CAHAYA ASRI
METODE KONSTRUKSI
UMUM
A. PENDAHULUAN
Metode konstruksi proyek adalah keterangan yang detail, yang tersusun rapi dan menerangkan
➢ Volume pekerjaan
➢ Dan lain-lain
Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk
mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Hal yang berpengaruh dalam metode
adalah :
➢ Volume pekerjaan
➢ Ketersediaan alat
➢ Dan lain-lain
Proyek Pembangunan Asrama Siswa dan Guru Serta Sarana Olahraga di Kab. Merauke.
B. KOORDINASI LAPANGAN
Pada pekerjaan gedung, ada beberapa pekerjaan yang berbeda yang berhubungan satu dengan yang
lain. Pada umumnya terdapat pada pekerjaan arsitek dan M/E. Hubungannya dijelaskan sebagaia
berikut :
➢ Pekerjaan arsitek ada banyak hubungan dengan pekerjaan M/E, khususnya finishing dinding
➢ Sangat penting untuk mengidentifikasi hubungan arsitek dan M/E dalam perencanaan metode.
Dibawah ini flow chart yang menerangkan hubungan antara pekerjaan arsitek dan M/E :
URUTAN PEK.
ARSITEKTUR -
M/E
PEMAS. PASANG
RANGKA INSTALASI M/E M/E SPARING PENUTUP
PLAFON LANTAI
PEMASANGAN
PEMAS. PLAFON PLESTER
LIST PLAFON
BUKAAN
CAT ACI JENDELA &
PINTU
I. PENDAHULUAN
➢ DATA ADMINISTRASI
➢ LINGKUP PEKERJAAN
➢ DATA ADMINISTRASI
ALAMAT : MERAUKE
➢ LINGKUP PEKERJAAN
A PEKERJAAN PERSIAPAN
B PEKERJAAN ASRAMA SISWA DAN GURU
I PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
II PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
III PEKERJAAN BETON BERTULANG
IV PEKERJAAN KUZEN, PINTU DAN JENDELA
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN
V
PENGUNCI
VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
VII PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
VIII PEKERJAAN SANITASI
IX PEKERJAAN PENGECATAN
C PEKERJAAN AKHIR
Untuk kelancaran proses pelaksanaan maka perlu disusun tata letak dan lokasi untuk
berbagai fasilitas dan pendukung selama proses pelaksanaan. Fasilitas tersebut berupa :
- Direksi Keet
- Barak Pekerja
- Fasilitas MCK
- Gudang
Site plan ini disusun sedemikian rupa agar tercapai efektifitas setiap kegiatan yang
berlangsung selama proses konstruksi. Dengan demkian setiap proses tidak mengalami
hambatu telan dan pemanfaatan lahan proyek yang ada cukup untuk menghimpun semua
proses pendukung.
Papan nama proyek adalah papan nama yang menunjukkan nama dan identitas proyek
- Nama proyek
- Letak proyek
- Pelaksana proyek
- Pengawas proyek
Penerangan lokasi pekerjaan dilakukan pada waktu lembur untuk para pekerja serta untuk
menerangi lokasi untuk para pekerja agar semua wilayah lingkungan proyek dapat
terpantau.
Keamanan satpam perusahaan dan pagar pengaman sekeliling proyek agar wilayah
proyek dapat terpantau dan dapat dilakukan pengaman sehingga barang ataupun alat
Kantor direksi akan kami bangun dekat dengan lokasi pekerjaan yang sifatnya sementara
dengan material dinding menggunakan balok kayu kelas III dengan tripleks 4 mm sebagai
penutup dilengkapi pintu dan jendela seperlunya dan lantai berupa rabat beton plesteran.
Kantor direksi akan kami lengkapi dengan meja dan kursi kerja, kursi lipat dan kotak
PPPK.
2. Shop Drawing
Sebelum proyek pelaksanaan setiap kelompok item pekerjaan disiapkan Shop Drawing
(Gambar kerja).
Setiap item pekerjaan, disiapkan contoh-contoh material untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas/ owner . Bahan / material ini, setelah adanya persetujuan dari Konsultan
pengawas / owner dijadikan acuan material yang akan dikirim ke lapangan untuk pelaksanaan
yang bersangkutan.
Proses persetujuan material dapat digambarkan dengan diagram alir sebagai berikut :
semak dan lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam halus dan lurus
pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk kayu bouwplank tiang kayu digunakan kayu
5/7 cm dan papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan bersih agar permukan peil
- Penggalian tanah untuk pondasi batu karang dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah
pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk
jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat
- dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
- bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat,
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
- Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian
Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi galian dilaksanakan
dengan terlebih dahulu tanah dibersihkan dari lapisan tanah humus dan lapisan organik,
kemudian permukaan tanah dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah
monolit dengan tanah dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat yang dipilih
dan disetujui oleh Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan dilaksanakan secara berlapis-
lapis didapatkan, tebal lapisan pertama dengan lapisan selanjutnya± 20 cm dan dipadatkan
selapis demi lapis hingga mencapai garis elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan
Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi galian dilaksanakan
dengan terlebih dahulu tanah dibersihkan dari lapisan tanah humus dan lapisan organik,
kemudian permukaan tanah dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah
monolit dengan tanah dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat yang dipilih
dan disetujui oleh Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan dilaksanakan secara berlapis-
lapis didapatkan, tebal lapisan pertama dengan lapisan selanjutnya± 20 cm dan dipadatkan
selapis demi lapis hingga mencapai garis elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan
Urugan pasir dibawah pondasi dilakukan sebelum pondasi terpasang agar tidak terjadi
lapisan pertama dengan lapisan selanjutnya ± 20 cm dan dipadatkan selapis demi lapis
stamper/Hand Compector.
selesai. Pasangan batu kosong dipasang setebal 10 cm dari material batu kali dengan perekat
pasir urug.
b. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
d. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar
e. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
Pondasi rollag batu karang merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat
beban pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag batu karan telah lama
ditinggalkan. Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak
memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk
Rollag batu karan merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban
bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada
ujung lantai. Fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag batu karan tidak
1. Pekerjaan Sloof / Tie Beam, Kolom, Balok, Ring balok Dan Plat lantai
Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi penyebar/pembagi beban merata
juga sebagai pengaku antara kolom dengan kolom atau sebagai rigid frame.Sloof biasanya
berpenampang segi empat dan berada diantara permukaan tanah tergantung dariperencana
menempatkan sloof sebagai rigid frame atau flexible frame.Di dalam pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah 60% dari pekerjaan Pondasi baik plat atau punbatu
gunung selesai. (Analisa teknis waktu bisa dilihat dalam table uraian analisa teknis
dokumenpenawaran ini) Berdasarkan pengalaman akan ada beberapa kendala yang dihadapi
1. Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan join dan penulangannya sesuai
terhadap pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi yang tepat.
B. Kolom Utama
Kolom Utama Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat
dihasilkan presisi dan kehalusan permukaankolom terjaga, karena sebagian besar akan
terekspos baik dari segi struktur dan arsitektur kolom akan tercapai maksud dan
tujuannya.Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi
mulai daribekisting pembesian dan pengecoran balok.Bekisting harus kuat dan kokoh,
adalah sambungan dan tekukan atau sambunganoleh para pelaksana lapangan tidak kurang
dari 1 m.
Sambungan bisa di bengkokan ke arah balok atau bisa juga di bengkokan ke arah plat lantai.
Besi tidak boleh menempel pada bekisting atau selimut beton minimal 5 cm. Pengecoran
kolom memakai ready mix / atau persetujuan khusus bila digunakan cor manual mengingat
kondisi daerah setempat, dengan mutu beton K-175, mempunyai arti bahwa beton tersebut
mampu menahan beban 275 kg/ cm2 setelah berumur 28 hari. Yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan bila memakai system manual perlu diperhatikan job mix secara kasat mata
memang semen diperbanyak, tetapi selain semen sebagai pembentukan kualitas beton juga
campuran air perlu diperhatikan, karena volume air yang berlebihan dalam pelaksanaan dapat
diperhatikan adalah pemberhentian / stop cor, stop cor dilaksanakan di ¾ tinggi kolom atau
dalam pelaksanaan proyek ini di ketinggian 2.5 meter dari lantai beton. Hal ini menjaga
instabilitas dalam pekerjaan dimana momen kolom pada ketinggian ¾. Sambungan beton
lama dan beton baru perlu memakai cairan semen atau bahan lainnya yang telah
digunakan untuk pekerjaan berikutnya dan bilaterjadi beton keropos segera ditutup dengan
plaster 1:2 dengan sebelumnya diberi perekat semen atau atas arahan dari direksi lapangan.
Kolom Utama
Balok Utama / Ring Balok / Plat lantai Balok Utama Struktur atau selanjutnya disebut Balok
terdiri dari berbagai macam ukuran. Top of Beam atau sisi atas balok mengikuti ketinggian
plat lantai.Didalam pelaksanan seorang pelaksana harus cakap dan memahami system
mempunyai ciri-ciri :
iii. Begel / Besi sengkang semakin rapat Tulangan lapangan mempunyai ciri-ciri :
Dalam suatu proyek gedung, terdapat beberapa pekerjaan yang berbeda satu sama lain tetapi
memerlukan koordinasi yang baik antar pekerjaan. Biasanya terdapat pada pekerjaan gedung, ada
beberapa pekerjaan yang berbeda yang berhubungan satu dengan yang lain. Pada umumnya terdapat
➢ Pekerjaan arsitek ada banyak hubungan dengan pekerjaan M/E, khususnya finishing dinding dan
langit-langit / plafond.
➢ Sangat penting untuk mengidentifikasi hubungan arsitek dan M/E dalam perencanaan metode.
Dibawah ini flow chart yang menerangkan hubungan antara pekerjaan arsitek dan M/E :
URUTAN PEK.
ARSITEKTUR -
M/E
PEMAS. PASANG
RANGKA INSTALASI M/E M/E SPARING PENUTUP
PLAFON LANTAI
PEMASANGAN
PEMAS. PLAFON PLESTER
LIST PLAFON
BUKAAN
CAT ACI JENDELA &
PINTU
➢ Pekerjaan Plesteran
➢ Pekerjaan Acian
➢ Pekerjaan Pengecatan
Ketentuan Umum
1. Batu tela yang akan digunakan harus direndam dalam air sampai pada kondisi jenuh air.
2. Pasangan berapen (pasangan batu tela dibawah permukaan tanah) yakni pada dinding diatas
permukaan sloof / balok / pondasi sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai, memakai
adukan semen pasir 1 : 2.
3. Pasangan batu tela kedap air memakai adukan semen pasir 1 : 2 antara lain seperti pada dinding-
dinding dapur, kamar mandi. Pasangan batu tela biasa memakai adukan semen pasir 1 : 4
4. Kualifikasi tenaga kerja untuk pekerjaan ini harus berpengalaman dan benar -benar ahli dalam teknik
pemasangannya.
5. Dibutuhkan peralatan kerja yang memadai seperti teodholit, waterpass, unting-unting, selang dan
benang ukur serta memasang patok-patok/ papan pedoman.
Tahapan Proses :
PEKERJAAN PLESTERAN
Ketentuan Umum
a. Sebelum diplester, permukaan dinding harus dibersihkan dan dibasahi dengan air, naad siarnya
dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran disesuaikan dengan yang disyaratkan.
b. Pada dinding trasram/rapat air, adukan campuran semen pasir 1:3 seperti yang ditentukan dalam
shop drawing.
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
disyaratkan.
d. Instalasi M & E telah terpasang sesuai dengan koordinat titik M & E pada gambar kerja termasuk
juga pipa-pipa atau alat-alat lainnya.
e. Untuk lokasi pekerjaan yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dinding dengan bahan pelindung yang sesuai.
f. Kualifikasi tenaga kerja untuk pekerjaan ini harus berpengalaman dan benar-benar ahli dalam teknik
pemasangannya.
g. Dibutuhkan peralatan kerja yang memadai seperti waterpass, unting-unting, selang dan benang ukur
serta jidar (allumunium atau kaso) untuk meratakan plesteran.
Tahapan Pelaksanaan
PEKERJAAN ACIAN
Ketentuan Umum
c. Kualifikasi tenaga kerja untuk pekerjaan ini harus berpengalaman dan benar -benar ahli dalam teknik
pemasangannya.
d. Dibutuhkan peralatan kerja yang memadai seperti raskam, jidar (alluminium atau kaso) untuk
meratakan acian sudut.
Tahapan Proses
Untuk proyek ini menggunakan lantai keramik menggunakan ex. lokal dengan uk. 40x40 cm.
Ketentuan Umum
a. Gambar kerja untuk pemasangan keramik harus telah dibuat dengan benar yang meliputi penentuan
sisa potongan keramik yang harus > ½ badan keramik, menentukan nad keramik dinding dan lantai
bertemu dan seragam, menentukan titik awal keramik serta tata letak senitair dan fixture (harus
diperempatan/ tengah badan keramik). Juga menentukan expantion joint untuk minimal setiap
luasan 12 - 16m2.
b. Untuk lokasi pekerjaan yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dinding dengan bahan pelindung yang sesuai.
c. Kualifikasi tenaga kerja untuk pekerjaan ini harus berpengalaman dan benar -benar ahli dalam teknik
pemasangannya.
d. Dibutuhkan peralatan kerja yang memadai seperti jidar alluminium, bak air, tempat dudukan/ tatakan
keramik, benang/ senar, palu karet, waterpass, sendok spesi, sekop, busa/ spon, dan kain/ lap
basah.
Tahapan Proses
Ketentuan Umum
Gambar kerja untuk telah disetujui. Penutup atap telah dikerjakan terlebih dahulu. Konduit kabel inbow
sudah dipasang lebih tinggi dari level plafond karena kabel akan dipasang diatas plafond. Tentukan ukuran
1. Amplas
3. Obeng
1. Plafond Triplek 4 mm
3. Plaster
Tahapan Pelaksanaan :
Pasang rangka tepi sebagai lis tepat pada garis sipatan di Pekerja
dinding marking elevasi plafond
Pasang penggantung rangka tegak lurus bidang plafond Pekerja
Pasang tarikan benang sebagai pedoman kelurusan bidang Pekerja/
plafond Pelaksana
Pasang rangka utama dengan jarak antar rangka 1200 mm Pekerja
Pasang rangka pembagi dengan jarak antar rangka 600 mm Pekerja
Cek elevasi dan jarak rangka plafond Pelaksana/
Quality Control
Kaitkan penggantung plafond pada rangka plafond Pekerja
Pasang triplek 4 mm pada rangka dengan jarak sekrup 600 Pekerja
mm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka plafond.
Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan Pekerja, Pelaksana/
menggunakan waterpass Quality Control
Perataan sambungan panel plafond dengan menggunakan Pekerja
kasa plafond
Kemudian ditutup dengan compound plafond lalu area Pekerja
tersebut diamplas sampai rata dengan panel plafond
Finish permukaan plafond dengan cat. Ratakan permukaan Pekerja
panel dengan plamur sampai benar-benar rata. Amplas
bidang tersebut sampai halus
Cat seluruh bagian plafond dengan menggunakan kuas cat Pekerja
untuk bagian tepi dan sudut dan menggunakan rol cat untuk
bagian tengah
Untuk Kusen dan daun pintu ini menggunakan produk “kayu setara meranti”.
2. Mesin bor
3. Obeng
1. Kusen kayu
3. Fisher
4. Skrup
C. TAHAPAN PELAKSANAAN :
tempat sekrup
Masukkan fischer ke dalam lubang bor Pekerja
Fischer dikencangkan dengan obeng Pekerja
Pasang pintu/jendela (setelah dipasang kaca) ke dalam Pekerja
kusen, stel asesoris pintu (engsel, kunci, roda dll)
Lakukan pengisian celah antara kusen dengan dinding Pekerja
dengan mortar/sealant
Untuk menghindari cacat akibat goresan, maka pada profil Pelaksan/ Quality
alumunium yang telah terpasang diberi pelindung seperti Control, Pekerja
sejenis Vaseline, isolasi kertas atau plastic pada tempat yang
rawan.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Kertas semen/Koran
2. Lakban
3. Amplas
4. Rol
5. Kuas
6. Skrap
7. Kain lap
1. Plamir
A. Cat Tembok
Ketentuan Umum
Tahapan Pelaksanaan
B. Cat Kayu
Ketentuan Umum
b. Lindungi material yang tidak dicat dengan baik dan aman seperti engsel, kunci dan kaca
Tahapan Pelaksanaan
Ketentuan Pelaksanaan
2. Kuda-kuda beserta usuk dan reng telah terpasang dengan benar sesuai spesifikasi dan ukuran sesuai
Tahapan Pelaksanaan
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan Plumbing : Instalasi Air Bersih, Instalasi Air Kotor dan Air Bekas / Limbah
- Pekerjaan Listrik
- Pekerja
5. Prosedur Pelaksanaan
- Pada tahap persiapan juga diajukan contoh material dan shop drawing yang akan dipakai dan
setelah keduanya disetujui oleh konsultan atau owner, pekerjaan pemasangan instalasi baru
dapat dimulai.
- Pemasangan semua material, peralatan serta perlengkapan bantu yang diperlukan dalam
pemasangan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi teknis sehingga didapat suatu instalasi
- Melakukan pekerjaan Terminasi dengan instalasi lain yang meliputi testing dan commissioning
pekerjaan.
Pekerjaan Elektrikal
1. Semua bahan sebelum dipasang terlebih dahulu ditunjukkan kepada Direksi beserta
2. Sebelum pemasangan dimulai, kami akan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan
terhadap bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
3. Semua sambungan rapat air dan udara. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk semua
peralatan dan perlengkapan dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan sambungan sesuai yang
disyaratkan.
4. Jaringan instalasi dan ukuran pipa-pipa yang dipakai disesuaikan dengan gambar rencana. Untuk
pekerjaan elektikal, instalasi listrik pada dinding bata dikerjakan sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan
demikian juga halnya dengan penempatan kabel-kabel dan titik lampu dilakukan seiring dengan pekerjaan
pemasangan plafond. Setelah instalasi listrik selesai lampu-lampu segera dipasang atau sesuai dengan
ASPEK-ASPEK
Pengendalian kualitas / mutu pada perusahaan kami, penerapannya dilakukan pngendalian mutu
bahan dan pengendalian mutu peralatan. Tujuan dari pengendalian mutu ini adalah agar kualitas
Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan atau material struktur, peralatan kerja, pelaksanaan
Metode-metode yang dapat kami lakukan dalam pengawasan mutu / kualitas pekerjaan antara lain
sebagai berikut:
Hasil Pengawasan tersebut digunakan sebagai data dalam pembuatan laporan kemajuan proyek,
serta hambatu telan yang timbul dalam suatu proyek. Dengan pengecekan dan pengawasan tersebut,
diharapkan akan terwujud system pengendalian proyek yang terpadu, sehingga akan didapatkan hasil
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang memenuhi standar yang
ditetapkan. Ada beberapa standar pada perusahaan kami untuk pengendalian kualitas / mutu tetap
a. Perusahaan kami mempunyai ISO 9001 dengan Badan Sertifikasi UNIGLOBAL CERTIFICATION.
Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan
melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari
pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membiat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan.
Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistic mencatat jumlah material yang dibeli dan
besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan
memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai
pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk
menyusun kurva s realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah
dicapai.
Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatu telan pekerjaan pada
suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran pelaksanaan pekerjaan. Agar dapat berlangsung
tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat control untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan
Pekerjaan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan
jelas pada time schedule, sehingga keterlambatu telan pekerjaan sebisa mungkin dihindari.
➢ Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batu telasan-batu telasan untuk
masing-masing pekerjaan.
➢ Sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat dengan bantuan time
➢ Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan.
Kontrol terhadap pelaksanaan kerja adalah dengan membandingkan Kurva-S pelaksanaan dengan
Kurva-S Penawaran. Jika Kurva S Pelaksanaan berada diatas Kurva S Penawaran berarti
pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari yang ditargetkan. Jika hasil Kurva S pelaksanaan berada
dibawah Kurva S penawaran berarti pekerjaan mengalami keterlambatu telan. Untuk mengejar
permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek
dibuat dalam bentuk harian, mingguan dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
➢ Laporan Harian
Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi
pekerjaan fisik, catatan, atau perintah-perintah yang disusun oleh pelaksana dengan
persetujuan konsultan manajemen konstruksi (MK). Biasanya dibuat pada akhir jam kerja.
➢ Laporan Mingguan
Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan prestasi
kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan disusun
➢ Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan.
Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan
2. Master schedule
3. Monthly progress report (presentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek
8. Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek
kemajuan proyek.
Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh quality control dan ditandatangani oleh project
manager sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. Kemudian
➢ Rapat Koordinasi
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat
diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi untuk
PENGENDALIAN AWAL
Pengendalian awal bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara meningkatkan
pengertian dan pemahaman secara luas terhadap resiko potensi bahaya yang mungkin terjadi / timbul
Hal ini dilakukan dengan mulai membuat program K3, Prosedur/Petunjuk Kerja mengenai K3 secara
tertulis.
Pengendalian awal merupakan langkah awal dari suatu pengendalian yang paling dapat
dikembangkan dan dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya karena merupakan langkah
pengendalian yang paling efektif dan efisien karena menumbuhkan pengendalian diri sendiri dari
masing2 pekerja.
Pengendalian awal yang dilakukan pada Proyek Kedokteran Umum ini adalah sebagai berikut :
1. Jadwal Pelaksanaan program K3 yang meliputi rencana kegiatan pelaksanaan K3 dari awal proyek
Melalui Rapat Harian / Mingguan K3, serta merencanakan pembinaan, penyuluhan dan
implementasi hal-hal yang berkaitan dengan K3 untuk mengembangkan kerjasama dan partisipasi
➢ Rambu-rambu K3
Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan bila tidak dapat dihindari lagi
Selain itu pengendalian ini dapat mencegah terjadinya suatu kecelakaan tetapi hasilnya kurang
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk pengendalian saat kontak dengan pekerjaan antara lain :
1. Penyediaan Alat pelindung diri, seperti Sepatu Boot, Helm, Sarung tangan, Sabuk pengaman,
2. Pemasangan pelindung pada setiap mesin yang menggunakan roda gigi, seperti Disc cutter,
3. Pemasangan barikade / penghalang pada lokasi pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh,
antara lain galian tanah, pintu lift (sebelum dipasang) lubang hoistway, sekeliling tepi lantai
Pengendalian ini adalah langkah terakhir yang dipersiapkan bila langkah2 sebelumnya gagal atau tidak
berhasil dilakukan dan bertujuan untuk meminimalkan akibat/kerugian yang ditanggung pekerja karena
Tindakan yang dilakukan untuk Pengendalian sesudah Kontak dengan Pekerjaan adalah :
4. Penyediaan data telepon dan alamat serta nama petugas yang dapat dihubungi dari instansi
terkait.
Untuk mengetahui kemajuan suatu proyek perlu diadakan rapat koordinasi dan prestasi pekerjaan
(reporting).
1. Rapat Koordinasi.
koordinasi yang dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan jika timbul masalah dalam
➢ Laporan Harian merupakan segala kegiatan pekerjaan yang dilakukan pada hari
tersebut.
➢ Laporan Mingguan berisi kegiatan harian selama satu minggu dan masalah-masalah
➢ Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi dari Laporan Mingguan yang disertai laporan
Setiap item pekerjaan, disiapkan contoh-contoh material untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas/ owner . Bahan / material ini, setelah adanya persetujuan dari Konsultan
pengawas / owner dijadikan acuan material yang akan dikirim ke lapangan untuk pelaksanaan
yang bersangkutan.
Proses persetujuan material dapat digambarkan dengan diagram alir sebagai berikut :
Sebelum proyek pelaksanaan setiap kelompok item pekerjaan disiapkan Shop Drawing (Gambar
Bagan alir untuk shop drawing dan as built drawing digambarkan dalam diagram berikut :
Shop Drawing atau Working Drawing dikerjakan oleh kontraktor untuk mendetailkan gambar arsitek
agar sesuai dengan spek-spek / bahan yang ada dilapangan yang akan dipakai dalam proyek, atau
menjelaskan persepsi arsitek dan pelaksana sama dalam intrepetasi gambar. Sedangkan As Built
Drawing adalah gambar yang dibuat setelah proses pengerjaan selesai ketika terjadi perbedaan
dengan gambar aslinya atau merupakan kumpulan dari shop drawing yang telah sesuai dengan
Sistem Pengadaan dan Penyimpanan adalah termasuk dalam sistem manajemen persedian proyek.
Sistem manajemen persedian proyek di dalam mengurus pengadaan dan penyimpanan material, alat dan
lainnya perlu pengaturan khusus yang baik dan tersusun dengan baik.
PEMELIHARAAN :
Pada Saat Penyerahan Pekerjaan Yang Pertama (PHO), langkah-langkah yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
- Penyedia Jasa mengajukan permintaan kepada Pengguna Jasa untuk Penyerahan Pertama
- Pengguna Jasa memerintahkan kepada Panitia penerima pekerjaan untuk melakukan Penilaian
terhadap hasil pekerjaan selambat-lambatnya 7 hari setelah diterimanya surat permintaan dari
Penyedia Jasa.
- Pembuatan Daftar kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan oleh Panitia Penerima Pekerjaan.
VIII. PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami buat sampai proyek ini selesai dan selesai tepat waktu.
ASRUDDIN JALIL
Direktur