Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

KONSELING KIE KESEHATAN REPRODUKSI


BAGI CALON PENGANTIN DI KUA

1.Latar Belakang

Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam nawacita kelima yaitu
peningkatan kualitas sumber daya manusia,diperlukan upaya untuk mewujudkan generasi yang
berkualitas melalui keluarga sehat.hal ini dapat dimulai dengan menyiapkan calon
pengantin(catin) yang memiliki status kesehatan baik,utamanya pada catin perempuan yang
kelak akan hamil dan melahirkan.

Status kesehatan perempuan di Indonesia saat ini masih rendah,hal ini ditandai antara lain
dengan masih tingginya persentase kurang energy kronis(KEK) pada wanita usia subur(WUS)
sebesar 20,8%,anemia pada perempuan sebesar 23,9% dan pada ibu hamil 37,1% serta
kehamilan pada usia remaja usia 15-19 tahun sebesar 48/1000 perempuan,sebagian besar kasus
AIDS terjadi pada usia produktif 20-49 tahun,68 % terjadi pada perempuan,ibu hamil dengan
HIV 2.061 kasus (data laporan triwulan IV tahun 2015 Kemenkes).Permasalahan lain masih
tingginya pernikahan usia dini 15-19 tahun sebesar 23,9%(Riskesdas 2013).Rendahmya status
kesehatan perempuan berkontribusi terhadap masih tingginyan data AKI dan AKB 305 per
100.000 kelahiran hidup dan 22,23 per 1000 kelahiran hidup (SUPAS,2015).

Selain status kesehatan perempuan,status kesehatan laki-laki juga mempunyai peran yang
penting dalam mendukung kehamilan yang sehat,antara lain memiliki status gizi yang baik,tidak
berprilaku seksual berisiko,dan bebas NAPZA.Oleh karena itu sebelum memasuki jenjang
pernikahan sangat dianjurkan bagi catin untuk memeriksakan kesehatannya kefasilitas pelayanan
kesehatan.

Kementerian kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan AKI dan
AKB melalui pendekatan siklus kehidupan (continuum of care).Intervensi tidak hanya
dilaksanakan pada ibu hamil saja namun harus dimulai sejak saat sebelum hamil yaitu pada calon
pengantin dengan pemberian komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dan konseling kesehatan
reproduksi serta pemeriksaan kesehatan bagi catin oleh tenaga kesehatan.Agar setiap catin
mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi maka diperlukan dukungan dan kerjasama
penyuluh pernikahan diKUA dan lembaga agama lainnya untuk memotivasi catin agar
memeriksakan kesehatannya kefasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam upaya meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat secara umum dan
khususnya bagi wus dan pus serta catin yang akan menikah untuk dapat mengetahui informasi
dan gambaran umum tentang kesehatan reproduksi yang diperlukan bagi catin dalam
mempersiapkan dan merencanakan keluarga.sehingga dapat memotivasi catin untuk
memeriksakan kesehatannya kefasilitas pelayanan kesehatan.Dengan alur pelasanaan pelayanan
kesehatan dan KIE Kesehatan reproduksi bagi catin adalah mengisi formulir persyaratan nikah
(model N1 sampai dengan N4,dan formulir lainnya yang diperlukan)dari kelurahan/desa tempat
tinggal catin,catin dating ke KUA atau lembaga agama lainnya untuk mengurus
pernikahannya,catin membawa surat pengantar yang diperoleh dari KUA atau lembaga agama
lainnya kepuskesmas untuk mendapatkan surat keterangan kesehatan termasuk status imunisasi
tetanus.Difalilitas pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah sakit),petugas kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan,yang meliputi anamnesis,pemeriksaan fisik,skrining dan
pelayanan imunisasi TT,pemeriksaan laboratorium,KIE dan konseling,pengobatan,dan rujukan
bila diperlukan.catin kembali keKUA atau lembaga agama lainnya dengan membawa surat
keterangan kesehatan termasuk status imunisasi TT.

Setelah catin melakukan pernikahan,KUA akan mencatatkan pernikahan pasangan


pengantin yang telah menyerahkan formulir model N1 sampai dengan N4,surat keterangan
kesehatan dan status imunisasi TT.untuk catin diluar agama islam,pencatatan pernikahan
dikantor catatan sipil,oleh karena itu perlu diadakannya konseling pelaksanaan pelayanan
kesehatan reproduksi dipuskesmas dan KIE bagi catin diwilayah kerja puskesmas durian depun.

II.TUJUAN

Masyarakat mengetahui dan memahami konseling KIE tentang kebutuhan masyarakat


atas pelayanan kesehatan reproduksi pada calon pengantin di wilayah puskesmas bertujuan
Khusus Mendapatkan data kesehatan calon pengantin yang mendapatkan KIE dan pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin.

III. SASARAN

Rentan Usia 20-35


IV.RUANG LINGKUP

 Lintas program
 Lintas sector
V. KELUARAN (OUTPUT)

 pasangan CATIN khususnya dapat mengetahui mengenai kesehatan reproduksi


 pasangan dapat memiliki gambaran apa saja yang harus di lakukan dan disiapkan sebelun
melangsungkan pernikahan sehingga tercipta keluarga yang berkwalitas dan dapat
menentukan waktu yang tepat untuk memiliki anak
VI. METODE KEGIATAN

Konseling,tanya jawab
VII. PELAKSANA KEGIATAN

2 orang petugas kesehatan KB dan ibu


VIII.PESERTA
Pasangan CATIN yang akan melaksanakan pernikahan

IX.WAKTU PELAKSANAAN

Waktu Pelaksanaan Kegiatan/Bulan


N
Jenis kegiatan Ja Fe Ma Ap Me Ju Agus Ok No
o Jun Sept des
n b r r i l t t v
1 Persiapan

2 Pelaksanaan &
evaluasi

X.TEMPAT PELAKSANAAN

KUA Kelurahan durian depun

XI.PEMBIAYAAN

Pembiayaan dalam pelaksanaan ini dibebankan kepada program BOK tingkat kab/kota
dibebankan pada APBN tahun anggaran 2019
XII PENUTUP

Demikianlah tor ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan konseling KIE KESPRO catin tahun 2019

Mengetahui: Durian depun, Desember 2018


KEPALA PUSKESMAS Pj Program KB
DURIAN DEPUN

ERTARINI,SKM EPA SUSANTI


NIP. 196407281984122001 NIP.19761809 2000604 2011

Anda mungkin juga menyukai