Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH KEPERAWATAN
1. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama
besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
a. Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan
masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat
penyakit.Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan
mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit.Demikian juga di Mesir yang
bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit.
Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau
makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit
tersebut.
b. Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi
Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal
agama.Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban
manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.
c. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang.Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang
sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
d. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang.Pengaruh
Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari
keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam.Memasuki Abad
VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di
Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia,
hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti
pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara
pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut
adalah “Rafida”.\
e. Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan
Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami
perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada
kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme.
Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan,
dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat
jauh berkurang.Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah
bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang
perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.
f. Perkembangan Keperawatan Di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami,
karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan
dan perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820
di Flronce (Italia).Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke
Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga
ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun
Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan
Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-
teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan
indikator angka kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle bagi
perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu
bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan
rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan
personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar
manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien
wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen
keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan
berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan
menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
2. Sejarah perkembangan keperawatan di indonesia
a. Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk
pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai
penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta
yang didirikan tahun 1799.
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816),
telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles
telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan
gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada
tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit.Salah satunya adalah rumah sakit
Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah
sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto
Mangunkusumo (RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta
milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja
Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta
Pusat.RS.St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada
tahun 1906 di RS.PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan
pendidikan juru rawat.Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan
perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.

b. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah Kemerdekaan


a) Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Perkembangan keperawatan pun masih jalan
di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang
masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat
lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah
A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula
pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan
tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas.Pada tahun
1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR
ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai
pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan
pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto
Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl.
Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan
pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan
organisasi di rumah sakit.Kemudian juga ditinjau dari masih
berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum
dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan.Konsep-konsep
perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan
masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas
dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
b) Periode1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang
keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah
organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam
perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi
profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
c) Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan
nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah
menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun
1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga
keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung.
Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan
kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan
dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III
keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai
dengan sekarang.

B. TEORI KEPERAWATAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisiyang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut denganmaksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatufenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu
pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikandan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan
berperan dalammembedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yangdilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990
merupakan usaha-usaha untukmenguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Menurut Newman (1979),ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan
dan pembentukan teori keperawatan, yaitumeminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain
yang relevan dengan tujuan untukmengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu
keperawatan, menganalisa situasi praktikkeperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan sertamenciptakan suatu kerangka konsep yang
memungkinkan pengembangan teori keperawatan.Tujuan pengembangan teori
keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yangdi harapkan dapat
membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikankeperawatan
1. Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatandan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai, diantaranya:
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu
keperawatandan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai, diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk
tindakan atau bentukmodel praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahamiberbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian
dapat memberikandasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan
d. dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga
segalabentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
e. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatansehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambahdan berkembang.
2. Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor Yang mempengaruhi Teori Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori
dankonsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik darikonsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep
sehat-sakit,keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan
denganalasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan
cara berpikir yanglogis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan
dapatdigunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatanyang
kompleks sesuaidengan situasi praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkayabody of knowledgekeperawatan
yangdilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktekkeperawatan
3. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Keperawatan
a. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi
peran perawat dalam menemukankebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang
dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada
pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan
perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
b. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatandiantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulubudaya perawat dibawah
pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan
sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi
sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
c. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah
memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi
pada pelayanan keperawatan.
d. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatandasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan
tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada
cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai
bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhanatau lingkup bidang ilmu keperawatan.
4. Pandangan Beberapa Ahli Tentang Teori Dan Konsep Model Keperawatan
a. Model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale.
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui flosof keperawatan yaitu dengan mengidentifkasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal
teori lingkungannya.
Model konsep florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai
fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatn/tindakan lebih diorientasikan
pada yang adekuat, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakanpengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu
menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
b. Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan
nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini;
Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki
sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang
dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan saling mempengaruhi,
serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang
lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.

c. Sister Calista Roy: Model Adaptasi Roy


Pada tahun 1964 model ini banyak di gunakan sebagai falsafah dasar dan model
konsep dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi roy adalah system model
yang esensial dalam keperawatan. Asumsi dasar model ini adalah:
1) Individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
biologis, psikologis dan social
2) Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun
negative untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi
oleh tiga komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, kondisi dan
situasi yang ada serta keyakinandan pengalaman dalam beradaptasi
3) Setiap individu berespons terhadap kubutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep
diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta
kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk
memelihara intergritas diri.
4) Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.
d. Teori Dorothy E. Johnson
Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efesien untuk
mencegah timbulnya penyakit.Manusia adalah mahluk yang utuh dan terdiri dari dua
system yaitu system biologi dan tingkah laku tertentu.Lingkungan termasuk
masyarakat adalah system eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang.Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik pisik,
mental, emosi, dan social terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan
dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
dilakukan ketika ia sakit.
e. Teori Dorothea E. Orem
Menurut orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya.
Oleh karena itu teori ini dikenal sebagai self Care/Self care Defisit. Ada tiga prinsip
dalam perawatan diri sendiri atau perawatan mandiri.
1) Perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistic meliputi kebutuhan
oksigen, air, makanan, eliminasi, aktifitas dan istirahat, mencegah trauma
serta kebutuhan hidup lainya
2) Perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembangnya
manusia.
3) Perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit
untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan.
f. Model Betty Neuman
Model neuman berfokus pada individu dan respons atau reaksi individu terhadap
stress termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi dan kemampuan adapts pasien.
Menurut neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
reaksi tubuh akibat adanya stressor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang
terdiri dari pencegahan primer, sekunder,dan tersier. Pencegahan primer meliputi
tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stressor, mencegah terjadinya
reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pasien yang
konstruktif.Pencegahan sekunder seperti tindakan keperawatan untuk mengurangi
atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya
stressor.Sedangkan pencagahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta
pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
g. Kerangka Konsep Imogene M King
Kerangka ini di kenal sebagai kerangka system terbuka. Asumsi yang mendasari
kerangka ini adalah:
1) Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang
mempengaruhi kesehatan seseorang
2) Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, keloompok dan
masyarakat
3) Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan.
h. Teori Myra E Levine
Teori Levine berfokus pada interaksi manusia. Asumsi dasar Teori Levin adalah:

1) Pasien membutuhhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika


mempunyai masalah kesehatan.
2) Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respons/reaksi dan perubahan
tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Respons pasieen terjadi
ketika ia mencoba beradaptasi dengan perubuhan lingkungan atau suatu
penyakit. Bentuk respons tersebut dapat bearupa khetakutan, stress, inflamasi
dan respons panca indra.
3) Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina
hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta memperbaiki status
kesehatan.
C. PENGAPLIKASIAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN PELAYANAN
KESEHATAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang
kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap
pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan
mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan
dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan
profesional yang berpija pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam
pelayanan keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran
aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi
ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme
keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan
mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan
pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
1. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional,
telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang,
terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan
dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi
pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
a. Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,
merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat
dilihat dengan adanya:
1) Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.
2) Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.
3) Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan
berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.Sementara itu di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk
Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan
Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan
Keperawatan Medikal Bedah.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada


profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.
b. Orientasi Pendidikan
Pendidkan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan
pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboraturium dan
lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memanfaatkan segala ilmu yang memungkinkan penguasaan iptek.
c. Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif,
pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
2. Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug atelah
berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti :
a. Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
b. Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
c. Praktik keperawatan berkelompok (nursing home)
d. Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun
2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai