TIM PENGUSUL
Ketua :
Galih Adya Taurano, ST. MT
198705212010121002
Anggota:
Julmadian Abda, ST. MT
197007161997011001
Robi Fernando, ST. MT
198608282014021005
Agung Bhakti Utama, ST. MT
198502162009121002
Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE, MT
Judul Penelitian : Analisa Uji Kuat Tekan Beton dengan Subtitusi Kapur
dan Abu Sekam Padi Sebagai Campuran Semen
Luaran Penelitian : Publikasi Jurnal Nasional /Asosiasi Profesi/ Prosiding
Seminar Nasional/ Tulisan Ilmiah.
Ketua Penelitian :
Anggota Penelitian :
1. Anggota 1 :
a) Nama Lengkap : Julmadian Abda, ST. MT
b) NIP/NIDN : 197007161997011001
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 087895169437
2. Anggota 2 :
a) Nama Lengkap : Robi Fernando, ST. MT
b) NIP/NIDN : 198608282014021005
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 081367657509
3. Anggota 3 :
a) Nama Lengkap : : Agung Bhakti Utama, ST. MT
b) NIP/NIDN : 198502162009121002
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 087778321080
ii
4. Anggota 4 :
a) Nama Lengkap : Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE, MT
b) NIP/NIDN :-
c) Program Studi : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
d) Nomor HP : 08164246190
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Penelitian Terdahulu 2
1.2.1. Kapur Sebagai Bahan Tambah Untuk Beton Normal (Tri Mulyono,
2013) 2
1.2.2. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Dengan Treatment Hcl Sebagai
Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton (Maria, 2014) 5
1.3. Perumusan Masalah 7
1.4. Rencana Pengembangan Penelitian Selanjutnya dan Hipotesis 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Lingkup dan Batasan Penelitian 8
1.7. Manfaat Penelitian 8
1.8. Road Map Penelitian 8
1.9. Luaran 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1. Komposisi Beton 10
2.1.1. Agregat 11
2.1.2. Air 13
2.1.3. Semen 16
2.2. Bahan Pengikat Hidrolis 17
2.2.1. Kapur 17
2.2.2. Abu Sekam Padi ( Rice Husk Ash). 21
2.3. Pengujian Beton 22
BAB III. METODE PELAKSANAAN 24
3.1. Bagan Alir Pelaksanaan 24
3.2. Tahapan Pelaksanaan 25
BAB IV. JADWAL DAN BIAYA PELAKSANAAN 27
4.1. Rencana urutan dan waktu pelaksanaan pengujian 27
iv
4.2. Rincian rencana anggaran penelitian pemodelan selama 2 bulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN A : Rencana Biaya Penelitian 29
LAMPIRAN B :Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 30
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan antara kekuatan tekan dengan nilai slump dan berat isi ................... 3
Gambar 2. Hubungan antara kadar kapur dengan berat isi dan nilai slump ........................ 4
Gambar 3. Road Map Penelitian .......................................................................................... 9
Gambar 4. Flowchart Penelitian ........................................................................................ 25
vi
DAFTAR TABEL
vii
ABSTRAK
Pemanfaatan beton pada setiap pekerjaan konstruksi cenderung terus meningkat setiap
tahunnya, sehingga bahan bahan pembentuk beton terutama semen mengalami
kenaikan harga yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, penelitian untuk
mengurangi kebutuhan semen dengan menambahkan bahan aditif yang mengandung
silica perlu dilakukan seperti penggunaan kapur dan abu sekam padi/ rice husk ash
(RHA) sebagai material penambah beton. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
persentase kapur dan abu sekam padi yang optimal apabila ditambahkan pada beton
dengan campuran 1 pc: 2 ps: 3 kr. Semen tipe 1 (pc), pasir Ungaran dan kerikil
Ungaran digunakan sebagai bahan pembuat beton. Sedangkan abu sekam padi (RHA)
diambil dari sisa pembakaran sekam padi pada produksi batu bata di daerah magelang,
sementara bahan kapaur diambil dari sentra produksi kapur di kabupaten grobogan
jawa tengah. Persentase kapur dan abu sekam padi yang digunakan adalah 5%, 10%
dan 15% dengan usia beton yang diuji kuat tekannya adalah 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28
hari sehingga dapat dibandingkan dengan kuat tekan beton normal.
viii
BAB I. PENDAHULUAN
1
sekam padi menjadi abu, pembakaran menghilangkan zat-zat organik dan meninggalkan
sisa yang kaya akan silika (Lakum, 2009) sehingga sifat sifat yang dimiliki oleh abu
sekam sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pengikat hidrolis namun
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Di Indonesia terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat,
antara lain : batu kapur, batu kapur kerang dan batu kapur magnesia. Sebagian besar
dari batu-batuan ini terdapat dalam bentuk senyawa kalsium karbonat(CaCO3). Kapur
merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing lagi bagi kita, namun tidak
banyak yang mengetahui asal kapur terbentuk, jenis kapur apa yang baik untuk bahan
bangunan dan bagaimana proses pembuatan kapur untuk bahan bangunan, sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggenai kontribusi kapur sebagai bahan
bangunan.
2
Rancangan campuran percobaan menggunakan SNI – 03 – 2834 – 1993,
berdasarkan data uji bahan hasil rancangan komposisi campuran disajikan pada
Tabel 2, asumsi kekuatan tekan adalah 20 Mpa untuk umur 28 hari dengan kondisi
lingkungan basah dan kering terus menerus, maksimum agregat kasar 10 mm
dengan slump 12 + 2 cm. Standar deviasi adalah 5.25 Mpa.
Tabel 2. Rancangan komposisi campuran percobaan
Gambar 1. Hubungan antara kekuatan tekan dengan nilai slump dan berat isi
3
Gambar 2. Hubungan antara kadar kapur dengan berat isi dan nilai slump
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Petama: Deskripsi asumsi untuk beton
normal dalam penelitian ini adalah: (a) Rencana kekuatan tekan umur 28 hari
adalah 20 Mpa menggunakan uji silinder dengan standar deviasi sebesar 5.25 Mpa.
(b) Portland Sement menggunakan semen type I merk Tiga Roda (c) Agregat halus
menggunakan agregat alami dengan berat jenis 2.739 dan agregat kasar
menggunakan agregat buatan (pecahan) dengan butir maksimum 10 mm dan berat
jenis 2.516. (d) Kondisi pekerjaan diasumsikan tidak terlindung dari perubahan
cuaca basah dan kering. Rancangan campuran menggunakan metode SNI – 03 –
2834 – 1993. Komposisi untuk satu meter kubik campuran percobaan adalah (1)
Portland cement 350 Kg (2) air 210 liter, (3) agregat halus 806 kg dan(4) agregat
kasar 984 kg. Kedua: Variasi kadar kapur yang ditambahkan dalam campuran beton
normal berdasarkan prosentase berat semen dengan variasi 0%, 10%, 20%, 30%,
40%, 50%, 60% dan 70%. Pengujian beton segar hanya dilakukan untuk uji slump
untuk mengetahui kemudahan pekerjaan. Pada beton keras dilakukan uji kekuatan
tekan dan berat isinya.
Ketiga: Populasi untuk benda uji 20 buah dan diambil secara acak
sebanyak 15 buah untuk dilakukan pengujian tekan. Selanjutnya hasil data diuji di
analisis menggunakan statistik. Hasil uji persyaratan analisis data terdistribusi
normal dan homogen. Keempat: Rata-rata berat isi untuk berbagai variasi kadar
kapur sebesar 2330 kg/m³. Nilai optimum kadar kapur yang didapat sebesar 19%
dengan nilai kekuatan tekan sebesar 22.3 Mpa.
4
1.2.2. Pemanfaatan Abu Sekam Padi / Rice Husk Ash (RHA) Dengan
Treatment Hcl Sebagai Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton
(Maria, 2014)
Pada Percobaan tahap ini untuk menghasilkan beton dengan kuat tekan = 25
MPa, digunakan mix design dengan metode DOE mutu K-300. Mix design dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 4. Mix Design untuk Beton Kubus (per 12 sampel)
5
dengan presentase 5%, 10%, dan 15% dari berat semen.
2. Proses pembakaran pada RHA dengan suhu 600ºC terbukti dapat meningkatkan
mutu beton dibandingkan dengan RHA yang belum dibakar. Selain itu penambahan
proses alkali treatment pada RHA secara umum dapat menurunkan kekuatan dari
beton pada RHA yang belum dibakar.Namun, apabila RHA yang telah dibakar
ditambahkan dengan proses alkali treatment, kekuatan tekan beton secara umum
akan meningkat.
3. Beton yang memiliki kuat tekan optimum adalah beton dengan penambahan RHA
yang telah dibakar dengan suhu 600ºC dan di treatment dengan HCl sebesar 10%
sebagai pengganti dari semen dalam campuran beton. Kuat tekan beton tersebut
adalah sebesar 30.56 MPa selisih 7.1% dari kekuatan tekan beton kontrol (32.89
MPa).
4. Hasil analisa dengan menggunakan Strength Acticity Index pada beton dengan
campuran RHA yang telah dibakar dan beton dengan campuran RHA yang telah
dibakar lalu di treatment dengan HCl menunjukkan bahwa semua sampel memiliki
kekuatan yang cukup baik (> 75% kuat tekan beton kontrol).
5. Penurunan nilai slump pada beton yang telah ditambahkan RHA terjadi karena
RHA memiliki struktur partikel yang porous, sehingga air yang ada dalam campuran
beton terserap oleh RHA tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya
workability pada beton.
Dari beberapa referensi hasil penelitian terdahulu material bahan tambah berupa
abu sekam padi dan kapur memiliki kemampuan yang baik sebagai bahan pengikat
hidrolis altenatif sehingga bisa diaplikasikan dilapangan meskipun mutu betonnya tidak
mampu melebihi mutu beton jika menggunakan semen 100%. Pada penelitian ini
penulis akan mencoba lekukan riset tentang komposisi kolaborasi semen, Kapur dan
RHA, kemudian melakukan analisis hasil pengujian sehingga didapatakan variasi
campuran yang menghasilkan mutu beton terbaik dari bahan tersebut diatas.
6
1.3. Perumusan Masalah
Berdasar permasalahan yang diutarakan pada pendahuluan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahannya sbb:
Hipotesis: Pemanfaatan kapur dan abu sekam padi sebagai bahan pengikat hidrolis
dapat dipergunakan, karena memiliki komposisi kimia yang serupa dengan semen yaitu
kadar silika dan memiliki daya rekat jika di campur dengan air sehingga dapat
meningkatkan kuat tekan beton. Pada akhirnya tercapai solusi untuk mendapatkan beton
yang murah dan terjangkau secara ekonomi
Penelitian ini juga akan memberi wawasan yang aplikatif bagi mahasiswa maupun
masyarakat pengguna terhadap pelaksanaan konstruksi terutama pada lokasi-lokasi yang
susah untuk mendapatkan material yang sesuai dengan standar. Penelitian ini terkait erat
dengan sebagian materi matakuliah Bahan Bangunan.
8
•GREEN HOUSE
• GREEN MATERIAL • GREEN STRUCTURE
2019 2020 2020 MODEL SIMULATION
• PEMANFAATAN BAMBU
• PENGARUH PENGGUNAAN AIR • PENGUJIAN MODEL
KOMPOSIT SEBAGAI
PAYAU SEBAGAI PENCAMPUR
TOPIK PADA SELF COMPACTING TOPIK PENGGANTI TULANGAN TOPIK RUMAH DENGAN BAMBU
PADA BALOK DAN KOLOM KOMPOSIT SSC
CONCRETE
BETON SSC
2021
GREEN AND LOW COST GREEN AND LOW COST GREEN AND LOW COST GREEN AND LOW COST
MATERIAL STRUCTURE BUILDING BUILDING APPLICATION
• PEMANFAATAN ROTAN
• ANALISA UJI KUAT TEKAN SEBAGAI SUBTITUSI • PENGUJIAN MODEL
BETON DENGAN SUBTITUSI RUMAH DENGAN ROTAN
TOPIK KAPUR DAN ABU SEKAM
TOPIK TULANGAN PADA BALOK TOPIK KOMPOSIT BETON ABU
DAN KOLOM BETON ABU
SEBAGAI CAMPURAN SEMEN SEKAM PADI SEKAM PADI
1.9. Luaran
Luaran dari akhir penelitian ini adalah:
1. Memperoleh hasil pengujian berupa kuat tekan beton dengan menggunakan
kapur dan abu sekam padi sebagai bahan tambah semen.
2. Rekomendasi pemanfaatan beton campuran kapur dan abu sekap padi yang
diaplikasikan pada bagian konstruksi tertentu sesuai dengan kapasitasnya.
3. Publikasi ilmiah, yang rencananya akan dimasukkan pada Majalah “Politeknik
Pekerjaan Umum” atau tulisan ilmiah pada Seminar Nasional.
4. Sebagai bahan edukasi dan pengabdian masyarakat terutama pada yang miliki
limbah sekam padi dan kawasan produksi kapur.
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Agregat
Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70%
volume mortar atau beton. Walaupun hanya sebagai bahan pengisi akan tetapi
agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau betonnya sehingga
11
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar
atau beton. (Astanto, 2001)
Agregat dapat di bedakan menjadi dua golongan jika di lihat dari sumbernya
yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat buatan (artificial aggregates).
Agregat yang berasal dari sumber alam yaitu pasir alami dan kerikil, sedangkan
yang buatan dapat berasal dari stone crusher ataupun dari hasil residu terak tanur
tinggi (blast furnace slag), pecahan genteng, pecahan beton, fly ash dari residu
PLTU, extended shale, expanded slag dan lainnya. Berdasarkan ukuranya agregat
dibedakan menjadi agregat kasar dan halus. Agregat kasar adalah agregat yang
butirnya tertahan pada ayakan 4.75 mm dan agregat halus yang lolos 4,75 mm
(ASTM – C.125-94).
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu :
A. Agregat halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat
pemecah batu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut
PBI 1971, antara lain :
1) Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya
tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
2) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian-bagian
yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari
5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
12
Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak
pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka
harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat-zat
yang reaktif terhadap alkali.
4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila
jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.
2.1.2. Air
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum
13
yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain,
tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi
syarat sebagai air minum. Syarat Umum Air adalah sebgai berikut :
Air yang digunkan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli,asam,alkali,garam,bahan organik,atau
bahan-bahan lainya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam alumunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat ,tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton.
Kreteria ini adalah kreteria yang harus dipenuhi oleh air yang akan
digunakan sebagai campuran beton. Jika ketentuan-ketentuan ini tidak
terpenuhi, sebaiknya air tidak digunakan untuk membuat campuran
beton.Syarat-syarat tersebuat adalah:
Garam-garam anorganik
Konsentrasi garam-garam tersebut hingga 500 ppm dalam campuran beton
masih diijinkan.
NaCl dan Sulfat
Konsentrasi sebesar 20000 ppm pada umumnya masih diijinkan.
Air asam
Penggunaan air dengan pH diatas 3,00 harus dihindarkan.
Air biasa
Konsentrasi basa lebih tinggi dari 0,5% berat semen akan mempengaruhi
kekuatan beton.
Air gula
Apabila kadar gula dinaikan hingga mencapai 0,2% dari berat semen
,maka waktu pengikatan biasanya akan semakin cepat. Gula sebanyak
0.25% akan mempengaruhi kekuatan beton.
Minyak
14
Konsentrasi lebih dari 2 % berat semen dapat mempengaruhi kekuatan
beton hingga 20%.
Rumput laut
Rumput laut yang tercampur dalam air,dapat menyebabkan berkurangnya
kekuatan beton secara signifikan.
Zat organik,lanau dan bahan-bahan terapung
Kira-kira 2000 ppm lempung yang terapung atau bahan halus yang berasal
dari batuan masih diijinkan.
Pencemaran limbah industry atau air limbah.
Air ini sebelum dipakai harus dianalisis kandungan pengotornya dan diuji
untuk mengetahui pengikatannya dan kekuatan tekan betonnya.
Air yang dapat digunakan dalam proses pencampuran beton adalah sebagai
berikut :
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.
Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM
C 109 ).
2.1.3. Semen
Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan yang apabila dicampur dengan air akan
membentuk pasta kemudian mengeras dan setelah mengeras tidak larut kembali dalam air
Bahan pengikat hidrolis adalah bahan pengikat yang proses pengerasannya lebih baik
dalam rendaman air, serta menghasilkan produk yang tahan air. Jadi bahan perekat
hidrolis akan bersifat sebagai perekat apa bila berhubungan dengan air. Bahan pengikat
hidrolis biasanya berbentuk bubuk, bilamana dicampur dengan air dalam waktu tertentu
akan mengeras serta mengikat angregat sehingga akan menjadi semacam batuan baru.
Bahan pengikat hidrolis biasanya akan mengeras pada tempat yang kering/terbuka
maupun di dalam air.
2.2.1. Kapur
Di Indonesia terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat,
antara lain : batu kapur, batu kapur kerang dan batu kapur magnesia. Sebagian
17
besar dari batu-batuan ini terdapat dalam bentuk senyawa kalsium
karbonat(CaCO3). Kapur merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing
lagi bagi kita, namun tidak banyak yang mengetahui asal kapur terbentuk, jenis
kapur apa yang baik untuk bahan bangunan dan bagaimana proses pembuatan kapur
untuk bahan bangunan
Ada bermacam-macam cara pembakaran dan pemadamannya, sehingga
terdapat bermacam-macam mutu kapur tohor(kapur hidup) dan kapur padam(kapur
mati/setelah disiram air).Pembakaran pada umumnya dilakukan dalam dapur-dapur
lading(field kilns) dan dapur-dapur cemuk (shaft kilns) dengan kayu atau batu bata
sebagai bahan bakar.
Dengan membakar batu kapur kita menaril CO2 dari batu kapur sehingga
menjadi kapur tohor. Dalam bahasa kimia kita dapatkan proses sebagai berikut :
Dalam pembakaran :
CaCO3 + panas → CaO + CO2
Batu kapur + api → kapur tohor + asam arang
A. Jenis-Jenis Kapur
Kapur gemuk
Kapur yang pengembagan/pemuaiannya pada waktu penyiraman dapat
1
menghasilkan 22 - 4 kali isi semula, yang mempunyai sifat lunak dan kalau
Kapur Udara
Kapur padam(kapur mati) yang bila dicampur dengan air setelah beberapa
waktu hanya dapat mengeras di udara, karena pengikatan karbon dioksida
(CO2). Kapur yang kita kenal di Indonesia, pada umumnya kapur yang
mengeras di udara. Kapur ini berasal dari pembakaran batu-batu kapur, kulit
kerang, dan karang.
Kapur Hydrolis
Kapur padam yang bila dicampur dengan air setelah beberapa waktu dapat
mengeras di dalam air maupun di udara. Kapur ini mengandung sedikit
bahan-bahan lain seperti tanah liat yang teah menyatu dalam proses
pembakaran.
Kapur pemutih
Yaitu kapur yang digunakan untuk memutihkan dinding
Kapur adukan
Yaitu kapur yang digunakan untuk membuat adukan
Kapur magnesia
Yaitu kapur yang mengandung lebih dan 15% magnesium oksida (MgO)
dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan.
B. Sifat dan Kegunaan Kapur
Plastis,
Dapat mengeras dengan cepat sehingga memberi kekuatan pengikat
Mudah dikerjakan tanpa melalui proses pabrik
19
Menghasilkan rekatan yang bagus untuk mortar/plesteran.
kegunaan kapur :
Sekam padi adalah kulit yang membungkus butiran beras, dimana kulit padi
akan terpisah dan menjadi limbah atau buangan. Jika sekam padi dibakar akan
menghasilkan abusekam padi. Secara tradisional, abu sekam padi digunakan
sebagai bahan pencuci alat-alat dapur dan bahan bakar dalam pembuatan batu bata.
Penggilingan padi selalu menghasilkan kulit padi/seakam padi yang cukup banyak
dan akan menjadi material sisa. Ketika bulir padi digiling, 78% dari beratnya akan
menjadi beras dan akan menghasilkan 22% berat kulit sekam. Kulit sekam ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar dalam proses produksi. Kulit sekam terdiri 75%
bahan mudah terbakar dan 25% berat akan berubah menjadi abu.
Abu ini dikenal sebagai Rice Husk Ash (RHA) yang memiliki kandungan
silika reaktif sekitar 85% - 90%. Dalam setiap 1000 kg padi yang digiling akan
dihasilkan 220 kg (22%) kulit sekam. Jika kulirt sekam itu dibakar pada tungku
pembakaran, akan dihasilkan sekitar 55 kg (25%) RHA. Sekitar 20% dari berat padi
adalah sekam padi, dan berfariasi dari 13% sampai 29% dari komposisi sekam
adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar. Nilai paling
umum kandungan silika (S Io2) dalam abu sekam padi adalah 94% - 96% dan
apabila nilainya mendekati atau dibawah 90% kemungkinan disebabkan oleh
sampel sekam yang terkontaminasi oleh zat lain yang kandungan silikanya rendah.
Abu sekam padi apabila dibakar secara terkontrol pada suhu tinggi sekitar (500 –
600˚C) akan menghasilkan abu silika yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
proses kimia (Prasetyoko,2001). Sekam padi merupakan bahan berligno- selulosa
seperti biomassa lainnya namun mengandung silika yang tinggi. Kandungan kimia
sekam padi terdiri atas 50% selulosa, 25% - 30% lignin, 15% - 20% silica (Ismail
and Wiliuddin,1996). Pembakaran sekam padi dengan menggunakan metode
konvesional seperti fluidised bedcombustors menghasilkan emisi CO antara 200 –
21
2000 mg/Nm³ dan emisi NOx antara 200 – 300 mg/Nm (Arsmestoetal,2002).
Metode pembakaran sekam padi yang dikembangakan oleh COGEN-AIT mampu
mengurangi potensi emisi CO2 sebesar 74 ton, dan NO2 sebesar 14.762 ton, CH4
sebesar 0,16 ton pertahun adalah hasil dari pembakaran sekam padi sebesar 34.919
ton pertahun (Mathias,2000).
Kekuatan adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh beton, sebab beton yang tidak
cukup menurut kebutuhan menjadi tidak berguna. Sifat ini berguna untuk menahan
terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh tegangan yang timbul akibat adanya
beban atau faktor lain. Kekuatan tekan beton didefenisikan sebagai tegangan yang terjadi
dalam benda uji pada pemberian beban hingga benda uji tersebut hancur. Pengukuran
kuat tekan beton didasarkan pada (SNI 03-1974-1990). Beban yang bekerja atau
terdistribusi secara kontinyu melalui titik berat, kemudian dihitung dengan rumus :
p
Fc =
A
Dimana :
22
Fc : kuat tekan beton (kg/cm2)
A : luas penampang (cm2)
P : beban (kg)
Apabila tidak ditentukan dengan percobaan untuk keperluan perhitungan atau
pemeriksaan mutu beton maka perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Umur (hari) 3 7 14 21 28 90
Semen Portland 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20
Semen Portland dengan kekuatan awal yang
0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15
tinggi
(Sumber : PBI 1971 : 34)
Kuat tekan beton merupakan faktor yang utama dan penting untuk diperhatikan di
dalam pelaksanaan pengecoran dilapangan. Yang kemudian akan kami garis bawahi
adalah terkait umur beton dan kuat tekan karakteristik yang dimilikinya pada umur
tersebut. Rata-rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur
28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan
rencananya.
Mengetahui kekuatan tekan beton karakteristik ini penting, mengingat pada proyek
konstruksi, uji tekan sampel beton dilapangan terkadang dites tidak tepat pada umurnya
(baca : 28 hari), sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan faktor
kekuatan untuk kemudian diketahui apakah pada umur tersebut kekuatan karakteristinya
memenuhi atau tidak.
23
BAB III. METODE PELAKSANAAN
Studi Pendahuluan :
-. Latar Belakang
-. Permasalahan
-. Tujuan
Kajian pustaka :
-. Teori Dasar
-. Penelitian Terdahulu
Pengadaan Material
Pemeriksaan karakteristik
Semen,kapur, abu sekam
agregat halus dan agregat kasar
Pembuatan rancangan
campuran (Mix Design)
Variasi persentase
Campuran
Semen +Kapur + RHA
24
A
Hasil Penelitian
dan Pelaporan
Selesai
A. Pengadaan material, material yang digunakan pada beton material payau adalah :
a. Semen Gresik jenis Portland Composit Cement (PCC).
b. Agregat halus berupa pasir sungai yang berasal dari Semarang (Lokal)
c. Agregat kasar berupa batu pecah yang berasal dari Semarang (Lokal)
d. Kapur.
e. Abu Sekam Padi.
25
B. Untuk menentukan kandungan optimum kapur yang masih dapat untuk
meningkatkan kekuatan tekan beton dalam beton normal. Langkah pertama
adalah menentukan sifat dan karakteristik bahan beton seperti semen dan kapur,
Abu Sekam (RHA), air serta agregat. Kedua menentukan komposisi campuran
beton normal berdasarkan “Standar Nasional Indonesia” atau SNI (SNI 03-
2834-1993) “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”.
Kemudian menentukan prosentase proporsi campuran kapur dan abu sekam padi
mulai dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60% sampai dengan 70% dari berat
semen beton normal. Langkah berikutnya mencampur bahan menggunakan mesin
pencampur silinder beton selanjutnya merawat sampel uji dilaboratorium.
Terakhir di laboratorium adalah melakukan test tekan menggunakan mesin Tekan
26
BAB IV. JADWAL DAN BIAYA PELAKSANAAN
Andriyanta, Ridwan dkk., 2011, Laporan Mix Design dan Pengujian Beton
https://www.academia.edu/3342349/laporan_beton, Yogyakarta.
Depertemen P.U., 1998. SNI-03-4804-1998 (Metode Bobot Isi dan Rongga Udara
dalam Agregat), LPMB, Bandung
Kasno., 2006. Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat Pada Campuran Beton.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang
Komaruddin., 1974. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis, Angkasa, Bandung
Maria, dkk, 2014. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Dengan Treatment Hcl Sebagai
Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton, Universitas Kristen Petra, Jawa
Timur
Nugraha, Paul dan Antoni., 2007. Teknologi Beton, Andi , surabaya
Purnomo, R. Dkk., 2007. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2002) dilengkapi penjelasan, itsprees, Surabaya
Sina, Dantje., 2010. Pedoman Praktikum Beton, Laboratorium Beton Jurusan Teknik
Sipil Universitas Nusa Cendana, Kupang
Siregar, A. Husin dkk., 2008. Pemanfaatan Pasir Pantai Sepempang dan Batu Pecah
Asal Ranai Sebagai Bahan Pembuatan Beton Normal, Forum Teknik Sipil No.
XVIII/1-Januari 2008. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Surdia, T. dan Saito S., 2005, Pengetahuan Bahan Teknik, Prandnya Paramita, Jakarta
Tri Mulyono, 2013. Kapur Sebagai Bahan Tambah Untuk Beton Normal ,Universitas
Negeri Jakarta, Jakarta
28
LAMPIRAN A : Rencana Biaya Penelitian
29
LAMPIRAN B :Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Alokasi
Nama / NIP/ NIDN/ Jurusan/
No Bidang Ilmu Wkt Uraian Tugas
NIM Prodi
(j/mg)
30
LAMPIRAN. C: Biodata Peneliti
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Galih Adya Taurano ST, MT
2 NIP : 198705212010121002
3 Pangkat dan Gol ruang : III C / Penata
4 Jabatan Fungsional : Teknik Pengairan
5 Tempat dan Tanggal : Semarang 21 Mei 1987
Lahir
6 Jenis Kelamin : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Belum Kawin
9 Alamat Rumah : Jl. KPA 1 No. 71 Semarang
10 Email/Telp : galih.mail4life@gmail.com / 0818972768
11 Kegemaran ( Hobby) : Travelling & Membaca Buku
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Nama Pendidikan dan Tahun
Jenjang Jurusan
Tempat Lulus
No Judul Tempat,Posisi
No Judul Tempat
32
C.2 ANGGOTA PENELITI : Julmadian Abda, ST.MT
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Julmadian Abda, ST.MT
2 NIP : 197007161997011001
3 Pangkat dan Gol ruang : Pembina TkI / V/b
4 Jabatan Fungsional : Teknik Jalan dan Jembatan Madya
5 Tempat dan Tanggal Lahir : Painan, 16 Juli 1970
6 Jenis Kelami : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah :Politeknik PU Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang
10 Email/Telp : abdabp@yahoo.com / 081363725554
11 Kegemaran ( Hobby) : -
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Judul Tempat,Posisi
33
3.2 Karya Ilmiah Yang di dipublikasikan dalam Jurnal Nasional maupun
Internasional
No Judul Tempat
34
C.3 ANGGOTA PENELITI : Agung Bhakti Utama, ST, MSc
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Agung Bhakti Utama, ST, MSc
2 NIP : 19850216 200912 1 002
3 Pangkat dan Gol ruang : III C / Penata
4 Jabatan Fungsional : Ahli Muda Tata Bangunan dan Perumahan
5 Tempat dan Tanggal : Palembang, 16 Februari 1985
Lahir
6 Jenis Kelami : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah : Grand Galaxy City, Jl. Taman Sakura II
Blok L3/7 Kota Bekasi 17147
: agungbhaktiutama@yahoo.com / 0877-
10 Email/Telp
78321080
11 Kegemaran ( Hobby) : Musik, crypto currency
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Nama Pendidikan dan Tahun
Jenjang Jurusan
Tempat Lulus
35
III. KARYA ILMIAH
No Judul Tempat,Posisi
No Judul Tempat
36
C.4 ANGGOTA PENELITI : Robi Fernando, ST. MT
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Robi Fernando, ST. MT
2 NIP : 198608282014021005
3 Pangkat dan Gol ruang : IIIb / Penata Muda Tingkat 1
4 Jabatan Fungsional :-
5 Tempat dan Tanggal Lahir : Talago, 28 Agustus 1986
6 Jenis Kelamin : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah : Jl.Timur Indah 1, Blok G no.1 RT. 013 RW
005 Kelurahan Sidomulyo Kecamatan
Gading Cempaka Kota Bengkulu
10 Email/Telp : roferwong@gmail.com / 081367657509
11 Kegemaran ( Hobby) : Olah raga
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Judul Tempat,Posisi
37
Provinsi Bengkulu.
38
C.5 ANGGOTA PENELITI : Dr. Ir. Pranoto.SA, Dipl.HE,MT
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama lengkap : Ir.Pranoto Samto Atmojo,Dipl.HE,MT
2 NIP : 195402031985031001
3 Pangkat dan Gol ruang : IV C / Pembina Utama Muda
4 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
5 Tempat dan Tanggal : Sukoharjo 03 Februari 1954
Lahir
6 Jenis Kelami : Laki – laki
7 Agama : Islam
8 Status Perkawinan : Kawin
9 Alamat Rumah : Jl.Rumpun Diponegoro 8/151 Semarang
10 Email/Telp : pranotosa2001@yahoo.com / 08164246190
11 Kegemaran ( Hobby) : Olah raga
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Dalam /Luar Negeri
No Nama Pendidikan dan Tahun
Jenjang Jurusan
Tempat Lulus
PSDA
6 S2 ITB , Bandung 2000
PSDA
7 S3 Undip,Semarang 2012
39
III. KARYA ILMIAH
No Judul Tempat,Posisi
1 Analisis Uji Aplikasi Methode HSS Snyder Pada S.Tuntang, Ketua
Sungai dengan data hujan dan debit terukur
2 Analisa Pelayanan Jaringan Air Bersih Padang, Pembimbing
3 Pemodelan system informasi (GIS)dalam analisis DAS Bringin,Ketua (2008)
distribusi ruang debit banjir sungai Bringin
4 Studi Forensik Kostruksi Bangunan Air,K.Gung Tegal,Ketua
40