Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL PENELITIAN

DANA PENELITIAN DIPA POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM


TAHUN ANGGARAN 2019

ANALISA UJI KUAT TEKAN BETON DENGAN SUBTITUSI


KAPUR DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI CAMPURAN SEMEN

TIM PENGUSUL
Ketua :
Galih Adya Taurano, ST. MT
198705212010121002

Anggota:
Julmadian Abda, ST. MT
197007161997011001
Robi Fernando, ST. MT
198608282014021005
Agung Bhakti Utama, ST. MT
198502162009121002
Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian : Analisa Uji Kuat Tekan Beton dengan Subtitusi Kapur
dan Abu Sekam Padi Sebagai Campuran Semen
Luaran Penelitian : Publikasi Jurnal Nasional /Asosiasi Profesi/ Prosiding
Seminar Nasional/ Tulisan Ilmiah.
Ketua Penelitian :

a. Nama Lengkap : Galih Adya Taurano, ST. MT


b. NIP/NIDN : 198705212010121002
c. Jabatan Fungsional :-
d. Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
e. Nomor HP : 0818972768
f. Alamat email :-

Anggota Penelitian :

1. Anggota 1 :
a) Nama Lengkap : Julmadian Abda, ST. MT
b) NIP/NIDN : 197007161997011001
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 087895169437

2. Anggota 2 :
a) Nama Lengkap : Robi Fernando, ST. MT
b) NIP/NIDN : 198608282014021005
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 081367657509

3. Anggota 3 :
a) Nama Lengkap : : Agung Bhakti Utama, ST. MT
b) NIP/NIDN : 198502162009121002
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 087778321080

ii
4. Anggota 4 :
a) Nama Lengkap : Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE, MT
b) NIP/NIDN :-
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 08164246190

Lama Penelitian : 2 (dua) bulan

Biaya Penelitian : Rp 25.000.000,-

Sumber Dana : Dipa Politeknik Pekerjaan Umum Tahun 2019

Wakil Direktur I Semarang, Oktober 2019


Bidang Akademik Ketua Peneliti,

Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE, MT Galih Adya Taurano, ST. MT


NIP. 198705212010121002

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Penelitian Terdahulu 2
1.2.1. Kapur Sebagai Bahan Tambah Untuk Beton Normal (Tri Mulyono,
2013) 2
1.2.2. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Dengan Treatment Hcl Sebagai
Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton (Maria, 2014) 5
1.3. Perumusan Masalah 7
1.4. Rencana Pengembangan Penelitian Selanjutnya dan Hipotesis 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Lingkup dan Batasan Penelitian 8
1.7. Manfaat Penelitian 8
1.8. Road Map Penelitian 8
1.9. Luaran 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1. Komposisi Beton 10
2.1.1. Agregat 11
2.1.2. Air 13
2.1.3. Semen 16
2.2. Bahan Pengikat Hidrolis 17
2.2.1. Kapur 17
2.2.2. Abu Sekam Padi ( Rice Husk Ash). 21
2.3. Pengujian Beton 22
BAB III. METODE PELAKSANAAN 24
3.1. Bagan Alir Pelaksanaan 24
3.2. Tahapan Pelaksanaan 25
BAB IV. JADWAL DAN BIAYA PELAKSANAAN 27
4.1. Rencana urutan dan waktu pelaksanaan pengujian 27

iv
4.2. Rincian rencana anggaran penelitian pemodelan selama 2 bulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN A : Rencana Biaya Penelitian 29
LAMPIRAN B :Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 30

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan antara kekuatan tekan dengan nilai slump dan berat isi ................... 3
Gambar 2. Hubungan antara kadar kapur dengan berat isi dan nilai slump ........................ 4
Gambar 3. Road Map Penelitian .......................................................................................... 9
Gambar 4. Flowchart Penelitian ........................................................................................ 25

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sifat dan karekateristik agregat .............................................................................. 2


Tabel 2. Rancangan komposisi campuran percobaan .......................................................... 3
Tabel 3. Mix Design untuk Beton Kubus (per 12 sampel) .................................................. 5
Tabel 4. Syarat pemakaian agregat kasar dan agregat halus .............................................. 13
Tabel 5. Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai benda uji ............................. 22
Tabel 6. Perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur ............................................. 23
Tabel 7. Jadual Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 27
Tabel 8. Resume rincian rencana anggaran ...................................................................... 27

vii
ABSTRAK

Pemanfaatan beton pada setiap pekerjaan konstruksi cenderung terus meningkat setiap
tahunnya, sehingga bahan bahan pembentuk beton terutama semen mengalami
kenaikan harga yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, penelitian untuk
mengurangi kebutuhan semen dengan menambahkan bahan aditif yang mengandung
silica perlu dilakukan seperti penggunaan kapur dan abu sekam padi/ rice husk ash
(RHA) sebagai material penambah beton. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
persentase kapur dan abu sekam padi yang optimal apabila ditambahkan pada beton
dengan campuran 1 pc: 2 ps: 3 kr. Semen tipe 1 (pc), pasir Ungaran dan kerikil
Ungaran digunakan sebagai bahan pembuat beton. Sedangkan abu sekam padi (RHA)
diambil dari sisa pembakaran sekam padi pada produksi batu bata di daerah magelang,
sementara bahan kapaur diambil dari sentra produksi kapur di kabupaten grobogan
jawa tengah. Persentase kapur dan abu sekam padi yang digunakan adalah 5%, 10%
dan 15% dengan usia beton yang diuji kuat tekannya adalah 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28
hari sehingga dapat dibandingkan dengan kuat tekan beton normal.

Kata Kunci : abu sekam padi, kapur, kuat tekan beton.

viii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan
pada struktur bangunan. Berbagai bangunan didirikan dengan menggunakan beton
sebagai konstruksi utama, baik bangunan gedung, bangunan air, bangunan sarana
transportasi dan bangunan-bangunan yang lainnya. Beton merupakan konstruksi yang
mempunyai banyak kelebihan antara lain, kuat menahan gaya tekan, tahan terhadap
perubahan cuaca, lebih tahan terhadap suhu tinggi, mudah dibentuk sesuai dengan
kebutuhan dan mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, air, dan
bahan tambahan lain bila diperlukan.
Beton merupakan campuran dari material pembentuk beton yang terdiri atas
agregrat kasar (kerikil), agregrat halus (pasir) dan semen serta air sebagai katalis untuk
mereaksikan campuran tersebut. Besarnya kebutuhan beton yang mencapai 22,2 juta
meter kubik per tahun (Purnomo, 2009) membuktikan bahwa konstruksi beton
mempunyai peran penting dalam pembangunan infrastruktur berdampak pada tingginya
permintaan material pembentuk beton. Seman merupakan material paling mahal di
antara material lain pembentuk beton. Biaya semen dalam sebuah campuran beton
merupakan faktor yang menentukan karena mahalnya proses produksi yang pada
gilirannya menentukan harga jual. Berdasaran hal ini dan pertimbangan biaya maka
dicoba untuk mencari alternatif campuran semen yang murah dan secara struktural
dapat memenuhi kinerja kekuatan tekan. Unsur yang dipertimbangkan sebagai substitusi
semen adalah material yang mempunyai sifat penyemenan atau hidrolis. Kapur dan Abu
sekam menjadi alternatif pilihan karena memiliki unsur kimia yang hampir sama dengan
semen.
Sekam padi merupakan salah satu bahan yang potensial digunakan di Indonesia
karena produksi yang tinggi. Sekam padi merupakan hasil samping saat proses
penggilingan padi dan menghasilkan limbah yang cukup banyak, yakni sebesar 20%
dari berat gabah. Pemanfaatan sekam padi secara komersial di Desa Gunung Cupu,
Kecamatan Sindangkasih masih relatif rendah. Karakteristik sekam padi yaitu bersifat
kasar, bernilai gizi rendah, memiliki kerapatan yang rendah, dan kandungan abu yang
cukup tinggi. Bila sekam padi dibakar pada suhu terkontrol, abu sekam yang dihasilkan
dari sisa pembakaran akan mengandung silika yang tinggi. Selama proses perubahan

1
sekam padi menjadi abu, pembakaran menghilangkan zat-zat organik dan meninggalkan
sisa yang kaya akan silika (Lakum, 2009) sehingga sifat sifat yang dimiliki oleh abu
sekam sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pengikat hidrolis namun
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Di Indonesia terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat,
antara lain : batu kapur, batu kapur kerang dan batu kapur magnesia. Sebagian besar
dari batu-batuan ini terdapat dalam bentuk senyawa kalsium karbonat(CaCO3). Kapur
merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing lagi bagi kita, namun tidak
banyak yang mengetahui asal kapur terbentuk, jenis kapur apa yang baik untuk bahan
bangunan dan bagaimana proses pembuatan kapur untuk bahan bangunan, sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggenai kontribusi kapur sebagai bahan
bangunan.

1.2. Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang bisa dijadikan referensi yaitu terkait pemanfaatan kapur
dan abu sekam padi sebagai bahan bangunan yaitu :
1.2.1. Kapur Sebagai Bahan Tambah Untuk Beton Normal (Tri Mulyono,
2013)

Dari pengujian karakteristik material tidak secara detail di uji. Asumsinya


bahwa sifatnya sama dengan semen. Kapur yang digunakan didapatkan dari
Padalarang – Bandung biasa disebut ”mill” berbentuk bubuk. Portland cement
adalah semen tipe I (Tiga Roda). Air mempunyai pH normal, tidak berasa dan
bebas dari unsur kimia, zat yang menggangu lainnya. Agregat kasar menggunakan
batu pecah dan agregat halus alami dengan gradasi memenuhi zona II dengan
modulus halus butir 2,89. Sifat dan karakteristik hasil uji agregat disajikan pada
Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Sifat dan karekateristik agregat

(Sumber : Trimulyono, 2013)

2
Rancangan campuran percobaan menggunakan SNI – 03 – 2834 – 1993,
berdasarkan data uji bahan hasil rancangan komposisi campuran disajikan pada
Tabel 2, asumsi kekuatan tekan adalah 20 Mpa untuk umur 28 hari dengan kondisi
lingkungan basah dan kering terus menerus, maksimum agregat kasar 10 mm
dengan slump 12 + 2 cm. Standar deviasi adalah 5.25 Mpa.
Tabel 2. Rancangan komposisi campuran percobaan

(Sumber : Trimulyono, 2013)


Berdasarkan Gambar 1 dan 2, hubungan berbagai variasi kadar kapur
dengan berat isi, nilai slump dan kekuatan tekan adalah: (1) penambahan kekuatan
tekan tidak berpengaruh terhadap berat isi, (2) penambahan nilai slump akan
berpengaruh terhadap kekuatan tekan, hal ini dapat dimengerti bahwa dengan
semakin banyak kadar kapur maka daya serap air semakin besar sehingga
menambah faktor air semen dan menyebabkan kemudahan pekerjaan menjadi
berkurang.

Gambar 1. Hubungan antara kekuatan tekan dengan nilai slump dan berat isi

3
Gambar 2. Hubungan antara kadar kapur dengan berat isi dan nilai slump
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Petama: Deskripsi asumsi untuk beton
normal dalam penelitian ini adalah: (a) Rencana kekuatan tekan umur 28 hari
adalah 20 Mpa menggunakan uji silinder dengan standar deviasi sebesar 5.25 Mpa.
(b) Portland Sement menggunakan semen type I merk Tiga Roda (c) Agregat halus
menggunakan agregat alami dengan berat jenis 2.739 dan agregat kasar
menggunakan agregat buatan (pecahan) dengan butir maksimum 10 mm dan berat
jenis 2.516. (d) Kondisi pekerjaan diasumsikan tidak terlindung dari perubahan
cuaca basah dan kering. Rancangan campuran menggunakan metode SNI – 03 –
2834 – 1993. Komposisi untuk satu meter kubik campuran percobaan adalah (1)
Portland cement 350 Kg (2) air 210 liter, (3) agregat halus 806 kg dan(4) agregat
kasar 984 kg. Kedua: Variasi kadar kapur yang ditambahkan dalam campuran beton
normal berdasarkan prosentase berat semen dengan variasi 0%, 10%, 20%, 30%,
40%, 50%, 60% dan 70%. Pengujian beton segar hanya dilakukan untuk uji slump
untuk mengetahui kemudahan pekerjaan. Pada beton keras dilakukan uji kekuatan
tekan dan berat isinya.
Ketiga: Populasi untuk benda uji 20 buah dan diambil secara acak
sebanyak 15 buah untuk dilakukan pengujian tekan. Selanjutnya hasil data diuji di
analisis menggunakan statistik. Hasil uji persyaratan analisis data terdistribusi
normal dan homogen. Keempat: Rata-rata berat isi untuk berbagai variasi kadar
kapur sebesar 2330 kg/m³. Nilai optimum kadar kapur yang didapat sebesar 19%
dengan nilai kekuatan tekan sebesar 22.3 Mpa.

4
1.2.2. Pemanfaatan Abu Sekam Padi / Rice Husk Ash (RHA) Dengan
Treatment Hcl Sebagai Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton
(Maria, 2014)

Pada Percobaan tahap ini untuk menghasilkan beton dengan kuat tekan = 25
MPa, digunakan mix design dengan metode DOE mutu K-300. Mix design dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 4. Mix Design untuk Beton Kubus (per 12 sampel)

(Sumber : Maria, 2014)


Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahap dengan campuran bahan yang
berbeda, tahap pertama dilakukan dengan membuat beton kontrol, kemudian diikuti
dengan pembuatan beton dengan tambahan RHA saja, beton dengan tambahan
RHA yang sudah diberi alkali treatment, beton dengan tambahan RHA yang
dibakar, kemudian yang terakhir, beton dengan tambahan RHA yang dibakar dan
diberi alkali treatment. Masing-masing kombinasi selain beton kontrol, dibuat benda
ujinya dengan tambahan abu sebesar 5%, 10%, dan 15%. Pengujian beton terdiri
dari dua jenis yaitu pengujian beton segar (fresh concrete) dan beton keras(hardened
concrete). Pengujian beton segar dilakukan dengan slump test sebelum beton
dituang kedalam bekisting. Pengujian beton keras merupakan pengujian kuat tekan
(compressive test) padabenda uji yang berumur 7, 14, 28, dan 56 hari.
Berdasarkan hasil dan analisa yang didapat dengan melakukan pengujian
pada benda uji yang dibuat, secara umum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menghasilkan beton pozzolanic yang memiliki kuat tekan yang
cukup baik dengan mutu > 25 MPa. Mix design yang digunakan adalah mix design
dengan perhitungan berdasarkan metode DOE mutu K-300 / 25 MPa dan water per
cement ratio 0.55. Rice Husk Ash (RHA) ditambahkan ke dalam campuran beton

5
dengan presentase 5%, 10%, dan 15% dari berat semen.
2. Proses pembakaran pada RHA dengan suhu 600ºC terbukti dapat meningkatkan
mutu beton dibandingkan dengan RHA yang belum dibakar. Selain itu penambahan
proses alkali treatment pada RHA secara umum dapat menurunkan kekuatan dari
beton pada RHA yang belum dibakar.Namun, apabila RHA yang telah dibakar
ditambahkan dengan proses alkali treatment, kekuatan tekan beton secara umum
akan meningkat.
3. Beton yang memiliki kuat tekan optimum adalah beton dengan penambahan RHA
yang telah dibakar dengan suhu 600ºC dan di treatment dengan HCl sebesar 10%
sebagai pengganti dari semen dalam campuran beton. Kuat tekan beton tersebut
adalah sebesar 30.56 MPa selisih 7.1% dari kekuatan tekan beton kontrol (32.89
MPa).
4. Hasil analisa dengan menggunakan Strength Acticity Index pada beton dengan
campuran RHA yang telah dibakar dan beton dengan campuran RHA yang telah
dibakar lalu di treatment dengan HCl menunjukkan bahwa semua sampel memiliki
kekuatan yang cukup baik (> 75% kuat tekan beton kontrol).
5. Penurunan nilai slump pada beton yang telah ditambahkan RHA terjadi karena
RHA memiliki struktur partikel yang porous, sehingga air yang ada dalam campuran
beton terserap oleh RHA tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya
workability pada beton.
Dari beberapa referensi hasil penelitian terdahulu material bahan tambah berupa
abu sekam padi dan kapur memiliki kemampuan yang baik sebagai bahan pengikat
hidrolis altenatif sehingga bisa diaplikasikan dilapangan meskipun mutu betonnya tidak
mampu melebihi mutu beton jika menggunakan semen 100%. Pada penelitian ini
penulis akan mencoba lekukan riset tentang komposisi kolaborasi semen, Kapur dan
RHA, kemudian melakukan analisis hasil pengujian sehingga didapatakan variasi
campuran yang menghasilkan mutu beton terbaik dari bahan tersebut diatas.

6
1.3. Perumusan Masalah
Berdasar permasalahan yang diutarakan pada pendahuluan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahannya sbb:

1. Bagaimana menentukan komposisi pencampuran atau mix design pada


penelitian ini?
2. Bagaimana sifat tampak beton dari setiap persentase penambahan kapur dan
abu sekam padi?
3. Bagaimana perilaku kuat tekan beton akibat penambahan abu sekam padi dan
kapur berdasarkan usia beton?
4. Berapa persentase optimal penambahan abu sekam padi dan kapur untuk
menghasilkan kuat tekan beton yang baik?

1.4. Rencana Pengembangan Penelitian Selanjutnya dan Hipotesis


Penelitian yang akan dilkukan ini (2019) memiliki goal untuk menciptakan beton
yang ramah lingkungan, murah dan tepat guna. Pemanfaatan material seperti kapur dan
abu sekam padi yang cukup mudah ditemukan dengan harga yang terjangkau sehingga
harapan untuk membuat aktualisasi bagi masyarakat banyak mudah untuk diterapkan.
Pada penelitian ini variasi terhadap komposisi campuran menjadi faktor yang penting
untuk memperoleh kuat tekan beton yang optimal.

Peneltian lebih lanjut (2020-2021) akan meningkat pada penelitian mengenai


permodelan struktur lanjutan dan performanya dengan menggunakan bahan abu sekam
padi dan kapur.

Hipotesis: Pemanfaatan kapur dan abu sekam padi sebagai bahan pengikat hidrolis
dapat dipergunakan, karena memiliki komposisi kimia yang serupa dengan semen yaitu
kadar silika dan memiliki daya rekat jika di campur dengan air sehingga dapat
meningkatkan kuat tekan beton. Pada akhirnya tercapai solusi untuk mendapatkan beton
yang murah dan terjangkau secara ekonomi

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh informasi kuat tekan pada beton dari variasi pencampuran kapur
dan abu sekam padi.
2. Mengetahui persentase variasi penambahan kapur dan abu sekam padi terbaik
yang mampu menghasilkan mutu beton paling tinggi .
7
3. Membuat beton yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan, berkualitas dan
ketahanan tinggi.
4. Memberikan informasi kepada masyarakat terkait dampak atau manfaat dari
pemakaian Abu sekam padi dan kapur sabagai bahan tambah semen

1.6. Lingkup dan Batasan Penelitian


Penelitian tentang “Analisa Uji Kuat Tekan Beton dengan Subtitusi Kapur dan Abu
Sekam Sebagai Campuran Semen” dilaksanakan terhadap kapasitas kuat tekan saja.
Dimana tetap dilakukan pengujian karakteristik dari material penyusun beton tersebut di
laboratorium sementara untuk kapur dan abu sekam padi akan diambil dari industri kapur
dan tempat pembakaran batubata di sekitar jawa tengah. Tahapan mix desain dilakukan
sesuai sesuai dengan SNI yang berlaku dan membuat Benda uji adalah berupa slinder
yang akan dilakukan tes uji tekan pada umur beton 3,7,14,21 dan 28 hari pada salah satu
laboratorium beton di kota semarang.

1.7. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini untuk mendapatkan hasil kuat tekan beton dari beberapa variasi
benda uji yang sudah dilakukan, dengan harapan bisa menjadi acuan dan rekomendasi
terhadap penggunaan Kapur dan abu sekam padi sebagai pencampur beton kedepannya.

Penelitian ini juga akan memberi wawasan yang aplikatif bagi mahasiswa maupun
masyarakat pengguna terhadap pelaksanaan konstruksi terutama pada lokasi-lokasi yang
susah untuk mendapatkan material yang sesuai dengan standar. Penelitian ini terkait erat
dengan sebagian materi matakuliah Bahan Bangunan.

1.8. Road Map Penelitian


Pada era saat ini pemerintah mencanangkan konstruksi yang berwawasan lingkungan
dan dengan nilai ekonomis dan tentu saja memiliki daya dukung dan kemapuan layan
yang sesuai dengan fungsinya mak dari itu penilitian ini merupakan rangkaian dari
roadmap yang akan dicapai yaitu suatu konstrusi yang berwawasan lingkungan dan
ekonomis (Green and Low Cost Building). Road map penelitian dapat disusun seperti
Gambar 3 berikut:

8
•GREEN HOUSE
• GREEN MATERIAL • GREEN STRUCTURE
2019 2020 2020 MODEL SIMULATION

• PEMANFAATAN BAMBU
• PENGARUH PENGGUNAAN AIR • PENGUJIAN MODEL
KOMPOSIT SEBAGAI
PAYAU SEBAGAI PENCAMPUR
TOPIK PADA SELF COMPACTING TOPIK PENGGANTI TULANGAN TOPIK RUMAH DENGAN BAMBU
PADA BALOK DAN KOLOM KOMPOSIT SSC
CONCRETE
BETON SSC
2021

GREEN AND LOW COST GREEN AND LOW COST GREEN AND LOW COST GREEN AND LOW COST
MATERIAL STRUCTURE BUILDING BUILDING APPLICATION

• PEMANFAATAN ROTAN
• ANALISA UJI KUAT TEKAN SEBAGAI SUBTITUSI • PENGUJIAN MODEL
BETON DENGAN SUBTITUSI RUMAH DENGAN ROTAN
TOPIK KAPUR DAN ABU SEKAM
TOPIK TULANGAN PADA BALOK TOPIK KOMPOSIT BETON ABU
DAN KOLOM BETON ABU
SEBAGAI CAMPURAN SEMEN SEKAM PADI SEKAM PADI

•LOW COST • LOW COST HOUSE


•LOW COST MATERIAL 2020 STRUCTURE MODEL SIMULATION
2019 2020

Gambar 3. Road Map Penelitian

1.9. Luaran
Luaran dari akhir penelitian ini adalah:
1. Memperoleh hasil pengujian berupa kuat tekan beton dengan menggunakan
kapur dan abu sekam padi sebagai bahan tambah semen.
2. Rekomendasi pemanfaatan beton campuran kapur dan abu sekap padi yang
diaplikasikan pada bagian konstruksi tertentu sesuai dengan kapasitasnya.
3. Publikasi ilmiah, yang rencananya akan dimasukkan pada Majalah “Politeknik
Pekerjaan Umum” atau tulisan ilmiah pada Seminar Nasional.
4. Sebagai bahan edukasi dan pengabdian masyarakat terutama pada yang miliki
limbah sekam padi dan kawasan produksi kapur.

9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposisi Beton


Beton mempunyai kelebihan dari pada bahan yang lain, antara lain karena harganya
relatif lebih murah dari pada baja, tidak memerlukan biaya perawatan seperti baja (baja
harus selalu dicat pada setiap jangka waktu tertentu untuk mencegah karat), dan tahan lama
karena tidak busuk atau berkarat. Akan tetapi, beton yang tampaknya mudah dibuat bila
tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti akan menghasilkan bahan yang
kurang baik, atau kurang kuat. Oleh karena itu cara-cara membuat beton harus dipelajari
dengan baik (Astanto, 2001).
Dalam keadaan yang mengeras, beton memiliki kekuatan tinggi. Dalam keadaan
segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat digunakan untuk membentuk
seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif . Beton juga akan memberikan hasil
akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus, misalnya diekspose
agregatnya (agregat yang mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan
dibagian luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya). Selain tahan terhadap
serangan api, beton juga tahan terhadap serangan korosi (Mulyono, 2003).
Beton mempunyai beberapa kelebihan, antara lain yaitu (Mulyono,2003) :
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
2. Mampu memikul beban yang berat.
3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
4. Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton adalah relatif tinggi.
5. Biaya pemeliharaan yang kecil.
Selain kelebihan, beton juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain yaitu :
(Mulyono, 2003)
1. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah.
2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
3. Kekuatan tarik beton relatif rendah.
4. Daya pantul suara yang besar.
Beton yang berkualitas baik adalah beton yang memiliki kuat tekan tinggi, kedap air
dan tidak keropos/porous. Tingkat porousitas dan permeabilitas yang tinggi menyebabkan
keawetan beton menjadi rendah sehingga beton tidak dapat digunakan sesuai dengan masa
layannya. Beton yang porous rentan akan tempat yang agresif, zat-zat mudah masuk ke
dalam beton dan mengkorosi tulangan-tulangan yang ada di dalam beton. Tulangan yang
10
terkorosi dapat mengakibatkan lemahnya tulangan sehingga tidak dapat berfungsi secara
maksimal dan merusak beton di sekelilingnya (spalling). Oleh sebab itu diperlukan
teknologi dan metode baru yang memungkinkan pengecoran dapat dilakukan dengan
merata dan terjaga homogenitas campuran beton.
Kekuatan tekan beton menjadi pertimbangan utama dalam sebuah struktur termasuk
juga bahan atau materialnya sama dengan beton. Sifat fisika beton tergantung dari faktor
antara lain campurannya, agregat, type semen, perawatan, dan umurnya juga pengaruh
lingkungan seperti temperatur dan kelembaban relatif. Durabilitas beton berhubungan
dengan faktor yang mempengaruh kekuatan tekan dan juga kandungan semen dan udara
dalam beton. Mengetahui kekuatan tekan didasarkan hasil test kubus atau silinder uji.
(Freedman, 1974). Metode standar uji kekuatan tekan beton normal di adopsi dari standar
ASTM C.39 – 94 dalam SNI adalah “Standar Nasional Indonesia” (SNI) – SK. SNI- 03 –
2834 - 1993. Kekuatan tekan beton normal dari hasil test berkisar antara 20 - 40 Mpa
dengan berat jenis 2200 - 2500 kg/cm3. (Mulyono, 2004).
Kekuatan tekan beton setelah keras ditentukan oleh kekuatan pasta semen. Pasta
semen merupakan campuran air dengan semen yang dinyatakan dalam rasio air dengan
semen. (Abrams, 1920) merekomendasikan faktor air semen (FAS) untuk beton normal
berkisar antara0.2 sampai 0.6. FAS menentukan kekuatan tekan, semakin banyak air
kekuatan tekan akanturun akan tetapi kemudahan pekerjaan semakin baik dinyatakan
dalam nilai slum begitu jugasebaliknya. Nilai slump beton normal umumnya berkisar 120
- 180 mm. Faktor lain yangmempengaruhi kekuatan tekan adalah kualitas agregat, kualitas
pencampuran, pemadatan,perawatan dan lingkungan. Pasta semen dihasilkan dari material
yang bersifat cementiousseperti pozzolan, clinker, lime dan lainnya. (Mulyono, 2004).
Menurut ASTM C-150,1985,Semen portland adalah semen hidrolik yang di hasilkan
dengan menggiling klinker yang terdirdari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya
mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfatsebagai bahan tambahan yang digiling
bersama-sama dengan bahan utamanya (ASTM –C.125-94). Material penyusun beton
terdiri dari :

2.1.1. Agregat

Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70%
volume mortar atau beton. Walaupun hanya sebagai bahan pengisi akan tetapi
agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau betonnya sehingga
11
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar
atau beton. (Astanto, 2001)
Agregat dapat di bedakan menjadi dua golongan jika di lihat dari sumbernya
yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat buatan (artificial aggregates).
Agregat yang berasal dari sumber alam yaitu pasir alami dan kerikil, sedangkan
yang buatan dapat berasal dari stone crusher ataupun dari hasil residu terak tanur
tinggi (blast furnace slag), pecahan genteng, pecahan beton, fly ash dari residu
PLTU, extended shale, expanded slag dan lainnya. Berdasarkan ukuranya agregat
dibedakan menjadi agregat kasar dan halus. Agregat kasar adalah agregat yang
butirnya tertahan pada ayakan 4.75 mm dan agregat halus yang lolos 4,75 mm
(ASTM – C.125-94).
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu :
A. Agregat halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat
pemecah batu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut
PBI 1971, antara lain :

1) Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya
tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
2) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian-bagian
yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari
5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.

3) Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan


dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak
memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan
adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95%
dari kekuatan adukan beton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam
larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada
umur yang sama.
B. Agregat kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu

12
Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak
pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka
harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat-zat
yang reaktif terhadap alkali.
4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila
jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.

Tabel 5. Syarat pemakaian agregat kasar dan agregat halus

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


%-lewat ayakan %-lewat ayakan
Ayakan Ayakan
(berat kering) (berat kering)
30,0 mm 100 10,00 mm 100
25,0 mm 90-100 5,00 mm 90-100
15,0 mm 25-60 2,50 mm 80-100
5,0 mm 0-10 1,20 mm 50-90
2,5 mm 0-5 0,60 mm 25-60
0,30 mm 10-30
0,15 mm 2-10

(Sumber : Astanto, 2001)


Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai. ( Astanto, 2001)
Sifat yang paling penting dari suatu agregat (batu-batuan, kerikil, pasir dan
lain-lain) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapat
mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan karakteristik
penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan waktu
musim dingin dan agresi kimia, serta ketahanan terhadap penyusutan (Murdock
dkk., 1991).

2.1.2. Air
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum
13
yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain,
tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi
syarat sebagai air minum. Syarat Umum Air adalah sebgai berikut :
 Air yang digunkan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli,asam,alkali,garam,bahan organik,atau
bahan-bahan lainya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
 Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam alumunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat ,tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
 Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton.

 Syarat mutu Air menurut british standart (BS 3148-80)

Kreteria ini adalah kreteria yang harus dipenuhi oleh air yang akan
digunakan sebagai campuran beton. Jika ketentuan-ketentuan ini tidak
terpenuhi, sebaiknya air tidak digunakan untuk membuat campuran
beton.Syarat-syarat tersebuat adalah:
 Garam-garam anorganik
Konsentrasi garam-garam tersebut hingga 500 ppm dalam campuran beton
masih diijinkan.
 NaCl dan Sulfat
Konsentrasi sebesar 20000 ppm pada umumnya masih diijinkan.
 Air asam
Penggunaan air dengan pH diatas 3,00 harus dihindarkan.
 Air biasa
Konsentrasi basa lebih tinggi dari 0,5% berat semen akan mempengaruhi
kekuatan beton.
 Air gula
Apabila kadar gula dinaikan hingga mencapai 0,2% dari berat semen
,maka waktu pengikatan biasanya akan semakin cepat. Gula sebanyak
0.25% akan mempengaruhi kekuatan beton.

 Minyak

14
Konsentrasi lebih dari 2 % berat semen dapat mempengaruhi kekuatan
beton hingga 20%.
 Rumput laut
Rumput laut yang tercampur dalam air,dapat menyebabkan berkurangnya
kekuatan beton secara signifikan.
 Zat organik,lanau dan bahan-bahan terapung
Kira-kira 2000 ppm lempung yang terapung atau bahan halus yang berasal
dari batuan masih diijinkan.
 Pencemaran limbah industry atau air limbah.
Air ini sebelum dipakai harus dianalisis kandungan pengotornya dan diuji
untuk mengetahui pengikatannya dan kekuatan tekan betonnya.

 Syarat mutu air menurut Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992

Penggunaan air untuk beton sebaiknya air memenuhi persyaratan sebagai


berikut ini:
 Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
 Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik) lebih dari 15 gr/ltr.
 Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.
 Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/ltr.

 Syarat mutu air menurut menurut SK SNI S-04-1989 F,

Spesifikasi bahan bangunan bagian A, air yang sebaiknya digunakan


sebagai campuran beton adalah sebagai berikut :
 Air harus bersih
 Tidak mengandung Lumpur, minyak, dan benda melayang lainnya, yang
dapat dilihat secara visual. Benda-benda tersuspensi ini tidak boleh lebih
dari 2 gram per liter.
 Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (Asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
 Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter. Khusus untuk
beton prategang kandungan khlorida tidak boleh lebih dari 0,05 gram per
liter.
 Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1 gram/liter.
15
 Syarat mutu air menurut menurut SK SNI 03-2847-2002 ,

Air yang dapat digunakan dalam proses pencampuran beton adalah sebagai
berikut :
 Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
 Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.
 Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
 Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
 Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM
C 109 ).

2.1.3. Semen

Semen portland komposit adalah bahan pengikat hidrolis dari hasil


penggilingan bersama terak semen portland dan gipsum dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan
bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi
BFS (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total
bahan anorganik 6% - 35 % dari massa semen portland komposit. (SNI 15-7064-
2004).
Semen portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi umum
16
seperti: pekerjaan beton, pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan
pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel
beton, bata beton (paving block) dan sebagainya. (SNI-15-7064-2004)
Semen PCC (Portland Cement Composit) cocok untuk bahan pengikat dan
direkomendasikan untuk penggunaan keperluan konstruksi umum dan bahan
bangunan . Adapun Kegunaan dan keunggulan dari semen pcc :
Kegunaan :

1. Struktur bangunan bertingkat


2. Struktur jembatan
3. Struktur jalan beton
4. Bahan bangunan
5. Beton pratekan dan pracetak, Pasangan bata, plesteran dan acian, Panel beton,
Paving block, Hollow brick, batako, genteng, polongan, ubin dll.
Keunggulan :
1. Lebih mudah dikerjakan
2. Suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak
3. Lebih tahan terhadap sulfat
4. Lebih kedap air
5. Permukaan acian lebih halus.

2.2. Bahan Pengikat Hidrolis

Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan yang apabila dicampur dengan air akan
membentuk pasta kemudian mengeras dan setelah mengeras tidak larut kembali dalam air
Bahan pengikat hidrolis adalah bahan pengikat yang proses pengerasannya lebih baik
dalam rendaman air, serta menghasilkan produk yang tahan air. Jadi bahan perekat
hidrolis akan bersifat sebagai perekat apa bila berhubungan dengan air. Bahan pengikat
hidrolis biasanya berbentuk bubuk, bilamana dicampur dengan air dalam waktu tertentu
akan mengeras serta mengikat angregat sehingga akan menjadi semacam batuan baru.
Bahan pengikat hidrolis biasanya akan mengeras pada tempat yang kering/terbuka
maupun di dalam air.

2.2.1. Kapur
Di Indonesia terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat,
antara lain : batu kapur, batu kapur kerang dan batu kapur magnesia. Sebagian
17
besar dari batu-batuan ini terdapat dalam bentuk senyawa kalsium
karbonat(CaCO3). Kapur merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing
lagi bagi kita, namun tidak banyak yang mengetahui asal kapur terbentuk, jenis
kapur apa yang baik untuk bahan bangunan dan bagaimana proses pembuatan kapur
untuk bahan bangunan
Ada bermacam-macam cara pembakaran dan pemadamannya, sehingga
terdapat bermacam-macam mutu kapur tohor(kapur hidup) dan kapur padam(kapur
mati/setelah disiram air).Pembakaran pada umumnya dilakukan dalam dapur-dapur
lading(field kilns) dan dapur-dapur cemuk (shaft kilns) dengan kayu atau batu bata
sebagai bahan bakar.
Dengan membakar batu kapur kita menaril CO2 dari batu kapur sehingga
menjadi kapur tohor. Dalam bahasa kimia kita dapatkan proses sebagai berikut :

Dalam pembakaran :
CaCO3 + panas → CaO + CO2
Batu kapur + api → kapur tohor + asam arang

A. Jenis-Jenis Kapur

 Ditinjau dan pengembangan, maka kapur dibagi dalam :

 Kapur gemuk
Kapur yang pengembagan/pemuaiannya pada waktu penyiraman dapat
1
menghasilkan 22 - 4 kali isi semula, yang mempunyai sifat lunak dan kalau

dipegang seakan-akan berminyak.


 Kapur kurus
Kapur yang pengembangannya pada waktu penyiramannya hanya
1
menghasilkan 14 sampai 2 kali isi semula dan memberikan perasaan seperti

berbutir apabila dipegang.

 Ditinjau dan bentuknya kapur dibedakan menjadi :

 Kapur tohor(quick lime = CaO)


Kapur sebagai hasil pembakaran batu kapur atau batu-batuan lainnya pada
suhu tertentu. Nama lain dari kapur tohor adalah kapur hidup/kapur
18
kembang. Kapur ini tidak dapat langsung dipakai sebagai bahan pengikat,
akan tetapi harus dipecah-pecah dulu kemudian dipadamkan(disiram dengan
air), sehingga menjadi serbuk kapur. Kapur tohor ini dipakai untuk
mengapur tembok rumah.
 Kapur padam kering
Berbentuk serbuk dihasilkan dengan pembakaran kapur tohor secara kering.

 Menurut cara mengerasnya kapur dibedakan menjadi :

 Kapur Udara
Kapur padam(kapur mati) yang bila dicampur dengan air setelah beberapa
waktu hanya dapat mengeras di udara, karena pengikatan karbon dioksida
(CO2). Kapur yang kita kenal di Indonesia, pada umumnya kapur yang
mengeras di udara. Kapur ini berasal dari pembakaran batu-batu kapur, kulit
kerang, dan karang.
 Kapur Hydrolis
Kapur padam yang bila dicampur dengan air setelah beberapa waktu dapat
mengeras di dalam air maupun di udara. Kapur ini mengandung sedikit
bahan-bahan lain seperti tanah liat yang teah menyatu dalam proses
pembakaran.

 Ditinjau dari penggunaannya

 Kapur pemutih
Yaitu kapur yang digunakan untuk memutihkan dinding
 Kapur adukan
Yaitu kapur yang digunakan untuk membuat adukan
 Kapur magnesia
Yaitu kapur yang mengandung lebih dan 15% magnesium oksida (MgO)
dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan.
B. Sifat dan Kegunaan Kapur

 Sifat-sifat Kapur adalah :

 Plastis,
 Dapat mengeras dengan cepat sehingga memberi kekuatan pengikat
 Mudah dikerjakan tanpa melalui proses pabrik
19
 Menghasilkan rekatan yang bagus untuk mortar/plesteran.

 kegunaan kapur :

 Perekat ( industri semen, bahan mortar, plesteran, dll )


 Untuk hidrolisasi ( industri sabun, dll )
 Bahan absorbsi ( bahan pemutih, dll )
 Pelarut / solvent (ind. Cat casein, dll )
 Bahan dihidrasi (pengering udara, dll)
 Flokulan (ind, gula dll)
 Fluk (pembuatan keramik, dll)
 Pelumas (pembuat kawat, dll)
 Bahan koustik (ind. pulp sulfat, dll) .
 Untuk netralisasi (pemurnian air, dll)
C. Pemanfaatan Kapur Untuk Bahan Bangunan
Kapur: Kapur dapat dijadikan sebagai material pengganti sebagian semen
dalam campuran beton. Kapur dihasilkan berdasarkan proses kimia dan mekanis
di alam. Kapur telah digunakan berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan
dan plesteran untuk bangunan, dapat dilihat dari pembangunan pyramida-
pyramida di Mesir, di bangun lebih dari 4500 tahun sebelum masehi. Kapur
digunakan sebagai bahan pengikat selama masa jaman Romawi dan Yunani.
Orang-orang Romawi menggunakan beton untuk membangun Colleseum dan
Pantheon, dengan cara mencampur kapur dengan abu gunung yang di dapat
dekat Pozzuoli, Italia, yang mereka namakan Pozollan. Lebih dari 80% kapur
digunakan di Amerika sebagai unsur konstruksi, saat ini lebih dari 90% kapur
digunakan di industri kimia.
Secara kimiawi kapur dibedakan dari unsur-unsur kimianya yaitu: (1)
quicklime, calcium oxide (CaO); (2) hydrated lime, calcium hydroxide
[Ca(OH)2]; (3) dolomitic quicklime (CaO.MgO); dua tipe dari hidrasi dolomitic,
(4) type N [Ca(OH)2 .MgO] dan (5) type S Ca(OH)2, Mg(OH)2];
serta(6)pembakaran dolomite. Non-dolomitic quicklime dan hidrasi kapur juga
disebut high-calcium lime. Kapur juga diproduksi dari beberapa material seperti
aragonite, chalk, coral, marble, dan shell. Penggunaan kapur antara lain paper
mills, carbide plants, dan water treatment plants, beton, dan lain-lain. (Miller,
2005). Pada penelitian ini teminologi kapur adalah seperti yang tertuang dalam
20
ASTM C-294 yaitu batu kapur (limestone) (ASTM – C.294-91). Batu kapur atau
kapur merupakan Kapur hidrolik sebagian besar bahannya terbuat dari batu
gamping sekitar 65%-75%, yaitu kalsium karbonat beserta bahan pengikutnya
berupa silika, alumina, magnesia dan oxida besi. Di Indonesia kapur umumnya
digunakan sebagai bahan campuran pasangan untuk pekerjaan pasangan seperti
yang tertuang dalam BOW/analisa harga satuan, akan tetapi berapa nilai
kekuatan tekannya tidak secara jelas disebutkan. (Muko-muko, 1993).

2.2.2. Abu Sekam Padi ( Rice Husk Ash).

Sekam padi adalah kulit yang membungkus butiran beras, dimana kulit padi
akan terpisah dan menjadi limbah atau buangan. Jika sekam padi dibakar akan
menghasilkan abusekam padi. Secara tradisional, abu sekam padi digunakan
sebagai bahan pencuci alat-alat dapur dan bahan bakar dalam pembuatan batu bata.
Penggilingan padi selalu menghasilkan kulit padi/seakam padi yang cukup banyak
dan akan menjadi material sisa. Ketika bulir padi digiling, 78% dari beratnya akan
menjadi beras dan akan menghasilkan 22% berat kulit sekam. Kulit sekam ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar dalam proses produksi. Kulit sekam terdiri 75%
bahan mudah terbakar dan 25% berat akan berubah menjadi abu.
Abu ini dikenal sebagai Rice Husk Ash (RHA) yang memiliki kandungan
silika reaktif sekitar 85% - 90%. Dalam setiap 1000 kg padi yang digiling akan
dihasilkan 220 kg (22%) kulit sekam. Jika kulirt sekam itu dibakar pada tungku
pembakaran, akan dihasilkan sekitar 55 kg (25%) RHA. Sekitar 20% dari berat padi
adalah sekam padi, dan berfariasi dari 13% sampai 29% dari komposisi sekam
adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar. Nilai paling
umum kandungan silika (S Io2) dalam abu sekam padi adalah 94% - 96% dan
apabila nilainya mendekati atau dibawah 90% kemungkinan disebabkan oleh
sampel sekam yang terkontaminasi oleh zat lain yang kandungan silikanya rendah.
Abu sekam padi apabila dibakar secara terkontrol pada suhu tinggi sekitar (500 –
600˚C) akan menghasilkan abu silika yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
proses kimia (Prasetyoko,2001). Sekam padi merupakan bahan berligno- selulosa
seperti biomassa lainnya namun mengandung silika yang tinggi. Kandungan kimia
sekam padi terdiri atas 50% selulosa, 25% - 30% lignin, 15% - 20% silica (Ismail
and Wiliuddin,1996). Pembakaran sekam padi dengan menggunakan metode
konvesional seperti fluidised bedcombustors menghasilkan emisi CO antara 200 –
21
2000 mg/Nm³ dan emisi NOx antara 200 – 300 mg/Nm (Arsmestoetal,2002).
Metode pembakaran sekam padi yang dikembangakan oleh COGEN-AIT mampu
mengurangi potensi emisi CO2 sebesar 74 ton, dan NO2 sebesar 14.762 ton, CH4
sebesar 0,16 ton pertahun adalah hasil dari pembakaran sekam padi sebesar 34.919
ton pertahun (Mathias,2000).

2.3. Pengujian Beton


Kekuatan beton umumnya di identikkan dengan kuat tekan. Dalam peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI 1971 : 39) bahwa kuat tekan adalah bahan kontruksi yang
mempuyai sifat kekuatan tekan yang khas, apabila diperiksa dengan sejumlah besar
benda-benda uji, nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai rata-rata.
Chu-Kia Wang dan Salmo (1993 : 9) menyatakan bahwa kuat tekan beton adalah
kekuatan tekan beton didalam N/m2 dari pengetesan benda uji yang berbentuk
silinder dengan diameter 6 inci (150 cm) dan tinggi 13 inci (300 mm) pada hari ke 28
setelah benda uji dibuat.
Perbandingan kekuatan beton pada berbagai benda uji pada PBI 1971:33
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai benda uji

Benda uji Perbandingan kekuatan tekan


Kubus 15 x15 x15 cm 1,00
Kubus 20 x20 x 20 cm 0,95
Slinder 15 x 30 cm 0,83

(Sumber : Peraturan Beton Bertulang 197 SNI-2)

Kekuatan adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh beton, sebab beton yang tidak
cukup menurut kebutuhan menjadi tidak berguna. Sifat ini berguna untuk menahan
terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh tegangan yang timbul akibat adanya
beban atau faktor lain. Kekuatan tekan beton didefenisikan sebagai tegangan yang terjadi
dalam benda uji pada pemberian beban hingga benda uji tersebut hancur. Pengukuran
kuat tekan beton didasarkan pada (SNI 03-1974-1990). Beban yang bekerja atau
terdistribusi secara kontinyu melalui titik berat, kemudian dihitung dengan rumus :
p
Fc =
A
Dimana :
22
Fc : kuat tekan beton (kg/cm2)
A : luas penampang (cm2)
P : beban (kg)
Apabila tidak ditentukan dengan percobaan untuk keperluan perhitungan atau
pemeriksaan mutu beton maka perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. Perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur

Umur (hari) 3 7 14 21 28 90
Semen Portland 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20
Semen Portland dengan kekuatan awal yang
0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15
tinggi
(Sumber : PBI 1971 : 34)

Kuat tekan beton merupakan faktor yang utama dan penting untuk diperhatikan di
dalam pelaksanaan pengecoran dilapangan. Yang kemudian akan kami garis bawahi
adalah terkait umur beton dan kuat tekan karakteristik yang dimilikinya pada umur
tersebut. Rata-rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur
28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan
rencananya.
Mengetahui kekuatan tekan beton karakteristik ini penting, mengingat pada proyek
konstruksi, uji tekan sampel beton dilapangan terkadang dites tidak tepat pada umurnya
(baca : 28 hari), sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan faktor
kekuatan untuk kemudian diketahui apakah pada umur tersebut kekuatan karakteristinya
memenuhi atau tidak.

23
BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Bagan Alir Pelaksanaan


Secara garis besar alur proses penelitian dilaksanakan dapat dilihat pada flowchart
berikut ini :
Mulai

Studi Pendahuluan :
-. Latar Belakang
-. Permasalahan
-. Tujuan

Kajian pustaka :
-. Teori Dasar
-. Penelitian Terdahulu

Pengadaan Material
Pemeriksaan karakteristik
Semen,kapur, abu sekam
agregat halus dan agregat kasar

Pembuatan rancangan
campuran (Mix Design)

Variasi persentase
Campuran
Semen +Kapur + RHA

24
A

Pembuatan Benda Uji


Silinder 30 x 15 cm³ dan
Perawatan

Pengujian Kuat Tekan


Benda Uji pada
Umur7,14,21 dan 28 Hari

Analisis dan Pembahasan


hasil pengujian

Hasil Penelitian
dan Pelaporan

Selesai

Gambar 4. Flowchart Penelitian

3.2. Tahapan Pelaksanaan

Pelakasanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yakni :

A. Pengadaan material, material yang digunakan pada beton material payau adalah :
a. Semen Gresik jenis Portland Composit Cement (PCC).
b. Agregat halus berupa pasir sungai yang berasal dari Semarang (Lokal)
c. Agregat kasar berupa batu pecah yang berasal dari Semarang (Lokal)
d. Kapur.
e. Abu Sekam Padi.

25
B. Untuk menentukan kandungan optimum kapur yang masih dapat untuk
meningkatkan kekuatan tekan beton dalam beton normal. Langkah pertama
adalah menentukan sifat dan karakteristik bahan beton seperti semen dan kapur,
Abu Sekam (RHA), air serta agregat. Kedua menentukan komposisi campuran
beton normal berdasarkan “Standar Nasional Indonesia” atau SNI (SNI 03-
2834-1993) “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”.
Kemudian menentukan prosentase proporsi campuran kapur dan abu sekam padi
mulai dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60% sampai dengan 70% dari berat
semen beton normal. Langkah berikutnya mencampur bahan menggunakan mesin
pencampur silinder beton selanjutnya merawat sampel uji dilaboratorium.
Terakhir di laboratorium adalah melakukan test tekan menggunakan mesin Tekan

C. Pengujian karakteristik material, Pembuatan rancang campuran (Mix Beton),


benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, perawatan benda uji dan
pengujian kuat tekan beton di laboratorium material dan bahan.

26
BAB IV. JADWAL DAN BIAYA PELAKSANAAN

4.1. Rencana urutan dan waktu pelaksanaan pengujian


Rencana pelaksanaan dan urutan waktu (jadual) sebagai berikut:

Tabel 8. Jadual Pelaksanaan Penelitian


MINGGU KE-
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Studi Pendahuluan
2 Kajian Pustaka (Teori
Dasar dan Kajian
3 Pengadaan Material
4 Pemeriksaan
Karakteristik Semen,
Kapur, Agregat Halus
dan Kasar
5 Pembuatan Rencana
Campuran (Mix Design)
6 Pembuatan Benda Uji
7 Perawatan Pengujian
Kuat Tekan Beton Umur
3,7,14,21dan 28 Hari
8 Hasil Pengujian, Analisis
dan Pembahasan
9 Penyusunan Laporan
10 Diskusi dan Penyerahan
Laporan

4.2. Rincian rencana anggaran penelitian pemodelan selama 2 bulan


Resume Rencana biaya pelaksanaan penelitian seperti Tabel 8 berikut, secara detail
pada Lampiran.A

Tabel 9. Resume rincian rencana anggaran


No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)
1 Belanja Honorarium (Maks 30%) 2.400.000
2 Belanja Barang, sebutkan (Maks 30-40%) 10.805.000

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya,


2.795.000
sebutkan (Maks 15%)
4 Belanja Perjalanan/SPD, jelaskan kemana dan
9.000.000
untuk tujuan apa (15 -25%)
Jumlah 25.000.000
27
DAFTAR PUSTAKA

Andriyanta, Ridwan dkk., 2011, Laporan Mix Design dan Pengujian Beton
https://www.academia.edu/3342349/laporan_beton, Yogyakarta.
Depertemen P.U., 1998. SNI-03-4804-1998 (Metode Bobot Isi dan Rongga Udara
dalam Agregat), LPMB, Bandung
Kasno., 2006. Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat Pada Campuran Beton.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang
Komaruddin., 1974. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis, Angkasa, Bandung
Maria, dkk, 2014. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Dengan Treatment Hcl Sebagai
Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton, Universitas Kristen Petra, Jawa
Timur
Nugraha, Paul dan Antoni., 2007. Teknologi Beton, Andi , surabaya
Purnomo, R. Dkk., 2007. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2002) dilengkapi penjelasan, itsprees, Surabaya
Sina, Dantje., 2010. Pedoman Praktikum Beton, Laboratorium Beton Jurusan Teknik
Sipil Universitas Nusa Cendana, Kupang
Siregar, A. Husin dkk., 2008. Pemanfaatan Pasir Pantai Sepempang dan Batu Pecah
Asal Ranai Sebagai Bahan Pembuatan Beton Normal, Forum Teknik Sipil No.
XVIII/1-Januari 2008. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Surdia, T. dan Saito S., 2005, Pengetahuan Bahan Teknik, Prandnya Paramita, Jakarta
Tri Mulyono, 2013. Kapur Sebagai Bahan Tambah Untuk Beton Normal ,Universitas
Negeri Jakarta, Jakarta

28
LAMPIRAN A : Rencana Biaya Penelitian

No Pengeluaran Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya


A Gaji dan Upah 2.400.000
1 Ketua Peneliti bulan 0 0 0
2 Anggota.1 bulan 0 0 0
3 Anggota.2 bulan 0 0 0
4 Anggota.3 bulan 0 0 0
5 Anggota.4 bulan 0 0 0
6 Ass Penelti (2 orang x 2 bulan) bulan 4 300.000 1.200.000
7 Laboran (2 orang x 2 bulan) bulan 4 300.000 1.200.000
B Peralatan daan Bahan Uji 9.525.000
1 Biaya Pembuatan Sampel dan Pengujian ls 1 4.000.000 4.000.000
2 Alat Penunjang ls 1 1.525.000 1.525.000
3 Material Untuk Model ls 1 4.000.000 4.000.000
C Bahan Habis Pakai 1.280.000
1 Kertas HVS rim 4 45.000 180.000
2 Tinta Hitam tabung 2 100.000 200.000
3 Tinta Warna (3 warna x 2) tabung 6 150.000 900.000
D Perjalanan 9.000.000
1 Ketua hari kali 4 350.000 1.400.000
2 anggota.1 hari kali 4 225.000 900.000
3 anggata.2 hari kali 4 225.000 900.000
4 anggata.3 hari kali 4 225.000 900.000
5 anggata.4 hari kali 4 225.000 900.000
6 Sewa Mobil,bensin hari kali 8 500.000 4.000.000
E Lain-lain (non Op) 2.795.000
1 Copi Proses Analisis lbr 400 200 80.000
2 Copi Draft Laporan lbr 400 200 80.000
3 Copi Laporan Final lbr 600 200 120.000
4 Penjilidan (log+Final) bh 8 70.000 560.000
5 Dokumentasi ls 1 250.000 250.000
6 Adm/email ls 1 100.000 100.000
7 Banner lengkap ls 1 165.000 165.000
8 Internet ls 1 400.000 400.000
9 Komunikasi (5 Org) ls 1 800.000 800.000
10 CD, lain-lain ls 1 240.000 240.000
Jumlah biaya penelitian 25.000.000

29
LAMPIRAN B :Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Nama / NIP/ NIDN/ Jurusan/
No Bidang Ilmu Wkt Uraian Tugas
NIM Prodi
(j/mg)

1 Galih Adya T.K. Koordinator, Penyusunan


Taurano, ST. MT Bangunan T.Sipil 20 Model/Benda Uji, Analisis

(Ketua Tim) Gedung Pengujian, menyusun Laporan

2 Julmadian Abda, T.K. Memantau pelaksanaan


ST. MT Bangunan T.Arsitektur 20 Pengujian ,Pendataan dan
Analisis, proses finalisasi
(Anggota Peneliti) Gedung

3 Robi Fernando, Pendataan, mengkoordinir


T.K.
ST. MT pelaksanaan Pengujian,
Bangunan T.Sipil 20
membantu pelaporan
(Anggota Peneliti) Gedung

4 Agung Bhakti T.K. Pendataan, mengkoordinir


Utama, ST. MT pelaksanaan Pengujian,
Bangunan T.Sipil 2x30
membantu pelaporan
(Anggota Peneliti) Gedung

5 Dr. Ir. Pranoto.SA, T.K. Memantau pelaksanaan


Dipl.HE, MT Bangunan T.Sipil 20 Pengujian ,Pendataan dan

(Anggota Peneliti) Gedung Analisis, proses finalisasi

6 2 Laboran Membuat benda Uji, Material


Lab dan pelaporan
Pembantu - 2x30
Beton
Penelitian

7 2 Asisten Peneliti T.K. Pengamatan dan pencatatan,


Mhs
Bangunan 2x15 Pentabelan, Pengetikan
(Mahasiswa) T. Sipil
Gedung penggambaran

30
LAMPIRAN. C: Biodata Peneliti

C.1 KETUA PENELITI : Galih Adya Taurano ST, MT

I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Galih Adya Taurano ST, MT
2 NIP : 198705212010121002
3 Pangkat dan Gol ruang : III C / Penata
4 Jabatan Fungsional : Teknik Pengairan
5 Tempat dan Tanggal : Semarang 21 Mei 1987
Lahir
6 Jenis Kelamin : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Belum Kawin
9 Alamat Rumah : Jl. KPA 1 No. 71 Semarang
10 Email/Telp : galih.mail4life@gmail.com / 0818972768
11 Kegemaran ( Hobby) : Travelling & Membaca Buku

II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Nama Pendidikan dan Tahun
Jenjang Jurusan
Tempat Lulus

1 SD SD 03, Jakarta - 1998


2 SMP SMP 6, Jakarta - 2001
3 SMA SMA 44, Jakarta IPA 2004
4 S1 UPI YAI , Jakarta Teknik Sipil 2008
5 S2 UNPAR , Bandung Teknik Sipil 2013

III. KARYA ILMIAH

3.1 Karya Ilmiah Dalam Bentuk Penelitian

No Judul Tempat,Posisi

1 Analisis Faktor Penyebab Klaim Pada Proyek Bandung, Ketua


Konstruksi Yang Menggunakan FIDIC
Conditions of Contract For Plant and Design
31
Build

2 Penerapan Telemetri Dalam Pengelolaan KNIBB Batam,


Bendungan Yang Berkelanjutan
Anggota

3 Pengelolaan Bendungan Pada Era Revolusi KNIBB Makassar,


Industri 4.0 Anggota

3.2 Karya Ilmiah Yang di dipublikasikan dalam Jurnal Nasional maupun


Internasional

No Judul Tempat

1 Analisis Faktor Penyebab Klaim Pada Proyek Jurnal Konstruksia


Konstruksi Yang Menggunakan FIDIC Conditions
(ISSN: 2086-7352)
of Contract For Plant and Design Build
Volume 5, No. 1, Desember 2013

Semarang, Oktober 2019

Galih Adya Taurano ST, MT


NIP. 198705212010121002

32
C.2 ANGGOTA PENELITI : Julmadian Abda, ST.MT

I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Julmadian Abda, ST.MT
2 NIP : 197007161997011001
3 Pangkat dan Gol ruang : Pembina TkI / V/b
4 Jabatan Fungsional : Teknik Jalan dan Jembatan Madya
5 Tempat dan Tanggal Lahir : Painan, 16 Juli 1970
6 Jenis Kelami : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah :Politeknik PU Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang
10 Email/Telp : abdabp@yahoo.com / 081363725554
11 Kegemaran ( Hobby) : -

II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri

Nama Pendidikan dan Tahun


No Jenjang Jurusan
Tempat Lulus

1 SD SD Semen Padang - Padang - 1982


2 SMP SMPN 12 Padang - Padang - 1985
3 SMA SMAN Adabiah - Padang Fisika
4 S1 Universitas Bung Hatta Teknik 1988
Arsitektur
Magister
5 S2 Universitas Gajah Mada Desain 2003
Kawasan
Binaan
(Arsitektur)

III. KARYA ILMIAH

3.1 Karya Ilmiah Dalam Bentuk Penelitian

No Judul Tempat,Posisi

33
3.2 Karya Ilmiah Yang di dipublikasikan dalam Jurnal Nasional maupun
Internasional

No Judul Tempat

Semarang, Oktober 2019

Julmadian Abda, ST.MT


(NIP. 197007161997011001)

34
C.3 ANGGOTA PENELITI : Agung Bhakti Utama, ST, MSc

I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Agung Bhakti Utama, ST, MSc
2 NIP : 19850216 200912 1 002
3 Pangkat dan Gol ruang : III C / Penata
4 Jabatan Fungsional : Ahli Muda Tata Bangunan dan Perumahan
5 Tempat dan Tanggal : Palembang, 16 Februari 1985
Lahir
6 Jenis Kelami : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah : Grand Galaxy City, Jl. Taman Sakura II
Blok L3/7 Kota Bekasi 17147
: agungbhaktiutama@yahoo.com / 0877-
10 Email/Telp
78321080
11 Kegemaran ( Hobby) : Musik, crypto currency

II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Nama Pendidikan dan Tahun
Jenjang Jurusan
Tempat Lulus

1 SD YKPP 2, Plaju, Palembang - 1996


2 SMP SMPN 1 Palembang - 1999
3 SMA SMAN 1 Palembang IPA 2002
4 S1 Institut Teknologi Teknik Sipil 2007
Bandung (ITB)
Robert Gordon University,
5 S2 UK Construction 2015
Project
Management

35
III. KARYA ILMIAH

3.1 Karya Ilmiah Dalam Bentuk Penelitian

No Judul Tempat,Posisi

3.2 Karya Ilmiah Yang di dipublikasikan dalam Jurnal Nasional maupun


Internasional

No Judul Tempat

Semarang, Oktober 2019

Agung Bhakti Utama, ST, MSc


NIP. 19850216 200912 1 002

36
C.4 ANGGOTA PENELITI : Robi Fernando, ST. MT

I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Robi Fernando, ST. MT
2 NIP : 198608282014021005
3 Pangkat dan Gol ruang : IIIb / Penata Muda Tingkat 1
4 Jabatan Fungsional :-
5 Tempat dan Tanggal Lahir : Talago, 28 Agustus 1986
6 Jenis Kelamin : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah : Jl.Timur Indah 1, Blok G no.1 RT. 013 RW
005 Kelurahan Sidomulyo Kecamatan
Gading Cempaka Kota Bengkulu
10 Email/Telp : roferwong@gmail.com / 081367657509
11 Kegemaran ( Hobby) : Olah raga

II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri

No Nama Pendidikan dan Tahun


Jenjang Tempat Jurusan Lulus
1 SD SDN. 32, Koto Gadang - 1998
2 SMP SMPN.4, Baso - 1991
3 SMA SMAN 1, IV Angkat IPA 2004
4 S1 UNAND , Padang Teknik Sipil 2008
5 S2 UNAND , Padang Teknik Sipil 2011

III. KARYA ILMIAH

3.1 Karya Ilmiah Dalam Bentuk Penelitian

No Judul Tempat,Posisi

1 Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Usaha Bengkulu, Ketua


Peningkatan Hasil Produksi Padi di Daerah
Irigasi Air Manjunto Kabupaten Mukomuko

37
Provinsi Bengkulu.

2 Permodelan Genangan Banjir Pada DAS Air Bengkulu, Ketua


Majunto Provinsi Bengkulu

Semarang, Oktober 2019

Robi Fernando, ST. MT


(NIP. 198608282014021005)

38
C.5 ANGGOTA PENELITI : Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE,MT

I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Ir.Pranoto Samto Atmojo,Dipl.HE,MT
2 NIP : 195402031985031001
3 Pangkat dan Gol ruang : IV C / Pembina Utama Muda
4 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
5 Tempat dan Tanggal : Sukoharjo 03 Februari 1954
Lahir
6 Jenis Kelami : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah : Jl.Rumpun Diponegoro 8/151 Semarang
10 Email/Telp : pranotosa2001@yahoo.com / 08164246190
11 Kegemaran ( Hobby) : Olah raga

II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Nama Pendidikan dan Tahun
Jenjang Jurusan
Tempat Lulus

1 SD Gayam 1, Sukoharjo - 1967


2 SMP SMP.1, Sukoharjo - 1970
3 SMA SMA 1, Sukoharjo Pas – Pal 1973
4 S1 ITB , Bandung Teknik Sipil 1981
5 SPECIALIS.1 IHE , Delft, Belanda Hydraulic 1989
Up Land

PSDA
6 S2 ITB , Bandung 2000
PSDA
7 S3 Undip,Semarang 2012

39
III. KARYA ILMIAH

3.1 Karya Ilmiah Dalam Bentuk Penelitian

No Judul Tempat,Posisi
1 Analisis Uji Aplikasi Methode HSS Snyder Pada S.Tuntang, Ketua
Sungai dengan data hujan dan debit terukur
2 Analisa Pelayanan Jaringan Air Bersih Padang, Pembimbing
3 Pemodelan system informasi (GIS)dalam analisis DAS Bringin,Ketua (2008)
distribusi ruang debit banjir sungai Bringin
4 Studi Forensik Kostruksi Bangunan Air,K.Gung Tegal,Ketua

5 Perbandingan Efektivitas Penggelontoran Sedimen Laboratorium Balai Sungai


Cara Sluicing dan Flushing (model fisik) Surakarta (2010)

6 Korelasi Elevasi Muka Air Terhadap Hasil Laboratorium Balai Sungai


Penggelontoran Sedimen Aliran Bebas,Berdasar Uji Surakarta (2011)
Phisik
7 Uji Model Hidrolik Gerusan Tumpukan Batu Balas Laboratorium Teknik Sipil
Kereta Api Undip (2013)
8 Model Hidrolik Bangunan Pengaman Longsor pada Laboratorium Teknik Sipil
Tumpukan Batu Balas Kereta Api Undip (2014)
9 Pengelolaan Bencana: Pemilihan Jalur Evakuasi Kecamatan Semarang
Penduduk Yang Efektif dan Aman Akibat Bencana Barat, Dana MTS (2015)
Banjir
10 Analisis Potensi Gerusan pada Belokan Sungai Sungai Glagah Brebes-
Laboratorium Fisik Balai
Sungai-Solo

Semarang, Oktober 2019

Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE, M.T.

40

Anda mungkin juga menyukai