock yang
keras.
240 Bab 6
atau berhenti berputar, jungkir-balik, atau menengok. babkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk si-
Masing-masing telinga mengandung tiga kanalis semisirku- naps dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya
laris yang tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak menyatu dengan akson struktur vesribularis lain untuk
lurus satu sama lain. Sel-sel rambut reseptif masing-masing membentuk nerrus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan
kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan yang nervus auditorius dari koklea untuk membentuk nervus
terletak di ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis vestibulokokhlearis. Depolarisasi meningkatkan pelepasan
(Gambar 5-38a dan b). Rambut-rambut terbenam di dalam neurotransmiter dari sel rambut, menyebabkan peningkatan
Iapisan gelatinosa di atasnya, kupula, yang menonjol ke da- frekuensi lepas muatan serat aferen; sebaliknya, hiperpo-
lam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai larisasi mengurangi pelepasan neurotransmiter dari sel ram-
arah gerakan cairan, seperti rumpur laut yang miring ke arah but, pada gilirannya mengurangi frekuensi potensial aksi di
gelombang laut. serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti, rambut-
Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam rambut menjadi lurus kembali. Dengan demikian, kanalis
arah apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan ro-
pada salah satu kanalis semisirkularis, karena susunan tiga tasional (akselerasi atau deselerasi rotasional) kepala anda.
dimensi ketiganya. Sewaktu anda mulai menggerakkan kepala Karnalis semisirkularis tidak berespons ketika kepala anda
anda, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di tidak bergerak atau ketika berputar dalam lingkaran dengan
dalam kupula bergerak bersama kepala anda. Namun, pada kecepatan tetap.
awalnya cairan di dalam kanalis, karena tidak melekat ke
tengkorak anda, tidak bergerak searah dengan rotasi tetapi PERAN ORGAN OTOLIT
tertinggal di belakang akibat inersia (kelembaman; karena Organ otolit memberi informasi tenrang posisi kepala relatif
inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang terhadap gravitasi (yaitu, kepala miring statik) dan juga men-
sedang bergerak akan terus bergerak ke arah yang sama deteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak dalam
kecuali benda tersebut mendapat gaya htar yang menyebab- garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus
kan perubahan). Ketika endolimfe tertinggal di belakang se- dan sakulus, adalah struktur berbentuk kantung yang berada
waktu anda mulai memutar kepala anda, cairan dalam bidang di dalam ruang bertulang di antara kanalis semisirkularis dan
yang sama dengan arah gerakan pada hakikatnya bergeser koklea (Gambar 6-38a). Rambut (kinosilium dan stereosilia)
dalam arah berlawanan dengan gerakan (serupa dengan tu- sel-sel rambut reseptif di organ indera ini juga menonjol ke
buh anda yang miring ke kanan ketika mobil yang anda dalam suatu lembaran gelatinosa di atasnya, yang gerakannya
kendarai mendadak berbelok ke kiri) (Gambar 6-39). Gerak- m€nggeser rambut dan menyebabkan perubahan potensial
an cairan ini menyebabkan kupula miring dalam arah ber- sel rambut. Di dalam lapisan gelatinosa terbenam banyak
lawanan dengan gerakan kepala anda, menekuk rambut- kristal kecil kalsium karbonat-otolit ("batu telinga')-menye,
rambut sensorik yang terbenam di dalamnya. Jika gerakan babkan lapisan ini lebih berat dan inersianya lebih besar
kepala anda berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, dibandingkan cairan sekitar (Gambar 6,40a). Ketika sese-
maka endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama orang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut di dalam
dengan kepala anda sehingga rambut-rambut tersebut kem- utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar
bali ke posisinyayangtidak melengkung. Ketika kepala anda horizontal.
melambat dan berhenti, terjadi situasi yang terbalik. Endo- Marilah kita lihat u*ihulus sebagai contoh. Massa gela-
limfe sesaat melanjutkan gerakan ke arah rotasi semenrara tinosanya yang mengandung otolit berubah posisi dan me-
kepala anda melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula nekuk rambut melalui dua cara:
dan rambut-rambutnya secara rransien melengkung ke arah
1. Ketika anda memiringkan kepala anda ke suatu arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung
selain vertikal (yaitu, selain lurus naik-turun), rambut-
mereka sewaktu alselerasi.
rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena
Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa (Gam-
satu silium, kinosilium, bersama dengan 20 sampai 50 mi- bar 6-40b). Penekukan ini menimbulkan depolarisasi
krovilus-stereosilia-yang rersusun dalam barisan-barisan atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada
yang semakin tinggi (Gambar 6-38c dan d) (lihat h.242). miringnya kepala anda. Karena itu SSP menerima ber-
Stereosilia berhubungan di ujung-ujungnya oleh tautan bagai pola aktivitas sarafbergantung pada posisi kepala
ujung, yaitu jembatan molekular halus antara stereosilia- dalam kaitannya dengan gravitasi.
stereosilia yang berdekatan. Ketika stereosilia terdefleksi 2. Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubah-
oleh gerakan endolimfe, tegangan yang terjadi di tautan an pada gerakan linier horizontal (misalnya bergerak
ujung menarik saluran ion berpintu mekanis di sel rambut. lurus ke depan, ke belakang, atau ke samping). Se-
Sel rambut mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, waktu anda mulai berjalan maju (Gambar 5-40c),
bergantung pada apakah saluran ion terbuka atau tenurup membran otolit mula-mula tertinggal di belakang en-
secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel dolimfe dan sel rambut karena inersianya yang lebih
rambut memiliki orientasi sedemikian sehingga sel tersebut besar. Karena itu rambut menekuk ke belakang, dalam
mengalami depolarisasi ketika stereosilia menekuk ke arah arah berlawanan dengan gerakan maju kepala anda.
kinosilium; penekukan ke arah berlawanan akan menye- Jika anda mempertahankan kecepatan langkah anda
Sel
Endolimfe rambut
Perilimfe _
Sel
Ampula
_5_rr."._"- -
penunjang ::qffir*i
t," "#rtrT -_
--l*$n
Bubungan
(a)
Kinosilium
Stereosilia
Sel rambut
o
-9
.9
la
3a
LO
r>
o>
!v
TO
Es
oo
lz
Garrbar 6-38
Aparatus vestibularis. (a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis. (b) Unit sel reseptor di ampula kanalis semisirkularis. (c)
Gambaran skematik "rambut" pada sel rambut sensorik kanalis semisirkularis. (d) Foto mikroskop elektron memperlihatkan
kinosilium dan stereosilia di sel rambut di dalam aparatus vestibularis.
(Sumber'. Gambar 6.38b diadaptasi dri Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life,8lh ed. Gbr. 36.10b,
h. 595. Hak cipta 1998 Wadsworth Publishing Company).
maka lapisan gelatinosa tersebut segera menyamai berhenti, menekuk rambut ke depan. Karena itu, sel-
dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi dan dese-
kepala anda sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ke- lerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi
tika anda berhenti berjalan, lembar otolit tetap ber- informasi mengenai gerakan dalam arah lurus dengan
gerak maju sesaat sewaktu kepala anda melambat dan kecepatan tetap.
242 Bab6
Arah gerakan cairan dalam
kanalis semisirkularis
Arah tekukan
kupula dan
rambut-
rambutnya
Kupula
Rambut 1
Sel rambut
Sel penunjang
Kanalis Arah geiekan Arah tekukan Kanalis
semisirkularis cairan di kupula dan semisirkularis Arah gerakan kepala
horizontal kanalis rambut pada horizontal
kiri semisirkularis sel rambut kanan
reseptor
(a) (b)
Gambar 6-39
Pengaktifan sel rambut di kanalis semisirkularis.
Sakulus berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali kan perasaan seolah dirinya atau benda sekitarnya di ruang-
bahwa bagian ini berespons secara selektif terhadap gerakan an berputar.
miring kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun Thbel 6-6 (h. 246) meringkaskan fungsi berbagai kom-
dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi li- ponen utama telinga.
nier vertikal (misalnya meloncat naik-turun atau naik tangga
berjalan).
Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen apa-
ratus vestibularis dibawa melalui nervus vestibulokoklearis ke INDERA KlMlAWl: PENGECAPAN
nukleus vestibularis, suatu kelompok badan sel sarafdi ba- DAN PENCIUMAN
tang otak, dan ke serebelum. Di sini informasi vestibular
diintegrasikan dengan masukan dari permukaan kulit, mata, Tidak seperti fotoreseptor mata dan mekanoreseptor telinga,
sendi, dan otot untuk (1) mempertahankan keseimbangan reseptor untuk pengecapan dan penciuman adalah kemo-
dan postur yang diinginkan; (2) mengontrol otot mata eks- reseptor, yang menghasilkan sinyal saraf jika berikatan
ternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala dengan bahan kimia rertentu dalam lingkungan mereka.
bergerak; dan (3) mempersepsikan gerakan dan orientasi Sensasi pengecapan dan penciuman yang berkaitan dengan
(Gambar 6-41). asupan makanan mempengaruhi aliran getah lambung serta
CATIIIAN KLINIS. Sebagian orang, oleh sebab yang nafsu makan. Selain itu, stimulasi reseptor pengecapan atau
belum diketahui, sangat peka terhadap gerakan terrentu penciuman memicu sensasi menyenangkan atau tidak me-
yang mengaktifkan aparatus vestibularis dan menyebabkan nyenangkan serta menandakan adanya sesuatu untuk dicari
gejala pusing bergoyang dan mual; sensitivitas ini disebut (makanan yang bergizi dan enak) atau dihindari (bahan
mabuk perjalanan. Kadang-kadang ketidakseimbangan yang terasa tidak enak dan mungkin toksik). Karena itu,
cairan di daiam teiinga tengah menyebabkan penyakit indera kimiawi membentuk bagian "kontrol kualitas" bagi
Mdnitre. Tidaklah mengejutkan, karena kedua aparatus bahan-bahan yang siap disanrap. Pada hewan tingkat ren-
vestibularis dan koklea mengandung cairan telinga dalam dah, penciuman juga berperan besar dalam mengetahui
yang sama, maka pada kelainan ini timbul gejala vestibular arah, mencari mangsa, atau menghindari pemangsa, serra
dan pendengaran. Pasien mengalami serangan-serangan ver- dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis. Indera pen-
tigo (pusing berputar) yang berat disertai bunyi berdenging ciuman kurang peka pada manusia dan jauh kurang penring
di telinga dan gangguan pendengaran. Selama episode ini, dalam mempengaruhi perilaku kita (meskipun jutaan dolar
yang bersangkutan tidak dapat berdiri tegak dan melapor- dibelanjakan setiap tahunnya untuk membeli parfum dan
Sel rambut
penunJang
Serat saraf
sensorik
-r)
deodoran agar kita berbau lebih sedap sehingga lebih me- permukaan atas lidah (Gambar 5-42). Sebsah kuncup
narik secara sosial). Kita mula-mula akan membahas meka- kecap terdiri dari sekitar 50 sel reseptor kecap berbentuk
nisme pengecapan dan kemudian mengalihkan perhatian gelendong panjang yang terkemas bersama sel penunjang
pada penciuman. dalam susunan seperti irisan jeruk. Setiap kuncup kecap
memiliki sebuah lubang kecil, pori kecap, yang dilewati
oleh cairan di dalam mulut untuk berkontak dengan per-
I Sel reseptor kecap terutama terletak di dalam mukaan sel reseptor. Sel reseptor kecap adalah sel epirel
kuncup kecap. modifikasi dengan banyak lipatan di permukaannya, atau
mikrovilus, yang sedikit menonjol melewati pori kecap
Kemoreseptor untuk sensasi kecap terkemas dalam kun- dan sangat menambah luas permukaan yang terpajan ke isi
cup kecap, sekitar 10.000 di antaranya terdapat di rongga mulut (lihat h. 50). Membran plasma mikrovilus mengan-
mulut dan tenggorokan, dengan persenrase terbesar di dung reseptor yang berikaran secara selektifdengan mole-
244 Bab6
Reseptor di Reseptor di kanalis
Reseptor di mata Reseptor di kulit sendi dan otot semisirkularis dan
organ otolit
Gambar 6-41
Masukan dan keluaran nukleus vestibularis
246 Bab' 6
Kuncup
kecap
Serat saraf
sensorik
Permukaan
lidah
Pori kecap
Sel penunjang
Gambar 6-42
Lokasi dan struktur kuncup kecap. Kuncup kecap terutama terletak di sepanjang tepi gundukan papila di permukaan atas lidah.
Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun seperti irisan buah jeruk.
perpindahan pasif ion K. bermuatan positif keluar sel I Rasa urnam.i, yang pertama kali diketahui dan dinamai
mengurangi negativitas internal sehingga terj adi depolarisasi oleh seorang peneliti Jepang, dipicu oleh asam-asam amino,
potensial reseptor. khususnya glutamar. Adanya asam amino, seperri yang ter-
I Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. dapat di daging sebagai contoh, berfungsi sebagai penanda
Dari sudut pandang evolusi, kita menyrkai makanan manis untuk makanan kaya protein. Glutamat berikatan dengan
karena makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan reseptor yang berkaitan dengan protein G dan mengaktifkan
dalam bentuk yang mudah digunakan. Namun, molekul orga- sistem pembawa pesan kedua, retapi perincian jalur ini masih
nik lain dengan struktur serupa tetapi tanpa kalori, misalnya belum diketahui. Selain memberi kita rasa daging, jalur ini
sakarin, aspartam, sukralosa, dan pemanis buatan lainnya, juga berperan untuk rasa khas penyedap makanan mononatrium
dapat berinteraksi dengan reseptor "manis". Pengikatan glukosa glutamat (MSG), yang banyak digunakan dalam hidangan
atau bahan-bahan kimia tadi dengan reseptor sel kecap akan dari Asia.
mengaktifkan protein G, yang kemudian mengaktifkan jalur
Persepsi kecap juga dipengaruhi oleh informasi yang
pembawa pesan kedua cAMP di sel kecap (lihat h. 729). Ja\y
berasal dari reseptor lain, khususnya bau. Ketika anda secara
pembawa pesan kedua akhirnya menyebabkan fosforilasi dan
temporer kehilangan kemampuan penciuman karena pem-
penyrmbatan saluran Kt di membran sel reseptor yang kemu-
bengkakan saluran hidung akibat flu, indera pengecapan
dian menyebabkan depolarisasi reseptor.
anda juga sangat berkurang, meskipun r€septor kecap anda
I Rasa pahit dipicu oleh kelompok-kelompok rastan yang tidak dipengaruhi oleh penyakit tersebut. Faktor lain yang
secara kimiawi lebih beragam dibandingkan dengan sensasi
mempengaruhi pengecapan adalah suhu dan tekstur makan-
kecap lainnya. Sebagai contoh, alkaloid (misalnya kafein,
an serta faktor psikologis yang berkaitan dengan pengalaman
nikotin, striknin, morfin, dan turunan tumbuhan tolaik lain-
sebelumnya dengan makanan yang bersangkutan. Bagaimana
nya), serta bahan beracun, semua terasa pahit, mungkin se-
korteks melaksanakan pemrosesan perseptual yang kompleks
bagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawa-
terhadap sensasi kecap masih belum diketahui.
senyawa yang berpotensi berbahaya ini. Sel-sel kecap yang
mendeteksi rasa pahit memiliki 50 sampai 100 reseptor pahit,
yang masing-masing berespons terhadap rasa pahit yang ber- I Reseptor olfaktoriusdi hidung adalah ujung
beda-beda. Karena setiap sel resepror memiliki kelompok neuron aferen khusus yang dapat diperbarui.
reseptor pahit yang beragam maka bermacam-macam bahan
kimia terasa pahit meskipun strukturnya berbeda. Mekanisme Mukosa olfaktorius (penciuman, penghidu), suatu bercak
ini memperluas kemampuan reseptor kecap untuk mendeteftsi mukosa 3 cm'z di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis
beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Protein sel: sel reseptor ofaktorius, sel penunjang, dan sel basal (Gambar
G penama dalam pengecapan-gustducin-ditemukan di salah 6-43). Sel penunjang mengeluarkan mukus, yang melapisi
satu jalur sinyal pahit. Protein G ini, yang memicu jalur saluran hidung. Sel basal adalah prekursor untuk sel reseptor
pembawa pesan kedua.di sel pengecap, sangat mirip dengan olfaktorius baru, yang diganti sekitar setiap dua bulan. Sel
protein G penglihatan, transdusin. reseptor olfaktorius adalah neuron aferen yang bagian re-
fdang--"' ----1':
'i: Rongga
Sel basal
,,j , l:rir: hidung
Palatum mole
Sel reseptor
olfaktorius
Mukosa
olfaktorius
Sel penunjang
Lapisan
mukus
Gambar 6-43
Lokasi dan struktur reseptor olfaktorius.
septornya terletak di mukosa olfaktorius di hidung yang dan bukan terhadap molekul odoran keseluruhan. Karena
akson aferennya berjalan ke dalam otak. Akson sel-sel resep- itu, masing-masing bagian dari suatu odoran dideteksi oleh
tor olfaktorius secara kolektif membentuk saraf olfaktorius. satu dari ribuan reseptor berbeda, dan sebuah reseptor dapat
Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari berespons terhadap komponen bau tertentu yang terdapat di
sebuah tombol yang membesar dan mengandung beberapa berbagai aroma. Bandingkan ini dengan tigajenis sel kerucut
silia panjang yang berjalan seperti jumbai ke permukaan mu- untuk menyandi penglihatan warna dan kuncup kecap yang
kosa. Silia ini mengandung tempar untuk mengikat odoran, berespons secara berbeda terhadap hanya lima rasa primer
molekul yangdapat dicium baunya. Selama bernapas renang, untuk mendiskriminasikan rasa.
odoran biasanya mencapai reseptor sensitifhanya dengan di- Pengikatan sinyal bau rertenru dengan reseptor olfak-
fusi karena mukosa olfaktorius terletak di atas jalur normal torius mengaktifkan protein G, memicu jenjang reaksi intra-
aliran udara. Tindakan mengendus meningkatkan proses ini sel dependen-cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran
dengan menarik arus udara ke arah dalam rongga hidung Na-. Perpindahan ion yang terjadi menyebabkan depolarisasi
sehingga lebih banyak molekul odoriferus di udara yang potensial resepror yang menghasilkan potensial aksi di serat
berkontak dengan mukosa olfaktorius. Odoran juga mencapai aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi
mukosa olfaktorius sewaktu makan dengan menghembus ke molekul kimiawi perangsang.
hidung dari mulut melalui faring (belakang tenggorokan). Serat-serar aferen yang berasal dari ujung reseptor di
Agar dapat dibaui, suatu bahan harus (1) cukup mudah hidung berjalan melalui lubangJubang halus di lempeng
menguap sehingga sebagian molekulnya dapat masuk ke tulang gepeng yang memisahkan mukosa olfaktorius dari
hidung melalui udara inspirasi dan (2) cukup larut air se- jaringan otak di atasnya (Gambar 6-43). Serat-serat ini segera
hingga dapat masuk ke lapisan mukus yang menurupi mu- bersinaps di bulbus olfaktorius, suatu struktur saraf kom-
kosa olfaktorius. Seperti reseptor kecap, agar dapat rerdeteksi pleks yang mengandung beberapa lapisan sel yang secara
oleh reseptor olfaktorius, molekul harus larut. fungsional mirip dengan lapisan retina mara. Bulbus olfak-
torius yang kembar, satu di masing-masing sisi, berukuran
buah anggur kecil. Masing-masing bulbus olfaktorius dilapisi
I Berbagai bagian dari suatu bau dideteksi oleh oleh taut-taut saraf kecil mirip-bola yang dikenal sebagai
reseptor olfaktorius yang berbeda dan disortir ke glomerulus ("bola kecil") (Gambar 6-44). Di dalam setiap
dalam "arsip bau". glomerulus ini, ujung-ujung sel reseptor yang membawa
informasi tentang komponen bau tertentu bersinaps dengan
Hidung manusia mengandung 5 juta reseptor olfaktorius, sel berikutnya di jalur olfaktorius, sel mitral. Karena masing-
dengan 1000 tipe berbeda. Selama deteksi bau, sebuah bau masing glomerulus menerima sinyal hanya dari reseptor
"diuraikan' menjadi berbagai komponen. Setiap reseptor yang mendeteksi komponen bau tertentu, maka glomerulus
berespons hanya terhadap satu komponen diskret suatu bau berfungsi sebagai "arsip bau". Komponen-komponen dari
248 Bab 5
Otak
Sel mitral
Glomerulus Ke sistem I imbilt''-- :1'-;r,=ril,;ji
:,
@forteks serebril
-:\*:-:"-.-*-:
"*.%::_-;_*:* :
lulang'
.:ui#:
,i-l
;ii:'Fi
i,riff"''
Gambar 6-44
Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus olfaktorius menerima masukan sinaps
dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, sebaliknya, hanya beresponsterhadap satu komponen tertentu dari suatu ocioran.
Karena itu, glomerulus menyortir dan menyusun berbagai komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal
bau ke sel mitral dan pusat-pusat otakyang lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut.
\Talaupun sistem olfaktorius sensitif dan memiliki kemam- Mereka berspekulasi bahwa feromon pada manusia secara
puan diskriminasi yang tinggi namun sistem ini juga cepat samar mempengaruhi aktivitas seksual, kecocokan dengan
beradaptasi. Sensitivitas terhadap suatu bau baru cepat ber- orang lain, atau perilaku kelompok, serupa dengan peran
kurang setelah periode pajanan yang singkat terhadap bau yang dimainkan pada mamalia lain, meskipun sistem pem-
tersebut, meskipun sumber bau masih ada. Penurunan sensi- bawa pesan ini kurang penting atau kuat pada manusia di-
tivitas ini bukan disebabkan oleh adaptasi reseptor, seperti bandingkan dengan pada hewan. Karena pesan yang disam-
diperkirakan oleh para peneliri selama bertahun-tahun; se- paikan oleh OVN tampaknya meminras tingkat kesadaran di
benarnya, reseptor olfaktorius itu sendiri beradaptasi lambat. korteks, maka respons terhadap feromon yang umumnya
Adaptasi ini tampaknya melibatkan proses adaptasi di SSP. tidak berbau tersebut bukaniah suatu persepsi yang jelas dan
Adaptasi bersifat spesifik untuk bau tertenru, dan responsi- tersendiri, seperti bau parfum kesenangan, tetapi lebih
vitas terhadap bau lain tidak berubah. Apa yang membersih- berupa kesan yang tidak dapat dijelaskan.
kan odoran dari tempat pengikatan di reseptor olfaktorius
sehingga sensasi bau tidak terus-menerus ada setelah sumber
bau hilang? Di mukosa penciuman baru-baru ini dideteksi
adanya beberapa enzim "pemakan bau' yang berfungsi se-
bagai pembersih molekular, membersihkan molekul-molekul
odoriferus sehingga mereka tidak terus-menerus merangsang PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
reseptor olfaktorius. Yang menarik, enzim-enzim pembersih
odoran ini secara kimiawi sangat mirip dengan enzim d.etok- HOMEOSTASIS
sifikasi yang ditemukan di hati. (Enzim-enzim hati ini meng-
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil bagi ke-
inaktifkan bahan yang berpotensi toksik dari saluarn cerna; hidupan, tubuh harus secara rerus-menerus melakukan pe-
lihat h. 28). Kemiripan ini mungkin bukan kebetulan. Para nyesuaian untuk mengompensasi berbagai faktor eksternal
peneliti berspekulasi bahwa enzim-enzim hidung mungkin
dan internal yang secara terus-menerus mengaricam home-
memiliki fungsi rangkap sebagai pembersih mukosa olfakto- ostasis, misalnya pajanan ke udara dingin eksternal atau pro-
rius dari odoran lama dan pengubah bahan-bahan kimia yang
duksi asam internal. Banyak dari penyesuaian ini diarahkan
berpotensi toksik menjadi molekul yang tidak membahaya-
oleh sistem saraf,, satu dari dua sistem regulatorik utama
kan. Detoksifikasi semacam ini akan memiliki fungsi sangat
tubuh. Susunan saraf pusat (SSP), komponen sistem saraf
penting, karena terbukanya saluran anrara mukosa olfakto- yang berfungsi melakukan integrasi dan membuat keputus-
rius dan otak.
an, harus secara terus-menerus diberi tahu "apa yang sedang
terjadi" di lingkungan internal dan eksternal sehingga kom-
I Organ vomeronasal mendeteksi ponen ini dapat memerintahkan respons yang sesuai di
feromon. sistem-sistem organ untuk memperrahankan viabilitas tubuh.
Dengan kata lain, SSP harus tahu perubahan apa yang
Selain mukosa olfaktorius, hidung mengandung organ indera sedang terjadi sebelum berespons terhadap perubahan ter-
lain, organ vomeronasal (O\,N), yang umum terdapat pada sebut.
mamalia tetapi selama ini dianggap tidak ada pada manusia. Divisi aferen susunan saraf tepi adalah jalur penghu-
O\N terletak sekitar setengah inci di dalam hidung manusia bung untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan inter-
di samping tulang vomer (karenanya dinamai demikian). nal dan eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
Organ ini mendeteksi feromon, suatu sinyal kimiawi bukan menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
uap yang berjalan di bawah sadar dari saru orang ke orang keterjagaan, persepsi, dan penentuan respons eferen diperlu-
lain. Pada hewan, pengikatan suatu feromon ke reseptornya kan masukan dari divisi aferen.
di permukaan suaru neuron di O\rN memicu potensial aksi Informasi aferen mengenai lingkungan internal, misal-
yang berjalan melalui jalur-jalur non-olfaktorius ke sistem nya kadar CO, dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
limbik, bagian otak yang mengatur respons emosional dan kesadaran, tetapi masukan ini ke pusat-pusat pengontrol di
perilaku sosioseksual. Sinyal-sinyal ini tidak pernah mencapai SSP penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan
tingkat kesadaran. Pada hewan, O\AJ dikenal sebagai "hidung aferen yang mencapai tingkat kesadaran, yang disebut infor-
seksual" karena perannya dalam mengarur perilaku reproduk- masi sensorik, mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi
tif dan sosial, misalnya mengidentifikasi dan menarik lawan (sensasi/indera tubuh) dan indera khusus (penglihatan, pen-
jenis dan mengkomunikasikan status sosial. dengaran, pengecapan, dan penciuman).
Sebagian ilmuwan kini mengklaim keberadaan feromon Reseptor sensasi tubuh tersebar di seluruh permukaan
pada manusia, meskipun banyak yang skeptis terhadap remu- tubuh serta sendi dan otot. Sinyal aferen dari reseptor-
250 Bab 5
reseptor ini memberi informasi tentang sedang ter- dapat dicapai jika fotoreseptor tersebar di seluruh permukaan
^payang
jadi langsung pada bagian tubuh tertentu dalam kaitannya tubuh, seperti reseptor sentuh.
dengan lingkungan eksternal (yaitu, aspek "apa', "di mand', Masukan sensorik (baik indera tubuh maupun indera
dan "seberapa besar" dari masukan stimulatorik ke permuka- khusus) memungkinkan organisme multisel komplela seper-
an tubuh dan posisi sesaat tubuh dalam ruang). Sebaliknya, ti manusia berinteraksi dengan lingkungan eksternal untuk
setiap organ indera khusus hanya terdapat di bagian tertentu hal-hal yang bermanfaat dalam mencari makan, memperta-
tubuh. Organ indera khusus tidak memberi informasi ten- hankan diri dari bahaya, dan melakukan tindakan lain yang
tang bagian tubuh tertentu, tetapi menghasilkan jenis infor- ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Selain mem-
masi spesifik tentang lingkungan eksternal yang bermanfaat beri informasi yang esensial untuk interaksi dengan ling-
bagi tubuh secara keseluruhan. Sebagai contoh, melalui ke- kungen eksternal untuk mempertahankan hidup, pemroses-
mampuannya mendeteksi, menganalisis secara ekstensif, dan an perseptual masukan sensorik tersebut sangat memperkaya
mengintegrasikan pola-pola pencahayaan di lingkungan eks- kehidupan itu sendiri, misalnya kemampuan menikmati
ternal, mata dan sistem pemrosesan visual memungkinkan buku bagus, konser, atau makan.
anda "melihat" sekitar anda. Efek integratif serupa tidak akan
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 2Ol-2O3) dapat diketahui oleh SSII meskipun semua informasi
I Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi ten- sampai dalam bentuk potensial aksi. (Lihatlah Tabel 6-1).
tang lingkungan internal dan eksternal ke SSP I Apa yang dipersepsikan oleh otak dari masukannya adalah
I Informasi sensorik, informasi aferen yang mencapai ting- abstraksi dan bukan realitas. Rangsangan yang dapat di-
kat kesadaran, mencakup (1) sensasi somatik (sensasi deteksi hanyalah rangsangan yang memiliki reseptor. Se-
somestetik dan propriosepsi) dan (2) indera khusus. lain itu, sinyal sensorik naik melalui pemrosesan yang
I Persepsi adalah interpretasi sadar dunia eksternal yang semakin rumit, dengan sebagian informasi mungkin di-
diciptakan oleh otak dari masukan sensorik. tekan sementa ra y^rg lain diperkuat.
I Istilah medan reseptif merujuk kepada daerah di sekitar
Fisiologi Reseptor (h. 203 -2O7) suatu reseptor yang dapat dideteksi oleh reseptor tersebut.
I Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron aferen. (Lihat- Ketajaman, atau kemampuan diskriminasi suatu bagian
lah Gambar 64). Setiap jenis reseptor berespons terhadap tubuh berbanding terbalik dengan ukuran medan reseprif
stimulus adekuatnya (perubahan dalam bentuk energi atau dan juga bergantung pada tingkat inhibisi lateral di jalur-
modalitas yang menyebabkan reseptor tersebut bersifat res- jalur aferen yang berasal dari reseptor di bagian tersebut.
ponsif), menerjemahkan bentuk energi rangsangan menjadi (Lihatlah Gambar 6-6 dan 6-V.
sinyal listrik, suatu proses yang dinamai transduksi.
I Rangsangan menyebabkan depolarisasi potensial reseptor Nyeri (h. 207-2ll)
berjenjang dengan mengubah permeabilitas membran re- I Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan mekanis, suhu,
septor. Potensial reseptoq jika cukup besar, menyebabkan atau kimia yang mengganggu dan terdiri dari dua kom-
terbentuknya potensial aksi di membran neuron aferen di ponen: persepsi nyeri disertai oleh respons emosional dan
samping reseptor dengan membuka saluran Na. di regio perilaku terhadapnya.
ini. Potensial aksi ini merambat sendiri di sepanjang I Tiga kategori nosiseptor, arau reseptor nyeri, berespons
neuron aferen menuju SSP. (Lihatlah Gambar 6-3). terhadap rangsangan ini: nosiseptor mekanis, nosiseptor
I Kekuatan dan laju perubahan rangsangan menentukan suhu, dan nosiseptor polimodus. Yang terakhir berespons
besar potensial reseptor, yang pada gilirannya menentu- terhadap segala jenis rangsangan yang merusak, termasuk
kan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron bahan kimia misalnya bradikinin yang dikeluarkan oleh
aferen. (Lihatlah Tabel 6- 1) . jaringan yang cedera.
I Ukuran potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat I Sinyal nyeri disalurkan melalui dua jalur aferen: jalur
adaptasi reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor mes- cepat yang membawa sinyal nyeri tajam, menusuk; dan
kipun rangsangan berlanjut. (1) Reseptor tonik beradap- jalur lambat yang membawa sinyal nyeri tumpul, pegal,
tasi lambat atau tidak sama sekali sehingga terus memberi persisten. (Lihatlah Tabel 6-2).
informasi mengenai rangsangan yang mereka pantau. (2) I Serat nyeri aferen berakhir di medula spinalis di jalur-
Reseptor fasik cepat beradaptasi dan sering memperlihat- jalur asendens yang menyalurkan sinyal ke otak untuk
kan respons yang menurun, sehingga memberi informasi diproses. (Lihatlah Gambar 6-8).
tentang perubahan dalam bentuk energi yang dipantau. I Jalur-jalur desendens dari otak menggunakan opiat endo-
(Lihatkh Gambar 6-). gen untuk menekan pelepasan substansi B suatu neuro-
I Dari reseptor ke SSP terdapat jalur-jalur terpisah berlabel transmiter penyalur sinyal nyeri dari ujung serat nyeri
sehingga informasi tentang jenis dan lokasi rangsangan aferen. Karena itu, jalur-jalur desendens menekan ffans-
Mata: Penglihatan (h. 2ll-230) I Pendengaran bergantung pada kemampuan telinga meng-
I Sinar adalah suatu bentuk radiasi elektromagnerik yang ubah gelombang suara di udara menjadi deformasi me-
berjalan seperd gelombang, dengan sinar tampak hanya kanis sel-sel rambut reseptif, yang kemudian memicu
membentuk suatu pita dari spektrum elektromagnetik sinyal saraf.
keseluruhan. (Lihatlah Gambar 6-12 dan 6,13). I Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul
I Mata adalah struktur khusus yang berisi reseptor peka udara bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan
sinar yang penting bagi persepsi penglihatan - yaitu, sel daerah peregangan bertekanan rendah. Nada suara di-
batang dan sel kerucut yang ditemukan di lapisan retina- tentukan oleh frekuensi gelombangnya, kekuatan (inten-
nya. (Lihatlah Tabel 6-4, h. 229, dan Gambar 6-9 dan sitas) oleh amplitudo gelombang, dan warna suara (kua-
6-24). litas) oleh nada tambahan khasnya. (Lihatlah Gambar
I Iris mengontrol ukuran pupil, sehingga menyesuaikan 6-31 dan 6-32 serta Tabel6-9.
jumlah cahayayang dibiarkan masuk ke mata. (Lihatlah I Gelombang suara disalurkan melalui saluran relinga luar
Gambar 6-11). ke membran timpani, yang bergetar sinlron dengan ge-
I Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang lombang tersebut.
membelokkan berkas sinar datang untuk memfokuskan I Ti"rlang-tulang telinga tengah yang menjembatani celah
bayangan di retina. Kornea berperan paling besar dalam antara membran rimpani dan telinga dalam memperkuat
keseluruhan kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa getaran membran timpani dan menyalurkannya ke jendela
dapat disesuaikan melalui kerja otot siliaris untuk meng- ova1, yang getarannya menimbulkan perambatan gelom-
akomodasi perbedaan dalam penglihatan dekat dan jauh. bang di cairan koklea. (Lihatkh Gambar 6-33 dan 5-34).
(Lihatlah Gambar 6-14 sampai 6-20). I Gelombang ini, yang frekuensinya sama dengan gelom-
I Fotoreseptor batang dan kerucut diaktifkan ketika foto- bang suara semula, menyebabkan membran basilaris ber-
pigmen yang terkandung di dalamnya menyerap secara gerak. Berbagai bagian dari membran ini secara selektif
berbeda berbagai panjang gelombang cahaya. Penyerapan bergetar lebih kuat sebagai respons terhadap berbagai
cahaya menyebabkan perubahan biokimia di fotopigmen frekuensi suara. (Lihatlah Gambar 6-34).
yang akhirnya diubah menjadi perubahan dalam laju pe- I Di atas membran basilaris terdapat sel rambut dalam
rambatan potensial aksi di jalur penglihatan yang keluar organ Corti, yang rambut-rambutnya menekuk ketika
dari retina. Perubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal membran basilaris bergerak naik-turun relatif terhadap
listrik dikenal sebagai fototransduksi. (Lihatlah Gambar membran tektorium di atasnya tempat rambut tersebut
6-21, 5-24, 6-25, dan 6-26). berkontak. (Lihatlah Gambar 6-33 dan 6-35).
I Pesan visual ditransmisikan melalui suatu jalur kompleks I Deformasi mekanis sel rambut spesifik di daerah mem-
yang menyilang dan tidak menyilang ke korteks peng- bran basilaris yang bergetar maksimal ini diubah menjadi
lihatan di lobus oksipitalis otak untuk pemrosesan per- sinyal sarafyang ditransmisikan ke korteks pendengaran
septual. (Lihatlah Gambar 6-29). di lobus temporalis otak untuk persepsi suara. (Lihatlah
I Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi Gambar 6-36).
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari (ke- I Aparatus vestibularis di telinga dalam terdiri dari (1)
adaan terang) karena sensitivitasnya yang rendah terhadap kanalis semisirkularis, yang mendeteksi percepatan atau
cahaya. Perbedaan rasio stimulasi ketiga jenis sel kerucut perlambatan rotasional dalam semua arah; serta (2) utri-
oleh panjang gelombang yang berbeda menghasilkan peng- kulus dan sakulus, yang mendeteksi perubahan laju
lihatan warna. (Lihatlah Gambar 6-26 dan Tabel 6-3). gerakan linier dalam semua arah dan memberi informasi
I Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam bayang- yang penting untuk menentukan posisi kepala dalam
an abu-abu, tetapi karena sangat peka terhadap cahaya kaitannya dengan gravitasi. (Lihatkh Gambar 6-38).
maka sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam I Sebagai respons terhadap deformasi mekanis sel rambut
hari. (Lihatlah Tabel 6-3). oleh gerakan spesifik cairan dan struktur-struktur terkait
I Sensitivitas mata meningkat selama adaptasi gelap, oleh di dalam organ indera vestibularis ini maka terbentuklah
regenerasi fotopigmen sel batang yang telah terurai selama sinyal saraf. Informasi ini penting untuk sensasi keseim-
pajanan cahaya sebelumnya. Sensitivitas berkurang selama bangan dan untuk mempertahankan posisi. (Lihatkh
adaptasi terang, oleh penguraian fotopigmen sel kerucut Gambar 6-39 dan 6-40).
yang berlangsung cepar. I Informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus
vestibularis di batang otak dan ke serebelum serta diguna-
Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan (h. 230-243)
kan untuk mempertahankan keseimbangan dan posrur,
I Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan: (1) mengontrol gerakan mata, dan merasakan gerakan dan
pendengaran, yang melibatkan telinga luar, telinga
orientasi. (Lihatkh Gambar 6-41).
tengah, dan koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseim-
bangan, yang melibatkan apararus vestibularis telinga da- Indra Kimiawi: Pengecapan dan Penciuman (h.243-250)
lam. Berbeda dari fotoreseptor di mata, resepror telinga I Pengecapan dan penciuman adalah indera kimiawi. pada
yang terletak di telinga dalam - sel rambut dikokl." d"rt keduanya, perlekatan molekul spesifik yang telah larut ke
252 Bab 6
reseptor di membran menyebabkan terbentuknya potensial kecap, yang masing-masing berespons terhadap rasa pri-
reseptor yang, pada gilirannya, memicu impuls saraf yang mer spesifik dengan derajat berbeda-beda. Tastan asin dan
memberi sinyal tentang keberadaan bahan kimia tersebut. asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
Reseptor kecap berada di kuncup kecap di lidah; reseptor yang berespons terhadap keduanya dengan secara lang-
olfaktorius terletak di mukosa olfaktorius di bagian atas sung mempengaruhi saluran membran, sementara tiga
rongga hidung. (Lihatkh Gambar 6-42 dan 6-43).Ke&ta kategori tastan lain bekerja melalui sistem pembawa pesan
jalur sensorik ini mengandung dua rute: saru ke sistem kedua untuk menghasilkan potensial reseptor.
Iimbik untuk pemrosesan yang berkaitan dengan emosio- I Terdapat 1000 jenis reseptor olfaktorius yang berbeda,
nal dan perilaku dan satu ke korteks untuk persepsi sadar beda, masing-masing berespons terhadap hanya satu kom-
dan diskriminasi halus. ponen tertenru dari suatu bau, odoran. Odoran bekerja
Reseptor pengecapan dan penciuman rerus-menerus di- melalui sistem pembawa pesan kedua untuk memicu po-
perbarui, tidak seperti reseptor penglihatan dan pen- tensial reseptor. Sinyal aferen yang muncul dari reseptor
dengaran, yang ddak dapat diganti. olfaktorius disortir berdasarkan komponen bau oleh glo-
Lima rasa primer adalah asin, asam, manis, pahit, dan merulus di dalam bulbus olfaktorius. Diskriminasi bau
umami. Rasa kelima yang baru ditambahkan adalah rasa bergantung pada pola pengaktifan glomerulus ini. (Lihat-
"asam amino" (rasa daging). Diskriminasi rasa di luar rasa lah Gambar 6-44).
primer bergantung pada pola stimulasi kuncup-kuncup
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dth. A-47)
4. menghasilkan humor g. lensa
1. Jenis rangsangan yang suatu reseptor tertentu berespons aquosus h. diskus optikus;
paling kuat disebut ... 5. lapisan yang mengandung bintik buta
2. Perubahan bentuk energi rangsangan menjadi energi fotoreseptor i. iris
listrik oleh resepror dikenal sebagai ... 6. titik tempat saraf optikus j. badan siliaris
3. Semua informasi aferen adalah informasi sensorik. meninggalkan retina k. kiasma
(Benar atau sakh)
7. memberi nutrien kepada optikum
4. Nervus optikus membawa informasi dari separuh lateral lensa dan kornea l. sklera
dan medial mata yang sama, semenrara traktus optikus 8. berperan paling besar dalam kemampuan
membawa informasi dari separuh lateral satu mata dan refraktif mata
separuh medial matayanglain. (Benar atau salah?)
9. mengandung pembuluh darah yang mendarahi
5. Sel-sel ganglion padam di tengah meningkatkan fre- retina dan pigmen yang memperkecil penye-
kuensi lepas muatan ketika seberkas cahaya mengenai baran cahaya di dalam mata
bagian tepi medan reseprifnya. (Benar atau salah) 10. memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
5. Selama adaptasi gelap, rodopsin secara bertahap di, daya refraksi
bentuk kembali untuk meningkatkan sensitivitas mara. I 1. titik tempat serar dari separuh medial
(Benar ataa salah?)
masing-masing rerina menyeberang ke sisi
7. Sel rambut di bagian organ Corti yang berbeda dan berlawanan
neuron di bagian korteks auditorius yang berbeda l2.bagian rerina dengan ketajaman penglihatan
diaktifkan oleh nadayang berbeda. (Benar atau salah?) tertinggi
8. Cetaran jendela oval menghasilkan impuls saraf yang 12. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
dipersepsikan sebagai sensasi suara. (Benar atau sahh?) tunjukkan sifat mana yang berlaku untuk pengecapan
9. Adaptasi cepat terhadap bau terjadi karena adaptasi dan/atau penciuman:
reseptor olfaktorius. (Benar atau salah?)
1. Reseptor secara teratur a. berlaku untuk
10. Masing-masing reseptor berespons terhadap hanya satu
diganti. Pengecapan
dari lima rasa primer. (Benar atau sahh?)
11. Cocokkanyangberikut: 2. Reseptor adalah ulung b. berlaku untuk
khusus neuron aferen. penciuman
1. struktur talamus yang a. koroid
memproses masukan b. humor
3. Reseptor adalah sel c. berlaku untuk
terpisah yang bersinaps pengecapan
penglihatan. aquosus
dengan ujung terminal dan pen-
2. diafragma otot yang c. nukleus neuton aferen. ciuman
berwarna dan mengontrol genikulatum 4. Kemampuan diskriminasi didasarkan pada
jumlah cahaya yang masuk lateralis pola stimulasi reseptor oleh lima modalitas
ke mata d. kornea berbeda.
3. membentuk bagian putih e. fovea 5. Informasi dari sel reseptor dimasukkan dan
mata f. retina disortir oleh taut saraf yang dinamai glomerulus.
254 Bab 5
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h.A-48) sinkop), atau perasaan bahwa ia atau benda sekitar di dalam
Suzanne J mengeluh kepada dokternya tentang serangan- ruangterasaberputar(keadaanyangdikenalsebagaivertigo).
serangan pusing berputar. Dokter bertanya apakah "pusing Mengapa pembedaan ini penting. dalam diagnosis banding
berputar" yangiamaksud adalah kepala terasa ringan, seolah- penyakitnya? Apa kemungkinan penyebab dari masing-
olah akan pingsan (suatu keadaan yang dikenal sebagai masing gejala tersebut?
S*stsrx tubuh
ral*r;lg:crt**rxxkan
h*meostasis
h{cmscstasis
ese*,lsixl brxgi
kelamgs*lngan
!:[dr*p se9
$el sYl*rxb*ntulq
sisten"l tubula
Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regulatorik utama eksternal yang mengancam homeostasis, SSP melakukan
tubuh, terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri dari penyesua ian-penyesuaian yang tepat untuk mempertahankan
otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi, yang terdiri homeostasis. SSP membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut
dari serat aferen dan eferen yang menyalurkan sinyal antara dengan mengontrol aktivitas organ efektor (otot dan
SSP dan perifer (bagian lain tubuh). kelenjar) dengan menyalurkan sinyal dari SSP ke organ-organ
Setelah diberi tahu oleh divisi aferen susunan saraf tepi. ini melalui divisi eferen susunan saraf tepi.
bahwa terjadi perubahan dalam lingkungan internal atau
256