Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENTAS SENI UNTUK MENGGALANG

DANA BAGI KORBAN BENCANA ALAM (BANJIR)

SMK NEGERI DENPASAR


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu peduli dan saling bekerja sama satu dengan
yang lainnya. Hal ini juga tercantum dalam Pancasila sila ke-2 yang berbunyi ,”Kemanusiaan
yang adil dan beradab”

Selain itu, kini bangsa Indonesia sedang ditimpa berbagai macam bencana alam. Untuk
itu, kita sebagai rakyat Indonesia yang cinta tanah air, kita wajib peduli terhadap bencana-
bencana tersebut dan juga kita harus bersama-sama menggalangkan jiwa untuk membantu
keluarga-keluarga lainnya yang tertimpa musibah.

Oleh karena itu, kami berniat untuk mengadakan PENSI (Pentas Seni) dan memberikan
bantuan untuk menggalang dana melalui acara BAKSOS (Bakti Sosial), dan juga acara tersebut
berguna untuk mengembangkan kretifitas seni siswa SMA NEGERI 1 JOGOROGO. Semoga
acara ini dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya.

TUJUAN

Adapun tujuan dengan diadakannya Pensi dan penyerahan bantuan ini adalah sebagai berikut:
Untuk menunjukkan sejauh mana kretifitas siswa,
1. Untuk penggalangan dana,
2. Untuk mengembangkan potensi dalam diri siswa terutama pada bidang seni, dan
3. Untuk membantu korban bencana alam.

JENIS KEGIATAN

Adapun kegiatan yang akan dilaksakan antara lain :


a) Pensi
b) Pembagian bantuan
c) Bakti Sosial
d) Bazaar

WAKTU DAN TEMPAT

Adapun waktu kegiatan pensi dan pembagian bantuan tersebut diadakan pada :
Hari, tanggal : Sabtu, 8 Juni 2020
Tempat : SMK NEGERI 1 DENPASAR
Waktu : Pukul 09.00 – selesai

SUSUNAN ACARA

09.00 – 10.00 : Sambutan Panitia


10.00 – 11.00 : Pembacaan ayat-ayat suci al-qur’an
11.00 – 12.30 : Pembukaan Bazaar
12.30 – 15.30 : Acara Hiburan
15.30 – 17.00 : Bakti Sosial
17.00 – 17.30 : Doa dan penutup

SUSUNAN PANITIA

1. Ketua Pelaksana : I Komang Agus Wijanyana


2. Sekretaris : I GedeWahyu Saputra
3. Bendahara : I Gede Widantha
4. Sie. Acara : I Gusti Bagus Bhisma Widhinatara
5. Sie. Humas : I Gede Darma Prastia
6. Sie. Dekorasi : Kadek Lina Andayani
7. Sie. Perlengkapan : I Gede Rangga Aditya Bramantha

RENCANA ANGGARAN

1. Pemasukan

- Bantuan dari donatur Rp 8.000.000,-


- Sponsor dari INDOSAT Rp 10.000.000,-
- Sponsor dari “Prambors” Rp 7.250.000,-
- Sponsor dari Coca-cola Rp 2.750.000,-
- Sponsor dari HONDA Rp 10.000.000,-
+
Rp 38.000.000,-

2. Pengeluaran

- Sewa perlengkapan Rp 5.000.000,-


- Sewa artis Rp 19.000.000,-
- Dekorasi Rp 2.000.000,-
- Konsumsi Rp 5.500.000,-
- Bakti sosial Rp 5.000.000,-
- Biaya tak terduga Rp 2.000.000,-
+
Rp 38.000.000,-

BANTUAN – BANTUAN YANG DIKELUARKAN :

1. Beras 60 karung
2. Mie instan 500 dus
3. Pakaian Cukup tersedia
4. Selimut 150 buah
5. Tikar 120 buah
6. Obat-obatan Tersedia
7. Perlengkapan mandi Tersedia
8. Uang yang diterima Rp. 3.000.000.000.-

Total uang yang dikeluarkan Rp. 1.750.000.000,-

BAB II
PEMBAHASAN

BENCANA BANJIR

Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika
air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air
sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutupsegalanya setelah air surut. Banjir adalah hal
yang rutin.
Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam
"biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia,
termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena
meminta korban besar.

Jenis-jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan
menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap. Contoh ketika banjir suangai Citarum Karawang, Jawa
Barat. Dibawah ini adalah data dari contoh banjir sungai.

Banjir Sungai Citarum semakin meluas pada Rabu (24/3), merendam 10 kecamatan
dengan 15.510 rumah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sehari sebelumnya, sembilan
kecamatan dengan 9.561 rumah terendam air setinggi rata-rata tiga meter. Dampak banjir yang
meluas di 10 kecamatan tersebut memicu tanggapan Bupati Karawang Dadang S Muchtar yang
menyayangkan upaya pengendalian banjir yang dinilai terlambat itu. Menurut Dadang,
Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II selaku pengelola Waduk Ir Juanda Jatiluhur seharusnya
sejak awal mengoptimalkan pelepasan/penggelontoran air waduk untuk mencegah banjir di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Karawang dan di Bekasi. Dadang berharap instansi
terkait segera menempuh langkah antisipasi untuk mencegah meluasnya banjir. PJT II,
kemarin, mengoptimalkan penggelontoran air Bendung Curug dan Bendung Walahar ke tiga
saluran induk, yakni Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur, untuk mengurangi debit
air yang mengalir ke hilir Sungai Citarum.
Langkah itu dilakukan untuk mengurangi luas genangan air di sepanjang aliran sungai
yang meliputi 10 kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Karawang Barat (dengan
7.389 rumah terendam), Karawang Timur (412 rumah), Teluk Jambe Timur (3.576 rumah),
Teluk Jambe Barat (494 rumah), Ciampel (81 rumah), Batujaya (250 rumah), Pakisjaya (1.533
rumah), Rengasdengklok (486 rumah), dan Klari (97 rumah). Kecamatan terakhir yang ikut
terendam banjir, sejak Rabu dini hari, adalah Kecamatan Jayakerta (1.192 rumah).
Adapun luas sawah terendam banjir di Karawang, per Selasa, mencapai 817 hektar dan
tersebar di tujuh kecamatan, yakni Teluk Jambe Timur (180 ha), Karawang Barat (9 ha), Klari
(5 ha), Ciampel (67 ha), Teluk Jambe Barat (130 ha), Batujaya (32 ha), dan Pakisjaya (342 ha).
Usia padi 1-10 hari (persemaian) dan sekitar 50 ha usia 11-100 hari. Menurut Kepala Dinas
Pertanian Karawang Nahrowi Muhamad Nur, luas sawah yang terendam pada Rabu siang
bertambah menjadi 842 ha seiring meluasnya genangan. Penambahan terjadi di tujuh
kecamatan tersebut.
Kepala Biro Operasi dan Konservasi PJT II Sutisna Pikrasaleh menjelaskan, debit yang
dialirkan ke tiga saluran dioptimalkan hingga kapasitas maksimal, yakni 27 meter kubik per
detik ke Tarum Barat, 52,5 meter kubik per detik ke Tarum Timur, dan 80 meter kubik per
detik ke Tarum Utara. Pemecahan air menuju Tarum Barat dan Tarum Timur dilakukan di
Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung Walahar. Dilaporkan pula,
pelepasan air bendung berangsur-angsur membuat tinggi muka air (TMA) bendungan utama
Waduk Jatiluhur menurun. TMA pada Rabu siang 108,27 meter di atas permukaan laut (dpl),
menurun dibandingkan dengan pada Minggu malam yang mencapai 108,41 meter dpl atau
Selasa pagi yang setinggi 108,39 meter dpl. Meski pelepasan air tiga bendung di Waduk
Jatiluhur ke tiga saluran induk telah dioptimalkan, debit air yang mengalir ke hilir Citarum
tetap tinggi. Debit air yang keluar dari Bendung Walahar, Rabu pagi, mencapai 1.600 meter
kubik per detik dan merupakan yang tertinggi dalam sebulan ini. Hujan di hulu dan sejumlah
anak sungai membuat debit tetap tinggi. Naiknya muka air Citarum memperluas genangan
banjir di Karawang. Persawahan di kanan dan kiri sungai yang sebelumnya kering, seperti Desa
Curug, Kecamatan Klari; Desa Mulyasejati, Mulyasari, dan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel,
mulai tergenang air pada Rabu pagi. Petani pun mempercepat panen untuk menyelamatkan
padi.
Sejumlah jalan antarkecamatan dan antardesa/kelurahan yang sebelumnya kering, seperti
Jalan Raya Ranggagede, Jalan Raya Tanjung Mekar, dan Rawagempol (Kecamatan Karawang
Barat), Jalan Kertabumi, serta jalanan di beberapa kawasan perumahan, seperti Perum Karaba
Indah, Galuh Mas, Sukaharja, Bintang Alam (Kecamatan Teluk Jambe Timur) juga mulai
tergenang. Banjir juga memicu kemacetan, terutama di akses menuju dan dari Pintu Tol
Karawang Barat.

2. Banjir Danau

Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Contoh banjir danau adalah
banjir ketika situ gintung pada tahun 2009. Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi
(27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini
sebuah bencana yang cukup serius terjadi di dekat Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-
peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada adalah “keringkan saja danau ini, dan
jangan dibendung lagi“. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah
taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan
secara seksama. Dibawah ini adalah gambar korban banjir situ gintung.

3. Banjir Laut pasang

Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Dibawah ini adalah beberapa
daerah yang terkena banjir laut pasang.

JAKARTA
Air pasang kembali melanda kawasan Jakara Utara. Akibatnya beberapa ruas jalan
mengalami kemacetan dan tak jarang motor yang melintas pun akhirnya mogok. Seperti
dilansir situs TMC Polda Metro Jaya, Senin (12/1/2009) air pasang ini terdapat di enam titik
ruas jalan di antaranya, Jalan Martadinata Pos I dengan ketinggian air mencapai 10 cm.
Kemudian, depan Pospol Volker setinggi 30 cm,Jalan Baru Ancol dengan ketinggian air 20
cm, depan Alexis Pademangan setinggi 10 cm, dan Penjaringan tepatnya Muara Baru Ujung
setinggi 40 cm serta Teluk Gong setingi 30 cm.“Untuk di Penjaringan karena ketinggian air
pasang cukup tinggi, akibatnya banyak motor yang mogok ketika melintas,” ujar petugas
Satwil Jakut Aiptu Guntur. Dia menambahkan saat ini walaupun terdapat air pasang, namun
sejumlah arus lalu lintas tidak sampai dialihkan oleh petugas. “Masih normal ,hanya ketika
melintas dititik -titik tersebut kendaraan berjalan harus pelan -pelan karena situasi benar -benar
padat ,” jelasnya. (ram)
JAKARTA-Banjir rob akibat pasang air laut yang biasanya hanya melanda perumahan
warga Jakarta Utara kini semakin meluas hingga menggangu aktivitas bisnis. Genangan air
yang mencapai luas satu kilometer itu diakibatkan lambatnya pembangunan tanggul dan
perilaku masyarakat. Permukaan air setinggi pinggang orang dewasa di mulai menutupi Jalan
Muara Baru di Kelurahan Penjaringan dan Jalan R.E Martadinata, Kelurahan Tanjung Priok,
Jakarta Utara. Banjir mulai terjadi pukul 10.00 WIB dan mulai surut pukul 15.00
WIB. Akibatnya terjadi kemacetan di ruas jalan tersebut dan tertundanya sejumlah kegiatan
bisnis. Seorang distributor ikan, Saiful Bakrie (21), mengaku banjir membuatnya tertunda
untuk memasok ikan ke sejumlah restoran di Jakarta. Akibatnya pesanan ada yang dibatalkan.
Untuk menjaga pelanggan, terkadang dia harus menerobos banjir dengan menggunakan jasa
angkut becak. “Biayanya operasional bisa naik, untuk mencapai pusat grosir ikan perlu
mengeluarkan biaya Rp70 ribu pulang balik,” ungkapnya di Jakarta, Senin (1/12/2008).
Apalagi waktunya bisa habis untuk menunggu banjir mulai surut, luas genangan air yang
mencapai satu kilometer itu bsia sampai malam baru mulai surut. “Hanya mobil besar yang
bisa menerobos, mobil ukuran sedang tidak bisa. Apalagi motor,” kata Arafiq (20), suplier
ikan di restoran kawasan Jakarta Selatan.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto tanggul di Muara Angke dan Muara Baru,
Penjaringan, Jakarta Utara, sudah hampir selesai dibangun. Pembangunan tanggul sepanjang
3.400 meter terbuat dari beton dan batu kali. Ketinggian tanggul mencapai 1,3 meter hingga 2
meter dari permukaan tanah atau 3 meter dari ketinggian air di pelabuhan Tanjung Priok.
“Dapat mengantipasi rob hingga tahun 2025 nanti,” ungkap Prijanto.
Ketinggian tersebut diperkirakan sudah mencapai batas aman dari ketinggian rob. Bahkan
apabila terjadi penurunan tanah dan kenaikan pasang laut tanggul ini cukup aman mencegah
air pasang masuk. Dengan perkiraan catatan tertinggi air pasang 2,2 meter saja, tanggul masih
memiliki jarak aman 60-80 centimeter. Namun tanggul yang berada di luar wilayah Pemprov
DKI itu hingga kini masih belum ada aktivitasnya. Tanggul di wilayah otorita Pelindo II di sisi
timur Muara Baru belum terlihat ada aktifitas pembangunan tanggul. Sama halnya tanggul yang
ada di wilayah Pelabuhan Ikan Zamzami, Muara Baru, yang menjadi tanggung jawab
Departemen Perikanan dan Kelautan. “Sama sekali belum ada aktifitas,” ungkap Lurah
Penjaringan Budi Santoso. Humas Pelindo II Hambar Wiyadi mengatakan PT Pelindo II
Tanjung Priok akan membangun dermaga baru di sebelah barat yang saat ini menjadi gudang
penyimpanan batu bara. “Kami akan bangun tanggul permanen sepanjang 200 meter
termasuk break water nya,” ungkap Hambar.
Karawang
Sedikitnya seratus rumah di Kec. Cilebar dan Tempuran Kab. Karawang diterjang
limpasan pasang air laut (rob), Selasa (13/1) kemarin. Bahkan, 10 hektare tambak udang dan
bandeng siap panen, juga turut tersapu rob. Di Kec. Cilebar, limpasan pasang air laut
merendam rumah warga di Dusun Sukamulya, Desa Pusakajaya Utara, antara pukul 8.00 WIB
hingga pukul 11.00 WIB. Ketinggian air berkisar antara 50 sentimeter sampai dengan dua
meter.
Menurut Kepala Desa Pusakajaya Utara Warman Abdurahman, di sepanjang Pantai
Cilebar tercatat ada sekitar 100 rumah yang terkena gulungan ombak. Ia pun memerintahkan
warganya untuk segera mengungsi sebelum ombak yang lebih besar datang lagi. Warman
menyebutkan, akibat terjangan ombak dengan ketinggian dua meter tersebut, sedikitnya 10
rumah mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan, satu di antaranya ambruk. Salah seorang
warga, Rohim (32), menyebutkan, para penghuni sepuluh rumah itu telah mengungsi. “Tetapi,
yang lain masih bertahan karena tidak memiliki tempat tinggal lain,” ucapnya.
Selain merusak rumah, limpasan pasang air laut itu juga merusak jalan sepanjang satu
kilometer. Ketinggian air di jalan tersebut mencapai 50 sentimeter sehingga menyebabkan
kendaraan-kendaraan yang melintas tak mampu menembus jalanan karena mogok setelah
mesin kendaraan terendam air. Menurut Warman, rendaman air baru surut sekitar pukul 13.30
WIB. Karena khawatir akan ada rob lanjutan, maka para nelayan pun urung melaut. Sementara
itu, di Kec. Tempuran, rob menyapu 12 rumah dan menggagalkan panen tambak udang dan
bandeng seluas 10 hektare. Berbeda dengan di Kec. Cilebar, rob melanda pesisir Pantai
Ciparagejaya, Desa Ciparagejaya, sekitar pukul 13.00 WIB. Sejak empat hari lalu, nelayan
Ciparagejaya mulai menghentikan aktivitasnya melaut. Mereka khawatir dengan kondisi laut
yang tidak menentu. Menurut Manajer Koperasi Unit Desa Mina Singaperbangsa, Aep Suhardi,
akibat musibah itu, petani tambak menderita kerugian cukup besar. “Sedangkan angka
kerugiannya masih kami hitung,” ungkapnya.
Selain itu, rob juga telah melumpuhkan aktivitas di tempat pelelangan ikan setempat.
Dalam pandangan nelayan, sia-sia mereka melaut saat kondisi cuaca buruk karena hasilnya
tidak akan maksimal. Sementara itu, di wilayah Karawang Kota, hujan deras turun sepanjang
hari kendati beberapa saat sempat berhenti. Namun, belum ada laporan adanya banjir di
wilayah tersebut. Bahkan, ketinggian Sungai Citarum masih dalam keadaan normal.
CILACAP
Kawasan air pasang (rob) di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah (Jateng) meluas, dampak
dari kerusakan hutan mangrove akibat ilegal loging. Ketinggian air pasang juga sudah
mengkhawatirkan warga yang bermukim diwilayah Segara Anakan dan sejumlah kecamatan
di Cilacap barat.
Sejumlah kecamatan yang kini menjadi langganan rob, adalah kecamatan yang
sebelumnya merupakan hutan mangrove, antara lain di Kampunglaut di desa Ujung Gagak dan
Ujung Alang, Kec/Desa Bantarsari, Kec. Gandrungmangu meliputi Desa Cisumur, Kec.
Kawunganten di Desa Cisumur, Kedungreja, Sidaurip, Grugu Ujungmaning dan sejumlah desa
di Cilacap barat.“Desa dan kecamatan tersebut sebelumnya adalah hutan mangrove. Hilangnya
mangrove akibat ilegal loging dan sedimentasi menyebabkan kawasan rob makin meluas dan
tinggi,” kata Camat Kampunglaut Herdiman. Selain ancaman air pasang yang datang secara
mendadak, hilangnya mangrove telah dirasakan olah masyarakat perikanan tangkap, akibatnya
jumlah tangkapan semakin berkurang dan suhu udara yang semakin panas.
Hardiman, menambahkan, ratusan rumah di Segara Anakan tergenang air pasang yang
mencapai ketinggian diatas lutut orang dewasa. “Rob datang secara tiba-tiba, pada musim
hujan kali ini frekwensinya rob makin tinggi,” terangnya, Raratusan hektar lahan persawahan
tidak bisa ditanam akibat terinterusi air laut, antara lain lahan di Ujung gagak, motean dan
klaces. Guna mengurangi kawasan rob, pihak Perhutani tahun ini sudah menanam mangrove
sebanyak 700 ribu batang dikawasan kosong dan tahun sebelumnya mencapai 2 juta batang.
Sementara di wilayah Cilacap barat masih terdapat 400 hektar lahan kosong yang saat ini masih
merupakan sengketa antara Perhutani dan warga. Lahan bekas hutan mangrove berada di Kec.
Bantarsari Gandrungmangu dan Kec, Kawunganten.“Kita sudah melakukan pendekatan
terhadap masyarakat agar kawasan kosong tersebut ditanam mangrove kembali melalui
lembaga masyarakat desa sekitar hutan (LMDH). Dan nampaknya sudah ada titik terang, warga
sudah mulai menyadari fungsi mangrove mereka mau kita ajak kerja sama, ” tambahnya.

Penyebab Terjadinya Banjir


Sering sekali terjadinya banjir, dan hampir setiap kali hujan, maka pasti ada saja daerah
yang terkena banjir. Apa penyebab banjir itu, secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah
sebagai berikut.
a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi
b) Pendangkalan sungai,
c) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e) Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

Dampak Negatif Dari Banjir

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:


a) Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b) Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d) Rusaknya areal pertanian
e) Timbulnya penyakit-penyakit
f) Menghambat transportasi darat

BAB III
PENUTUP

Dengan demikian proposal ini dibuat dalam rangka menggalang dana untuk korban
bencana alam dan juga agar dapat meningkatkan kretifitas siswa SMK NEGERI 1
DENPASAR. Kami berharap, acara ini bisa bermanfaat banyak. Terimakasih.

Ketua pelaksana Ketua Sekretaris

( I Komang Agus Wijanyana) (I Gede Wahyu Saputra)

Mengetahui,
Kepala Sekolah

(I Ketut Suparsa ST, MT.)

Struktur teks proposal

Struktur teks proposal diatas terdiri dari bagian bagian berikut:


1. Sampul proposal
2. Latar belakang kegiatan
3. Tema legiatan
4. Tujuan Kegiatan
5. Jenis kegiatan
6. Sarana promosi
7. Estimasi Anggaran
8. Penutup
9. Susunan kepanitiaan
Jadi dapat diaimpulkan bahwa teks proposal diatas mempunyai struktur yang lengkap dan memenuhi
syarat sebagai teks priposal

Kaidah kebahasaan teks proposal

1. Terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat argumentatif.


2. Terdapat pernyataan yang bersifat persuasif.
3. Banyak menggunakan istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun
tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya.
4. Banyak menggunakan kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan
(metode penelitian), misalnya berlatih, membaca, mengisi, mendokumentasikan, mengamati,
melakukan.
5. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian yang ditandai oleh penggunaan kata
merupakan, adalah, yaitu, yakni.
6. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga.
7. Menggunakan kata-kata yang bersifat "keanakan" seperti akan, diharapkan, direncanakan.
Hal itu sesuai dengan sifat proposal sebagai usulan, rencana, atau rancangan program
kegiatan.
8. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna menghindari
kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju atau penerima proposal

Anda mungkin juga menyukai