Divisi Aferen;
lndera Khusus
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN
FISIOLOGI RESEPTOR
I
I
I
I
PENDAHULUAN
SSP
Jenis reseptor
NYERI
I
I
MATA: PENGLIHATAN
I
I
I
I
I
Cahaya
I
I
I
I
I
Gelombang suara
Peran telinga luar dan telinga tengah
Transduksi suara oleh organ Corti
Jalur pendengaran
Perangkatvestibularis
kesadaran,
gap sebagai aferen sensorik. Informasi sensorik dikategorisasikan sebagai (1) sensasi somatik (sensasi
tubuh) yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk
sensasi somestetih dari kulit dan prEriosepsi dari otot,
sendi, kulit, dan telinga dalam (lihat h.157-158); atas
201
pak.
Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis. Contohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap peregangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus
yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor
yang memantau tekanan darah.
I Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin.
I Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsenrrasi zar
terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas
osmotik (lihat h. 70).
FISIOLOGI RESEPTOR
ini
secara bersamaan.
maka kita tidak dapat "melihat" dengan telinga dan "mendengar" dengan mata kita. Sebagian reseptor dapat berespons
lemah terhadap rangsangan di luar stimulus adekuatnya, tetapi
meskipun diaktifkan oleh stimulus yang berbeda, reseptor tetap memberi sensasi yang biasanya dideteksi oleh reseptor tersebut. Sebagai contoh, stimulus adekuat untuk reseptor mata
(fotoreseptor) adalah cahaya, yang reseptor tersebut sangat
peka terhadapnya, tetapi reseptor-reseptor ini juga dapat diaktifkan dengan derajat yang lebih rendah oleh rangsangan
mekanis. Ketika terpukul di bagian mata, seseorang sering melihat "bintang" ("berkunang-kunang"), karena tekanan mekanis
merangsang fotoreseptor. Karena itu, sensasi yang dirasakan
lebih bergantung pada jenis reseptor yang dirangsang daripada
jenis rangsangannya. Namun, karena reseptor biasanya diaktifkan oleh stimulus adekuatnya, maka sensasi biasanya sesuai
kita. Bau kue yang baru dimasak, rasa lembut kain sutera,
melihat orang yang kita cintai, mendengar berita buruk
-masukan sensorik dapat menyenangkan, menyedihkan,
Bergantung pada jenis energi yang biasanya direspons, reseptor dapat dibagi menjadi:
membangunkan, menenangkan, membuat marah, menakutkan, atau memicu beragam emosi lainnya.
I Rangsangan
I Potensial reseptor
di neuron aferen.
Jika kekuatannya memadai, suatu potensial reseptor (atau
generator) dapat memicu potensial alai di membran neuron
aferen yang berada di samping reseptor dengan memicu
pembukaan saluran Na. di daerah ini. Cara membuka saluran
Na. ini berbeda-beda bergantung pada apakah resepror merupakan sel tersendiri atau bagian khusus dari ujung aferen.
Untuk reseptor jenis terpisah, potensial resepror memicu pelepasan suatu pembawa pesan kimiawi yang berdifusi
melintasi ruang sempit yang memisahkan reseptor dari ujung
neuron aferen, serupa dengan suatu sinaps (Gambar 6-3a).
Pengikatan pembawa pesan kimiawi tersebut dengan resepror
memiliki
aferen, aliran arus lokal antara ujung reseptor yang teraktifkan yang mengalami potensial generator dan membran sel di
maka potensial aksi terbentuk dan menjalar sendiri di sepanjang serat aferen menuju SSP (Untuk memudahkan, dari
sini kita akan menyebut potensial resepror dan potensial
generator sebagai potensial reseptor saja).
Perhatikan bahwa tempat inisiasi potensial aksi di neuron aferen berbeda dengan neuron eferen atau antarneuron.
aksi
dimulai di axon hillochyargterletak di pangkal akson di samping badan sel (lihat h. 118). Sebaliknya, di neuron aferen
potensial aksi dimulai di ujung perifer suatu serar sarafaferen
di samping reseptor, jauh dari badan sel (Gambar 6-4).
Intensitas rangsangan tercermin oleh besar potensial reseptor. Jadi, semakin besar potensial reseptor, semakin besar
Rangsangan
:,1
-t
Reseptor
(sel tersendiri)
(a)
Serat neuron
aferen
Reseptor (ujung
neuron aferen yang
mengalami modifikasi)
(b)
Gambar 6-3
Perubahan potensial reseptordan potensial Eenerator menjadi potensial aksi. (a) Potensial reseptor. Pembawa pesan kimiawi
yang dibebaskan dari reseptorterpisah memicu potensial aksi di serat dengan membuka saluran Na. berpintu kimiawi. (b)
Potensial generator. Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi dan serat aferen memicu potensial aksi di serat
dengan membuka saluran Na. berpintu voltase.
204
Bab 5
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu menghasilkan kekuatan potensial reseptor yang sama di reseptor
yang sama. Sebagian reseptor dapat mengalami penurunan
mana
Terdapat dua jenis reseptor-reseptor tonih dan reseptor fasikberdasarkan kecepatan adaptasi mereka. Reseptor tonik
tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat
Tempat inisiasi
potensial aksi
Neuron
aferen I
Reseptor
Temoat inisiasi
potensial aksi
Arah
perambatan
potensial
aksi
Antarneuron
Tempat inisiasi
potensial aksi
I
{
Badan
sel
Neuron eferen
Gambar 5-4
Perbandingan tempat inisiasi potensial aksi di ketiga jenis neuron.
Beradaptasi
lambat
Potensial
reseptor
Potensial
reseptor
(mv)
(mv)
Kekuatan
rangsangan
Kekuatan
rangsangan
I
-Rangsangan
dimulai
dihentikan
Waktu
dimulai
(a)
dihentikan
(b)
Gambar 6-5
Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik. Jenis reseptor ini tidak beradaptasi sama sekali atau beradaptasi dengan lambat
terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Resepior fasik. Jenis
reseptor ini cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons menurun ketika rangsangan dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang intensitas rangsangan dan tidak menyalurkan informasi status q-uo.
di SSP
"berlabel" sesuai
Bab 6
JALUR BERLABET
Neuron-neuron aferen dengan reseptor perifernya yang pertama kali mendeteksi rangsangan dikenal sebagai neuron
sensorik ordo pertama. Neuron ini bersinaps dengan neuron sensorik ordo kedua, baik di medula spinalis maupun
medula, bergantung pada jalur sensorik mana yang terlibat.
Neuron ini kemudian bersinaps dengan neuron sensorik
ordo ketiga di talamus, demikian seterusnya. Pada setiap
Iangsangan.
206
NYERI BAYANGAN
CAaIAIAN KLINIS. Pengaktifan jalur sensorik di setiap titik
menghasilkan sensasi yang sama seperri yang diproduksi oleh
stimulasi reseptor di bagian tubuh itu sendiri. Fenomena ini
digunakan sebagai penjelasan tradisional bagi nyeri bayangQthantom pain)-sebagai conroh, nyeri yang dirasakan berasal dari kaki oleh seorang yang tungkainya telah diamputasi
rn
yang semula menangani sensasi dari tungkai yang telah diamputasi. "Remappin!' daerah otak yang telah "kosong ditinggalkan' ini dispekulasikan entah bagaimana sinyal dari
tempat lain diinterpretasikan sebagai nyeri yang berasal dari
ekstremitas yang telah diangkat tersebut.
medan reseptif tidak dapat dideteksi (Gambar 6-6). Representasi berbagai bagian tubuh di korteks yang tampak terdistorsi (homunkulus sensorik, lihat h. 160) sesuai dengan
kepadatan persarafan; lebih banyak permukaan korteks yang
diperuntukkan bagi persepsi sensorik yang berasal dari
daerah-daerah dengan medan resptif sempit sehingga, kemampuan diskriminatif taktilnya lebih besar.
Selain kerapatan resepro! faktor kedua yang mempengaruhi ketajaman adalah inhibisi lateral. Anda dapat
mengetahui pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan
permukaan kulit anda dengan ujung pensil (Gambar 6-7a).
Medan reseptif tepat di bawah bagian tengah ujung pensil
tempat rangsangan paling intens mengalami elsitasi, tetapi
medan reseptif sekitar juga terangsang, namun dengan derajat
yang lebih ringan karena distorsinya lebih ringan. Jika informasi dari serat-serat aferen marginil yang ikut terangsang ini
serat-serar asendens
NYERI
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan
terjadi kerusakan jaringan. Selain itu, simpanan pengalaman
yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita
SIFAT
RANGSANGAN
MEKANISME PENYANDIAN
Jenis Rangsangan
(modalitas
rangsangan)
Lokasi Rangsangan
lntensitas
Rangsangan
(kekuatan
rangsangan)
I Perangsangan
Kurang terangsang
Ujung reseptor
neuron-neuron aferen
Dua medan reseptif
dirangsang oleh stimulasi
dua titik: Terasa dua titik
Paling terangsang
(a)
Frekuensi
potensial
aksi
(b)
Gambar 5-6
Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan
medan reseptif kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif
suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang
diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka
ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan
reseptif yang berbeda, maka akan dirasakan adanya dua titik
terpisah. Jika kedua ujung menyentuh medan reseptif yang
sama, maka keduanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan
menyesuaikan jarak antara kedua ujung jangka, kita dapat
menetukan jarak minimal di mana dua titik tetap dapat
dibedakan sebagai dua titik dan bukan satu, yang
mencerminkan ukuran medan reseptif di bagian tersebut.
Dengan teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan
diskriminatif permukaan tubuh. Ambang dua titik berkisar
dari 2 mm di ujung jari tangan (memungkinkan seseorang
membaca huruf Braille, di mana titik-titik menonjol terpisah
f,5 mm satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang
diskriminasinya paling rendah. (a) Regio dengan medan
reseptif sempit. (b) Regio dengan medan reseptif luas.
Lokasi di kulit
(a)
Transrnigl
terhefit|i::r,,
208
Bab 6
o""o15.""i
di kulit
(b)
Gambar 6-7
lnhibisi lateral. (a) Reseptor di tempat stimulasi paling kuat
diaktifkan hingga maksimal. Reseptor-reseptor di sekitar juga
terangsang tetapi dengan derajat yang lebih rendah. (b) Jalur
reseptor yang paling teraktifkan tersebut menghambat
transmisi impuls di jalur-jalur yang stimulasinya kurang
melalui inhibisi lateral. Proses ini mempermudah lokalisasi
tempat rangsangan.
kimia ini dapat menjelaskan mengapa nyeri pegal terus berlangsung setelah terhentinya rangsangan mekanis atau suhu
penyebab kerusakan jaringan.
Yang menarik, reseptor perGr serat C aferen diaktifkan
oleh kapsaisin, bahan dalam cabai yang menimbulkan rasa
pedas. (Selain mengikat reseptor nyeri, kapsaisin berikatan
dengan reseptor suhu yang normalnya diakdfkan oleh panaskarena itu timbul rasa panas ketika kita makan cabai pedas).
Yang ironis, aplikasi lokal kapsaisin malah dapat mengurangi
nyeri klinis, kemungkinan besar dengan merangsang secara
berlebihan dan merr.rsak nosiseptor yang berikatan dengannya.
Tabel 5-2
Karakteristik Nyeri
NYERI CEPAT
NYERI LAMBAT
suhu
tak bermielin
Menimbulkan sensasi tumpul,
panas, pegal
Lokalisasinya tidak jelas
lokalisasinya
Muncul pertama kali
a.'
mungkin di tingkat talamus. Formasio retikularis meningkatkan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan
Korteks
somatosensorik
(Lokalisasi nyeri)
Hipotalamus;
sistem limbik
(Respons perilaku
dan emosional
terhadap nyeri)
(E Kesiagaan)
Medula
spinalis
Substansi P
Nosiseptor
(a)
Reseptor
opiat
Substansi
Gambar
6-8
Nosiseptor
(b)
Jalur nyeri substansi P dan jalur analgesik. (a) Jalur nyeri substansi P. Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang mengganggu,
sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P. yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens ylng-memberi mlsulln
kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek dari pengalaman nyeri tersebut. (b) Jajur analgesik. Opiat
endogen yang dibebaskan dari jalur-jalur analgesik (pereda nyeri) desendens berikatan dengan reseptor opiat di synaptic knob
serat nyeri aferen. Pengikatan ini menghambat pelepasan substansi P sehingga transmisi impuls nyeri sepanjang jjlur'nyeri
asendens terhambat.
yang dapat semakin merusak atau mengganggu penyembuhan daerah yang cedera. Hipersensitivitas ini biasanya mereda
setelah cedera sembuh.
210
Bab 5
Rangsangan
listrik
adalah
inheren.
ini.
mungkin menimbulkan
MATA: PENGLIHATAN
Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan
di lingkungan sebagai "gambarlbayangan opris" di suatu
kuman').
atas
terus-menerus oleh
(l)
Mekanisme Kerja
Sangat banyak bukti yang menunjang
h i potesis e ndo rfi n a ku pu ngtu r sebagai
mekanisme primer kerja AA. Menurut
hipotesis ini, jarum akupungtur
mengaktifkan serat-serat saraf aferen
spesifik, yang mengirim impuls ke
susunan saraf pusat. Di sini impulsimpuls yang datang mengaktifkan tiga
pusat (pusat di medula spinalis, pusat
di otak tengah, dan pusat hormonal,
unit h ipotalamus-hipof isis anterior)
untuk menimbulkan analgesia. Para
peneliti telah membuktikan bahwa
ketiga pusat menghambat penyaluran
nyeri melalui pemakaian endorfin dan
senyawa-senyawa terkaitnya. Beberapa
badan siliaris/iris; dan (3) retina (Gambar 6-9b). Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat,
212
Bab 6
humor vitreirs. Humor vitreus penting unruk mempertahankan bentuk bola mata agar terap bulat. Rongga anterior
Ligamentum
suspensorium
,5#+irqsll-
Otot mata
ekstrinsik
Badan siliaris
Khoroid
Retina
Sklera
drainase
air mata
Pupil
(a)
Saraf optik
Humor aquosus
Diskus optik
Pembuluh darah
(b)
Garnban 6-9
Struktur mata. (a) Pandangan depan eksternal. (b) Pandangan sagital internal.
kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran
darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor.
Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5
aquosLrs
tidak di-
oleh iris.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya, karena adanya iris, suatu otot polos
tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di
dalam aqueous ltumor (Gambar 6-9adan b). Pigmen di iris
memberi warna mata. Berbagai bercak, garis, atau nuansa
lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris
menjadi dasar bagi teknologi identifikasi terkini. Pengenalan
pola iris oleh kamera video yang menangkap bayangan iris
Badan siliaris
Ligamentum
suspensorium
Rongga posterior
yang mengandung
humor vitreus
Kanalis Schlemm
Otot siliaris
di badan siliaris
Gambar 6-10
Pembentukan dan drainase humor aquosus. Humor aquosus dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliar, kemudian mengalir
ke dalam kanal Schlemm, dan akhirnya masuk ke darah.
Stimulasi parasimpatis
Stimulasi simpatis
+l
Otot sirkular
(konstriktor)
berjalan
melingkar
Konstriksi pupil
Otot radial
(dilator)
berjalan
radial
Dilatasi pupil
Gambar 6-11
Kontrol ukuran pupil.
m (10 km,
misalnya gelombang radio yang panjang) (Gambar 6-13). Fotoreseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara
400 dan 700 nanometer (nm; sepermilyar meter). Karena itu,
2"14 Bab
cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam
rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat
FpanJang
+l
gelombang
o
cq)
c
Jarak
Gambar 6-12
PROSES REFRAKSI
Gambar 6-13
Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentikterentang dari kurang dari
m. Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 sampai 700 nanometer (nm).
10-1a
m hingga
10a
Gambar 6-14
Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas
sinar yang divergen harus dibelokkan ke
dalam agar dapat terfokus.
Titik sumber
cahaya
Berkas sinar
mata
Struktur
Berkas sinar
yang membelokkan terfokus
pada retina
berkas
sinar
2j5
gantung pada sudut kelengkungan (Gambar 6-16). Permukaan konveks melengkung keluar (cembung, seperti permukaan
luar sebuah bola), sementara permukaan konkaf melengkung
ke dalam (cekung, seperti gua). Permukaan konveks menye-
babkan konvergensi berkas sinar, membawa berkas-berkas tersebut lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi penting
untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus, maka permukaan refraktif mata berbentuk konveks. Permukaan konkaf
membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa konkaf bermanfaat untuk mengoreksi kesalahan refraktif tenentu mata, misalnya berpenglihatan dekat.
Berkas sinar
mengenai permukaan
kaca pada suatu sudut
Berkas sinar
mengenai permukaan
kaca tegak lurus
o
E
ke dalam kaca
l
=
Jalur refraksi
sebenarnya
o
o
i5
(b)
(a)
G*qrhar G-iS
Refraksi. Suatu berkas sinar dibelokkan (mengalami refraksi, dibiaskan) ketika mengenai permukaan suatu medium yang
densitasnya berbeda dari medium yang sedang dijalani oleh berkastersebut (sebagai contoh, berpindah dari udara ke dalam
kaca) pada setiap sudut kecuali tegak lurus terhadap permukaan medium baru. (b) Pensil di dalam gelas tampak berbelok. Yang
sebenarnya terjadi adalah bahwa berkas sinar yang sampai ke kamera (atau mata anda) mengalami pembiasan ketika melalui
air, kemudian kaca, dan kemudian udara. Karena itu, pensil tampak terdistorsi.
216
Bab 6
te-
berkurang, lensa menjadi lebih bulat karena elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi
lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih
membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris
melemas dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi
otot ini berkontralai agar lensa menjadi lebih konveks dan
lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh
sistem saraf otonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berko
rraksi.
Sumber
cahaya
jauh
Sumber
cahaya
dekat
Sumber
cahaya
dekat
(c)
Gambar 6-17
(b)
Gambar 6-16
Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) Lensa dengan
permukaan konveks, yang menyebabkan konvergensi berkas
sinar (mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain).
(b) Lensa dengan permukaan konkaf, yang menyebabkan
divergensi berkas sinar{memisahkan berkas-berkas tersebut
semakin jauh satu sama lain).
Gambar 6-18
Perbandingan bayangan yang berfokus dan tidak berfokus di
retina.
berkas sinar tidak drpat menembusnya, suatu kondisi yang dikenal sebagai katarak Lensa yang cacar ini biasanya dapat di-
berpenglihatan jauh
(hiperopia). Pada mata normal (emetropia) (Gambar 6-20a),
sumber cahayajauh difokuskan di retina tanpa akomodasi,
t.
218
Bab 6
cahaya
I Fototransduksi
1.
rangsangan cahaya.
Otot siliaris
Lensa
Ligamentum
suspensonum
Lubang
pupil
di depan
lensa
ts
o
3
,l:l
a:z
t:i.g
Ligamentum
l.:
(a)
.. =o
suspensorium
Lensa
lemah
menggepeng
Gambar 6-'19
Mekanisme akomodasi. (a) Gambaran skematik ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b)
Gambar pemindaian mikroskop elektron yang memperlihatkan ligamentum suspensorium melekat ke lensa. (c) Ketika otot
siliaris melemas, ligamentum suspensorium menegang, memberi tegangan/tarikan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan
lemah. (d) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium menjadi kendur dan tegangan/tarikan pada lensa
berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.
2.
3.
Segmen dakm, yang terletak di bagian tengah fotoreseptor. Bagian ini mengandung perangkat metabolik
sel.
Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika diaktifkan oleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang
dipicu oleh cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang
kemudian terjadi menyebabkan terbentuknya potensial reseptor yang akhirnya menghasilkan potensial a[si. Potensial aksi
menyalurkan informasi ini ke otak unruk pemrosesan visr,'al.
Fotopigmen terdiri dari dua komponen: opsin, suatu protein
yang merupakan bagian integral dari membran diskus; dan
retinen, suatu rurunan vitamin A yang terikat di bagian dalam
molekul opsin (Gambar 6-24b). Retinen addah bagian fotopigmen yang menyerap cahaya. Terdapat empat foropigmen
Tbrminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan bagian interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini
menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena
stimulasi cahaya ke sel-sel selanjutnya di jalur penglihatan.
di
dalam
(a)
Sumber jauh
Sumber dekat
rTanpa ak0rn{}{fasi
Akornodasi
(b)
1.
Bayangan
tidak
fokus
Tanpa akonroclas!
at,.lp;:
e1r.
rtini:.rlqts
2.
mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi
lTarxpa akomt}dasi
Akornodas!
(c)
Bayangan
tidak
fokus
Tanpa akornodasi
A,kornodasi
Garn[:ar 6.1$
Emetropia, miopia, dan hiperopia. Gambar ini membandingkan penglihatan jauh dan penglihatan dekat. (a) pada mata normal
dengan (b) mata berpenglihatan dekat dan (c) mata berpenglihatan jauh baik dalam keadaan (1) tidak dikoreksi maupun (2)
terkoreksi. Garis terputus-putus vertikal mencerminkan jarak normal retina dari kornea; yaitu, tempat bayangan dibawa ke
fokus oleh struktur-struktur refraktif pada mata normal.
220
Bab 5
Bagian
depan
retina
Serat
saraf
Sel
Sel
amakrin bipolar
optik
Sel
horizontal
Sel
fotoreseptor
I
I
Retina
Gambar 6-21
Lapisan retina. Jalur penglihatan retina berjalan dari sel fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung pekacahayanya menghadap ke koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel blpolar dan ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin
biasa reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnya. Reseptor biasanya mengalami depokrisni jlka dirangsang, tetapi
fotoreseptor mengalami hiperpolarisasiketika menyerap cahaya. Marilah kita mula-mula memeriksa keadaan fotoreseptor
dalam keadaan gelap, kemudian melihat apay^ngterjadi ke-
C
f
f
5
E
a
6
j
Titik buta
Makula lutea
Gambar 6-22
Pandangan retina yang terlihat melalui sebuah oftalmoskop.
Dengan oftalmoskop, suatu instrumen berlampu untuk
melihat retina, diskus optikus (bintik buta) dan makula lutea
dapat terlihat di dalam retina di bagian belakang mata.
bx
menyebabkan depolarisasi fotoresepror. Penyebaran pasif depolarisasi ini dari segmen luar (tempat lokasi saluran Na) ke ujung
TERANG
Pada pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui
Gambar 6-23
Pembuktian bintik buta. Temukan bintik buta di mata kiri
anda dengan menutup mata kanan anda dan memegang
buku ini sekitar 4 inci (10,15 cm) dari wajah anda. Selagi
memfokuskan penglihatan ke tanda tambah, geserlah buku
ini perlahan menjauhi anda hingga lingkaran lenyap dari
penglihatan. Pada saat ini, bayangan lingkaran mengenai
bintik buta mata kiri anda. Anda juga dapat mengetahui
lokasi bintik buta di mata kanan dengan menutup mata kiri
anda dan berfokus pada lingkaran. Tanda tambah akan
lenyap ketika bayangannya mengenai bintik buta mata kanan
anda.
h. 129). Fotopigmen yang telah aktif mengaktifkan transdusin, yang sebaliknya mengaktifkan enzim intrasel fosfodiesterase. Enzim ini menguraikan cGMP sehingga konsentrasi
pembawa pesan kedua
Selama
cGMP memungkinkan saluran Na. berpintu kimiawi rerturup. Penutupan saluran ini
Selfipisan
i%i
Sel batang
l
r&
Segmen
luar
(T:9?::::9
diskus yang
berisi
fotopigmen
penyerap
cahaya)
_l--
L
Mitokondria
Segmen
dalam
(mengandung
perangkat
metabolik sel)
Ujung fsrnaps L_
(menyimpan
dan melepaskan
neurotransmiter)
Nukleus
Dendrit
sel
bipolar
L,
Ujung
sinaps
Bagian
depan retina
allfrans (aKif)
bentuk
retinen a//-trans
(b)
Gambar 6-24
Fotoreseptor. (a) Gambaran skematik tiga bagian sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel
batang dan sel kerucut adanya lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak molekul
fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya rodopsin yang terdapat di sel batang, yang terdiri dari protein
membran opsin dan turunan vitamin A retinen. Dalam keadaan gelap, retinen terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam
keadaan inaktif. Jika terdapat cahaya, retinen berubah bentuk dan mengaktifkan fotopigmen.
222
Bab 6
Cahaya
ffi
r-l
I lpenyerapan
cahaya)
Pengaktifan transdusin
| (Melalui
I jenlang
i reaksi)
Berlangsung
di segmen
uar
Berlangsung
di segmen
luar
Hiperpolarisasi membran
(potensial reseptor)
| (Menyenar
I ke ujung sinaps)
Berlangsung
di retina
(Menyebar
ke ujung sinaps)
Berlangsung
di ujung
sinaps
Ber- |
tangsung
.l
di uiuno 1
sinaps"
I
di ujung sinaps
ffi
t I
{
(Menghambat)
Berlangsung
di retina
intriuitorit
(lnhibis i dihilangkan)
Perubahan potensial
berjenjang di sel bipolar
(Jika besarnya cukup
untuk membawa sel
ganglion ke ambang)
i
Perambatan potensial aksi ke korteks
Gambar 5-25
Fototransduksi dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di fotoreseptor sebagai
respons terhadap keadaan gelap yang mencegah potensial aksi terbentuk di jalur penglihatan. (b) Kejadian-kejadian yang
berlangsung di fotoreseptor sebagai respons terhadap rangsangan cahaya yang memicu potensial aksi di jalur penglihatan
(fototra nsd u ksi).
penglihatan abu-abu
jelas
pada malam hari, sedangkan sel kerucut
tak
menghasilkan penglihatan warna yang tajam pada
siang hari.
Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak daripada
kerucut (100 juta sel batang dibandingkan dengan 3 juta
sel
224
Bab 6
juta per
retina
bayangan
Penglihatan dalam
abu-abu
Sensitivitas
tinggi
SEL KERUCUT
3
Penglihatan warna
5ensitivitas rendah
Ketajaman rendah
Ketajaman tinggi
Penglihatan malam
Banyak konvergensi di jalur
retina
Penglihatan siang
jalur retina
Terkonsentrasi di fovea
Sedikit konvergensi di
ke
CATAIAN KLINIS. Karena retinen, salah satu komponen fotopigmen, adalah rurunan vitamin A, maka agar
fotopigmen dapat terus diresintesis diperlukan nutrien ini
dalam jumlah memadai. Rabun senja ter.jadi akibat defisiensi
vitamin A dalam makanan. Meskipun konsentrasi fotopigmen di sel batang dan sel kerucut berkurang pada kondisi ini
namun masih terdapat cukup fotopigmen sel kerucut untuk
berespons terhadap stimulasi intens sinar rerang, kecuali pada
kasus yang sangat parah. Bahkan reduksi ringan kandungan
rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sei batang sedemikian
besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespons terhadap sinar
temaram. Orang dapat melihat pada siang hari dengan meng-
I Sensitivitas
pada
Sel
100
oE
>'6
EE
qB
6ts
92
hanya dua jenis sel kerucut, suatu keadaan yang dinamai buta
warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini tidak
kerucut
merah
tu
orang
5U
o)
<E;
9zs
w"rn"
mereka harus mengandalkan posisi sinar terang untuk mengetahui kapan harus jalan atau berhenti.
4oo,
yang dipersepsikan
Panjang gelombang cahaya (nm)
Spektrum
cahaya
tampak
Warna
yang diper- Sel
sepsikan
kerucut
merah
0
JI
83
Sel
kerucut
hijau
Sel kerucut
biru
100
67
83
Jb
0
Gambar 5-26
Sensitivitas ketiga jenis sel kerucut terhadap berbagai
panjang gelombang. Diperlihatkan rasio stimulasi ketiga Jenrs
sel kerucut untuk tiga warna contoh.
sebagai
lombang
ini
salinan gen kerucut merah. Temuan ini jelas akan menyebabkan evaluasi ulang bagaimana berbagai fotopigmen berperan dalam penglihatan warna.
225
Bab 6
1.
iiiltl{d
Sistem Saraf
(Susunan Saraf Pusat)
Sistem tubuh
mempedahankan homeostasis
l"i*rfleostasis
esensial bagi
kelangsungan
hidup s*l
i
i
I
1
Sel membentuk
sistern tubr*h
144
ron retina di belakang sel kerucut dan sel batang memperkuat informasi tertentu dan menekan informasi lain
untuk meningkatkan kontras. Salah satu mekanisme
pemrosesan di retina adalah inhibisi lateral, di mana
jalur-.ialur sel kerucut yang mengalami eksitasi kuat menekan aktivitas jalur-jalur sel kerucut di sekitarnya yang
mengalami eksitasi lemah. Hal ini meningkatkan kontras terang gelap untuk mempertajam batas bayangan.
Mekanisme lain dalam pemrosesan di retina adalah
ganglion tersebut. Sel ganglion menyala di tengah dan padam di tengah berespons dengan carayang berlawanan,
bergantung pada perbandingan relatif pencahayaan antara
bagian tengah dan perifer medan reseptif masing-masing.
Bayangkanlah medan reseptifsebagai sebuah kue donat. Sel
ganglion menyala di tengah meningkatkan lepas muatannya ketika cahaya paling intens di bagian tengah medan
reseptif (yaitu ketika lubang donat menyala). Sebaliknya,
sel padam di tengah meningkatkan lepas muatannya kedka
bagian perifer medan reseptif mengalami pencahayaan paling terang (yaitu ketika donat itu sendiri yang menyala).
Hal ini bermanfaat unnrk meningkatkan perbedaan dalam
tingkat ca\aya antata satu daerah kecil di bagian tengah
medan reseptif dan pencahayaan daerah di sekitarnya.
Dengan meningkatkan perbedaan keterangan (bnghnes)
relati{, mekanisme ini membantu mendefinisikan kontur
bayangan, tetapi dalam proses ini informasi tentang keterangan mutlak dikorbankan (Gambar 6-28).
3.
4.
Karena pengaruh pola 'perkabelan" antara mata dan korteks penglihatan, separuh kiri konela menerima informasi
hanya dari separuh kanan lapang pandang yang didereksi
Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari separuh kiri lapang pandang jatuh di separuh kanan retina
kedua mata (separuh medial atau dalam rerina kiri dan separuh lateral atau luar retina kanan) (Gambar 6-29a). Demikian juga, berkas sinar dari separuh kanan lapang pandang
mencapai separuh kiri kedua retina (separuh lateral retina kiri
dan separuh medial retina kanan). Setiap saraf optikus yang
keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh
retina yang disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua
saraf optikus bertemu di kiasma optikum yang terletak di
Gambar 6-28
Contoh hasil akhir pemrosesan retina oleh sel-sel ganglion
menyala di tengah dan padam di tengah. Perhatikan bahwa
lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh warna hitam tampak
lebih terang daripada yang dikelilingi oleh warna putih,
meskipun kedua lingkaran tersebut identik (ukuran dan
warna sama). Pemrosesan di retina oleh sel ganglion menyala
di tengah dan padam di tengah berperan besar dalam
men i n g katka n perbedaa n da lam ketera n gan (b ri g htn ess)
relatif, yang membantu memperjelas kontur.
Sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang bagaimana otak memproses informasi penglihatan, lihadah Tabel
5-4, yang meringkaskan fungsi berbagai komponen mata.
Kiri
IIII
Nervus optikus
gerakan). Proses penyortiran ini bukanlah tugas mudah karena setiap saraf optikus mengandung lebih dari satu juta
retina.
di
satu
genikulatum
lateral
talamus
Radiasi
optika
Lobus
oksipitalis
lq\:
XL
,, i.l:r.-j,:.::.,i':d:i
j.ri:::;.,r.:
t :.:2.::\.t
r;:. li :ii:-i;,ra:,rri.:'
Letak lesi
(a)
Pxryma
:-
t:
t!: :,rj:tt:i,
Jr:
= Defisit penglihatan
(b)
Gambar 5-29
Jalur penglihatan dan defisit visual yang berkaitan dengan
lesi di jalurnya. (a) Jalur penglihatan. Perhatikan bahwa
separuh kiri korteks penglihatan di lobus oksipitalis menerima
informasi dari separuh kanan lapang pandang kedua mata
(warna biru), dan separuh kanan korteks menerima informasi
dari separuh kiri lapang pandang kedua mata (warna merah).
(b) Defisit penglihatan dengan lesi spesifik di jalur
penglihatan. Setiap defisit penglihatan yang digambarkan
berkaitan dengan lesi di titik bernomor di jalur penglihatan di
bagian (a).
Di
228
Bao o
dikirim
ke
Tahgl6-4,' , ; ,, :,,,rt..
,,,,,,,,,:,,,
,r
,,
:::.
,::":. . . rl,.
STRUKTUR
LOKASI
FUNGSI
Humor aquosus
Sel bipolar
di retina
Titik buta
Koroid
tsadan siliar
Otot siliaris
suspensorium
Sel kerucut
Kornea
mata
Fovea
Sel ganglion
refraksi mata
Daerah dengan ketajaman tertinggi
Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
lris
Lensa
selama akomodasi
suspensorium
Makula lutea
Diskus optikus
Nervus optikus
buta)
Pupil
Retina
Sel batang
Sklera
Ligamentum suspensorium
Humor vitreus
dengan menyatukan koneksi-koneksi yang berasal dari seldi retina. Sebagai contoh,
beberapa sel sederhana melepaskan muatan hanya ketika
I Masukan
terkontrol.
dapat
dideteksi oleh berbagai daerah pemrosesan
sensorik di otak.
Sebelum beralih ke indera yang lain-pendengaran-perlu
dikemukakan suatu teori baru kontroversial mengenai indera yang mempertanyakan pandangan yang ada bahwa
indera tertentu memberi masukan ke bagian otak tertentu
yang hanya menangani satu indera. Semakin banyak bukti
menunjukkan bahwa regio-regio otak yang didedikasikan
hampir semata-mata untuk indera tertentu, misalnya korteks visual untuk masukan penglihatan dan korteks somatosensorik untuk masukan sentuhan, sebenarnya mene-
230
Bab 6
mereka
membaca huruf Braille, meskipun mereka tidak "melihat"
apapun. Masukan taktil dari jari-jari rangan mereka mencapai daerah visual otak serta korteks somatosensorik.
Masukan ini membantu mereka "melihat" pola titik-titik
huruf Braille.
Y*g juga memperkuat anggapan bahwa pemrosesan
berbagai jenis masukan sensorik di otak mengalami tumpang-
Gelombang suara adalah geraran udara yang merambat yang terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi
akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian
dengan daerah-daerah bertekanan rendah akibat penjarangan (peregangan) molekul udara (Gamb ar 6-3la) . Setiap alat
o
o
f
6
:
I
'6
c
o
o
o
o !
'6
o 6
o
oa
_9
E
d
v Yo
o
C
.F
Subyek yang
c
6
o
o
!
"terganggu" akan mengganggu molekul-molekul di dekatnya, membentuk daerah-daerah baru pemadatan dan peregangan, demikian sererusnya (Gambar 6-3lc). Energi
suara secara bertahap melemah sewaktu gelombang suara
berjalan jauh dari sumbernya. Intensitas gelombang suara
berkurang sampai hilang ketika gelombang suara terakhir
terlalu lemah untuk mengganggu molekul-molekul udara di
sekitarnya.
Gelombang suara juga dapat merambat melalui media
selain udara, misalnya air. Namun, perambatan ini kurang
efisien; diperlukan tekanan lebih besar unruk menimbulkan
pergerakan cairan dibandingkan dengan pergerakan udara
Membran
Osikulus
timpani
auditorius
(gendang telinga)
Daun
telinga
\
Kanalis )
semisirkularis
!Aparatus
Utrikulus I
dan sakulus /
vestibularis
Jendela oval
Nervus vestibulokoklearis
Kokhlea
Jendela bundar
' !::.-
.-..
::;;:!:.
*i:
Tuba
eustaklius
=":.,.
Meatus
auditorius eksternus
{sa}uran telinga)
Ke faring
,Telinga
'dalatn'
Gambar 6-30
Anatomi telinga.
Suara ditandai oleh nadanya (tone), intensitasnya (kekuatan, keras-lembutnya), dan timbre (warna suara, kuaiitas)
(Gambar 6-32).
7-32 Bab
Reseptor-reseptor khusus unruk suara terletak di telinga dalam yang berisi cairan. Karena itu, gelombang suara di udara
harus dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga
dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi suara
Daerah
pemadatan
Daerah
peregangan
c(6
c
$
i<
P
I
(a)
Daerah
peregangan
Daerah
pemadatan
(b)
-waktu-
(c)
Gambar 6-3'l
Pembentukan gelombang suara. (a) Gelombang suara adalah daerah-daerah pemadatan dan peregangan molekul udara yang
berselang-seling. (b) Garpu tala yang bergetar memicu gelombang suara sewaktu molekul-molekul udara di depan bilah garpu
yang sedang bergerak maju mengalami pemadatan sementara molekul-molekul di belakangnya mengalami penjarangan/
peregangan. (c) Molekul-molekul udara yang terganggu tersebut menumbuk molekul-molekul di depannya, membentuk
daerah-daerah baru pemadatan dan peregangan yang lebih jauh dari tempat asal suara. Dengan cara ini, gelombang suara
bergerak progresif semakin jauh dari sumber, meskipun masing-masing molekul udara hanya berpindah dalam jarak dekat
ketika terganggu. Gelombang suara akhirnya lenyap ketika daerah terakhir yang mengalami gangguan terlalu lemah untuk
"mengganggu" daerah di depannya.
Nada bergantung
pada frekuensi
lntensitas (kekuatan)
bergantung pada
amplitudo
Timbre {kualitas)
bergantung pada
ovenanes
n*
f/\t/v\
-\- --l^At/V\
nn
Nada murni
/nAnnon/ (*
Kekuaian
sama
Nada
sama
Kekuatan
sama,
nada
sama
Gambar 6-32
Sifat gelombang suara.
Tahel
DALAM
MASIH TERDENGAR
(AMBANG
DESIBEL (dB)
PENDENGARAN)
KEKUATAN
SUARA
Daun
Jam
Suara di
Gemerisik
10 dB
Detak
20 dB
30 dB
60 dB
90 dB
120 dB
150 dB
Perpustakaan
Percakapan
Normal
Blender
Makanan
Konser
Musik
Rock
Jet
Pesawat
Lepas Landas
kuat
yang terjadi dalam proses alami ketika gelombang suara berpindah dari udara ke air. Fungsi ini dilaksanakan oleh telinga
luar dan telinga tengah.
Telinga luar (Gambar 5-30) terdiri dari pinna (daun
telinga), meatus auditorius eksternus (saluran telinga), dan
membran timpani (gendang telinga). Pinna, lipatan menonjol
tulang rawan berlapis kulit mengumpulkan gelombang suara
dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Banyak spesies
(anjing misalnya) dapat mengarahkan telinga mereka sesuai
sumber suara untuk mengumpulkan lebih banyak suara,
tetapi telinga manusia relatif tidak dapat bergerak. Karena
bentuknya, pinna secara parsial menghambat gelombang
suara yang mendekati telinga dari belakang, mengubah warna
suara sehingga membantu orang membedakan apakah suara
berasal tepat dari depan atau belakang.
Lokalisasi suara untuk suara yang datang dari kanan
atau kiri ditentukan berdasarkan dua petunjuk. Pertama,
gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat dengan
sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di
telinga satunya. Kedua, suara menjadi kurang intens ketika
mencapai telinga yang jauh, karena kepala berfungsi sebagai
penghalang suara yang secara parsial menghambat perambatan gelombang suara. Korteks pendengaran mengintegrasikan
semua petunjuk ini untuk menentukan lokasi sumber suara.
Kita sulit mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu
telinga. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks
pendengaran menentukan lokasi suara berdasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas muatan neuron, bukan oleh peta
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks
penglihatan oleh retina yang memungkinkan kita mengetahui lokasi benda yang terlihat.
Pintu masuk saluran telinga dijaga oleh rambutrambut halus. Kulit yang melapisi saluran mengandung
kelenjar keringat modifikasi yang menghasilkan serumen
234
Bab 6
(tahi kuping), suatu sekresi lengket yang menjebak partikelpartikel kecil asing. Baik rambut-rambut halus maupun
serumen membantu mencegah partikel di udara mencapai
bagian dalam saluran telinga, tempat partikel dapat menumpuk atau mencederai membran timpani dan mengganggu
pendengaran.
CATAIAN KLINIS. Infeksi yang berasal dari tenggorokan kadang menyebar melalui tuba eustakius ke telinga
tengah. Penimbunan cairan yang terjadi di telinga tengah
tidak saja menimbulkan nyeri tetapi juga mengganggu hantaran suara melintasi telinga tengah.
dela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditimbulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan cairan
telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang sama
seperti gelombang suara asal. Namun, seperti telah disebutkan, diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggetarkan cairan. Sistem osikulus memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua
mekanisme agar cairan di koklea bergetar. Pertama, karena
luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada
luas jendela oval maka terjadi peningkatan tekanan ketika
gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan oleh
osikulus ke jendela oval (tekanan = gayalluas). Kedua, efek
tuas osikulus juga menimbulkan penguatan. Bersama-sama,
kedua mekanisme ini meningkatkan gaya y^ng bekerja pada
jendela oval sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika gelombang suara langsung mengenai jendela oval. Penambahan
tekanan ini sudah cukup untuk menggetarkan cairan di
koklea.
Beberapa otot halus
se-
gulungan organ
ini
vestibuli, mengikuti kontur dalam spiral, dan skala timpani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar (Gambar 6-33a dan b). Cairan di dalam duktus koklearis disebut
endolimfe (Gambar 6-34a). Skala vestibuli dan skala tim-
6-33c). Dari permukaan masing-masing sel rambut menonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia,
yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya aktin (lihat
h. 50). Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut
permukaannya mengalami perubahan bentuk secara mekanis akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini
Membran vestibularis
Koklea
Helikotrema
lnkus
u.Membran basilaris
,/
stapes di
jendela\ \
oval
,/
I _-./t
--
Membran vestibularis
Membran tektorium
Skala vestibuli
Jendela bundar
Rongga
telinga tengah
Skala
media
(duktus
kokhlearis)
Organ Corti
Membran timpani
(a)
Saraf auditorius
Membran
basilaris
Skala timpani
Gambar 6-33
Telinga tengah dan koklea. (a) Anatomi makroskopik telinga
tengah dan koklea, dengan gulungan koklea "diuraikan". (b)
Potongan melintang koklea. (c) Organ Corti diperbesar.
Membran
Sel rambut
Sel
kimiawi dengan ujung serat-serat saraf aferen yang membentuk nervus auditorius (kokhlearis). Depolarisasi sel-sel
rambut ini (ketika membran basilaris terangkat) meningkatkan
laju pelepasan neurorransmirer, yang meningkatkan frekuensi
lepas muatan di serat aferen. Sebaliknya, laju lepas muatan
236
Bab 6
Duktus kokhlearis
Membran
tektorium
Kokhlea
Helikotrema
Rambut
Organ
Corti
Membran basilaris
Skala
timpani
Membran
timpani
Jendela bundar
Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:
Q:
Jalur
(a)
@:
Frekuensi tinggi
3000
Frekuensi sedang
000
Frekuensi rendah
t
I
20,000
(b)
(c)
Gambar 6-34
Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu
meredam energi suara dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada
frekuensi yang berbeda. (c) Ujung sempit kaku membran basilaris yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar
maksimal pada nada berfrekuensi tinggi. Ujung lebar lentur membran basilaris dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada
berfrekuensi rendah.
Gelombang suara
Getaran
membran timpani
Getaran tulang
telinga tengah
I
Getaran
jendela oval
Pergerakan cairan di
kokhlea menyebabkan
Gambar 6-35
Menekuknya stereosilia akibat defleksi membran basilaris.
t=*""""**--l
E;;__l
roxrrtea
oi oatam
l-
ljendeta
bunoarl
Getaran
membran basilaris
*
Menekuknya rambut di
reseptor sel rambut dalam
organ Corti sewaktu getaran
membran basilaris menggeser
rambut-rambut ini secara
relatif terhadap membran
tektorium di atasnya yang
berkontak dengan rambut
tersebut
+
Perubahan potensial
berjenjang {potensial r'
reseptor) di sel reseptor
I Diskriminasi
Perubahan frekueflsi
potensial aksi yang
dihasilkan di saraf auditorius
,
238
Bab 6
Gambar 6-36
Transduksi suara.
tengah sebuah atom hidrogen, atom yang paling kecil. Tidaklah mengherankan suara yang sangat keras, yang tidak cukup
dapat dilemahkan oleh reflefts telinga tengah (misalnya, suara
konser musik rock), dapat menimbulkan getaran sedemikian
I Diskriminasi
berasal dari
sumber suara yang lebih keras mengenai gendang telinga,
gelombang tersebut menyebabkan gendang telinga bergetar
lebih kuat (yaitu, lebih menonjol keluar-masuk) tetapi
dengan frekuensi yang sama seperti suara yang lebih lembut
dengan nada sama. Defleksi membran timpani yang lebih
besar ini diubah menjadi peningkatan amplitudo gerakan
membran basilaris di daerah dengan responsivitas tertinggi.
SSP menginterpretasikan peningkatan osilasi membran basilaris sebagai suara yang lebih kuat.
Sistem pendengaran sangat peka dan dapat mendeteksi
suara sedemikian lemah yang hanya menyebabkan defleksi
membran dengan jarak setara dengan sepersekian garis
c
d
.9)
.9
o
o
f,
ui
o6
c
o
(a)
(b)
Gambar 6-37
Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Cedera dan hilangnya sel rambut akibat bising yang intens. Bagian-bagian dari organ
Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam (a) mencit normal dan (b) mencit
setelah terpajan 24 jam ke bising sebesar 120 dB SPL (sound pressure /eve/), suatu tingkat yang dicapai oleh musik rock yang
keras.
di
kedua
telinga.
Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsikan suara-suara diskret, sementara korteks pendengaran yang
lebih tinggi di sekitarnya mengintegrasikan berbagai suara
menjadi polayang koheren dan berarti. Bayangkanlah tentang kompleksitas tugas yang dilakukan oleh sistem pendengaran anda. Ketika anda berada di sebuah konser, organ
Corti anda berespons terhadap campuran simultan suara
berbagai instrumen, tepuk tangan, dan percakapan penonton, serta bising latar di panggung. Anda dapat membedakan
bagian-bagian dari banyak gelombang suara yang mencapai
telinga anda ini dan dapat memperhatikan suara-suara yang
penting bagi anda.
tuli sensorineural,
harus utuh
240
Bab 6
Dalam tahun-tahun terakhir, implan koklea mulai terAlat elektronik ini, yang ditanam secara bedah, mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik yang dapat secara
langsung merangsang nenrrs auditorius sehingga memintas
sistem kokiea yang sakit. Implan koklea tidak dapat memulihkan pendengaran normal, tetapi memungkinkan pemakainya mengenali suara. Keberhasilan berkisar dari mampu
"mendengar" dering telepon hingga mampu melakukan percakapan melalui telepon.
sedia.
sensasi keseimbangan
tingkat kesadaran"
PERAN KANALIS SEM ISIRKUTARIS
Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasr
kepala rotasional atau angular, misalnya ketika kita mulai
melambat dan berhenti, terjadi situasi yang terbalik. Endolimfe sesaat melanjutkan gerakan ke arah rotasi semenrara
kepala anda melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula
dan rambut-rambutnya secara rransien melengkung ke arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkung
babkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk sinaps dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya
menyatu dengan akson struktur vesribularis lain untuk
membentuk nerrus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan
nervus auditorius dari koklea untuk membentuk nervus
dibandingkan cairan sekitar (Gambar 6,40a). Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut di dalam
utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar
horizontal.
Marilah kita lihat u*ihulus sebagai contoh. Massa gelatinosanya yang mengandung otolit berubah posisi dan menekuk rambut melalui dua cara:
1.
selain vertikal (yaitu, selain lurus naik-turun), rambutrambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena
gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa (Gam-
2.
Se-
Kanalis
semisirkularis
Sel
rambut
Endolimfe
Perilimfe
Sel
Ampula
penunjang ::qffir*i
_5_rr."._"- -
t," "#rtrT
--l*$n
-_
Bubungan
Jendela bundar
Kokhlea
(a)
Kinosilium
Stereosilia
Sel rambut
Sel rambut mengalami
depolarisasi ketika stereosilia
menekuk ke arah kinosilium
(c)
o
-9
.9
la
3a
LO
r>
o>
!v
TO
Es
oo
lz
Garrbar 6-38
Aparatus vestibularis. (a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis. (b) Unit sel reseptor di ampula kanalis semisirkularis. (c)
Gambaran skematik "rambut" pada sel rambut sensorik kanalis semisirkularis. (d) Foto mikroskop elektron memperlihatkan
kinosilium dan stereosilia di sel rambut di dalam aparatus vestibularis.
(Sumber'. Gambar 6.38b diadaptasi dri Cecie Starr dan Ralph Taggart, Biology: The Unity and Diversity of Life,8lh ed. Gbr. 36.10b,
h. 595. Hak cipta 1998 Wadsworth Publishing Company).
berhenti, menekuk rambut ke depan. Karena itu, selsel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi dan deselerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi
informasi mengenai gerakan dalam arah lurus dengan
kecepatan tetap.
242 Bab6
Arah tekukan
kupula dan
rambutrambutnya
Kupula
Rambut 1
Sel rambut
Kanalis
Arah geiekan
semisirkularis cairan di
horizontal
kiri
kanalis
semisirkularis
(a)
Arah tekukan
kupula dan
rambut pada
sel rambut
reseptor
Kanalis
semisirkularis
horizontal
kanan
Sel penunjang
(b)
Gambar 6-39
Pengaktifan sel rambut di kanalis semisirkularis.
berjalan).
Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen aparatus vestibularis dibawa melalui nervus vestibulokoklearis ke
nukleus vestibularis, suatu kelompok badan sel sarafdi ba-
cairan
di
penciuman memicu sensasi menyenangkan atau tidak menyenangkan serta menandakan adanya sesuatu untuk dicari
(makanan yang bergizi dan enak) atau dihindari (bahan
yang terasa tidak enak dan mungkin toksik). Karena itu,
indera kimiawi membentuk bagian "kontrol kualitas" bagi
bahan-bahan yang siap disanrap. Pada hewan tingkat rendah, penciuman juga berperan besar dalam mengetahui
arah, mencari mangsa, atau menghindari pemangsa, serra
dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis. Indera penciuman kurang peka pada manusia dan jauh kurang penring
dalam mempengaruhi perilaku kita (meskipun jutaan dolar
dibelanjakan setiap tahunnya untuk membeli parfum dan
Kinosilium
Gambar 6-40
Stereosilia
Otolit
.?r1
:?:l
;r-+Lapisan
#.
gelatinosa
Sel rambut
penunJang
Serat saraf
sensorik
-r)
deodoran agar kita berbau lebih sedap sehingga lebih menarik secara sosial). Kita mula-mula akan membahas mekanisme pengecapan dan kemudian mengalihkan perhatian
pada penciuman.
di dalam
kuncup kecap.
244 Bab6
Reseptor di mata
Reseptor di kulit
Reseptor di kanalis
semisirkularis dan
organ otolit
Reseptor di
Gambar 6-41
Masukan dan keluaran nukleus vestibularis
I Diskriminasi
bulkan depolarisasi potensial resepror sebagai respons rerhadap masing-masing dari kelima kategori rasa:
Tabel 6-6
Fungsi Komponen-komponen Utama Telinga
STRUKTUR
FUNGSI
LOKASI
Luar
Telinga
Pinna (daun
telinga)
Meatus auditorius
eksternus (saluran
telinga)
timpani
(gendang telinga)
Membran
tengah bergetar
Tengah
Telinga
Maleus, inkus,
stapes
Koklea
oval
Telinga Dalam:
Jendela
Skala
vestibuli
Skala
timpani
Duktus koklearis
media)
Membran
(skala
basilaris
Membran tipis di pintu masuk koklea; Bergetar bersama dengan gerakan stapes, tempatnya
memisahkan telinga tengah dari
ini melekat; gerakan jendela oval menyebabkan
perilimfe koklea bergerak
skala vestibuli
Kompartemen atas koklea, sistem
Mengandung perilimfe yang digerakkan oleh gerakan
jendela oval yang ditimbulkan oleh getaran tulangtubulus mirip keong yang terletak
jauh di dalam tulang temporal
tulang telinga tengah.
Mengandung perilimfe yang berhubungan dengan
Kompartemen bawah koklea
skala vestibuli
Kompartemen tengah koklea;
tubulus buntu yang berjalan melalui
bagian tengah koklea
Membentuk lantai duktus koklearis
il:ffi:l#lt
Organ
Corti
Membran
tektorium
di
di
berkontak
dengan rambut permukaan reseptor
sel rambut
Membran tipis yang memisahkan
skala timpani dari telinga tengah
Membran stasioner yang terletak
Jendela
bundar
Aparatus
Vestibularis
semisirkularis
Telinga Dalam:
Kanalis
angular
Utrikulus
Struktur mirip kantung dalam rongga Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi
vertikal dan (2) akselerasi dan deselerasi linier dalam
tulang antara koklea dan kanalis
semisirkularis
arah horizontal
Sakulus
Terletak di samping
246
Bab' 6
utrikulus
Kuncup
kecap
Serat saraf
sensorik
Permukaan
lidah
Pori kecap
Sel reseptor kecap
Sel penunjang
Gambar 6-42
Lokasi dan struktur kuncup kecap. Kuncup kecap terutama terletak di sepanjang tepi gundukan papila di permukaan atas lidah.
Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun seperti irisan buah jeruk.
perpindahan pasif
ion K.
sel
nikotin, striknin, morfin, dan turunan tumbuhan tolaik lainnya), serta bahan beracun, semua terasa pahit, mungkin sebagai mekanisme protektif untuk mencegah ingesti senyawasenyawa yang berpotensi berbahaya ini. Sel-sel kecap yang
mendeteksi rasa pahit memiliki 50 sampai 100 reseptor pahit,
yang masing-masing berespons terhadap rasa pahit yang berbeda-beda. Karena setiap sel resepror memiliki kelompok
reseptor pahit yang beragam maka bermacam-macam bahan
kimia terasa pahit meskipun strukturnya berbeda. Mekanisme
ini memperluas kemampuan reseptor kecap untuk mendeteftsi
beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Protein
temporer kehilangan kemampuan penciuman karena pembengkakan saluran hidung akibat flu, indera pengecapan
anda juga sangat berkurang, meskipun rseptor kecap anda
tidak dipengaruhi oleh penyakit tersebut. Faktor lain yang
mempengaruhi pengecapan adalah suhu dan tekstur makanan serta faktor psikologis yang berkaitan dengan pengalaman
sebelumnya dengan makanan yang bersangkutan. Bagaimana
I Reseptor olfaktorius
fhusus
Z+Z
Bulbus olfaktorius
(nervus olfaktorius)
Otak
Traktus
Bulbus olfaktorius
'i:
fdang--"' ----1':
,,j , l:rir:
olfaktorius
Rongga
hidung
Sel basal
Palatum mole
Sel reseptor
olfaktorius
Mukosa
olfaktorius
Sel penunjang
Lapisan
mukus
Gambar 6-43
Lokasi dan struktur reseptor olfaktorius.
248
Bab 5
Otak
Sel mitral
Glomerulus
Ke sistem I imbilt''--
:1'-;r,=ril,;ji
:,
@forteks serebril
-:\*:-:"-.-*-:
"*.%::_-;_*:*
lulang'
.:ui#:
,i-l
i,riff"''
;ii:'Fi
Gambar 6-44
Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus olfaktorius menerima masukan sinaps
dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, sebaliknya, hanya beresponsterhadap satu komponen tertentu dari suatu ocioran.
Karena itu, glomerulus menyortir dan menyusun berbagai komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal
bau ke sel mitral dan pusat-pusat otakyang lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut.
1.
2.
dan
I Diskriminasi
I Sistem olfaktorius
\Talaupun sistem olfaktorius sensitif dan memiliki kemampuan diskriminasi yang tinggi namun sistem ini juga cepat
beradaptasi. Sensitivitas terhadap suatu bau baru cepat berkurang setelah periode pajanan yang singkat terhadap bau
250
Bab 5
bandingkan dengan pada hewan. Karena pesan yang disampaikan oleh OVN tampaknya meminras tingkat kesadaran di
korteks, maka respons terhadap feromon yang umumnya
tidak berbau tersebut bukaniah suatu persepsi yang jelas dan
tersendiri, seperti bau parfum kesenangan, tetapi lebih
berupa kesan yang tidak dapat dijelaskan.
PERSPEKTIF BAB
HOMEOSTASIS
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil bagi kehidupan, tubuh harus secara rerus-menerus melakukan penyesuaian untuk mengompensasi berbagai faktor eksternal
dan internal yang secara terus-menerus mengaricam homeostasis, misalnya pajanan ke udara dingin eksternal atau produksi asam internal. Banyak dari penyesuaian ini diarahkan
oleh sistem saraf,, satu dari dua sistem regulatorik utama
tubuh. Susunan saraf pusat (SSP), komponen sistem saraf
yang berfungsi melakukan integrasi dan membuat keputusan, harus secara terus-menerus diberi tahu "apa yang sedang
terjadi" di lingkungan internal dan eksternal sehingga komponen ini dapat memerintahkan respons yang sesuai di
sistem-sistem organ untuk memperrahankan viabilitas tubuh.
Dengan kata lain, SSP harus tahu perubahan apa yang
sedang terjadi sebelum berespons terhadap perubahan tersebut.
Divisi aferen susunan saraf tepi adalah jalur penghubung untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan internal dan eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
keterjagaan, persepsi, dan penentuan respons eferen diperlukan masukan dari divisi aferen.
Informasi aferen mengenai lingkungan internal, misalnya kadar CO, dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
kesadaran, tetapi masukan ini ke pusat-pusat pengontrol di
SSP penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan
aferen yang mencapai tingkat kesadaran, yang disebut informasi sensorik, mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi
(sensasi/indera tubuh) dan indera khusus (penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penciuman).
Reseptor sensasi tubuh tersebar di seluruh permukaan
tubuh serta sendi dan otot. Sinyal aferen dari reseptor-
reseptor
^payang
sedang ter-
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 2Ol-2O3)
I
I
I
Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi tentang lingkungan internal dan eksternal ke SSP
Informasi sensorik, informasi aferen yang mencapai tingkat kesadaran, mencakup (1) sensasi somatik (sensasi
somestetik dan propriosepsi) dan (2) indera khusus.
I
Fisiologi Reseptor (h. 203 -2O7)
ini.
Potensial aksi
ini
merambat sendiri
di
sepanjang
adaptasi reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor meskipun rangsangan berlanjut. (1) Reseptor tonik beradaptasi lambat atau tidak sama sekali sehingga terus memberi
informasi mengenai rangsangan yang mereka pantau. (2)
Reseptor fasik cepat beradaptasi dan sering memperlihatkan respons yang menurun, sehingga memberi informasi
jalur
Jalur-jalur desendens dari otak menggunakan opiat endogen untuk menekan pelepasan substansi B suatu neurotransmiter penyalur sinyal nyeri dari ujung serat nyeri
aferen. Karena itu, jalur-jalur desendens menekan ffans-
I
I
2ll-230)
yang menyilang dan tidak menyilang ke korteks penglihatan di lobus oksipitalis otak untuk pemrosesan perseptual. (Lihatlah Gambar 6-29).
Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari (ke-
sinyal saraf.
Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul
udara bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan
daerah peregangan bertekanan rendah. Nada suara ditentukan oleh frekuensi gelombangnya, kekuatan (intensitas) oleh amplitudo gelombang, dan warna suara (kua-
I
I
Aparatus vestibularis
di
tengah, dan koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseimbangan, yang melibatkan apararus vestibularis telinga da-
252
Bab 6
Pengecapan
kecap, yang masing-masing berespons terhadap rasa primer spesifik dengan derajat berbeda-beda. Tastan asin dan
asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
yang berespons terhadap keduanya dengan secara langsung mempengaruhi saluran membran, sementara tiga
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban dth. A-47)
1. Jenis rangsangan yang suatu reseptor tertentu berespons
paling kuat disebut ...
2. Perubahan bentuk energi rangsangan menjadi energi
listrik oleh resepror dikenal sebagai ...
3.
4.
5.
di
4. menghasilkan humor
aquosus
5.
5.
7.
Sel rambut
neuron
8.
9.
10.
di
di
11. Cocokkanyangberikut:
1. struktur talamus yang
memproses masukan
a. koroid
b. humor
penglihatan.
2.
7.
8.
9.
3.
c. nukleus
lateralis
genikulatum
ke mata
d. kornea
e. fovea
f.
retina
i.
iris
badan siliaris
meninggalkan retina
k. kiasma
memberi nutrien kepada
optikum
lensa dan kornea
l. sklera
berperan paling besar dalam kemampuan
refraktif mata
mengandung pembuluh darah yang mendarahi
retina dan pigmen yang memperkecil penye-
kanan,
1.
diganti.
a. berlaku untuk
Pengecapan
2.
b. berlaku untuk
3.
c. berlaku untuk
aquosus
fotoreseptor
g. lensa
h. diskus optikus;
lapisan yang mengandung bintik buta
penciuman
pengecapan
dan penciuman
4.
5.
berbeda.
6.
7.
8.
a.
Pertanyaan Esai
1.
b.
sangan adekuatnya!
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ukuran
Jika garis tengah pupil manusia yang bundar tersebut dikurangi menjadi separuhnya oleh kontraksi
otot konstriktor iris, berapa besar persentase penurunan cahaya yang masuk ke dalam mata?
Jika sumbu salah satu pupil kucing yang persegi
berkurang menjadi separuhnya, berapa besar persentase penurunan cahaya yang masuk ke dalam mata
kucing?
c.
3.
batangl
8.
9.
10.
F = (ro dB)log,o(1/{),
di
1.
intensitas konstan yang mendekati ambang pendengaran manusia, yaitu 10-12 Wm2.
a. Untuk
(1) 20 dB (bisikan)
(2) 70 dB (klakson mobil)
untuk
$)
warna,
1.
2.
suara masing-masing:
luas.
sakulusl
1
b.
fi
h. A-47)
Hitunglah perbedaan waktu yang diperlukan oleh suatu
potensial aksi untuk melintasi jarak I,3 m melalui jalur
nyeri lambat (12 m/dtk) dan cepat (30 m/dtk)!
Pernahkan anda memperhatikan bahwa manusia memiliki pupil bundar, sementara pupil kucing lebih me-
suara
254
Bab 5
4.
KASUS KLINIS
A-48)
sinkop), atau perasaan bahwa ia atau benda sekitar di dalam
Suzanne J mengeluh kepada dokternya tentang serangan- ruangterasaberputar(keadaanyangdikenalsebagaivertigo).
serangan pusing berputar. Dokter bertanya apakah "pusing Mengapa pembedaan ini penting. dalam diagnosis banding
berputar" yangiamaksud adalah kepala terasa ringan, seolah- penyakitnya? Apa kemungkinan penyebab dari masingolah akan pingsan (suatu keadaan yang dikenal sebagai masing gejala tersebut?
(Penjelasan di h.
http://infotrac.thomsonlearning.com
Sistem Saraf
(Susunan Saraf Tepi)
S*stsrx tubuh
ral*r;lg:crt**rxxkan
h*meostasis
h{cmscstasis
ese*,lsixl brxgi
kelamgs*lngan
!:[dr*p se9
$el sYl*rxb*ntulq
sisten"l tubula
256