Anda di halaman 1dari 6

DARI DESA UNTUK NEGERI

“MENEBAR JARING – JARING CINTA DENGAN PENUH KEIKHLASAN”

Oleh : Erna Setiawati

1.1 LATAR BELAKANG

Desa adalah ujung tombak membangun negeri. Kemakmuran bangsa dan


negara terdapat pada desa. Negara dan bangsa akan bermartabat bilamana desanya
makmur dan kokoh. Indonesia, bagaimanapun, adalah kumpulan dari ribuan
desa. Membangun Indonesia berarti meniscayakan pembangunan terhadap desanya.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai cita-cita kemajuan ketika desa tak
diberdayakan secara optimal. Desa adalah jantung sebuah negara. Membangun desa
sama artinya membangun negara.

Kerja membangun desa membutuhkan ketulusan dan ikhtiar yang konsisten


yang melibatkan seluruh stakeholder yang ada di desa, baik pemerintah maupun
masyarakat desa. Setelah ada pengakuan, pemberian kewenangan, serta dukungan
alokasi dana yang besar, desa harus bisa menjaga dan merawat kekayaan alam dan
budaya yang dimilikinya. Budaya gotong royong, toleransi, dan bekerja keras jangan
sampai tergerus oleh modernisasi yang mengarah pada sikap individualistik. Kearifan
lokal daerah penting untuk tetap dijaga kelestariannya, bahkan perlu untuk senantiasa
dikembangkan, ditularkan ke segenap hati masyarakat laksana virus kebaikan yang
nantinya akan menginfeksi setiap masyarakat menuju kemajuan dan kesejahteraan.

Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang
peranan penting. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

Page 1
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. (Sanjaya, 2009: 2).

Pendidikan merupakan hak yang harus diperoleh oleh seluruh masyarakat.


Pendidikan memiliki peran yang menentukan bagi perkembangan individu terutama
bagi pembangunan bangsa dan Negara. Dalam program pembangunan nasional,
pengembangan pendidikan merupakan salah satu wahana yang sangat penting, karena
melalui pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Suryaningsih,
2016).

Pendidikan adalah senjata utama yang anda bisa gunakan untuk mengubah
dunia (Nelson Mandela)

Ketika Jepang mengalami kehancuran akibat serangan dari pasukan sekutu


Amerika Serikat. Kota Hiroshima dan Nagasaki mengalami kelumpuhan, bahkan tidak
ada titik kehidupan. Namun, ketika itu Kaisar Hirohito menanyakan kepada seluruh
jenderal, “Berapa jumlah guru yang tersisa?”. Begitu besarnya perhatian Jepang
terhadap pendidikan. Jepang yang saat itu Jepang mengalami kehancuran, kini melalui
pendidikan mereka berhasil menjadi Negara maju bahkan bisa bersaing dengan
Amerika Serikat dengan berbagai bidang. Hal ini bisa karena Jepang mempunyai
padangan dengan pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas akan berpengaruh majunya suatu bangsa.

Memang tidak bisa dipungkiri pendidikan menjadi sebuah kebutuhan bagi


manusia untuk mengembangkan pontensi dan jati diri yang dimiliki. Jika kebutuhan ini
dapat tersalurkan dan dikembangkan oleh suatu negara yang menyediakan pendidikan
yang berkualitas, maka tingkat kebodohan, kemiskinan, dan angka putus sekolah tidak
akan ditemukan karena SDM yang dihasilkan mampu memiliki kualitas baik secara
sikap maupun kognitif.

Hal inilah yang menjadi problematika di Tanah Air yang sejauh ini belum bisa
mengembangkan sektor pendidikan untuk bisa menghasilkan SDM yang memiliki

Page 2
kualitas dan integritas untuk membangun negara ini. Pendidikan belum menjadi
prioritas yang diutamakan di negeri ini untuk membangun bangsa. Sehingga, Indonesia
sampai saat ini belum bisa dikatakan sebagai negara maju.

Kualitas dan mutu pendidikan dapat diukur melalui beberapa indikator di


antaranya: angka partisipasi murid, angka putus sekolah, angka mengulang kelas, rasio
siswa-guru, rasio guru-sekolah, kualitas guru, dan sarana dan prasarana. Apakah sejauh
ini pendidikan di Indonesia sudah memenuhi indikator kualitas pendidikan? Tentunya,
hal ini bisa dilihat dari kondisi dan realita kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.

Untuk mencerdasakan generasi penerus bangsa, peran guru sangatlah penting.


Ditangan para gurulah masa depan generasi bangsa dipertaruhkan. Jika guru mampu
mendidik dan mengajaar dengan baik, maka harapan akan kemajuan peradaban masih
ada.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para pendidik yaitu :

1. Berdo’a sebelum mengajar


Do’a mencerminkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, melindungi
kita dari rasa kecewa, menumbuhkan semangat untuk mengajar, menghalangi
kita dari Perbuatan tercela, dan menjadikan pekerjaan kita bernilai Ibadah.
Maka dari itu sangat dianjurkan sebelum melakukan aktifitas harus berdo’a
terlebih dahulu. Dengan berdoa kepada Allah SWT, Inshaa Allah akan
diberikan kemudahan dan kelancaran untuk menjalani semua pekerjaan yang
akan kita kerjakan. Banyak manfaat yang akan kita peroleh apabila membaca
doa sebelum melakukan aktifitas, salah satu manfaat yang paling nyata
yaitu kita akan diberikan kemudahan untuk menjalani semua pekerjaan yang
kita hadapi.
2. Niat yang ikhlas dan tulus
Ketulusan seorang pendidik akan memberi bekas makna yang
mendalam pada diri peserta didiknya. Keikhlasan niat akan menjadi obor
penerang di kala realitas yang ada terkadang membuat semangat para pendidik

Page 3
menurun. Pendidik harus memiliki niat bahwa mendidik dan mengajar itu
semata-mata untuk mengabdi dan memberikan manfaat bagi banyak orang
dengan menebar jaring – jaring cinta dengan penuh keikhlasan.
3. Merencanakan pengajaran dengan baik
Gagal dalam merencanakan bisa jadi merencanakan kegagalan. Begitu
juga dalam mendidik dan mengajar. Pendidik yang sudah mempersiapkan
rencana pengajaran akan jauh lebih mudah dalam mengevaluasi hasil belajar
dibandingkan pendidik yang tanpa perencanaan alias asal masuk kelas atau
mengajar asal – asalan.
Jika peserta didik sudah terlihat mengalami kejenuhan dalam belajar,
maka pendidik bisa mengajak peserta didik untuk menggambar. Menggambar
adalah keahlian yang bisa dipelajari seperti halnya menulis. Pendidik perlu
menciptakan suasana yang nyaman dan memberikan petunjuk yang jelas
sehingga peserta didik bisa mengatasi rasa takutnya untuk menggambar. Ini
adalah aktivitas pembelajaran aktif yang bisa membuat banyak orang
mengalami keasyikan. Pada saat yang bersamaan, aktivitas ini juga
mempertajam kemampuan observasi dan mendorong tumbuhnya menghargai
seni. (contoh untuk menggambar wajah seperti pada tabel 3 berikut
(Hollingsworth, et al, 2008:120).
4. Mengenali identitas dan karakter peserta didik
Sebagian pendidik atau guru masih terfokus pada materi pembelajaran.
Padahal yang jauh lebih penting adalah bagaimana mengenali identitas dan
karakter siswa yang akan menjadi peserta didiknya. Pengenalan identitas,
karakter dan kebutuhan siswa akan menjadikan guru ibarat orang tua yang
perhatian bagi peserta didik.
5. Menggunakan metode yang mudah dan menyenangkan
Metode terkadang lebih penting dibandingkan materi. Dengan materi
yang sama, belum tentu semua guru bisa diterima cara pengajarannya oleh
siswa. Metode yang asyik, mudah dan menyenangkan akan lebih mendapatkan

Page 4
respon positif dari peserta didik dibanding cara pembelajaran yang jenuh,
menyulitkan dan jauh dari menyenangkan.
6. Memotivasi sekaligus menginspirasi
Motivasi memiliki andil besar dalam membakar semangat peserta didik
untuk terus belajar. Seorang pendidik yang baik adalah yang mampu
memotivasi peserta didiknya dan memberikan inspirasi agar para muridnya
senantiasa menjaga tradisi belajarnya. Untuk memotivasi peserta didik, dapat
dilakukan dengan cara menceritakan kisah – kisah atau dongeng yang dapat
memotivasi mereka.
7. Memberikan keteladanan yang layak dicontoh
Guru sering diberi pengertian sebagai seorang yang layak “digugu”dan
“ditiru”. Ini adalah hal paling utama. Ketika guru telah memberikan contoh
yang baik, maka siswa akan lebih senang dalam mengamalkan nilai-nilai yang
telah ditanamkan oleh gurunya.

Page 5
1.5 DAFTAR PUSTAKA

Ariawati, Ketut Novi. (2017). Bagaimana Cara Menjadi Guru Profesional Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Memperbaiki Pendidikan Di
Indonesia.

Rachmah, Huriah. (2012). Strategi Pembelajaran Aktif Di Sekolah Dasar. Pendidikan.


49(319) : 7 – 15.

Page 6

Anda mungkin juga menyukai