Anda di halaman 1dari 13

1

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN RASA NASIONALISME SISWA (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Sukasada) Oleh I Gede Budiawan, NIM. 0814041032 Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui peranan pendidikan kepramukaan terhadap rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, (2) Mengetahui aplikasi nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan, di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, (3) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaaan di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, beserta solusi yang dapat diambil untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Subjek penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Sukasada kelas X, XI, dan XII tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 50 orang sampel. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik quota sampling, proporsional, dan rendom sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan studi dokumen. Data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendidikan Kepramukaan memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada. Karena melalui pendidikan kepramukaan siswa SMK Negeri 1 sukasada menunjukkan respon yang baik terhadap rasa cinta dan bangga akan tanah airnya Indonesia. (2) Terdapat berbagai kegiatan yang menjadi aplikan nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada, seperti kegiatan upacara pembukaan latihan yang sering dilakukan, ujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), hingga materi wawasan kebangsaan dan bela nagara. (3) Kendala yang paling utama dalam mewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada adalah Ego kedaerahan yang masih dimiliki oleh para siswa dan masih lebih mengutamakan teman dekatnya dalam melakukan kegiatan. Solusi yang diambil adalah dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan dengan seluruh anggota Pramuka agar setiap anggota saling mengenal satu sama lain. Kata Kunci: Pendidikan Kepramukaan, Rasa Nasionalisme I. PENDAHULUAN Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Makna tujuan pendidikan nasional tersebut adalah menumbuhkan, mengembangkan dan membina kepribadian manusia seutuhnya, serta memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme. Namun pada era globalisasi seperti sekarang ini pemuda generasi bangsa malah semakin sedikit memiliki jiwa nasionalisme, ini dibuktikan dengan kurangnya rasa kesatuan dan persatuan yang diperlihatkan oleh anak muda jaman sekarang terutama para siswa-siswa SMA. Di televisi banyak kita melihat terjadi tawuran antar pelajar dimana pemicunya hanyalah kesalah-pahaman kecil. Kesalahpahaman kecil antar pelajar ini dapat memicu gesekan-gesekan yang mengarah pada perbedaan agama, suku, ras bahkan antar golongan yang ujung-ujungnya berimbas pada permasalahan besar yang dapat menggerogoti keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kurangnya pemahaman akan rasa persatuan dan kesatuan antara para pelajar-pelajar tersebut merupakan sumber dari adanya tawuran antar pelajar. Dimana pemahaman terhadap perbedaan yang dimiliki janganlah dijadikan sebagai jurang pemisah. Namun perbedaan-perbaedaan itulah yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk tetap mempertahakan kesatuan dan keutuhan Negara Indonesia. Perlu diketahui sikap nasionalisme timbul pada waktu tertentu saja seperti pada waktu kejuaraan piala AFF maupun SEA Games yang telah lewat lalu. Ketika itu nasionalisme anak Indonesia menggebu-gebu tapi setelah selesai kejuaraan, selesai pulalah sikap nasionalisme anak Indonesia. Hal ini menjadi sebuah fenomena tersendiri dikalangan pemuda Indonesia. Ketika terjadi sebuah peristiwa yang menuntut adanya persatuan, hanya ketika saat itulah para pemuda Indonesia yang sebenarnya memiliki latar belakang yang berbeda dapat menyatukan perbedaannya. Namun ketika peristiwa penting tersebut telah terlewati, maka perbedaan tersebut akan kembali muncul dan menjadi ego tersendiri bagi pemudapemuda Indonesia. Fenomena tersebut membuktikan bahwa rasa nasionalisme pemuda pada umumnya dan pelajar pada khususnya telah mulai menghilang dan mengalami degradasi dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika rasa nasionalisme tersebut tidak

ditanamkan dari usia muda, kapan lagi penanaman rasa nasionalime tersebut bisa kita lakukan. Agar sikap nasionalisme tidak menghilang dan tetap tertanam di jiwa peserta didik, maka perlu diadakan suatu kegiatan untuk membentuk rasa nasionalisme. Salah satunya adalah melalui kegiatan Pramuka. Gerakan pramuka sebagai organisasi kepemudaan yang mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan pendidikan di luar sekolah untuk menyiapkan generasi muda sebagai tunas bangsa, pandu pertiwi penerima tongkat estafet perjuangan para pendahulunya dalam melanjutkan perjuangan bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Sebagai organisasi kepemudaan yang mengembangkan pendidikan kepramukaan mempunyai kaitan erat sekali dengan pendidikan formal. Bahkan pendidikan kepramukaan merupakan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di setiap Sekolah Dasar dan Menengah bahkan di sebagian Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta salah satu unit kegiatan mahasiswanya adalah kegiatan pramuka. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kepramukaan urgensinya sangat tinggi dengan kebutuhan hidup manusia, bahkan pendidikan kepramukaan merupakan wujud dari usaha bela Negara. Tujuan Pendidikan Kepramukaan adalah untuk mendidik para peserta didik atau siswa agar memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang kuat, memiliki aktivitas yang tinggi dalam kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta tanah air. Gerakan Pramuka sebagai lembaga penyelenggara Pendidikan Non Formal di luar Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat strategis yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Kaum Muda Indonesia serta mewujudkan peningkatkan rasa nasionalisme yang pada era globalisasi seperti saat ini terasa telah memudar. Tingkat SMA merupakan jenjang tingkat Pramuka Penegak dimana pada masa ini rasa nasionalisme pemuda sangatlah labil sehingga siswa-siswa SMA sangat perlu diberikan pendidikan Kepramukaan guna menanamkan dan meningkatkan rasa nasionalismenya.

Namun pada kenyataannya kegiatan kepramukaan kurang mendapat tempat di mata masyarakat. Banyak persepsi yang menyatakan bahwa kegiatan kepramukaan hanyalah kegiatan senang-senang yang hanya bisa tepuk-tepuk dan nyanyi-nyanyi. Apabila ditinjau dari berbagai sisi secara mendalam banyak kegiatan kepramukaan mengandung manfaat bagi anak didik. Berkaitan dengan uraian di atas maka penulis bermaksud mengangkat pemasalahan sebagai berikut: (1) bagaimanakah peranan pendidikan kepramukaan terhadap rasa naionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng? ; (2) bagaimanakah aplikasi nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada? ; kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam mewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada? II. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. 1) Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di sini adalah tempat dimana peneliti mengambil data yaitu di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. 2) Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 50 orang siswa SMK Negeri 1 Sukasada yang merupakan anggota Pramuka dengan rincian 18 orang siswa kelas X, 16 orang siswa kelas XI, dan 16 orang siswa kelas XII. Jumlah subjek penelitian diambil berdasarkan sampel penelitian dari keseluruhan siswa yang berjumlah 504 orang dengan menggunakan teknik (1) quora sampling ; (2) proporsional sampling ; dan (3) Random Smpling.
3) Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian lapangan dengan teknik angket (kuesioner), observasi, dan studi dokumen.

4) Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kulitatif. Secara spesifik tahap pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi tahapan-tahapan yaitu: (1) pengumpulan data; (2) reduksi data; (3) penyajian data; (4) Penarikan kesimpulan/verifikasi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rasa bangga dan cinta akan tanah air yang sering disebut dengan nasionalisme di Indonesia dewasa ini telah mengalami pemudaran dan juga mengalami kemerosotan atau yang lebih kerennya telah terjadi erosi kebangsaan. Dimana para pemuda dewasa ini lebih mengidolakan bahkan lebih mencintai dan membanggakan bangsa dan negara lain dari pada bangsa dan negara sendiri. Hal ini tidaklah lepas dari peranan pemerintah dan lingkungan sekitar akan merosotnya jiwa nasionalisme pemuda di negeri ini. Berbagai upaya harus dilakukan agar nantinya jangan sampai bangsa Indonesia dilupakan oleh oleh rakyatnya sendiri. Untuk itu dibutuhkan lebih dari pendidikan formal untuk bisa mengatasi segala permasalah tersebut. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan (UU No 12 Th 2010). Pendidikan kepramukaan yang diselenggraakan oleh gerakan pramuka sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dan pemuda guna menumbuhkan mereka agar menjadi generasi yang lebih baik. Sanggup bertanggungjawab terhadap Bangsa dan Negaranya juga mampu membina dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan melaksanakan pembangunan disegala bidang demi terwujudnya cita-cita perjuangan para pahlawan bangsa. SMK Negeri 1 Sukasada yang merupakan sekolah dengan siswa yang berasal dari berbagai daerah, yang memiliki latar belakang berbeda mengadakan ekstarkurikuler Pramuka guna meminimalisir bahkan bermaksud untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada diantara siswanya. Dengan

dilaksanakannya pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada maka tujuan pendidikan kepramukaan yang pada dasarnya sama dengan tujuan gerakan pramuka di Indonesia yakni untuk mendidik dan membina kaum muda Indonesia agar menjadi: 1) Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan ketrampilannya, kuat dan sehat jasmaninya 2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik lokal, nasional maupun internasional. Diharapkan mampu terealisasi dan menjadi tonggak dalam pendidikan katrakter bangsa di SMK Negeri 1 Sukasada. Dari hasil penelitian di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng didapatkan gambaran tentang distribudi data mengenai peranan Pendidikan Kepramukaan dalam membentuk rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Distribusi Skor Pendapat Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2011/2012 mengenai Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam Membentuk Rasa Nasionalisme Siswa. Nama Siswa Gd Kariada Putu Desi Santariani Bakti Satia Putra Nanda Luh Aprialiani Km Lila Darmayanti Luh Putu Pebriani Kd Suci Ari Wahyuni Luh Aryantini Kd Yunita Dewi Ni Luh Putu Indu Sanmantha Km Rediantini Kd Suarjana Skor 46 49 41 43 39 41 39 39 43 39 42 34 Kategori B SB B B B B B B B B B B

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18

Ketut Ayu Transmiliandani Gede Supri Adnyana Kd Dodik A P Gd Ari Suardika Km Lilik Ariani Satria Wira Prancisna

46 53 48 51 49 50

B SB B SB SB SB

Tabel 2

Distribusi Skor Pendapat Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2011/2012 mengenai Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam Membentuk Rasa Nasionalisme Siswa. Nama Siswa Skor 43 47 46 49 50 48 47 52 45 47 39 40 41 49 41 41 Kategori B B B SB SB B B SB B B B B B SB B B

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Eka Apariawan Ni Kadek Anggun Suriantini Kd Januantara Ketut Ganda Putrawan Gd Doni Harta Sagita Ni Luh Malina Dewi Adnya Dewi Luh Sri Astuti Ketut Karsiani Km Puja Sukrawan Ketut Metri Indrawan Gede Agus Adnyana Mella Purnama Sari Putu Merta Yasa Ahmad Irwan Bastian BHS

Tabel 3Distribusi Skor Pendapat Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2011/2012 mengenai Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam Membentuk Rasa Nasionalisme Siswa. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Siswa Yulika Andriani Kt Wvi Linda Maharani Ketut Yamita Dewi Juli Aryanto Ni Pt Roka Agastia Sawitri Ni Luh Pt Suryani Kadek Andre Ari Sanjaya Salsabil Haz Gede Deni Gita Pramana Putu Ardi Satriawan Ni Ketut Cempaka Riani Skor 49 47 52 52 46 52 58 49 45 53 46 Kategori SB B SB SB B SB B SB B SB B

12 13 14 15 16

Ni Ketut Sandat Riana I Putu Nana Partha Wijaya Putu Mei Wirani Andhika Permana Ida Bagus Dirga Pramana

52 42 39 46 43

SB B B B B

Dapat dilihat dari distribusi skor pada tabel 1, 2 dan 3 di atas bahwa Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada. Karena dari 50 orang sampel sebanyak 32% memiliki respon yang sangat baik terhadap rasa nasionalisme, dan 68% memiliki respon yang baik terhadap rasa nasionalme. Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan kepramukaan sangat besar peranannya dalam membentuk rasa nasionalisme siswa. Jadi dengan adanya Pramuka disekolah dapat mengajarkan kepada para siswa bagaimana pentingnya bagi kita untuk mengetahui lebih mendalam mengenai Negara Indonesia dan bagaiman mencintai tanah airnya. Selain melalui hasil survei yang di dapat, terdapat berbagai wujud nasionalisme yang dapat dilihat dari adanya pendidikan kepramukaan. Pengaplikasian rasa nasionalisme secara nyata dari pendidikan kepramukaan dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang telah diadakan oleh pramuka SMK Negeri 1 Sukasada selama ini. Beberapa kegiatan yang mencerminkan rasa nasionalisme pada kegiatan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada diantaranya adalah: 1) Upacara Pembukaan Latihan (Upenlag) Sebelum mengadakan latihan rutin di SMK Negeri 1 Sukasada selalu mengadakan upacara pembukaan latihan. Dimana tujuan dari diadakannya upacara sebelum memulai latihan adalah untuk menanamkan rasa disiplin dan nasionalime terhadap setiap anggotanya. Adapun susunan Upacara Pembukaan Latinhan yang didalamnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme adalah sebagai berikut: a. Pradana/pemimpin pasukan mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf. b. Pemimpin Pasukan menyiapkan pasukannya. c. Pradana memasuki lapangab upacara. d. Penghormatan kepada Pradana. e. Laporan Pemimpin Sangga (Pasukan) kepada Pradana.

f. Para Pemimpin Sangga (Pasukan) sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan. g. Pradana menjemput Pembina sekaligus laporan bahwa upacara siap dimulai dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga (tempat yang telah ditentukan). h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku. i. Penghormatan kepada Pembina Upacara. j. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya. k. Pembacaan Dasadarma oleh petugas. l. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan. m. Pengumuman dari Pembina. n. Pembina memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. o. Laporan Pradana kepada Pembina bahwa upacara telah selesai. p. Penghormatan kepada Pembina Upacara. q. Pembian Upacara meninggalkan lapangan upacara. r. Penghormatan kepara Pradana. s. Pradana meninggalkan lapangan upacara. t. Barisan dibubarkan oleh Pemimpin Pasukan. 2) Ujian Syarat Kecakapan Umum (SKU) Merupakan syarat umum yang harus dipenuhi untuk kenaikan tingkat bagi setiap anggota pramuka. Didalam melakukan ujian SKU tersebut anggota pramuka dituntut untuk dapat menguasai setiap materi yang diujikan. Adapun materi SKU yang menjadi perwujudan dari nasionalisme adalah: a. Ujian SKU Penegak Bantara 1. 2. Ujian SKU Poin 4: Dapat bersama antara umat beragama dan toleransi dalam bakti. Ujian SKU Poin 7: Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari.

10

3.

Ujian SKU Poin 14: Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

b. Ujian SKU Penegak Laksana 1. Ujian SKU Poin 14: Dapat menjelaskan sejarah, arti, tatacara penggunaan dan kiasan Sang Merah Putih. 3) Materi Wawasan Kebangsaan Materi di dalam Pendidikan Kepramukaan yang langsung mendidik anggota Pramuka untuk mengenal dan mengetahui bagaimana cara mencintai dan bangga terhadap tanah air Indonesia. Di dalam materi wawasan kebangsaan dan bela negara ini, anggota Pramuka tidak hanya diberikan materi berupa teori saja namun juga diberikan praktek-praktek yang langsung digunakan dalam mengaplikasikan rasa cinta dan bangganya terhadap tanah air Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya tidak semudah yang dipikirkan. Dalam mewujudkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia khususnya di SMK Negeri 1 Sukasada tilaklah mudah, banyak halangan dan kendala-kendala yang harus dihadapi untuk mewujudkannya. Apalagi mengingat kondisi yang ada di Sekolah tersebut. Adapun kendala yang dihadapi dalam mewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada diantaranya adalah: 1) Ego kedaerahan yang masih dimiliki oleh para siswa. Para siswa yang berasal dari daerah yang berbeda-beda menyebabkan siswa-siwa di SMK Negeri 1 Sukasada masih memiliki ego dan lebih mementingkan daerahnya masing-masing dibandingkan kepentingan bersama.
2)

Siswa di SMK Negeri 1 Sukasada masih lebih mengutamakan teman dekatnya dalam melakukan kegiatan dan lebih mengesampingkan teman yang tidak terlalu akrab. Dari kendala-kendala yang dihadapi dalam membentuk rasa nasionalisme

siswa di SMK Negeri 1 Sukasada, peneliti mengambil beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Alternatif yang diambil adalah:

11

1)

Dalam pembentukan sangga anggota pramuka dilakukan secara acak agar anggota dalam menentukan rekanya tidak memilih-mailih hanya dengan teman dekat ataupun teman sedaerahnya.

2)

Membiasakan peserta didik melakukan kegiatan dengan seluruh anggota Pramuka agar setiap anggota saling mengenal satu sama lain, dan mereka tidak hanya melakukan kegiatan dengan teman dekatnya saja. IV. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulan sebagai berikut: (1) Pendidikan Kepramukaan memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Karena melalui pendidikan kepramukaan siswa SMK Negeri 1 sukasada menunjukkan respon yang baik terhadap rasa cinta dan bangga akan tanah airnya Indonesia ; (2)Aplikasi nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada dapat di ditunjukkan melalui berbagai kegiatan yang telah dilakukan, adapun kegiatan-kegiatan yang menjadi aplikasi nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng adalah Upacara Pembukaan Latihan (Upenlag), Ujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), Materi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara ; (3) Kendala yang paling utama dalam mewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng adalah Ego kedaerahan yang masih dimiliki oleh para siswa dan masih lebih mengutamakan teman dekatnya dalam melakukan kegiatan. Solusi yang diambil adalah dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan dengan seluruh anggota Pramuka agar setiap anggota saling mengenal satu sama lain. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: (1) untuk Sekolah khususnya Kepala Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan kepramukaan di sekolah dan SMK Negeri 1 Sukasada pada khususnya agar selalu mendukung dan membantu dalam segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pramuka ; (2) untuk siswa selaku anggota pramuka, karena peranan pendidikan kepramukaan dapat membentuk rasa nasionalisme siswa, maka disarankan kepada siswa agar aktif dalam mengikuti dan menjalankan segala

12

kegiatan-kegiatan pramuka yang diadakan ; (3) kepada Orang Tua atau Wali siswa yang merupakan anggota pramuka diharapkan agar memberi kesempatan dan mendukung putra/putrinya dalam beraktivitas dalam kegiatan pramuka ; (4) bagi Instansi-instansi yang terkait dengan pendidikan kepramuka, dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepramukaan selalu dikordinasikan dan dipublikasikan secara jelas agar segala kegiatan yang diselenggaran dapat terpublikasi dengan jelas dan dapat diketahui oleh berbagai pihak akan kegiatan tersebut. DAFTAR PUSTAKA __. Nasionalisme. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme.html (diakses tanggal 31 Maret 2011) Abas, Amin, dkk. 1994. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka. Jakarta: Beringin Jaya. Affandi, Nur. 2011. Meningkatkan Sikap Nasionalisme dan Patriotisme Kepada Peserta Didik SD Melalui Pendekatan Gerakan Pramuka. Makalah (tidak diterbitkan). Universitas Kanjuruhan Malang Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi S-1 PGSD. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Jakarta: Rineka Cipta. Praktek.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dantes, I Nyoman. 1983. Variasi Penelitian dan Perumusan Hipotesis. FKIPUNUD, Singaraja. Dian Aryanti, Ni Luh Meita. 2011. Perbedaan Tingkat Kedisiplinan Siswa Ditinjau dari Segi Keterlibatan Siswa Dalam Kegiatan Pramuka Pada Kelas VII SMP N 2 Sawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. Emzir. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Kwarnas. 1999. Anggaran Dasar dan Anggaraan Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Jakarta: Kedai Kwartir Nasional Pramuka. Kwarnas. 2011. Ayarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU) Golongan Penegak dan Pandega. Jakarta: Kedai Kwartir Naional Pramuka.

13

Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. Cetakan Ke7. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nasution. S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Netra. 1974. Metodelogi Penelitian. Usaha Nasional Surabaya. Poerwadarminta, W.J.S. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Sudjana. 1989. Metode Penelitian. Yogjakarta: Institut Press. Suparman. M. 1999. Pedoman Kepramukaan. Jakarta: Kedai Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Surahkman, Winarno. 1972. Dasar-Dasar Metodelogi Ilmiah. Bandung: CV. Tarsito Undang-Undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2010 tetang Gerakan Pramuka. Jakarta: Kedai Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Anda mungkin juga menyukai