Gangguan Persepsi (Halusinasi)
Gangguan Persepsi (Halusinasi)
I. MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
C. Etiologi
Halusinasi dapat terjadi pada pada (DepKes, 1983:123)
1) Gangguan mental organic
Merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak dengan gambaran utama meliputi gangguan fungsi
kognitif misalnya, daya ingat (memory), daya pikir (intellect), dan daya
belajar (learning), gangguan sensirium mislanya gangguan kesadaran dan
perhatian serta syndrome dengan manifestasi yang menonjol meliputi
persepsi (halusinasi), dan isi pikir (waham), dan suasana perasaan (depresi,
gembira, cemas) (PPDGJ_III, 2001: 21).
2) Skizofrenia
Suatu syndrome dengan variasi penyebab dan perjalan penyakit yang
ditandai dengan adanya penyimpangan dari pikiran dan persepsi serta afek
yang tidak wajar atau tumpul (PPDGJ_III, 2001: 46).
3) Sindroma putus obat
Merupakan suatu keadaan yang menimbulkan terjadinya gejala fisik yang
bervariasi sesuai dengan sat yang digunakan, gangguan psikologis
(ansietas, depresi, dan gangguan tidur), yang khas pasien melaorkan bahwa
gejala tersebut akan mereda dengan meneruskan penggunaan sat tersebut
(PPDGJ_III, 2001: 37).
4) Keracunan obat
Merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan alcohol
atau sat psikoaktif lainnya sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi
kognitif atau persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan respon
psikofisiologis (PPDGJ_III, 2001: 37).
E. Mekanisme Masalah
a. Resiko kekerasan yang berhubungan dengan halusinasi.
Individu yang mengalami halusinasi pendengaran akan mendengar sura/
bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus yang nyata dan suara-
suara itu menyebabkan individu tersebut mengamuk dan merusak barang-
barang.
b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi (dengar) yang berhubungan
dengan menarik diri. Menarik diri merupakan perilaku yang menghindari
interaksi dengan orang lain. Individu dengan menarik diri kelihatan sedih,
pendiam, putus asa dan pikirannya akan melayang kemana- mana
sehingga individu akan terbayang hal- hal yang tidak nyata seperti
melihat dan mendengar bisikan- bisikan yang aneh dari seseorang.
c.Sebab : Isolasi diri : menarik diri.
d. Akibat : Resiko menciderai diri dan orang lain.
F. Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif
Menurut Stuart dan Laraia (2001), halusinasi merupakan salah satu respon
maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi.
1. Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
2. Persepsi akurat: yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang
didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu
yang ada di dalam maupun di luar dirinya.
3. Emosi konsisten: yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar
disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung tidak lama.
4. Perilaku sesuai: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian
masalah masih dapat diterima oleh norma-norma social dan budaya umum yang
berlaku.
5. Hubungan social harmonis: yaitu hubungan yang dinamis menyangkut
hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk
kerjasama.
6. Proses pikir kadang terganggu (ilusi): yaitu menifestasi dari persepsi impuls
eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi gambaran sensorik pada
area tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah
dialami sebelumnya.
7. Emosi berlebihan atau kurang: yaitu menifestasi perasaan atau afek keluar
berlebihan atau kurang.
8. Perilaku tidak sesuai atau biasa: yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata
dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma – norma social atau
budaya umum yang berlaku.
9. Perilaku aneh atau tidak biasa: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budaya
umum yang berlaku.
10. Menarik diri: yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain.
Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi
G. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Akibat
I. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko menciderai diri dan orang lain yang berhubungan dengan
perubahan persepsi sensori : halusinasi dengar.
2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi (dengar) yang berhubungan
dengan menarik diri.
J. Rencana Tindakan
Diagnosa : Resiko menciderai diri dan orang lain yang berhubungan dengan
perubahan persepsi sensori : halusinasi dengar.
A. Tujuan umum :
Perilaku menciderai diri dan orang lain tidak terjadi.
B. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria evaluasi :
Carpenito, Lynda Juall. (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.