DISUSUN OLEH :
AKADEMIKESEHATAN RUSTIDA
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelasaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kanker Serviks” tepat
pada waktunya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk menjelaskan materi tentang pentingya
komunikasi dan keterampilan presentasi bagi perawat. Dengan adanya makalah ini di
harapkan mahasiswa lain dapat lebih memahami tentang komunikasi dan presentasi.
Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung
untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Maternitas Anak dan anggota
Kelompok yang ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari
masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran ataupun kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun kami.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan ...................................................................................................
3.2.Saran ..............................................................................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1.KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya (Dalimarta, S, 2004,
hal. 35).
Kanker adalah istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan
maligna dalam setiap bagian tubuh, pertumbuhan ini tidak bertujuan,
bersifat parasit, dan berkembang dengan mengorbankan manusia sebagai
hospesnya (Heffner & Schust, 2010, hal. 95).
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada daerah
batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis serviksalis yang disebut squamo-columnar junction (SCJ). Kanker
serviks merupakan sel-sel kanker yang menyerang bagian squamosa
columnar junction (SCJ).Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi
yang terbanyak diderita (kustiyati & Winarmi, 2011, hal. 683).
B. Etiologi
Penyebab langsung kanker serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks,
antara lain infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan spermatozoa.
Karsinoma serviks timbul di sambungan skuamokolumner serviks. Faktor
resiko yang berhubungan dengan karsinoma serviks ialah perilaku seksual
berupa mitra seks multipel, multi paritas, nutrisi, rokok, dan lain-lain.
Karsinoma serviks dapat tumbuh eksofitik maupun endofitik.
Menurut Wiknjosastro Hanifa ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks, antara lain adalah :
1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda.
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang
perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya
untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli,
perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17
tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah
pada usia lebih dari 20 tahun
2. Berganti-ganti pasangan seksual
Perilaku seksual berupa gonta - ganti pasangan seks akan
meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang
ditularkan, salah satunya adalah infeksi Human Papilloma Virus
(HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks,
penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat
pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di
samping itu, virus herpes simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor
pendamping
3. Faktor genetik
Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks yang
menyebabkan terjadinya kanker serviks pada wanita dapat
diturunkan melalui kombinasi genetik dari orang tua ke anaknya
4. Kebiasaan merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung
nikotin yang dapat menurunkan daya tahan serviks di samping
merupakan ko-karsinogen infeksi virus. Selain itu, rokok
mengandung zat benza @ piren yang dapat memicu terbentuknya
radikal bebas dalam tubuh yang dapat menjadi mediator
terbentuknya displasia sel epitel pada serviks
5. Defisiensi zat gizi (vitamin A dan C)
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi
vitamin C dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan
sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker
serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan
retinol (vitamin A)
6. Multiparitas
Trauma mekanis yang terjadi pada waktu paritas dapat
mempengaruhi timbulnya infeksi, perubahan struktur sel, dan iritasi
menahun
7. Gangguan sistem kekebalan
Bisa disebabkan oleh nikotin yang dikandung dalam rokok, dan
penyakit yang sifatnya immunosupresan, contohnya : HIV / AIDS
8. Status sosial ekonomi lemah
Umumnya, golongan wanita dengan latar belakang ekonomi lemah
tidak mempunyai biaya untuk melakukan pemeriksaan sitologi Pap
Smear secara rutin, sehingga upaya deteksi dini tidak dapat
dilakukan (Wiknjosastro, 2016, hal. 234).
C. Manifestasi Klinis.
Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala.
Akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti :
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
Hambatan
interaksi sosial Tekanan intra Rusaknya
abdomen permeabilitas
pembuluh darah
Anoreksia
Resiko infeksi
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
8. Pemeriksaan penunjang
1) Sitology dengan cara tes pap
Tes pap merupakan penapisan untuk medeteksi infeksi HPV dan
prakanker serviks. Ketetapan diasnostik sitologinya 90% pada
dysplasia keras (karsinoma insitu) dan 76% pada dysplasia ringan/
sedang. Didapaatkan hasil negative palsu 5-50% sebagian besar
disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan
hasil positif palsu sebesar 3-15%
2) Kolkoskopi
3) Servikografi
4) Pemeriksaan visual angsung
5) Gineskopi
6) Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
(Rahayu, 2015, hal. 160).
B. Diagnosis Keperawatan.
1. Nyeri Akut b.d infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase neoplasma
a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan
b. Penyebab
1) Agen pencederafisiologis (mis, inflamasi, iskemia,
neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan).
3) Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan)
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengeluh Nyeri
Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir teganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaphoresis
e. kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi pembedahan.
2) Cedera traumatis.
3) Infeksi.
4) Sindrom coroner akut
(PPNI, 2016, hal. 166).
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
penyebab
a. ketidakmampuan menelan makanan
b. ketidakmampuan mecerna makanan
c. ketidakmampuan mengabsorbsi nutien
d. peningkatan kebutuhan metabolisme
e. faktor psikologis
gejala dan tanda mayor
objektif
a. berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
gejala dan tanda minor
subjektif
a. cepat kenyang setelah makan
b. kram atau nyeri abdomen
c. napsu makan menurun
objektif
a. bisisng usus hiperaktif
b. otot pengunyah lemah
c. otot menelan lemah
d. membran mukosa pucat
e. sariawan
f. serum albumin turun
g. diare
kondisi klinis terkait
a. infeksi
(PPNI, 2016, hal. 56)
3. Risiko infeksi
a. Definisi : berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
b. Faktor resiko :
1) Penyakit kronis (mis, diabetes mellitus)
2) Efek prosedur invasif
3) Malnutrisi
4) Peningfkatan paparan organisme patogen lingkungan
c. klinis terkait
1) AIDS
2) Luka bakar
3) Penyakit paru obstruktif kronis
4) Diabetes mellitus
5) Tindakan invansif
6) Kondisi penggunaan terapi steroid
7) Penyalahgunaan obat
8) Ketuban pecah sebelum waktunya
(PPNI, 2016, hal. 304).
4. Gangguan integritas jaringan b.d efek radiasi dan kemoterapi
a. Definisi : kerusakan kulit (dermis/ epidermis) atau jaringan
(membrane mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago,
kapsul sendi dan/ atau ligament).
b. Penyebab :
1) Perubahan sirkulasi
2) Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
3) Kekurangan/ kelebihan volume cairan
4) Penurunan metabolisme
5) Bahan kimia iritatif
6) Suhu lingkungan yang ekstrim
7) Efeksamping terapi radiasi
8) Kelembapan
9) Proses penuaan
10) Neuropati perifer
11) Perubahan pigmentasi
12) Perubahan hormonal
c. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif : -
2) Objektif : kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit
d. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif : -
2) Objektif : nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma
e. Kondisi klinis terkait
1) Imobilisasi
2) Gagal jantung kongenstif
3) Gagal jantung
4) Diabetes mellitus.
5) Imunodefisiensi
(PPNI, 2016, hal. 282).
C. Intervensi
1. Nyeri Akut b.d infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase neoplasma.
Kriteria hasil
1) Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif
untuk mencapai kenyamanan.
2) Mempertahankan tingkat nyeri pada atau kurang denganskala
0-10
3) Menggunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesik dan
non-analgesik secara tepatmelaporkan kesejahteraan fisik dan
psikologis.
(Wilkinson J. M., 2016, hal. 296).
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
Aktivitas lain
1) Bantu pasien untuk berfokus pada hal lain , bukan pada nyeri
dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui
televisi,radio,dan interaksi dengan pengunjung.
2) Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang
efektif di masa lalu seperti distraksi relaksasi atau kompres
hangat atau dingin
3) Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan
respon pasien terhadap analgesik.
(Wilkinson J. M., 2016, hal. 298).
Aktivitas kolaboratif
1) Kelola nyeri paska bedah awal dengan pemberian obat yang
terjadwal atau PCA.
2) Management nyeri: gunakan tindakan pengendalian nyeri
sebelum nyeri menjadi lebih berat dan laporkan pada dokter
jika tindakan tidak berhasil atau keluhan saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien di
masa lalu
(Wilkinson J. M., 2016, hal. 298).
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Tujuan : Memperlihatkan status nutrisi yang dibuktikan
dengan indikator
2) Kriteria hasil : Sebutkan 1-5 gangguan ekstrem, berat, sedang,
ringan atau tidak ada penyimpangan dari rentang normal
meliputi asupan gizi, asupan makanan, asupan cairan, energi
3) Intervensi NIC
Aktivitas keperawatan
a) Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
b) Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
c) Pantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan
elektrolit
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
a) Ajarkan metode untuk pencernaan makanan
b) Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan
tidak mahal
c) Management Nutrisi (NIC): berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memenuhinya
Aktivitas Kolaboratif
a) Diskusikan dengan ahli gizi
b) Diskusikan dengan dokter
c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
d) Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat
e) Management Nutisi (NIC): tentukan dengan melakukan
kolaborasi bersama ahli gizi, jika diperlukan jumlah kalori dan
jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi, khususnya untuk pasien dengan kebutuhan energi
tinggi seperti pascabedah dan luka bakar, trauma, demam, dan
luka
Aktivitas lain
a) Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam
jadwal makan, lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan
pasien, serta suhu makanan
b) Durung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan
pasien dari rumah
c) Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latihan
fisik dilokasi yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari
d) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
e) Hindari prosedur invasif sebelum makan
f) Suapi pasien jika perlu
(Wilkinson, 2016, p. 284).
3. Risiko Infeksi
1) Tujuan : berisiko terhadap invansi organisme patogen
2) Kriteria hasil : faktor risiko infeksi akan hilang, di buktikan
oleh pengendalian resikokomunitas: penyakit menular; status
imun; pengendalian resiko: penyakit menular seksual; dan
penyembuhan luka: primer dan sekunder
3) Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
Pantau tanda dan gejala infeksi (mis., suhu tubuh, denyut
jantung, drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urine,
suhu kulit, keletihan, dan malaise)
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
a) Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengapa terapi
meningkatkan resiko terhadap infeksi
b) Jelaskan rasional dan manfaat serta efek samping imunisai
Aktivitas kolaboratif
Ikuti protokol institusi untuk melaporkan infeksi yang
dicurigai atau kultur positif
Aktivitas lain
Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak
menugaskan perawat yang sama untuk pasien lain yang
mengalami infeksi dan memisahkan ruangan perawatan pasien
dengan pasien yang terinfeksi
(Wilkinson, 2016, p. 234).
4. Gangguan integritas jaringan b.d efek radiasi dan kemoterapi
1) Tujuan untuk evaluasi atau memperlihatkan kerusakan
integritas kulit.
2) Kriteria hasil : Menunjukakan integritas jaringan : Kulit dan
membran mukosa, yang dibuktikan oleh indikator berikut
(sebutkan 1-5 : Gangguan ekstreem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan:
Keutuhan kulit
Tekstur dan ketebalan jaringan
3) Intervensi NIC
Aktivitas Keperawaan
Untuk aktivitas keperawatan yang spesifik, lihat pada
diagnosis keperawatan berikut ini:
a) Infeksi, Risiko
b) Membran mukosa oral dan integritas kulit, kerusakan
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
a) Ajarkan untuk manajemen tekanan
b) Ajarkan cara perlindungan infeksi
c) Memelihara kesehatan
Aktivitas kolaboratif
a) Perawatan area insisi
b) Perawatan ostomi
c) Perawatan kulit: terapi topikal
d) Perawatan luka
Aktivitas lain
a) Tidak ada tanda atau gejala
b) Tidak ada lesi
c) Tidak ada nekrosis
(Wilkinson, 2016, p. 440).
DAFTAR PUSTAKA
Dalimarta, S. (2004). Deteksi Dini Kanker Dan Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Haryani. (2016). Prevalensi Kanker Serviks Berdasarkan Paritas di RSUP Dr. M. Djamil
Padang Periode Januari 2011-Desember 2012. Jurnal kesehatan Andalas.
Heffner, L. f., & Schust, D. J. (2010). At a glance: sistem reproduksi, edisi 2. Jakarta:
Erlangga.
Imam, R. (2010). Kanker Serviks Dalam Buku Epidemiplogi Kanker Pada Wanita. Jakarta:
Sagung Seto.
kustiyati, S., & Winarmi. (2011). DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN
METODE IVA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN
SURAKARTA. Kanker leher rahim, Metode IVA.
Rahayu, S. (2015). Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika.
Wulandari. (2011). Pengertian dan Pemahaman Risiko Ca. Cervix pada Wanita Subur di
Indonesia. Jurnal Ca. Cervix.