Di Susun Oleh :
Khusnul Kholida 14.401.17.044
2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian: postural drainage,perkusi, dan
vibrasi.Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangatberguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupunkronis. Fisioterapi dada ini
walaupun caranya kelihatan tidak istimewatetapi ini sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaikiventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Fisioterapi Dada?
2. Apa tujuan dari Fisioterapi Dada?
3. Apa saja Konsep Keperawatan dari Fisioterapi Dada?
4. Bagaimana dengan Prosedur Tindakan ( SOP / Standar Oprasional Prosedur)?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari Fisioterapi Dada.
2. Mengetahui tujuan Fisioterapi.
3. Mengetahui konsep Keperawatan Fisioterapi Dada.
4. Mengetahui Prosedur Tindakan ( SOP / Standar Oprasional Prosedur)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(ilustrasitangansaatmelakukanclapping)
Cupping adalah menepuk-nepuk tangan dalam posisi telungkup.
Clupping menepuk-nepuk tangan dalam posisi terbuka.
Tujuan untuk menolong pasien mendorong / menggerakkan sekresi didalam
paru-paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat, dilaksanakan dengan
menepuk tangan dalam posisi telungkup.
b. Tujuan:
Perkusi dilakukan pada dinding dada dengan tujuan melepaskan atau
melonggarkan secret yang tertahan.
c. Indikasi Klien Yang Mendapat Perkusi Dada
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase,
jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
2. Vibrasi
a. Pengertian
Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh tangan yang
diletakan secara datar pada dinding dada klien selama fase ekshalasi
pernapasan.Vibrasi dilakukan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi
udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan mucus kental yang melekat pada
bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan secara bergantian.
(ilustrasivibrasipadafisioterapi dada)
Vibrasi dilakukan hanya pada waktupasien mengeluarkan nafas. Pasien
disuruh bernafas dalam dan kompresidada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak
inspirasi dan dilanjutkansampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara
meletakkan tanganbertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan
bergetar.Kontra indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis.
b. Tujuan
Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi
dan melepaskan mukus yang kental.Sering dilakukan bergantian dengan perkusi.
c. Indikasi Klien Yang Mendapat Vibrasi
Kontra indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis yang tidak diobati.
3. Postural Drainase
Postural drainase adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan
bantuan gravitasi. Postural drainase menggunakan posisi khusus yang memungkinkan
gaya gravitasi membantu mengeluarkan sekresi bronkial. Sekresi mengalir dari
bronkiolus yang terkena ke bronki dan trakea lalu membuangnya dengan
membatukkan dan pengisapan.
(ilustrasiposisi postural drainase)
Tujuan postural drainase adalah menghilangkan atau mencegah
obstruksibronkial yang disebabkan oleh akumulasi sekresi.Dilakukan sebelum makan
(untuk mencegah mual, muntah dan aspirasi ) dan menjelang/sebelum tidur.
D. PROSEDUR TINDAKAN (SOP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) :
1. Perkusi
a. Persiapan Alat :
1) Handuk (jika perlu)
2) Peniti (jika perlu)
3) Tempat sputum
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan tindakan,
cuci tangan.
2) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian tipis untuk
mencegah iritasi kulit dan kemerahan akibat kontak langsung.
3) Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
4) Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.
5) Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat
untuk menepuk dada.
6) Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit.
7) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
8) Cuci tangan
2. Vibrasi
a. Persiapan Alat: sama seperti pada perkusi.
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan alasan tindakan,
cuci tangan.
2) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan
didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel
bersama dan ekstensi. Cara lain tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
3) Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
4) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan serta siku lalu
getarkan, gerakkan ke arah bawah.Perhatikan agar gerakan dihasilkan dari otot-
otot bahu.Hentikan gerakan jika klien inspirasi.
5) Vibrasi selama 3 - 5 kali ekspirasi pada segmen paru yangterserang.
6) Setelah setiap kali vibrasi ,anjurkan klien batuk dan keluarkan sekresi ke tempat
sputum.
7) Cuci tangan
3. Postural Drainase
a. Persiapan Alat:
1) Bantal ( 2 atau 3 buah)
2) Tisue
3) Segelas Air hangat
4) Sputum Pot
5) Masker
6) Bengkok/tempat dahak
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatanseperti perkenalkan
diri perawat, pastikan identitas klien,jelaskan prosedur dan alasan tindakan, cuci
tangan.
2) Pilih area tersumbat yang akan didrainase berdasarkan padapengkajian semua
bidang paru, data klinis dan gambaranfoto dada.Agar efektif, tindakan harus
dibuat individual untukmengatasi spesifik dari paru yang tersumbat.
3) Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yangtersumbat. Bantu
klien untuk memilih posisi sesuaikebutuhan. Ajarkan klien untuk mengatur
postur, posisilengan dan kaki yang tepat. Letakkan bantal sebagaipenyangga dan
kenyamanan.Posisi khusus dipilih untuk mendrainase setiap area yang
tersumbat.
4) Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Pada orang dewasa, pengaliran setiap area memerlukanwaktu. Anak-anak,
prosedur ini cukup 3-5 menit.
5) Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukanperkusi dan vibrasi dada
atau gerakan iga di atas area yangdidrainase.Memberikan dorongan mekanik
yang bertujuanmemobilisasi sekresi pada jalan napas.
6) Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien dudukdan batuk. Tampung
sekresi yang dikeluarkan dalamsputum pot. Jika klien tidak bisa batuk, harus
dilakukanpengisapan. Setiap sekresi yang dimobilisasi ke dalam jalannapas
harus dikeluarkan melalui batuk atau pengisapansebelu klien dibaringkan pada
posisi drainase selanjutnya.Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan
membungkukke depan.
7) Minta klien istirahat sebentar, bila perlu.
Periode istirahat sebentar di antara drainase postural dapatmencegah kelelahan
dan membantu klien menoleransiterapi dengan lebih baik.
8) Minta klien minum sedikit air.
Menjaga mulut tetap basah sehingga membantuekspetorasi sekresi.
9) Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbatyang dipilih telah
terdrainase. Setiap tindakan tidak lebihdari 30-60 menit.Drainase postural
digunakan hanya untuk mengalirkan areayang tersumbat dan berdasarkan pada
pengkajianindividual.
10) Ulangi pengkajian dada pada setiap bidang paru.
Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainaseselanjutnya atau mengganti
program drainase.
11) Cuci tangan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
E. Harga per-orangan Rp 10-15.000
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini
walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu.
B. SARAN
Saran yang membangun sangat kami perlukan dari para pembaca demi kelancaran dan
perbaikan dalam pembuatan makalah yang berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA