Anda di halaman 1dari 15

NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM KEGIATAN PENCAK SILAT

TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

Al Kahfi Bibul Zaqi


Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
alkahfi_zaqi@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai nasionalisme dalam
kegiatan Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini adalah Ketua Dewan Pelatih Pencak Silat
TSPM, Kader Pencak Silat TSPM, dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
Teknik analisis data dalam penelitian kali ini meliputi pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: Pertama, muatan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam Pencak
Silat TSPM adalah kesetiaan terhadap Pencak Silat TSPM sebagai budaya bangsa
sebagai bentuk kesetiaan terhadap bangsa dan negara, kebanggaan terhadap bangsa
dan negara yang diwujudkan melalui kebanggaan terhadap bahasa nasional dalam
penamaan jurus, dan nilai persatuan dalam Pencak Silat Tapak suci sebagai wujud
dari persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, terdapat nilai
nasionalisme yang lain dalam Pencak Silat TSPM yaitu nilai kebenaran dan bela
negara sebagai latar belakang tujuan didirikannya Pencak Silat TSPM sebagai
organisai otonom Persyarikatan Muhammadiyah. Kedua, pelaksanaan nilai-nilai
nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM terdapat dalam setiap kegiatan latihan,
ujian kenaikan tingkat dan kejuaraan. Kendala dalam pelaksanaan nilai-nilai
nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM tidak ditemukan, namun kendala terdapat
pada kegiatannya. Ketiga, Kendala tersebut terdapat pada waktu pelaksanaan
kegiatan latihan serta belum adanya prasarana berupa padepokan sehingga kegiatan
kurang terpusat.

Kata Kunci: Nasionalisme, Pencak Silat, Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

ABSTRACT

This study aims to describe the values of nationalism in the activities of Pencak
Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM). This research uses a qualitative
approach with descriptive methods. Data collection in this research was carried out
through interviews, observations and documentation studies. The subjects in this
study were the Chairperson of the TSPM Pencak Silat Training Board, the TSPM
Pencak Silat Cadre, and the Chairman of the Muhammadiyah Regional Leadership.
Data analysis techniques in this study include data collection, data reduction, data
presentation and drawing conclusions. The results of this study indicate that: First,
he contents of the values of nationalism contained in the Pencak Silat TSPM are
loyalty to Pencak Silat TSPM as a national culture as a form of loyalty to the nation
and state, pride in the nation and state which is manifested through pride in the
national language in naming stance, and the value of unity in Pencak Silat Tapak
Suci as a form of unity in the life of the nation and state. In addition, there are other
nationalism values in the Pencak Silat TSPM namely the value of truth and
defending the country as a background to the establishment of the Pencak Silat
TSPM as an autonomous organization of the Muhammadiyah Persyarikatan.
Second, he implementation of the values of nationalism in the Pencak Silat TSPM
is contained in every training activity, leveling test and championship. Third,
constraints in implementing the values of nationalism in Pencak Silat TSPM were
not found, but there were obstacles in their activities. These constraints were found
during the implementation of the training activities and there was no infrastructure
in the form of hermitage so that the activities were less centralized.

Keywords: Nationalism, Pencak Silat, Tapak Suci Putera Muhammadiyah

PENDAHULUAN
Nasionalisme telah didrfinisikan dengan berbagai pendapat oleh para ahli.
tema utama dalam nasionalisme adalah masalah yang mendominasi bangsa.
Menurut Smith (2002: 11), definisi kerja nsionalisme adalah “suatu gerakan
ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas
bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu
bangsa yang aktual atau bangsa yang potensial”. Definisi kerja tersebut didasarkan
pada unsur umum, definisi tersebut mengikat ideologi pada suatu gerakan yang
berorientasi kepada sasaran. Ideologi menetapkan sasaran gerak, sehingga
nasionalisme sebagai ideologi menetapkan jenis-jenis tindakan tertentu. Setiap
nasionalisme memiliki sasaran yang berbeda-beda dengan permasalahan bangsa
dan kembali kepada ideal bangsa itu sendiri.
Permasalahan nasionalisme merupakan tantangan nasional dalam era
globalisasi saat ini. Octavian (2014: 70) menuliskan bahwa era globalisasi akan
memunculkan citra global dengan budaya global yang langsung menentang budaya
lokal. Adanya globalisasi meyebabkan budaya asing mudah masuk ke Indonesia,
budaya asing tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap budaya yang ada di
Indonesia. Untuk menghadapi permasalahan nasionalisme sebagai tantangan
nasional pada era globalisasi, Jepang telah menjadikan kebudayaan yang mereka
miliki menjadi identitas nasional dan dapat menghadapi tantangan pada era
globalisasi, salah satunya adalah seni beladiri (Budi, 2017: 29). Beberapa seni bela
diri dari Jepang telah mendunia dan dipertandingan di ajang olah raga internasional
seperti Sea Games, Asian Games serta Olimpiade. Beberapa seni bela dari Jepang
yang sudah mendunia diantaranya karate, judou, kendou, aikidou. Indonesia
merupakan negara yang juga memiliki kebudayaan yang khas, salah satunya adalah
seni bela diri yang dikenal dengan pencak silat. Seni bela diri pencak silat
mempunyai potensi untuk menghadapi permasalahan nasionalisme di era global
sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa yang aktual atau bangsa yang potensial.
Pencak silat juga telah menjadi bela diri yang dipertandingkan di Sea Games dan
Asian Games dan sedang dikampanyekan oleh pemerintah Indonesia untuk
didipertandingkan di Olimpiade.
Salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia adalah Tapak Suci
Putera Muhammadiyah (TSPM). Ada 10 perguruan pencak silat historis sebagai
pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia, salah satu diantaranya adalah Tapak Suci
Erwin (2015: 23). Pencak silat tapak suci juga menjadi bagian penting dalam
persyarikatan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi islam tertua di
Indonesia. Dalam pencak silat tapak suci, muatan nasionalisme tertulis dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar (AD) Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang
berbunyi, “Sebagai kader persyarikatan Muhammadiyah, Perguruan Seni Beladiri
Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah senantiasa sanggup untuk melahirkan
kader-kader Muhammadiyah yang cakap, intelektual, tangguh, beriman dan
senantiasa siap untuk mengabdikan diri pada Persyarikatan Muhammadiyah,
agama, bangsa dan negara” serta dalam Pasal 3 Ayat (2) Anggaran Rumah Tangga
(ART) Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang berbunyi, “Saya anggota TAPAK
SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH, berikrar: Mengabdi kepada Allah, berbakti
kepada bangsa dan negara serta membela keadilan dan kebenaran”. Fokus masalah
pada penelitian ini adalah muatan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam
kegiatan Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM). Sedangkan
tujan dari penelitian ini yang pertama adalah Untuk mengetahui muatan nilai-nilai
nasionalisme yang terkandung dalam Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah, yang kedua adalah mengetahui pelaksanaan nilai-nilai
nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah, dan yang ketiga adalah untuk mengetahui kendala pelaksanaan
nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam kegiatan Pencak Silat Tapak Suci
Putera Muhammadiyah Pimpinan Daerah Banyumas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan cara tatap muka antara informan dan
peneliti. Wawancara semi struktur digunakan dalam penelitian ini agar peneliti
dapat mengetahui informasi secara lebih mendalam, selain itu penelitian ini menjadi
lebih terbuka karena tidak terlalu berpedoman pada teks pedoman wawancara.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan Pencak Silat Tapak Suci
Putera Muhammadiyah sedang berlangsung. Subjek dalam penelitian ini yaitu
ketua dewan pelatih Pencak Silat TSPM, kader Pencak Silat TSPM dan ketua
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni
2019. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui reduksi data
dengan memilih data yang berkaitan dengan nilai-nilai nasionalisme dalam Pencak
Silat TSPM, pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat
TSPM serta kendala dalam pelaksanaannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Muatan nilai-nilai Nasionalisme dalam Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah
Nilai pada dasarnya memberikan pemaknaan terhadap sesuatu hal. Nilai dapat
diartikan sebagai suatu gagasan terkait dengan sesuatu yang dianggap baik dan,
indah, layak dan lain sebagainya. Nilai nasionalisme mempunyai tiga indikator,
yaitu nilai kesetiaan terhadap Bangsa dan Negara, nilai kebanggaan terhadap
Bangsa dan Negara, serta nilai persatuan dalam kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Kesetiaan terhadap Pencak Silat TSPM sebagai kewajiban setiap siswa,
kader dan pendekar dalam Anggaran Rumah Tangga Pencak Silat TSPM
merupakan wujud dari nilai kesetiaan terhadap bangsa dan negara karena Pencak
Silat TSPM merupakan kebudayaan bangsa. Nilai kebanggaan terhadap bangsa dan
negara dalam Pencak Silat TSPM dijuntukkan dengan kebanggaan terhadap
penggunaan bahasa Indonesia dalam gerakan Pencak Silat TSPM, bangga akan
identitas sebagai kader Pencak Silat TSPM sebagai budaya bangsa dan kebanggaan
ketika mengikuti kejuaraan tapak suci disetiap tingkat dari tingkat Kabupaten
sampai tingkat Internasional. Persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai nilai nasionalisme yang terkandung dalam Pencak Silat TSPM merupakan
asas, sifat dan usaha Pencak Silat TSPM yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Pencak Silat TSPM.

2. Pelaksanaan Nilai-nilai Nasionalisme dalam Kegiatan Pencak Silat Tapak Suci


Putera Muhammadiyah
Pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat TSPM
dilakukan melalui kegiatan latihan, ujian kenaikan tingkat dan kejuaraan kejuaraan.
Pelaksanaan nilai kesetiaan terhadap bangsa dan negara dilakukan melalui
pembinaan dan pelestarian Pencak Silat TSPM sebagai budaya bangsa tanpa
mengharap imbalan apapun. Kesetiaan terhadap bangsa dan negara juga sebagai
bentuk pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai kader Pencak Silat TSPM.
Pelaksanaan nilai kebanggaan terhadap bangsa dan negara terdapat dalam setiap
kegiatan Pencak Silat TSPM. Dalam pelaksanaan kegiatan latihan, kebanggaan
terhadap bangsa dan negara terdapat dalam penggunaan jurus yang menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pada kegiatan kejuaraan dan ujian
kenaikan tingkat, pelaksanaan nilai kebanggan terhadap bangsa dan negara
dilaksanakan dalam bentuk menyanyikan lagu Indonesia raya dalam setiap
pembukaan kegiatan. Nilai persatuan dalam kehidupan berbagsa dan bernegara
terutama terdapat dalam kegiatan latihan dan saat kejuaraan antar perguruan. Dalam
kegiatan latihan, persatuan terlihat ketika tidak ada perbedaan perlakuan diantara
kader dengan berbagai latar belakang, usia dan tingkatan, sedangkan dalam
kejuaraan antar perguruan, nilai persatuan terhadap bangsa dan negara ditunjukkan
dengan mengenakan seragam persatuan pencak silat yang bernaung dalam Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI) yaitu seragam Pencak Silat yang berwarna hitam.

3. Kendala pelaksanaan Nilai-nilai Nasionalisme dalam Pencak Silat Tapak Suci


Putera Muhammadiyah
Dalam penelirian ini tidak ditemukan kendala pelaksanaan nilai-nilai
nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat TSPM. Data yang ditemukan hanya
menunjukkan kendala dalam pelaksanaan kegiatan Pencak Silat TSPM. Kendala
tersebut ada pada waktu pelaksanaan kegiata, masih kurangnya pengkaderan dan
belum adanya prasarana berupa padepokan sebagai tempat pemusatan kegiatan.

Pembahasan
1. Muatan nilai-nilai Nasionalisme dalam Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan muatan nilai-nilai
nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM. Muatan nilai-nilai nasionalisme yang
terkandung dalam Pencak Silat TSPM ditemukan oleh peneliti setelah melakukan
pengambilan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Muatan nilai-
nilai nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM tersebut berupa kesetiaan terhadap
bangsa dan negara, kebanggaan terhadap bangsa dan negara, dan persatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kesetiaan terhadap bangsa dan negara sebagai muatan nilai nasionalisme
dalam kegiatan Pencak Silat TSPM ditunjukkan oleh anggota yang tetap setia
menjadi anggota Pencak Silat TSPM walaupun tanpa mendapatkan bayaran, selain
hal tersebut, kesetiaan terhadap Pencak Silat TSPM juga merupakan nilai kesetiaan
terhadap bangsa dan negara dikarenakan Pencak Silat TSPM juga merupakan
kebudayaan bangsa. Kesetiaan sebagai nilai nasionalisme tersebut sejalan dengan
teori yang disampaikan oleh Manzoor (2010: 36) bahwa nasionalisme membentuk
kesetiaan terhadap kelompok yang tergabung didalamnya. Menurut Kohn (1984:
11), kesetiaan tersebut merupakan sebuah ikatan yang kuat dengan bangsa dan
negara. Dengan demikian, kesetiaan terhadap bangsa dan negara sebagai salah satu
nilai nasionalisme yang terkandung dalam Pencak Silat TSPM mempunyai
substansi bahwa kesetiaan merupakan sebuah ikatan yang kuat terhadap bangsa dan
negara dengan tradisi-tradisi setempat.
Kebanggaan terhadap bangsa dan negara sebagai muatan nilai nasionalisme
dalam kegiatan Pencak Silat TSPM terdapat dalam penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dalam jurus Pencak Silat walaupun Pencak Silat TSPM
didirikan di Yogyakarta. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
sejalan dengan yang dituliskan dalam jurnal Affan dan Hafidz (2016:67) bahwa
dalam nasionalisme tersebut memiliki arti kebersamaan asal adat, kesatuan, dan
bahasa. Selain itu, kebanggaan terhadap bangsa dan negara ditunjukkan oleh
anggota yang mengikuti sebuah kejuaraan dan selalu membawa identitas Pencak
Silat TSPM dalam setiap kegiatan. Nilai kebanggaan tersebut sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Manzoor (2010: 36) bahwa nasionalisme
membuat masyarakat bangga dengan kebudayaan, tradisi terhadap kelompok yang
ada didalamnya, kebanggaan terhadap identitas Pencak Silat TSPM sebagaimana
diungkapkan oleh Bonikowsi merupakaan kebanggaan terhadap persepsi dari
keunggulan nasional dan orientasi terhadap dominasi nasional. Jadi, kebanggaan
terhadap bangsa dan negara sebagai salah satu nilai nasionalisme yang terkandung
dalam Pencak Silat TSPM mempunyai substansi bahwa kebanggaan terhadap
bangsa dan negara ditunjukkan dengan kebanggaan terhadap kebudayaan, tradisi
dan bahasa sebagai persepsi keunggulan nasional dan sebuah orientasi terhadap
dominasi nasional dalam mewakili nama bangsa dan negara di tingkat
Internasional.
Persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai muatan nilai
nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat TSPM ditunjukkan dengan persatuan
dalam bentuk persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota Pencak Silat TSPM dan
juga antar anggota dari perguruan yang berbeda. Persatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai nilai nasionalisme sejalan dengan pendapat
Soekarno bahwa nasionalisme merupakan sebuah tekad dan kesadaran terhadap
persatuan. Pendapat tersebut juga mempunyai pokok yang sama dengan pendapat
yang disampaikan oleh Smith bahwa nasionalisme merupakan gerakan ideologis
untuk mempertahankan persatuan. Substansi dari persatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai nilai nasionalisme ini adalah bahwa persatuan
terbentuk karena adanya tekad dan kesadaran bahwa pada dasarnya setiap
masyarakat adalah satu golongan dan satu bangsa walaupun mempunyai
kebudayaan, adat dan bahasa yang berbeda.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti menemukan adanya temuan
baru tentang nilai-nilai nasionalisme selain nilai kesetiaan, kebanggaan dan
persatuan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Banyumas bahwa konsep nasionalisme dalam Pencak Silat Tapak
Suci Putera Muhammadiyah dapat dilihat pada filosofi lahirnya Pencak Silat Tapak
Suci Putera Muhammadiyah. Menanamkan nilai-nilai kebenaran menjadi hal utama
yang menjadi dasar nilai-nilai nasionalisme. Pada dasarnya Tapak Suci
menanamkan nilai-nilai bela negara sebagai nilai nasionalisme. Adapun melatih
kader menjadi kuat secara fisik dan mental itu menjadi simbol rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Kandungan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak
Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah terdapat dalam kegiatannya. Semua
kegiatan tersebut terkandung nilai-nilai nasionalisme karena tinggal di dalam
sebuah negara, tentu semua kegiatan tersebut dilakukan untuk kebaikan negara
karena Muhammadiyah dengan islam berkemajuannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara senantiasa berusaha untuk mengintegrasikan nilai-nilai keislaman
dan keindonesiaan.
Kosep nilai-nilai kebenaran dan bela negara pada Pencak Silat TSPM apabila
dikaji dari teori nilai yang disampaikan oleh Bertens (2007: 139) bahwa nilai
merupakan sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang disukai, diinginkan, dan sesuatu yang baik, maka
konsep nilai-nilai nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM tersebut sesuai dengan
teori karena setiap benda dan kegiatan didalamnya terdapat hal baik yang menarik
untuk dicari dan diinginkan dan dapat dikatakan sebagai sebuah nilai. Selanjutnya
nilai bela negara apabila dikaji dari kajian aspek bela diri dalam pencak silat
menurut Maryono (2008: 171) bahwa pencak silat sebagai alat pembelaan diri
dalam usaha bertahan menghadapi alam, binatang, maupun manusia, maka didalam
bela diri tersebut juga terdapat substansi bela negara karena didalam suatu negara
terdapaat unsur alam atau wilayah dan manusia sebagai warga negara. Namun,
konsep bela negara dalam buku yang ditulis oleh Budiawan (2017: 10) bahwa bela
negara lebih condong dalam pengertian patriotisme. Dalam buku tersebut
menjelaskan bahwa patriotisme merupakan kesediaan atau kerelaan untuk
berkorban demi membela negara, kelompok dan institusi yang menaunginya.
Bentuk nilai-nilai nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM mempunyai
substansi yang sama bahwa nasionalisme merupakan gerakan ideologis untuk
membentuk suatu bangsa yang aktual dan potensial. Pokok dari nasionalisme
adalah masalah yang mendominasi bangsa, oleh karena itu bentuk nilai-nilai
nasionalisme dengan mengabdikan diri dan rela berkorban untuk bangsa dan negara
dengan tujuan mendidik dan membina olahraga seni dan budaya Indonesia agar
dapat mempertinggi ketahanan nasional merupakan suatu gerakan ideologis untuk
membentuk suatu bangsa yang aktual dan potensial. Hal tersebut juga sejalan
dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan mempersiapkan warga negara agar
dapat berperan aktif dalam masyarakat dan menjadi warga negara seutuhnya yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara sebagai warga negara dunia.

2. Pelaksanaan nilai-nilai Nasionalisme dalam Pencak Silat Tapak Suci Putera


Muhammadiyah
Temuan-temuan dalam penelitian mengenai pelaksanaan nilai-nilai
nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat TSPM diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dari proses penelitian tersebut ditemukan bahwa
muatan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah adalah kesetiaan terhadap bangsa dan negara, kebanggaan
terhadap bangsa dan negara, dan persatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme tersebut terdapat dalam setiap
kegiatan Pencak Silat TSPM berupa kegiatan latihan, kejuaraan dan ujian kenaikan
tingkat.
Kesetiaan terhadap bangsa dan negara merupakan salah satu hal yang penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya kesetiaan terhadap
bangsa dan negara tentu warga negara tidak akan bertahan lama didalam suatu
negara. Setelah melakukan penelitian mengenai pelaksanaan nilai-nilai
nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM, peneliti menemukan tentang pelaksanaan
kesetiaan terhadap bangsa dan negara. Temuan tersebut diperoleh dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi. Pelaksanaan nilai kesetiaan terhadap
bangsa dan negara tersebut terdapat dalam kegiatan seluruh kegiatan Pencak Silat
TSPM Pimda Banyumas. Terkait dengan hal tersebut, Manzoor (2010: 36)
menyatakan hal senada bahwa nasionalisme merupakan kebudayaan, tradisi dan
nilai dan menanamkan perasaan kesetiaan terhadap kelompok yang tergabung
didalamnya. Pencak Silat TSPM sebagai salah satu kebudayaan bangsa yang
memiliki tradisi dan nilai tentu akan menanamkan perasaan setia terhadap Pencak
Silat TSPM sebagai bagian dari kesetiaan terhadap bangsa dan negara.
Kesetiaan terhadap bangsa dan negara dalam kegiatan Pencak Silat TSPM
Pimda banyumas tersebut dilakukan dalam bentuk pembinaan dan pelestarian
Pencak Silat TSPM sebagai budaya bangsa tanpa mengharap imbalan apapun.
Kesetiaan terhadap bangsa dan negara juga sebagai bentuk menjalankan hak dan
kewajiban sebagai kader Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas. Kesetiaan terhadap
bangsa dan negara sebagai nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat TSPM
didalamnya terdapat muatan pendidikan kewarganegaraan di masyarakat untuk
membentuk warga negara yang mencintai tanah air.
Kebanggaan terhadap bangsa dan negara merupakan salah satu nilai
nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM. Setelah melakukan wawancara, observasi
dan dokumentasi, ditemukan bahwa nilai kebanggaan terhadap bangsa dan negara
terdapat dalam pelaksanaan kegiatan Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas. Peneliti
memukan bahwa kebanggaan terhadap bangsa dan negara terdapat dalam setiap
kegiatan Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas yaitu disaat latihan, ujian kenaikan
tingkat dan juga dalam kejuaraan. Kebanggaan terhadap bangsa dan negara tersebut
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Manzoor (2010: 36) bahwa nasionalisme
membuat masyarakat bangga dengan kebudayaan, tradisi dan nilai terhadap
kelompok yang tergabung didalamnya. Pencak Silat TSPM sebagai salah satu
kebudayaan bangsa membuat kader-kader bangga dan diwujudkan dengan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yaitu latihan, ujian kenaikan tingkat dan kejuaraan-
kejuaraan.
Dalam kegiatan Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas terdapat kebanggaan
terhadap bangsa dan negara sebagai salah satu nilai nasionalisme. Wujud
kebanggaan terhadap bangsa dan negara yaitu bangga dengan bahasa Indonesia dan
identitas sebagai pesilat. Penggunaan bahasa Indonesia diaplikasikan dalam gerak
dan jurus Pencak Silat TSPM dalam latihan dan akah diujikan dalam ujian kenaikan
tingkat. Kebanggaan terhadap bangsa dan negara juga terdapat dalam kebanggaan
terhadap identitas sebagai kader Pencak Silat TSPM sebagai budaya bangsa. Hal
tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Affan dan Hafidh Maksum
(2016: 67) bahwa nasionalume berasal dari kata nasion yang bangsa, kata bangsa
memiliki arti kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya.
Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas juga telah mewakilkan atletnya untuk
bertanding di level Internasional. Hal tersebut memperkuat temuan bahwa membela
Indonesia di level Internasional merupakan sebuah kebanggaan terhadap bangsa
dan negara sebagai nilai nasionalisme. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang
disampaikan oleh Bonikowski (2016) bahwa nasionalisme merupakan persepsi dari
keunggulan nasional dan sebuah orientasi terhadap dominasi nasional. Keterlibatan
kader Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas tersebut sesuai dengan tujuan
pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk warga negara dunia. Keberhasilan
Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas dalam membawa nama bangsa dan negara
Indonesia di tingkat Internasional tersebut senada dengan dasar pendidikan
kewarganegaraan bahwa setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama
dalam mempertahankan kepentingan umum, dalam hal ini adalah kepentingan
untuk membawa nama bangsa dan negaranya di tingkat Internasional.
Persatuan menjadi landasan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
agar tercipta warga negara yang baik. Persatuan dalam kehidupan Berbangsa dan
Bernegara tersebut merupakan salah satu nilai nasionalisme. Dari hasil wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi ditemukan bahwa persatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai wujud dari nilai-nilai nasionalisme terdapat dalam
kegiatan Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas. Persatuan dan persaudaraan dalam
berbagsa dan bernegara tersebut ada dalam semua kegiatan terutama latihan dan
saat kejuaraan antar perguruan.
Persatuan dalam berbangsa dan bernegara tersebut sejalan dengan apa yang
dinyatakan oleh Soekarno (2012: 12) bahwa nasionalisme itu ialah suatu itikad,
suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu bangsa. Persatuan
telah didefinisikan oleh Smith (2002: 10) bahwa pengertian nasionalisme adalah
sebagai suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan persatuan.
Persatuan tersebut bukan hanya dalam lingkup Pencak Silat TSPM saja namun juga
antar perguruan pencak silat. Hal tersebut dilakukan karena pada hakikatnya tujuan
semua perguruan pencak silat dalam sebuah kejuaraan adalah sama, yaitu untuk
kepentingan bersama bangsa dan negara.
Pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme merupakan salah satu bentuk pelaksanaan
pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan
untuk membentuk warga negara yang baik dan mencintai tanah air. Hal tersebut
terdapat dalam penjelasan Pasal 37 Ayat (1) Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional dan penjelasan Pasal 35 Ayat (3) c Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi bahwa pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Kendala pelaksanaan Nilai-nilai Nasionalisme dalam Pencak Silat Tapak Suci
Putera Muhammadiyah
Pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat TSPM tidak
mempunyai kendala, namun kendala tersebut terdapat dalam pelaksanaan kegiatan
Pencak Silat TSPM. Setelah melakukan wawancara, observasi, serta studi
dokumentasi, maka dapat ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan
Pencak Silat TSPM Pimda Banyumas. Kendala tersebut terdapat pada waktu
pelaksanaan kegiatan latihan serta kendala pada prasarana yang berupa padepokan
yang belum ada, sehingga kegiatan kurang terpusat.
Kendala kendala tersebut apabila dilihat dari pendapat Arif (2016) yang
menyatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan kebudayaan berada pada struktur
dasar kehidupan masyarakat, berkaitan dengan pola hidup, pola pikir dan pola
kebudayaan yang menjadi ciri umum kemasyarakatan. Dengan demikian, kendala-
kendala dalam pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat
TSPM Pimda Banyumas tersebut memang benar adanya. Kendala-kendala tersebut
akan menghambat tujuan dari pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk
masyarakat yang beradab apabila melihat pada konsep dasar masyarakat madani
yang terdapat kebebasan berserikat, berkumpul dan kesempatan yang sama dalam
mempertahankan kepentingan-kepentingan umum.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai
nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan Pencak Silat Tapak Suci Putera
Muhammadiyah di Pimpinan Daerah Banyumas, maka peneliti dapat mengambil
kesmipulan sebagai berikut: Muatan nilai-nilai nasionalisme yang terkandung
dalam Pencak Silat TSPM yang pertana, kesetiaan terhadap Pencak Silat TSPM
sebagai budaya merupakan bentuk kesetiaan terhadap bangsa dan negara, yang
kedua adalah kebanggaan terhadap bangsa dan negara yang diwujudkan melalui
kebanggaan terhadap bahasa nasional dalam penamaan jurus, dan yang ketiga
adalah nilai persatuan dalam Pencak Silat Tapak suci sebagai wujud dari persatuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, terdapat nilai nasionalisme
yang lain dalam Pencak Silat TSPM yaitu nilai kebenaran dan bela negara. Nilai
kebenaran dan bela negara tersebut terdapat dalam filosofi latar belakang tujuan
didirikannya Pencak Silat TSPM sebagai organisai otonom Persyarikatan
Muhammadiyah. Pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam Pencak Silat TSPM
terdapat dalam setiap kegiatan. Kegiatan yang pertama adalah pada kegiatan
latihan, yang kedua adalah pada ujian kenaikan tingkat dan yang ketiga adalah pada
kejuaraan-kejuaraan. Kendala dalam pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam
kegiatan Pencak Silat TSPM tidak ditemukan, namun kendala terdapat pada
kegiatannya. Kendala tersebut terdapat pada waktu pelaksanaan kegiatan latihan
serta kendala pada prasarana yang berupa padepokan yang belum ada, sehingga
kegiatan kurang terpusat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai nilai-nilai nasionalisme dalam
Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah, maka peneliti dapat menuliskan
beberapa saran sebagai berikut: Saran untuk para kader Pencak Silat TSPM agar
terus melaksanakan kegiatan yang bermuatan nilai–nilai nasionalisme. Hal tersebut
apabila terus dikembangkan maka akan membentuk masyarakat yang beradab dan
dapat bermanfaat untuk kepentingan umum, dalam hal ini adalah kepentingan
bangsa dan negara. Kendala–kendala yang ada dalam pelaksanaan kegiatan harus
tetap dilalui bersama sesuai dengan prinsip dan filosofi dalam Pencak Silat Tapak
Suci. Saran untuk Pencak Silat Tapak Suci Pimda Banyumas, untuk mendukung
jalannya kegiatan dalam Pencak Silat Tapak Suci maka segala unsur dalam Pencak
Silat Tapak Suci sebaiknya ditingkatkan lagi agar tujuan dari kegiatan Pencak Silat
Tapak Suci dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, Syaiful. 2016. Falsafah Kebudayaan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Budiawan. 2017. Nasion dan Nasionalisme. Yogyakarta: Ombak.
Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Sapdodadi.
Maryono, Oong. 2008. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Benang
Merah.
Mulyana. 2014. Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri dan Karakter
Bangsa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Smith, Anthony, D. 2002. Nasionalisme, Teori, Ideologi, Sejarah. Jakarta:
Erlangga.
Soekarno. (Ed.). 2012. Nasionalisme Islamisme Marxisme. Bantul: Kreasi Wacana.
Affan, M. Husin dan Hafidh Maksum. 2016. Membangun Kembali Sikap
Nasionalisme Bangsa Indonesia Dalam Menangkal Budaya Asing Di Era
Globalisasi. Aceh: Jurnal Pesona Dasar, Vol. 3, No. 4
Bonikowski, Bart. 2016. Nationalism in Settled Times. Cambridge: The Annual
Review of Sociology, Vol. 42.
Manzoor, Khalid. 2010. Nation, Nation-state, and Nationalism: Evaluating Janus
Face of Nationalism. Lahore: The Journal of Political Science.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012
Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.
Anggaran Dasar Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera
Muhammadiyah
Anggaran Rumah Tangga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera
Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai