Anda di halaman 1dari 11

Strategi Pengembangan Usaha Kecap Cemara Dengan Metode Blue Ocean

Strategy dan Balanced Scorecard Pada UKM Cemara Food

Business Development Strategy of Cemara Soy Sauce With The Methods of Blue
Ocean Strategy and Balanced Scorecard on Cemara Food
DANI DIAN PRAYOGA (41155010160002)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas LangLang Buana Jl. Karapitan No. 116 Bandung
Jawa Barat

ABSTRAK
Meningkatnya jumlah pesaing menyebabkan UKM Cemara Food seakan terjebak dalam kondisi
persaingan yang sangat kompetitif karena kompetisi pasar. Minimnya inovasi dalam hal manajerial
produksi dan operasi membuat strategi yang diterapkan perusahaan menjadi tidak relevan lagi dengan
kondisi yang ada. Sehingga diperlukan penelitian ini untuk melihat kondisi kinerja perusahaan. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis kinerja UKM Cemara Food. dan 2)
Memformulasikan rancangan strategi pengembangan untuk produk kecap Cemara. Metode yang
digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard, sedangkan untuk
memformulasikan strategi menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard. Nilai
R/C Ratio sebesar 1,25 dan ROE sebesar 16,4% menunjukan penggunaan modal dan aliran keuangan
perusahaan sudah dapat dikatakan baik meski harus ditingkatkan lagi efisiensinya. Nilai CSI sebesar 71%
yang berarti bahwa indeks kepuasan keseluruhan konsumen yang dihitung berdasarkan atribut produk
berada pada kriteria puas.
Kata Kunci: blue ocean strategy; balanced scorecard; kecap; UKM

ABSTRACT
The increasing number of competitors cause Cemara Food Small Medium Enterprise (SMEs) seemed
stuck in a state of bloody competition for market competition. The lack of innovation in terms of
production and operation managerial strategies applied to make the company become irrelevant with
existing conditions. So, we need this research to describe the condition of the company’s perfomance. The
purpose of this research is to 1) to analyze the performance of Cemara Food company and 2) formulating
the development strategy of soy product of Cemara soysauce. The method used to analyze the company’s
performance is the Balanced Scorecard, while to formulate a strategy of using approaches Blue Ocean
Strategy and Balanced Scorecard. The rate of R/C ratio of 1.25 and a ROE of 16.4% showing the use of
capital and financial flows are good, although they had to improve more the efficiency. CSI value of 71%,
which means that the overall customer satisfaction index is calculated based on the criteria of product
attributes are quite satisfy.
Keywords: blue ocean strategy; balanced scorecard; soysauce; SMEs

1. Pendahuluan
Sektor industri kecil melalui UKM Pentingnya sektor industrialisasi, utamanya pada
merupakan salah satu bentuk strategi alternatif industri kecil menengah sebagai penopang
untuk mendukung pengembangan perekonomian pembangunan membuat perlu adanya strategi
dalam pembangunan jangka panjang di alternatif pengembangan untuk menjaga
Indonesia.Kinerja UKM haruslah selalu eksistensi produk dan usaha. Untuk mencapai
dievaluasi untuk tetap eksis menyesuaikan minat keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia
Konsumen. melalui industrialisasi, utamanya pada sektor
industri kecil menengah adalah dengan strategi kecap Cemara milik UKM Cemara Food
pengembangan usaha. Strategi pengembangan menggunakan metode Balanced Scorecard.
penting untuk mendorong produk hasil industri Setelah didapatkan hasil evaluasi kinerja
agar memiliki daya saing yang lebih tinggi untuk perusahaan, penelitian ini bertujuan untuk
masuk ke dalam pasar. Terlebih dengan merumuskan strategi pengembangan usaha
pertumbuhan industri kecil yang bergerak di dengan menggunakan metode Blue Ocean
bidang olahan makanan dewasa ini begitu Stategy.
menjamur.
Oleh karena itu pelaku usaha dituntut 2. Metode Penelitian
untuk berinovasi dalam menghadapi persaingan
pasar. Kerapatan persaingan industri kecap di 2.1. Metode Penentuan Responden
Kabupaten Blitar menciptakan medan kompetisi Metode penentuan responden yang
yang diperebutkan oleh para pemain yang digunakan oleh peneliti untuk produsen adalah
menawarkan produk dan pasar yang sama. Sejak menggunakan key informan yaitu produsen kecap
tahun 1991 hingga 2015 pertumbuhan industri Cemara Kabupaten Blitar. Penentuan responden
kecap di Blitar mengalami peningkatan. Kecap yang digunakan peneliti untuk konsumen adalah
merek Cemara merupakan produk unggulan menggunakan metode non probability sampling
Cemara Food. Perusahaan yang berdiri sejak yaitu dengan quota sampling. Metode non
1991 ini merupakan salah satu pelopor industri probability sampling merupakan teknik
kecap di Kabupaten Blitar. Keadaan tersebut penentuan sampel/responden yang tidak
membuat UKM Cemara Food harus menghadapi memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
persaingan yang ketat. Berdasarkan data unsur atau anggota populasi untuk dipilih
Disperindag Kabupaten Blitar (2015) jumlah menjadi sampel/responden penelitian, (Sugiyono,
industri pembuatan kecap yang telah memiliki 2013).
merek adalah sebanyak 7 unit usaha yaitu adalah Quota sampling merupakan teknik untuk
kecap Cap Durian Mas, Cap Bajang, Kecap menentukan sampel dari populasi yang
Jamburi, Kecap Rahayu, Kecap Gurami, Cap mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
Tjapar, dan Kecap Cemara. diinginkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Dalam
Kendala serta ancaman yang dihadapi sampling kuota, ukuran serta sampel pada setiap
Kecap Cemara adalah dikarenakan banyaknya sub-subpopulasi ditentukan oleh peneliti sampai
jenis usaha yang sama di wilayah Kabupaten jumlah tertentu.
Blitar membuat kompetitor untuk segmentasi Populasi utama yang juga menjadi kategori
produk dan pangsa konsumen yang sama juga utama penelitian adalah konsumen yang
semakin sesak. Kondisi tersebut dapat mengetahui dan dan pernah mengkonsumsi kecap
dianalogikan bagai lautan persaingan usaha yang Cemara, kecap Bango dan kecap Gurami yang
“berdarah-darah” (Red Ocean) karena kompetisi berdomisili di wilayah Kabupaten Blitar.
pasar. Masalah lain adalah permintaan tinggi Kemudian sub-populasi penelitian dibagi atas 2
hanya pada saat bulan-bulan dimana masyarakat subkategori yaitu ibu rumah tangga dan pedagang
di Blitar mengadakan upacara adat seperti makanan. Peneliti menggunakan metode quota
pernikahan. Fluktuasi permintaan yang tidak sampling karena dalam mengevaluasi kinerja,
dapat diprediksi membuat pola produksi serta perumusan strategi dibutuhkan konsumen
perusahaan menjadi kacau. Seringkali dari perusahaan pembanding. Sampel yang
perusahaan memproduksi kecap melebihi dari diambil adalah konsumen yang pernah
permintaan yang menyebabkan tingginya stok mengkonsumsi kecap Cemara, kecap Gurami dan
kecap di gudang. Terbatasanya wilayah kecap Bango.
pemasaran yang hanya di sekitar wilayah Ukuran penentuan jumlah responden
Kabupaten Blitar, Kediri, dan sebagian Malang penelitian karena ukuran populasi yang ada tidak
Selatan membuat kelebihan produk di gudang dapat diketahu dengan pasti, sehingga peneliti
tidak dapat tersalurkan sehingga memungkinkan menggunakan metode rumus Lemeshow dengan
terjadinya penurunan kualitas produk. probability Bernoulli (Sedarmayanti, 2002).
Untuk tetap eksis dan memenangkan ∝ 2

n= ....................................................(1)
[ ∙

persaingan, Cemara Food perlu melakukan


2
]

inovasi dalam menciptakan ruang pasar baru.


Fokus penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Keterangan:
kinerja industri kecil menengah dengan produk n = jumlah sampel
= probabilitas populasi diambil sebagai sample
(50%) Teknik ini juga bertujuan untuk mendampingi
= tingkat ketelitian responden apabila terdapat pertanyaan yang
= tingkat kesalahan kurang jelas. Teknik pengumpulan data melalui
Dalam penelitian ini digunakan tingkat wawancara dalam penelitian ini, peneliti
ketelitian ( ) sebesar 5% dan tingkat kepercayaan menggunakan kuisioner. Kuisioner digunakan
sebesar 95% sehingga diperoleh nilai Z = 1,96. oleh peneliti untuk mempermudah dalam
Tingkat kesalahan ( ) telah ditentukan sebesar mendapatkan informasi, dikarenakan di dalam
5%. Probabilitas populasi yang diambil sebagai
sampel adalah sebesar 50%. Apabila dilakukan kuisioner telah terdapat alternatif jawaban yang
perhitungan menggunakan rumus maka diperoleh bisa dipilih oleh responden.
jumlah sampel minimum sebesar :
2.3. Metode Analisis Data
[1,96]2 ∙ 0,5

n= (2)
.................................................

0,05
2.3.1. Analisis Blue Ocean Strategy

n = 38,416 .................................................... (3) Metode analisis yang digunakan peneliti


dalam perumusan strategi pengembangan
Berdasarkan hasil perhitungan maka menggunakan analisis Blue Ocean Strategy.
diperoleh jumlah sampel minimum sebesar Metode ini digunakan dengan tujuan untuk
38,416 orang. Oleh karena peneliti menginginkan menciptakan industri kecap yang memenangkan
jumlah sampel dengan jumlah genap dan proporsi kompetisi diantara produsen kecap yang ada.
yang seimbang, maka peneliti menetapkan Pelaksanaan analisis menggunakan metode Blue
jumlah sampel sebanyak 40 orang. Kriteria dan Ocean strategy dilakukan dalam beberapa tahap
jumlah responden penelitian ialah ibu rumah yaitu :
tangga sebanyak 20 orang dan pedagang
makanan sebanyak 20 orang. Syarat masing- 2.3.2. Strategy Canvas
masing sub-kategori ialah merupakan konsumen Kanvas strategi digunakan untuk
yang pernah mengkonsumsi dan sedang mengetahui posisi produk kecap Cemara di
menggunakan Kecap Cemara, Kecap Gurami dan dalam ruang pasar dengan pembanding produk
Kecap Bango pada makanan/masakannya. kecap Gurame dan kecap Bango. Dengan
2.2. Metode Pengumpulan Data menggetahui hasil dari kanvas strategy maka
akan di dapatkan informasi terkait posisi kecap
Metode pengumpulan data di dalam Cemara diantara pesaing-pesaingnya.
penelitian ini menggunakan dua metode yaitu Pengukuran kanvas strategi menggunakan skala
dengan data sekunder dan data primer. Data likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sekunder yang digunakan adalah data dari Badan sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang
Pusat Statistik mengenai pertumbuhan industri sebuah fenomena, (Sugiyono, 2013). Skor skala
kecil menengah di kabupaten Blitar, profil likert yang digunakan dalam penelitian ini
perusahaan, rujukan penelitian referensi dari berjumlah lima angka yaitu: 5. Sangat Puas, 4.
buku dan internet. Untuk pengumpulan data Puas, 3. Ragu-ragu, 2. Tidak Puas, 1. Sangat
sekunder, peneliti menggunakan teknik Tidak Puas.
dokumentasi. Metode pengumpulan data primer
yang digunakan peneliti adalah dengan Faktor-faktor yang digunakan untuk
menggunakan teknik wawancara dengan bantuan mengetahui letak kompetisi kecap Cemara
media kuisioner dan juga melakukan observasi diantara para pesaing-pesaingnya adalah hanya
langsung. pada atribut harga, rasa, desain kemasan, volume
Teknik wawancara yang dilakukan oleh kemasan, warna kecap, kekentalan, memberi
peneliti adalah dengan mendatangi dan bertatap keuntungan konsumen, kesesuaian produk
muka secara langsung dengan responden. dengan harapan konsumen, ketersedian produk,
Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah dan membuat makanan sedap.
adanya kesepakatan dengan responden untuk
dilakukan wawancara agar tidak ada kesan 2.3.3. Kerangka Kerja 4 Langkah Blue Ocean
keterpaksaan. Strategy
Dalam perumusan strategi pengembangan
berbasis Blue Ocean Strategy peneliti
menggunakan kerangka kerja empat langkah
sebagai indikator. Keempat kerangka kerja
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hapuskan
Hapus faktor-faktor yang telah diterima Keterangan :
oleh perusahaan. Indikator faktor-faktor yang n = jumlah responden
dihapus adalah faktor-faktor yang memiliki bobot Yi = nilai kepentingan atribut
paling rendah diantara faktor-faktor kompetisi ke-i
lainya. Xi = nilai kinerja atribut ke-i
b. Ciptakan 2) Membuat Weight Faktors (WF), bobot ini
Menciptakan faktor-faktor apa saja yang merupakan presentase nilai MIS per atribut
belum pernah ditawarkan oleh industri. Sehingga terhadap total MIS seluruh atribut.
faktor-faktor tersebut juga belum ada pada WFi = MISi .x 100% ………………....(6)
perusahaan lain. p
∑ i=1 MISi
c. Tingkatkan
Keterangan :
Meningkatkan faktor-faktor hingga di atas
p = jumlah atribut kepentingan
standar industri dan kompetisi pada samudera
merah. Indikator dapat dilihat pada grafik yang i= atribut ke-i
saling bertemu dengan pesaing dari hasil analisis 3) Membuat Weight Score (WS), bobot ini
kanvas. merupakan perkalian antara Weight
d. Kurangi Faktors (WF) dengan Mean Satisffaction
Score (MSS)
Mengurangi faktor-faktor hingga di bawah
standar industri. Indikatornya adalah melihat WSi = WFi x MSSi ........................................ (7)
faktor yang berada di atas grafik pesaing.
Keterangan :
2.3.4. Analisis Balanced Scorecard WSi = jumlah atribut kepentingan
Terdapat empat analisis perspektif dalam WFi = atribut ke-i
analisis Balanced Scoreboard yaitu sebagai MSSi = rata-rata nilai kepuasan
berikut : 4) Menentukan nilai CSI
a. Persepktif Pelanggan M ∑p i= 1 WS i
Dalam perspektif pelanggan dilakukan
CSI = x 100% …………..(8)
pengukuran kepuasan pelanggan menggunakan HS
metode Customer Satisffaction Index. Keterangan :
Pengukuran kepuasan konsumen berdasarkan ke- p = Atribut kepentingan ke-p
10 atribut dalam penelitian ini. Sebelum HS = Skala Maksimum yang digunakan
melakukan pengukuran kepuasan konsumen, (skala 5)
peneliti terlebih dahulu menganalisis important Kriteria indeks kepuasan menggunakan
dan performance dari masing-masing 10 atribut. kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak puas hingga
Pengukuran CSI menggunakan skala likert sangat puas), yang dapat dilihat pada Tabel 1.
5 angka yaitu sangat puas, puas, netral, tidak
Tabel 1. Kriteria nilai Customer Satisffaction
puas, dan sangat tidak puas. Important dan
Index (Amelia, 2006).
performance konsumen diperoleh dari
penyebaran kuisioner terhadap produk kecap Nilai CSI Kriteria CSI
Cemara UKM Cemara Food. 0,81-1,00 Sangat Puas
Terdapat empat langkah dalam perhitungan 0,66-0,80 Puas
Customer Satisffaction IndexI, yaitu : 0,51-0,65 Cukup Puas
0,35-0,50 Kurang Puas
1) Menentukan Mean Important Score (MIS) 0,00-0,34 Tidak Puas
dan Mean Satisffaction Index (MSS). Nilai
ini didapat dari rata-rata tingkat b. Perspektif Keuangan
kepentingan dan kinerja tiap responden. Parameter pengukuran dalam perspektif
n keuangan menggunakan analisis finansial
∑ i=1 Xi perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah
MIS = ........................................
(4)
n sebagai berikut :
∑ni=1 Yi
MSS = .......................................... (5) 1) Analisis Keuntungan Perusahaan
n Analisis keuntungan perusahaan
didapatkan dari selisih antara penerimaan dan
biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan. 1) Kompensasi Karyawan
Keuntungan perusahaan sama dengan pendapatan Apresiasi perusahaan terhadap karyawan
usaha UKM Cemara Food. dapat ditunjukan melaui kompensasi yang
2) Return On Equity (ROE) diberikan perusahaan. Penilaian yang digunakan
Return On Equity merupakan rasio antara adalah dengan melihat apakah terjadi
keuntungan yang didapatkan perusahaan atau peningkatan atau penurunan karyawan dengan
juga merupakan total investasi UKM Cemara prosentase 0%-100%. Analisis kompensasi
Food. Hasil perhitungan ROE disajikan dalam karyawan dijelaskan secara deskriptif.
bentuk persen. Rumus yang digunakan adalah : 2) Pelatihan Karyawan
ROE = Laba bersih x 100% ……………(9) Pelatihan karyawan diukur berdasarkan
Modal sendiri keberhasilan UKM Cemara Food dalam
memenuhi kebijakan perusahaan mengenai kapan
Keterangan: dilakukan pelatihan untuk karyawan. Indikator
ROE : Return On Equity penilaian adalah dengan melihat peningkatan atau
UKM Cemara Food penurunan karyawan dengan prosentase 0%-
Laba Bersih : Keuntungan bersih 100%. Analisis pelatihan karyawan dijelaskan
UKM Cemara Food secara deskriptif.
Modal Sendiri : Modal yang
dikeluarkan UKM Cemara 3. Hasil Dan Pembahasan
Food
3.1. Kanvas Strategi Kecap Cemara
c. Perspektif Bisnis Internal
Pengukuran dalam perspektif bisnis Metode kanvas strategi berfungsi untuk
internal meliputi : mengetahui keberadaan Kecap Cemara diantara
pesaing-pesaingnya. Faktor-faktor kompetisi
1) Pertumbuhan Volume Penjualan digunakan untuk mengetahui keberadaan Kecap
Volume penjualan perusahaan diketahui Cemara. Faktor kompetisi yang akan dianalisis
dari hasil produksi kecap Cemara untuk periode meliputi harga, rasa, desain kemasan, volume,
setiap tahunya. Dari data hasil produksi kecap warna, kekentalan, ekonomis, kesesuaian produk,
Cemara pertahunnya dilihat apakah terjadi kemudahan mendapatkan, dan kemampuan
peningkatan ataupun penurunan jumlah produksi produk dalam menyedapkan. Hasil kanvas
kecap Cemara. strategi dapat dilihat dalam grafik kanvas pada
2) Kepatuhan Terhadap Regulasi Gambar 1. berikut ini :
Parameter penilaian perusahaan yang patuh Adapun cara membaca grafik kanvas
terhadap regulasi adalah dengan adanya Standard strategi yang dijelaskan menurut Kim dan Renee
Operating Procedure yang digunakan dalam (2005), adalah sebagai berikut:
kegiatan produksi pada UKM Cemara Food a. Kurva nilai Kecap Cemara bertemu
sesuai dengan peraturan kementerian dengan kurva nilai pesaingnya, kondisi
perindustrian, kementerian kesehatan dan tersebut menunjukan bahwa Kecap
BPOM. Aspek kepatuhan terhadap peraturan atas Cemara terperangkap pada kompetisi
SOP dijelaskan secara deskriptif. Samudera Merah.
d. Perspektif Perkembangan dan b. Kurva nilai Kecap Cemara terlihat “naik-
Pembelajaran turun-naik-turun” maka hal tersebut
Indikator dalam pengukuran perspektif menunjukan bahwa perusahaan tersebut
perkembangan dan pembelajaran adalah melihat tidak memilki strategi yang koheren.
bagaimana perhatian dan apresiasi perusahaan
untuk jangka panjang terhadap orang-orang c. Fluktuasi pada kurva juga menunjukan
dalam organisasi serta infrastruktur perusahaan. bahwa Cemara Food belum memiliki focus
Berikut merupakan aspek yang dinilai, yaitu : dan divergence dalam kebijakan
strateginya.
5
4.5
4
3.5
3
Nilai

2.5
2 Kecap Cemara
1.5 Kecap Gurami
1
0.5 Kecap Bango
0

Faktor - Faktor Kompetsisi


Gambar 1. Kanvas Strategi Kecap Cemara
Adapun cara membaca grafik kanvas Berikut ini kerangka kerja yang diformulasikan
strategi yang dijelaskan menurut Kim dan Renee oleh peneliti berdasarkan pengamatan pribadi
(2005), adalah sebagai berikut: peneliti dan juga berasal dari saran konsumen
yang menjadi responden penelitian :
a. Kurva nilai Kecap Cemara bertemu dengan
kurva nilai pesaingnya, kondisi tersebut a. Hapuskan:
menunjukan bahwa Kecap Cemara Tidak ada faktor yang perlu dihapuskan
terperangkap pada kompetisi Samudera
b. Ciptakan :
Merah.
1) Menambahkan alat/media promosi.
b. Kurva nilai Kecap Cemara terlihat “naik- 2) Kemasan, yang bukan berasal dari botol
turun-naik-turun” maka hal tersebut bekas. Ciptakan kemasan dari botol plastik.
menunjukan bahwa perusahaan tersebut
tidak memilki strategi yang koheren. 3) Membuka gerai/toko khusus yang menjual
c. Fluktuasi pada kurva juga menunjukan produk Cemara Food.
bahwa Cemara Food belum memiliki focus 4) Volume kemasan yang lebih bervariasi.
dan divergence dalam kebijakan 5) Sistem kritik dan saran bagi konsumen.
strateginya. 6) Produk dengan standar premium, khusus
untuk menjangkau segment kelas atas.
Berdasarkan grafik kanvas strategi pada
7) Buku/Dokumen berupa SOP perusahaan
Gambar 1 yang menunjukan kondisi persaingan
meliputi pedoman produksi, keuangan dan
pasar antara ketiga produk yaitu kecap merk
pemasaran sebagai acuan perusahaan
Cemara, Gurami dan Bango diketahui bahwa
Cemara Food.
kecap Cemara milik Cemara Food berada dalam
posisi samudera merah. Kondisi tersebut c. Kurangi :
menunjukan bahwa strategi yang diterapkan oleh 1) Harga yang terlalu tinggi.
perusahaan belum memiliki focus. Untuk 2) Bahan baku yang dapat menyebabkan
menerapkan perbaikan strategi usaha berdasarkan kualitas kecap menurun.
Blue Ocean Strategi, perusahaan perlu
d. Tingkatkan :
melakukan langkah-langkah strategis untuk
1) Cita rasa kecap.
pengembangan kecap Cemara dengan tujuan
2) Konsistensi warna kecap yang pekat
untuk berpindah dari kondisi samudera merah ke
merupakan harapan konsumen.
samudera biru.
3) Kebersihan dan higienitas produk.
Oleh karena itu untuk membuat sebuah
4) Kualitas alat produksi untuk mengejar
kanvas strategi diperlukan kerangka kerja 4
efisiensi dan mendukung perluasan pangsa
langkah yang hendaknya dilakukan oleh
pasar.
perusahaan untuk menuju Blue Ocean Strategi.
3.2. Analisis Kinerja Perusahaan dengan
Balanced Scorecard Puas (0,66-0,80) sehingga perusahaan harus terus
meningkatkan kinerjanya agar kepuasan
Pendekatan Balanced Scorecard
konsumen meningkat ke kriteria diatasnya yaitu
digunakan untuk menganalisis kinerja
Sangat Puas maupun hingga nilai Customer
perusahaan dengan menggunakan indikator
Satisfaction Index konsumen kecap Cemara
berupa 4 perspektif. Berikut ini merupakan hasil mencapai 100%.
analisis kinerja perusahaan dengan pendekatan
Berdasarkan nilai Customer Satisfaction
Balanced Scorecard.
Index tersebut penting bagi Cemara Food untuk
3.2.1. Perspektif Pelanggan meningkatkan kualitas dan performa kecap
Cemara karena menurut Kotler (2002), terdapat
Customer Satisfaction Index
perbedaan antara konsumen yang menyatakan
Berdasarkan pada Tabel 2. tersebut diketahui “Puas” dengan “Sangat Puas” , konsumen yang
bahwa nilai kepuasan konsumen terhadap kecap menyatakan “Puas” saja akan mudah direbut oleh
Cemara adalah sebesar 0,71 atau 71%, angka pesaing apabila pesaing dari produk kecap
tersebut menandakan bahwa secara keseluruhan Cemara menawarkan sesuatu yang lebih
konsumen Puas terhadap atribut kecap Cemara. dibanding kecap Cemara. Sedangkan konsumen
Kriteria tingkat kepuasan Customer Satisfaction yang menyatakan “Sangat Puas” mereka akan
Index sudah dijelaskan sebelumnya pada tabel 4. cenderung untuk membanggakan produk/jasa
Untuk kriteria kepuasan CSI kecap Cemara berada yang dikonsumsinya serta tak akan mudah
pada tingkat selang beralih pada produk milik perusahaan/merk
lainnya.
Tabel 2. Customer Satisfaction Index Kecap Cemara.
Dalam Persen (%) Dalam Desimal
Atribut Yi Xi MIS MSS
WF WS WF WS
Harga 149 147 3,73 3,78 9,59 36,75 0,10 0,37
Rasa 175 148 4,38 3,70 11,27 40,70 0,11 0,41
Desain Kemasan 140 120 3,50 3,00 9,01 27,00 0,09 0,27
Volume 136 135 3,40 3,48 8,76 30,38 0,09 0,30
Warna 149 142 3,73 3,65 9,59 35,50 0,10 0,36
Kekentalan 163 136 4,08 3,40 10,50 34,00 0,10 0,34
Ekonomis 161 150 4,03 3,85 10,37 37,50 0,10 0,38
Kesesuaian 154 144 3,85 3,60 9,92 36,00 0,10 0,36
Kemudahan Mendapatkan 151 146 3,77 3,75 9,72 36,50 0,10 0,37
Kemampuan
175 156 4,37 3,90 11,27 42,90 0,11 0,43
Menyedapkan
Total 38,83 35,60 100 357,23 1,00 3,57
Customer Satisfaction Index = 0,71

3.2.2. Perspektif Keuangan awal berdasarkan rata-rata penerimaan per bulan


dan dengan estimasi keuntungan sebesar 20%
a. Keuntungan Perusahaan
dari penerimaan per bulan.
Tabel 3. Keuntungan Perusahaan Selama Berdasarkan pada Tabel. 3 tersebut
Periode 2014-2015. diketahui bahwa keuntungan pada tahun 2015
meningkat sebesar Rp 6.531.840 dari tahun
Tahun Keuntungan 2014. Peningkatan keuntungan Cemara Food
2014 Rp 91.808.685 mencapai 7,11 % dari tahun 2014-2015.
2015 Rp 98.340.525 Peningkatan keuntungan mengindikasikan
Analisis keuntungan perusahaan pertumbuhan positif perusahaan.
digunakan dalam perspektif keuangan dan b. ROE (Return On Equity)
dilihat apakah terjadi kenaikan atau penurunan
keuntungan perusahaan. Berikut ini merupakan Return on equity (ROE) disebut juga
hasil perhitungan keuntungan perusahaan pada dengan laba atas equity. Analisis ROE
periode tahun 2014-2015, dengan perhitungan merupakan rasio dari perputaran total asset yang
mengkaji sejauh mana suatu perusahaan Indikator pertama yang digunakan dalam
mempergunakan sumber daya yang dimiliki perspektif bisnis internal adalah dengan melihat
untuk mampu memberikan laba atas ekuitas produksi perusahaan. Peningkatan produksi
perusahaan (Fahmi, 2014). Analisis ROE juga perusahaan dilihat berdasarkan terjadinya
berfungsi bagi para pemegang saham untuk kenaikan atau penurunan pada produksi kecap
mengetahui seberapa tinggi tingkat Cemara.
pengembalian investasi (Khoiriyah, 2015).
Tabel 6. Rata-rata produksi kecap Cemara
Berikut ini merupakan tabel perhitungan ROE
pertahun periode 2014-2015.
kecap Cemara pada perusahaan Cemara Food
pada rata-rata penggunaan modal produksi per Tahun
bulan berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. Ukuran 2014 2015 Presentase
Sumiati selaku pemilik perusahaan. Pada Tabel. 850 ml 2088 2200 Naik 5,4 %
4 diketahui bahwa hasil analisis return on equity 650 ml 1386 1498 Naik 8 %
adalah sebesar 16,4 persen yang berarti bahwa 135 ml 388 500 Naik 28,8 %
tingkat pengembalian investasi usaha kecap Sachet 683 795 Naik 16,3%
cemara sebesar 16,4% rata-rata per bulan.
Berdasarkan hasil perhitungan ROE tersebut Angka volume produksi perusahaan yang
bahwa setiap pengeluaran modal investasi semakin bertambah pada tiap periode/tahun
sebesar Rp1.000,00 maka akan diperoleh menandakan terjadinya pertumbuhan positif
pengembalian investasi sebesar Rp1.640,00 perusahaan ( Heizer dan Render, 2009).
(Khoiriyah, 2015). Apabila dilihat berdasarkan Sehingga berdasarkan teori dan data produksi
hasil analisis tersebut, maka usaha yang kecap Cemara periode 2014-2015 yang
dijalankan dinilai menguntungkan. Angka ROE mengalami peningkatan pada masing-masing
yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi kemasan, hal tersebut merupakan indikator
para pemegang saham bahwa tingkat bahwa eksistensi kecap Cemara milik
pengembalian investasi makin tinggi, sedangkan perusahaan Cemara Food mengalami
angka ROE dapat dikatakan baik apabila > 15% pertumbuhan positif, meskipun presentase dan
(Brigham dan Houston, 2007). kuantitasnya belum meningkat secara signifikan.
c. Analisis R/C Ratio b. Kepatuhan Perusahaan Terhadap Regulasi
dan Kesesuaian dengan SOP
Analisis R/C ratio diperoleh dari rasio
antara total penerimaan dan biaya total. Produk kecap Cemara telah terdaftar dan
tersertifikasi oleh Dinkes (+15%) dan Badan
Tabel 5. Rata-rata Keuntungan per Bulan Usaha Lingkungan Hidup (+10%), perusahaan juga
Pembuatan Kecap Cemara.
telah memiliki NPWP (+10%) dari Disperindag
No. Uraian Jumlah (Rp) Kab. Blitar dan telah tersertifikasi halal oleh
1 Total Penerimaan / Bulan 40.990.000 MUI (+15%). Namun Cemara Food belum
2 Total Biaya / Bulan 32.775.756 memiliki SOP(-25%) yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan dan kegiatan produksi
Total Keuntungan / Bulan 8.214.244 kecap Cemara. Kondisi tersebut tentu
Total penerimaan usaha kecap Cemara merupakan sesuatu yang kurang baik, karena
yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar menurut Wanabakti (2011), tujuan dibuatnya
Rp40.990.000,00 dengan total biaya yang pedoman berupa SOP adalah untuk menjaga
dikeluarkan perusahaan adalah sebesar konsistensi kerja yang akan memberikan
Rp32.775.756,00. Sehingga diperoleh hasil R/C dampak pada konsistensi kualitas produk yang
ratio sebesar 1,25 yang artinya bahwa usaha homogen, pun juga untuk menghindari
produksi kecap Cemara milik Cemara Food terjadinya kesalahan dan kegagalan serta sebagai
sudah menguntungkan. Dikatakan parameter mutu produk. Perusahaan juga belum
menguntungkan karena nilai R/C Ratio > 1dan memiliki sertifikasi atau legalitas dari BPOM (-
dapat disimpulkan bahwa usaha kecap cemara 25%). Berdasarkan teori tersebut tentu kinerja
layak dan menguntungkan untuk dijalankan dan Cemara Food dalam memproduksi kecap
dikembangkan. Cemara juga akan memiliki hambatan.
Presentase penilaian yang diberikan terhadap
3.2.3. Perspektif Bisnis Internal kepatuhan adalah sebesar 50% berdasarkan
a. Produksi Perusahaan kriteria penilaian yang ditentukan oleh peneliti.
3.2.4. Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan 6) Produk baru kecap Cemara berstandar
premium akan membantu perusahaan
Pada perspektif pembelajaran dan
untuk memperluas dan menjangkau
pertumbuhan perusahaan, presentase skor yang
segment konsumen baru.
diberikan peneliti adalah sebesar 70%
berdasarkan kriteria penilaian yang ditentukan b. Perspektif Keuangan terhadap Blue
oleh peneliti. Presentase tersebut dipengaruhi Ocean Strategy
oleh tingkat pertumbuhan karyawan yang stabil
1) Kegiatan promosi yang semakin gencar
selama kurun waktu 2 tahun (+10%) dan
akan memberikan peluang untuk
manajemen SDM perusahaan yang memberikan
meningkatkan jumlah penjualan kecap
apresiasi tinggi pada karyawan (+10%).
Cemara.
Presentase nilai tertinggi dipengaruhi oleh
2) Gerai toko khusus yang menjual produk
keberhasilan perusahaan mengeluarkan varian
Cemara Food termasuk kecap Cemara
produk baru Kecap Cemara ukuran 135ml pada
akan memudahkan konsumen melakukan
tahun 2012, sehingga menyumbangkan penilaian
pembelian dan juga akan mengurangi
dengan presentase (+50%). Nilai tersebut
biaya pemasaran.
menunjukan meskipun perusahaan masih
3) Alat produksi yang diperbarui akan
berskala UKM, namun kinerja serta manajerial
membantu dalam meningkatkan efisiensi
organisasi bisnis perusahaan telah cukup
produksi, sehingga penggunaan waktu
berkembang.
dan biaya akan menurun, manfaatnya
3.2.5. Pemetaan Blue Ocean Strategy dan adalah keuntungan akan naik.
Balanced Scorecard 4) Produk baru kecap Cemara yang memiliki
standar premium tentu juga memiliki
a. Perspektif Pelanggan terhadap Blue harga diatas kecap Cemara yang biasanya,
Ocean Strategy hal ini akan menjadikan peluang bagi
1) Penambahan media dan kegiatan promosi perusahaan untuk meningkatkan
akan dapat membuat kecap Cemara pendapatanya.
semakin dikenal luas oleh konsumen, c. Perspektif Bisnis Internal terhadap Blue
serta juga dapat mengikat keyakinan Ocean Strategy
konsumen pada kecap Cemara dengan
eksistensi promosi yang dilakukan oleh 1) Kebijakan menjajaki pasar baru sebagai
perusahaan. tujuan pemasaran akan memperbesar
2) Penggunaan kemasan original yang bukan peluang peningkatan keuntungan
berasal dari botol kemasan rekondisi akan perusahaan dan pertumbuhan bisnis
dapat menjaga keyakinan konsumen akan perusahaan.
produk yang higienis dan memiliki ciri 2) Fokus perusahaan yang hanya
khas. memperkenalkan kecap Cemara kemasan
3) Gerai toko resmi kecap Cemara yang 135 ml di wilayah Sidoarjo membuat
menjual berbagai jenis kecap Cemara dan produksi pada kemasan 135 ml naik
aneka produk milik Cemara Food akan memiliki presentase kenaikan paling
memudahkan konsumen dalam tinggi.
mendapatkan kecap Cemara dan juga 3) Perlu adanya peningkatan kualitas alat
sebagai sarana menjaga kedekatan produksi yang masih tradisional dengan
produk/produsen dengan pelanggan. tujuan untuk mencapai efisiensi produksi
4) Keragaman jenis ukuran kemasan akan semaksimal mungkin. Karena selain dari
memberikan banyak pilihan untuk produksi yang meningkat, pertumbuhan
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan perusahaan juga dilihat dari keuntungan
seleranya. yang bertambah setiap tahun/periodenya.
5) Fitur kritik dan saran untuk produk akan
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
membantu perusahaan dalam
terhadap Blue Ocean Strategy
mengevaluasi kinerja produk, juga sebagai
sarana untuk memberi ruang aspirasi 1) Meningkatkan kualitas SDM perusahaan
konsumen. dengan pelatihan dan pendidikan baik
yang berkaitan dengan penguasaan
teknologi maupun karakteristik
konsumen. 1) Melakukan kerjasama dengan distributor
2) Dengan keterbukaan perusahaan atas di luar Kab. Blitar untuk mempromosikan
evaluasi kritik dan saran dari konsumen dan memasarkan kecap Cemara.
mengenai produk, maka akan terjadi 2) Memperbarui atau memodifikasi alat dan
proses pembelajaran dan perkembangan sarana produksi untuk meningkatkan
karena terjalinya kedekatan komunikasi efisiensi dan volume produksi perusahaan.
antara produsen dan konsumen. 3) Mengolah limbah kecap menjadi produk
3) Kreativitas dan ide akan terus mengalir yang memiliki nilai ekonomis sehingga
dari setiap karyawan seiring dengan dapat menjadi tambahan pendapatan
tertampungnya aspirasi dan proses perusahaan, misalnya menjadi tauco.
transfer pengetahuan dan keahlian dari 4) Melakukan inovasi pada kemasan,
karyawan senior kepada junior. memperbaiki kualitas rasa, warna dan
4) Tim kerja yang solid akan tumbuh bukan bahan baku kecap untuk meningkatkan
pada saat fokus target kerja adalah CSI > 8% dalam 2 tahun kedepan.
menyesuaikan selera pasar, melainkan
pada tumbuhnya kualitas, kreativitas dan Daftar Pustaka
apresiasi terhadap kinerja karyawan.
Brigham dan Houston. 2007. Essential of
Financial Management. Singapore.
4. Kesimpulan
Thompson.
a. Analisis kinerja Perusahaan
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologi
1) Perspektif Keuangan : Likuiditas Konsumen. Yogyakarta. Graha Ilmu.
keuangan danpenggunaanmodal
Handoko, Tani dan Dharmmesta, Basu Swasta.
perusahaan sudah baik dengan indikator
2012. Manajemen Pemasaran :
R/C ratio sebesar 1,25, nilai ROE sebesar
Analisis Perilaku Konsumen. Edisi
16,4% dan terjadi peningkatan produksi
Pertama. Yogyakarta. Universitas
dari tahun 2014-2015 sebesar 7,11%.
Gajah Mada.
2) Perspektif Konsumen : Nilai CSI sebesar
0,71 (71%) yang berarti bahwa tingkat Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009.
kepuasan konsumen pada kecap Cemara Manajemen Operasi. Buku 1. Edisi 9.
masih belum maksimal, sehingga harus Jakarta. Salemba Empat.
ditingkatkan hingga level “Sangat Puas”
Hermawan, Sigit. 2013. Akutansi Perusahaan
(>80%).
Manufaktur. Yogyakarta. Graha Ilmu.
3) Perspektif Bisnis Internal : Terjadinya
peningkatan kapasitas produksi rata-rata Ichsan, Muhammad., Sukarno, Edy., dan
kecap Cemara dari tahun 2014-2015 Yuwono, Sony. 2007. Petunjuk Praktis
menandakan terjadinya pertumbuhan Penyusunan Balanced Scorecard.
positif perusahaan dan merupakan Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
indikator semakin meningkatnya
Khoiriyah, Lailiyatul. 2015. Strategi
eksistensi produk Kecap Cemara.
Pengembangan Usaha Sayuran
4) PerspektifPembelajarandan
Organik Suka Karya Garden Dengan
Perkembangan : Presentase nilai
Pendekatan Blue Ocean Strategy Dan
kepatuhan perusahaan terhadap regulasi
Balanced Scorecard. Skripsi. Jurusan
hanya sebesar 50% disebabkan ketiadaan
SOP perusahaan yang juga menjadi faktor Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya.
penyebab produk tidak memiliki
sertifikasi dari BPOM. Kim, W. Chan dan Mauborgne, Renee. 2005.
Blue Ocean Strategi. Boston : Harvard.
b. Rekomendasi strategi pengembangan
Deterjemahkan oleh : Serambi Ilmu
kecap Cemara berdasarkan pendekatan
Semesta. Jakarta.
Blue Ocean Strategy terhadap Balanced
Scorecard berurutan sesuai prioritas Kotler, Philip. 2002. Marketing Management :
terdekat yang dapat diselesaikan adalah The Millennium Edition. New Jersey.
sebagai berikut : Upper Saddle River.
Norton David P . dan Kaplan Robert S. 2004.
Menerapkan Strategi Menjadi Aksi :
Balanced Scorecard. Jakarta.
Erlangga.
Olson, Jerry dan Peter, Paul J. 2014. Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Edisi 9. Buku 2. Jakarta. Salemba
empat.
Sedarmayanti, Hj. dan Hidayat, Syarifuddin.
2002. Metodologi Penelitian.
Bandung. Mandar Maju
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2013. TEORI, KUISIONER &
ANALISIS DATA: Untuk Pemasaran
dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
Wanabakti, Angih dan Dwihardo, Nelman. 2011
Pengaruh Pelatihan, Penerapan Sop,
Reward System, Lingkungan Kerja
Dan Peralatan Terhadap Produktivitas
Teknisi. Skripsi. Universitas
Hasanuddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai