0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
110 tayangan59 halaman
Dokumen ini membahas tentang tulang, terdiri dari 3 bagian utama: sel tulang, matriks tulang, dan jenis-jenis tulang. Dijelaskan 3 jenis sel utama dalam tulang yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas beserta fungsinya. Kemudian dijelaskan komponen matriks tulang dan peran periosteum serta endosteum. Terakhir dibedakan antara tulang primer, sekunder, kompakta, dan berongga bes
Dokumen ini membahas tentang tulang, terdiri dari 3 bagian utama: sel tulang, matriks tulang, dan jenis-jenis tulang. Dijelaskan 3 jenis sel utama dalam tulang yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas beserta fungsinya. Kemudian dijelaskan komponen matriks tulang dan peran periosteum serta endosteum. Terakhir dibedakan antara tulang primer, sekunder, kompakta, dan berongga bes
Dokumen ini membahas tentang tulang, terdiri dari 3 bagian utama: sel tulang, matriks tulang, dan jenis-jenis tulang. Dijelaskan 3 jenis sel utama dalam tulang yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas beserta fungsinya. Kemudian dijelaskan komponen matriks tulang dan peran periosteum serta endosteum. Terakhir dibedakan antara tulang primer, sekunder, kompakta, dan berongga bes
Osteosit Osifikasi Endokondral Osteoklas MATRIKS TULANG PERTUMBUHAN, PERIOSTEUM & REMODELLING & ENDOSTEUM PERBAIKAN TULANG JENIS TULANG PERAN METABOLIK TULANG Jenis Tulang Primer SENDI Jenis Tulang Sekunder PENGANTAR Fungsi tulang > kerangka tulang sebagai penyangga > pelindung organ-organ vital > sumsum tulang sebagai penghasil sel-sel darah > tempat penyimpanan cadangan kalsium, fos- fat dan ion lainnya > membentuk suatu sistem pengungkit/mekanik dalam gerakan tubuh (melipat gandakan keku- atan selama kontraksi otot rangka) Gambar 8-1. Komponen tulang. Memperlihatkan tiga tipe sel utama : osteosit, osteoblas dan osteoklas. Amati susunan lamelar tulang, lakuna osteosit, kanalikuli. Perhatikan jari- ngan ikat periosteum, distribusi pembuluh-pembuluh darah dalam tulang. SEL TULANG Osteoblas > mensintesis komponen organik matriks tulang : + kolagen tipe I + proteoglikan + glikoprotein (termasuk osteonektin) > tersusun pada permukaan matriks mirip selapis epitel kuboid (epiteloid) > sitoplasma basofilik (osteoblas aktif) > aktivitas osteoblas dirangsang oleh hormon para- tiroid (PTH) Osteoblas (samb.) > matriks yang belum mengapur, osteoid > osteoblas mensekresi : * osteokalsin, mengikat ion Ca++ * fosfatase alkali, meningkatkan kon- sentrasi ion PO4 - * kedua ion di atas berperan dalam pembentukan kristal hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] Gambar 8-2. Osteoblas dan osteosit. a): Fotomikrograf tulang yang sedang terbentuk, (OB) osteoblas, (O) osteosit. Sel osteoblas tersusun satu baris sel (epiteloid) dan matriks yang belum mengapur (osteoid). 300 X. H&E. b): Gambar skematis memperlihatkan hubungan osteoblas dengan osteoid, matriks tulang dan osteosit. Gambar 8-3. Mineralisasi dalam matriks tulang. Osteoblas mensekresi kolagen tipe I, glikoprotein dan proteoglikan. Osteokalsin dan glikoprotein mengikat Ca++. Osteoblas juga menghasilkan enzim alkalin fosfatase menghidrolisis ion PO4-, menyebabkan terbentuknya kristal CaPO4 (dalam vesikel di matriks). Kristal mengalami mineralisasi selanjutnya dengan terbentuknya massa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] mengelilingi serat kolagen. Osteosit > osteoblas yang dikelilingi oleh sekresinya menjadi osteosit yang terkurung dalam lakuna > osteosit mempunyai tonjolan sitoplasma atau prosesus menempati kanalikuli > prosesus yang berdekatan berkontak melalui taut erat (zonula occludens), memungkinkan pemberian nutrisi untuk sebaris sejumlah se- kitar 10 sel osteosit > osteosit, berbentuk buah kenari, mengandung sedikit RE kasar dan aparatus Golgi ; kromatin inti lebih padat > osteosit berfungsi juga mempertahankan matriks tulang ; bila osteosit mati terjadi resorpsi matriks Gambar 8-4. Osteosit dalam lakuna. a): Gambaran TEM tulang dengan sebuah osteosit dengan prosesus sitoplasmanya. b): Fotomikrograf tulang yang tidak mengalami dekalsifikasi (dikeringkan dan digerus atau diasah sangat tipis), memperlihatkan lakuna dan kanalikuli. 400 X. Osteoklas > suatu sel motil, inti multipel, penggabungan beberapa sel, lokasinya di ‘resorption bays’ atau lakuna Howship > membentuk ‘ruffled border’ atau batas berge- lombang yang berhadapan dengan matriks, tempat terjadinya resorpsi tulang > mensekresi enzim kolagenase dan enzim lain- nya, menciptakan lingkungan yang asam untuk melarutkan hidroksiapatit dan pencernaan kolagen > memiliki reseptor untuk kalsitonin > osteoblas akibat aktivasi PTH, menghasilkan sito- kin yang merangsang osteoklas > aktivitas osteoblas dan osteoklas berkordinasi dalam remodeling tulang Gambar 8-5. Osteoklas dan aktivitasnya. Osteoklas adalah penggabungan monosit darah di tulang. a): Fotomikrograf tulang dengan dua osteoklas (panah). 400X. H&E. Gambar 8-5. Osteoklas dan aktivitasnya. b): Diagram memperlihatkan osteoklas memiliki batas bergelombang (‘ruffled borders’). Gambar 8-5. Osteoklas dan aktivitasnya. c): SEM (Scanning Electron Microscope) suatu osteoklas aktif. 5000 x. MATRIKS TULANG > matriks tulang : 50 % anorganik dari berat tulang yang kering > bahan anorganik : hidroksiapatit, bikar- bonat, sitrat, magnesium, kalium, natri- um, CaPO4 amorf > lapisan hidrasi, selapis air dan ion, mem bungkus ion permukaan hidroksiapatit > material organik : kolagen tipe I dan sub- stansi dasar MATRIKS (samb.) > substansi dasar terdiri dari : proteoglikan, glikoprotein (termasuk osteonektin) > kalsifikasi dari matriks meningkat dengan peran dari : ^ glikoprotein pengikat kalsium (terutama osteokalsin) ^ enzim fosfatase (dihasilkan oleh osteo- blas) PERIOSTEUM & ENDOSTEUM > periosteum : - membungkus permukaan luar tulang - terdiri dari jaringan ikat ( serat kolagen dan fibroblas) - serat perforata atau serat Sharpey ialah se- rat kolagen periosteum yang mengikat peri- osteum pada tulang - sel osteoprogenitor ialah sel punca mesen- kimal yang berpotensi mitosis dan berkem- bang menjadi osteoblas (untuk pertumbuh- an dan perbaikan fraktur dari tulang) PERIOSTEUM & ENDOSTEUM (samb.) > endosteum : - melapisi rongga-rongga dalam dari tulang, trabekula, spikula tulang - selapis tipis jaringan ikat mengandung osteoblas, osteoprogenitor - fungsi utama untuk memberi nutrisi jaringan tulang (melalui pembuluh darah di dalamnya), pertumbuhan dan perbaikan pada kasus fraktur tulang Gambar 8-6. Periosteum dan endosteum. 100 x. H&E. P (periosteum) dan E (endosteum). JENIS TULANG Pengantar > potongan melintang tulang : - tulang kompakta atau padat, area-area padat tanpa rongga - tulang spongiosa atau berongga, banyak rongga-ronga yang saling berhubungan > tulang panjang : - epifisis, di kedua ujung-ujungnya - diafisis, bagian silindris di antara ke dua epifisis - lempeng epifisis, menghubungkan epifisis dengan dia- fisi Gambar 8-7. Tulang kompakta dan berongga (spongiosa atau trabekular). (Compact bone and cancellous bone). Jaringan Tulang Primer > tulang primer adalah tulang yang terdapat pada masa embrio dan perbaikan fraktur > disebut juga tulang anyaman (woven bone), bersifat sementara dan akan diganti oleh tulang sekunder pada orang dewasa > serat kolagen tersusun ireguler, kadar mineral lebih rendah, mudah ditembus sinar-X, osteo- sit lebih banyak > sisa tulang primer pada orang dewasa : dekat sutura kalvaria, alveolus dentalis, insersi tendo Gambar 8-8. Tulang primer (anyaman) dan sekunder (lamelar). (a) : Tulang primer, fraktur yang sedang perbaikan, tulang imatur. Kelihatan osteoblas, osteosit dan osteoklas. 200 x, H&E. Gambar 8-8. (b) : Tulang matur atau sekunder. Matriks tersusun dalam lamela- lamela, sebagian besar konsentris mengelilingi kanal osteosik. 100 x, H&E. Jaringan Tulang Sekunder > jenis jaringan tulang yang dijumpai pada usia dewasa > disebut juga tulang lamelar, karena matriks yang ber- kapur tersusun berlapis-lapis baik paralel maupun kon- sentris (tebal 3-7 um), mengelilingi suatu kanal vaskular > lamela tulang konsentrik yang mengelilingi suatu kanal mengandung pembuluh darah, dinamakan osteon (dulu dikenal sebagai sistem Havers) > lakuna yang berisi osteosit terletak di antara lamela, saling terhubung oleh kanalikuli yang bersisi prosesus osteosit (terkait dengan fungsi nutrisi) > tepi luar osteon, suatu lapisan yang kaya serat kolagen, disebut garis semen (cement line) Gambar 8-1. Komponen tulang. Menunjukkan tiga sel utama tulang (osteoblas, osteosit dan osteoklas), osteosit (dengan lakuna dan kanalikuli), osteon, lamela-lamela matriks. Gambar 8-9. Sebuah osteon. Sediaan yang dikeringkan dan digerus (diasah). L (lakuna), C (kanalikuli), O (sisa osteosit). 500 x. Jaringan Tulang Sekunder (samb.) > tulang kompakta pada diafisis tulang panjang, adanya : - lamela siskumferensial luar - lamela sirkumferensial dalam (lihat gambar 8-1) > osteon terdiri atas 4-10 lamela konsentris mengelilingi kanal sentral (kanal Havers) > kanal sentrak terhubung dengan rongga sumsum dan periosteum melalui kanal perforata (dulu kanal Volkmann), (gambar 8-10) > kanal perforata atau kanal transversal tidak mempunyai lamela konsentris > di antara osteon-osteon terdapat lamela intersisial Gambar 8-10. Tulang lamelar : Kanal perforata dan lamela intersisial. (a) : Kanal perforata transversal (P), lamela intermedia atau intersisial iregular (I). 100. x (b) : Diagram skematis suatu remodeling tulang lamelar kompak, memperlihatkan tiga generasi sistem Havers osteon. Jaringan Tulang Sekunder (samb.) > remodeling tulang : - terjadi sepajang usia secara kontinu - kombinasi antara sintesis dan peromba- kan tulang, osteon tua diresorpsi dan osteon yang baru dihasilkan - lihat gambar 8-11) > kelompok osteoklas membentuk terowongan yang kemudian diisi oleh sel osteoprogenitor > orang dewasa yang sehat, 5-10 % tulang me- ngalami pergantian setiap tahunnya Gambar 8-11. Perkembangan osteon. Kelompok osteoklas membentuk terowongan ke dalam tulang yang tua, diikuti osteoblas membentuk tulang yang baru dan mensekresi osteoid. OSTEOGENESIS Osifikasi Intramembranosa > terjadi di dalam kondensasi jaringan mesen- kimal embrio > pusat osifikasi, titik awal pembentukan tulang pada lapisan kondensasi mesenkimal : - sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblas - osteoblas menghasilkan matriks osteoid diikuti kalsifikasi > terdapat pada terbentuknya tulang frontal dan parietal tengkorak (kepala) Gambar 8-12. Osifikasi intramembranosa. (a) : Sekelompok sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang menghasilkan osteoid. (b) : Sel-sel yang terperangkap dalam matriks berkapur menjadi osteosi. (c) : Terbentuknya tulang anyaman dikelilingi oleh periosteum. (d) : Remodeling tulang anyaman menjadi tulang lamelar. Gambar 8-13. Osifikasi intramembranosa. (a) : Area mesenkim (M), mesenkim terkondensasi (CM), osteoblas (O), matriks tulang (B), area vaskular (V) yang akan membentuk rongga sumsum. 40 x. H&E. (b) : Sediaan yang sama dengan pembesaran yang lebih kuat. Periosteum (P). 100 x. H&E. Osifikasi Endokondral > osifikasi terjadi di dalam tulang rawan hialin, (bentuknya berupa miniatur tulang yang akan dibentuk) > terbentuk kerah tulang (bone collar) di sekitar diafisis dengan aktivitas osteoblas dari mesen- kim perikondrium (osteoprogenitor) memben- tuk pusat osifikasi primer > hal serupa terjadi di daerah epifisis, memben- tuk pusat osifikasi sekunder Osifikasi Endokondral (samb.) > di pusat osifikasi sekunder, tulang rawan hialin tetap dipertahankan di dua daerah : - kartilago sendi (artikular) - kartilago (atau lempeng) epifiseal > lempeng epifiseal memungkinkan tulang tum- buh memanjang dan menghilang (‘penutupan epifisis’) di sekitar usia 20 tahun > setelah ‘penutupan epifisis’ terjadi, pertumbuh- an memanjang tulang tidak mungkin lagi, pele- baran tulang masih dapat terjadi Gambar 8-14. Osteogenesis tulang panjang melalui osifikasi endokondral. (1). Model tulang rawan hialin. (2). Pembentukan kerah tulang di sekitar diafisis. (3). Deposit osteoid diikuti kalsifikasi. (4). Terbentuk pusat osifikasi primer diikuti pusat osififasi sekunder. (5). Adanya lempeng epifiseal di antara diafisis dan epifisis. (6). Terbentuk tulang yang dewasa. Gambar 8-15. Sel dan matriks pusat osifikasi primer. Memperlihatkan gambaran osifikasi endokondral. Sisa matriks kartilago yang mengapur, warna ungu gelap. Mata panah menunjukkan osteosit. 200 x. Pewarnaan Pararosaniline-toluidine blue. Osifikasi Endokondral (samb.) Lempeng kartilago epifiseal, dengan lima zona : 1. Zona istirahat, > kartilago hialin dengan kondrosit yang tipikal 2. Zona proliferasi, > kondrosit bermitosis cepat membentuk kolom-kolom paralel 3. Zona hipertrofi tulang rawan, > hipertrofi kondrosit dengan timbunana glikogen 4. Zona kalsifikasi tulang rawan, > kondrosit mati secara apoptosis > martriks tulang rawan kalsifikasi 5. Zona osifikasi, > osteoprogenitor yang berasal dari periosteum menginvasi rongga yang kosong ditinggalkan oleh kondrosit > osteoprogenitor berdiferensiasi menjadi osteoblas, menghasilkan osteoid membentuk tulang anyaman Gambar 8-16. Lempeng pertumbuhan epifiseal : lokasi dan zona aktivitas. 100 x. H&E. (a) : Lempeng epifiseal diidenfifikasi dengan sinar-x (b) : Zona-zona dari suatu lempeng epifiseal Gambar 8-17. Sel dan matriks lempeng pertumbuhan epifisis. (a) : Lempeng pertumbuhan (GP), zona kartilago hialin istirahat (R), proliferasi (P), hipertrofi (H), spikula kalsifikasi (C), rongga sumsum (M) dan tulang anyaman primer (B). 40 x. H&E. Gambar 8-17. Sel dan matriks lempeng pertumbuhan epifisis. (b) : Sediaan yang sama dengan pembesaran kuat. Hipertrofi (H), zona kalsifikasi (C), tulang (B) dan rongga sumsum (M). 100 x. H&E. PERTUMBUHAN, REMODELING & PERBAIKAN TULANG > pertumbuhan umumnya disertai resorpsi parsi- al jaringan sekaligus perletakan tulang baru > remodeling atau pergantian tulang, pada usia anak sangat aktif, 200 kali lebih cepat daripada orang dewasa > remodeling tulang pada orang dewasa adalah suatu proses fisiologis yang dinamis dan tidak selalu berhubungan dengan pertumbuhan tulang PERTUMBUHAN, REMODELING & PERBAIKAN TULANG (samb.) > perbaikan tulang atau regenerasi tulang pada fraktur : - pembuluh darah di daerah fraktur koyak atau rusak menimbulkan perdarahan setempat - jaringan tulang sekitar fraktur akan mati - bekuan darah diangkut oleh makrofag dan osteoklas meresorpsi matriks tulang yang mati - periosteum dan endosteum di sekitar fraktur berpro- liferasi, mengelilingi fraktur dan mengisi celah di an- tara ujung-ujung tulang yang patah - disana dibentuk tulang primer melalui osifikasi endo- kondral dan intra-membranosa yakni kalus (‘callus’) - jaringan tulang primer kalus kemudian diganti oleh jaringan tulang sekuder, dengan cara remodeling Gambar 8-18. Gambaran utama perbaikan fraktur tulang. (1). Pembuluh darah yang robek mengakibatkan terbentuknya hematoma. (2). Hematoma disingkirkan oleh makrofag, digantikan oleh jaringan prokalus (mirip fibrokartilago), dengan serat kolagen dan fibroblas. (3). Prokalus diinvasi oleh osteoblas dan pembuluh darah, membentuk jaringan tu- lang primer. (4). Jaringan tulang primer mengalami remodeling menjadi jaringan tulang sekunder. SENDI Pengertian Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang menahan tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan di antaranya. Jenis-jenis atau penggolongan sendi 1. Diartrosis Memungkinkan pergerakan tulang secara bebas SENDI (samb.) Jenis-jenis atau penggolongan sendi (samb.) 2. Sinartrosis Memungkinkan sedikit pergerakan atau tidak sama sekali. 2.1 Sinostosis Tulang disatukan oleh jaringan tulang, tidak ada gerakan yang dapat terjadi, umpamanya penyatuan tulang-tulang tengkorak orang dewasa. 2.2 Sinkondrosis Tulang disatukan oleh tulang rawan hialin, umpamanya penyatuan iga pertama dengan sternum pada orang dewasa 2.3 Sindesmosis Tulang-tulang disatukan oleh suatu ligamen interoseus jaringan ikat padat atau fibrokartilago dengan gerakan sangat terbatas,umpamanya simfisis pubis. Diartrosis > mobilitas besar, umpamanya sendi siku dan sendi lutut > simpai sendi terdiri dari jaringan ikat, bersama- sama dengan ligamen mempertahankan susun- an tulang-tulang yang membentuk sendi terkait > simpai sendi membungkus suatu rongga sendi > rongga sendi berisi cairan sinovia, suatu cairan kental, transparan, tanpa warna > rongga sendi dilapisi membran sinovia, suatu jaringan ikat khusus Gambar 8-19. Diartrosis atau sendi sinovia. (a) : Diagram komponen diartrosis. 1) simpai sendi, 2) rongga sinovia atau sendi, 3) kartilago sendi. Gambar 8-19. Diartrosis atau sendi sinovia. (b) : Potongan longitudinal suatu diartrosis tulang panjang. Simpai (C), lempeng epifisis (E), kartilago sendi (A) dan membran sinovia (SM). 10 x. Pewarnaan PSH. Diartrosis (samb.) > membran sinovia menjulurkan lipatan dan vili ke dalam rongga sendi > sel-sel membran sinovia mensekresi cairan sinovia yang berfungsi sebagai pelumas sendi > cairan sinovia berasal dari plasma darah de- ngan konsentrasi asam hialuronat yang tinggi > membran sinovia dapat memiliki regio-regio dengan berbagai tipe jaringan ikat, yaitu are- olar, fibrosa atau adiposa di berbagai sendi di- artrosis Diartrosis (samb.) > jaringan ikat membran dari permukaan sendi yang ber- singgungan dengan cairan sinovia mendapat banyak pendarahan melalui anyaman kapiler yang berfenestra > jaringan ikat membran mempunyai dua jenis sel yaitu sinoviosit, dengan fungsi dan asal yang berbeda : a) sinoviosit bundar, berkontak dengan rongga sino- via, bersifat fagositik dan mengankut debris ‘wear and tear’ dari cairan sinovia b) sinoviosit fibroblastik, terdapat di antara kapiler darah, menghasilkan glikosaminoglikan (GAG), asam hialuronat dan substansi dasar jaringan ikat, suatu cairan mirip- gel yang kental > cairan sinovia melumasi sendi, mengurangi friksi permu- kaan internal, menyediakan nutrien dan oksigen untuk kartilago sendi Gambar 8-20. Membran sinovia. (a) : Lipatan membran sinovia ke dalam rongga sendi (JC), vaskularisasi (V), kartilago sendi (AC). 100 x. Mallory trichrome. (b) : Pembesaran kuat dari lipatan-lipatan di atas, sinoviosit miripi-makrofag (tipe A) berasal dari monosit darah, sinoviosit mirip-fibroblas (tipe B) berasal dari mesenkim. 400 x. (c) : Gambar skematis struktur ultra membran sinovia. Diartrosis (samb.) > serat kolagen pada kartilago hialin tersusun berupa lengkung dengan ujungnya pada per- mukaan yang terpapar > permukaan kartilago pada sendi tidak ditu- tupi oleh perikondrium > kartilago sendi bersifat elastis dan juga ber- fungsi sebagai peredam yang efektif untuk tekanan mekanis yang intermiten Gambar 8-21. Kartilago sendi. (a) : Permukaan sendi diartrosis dibentuk oleh kartilago hialin, tidak memiliki perikondrium. 40 x. H&E. Gambar 8-21. Kartilago sendi. (b) : Serat kolagen tersusun mula-mula tegak lurus, kemudian menekuk membentuk arkus yang paralel dengan permukaan. Kondrosit berbaris-baris vertikal, di bagian superfisial lebih pipih. Diskus intervertebralis > merupakan cakram fibrokartilago di antara permukaan artikular tulang vertebra > anulus fibrosus setiap diskus : ~ lapisan luar jaringan ikat padat ~ lamina fibrokartilago ~ serat kolagen tipe I > nukleus pulposus : ~ terletak di pusat anulus fibrosus ~ mengandung sel yang berasal dari notokorda embrionik, matriks kentak mirip-gel (kaya akan asam hialuronat dan serat kolagen tipe II > nukleus pulposus ukurannya besar pada usia anak, berangsur mengecil seiring bertambahnya usia > berfungsi sebagai peredam kejut dalam medula spinalis Gambar 8-22. Diskus intervertebralis. 40 x. PSH. AF (anulus fibrosus), NP (nukleus pulposus). Rujukan