Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KOTA PAREPARE

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDIMAKKASAU


Jalan. Nurussamawati No.9 Telp. (0421) 21823 Fax. (0421)27643
Kode Pos 91122, Email : rsudmakkasau.parepare@gmail.com,
Website : www.rsudandimakkasau.pareparekota.go.id

NOTULEN
SIDANG : Rapat Akreditasi Pokja PKPO (Pelayanan Kefarmasian
dan Penggunaan Obat) RSUD Andi Makkasau
HARI/TANGGAL : Senin/ 6 Januari 2020
WAKTU : Jam 08.30 WITA – selesai

PIMPINAN
KETUA : Kepala Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau / Ketua
Tim Pokja PKPO
PESERTA : Anggota Tim Pokja PKPO
KEGIATAN : Pembahasan mengenai kelengkapan dokumen akreditasi
sesuai standar PKPO SNARS Edisi 1.1

Parepare, 06 Januari 2020

.
Pimpinan, Pencatat,

Drs.Hj.Nurdjihadi Arsyad, Apt. Nasriah,S.Si.Apt.


LAMPIRAN HASIL PERTEMUAN RAPAT/SIDANG

PENANGGUNG JAWAB
HASIL PERTEMUAN
Pembukaan:
Pada penilaian Akreditasi SNARS edisi 1.1 bagian PKPO Drs.Nurdjihadi Arsyad, Apt.
(Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat) seimbang antara (Kepala Instalasi Farmasi
administrasi/ dokumentasi dan pelaksanaannya. Pedoman RS dan Koordinator Pokja
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan obat telah disusun sesuai PKPO)
dengan peraturan perundang-undangan, dimana isinya memuat
kebijakan pedoman pelaksanaan pelayanan kefarmasian dari
proses seleksi obat, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, sampai ke pelayanan famasi klinik.

Telusur Dokumen PKPO

A. STANDAR PKPO 1 (Pengorganisasian)


- EP 1 tentang Pedoman Perorganisasian PKPO Rumah Sakit Mualimah,SKM.M.Kes.
sudah ada,
- EP 2 tentang bukti STRA dan SIPA apoteker sudah ada
dan hasil supervisi Apoteker. Supervisi ini dilaksanakan
tiap kapan? per bulan atau per hari?
Tanggapan:
- bukti form ceklis supervisi Apoteker. sudah ada. Selama Armanto,Amd.F
ini yang telah dilaksanakan supervisi bulanan, yang
semestinya ada supervisi harian yang dilaksanakan tiap
hari di setiap depo farmasi dan yang melaksanakan
supervisi harian tersebut Apoteker supervisi atau PJ depo
masing-masing.
- Untuk yang melakukan supervisi nantinya berdasarkan Mualimah,SKM.M.Kes.
uraian tugas yang dibuat, tidak harus semua Apoteker.
- Form cek list supervisi untuk bagian pelayanan dan Mansur,S.Farm.Apt.
perbekalan di depo farmasi sudah ada, yang belum ada
form ceklis supervisi di bangsal perawatan.
Tanggapan:
- Dalam minggu ini form cek list supervisi perbekalan Mualimah,SKM.M.Kes.
farmasi di bangsal perawatan harus ada dan segera
dijalankan. Form ceklis supervisi tersebut perlihatkan
terlebih dahulu kepada Ibu Kepala Instalasi Farmasi.

- EP 3 Bukti pelaksanaan kajian manajemen/ pelayanan Mualimah,SKM.M.Kes.


kefarmasian 12 bulan terakhir berupa Review tahunan
belum ada.
Tanggapan: Drs.Nurdjihadi Arsyad, Apt.
Review tahunan belum selesai karena butuh hasil audit dari (Koor.Pokja PKPO)
auditor. Laporan persedian sudah dikumpul semua.
- Untuk review atau kajian tahunan ini harus mengumpulkan Mualimah,SKM.M.Kes.
semua data pelayanan kefarmasian, mulai dari evaluasi
seleksi pengadaan, penyimpanan, peresepan(non fornas,
jumlah resep), penyiapan dan penyerah, dan pemberian
obat. Pelaporan kesalahan penggunaan obat, pemantauan
terapi obat. untuk review pemberian obat, apa yang
dievaluasi?
Tanggapan :
- Evaluasi pemberian obat yang dimaksud yakni kesesuaian Drs.Nurdjihadi Arsyad, Apt.
pemberian obat, atau ketepatan waktu pemberian obat
dalam pelayanan farmasi, mulai dari penerimaan
resep,penyiapan obat sampai pemberian obat ke pasien.
Untuk rawat jalan, waktu pemberian obatnya saat
penyerahan obat kepada pasien di loket. Kalau untuk rawat
inap,pemberian obat di bangsal perawatan, dokumentasinya
liat di KPO (Kontrol Pemberian Obat) di Rekam Medis.
Saran/tanggapan:
Apoteker visite bisa diberi tugas untuk pantau KPO di
bangsal.

- Jadi dalam Kajian atau Review tahunan, untuk evaluasi Mualimah,SKM..M.Kes.


penyiapan dan penyerahan tentang evaluasi dari telaah
resep atau verifikasi, pelabelan obat. Evaluasi peresepana
meliputi, jumlah resep yang masuk,resep terlayani dan yang
tidak dilayani, jumlah resep sesuai Fonas atau non fornas.
Untuk Evaluasi penyimpanan sudah ada, sesuai dengan
yang dilaksanakan Armanto dari bagian mutu perbekalan.
Yang belum dan harus dilengkapi evaluasi pemberian obat.
Tanggapan:
Evaluasi pemberian obat nanti dikumpulkan datanya dari
KPO, dicek jam pemberian obat dan dianalisis ketepatan
pemberian obatnya. Untuk jumlah datanya diambil sampel
dari setiap bangsal.
- Jadi untuk review tahunan, data masih dalam proses Mualimah,SKM..M.Kes.
pengumpulan.

- EP 4 Pengadaan sumber informasi obat (ISO/MIMS) di


semua depo unit kerja bagaimana?
Tanggapan:
Buku MIMS sudah ada, tapi belum dibagiakan ke setiap Armanto,Amd.F
depo dan ruangan.
- EP 5 dan EP 6 tentang laporan kesalahan penggunaan obat Mualimah,SKM..M.Kes.
dan tindak lanjut. Bagaimana dengan hal ini?
Tanggapan:
Untuk pelaporan Medication Error sudah ada. Bukti Mansur,S.Farm.Apt.
dokumentasi Tindak lanjut Kesalahan Penggunaan Obat
juga sudah ada berupa dokumentasi foto dan daftar hadir
dari briefing dan sosialisasi SPO. Pelaksanaan tindak lanjut
untuk dilaporkan ke tim mutu berdasarkan Grading kasus,
selama ini yang terjadi grading kasus ringan, maka
dilakukan investigasi kasus kecil oleh internal bagian
mutu instalasi farmasi.
- Tindak lanjut nya juga bisa berupa monitoring, agar supaya Mualimah,SKM..M.Kes.
kesalahan pemberian obat itu tidak terjadi lagi.
- Selama tahun 2019 ada 30 laporan yang masuk. Bulan Mansur,S.Farm.Apt.
Desember tidak ada laporan kesalahan yang tercatat.
- Bulan Januari sampai kedepannya, semua kesalahan/ Mualimah,SKM..M.Kes.
medication error yang terjadi harus dilaporkan dan
tercatatat.
- Penulisan resep yang tidak jelas dan tidak terbaca bisa Mualimah,SKM..M.Kes.
dimasukkan sebagai KPC (Kejadian potensi cedera)?
- Tanggapan:
- Di resep ada telaah resep mengenai kejelasan penulisan, Mansur,S.Farm.Apt.
bisa dikumpulkan jumlah data resep yang sulit terbaca
dalam 1 periode.
- Tindak lanjutnya bisa berupa melakukan sosialisai Mualimah,SKM..M.Kes.
penulisan resep kepada dokter penulis resep.Resep yang
tidak jelas dan sulit terbaca harus dipisahkan diarsipkan
sebagai bukti.

B. STANDAR PKPO 2 (Seleksi dan Pengadaan)


- EP 1 Regulasi Seleksi dan Pengadaan sudah ada di
pedoman, SK Komite Farmasi Terapi (KFT) yang terbaru
juga sudah ada.
- EP 2 Bukti monitoring evaluasi obat baru oleh KFT tidak
ada. Apakah karena tidak ada obat baru yang digunakan?
Tanggapan:
Untuk evaluasi EP 2 nanti dikoordinasikan dengan KFT
- EP.3 Bukti kepatuhan terhadap formularium sudah ada
- EP.4 Bukti pelaksanaan kajian formularium tahunan belum
ada
Tanggapan:
nanti semua dokumen implementasi atau bukti yang Mualimah,SKM..M.Kes.
diminta harus dikoordinasikan dengan KFT dan segera
dilaksanakan. Farmasi punya data penggunaan obat
formularium, nanti diserahkan ke KFT untuk dianalisis dan
dibuat laporan kajian tahunan.

STANDAR PKPO 2.1


- EP 1 regulasi pengadaan sudah ada
- EP 2 bukti manajemen rantai distribusi sudah ada
- EP 3 bukti pengadaan berdasarkan kontrak juga sudah ada
atau sementara dibuat.

STANDAR 2.1.1
- EP 1 Regulasi pengadaan bila stok obat kosong sudah ada
di pedoman
- EP 2 Bukti pemberitahuna kepada staf medis tentang obat
kosong dan saran subtitusinya sudah ada berupa laporan
atau lembar konfirmasi obat.
Tanggapan:
Lembar konfirmasi obat sudah tergabung konfirmasi obat Armanto,Amd.F
kosong untuk subtitusi dengan konfirmasi resep tidak
jelas/terbaca.
- Tapi nanti arsipnya dibedakan, lembar konfirmasi subtitusi Mualimah,SKM..M.Kes.
obat dan lembar konfirmasi penulisan resep tidak jelas.
Dikumpulkan mulai bulan januari dari semua depo farmasi.
- EP 3 Bukti catatan obat kosong akan dikoordinasi dengan Mualimah,SKM..M.Kes.
bagian pengadaan untuk dilaksanakan konsisten mulai
Januari.
- Untuk bukti catatan obat kosong apakah bisa daftarnya
nanti obat kosong disandingkan dengan obat subtitusi yang
tersedia.
Tanggapan:
- Bukti obat kosong dari Copy resep yang ada. Kalau obat Armanto,Amd.F
kosong masih bisa disubtitusi kan ada di EP 2. Kalau obat
kosong tidak dapat disubtitusi dilakukan copy resep, dan
distempel untuk diberikan ke pengadaan. Copy resep di
pengadaan jangan dibuang, harus diarsipkan sebagai
dokumentasi/bukti catatan obat kosong.

C. STANDAR PKPO 3 (Penyimpanan)


- EP.2 Pelebelan bahan obat yang dimaksud etiket obat. Armanto,Amd.F
Termasuk etiket bahan/obat racikan(salep), terutama nama
dan tanggal kadaluarsa harus tertulis, peringatan khusus
jika ada.
- EP.3 Bukti pelaksaan monitoring suhu, kelembaban Mualimah,SKM..M.Kes.
ruangan dan lemari pendingin tersedia berupa ceklist
harian, laporan pencatatan atau setiap waktu tiap hari.
Tanggapan:
Dapat dilaksanakan monitoring hariannya yang penting ada Armanto,Amd.F
alat pengukur suhu, terutama di bangsal perawatan belum
ada. Di depo farmasi sudah lengkap.
- EP.4 Bukti Pelaksanaan Supervisi penyimpana obat oleh Mualimah,SKM..M.Kes.
Apoteker sudah ada. Bagaimana kalau Supervisinya per
bulan?
Tanggapan:
Supervisi harian dikerjakan oleh PJ depo, supervisi Armanto,Amd.F
bulanan dievaluasi oleh mutu. Mutu mengambil sampel
untuk di evaluasi tiap bulan.
- Jadi nanti supervisi harian di depo dilakukan oleh PJ depo Mualimah,SKM..M.Kes.
farmasi masing-masing. Untuk di bangsal dilakukan
apoteker visite atau perawat di ruangan.
- EP 5 bukti dokumen Kartu stok ada, Laporan stok opname
ada, System IT invdntory ada. Pengamanan tempat
penyimpanan dengan CCTV belum ada.

STANDAR PKPO 3.1


- EP 4 Bukti Penyimpanan Obat Narkotika/psikotropik,
berupa laporan dan pencatatan penggunaan narkotika
psikotropika
STANDAR PKPO 3.2-3.3
- Penyimpanaan bahan berbahaya, larutan/ elektrolit pekat,
obat tertentu.sudah ada

STANDAR PKPO 3.4


- EP 2 bukti daftar obat emergensi di setiap tempat
penyimpanan ada
- EP.3 Bukti catatan supervise tentang obat emergency oleh
Apoteker, berupa form ceklist supervisi. Form ceklist
kecocokan fisik obat sesuai jumlah dalam daftar obat.

STANDAR PKPO 3.5


- Pelaksanaan pemusnahan obat sudah dilaksanakan sesuai
standar. Dokumen bukti berupa Berita acara penarikan dan
pemusnahan.

D. STANDAR PKPO 4 (Peresepan dan Penyalinan)


- EP.2 Bukti resep dilakukan oleh staf medis yang Drs.Nurdjihadi Arsyad, Apt.
berwenang. Dokumentasi berupa resep, ada tanda tanda (Koor.Pokja PKPO)
tangan dokter yang sesuai dengan daftar nama dokter
penulis resep yang ada di SK.resep disandingkan dengan
SK. SK daftar dokter penulis resep sementara dibuatkan
oleh bagian Infokom
- EP.3 Bukti Rekonsiliasi berupa Lembar Rekonsiliasi.
Tanggapan:
Nanti Apoteker visite yang kumpulkan lembar rekonsiliasi Mualimah,SKM..M.Kes.
sebagai sampel. 3 lembar rekon/bulan/ruangan. Dimulai
bulan Januari.
- EP 4 Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam rekam
medik berupa lembar pengkajian awal medis pasien.
Tanggapan:
Nanti Apoteker visite yang kumpulkan lembar pengkajian Mansyur,S.Farm.Apt.
awal medis pasien sebagai sampel. 3 lembar
rekon/bulan/ruangan. Dimulai bulan Januari. Sama dengan
RM lembar rekonsiliasi.

STANDAR PKPO 4.1


- EP 2 bukti pelaksanaan evaluasi terhadap syarat elemen Mualimah,SKM..M.Kes.
resep. bukti berupa laporan monitoring evaluasi berupa
ceklis yang akan disampel dari resep, apakah resep sesuai
dengan syarat elemen,dan sesuai pedoman/ formularium
Rumah Sakit. dilaksanakan oleh Pak Mansyur.
Saran:
Untuk evaluasi resep semua elemen harus dilakukan Drs.Nurdjihadi Arsyad, Apt.
analisis. Khusus kapan digunakan nama dagang dan nama (Koor.Pokja PKPO)
generik, harus ada keterangan alasan persepan. Kesesuaia
penulisan resep untuk “prn”, penulisan BB untuk pasien
bayi/anak. Sampel penulisan tetes per menit untuk cairan
infus.
Tanggapan:
Sebelumnya harus ada sosialisasi penulisan resep sesuai Mansyur,S.Farm.Apt.
elemen yang diminta di akreditasi. Bisa dikoordinasi
dengan komite medik.
Saran:
Ambil sampel bulan 12 atau 3 bulan trakhir untuk dijadikan Armanto,Amd.F
dasar untuk dilakukan sosialisasi.
- EP 3 bukti pengelolaan resep yang tidak benar. Bukti
berupa resep yang dipisahkan, resep yang tidak jelas/tidak
benar dan lembar knfirmasi. Dipisahkan mulai Januari.
- EP 4 Bukti Pengelolaan resep khusus, seperti resep
tapering, resep Cito harus diberikan tanda
khusus/penandaan dan dipisahkan resepnya untuk
dokumentasi. Dihitung jumlah resep khusus per bulan.
- Untuk standirng order, bukan resep tapi dalam bentuk Form Armanto,Amd.F
permintaan obat sementara, untuk dipergunakan pada
kondisi darurat di IGD atau IBS. Tapi tetap ditandai
permintaan obat yang standing order pada form tersebut.
Dokumentasi berupa catatan obat yang diminta.
- Untuk resep Automatic stop order dokumen bukti ada di
CPO
- Untuk resep tappering dokumen bukti berupa fotocopy
resep dan etiket.
Ket: kondisi Standing order (saat dokter sementara
melakukan tindakan medis ke pasien di OK dan IGD). Dan
kondisi Automatic stop order (berhenti otomatis
berdasarkan instruksi dokter di RM, Clinical pathway, atau
retriksi fornas)

STANDAR PKPO 4.2


- EP 1 Dokumen berupa Daftar staf medis yang memiliki Nasriah.S,Si.Apt.
kewenangan untuk menulis resep umum dan resep khusus
sudah ada.
- EP 2 Ada Regulasi pembatasan jumlah resep atau jumlah
pemesanan obat oleh staf medis dalam pedoman/kebijakan.
- EP 3 bukti Daftar staf medis penulis resep tersebut harus
disimpan di setiap depo farmasi.

STANDAR PKPO 4.3


- EP 1 Bukti pencatatan obat yang diberikan ke pasien di Nasriah,S.Si.Apt
RM berupa lembar CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terinegrasi) . sampel 3 lembar KPO/bulan/ruangan.
- EP 2 a)Bukti Catatan daftar obat lengkap dalam rekam
medis pasien berupa lempar CPPT, sampel 3
lembar/bulan/ruangan. b) salinan daftar obat yang
diserahkan ke pasien saat pulang berupa kartu kontrol
pasien. Sampel 3lembar/bulan/ruangan.
E. STANDAR PKPO 5 (Persiapan dan Penyerahan)
- EP 1 Bukti pelaksanaan pelatihan pencampuran obat Armanto,Amd.F
berupa sertifikat pelatihan.

STANDAR PKPO 5.1


- EP 2 bukti pelaksaan pengkajian resep berupa resep yang Armanto.Amd.F
telah ditelaah atau diverifikasi resep. Sampel diambil dari
rawat jalan.
- EP 3 bukti pelabelan obat berupa foto dari obat yang telah
diberi label/etiket.
- EP 4 bukti dilaksanakaannya verifikasi obat yang siap
diserahkan berupa foto telaah/verifikasi akhir resep.
- EP 5 bukti penyerahan obat UDD(Unit Dse Dispensing)
berupa lembar KPO atau CPO. Pemberian UDD masih
sementara dicarikan solusi.
- EP 6 bukti penyiapan obat tepat waktu, dokumentasi bukti
berupa resep yang terdapat pengukuran mutu tentang
waktu penyiapan obat sejak resep diterima sampai obat
siap diserahkan. Sampel resep dari rawat jalan. Bukti
laporan waktu tunggu pasien dari divisi mutu.

F. STANDAR PKPO 6 (Pemberian Obat)


- EP 1 regulasi staf klinis yang kompeten dan berwenang Mansyur,S.Farm.Apt.
untuk memberikan obat. Pemberian obat oleh staf medis
harus sesuai dengaan SPK dan RKK.
- EP 2 bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis
yang berwenang berupa dokumen lembar KPO
disandingkan dengan copy RKK staf medis (perawat) yang
melakukan pemberian obat. Sampel 3 dokumen/ bulan/
ruangan. (ruangan anggrek untuk Ortho, IBS untuk
anastesi, Ruangan NICU,ICU,Cardiac). Kumpul RKK staf
medis/ perawat yang berwenang.
- EP 3 bukti pemberian obat sesuai pembatasan. Sesuai
RKK.

STANDAR PKPO 6.1


- EP 2 Bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diberikan Mansyur,S.Farm.Apt.
berupa Lembar KPO yang ada tanda tangan verifikasi dari
perawat. (SIMULASI)
- EP 3 bukti pelaksanaan double check untuk obat high alern
dokumen berupa copy Lembar Asuhan Keperawatan yang
ada stempel Double check pada pemberian obat high
alern.(SIMULASI)
- Untuk persiapan observasi Simulasi, Apoteker visite harus
memberikan sosialisasi dan edukasi kepada perawat
tentang verifikasi dan stempel double check.

STANDAR PKPO 6.2


- EP 2 Bukti pelaksanaan pengobatan oleh pasien sendiri
berupa KPO pengobatan sendiri pasien.
Tanggapan:
Jika ada obat yang dibawa sendiri oleh pasien sebagai Drs.Nurdjihadi Arsyad, Apt.
pengobatan sendiri harus sesuai regulasi, disimpan di (Koor.Pokja PKPO)
perawat dan obatnya diberikan oleh perawat. Pengobatannya
lanjut ataupun tidak lanjut, obat tetap direkonsiliasi dan
disimpan perawat.
- EP 3 a) bukti pelaksaan edukasi berupa Lembar Edukasi
Pasien. b) monitoring pelaksanaan belum ada dokumen

G. STANDAR PKPO 7 (Pemantauan/ Monitoring)


- EP 2 dan EP 3 Bukti dokumentasi berupa lembar PTO, Mansyur,S.Farm.Apt.
MESO dan pencatatan CPPT di telah tersedia di RM

STANDAR PKPO 7.1


- EP 2 Bukti pelaksanaan pengumpulan dan monitoring Mansyur,S.Farm.Apt.
seluruh angka kesalahan penggunaan obat berupa
laporan medication error dari divisi mutu
- EP 3 bukti laporan IFRS ke komite/tim keselamatan
pasien ada di divisi mutu
- EP 4 semua bukti dokumen keselamatan pasien dari
divisi mutu.
- EP 5 dokumentasi upaya tindak lanjut pencegahan dan
menurunkan kesalahan penggunaan obat, berupa
dokumentasi pertemuan, minta dokumentasi dari ners
Lia dari komite mutu.

Kesimpulan
Telusur dokumen Tim Pokja PKPO hampir semuanya
sudah ada dan sesuai standar. kelengkapan dokumen yang
akan segera dikumpulkan dan dilengkapi oleh Tim PKPO

Penutup
Demikian notulen telusur intern Pokja PKPO dalam hal
kelengkapan dokumen akreditasi. Semoga dapat menjadi
perbaikan dalam persiapan akreditasi SNARS edisi I.1
Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare.
\

Anda mungkin juga menyukai