Anda di halaman 1dari 56

Susunan Saraf Tepi:

Divisi Aferen;
lndera Khusus
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FISIOLOGI RESEPTOR Susunan saraf tepi terdiri dari serar-serat saraf yang
I Jenis reseptor membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh
I Potensial reseptor; adaptasi reseptor lain. Divisi aferen susunan saraf tepi mengirim infor-
I Saluran khusus untuk masukan aferen masi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke
I Ketajaman; medan reseptif; inhibisi lateral SSP
NYERI
I Reseptor dan mekanisme nyeri
I Sistem analgesik inheren IAferen viseral membawa masukan
MATA: PENGLIHATAN bawah sadar sementara aferen sensorik
I Cahaya membawa masukan sadar.
I Struktur refraktif; akomodasi
Informasi aferen mengenai lingkungan inrernal, misal-
I Fototransduksi
nya tekanan darah dan konsentrasi CO, dalam cairan
I Perbandingan penglihatan sel batang dan kerucut
tubuh, tidak pernah mencapai tingkat kesadaran,
I Jalur penglihatan; pemrosesan penglihatan
tetapi masukan ini penting untuk menentukan respons
TELINGA: PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN eferen yang sesuai untuk mempertahankan homeosta-
I Gelombang suara sis. Jalur masuk bagi informasi yang berasal dari uisera
I Peran telinga luar dan telinga tengah (organ di dalam rongga tubuh, misalnya rongga abdo-
I Transduksi suara oleh organ Corti men) disebut aferen viseral. Meskipun sebagian besar
I Jalur pendengaran informasi bawah sadar dikirim melalui aferen viseral,
I Perangkatvestibularis orang dapat menyadari adanya sinyal nyeri yang ber-
INDERA KIMIAWI: PENGECAPAN DAN PENCIUMAN asal dari visera. Masukan aferen yang berasal dari re-
septor di permukaan tubuh atau oror atau sendi biasa-
nya mencapai ambang kesadaran. Masukan ini dikenal
sebagai informasi sensorih, dan jalur masuknya diang-
gap sebagai aferen sensorik. Informasi sensorik di-
kategorisasikan sebagai (1) sensasi somatik (sensasi
tubuh) yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk
sensasi somestetih dari kulit dan prEriosepsi dari otot,
sendi, kulit, dan telinga dalam (lihat h.157-158); atas
(2) sensasi khusus (indera khusus), termasuk
penglihatan, pendzngaran, pengecapan, dan penciuman.
(Lihat fitur dalam boks dih.202 kbih Dekat dengan
Fisiologi Olahraga, untuk penjelasan renrang manfaat
propriosepsi dalam prestasi atletik). Pemrosesan akhir
masukan sensorik oleh SSP tidak hanya pendng untuk
interalsi dengan lingkungan bagi kelangsungan hidup
dasar (misalnya, mencari makan dan bertahan dari
bahaya) tetapi juga sangat memperkaya kehidupan itu
sendiri.

201
lingkaran merah. Ilusi optis memberi gambaran bagaimana otak I Fotoreseptor peka terhadap gelombang cahaya tam-
menginterpretasikan realitas sesuai aturan-arurannya sendiri. pak.
Apakah anda melihat dua proffl wajah atau sebuah gelas anggur I Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis. Con-
di Gambar 6-2?. Anda dapat melihat satu atau yang lain secara tohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap pere-
bergantian dari satu masukan penglihatan yang sama. Karena gangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus
itu, persepsi kita tidak mereplikasikan realitas. Spesies lain, yang yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor
dilengkapi dengan tipe dan sensitivitas reseptor yang berbeda yang memantau tekanan darah.
dan dengan pemrosesan saraf yang juga berbeda, mempersepsi- I Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin.
kan dunia yang sangat berbeda dari yang kita persepsikan. I Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsenrrasi zar
terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas
osmotik (lihat h. 70).
FISIOLOGI RESEPTOR I Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia spesifik.
Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penciuman dan
Rangsangan (stimulus) adalah perubahan yang terdeteksi pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh
oleh tubuh. Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk yang mendeteksi konsentrasi O, dan CO, dalam darah atau
energi, atau modalitas, misalnya panas, cahaya, suara, kandungan kimiawi saluran cerna.
tekanan, dan perubahan kimiawi. Neuron-neuron aferen me- I Nosiseptor atau reseptor nyeri, peka terhadap keru-
miliki reseptor di ujung perifer yang berespons terhadap sakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar atau distorsi
rangsangan baik dari dunia luar maupun dalam. Karena satu- jaringan. Stimulasi intens terhadap seriap reseptor juga di-
satunya jalan bagi neuron aferen untuk menyalurkan infor- rasakan sebagai nyeri.
masi ke SSP tentang rangsangan ini adalah melalui peram-
Sebagian sensasi adalah sensasi gabungan yaitu bahwa
batan potensial aksi, maka reseptor harus mengubah
persepsi yang terbentuk berasal dari integrasi sentral beberapa
bentuk-bentuk energi lain menjadi sinyal listrik (potensial
input sensorrk primer yang diaktifkan secara bersamaan.
aksi). Proses perubahan energi ini dikenal sebagai trans-
Sebagai contoh, persepsi basah berasal dari masukan resepror
duksi.
sentuh, tekan, dan suhu; tidak ada yang namanya "reseptor
basah".

I Reseptor memiliki perbedaan sensitivitas


terhadap berbagai rangsangan. MANFAAT INFORMASI YANG DIDETEKSI OIEH
RESEPTOR
Setiap tipe reseptor bersifat khusus untuk berespons lebih
Informasi yang didetelai oleh reseptor disalurkan melalui
mudah terhadap suatu jenis rangsangan, stimulus adekuat-
neuron-neuron aferen ke SSB tempat informasi tersebut
nya, daripada terhadap rangsangan lain. Sebagai contoh, re-
digunakan untuk berbagai tujuan:
septor di mata paling peka terhadap cahaya, reseptor di telinga
terhadap gelombang suara, dan r€septor hangat di kulit ter- I Masukan aferen sangat penting bagi kontrol keluaran
hadap energi panas. Karena perbedaan sensitivitas reseptor ini eferen, baik untuk mengatur perilaku motorik sesuai dengan
maka kita tidak dapat "melihat" dengan telinga dan "men- lingkungan ei<sternal maupun koordinasi aktivitas internal
dengar" dengan mata kita. Sebagian reseptor dapat berespons yang ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Di
lemah terhadap rangsangan di luar stimulus adekuatnya, tetapi tingkat yang paling dasar, masukan aferen memberi informasi
meskipun diaktifkan oleh stimulus yang berbeda, reseptor te- (yang mungkin tidak disadari oleh orang yang bersangkutan)
tap memberi sensasi yang biasanya dideteksi oleh reseptor ter- kepada SSP untuk digunakan dalam mengarahkan aktivitas-
sebut. Sebagai contoh, stimulus adekuat untuk reseptor mata aktivitas yang diperlukan bagi kelangsungan hidup. Di ting-
(fotoreseptor) adalah cahaya, yang reseptor tersebut sangat kat yang lebih luas, kita tidak dapat berinteraksi dengan baik
peka terhadapnya, tetapi reseptor-reseptor ini juga dapat di- dengan lingkungan kita atau dengan orang lain tanpa
aktifkan dengan derajat yang lebih rendah oleh rangsangan masukan sensorik.
mekanis. Ketika terpukul di bagian mata, seseorang sering me- I Pemrosesan masukan sensorik oleh reticular actiuating
lihat "bintang" ("berkunang-kunang"), karena tekanan mekanis system di batang otak sangatlah penting untuk keterjagaan
merangsang fotoreseptor. Karena itu, sensasi yang dirasakan korteks dan kesadaran (lihat h. 181).
lebih bergantung pada jenis reseptor yang dirangsang daripada I Pemrosesan informasi sensorik di otak memberi kita
jenis rangsangannya. Namun, karena reseptor biasanya diaktif- persepsi tentang dunia luar di sekitar kita.
kan oleh stimulus adekuatnya, maka sensasi biasanya sesuai I Beberapa informasi yang disampaikan ke SSP mungkin
dengan modalitas stimulusnya. disimpan untuk keperluan di masa mendatang.
I Rangsangan sensorik dapat berdampak besar pada emosi
kita. Bau kue yang baru dimasak, rasa lembut kain sutera,
JENIS RFSEPTOR BERDASARKAN STIMULUS melihat orang yang kita cintai, mendengar berita buruk
ADEKUATNYA
-masukan sensorik dapat menyenangkan, menyedihkan,
Bergantung pada jenis energi yang biasanya direspons, resep- membangunkan, menenangkan, membuat marah, menakut-
tor dapat dibagi menjadi: kan, atau memicu beragam emosi lainnya.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 203


Kita selanjutnya akan membahas rentang bagaimana
,
stimulus adekuat memicu potensial aksi yang akhirnya di- I Potensial reseptor dapat memicu potensial aksi
gunakan untuk tujuan-tujuan di atas. di neuron aferen.

Jika kekuatannya memadai, suatu potensial reseptor (atau


I Rangsanganmengubah permeabilitas reseptor,
generator) dapat memicu potensial alai di membran neuron
aferen yang berada di samping reseptor dengan memicu
menyebabkan pembentukan potensial reseptor
pembukaan saluran Na. di daerah ini. Cara membuka saluran
berjenjang. Na. ini berbeda-beda bergantung pada apakah resepror meru-
(l) ujung khusus neuron pakan sel tersendiri atau bagian khusus dari ujung aferen.
Reseptor dapat berupa aferen atau (2)
sel tersendiri yang berkaitan erat dengan ujung perifer neuron. I Untuk reseptor jenis terpisah, potensial resepror me-
Stimulasi suatu reseptor akan mengubah permeabilitas micu pelepasan suatu pembawa pesan kimiawi yang berdifusi
membrannya, biasanya dengan menyebabkan pembukaan melintasi ruang sempit yang memisahkan reseptor dari ujung
nonselektif semua saluran ion kecil. Cara bagaimana per- neuron aferen, serupa dengan suatu sinaps (Gambar 6-3a).
ubahan permeabilitas ini berlangsung berbeda-beda untuk Pengikatan pembawa pesan kimiawi tersebut dengan resepror
masing-masing jenis reseptor. Karena pada keadaan potensial protein spesifiknya di membran neuron aferen membuka
istirahat daya dorong elektrokimiawi lebih besar untuk Na. saluran Na. berpintu kimiawi (lihat h. 96).
daripada untuk ion-ion kecil lainnya maka efek predominan I Untuk resepror yang merupakan ujung khusus neuron
adalah fluks Na- masuk ke sel, yang mendepolarisasi membran aferen, aliran arus lokal antara ujung reseptor yang teraktif-
reseptor (lihat h. 96) (Grdapat pengecualian; sebagai contoh, kan yang mengalami potensial generator dan membran sel di
fotoreseptor mengalami hiperpolarisasi jika dirangsang). samping resepror menyebabkan terbukanya saluran Na*
Perubahan depolarisasi potensial lokal ini dikenal sebagai berpintu voltase di bagian ini (Gambar 6-3b).
potensial reseptor untuk reseptor jenis terpisah atau sebagai Pada keduanya, jika kekuatan fluks ion yang terjadi
potensial generator jika reseptor merupakan ujung khusus cukup besar untuk membawa membran sekitar ke ambang,
dari suatu neuron aferen. Potensial reseptor (atau generator) maka potensial aksi terbentuk dan menjalar sendiri di se-
adalah potensial berjenjang yang amplitudo dan durasinya panjang serat aferen menuju SSP (Untuk memudahkan, dari
dapat bervariasi, bergantung pada kekuatan dan derajat aplikasi sini kita akan menyebut potensial resepror dan potensial
atau penghilangan rangsangan (lihat h. 97). Semakin kuat generator sebagai potensial reseptor saja).
rangsangan, semakin besar perubahan permeabilitas dan Perhatikan bahwa tempat inisiasi potensial aksi di neu-
semakin besar potensial reseptor. Seperti halnya semua potensial ron aferen berbeda dengan neuron eferen atau antarneuron.
berjenjang lainnya, potensial reseptor tidak memiliki periode Di kedua jenis neuron yang terakhir disebut, potensial aksi
refrakter, sehingga dapat terjadi penjumlahan respons terhadap dimulai di axon hillochyargterletak di pangkal akson di sam-
rangsangan yang berturut-turur. Karena regio reseptor memiliki ping badan sel (lihat h. 118). Sebaliknya, di neuron aferen
ambang yang sangat tinggi maka potensial alai tidak terbentuk potensial aksi dimulai di ujung perifer suatu serar sarafaferen
di reseptor itu sendiri. Untuk transmisi jarak jauh, potensial di samping reseptor, jauh dari badan sel (Gambar 6-4).
reseptor harus diubah menjadi potensial aftsi yang dapat Intensitas rangsangan tercermin oleh besar potensial re-
disalurkan sepanjang serat aferen. septor. Jadi, semakin besar potensial reseptor, semakin besar

Rangsangan
Saluran berpintu voltase

:,1
-t
Serat neuron
Reseptor aferen
(sel tersendiri) Reseptor (ujung
neuron aferen yang
mengalami modifikasi)
(a) (b)
Gambar 6-3
Perubahan potensial reseptordan potensial Eenerator menjadi potensial aksi. (a) Potensial reseptor. Pembawa pesan kimiawi
yang dibebaskan dari reseptorterpisah memicu potensial aksi di serat dengan membuka saluran Na. berpintu kimiawi. (b)
Potensial generator. Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi dan serat aferen memicu potensial aksi di serat
dengan membuka saluran Na. berpintu voltase.

204 Bab 5
frekuensi potensial alsi yang terbentuk di neuron aferen. (Gambar 5-5a). Reseptor ini penting dalam situasi di mana
Potensial reseptor yang lebih besar tidak dapat menghasilkan informasi tentang suatu rangsangan perlu dipertahankan.
potensial aksi yang lebih besar (karena hukum tuntas-atau- Contoh reseptor tonik adalah reseptor regang otor, yang
gagal), tetapi dapat memicu peningkatan frekuensi pemben- memantau panjang otot, dan proprioseptor sendi, yang
tukan potensial alsi (lihat h. 1 09) . Kekuatan rangsangan j uga mengukur derajat fleksi sendi. Untuk mempertahankan
tercermin oleh luas daerah yang terangsang. Rangsangan postur dan keseimbangan, SSP harus secara terus-menerus
yang lebih kuat biasanya mengenai daerah yang lebih luas, mendapat informasi mengenai derajat panjang otot dan posisi
sehingga lebih banyak reseptor yang berespons. Sebagai con- sendi. Karena itu, reseptor-reseptor ini penting untuk tidak
toh, sentuhan ringan tidak mengaktifkan reseptor tekanan di beradaptasi terhadap rangsangan dan terus menghasilkan
kulit sebanyak sentuhan kuat ke daerah yang sama. Karena potensial aksi untuk menyampaikan informasi ini ke SSP
itu intensitas rangsangan dibedakan baik oleh frekuensi Reseptor fasik, sebaliknya, adalah resepror yang cepar
potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen maupun oleh beradaptasi. Reseptor cepat beradaptasi dengan tidak lagi
jumlah reseptor yang diaktifkan di daerah tersebut. berespons terhadap rangsangan yang terus-menerus, tetapi
ketika rangsangan dihentikan, reseptor biasanya berespons
dengan mengalami depolarisasi ringan yang dinamai respons
I Reseptor dapat beradaptasidengan lambat atau menurun (Gambar 6-5b). Reseptor fasik bermanfaat dalam
cepat terhadap rangsangan yang menetap. situasi di mana yang lebih penting untuk disampaikan adalah
perubahan intensitas rangsangan daripada informxi status
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu meng- quo. keseptor yang cepat beradaptasi mencakup reseptor tahtil
hasilkan kekuatan potensial reseptor yang sama di reseptor (sentuh) di kulit yang memberi tahu tentang perubahan
yang sama. Sebagian reseptor dapat mengalami penurunan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini
tingkat depolarisasi meskipun kekuatan rangsangan yang cepat beradaptasi, maka anda tidak secara terus-menerus
diberikan tetap, suatu fenomena yang dinamai adaptasi. sadar bahwa anda sedang mengenakan jam tangan, cincin,
Selanjutnya, frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di dan baju. Ketika anda memakai sesuatu, anda segera terbiasa
neuron aferen menurun. Demikianlah, reseptor "beradaptasi" dengannya, karena adaptasi cepat reseptor ini. Ketika anda
terhadap rarigsangan dengan tidak lagi berespons dengan menanggalkannya, anda menyadari hal tersebut karena ada-
kekuatan yang sama terhadap rangsangan tersebut. nya fespons menurun.

JENIS RESEPTOR BERDASARKAN KECEPATAN MEKANISME ADAPTASI DI BADAN PACINI


ADAPTASI Mekanisme terjadinya adaptasi bervariasi sesuai reseptor dan
Terdapat dua jenis reseptor-reseptor tonih dan reseptor fasik- belum diketahui sepenuhnya pada semua jenis reseptor. Salah
berdasarkan kecepatan adaptasi mereka. Reseptor tonik satu jenis reseptor yang paling banyak diteliti adalah badan
tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat Pacini, suatu reseptor kulit yang cepat beradaptasi dan

Tempat inisiasi
potensial aksi

Neuron aferen I

Arah perambatan potensial aksi


Reseptor

Temoat inisiasi
Arah potensial aksi
perambatan
Antarneuron
potensial
aksi
Tempat inisiasi
potensial aksi
I
Neuron eferen
{

Badan Arah perambatan potensial aksi


sel
Gambar 5-4
Perbandingan tempat inisiasi potensial aksi di ketiga jenis neuron.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; Indra Khusus 205


Beradaptasi
lambat

Potensial Potensial
reseptor reseptor
(mv) (mv)

Kekuatan Kekuatan
rangsangan rangsangan

I
-Rangsangan Waktu
dimulai dihentikan dimulai dihentikan
(a) (b)
Gambar 6-5
Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik. Jenis reseptor ini tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat
terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Resepior fasik. Jenis
reseptor ini cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons menurun ketika rangsang-
an dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang intensitas rangsangan dan tidak menyalurkan informasi status q-uo.

mendeteksi tekanan dan getaran. Adaptasi di badan Pacini untuk pemrosesan lebih lanjut dan mungkin kemudian di-
melibatkan baik komponen mekanis maupun elektrokimia. sadari. Jalur yang menyalurkan sensasi somatik sadaa jalur
Komponen mekanis bergantung pada sifat fisik reseptor. somatosensorik, terdiri dari rantai-rantai diskret neuron,
Badan Pacini adalah ujung resepror khusus yang terdiri dari atau jalur berlabel, yang secara sinaptis saling berhubungan
lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip lapisan kulit dalam urutan tefientu untuk melaksanakan pemrosesan
bawang yang mengelilingi ujung perifer suatu neuron aferen. informasi sensorik yang lebih canggih.
Ketika tekanan perrama kali dikenakan pada badan Pacini,
ujung sarafdi bawahnya berespons dengan potensial resepror JALUR BERLABET
yang besarnya mencerminkan intensitas rangsangan. Seiring
Neuron-neuron aferen dengan reseptor perifernya yang per-
dengan berlanjutnya rangsangan, energi tekanan menyebar
tama kali mendeteksi rangsangan dikenal sebagai neuron
karena energi tersebut menyebabkan lapisanJapisan resepror
sensorik ordo pertama. Neuron ini bersinaps dengan neu-
selip (seperti tekanan tetap pada bawang yang dikupas me-
ron sensorik ordo kedua, baik di medula spinalis maupun
nyebabkan lapisanJapisan kulitnya selip). Karena efek fisik
medula, bergantung pada jalur sensorik mana yang terlibat.
ini menyaring komponen tetap dari tekanan tersebut maka
Neuron ini kemudian bersinaps dengan neuron sensorik
ujung sarafdi bawahnya tidak lagi berespons dengan poten-
ordo ketiga di talamus, demikian seterusnya. Pada setiap
sial reseptor; yaitu, terjadi adaptasi. Yang juga ikut berperan
tahap, masukan diproses lebih lanjut. Modalitas sensorik
dalam adaptasi ini adalah komponen elektrokimia, yang
rerrentu yang dideteksi oleh tipe reseptor khusus dikirim
melibatkan perubahan perpindahan ion melintasi membran
melalui jalur aferen dan asendens spesifik (jalur saraf yang
reseptor. Oleh sebab yang belum diketahui, di badan Pacini
berkomitmen untuk modalitas tersebut) untuk mengeksitasi
saluran Na- yang terbuka sebagai respons terhadap rang-
daerah tertentu korteks somatosensorik. Demikianlah,
sangan secara perlahan mengalami inaktivasi, mengurangi
masukan sensorik terrentu diproyeksikan ke regio spesifik di
aliran masuk Na. yang berperan besar dalam mendepolarisasi
kortela (lihat Gambar 5-28a, h. 190 sebagai contoh). Karena
potensial reseptor.
itu, berbagai jenis informasi masuk dijaga terpisah di dalam
Adaptasi jangan dikacaukan dengan habituasi (pem-
berbagai jalur berlabel spesiffk antara perifer dan korteks.
biasaan, lihat h. 176). Meskipun kedua fenomena ini melibat-
Dengan cara ini, meskipun semua informasi disalurkan ke
kan penurunan respons saraf terhadap rangsangan berulang
SSP melalui jenis sinyal yang sama (potensial aksi) namun
namun keduanya bekerja di titik-titik yang berbeda dalam
otak dapat menguraikan jenis dan lokasi rangsangan. Thbel
jalur saraf. Adaptasi adalah penyesuaian reseptor di SST
sementara habituasi melibatkan modifikasi efektivitas sinaps
6-l meringkaskan bagaimana SSP diberi tahu tentang jenis
(apa?), lokasi (di mana?), dan intensitas (seberapa kuat?) suatu
di SSP
Iangsangan.

I Setiap jalur somatosensorik "berlabel" sesuai NYERI BAYANGAN


modalitas dan lokasinya. CAaIAIAN KLINIS. Pengaktifan jalur sensorik di setiap titik
menghasilkan sensasi yang sama seperri yang diproduksi oleh
Ketika mencapai medula spinalis, informasi aferen memiliki stimulasi reseptor di bagian tubuh itu sendiri. Fenomena ini
dua kemungkinan tujuan: (1) menjadi bagian dari suatu digunakan sebagai penjelasan tradisional bagi nyeri bayang-
lengkung refleks, menghasilkan respons efektor yang sesuai, rn Qthantom pain)-sebagai conroh, nyeri yang dirasakan ber-
atau (2) dipancarkan ke atas ke otak melalui jalur asendens asal dari kaki oleh seorang yang tungkainya telah diamputasi

206 Bab 6
selutut. Iritasi ujung-ujung jalur aferen yang telah terputus medan reseptif tidak dapat dideteksi (Gambar 6-6). Repre-
di puntung kaki dapat memicu potensial aksi yang, ketika sentasi berbagai bagian tubuh di korteks yang tampak ter-
mencapai regio kaki korteks somatosensorik, diinterpretasi- distorsi (homunkulus sensorik, lihat h. 160) sesuai dengan
kan sebagai nyeri yang berasal dari kaki yang telah tidak ada. kepadatan persarafan; lebih banyak permukaan korteks yang
Bukti baru mengisyaratkan bahwa selain itu, sensasi nyeri diperuntukkan bagi persepsi sensorik yang berasal dari
bayangan dapat berasal dari remodeling ekstensifbagian otak daerah-daerah dengan medan res€ptif sempit sehingga, ke-
yang semula menangani sensasi dari tungkai yang telah di- mampuan diskriminatif taktilnya lebih besar.
amputasi. "Remappin!' daerah otak yang telah "kosong di- Selain kerapatan resepro! faktor kedua yang mem-
tinggalkan' ini dispekulasikan entah bagaimana sinyal dari pengaruhi ketajaman adalah inhibisi lateral. Anda dapat
tempat lain diinterpretasikan sebagai nyeri yang berasal dari mengetahui pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan
ekstremitas yang telah diangkat tersebut. permukaan kulit anda dengan ujung pensil (Gambar 6-7a).
Medan reseptif tepat di bawah bagian tengah ujung pensil
tempat rangsangan paling intens mengalami elsitasi, tetapi
I Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan medan reseptif sekitar juga terangsang, namun dengan derajat
reseptif dan inhibisi lateral. yang lebih ringan karena distorsinya lebih ringan. Jika infor-
masi dari serat-serat aferen marginil yang ikut terangsang ini
Setiap neuron somatosensorik berespons terhadap informasi mencapai kortela maka lokalisasi ujung pensil akan samar.
rangsangan hanya dalam regio tertentu permukaan kulit Untuk mempermudah lokalisasi dan mempertajam kontras, di
sekitar; regio ini disebut medan reseptif. Ukuran medan re- dalam SSP terjadi inhibisi lateral (Gambar 6-7b). Jalur sinyal
septif berbanding terbalik dengan densitas reseptor di bagian yang paling terangsang yang berasal dari bagian tengah daerah
tersebut; semakin rapat reseptor jenis tertentu tersusun, se' stimulus menghambat jalur-jalur yang kurang tereksitasi yang
makin kecil luas kulit yang dipantau oleh masing-masing berasal dari daerah sekitar. Hal ini terjadi melalui antarneuron
reseptor. Semakin sempit medan reseptif dalam suatu daerah, inhibitorik yang berjalan ke lateral anrara serat-serar asendens
semakin tinggi ketajaman atau kemampuan diskriminasi. yang melayani medan-medan resepdf sekitar. Penghambatan
Bandingkan diskriminasi sentuh di ujung jari tangan anda transmisi iebih lanjut terhadap masukan yang lebih lemah
dengan siku anda dalam "merasakan' benda yang sama meningkatkan kontras antara informasi yang diinginkan dan
dengan keduanya. Anda dapat merasakan informasi yang tidak diinginkan sehingga lokasi ujung pensil dapat diketahui
lebih tepat tentang benda tersebut dengan ujung jari rangan dengan pasti. Derajat koneksi inhibisi lateral dalam jalur-jalur
yang kaya saraf karena medan reseptifnya kecil; sehingga, sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memiliki
setiap neuron memberi informasi tentang permukaan benda inhibisi lateral paling besar-sentuhan dan penglihatan*
d{m bagian yang kecil. Di ujung jari dan telapak rangan menghasilkan lokalisasi yang paling akurat.
maslrg:-masing tangan diperkirakan terdapat 1 7. 000 meka- Setelah pembahasan umum tentang ffsiologi resepror
noreseptoi takril.Sebaliknya, kulit di siku hanya disarafi oleh selesai, kita akan mengulas renrang satu sensasi somatik pen-
ujung sensorik yang relatif sedikit dengan medan reseptif ting secara lebih detil-nyeri.
yang lebih luas. Perbedaan ringan di dalam masing-masing

NYERI
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk menim-
bulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan
terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, simpanan pengalaman
SIFAT yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita
RANGSANGAN MEKANISME PENYANDIAN menghindari kejadian-kejadian yang berpotensi membahaya-
kan di masa mendatang.
Jenis Rangsangan Dibedakan oleh jenis reseptor yang
(modalitas diaktifkan dan jalur spesifik yang
rangsangan) digunakan untuk menyampaikan
informasi ini ke daerah tertentu di I Perangsangan terhadap nosiseptor memicu
korteks serebri. persepsi nyeri plus respons motivasional dan
Lokasi Rangsangan Dibedakan oleh lokasi medan
reseptif yang diaktifkan dan jalur
emosional.
yang kemudian teraktifkan untuk
menyampaikan informasi ini ke Tidak seperti modalitas somatosensorik lain, sensasi nyeri
daerah korteks somatosensorik disertai oleh respons perilaku rermorivasi (misalnya menarik
yang merepresentasikan lokasi diri atau bertahan) serta reaksi emosional (misalnya menangis
tertentu tersebut. atau takut). Juga, tidak seperti sensasi lain, persepsi subyektif
lntensitas Dibedakan oleh frekuensi potensial nyeri dapat dipengaruhi oleh pengalaman lalu arau sekarang
Rangsangan aksi yang timbul di neuron aferen
(misalnya, meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa
(kekuatan dan jumlah reseptor (dan neuron
rangsangan) aferen) yang menjadi aktif. takut akan dokter gigi atau berkurangnya persepsi nyeri pada
s€orang atlet yang cedera ketika sedang bertanding).

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 207


Kurang terangsang

Ujung reseptor Paling terangsang


neuron-neuron aferen

Dua medan reseptif Hanya satu medan reseptif


dirangsang oleh stimulasi yang dirangsang oleh stimulasi
dua titik: Terasa dua titik dua titik yang jaraknya sama Frekuensi
dengan yang dilakukan pada potensial
(a): Terasa satu titik aksi
(a) (b)

Gambar 5-6
Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan Lokasi di kulit
medan reseptif kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif
(a)
suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang
diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka
ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan
reseptif yang berbeda, maka akan dirasakan adanya dua titik
terpisah. Jika kedua ujung menyentuh medan reseptif yang
sama, maka keduanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan
menyesuaikan jarak antara kedua ujung jangka, kita dapat
menetukan jarak minimal di mana dua titik tetap dapat
dibedakan sebagai dua titik dan bukan satu, yang Transrnigl
mencerminkan ukuran medan reseptif di bagian tersebut. terhefit|i::r,,
Dengan teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan
diskriminatif permukaan tubuh. Ambang dua titik berkisar
dari 2 mm di ujung jari tangan (memungkinkan seseorang
membaca huruf Braille, di mana titik-titik menonjol terpisah
f,5 mm satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang
diskriminasinya paling rendah. (a) Regio dengan medan
reseptif sempit. (b) Regio dengan medan reseptif luas.

KATEGORI RESEPTOR NYERI


Terdapat tiga kategori resepror nyeri, atau nosiseptor. Nosi-
septor mekanis berespons terhadap kerusakan mekanis
misalnya tersayat, terpukul, atau cubitan; nosiseptor suhu
berespons terhadap suhu ekstrim, terurama panas; dan nosi-
septor polimodal yang berespons sama kuat terhadap semua o""o15.""i
jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan di kulit
yang dikeluarkan oleh jaringan yang cedera. Karena man- (b)
faatnya untuk kelangsungan hidup maka nosiseptor juga
tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap atau Gambar 6-7
berulang. lnhibisi lateral. (a) Reseptor di tempat stimulasi paling kuat
CATAIAN KLIMS. Semua nosiseptor dapat ditingkat- diaktifkan hingga maksimal. Reseptor-reseptor di sekitar juga
terangsang tetapi dengan derajat yang lebih rendah. (b) Jalur
kan kepekaannya oleh
adanya prostaghndin, yang sangar reseptor yang paling teraktifkan tersebut menghambat
meningkatkan respons reseptor rerhadap rangsangan yang transmisi impuls di jalur-jalur yang stimulasinya kurang
mengganggu (yaitu, terasa lebih sakit jika ada prostaglandin). melalui inhibisi lateral. Proses ini mempermudah lokalisasi
Prostaglandin adalah kelompok khusus turunan asam lemak tempat rangsangan.

208 Bab 6
yang berasal dari lapis ganda lemak membran plasma dan
t.k.r|" lokal setelah dibebask"n (lihat h. gz.7). Crdta Tabel 5-2
jaringan, antara lain, dapat menyebabkan pelepasan lokal Karakteristik Nyeri
prostaglandin. Bahan-bahan kimia ini bekerja pada ujung
perifer nosiseptor untuk menurunkan ambang pengaktifan NYERI CEPAT NYERI LAMBAT
reseptor. Obat-obatan sejenis aspirin menghambat pemben- Terjadi pada stimulasi Terjadi pada stimulasi
tukan prostaglandin, yang minimal ikut berperan dalam nosiseptor mekanis dan nosiseptor polimodal
menentukan sifat analgesik (penghilang nyeri) obat-obat ini. suhu
Disalurkan oleh serat Disalurkan oleh serat C halus
SERAT NYERI AFEREN CEPAT DAN TAMBAT A-delta halus bermielin tak bermielin
Menimbulkan sensasi Menimbulkan sensasi tumpul,
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP tajam menusuk panas, pegal
melalui salah satu dari dua jenis serat aferen (Tabel 6-2). Mudah diketahui Lokalisasinya tidak jelas
Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan suhu disalur- lokalisasinya
kan melalui serat A-delta halus bermielin dengan kecepatan Muncul pertama kali Muncul berikutnya; menetap
hingga 30 m/dtk (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor lebih lama; lebih tidak
polimodal disalurkan oleh serat C halus tak bermielin dengan menyenangkan
kecepatan jauh lebih rendah (12 mldtk;jalur nyeri lambat).
Ingatlah ketika jari tangan anda terakhir kali terpotong atau
tersundut. Anda akan merasakan sentakan tajam nyeri pada
nyeri asendens memiliki tujuan yang berbeda-beda g.Entehs,
a.'
awal yang segera diikuti oleh nyeri yang lebih difus. Nyeri
talamus, dan formasio retihuhris. Daerah pemgodes somaro-
biasanya pertama kali dirasakan sebagai sensasi tertusuk tajam
sensorik di korteks menentukan lokasi r){eri, semenrara
yang singkat yang mudah diketahui lokasinya; ini adalah
daerah-daerah korteks lain ikut serta dalar/komponen sadar
jalur nyeri cepat yang berasal dari nosiseptor mekanis atau
pengalaman nyeri lainnya, misalnya refle(si renrang kejadian
panas spesifik. Perasaan ini diikuti oleh sensasi pegal tumpul
penyebab. Nyeri tetap dapat dirasakan tahpa adanya korteks,
yang lokalisasinya tidak jelas dan menetap lebih lama disertai
mungkin di tingkat talamus. Formasio retikularis meningkat-
rasa tidak nyaman; ini adalah jalur nyeri lambat, yang
kan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan
diaktifkan oleh bahan-bahan kimia, terutama bradikinin,
yang mengganggu. Interkoneksi dari talamus dan formasio
suatu bahan yang normalnya inaktif dan menjadi aktif oleh
retikularis ke hipotakmus dan sistem limbik memicu respons
enzim-enzim yang dikeluarkan ke dalam CES dari jaringan
perilaku dan emosi yang menyertai pengalaman yang menim-
yang rusak. Bradikinin dan senyawa-senyawa terkait tidak
bulkan nyeri. Sistem limbik tampaknya sangat periting dalam
saja memicu nyeri, mungkin dengan merangsang nosiseptor
mempersepsikan aspek yang tidak menyenangkan dari nyeri.
polimodal, tetapi juga berperan dalam respons peradangan
Glutamat, neurotransmirer lain yang dikeluarkan dari
terhadap cedera jaringan (Bab 12). Menetapnya bahan-bahan
terminal nyeri aferen primer, adalah neurotransmiter eksita-
kimia ini dapat menjelaskan mengapa nyeri pegal terus ber-
torik utama (lihat h. 116). Glutamat bekerja pada dua re-
langsung setelah terhentinya rangsangan mekanis atau suhu
septor membran plasma berbeda di neuron-neuron tanduk
penyebab kerusakan jaringan.
dorsal, dengan dua efek berbeda (lihat h. 178). Pertama,
Yang menarik, reseptor perGr serat C aferen diaktifkan
pengikatan glutamat dengan reseptor AMPA-nya menyebab-
oleh kapsaisin, bahan dalam cabai yang menimbulkan rasa
kan perubahan permeabilitas yang akhirnya menyebabkan
pedas. (Selain mengikat reseptor nyeri, kapsaisin berikatan
pembentukan potensial aksi di sel tanduk dorsal. Potensial
dengan reseptor suhu yang normalnya diakdfkan oleh panas-
aksi ini menyalurkan pesan nyeri ke pusat-pusat yang lebih
karena itu timbul rasa panas ketika kita makan cabai pedas).
tinggi. Kedua, pengikatan glutamat dengan rese?tor NMDA-
Yang ironis, aplikasi lokal kapsaisin malah dapat mengurangi
nya menyebabkan masuknya Ca2. ke dalam sel tanduk dorsal.
nyeri klinis, kemungkinan besar dengan merangsang secara
Jalur ini tidak terlibat dalam transmisi pesan nyeri. Ca2. ma-
berlebihan dan merr.rsak nosiseptor yang berikatan dengannya.
lah memicu sistem pembawa pesan kedua yang membuat
neuron tanduk dorsal lebih peka daripada biasanya (lihat h.
PEMROSESAN MASUKAN NYERI DI TINGKAT YANG 124-125). Hipereksitabilitas ini ikut berperan meningkatkan
LEBIH TINGGI sensitivitas daerah yang cedera terhadap pajanan berikutnya
Banyak struktur berperan dalam pemrosesan sensasi nyeri. rangsangan nyeri atau bahkan rangsangan normal yang tak
Serat-serat nyeri aferen primer bersinaps dengan antarneuron nyeri, misalnya senruhan ringan. Bayangkanlah betapa peka-
ordo kedua spesifik di tanduk dorsal medula spinalis. Sebagai nya kulit andayang mengalami luka bakar, bahkan terhadap
respons terhadap potensial alsi yang dipicu oleh rangsangan, pakaian. Mekanisme lain di luar hipereksitabilitas neuron
serat-serat nyeri aferen mengeluarkan neurotransmirer yang tanduk dorsal yang ditimbulkan oleh glutamat juga berperan
mempengaruhi neuron-neuron berikutnya. Dua neurotrans- menyebabkan supersensitiviras suaru daerah yang cedera. Se-
miter yang paling banyak diketahui adalah substansi P dan bagai contoh, responsivitas reseptor perifer pendeteksi nyeri
glutamat. Substansi P mengaktikan jalur-jalur asendens yang dapat ditingkatkan sehingga resepror tersebut bereaksi lebih
menyalurkan sinyal nosiseptif ke tingkat yang lebih tinggi kuat terhadap rangsangan berikutnya. Kepekaan yang ber-
untuk pemrosesan lebih lanjut (Gambar 6-8a). Jalur-jalur lebihan ini mungkin bertujuan untuk mengurangi aktivitas

Si;sunan 5araf Tepi: Divisi Aferen; tndra Khusus 209


(Lokalisasi nyeri)
Korteks
somatosensorik

Hipotalamus; (Respons perilaku


sistem limbik dan emosional
terhadap nyeri)

(E Kesiagaan)

Medula
spinalis

Substansi P
Nosiseptor
(a)

Tidak ada persepsi nyeri


Ke talamus
+

Reseptor
opiat

Substansi P
Nosiseptor
(b)
Gambar 6-8
Jalur nyeri substansi P dan jalur analgesik. (a) Jalur nyeri substansi P. Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang mengganggu,
sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P. yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens ylng-memberi mlsulln
kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek dari pengalaman nyeri tersebut. (b) Jajur analgesik. Opiat
endogen yang dibebaskan dari jalur-jalur analgesik (pereda nyeri) desendens berikatan dengan reseptor opiat di synaptic knob
serat nyeri aferen. Pengikatan ini menghambat pelepasan substansi P sehingga transmisi impuls nyeri sepanjang jjlur'nyeri
asendens terhambat.

yang dapat semakin merusak atau mengganggu penyembuh- perifer, yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal
an daerah yang cedera. Hipersensitivitas ini biasanya mereda untuk memberi tahu tubuh akan kerusakan yang terjadi atau
setelah cedera sembuh. akan terjadi, keadaan nyeri kronik abnormal terjadi akibat
CATAIAN KLINIS. Nyeri kronik, yang kadang-kadang kerusakan jalur-jalur nyeri di saraf perifer atau SSp Nyeri
sangat mengganggu, kadang terjadi tanpa disertai kerusakan dirasakan karena terbentuknya sinyal abnormal di dalam jalur-
jaringan. Berbeda dari nyeri yang menyenai cedera jaringan jalur nyeri tanpa adanya cedera di jaringan perifer atau

210 Bab 5
rangsangan nyeri khas. Sebagai contoh, snoke yang merusak umum. Di lain pihak, masing-masing dari indera khusus
jalur-jalur asendens dapat menyebabkan sensasi nyeri yang memiliki reseptor yang sangat spesialistik dan terlokalisasi
menetap dan abnormal. Nyeri kronik abnormal kadang- yang berespons terhadap rangsangan lingkungan terrentu.
kadang digolongkan sebagai nyeri neuropatih. Indera khusus mencakup penglihatan, pendengaran, penge-
capan, dan penciuman, yang berikut ini akan kita bicarakan,
dimulai dari pengliharan.
I Otak memiliki sistem analgesik inheren.
Selain rangkaian neuron yang menghubungkan nosiseptor
perifer dengan struktur-struktur SSP yang lebih tinggi untuk
persepsi nyeri, SSP juga mengandung sistem analgesik pene-
kan nyeri inheren yang menekan penyaluran impuls di jalur
nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medula spinalis. Dua MATA: PENGLIHATAN
regio diketahui menjadi bagian dari jalur analgesik desendens
ini. Rangsangan listrik
pada substansia grisea periakuaduhtus Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan
(substansia grisea yang mengelilingi akuaduktus serebral, suatu di lingkungan sebagai "gambarlbayangan opris" di suatu
saluran sempit yang menghubungkan rongga ventrikel ketiga lapisan sel peka sinar, retina, seperti kamera nondigital
dan keempat) menghasilkan analgesia kuat, demikian juga menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat
stimulasi formasio retihularis di dalam batang otak. Sistem diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra ter-
analgesik ini menekan nyeri dengan menghambat pelepasan sandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemro-
substansi P dari ujung serat nyeri aferen (Gambar 6-8b). sesan visual yang semakin rumit hingga akhirnya secara sadar
Secara spesifik, sistem analgesik bergantung pada keber- dipersepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan asli.
adaan reseptor opiat. Orang telah lama mengetahui bahwa Sebelum membahas tahap-tahap yang berperan dalam pemro-
morffn, suatu komponen dalam tanarnan opium, adalah sesan penglihatan, kita mula-mula akan meneliti bagaimana

suatu analgesik kuat. Para peneliti beranggapan bahwa kecil mata dilindungi dari cedera.
kemungkinannya bahwa tubuh dianugerahi reseptor opiat
hanya untuk berinteralsi dengan bahan kimia yang berasal
dari sejenis bunga! Karenanya mereka mulai melakukan pene-
I Mekanisme protektif membantu mencegah
litian untuk mencari bahan yang secara normal berikatan cedera mata.
dengan reseptor opiat ini. Hasilnya adalah penemuan opiat
Terdapat beberapa mekanisme yang membantu -melindungi
endogen (bahan mirip morfin)-endarfin, enhefalin, dan
mata dari cedera. Kecuali di bagian anteriornya (depan), bola
dinorfn-yang penting dalam sistem analgesik alami tubuh.
mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada.
Opiat-opiat endogen ini berfungsi sebagai neurotransmiter
Kelopak mata bekerja sebagai penurup untuk melindungi
analgesik; mereka dibebaskan dari jalur analgesik desendens
bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Kelopak mata
dan berikatan dengan reseptor opiat di ujung serat nyeri
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada keadaan-
aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan substansi P melalui
keadaan yang mengancam, misalnya benda yang datang cepat,
inhibisi prasinaps, sehingga transmisi lebih lanjut sinyal nyeri
sinar yang menyilaukan, dan situasi di mana bagian mata
dihambat (lihat h. 119). Morfin berikatan dengan reseptor
terpajan atau bulu mata tersentuh. Kedipan mata yang berulang
opiat yang sama, yang menjelaskan sifat analgesiknya.
membantu menyebarkan air mata yang berfungsi sebagai
Belum jelas bagaimana mekanisme penekan nyeri alami
pelumas, pembersih, dan bahan bakterisidal ('mematikan
ini diaktifkan dalam keadaan normal. Faktor-faktor yang kuman'). Air mata diprodulai secara terus-menerus oleh
diketahui memodulasi nyeri adalah olahraga, stres, dan aku-
kelenjar lalaimal di sudut lateral atas di bawah kelopak mata.
punktur. Para peneliti percay^ bahwa endorfin dibebaskan
Cairan pencuci mata ini mengalir di atas permukaan anterior
selama olahraga berkepanjangan dan mungkin menimbulkan
mata dan keluar melalui saluran-saluran halus di sudut mata
"runner's high" ("rxa nikmat" yang dialami pelari jarak jauh).
(Gambar 6-9a) untuk akhirnya sampai ke bagian belakang
Beberapa jenis stres juga menyebabkan analgesia. Dalam
saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat mengatasi
keadaan tertentu, mengemukakan reaksi normal terhadap
produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga
nyeri oleh organisme yang sedang mengalami stres akan
air mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu
merugikan. Sebagai contoh, ketika dua singa jantan sedang
m^t^ yang bersifat protektif, menangkap kotoran halus di
berkelahi untuk mendominasi kelompoknya, menarik diri,
udara misalnya debu sebelum masuk ke mata.
lari, atau beristirahat ketika mengalami cedera jelas mengisya-
ratkan kekalahan. (Lihat fttur penyerta dalam boks, Konsep,
Thntangan, dan Kontroversi, untuk mengerahui bagaimana I Mata adalah suatu bola berisi cairan yang
akupunktur meredakan nyeri). terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus.
Kita kini telah menyelesaikan pembahasan renrang sen-
sasi somatik. Seperti yang kini anda ketahui, sensasi somatik Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh
didetelai oleh reseptor yang tersebar luas yang memberi tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam,
informasi tentang interaksi tubuh dengan lingkungan secara lapisanJapisan tersebut adalah (l) shlera/hornea; (2) boroid/

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 211


K6nsep" Tantangan" dan Kontroversi
Akupunktur: Benarkah Bermanfaat?
Terdengar seperti fiksi ilmiah. Bagai- 85% pasien tertolong oleh AA. diyakinkan oleh bukti ilmiah bahwa
mana sebuah jarum yang ditusukkan Hilangnya nyeri dilaporkan oleh hanya teknik ini sahih. Metodologi AA secara
ke tangan menghilangkan nyeri sakit 30% sampai 35% kontrol plasebo tradisional tidak diajarkan di perguru-
gigi? Analgesia akupunktur (AA), (orang yang beranggapan bahwa an tinggi kedokteran AS, dan diperlu-
teknik meredakan nyeri dengan mereka mendapat terapi AA yang kan waktu untuk mempelajari teknik
menusukkan dan memanipulasi jarum benar; padahal jarum ditusukkan di ini. AA juga menghabiskan terlalu
halus di titik-titik kunci, telah diprak- tempat yang salah atau tidak cukup banyak waktu dibandingkan dengan
tekkan di Cina selama lebih dari 2000 dalam). Selain itu, mekanisme kerja AA pemakaian obat. Para dokter Barat
tahun yang lalu tetapi relatif baru bagi kini mulai terkuak. Memang, lebih yang telah terlatih menggunakan obat
ilmu kedokteran Barat dan masih banyak yang diketahui tentang untuk mengatasi sebagian besar
kontroversial di Amerika Serikat. mekanisme fisiologik yang mendasari masalah nyeri umumnya enggan
AA daripada yang mendasari banyak meninggalkan metode-metode yang
Sejarah Singkat teknik medis konvensional, misalnya telah mereka kenal untuk digantikan
Ajaran Cina tradisional menyatakan anestesia gas. oleh suatu teknik yang masih asing dan
bahwa penyakit dapat terjadi ketika menghabiskan waktu. Akan tetapi,
pola normal aliran energi sehat Mekanisme Kerja akupungtur semakin disukai sebagai
(disebut Qi; dibaca "chi") yang tepat Sangat banyak bukti yang menunjang terapi alternatif untuk meredakan
berada di bawah kulit terganggu, dan h i potesis e ndo rfi n a ku pu ngtu r sebagai nyeri kronik, terutama karena obat
akupungtur dapat mengoreksi mekanisme primer kerja AA. Menurut analgesik dapat menimbulkan efek
ketidakseimbangan ini dan memulih- hipotesis ini, jarum akupungtur samping yang mengganggu. Setelah
kan kesehatan. Banyak ilmuwan Barat mengaktifkan serat-serat saraf aferen beberapa dekade diabaikan oleh
skeptis karena, sampai akhir-akhir ini, spesifik, yang mengirim impuls ke sebagian besar komunitas kedokteran
fenonema ini tidak dapat dijelaskan susunan saraf pusat. Di sini impuls- AS, akupungtur kini mulai memperoleh
berdasarkan prinsip-prinsip fisiologis impuls yang datang mengaktifkan tiga penghormatan setelah suatu laporan
logis yang diketahui, meskipun telah pusat (pusat di medula spinalis, pusat tahun 1997 yang dikeluarkan oleh
sangat banyak bukti anekdotal tentang di otak tengah, dan pusat hormonal, suatu panel pakar yang ditunjuk oleh
efektivitas AA yang ada di Cina. Dalam unit h ipotalamus-hipof isis anterior) National lnstitute of Health (NlH).
dunia kedokteran Barat, keberhasilan untuk menimbulkan analgesia. Para Laporan ini, berdasarkan evaluasi
akupungtur dianggap sebagai efek peneliti telah membuktikan bahwa terhadap studi-studi klinis yang
plasebo. lstilah efek p/asebo merujuk ketiga pusat menghambat penyaluran dipublikasikan, menyimpulkan bahwa
kepada suatu bahan kimia atau teknik nyeri melalui pemakaian endorfin dan akupungtur efektif sebagai terapi
yang menghasilkan respons yang senyawa-senyawa terkaitnya. Beberapa alternatif atau tambahan bagi terapi
diinginkan melalui kekuatan sugesti neurotransmiter lain, misalnya konvensional untuk banyak jenis nyeri
atau pengalihan dan bukan melalui serotonin dan norepinefrin, serta dan mual. Karena akupungtur kini
efek langsung. kortisol, hormon utama yang sudah diakui oleh NIH maka sebagian
Karena orang Cina puas dengan dibebaskan selama stres, juga perusahaan asuransi kesehatan
bukti anekdotal keberhasilan AA, diperkirakan berperan. (Meredanya memelopori penggantian terhadap
maka fenomena ini tidak benar-benar nyeri pada kontrol plasebo diperkira- terapi yang kini telah sah secara ilmiah
diteliti sampai beberapa dekade kan terjadi akibat para responden tersebut, dan sebagian sekolah
terakhir, ketika para ilmuwan Eropa plasebo secara tidak sadar mengaktif- kedokteran negeri mulai memasukkan
dan Amerika mulai mempelajarinya. kan sistem analgesik inheren mereka teknik ini ke dalam kurikulum mereka.
Akibat upaya-upaya ini, dihasilkan sendiri). Juga terdapat 40 sekolah akupungtur
banyak penelitian ilmiah ketat yang terakreditasi nasional bagi nondokter.
mendukung bahwa AA benar-benar Akupungtur di Amerika Serikat Dari 13.000 praktisi akupungtur
bekerja (yaitu. melalui efek fisiologis Di Amerika Serikat, AA belum diguna- berlisensi di Amerika Serikat, hanya
bukan plasebo/psikologis). Dalam kan oleh dunia kedokteran formal, 3.000 yang merupakan dokter.
uji-uji klinis terkontrol, 55% sampai bahkan oleh dokter yang telah

badan siliaris/iris; dan (3) retina (Gambar 6-9b). Sebagian be- (rods) dan sel kerucut (cones), fotoreseptor yang mengubah
sar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam
sklera, yang membentuk bagian putih mata (Gambar 6-9a). sebuah studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap
Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea trans- sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan
paran, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk atau pembuyaran sinar di dalam mata.
ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan
khoroid, yang berpigmen banyak dan mengandung banyak yang dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang semuanya uans-
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan paran agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga
koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk ke retina. Rongga posterior (belakang) yang lebih besar antara
badan siliaris dan iris, yang akan segera kita bahas. Lapisan lensa dan retina mengandung bahan setengah cair mirip gel,
paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk memper-
lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf tahankan bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior
di sebelah dalam. Yang terakhir, mengandung sel batang antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer,

212 Bab 6
Ligamentum
suspensorium ,5#+irqsll- Otot mata
ekstrinsik
Badan siliaris Khoroid
Retina
Sklera

drainase
air mata
Pupil

(a)
Humor aquosus
+
Saraf optik

Diskus optik
Pembuluh darah

(b)
Garnban 6-9
Struktur mata. (a) Pandangan depan eksternal. (b) Pandangan sagital internal.

humor aquosus. Humor aguosus membawa nutrien untuk terjamin (sedikit kesalahannya) dibandingkan sidik jari atau
kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran bahkan uji DNA.
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. cahaya ke interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini
Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 dapat disesuaikan oleh kontraksi otor-oror iris untuk mene-
ml/hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam badan siliar, rima sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti diafragma
suatu turunan klusus lapisan koroid anterior. Cairan ini yang mengontrol jumlah cahayayang masuk ke kamera. Iris
mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirhular (serat-
ke darah (Gambar 6-10). serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan saturadial
CATAIAN KLINIS. Jika humor aquosLrs tidak di- (serat mengarah ke luar dari tepi pupil seperti jari-jari roda
keluarkan secepat pembentukannya (sebagai contoh, akibat sepeda) (Gambar 6-11). Karena serat otor memendek ketika
sumbatan di saluran drainasenya) maka kelebihan cairan ini berkontraksi maka pupil menjadi lebih kecil ketika otot sir-
akan menumpuk di rongga anterior, menimbulkan pening- kular (atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cin,
katan tekanan di dalam mata. Keadaan ini dikenal sebagai cin yang lebih kecil. Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada
glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang
ke belakang ke dalam uineous humor, yang selanjutnya akan masuk ke mata. Jika otot radial (atau dilator) berkontraksi
menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menye- maka ukuran pupil bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada
babkan kerusakan retina dan nervus optikus yang dapat me- cahaya temaram agar sinar yang masuk ke mata lebih banyak.
nyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi. Otot-otot iris dikendalikan oleh sistem saraf oronom. Serar
saraf parasimpatis menyarafi otot sirkular (menyebabkan
konstriksi pupil) sementara serar simparis menyarafi otot
I Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol radial (menyebabkan dilatasi pupil).
oleh iris.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai foto- I Mata membiaskan sinar yang masuk untuk
reseptor peka cahaya, karena adanya iris, suatu otot polos memfokuskan bayangan di retina.
tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di
dalam aqueous ltumor (Gambar 6-9adan b). Pigmen di iris Sinar/cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang
memberi warna mata. Berbagai bercak, garis, atau nuansa terdiri dari paket-paket energi mirip partikel yang dinamai foton
lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris yang berjalan dalam bentuk gelombang. Jarak antara dua pun-
menjadi dasar bagi teknologi identifikasi terkini. Pengenalan cak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang (Gambar
pola iris oleh kamera video yang menangkap bayangan iris 5-12). Paryane gelombang dalam spektrum elektromagnetik
dan menerjemahkannya ke dalam kode komputer lebih berkisar dari 10-14 m (seperkuadriliun meter, misainya pada

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 213


Badan siliaris

Ligamentum
suspensorium

Rongga posterior
yang mengandung
humor vitreus

Otot siliaris
Kanalis Schlemm di badan siliaris

Gambar 6-10
Pembentukan dan drainase humor aquosus. Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian mengalir
ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.

Stimulasi parasimpatis Stimulasi simpatis

+l

Otot sirkular Otot radial


(konstriktor) (dilator)
berjalan berjalan
melingkar radial
Konstriksi pupil Dilatasi pupil
Gambar 6-11
Kontrol ukuran pupil.

berkas sinar kosmik yang sangat pendek) hingga 10a m (10 km, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum elek-
misalnya gelombang radio yang panjang) (Gambar 6-13). Foto- tromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
reseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
400 dan 700 nanometer (nm; sepermilyar meter). Karena itu, berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat

2"14 Bab 6
suatu cahaya merah yang terang tidak mengubah warnanya,
FpanJang +l hanya menyebabkannya kurang terang atau kurang intens.
I gelombang I Gelombang cahaya mengalami diuergensi (memancar
keluar) ke semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerak-
an maju suatu gelombang cahaya dalam arah rerrentu dikenal
I sebagai berkas cahaya. Berkas cahaya divergen yang men-
o
E capai mata harirs dibelokkan ke dalam agar dapat difokuskan
o
cq)
kembali ke suatu titik (titik fokus) di retina peka cahaya agar
c
diperoleh bayangan akurat sumber cahaya (Gambar 6-14).

Jarak PROSES REFRAKSI


Gambar 6-12 Sinar berjalan lebih cepat melalui udara daripada melalui media
-
Sifat suatu gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang transparan lain misalnya air dan kaca. Ketika masuk ke suatu
adalah jarak antara dua puncak gelombang. /ntensitas adalah
amplitudo gelombang. medium dengan densitas tinggi, berkas cahaya melambat (yang
sebaliknya juga berlaku). Arah berkas berubah jika cahaya ter-
sebut mengenai permukaan medium baru dalam sudut yang
tidak tegak lurus (Gambar 6-15). Berbeloknya berkas sinar
sebagai warna ungu dan biru; panjang gelombang yang lebih dikenal sebagai refraksi (pembiasan). Pada permukaan me-
panjang diinterpretasikan sebagai oranye dan merah. lengkung seperri lensa, semakin besar kelengkungan, semakin
Selain memiliki panjang gelombang bervariasi, energi besar derajat pembelokan dan semakin kuat lensa. Ketika
cahaya juga bervariasi dalam intensitasnya; yaitu, amplitu- suatu berkas cahaya mengenai permukaan lengkung suatu
do, atau tinggi gelombang (Gambar 6-12). Menyuramkan benda dengan densitas lebih besar maka arah refraksi ber-

Gambar 6-13
Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentikterentang dari kurang dari 10-1a m hingga 10a
m. Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 sampai 700 nanometer (nm).

Gambar 6-14
Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas
sinar yang divergen harus dibelokkan ke
dalam agar dapat terfokus.

Titik sumber Berkas sinar mata


Struktur Berkas sinar
cahaya yang membelokkan terfokus
berkassinar pada retina

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 2j5


gantung pada sudut kelengkungan (Gambar 6-16). Permuka- mencapai mata. Sebaliknya, berkas cahaya yang berasal dari
an konveks melengkung keluar (cembung, seperti permukaan benda dekat masih tetap berdivergensi ketika mencapai mata.
luar sebuah bola), sementara permukaan konkaf melengkung Untuk kemampuan refraktif tertenru mata, diperlukan jarak
ke dalam (cekung, seperti gua). Permukaan konveks menye- lebih jauh di belakang lensa untuk membawa berkas divergen
babkan konvergensi berkas sinar, membawa berkas-berkas ter- suatu sumber cahaya yang dekat ke titik fokus daripada
sebut lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi penting membawa berkas paralel suaru sumber cahaya yang jauh ke
untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus, maka per- titik fokus (Gambar 6-l7a dan b). Akan tetapi, pada mata
mukaan refraktif mata berbentuk konveks. Permukaan konkaf tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Karena itu,
membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa konkaf berman- tidak terdapat jarak yang lebih jauh setelah lensa untuk mem-
faat untuk mengoreksi kesalahan refraktif tenentu mata, misal- bawa bayangan benda dekat ke fokus. Namun agar penglihat-
nya berpenglihatan dekat. an jelas maka struktur-struktur refraktif mata harus membawa
bayangan dari sumber cahaya jauh atau dekat ke fokus di
STRUKTUR REFRAKTIF MATA retina. Jika suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai
retina atau belum terfokus ketika mencapai retina, maka
Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif
bayangan tersebut akan terlihat kabur (Gambar 6-18). Untuk
mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea yang me-
membawa bayangan dari sumber cahaya dekat dan jauh jatuh
lengkung, struktur pertama yang dilewati oleh sinar sewaktu
di titik fokus di retina (yaitu dalam jarak yang sama) maka
sinar tersebut masuk mata, berperan paling besar dalam ke-
harus digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya
mampuan refraktif total mata karena perbedaan dalam densitas
dekat (Gambar 6-l7c). Marilah kita melihat bagaimana ke-
pada pertemuan udara-kornea jauh lebih besar daripada per-
kuatan lensa dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
bedaan dalam densitas antara lensa dan cairan di sekitarnya. Pa-
da astigmatisme, kelengkungan kornea tidak rata sehingga ber-
kas sinar mengalami refralai yang tidak sama. Kemampuan
refraktif kornea seseorang tidak berubah, karena kelengkungan IAkomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk
kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraktif melihat dekat.
lensa dapat diubah-ubah dengan mengubah kelengkungannya
sesuai kebutuhan untuk melihat dekat atau jauh. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa dikenal sebagai
Berkas cahaya dari sumber sinar yang berjarak lebih dari akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya,
20 kak (- 6 meter) dianggap paralel pada saat berkas tersebut yang selanjutnya dikendalikan oleh otot siliaris.

Berkas sinar Berkas sinar


mengenai permukaan mengenai permukaan
kaca pada suatu sudut kaca tegak lurus

Jalur jika berkas sinar


tidak dibiaskan ketika
!
berjalan dari udara o
E
ke dalam kaca
l

=
Jalur refraksi
sebenarnya
:
o
o
o
i5

Jalur jika berkas sinar tidak dibiaskan (b)


ketika berjalan dari kaca ke udara
(a)
G*qrhar G-iS
Refraksi. Suatu berkas sinar dibelokkan (mengalami refraksi, dibiaskan) ketika mengenai permukaan suatu medium yang
densitasnya berbeda dari medium yang sedang dijalani oleh berkastersebut (sebagai contoh, berpindah dari udara ke dalam
kaca) pada setiap sudut kecuali tegak lurus terhadap permukaan medium baru. (b) Pensil di dalam gelas tampak berbelok. Yang
sebenarnya terjadi adalah bahwa berkas sinar yang sampai ke kamera (atau mata anda) mengalami pembiasan ketika melalui
air, kemudian kaca, dan kemudian udara. Karena itu, pensil tampak terdistorsi.

216 Bab 6
-Otot siliaris adalah bagian dari badan siliar, suatu CATAIAN KLINIS. Lensa dibentuk oleh sekitar
struktur khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan siliaris 1000 lapisan sel yang menghancurkan nukleus dan orga-
memiliki dua komponen utama: otot siliaris dan anyaman nelnya sewaktu dalam pembentukan sehingga sel-sel ter-
kapiler yang menghasilkan humor aquosus (lihat Gambar sebut benar-benar transparan. Karena tidak memiliki
6-10). Otot siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos DNA dan perangkat pembentuk protein maka sel-sel lensa
yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium matur tidak dapat memperbaiki diri atau menghasilkan sel
(Gambar 6-19a dan b). baru. Sel-sel di bagian tengah lensa mengalami kesialan
Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium ganda. Tidak saja berusia paling tua, sel-sel ini juga terletak
menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi ben- paling jauh dari humor aquosus, sumber nutrisi lensa.
tuk gepeng dan kurang refraktif (Gambar. 6-l9c). Sewaktu Dengan bertambahnya usia, sel-sel di bagian tengah yang
otot ini berkontraftsi, kelilingnya berkurang sehingga te- tidak dapat diperbarui ini mati dan menjadi kaku. Dengan
gangan pada ligamentum suspensorium berkurang (Gambar berkurangnya elastisitas, lensa tidak lagi dapat mengambil
6-l9d). Ketika tarikan ligamentum suspensorium pada lensa bentuk sferis yang dibutuhkan untuk mengakomodasi
berkurang, lensa menjadi lebih bulat karena elastisitas inhe- bayangan benda dekat. Pengurangan kemampuan akomo-
rennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi dasi terkait usia ini, presbiopia, mengenai sebagian besar
lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih orang pada usia pertengahan (45 sampai 50), sehingga
membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris mereka perlu mengenakan lensa korektif untuk melihat
melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi dekat (membaca).
otot ini berkontralai agar lensa menjadi lebih konveks dan Dalam keadaan normal, serat-serat elastik di lensa bersifat
lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh uansparan. Serat-serat ini kadang menjadi keruh (opak) sehingga
sistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebab-
kan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berko n rraksi.

Sumber
cahaya
jauh

Sumber
cahaya
dekat

Sumber
cahaya
dekat

(c)
Gambar 6-17
Pemfokusan bayangan dari sumber sinarjauh dan dekat. (a)
Berkas dari sumber sinar jauh (lebih dari 20 kaki atau 6 meter
dari mata) telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b)
(b) Berkas dari sumber sinar dekat (kurang dari 20 kaki atau 6
meter dari mata) masih mengalami divergensi ketika menca-
Gambar 6-16 pai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas divergen dari suatu sumber sinar dekat ke titik fokus
sinar (mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain). dibandingkan dengan berkas sejajar dari sumber sinar jauh.
(b) Lensa dengan permukaan konkaf, yang menyebabkan (c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat pada
divergensi berkas sinar{memisahkan berkas-berkas tersebut jarak yang sama (arak antara lensa dan retina), harus
semakin jauh satu sama lain). digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya dekat.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 217


retina. Fotoreseptor kemudian mengubah energi cahaya
menjadi sinyal listrik unruk dirransmisikan ke SSp
Bagian rerina yang mengandung fotoreseptor sebenar-
nya adalah kelanjutan (perluasan) dari SSP dan bukan suatu
organ perifer terpisah. Selama perkembangan mudigah, sel-
sel retina "mundur" dari sistem saraf sehingga lapisanJapisan
retina, yang mengejutkan, menghadap ke belakangl Bagian
saraf dari retina terdiri dari tiga lapisan sel peka rangsang
(Gambar 6-21): (l) lapisan paling luar (p"ling dekat dengan
koroid) yang mengandung sel batang dan sel kerucut, yang
ujung-ujung peka cahayanya menghadap ke koroid (men-
jauhi sinar datang); (2) lapisan tengah sel bipolar; dan (3)
lapisan dalam sel ganglion. Akson-akson sel ganglion me-
nyatu untuk membentuk saraf optik, yang keluar dari retina
tidak tepat dari bagian tengah. Titik di retina rempar saraf
. = Titik stimulasi retina optik keluar dan pembuluh darah berjalan disebut diskus
Gambar 6-18 optikus (Gambar 6-9b). Bagian ini sering disebut sebagai
Perbandingan bayangan yang berfokus dan tidak berfokus di bintik buta; tidak ada bayangan yang dapat didetelai di
retina. bagian ini karena tidak adanya sel kerucut dan sel batang
(Gambar 6-22).Dalamkeadaan normal kita tidak menyadari
adanya bintik buta ini karena pemrosesan di sentral agaknya
"mengisi" kekosongan ini. Anda dapat mengetahui keberada-
berkas sinar tidak drpat menembusnya, suatu kondisi yang di-
kenal sebagai katarak Lensa yang cacar ini biasanya dapat di- an bintik buta anda sendiri dengan demonstrasi sederhana
(Gambar 6-23).
keluarkan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan
pemasangan lensa artifisial aau dengan kacamata kompensasi. Sinar harus melewati lapisan ganglion dan bipolar se-
Gangguan penglihatan lain yang umum dijumpai ada- belum mencapai fotoreseptor di semua bagian retina kecuali
lah berpenglihatan dekat (miopia) dan berpenglihatan jauh
di fovea. Di fovea, yaitu cekungan seukuran pentul jarum
(hiperopia). Pada mata normal (emetropia) (Gambar 6-20a), yang terletak tepat di tengah retina, lapisan sel ganglion dan
sumber cahayajauh difokuskan di retina tanpa akomodasi, bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung mengenai
sementara dengan akomodasi kekuatan lensa ditingkatkan fotoreseptor (Gambar 6-9b). Gambaran ini, disertai oleh ke-
untuk membawa sumber cahaya dekat ke fokus. Pada miopia nyataan bahwa hanya sel kerucut (dengan ketajaman atau
(Gambar 6-20b1), karena bola mata terlalu panjang atau kemampuan diskriminatif yang lebih besar daripada sel ba-
lensa terlalu kuat, maka sumber cahaya dekat Jibawa ke fo- tang) ditemukan di bagian ini, menyebabkan fovea menjadi
kus di retina tanpa akomodasi (meskipun akomodasi dalam titik dengan penglihatan paling jelas. Pada kenyataannya,
keadaan normal digunakan untuk melihat benda dekat), se- fovea memiliki konsentrasi sel kerucut tertinggi di retina.
mentara sumber cahaya jauh terfokus di depan redna dan Karena itu, kita memurar mata kita agar bayangan benda
tampak kabur. Karena itu, orang dengan miopia memiliki yang sedang kita lihat terfokus di fovea. Daerah tepat di se-
penglihatan dekat yang lebih baik daripada penglihatan jauh, kitar fovea, makula lutea, juga memiliki konsentrasi sel ke-
suatu keadaan yang dapat diperbaiki dengan lensa konkaf rucut yang tinggi dan ketajaman lumayan (Gambar G-22).
(Gambar 6-20b2). Pada hiperopia (Gambar 6-20c1), bola Namun, ketajaman makula lebih rendah daripada fovea, ka-
mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah. Benda jauh rena adanya lapisan sel ganglion dan bipolar di atas makula.
difokuskan di retina hanya dengan akomodasi, sedangkan CATAIAN KLIMS. Degenerasi makula adalah penye-
benda dekat terfokus di belakang retina bahkan dengan ako- bab utama kebutaan di dunia Barat. Keadaan ini dltandai oleh
modasi dan, karenanya, tampak kabur. Karena itu, orang fotoreseptor di makula lutea seiring dengan penam-
frilangnya
dengan hiperopia memiliki penglihatan jauh lebih baik dari- bahan usia. Penderita mengalami penglih"tar, "don"t". M..eka
pada penglihatan dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi menderita gangguan di bagian tengah lapang pandang, yang
dengan lensa konveks (Gambar 6-20c2). Kini banyak orang normalnya memiliki ketajaman paling tinggi, dan hanya me-
memilih mengompensasi kesalahan refraktif ini dengan be- miliki penglihatan perifer yang ketajamannya kurang.
dah mata laser (misalnya IASIK) untuk secara permanen
mengubah bentuk kornea serta ridak lagi menggunakan kaca I Fototransduksioleh sel retina mengubah
mata korektif arau lensa kontak. rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf.

Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari tiga


I Sinar harus melewati beberapa lapisan retina bagian (Gambar 6-24a):
sebelum mencapai fotoresepto t.
1. Segmen luar, yang terletak paling dekat dengan eksterior
Fungsi utama mara adalah memfokuskan berkas cahaya dari mata, menghadap ke koroid. Bagian ini mendeteksi
lingkungan ke sel batang dan sel kerucur, sel fotoreseptor rangsangan cahaya.

218 Bab 6
Otot siliaris Ligamentum
suspensonum
Lensa
Lubang ts
o
pupil 3
di depan
q
lensa ,l:l
a:z
t:i.g
l.:
Ligamentum (a) .. =o
I
suspensorium

Lensa
lemah
menggepeng

Gambar 6-'19
Mekanisme akomodasi. (a) Gambaran skematik ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b)
Gambar pemindaian mikroskop elektron yang memperlihatkan ligamentum suspensorium melekat ke lensa. (c) Ketika otot
siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, memberi tegangan/tarikan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan
lemah. (d) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium menjadi kendur dan tegangan/tarikan pada lensa
berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.

2. Segmen dakm, yang terletak di bagian tengah foto- milyar molekul fotopigmen mungkin terkemas di dalam
reseptor. Bagian ini mengandung perangkat metabolik segmen luar setiap fotoreseptor.
sel.
Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika di-
3. Tbrminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan ba- aktifkan oleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang
gian interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini dipicu oleh cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang
menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena kemudian terjadi menyebabkan terbentuknya potensial resep-
stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur peng- tor yang akhirnya menghasilkan potensial a[si. Potensial aksi
lihatan. menyalurkan informasi ini ke otak unruk pemrosesan visr,'al.
Segmen luar, yang berbentuk batang pada sel batang dan Fotopigmen terdiri dari dua komponen: opsin, suatu protein
kerucut pada sel kerucut (Gambar 6-24a), terdiri dari tum- yang merupakan bagian integral dari membran diskus; dan
pukan lempengJempeng membranosa gepeng yang mengan- retinen, suatu rurunan vitamin A yang terikat di bagian dalam
dung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Setiap retina molekul opsin (Gambar 6-24b). Retinen addah bagian foto-
mengandung sekitar 1 50 juta fotoreseptor, dan lebih dari satu pigmen yang menyerap cahaya. Terdapat empat foropigmen

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 219


(a)
Sumber jauh Sumber dekat Mata normal (emetropia)

Sumber jauh difokuskan di retina


tanpa akomodasi
Sumber dekat difokuskan di retina
dengan akomodasi

rTanpa ak0rn{}{fasi Akornodasi

(b) Berpenglihatan dekat (Miopia)-


Bola mata terlalu panjang atau lensa
terlalu kuat
1.
1. Tidak dikoreksi
Bayangan
Sumber jauh terfokus di depan
tidak
retina (letak retina seharusnya pada
fokus
mata dengan panjang normal)
Sumber dekat terfokus di retina
tanpa akomodasi
Tanpa akonroclas! 1 at,.lp;: e1r. rtini:.rlqts i

2. Dikoreksi dengan lensa konkaf,


yang menyebabkan divergensi
berkas sinar sebelum mencapai
mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi

lTarxpa akomt}dasi Akornodas! Sumber dekat terfokus di retina


dengan akomodasi

(c)
Berpenglihatan jauh (Hiperopia)-
Bola mala terlalu pendek atau lensa
Bayangan terlalu lemah
tidak 1; Tidak dikoreksi
fokus /
Sumber jauh terfokus pada retina
dengan akomodasi
Sumber dekat terfokus di belakang
retina bahkan dengan akomodasi

2. Dikoreksi dengan lensa konveks,


yang menyebabkan konvergensi
berkas sinar sebelum mencapai
mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi
Sumber dekat terfokus di retina
I Tanpa akornodasi A,kornodasi
dengan akomodasi

Garn[:ar 6.1$
Emetropia, miopia, dan hiperopia. Gambar ini membandingkan penglihatan jauh dan penglihatan dekat. (a) pada mata normal
dengan (b) mata berpenglihatan dekat dan (c) mata berpenglihatan jauh baik dalam keadaan (1) tidak dikoreksi maupun (2)
terkoreksi. Garis terputus-putus vertikal mencerminkan jarak normal retina dari kornea; yaitu, tempat bayangan dibawa ke
fokus oleh struktur-struktur refraktif pada mata normal.

berbeda, satu di sei batang dan masing-masing satu di ketiga tidak dapat membedakan antara berbagai panjang gelombang
jenis sel kerucut. Keempat fotopigmen ini menyerap panjang dalam spektrum sinar tampak. Karena itu, sel batang hanya
gelombang sinar yang berbeda-beda. Rodopsin, fotopigmen sel memberi bayangan abu-abu dengan mendetelai perbedaan
batang, menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. intensitas, bukan perbedaan warna. Fotopigmen di ketiga jenis
Dengan menggunakan masukan visual dari sel batang, otak sel kerucut-sel kerucut merah, hijau, dan biru-berespons

220 Bab 5
Bagian
depan
retina

Serat Sel Sel Sel Sel kerucut Sel batang


saraf amakrin bipolar horizontal
Sel
optik
fotoreseptor
I

i I

Retina
Gambar 6-21
Lapisan retina. Jalur penglihatan retina berjalan dari sel fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung peka-
cahayanya menghadap ke koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel blpolar dan ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin
bekerja lokal untuk mengolah masukan penglihatan di retina.

secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang cahaya, reseptor, tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara
menyebabkan kita dapat melihat warna. biasa reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnya. Re-
Fototransdr lrsi, proses pengubahan rangsangan cahaya septor biasanya mengalami depokrisni jlka dirangsang, tetapi
menjadi sinyal listrik, pada dasarnya sama untuk semua foto- fotoreseptor mengalami hiperpolarisasiketika menyerap caha-
ya. Marilah kita mula-mula memeriksa keadaan fotoreseptor
dalam keadaan gelap, kemudian melihat apay^ngterjadi ke-
tika fotoreseptor terpajan ke cahaya.

AKTIVITAS FOTORESEPTOR DALAM GELAP


Membran plasma segmen luar fotoreseptor mengandung saluran
Na. bergerbang kimia. Tidak seperti semua saluran bergerbang
kimiawi lainnya yang berespons terhadap pembawa pesan ki-
!
o miawi ekstrasel, saluran ini berespons terhadap pembawa pesan
E kedua internal, GMP siklik atau cGMP (guanosin monofosfat
C
f
siklik). Pengikatan cGMP ke saluran Na- ini membuat saluran
f
5 ini tetap terbuka.Thnpacahaya, konsentrasi cGMP tinggi (Gam-
E
6
a bx 5-25a). Karena itu, saluran Na. fotoreseptor, tidak sepeni
j kebanyakan fotoresepto! terbuka jika tidak terdapat rangsangan,
yaitu dalam keadaan gelap. Kebocoran pasif Na- masuk ke sel
Titik buta Makula lutea menyebabkan depolarisasi fotoresepror. Penyebaran pasif depola-
risasi ini dari segmen luar (tempat lokasi saluran Na) ke ujung
Gambar 6-22
sinaps (tempat penyimpanan neuroffansmirer fotoreseptor)
Pandangan retina yang terlihat melalui sebuah oftalmoskop.
membuat saluran Ca2- berpintu voltase di ujung sinaps tetap
Dengan oftalmoskop, suatu instrumen berlampu untuk
melihat retina, diskus optikus (bintik buta) dan makula lutea terbuka. Masuknya kalsium memicu pelepasan neurotransmirer
dapat terlihat di dalam retina di bagian belakang mata. dari ujung sinaps selama dalam keadaan gelap.

5usunan 5araf lepr: Divisi Aferen; lndra Khusus 221


AKTIVITAS FOTORESEPTOR PADA KEADAAN
o TERANG
Pada pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui
serangkaian reaksi biokimia yang dipicu oleh pengaktifan
Gambar 6-23
Pembuktian bintik buta. Temukan bintik buta di mata kiri fotopigmen (Gambar 6-25b). Retinen berubah bentuk ketika
anda dengan menutup mata kanan anda dan memegang menyerap sinar (Gambar 6-24b). Perubahan konformasi ini
buku ini sekitar 4 inci (10,15 cm) dari wajah anda. Selagi mengaktifkan fotopigmen. Sel batang dan sel kerucut
memfokuskan penglihatan ke tanda tambah, geserlah buku mengandung suatu protein G yang dinamai transdusin (lihat
ini perlahan menjauhi anda hingga lingkaran lenyap dari
penglihatan. Pada saat ini, bayangan lingkaran mengenai h. 129). Fotopigmen yang telah aktif mengaktifkan transdu-
bintik buta mata kiri anda. Anda juga dapat mengetahui sin, yang sebaliknya mengaktifkan enzim intrasel fosfodies-
lokasi bintik buta di mata kanan dengan menutup mata kiri terase. Enzim ini menguraikan cGMP sehingga konsentrasi
anda dan berfokus pada lingkaran. Tanda tambah akan pembawa pesan kedua ini di fotoreseptor berkurang. Selama
lenyap ketika bayangannya mengenai bintik buta mata kanan
anda. proses eksitasi cahaya, penurunancGMP memungkinkan sa-
luran Na. berpintu kimiawi rerturup. Penutupan saluran ini

Bagian belakang retina

Selfipisan
i%i
Sel batang

l
r&

Segmen _l--
luar I #
(T:9?::::9
diskus yang L
berisi
fotopigmen Mitokondria
penyerap
cahaya)

Segmen
dalam
(mengandung
perangkat Nukleus
metabolik sel)

Dendrit
sel
Ujung f- bipolar Ujung
srnaps L_ L, sinaps
(menyimpan
dan melepaskan
Bagian
neurotransmiter)
depan retina
Rodopsin dalam terang:
retinen berubah bentuk
menjad i allfrans (aKif)

bentuk
retinen a//-trans
(b)

Gambar 6-24
Fotoreseptor. (a) Gambaran skematik tiga bagian sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel
batang dan sel kerucut adanya lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak molekul
fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya rodopsin yang terdapat di sel batang, yang terdiri dari protein
membran opsin dan turunan vitamin A retinen. Dalam keadaan gelap, retinen terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam
keadaan inaktif. Jika terdapat cahaya, retinen berubah bentuk dan mengaktifkan fotopigmen.

222 Bab 6
Cahaya

I lpenyerapan

ffi i cahaya)

r-l
Pengaktifan transdusin

| (Melalui
I jenlang
Ber- i reaksi)
langsung
di segmen Penurunan GMP siklik
Iuar

+
Ber-
langsung Penutupan saluran Na*
di segmen di segmen luar
luar
+

Hiperpolarisasi membran
(potensial reseptor)

| (Menyenar (Menyebar
I ke ujung sinaps) ke ujung sinaps)
Ber-
Berlangsung
Menutup saluran Ca2* langsung
di retina
Ber- Ber- | di ujung sinaps di retina
langsung tangsung
.l
di uiuno 1

ffi
di ujung +
sinaps sinaps"
I

intriuitorit
t I i

{ (Menghambat) (lnhibis i dihilangkan) {


Sel bipolar tidak dihambat
(atau, sebenarnya, tereksitasi)

Perubahan potensial
berjenjang di sel bipolar

(Jika besarnya cukup


untuk membawa sel
ganglion ke ambang)

Potensial aksi di sel ganglion

i
Perambatan potensial aksi ke korteks
penglihatan di lobus oksipitalis otak
untuk persepsi
(b)
Gambar 5-25
Fototransduksi dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di fotoreseptor sebagai
respons terhadap keadaan gelap yang mencegah potensial aksi terbentuk di jalur penglihatan. (b) Kejadian-kejadian yang
berlangsung di fotoreseptor sebagai respons terhadap rangsangan cahaya yang memicu potensial aksi di jalur penglihatan
(fototra nsd u ksi).

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 223


menghentikan kebocoran Na- penyebab depolarisasi dan penelitian untuk menghenrikan atau bahkan memulihkan
menyebabkan hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi ini, gangguan penglihatan pada penyakit mata degeneratif adalah
yang merupakan potensial reseptot secara pasif menyebar melakukan regenerasi retina melalui transplan sel retina janin.
dari segmen luar ke u.iung sinaps fotoreseptor. Di sini
perubahan potensial menyebabkan penutupan saluran Ca2*
berpintu voltase dan, karenanya, penurunan pelepasan neu- I Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu
rotransmiter dari ujung sinaps. Karena itu, fotoreseptor di- tak jelas pada malam hari, sedangkan sel kerucut
hambat oleh stimulus adekuamya (mengalami hiperpolarisasi menghasilkan penglihatan warna yang tajam pada
oleh cahaya) dan terehsitasi jiha tidah mendapat stimuLtsi siang hari.
(mengalami depolarisasi dalam keadaan gelap). Potensial
hiperpolarisasi dan penurunan pelepasan neurotransmiter Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak daripada
yang ditimbulkannya berbeda-beda sesuai dengan intensitas selkerucut (100 juta sel batang dibandingkan dengan 3 juta
cahaya. Semakin rcrang cahaya, semakin besar respons hiper- sel kerucut per mata). Sel kerucut lebih banyak di makula
polarisasi dan semakin besar penurunan pelepasan neuro- lutea di bagian tengah retina. Dari titik ini keluar, konsenrrasi
transm iter. sel kerucut berkurangdan konsentrasi sel batang meningkat.
Sel batang paling banyak di perifer. Kita telah mengulas ke-
samaan cara fototransduksi berlangsung di sel kerucut dan sel
PEMROSESAN LEBIH LANJUT MASUKAN CAHAYA
batang. Kini kita akan berfokus pada perbedaan antara kedua
OLEH RETINA
fotoreseptor ini. Anda telah mengetahui bahwa sel batang
Bagaimana retina mengirim sinyal ke otak mengenai rang- memberi penglihatan hanya dalam bayangan abu-abu, se-
sangan cahaya melalui suatu respons inhibitorik? Fotoresep- mentara sel kerucut memberi penglihatan warna. Kemam-
tor bersinaps dengan sel bipolar. Sel-sel ini, selanjutnya, ber- puan sel batang dan sel kerucut juga berbeda dalam aspek
akhir di sel ganglion, yang akson-aksonnya membentuk saraf lain karena perbedaan dalam "pola perkabelan' anrara ripe-
optik untuk transmisi sinyal ke otak. Neurotransmiter yang tipe fotoreseptor ini dan lapisan neuron retina lainnya (Tabel
dibebaskan dari ujung sinaps fotoreseptor memiliki efek inhi- 6-3). Sel kerucut memiliki sensitivitas rendah terhadap ca-
bitorik pada sel bipolar. Penurunan pengeluaran neurorrans- haya, "dinyalakan" hanya oleh sinar terang siang hari, tetapi
miter yang menyertai hiperpolarisasi reseptor yang diinduksi sel ini memiliki ketajaman (kemampuan membedakan dua
oleh cahaya menurunkan efek inhibitorik pada sel bipolar. titik yang berdekatan) tinggi. Karena itu, sel kerucut mem-
Hilangnya efek inhibitorik menimbulkan efek yang sama beri penglihatan tajam dengan resolusi tinggi untuk detil
dengan eksitasi langsung sel bipolar. Semakin besar penca- halus. Manusia menggunakan sel kerucut untuk penglihatan
hayaan pada sel reseptot semakin besar pengurangan inhibisi siang hari, yang berwarna dan tajam. Sebaliknya, sel batang
terhadap sel bipolar dan semakin besar efek eksitasi pada sel- memiliki ketajaman rendah tetapi sensitivitasnya tinggi se-
sel berikutnya dalam jalur penglihatan ke otak. hingga sel ini berespons terhadap sinar remaram malam hari.
Sel bipolaa seperti fotor€s€ptot memperlihatkan po- Anda dapat melihat pada malam hari dengan sel batang anda
tensial berjenjang. Potensial aksi baru muncul di sel ganglion, tetapi dengan mengorbankan warna dan ketajaman. Marilah
neuron pertama dalam rangkaian yang harus merambatkan kita melihat bagaimana pola perkabelan mempengaruhi sen-
pesan visual melalui jarakyangjauh ke otak. sitivitas dan ketajaman.
Fotopigmen yang telah mengalami perubahan pulih ke Tidak banyak terjadi konvergensi neuron di jalur retina
konformasi aslinya pada keadaan gelap oleh mekanisme- untuk keluaran dari sel kerucut (lihat h. 121). Setiap sel
mekanisme yang diperantarai oleh enzim (Gambar 6-24b). kerucut biasanya memiliki jalur pribadi yang menghubung-
Kemudian potensial membran dan kecepatan pelepasan kannya dengan sel ganglion tertenru. Sebaliknya, banyak ter-
neuroffansmiter fotoreseptor kembali ke keadaan sebelum jadi konvergensi di jalur sel batang. Masukan dari lebih 100
eksitasi, dan tidak adalagi potensial aksi yang disalurkan ke sel batang dapat berkonvergensi melalui sel bipolar ke sebuah
korteks penglihatan (Gambar 6-25a). sel ganglion.
CATAIAN KLINIS. Para peneliti kini sedang mengem- Sebelum sebuah sel ganglion dapat mengalami potensial
bangkan chip mlfuoelektronik yang ambisius dan masih spe- aksi, sel harus dibawa ke ambang melalui pengaruh potensial
kulatifyang dapat berfungsi sebagai pengganti parsial retina. berjenjang di reseptor yang terhubung dengan sel tersebut.
Harapan mereka adalah bahwa alat ini akan mampu memu- Karena satu sel ganglion sel kerucut dipengaruhi hanya oleh
lihkan paling sedikit sebagian penglihatan pada orang yang satu sel kerucut, maka hanya sinar terang siang hari yang cukup
buta akibat lenyapnya sel fotoreseptor tetapi sel ganglion dan intens untuk mernicu potensial resepror yang memadai di sel
jalur optiknya masih utuh. Sebagai contoh, jika para peneliti kerucut untuk akhirnya membawa sel ganglion ke ambang.
ini berhasil, maka chip tersebut akan bermanfaat bagi orang Banyaknya konvergensi di jalur penglihatan sel batang, seba-
dengan degenerasi makula. "Chip penglihatan" ini juga akan liknya, memberi banyak kesempatan bagi penjumlahan proses-
memintas tahap fotoreseptor. Bayalgafl yar'g diterima oleh proses sub-ambang di sel ganglion sel batang (lihat h. l l7).
suatu kamera yang diletakkan di kacamata akan diterjemah- Sementara potensial resepror kecil yang ditimbulkan oleh ca-
kan oleh chip menjadi sinyal listrik yang dapat dideteksi oleh haya temaram di sebuah sel kerucut tidak akan memadai un-
sel ganglion dan ditransmisikan untuk pemrosesan visual tuk membawa sel ganglionnya ke ambang, potensial reseptor
lebih lanjut. Hal lain yang menjanjikan dan sedang dalam serupa yang dipicu oleh sinar temaram yang sama di banyak

224 Bab 6
terhadap sinar terik. Dengan sedikit kontras antara bagian
terang dan gelap, keseiuruhan bayangan tampak keputihan"
Setelah sebagian fotopigmen cepar diuraikan oleh sinar in-
tens, sensitivitas mata menurun dan kontras normal dapat
sEL BATANG SEL KERUCUT kembali rerdeteksi, suaru proses yang dinamai adaptasi te-
100 juta per retina 3 juta per retina rang. Sel batang sedemikian peka terhadap cahaya sehingga
Penglihatan dalam bayangan Penglihatan warna cukup banvak rodopsin yang diuraikan dalam keadaan terang
abu-abu dan hal ini pada hakikamya "menghanguskan" sel batang;
Sensitivitas tinggi 5ensitivitas rendah yaitu, setelah diuraikan oleh sinar rerang, fotopigmen sel ba-
Ketajaman rendah Ketajaman tinggi tang tidak lagi dapat berespons terhadap sinar. Selain itu,
Penglihatan malam Penglihatan siang mekanisme adaptif sentrai mengubah mata dari sistem ba-
Banyak konvergensi di jalur Sedikit konvergensi di tang ke sistem kerucut ketika terpajan ke sinar terang. Dengan
retina jalur retina demikian, hanya sel-sel kerucut yang kurang peka yang di-
Lebih banyak di tepi Terkonsentrasi di fovea gunakan untuk pengliharan rerang (siang hari).
Para peneliti memperkirakan bahwa sensirivitas mara
kita dapat berubah hingga 1 juta kali sewaktu beradaptasi ter-
hadap berbagai tingkat pencahayaan melalui adaptasi gelap
sel batang yang berkonvergensi ke saru sel ganglion akan me- dan terang. Mekanisme adaptif ini juga ditingkatkan oleh
miliki efek aditif untuk membawa sel ganglion tersebut ke refleks pupil yang menyesuaikan fumlah sinar yang diizinkan
ambang. Karena sel batang dapat menimbulkan potensial aksi masuk ke dalam mata.
sebagai respons terhadap sedikit sinar maka sel batang jauh CATAIAN KLINIS. Karena retinen, salah satu kom-
lebih sensitif daripada sel kerucut. Namun, karena sel kerucut ponen fotopigmen, adalah rurunan vitamin A, maka agar
memiliki jalur pribadi ke saraf oprikus, maka masing-masing fotopigmen dapat terus diresintesis diperlukan nutrien ini
sel kerucut dapat mengirim informasi sebuah medan reseptif dalam jumlah memadai. Rabun senja ter.jadi akibat defisiensi
sangat kecil di permukaan retina. Karena itu sel kerucut mam- vitamin A dalam makanan. Meskipun konsentrasi fotopig-
pu memberi penglihatan terinci dengan mengorbankan sensi- men di sel batang dan sel kerucut berkurang pada kondisi ini
tivitas. Pada penglihatan sel batang, ketajaman dikorbankan namun masih terdapat cukup fotopigmen sel kerucut untuk
untul sensitivitas. Karena banyak sel batang berbagi satu sel berespons terhadap stimulasi intens sinar rerang, kecuali pada
ganglion yang sama maka jika satu potensial alsi telah ter- kasus yang sangat parah. Bahkan reduksi ringan kandungan
bentuk, sulit dibedakan mana dari sekian banyak masukan sel rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sei batang sedemikian
batang yang teraktifkan yang menyebabkan sel ganglion men- besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespons terhadap sinar
capai ambang. Benda tampak kabur jika penglihatan batang temaram. Orang dapat melihat pada siang hari dengan meng-
yang digunakan, karena penglihatan ini kurang dapat mem- gunakan sel kerucut tetapi tidak dapat melihat pada malam
bedakan dua titik yang berdekatan. hari karena sel batang tidak lagi fungsional. Karena itu, wortel
"baik bagi mata anda' karena kaya akan vitamin A.

I Sensitivitas
mata dapat sangat bervariasi
melalui adaptasi gelap dan terang. t Penglihatan warna bergantung pada
perbandingan stimulasi ketiga jenis sel kerucut.
Sensitivitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah
fotopigmen pekacahayayang ada di sel batang dan sel kerucut. Penglihatan berganrung pada stimulasi fotoreseptor retina
Ketika anda pergi dari tempar terang-benderang ke rempat oleh cahaya. Benda-benda tertenru di lingkungan misalnya
yang gelap-gulita, anda mula-muia tidak dapat melihat apa- matahari, api, dan lampu pijar, mengeluarkan cahaya. Tetapi
apa, tetapi secara perlahan anda mulai dapat membedakan bagaimana anda melihat benda misalnya kursi, pohon, dan
benda-benda berkat proses adaptasi gelap. Penguraian foto- orang, yang tidak mengeluarkan cahaya? Pigmen-pigmen di
pigmen selama pajanan ke sinar matahari sangat menurunkan berbagai benda secara selektif menyerap panjang gelombang
sensitivitas fotoreseptor. Sebagai contoh, penurunan kan- rertenru sinar yang sampai kepada mereka dari sumber
dungan rodopsin inaktif hanya sebesar 0,60/o dari nilai malsi- cahaya, dan panjang gelombang yang tidak diserap dipan-
malnya menurunkan sensitivitas sel batang sekitar 3000 kali. tulkan dari permukaan benda. Berkas cahayayangdipantul-
Dalam keadaan gelap, fotopigmen yang terurai sewaktu pajan- kan inilah yang memungkinkan anda melihat benda yang
an sinar marahari secara bertahap dibentuk kembali. Akibat- bersangkutan. Suatu benda yang terlihat biru menyerap pan-
nya, sensitivitas mata anda perlahan meningkat sehingga anda
lang gelombang merah dan hijau dan memanrulkan panjang
mulai dapat melihat dalam lingkungan sekitar yang gelap. gelombang biru yang lebih pendek, yang dapat diserap oleh
Namun, hanya sel batang yang sangat sensitif dan telah di, Fotopigmen di sel kerucut biru dan mengaktifkan sel ter-
remajakan yang "dihidupkan" oleh cahaya temaram. .sebur.
Sebaliknya, ketika anda berpindah dari rempat gelap ke Setiap sel kerucut diaktifkan paling efektifoleh panjang
rempat terang (misalnya, keluar dari gedung bioskop ke gelombang rertenru dalam kisaran warna yang ditunjukkan
halaman pada iiang hari), mula-mula mata anda sangat peka oleh namanya-biru, hijau, atau merah. Namun, sel kerucut

Susunan Saraf Tepi: Diuisl Aferen; lndra Khusus 225


hanya dua jenis sel kerucut, suatu keadaan yang dinamai buta
Sel kerucut biru Sel kerucut hijau
warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini tidak
Sel
a 100 saja mempersepsikan warna secara berbeda tetapi mereka juga
oE
>'6
kerucut
tidak mampu membedakan ragam warna sebanyak orang
merah
tu normal (Gambar 6-27). Sebaga: contoh, orang dengan defek
EE
qB warna tertentu tidak dapat membedakan antara merah dan
6ts
92 o)
5U hijau. Di lampu lalu lintas mereka dapat menyebutkan lampu
<E; mana yang sedang "menyald' berdasarkan intensitasnya, tetapi
9zs mereka harus mengandalkan posisi sinar terang untuk menge-
tahui kapan harus jalan atau berhenti.
Meskipun sistem tiga kerucut telah diterima sebagai
w"rn" 4oo,
!,,j
model standar penglihatan warna selama lebih dari dua abad
yang dipersepsikan
Panjang gelombang cahaya (nm)
namun bukti baru mengisyaratkan bahwa persepsi warna
Spektrum mungkin lebih rumit. Studi,studi DNA menunjukkan bah-
cahaya
wa pria dengan penglihatan warna norma.l memiliki gen-gen
tampak
yang menyandi pigmen sel kerucut dengan jumlah bervariasi.
Persen stimulasi maksimal
Warna Sebagai contoh, banyakyang memiliki gen multipel (dari dua
yang diper- Sel kerucut Sel kerucut Sel kerucut
hingga empat) untuk deteksi cahaya merah dan dapat mem-
sepsikan merah hijau biru
bedakan perbedaan kecil warna dalam rentang panjang ge-
I 0 0 100
lombang ini daripada mereka yang hanya memiliki satu
T JI 67 Jb
n 83 83 0 salinan gen kerucut merah. Temuan ini jelas akan menye-
babkan evaluasi ulang bagaimana berbagai fotopigmen ber-
Gambar 5-26
peran dalam penglihatan warna.
Sensitivitas ketiga jenis sel kerucut terhadap berbagai
panjang gelombang. Diperlihatkan rasio stimulasi ketiga Jenrs
sel kerucut untuk tiga warna contoh.
E Inforrnasi visual dirnodifikasi dan dipisah-
pisahkan sebelum mencapai korteks penglihatan.
juga berespons terhadap panjang gelombang lain dengan Lapangan penglihatan yang tampak tanpa menggerakkan
derajat bervariasi (Gambar 6-26). Penglihatan warna, per- kepala disebut sebagai lapang pandang. Informasi yang
sepsi berbagai warna dunia, bergantung pada \erbagai rasio mencapai korteks penglihatan di lobus oksipitalis bukan
stimulasi ketiga tipe sel kerucut sebagai respons terhadap ber- replika dari lapang pandang karena beberapa hal:
macam-macam panjang gelombang. Panjang gelombang
yang terlihat sebagai biru tidak merangsang sel kerucut me-
1. Bayangan yang dideteksi di retina pada awal pemrosesan
visual berada dalam keadaan terbalik karena pembelokan
rah atau hijau sama sekali tetapi merangsang sel kerucut biru
berkas cahaya. Setelah diproyeksikan ke otak, bayangan
secara maksimal (persentasi stimulasi maksimal untuk sel ke-
rucut merah, hilau, dan biru masing-masing adalah 0:0: 100).
Sensasi kuning, sebagai perbandingan, berasal dari rasio sti-
mulasi 83:83:0, dengan sel kerucut merah dan hijau masing-
masing dirangsang hingga 83% maksimal, sementara sel ke-
rucur biru tidak terangsang sama sekali. Rasio untuk hijau
adalah 3l:57:36, dan demikian seterusnya, dengan berbagai
kombinasi menghasilkan sensasi warna yang berbeda-beda.
Putih adalah campuran semua panjang gelombang cahaya,
sementara hitam adalah tidak adanya cahaya.
Derajat eksitasi masing-masing sel kerucut terkode dan
ditransmisikan dalam jaiur-jalur paralel terpisah ke otak. Pusat
penglihatan warna di korteks penglihatan primer mengom-
binasikan dan memproses masukan-masukan ini untuk meng-
hasilkan persepsi warna, dengan menyefiakan obyek dalam
perbandingan dengan latar beiakangnya. Karena itu konsep
warna berada daiam pikiran masing-masing. Sebagian besar
dari kita sepakat tentang warna apa yang sedang kita lihat
karena kita memiliki jenis sel kerucut yang sama serta meng-
gunakan jalur-jalur saraf yang mirip untuk membandingkan
keluaran sel-sel tersebut. Namun, kadang-kadang seseorang
tidak memiliki sel kerucut jenis tertentu, sehingga penglihatan
warna mereka adalah produk dari sensitivitas diferensial dari

225 Bab 6
iiiltl{d

Sistem Saraf
(Susunan Saraf Pusat)

Sistem tubuh
mempedahankan homeostasis

l"i*rfleostasis
esensial bagi
kelangsungan
hidup s*l

i
i
I
1

J
Sel membentuk
sistern tubr*h

Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik masukan ini, kemudian memulai pengaktifan neuron-neuron
utama tubuh; yang lainnya adalah sistem endokrin. 5el-sel eferen, yang membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk
peka rangsang pada sistem saraf dibentuk oleh anyaman melaksanakan respons yang di inginkan-berupa sekresi atau
interaktif kompleks tiga tipe fungsional dasar sel saraf- gerakan. Banyak dari aktivitas yang dikontrol oleh saraf ini
neuron aferen, neuron eferen. dan antarneuron. Susunan ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Secara umum,
saraf pusat (55P) terdiri dari otak dan medula spinalis, yang sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) untuk
menerima masukan mengenai lingkungan eksternal dan mengontrol respons cepat tubuh.
internal dari neuron aferen. SSP menyortir dan memproses

144
yang terbalik tersebut diinterpretasikan sebagai berada yang telah diproses ini diintegrasikan oleh regio-regio
dalam orientasinya yang benar. penglihatan yang lebih tinggi barulah gambaran
2. Informasi yang disalurkan dari rerina ke otak bukan ^payang
dilihat dapat dipersepsikan. Hal ini serupa dengan bercak
sekedar rekaman titik ke titik pengaktifan fotoreseptor. cat pada palet pelukis versus lukisan yang telah jadi; zat-
Sebelum informasi mencapai otak, lapisan-lapisan neu- zatwarnayans terpisah tidak mencerminkan potret suatu
ron retina di belakang sel kerucut dan sel batang mem- wajah sampai zar-zar rersebut diintegrasikan di kanvas.
perkuat informasi tertentu dan menekan informasi lain CATAIAN KLINIS. Pasien dengan lesi di regio
untuk meningkatkan kontras. Salah satu mekanisme pemrosesan penglihatan spesifik di otak mungkin tidak
pemrosesan di retina adalah inhibisi lateral, di mana mampu menyatukan secara sempurna komponen-
jalur-.ialur sel kerucut yang mengalami eksitasi kuat me- komponen suatu kesan visual. Sebagai contoh, seseorang
nekan aktivitas jalur-jalur sel kerucut di sekitarnya yang mungkin tidak mampu melihat gerakan suatu benda
mengalami eksitasi lemah. Hal ini meningkatkan kon- tetapi dapat melihat bentuk, pola, dan warna dengan
tras terang gelap untuk mempertajam batas bayangan. baik. Kadang-kadang kelainan bersifat sangat spesifik,
Mekanisme lain dalam pemrosesan di retina adalah misalnya tidak mampu mengenal wajah-wajah familiar
pengaktifan diferensial dua jenis sel ganglion, sel ganglion namun dapat mengenal benda-benda mari.
menyala di tengah dan padam di tengah. Medan resepdf 4. Karena pengaruh pola 'perkabelan" antara mata dan kor-
sebuah sel ganglion sel kerucut ditentukan oleh medan teks penglihatan, separuh kiri konela menerima informasi
deteksi cahaya oleh sel kerucut yang terhubung ke sel hanya dari separuh kanan lapang pandang yang didereksi
ganglion tersebut. Sel ganglion menyala di tengah dan pa- oleh kedua mata, dan separuh kanan menerima masukan
dam di tengah berespons dengan carayang berlawanan, hanya dari separuh kiri lapang pandang kedua mata.
bergantung pada perbandingan relatif pencahayaan antara
bagian tengah dan perifer medan reseptif masing-masing.
Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari se-
Bayangkanlah medan reseptifsebagai sebuah kue donat. Sel
paruh kiri lapang pandang jatuh di separuh kanan retina
kedua mata (separuh medial atau dalam rerina kiri dan se-
ganglion menyala di tengah meningkatkan lepas muatan-
nya ketika cahaya paling intens di bagian tengah medan paruh lateral atau luar retina kanan) (Gambar 6-29a). Demi-
reseptif (yaitu ketika lubang donat menyala). Sebaliknya,
kian juga, berkas sinar dari separuh kanan lapang pandang
mencapai separuh kiri kedua retina (separuh lateral retina kiri
sel padam di tengah meningkatkan lepas muatannya kedka
dan separuh medial retina kanan). Setiap saraf optikus yang
bagian perifer medan reseptif mengalami pencahayaan pa-
ling terang (yaitu ketika donat itu sendiri yang menyala). keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh
Hal ini bermanfaat unnrk meningkatkan perbedaan dalam retina yang disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua
saraf optikus bertemu di kiasma optikum yang terletak di
tingkat ca\aya antata satu daerah kecil di bagian tengah
medan reseptif dan pencahayaan daerah di sekitarnya. bawah hipotalamus (kiasma artinya 'persilangan") (lihat
Gambar 5-7b,h. 157).Di dalam kiasma opdkum, serat-serar
Dengan meningkatkan perbedaan keterangan (bnghnes)
relati{, mekanisme ini membantu mendefinisikan kontur
dari separuh medial masing-masing retina menyeberang ke
sisi kontralateral, tetapi yangdari separuh lateral tetap di sisi
bayangan, tetapi dalam proses ini informasi tentang ke-
semula. Reorganisasi berkas-berkas serar yang meninggalkan
terangan mutlak dikorbankan (Gambar 6-28).
Berbagai aspek informasi penglihatan, misalnya bentuk,
kiasma optikum dikenal sebagai traktus optikus. Masing-
3.
warna, kedalaman, dan gerakan, dipisah-pisahkan dan masing traktus optikus membawa informasi dari separuh
lateral satu retina dan separuh medial retina yang lain. Karena
diproyeksikan dalam jalur-jalur sejajar ke berbagai bagian
kortels. Hanya ketika potongan-potongan informasi itu, persilangan parsial ini menyatukan serat-serat dari kedua
mata yang membawa informasi dari separuh lapang pandang
yang sama. Masing-masing traktus oprikus, selanjutnya,
menyalurkan informasi ke separuh otak di sisi yang sama
tentang separuh lapang pandang kontralateral.
CATAIAN KLINIS. Pengetahuan renrang jalur-jalur
ini dapat mempermudah diagnosis kelainan penglihatan yang
terjadi akibat interupsi jalur penglihatan di berbagai titik
(Gambar 6-29b).
Sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang bagai-
Gambar 6-28 mana otak memproses informasi penglihatan, lihadah Tabel
Contoh hasil akhir pemrosesan retina oleh sel-sel ganglion 5-4, yang meringkaskan fungsi berbagai komponen mata.
menyala di tengah dan padam di tengah. Perhatikan bahwa
lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh warna hitam tampak
lebih terang daripada yang dikelilingi oleh warna putih, ! Talamus dan korteks penglihatan menguraikan
meskipun kedua lingkaran tersebut identik (ukuran dan
warna sama). Pemrosesan di retina oleh sel ganglion menyala
pesan visual.
di tengah dan padam di tengah berperan besar dalam
men i n g katka n perbedaa n da lam ketera n gan (b ri g htn ess) Perhentian pertama di otak untuk informasi di jalur pengli-
relatif, yang membantu memperjelas kontur. hatan adalah nukleus genihulatum lateral di talamus (Gambar

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 227


6-29a). Bagran ini memisahkan informasi yang diterima dan gerakan). Proses penyortiran ini bukanlah tugas mudah ka-
mata dan menyalurkannya melalui berkas-berkas serat yang rena setiap saraf optikus mengandung lebih dari satu juta
dikenal sebagai radiasi optik ke berbagai daerah di korteks, serat yang membawa informasi dari fotoreseptor di satu
yang masing-masing memproses berbagai aspek dari rang- retina. Ini lebih dari semua serar aferen yang membawa
sangan penglihatan (misalnya warna, bentuk, kedalaman, masukan somatosensrik dari semua regio lain di tubuhl Para
peneliti memperkirakan bahwa ratusan juta neuron yang me-
nempati sekitar 300/o korteks ikut serta dalam pemrosesan
visual, dibandingkan dengan 8o/o yangdigunakan untuk per-
sepsi sentuh dan 3o/o untuk pendengaran. Namun koneksi di
(Melihat otak dari atas
dengan struktur-struktur jalur penglihatan bersifat repat. Nukleus genikulatum lateral
Kiri
yang menutupi disingkirkan) dan masing-masing zona korteks yang memproses informasi

IIII penglihatan memiliki peta topografis yang merepresentasikan


retina titik demi titik. Seperti korteks somarosensorik, peta
retina di korteks mengalami distorsi. Fovea, bagian retina
yang ketajaman penglihatannya rertinggi, memiliki represen-
tasi di peta sarafyang jauh lebih luas daripada bagian-bagian
repi retina.

Nervus optikus PERSEPSI KEDALAMAN


Meskipun masing-masing dari separuh korteks penglihatan
Kiasma optikum menerima informasi secara bersamaan dari bagian yang sama
Traktus optikus lapang pandang seperti yang diterima oleh kedua mata na-
mun pesan dari kedua mata tidaklah identik. Masing-masing
Nukleus
genikulatum mata melihat suatu benda dari titik pandang yang sedikit
lateral berbeda, meskipun banyak terjadi tumpang-tindih. Daerah
talamus tumpang-tindih yang terlihat oleh kedua mata pada saar yang
Radiasi sama dikenal sebagai lapang pandang binokular ("dua
optika
mata') yang penring dalam persepsi kedalaman. Seperti
Lobus bagian-bagian korteks lainnya, kortela penglihatan primer
oksipitalis tersusun menjadi kolom-kolom fungsional, masing-masing
(a) memproses informasi dari suatu bagian kecil retina. Kolom-
kolom independen didedikasikan untuk informasi rentang
Defisit penglihatan dengan lesi spesifik titik yang sama di lapang pandang kedua mata. Otak meng-
gunakan perbedaan kecil dalam informasi yang diterima dari
kedua mata untuk memperkirakan jarak, memungkinkan
anda mempersepsikan benda tiga dimensi dalam kedalaman
ruang. Sebagian dari persepsi kedalaman dapat diperoleh
dengan menggunakan saru mata, berdasarkan pengalaman
Pxryma
XL lq\: dan pembandingan dengan petunjuk-petunjuk lain. Sebagai
,, i.l:r.-j,:.::.,i':d:i j.ri:::;.,r.:
contoh, jika penglihatan anda dengan saru mata memper-
lihatkan sebuah mobil dan sebuah bangunan dan mobil ter-
t :.:2.::\.t :- t: sebut tampak jauh lebih besar, maka anda secara repat dapat
r;:. li :ii:-i;,ra:,rri.:' t!: :,rj:tt:i, Jr:
menginterpretasikan bahwa mobil terletak lebih dekat dan
anda daripada bangunan tersebut.
Letak lesi = Defisit penglihatan CAaIAIAN KLINIS. Kadang-kadang pandangan kedua
X mata tidak menyatu dengan tepat. Keadaan ini dapat terjadi
(b)
karena dua sebab: (1) Mata tidak difokuskan ke benda yang
Gambar 5-29 sama secara bersamaan, karena defek otot mata eksternal
Jalur penglihatan dan defisit visual yang berkaitan dengan yang menyebabkan lapang pandang kedua mata tidak dapat
lesi di jalurnya. (a) Jalur penglihatan. Perhatikan bahwa menyatu; atart (2) informasi binokular terintegrasi secara ti-
separuh kiri korteks penglihatan di lobus oksipitalis menerima
informasi dari separuh kanan lapang pandang kedua mata dak tepat sewaktu pemrosesan visual. Akibatnya adalah peng-
(warna biru), dan separuh kanan korteks menerima informasi lihatan ganda, atau diplopia, suatu kondisi di mana gambar-
dari separuh kiri lapang pandang kedua mata (warna merah). an yang berbeda dari kedua mata dilihat secara bersamaan.
(b) Defisit penglihatan dengan lesi spesifik di jalur
penglihatan. Setiap defisit penglihatan yang digambarkan
berkaitan dengan lesi di titik bernomor di jalur penglihatan di HIERARKI PEMROSESAN VISUAT DI KORTEKS
bagian (a). Di dalam korteks, informasi penglihatan mula-mula di-
proses di korteks penglihatan primer, kemudian dikirim ke

228 Bao o
Tahgl6-4,' , ; ,, :,,,rt.. ,,,,,,,,,:,,,
,r ,, :::. ,::":. . . rl,.

Fungsi Komponen-Komponen Utama Mata

STRUKTUR LOKASI FUNGSI


Humor aquosus Rongga anterior antara kornea dan lensa Cairan encer jernih yang terus-menerus
dibentuk dan membawa nutrien bagi kornea
dan lensa.
Sel bipolar Lapisan tengah sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
di retina
Titik buta Titik di retina sedikit di tepi tempat keluarnya Jalan keluar nervus optikus dan pembuluh darah
saraf optikus; tidak mengandung fotoreseptor
(uga dikenal sebagai diskus optikus)
Koroid Lapisan tengah mata Berpigmen untuk mencegah pembuyaran
berkas sinar di mata; mengandung pembuluh
darah yang memberi makan retina; di sebelah
anterior membentuk badan siliaris dan iris
tsadan siliar Turunan khusus di anterior lapisan koroid; Menghasilkan humor aquosus dan
membentuk cincin melingkari tepi luar lensa mengandung otot siliaris
Otot siliaris Komponen otot melingkar dari korpus siliaris; Penting dalam akomodasi
melekat ke lensa melalui ligamentum
suspensorium
Sel kerucut Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam ketajaman penglihatan,
penglihatan warna, dan penglihatan siang hari
Kornea Lapisan paling luar yang jernih di anterior Berperan paling besar dalam kemampuan
mata refraksi mata
Fovea Bagian tengah retina Daerah dengan ketajaman tertinggi
Sel ganglion Lapisan dalam sel-sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
di retina; membentuk nervus optikus
lris Cincin otot yang berpigmen dan terlihat di Mengubah-ubah ukuran pupil dengan
dalam humor aquosus kontraksi; berperan menentukan warna mata
Lensa Antara humor aquosus dan humor vitreus; Berperan dalam variasi kemampuan refraksi
melekat ke otot siliaris melalui ligamentum selama akomodasi
suspensorium
Makula lutea Daerah tepat di sekitar fovea Memiliki ketajaman tinggi karena banyak
mengandung sel kerucut
Diskus optikus (lihat keterangan untuk titik buta)
Nervus optikus Keluar dari mata di diskus optikus (bintik Bagian pertama dari jalur penglihatan ke otak
buta)
Pupil Lubang bundar anterior di tengah iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
Retina Lapisan paling dalam mata Mengandung fotoreseptor (sel kerucut dan sel
batang)
Sel batang Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam penglihatan hitam-putih dan
malam serta memiliki sensitivitas tinggi
Sklera Lapisan luar mata yang kuat Selubung jaringan ikat protektif; membentuk
bagian putih mata yang terlihat; di sebelah
anterior membentuk jaringan khusus yaitu
kornea
Ligamentum suspensorium Terletak antara otot siliaris dan lensa Penting dalam akomodasi
Humor vitreus Antara lensa dan retina Bahan setengah cair mirip gel yang membantu
mempertahankan bentuk bulat mata

daerah-daerah visual yang lebih tinggi untuk pemrosesan kompleks. Sel sederhana dan kompleks saling bertumpuk
yang lebih rumit dan abstraksi. Korteks mengandung suatu di dalam kolom-kolom korteks penglihatan primer, se-
hierarki sel-sel visual yang berespons terhadap rangsangan dangkan sel hiperkompleks ditemukan di daerah-daerah
yang semakin kompleks. Berdasarkan kompleksitas rang, pemrosesan visual yang lebih tinggi. Tidak seperti sel retina,
sangan yang diburuhkan untuk menimbuikan respons, di- yang berespons terhadap jumlah sinar, sel korteks hanya
ketahui terdapat tiga jenis neuron korteks penglihatan. melepaskan muatan jika menerima pola iluminasi tertentu
Ketiganya dinamai sel sederhana, kompleks, dan hiper- yang telah terprogram di sei tersebut. Pola-pola ini dibentuk

Susunan Saraf Tepi: Divisi .Aferen; lndra Khusus 229


dengan menyatukan koneksi-koneksi yang berasal dari sel- rima berbagai sinyal sensorik. Karena itu, sinyal taktil dan
di retina. Sebagai contoh,
sel fotoreseptor yang berdekatan pendengaran juga sampai ke korteks penglihatan. Sebagai
beberapa sel sederhana melepaskan muatan hanya ketika contoh, satu penelitian yang menggunakan teknik-teknik
kita melihat batang vertikal di lokasi terrenru, yang lain pencitraan otak memperlihatkan bahwa orang buta sejak
ketika batang horizontal, dan yang lain lagi pada berbagai lahir menggunakan korteks penglihatan ketika mereka
orientasi oblik. Gerakan suatu sumbu oritentasi kritis membaca huruf Braille, meskipun mereka tidak "melihat"
menjadi penting untuk respons oleh sebagian sel kompleks. apapun. Masukan taktil dari jari-jari rangan mereka men-
Sel hiperkompleks menambahkan dimensi baru terhadap capai daerah visual otak serta korteks somatosensorik.
pemrosesan visual dengan hanya berespons terhadap sudut, Masukan ini membantu mereka "melihat" pola titik-titik
tepi, atau lengkung tertentu. Setiap level neuron korteks huruf Braille.
penglihatan memperlihatkan peningkatan kapasitas untuk Y*g juga memperkuat anggapan bahwa pemrosesan
abstraksi informasi yang terbentuk oleh peningkatan kon- berbagai jenis masukan sensorik di otak mengalami tumpang-
vergensi masukan dari neuron-neuron level di bawahnya. tindih adalah penemuan neuron muhisensorih-sel-sel otak
Dengan cara ini, korteks mengubah pola mirip titik dari yang bereaksi terhadap banyak masukan sensorik dan bukan
fotoreseptor yang dirangsang oleh cahaya dengan berbagai hanya terhadap satu jenis rangsangan. Belum ada yang
intensitas di bayangan rerina menjadi informasi tentang mengetahui apakah sel-sel ini jarang atau banyak terdapat di
kedalaman, posisi, orientasi, gerakan, kontur, dan panjang. otak. (Lihat fitur penyerta dalam boks, Konsep, Thntangan,
Aspek-aspek lain informasi ini, misalnya persepsi warna, dan Kontroversi, mengenai suatu cara di mana para peneliti
diproses secara bersamaan. Bagaimana dan di mana keselu- mempelajari pemakaian bersama masukan sensorik oleh ber-
ruhan bayangan akhirnya disatukan masih belum diketahui. bagai bagian otak).
Hanya jika potongan-potongan informasi yang telah dipro- Pada bagian selanjutnya dari bab ini kita akan berkon-
ses ini diintegrasikan oleh regio-regio visual yang lebih sentrasi pada fungsi utama indera khusus lainnya. Sekarang
tinggi barulah kita dapat mempersepsikan informasi visual marilah kita beralih dari mara ke telinga.
secara lengkap.

TELINGA: PENDENGARAN DAN


I Masukan visual dikirim ke bagian-bagian lain
otak yang tidak terlibat dalam persepsi KESEIMBANGAN
penglihatan. Masing-masing telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar,
tengah, dan dalam (Gambar 6-30). Bagian luar dan tengah
Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks
telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga
penglihatan. Sebagian diproyelaikan ke bagian-bagian lain
dalam yang berisi cairan, di mana energi suara mengalami
otak untuk tujuan di luar persepsi penglihatan langsung.
penguatan dalam proses ini. Telinga dalam berisi dua sistem
Contoh aktivitas nonpenglihatan yang bergantung pada
sensorik berbeda: koklea, yang mengandung reseptor untuk
masukan dari sel batang dan sel kerucut adalah (1) kontribusi
mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga
ke keadaan terjaga kortels dan konsentrasi, (2) kontrol
kita dapat mendengar; dan aparatus uestibularis, yang penting
ukuran pupil, dan (3) kontrol gerakan mata. Masing-masing
bagi sensasi keseimbangan.
mata dilengkapi oleh suatu set otot yang terdiri dari enam
otot mata eksternal yang menentukan posisi dan gerakan
mata sehingga mata dapat mengetahui lokasi, melihat, dan
mengikuti benda dengan lebih baik. Gerakan mata adalah
I Gelombang suara terdiri dari regio-regio
salah satu gerakan rubuh yang paling cepat dan paling
pemadatan dan peregangan molekul udara yang
terkontrol. berselang-seling.
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pen-
dengaran terdiri dari dua aspek: identifikasi suara ("apa") dan
I Sebagian masukan sensorik dapat
lokalisasinya ("di mana"). Kita mula-mula akan mempelajari
dideteksi oleh berbagai daerah pemrosesan karakteristik gelombang suara, kemudian bagaimana telinga
sensorik di otak. dan otak memproses masukan suara unruk menghasilkan
pendengaran.
Sebelum beralih ke indera yang lain-pendengaran-perlu
dikemukakan suatu teori baru kontroversial mengenai in- Gelombang suara adalah geraran udara yang me-
rambat yang terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi
dera yang mempertanyakan pandangan yang ada bahwa
indera tertentu memberi masukan ke bagian otak tertentu akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian
dengan daerah-daerah bertekanan rendah akibat penjarang-
yang hanya menangani satu indera. Semakin banyak bukti
an (peregangan) molekul udara (Gamb ar 6-3la) . Setiap alat
menunjukkan bahwa regio-regio otak yang didedikasikan
hampir semata-mata untuk indera tertentu, misalnya kor- yang mampu menghasilkan gangguan pola molekul udara
teks visual untuk masukan penglihatan dan korteks soma-
sepertiitu adalah sumber suara. Contoh sederhana adalah
tosensorik untuk masukan sentuhan, sebenarnya mene- garpu tala. Ketika garpu tala dipukulkan, bilahnya akan

230 Bab 6
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi
"Melihat" dengan Lidah
Meskipun masing-masing jenis
masukan sensorik terutama diterima
oleh bagian otak tertentu yang
bertanggung jawab untuk persepsi
modalitas tersebut namun regio-regio
otak yang berperan dalam pemrosesan
perseptual menerima sinyal sensorik
o
dari berbagai sumber. Karena itu, o
f
korteks penglihatan menerima
masukan sensorik tidak hanya dari :6

mata tetapi juga dari permukaan '6


I

tubuh dan telinga. Satu kelompok c


o
peneliti kini sedang mengeksploitasi,
dengan cara tak lazim tetapi menarik,
;o !
o
o
pemakaian bersama masukan sensorik '6 :
oleh berbagai bagian otak ini. Dalam o 6
o
penelitian tersebut, para relawan buta l oa

atau dapat melihat tetapi ditutupi E


_9
o
matanya mampu secara kasar memper- d
v Yo
sepsikan bentuk dan fitur dalam ruang o
melalui suatu alat yang dihubungkan Subyek yang ditutup matanya mengikuti gerakan tangan yang sedang Y
ke lidah. Ketika alat ini, yang terdiri direkam oleh kamera video (kotak putih di samping komputer laptop) o c
C
.F 6
o
dari suatu rangkaian elektroda, dan ditransmisikan ke alat penerjemah gambar di lidah). o
!
diletakkan di lidah maka alat ini
menerjemahkan bayangan yang
dideteksi oleh kamera menjadi pola
sinyal listrik yang mengaktifkan
reseptor sentuh di lidah (lihat gambar
di samping). Pola "gelitik" di lidah
akibat sinyal listrik yang diinduksi oleh karena air liur adalah cairan penghan- Meskipun pemakaian lidah sebagai
cahaya ini berkorespondensi dengan tar listrik bagi arus yang dihasilkan mata "angkat" tidak akan pernah
bayangan yang direkam oleh kamera. oleh alat dari masukan visual. Selain mendekati penglihatan yang dihasilkan
Dengan latihan. korteks visual itu, lidah banyak mengandung oleh mata normal namun harapannya
mempersepsikan masukan sensorik reseptor taktil, yang membuka adalah bahwa teknik ini akan
alternatif ini sebagai bayangan visual. kemungkinan bahwa lidah dapat memungkinkan orang buta pergi
Seperti diklaim oleh salah satu peneliti memberikan ketajaman masukan visual keluar; melihat bayangan benda, dan
yang menciptakan alat tersebut, orang yang lebih tinggi daripada kulit. Fitur mengikuti gerakan. Bahkan masukan
melihat dengan korteks penglihatan, ini akan penting jika alat semacam ini penglihatan yang terbatas ini saja akan
bukan dengan mata. Setiap cara untuk akan digunakan untuk membantu membuat orang dengan gangguan
mengirim sinyal ke korteks penglihatan mereka yang penglihatannya ter- penglihatan lebih mudah beraktivitas
dapat dipersepsikan sebagai bayangan ganggu. Tujuan para peneliti adalah dan memperbaiki kualitas kehidupan
visual. Sebagai contoh, salah seorang memperbaiki resolusi alat dengan mereka. Pengembang alat ini mencoba
buta yang menjadi relawan dalam meningkatkan jumlah elektroda di memperkecil alat sehingga dapat
penelitian melihat kerlip nyala lilin dalam mulut. Meskipun demikian, dipasang tanpa terlihat di dalam mulut
urftuk pertama kalinya melalui alat bayangan yang diterima masih bersifat pemakai dan dapat dihubungkan ke
yang dihubungkan ke lidah tersebut. kasar karena ketajaman yang dihasil- kamera miniatur yang dipasang di kaca
Lidah adalah pilihan yang lebih baik kan oleh alat ini tidak pernah menya- mata. Alat yang ringkas ini akan
daripada kulit untuk menerima masukan mai yang dihasilkan oleh medan praktis digunakan dan secara kosmetis
taktil yang diubah dari cahaya ini reseptif mata yang kecil. dapat diterima.

bergetar. Sewaktu bilah garpu tala bergerak ke satu arah "terganggu" akan mengganggu molekul-molekul di dekat-
(Gambar 6-31b), molekul-molekul udara di depannya ter- nya, membentuk daerah-daerah baru pemadatan dan pe-
dorong saling merapat, atau memadat (terkompresi), dan regangan, demikian sererusnya (Gambar 6-3lc). Energi
meningkatkan tekanan di daerah ini. Secara bersamaan, suara secara bertahap melemah sewaktu gelombang suara
sewaktu bilah maju ke depan molekul-molekul udara di berjalan jauh dari sumbernya. Intensitas gelombang suara
belakangnya menyebar, atau lebih jarang, dan menurunkan berkurang sampai hilang ketika gelombang suara terakhir
tekanan di daerah tersebut. Sewaktu bilah bergerak ke arah terlalu lemah untuk mengganggu molekul-molekul udara di
berlawanan, tercipta gelombang pemadatan dan peregangan sekitarnya.
yang berlawanan. Meksipun masing-masing molekul hanya Gelombang suara juga dapat merambat melalui media
bergerak dalam jarak dekat ketika bilah bergetar namun selain udara, misalnya air. Namun, perambatan ini kurang
gelombang pemadatan dan peregangan menyebar ke jarak efisien; diperlukan tekanan lebih besar unruk menimbulkan
yang jauh seperti riak air. Molekul-molekul udara yang pergerakan cairan dibandingkan dengan pergerakan udara

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 231


Daun Membran Osikulus
telinga timpani auditorius
\ (gendang telinga)
Kanalis )
I semisirkularis
!Aparatus
Utrikulus I vestibularis
dan sakulus /
Jendela oval

Nervus vestibulokoklearis
-
Kokhlea
Jendela bundar

' !::.- .-.. ::;;:!:. *i:

=":.,. Tuba
eustaklius

Meatus
auditorius eksternus
{sa}uran telinga) Ke faring

,Telinga
'dalatn'

Gambar 6-30
Anatomi telinga.

karena inersia (kelembaman, resistensi terhadap perubahan) kuadriliun (sejuta milyar) kali, bukan 150 kali, lebih kuat
cairan yang iebih besar. daripada bunyi terlemah yang masih terdengar. Suara yang
Suara ditandai oleh nadanya (tone), intensitasnya (ke- lebih besar daripada 100 dB dapat merusak secara permanen
kuatan, keras-lembutnya), dan timbre (warna suara, kuaiitas) perangkat sensorik sensitif di koklea.
(Gambar 6-32).
I W'arna suara, atau kualitas, suaru suara bergantung
I Nada suatu suara (misalnya nada C atau G) ditentukan pada ouertone,yaitu frekuensi tambahan yang mengenai nada
oleh frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran, se- dasar. Garpu tala memiliki nada murni, tetapi sebagian besar
makin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelom, suara ridaklah murni. Sebagai contoh, campuran kompleks
bang suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus per nada tambahan menimbulkan suara yang berbeda pada ber-
detik tetapi paling peka untuk frekuensi antara 1000 dan bagai alat musik yang memainkan nada yang sama (nada C
4000 siklus per detik. dalam bunyi rerompet terdengar berbeda dari nada C di
I Intensitas, atau kekuatan, suara bergantung pada am- piano). Nada tambahan juga berperan menyebabkan per-
plitudo geiombang suarar atau perbedaan tekanan antara bedaan karakteristik suara orang. 'Warna suara memungkin-
daerah pemadatan bertekanan tinggi dan daerah peregangan kan pendengar membedakan sumber gelombang suara, ka,
bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin rena setiap sumber suara menghasilkan pola nada tambahan
besar amplitudo, semakin keras suara. Telinga manusia dapat yang berbeda-beda. Berkat warna suara, anda dapat menge-
mendengar intensitas suara dengan kisaran yang lebar, dari tahui apakah yang berbicara di telepon ibu anda arau pacar
bisikan paling lemah hingga bunyi pesawat lepas landas yang anda sebelum anda mengatakan sesuatu yang salahl
memekakkan telinga. Kekuatan suara diukur dalam desibel
(dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan
dengan suara paling lemah yang masih terdengar*ambang I Tellnga luar berperan dalam
pendengaran. Karena hubungannya yang logaritmik, maka lokalisasi suara.
setiap 10 dB menunjukkan peningkatan 10 kali lipat kekuat-
an suara. Beberapa contoh suara umum menggambarkan be- Reseptor-reseptor khusus unruk suara terletak di telinga da-
sar peningkatan ini (Thbel 6-5). Perhatikan bahwa bunyi lam yang berisi cairan. Karena itu, gelombang suara di udara
gesekan daun pada 10 dB 10 kali lebih kuat daripada ambang harus dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga
pendengaran, tetapi suara pesawat jet lepaslandas adalah satu dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi suara

7-32 Bab 6
Daerah Daerah
pemadatan peregangan

I
c(6
c
$
i<
P
I

Kepadatan molekul udara Daerah Daerah


normal ketika garpu tala peregangan pemadatan
(a) dalam keadaan diam (b)

-waktu-

(c)

Gambar 6-3'l
Pembentukan gelombang suara. (a) Gelombang suara adalah daerah-daerah pemadatan dan peregangan molekul udara yang
berselang-seling. (b) Garpu tala yang bergetar memicu gelombang suara sewaktu molekul-molekul udara di depan bilah garpu
yang sedang bergerak maju mengalami pemadatan sementara molekul-molekul di belakangnya mengalami penjarangan/
peregangan. (c) Molekul-molekul udara yang terganggu tersebut menumbuk molekul-molekul di depannya, membentuk
daerah-daerah baru pemadatan dan peregangan yang lebih jauh dari tempat asal suara. Dengan cara ini, gelombang suara
bergerak progresif semakin jauh dari sumber, meskipun masing-masing molekul udara hanya berpindah dalam jarak dekat
ketika terganggu. Gelombang suara akhirnya lenyap ketika daerah terakhir yang mengalami gangguan terlalu lemah untuk
"mengganggu" daerah di depannya.

Nada bergantung
pada frekuensi n* f/\t/v\ Kekuaian
sama

lntensitas (kekuatan)
bergantung pada
amplitudo
-\- --l^At/V\ Nada
sama

/nAnnon/ (*
nn
Kekuatan
Timbre {kualitas)
bergantung pada
ovenanes
!4,'"d\ )\"A- sama,
nada
Nada murni Oveftone yang berbeda sama

Gambar 6-32
Sifat gelombang suara.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 233


(tahi kuping), suatu sekresi lengket yang menjebak partikel-
Tahel S-5, ' ,, ' j .
partikel kecil asing. Baik rambut-rambut halus maupun
Kekuatan Relatif Suara yang Umum serumen membantu mencegah partikel di udara mencapai
bagian dalam saluran telinga, tempat partikel dapat menum-
PERBANDINGAN
puk atau mencederai membran timpani dan mengganggu
DENGAN SUARA
pendengaran.
PALING LEMAH YANG
KEKUATAN MASIH TERDENGAR
DALAM (AMBANG
SUARA DESIBEL (dB) PENDENGARAN) I Membran timpani bergetar bersama gelombang
GemerisikDaun suara di telinga luar.
10 dB 10 kali lebih kuat
Detak Jam 20 dB 100 kali lebih kuat Membran timpani, yang membentang merintangi pintu
Suara di 30 dB Seribu kali lebih kuat masuk ke telinga tengah, bergetar ketika terkena gelombang
Perpustakaan suara. Daerah-daerah bertekanan tinggi dan rendah yang
Percakapan 60 dB Sejuta kali lebih kuat berselang-seling dan ditimbulkan oleh gelombang suara
Normal
menyebabkan gendang telinga yang sangar peka melekuk
Blender 90 dB Semilyar kali lebih kuat ke dalam dan keluar seiring dengan frekuensi gelombang
Makanan
suara.
Konser Musik 120 dB Setrilyun kali lebih kuat
Rock Agar membran bebas bergerak ketika terkena suara,
Jet tekanan udara istirahat di kedua sisi membran timpani harus
Pesawat 150 dB Sekuadriliun kali lebih
Lepas Landas kuat sama. Bagian luar gendang telinga terpajan ke tekanan at-
mosfer yang mencapainya melalui saluran telinga. Bagian
dalam gendang telinga yang menghadap ke rongga telinga
tengah juga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba eus-
yang terjadi dalam proses alami ketika gelombang suara ber- takhius (auditorius), yang menghubungkan telinga tengah
pindah dari udara ke air. Fungsi ini dilaksanakan oleh telinga ke faring (bagian belakang tenggorokan) (Gambar 6-30).
luar dan telinga tengah. Tirba eustakius dalam keadaan normal terrurup, tetapi dapat
Telinga luar (Gambar 5-30) terdiri dari pinna (daun membuka oleh gerakan menguap, mengunyah, dan menelan.
telinga), meatus auditorius eksternus (saluran telinga), dan Pembukaan ini memungkinkan tekanan udara di telinga
membran timpani (gendang telinga). Pinna, lipatan menonjol tengah menyamai tekanan atmosfer sehingga tekanan di ke-
tulang rawan berlapis kulit mengumpulkan gelombang suara dua sisi membran timpani setara. Sewaktu perubahan tekan-
dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Banyak spesies an eksternal yang cepar (misalnya ketika pesawat lepas-
(anjing misalnya) dapat mengarahkan telinga mereka sesuai landas), gendang telinga menonjol dan menimbulkan nyeri
sumber suara untuk mengumpulkan lebih banyak suara, karena tekanan di luar telinga berubah semenrara tekanan di
tetapi telinga manusia relatif tidak dapat bergerak. Karena telinga tengah tidak berubah. Membuka tuba eustakius
bentuknya, pinna secara parsial menghambat gelombang dengan menguap memungkinkan tekanan di kedua sisi mem-
suara yang mendekati telinga dari belakang, mengubah warna bran timpani menjadi sama, menghilangkan distorsi akibat
suara sehingga membantu orang membedakan apakah suara tekanan sewaktu gendang telinga kembali ke bentuknya se-
berasal tepat dari depan atau belakang. mula.
Lokalisasi suara untuk suara yang datang dari kanan CATAIAN KLINIS. Infeksi yang berasal dari tenggo-
atau kiri ditentukan berdasarkan dua petunjuk. Pertama, rokan kadang menyebar melalui tuba eustakius ke telinga
gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat dengan tengah. Penimbunan cairan yang terjadi di telinga tengah
sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di tidak saja menimbulkan nyeri tetapi juga mengganggu han-
telinga satunya. Kedua, suara menjadi kurang intens ketika taran suara melintasi telinga tengah.
mencapai telinga yang jauh, karena kepala berfungsi sebagai
penghalang suara yang secara parsial menghambat perambat-
an gelombang suara. Korteks pendengaran mengintegrasikan I Tulang-tulang telinga tengah mengubah getaran
semua petunjuk ini untuk menentukan lokasi sumber suara. membran timpani menjadi gerakan cairan di
Kita sulit mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu
telinga dalam.
telinga. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks
pendengaran menentukan lokasi suara berdasarkan perbeda- Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran
an dalam waktu pola lepas muatan neuron, bukan oleh peta timpani ke cairan telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks oleh adanya rantai tiga tulang kecil, atau osikulus (maleus,
penglihatan oleh retina yang memungkinkan kita mengeta- inkus, dan stapes), yang dapat bergerak dan membentang di
hui lokasi benda yang terlihat. telinga tengah (Gambar 6-33a). Tirlang pertama, maleus, me-
Pintu masuk saluran telinga dijaga oleh rambut- lekat ke membran timpani, dan tulang terakhir, srapes, me-
rambut halus. Kulit yang melapisi saluran mengandung lekat ke jendela oval, pintu masuk ke dalam koklea yang
kelenjar keringat modifikasi yang menghasilkan serumen berisi cairan. Sewaktu membran timpani bergetar sebagai

234 Bab 6
respons terhadap gelombang suara, rangkaian tulang-tulang pani mengandung cairan yang sedikit berbeda, perilimfe.
tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama, memin- Daerah di luar ujung duktus koklearis tempar cairan di
dahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jen- kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut heli-
dela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditim- kotrema. Skala vestibuli dipisahkan dari rongga telinga
bulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan cairan tengah oleh jendela oval, tempat melekatnya stapes. Lubang
telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang sama kecil lain yang ditutupi oleh membran, jendela bundar,
seperti gelombang suara asal. Namun, seperti telah disebut- menutup skala timpani dari telinga tengah. Membran
kan, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggetar- vestibularis yang tipis membentuk atap duktus koklearis
kan cairan. Sistem osikulus memperkuat tekanan yang di- dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basila-
timbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua ris membentuk lantai duktus kokhlearis, memisahkannya
mekanisme agar cairan di koklea bergetar. Pertama, karena dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting ka-
luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada rena mengandung organ Corti, organ indera untuk pen-
luas jendela oval maka terjadi peningkatan tekanan ketika dengaran.
gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan oleh
osikulus ke jendela oval (tekanan = gayalluas). Kedua, efek
tuas osikulus juga menimbulkan penguatan. Bersama-sama, I Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan
kedua mekanisme ini meningkatkan gaya y^ng bekerja pada cairan menjadi sinyal listrik.
jendela oval sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika gelom-
bang suara langsung mengenai jendela oval. Penambahan Organ Corti, yang terletak di atas membran basilaris di
tekanan ini sudah cukup untuk menggetarkan cairan di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang me-
koklea. rupakan reseptor suara. Sebanyak 16.000 sel rambut di da-
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi se-
lam masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris
cara refleks sebagai respons terhadap suara keras (lebih dari di seluruh panjang membran basilaris: satu baris sel
sejajar

70 dB), menyebabkan membran timpani mengencang dan rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar (Gambar
membatasi gerakan rangkaian osikulus. Berkurangnya getar- 6-33c). Dari permukaan masing-masing sel rambut me-
an di struktur-struktur telinga tengah ini menurunkan trans-
nonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia,
misi gelombang suara yang keras ke telinga dalam untuk yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin (lihat
melindungi perangkat sensorik yang peka dari kerusakan. h. 50). Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut
Namun, respons refleks ini reladf lambat, terjadi paling permukaannya mengalami perubahan bentuk secara meka-
kurang 40 mdet setelah pajanan ke suara keras. Karena itu nis akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini
refleks ini hanya memberi perlindungan terhadap suara keras berkontak dengan membran tektorium, suatu tonjolan
yang berkepanjangan, bukan dari suara mendadak misalnya mirip tenda yang menutupi organ Corti di seluruh panjang-
ledakan. Dengan memanfaatkan refleks ini, senjata anti pe- nya (Gambar 5-33b dan c).
sawat udara masa Perang Dunia II dirancang untuk meng- Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela
hasilkan suara keras praledakan untuk melindungi telinga oval memicu gelombang tekanan di kompartemen aras.
tentara mereka dari suara berdentam keras yang ditimbulkan Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka
oleh penembakan sebenarnya. tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menye-
babkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris (Gambar
I Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera 6-34a). Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang
pendengaran. tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen aras,
kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk ke dalam
Kokhlea yang seukuran kacang polong dan berbentuk kompartemen bawah, tempar gelombang tersebut menye-
mirip siput ini adalah bagian telinga dalam yang "men- babkan jendela bundar menonjol keluar mengarah ke
dengar" dan merupakan sistem tubulus bergelung yang ter- rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan
letak jauh di dalam tulang temporal (Gambar 6-30). Kom- tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik
ponen fungsional kokhlea akan lebih mudah dipahami jika jendela oval ke arah luar ke telinga tengah, perilimfe meng-
gulungan organ ini diuraikan seperti diperlihatkan di alir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar me-
Gambar 6-33a. Di sebagian besar panjangnya koklea dibagi nonjol ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan
menjadi tiga kompartemen longitudinal berisi cairan. Duk- suara tetapi hanya menghilangkan tekanan.
tus kokhlearis yang buntu, yangjuga dikenal sebagai skala Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkait-
media, membentuk kompartemen tengah. Bagian ini mem- an dengan penerimaan suara mengambil "jalan pintas".
bentuk terowongan di seluruh panjang bagian tengah Gelombang tekanan di kompartemen aras disalurkan me-
kokhlea, hampir mencapai ujung. Kompartemen atas, skala lalui membran vestibularis yang tipis, menuju duktus
vestibuli, mengikuti kontur dalam spiral, dan skala tim- kokhlearis, dan kemudian melalui membran basilaris di
pani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar (Gam- kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan
bar 6-33a dan b). Cairan di dalam duktus koklearis disebut jendela bundar menonjol keluar masuk bergantian. Per-
endolimfe (Gambar 6-34a). Skala vestibuli dan skala tim- bedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi ge-

Susunan 5araf Tepi: Divisi Aferen; Indra Khusus 235


Koklea Membran vestibularis

Helikotrema \ / u.Membran basilaris


\ ,/ Organ Corti (dengan rambut
lnkus stapes di
jendela\ \ ,/ dari sel rambut yang diperlihatkan
I -- di Permukaan)
oval I _-./t

Membran tektorium

Skala media
(duktus kokhlearis)

Membran vestibularis

Membran tektorium

Skala vestibuli
Jendela bundar
Rongga Skala
telinga tengah media
Organ Corti (duktus
Membran timpani kokhlearis)
(a)
Saraf auditorius Membran
basilaris

Skala timpani

Gambar 6-33
Telinga tengah dan koklea. (a) Anatomi makroskopik telinga
tengah dan koklea, dengan gulungan koklea "diuraikan". (b) Membran
Potongan melintang koklea. (c) Organ Corti diperbesar.
Sel rambut

lombang tekanan melalui membran basilaris menyebabkan


membran ini bergerak naik-turun, atau bergetar, sesuai
gelombang tekanan. Karena organ Corti berada di atas
membran basilaris maka sel-sel rambut juga bergetar naik-
turun sewaktu membran basilaris bergetar.

PERAN SEL RAMBUT DALAM


Sel rambut dalam dan luar memiliki fungsi berbeda. Sel
rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanis suara
(getaran cairan koklea) menjadi impuis listrik pendengaran
(potensial aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke
korteks serebri). Karena berkontak dengan membran tekto- berkurang sewaltu sel-sel rambut ini mengeluarkan lebih
rium yang kaku dan stasioner, maka stereosilia sel-sel reseptor sedikit neurotransmiter ketika mengalami hiperpolarisasi aki-
bat pergeseran ke arah yang berlawanan.
ini tertekuk maju-mundur ketika membran basilar meng-
Karena itu, telinga mengubah gelombang suara di udara
ubah posisi relatif terhadap membran tektorium (Gambar
6-35). Deformasi mekanis maju-mundur rambur-rambut ini menjadi gerakan bergetar membran basilaris yang menekuk
rambut-rambur sel reseptor maju-mundur. Deformasi mekanis
secara bergantian membuka dan menutup saluran ion ber-
rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup
pintu mekanis di sel rambut sehingga terjadi perubahan
saluran sel reseptor, menghasilkan perubahan potensial ber-
potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian-
jenjang di reseptor yang menyebabkan perubahan dalam fre-
yaitu potensial reseptor-dengan frekuensi yang sama seperri
frekuensi rangsangan pemicu semula. kuensi potensial aksi yang dikirim ke otak. Dengan cara ini,
Sel rambut dalam berhubungan melalui suatu sinaps gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang
dapat diterima oleh otak sebagai sensasi suara (Gambar 6-36).
kimiawi dengan ujung serat-serat saraf aferen yang memben-
tuk nervus auditorius (kokhlearis). Depolarisasi sel-sel
rambut ini (ketika membran basilaris terangkat) meningkatkan PERAN SEL RAMBUT LUAR
laju pelepasan neurorransmirer, yang meningkatkan frekuensi Sementara sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik
lepas muatan di serat aferen. Sebaliknya, laju lepas muatan ke otak melalui serat aferen, sei rambut luar tidak memberi

236 Bab 6
Duktus kokhlearis

Membran
tektorium

Kokhlea

Helikotrema
Rambut

Organ
Corti

Membran basilaris

Skala
timpani

Membran timpani Jendela bundar

Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:

Q: Melalui skala vestibuli, mengelilingi helikotrema, dan Jalur @: "Jalan pintas" dari skala vestibuli melalui membran
melalui skala timpani, menyebabkan jendela bundar basilaris ke skala timpani. Jalur ini memicu pengaktifan
bergetar. Jalur rni hanya mengurangi energi suara. reseptor suara dengan menekuk rambut-rambut di sel
rambut sewaktu organ Corti yang terletak di atas
membran basilaris bergeser relatif terhadap membran
(a) tektorium di atasnYa.

3000 Frekuensi tinggi

I
Ujung membran basilaris
yang lebar dan lentur
dekat helikotrema

Frekuensi sedang

Ujung membran basilaris


yang sempit dan kaku 1 000
dekat jendela oval Frekuensi rendah

t
I

20,000

(b) (c)
Angka-angka menunjukkan frekuensi (dalam siklus per detik)
qetaran maksimal berbaqai baqian membran basilaris.

Gambar 6-34
Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu
meredam energi suara dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada
frekuensi yang berbeda. (c) Ujung sempit kaku membran basilaris yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar
maksimal pada nada berfrekuensi tinggi. Ujung lebar lentur membran basilaris dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada
berfrekuensi rendah.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 237


Stereosilia (rambut) dari sel rambut membran basilaris
berkontak dengan membran tektorium di atasnya. Rambut- Gelombang suara
rambut ini tertekuk ketika membran basilaris bergerak relatif
terhadap membran tektorium yang stasioner. Penekukan
stereosilia sel rambut dalam ini membuka saluran berpintu
mekanis, menyebabkan perpindahan ion yang menimbulkan
Getaran
membran timpani

Getaran tulang
telinga tengah

I
Getaran
Pergerakan cairan di jendela oval
kokhlea menyebabkan

Gambar 6-35
Menekuknya stereosilia akibat defleksi membran basilaris.
t=*""""**--l
roxrrtea
E;;__l
oi oatam
I l- ljendeta
bunoarl

Getaran
membran basilaris
sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut
luar secara aktifdan cepat berubah panjang sebagai respons *
Menekuknya rambut di
terhadap perubahan potensial membran, suatu perilaku
reseptor sel rambut dalam
yang dikenal sebagai elektomotilita.r. Sel rambut luar me- organ Corti sewaktu getaran
mendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolari- membran basilaris menggeser
sasi. Perubahan panjang ini memperkuat arau menegaskan rambut-rambut ini secara
relatif terhadap membran
gerakan membran basilaris. Analoginya adalah seseorang
tektorium di atasnya yang
dengan sengaja mendorong pendulum jam antik sesuai berkontak dengan rambut
ayunannya untuk memperkuat gerakan pendulum tersebut. tersebut
Modifikasi pergerakan membran basilaris seperri ini me- +
ningkatkan respons sel rambut dalam, reseptor sensorik
Perubahan potensial
pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan mereka sangat
berjenjang {potensial r'
peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan reseptor) di sel reseptor
berbagai nada suara.

Perubahan frekueflsi
I Diskriminasi
nada bergantung pada bagian potensial aksi yang
,

membran basilaris yang bergetar. dihasilkan di saraf auditorius

Diskriminasi nada (yaitu kemampuan membedakan antara


berbagai frekuensi gelombang suara yang datang) bergantung
pada bentuk dan sifat membran basilaris, yang menyempit Peramb,atan polensial aksi
ke korteks auditorius di
dan kaku di ujung jendela ovalnya serta lebar dan lentur di
lobus trempcralis atak untuk
ujung helikotremanya (Gambar 6-34b). Berbagai bagian psrsep$i suafa
membran basilaris secara alami bergetar malsimal pada fre-
kuensi yang berbeda-beda; yaitu, setiap frekuensi memper- Gambar 6-36
lihatkan vibrasi puncak di berbagai posisi di sepanjang mem- Transduksi suara.
bran basilaris. Ujung sempit yang paling dekat dengan jendela
oval bergetar maksimal pada nada berfrekuensi tinggi, semen-
tara ujung lebar yang paling dekat dengan helikotrema ber- koklea akibat getaran stapes, gelombang akan merambat ke
getar maksimal pada nada berfrekuensi rendah (Gambar bagian membran basilaris yang secara alami berespons mak-
6-34c). Nada-nada di antaranya disortir secara tepar di se- simal terhadap frekuensi ini. Energi gelombang tekanan ter-
panjang membran dari frekuensi tinggi ke rendah. Sewaktu serap oleh getaran membran yang kuat ini sehingga gelom-
gelombang suara dengan frekuensi rerrentu terbentuk di bang lenyap di daerah dengan geraran terbesar.

238 Bab 6
Sel-sel rambut di daerah membran basilaris dengan tengah sebuah atom hidrogen, atom yang paling kecil. Tidak-
getaran maksimal mengalami deformasi mekanis paling kuat lah mengherankan suara yang sangat keras, yang tidak cukup
dan karenanya paling tereksitasi. Informasi ini dikirim ke dapat dilemahkan oleh reflefts telinga tengah (misalnya, suara
SSP, yang menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut se- konser musik rock), dapat menimbulkan getaran sedemikian
bagai suara dengan frekuensi tertentu. Teknik-teknik modern kuat di membran basilaris sehingga sel rambut, yang tidak
telah memastikan bahwa membran basilaris mempunyai dapat diganti, rusak atau terdistorsi secara permanen, menim,
batas nada yang sedemikian jelas sehingga respons membran bulkan gangguan pendengaran parsial (Gambar 5-37).
puncak terhadap satu nada mungkin tidak meluas melewati
lebar beberapa sel rambut.
Nada tambahan dengan beragam frekuensi menyebab- I Korteks pendengaran terpetakan
kan banyak titik di sepanjang membran basilaris bergetar sesuai nada.
bersamaan tetapi kurang intensif dibandingkan dengan nada
dasar sehingga SSP mampu membedakan warna suara (dis- Seperti halnya bagian-bagian membran basilaris yang ber-
kriminasi warna suara). kaitan dengan nada tertentu, kortelis pendengaran primer
di lobus temporalis juga tertata secara tonoto?is. Setiap bagian
membran basilaris berhubungan dengan regio spesifik kor-
I Diskriminasikekuatan suara bergantung pada teks pendengaran primer. Karenanya, neuron-neuron korteks

getaran. tertentu hanya diaktifkan oleh nada tertenru; yaitu, seriap


amplitudo
regio di korteks auditorius tereksitasi hanya sebagai respons
Diskriminasi intensitas (kekuatan) bergantung pada ampli- terhadap nada tertentu yang terdeteksi oleh bagian tertentu
tudo getaran. Sewaktu gelombang suara yang berasal dari membran basilaris.
sumber suara yang lebih keras mengenai gendang telinga, Neuron-neuron aferen yang menyerap sinyal auditorik
gelombang tersebut menyebabkan gendang telinga bergetar dari sel rambut dalam keluar koklea melalui saraf auditorius.
lebih kuat (yaitu, lebih menonjol keluar-masuk) tetapi Jalur saraf antara organ Corti dan korteks auditorius me-
dengan frekuensi yang sama seperti suara yang lebih lembut libatkan beberapa sinaps dalam perjalanannya, dengan yang
dengan nada sama. Defleksi membran timpani yang lebih paling menonjol berada di batang otak dan nuhleus geniku-
besar ini diubah menjadi peningkatan amplitudo gerakan latum medialis talamus. Batang otak menggunakan masukan
membran basilaris di daerah dengan responsivitas tertinggi. auditorik untuk keadaan terjaga dan bangun. Talamus me-
SSP menginterpretasikan peningkatan osilasi membran basi- nyortir dan menyalurkan sinyal ke atas. Tidak seperti sinyal
laris sebagai suara yang lebih kuat. di jalur penglihatan, sinyal auditorik dari masing-masing
Sistem pendengaran sangat peka dan dapat mendeteksi telinga disalurkan ke kedua lobus temporalis karena serat-
suara sedemikian lemah yang hanya menyebabkan defleksi serat bersilangan secara parsial di batang otak. Karena itu,
membran dengan jarak setara dengan sepersekian garis gangguan di jalur pendengaran di satu sisi setelah batang otak

c
d
.9)
c
.9

o
c
f,
ui

=;
G
I
d
-
o6
c
o

L
I
a
t
(a) (b)
Gambar 6-37
Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Cedera dan hilangnya sel rambut akibat bising yang intens. Bagian-bagian dari organ
Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam (a) mencit normal dan (b) mencit
setelah terpajan 24 jam ke bising sebesar 120 dB SPL (sound pressure /eve/), suatu tingkat yang dicapai oleh musik rock yang
keras.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 239


sama sekali tidak mempengaruhi pendengaran di kedua Dalam tahun-tahun terakhir, implan koklea mulai ter-
telinga. sedia. Alat elektronik ini, yang ditanam secara bedah, meng-
Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsi- ubah sinyal suara menjadi sinyal listrik yang dapat secara
kan suara-suara diskret, sementara korteks pendengaran yang langsung merangsang nenrrs auditorius sehingga memintas
lebih tinggi di sekitarnya mengintegrasikan berbagai suara sistem kokiea yang sakit. Implan koklea tidak dapat memu-
menjadi polayang koheren dan berarti. Bayangkanlah ten- lihkan pendengaran normal, tetapi memungkinkan pemakai-
tang kompleksitas tugas yang dilakukan oleh sistem pen- nya mengenali suara. Keberhasilan berkisar dari mampu
dengaran anda. Ketika anda berada di sebuah konser, organ "mendengar" dering telepon hingga mampu melakukan per-
Corti anda berespons terhadap campuran simultan suara cakapan melalui telepon.
berbagai instrumen, tepuk tangan, dan percakapan penon- Temuan-temuan baru yang menarik mengisyaratkan
ton, serta bising latar di panggung. Anda dapat membedakan bahwa di masa depan pendengaran dapat dipulihkan dengan
bagian-bagian dari banyak gelombang suara yang mencapai merangsang telinga dalam yang rusak untuk memperbaiki
telinga anda ini dan dapat memperhatikan suara-suara yang diri. Para ilmuwan telah lama beranggapan bahwa sel-sel
penting bagi anda. rambut telinga dalam tidak dapat diperbarui. Karena itu,
gangguan pendengaran akibat kerusakan sel rambut karena
proses penuaan atau paparan terhadap suara keras dianggap
I Tuli disebabkan oleh defek di bagian hantaran menetap. Sebaliknya, studi-studi baru menyatakan bahwa
atau pemrosesan saraf gelombang suara. sel-sel rambut telinga dalam memiliki kemampuan laten
untuk mengalami regenerasi sebagai respons terhadap sinyal
CATAIAN KLINIS. Hilangnya pendengaran, atau tuli, kimiawi yang sesuai. Para peneliti saat ini sedang mencoba
mungkin temporer atau permanen, parsial atau total. Ganggu-
mengembangkan suatu obat yang akan memicu pertum-
an pendengaran, yang mengenai sekitar 10%o orang Amerika,
buhan kembali sel rambut sehingga kerusakan telinga dalam
adalah cacat fisik tersering kedua di Amerika Serikat. Tirli
dapat diperbaiki dan pendengaran diharapkan pulih. Para
diklasiffkasikan menjadi dua jenis-tuli hantaran dan tuli sen-
peneliti lain mencoba menggunakan faktor pertumbuhan sa-
sorineural-berqantung pada bagian mekanisme pendengaran
raf untuk merangsang ujung-ujung sel saraf auditorius untuk
yang tidak dapat berfungsi adekuat. Tirli hantaran terjadi
tumbuh kembali dengan harapan pulihnya jalur-jalur saraf
jika gelombang suara tidak secara adekuat dihantarkan me-
yang rusak.
lalui bagian luar dan tengah telinga untuk menggetarkan
cairan di telinga dalam. Kemungkinan penyebab adalah pe-
nyumbatan fisik saluran telinga oleh serumen, pecahnya
I Aparatus vestibularis penting bagi
gendang telinga, infeksi telinga tengah disertai penimbunan
keseimbangan dengan mendeteksi posisi dan
cairan, atau restriksi gerakan osikulus akibat perlekaran tu-
gerakan kepala.
lang antara stapes dan jendela oval. Pada tuli sensorineural,
gelombang suara ditransmisikan ke telinga dalam, tetapi Selain perannya dalam pendengaran yang bergantung pada
tidak diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat di- koklea, telinga dalam memiliki komponen khusus lain,
interpretasikan oleh otak sebagai sensasi suara. Defeknya aparatus vestibularis, yang memberi informasi esensial bagi
dapat terletak di organ Corti atau nervus auditorius atau, sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan kepala
yang lebih jarang, di jalur auditorius asendens atau korteks dengan gerakan mata dan posrur. Aparatus vestibularis terdiri
auditorius. dari dua set srrukrur di dalam bagian terowongan tulang
Sa.lah satu kausa tersering gangguan pendengaran par-
temporal dekat kbklea- hanalis semisirkularis dan organ otolit,
sial, presbikusis saraf, adalah proses degeneratif terkait-usia yaitu unikulus dan sahulus (Gambar 6-38a).
yang terjadi ketika sel rambut "aus" akibat pemakaian. Seiring
Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan
dengan waktu, pajanan bahkan ke suara-suara biasa akhirnya
gerakan kepala. Seperti di koklea, semua komponen apararus
merusak sel rambut sehingga, secara rerata, orang dewasa vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh peri-
kehilangan lebih dari 400/o sel rambut koklea mereka pada limfe. Serupa dengan organ Corti, komponen-komponen
usia 65 tahun. Sayangnya, gangguan pendengaran parsial aki-
vestibularis masing-masing mengandung sel rambut yang
bat pajanan berlebihan ke suara keras kini mengenai banyak berespons terhadap deformasi mekanis yang dipicu oleh
orang dengan usia lebih muda daripada dahulu karena kita gerakan spesifik endolimfe. Dan seperti sel rambut auditorik,
hidup dalam lingkungan yang semakin berisik. Sel-sel ram- reseptor vestibularis dapat mengalami depolarisasi atau hiper-
but yang memproses suara berfrekuensi tinggi adalah yang polarisasi, bergantung pada arah gerakan cairan. Tidak seperti
paling rentan mengalami kerusakan. informasi dari sistem pendengaran, sebagian besar informasi
Alat bantu dengar bermanfaat bagi tuli hantaran tetapi yang dihasilkan oleh apararus vestibularis tidak mencapai
kurang berguna untuk tuli sensorineural. Alat ini mening- tingkat kesadaran"
katkan intensitas suara dan dapat memodifikasi spektrum
suara serta menyesuaikannya dengan pola gangguan pen-
dengaran pasien pada frekuensi rendah arau ringgi. Namun, PERAN KANALIS SEM ISIRKUTARIS
agar suara dapat dipersepsikan, sistem sel reseptor-jalur saraf Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasr
harus utuh kepala rotasional atau angular, misalnya ketika kita mulai

240 Bab 6
atau berhenti berputar, jungkir-balik, atau menengok. babkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk si-
Masing-masing telinga mengandung tiga kanalis semisirku- naps dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya
laris yang tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak menyatu dengan akson struktur vesribularis lain untuk
lurus satu sama lain. Sel-sel rambut reseptif masing-masing membentuk nerrus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan
kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan yang nervus auditorius dari koklea untuk membentuk nervus
terletak di ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis vestibulokokhlearis. Depolarisasi meningkatkan pelepasan
(Gambar 5-38a dan b). Rambut-rambut terbenam di dalam neurotransmiter dari sel rambut, menyebabkan peningkatan
Iapisan gelatinosa di atasnya, kupula, yang menonjol ke da- frekuensi lepas muatan serat aferen; sebaliknya, hiperpo-
lam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai larisasi mengurangi pelepasan neurotransmiter dari sel ram-
arah gerakan cairan, seperti rumpur laut yang miring ke arah but, pada gilirannya mengurangi frekuensi potensial aksi di
gelombang laut. serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti, rambut-

Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam rambut menjadi lurus kembali. Dengan demikian, kanalis
arah apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan ro-
pada salah satu kanalis semisirkularis, karena susunan tiga tasional (akselerasi atau deselerasi rotasional) kepala anda.
dimensi ketiganya. Sewaktu anda mulai menggerakkan kepala Karnalis semisirkularis tidak berespons ketika kepala anda
anda, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di tidak bergerak atau ketika berputar dalam lingkaran dengan
dalam kupula bergerak bersama kepala anda. Namun, pada kecepatan tetap.
awalnya cairan di dalam kanalis, karena tidak melekat ke
tengkorak anda, tidak bergerak searah dengan rotasi tetapi PERAN ORGAN OTOLIT
tertinggal di belakang akibat inersia (kelembaman; karena Organ otolit memberi informasi tenrang posisi kepala relatif
inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang terhadap gravitasi (yaitu, kepala miring statik) dan juga men-
sedang bergerak akan terus bergerak ke arah yang sama deteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak dalam
kecuali benda tersebut mendapat gaya htar yang menyebab- garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus
kan perubahan). Ketika endolimfe tertinggal di belakang se- dan sakulus, adalah struktur berbentuk kantung yang berada
waktu anda mulai memutar kepala anda, cairan dalam bidang di dalam ruang bertulang di antara kanalis semisirkularis dan
yang sama dengan arah gerakan pada hakikatnya bergeser koklea (Gambar 6-38a). Rambut (kinosilium dan stereosilia)
dalam arah berlawanan dengan gerakan (serupa dengan tu- sel-sel rambut reseptif di organ indera ini juga menonjol ke
buh anda yang miring ke kanan ketika mobil yang anda dalam suatu lembaran gelatinosa di atasnya, yang gerakannya
kendarai mendadak berbelok ke kiri) (Gambar 6-39). Gerak- m€nggeser rambut dan menyebabkan perubahan potensial
an cairan ini menyebabkan kupula miring dalam arah ber- sel rambut. Di dalam lapisan gelatinosa terbenam banyak
lawanan dengan gerakan kepala anda, menekuk rambut- kristal kecil kalsium karbonat-otolit ("batu telinga')-menye,
rambut sensorik yang terbenam di dalamnya. Jika gerakan babkan lapisan ini lebih berat dan inersianya lebih besar
kepala anda berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, dibandingkan cairan sekitar (Gambar 6,40a). Ketika sese-
maka endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama orang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut di dalam
dengan kepala anda sehingga rambut-rambut tersebut kem- utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar
bali ke posisinyayangtidak melengkung. Ketika kepala anda horizontal.
melambat dan berhenti, terjadi situasi yang terbalik. Endo- Marilah kita lihat u*ihulus sebagai contoh. Massa gela-
limfe sesaat melanjutkan gerakan ke arah rotasi semenrara tinosanya yang mengandung otolit berubah posisi dan me-
kepala anda melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula nekuk rambut melalui dua cara:
dan rambut-rambutnya secara rransien melengkung ke arah
1. Ketika anda memiringkan kepala anda ke suatu arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung
selain vertikal (yaitu, selain lurus naik-turun), rambut-
mereka sewaktu alselerasi.
rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena
Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa (Gam-
satu silium, kinosilium, bersama dengan 20 sampai 50 mi- bar 6-40b). Penekukan ini menimbulkan depolarisasi
krovilus-stereosilia-yang rersusun dalam barisan-barisan atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada
yang semakin tinggi (Gambar 6-38c dan d) (lihat h.242). miringnya kepala anda. Karena itu SSP menerima ber-
Stereosilia berhubungan di ujung-ujungnya oleh tautan bagai pola aktivitas sarafbergantung pada posisi kepala
ujung, yaitu jembatan molekular halus antara stereosilia- dalam kaitannya dengan gravitasi.
stereosilia yang berdekatan. Ketika stereosilia terdefleksi 2. Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubah-
oleh gerakan endolimfe, tegangan yang terjadi di tautan an pada gerakan linier horizontal (misalnya bergerak
ujung menarik saluran ion berpintu mekanis di sel rambut. lurus ke depan, ke belakang, atau ke samping). Se-
Sel rambut mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, waktu anda mulai berjalan maju (Gambar 5-40c),
bergantung pada apakah saluran ion terbuka atau tenurup membran otolit mula-mula tertinggal di belakang en-
secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel dolimfe dan sel rambut karena inersianya yang lebih
rambut memiliki orientasi sedemikian sehingga sel tersebut besar. Karena itu rambut menekuk ke belakang, dalam
mengalami depolarisasi ketika stereosilia menekuk ke arah arah berlawanan dengan gerakan maju kepala anda.
kinosilium; penekukan ke arah berlawanan akan menye- Jika anda mempertahankan kecepatan langkah anda

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 241


Kanalis
semisirkularis

Sel
Endolimfe rambut
Perilimfe _
Sel
Ampula
_5_rr."._"- -
penunjang ::qffir*i
t," "#rtrT -_
--l*$n
Bubungan

Jendela bundar 'Rambut pada sel rambut;


Kokhlea kinosilium (merah) dan
stereosilia (biru)

(a)

Kinosilium

Stereosilia

Sel rambut

Sel rambut mengalami Sel rambut mengalami


depolarisasi ketika stereosilia hiperpolarisasi ketika stereosilia
menekuk ke arah kinosilium menekuk menjauhi kinosilium
(c)

o
-9
.9

la
3a
LO
r>
o>

!v
TO
Es
oo
lz

Garrbar 6-38
Aparatus vestibularis. (a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis. (b) Unit sel reseptor di ampula kanalis semisirkularis. (c)
Gambaran skematik "rambut" pada sel rambut sensorik kanalis semisirkularis. (d) Foto mikroskop elektron memperlihatkan
kinosilium dan stereosilia di sel rambut di dalam aparatus vestibularis.
(Sumber'. Gambar 6.38b diadaptasi dri Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life,8lh ed. Gbr. 36.10b,
h. 595. Hak cipta 1998 Wadsworth Publishing Company).

maka lapisan gelatinosa tersebut segera menyamai berhenti, menekuk rambut ke depan. Karena itu, sel-
dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi dan dese-
kepala anda sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ke- lerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi
tika anda berhenti berjalan, lembar otolit tetap ber- informasi mengenai gerakan dalam arah lurus dengan
gerak maju sesaat sewaktu kepala anda melambat dan kecepatan tetap.

242 Bab6
Arah gerakan cairan dalam
kanalis semisirkularis

Arah tekukan
kupula dan
rambut-
rambutnya

Kupula

Rambut 1

Sel rambut

Sel penunjang
Kanalis Arah geiekan Arah tekukan Kanalis
semisirkularis cairan di kupula dan semisirkularis Arah gerakan kepala
horizontal kanalis rambut pada horizontal
kiri semisirkularis sel rambut kanan
reseptor
(a) (b)

Gambar 6-39
Pengaktifan sel rambut di kanalis semisirkularis.

Sakulus berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali kan perasaan seolah dirinya atau benda sekitarnya di ruang-
bahwa bagian ini berespons secara selektif terhadap gerakan an berputar.
miring kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun Thbel 6-6 (h. 246) meringkaskan fungsi berbagai kom-
dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi li- ponen utama telinga.
nier vertikal (misalnya meloncat naik-turun atau naik tangga
berjalan).
Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen apa-
ratus vestibularis dibawa melalui nervus vestibulokoklearis ke INDERA KlMlAWl: PENGECAPAN
nukleus vestibularis, suatu kelompok badan sel sarafdi ba- DAN PENCIUMAN
tang otak, dan ke serebelum. Di sini informasi vestibular
diintegrasikan dengan masukan dari permukaan kulit, mata, Tidak seperti fotoreseptor mata dan mekanoreseptor telinga,
sendi, dan otot untuk (1) mempertahankan keseimbangan reseptor untuk pengecapan dan penciuman adalah kemo-
dan postur yang diinginkan; (2) mengontrol otot mata eks- reseptor, yang menghasilkan sinyal saraf jika berikatan
ternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala dengan bahan kimia rertentu dalam lingkungan mereka.
bergerak; dan (3) mempersepsikan gerakan dan orientasi Sensasi pengecapan dan penciuman yang berkaitan dengan
(Gambar 6-41). asupan makanan mempengaruhi aliran getah lambung serta
CATIIIAN KLINIS. Sebagian orang, oleh sebab yang nafsu makan. Selain itu, stimulasi reseptor pengecapan atau
belum diketahui, sangat peka terhadap gerakan terrentu penciuman memicu sensasi menyenangkan atau tidak me-
yang mengaktifkan aparatus vestibularis dan menyebabkan nyenangkan serta menandakan adanya sesuatu untuk dicari
gejala pusing bergoyang dan mual; sensitivitas ini disebut (makanan yang bergizi dan enak) atau dihindari (bahan
mabuk perjalanan. Kadang-kadang ketidakseimbangan yang terasa tidak enak dan mungkin toksik). Karena itu,
cairan di daiam teiinga tengah menyebabkan penyakit indera kimiawi membentuk bagian "kontrol kualitas" bagi
Mdnitre. Tidaklah mengejutkan, karena kedua aparatus bahan-bahan yang siap disanrap. Pada hewan tingkat ren-
vestibularis dan koklea mengandung cairan telinga dalam dah, penciuman juga berperan besar dalam mengetahui
yang sama, maka pada kelainan ini timbul gejala vestibular arah, mencari mangsa, atau menghindari pemangsa, serra
dan pendengaran. Pasien mengalami serangan-serangan ver- dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis. Indera pen-
tigo (pusing berputar) yang berat disertai bunyi berdenging ciuman kurang peka pada manusia dan jauh kurang penring
di telinga dan gangguan pendengaran. Selama episode ini, dalam mempengaruhi perilaku kita (meskipun jutaan dolar
yang bersangkutan tidak dapat berdiri tegak dan melapor- dibelanjakan setiap tahunnya untuk membeli parfum dan

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 243


Kinosilium Stereosilia Gambar 6-40
Utrikulus. (a) Unit reseptor di utrikulus. (b) Pengaktifan
utrikulus oleh perubahan posisi kepala. (c) Pengaktifan
Otolit utrikulus oleh akselerasi linier horizontal.
.?r1
:?:l
;r-+Lapisan
#. gelatinosa

Sel rambut

penunJang

Serat saraf
sensorik

-r)

deodoran agar kita berbau lebih sedap sehingga lebih me- permukaan atas lidah (Gambar 5-42). Sebsah kuncup
narik secara sosial). Kita mula-mula akan membahas meka- kecap terdiri dari sekitar 50 sel reseptor kecap berbentuk
nisme pengecapan dan kemudian mengalihkan perhatian gelendong panjang yang terkemas bersama sel penunjang
pada penciuman. dalam susunan seperti irisan jeruk. Setiap kuncup kecap
memiliki sebuah lubang kecil, pori kecap, yang dilewati
oleh cairan di dalam mulut untuk berkontak dengan per-
I Sel reseptor kecap terutama terletak di dalam mukaan sel reseptor. Sel reseptor kecap adalah sel epirel
kuncup kecap. modifikasi dengan banyak lipatan di permukaannya, atau
mikrovilus, yang sedikit menonjol melewati pori kecap
Kemoreseptor untuk sensasi kecap terkemas dalam kun- dan sangat menambah luas permukaan yang terpajan ke isi
cup kecap, sekitar 10.000 di antaranya terdapat di rongga mulut (lihat h. 50). Membran plasma mikrovilus mengan-
mulut dan tenggorokan, dengan persenrase terbesar di dung reseptor yang berikaran secara selektifdengan mole-

244 Bab6
Reseptor di Reseptor di kanalis
Reseptor di mata Reseptor di kulit sendi dan otot semisirkularis dan
organ otolit

Keluaran ke neuron motorik Keluaran ke neuron motorik


otot ekstremitas dan badan otot mata eksternal

Pernelihanaan keseimban gan


dan postur yang diinginkan

Gambar 6-41
Masukan dan keluaran nukleus vestibularis

kul zat kimia di lingkungan. Hanya bahan kimia dalam


bentuk terlarut-baik cairan atau bahan padat yang di- I Diskriminasirasa dikode oleh pola aktivitas
makan dan telah larut dalam air liur-yang dapat melekat berbagai reseptor kuncup kecap.
ke sel reseptor dan memicu sensasi rasa. Pengikatan bahan
kimia pemicu rasa, atau tastan, dengan sel reseptor akan Kita dapat membeda-bedakan ribuan sensasi rasa, namun
s€mua rasa adalah variasi kombinasi dari lima rasa primer:
mengubah saluran ion sel sehingga timbul depolarisasi
asin, aram, manis, pahit, dan umami. Umami, rasa daging atau
potensial reseptor. Potensial resepror ini, pada gilirannya,
rasa lezat, baru-baru ini ditambahkan ke daftar rasa primer.
memicu potensial aksi di ujung-ujung serar saraf aferen
Setiap sel resepror berespons dengan derajat bervariasi
tempar sel resepror bersinap.
terhadap kelima rasa primer tetapi umumnya cenderung lebih
Sebagian besar reseptor terlindung dengan baik dari
responsif terhadap satu modalitas rasa. Keberagaman diskri-
pajanan langsung ke lingkungan, tetapi sel reseptor kecap,
minasi rasa di luar rasa primer bergantung pada perbedaan
karena tugasnya, sering berkontak dengan bahan-bahan ki-
ringan pola perangsangan semua kuncup kecap sebagai respons
mia poten. Tidak seperti resepror mata arau telinga, yang
terhadap berbagai bahan, serupa dengan variasi stimulasi ketiga
tidak dapat diganti, resepror kecap memiliki rentang usia
jenis sel kerucut yang menghasilkan beragam sensasi warna.
sekitar 10 hari. Sel epitel yang mengelilingi kuncup kecap
berdiferensiasi mula-mula menjadi sel penunjang dan kemu-
Sel reseptor menggunakan beragam jalur untuk menim-
dian menjadi sel reseptor untuk secara terus-menerus mem-
bulkan depolarisasi potensial resepror sebagai respons rer-
hadap masing-masing dari kelima kategori rasa:
perbarui komponen-komponen kuncup kecap.
Ujung terminal saraf aferen beberapa saraf kraniaiis ber- I Rasa asin dirangsang oleh garam kimia, khususnya
sinaps dengan kun-up kecap di berbagai bagian mulut. Sinyal NaCl (garam dapur). Masuknya ion Na. bermuatan positif
sensorik ini dikirim melalui sinaps-sinaps di batang otak dan langsung melalui saluran Na. khusus di membran sel resep-
talamus ke daerah gustatorikkorteks, suatu bagian di lobus tor, suatu perpindahan yang menurunkan negativitas internal
parietalis di dekat daerah "lidah" korteks somarosensorik. sel, menyebabkan depolarisasi reseptor sebagai respons ter-
Tidak seperti kebanyakan masukan sensorik, jalur penge- hadap garam.
capan umumnya tidak menyilang. Batang otak juga mem- I Rasa asam disebabkan oleh asam kimia, yang mengan-
proyeksikan serat ke hipotalamus dan sistem limbik untuk dung ion hidrogen bebas, H.. Asam sitrat di dalam lemon,
menambah dimensi afektif, misalnya apakah rasa tersebut sebagai contoh, merupakan penyebab buah ini rerasa asam.
menyenangkan atau tidak, dan untuk memproses aspek peri- Depolarisasi sel reseptor oleh tastan asam terjadi karena H.
laku yang berkaitan dengan pengecapan dan penciuman. menghambat saluran K- di membran sel reseptor. Penurunan

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 245


Tabel 6-6
Fungsi Komponen-komponen Utama Telinga

STRUKTUR LOKASI FUNGSI

Telinga Luar Mengumpulkan dan menyalurkan gelombang suara ke


telinga tengah
Pinna (daun telinga) Lipatan tulang rawan berlapis kulit Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya
yang terletak di kedua sisi kepala ke saluran telinga; berperan menentukan lokasi suara
Meatus auditorius Terowongan dari eksterior menembus Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani;
eksternus (saluran tulang temporal ke membran timpani mengandung rambut penyaring dan mengeluarkan
telinga) serumen untuk menangkap partikel asing.
Membran timpani Membran tipis yang memisahkan Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang
(gendang telinga) telinga Iuar dan telinga tengah mengenainya, menyebabkan tulang-tulang telinga
tengah bergetar
Telinga Tengah Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di
koklea
Maleus, inkus, stapes Rangkaian tulang yang dapat Bergetar secara sinkron dengan getaran membran
bergerak yang terbentang di rongga timpani dan memicu gerakan berbentuk-gelombang di
telinga tengah; maleus melekat ke perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama
membran timpani, dan stapes
melekat ke jendela oval
Telinga Dalam: Koklea Mengandung sistem sensorik untuk mendengar
Jendela oval Membran tipis di pintu masuk koklea; Bergetar bersama dengan gerakan stapes, tempatnya
memisahkan telinga tengah dari ini melekat; gerakan jendela oval menyebabkan
skala vestibuli perilimfe koklea bergerak
Skala vestibuli Kompartemen atas koklea, sistem Mengandung perilimfe yang digerakkan oleh gerakan
tubulus mirip keong yang terletak jendela oval yang ditimbulkan oleh getaran tulang-
jauh di dalam tulang temporal tulang telinga tengah.
Skala timpani Kompartemen bawah koklea Mengandung perilimfe yang berhubungan dengan
skala vestibuli
Duktus koklearis (skala Kompartemen tengah koklea; Mengandung endolimfe; berisi membran basilaris.
media) tubulus buntu yang berjalan melalui
bagian tengah koklea
Membran basilaris Membentuk lantai duktus koklearis Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe;
orsan corti' orsan indera untuk
il:ffi:l#lt
Organ Corti Terletak di atas membran basilaris di Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara; sel
seluruh panjangnya rambut dalam mengalami potensial reseptor ketika
rambutnya menekuk akibat gerakan cairan di koklea
Membran tektorium Membran stasioner yang terletak di Berfungsi sebagai bagian stasioner sehingga rambut sel
atas organ Corti dan berkontak reseptor dibengkokkan dan mengalami potensial aksi
dengan rambut permukaan reseptor sewaktu membran basilaris bergerak relatif terhadap
sel rambut membran yang menggantung ini
Jendela bundar Membran tipis yang memisahkan Bergetar bersama dengan gerakan cairan di perilimfe
skala timpani dari telinga tengah untuk meredakan tekanan di koklea; tidak berperan
dalam penerimaan suara.
Aparatus
Telinga Dalam: Mengandung sistem sensorik untuk keseimbangan dan
Vestibularis memberi masukan yang penting bagi pemeliharaan
postur dan keseimbangan
Kanalis semisirkularis Tiga saluran setengah lingkaran yang Mendetesi percepatan dan perlambatan rotasional atau
tersusun dalam bidang tiga dimensi angular
bersudut tegak lurus satu sama lain
dekat koklea
Utrikulus Struktur mirip kantung dalam rongga Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi
tulang antara koklea dan kanalis vertikal dan (2) akselerasi dan deselerasi linier dalam
semisirkularis arah horizontal
Sakulus Terletak di samping utrikulus Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi
horizontal dan (2) akselerasi dan deselerasi liner dalam
arah vertikal.

246 Bab' 6
Kuncup
kecap

Serat saraf
sensorik

Permukaan
lidah

Pori kecap

Sel reseptor kecap

Sel penunjang
Gambar 6-42
Lokasi dan struktur kuncup kecap. Kuncup kecap terutama terletak di sepanjang tepi gundukan papila di permukaan atas lidah.
Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun seperti irisan buah jeruk.

perpindahan pasif ion K. bermuatan positif keluar sel I Rasa urnam.i, yang pertama kali diketahui dan dinamai
mengurangi negativitas internal sehingga terj adi depolarisasi oleh seorang peneliti Jepang, dipicu oleh asam-asam amino,
potensial reseptor. khususnya glutamar. Adanya asam amino, seperri yang ter-
I Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. dapat di daging sebagai contoh, berfungsi sebagai penanda
Dari sudut pandang evolusi, kita menyrkai makanan manis untuk makanan kaya protein. Glutamat berikatan dengan
karena makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan reseptor yang berkaitan dengan protein G dan mengaktifkan
dalam bentuk yang mudah digunakan. Namun, molekul orga- sistem pembawa pesan kedua, retapi perincian jalur ini masih
nik lain dengan struktur serupa tetapi tanpa kalori, misalnya belum diketahui. Selain memberi kita rasa daging, jalur ini
sakarin, aspartam, sukralosa, dan pemanis buatan lainnya, juga berperan untuk rasa khas penyedap makanan mononatrium
dapat berinteraksi dengan reseptor "manis". Pengikatan glukosa glutamat (MSG), yang banyak digunakan dalam hidangan
atau bahan-bahan kimia tadi dengan reseptor sel kecap akan dari Asia.
mengaktifkan protein G, yang kemudian mengaktifkan jalur
Persepsi kecap juga dipengaruhi oleh informasi yang
pembawa pesan kedua cAMP di sel kecap (lihat h. 729). Ja\y
berasal dari reseptor lain, khususnya bau. Ketika anda secara
pembawa pesan kedua akhirnya menyebabkan fosforilasi dan
temporer kehilangan kemampuan penciuman karena pem-
penyrmbatan saluran Kt di membran sel reseptor yang kemu-
bengkakan saluran hidung akibat flu, indera pengecapan
dian menyebabkan depolarisasi reseptor.
anda juga sangat berkurang, meskipun r€septor kecap anda
I Rasa pahit dipicu oleh kelompok-kelompok rastan yang tidak dipengaruhi oleh penyakit tersebut. Faktor lain yang
secara kimiawi lebih beragam dibandingkan dengan sensasi
mempengaruhi pengecapan adalah suhu dan tekstur makan-
kecap lainnya. Sebagai contoh, alkaloid (misalnya kafein,
an serta faktor psikologis yang berkaitan dengan pengalaman
nikotin, striknin, morfin, dan turunan tumbuhan tolaik lain-
sebelumnya dengan makanan yang bersangkutan. Bagaimana
nya), serta bahan beracun, semua terasa pahit, mungkin se-
korteks melaksanakan pemrosesan perseptual yang kompleks
bagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawa-
terhadap sensasi kecap masih belum diketahui.
senyawa yang berpotensi berbahaya ini. Sel-sel kecap yang
mendeteksi rasa pahit memiliki 50 sampai 100 reseptor pahit,
yang masing-masing berespons terhadap rasa pahit yang ber- I Reseptor olfaktoriusdi hidung adalah ujung
beda-beda. Karena setiap sel resepror memiliki kelompok neuron aferen khusus yang dapat diperbarui.
reseptor pahit yang beragam maka bermacam-macam bahan
kimia terasa pahit meskipun strukturnya berbeda. Mekanisme Mukosa olfaktorius (penciuman, penghidu), suatu bercak
ini memperluas kemampuan reseptor kecap untuk mendeteftsi mukosa 3 cm'z di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis
beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Protein sel: sel reseptor ofaktorius, sel penunjang, dan sel basal (Gambar
G penama dalam pengecapan-gustducin-ditemukan di salah 6-43). Sel penunjang mengeluarkan mukus, yang melapisi
satu jalur sinyal pahit. Protein G ini, yang memicu jalur saluran hidung. Sel basal adalah prekursor untuk sel reseptor
pembawa pesan kedua.di sel pengecap, sangat mirip dengan olfaktorius baru, yang diganti sekitar setiap dua bulan. Sel
protein G penglihatan, transdusin. reseptor olfaktorius adalah neuron aferen yang bagian re-

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra fhusus Z+Z


Bulbus olfaktorius

Serat saraf aferen


Otak
(nervus olfaktorius)
Traktus
Bulbus olfaktorius olfaktorius

fdang--"' ----1':
'i: Rongga
Sel basal
,,j , l:rir: hidung
Palatum mole
Sel reseptor
olfaktorius
Mukosa
olfaktorius

Sel penunjang

Lapisan
mukus
Gambar 6-43
Lokasi dan struktur reseptor olfaktorius.

septornya terletak di mukosa olfaktorius di hidung yang dan bukan terhadap molekul odoran keseluruhan. Karena
akson aferennya berjalan ke dalam otak. Akson sel-sel resep- itu, masing-masing bagian dari suatu odoran dideteksi oleh
tor olfaktorius secara kolektif membentuk saraf olfaktorius. satu dari ribuan reseptor berbeda, dan sebuah reseptor dapat
Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari berespons terhadap komponen bau tertentu yang terdapat di
sebuah tombol yang membesar dan mengandung beberapa berbagai aroma. Bandingkan ini dengan tigajenis sel kerucut
silia panjang yang berjalan seperti jumbai ke permukaan mu- untuk menyandi penglihatan warna dan kuncup kecap yang
kosa. Silia ini mengandung tempar untuk mengikat odoran, berespons secara berbeda terhadap hanya lima rasa primer
molekul yangdapat dicium baunya. Selama bernapas renang, untuk mendiskriminasikan rasa.
odoran biasanya mencapai reseptor sensitifhanya dengan di- Pengikatan sinyal bau rertenru dengan reseptor olfak-
fusi karena mukosa olfaktorius terletak di atas jalur normal torius mengaktifkan protein G, memicu jenjang reaksi intra-
aliran udara. Tindakan mengendus meningkatkan proses ini sel dependen-cAMP yang menyebabkan terbukanya saluran
dengan menarik arus udara ke arah dalam rongga hidung Na-. Perpindahan ion yang terjadi menyebabkan depolarisasi
sehingga lebih banyak molekul odoriferus di udara yang potensial resepror yang menghasilkan potensial aksi di serat
berkontak dengan mukosa olfaktorius. Odoran juga mencapai aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi
mukosa olfaktorius sewaktu makan dengan menghembus ke molekul kimiawi perangsang.
hidung dari mulut melalui faring (belakang tenggorokan). Serat-serar aferen yang berasal dari ujung reseptor di
Agar dapat dibaui, suatu bahan harus (1) cukup mudah hidung berjalan melalui lubangJubang halus di lempeng
menguap sehingga sebagian molekulnya dapat masuk ke tulang gepeng yang memisahkan mukosa olfaktorius dari
hidung melalui udara inspirasi dan (2) cukup larut air se- jaringan otak di atasnya (Gambar 6-43). Serat-serat ini segera
hingga dapat masuk ke lapisan mukus yang menurupi mu- bersinaps di bulbus olfaktorius, suatu struktur saraf kom-
kosa olfaktorius. Seperti reseptor kecap, agar dapat rerdeteksi pleks yang mengandung beberapa lapisan sel yang secara
oleh reseptor olfaktorius, molekul harus larut. fungsional mirip dengan lapisan retina mara. Bulbus olfak-
torius yang kembar, satu di masing-masing sisi, berukuran
buah anggur kecil. Masing-masing bulbus olfaktorius dilapisi
I Berbagai bagian dari suatu bau dideteksi oleh oleh taut-taut saraf kecil mirip-bola yang dikenal sebagai
reseptor olfaktorius yang berbeda dan disortir ke glomerulus ("bola kecil") (Gambar 6-44). Di dalam setiap
dalam "arsip bau". glomerulus ini, ujung-ujung sel reseptor yang membawa
informasi tentang komponen bau tertentu bersinaps dengan
Hidung manusia mengandung 5 juta reseptor olfaktorius, sel berikutnya di jalur olfaktorius, sel mitral. Karena masing-
dengan 1000 tipe berbeda. Selama deteksi bau, sebuah bau masing glomerulus menerima sinyal hanya dari reseptor
"diuraikan' menjadi berbagai komponen. Setiap reseptor yang mendeteksi komponen bau tertentu, maka glomerulus
berespons hanya terhadap satu komponen diskret suatu bau berfungsi sebagai "arsip bau". Komponen-komponen dari

248 Bab 5
Otak

Sel mitral
Glomerulus Ke sistem I imbilt''-- :1'-;r,=ril,;ji
:,

@forteks serebril
-:\*:-:"-.-*-:
"*.%::_-;_*:* :

lulang'

.:ui#:
,i-l
;ii:'Fi
i,riff"''
Gambar 6-44
Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus olfaktorius menerima masukan sinaps
dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, sebaliknya, hanya beresponsterhadap satu komponen tertentu dari suatu ocioran.
Karena itu, glomerulus menyortir dan menyusun berbagai komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal
bau ke sel mitral dan pusat-pusat otakyang lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut.

suatu bau disortir ke dalam glomerulus yang berbeda-beda,


satu komponen per arsip. Karena itu, glomerulus, yang ber- I Diskriminasi bau dikode oleh pola aktivitas di
fungsi sebagai stasiun pemancar pertama untuk pemrosesan glomerulus bulbus olfaktorius.
informasi bau, berperan kunci dalam pengorganisasian per-
Karena setiap odoran mengaktifkan banyak reseptor dan
sepsi bau.
glomerulus sebagai respons terhadap komponen-komponen
Sel mitral tempat berakhirnya reseptor olfaktorius di
baunya, maka diskriminasi bau didasarkan pada pola-pola
glomerulus menyempurnakan sinyal bau dan memancarkan-
glomerulus yang diaktifkan oleh bau. Dengan cara ini, kor-
nya ke otak untuk pemrosesan lebih lanjut. Serat-serar yang
teks dapat membedakan iebih dari 10.000 bau yang berbeda.
meninggalkan bulbus olfaktorius berjalan dalam dua rute
Mekanisme untuk menyortir dan membedakan berbagai bau
berbeda:
ini sangat efektif. Contoh penting adalah kemampuan kita
1. Sebuah rute subkorteks yang terutama menuju ke mendeteksi metil merkaptan (bau bawang putih) pada kon-
daerah-daerah sistem limbik, khususnya sisi medial sentrasi i molekul per 50 milyar molekul di udara! Bahan ini
bawah lobus temporalis (dianggap sebagai korteks pen- ditambahkan ke gas alam yang tidak berbau agar kita dapat
ciuman primer). Rute ini, yang mencakup hipotala- mendeteksi kebocoran gas yang berpotensi mematikan. Bah-
mus, memungkinkan koordinasi erat antara bau dan kan dengan sensitivitas yang mengesankan ini, sensasi bau
reaksi perilaku yang berkaitan dengan makan, kawin, yang dimiliki manusia masih jauh lebih rendah dibandingkan
dan orienta,si arah. dengan spesies lain. Sebagai perbandingan, indera penciuman
2. Sebuah rute melalui talamus ke korteks. Seperti indera anjing ratusan kali lebih peka dibandingkan dengan yang
lain, rute korteks penting untuk persepsi sadar dan dimiliki oleh rnanusia. Bloodhound (sejenis anjing pemburu),
diskriminasi halus bau. sebagai contoh, memiliki sekitar 4 milyar reseptor olfaktorius

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 249


dibandingkan kita yang 5 juta, yangmenyebabkan anjing ini an ini. Meskipun peran O\N pada perilaku manusia belum
memiliki kemampuan mengendus bau yang superior. dipastikan namun sebagian peneliti mencurigai bahwa OVN
berperan menimbulkan "perasaari' sponran antara orang-
orang, baik "good chemistry" (nyambun!'), misalnya "cinta
I Sistem olfaktoriuscepat beradaptasi, dan
pada pandangan pertama', arau "bad chemistry", seperti
odoran cepat dibersihkan. "mendapat sinyal buruk' dari seseorang yang baru anda kenal.

\Talaupun sistem olfaktorius sensitif dan memiliki kemam- Mereka berspekulasi bahwa feromon pada manusia secara
puan diskriminasi yang tinggi namun sistem ini juga cepat samar mempengaruhi aktivitas seksual, kecocokan dengan
beradaptasi. Sensitivitas terhadap suatu bau baru cepat ber- orang lain, atau perilaku kelompok, serupa dengan peran
kurang setelah periode pajanan yang singkat terhadap bau yang dimainkan pada mamalia lain, meskipun sistem pem-
tersebut, meskipun sumber bau masih ada. Penurunan sensi- bawa pesan ini kurang penting atau kuat pada manusia di-
tivitas ini bukan disebabkan oleh adaptasi reseptor, seperti bandingkan dengan pada hewan. Karena pesan yang disam-
diperkirakan oleh para peneliri selama bertahun-tahun; se- paikan oleh OVN tampaknya meminras tingkat kesadaran di
benarnya, reseptor olfaktorius itu sendiri beradaptasi lambat. korteks, maka respons terhadap feromon yang umumnya
Adaptasi ini tampaknya melibatkan proses adaptasi di SSP. tidak berbau tersebut bukaniah suatu persepsi yang jelas dan
Adaptasi bersifat spesifik untuk bau tertenru, dan responsi- tersendiri, seperti bau parfum kesenangan, tetapi lebih
vitas terhadap bau lain tidak berubah. Apa yang membersih- berupa kesan yang tidak dapat dijelaskan.
kan odoran dari tempat pengikatan di reseptor olfaktorius
sehingga sensasi bau tidak terus-menerus ada setelah sumber
bau hilang? Di mukosa penciuman baru-baru ini dideteksi
adanya beberapa enzim "pemakan bau' yang berfungsi se-
bagai pembersih molekular, membersihkan molekul-molekul
odoriferus sehingga mereka tidak terus-menerus merangsang PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA
reseptor olfaktorius. Yang menarik, enzim-enzim pembersih
odoran ini secara kimiawi sangat mirip dengan enzim d.etok- HOMEOSTASIS
sifikasi yang ditemukan di hati. (Enzim-enzim hati ini meng-
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil bagi ke-
inaktifkan bahan yang berpotensi toksik dari saluarn cerna; hidupan, tubuh harus secara rerus-menerus melakukan pe-
lihat h. 28). Kemiripan ini mungkin bukan kebetulan. Para nyesuaian untuk mengompensasi berbagai faktor eksternal
peneliti berspekulasi bahwa enzim-enzim hidung mungkin
dan internal yang secara terus-menerus mengaricam home-
memiliki fungsi rangkap sebagai pembersih mukosa olfakto- ostasis, misalnya pajanan ke udara dingin eksternal atau pro-
rius dari odoran lama dan pengubah bahan-bahan kimia yang
duksi asam internal. Banyak dari penyesuaian ini diarahkan
berpotensi toksik menjadi molekul yang tidak membahaya-
oleh sistem saraf,, satu dari dua sistem regulatorik utama
kan. Detoksifikasi semacam ini akan memiliki fungsi sangat
tubuh. Susunan saraf pusat (SSP), komponen sistem saraf
penting, karena terbukanya saluran anrara mukosa olfakto- yang berfungsi melakukan integrasi dan membuat keputus-
rius dan otak.
an, harus secara terus-menerus diberi tahu "apa yang sedang
terjadi" di lingkungan internal dan eksternal sehingga kom-
I Organ vomeronasal mendeteksi ponen ini dapat memerintahkan respons yang sesuai di
feromon. sistem-sistem organ untuk memperrahankan viabilitas tubuh.
Dengan kata lain, SSP harus tahu perubahan apa yang
Selain mukosa olfaktorius, hidung mengandung organ indera sedang terjadi sebelum berespons terhadap perubahan ter-
lain, organ vomeronasal (O\,N), yang umum terdapat pada sebut.
mamalia tetapi selama ini dianggap tidak ada pada manusia. Divisi aferen susunan saraf tepi adalah jalur penghu-
O\N terletak sekitar setengah inci di dalam hidung manusia bung untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan inter-
di samping tulang vomer (karenanya dinamai demikian). nal dan eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
Organ ini mendeteksi feromon, suatu sinyal kimiawi bukan menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
uap yang berjalan di bawah sadar dari saru orang ke orang keterjagaan, persepsi, dan penentuan respons eferen diperlu-
lain. Pada hewan, pengikatan suatu feromon ke reseptornya kan masukan dari divisi aferen.
di permukaan suaru neuron di O\rN memicu potensial aksi Informasi aferen mengenai lingkungan internal, misal-
yang berjalan melalui jalur-jalur non-olfaktorius ke sistem nya kadar CO, dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
limbik, bagian otak yang mengatur respons emosional dan kesadaran, tetapi masukan ini ke pusat-pusat pengontrol di
perilaku sosioseksual. Sinyal-sinyal ini tidak pernah mencapai SSP penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan
tingkat kesadaran. Pada hewan, O\AJ dikenal sebagai "hidung aferen yang mencapai tingkat kesadaran, yang disebut infor-
seksual" karena perannya dalam mengarur perilaku reproduk- masi sensorik, mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi
tif dan sosial, misalnya mengidentifikasi dan menarik lawan (sensasi/indera tubuh) dan indera khusus (penglihatan, pen-
jenis dan mengkomunikasikan status sosial. dengaran, pengecapan, dan penciuman).
Sebagian ilmuwan kini mengklaim keberadaan feromon Reseptor sensasi tubuh tersebar di seluruh permukaan
pada manusia, meskipun banyak yang skeptis terhadap remu- tubuh serta sendi dan otot. Sinyal aferen dari reseptor-

250 Bab 5
reseptor ini memberi informasi tentang sedang ter- dapat dicapai jika fotoreseptor tersebar di seluruh permukaan
^payang
jadi langsung pada bagian tubuh tertentu dalam kaitannya tubuh, seperti reseptor sentuh.
dengan lingkungan eksternal (yaitu, aspek "apa', "di mand', Masukan sensorik (baik indera tubuh maupun indera
dan "seberapa besar" dari masukan stimulatorik ke permuka- khusus) memungkinkan organisme multisel komplela seper-
an tubuh dan posisi sesaat tubuh dalam ruang). Sebaliknya, ti manusia berinteraksi dengan lingkungan eksternal untuk
setiap organ indera khusus hanya terdapat di bagian tertentu hal-hal yang bermanfaat dalam mencari makan, memperta-
tubuh. Organ indera khusus tidak memberi informasi ten- hankan diri dari bahaya, dan melakukan tindakan lain yang
tang bagian tubuh tertentu, tetapi menghasilkan jenis infor- ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Selain mem-
masi spesifik tentang lingkungan eksternal yang bermanfaat beri informasi yang esensial untuk interaksi dengan ling-
bagi tubuh secara keseluruhan. Sebagai contoh, melalui ke- kungen eksternal untuk mempertahankan hidup, pemroses-
mampuannya mendeteksi, menganalisis secara ekstensif, dan an perseptual masukan sensorik tersebut sangat memperkaya
mengintegrasikan pola-pola pencahayaan di lingkungan eks- kehidupan itu sendiri, misalnya kemampuan menikmati
ternal, mata dan sistem pemrosesan visual memungkinkan buku bagus, konser, atau makan.
anda "melihat" sekitar anda. Efek integratif serupa tidak akan

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 2Ol-2O3) dapat diketahui oleh SSII meskipun semua informasi
I Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi ten- sampai dalam bentuk potensial aksi. (Lihatlah Tabel 6-1).
tang lingkungan internal dan eksternal ke SSP I Apa yang dipersepsikan oleh otak dari masukannya adalah
I Informasi sensorik, informasi aferen yang mencapai ting- abstraksi dan bukan realitas. Rangsangan yang dapat di-
kat kesadaran, mencakup (1) sensasi somatik (sensasi deteksi hanyalah rangsangan yang memiliki reseptor. Se-
somestetik dan propriosepsi) dan (2) indera khusus. lain itu, sinyal sensorik naik melalui pemrosesan yang
I Persepsi adalah interpretasi sadar dunia eksternal yang semakin rumit, dengan sebagian informasi mungkin di-
diciptakan oleh otak dari masukan sensorik. tekan sementa ra y^rg lain diperkuat.
I Istilah medan reseptif merujuk kepada daerah di sekitar
Fisiologi Reseptor (h. 203 -2O7) suatu reseptor yang dapat dideteksi oleh reseptor tersebut.
I Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron aferen. (Lihat- Ketajaman, atau kemampuan diskriminasi suatu bagian
lah Gambar 64). Setiap jenis reseptor berespons terhadap tubuh berbanding terbalik dengan ukuran medan reseprif
stimulus adekuatnya (perubahan dalam bentuk energi atau dan juga bergantung pada tingkat inhibisi lateral di jalur-
modalitas yang menyebabkan reseptor tersebut bersifat res- jalur aferen yang berasal dari reseptor di bagian tersebut.
ponsif), menerjemahkan bentuk energi rangsangan menjadi (Lihatlah Gambar 6-6 dan 6-V.
sinyal listrik, suatu proses yang dinamai transduksi.
I Rangsangan menyebabkan depolarisasi potensial reseptor Nyeri (h. 207-2ll)
berjenjang dengan mengubah permeabilitas membran re- I Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan mekanis, suhu,
septor. Potensial reseptoq jika cukup besar, menyebabkan atau kimia yang mengganggu dan terdiri dari dua kom-
terbentuknya potensial aksi di membran neuron aferen di ponen: persepsi nyeri disertai oleh respons emosional dan
samping reseptor dengan membuka saluran Na. di regio perilaku terhadapnya.
ini. Potensial aksi ini merambat sendiri di sepanjang I Tiga kategori nosiseptor, arau reseptor nyeri, berespons
neuron aferen menuju SSP. (Lihatlah Gambar 6-3). terhadap rangsangan ini: nosiseptor mekanis, nosiseptor
I Kekuatan dan laju perubahan rangsangan menentukan suhu, dan nosiseptor polimodus. Yang terakhir berespons
besar potensial reseptor, yang pada gilirannya menentu- terhadap segala jenis rangsangan yang merusak, termasuk
kan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron bahan kimia misalnya bradikinin yang dikeluarkan oleh
aferen. (Lihatlah Tabel 6- 1) . jaringan yang cedera.
I Ukuran potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat I Sinyal nyeri disalurkan melalui dua jalur aferen: jalur
adaptasi reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor mes- cepat yang membawa sinyal nyeri tajam, menusuk; dan
kipun rangsangan berlanjut. (1) Reseptor tonik beradap- jalur lambat yang membawa sinyal nyeri tumpul, pegal,
tasi lambat atau tidak sama sekali sehingga terus memberi persisten. (Lihatlah Tabel 6-2).
informasi mengenai rangsangan yang mereka pantau. (2) I Serat nyeri aferen berakhir di medula spinalis di jalur-
Reseptor fasik cepat beradaptasi dan sering memperlihat- jalur asendens yang menyalurkan sinyal ke otak untuk
kan respons yang menurun, sehingga memberi informasi diproses. (Lihatlah Gambar 6-8).
tentang perubahan dalam bentuk energi yang dipantau. I Jalur-jalur desendens dari otak menggunakan opiat endo-
(Lihatkh Gambar 6-). gen untuk menekan pelepasan substansi B suatu neuro-
I Dari reseptor ke SSP terdapat jalur-jalur terpisah berlabel transmiter penyalur sinyal nyeri dari ujung serat nyeri
sehingga informasi tentang jenis dan lokasi rangsangan aferen. Karena itu, jalur-jalur desendens menekan ffans-

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 251


misi sinyal nyeri lebih lanjut dan berfungsi sebagai sistem aparatus vesribularis - ada.lah mekanoreseptor. (Lihatkh
analgesik inheren. (Lihatlah Gambar 6-8). Tabel 6-6, h. 246, dan Gambar 6-30).

Mata: Penglihatan (h. 2ll-230) I Pendengaran bergantung pada kemampuan telinga meng-
I Sinar adalah suatu bentuk radiasi elektromagnerik yang ubah gelombang suara di udara menjadi deformasi me-
berjalan seperd gelombang, dengan sinar tampak hanya kanis sel-sel rambut reseptif, yang kemudian memicu
membentuk suatu pita dari spektrum elektromagnetik sinyal saraf.
keseluruhan. (Lihatlah Gambar 6-12 dan 6,13). I Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul
I Mata adalah struktur khusus yang berisi reseptor peka udara bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan
sinar yang penting bagi persepsi penglihatan - yaitu, sel daerah peregangan bertekanan rendah. Nada suara di-
batang dan sel kerucut yang ditemukan di lapisan retina- tentukan oleh frekuensi gelombangnya, kekuatan (inten-
nya. (Lihatlah Tabel 6-4, h. 229, dan Gambar 6-9 dan sitas) oleh amplitudo gelombang, dan warna suara (kua-
6-24). litas) oleh nada tambahan khasnya. (Lihatlah Gambar
I Iris mengontrol ukuran pupil, sehingga menyesuaikan 6-31 dan 6-32 serta Tabel6-9.
jumlah cahayayang dibiarkan masuk ke mata. (Lihatlah I Gelombang suara disalurkan melalui saluran relinga luar
Gambar 6-11). ke membran timpani, yang bergetar sinlron dengan ge-
I Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang lombang tersebut.
membelokkan berkas sinar datang untuk memfokuskan I Ti"rlang-tulang telinga tengah yang menjembatani celah
bayangan di retina. Kornea berperan paling besar dalam antara membran rimpani dan telinga dalam memperkuat
keseluruhan kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa getaran membran timpani dan menyalurkannya ke jendela
dapat disesuaikan melalui kerja otot siliaris untuk meng- ova1, yang getarannya menimbulkan perambatan gelom-

akomodasi perbedaan dalam penglihatan dekat dan jauh. bang di cairan koklea. (Lihatkh Gambar 6-33 dan 5-34).
(Lihatlah Gambar 6-14 sampai 6-20). I Gelombang ini, yang frekuensinya sama dengan gelom-
I Fotoreseptor batang dan kerucut diaktifkan ketika foto- bang suara semula, menyebabkan membran basilaris ber-
pigmen yang terkandung di dalamnya menyerap secara gerak. Berbagai bagian dari membran ini secara selektif
berbeda berbagai panjang gelombang cahaya. Penyerapan bergetar lebih kuat sebagai respons terhadap berbagai
cahaya menyebabkan perubahan biokimia di fotopigmen frekuensi suara. (Lihatlah Gambar 6-34).
yang akhirnya diubah menjadi perubahan dalam laju pe- I Di atas membran basilaris terdapat sel rambut dalam
rambatan potensial aksi di jalur penglihatan yang keluar organ Corti, yang rambut-rambutnya menekuk ketika
dari retina. Perubahan rangsangan cahaya menjadi sinyal membran basilaris bergerak naik-turun relatif terhadap
listrik dikenal sebagai fototransduksi. (Lihatlah Gambar membran tektorium di atasnya tempat rambut tersebut
6-21, 5-24, 6-25, dan 6-26). berkontak. (Lihatlah Gambar 6-33 dan 6-35).
I Pesan visual ditransmisikan melalui suatu jalur kompleks I Deformasi mekanis sel rambut spesifik di daerah mem-
yang menyilang dan tidak menyilang ke korteks peng- bran basilaris yang bergetar maksimal ini diubah menjadi
lihatan di lobus oksipitalis otak untuk pemrosesan per- sinyal sarafyang ditransmisikan ke korteks pendengaran
septual. (Lihatlah Gambar 6-29). di lobus temporalis otak untuk persepsi suara. (Lihatlah
I Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi Gambar 6-36).
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari (ke- I Aparatus vestibularis di telinga dalam terdiri dari (1)
adaan terang) karena sensitivitasnya yang rendah terhadap kanalis semisirkularis, yang mendeteksi percepatan atau
cahaya. Perbedaan rasio stimulasi ketiga jenis sel kerucut perlambatan rotasional dalam semua arah; serta (2) utri-
oleh panjang gelombang yang berbeda menghasilkan peng- kulus dan sakulus, yang mendeteksi perubahan laju
lihatan warna. (Lihatlah Gambar 6-26 dan Tabel 6-3). gerakan linier dalam semua arah dan memberi informasi
I Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam bayang- yang penting untuk menentukan posisi kepala dalam
an abu-abu, tetapi karena sangat peka terhadap cahaya kaitannya dengan gravitasi. (Lihatkh Gambar 6-38).
maka sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam I Sebagai respons terhadap deformasi mekanis sel rambut
hari. (Lihatlah Tabel 6-3). oleh gerakan spesifik cairan dan struktur-struktur terkait
I Sensitivitas mata meningkat selama adaptasi gelap, oleh di dalam organ indera vestibularis ini maka terbentuklah
regenerasi fotopigmen sel batang yang telah terurai selama sinyal saraf. Informasi ini penting untuk sensasi keseim-
pajanan cahaya sebelumnya. Sensitivitas berkurang selama bangan dan untuk mempertahankan posisi. (Lihatkh
adaptasi terang, oleh penguraian fotopigmen sel kerucut Gambar 6-39 dan 6-40).
yang berlangsung cepar. I Informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus
vestibularis di batang otak dan ke serebelum serta diguna-
Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan (h. 230-243)
kan untuk mempertahankan keseimbangan dan posrur,
I Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan: (1) mengontrol gerakan mata, dan merasakan gerakan dan
pendengaran, yang melibatkan telinga luar, telinga
orientasi. (Lihatkh Gambar 6-41).
tengah, dan koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseim-
bangan, yang melibatkan apararus vestibularis telinga da- Indra Kimiawi: Pengecapan dan Penciuman (h.243-250)
lam. Berbeda dari fotoreseptor di mata, resepror telinga I Pengecapan dan penciuman adalah indera kimiawi. pada
yang terletak di telinga dalam - sel rambut dikokl." d"rt keduanya, perlekatan molekul spesifik yang telah larut ke

252 Bab 6
reseptor di membran menyebabkan terbentuknya potensial kecap, yang masing-masing berespons terhadap rasa pri-
reseptor yang, pada gilirannya, memicu impuls saraf yang mer spesifik dengan derajat berbeda-beda. Tastan asin dan
memberi sinyal tentang keberadaan bahan kimia tersebut. asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
Reseptor kecap berada di kuncup kecap di lidah; reseptor yang berespons terhadap keduanya dengan secara lang-
olfaktorius terletak di mukosa olfaktorius di bagian atas sung mempengaruhi saluran membran, sementara tiga
rongga hidung. (Lihatkh Gambar 6-42 dan 6-43).Ke&ta kategori tastan lain bekerja melalui sistem pembawa pesan
jalur sensorik ini mengandung dua rute: saru ke sistem kedua untuk menghasilkan potensial reseptor.
Iimbik untuk pemrosesan yang berkaitan dengan emosio- I Terdapat 1000 jenis reseptor olfaktorius yang berbeda,
nal dan perilaku dan satu ke korteks untuk persepsi sadar beda, masing-masing berespons terhadap hanya satu kom-
dan diskriminasi halus. ponen tertenru dari suatu bau, odoran. Odoran bekerja
Reseptor pengecapan dan penciuman rerus-menerus di- melalui sistem pembawa pesan kedua untuk memicu po-
perbarui, tidak seperti reseptor penglihatan dan pen- tensial reseptor. Sinyal aferen yang muncul dari reseptor
dengaran, yang ddak dapat diganti. olfaktorius disortir berdasarkan komponen bau oleh glo-
Lima rasa primer adalah asin, asam, manis, pahit, dan merulus di dalam bulbus olfaktorius. Diskriminasi bau
umami. Rasa kelima yang baru ditambahkan adalah rasa bergantung pada pola pengaktifan glomerulus ini. (Lihat-
"asam amino" (rasa daging). Diskriminasi rasa di luar rasa lah Gambar 6-44).
primer bergantung pada pola stimulasi kuncup-kuncup

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dth. A-47)
4. menghasilkan humor g. lensa
1. Jenis rangsangan yang suatu reseptor tertentu berespons aquosus h. diskus optikus;
paling kuat disebut ... 5. lapisan yang mengandung bintik buta
2. Perubahan bentuk energi rangsangan menjadi energi fotoreseptor i. iris
listrik oleh resepror dikenal sebagai ... 6. titik tempat saraf optikus j. badan siliaris
3. Semua informasi aferen adalah informasi sensorik. meninggalkan retina k. kiasma
(Benar atau sakh)
7. memberi nutrien kepada optikum
4. Nervus optikus membawa informasi dari separuh lateral lensa dan kornea l. sklera
dan medial mata yang sama, semenrara traktus optikus 8. berperan paling besar dalam kemampuan
membawa informasi dari separuh lateral satu mata dan refraktif mata
separuh medial matayanglain. (Benar atau salah?)
9. mengandung pembuluh darah yang mendarahi
5. Sel-sel ganglion padam di tengah meningkatkan fre- retina dan pigmen yang memperkecil penye-
kuensi lepas muatan ketika seberkas cahaya mengenai baran cahaya di dalam mata
bagian tepi medan reseprifnya. (Benar atau salah) 10. memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
5. Selama adaptasi gelap, rodopsin secara bertahap di, daya refraksi
bentuk kembali untuk meningkatkan sensitivitas mara. I 1. titik tempat serar dari separuh medial
(Benar ataa salah?)
masing-masing rerina menyeberang ke sisi
7. Sel rambut di bagian organ Corti yang berbeda dan berlawanan
neuron di bagian korteks auditorius yang berbeda l2.bagian rerina dengan ketajaman penglihatan
diaktifkan oleh nadayang berbeda. (Benar atau salah?) tertinggi
8. Cetaran jendela oval menghasilkan impuls saraf yang 12. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan,
dipersepsikan sebagai sensasi suara. (Benar atau sahh?) tunjukkan sifat mana yang berlaku untuk pengecapan
9. Adaptasi cepat terhadap bau terjadi karena adaptasi dan/atau penciuman:
reseptor olfaktorius. (Benar atau salah?)
1. Reseptor secara teratur a. berlaku untuk
10. Masing-masing reseptor berespons terhadap hanya satu
diganti. Pengecapan
dari lima rasa primer. (Benar atau sahh?)
11. Cocokkanyangberikut: 2. Reseptor adalah ulung b. berlaku untuk
khusus neuron aferen. penciuman
1. struktur talamus yang a. koroid
memproses masukan b. humor
3. Reseptor adalah sel c. berlaku untuk
terpisah yang bersinaps pengecapan
penglihatan. aquosus
dengan ujung terminal dan pen-
2. diafragma otot yang c. nukleus neuton aferen. ciuman
berwarna dan mengontrol genikulatum 4. Kemampuan diskriminasi didasarkan pada
jumlah cahaya yang masuk lateralis pola stimulasi reseptor oleh lima modalitas
ke mata d. kornea berbeda.
3. membentuk bagian putih e. fovea 5. Informasi dari sel reseptor dimasukkan dan
mata f. retina disortir oleh taut saraf yang dinamai glomerulus.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 253


6. Menggunakan seribu jenis reseptor berbeda. manjang dari atas ke bawah? Untuk mempermudah
7. Bahan kimia spesifik di lingkungan melekat penghitungan, anggaplah pupil kucing persegi. Perhi-
ke tempat pengikatan khusus di permukaan tungan berikut akan membantu anda memahami dam-
resepto! menyebabkan depolarisasi reseptor. pak dari perbedaan ini. Untuk menyederhanakan,
8. anggaplah bahwa intensitas cahaya konstan.
Memiliki dua jalur pemrosesan: rute sistem
limbik dan rute talamus-korteks. a. Jika garis tengah pupil manusia yang bundar terse-
but dikurangi menjadi separuhnya oleh kontraksi
otot konstriktor iris, berapa besar persentase penu-
Pertanyaan Esai runan cahaya yang masuk ke dalam mata?
1. Tuliskan daftar dan jelaskan jenis reseptor sesuai rang- b. Jika sumbu salah satu pupil kucing yang persegi
sangan adekuatnya!
berkurang menjadi separuhnya, berapa besar persen-
2. Bandingkan reseptor tonik dan fasik! tase penurunan cahaya yang masuk ke dalam mata
3. Jelaskan bagaimana ketajaman dipengaruhi oleh ukuran kucing?
medan reseprif dan oleh inhibisi lateral!
c. Dengan membandingkan kedua perhitungan di atas,
4. Bandingkan jalur nyeri cepat dan lambatl manusia atau kucingkah yang memiliki kontrol le-
5. Jelaskan sistem analgesik inheren di otak! bih pasti atas jumlah cahayayangmasuk ke retina?
6. Jelaskan proses fototransduksi! 3. Desibel adalah satuan tingkat suara, P, yang didefinisi-
7. Bandingkan karakteristik fungsional sel kerucut dan sel kan sebagai berikut:
batangl
8. Apa yang dimaksud dengan gelombang suara? Apa yang F = (ro dB)log,o(1/{),
menentukan nada, intensitas, dan warna suatu suara? di mana 1 adalah intensitas suara, arau kecepatan ge-
9. Jelaskan fungsi masing-masing bagian telinga berikut: lombang suara menyalurkan energi per satuan luas.
daun telinga, saluran telinga, membran timpani, osiku- Satuan ladalah watt per meter persegi (Wm'z). I"adalah
lus, jendela oval, dan berbagai bagian kokleal Sertakan intensitas konstan yang mendekati ambang pendengar-
juga diskusi tentang bagaimana gelombang suara diubah an manusia, yaitu 10-12 Wm2.
menjadi potensial aksi! a. Untuk tingkar suara berikut, hitunglah intensitas
10. Bahaslah fungsi kanalis semisirkularis, utrikulus, dan suara masing-masing:
sakulusl (1) 20 dB (bisikan)
1 1. Jelaskan lokasi, struktur, dan pengaktifan reseptor untuk (2) 70 dB (klakson mobil)
pengecapan dan penciumanl
$) 1,20 dB (jet terbang rendah)
12. Bandingkan proses diskriminasi penglihatan warna, (t+) tZ0 dB (peluncuran pesawar ruang angkasa
pendengaran, pengecapan, dan penciuman! ulang-alik)

Latihan Kuantitatif (Solusi fi


h. A-47)
b. Jelaskan mengapa tingkat tingkat suara ini mening-
kat dengan penambahan yang sama (yaitu, setiap
1. Hitunglah perbedaan waktu yang diperlukan oleh suatu
suara 50 dB lebih tinggi daripada tingkat sebelum-
potensial aksi untuk melintasi jarak I,3 m melalui jalur
nya), namun peningkatan dalam intensitas suara
nyeri lambat (12 m/dtk) dan cepat (30 m/dtk)!
yang anda hitung sedemikian berbeda. Apa dampak
2. Pernahkan anda memperhatikan bahwa manusia memi-
hal ini pada kinerja telinga manusia?
liki pupil bundar, sementara pupil kucing lebih me-

PETUNJUK UNTUK PERTIMBANGAN


(Penjelasan dih. A-47)
I . Pasien dengan penyakit saraf tertentu tidak mampu me- 4. Jelaskan bagaimana infeksi telinga tengah mengganggu
rasakan nyeri. Mengapa hal ini merugikan? pendengaran. Apa manfaat "selang" yang kadang-kadang
2. Ahli oftalmologi sering meneteskan obat ke mata pasien dipasang secara bedah di gendang telinga pasien dengan
untuk menimbulkan dilatasi pupil, yang menyebabkan riwayat infeksi telinga tengah berulang disertai penim,
dokter lebih mudah melihat bagian dalam mata. Dengan bunan cairan kronik?
cara apa obat dalam tetes mata tersebut mempengaruhi 5. Jelaskan mengapa indera penciuman anda berkurang
aktivitas sistem saraf otonom di mata untuk menyebab- ketika anda mengalami pilek, meskipun virus pilek tidak
kan pupil berdilatasi? secara langsung mempengaruhi sel reseptor olfaktorius?
3. Seorang pasien mengeluh tidak mampu melihat separuh
kanan lapang pandang kedua matanya. Di titik mana
letak defek di jalur penglihatan pasien?

254 Bab 5
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h.A-48) sinkop), atau perasaan bahwa ia atau benda sekitar di dalam
Suzanne J mengeluh kepada dokternya tentang serangan- ruangterasaberputar(keadaanyangdikenalsebagaivertigo).
serangan pusing berputar. Dokter bertanya apakah "pusing Mengapa pembedaan ini penting. dalam diagnosis banding
berputar" yangiamaksud adalah kepala terasa ringan, seolah- penyakitnya? Apa kemungkinan penyebab dari masing-
olah akan pingsan (suatu keadaan yang dikenal sebagai masing gejala tersebut?

SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE


Situs PhysioEdge Untuk bacaan anjuran, lihatlah InfoTrac' College Edition/
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar, serta Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke Tlac
banyak gagasan untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. College Edition, perpustakaan riset online anda, di:
Masuklah ke: http://infotrac.thomsonlearning.com
http :/i biology.brookscole.com/sherwoodhp6
Prhh Chapter 6 dari menu drop-down, atau klik di salah satu
dari banyak resource Ared.

Susunan Saraf Tepi: Divisi Aferen; lndra Khusus 255


Sistem Saraf
(Susunan Saraf Tepi)

S*stsrx tubuh
ral*r;lg:crt**rxxkan
h*meostasis

h{cmscstasis
ese*,lsixl brxgi
kelamgs*lngan
!:[dr*p se9

$el sYl*rxb*ntulq
sisten"l tubula

Sistem saraf, salah satu dari dua sistem regulatorik utama eksternal yang mengancam homeostasis, SSP melakukan
tubuh, terdiri dari susunan saraf pusat (SSP), yang terdiri dari penyesua ian-penyesuaian yang tepat untuk mempertahankan
otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi, yang terdiri homeostasis. SSP membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut
dari serat aferen dan eferen yang menyalurkan sinyal antara dengan mengontrol aktivitas organ efektor (otot dan
SSP dan perifer (bagian lain tubuh). kelenjar) dengan menyalurkan sinyal dari SSP ke organ-organ
Setelah diberi tahu oleh divisi aferen susunan saraf tepi. ini melalui divisi eferen susunan saraf tepi.
bahwa terjadi perubahan dalam lingkungan internal atau

256

Anda mungkin juga menyukai