ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2019 / 2020
A. Konsep Teori Penyakit
1. Pengertian
IUGR / PJT adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir di bawah batasan
tertentu dari usia kehamilannya.
bayi yang mempunyai berat badan di bawah 10 persentil dari kurva berat
badan yang normal.
PJT sering di artikan sebagai kecil untuk masa kehamilan,umumnya janin
dengan pjt memiliki taksiran berat dibawah persentil ke -10 , artinya janin
memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan
yang sama, janin dengan pjt pada umumnya akan lahir premature (< 37 minggu)
atau dapat pula lahir cukup bulan (aterem > 37 minggu).
2. Etiologi
a. Faktor ibu
1) Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu)
Pada trimester ke 2 terdapat kelajutan migrasi interstitial dan endotelium
tropoblas masuk jauh ke dalam oerteoli miometrium sehingga aliran
menjadi tanpa hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap,
aliran darah yang terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang
anak janin dengan baik dalam uterus.
2) Kelainan uterus
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanyamengalami hambatan
pertumbuhan
3) Kehamilan kembar
Kehamilan dengan 2 janin / lebih kemungkinan besar dipersulit oleh
pertumbuhan pada salah satu atau kedua janin diabnding dengan janin
tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10
sampai 50 % bayi kembar.
4) Ketinggian tempat tinggal
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis beberapa janin
mengalami penurunan berat badan yang signifikan janin dari wanita yang
tinggal di daratan tinggi biasanya mempunyai BB rendah.
5) Keadaan gizi
6) Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi
yang lebih kecil sebesar 200- 300 gram pada waktu lahir kekurangan BB
lahir ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
a) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan
kekurangan substrat didalam darahnya yang bisa dipergunakan
oleh janin.
b) Merokok menyebabkan pelepasan epineprin dan norepineprin yang
menyebabkan vasokontriksi yang bekepanjangan sehingga terjadi
pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang
sampai ke dalam ruang intervilus.
b. Faktor anak
1) Kelainan congenital
2) Kelaianan genetik
3) Infeksi janin misalnya penyakit (toksoplasma, rubella, sitomegalovirius
dan herpes)
c. Faktor plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai infusiensi plasenta, faktor
plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu. Walaupun ada beberapa
kelainan plasenta yang khas (tumo plasenta).
3. Manifestasi klinis
a. Uterus dan janin tidak berhasil tumbuh dengan kecepatan normal selama
jangka waktu 4 minggu
b. Tinggi fundus uteri sedikitnya 2 cm lebih rendah dari pada yang
diperkirakan menurut umur / lama kehamilan
c. Berat badan ibu semakin menurun
d. Gerakan janin semakin berkurang
e. Volume cairan ketuban menurun
4. Patofisiologi
a. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trokoblas
dipengaruhi oleh makanan,kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris, halini sebaiknya
terjadi pada kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia
pada kehamilan lanjut.
b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mengalami pertumbuhan janin dan plasenta tapi nisa
juga terjadi peningkatan pertumbuhan plsenta sebagai kompensasi, didapati
ukuran plasenta yang luas.
c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi
antara janin dengan plasenta.
Patway
Hipoksia janin
Ketidakseimbagan
Resiko infeksi thermogulasi
Gawat janin
IUGR / PJT
tujuan :
Menunjukkan status gizi yang meliputi asupan makanan dan cairan, dan di
buktikan dengan beberapa indicator seperti:
a. Nutrisi oral, pemberian makanan atau nutrisi melalui slang atau nutrisi
parenteral total
b. Asupan cairan secara oral atau Intra Vena
Kriteria hasil NOC
a. Selera makan : kemauan untuk makan saat dalam keadaan sakit atau
sedang menjalankan pengobatan
b. Status gizi : tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
system metabolik
c. Status gizi : pengukuran biokimia meliputi unsur dan kimia cairan
tubuh yang mengindikasikan status nutrisi
d. Status gizi : asupan makanan dan cairan : total jumlah makanan dan
cairan yang di konsumsi tubuh selama kurun waktu 24 jam
e. Status gizi : asupan gizi : Keadekuatan pola asupan zat gizi yang
biasanya
f. Perawatan-diri : makan : Kemampuan diri untuk memnyiapkan
makanan dan mengingesti cairan secara mandiri tanpa bergantung pada
alat bantu
g. Berat badan : massa tubuh : tingkat keseimbangan antara berat badan,
otot, dan lemak dengan tinggi badan, rangka tubuh, jenis kelamin dan
usia
Intervensi (NIC)
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
a. Beri motivasi pasien untuk mengubah pola makannya
b. Pantau secara ketat nilai uji laboratorium khususnya kadar transferin,
albumin, dan elektrolit
c. Manajemen nutrisi (NIC):
1) Ketahui makanan kesukaan atau pilihan pasien
2) Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
3) Pantau kandungan nutrisi dan kalori yang tercantum pada catatan
asupan
4) Timbang klien pada jangka waktu yang tepat
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
a. Ajarkan klien dalam perencanaan makan
b. Ajarkan klien atau keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal
c. Managemen nutrisi (NIC): Berikan informasi yang tepat dan detail
tentang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya
Aktivitas kolaboratif
a. Diskusikan dengan ahli gizi dalam penentuan kebutuhan protein yang
diperlukan klien (anoreksia nervosa atau dialysis peritoneal)
b. Diskusikan dengan dokter tentang kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap, pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi
parenteral total
c. Rujuk ke dokter untuk menemukan penyebab gangguan nutrisi
d. Rujuk ke program gizi pada komunitas yang tepat, apabila klien tidak
dapat membeli atau menyiapkan makanan atau nutrisi secara adekuat
e. Managemen nutrisi (NIC): dengan melakukan kolaborasi bersama ahli
gizi, apabila di perlukan, tentukan jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
diperlukan untuk mencapai kebutuhan nutrisi.
Aktivitas lain
a. Buat perencanaan makan dengan klien yang masuk dalam jadwal
makan, lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien serta
suhu rumah ataua lingkungan
a. Motuvasu anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
dari rumah
b. Bantu pasien untuk merencanakan kemudian menulis tujuan mingguan
yang realitas untuk latihan fisik asupan makanan
c. Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latian fisik di
lokasi yang terlihat jelas dan pantau ulang setiap hari
d. Tawarkan makanan dalam porsi besar di siang hari ketika nafsu makan
sedang meningkat
e. Ciptakan lingkungan yang yang kondusif dan nymana untuk makan
(missal dengan cara meletakkan barang-barang dan cairan yang tidak
sedap dipandang di tempat yang jauh dari klien)
f. Hindari prosedur invasif sebelum makan
g. Suapi pasien apabila memang diperlukan
h. Manajemen nutrisi (NIC)
1) Berikan klien minuman dan makanan bergizi, tinggi kalori tingi
protein yang siap untuk dikonsumsi apabila memungkinkan
2) Ajarkan pasien tentang langkah-langkah menyusun catatan harian
makanan jika diperlukan
3. Hipotermi
Tujuan : keseimbangan antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan
kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan
Intervensi (NIC)
Aktivitas keperawatan
a. Catat nilai dasar ttv
b. Lakukan pemantuan jantung pasien
c. Gunakan termometer rentang – rendah, bila perlu untuk mendapatkan
suhu yang akurat.
d. Kaji gejala hipotermia( misal perubahan warna kulit, menggigil,
kelelahan, kelemahan, apatis dan pelo).
e. Kaji kondisi medis yang dapat menyebabkna hipotermi
f. Regulasi suhu pasang alatPantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan
cairan
g. Regulasi suhu : pasang alat pantau inti tubuh kontinu, jika perlu pantau
suhu paling sedikit setiap dua jam
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
a. Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila haus
Aktivitas kolaboratif
a. Untuk hipotermi berat, bantu dengan teknik menghangatkan suhu inti
tubuh ( hemodialisis, dialisis peritoneal, dan irigasi kolon)
Aktivitas lain
a. Berikan pakaian hangat, kering dan selimut , alat – alat pemanas mekanis,
suhu ruangan disesuaikan , botol dengan air hangat, berendam di air
hangat, sesuai toleransi
b. Jangan berikan obat IM atau subkutan untuk pasien hipotermik
4. Resiko infeksi
Tujuan
Factor resiko infeksi akan hilang, dibuktikan oleh pengendalian resiko
komunitas
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus pusat PPNI.