Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

( Kehamilan Dengan Letak Sungsang )

Di Ruang POLI HAMIL di RSD dr. Soebandi Jember

Disusun Oleh:

Afifatuuz Zakiyah (14.401.17.003)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2019 / 2020
A. Konsep Teori Penyakit
1. Pengertian
IUGR / PJT adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir di bawah batasan
tertentu dari usia kehamilannya.
bayi yang mempunyai berat badan di bawah 10 persentil dari kurva berat
badan yang normal.
PJT sering di artikan sebagai kecil untuk masa kehamilan,umumnya janin
dengan pjt memiliki taksiran berat dibawah persentil ke -10 , artinya janin
memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan
yang sama, janin dengan pjt pada umumnya akan lahir premature (< 37 minggu)
atau dapat pula lahir cukup bulan (aterem > 37 minggu).
2. Etiologi
a. Faktor ibu
1) Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu)
Pada trimester ke 2 terdapat kelajutan migrasi interstitial dan endotelium
tropoblas masuk jauh ke dalam oerteoli miometrium sehingga aliran
menjadi tanpa hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap,
aliran darah yang terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang
anak janin dengan baik dalam uterus.
2) Kelainan uterus
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanyamengalami hambatan
pertumbuhan
3) Kehamilan kembar
Kehamilan dengan 2 janin / lebih kemungkinan besar dipersulit oleh
pertumbuhan pada salah satu atau kedua janin diabnding dengan janin
tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10
sampai 50 % bayi kembar.
4) Ketinggian tempat tinggal
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis beberapa janin
mengalami penurunan berat badan yang signifikan janin dari wanita yang
tinggal di daratan tinggi biasanya mempunyai BB rendah.
5) Keadaan gizi
6) Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi
yang lebih kecil sebesar 200- 300 gram pada waktu lahir kekurangan BB
lahir ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
a) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan
kekurangan substrat didalam darahnya yang bisa dipergunakan
oleh janin.
b) Merokok menyebabkan pelepasan epineprin dan norepineprin yang
menyebabkan vasokontriksi yang bekepanjangan sehingga terjadi
pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang
sampai ke dalam ruang intervilus.
b. Faktor anak
1) Kelainan congenital
2) Kelaianan genetik
3) Infeksi janin misalnya penyakit (toksoplasma, rubella, sitomegalovirius
dan herpes)
c. Faktor plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai infusiensi plasenta, faktor
plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu. Walaupun ada beberapa
kelainan plasenta yang khas (tumo plasenta).
3. Manifestasi klinis
a. Uterus dan janin tidak berhasil tumbuh dengan kecepatan normal selama
jangka waktu 4 minggu
b. Tinggi fundus uteri sedikitnya 2 cm lebih rendah dari pada yang
diperkirakan menurut umur / lama kehamilan
c. Berat badan ibu semakin menurun
d. Gerakan janin semakin berkurang
e. Volume cairan ketuban menurun
4. Patofisiologi
a. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trokoblas
dipengaruhi oleh makanan,kekurangan nutrisi pada awal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris, halini sebaiknya
terjadi pada kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia
pada kehamilan lanjut.
b. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mengalami pertumbuhan janin dan plasenta tapi nisa
juga terjadi peningkatan pertumbuhan plsenta sebagai kompensasi, didapati
ukuran plasenta yang luas.
c. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi
antara janin dengan plasenta.
Patway

Faktor ibu, plasenta


janin dan persalinan
hipotermi

Hipoksia janin
Ketidakseimbagan
Resiko infeksi thermogulasi
Gawat janin

Daya tahan tubuh Bayi lahir Terpapar suhu Fluktuasi


belum adekuat lingkungan lingkungan

IUGR / PJT

Kekurangan 02 kardiovaskular Kekurangan Kekurangan nutrisi


02 dalam dalam kandungan
darah
Djj predikarphea
meningkat
t Lahir dengan
Pasokan 02 dalam
Bradikardi dan kondisi BBLR
Pernapasan otak
pengeluaran tekanan
intrauterine
darah
kejang Ketidak seimbangan
Air ketuban, nutrisi kurang dari
mikonium kebutuhan tubuh
Ketidak efektifan
perfusi jaringan
Bronkus Ketidakefektifa
tersumbat n bersihkan
jalan napas
Suplai 02

apnea Ketidak efektifan


u pola nafas
5. Komplikasi
a. Janin
Antenatal : gagal nafas, kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
1) Setelah lahir
a) Langsung :
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
Hipotermi
Polisitemia
Hipervisikositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b) Tidak langsung
Pada simetris pjt keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat
dari sejak kelahiran, sedangkan simetris pjt dimulai sejak bayi lahir
dimana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas.
b. Ibu
1) Preeklamsi
2) Penyakit jantung
3) Malnutrisi
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan TFU
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Rutin
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan antepartum
1) Dilakukan penyelidikan terhadap fungsi plasenta dan kondisi janin
2) Bila tanda – tanda gawat janin tidak ada kehamilan dibiarkan
berlangsung
3) Kebanyakan kematian janin didalam rahim setelah 36 kehamilan dan
sebelum di mulainya persalinan
b. Penatalaksanaan persalinan
Bayi yang IUGR harus di lahirkan di Rs dengan fasilitas khusus untuk
resiko tinggi, baik obstrektik maupun pediatrik
1) Serviks matang : di induksi,monitoring yang normal dan kelahiran
pervaginan
2) Serviks belum matang : infus oxyctocin untuk mematangkan servik
yang di buat oleh pemecah ketuban secara artificial.
3) Indikasi dilakukan section caesarea:
Gawat janin
Induksi gagal
Malpresentasi
Bisproprorsi
Servik tidak matang pada pasien – pasien yang penyakitnya berat
seperti : dm dan toksemia.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. BB < 2500 gram, PB < 45, LK< 33 cm , LD < 30 cm.
b. Masa gestasi < 37 minggu
c. Kepala lebih besar dari pada badan kulit tipis. Mengkilap, licin
d. Lanugo (bulu- bulu halus)
e. Tulang rawan telinga belum sempurna, pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora, pada laki- laki testis belum turun
f. Pembuluh darah kulit banyak terlihat
g. Tali pusat berwarna kuning kehijuan.
2. Riwayat kesehatan lalu
a. Prenatal
Riwayat prenatal terjadi pada IUGR karena ibu mempunyai kelainan uterus,
kehamilan kembar, keadaan gizi kurang,serta merokok
b. Natal
Bayi IUGR dapat lahir dengan premature (< 37 minggu) atau dapat pula
lahir cukup bulan (aterem > 37 minggu).
c. Post natal
Pada bayi IUGR dengan BB < 2500 gram, PB < 45, LK< 33 cm , LD < 30
cm, Masa gestasi < 37 minggu, Tulang rawan telinga belum sempurna, pada
wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada laki- laki testis
belum turun
3. Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
Definisi : inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
Penyebab :
1) Depresi pusat pernapasan
2) Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang dada
5) Gangguan neuromuskular
6) Gangguan neurologis
7) Imaturitas neurologis
8) Penurunan energi
9) Obesitas
10) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11) Sindrom hipoventilasi
12) Kerusakan inervasi diagram (kerusakan saraf C5 ke atas)
13) Cedera pada medula spinalis
14) Efek agen farmakologis
15) Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
a. Subjektif
1) Dispnea
b. Objektif
1) Penggunaan otot bantu pernapasan
2) Fase ekspirasi memanjang
3) Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes)
Gejala dan tanda minor
a. Subjektif
1) Ortopnea
b. Objektif
1) Pernapasan pursed-lip
2) Pernapasan cuping hidung
3) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4) Ventilasi semenit menurun
5) Kapasitas vital menurun
6) Tekanan ekspirasi menurun
7) Tekanan inspirasi menurun
8) Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait :
1) Depresi sistem saraf pusat
2) Cedera kepala
3) Trauma thoraks
4) Gullian barre syndrome
5) Mutiple sclerosis
6) Myasthenia gravis
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Intoksikasi alkohol
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism
Penyebab:
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4) Peningkatan kebutuhan metabolism
5) Faktor ekononi (mis. Finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (mis. Stress, keenggangan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor
a. Subjektif : (tidak tersedia)
b. Objektif :
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor
a. Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram atau nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
b. Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menalan lemah
4) Membrane mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin menurun
7) Rambut rontok berlbihan
8) Diare
Kondisi Klinis Terkait:
1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Clef palate
7) Amyotropic lateral sclerosis
8) Kerusakan neurovascular
9) Luka bakar
c. Hipotermia
Definisi : suhu tubuh berada dibawah rentang normal
Penyebab :
a. Kerusakan hipotalamus
b. Konsumsi alkohol
c. Berat badan ekstrem
d. Terpapar suhu lingkungan rendah
e. Penurunan laju metabolisme
f. Proses penuaan
Gejala dan tanda mayor :
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
1) Kulit teraba dingin
2) Menggigil
3) Suhu tubuh di bawah nilai normal
Gejala dan tanda minor :
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
1) Akrosianosis
2) Bradikardi
3) Hipoksia
4) Piloereksi
5) Ventilasi menurun
6) Hipoglikemia
Kondisi klinis terkait:
a. Hipotiroidisme
b. Anoreksia nervesa
c. Cedera batang otak
d. Prematuritas
e. BBLR
f. Tenggelam
1) lemah
2) Otot menelan melemah
3) Sariawan
4) Serum albumin turun
5) Rambut rontok berlebih
6) Diare
d.Resiko infeksi
Definisi
Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Factor resiko
a. Penyakit kronis (mis. Diabetes mellitus)
b. Efek prosedur invasive
c. Malnutrisi
d. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
e. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh perimer :
1) Gangguan peristaltic
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi pH
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Stastis cairan tubuh
f. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi
3) Leukopenia
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat
Kondisi klinis terkait
a. AIDS
b. Luka bakar
c. Penyakit paru obstruktif kronis
d. Diabetes mellitus
e. Tindakan infansif
f. Kondisi penggunaan terapi steroid
g. Penyalahgunaan obat
h. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)
i. Kanker
j. Gagal ginjal
k. Imunosupresi
l. Lymophedema
m. Leukositopenia
n. Gangguan fungsi hati
c. Intervensi keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam klien akan :
Kriteria hasil :
a) Mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal
b) Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
c) Mengidentifikasi faktor (mis, alergen) yang memicu ketidakefektifan
pola napas, dan tindakan yang dapat diakukan untuk menghindarinya
Aktivitas Keperawatan
NIC :
Pengkajian
a) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
b) Pantau pernapasan yang berbunyi, seperti mendengkur
c) Pantau pola pernapasan ; brabdipnea; takipnea
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
a) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi
utuk memperbaiki pola pernapasan. Uraikan teknik
b) Ajarka teknik batuk efektif
c) Intruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus
memberitahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola
pernapasan
Aktivitas kolaboratif
a) Konsultasi dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan
keadekuatan fungsi ventilator mekanis
b) Berikan obat (misalnya, bronkodilator) sesuai dengan program atau
protokol
c) Berikan terapi nebulizer ultrasonik atau oksigen yang dilembabkan
program atau protokol institusi
Aktivitas Lain
a) Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian
(misalnya, sensori, suara napas, poa pernapasan, nilai GDA, sputun,
dan efek obat pada pasien)
b) Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode gawat napas
c) Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan. Uraikan posisi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

tujuan :

Menunjukkan status gizi yang meliputi asupan makanan dan cairan, dan di
buktikan dengan beberapa indicator seperti:

a. Nutrisi oral, pemberian makanan atau nutrisi melalui slang atau nutrisi
parenteral total
b. Asupan cairan secara oral atau Intra Vena
Kriteria hasil NOC
a. Selera makan : kemauan untuk makan saat dalam keadaan sakit atau
sedang menjalankan pengobatan
b. Status gizi : tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
system metabolik
c. Status gizi : pengukuran biokimia meliputi unsur dan kimia cairan
tubuh yang mengindikasikan status nutrisi
d. Status gizi : asupan makanan dan cairan : total jumlah makanan dan
cairan yang di konsumsi tubuh selama kurun waktu 24 jam
e. Status gizi : asupan gizi : Keadekuatan pola asupan zat gizi yang
biasanya
f. Perawatan-diri : makan : Kemampuan diri untuk memnyiapkan
makanan dan mengingesti cairan secara mandiri tanpa bergantung pada
alat bantu
g. Berat badan : massa tubuh : tingkat keseimbangan antara berat badan,
otot, dan lemak dengan tinggi badan, rangka tubuh, jenis kelamin dan
usia
Intervensi (NIC)
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
a. Beri motivasi pasien untuk mengubah pola makannya
b. Pantau secara ketat nilai uji laboratorium khususnya kadar transferin,
albumin, dan elektrolit
c. Manajemen nutrisi (NIC):
1) Ketahui makanan kesukaan atau pilihan pasien
2) Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
3) Pantau kandungan nutrisi dan kalori yang tercantum pada catatan
asupan
4) Timbang klien pada jangka waktu yang tepat
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
a. Ajarkan klien dalam perencanaan makan
b. Ajarkan klien atau keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal
c. Managemen nutrisi (NIC): Berikan informasi yang tepat dan detail
tentang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya
Aktivitas kolaboratif
a. Diskusikan dengan ahli gizi dalam penentuan kebutuhan protein yang
diperlukan klien (anoreksia nervosa atau dialysis peritoneal)
b. Diskusikan dengan dokter tentang kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap, pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi
parenteral total
c. Rujuk ke dokter untuk menemukan penyebab gangguan nutrisi
d. Rujuk ke program gizi pada komunitas yang tepat, apabila klien tidak
dapat membeli atau menyiapkan makanan atau nutrisi secara adekuat
e. Managemen nutrisi (NIC): dengan melakukan kolaborasi bersama ahli
gizi, apabila di perlukan, tentukan jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
diperlukan untuk mencapai kebutuhan nutrisi.
Aktivitas lain
a. Buat perencanaan makan dengan klien yang masuk dalam jadwal
makan, lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien serta
suhu rumah ataua lingkungan
a. Motuvasu anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
dari rumah
b. Bantu pasien untuk merencanakan kemudian menulis tujuan mingguan
yang realitas untuk latihan fisik asupan makanan
c. Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latian fisik di
lokasi yang terlihat jelas dan pantau ulang setiap hari
d. Tawarkan makanan dalam porsi besar di siang hari ketika nafsu makan
sedang meningkat
e. Ciptakan lingkungan yang yang kondusif dan nymana untuk makan
(missal dengan cara meletakkan barang-barang dan cairan yang tidak
sedap dipandang di tempat yang jauh dari klien)
f. Hindari prosedur invasif sebelum makan
g. Suapi pasien apabila memang diperlukan
h. Manajemen nutrisi (NIC)
1) Berikan klien minuman dan makanan bergizi, tinggi kalori tingi
protein yang siap untuk dikonsumsi apabila memungkinkan
2) Ajarkan pasien tentang langkah-langkah menyusun catatan harian
makanan jika diperlukan
3. Hipotermi
Tujuan : keseimbangan antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan
kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan
Intervensi (NIC)
Aktivitas keperawatan
a. Catat nilai dasar ttv
b. Lakukan pemantuan jantung pasien
c. Gunakan termometer rentang – rendah, bila perlu untuk mendapatkan
suhu yang akurat.
d. Kaji gejala hipotermia( misal perubahan warna kulit, menggigil,
kelelahan, kelemahan, apatis dan pelo).
e. Kaji kondisi medis yang dapat menyebabkna hipotermi
f. Regulasi suhu pasang alatPantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan
cairan
g. Regulasi suhu : pasang alat pantau inti tubuh kontinu, jika perlu pantau
suhu paling sedikit setiap dua jam
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
a. Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila haus
Aktivitas kolaboratif
a. Untuk hipotermi berat, bantu dengan teknik menghangatkan suhu inti
tubuh ( hemodialisis, dialisis peritoneal, dan irigasi kolon)

Aktivitas lain
a. Berikan pakaian hangat, kering dan selimut , alat – alat pemanas mekanis,
suhu ruangan disesuaikan , botol dengan air hangat, berendam di air
hangat, sesuai toleransi
b. Jangan berikan obat IM atau subkutan untuk pasien hipotermik

4. Resiko infeksi
Tujuan
Factor resiko infeksi akan hilang, dibuktikan oleh pengendalian resiko
komunitas

Kriteria hasil NOC

a. Tindakan komunitas : untuk menghilangkan atau membasmi penyebaran


agens infeksius yang berpotensi mengancam kesehatan masyarakat
b. Resistansi alami dan buatan yang bekerja secara tepat terhadap antigen
internal maupun eksternal
c. Tingkat keparahan infeksi dan gejala terkait
d. Tingkat keparahan infeksi dan gejala terkait selama kurun waktu 28 hari
pertama kehidupan
e. Tindakan pribadi untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi
ancaman infeksi
f. Tindakan personal untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi
sikap yang rentan menimbulkan penyakit menular seksual
g. Tingkat regenerasi sel dan jaringan setelah penutupan luka secara
sengaja
h. Tingkat regenerasi sel dan jaringan pada luka terbuka
Aktivitas keperawatan
a. Pantau tanda dan gejala klinis infeksi (misalnya suhu tubuh, denyut
jantung, drainasie, kualitas luka, sekresi, penampilan urine, suhu tubuh,
lesi kulit, dan malaise)
b. Kaji factor resiko yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
(contoh pada usia lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan
malnutrisi)
c. Pantau hasil tes laboratorium (misal hitung darah lengkap, granulosit
absolut, dan hitung jenis, protein serum, dan albumin)
d. Observasi penampilan praktik personal hygiene sebagai perlindungan
terhadap infeksi
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
a. Jelaskan kepada pasien dan keluarga penyebab sakit atau terapi
meningkatkan resiko terhadap infeksi
b. Intruksikan untuk menjaga higine personal dengan tujuan untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi (misalnya mencuci tangan)
c. Jelaskan rasional dan manfaat serta efek samping yang ditimbulkan
dari imunisasi
d. Berikan klien dan keluarga teknik untuk mencatat imunisasi contohnya
Formulir imunisasi, buku catatan harian
e. Pengendalian infeksi (NIC)
1) Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar dan tepat
2) Ajarkan kepada pengunjung klien untuk selalu mencuci tangan
ketika akan masuk dan meninggalkan ruangan klien
Aktivitas kolaboratif
a) Ikuti protocol atau aturan institusi untuk melaporkan infeksi yang
diduga atau kultur positif
Pengendalian Infeksi (NIC) : berikan terapi antibiotic, jika memang
diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Sharon, c (2010). Intrauterine growth restriction. jakarta: YBB-SP.

PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus pusat PPNI.

wilkinson. (2016). Diagnosa Keperawatan. jakarta: EGC.

Winknjosatro, G. H. (2009). ILMU KEBIDANAN. Jakarta: PT Bina Pustaka sarwono prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai