Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STRATEGI PEMASARAN

Disusun Oleh:

Kelompok 9

1. Ira Pramesti (14.401.17.043)


2. Khusnul kholida (14.401.17.044)
3. Khusnul Khotimah (14.401.17.045)
4. Kukoh Ageng Fitriani (14.401.17.046)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Strategi Pemasaran”.

Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan tentang Strategi Pemasaran.
Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami strategi
pemasarandengan baik.

Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Lina Agustiana P, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan Akademi


Kesehatan Rustida.
2. Sumarman, S.Kep.,Ns.,M.kes selaku dosen mata kuliah KewirausahaanAkademi
Kesehatan Rustida.
3. Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan
dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari masih
banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan saran atau
kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna begi pembaca maupun kami.

Krikilan, 03 maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar belakang............................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan

2.1 Strategi Pemasaran.....................................................................................................3


2.2 Praktik wirausaha produk barang dalam bidang perawatan ......................................5
BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 8
3.2 Saran........................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Marketing (pemasaran) sennatiasa merupakan masalah yang sangat menarik, tidak
saja bagi mereka yang berkecimpung didalam dunia usaha, tetapi bagi siapapun dari
mulai masyarakat kelas social terbawah sampai masyarakat kelas social teratas. Karena di
manapun kita berada seringkali akan berhadapan dengan istilah pemasaran baik itu dalam
pengertian yang paling sederhana atau dalam pengertian yang seluas-luasnya[ CITATION
Efe10 \l 1057 ]
Banyak kegiatan-kegiatan yang dapat dikaitkan dengan pemasaran, seperti halnya
seorang abang becak akan senantiasa berusaha memasarkan jasanya kepada masyarakat
dengan cara mencoba tersenyum seramah mungkin kepada siapapun kebetulan lewat
dihadapannya. Perguruan tinggi mencoba bersaing di dalam meningkatkan mutu
akademik para mahasiswanya dengan penuh pengharapan anak didiknya akan akan lebih
mudah dipasarkan ataupun ditawarkan kepasaran tenaga kerja baik itu ke pihak swasta,
lembaga-lembaga pemerintahan ataupun dengan cara yang mandiri sebagai
wirausahawan. Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan besar, mencoba
memasarkan hasil produksinya dengan menggunakan cara-cara promosi secara
gencar[ CITATION Ted05 \l 1057 ].
Dilihat dari sedemikian pentingnya peranan pemasaran maka pada masa sekarang
telah mulai muncul kesadaran baru dikalangan para manajer serta para ilmuwan bahwa
adalah suatu kealpaan besar jika di dalam membicarakan masalah pemasaran kita tidak
mengikutsertakan juga masalah perencanaan strategi pemasaran (strategi planning) sebab
hal ini merupakan suatu konsep kebijakan perusahaan yang luas. Hal demikian terutama
sekali disadari oleh para mananjer pemasaran yang dalam pekerjaannya sering kali
dihadapkan kepada pengambilan keputusan, baik itu mengenai kebijaksanaan maupun
strategi pemasaran[ CITATION Efe10 \l 1057 ].

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetahui dan mempelajari tentang :
a. Strategi pemasaran
b. Praktik wirausaha produk barang dalam bidang perawatan

1
1.3 Tujuan
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami :
a. Strategi pemasaran
b. Praktik wirausaha produk barang dalam bidang perawatan

1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi mahasiswa
agar lebih mengerti tentangstrategi pemasaran.
2. Bagi tenaga kerja
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan informasi bagi tenaga kerja
agar mengetahui lebih dalam lagi tentang strategi pemasaran dalam bidang perawatan
3. Bagi Instansi Pendidikan
Menambah wacana dan informasi ilmiah pembaca, khususnya mahasiswa mengenai
pengetahuan tentangstrategi pemasaran

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran


Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan
strtategi pada level tertentu. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling
besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang
terbatas terhadap lingkungan eksternal. oleh karena itu pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi. Menjelaskan strategi pada hakikatnya merupakan
suatu seni yang implementasinya didasarai oleh instuisi, perasaan dan hasil pengalaman.
Strategi juga dapat merupakan ilmu yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan
data dan fakta yang ada. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha
untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok[ CITATION Efe10 \l
1057 ].
Dalam konteks penysusunan strategi, pemasaran memilki dua dimensi, yaitu dimensi
saat ini dan dimensi masa yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan
yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi masa yang
akan datang mencakup hubungan di masa yang akan datang yang diharapkan akan dapat
terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi
pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenal
bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya[ CITATION Efe10 \l 1057 ].
Strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan
untuk melayani pasar sasaran tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan
arah dalam kaitannya dengan variable-variable seperti segmentasi pasar, identifikasi
pasar sasaran, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi
pemasaran merupakan bagian integral dari strategis bisnis yang memberikan arah pada
semua fungsi manajemen suatu organisasi[ CITATION Ted05 \l 1057 ]
Menurut [ CITATION Efe10 \l 1057 ], strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang
saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah:

3
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didarasarkan
pada faktor-faktor:
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi yang dapat
diproteksi dan didominasi
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus)
yang lebih sempit
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and eror di dalam menanggapi
peluang dan tantangan
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau
pasar yang terproteksi

Contoh pemilihan pasar: dalam pemilihan pasar kita harus mengutamakan tentang
perkembangan zaman. Pada zaman sekarang manusia lebih mengarah ke barang –
barang elektronik terutama Heanphone, jadi untuk pemilihan pasar yang strategis
kita bisa menggunakan media online untuk menjual produk – produk kita.

2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk,
dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri
menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan
pembelian. Manfaat tersebut meliputi pelanggan dengan melakukan pembelian.
Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan
produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan
penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembelian dan
penjual. Contohnya: alat – alat kesehatan yang sudah memiliki garansi dan merek
yang sudah terpercaya seperti tensi, thermometer, GCU, spuit dll
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif
dan produk kepada pelanggan. Contohnya: harga yang biasanya di tetapkan penjual
adalah sesuai dengan pasaran di daerah tersebut misalnya tensi dengan harga rata
mulai dari 350.000 – 970.000 tergantung mereknya di tahun 2019
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilaui produk
hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. Contohnya:
barang yang bisa di jual grosif maupun eceran yang berupa alat kesehatan tahun
2019

4
5
6
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi
a. Periklanan: merupakan suatu bentuk komunikasi yang digunakan untuk membujuk
audiens (pemirsa, pembaca atau pendengar) untuk mengambil beberapa tindakan
sehubungan dengan produknya
Contohnya: periklanan produk kesehatan jenis poster

7
b. Personal selling (penjualan perorangan): merupakan komunikasi langsung (tatap
muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya contohnya kegiatan
konsultasi berhenti merokok, dimana konsumen (seseorang yang ingin berhenti
merokok) dapat bertatap muka langsung (face to face) dengan tenaga penjual
(tenaga kesehatan)
c. Promosi penjualan (sale promotion): merupakan suatu bujukan langsung yang
menawarkan insentif atau nilai untuk produk pada sales force, distributor atau
konsumen langsung dengan tujuan utama yang menciptakan penjualan segera.
Contohnya: mengadakan pelayanan kesehatan gratis yang dapat mendorong
masyarakat untuk mengontrol kesehatan
d. Public relations: merupakan stimulus permintaan akan suatu barang atau jasa,
dengan cara memuat berita yang mempunyai arti komersial; pemuatan berita ini
pada dasarnya tidak dibayar oleh perusahaan sponsor. Contohnya koran lokal
misalnya menjadi sumber publisitas sewaktu mereka menerbitkan artikel mengenai
bisnis – bisnis baru atau hal yang unik.
Contoh publisitas dalam bentuk majalah kesehatan

Menurut [ CITATION Efe10 \l 1057 ] dalam merumuskan srtategi pemasaran dibutuhkan


pendekatanpendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk
menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis
terhadap faktor-faktor berikut:

8
a. Faktor Lingkungan Analisis terhadap faktor lingkuangn seperti pertumbuhan dan
peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya
pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi,
tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan
faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar
perusahaan
b. Faktor Pasar Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan
faktrfaktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend
dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar
yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluangpeluang yang belum
terpenuhi
c. Persaingan Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami
siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/ pasar [esaing tersebut, apa strategi
mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas
produksi para pesaing
d. Analisis Kemampuan Internal Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan
kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasrakan
pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan
pemanfakturan, keuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki
e. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini
sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga,
pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku
konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi
maupun metode survai
f. Analisis Ekonomi Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan
pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba.
Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis
BEP (break even point), penilaian risiko/laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing

9
2.2 Praktik wirausaha produk barang dalam bidang perawatan
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini
masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh
masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Dalam Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang
memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat –termasuk
perawat spesialis komunitasperlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-
program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan[ CITATION
Efe10 \l 1057 ]
Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota
masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus,
yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat memberikan pembelaan pada
kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas
pemerataan bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi
sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat[ CITATION Wil04 \l 1057 ].
Menurut [ CITATION Rit15 \l 1057 ]Dalam bidang penelitian banyaknya permasalahan
dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan
kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim
riset profesional seperti: teknik perawatan luka dan terapi modalitas, untuk menunjang
penyelesaian tersebut selain tim tersebut yang sudah profesional tim tersebut juga harus
tetap mengikuti pelatihan – pelatihan agar lebih menunjang dalam pelayanannya.
Model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam
upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model
kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama,
yaitu prinsip otonomi (autonomy) –kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi
masyarakat—dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya
diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan[ CITATION Kot04 \l 1057 ].
Model-model kemitraan dan Jenis kemitraan
Secara umum, model kemitraan dalam sektor kesehatan menurut [ CITATION Not09 \l 1033
] dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Model I

10
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja.
Masing-masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya,
pelaksanaannya hingga evaluasi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya
persamaan pelayanan atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya.
b. Model II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena
setiap mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program bersama.
Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi bersama.
Adapun lima model kemitraan yang cenderung dapat dipahami sebagai sebuah
ideology kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam
membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut
antara lain:
1) Kepemimpinan (manageralism)
2) Prularisme baru (new-plralism)
3) Radikalisme berorientasi pada Negara (state-oriented radicalism)
4) Kewirausahaan (entrepreneurialism)
5) Membangun gerakan (movement-building)
Berkaitan dengan praktik keperawatan diatas, model kemitraan yang sesuai untuk
mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan
masyarakat dalam jangka panjang adalah model kewirausahaan (entrepreneurialism).
Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy)
kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi masyarakat dan prinsip penentuan
nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip
kewirausahaan.
Model kewirausahaan memiliki pengaruh yang strategis pada pengembangan model
praktik keperawatan dan model kemitraan pengorganisasian pengembangan kesehatan
masyarakat di Indonesia[CITATION Dep06 \l 1033 ]
Ada empat jenis atau tipe kemitraan yaitu :
1. Potential partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi
belum bekerja bersama secara lebih dekat.
2. Nascent partnership
11
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak
maksimal.
3. Complementary partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan
pengaruh melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap
dan relative terbatas seperti program delivery dan resource mobilization.
4. Synergistic partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti
advokasi dan penelitian.
Praktik Wirausaha Produk Barang dalam Bidang Keperawatan
1. Mendirikan praktik mandiri
Praktik mandiri oleh perawat biasanya disebut dengan home care. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI, home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
memberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Menurut Rice R, bentuk-bentuk layanan home care atau perawatan kesehatan
di rumah bisa berupa kasus umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus
khusus yang sering dijumpai pada beberapa komunitas.
Beberapa kasus umum pasca perawatan di rumah sakit yang biasa dilakukan di
praktik mandiri atau home care adalah diantaranya sebagai berikut:
a. Pasien yang mengalami gangguan oksigenasi
b. Pasien yang mengalami penyakit obstruktif paru kronis
c. Pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal
d. Pasien yang mengalami luka dengan tingkat kronis
e. Pasien yang mengalami gangguan sistem perkemihan
f. Pasien yang membutuhkan cairan infuse
g. Pasien yang mengalami gangguan sistem persyarafan
h. Pasien yang mengalami HIV/AIDS
i. Pasien yang mengalami pemulihan atau rehabilitasi
Sedangkan kasus khusus yang sering dijumpai pada beberapa komunitas yang
biasa dilakukan pada praktik mandiri atau home care diantaranya:

12
a. Pasien kondisi terminal
b. Pasien usia lanjut
c. Pasien dengan gangguan kejiwaan atau kesehatan mental
d. Pasien post partum
2. Mendirikan praktik bersama
Selain praktik mandiri, perawat juga bisa mendirikan praktik bersama. Maksudnya
adalah perawat dapat bekerja sama dengan beberapa dkter, bidan, atau apoteker
dalam menjalankan praktik ini. Sehingga praktik yang didirikan lebih lengkap dari
segi tenaga medis dibandingkan dengan praktik mandiri.
3. Membuka jasa konseling keperawatan
Konseling bisa disamakan dengan konsultasi. Perawat bisa membuka jasa
konseling di rumah. Tidak semua manusia memiliki pengethuan luas yang
berkaitan tentang kesehatan atau medis. Sehingga warga sekitar, paling tidak
tetangga, bisa berkonsultasi dengan perawat jika ada hal-hal yang ingin diketahui
tentang medis. Dengan kecanggihan teknologi, seperti dengan adanya internet dan
sosial media, konseling keperawatan juga bisa dilakukan secara online. Misalnya,
seorang bperawat bisa membuat website yang dapat menampung berbagai
pertanyaan terkait hal medis. Kemudia perawat bisa memberikan jawaban sesuai
dengan bidang pengetahuannya. Perawat yang membuka usaha jasa konseling
keperawatan termasuk contoh pekerja sector informal dan menjadi contoh bisnis
modal 5 juta atau bahkan kurang dari 5 juta.
4. Membuka jasa terapi
Membuka jasa terapi yang bisa dibuka adalah jenia trapi komplementer. Terapi
komplementaer adalah salah satu jenis terapi yang dijalankan untuk pengobatan
suatu oenyakit dan berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh (sistem
imun), supaya sistem imun dalam tubuh manusia mampu merangsang untung
penyembuhan penyakit yang ada dalam tubuh. Terapi komplementer berguna juga
sebagai pennjang pengobatan medis konvensional, seperti terapi dengan bahan
herbal, terapi chiropractic, terapi medan magnet, terapi energy, terapi akupuntur,
terapi hiperbarik, dan berbagai terapi lainnya. Jasa terapi adalah usaha yang jarang
tetapi dibutuhkan.
5. Membuka jasa fisioterapi
Menurut Krausen, fisioterapi merupakan suatu cara atau bentuk pelayanan
kesehatan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga

13
alam, yaitu tenaga listrik, air, panas, dingin dan sinar matahari. Pengguna berbagai
tenaga alam untuk mengembalikan fungsi organ tubuh tersebut dilakukan sesuai
kebutuhan supaya mendapatkan efek dari pengobatan tersebut. Jika fisioterapi
dilakukan secara berlebihan atau kurang akan menimbulkan efek kurang baik. Hal
ini merupakan contoh dari peluang usaha yang menjanjikan dengan modal kecil.
6. Menjadi seorang penulis
Perawat bisa menuangkan berbagai gagasan, engetahuan, serta pengalaman yang
pernah dilalui ke dalam sebuah buku, khususnya tulisan yang berkaitan dengan
medis atau kesehatan.
7. Membuka jasa penyewaan alat medis
Perawat bisa membuka jasa penyewaan alat-alat medis seperti alat glucometri,
tabung oksigen, kursi roda, atau alat-alat medis lainnya. Biasanya jasa penyewaan
alat medis ini diperlukan bagi pasien yang terbaring lemah di rumah, atau sedang
dalam proses rawat jalan. Jalan penyewaan alat medis merupakan salah satu
peluang uasaha yang belum banyak pesaingnya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Marketing (pemasaran) sennatiasa merupakan masalah yang sangat menarik, tidak
saja bagi mereka yang berkecimpung didalam dunia usaha, tetapi bagi siapapun dari
mulai masyarakat kelas social terbawah sampai masyarakat kelas social teratas. Karena
di manapun kita berada seringkali akan berhadapan dengan istilah pemasaran baik itu
dalam pengertian yang paling sederhana atau dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan
strtategi pada level tertentu. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling
besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang
terbatas terhadap lingkungan eksternal. oleh karena itu pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi. Menjelaskan strategi pada hakikatnya merupakan
suatu seni yang implementasinya didasarai oleh instuisi, perasaan dan hasil pengalaman.
Strategi juga dapat merupakan ilmu yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan
data dan fakta yang ada. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha
untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka
mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini
masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh
masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Dalam Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya
3.2 Saran
1. Untuk perawat
Agar perawat mengetahui dan memahami tentang strategi pemasaran serta
penerapannya dalam bidang keperawatan
2. Untuk institusi kesehatan.
Agar institusi dapat memperbanyak referensi lagi tentang strategi pemasaran dan
menjadikan strategi pemasaran menjadi materi yang sangat penting untuk diketahui
dan dipahami bagi semua kalangan.

15
3. Untuk masyarakat
Agar mereka memberikan dukungan di setiap tindakan yang kami lakukan dan agar
mereka tahu bahwa profesi kamu juga memiliki suatu yang berbeda karena dapat
memahami pula tentang kewirausahaan khususnya strategi pemasaran

16
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, K. P. (2004). Prinsip - Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Depkes RI. (2006). Kemitraan dan Peran Serta Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Guntur, E. M. (2010). Transformasi manajemen Pemasaran dan Membangun. Jakarta:


Sagung Seto.

Notoatmodjo. (2009). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rita, N. (2015). Hubungan Bauran Pemasaran Jasa Pelayanan Keperawatan Dengan Loyalitas
Pasien. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Vol 3 No 2, 186 - 203.

Stanton, W. J. (2004). Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Tripomo, T. d. (2005). Manajemen Strategi. Bandung: Rekayasa.

17

Anda mungkin juga menyukai