Anda di halaman 1dari 4

Lapisan Batas Atmosfer adalah bagian dari atmosfer yang secara langsung

dipengaruhi oleh permukaan bumi dan merespon pada pembangkit permukaan


dengan skala waktu kurang dari atau sama dengan 1 jam. Fenomena meteorologi
yang terjadi di lapisan batas ini antara lain turbulensi, penguapan, angin
permukaan, transfer panas, dan sebagainya. Perubahan kondisi permukaan turut
mengubah transfer panas permukaan dan uap air yang mempengaruhi struktur dari
lapisan batas atmosfer. Hal yang penting untuk pengembangan lapisan batas
atmosfer adalah pertukaran antara permukaan dan udara yang direpresentasikan
dalam keseimbangan energi serta parameter turbulensi (Wilmot, 2014). Oleh
sebab itu alih energi dari permukaan berupa fluks permukaan menjadi sangat
penting

Atmosfer bumi terdiri dari empat lapisan yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan
termosfer. Troposfer merupakan lapisan yang paling bawah, sehingga troposfer
dibatasi langsung oleh permukaan bumi. Di antara permukaan bumi dan atmosfer
terdapat suatu lapisan yang disebut boundary layer. Menurut Tucker dkk, (2009).
Atmospheric Boundary Layer (ABL) atau yang biasa dikenal sebagai Planetary
Boundary Layer (PBL) adalah lapisan paling bawah atmosfer yang dicirikan
dengan adanya turbulensi yang terbentuk sebagai akibat dari interaksi antara
atmosfer dengan permukaan, dalam jangka waktu kurang dari satu hari.

Turbulensi merupakan salah satu proses transpor yang penting bagi atmosfer dan
bisa digunakan untuk menentukan lapisan batas atmosfer. Turbulensi adalah gerak
udara yang arahnya tidak beraturan dalam skala kecil dan ditandai oleh angin yang
kecepatannya bervariasi. Lapisan batas atmosfer ditandai dengan adanya turbulensi
dan pencampuran akibat gesekan dengan permukaan bumi
Ketinggian ABL bervariasi terhadap ruang dan waktu, sehingga dalam pendugaan
ketinggian ABL digunakan variasi diurnal dari profil vertikal suhu, kelembaban,
dan angin. Di daratan, ABL maksimum terjadi pada siang hari karena konveksi
maksimum terjadi pada siang hari. Medeiros dkk., (2005) menyatakan bahwa
variasi ketebalan ABL di lautan cenderung lebih kecil dibandingkan di daratan
karena lautan memliki kapasitas panas yang lebih besar dibandingkan daratan,
sehingga lautan dapat menyerap sejumlah panas yang besar dengan perubahan
suhu yang sangat kecil. Indonesia timur merupakan daerah kepulauan dimana
perubahan kondisi atmosfer di lautan cenderung perlahan sedangkan faktor
topografi tiap wilayah kepulauan yang berbeda mempengaruhi ABL karena adanya
efek kekasaran permukaan, pada siang hari turbulensi yang terjadi di daratan
lebihtinggi daripada di lautan sehingga ABL maksimum pun terjadi sedangkan
kecepatan angin di laut lebih besar daripada di daratan.

Karakteristik ketinggian LBA dipengaruhi oleh faktor geografis dan topografi tiap
wilayah serta parameterparameter seperti suhu udara, kecepatan angin. suhu
potensial dan kelembapan Spesifik.

Di atas daratan

Struktur LBA sangat dipengaruhi oleh siklus harian pemanasan dan pendinginan
permukaan serta oleh keberadaan awan. Aliran netral (yakni aliran dimana tidak
ada efek apungan) di saluran udara (wind tunnel) menyerupai kondisi atmosfer
yang berangin dengan tutupan awan sempurna. LBA yang terstrata tak stabil
(lapisan batas konvektif / convective boundary layer ) terjadi bila terdapat
pemanasan permukaan yang kuat sehingga menghasilkan ketidakstabilan termal
atau konveksi dalam bentuk termal dan plume dan bila konveksi yang random
dibangkitkan oleh pendinginan radiatif di puncak awan. Kondisi sangat tidak stabil
yang didorong oleh pemanasan permukaan akan menyebabkan lapisan luar
didominasi oleh gerak konvektif dan lapisan ini sering disebut sebagai lapisan
tercampur (mixed layer). LBA terstrata stabil terutama terjadi pada malam hari
yang ditunjukkan oleh adanya inversi di permukaan sedangkan LBA tak stabil
ditunjukkan oleh adanya lapisan superadiabatik di dekat permukaan. Puncak
lapisan batas dalam kondisi konvektif sering ditandai dengan adanya lapisan stabil
(capping inversion) dimana gerak turbulen dari bawah umumnya tidak mampu
menembus sampai sangat jauh ke atas khususnya ketika panas laten dilepaskan
dalam elemen udara yang naik. Ketinggian lapisan batas pada kondisi ini mencapai
kurang dari 2-3 km. Di wilayah padang pasir kedalaman LBA sebesar 5 km pada
siang hari sedangkan pada malam hari LBA nya hanya setebal 50-100 m saja.

Di atas lautan

Bila terdapat awan-awan rendah (misalnya St dan Sc), maka LBA di atas lautan
hanya berkedalaman beberapa ratus meter dan di wilayah luar tropis LBA ini bisa
mempunyai struktur yang cukup serupa dengan di atas daratan. Di wilayah tropis,
struktur LBA sangat bergantung pada musim dan pada kondisi apakah ada
gangguan (dekat ITCZ) atau tidak. Pada kondisi atmosfer terganggu/ada gangguan,
awan Cu yang berkembang menyebabkan definisi ketinggian puncak LBA menjadi
lemah. Sedangkan pada kondisi atmosfer tidak terganggu, puncak LBA dapat
ditentukan dengan baik dari inversi angin pasat.

LBA di Indonesia

Dari profil vertikal tiap unsur dapat dilihat bahwa pada periode tiap bulan nilai-
nilai tiap unsur berbeda di mana terlihat pada periode bulan JJA suhu udara rata-
rata per lapisan di 5 (lima) daerah di Indonesia yaitu Biak, Kupang, Makassar,
Manado dan Merauke lebih tinggi dari pada periode bulan DJF, ini menandakan
pada bulan JJA gaya apung parsel udara maksimum terjadi yang mengindikasikan
karakteristik ketinggian LBA yang lebih tinggi dan dari profil kelembapan spesifik
pada periode DJF memiliki nilai lebih tinggi daripada periode JJA, ini menandakan
karakteristik ketinggian LBA pada bulan DJF lebih rendah dari pada periode bulan
JJA, tetapi kondisi tersebut berbeda dengan kondisi di daerah stasiun meteorologi
Ambon di mana karakteristik ketinggian LBA di Ambon pada periode bulan DJF
karakteristik ketinggian LBA lebih tinggi dari periode bulan JJA. Dari profil
vertikal tiap unsur juga terlihat laju perubahan suhu pada jam pengamatan 00.00
UTC mempunyai sudut kemiringan lebih tajam dari pada jam pengamatan 12.00
UTC, profil vertikal kecepatan angin, rata-rata kecepatan angin pada jam
pengamatan 12.00 UTC lebih tinggi dari pada kecepatan angin pada jam
pengamatan 00.00 UTC ini menandakan bahwa aliran turbulensi lebih kuat terjadi
pada jam pengamatan 00.00 UTC dari pada jam pengamatan 12.00 UTC ini
mengindikasikan ketinggian LBA pada jam pengamatan 00.00 UTC lebih tinggi
dari 12.00 UTC.

Untuk wilayah semarang

Anda mungkin juga menyukai