ANALISA JURNAL
A. JUDUL PENELITIAN
Penulis mengambil judul penelitian tentang “Gambaran Pemenuhan
Oksigenasi Otak Melalui Posisi Elevasi Kepala Pada Pasien Stroke
Hemoragik di Unit Stroke Anggrek 2 RSUD Dr. Moerwardi Surakarta”
B. PENELITI
Penelitian ini di lakukan oleh Beni Aditya Nugroho, Program Study DIII
Keperawatan Poltehnik Kesehatan Kemenkes Surakarta, Tahun 2018.
C. RINGKASAN JURNA
Latar belakang: Stroke merupakan penyebab kematian utama secara global.
WHO menyatakan bahwa 17,7 juta orang telah meninggal karena stroke pada
tahun 2015. Data tersebut mewakili 31% dari semua kematian global. Salah
satu upaya untuk menekan angka kematian dan resiko terjadinya komplikasi
akibat stroke adalah dengan memberikan tindakan elevasi kepala yang
bertujuan untuk mencukupi oksigenasi otak.
Tujuan studi kasus: Menggambarkan secara nyata pemenuhan oksigenasi
otak melalui posisi elevasi kepala 30° dan 15° pada pasien stroke hemoragik
di RSUD Dr. Moewardi.
Metode: Metode karya tulis ilmiah ini yaitu deskriptif dengan menggunakan
dengan pendekatan pre test dan post test yang dilakukan dengan kontrol two
grub. Sehingga penyajian data disajikan secara narasi, yang meliputi respon
tekanan darah, nilai MAP, heart rate, respiration rate, saturasi oksigen, suhu
dan kesadaran sebelum dan sesudah pemberian posisi elevasi kepala 30° dan
15°.
Hasil: Hasil studi kasus ini menunjukan posisi elevasi kepala 30° lebih efektif
menurunkan tekanan darah, MAP, meningkatkan saturasi oksigen, suhu,
dibandingkan posisi elevasi kepala 15°. Dan posisi elevasi kepala 30° dan 15°
dapat mempertahankan heart rate, respiration rate, dan kesadaran dalam
rentang normal.
1
Kesimpulan: Posisi elevasi kepala 30° lebih efektif dibandingkan dengan
posisi elevasi kepala 15°.
Saran: Pemberian posisi elevasi kepala 30° maupun 15° pada pasien dengan
stroke hemoragik harus memperhatikan kondisi klinis pasien.
Kata kunci: Oksigenasi Otak, Stroke Hemoragik, Elevasi Kepala
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum studi kasus ini adalah untuk memperoleh gambaran secara
nyata pemenuhan kebutuhan oksigenasi otak melalui posisi elevasi kepala
pada pasien stroke hemoragik.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN
1. Kelebihan
Kelebihan dari penelitian ini adalah tehnik ini mudah dilakukan dan di
aplikasikan pada pasien tanpa alat dan biyaya, Tehnik ini dapat di ajarkan
oleh perawat pada keluarga pasien. Dan Terdapat Kelompok Kontrol
sehingga mudah dan di lihat perbedaanya.
2. Kekurangan
a. Kekurangan penelitian ini pada hasil penelitian, peneliti kurang jelas
mendesripsikan hasil dari penelitiannya sehingga pembaca harus
membaca berulang-ulang untuk memahami maksud dari peneliti.
b. Pada sampel penelitian ini seharunya peneliti menjelaskan berapa
populasi yang terlibat pada penelitian ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tekanan darah (dari 201/123 mmHg menjadi 159/100
mmHg), MAP (dari 149 mmHg menjadi 119
mmHg), heart rate (dari 96x/menit menjadi
80x/menit) mendekati rentang normal. Kemudian
terjadi peningkatan saturasi oksigen (dari 97%
menjadi 99%) dan suhu (dari 36°C menjadi 36,4°C).
Sedangkan pada indikator/kriteria hasil respiration
rate dan GCS tidak mengalami perubahan dan tetap
dipertahankan pada respiration rate 20x/menit dan
skor GCS 15.
Posisi elevasi kepala 15°
Pemenuhan kebutuhan oksigenai otak sebelum dan
sesudah dilakukan posisi elevasi kepala 15° selama
3x24 jam pada Ny. N yaitu terjadi penurunan tekanan
darah (dari 190/100 mmHg menjadi 180/90 mmHg),
MAP (dari 130 mmHg menjadi 120 mmHg). Kemudian
terjadi peningkatan heart rate (dari 78x/menit menjadi
88x/menit), suhu (dari 36,1°C menjadi 36,5°C), dan
saturasi oksigen (dari 97% menjadi 98%). Sedangkan
nilai pada respiration rate dan GCS tidak terjadi
perubahan dan tetap dipertahankan pada respiration
rate 20x/menit dan skor GCS 15.
4 O Ya Berdasarkan deskripsi pemenuhan kebutuhan oksigenasi
otak sebelum dan sesudah diberikan posisi elevasi kepala
30° dan 15° diperoleh perbandingan bahwa posisi elevasi
kepala 30° lebih efektif dibandingkan dengan posisi
elevasi kepala 15°. Dengan alasan, posisi elevasi kepala
30° menurunkan tekanan darah sistole 42 mmHg dan
tekanan darah diastole 23 mmHg, menurunkan nilai MAP
30 mmHg, menurunkan heart rate 16x/menit, menaikan
saturasi oksigen 2%, dan menaikan suhu 0,4°C.
4
Sedangkan posisi elevasi kepala 15° menurunkan tekanan
darah sistole 10 mmHg dan menurunkan tekanan darah
diastole 10 mmHg, menurunkan MAP 10 mmHg,
menaikan heart rate 10x/menit, menaikan suhu 0,4°C dan
menaikan saturasi oksigen 1%. Kemudian pemberian
posisi elevasi kepala 30° maupun 15° tidak merubah
respirasi rate dan GCS.
5
telah meninggal karena stroke pada tahun
2015. Data tersebut mewakili 31% dari
semua kematian global. Salah satu upaya
untuk menekan angka kematian dan resiko
terjadinya komplikasi akibat stroke adalah
dengan memberikan tindakan elevasi kepala
yang bertujuan untuk mencukupi oksigenasi
otak.
Tujuan studi kasus: Menggambarkan secara
nyata pemenuhan oksigenasi otak melalui
posisi elevasi kepala 30° dan 15° pada pasien
stroke hemoragik di RSUD Dr. Moewardi.
Metode: Metode karya tulis ilmiah ini yaitu
deskriptif dengan menggunakan dengan
pendekatan pre test dan post test yang
dilakukan dengan kontrol two grub.
Sehingga penyajian data disajikan secara
narasi, yang meliputi respon tekanan darah,
nilai MAP, heart rate, respiration rate,
saturasi oksigen, suhu dan kesadaran
sebelum dan sesudah pemberian posisi
elevasi kepala 30° dan 15°.
Hasil: Hasil studi kasus ini menunjukan
posisi elevasi kepala 30° lebih efektif
menurunkan tekanan darah, MAP,
meningkatkan saturasi oksigen, suhu,
dibandingkan posisi elevasi kepala 15°. Dan
posisi elevasi kepala 30° dan 15° dapat
mempertahankan heart rate, respiration rate,
dan kesadaran dalam rentang normal.
Kesimpulan: Posisi elevasi kepala 30° lebih
6
efektif dibandingkan dengan posisi elevasi
kepala 15°.
Saran: Pemberian posisi elevasi kepala 30°
maupun 15° pada pasien dengan stroke
hemoragik harus memperhatikan kondisi
klinis pasien.
Kata kunci: Oksigenasi Otak, Stroke
Hemoragik, Elevasi Kepala
7
tindakan elevasi kepala yang bertujuan untuk
mencukupi oksigenasi otak. Black & Hawks,
(2014) mengatakan bahwa dengan
terpenuhinya oksigen pada otak maka otak
akan tetap mempertahankan metabolisme
serebral. Sedangkan jika pada otak terjadi
hipoksia maka dapat menebabkan iskemik
serebral, selanjutnya terjadi kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki pada jaringan otak
atau infark dalam hitungan menit. Supadi,
(2012) mengatakaan dengan tindakan elevasi
kepala
15°-30° diharapkan venous return (aliran
balik) kejantung berjalan lebih optimal
sehingga dapat mengurangi edema serebral
karena perdarahan.
8
pre test dan post test yang dilakukan dengan
kontrol two grub.
Analisis Statis -
9
tanpa terjadi herniasi, mengalami kelemahan
anggota gerak sebelah kanan, GCS dalam
rentang 9-15.
10
5 Presentasi Pelanggaran -
dan prinsip etik
penulisan
Kejelasan -
informas
Tehnik -
Penulisan
11
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa Pemenuhan kebutuhan
oksigenasi otak lebih efektif melalui posisi elevasi kepala 30° dibandingkan posisi
elevasi kepala 15°. karena melalui posisi elevasi kepala 30° menghasilkan
perubahan nilai indikator menuju rentang normal yang lebih besar dibandingkan
melalui posisi elevasi kepala 15°.
12