Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN PRODUK SIMETRI COFFEE ROASTER PURI
DI JAKARTA

DISUSUN OLEH
NAMA : TASYA LIZA AQSHA
NPM : 41183402170202
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN – S1

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM 45
BEKASI
2020
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekuitas merek di


SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan terhadap keputusan pembelian
konsumen. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Data primer
didapatkan melalui survei menggunakan kuisioner yang menggunakan
pertanyaan tertutup dalam pilihan jawaban skala Likert dan dari wawancara
dengan manajemen SIMETRI. Sample dalam penelitian ini adalah 100 konsumen
SIMETRI Coffee Roasters, yang dihitung berdasarkan rumus Slovin, dan
disebarkan berdasarkan metode convenience sampling pada Mei 2018. Ekuitas
merek berperan sebagai variable bebas dan keputusan pembelian sebagai variable
terikat. Deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui bagaimana ekuitas
merek dan keputusan pembelian konsumen SIMETRI. Ekuitas merek terdiri dari
empat dimensi yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan
loyalitas merek. Sedangkan analisis korelasi dan regresi digunakan untuk
mengukur hubungan dan pengaruh ekuitas merek dengan keputusan pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekuitas merek dan keputusan pembelian
memiliki hubungan yang kuat dan positif, serta pengaruh yang signifikan.

Kata Kunci : Ekuitas Merek, Keputusan Pembelian, Kedai Kopi, Persepsi


Kualitas
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga tugas proposal penelitian “PENGARUH EKUITAS
MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMETRI
COFFEE ROASTER PURI DI JAKARTA” dapat diselesaikan. Tugas ini di
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah seminar pemasaran.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
proposal penelitian ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam


penulisannya, untuk itu kritik dan saran akan sangat berharga untuk penulis
dalam memperbaiki penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi semua usaha kita, Amin.

Bekasi, Juni 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kopi adalah salah satu jenis minuman yang sangat diminati saat ini.
Meski minuman ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, namun eksistensi nya
tetap lah yang paling dicari oleh banyak orang. Disamping aromanya yang enak
untuk dinikmati, kopi juga dipandang memiliki manfaat. Kandungan antioksidan
pada kopi dapat bekerja secara optimal untuk menangkal radikal bebas dalam
tubuh. Tubuh akan terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular, gangguan
pencernaan, serta kematian dini. Bahkan apabila mengonsumsi dengan takaran 2-
3 gelas atau setara dengan 170-375 mg kafein per hari bisa menurunkan resiko
disfungsi erektil.

Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil komoditas kopi,


serta mampu memenuhi permintaan dalam negeri untuk biji kopi robusta dan
arabika dengan kualitas tinggi. Dengan semakin banyaknya persaingan jumlah
gerai kopi di pasar, meningkat pula ketajaman persaingan di antara merek yang
beroperasi (Massie, 2013). Menurut Soebianto (2014) dunia pemasaran sekarang
ini, apabila perusahaan ingin tetap bertahan dan melangkah lebih maju untuk
memenangkan persaingan dinilai perlu mengetahui kondisi ekuitas merek
produknya. Teori ini pun semakin diperkuat oleh Durianto, yang juga
menyatakan bahwa semakin kuatnya ekuitas merek suatu produk, semakin kuat
pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang
selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian (Massie,
2013).

Maka dari itu, perusahaan perlu mengidentifikasi elemen – elemen


ekuitas merek yang mampu mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan dalam
keputusan pembelian yang dibuatnya (Khasanah, 2013). Begitu pula dengan
SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan yang merupakan salah satu dari 189
gerai kedai kopi yang menjadi pelopor kedai kopi artisan di Kawasan Puri Indah
yang dibuka pada Januari 2015. Penelitian ini dilakukan agar pengusaha kopi
mampu mengetahui seberapa banyak peminat yang akan memilih dan
mengonsumsi produk dengan merek yang dijualnya, hingga pada pembuatan
startegi untuk meningkatkan daya beli konsumen.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah penelitian ini adalah :
1. Evaluasi terhadap ekuitas merek dimata konsumen pada SIMETRI Coffee
Roasters Puri Kembangan.
2. Analisis terhadap keputusan pembelian konsumen di SIMETRI Coffee
Roasters Puri Kembangan.
3. Analisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen di
SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel


independen (ekuitas merek) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian
konsumen) di SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan. Adapun alasan
penelitian ini dilakukan adalah

1. Mengetahui ekuitas merek dimata konsumen pada SIMETRI Coffee Roasters


Puri Kembangan.
2. Mengetahui keputusan pembelian konsumen di SIMETRI Coffee Roasters
Puri Kembangan.
3. Mengetahui pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian
konsumen di SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis pada
pengembangan teori pemasaran dan perilaku konsumen. Khususnya
digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk
memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi ekuitas merek produk SIMETRI Coffee Roaster.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi


manajemen perusahaan khususnya dibidang pemasaran, selain itu hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Nedi (2008) dalam Jurnal penelitiannya yang berjudul “Hubungan Citra


Merek (Brand Image) dan Keputusan Pembelian (Studi Kasus Bank Muamalat
Indonesia Palembang)”. Variabel bebas: citra merek ( X ) yang terdiri atas
produsen ( X ¿ ¿1)¿, citra konsumen ( X ¿ ¿2)¿, citra produk ( X ¿ ¿3)¿, sedangkan
variabel terikat: keputusan pembelian (Y). Populasinya adalah seluruh nasabah
Bank Muamalat dan sampelnya adalah 100 responden dengan instrumen
kuesioner sedangkan teknik pengambilan sampel adalah non probability
sampling dengan cara purposive sampling. Teknik analisisnya menggunakan uji
validitas, reabilitas, uji parsial (uji T) dan uji F, tabulasi silang, regresi berganda,
dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra produk sebagian besar
konsumen adalah positif, sehingga semakin positif persepsi konsumen terhadap
citra produk maka semakin besar pula proses keputusan pembelian konsumen
terhadap Bank Muamalat Indonesia Palembang.

Susilawati, P (2009) dalam Jurnalnya yang berjudul “Analisis Pengaruh


Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek
Acer di Kota Semarang”. Dimana variabel bebas adalah citra merek dan kualitas
produk sedangkan variabel terikat adalah keputusan pembelian. Teknik
pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan cara purposive
sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien
korelasi, koefisien determinasi, regresi linier sederhana, regresi linier berganda
Uji T dan Uji F.

Adapun perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan


penelitian saat ini. Hal ini merupakan kontribusi yang dapat diambil untuk
penelitian selanjutnya. Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian saat ini dapat dilihat pada tabel berikut.
No Penulis/Judul Persamaan Perbedaan
1 Nedi (2008)  Variabel  Variabel
“Hubungan Citra terikatnya bebasnya
Merek (Brand Image) tetap adalah adalah citra
dan Keputusan keputusan merek (brand
Pembelian (Studi pembelian image)
Kasus Bank  Teknik  Teknik
Muamalat Indonesia pengambilan pengambilan
Palembang)”. sampel yaitu sampel
dengan cara dengan cara
non purposive
probability sampling,
sampling sedangkan
 Teknik pada
analisis yang peneilitian ini
menggunakan menggunakan
uji validitas, cara
reabilitas, uji convenience
parsial (uji T) sampling
dan uji F,  Salah satu
regresi teknik
berganda, dan analisis yang
korelasi digunakan
adalah
tabulasi
silang,
sedangkan
pada
peneilitian ini
teknik
analisis
tersebut tidak
digunakan
2. Susilawati, P (2009)  Variabel  Variabel
“Analisis Pengaruh terikatnya bebasnya
Citra Merek dan tetap adalah adalah citra
Kualitas Produk keputusan merek dan
Terhadap Keputusan pembelian kualitas
Pembelian Laptop  Teknik produk
Merek Acer di Kota pengambilan  Teknik
Semarang” sampel yaitu pengambilan
dengan cara sampel
non dengan cara
probability purposive
sampling sampling,
sedangkan
pada
peneilitian ini
menggunakan
cara
convenience
sampling
2.2 Kajian Teoritis
2.2.1 Ekuitas merek

Merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan


suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan
perusahaan (Aaker, 1997). Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen
berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan
profitabilitas yang dimiliki (Kotler & Keller, 2018). Ekuitas merek menurut
Aaker (1997) dapat dikelompokkan dalam empat dimensi yaitu kesadaran merek,
asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.

1) Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek adalah tahap pertama untuk menciptakan ekuitas


merek (Buil, Martinez & Chernatony, 2013). Kesadaran merek berkaitan
dengan kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu Aaker
(1997). Menurut Keller (2013) kesadaran merek terdiri atas dua dimensi:

a) Brand recognition adalah kemampuan konsumen untuk mengenali


sebuah merek yang sudah diperlihatkan sebagai isyarat
b) Brand recall adalah kemampuan konsumen untuk mencetuskan merek
dalam ingatan ketika diberitahukan kategori produk, kebutuhan yang
dapat dipenuhi, pembelian atau situasi penggunaan sebagai isyarat.
2) Asosiasi Merek (Brand Associations)

Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori


atau ingatan terhadap sebuah merek (Tjiptono, 2008). Menurut Aaker (1997)
terdapat tiga dimensi untuk mengukur asosiasi merek yaitu:

a) Attribute; yaitu penggambaran karakteristik suatu merek, apa yang


konsumen pikirkan terkait dengan merek atau yang dimiliki atau
melekat pada merek tersebut ketika membeli atau mengkonsumsinya
(Keller, 2013). Atribut produk dibagi menjadi beberapa indikator
antara lain kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk,
pelayanan pendukung produk, merek, kemasan, dan label (Kotler &
Armstrong, 2011).
b) Manfaat, yaitu nilai pribadi konsumen yang melekat pada atribut
produk atau layanan dan dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu
functional, experiential, dan symbolic (Keller, 2013).
c) Attitude, yaitu evaluasi kesukaan atas penggunaan produk yang
berkaitan dengan motivasi diri sendiri (Aaker, 1997).
3) Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhdapa kualitas atau


keunggulan suatu produk atau layanan jasa ditinjau dari fungsinya secara
relative dengan produk lain (Simamora, 2003). Menurut Pappu et al. (2005),
persepsi kualitas dari konsumen terkait dengan kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan. Kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan biasanya dalam
keadaan baik dan konsisten.

4) Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Loyalitas merek adalah ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu


merek dan merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral
dalam pemasaran karena hal ini merupakan ukuran keterkaitan seorang
pelanggan pada sebuah merek (Priansa, 2017). Loyalitas merek menurut
Algesheimer (2005) memiliki dua dimensi;

a) Behavioural brand loyalty, didefinisikan sebagai komitmen yang


dipegang teguh untuk membeli kembali atau mengulang produk atau
pelayanan yang disukai secara konsisten di masa depan, meskipun
terdapat pengaruh situasional dan upaya pemasaran yang
menunjukkan potensi untuk menyebabkan peralihan perilaku.
b) Attitudinal brand loyalty, didefinisikan pada niat pembelian berulang,
kesediaan untuk membayar harga premium atau kesediaan konsumen
yang loyal untuk mengeluarkan uang lebih besar untuk memperoleh
merek dan adanya niat untuk melakukan word of mouth yang
cendurung untuk berbicara mengenai hal – hal baik tentang merek.

2.2.2 Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya


merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan (Dharmmesta & Handoko, 2010).
Keputusan pembelian konsumen merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan
dan terdiri dari tujuh komponen yaitu jenis produk, bentuk produk, merek,
penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran (Dharmmesta
dan Handoko, 2013).

1) Jenis Produk

Terdapat tiga indikator dalam pemilihan produk (Kotler & Armstrong,


2011) yaitu:

a) Keunggulan produk, yang berupa tingkat kualitas yang diharapkan


oleh konsumen pada produk yang dibutuhkannya dari berbagai
pilihan produk.
b) Manfaat produk, yang berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan
oleh konsumen pada setiap pilihan produk dalam memenuhi
kebutuhannya. (c) Pemilihan produk, yang berupa pilihan konsumen
pada produk yang dibelinya, sesuai dengan kualitas yang diinginkan
dan manfaat yang akan diperolehnya.
2) Bentuk Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk


tertentu. Keputusan tersebut berkaitan dengan ukuran, mutu, suara, corak,
dan sebagainya (Dharmmesta dan Handoko, 2010).

3) Merek

Terdapat tiga indikator dalam memilih merek (Kotler & Armstrong,


2011) yaitu:
a) Ketertarikan pada merek, yang berupa ketertarikan pada citra merek
yang telah melekat pada produk yang dibutuhkan.
b) Kebiasaan pada merek, dimana konsumen memilih produk yang
dibelinya dengan merek tertentu karena telah biasa menggunakan
merek tersebut pada produk yang diputuskan untuk dibeli.
c) Kesesuaian harga, dimana konsumen selalu mempertimbangkan harga
yang sesuai dengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk
memiliki citra merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat
yang besar, konsumen tidak akan segan mengeluarkan biaya tinggi
untuk mendapatkan produk tersebut.
4) Penjual

Adapun faktor– faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memilih


penyalur (Kotler & Armstrong, 2011) yaitu;

a) Pelayanan yang diberikan, dimana pelayanan yang baik serta


kenyamanan yang diberikan oleh distributor ataupun pengecer pada
konsumen membuat konsumen akan selalu memilih lokasi tersebut
untuk membeli produk yang dibutuhkannya.
b) Kemudahan untuk mendapatkan, dimana lokasi pendistribusian
(pengecer, grosir, dan lain – lain) mudah dijangkau dalam waktu
singkat dan menyediakan barang yang dibutuhkan.
c) Persediaan barang, dimana kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap suatu produk tidak dapat dipastikan terjadinya, tetapi
persediaan barang yang memadai pada penyalur akan membuat
konsumen memilih untuk melakukan pembelian di tempat tersebut
5) Jumlah Produk

Terdapat dua indikator dalam jumlah produk (Kotler & Armstrong,


2011) yaitu;

a) Keputusan jumlah pembelian, dimana selain keputusan pada suatu


pilihan merek yang diambil konsumen, konsumen juga dapat
menentukan jumlah produk yang akan dibelinya sesuai kebutuhan.
b) Keputusan pembelian untuk persediaan, dimana konsumen membeli
produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan
beberapa tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk yang
mungkin dibutuhkan pada saat mendatang.
6) Waktu Pembelian

Terdapat tiga perbedaan pemilihan waktu pembelian (Kotler &


Armstrong, 2011) yaitu;

a) Kesesuaian dengan kebutuhan, dimana ketika seseorang merasa


membutuhkan sesuatu dan merasa perlu melakukan pembelian, ia
akan melakukan pembelian.
b) Keuntungan yang dirasakan, dimana ketika konsumen memenuhi
kebutuhannya terhadap suatu produk pada saat tertentu, saat itu
konsumen akan merasakan keuntungan sesuai kebutuhannya melalui
produk yang dibeli sesuai waktu dibutuhkannya.
c) Alasan pembelian, dimana setiap produk selalu memiliki alasan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada saat dibutuhkan.
7) Cara Pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara


pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau cicilan. Keputusan
tersebut akan memengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah
pembeliannya. Perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap
cara pembayaran (Dharmmesta dan Handoko, 2010).

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan landasan teori, maka dapat dapat disusun kerangka


pemikiran dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam gambar dibawah ini. Model
tersebut terdiri dari satu variabel dependen, yaitu Keputusan Pembelian. Serta
empat variabel independen, yaitu Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi
Kualitas, dan Loyalitas Merek.
2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori-teori dan literatur yang relevan dan dijadikan acuan, belum
berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi,
hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum merupakan jawaban yang empirik (Sugiyono, 2011).

Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan pustaka, dan tinjauan terhadap


penelitian terdahulu, maka dirumuskan empat hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu:

H1: Kesadaran Merek (X1), berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian


(Y).

H2: Asosiasi Merek (X2), berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian


(Y).

H3: Persepsi Kualitas (X3) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian


(Y).

H4: Loyalitas Merek (X4) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian


(Y).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SIMETRI Coffee Roaster Puri yang


beralamat di Jl. Puri Kembangan Raya No. 10D, Puri Indah, Jakarta. Peneliti
memilih lokasi ini, karena di daerah ini masih banyak terdapat perbedaan
perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan dalam proses sosialisasi dalam
keluarga. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat
Desa Sikumpul yang memiliki setidaknya anak perempuan dan laki-laki dalam
keluarganya.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam proposal penelitian ini adalah penelitian kuantitatif


dengan pendekatan statistik deskriptif. merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data primer melalui survei menggunakan kuisioner yang
menggunakan pertanyaan tertutup dalam pilihan jawaban skala Likert dan dari
wawancara dengan manajemen SIMETRI. Dalam penelitian ini tidak ada
perlakuan yang ditambahkan atau dikurangi dalam perolehan data di lapangan,
penelitian ini menggambarkan suatu gejala, kondisi dan sifat situasi secara apa
adanya tanpa adanya manipulasi pada waktu penyelidikan lapangan dilakukan.
Tujuan penelitian deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui bagaimana
ekuitas merek dan keputusan pembelian konsumen SIMETRI. Dimana ekuitas
merek terdiri dari empat dimensi yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi
kualitas dan loyalitas merek. Sedangkan analisis korelasi dan regresi digunakan
untuk mengukur hubungan dan pengaruh ekuitas merek dengan keputusan
pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekuitas merek dan keputusan
pembelian memiliki hubungan yang kuat dan positif, serta pengaruh yang
signifikan.
3.3 Populasi, Sampel, Pilot Study dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen SIMETRI Coffee


Roasters Puri Kembangan periode Januari 2017-Januari 2018 yang pernah
mengkonsumsi produk SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan dengan total
sebanyak 23,226 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin,


sehingga diperoleh hasil sebanyak 99,57, yang kemudian dibulatkan menjadi 100
responden.

3.3.3 Pilot Study

Selanjutnya penelitian ini juga menggunakan Pilot study yang dilakukan


kepada 30 responden pada 24-26 Mei 2018.

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


non propability sampling dan convenience sampling, dimana peneliti tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2016).

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap


dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata
dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang


mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel
terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah locus of
control dan kepribadian.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas.Variabel terikat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kinerja.

Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari


masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-
indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat
pada table berikut ini :

Jenis
Definisi Indikator Skala
Variabel
Ekuitas Ekuitas merek 1) Kesadaran Skala Likert
Merek (X) didefinisikan sebagai Merek
suatu merek, nama (Brand
dan simbolnya, yang Awareness)
menambah atau (Buil,
mengurangi nilai Martinez &
yang diberikan oleh Chernatony,
sebuah barang atau 2013).
jasa kepada 2) Asosiasi
perusahaan (Aaker, Merek
1997). (Brand
Associations)
(Tjiptono,
2008).
3) Persepsi
Kualitas
(Perceived
Quality)
(Simamora,
2003).
4) Loyalitas
Merek
(Brand
Loyalty)
(Priansa,
2017).
Keputusan Keputusan Jenis Produk (Kotler Skala Likert
Pembelian pembelian & Armstrong, 2011).
(Y) mendefinisikan a. Keunggulan
kumpulan dari produk.
sejumlah keputusan b. Manfaat
(Dharmmesta dan produk
Handoko, 2013) c. Pemilihan
produk
Bentuk Produk
(Dharmmesta dan
Handoko, 2010).
a. Ukuran
b. Mutu
c. Suara
d. Corak
Merek (Kotler &
Armstrong, 2011).
a. Ketertarikan
pada merek
b. Kebiasaan
pada merek
c. Kesesuaian
harga
Penjual (Kotler &
Armstrong, 2011).
a. Pelayanan
yang
diberikan
b. Kemudahan
untuk
mendapatkan
c. Persediaan
barang,
Jumlah Produk
(Kotler & Armstrong,
2011).
a. Keputusan
jumlah
pembelian
b. Keputusan
pembelian
untuk
persediaan
Waktu Pembelian
(Kotler & Armstrong,
2011).
a. Kesesuaian
dengan
kebutuhan
b. Keuntungan
yang
dirasakan
c. Alasan
pembelian
Cara Pembayaran
(Dharmmesta dan
Handoko, 2010).
a. Tunai (Cash,
Debit)
b. Cicilan
(Kredit)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka.2 Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah: Jumlah
guru, siswa dan karyawan, jumlah sarana dan prasarana, dan hasil angket.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
responden penelitian, baik berupa hasil kuesioner dan wawancara, data primer ini
akan menjadi sumber data yang utama dalam penelitian ini.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk


mengumpulkan data, menganalisis dan menyajikan data yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Teknik dan cara yang digunakan penulis dalam
melakukan pengumpulan data sebagai berikut:

1) Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan
tujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang relevan mengenai
variabel-variabel penelitian yang diukur dalam penelitian ini. Kuisioner ini
akan dibagikan kepada responden yaitu konsumen SIMETRI Coffee Roasters
Puri Kembangan periode Januari 2017-Januari 2018.

Pada penelitian ini, data primer didapatkan melalui hasil olah


kuisioner dan wawancara. Kuisioner disebarkan secara langsung kepada
responden pada 24 hingga 31 Mei 2018. Kuisioner menggunakan skala likert

5 = Sangat Setuju

4 = Setuju

3 = Cukup Setuju

2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

2) Wawancara
Proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan subyek dengan
memakai panduan wawancara. Dalam wawancara ini peneliti mengadakan
komunikasi langsung dengan pihak-pihak terkait yaitu CEO dan Co-owner
SIMETRI Coffee Roasters.
3) Observasi

Merupakan teknik penelitian dengan mengadakan penelitian langsung


terhadap objek penelitian untuk memperoleh data primer secara langsung dari
responden yang dijadikan sampel penelitian. Data yang didapat dari hasil
observasi selanjutnya dianalisis.

3.7 Teknik Penskalaan Data

Teknik penskalaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert untuk menyusun konseptualisasi dan mengumpulkan asumsi (aturan-
aturan) mengenai hubungan antara skala tersebut dengan observasi nyatanya.
Tingkat ukuran dengan skala Likert, yaitu dimana seorang responden dihadapkan
pada beberapa pertanyaan kemudian diminta memberikan jawabannya (Algifari,
2001).

3.8 Uji Instrumen


3.8.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang


digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang
validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan kecil, sehingga data
yang terkumpul merupakan data yang memadai. Validitas menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item, yaitu


mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item
tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono
(2010:178) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika koefisien korelasi r 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid,


b. Jika koefisien korelasi r 0,30 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan korelasi Pearson
Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
𝑟 = Koefisien korelasi product moment
𝑋𝑖 = Variabel independen (variabel bebas)
𝑌𝑖 = Variabel dependen (variabel terikat)
𝑛 = Jumlah responden (sampel)
Σ𝑋𝑖𝑌𝑖 = Jumlah perkalian variabel bebas dan variabel terikat

3.9 Metode Analisis Data

Setelah data tersebut dikumpulkan, kemudian data tersebut dianalisis


dengan menggunakan teknik pengolahan data. Analisis data yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang
tercantum dalam identifikasi masalah. Metode analisis data yang digunakan
adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software IBM SPSS
Statistics 25.

Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses


penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh.
Menurut Sugiyono (2013:206) yang dimaksud dengan analisis data adalah
sebagai

berikut:

“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden


terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.” Adapun analisis data
yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1) Mengevaluasi ekuitas merek dimata konsumen pada SIMETRI Coffee


Roasters Puri Kembangan.
2) Menganalisis keputusan pembelian konsumen di SIMETRI Coffee Roasters
Puri Kembangan.
3) Menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian
konsumen di SIMETRI Coffee Roasters Puri Kembangan baik secara
simultan maupun parsial.

Setelah adanya analisis antara data di lapangan dengan kepustakaan


kemudian diadakan perhitungan hasil kuesioner agar hasil analisis dapat
teruji dan dapat diandalkan. Setiap masing-masing item dari kuesioner
memiliki nilai yang berbeda, yaitu:

Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan


dianalisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik. Untuk menilai
variabel X dan variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan ratarata
(mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata (mean) ini diperoleh dengan
menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan
jumlah responden. Untuk rumus rata-rata digunakan sebagai berikut:
Keterangan:

Me = Rata-rata

ΣXi = Jumlah nilai X ke-i sampai ke-n

ΣYi = Jumlah nilai Y ke-i sampai ke-n

n = Jumlah responden yang akan dirata-rata

Setelah diperoleh rata-rata dari masing-masing variabel kemudian


dibandingkan dengan kriteria yang peneliti tentukan berdasarkan nilai terendah
dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan nilai tertinggi itu
masingmasing peneliti ambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner
dikalikan dengan nilai terendah (1) dan nilai tertinggi (5) yang telah ditetapkan.

Berdasarkan nilai tertinggi dan terendah tersebut, maka dapat ditentukan


rentang interval yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah, sedangkan
menghitung panjang kelas dengan cara rentang interval dibagi dengan jumlah
kelas.

3.8 Analisis Korelasi dan Regresi

3.8.1 Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui besarnya atau


kekuatan hubungan antara seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara bersamaan. Menurut Sugiyono (2013:256) koefisien korelasi tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut:
ryx=
∑ xy
√ ∑ x2 y2
Keterangan:

r𝑦𝑥 = Korelasi antara variabel X dengan variabel Y

𝑥 = X i − X́

y = Y i−Ý

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar

atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini:


3.8.2 Analisis Regresi Berganda

Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas yang akan
diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka proses
analisis regresi yang dilakukan adalah menggunakan analisis regresi
berganda.

Menurut Sugiyono (2013:277) mendefinisikan bahwa:

“Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud


meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasinya (dinaik-turunkannya)”. Persamaan regresi berganda untuk
dua prediktor yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽𝑥

Keterangan:

𝑌 = Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


𝛼 = Koefesien konstanta
𝛽 = Koefesien regresi
𝑥 = Kompetensi Sumber Daya Manusia

3.10 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara


parsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F). Hipotesis yang akan diuji dan
dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan antara variabel bebas yaitu ekuitas
merek dengan variabel terikat yaitu keputusan pembelian.

Menurut Nazir (2005:394) tingkat signifikan (significant level) yang


sering digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai cukup ketat dalam
menguji hubungan variabel-variabel yang diuji atau menunjukkan bahwa korelasi
antara kedua variabel cukup nyata. Di samping itu tingkat signifikansi ini umum
digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Tingkat signifikansi 0,05 artinya adalah
kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas
95% atau toleransi kesalahan sebesar 5%. Hipotesis yang dibentuk dari variabel-
variabel tersebut adalah sebagai berikut:

- H0 : β = 0, artinya ekuitas merek secara parsial tidak terdapat pengaruh


terhadap keputusan pembelian produk SIMETRI Coffee Roaster

- H0 : β ≠ 0, artinya ekuitas merek secara parsial terdapat pengaruh terhadap


keputusan pembelian produk SIMETRI Coffee Roaster

3.10.1 Uji Parsial (t-test)

Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji korelasi) dengan


menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat pengaruh
antara masing-masing variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Menurut Sugiyono (2013:250) menggunakan rumus:

Keterangan:

𝑡 = Nilai uji t

𝑟 = Koefisien korelasi pearson

𝑟2 = Koefisien determinasi

𝑛 = Jumlah sampel

Hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan


menggunakan tingkat kesalahan 0,05 uji dua pihak dan db = n - 2, kriteria
sebagai berikut:

- H0 diterima bila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

- H0 ditolak bila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau −𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙


Jika hasil pengujian statistik menunjukkan H0 ditolak, maka berarti
variabelvariabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Tetapi
apabila H0 diterima, maka berarti variabel-variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Dalam pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan uji
signifikan atau uji parameter r, maksudnya untuk menguji tingkat signifikansi
maka harus dilakukan pengujian parameter r.

3.10.2 Uji Simultan (F-test)

Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter β (uji


korelasi) dengan menggunakan uji F-statistik. Untuk menguji pengaruh
variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat
digunakan uji F. Menurut Sugiyono (2013:257) dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

𝐹ℎ = Nilai uji F

𝑅2 = Koefisien korelasi berganda

𝑘 = Jumlah variabel independen

𝑛 = Jumlah anggota sampel

Distribusi F ini ditentukan oleh derajat kebebasan pembilang dan penyebut,

yaitu k dan n – k – 1 dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Untuk uji


F, kriteria yang dipakai adalah:

- H0 diterima bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙


- H0 ditolak bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Bila H0 diterima, maka dapat diartikan bahwa signifikannya suatu pengaruh


dari variabel-variabel independen secara bersama-sama atas suatu variabel
dependen dan penolakan H0 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
dari variabel-variabel independen yang secara bersama-sama terhadap suatu
variabel dependen.

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap


variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi.

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi sebagai


ukuran untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel yang
digunakan. Koefisien determinasi menjelaskan proporsi variasi dalam
variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh hanya satu variabel independen
(lebih dari satu variabel bebas:

Xi; i = 1, 2, 3, 4, dst.) secara bersama-sama.

Sementara itu R adalah koefisien korelasi majemuk yang mengukur tingkat


hubungan antara variabel dependen (Y) dengan semua variabel independen
yang menjelaskan secara bersama-sama dan nilainya selalu positif.
Selanjutnya untuk melakukan pengujian koefisien determinasi (adjusted R2)
digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel
independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen.

Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1).

Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara


variabel independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R2 semakin
besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R2 semakin kecil
bahkan mendekati nol, maka dapat dikatakan semakin kecil pula pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus koefisien
determinasi adalah sebagai berikut:

𝐾𝑑 = 𝑅2 𝑋 100%
Keterangan:

𝐾𝑑 = Besar atau jumlah koefisien determinasi

𝑅2 = Nilai koefisien korelasi

Sedangkan kriteria dalam melakukan analisis koefisien determinasi adalah

sebagai berikut:

a) Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap


variabel dependen lemah, dan

b) Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen


terhadap variabel dependen kuat.

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi atau


seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (Independent) terhadap
variabel terikat (Dependent), digunakan pedoman yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2013:250).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Profil Responden


4.1.1 Jenis Kelamin

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat:

Tabel 4.1.1

Jenis Kelamin Rersponden

Jenis Kelamin Jumlah Presentase


Laki-laki 58 58%
Perempuan 42 42%
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.1.1 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 58%


responden adalah laki-laki sedangkan 42% adalah perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen yang membeli produk kopi
SIMETRI Coffee Roaster adalah laki-laki. Dan menunjukkan laki-laki
sebagai perilaku konsumen yang sering melakukan pembelian produk kopi
SIMETRI Coffee Roaster dibandingkan laki-laki.
4.1.2 Usia Responden

Gambaran umum responden berdasarkan usia dapat dilihat:

Tabel 4.1.2

Usia Responden

Usia Jumlah Presentase


≤ 22 tahun 25 25%
23 – 30 tahun 52 52%
31 – 40 tahun 17 17%
≥40 tahun 6 6%
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.1.2 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 52%


adalah responden yang berusia 23 - 30 tahun, 25% adalah responden yang
berusia di bawah 22 tahun, 17% adalah responden yang berusia 31 – 40
tahun, dan sisanya 6% adalah responden yang berusia diatas 40 tahun. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas konsumen yang membeli produk di SIMETRI
Coffee Roaster adalah responden yang berusia 23 - 30 tahun dan
membuktikan bahwa konsumen yang berusia 23 - 30 tahun menyukai produk
SIMETRI Coffee Roaster.

4.1.3 Jenis Pekerjaan

Gambaran umum responden berdasarkan pendapatan per bulan dapat dilihat:


Tabel 4.1.3

Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase


Karyawan 44 44%
Wirausaha 32 32%
Pelajar 22 22%
Lainnya 2 2%
Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.1.3 di atas dapat diketahui sebanyak 44% adalah


mayoritas responden yang bekerja sebagai karyawan, kemudian sebanyak
32% adalah responden yang bekerja sebagai wirausaha, 22% adalah
responden yang bekerja sabagai pelajar, dan sisanya sebesar 2% adalah
responden dengan jenis pekerjaan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas konsumen yang membeli produk di SIMETRI Coffe Roaster
adalah yang bekerja sebagai karyawan dan menunjukan konsumen mampu
membeli produk SIMTERI Coffee Roaster.

4.1.4 Domisili Saat Ini

Tabel 4.1.4

Domisili Saat Ini

Domisili Saat
Jumlah Presentase
Ini
Jakarta 84 84%
Bekasi 2 2%
Tangerang 10 10%

Bogor 1 1%

Lainnya 3 3%

Sumber: Data primer, 2018


Berdasarkan tabel 4.1.4 di atas dapat diketahui sebanyak 84% adalah
mayoritas responden saat ini berdomisili di Jakarta, kemudian sebanyak 2%
adalah responden yang saat ini berdomisili di Bekasi, 10% adalah responden
yang saat ini berdomisili di Tangerang, sebesar 1% adalah responden dengan
saat ini berdomisili di Bogor, dan terakhir sebanyak 3% adalah responden
yang saat ini berdomisili di wilayah lainnya. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas konsumen yang membeli produk di SIMETRI Coffe Roaster
adalah yang berdomisili saat ini di Jakarta dan menunjukan bahwa konsumen
di Jakarta lebih dekat jangkauannya untuk membeli produk SIMTERI Coffee
Roaster.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis ini akan menjelaskan tentang deskriptif penilaian responden


terhadap variabel penelitian yang terdiri dari : kesadaran merek, asosiasi merek,
persepsi kualitas, loyalitas merek, dan keputusan pembelian yang diukur
menggunakan skala likert dengan nilai bobot skor yang tertinggi 5 dan terendah
1. Sebagai berikut deskriptif penilaian responden terhadap masing-masing item
variabel penelitian :

Tabel 4.2
Interval Penilaian
Interval Keterangan
1.00 – 1.80 Sangat tidak setuju
1.81 – 2.60 Tidak setuju
2.61 – 3.40 Cukup Setuju
3.41 – 4.20 Setuju
4.21 – 5.00 Sangat Setuju

Hasil dari deskriptif penilaian responden terhadap variabel penelitian dapat

dilihat sebagai berikut:

4.2.1 Variabel Kesadaran Merek

Tabel 2.1
Kesadaran Merek

No Variabel Rata-rata Kategori


Dapat mengenali merek bila diberi 3.63 Setuju
1.
bantuan
Salah satu merek yang muncul di 3.59 Setuju
2.
benak konsumen
Dapat membedakan merek di saat 3.55 Setuju
3.
terdapat pilihan lain
Dapat mengingat merek bila 3.70 Setuju
4.
diberi bantuan
Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, menunjukan bahwa rata – rata


penilaian responden terhadap asosiasi merek adalah 3.618 yang termasuk
dalam kategori setuju. Penilaian tertinggi terjadi variabel kesadaran merek
dengan item dapat mengingat merek bila diberi bantuan dengan nilai rata –
rata sebesar 3.70 atau setuju. Penilaian yang terendah terjadi dengan item
dapat membedakan merek di saat terdapat pilihan lain dengan nilai rata – rata
sebesar 3.55 atau setuju. Hal ini dapat menjelaskan bahwa konsumen telah
memberikan penilaian yang tertingi pada kesadaran merek karena berada
pada interval 3.41 – 4.20. Artinya saat konsumen ingin atau mendengar kopi,
maka akan langsung terlintas merek SIMETRI Coffee Roaster.

4.2.2 Variabel Asosiasi Merek

Tabel 4.2.2
Variabel Asosiasi merek
No Variabel Rata-rata Kategori
1. Adanya kualitas produk 4.10 Setuju
Produk yang ditawarkan dapat 4.01 Setuju
2.
disesuaikan dengan selera
Adanya desain untuk area indoor & 4.28 Sangat
3.
outdoor (smoking) setuju
4. Adanya layanan pesan antar online 3.71 Setuju
5. Pemilihan merek itu sendiri 3.59 Setuju
6. Kemasan/packaging dari produk 3.81 Setuju
Adanya label pada setiap jenis biji 3.66 Setuju
7.
kopi
8. Adanya informasi harga pada menu 4.12 Setuju
9. Karyawan yang bekerja 4.10 Setuju
10. Ulasan (review) dari orang lain 3.78 Setuju
Mendapatkan manfaat dasar dari 3.74 Setuju
11.
produk
Mendapatkan manfaat untuk 3.90 Setuju
12.
mencari kesenangan
Mendapatkan status sosial terkait 3.11 Cukup Setuju
13.
dengan produk
14. Ulasan setelah konsumsi produk 3.78 Setuju
15. Motivasi dari diri saya sendiri 3.77 Setuju
Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, menunjukan bahwa rata – rata


penilaian responden terhadap asosiasi merek adalah 3.831 yang termasuk
dalam kategori cukup setuju, setuju, dan sangat setuju. Penilaian tertinggi
terjadi variabel asosiasi merek dengan item adanya desain untuk area indoor
& outdoor (smoking) dengan nilai rata – rata sebesar 4.28 atau sangat setuju.
Penilaian yang terendah terjadi dengan item karateristik dapat dipercaya
dengan nilai rata – rata sebesar 3.11 atau cukup setuju. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang tertingi pada
asosiasi merek karena berada pada interval 3.41 – 4.20. Artinya konsumen
merasakan citra yang dimiliki SIMETRI Coffee Roaster.

4.2.3 Variabel Persepsi Kualitas

Table 4.7
Variabel Persepsi kualitas

No Variabel Rata-rata Kategori


1. Produk berkualitas baik 4.17 Setuju
2. Kualitas produk konsisten 3.92 Setuju
3. Produk dapat dipercaya 4.16 Setuju
Mendapatkan hasil memuaskan 4.27 Sangat
4.
ketika produk sesuai dengan selera setuju
Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, menunjukan bahwa rata – rata


penilaian responden terhadap persepsi kualitas adalah 4.130 yang termasuk
dalam kategori setuju dan sangat setuju. Penilaian tertinggi terjadi variabel
persepsi kualitas dengan item mendapatkan hasil memuaskan ketika produk
SIMETRI Coffee Roaster sesuai dengan selera sebesar 4.27 atau sangat
setuju. Penilaian yang terendah terjadi dengan item kualitas produk konsisten
SIMETRI Coffee Roaster yaitu dengan nilai rata – rata sebesar 3.57 atau
setuju. Hal ini dapat menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan
penilaian yang tertinggi pada persepsi kualitas karena pada interval 3.41 –
4.20. Artinya konsumen menyukai dengan keunggalan yang dimiliki
SIMETRI Coffee Roaster seperti produk yang sesuai selera dinilai baik,
menggunakan bahan berkualitas, pelayanan baik, produk yang berkualitas,
rasa kopi lebih nikmat.

4.2.4 Variabel Loyalitas Merek

Tabel 4.2.4
Variabel Loyalitas merek
No Variabel Rata-rata Kategori
Berkomitmen untuk membeli 3.61 Setuju
1.
produk kembali secara konsisten
Tetap membeli produk meski 3.33 Cukup
2.
terdapat pengaruh lain Setuju
Tetap membeli produk meski ada 3.24 Cukup
3.
upaya pemasaran lain Setuju
Berniat melakukan pembelian 3.98 Setuju
4.
ulang produk
Bersedia membayar lebih untuk 3.19 Cukup
5.
mendapatkan produk setuju
Berminat untuk merekomendasikan 4.10 Setuju
6.
merek kepada orang lain
Cenderung membicarakan hal baik 3.93 Setuju
7.
tentang merek
Sumber: Data primer, 2017

Hasil dari tabel di atas, menunjukkan bahwa rata – rata penilaian


responden terhadap Loyalitas Merek adalah 3.626 yang termasuk dalam
kategori cukup setuju dan setuju. Penilaian tertinggi terjadi variabel loyalitas
merek dengan item berminat merekomendasikan merek kepada orang lain
dengan nilai rata – rata sebesar 4.10 atau setuju. Penilaian yang terendah
terjadi dengan item bersedia membayar lebih untuk mendapatkan produk
dengan nilai rata – rata sebesar 3.19 atau cukup setuju. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang rendah pada
loyalitas merek karena berada pada interval 3.41 – 4.20. Artinya konsumen
tidak selalu loyal dengan merek SIMETRI Coffee Roaster sehingga
konsumen ketika ingin tidak selalu membeli produk SIMETRI Coffee
Roaster

4.2.5 Variabel Keputusan Pembelian

Table 4.2.5
Variabel Persepsi kualitas

No Variabel Rata-rata Kategori


1. Jenis produk 3.78 Setuju
2. Bentuk produk 3.85 Setuju
3. Merek 3.66 Setuju
Sangat
4. Penjual 4.33
setuju
5. Jumlah produk 3.72 Setuju
6. Waktu pembelian 3.42 Setuju
6. Cara pembayaran 3.68 Setuju
Sumber: Data primer, 2018

Hasil dari tabel di atas, menunjukkan bahwa rata – rata penilaian


responden terhadap keputusan pembelian adalah 3.771 yang termasuk dalam
kategori setuju dan sangat setuju. Penilaian tertinggi terjadi variabel
keputusan pembelian dengan item penjual dengan nilai rata – rata sebesar
4.33 atau sangat setuju. Penilaian yang terendah terjadi dengan item waktu
pembelian dengan nilai rata – rata sebesar 3.42 atau setuju. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang tertinggi
pada keputusan pembelian karena berada pada interval 3.41 – 4.20. Artinya
konsumen akan tetap membeli produk SIMETRI Coffee Roaster.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan terhadap


semua variabel dalam peneleitian ini, maka dapat diringkas tingkat dalam
pemilihan responden seperti berikut :

Tabel 4.2.6
Ringkasan Penilaian Variabel Penelitian

Variabel Mean Kategori


Kesadaran Merek 3.62 Setuju
Asosiasi Merek 3.83 Setuju
Persepsi Kualitas 4.13 Setuju
Loyalitas Merek 3.63 setuju
Keputusan Pembelian 3.77 Setuj

Berdasarkan hasil dari rangkuman deskriptif terhadap penilaian


responden terhadap penelitian ini menunjukan bahwa faktor keputusan
pembelian yang dipengaruhi oleh ekuitas merek seperti kesadaran merek
(3.62), asosiasi merek (3.83), persepsi kualitas (4.13) dan loyalitas merek
(3.63). Dari hasil ini juga dapat membuktikan bahwa hipotesis keputusan
pembelian yang tinggi dipengaruhi oleh ekuitas merek adalah benar.

4.3 Hasil Analisis Data


4.3.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini model analisis regresi linear berganda yang


terdiri dari beberapa variabel yaitu Ekuitas merek (X) dan Keputusan
pembelian (Y) mempunyai bentuk model sebagai berikut:

Y = 5.347 + 0.488X

Hasil dari analisi regresi linear berganda dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 4.17

Koefisien Regresi

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui persamaan linear regresi


berganda sebagai berikut: Y = 5.347 + 0.488X

Interpretasi Persamaan Regresi

Dalam persamaan regresi diatas, konstanta (Y) adalah sebesar 5.347.


Menyatakan bahwa variabel keputusan pembelian memiliki memang
konsistensi nilai sebesar 5.347.

Variabel ekuitas merek (X) adalah sebesar 0.488. Memiliki arti bahwa setiap
penambahan 1 nilai ekuitas merek, maka nilai keputusan pembelian
bertambah sebesar 0.488.
4.3.2 Analisis Koefisien Determinasi

Untuk melihat hasil dari analisis koefesien determinasi berganda


sebagai berikut:

Tabel 4.3.2
Analisis Koefesien Determinasi Berganda
Model Summary

Sumber: Data Primer, 2018

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel bebas secara


bersamaan dengan variabel tidak bebas dapat dilihat dari besarnya koefesien
determinasi (R2). Hal ini dengan nilai koefesien determinasi yang sebesar
0.567 artinya 56.7% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ekuitas
merek (kesadaran merek, asosiasi merek, peresepsi kualitas dan loyalitas
merek) dan sisahnya sebesar 43.3% dipengaruhi oleh variabel lainya.

4.3.3 Uji Signifikasi (Uji F)

Hasil dari pengujian hipotesi Uji F sebagai berikut :

Tabel 4.3.3
Pengujian hipotesi Uji F

Sumber: Data Primer, 2018

Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan alat
bantu program komputer SPSS for Windows versi 25.0 diperoleh bahwa F
hitung sebesar 128.275 dengan memiliki signfikansi sebesar 0.000. Sehingga
hasilnya Ho ditolak dan Ha diterima karena memiliki nilai F hitung sebesar
128.275 > F tabel sebesar 3.94 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05.
Dan kesimpulanya menjelaskan bahwa ekuitas merek (X) yang meliputi
kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

4.3.4 Uji Signifikasi (Uji T)

Uji Signifikasi t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh


satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Dan digunakan untuk pengujian signifikasi
hubungan antara variabel X dan Y. Dengan cara membandingkan nilai Sig t
dengan tingkat signifikasi 5%.

Hasil dari pengujian hipotesi Uji T sebagai berikut:

Tabel 4.3.4.1
Uji Hipotesis Parsial 1

1) Pengujian Kesadaran merek terhadap Keputusan pembelian

Hasil pengujian kesadaran merek (X1) dengan menggunakan


tingkatan kesalahan sebesar 0.005 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.000
dengan nilai T hitung sebesar 3.998. Sehingga hasilnya Ho ditolak dan H1
diterima karena nilai T hitung sebesar 4.707 > T tabel sebesar 1.985 dan nilai
signifikansi 0.000 > 0.05. Dan kesimpulanya kesadaran merek (X1)
mempunyai pengaruh kepada keputusan pembelian (Y) pada SIMETRI
Coffee Roaster.

Tabel 4.3.4.2
Uji Hipotesis Parsial 2

2) Pengujian Asosiasi merek terhadap Keputusan pembelian

Hasil pengujian kesadaran merek (X2) dengan menggunakan


tingkatan kesalahan sebesar 0.005 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.000
dengan nilai T hitung sebesar 9.572. Sehingga hasilnya Ho ditolak dan H1
diterima karena nilai T hitung sebesar 9.572 > T tabel sebesar 1.985 dan nilai
signifikansi 0.000 > 0.05. Dan kesimpulanya asosiasi merek (X2) mempunyai
pengaruh kepada keputusan pembelian (Y) pada SIMETRI Coffee Roaster.

3) Pengujian Persepsi kualitas terhadap Keputusan pembelian


Tabel 4.3.4.3
Uji Hipotesis Parsial 3

Hasil pengujian persepsi kualitas (X3) dengan menggunakan


tingkatan kesalahan sebesar 0.005 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.000
dengan nilai T hitung sebesar 6.875. Sehingga hasilnya Ho ditolak dan H3
diterima karena nilai T hitung sebesar 6.875 > T tabel sebesar 1.985 dan nilai
signifikansi 0.000 > 0.05. Dan kesimpulanya persepsi kualitas (X3)
mempunyai pengaruh kepada keputusan pembelian (Y) pada SIMETRI
Coffee Roaster.

4) Pengujian Loyalitas merek terhadap Keputusan pembelian

Tabel 4.3.4.4
Uji Hipotesis Parsial 4

Hasil pengujian loyalitas merek (X4) dengan menggunakan tingkatan


kesalahan sebesar 0.005 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.000 dengan nilai
T hitung sebesar 6.032. Sehingga hasilnya Ho ditolak dan H1 diterima karena
nilai T hitung sebesar 6.032 > T tabel sebesar 1.985 dan nilai signifikansi
0.000 > 0.05. Dan kesimpulanya loyalitas merek (X4) memempunyai
pengaruh kepada keputusan pembelian (Y) pada SIMETRI Coffee Roaster.

4.4 Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang


telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengentahui pengaruh
ekuitas merek terhadap keputusan pembelian produk kopi SIMETRI Coffee
Roaster.

4.4.1 Hipotesis 1: Pengaruh Kesadaran Merek terhadap Keputusan Pembelian

Hipotesis H2 diterima yaitu kesadaran merek berpengaruh signifikan


terhadap keputusan pembelian di SIMETRI Coffee Roasters Puri
Kembangan. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran merek pada SCR dapat
menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam berkontribusi terhadap
keputusan pembelian konsumen. Serta hasil dari tabel yang telah diuji
menunjukan bahwa rata – rata penilaian responden terhadap asosiasi merek
adalah 3.618 yang termasuk dalam kategori setuju. Penilaian tertinggi terjadi
variabel kesadaran merek dengan item dapat mengingat merek bila diberi
bantuan dengan nilai rata – rata sebesar 3.70 atau setuju. Penilaian yang
terendah terjadi dengan item dapat membedakan merek di saat terdapat
pilihan lain dengan nilai rata – rata sebesar 3.55 atau setuju. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang tertingi pada
kesadaran merek karena berada pada interval 3.41 – 4.20. Menunjukkan
bahwa adanya kecenderungan konsumen terhadap merek yang sudah dikenal
baik.

4.4.2 Hipotesis 2: Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Hipotesis H3 diterima yaitu asosiasi merek berpengaruh signifikan


terhadap keputusan pembelian di SIMETRI Coffee Roasters Puri
Kembangan. Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi merek pada SCR dapat
menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam berkontribusi terhadap
keputusan pembelian konsumen. Serta hasil dari tabel yang telah diuji
menunjukan bahwa rata – rata penilaian responden terhadap asosiasi merek
adalah 3.831 yang termasuk dalam kategori cukup setuju, setuju, dan sangat
setuju. Penilaian tertinggi terjadi variabel asosiasi merek dengan item adanya
desain untuk area indoor & outdoor (smoking) dengan nilai rata – rata
sebesar 4.28 atau sangat setuju. Penilaian yang terendah terjadi dengan item
karateristik dapat dipercaya dengan nilai rata – rata sebesar 3.11 atau cukup
setuju. Hal ini dapat menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan
penilaian yang tertingi pada asosiasi merek karena berada pada interval 3.41
– 4.20. Menunjukkan bahwa konsumen merasakan citra yang dimiliki
SIMETRI Coffee Roaster

4.4.3 Hipotesis 3: Pengaruh Persepsi Kualitas bagi Keputusan Pembelian

Hipotesis H3 diterima yaitu persepsi kualitas berpengaruh signifikan


terhadap keputusan pembelian di SIMETRI Coffee Roasters Puri
Kembangan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi kualitas pada SCR dapat
menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam berkontribusi terhadap
keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil dari tabel di atas,
menunjukan bahwa rata – rata penilaian responden terhadap persepsi kualitas
adalah 4.130 yang termasuk dalam kategori setuju dan sangat setuju.
Penilaian tertinggi terjadi variabel persepsi kualitas dengan item
mendapatkan hasil memuaskan ketika produk SIMETRI Coffee Roaster
sesuai dengan selera sebesar 4.27 atau sangat setuju. Penilaian yang terendah
terjadi dengan item kualitas produk konsisten SIMETRI Coffee Roaster yaitu
dengan nilai rata – rata sebesar 3.57 atau setuju. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang tertinggi pada persepsi
kualitas karena pada interval 3.41 – 4.20. Menunjukkan bahwa konsumen
menyukai dengan keunggalan yang dimiliki SIMETRI Coffee Roaster seperti
produk yang sesuai selera dinilai baik, menggunakan bahan berkualitas,
pelayanan baik, produk yang berkualitas, rasa kopi lebih nikmat.

4.6.4 Hipotesis 4: Pengaruh Loyalitas Merek terhadap Keputusan Pembelian

Hipotesis H4 diterima yaitu loyalitas merek berpengaruh signifikan


terhadap Keputusan pembelian di SIMETRI Coffee Roasters Puri
Kembangan. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas konsumen pada SCR
dapat menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam berkontribusi terhadap
keputusan pembelian konsumen. menunjukkan bahwa rata – rata penilaian
responden terhadap Loyalitas Merek adalah 3.626 yang termasuk dalam
kategori cukup setuju dan setuju. Penilaian tertinggi terjadi variabel loyalitas
merek dengan item berminat merekomendasikan merek kepada orang lain
dengan nilai rata – rata sebesar 4.10 atau setuju. Penilaian yang terendah
terjadi dengan item bersedia membayar lebih untuk mendapatkan produk
dengan nilai rata – rata sebesar 3.19 atau cukup setuju. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang rendah pada
loyalitas merek karena berada pada interval 3.41 – 4.20. Yang diasumsikan
bahwa konsumen tidak selalu loyal dengan merek SIMETRI Coffee Roaster
sehingga konsumen ketika ingin tidak selalu membeli produk SIMETRI
Coffee Roaster.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik


kesimpulanya dari hasil analisis dan pembahasan yang sebagai berikut:

Variabel independen ekuitas merek memiliki pengaruh positif signifikan


terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Analisis regresi berganda

Y = 5.347 + 0.488X

Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat diketahui bahwa variabel


ekuitas merek terhadap pengambilan keputusan bersifat positif atau searah.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian di depan, sehingga hasilnya diperoleh:

1) Bagi perusahaan SIMETRI Coffe Roaster diharapkan ke depannya untuk


lebih meningkatkan ekuitas merek yang dimilikinya terutama pada asosiasi
merek. Dengan cara meningkatkan kualitas produk agar menjadi market
leader dalam industri minuman kopi di Jakarta.
2) Dalam penelitian ini ekuitas merek mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian SIMETRI Coffe Roaster. Dengan melihat hal
ini asosiasi merek ditemukan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.
Namun mengingat ke tiga variabel lainya, yaitu kesadaran merek, persepsi
merek dan loyalitas merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian, maka ada baiknya manajemen SIMETRI Coffe Roaster
tetap mempertimbangkan asosiasi merek dalam membuat kebijakan terkait
ekuitas mereknya.

Anda mungkin juga menyukai